BAB I - Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Padang

advertisement
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN
SADARI DI SMA NEGERI 1 PADANG
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan ke Program Studi D III Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Penelitian
Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Oleh :
DILLA NOVRIATI
NIM : 123110226
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2015
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PADANG
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
DILLA NOVRIATI
Gambaran Perilaku Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
Di SMA Negeri 1 Padang Tahun 2015
X + 34 hal, 4 tabel, 5 gambar, 9 lampiran
ABSTRAK
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta menyebutkan banyak penderita kanker
payudara pada usia relatif muda atau remaja. Kanker payudara dapat ditemukan
secara dini dengan pemeriksaan SADARI. Deteksi dini dapat menekan angka
kematian sebesar 25-30%. Studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Padang terhadap 8
remaja putri mengenai SADARI, 5 orang tidak bisa menjelaskan mengenai
pengertian dan manfaat, 4 orang ingin mengetahui tentang langkah SADARI, 2
orang pernah melakukan SADARI tetapi tidak rutin melakukannya, dan 1 belum
mau melakukan SADARI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pemeriksaan payudara sendiri
di SMA Negeri 1 Padang Tahun 2015.
Desain penelitian adalah deskriptif yang dilakukan di SMA Negeri 1 Padang
bulan Januari sampai Juni tahun 2015. Populasi remaja putri kelas X dan XI
berjumlah 343 dan sampel berjumlah 77. Teknik pengambilan sampel adalah
simple random sampling. Pengumpulan data dilakukaan saat jam kegiatan
ekstrakurikuler. Alat ukur yang digunakan yaitu kuisoner. Pengolahan data
dilakukan dengan editing, coding, entry dan cleaning. Analisa data dengan
menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan presentase
menggunakan sistem komputerisasi.
Hasil penelitian didapatkan kurang dari separoh (41,6%) remaja putri di SMA
Negeri 1 Padang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik, kurang dari separoh
(48,1%) remaja putri memiliki sikap negatif dan lebih dari separoh (62,3%)
remaja putri memiliki tindakan kurang baik tentang pemeriksaan
payudara
sendiri.
Diharapkan kepala SMA Negeri 1 Padang atau pihak sekolah lebih meningkatkan
pemanfaatan Sanggar Konsultasi Remaja (SKR) mengenai SADARI serta
mensosialisasikan kepada semua remaja putri di sekolah mengenai SADARI yang
dilakukan oleh anggota SKR. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan
remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri.
Kata Kunci : SADARI, Remaja, Putri
Daftar Pustaka 31 (2005-2015)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dilla Novriati
Tempat / Tanggal Lahir
: Pariaman / 26 November 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Negeri Asal
: Pariaman
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan handayani IV No. 139, Siteba Padang
Nama Orang Tua
Ayah
: Bambang Riadi
Ibu
: Titian Sumarni
Alamat
: Jalan abdul muis, Taratak Pariaman
Riwayat Pendidikan
No Pendidikan
Tamat Tahun
1
TK Teratai
2000
2
SDN 17 Kampung Jawa II
2006
3
SMP N 1 Pariaman
2009
4
SMA N 2 Pariaman
2012
5
Poltekkes Kemenkes RI Padang Prodi
2015
Keperawatan Padang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Tuhan YME karena
rahmat dan hidayat-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Gambaran Perilaku Remaja Putri tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015”
pada waktunya.
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan suatu rangkaian dari proses pendidikan
untuk menyelesaikan penelitian pada program studi D-III Keperawatan Padang di
Politeknik
Kesehatan
menyelesaikan tugas
Kemenkes
Padang,
dan
sebagai
prasyarat
untuk
masa akhir pendidikan.
Penulisan karya tulis ilmiah ini peneliti menyadari akan keterbatasan
kemampuan yang ada, sehingga peneliti masih merasa belum sempurna baik
dalam isi maupun dalam penyajiannya.
Kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala
bimbingan, pengarahan dari Ibu Hj. Reflita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing I
dan Ibu Ns. Hj.Elvia Metti, M.Kep, Sp.Kep.Mat
selaku pembimbing II
dan
berbagai pihak yang peneliti terima, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih ini peneliti tujukan
kepada:
1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI
Padang.
2. Bapak Drs. Nukman, M.Si selaku Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Padang
3. Ibu Hj. Murniati Muchtar SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan
4. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M. Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan
Padang, Poltekkes Kemenkes RI Padang.
5. Bapak dan Ibu dosen serta staf Poltekkes Kemenkes RI Padang
khususnya
Program Studi D-III Keperawatan Padang.
6. Bapak dan ibu guru
serta pegawai di SMA Negeri 1 Padang
7. Teristimewa buat kedua orang tua dan adikku tercinta yang telah memberikan
semangat dan doa yang tak ada hentinya kepada peneliti.
8. Rekan-rekan mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Padang angkatan 2012
atas bantuan dan dukungan .
Semoga dengan jasa dan bimbingan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi penulisan karya tulis ilmiah berikutnya.
Padang,
Juni
Dilla Novriati
2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK
PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................. .... i
PERNYATAAN PENGUJI.......................................................................... .... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... .... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... .... viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang..................................................................................... 1
Rumusan Masalah............................................................................ .... 6
Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
Manfaat Penelitian................................................................................ 7
Ruang Lingkup Penelitian................................................................ .... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
Pemeriksaan Payudara Sendiri.......................................................... .... 8
Perilaku................................................................................................. 15
Alur Pikir.......................................................................................... .... 17
Definisi Opersasional....................................................................... .... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................................... 19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................19
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................19
D. Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data............................................20
E. Teknik Pengolahan Data...........................................................................22
F. Analisis Data............................................................................................. 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian......................................................................................25
B. Pembahasan............................................................................................27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 34
B. Saran................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Defenisi Operasional...............................................................
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang
18
Pemeriksaan SADARI Di SMA Negeri 1 Padang Tahun 2015 26
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri tentang Pemeriksaan
SADARI Di SMA Negeri 1 Padang Tahun 2015...................
Tabel 4.3
27
Distribusi Frekuensi Tindakan Remaja Putri tentang Pemeriksaan
SADARI Di SMA Negeri 1 Padang Tahun 2015...................
27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mengamati payudara di cermin................................................... 13
Gambar 2.2 Melihat ada kelainan pada payudara...........................................
13
Gambar 2.3 Posisi berbaring........................................................................... 14
Gambar 2.4 Meraba payudara ketika sedang berdiri......................................
15
Gambar 2.5 Alur Pikir..................................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
: Kisi-kisi kuesioner
Lampiran B
: Permohonan menjadi responden
Lampiran C
: Format persetujuan responden
Lampiran D
: Kuesioner penelitian
Lampiran E
: Gant chart penelitian
Lampiran F
: Master tabel
Lampiran G
: Surat izin penelitian
Lampiran H
: Surat keterangan selesai penelitian
Lampiran I
: Lembaran konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya kesehatan reproduksi wanita harus disadari oleh setiap wanita
karena akan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, kualitas hidup yang
dijalani dalam proses reproduksi manusia.1 Beberapa hal sederhana yang
penting bagi kesehatan reproduksi wanita seperti menjalani gaya hidup yang
sehat dengan menjaga berat badan yang ideal, mengatur pola makan
berolahraga, menghindari berbagai macam kegiatan dan konsumsi yang
berdampak buruk bagi kesehatan organ reproduksi wanita.1 Salah satu penyakit
pada reproduksi wanita adalah kanker.2
Insidens kanker di dunia meningkat pada tahun 2013. Menurut WHO (2013)
dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan
jumlah kematian kanker meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2
juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia
sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. 3
Prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker
tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher
rahim.4 Sedangkan RSUP M Djamil Padang pada triwulan pertama tahun 2013
mencatat sebanyak 154 pasien yang menderita kanker payudara dirawat.5
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara yang sering
menyebabkan kematian pada wanita.6 Tingginya angka kematian akibat kanker
payudara sebagian besar disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran
untuk mendeteksi gejala awal kanker payudara.7 Data statistik menunjukkan
bahwa wanita di seluruh dunia lebih banyak yang terserang kanker payudara
dari pada tipe kanker yang lain.6 Kanker payudara dapat ditemukan secara dini
dengan pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan klinik atau pemeriksaan
mammografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%.8
Beberapa faktor resiko menyebabkan remaja menderita kanker payudara.
Faktor resiko tersebut yaitu kebiasaan meletakan ponsel di saku seragam, gaya
hidup (lifestyle) seseorang, terutama mengonsumsi makanan tidak sehat (junk
food), merokok, alkohol.14 Untuk memperkecil faktor resiko kanker payudara
pada remaja, dapat melakukan deteksi dini kanker payudara.29
Menteri Kesehatan pada tahun 2008 menyatakan bahwa deteksi dini kanker
payudara merupakan terobosan inovatif dalam pembangunan kesehatan untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian.9 Pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) menargetkan 80% wanita Indonesia melakukan deteksi
dini kanker payudara dan kanker serviks.10 Program nasional deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim yang dicanangkan oleh Ibu Negara Ani
Yudhoyono 21 April 2008 lalu bertepatan dengan hari kanker sedunia 2008.
Sejak itu, pemerintah memperluas pelaksanaan deteksi dini kedua kanker
tersebut ke 140 kabupaten di 31 provinsi yang dilaksanakan oleh 500
puskesmas. 10
Deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang
lebih dikenal dengan istilah SADARI. SADARI merupakan pemeriksaan yang
dilakukan oleh wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya pada
payudara dengan posisi tegak menghadap kaca dan berbaring, dilakukan
pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis.11 SADARI sangat penting
dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara
ditemukan oleh penderita sendiri. 8
SADARI merupakan cara yang paling praktis dan murah dalam mendeteksi
kemungkinan adanya kanker pada payudara.12 Jika SADARI dilakukan secara
rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini.13 Jika
dalam proses pemeriksaan ditemukan adanya benjolan di sekitar payudara,
sebaiknya sesegera mungkin dikonsultasikan ke dokter. Hal ini perlu dilakukan
karena tidak semua benjolan yang timbul di sekitar payudara adalah kanker.
Semakin cepat dikonsultasikan ke dokter semakin cepat pula bisa dipastikan
benjolan tersebut kanker atau bukan. Selain itu, semakin cepat bisa dilakukan
pengobatan. 13
Data yang dihimpun Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta menyebutkan
banyak penderita kanker payudara pada usia relatif muda atau remaja.14 Usia
remaja merupakan usia paling produktif dalam segala bidang, tetapi perilaku
remaja beresiko terjadinya penyimpangan.14 Hasil penelitian Sari Septiani
tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada siswi SMAN
62 Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa yang ikut penelitiannya yaitu umur
lebih dari 15 tahun (51 %) dan berumur ≤ 15 tahun (49%).15 Analisis hubungan
antara umur dengan perilaku SADARI menunjukkan bahwa 43 orang dari 51
responden yang berumur lebih 15 tahun (84,3%) memiliki perilaku SADARI
yang negatif. Sebanyak 44 orang dari 49 responden yang berumur kurang 15
tahun (89,8%) memiliki perilaku SADARI yang negatif. 15
SADARI merupakan suatu bentuk perilaku. Menurut Bloom (1908),
perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan
tindakan. 17 Secara sadar, tindakan seseorang berasal dari adanya keinginan atau
niat untuk berbuat sesuatu yang dipicu dan dipengaruhi oleh motif dorongan,
konsep diri, karakter, dan unsur bawaan serta pengetahuan deskriptif individu.18
Hasil penelitian Karunia Hadpha Saputri tentang tingkat pengetahuan remaja
putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa 87
responden (72,5%) memiliki pengetahuan SADARI dalam kategori cukup dan
19 responden (15,8%) dalam kategori kurang. 19
SADARI merupakan tindakan yang dapat dilakukan sendiri, tidak
memerlukan biaya, namun masih banyak wanita yang belum melakukannya.20
Wanita banyak yang belum melakukannya karena banyak yang masih belum
tahu mengenai SADARI. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang
akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek
tersebut.21 Hasil penelitian Sri Yun Utama yang berjudul gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putri terhadap SADARI di SMA N 5
Kota Jambi tahun 2009 menunjukkan bahwa 146 responden (72,6%) memiliki
pengetahuan kurang baik, 102 responden (50,7%) responden memiliki sikap
negatif dan 102 responden (50,7%) responden memiliki perilaku tidak baik . 22
SMA Negeri 1 Padang merupakan salah satu SMA negeri favorit di kota
Padang. SMA Negeri 1 Padang merupakan sekolah dengan murid terpilih atau
yang berprestasi di kota Padang, dengan latar belakang murid yang sebagian
besar dari sosial ekonomi menengah ke atas. SMA Negeri 1 Padang memiliki
ekstrakurikuler SKR (Sanggar Konsultasi Remaja) dan didalamnya terdapat
kader kesehatan remaja, dibawah naungan PMR (Palang Merah Remaja) yang
merupakan program UKS Puskesmas di tingkat SMA. Masalah-masalah yang
dialami remaja SMA Negeri 1 Padang dapat dikonsultasikan dengan para kader
kesehatan remaja yang telah dilatih untuk menangani berbagai masalah
kesehatan yang dialami oleh remaja, namun seperti yang telah disebutkan di
atas, para kader kesehatan remaja, maupun siswa siswi di SMA Negeri 1
Padang dibina dengan materi promosi kesehatan yang belum mencakup semua
permasalahan di kalangan remaja, termasuk tentang SADARI.
SMA Negeri 1 Padang telah pernah mendapatkan pendidikan kesehatan
dari salah satu institusi pendidikan mengenai SADARI. Sekolah tersebut pernah
diteliti mengenai SADARI yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wella Metri
yang berjudul pengaruh pendidikan kesehatan dengan pendekatan metode
kelompok kecil terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang
SADARI tahun 2013 yang menunjukkan pengetahuan remaja puteri SMA
Negeri 1 Padang sebelum diberikan pendidikan kesehatan mengenai SADARI
11,39 (95% CI : 10,16-12,62). Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
didapatkan mean pengetahuan 22,33 (95 % CI : 21,94-22,72).
Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Padang, didapatkan dari 8
orang siswi yaitu 5 siswi tidak bisa menjelaskan mengenai pengertian dan
manfaat SADARI. Sedangkan 4 orang siswi ingin mengetahui tentang langkah
SADARI yang benar. Segi tindakan, 2 siswi telah pernah mencoba melakukan
SADARI tetapi tidak rutin melakukannya, dan 1 siswi lainnya belum mau
melakukan SADARI. Berdasarkan wawancara dengan salah satu anggota
esktrakurikuler SKR menyatakan bahwa pernah salah satu siswi yang
mengeluhkan nyeri pada payudaranya.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti melakukan penelitian tentang
“Gambaran Perilaku Remaja Putri tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di
SMA Negeri 1 Padang Tahun 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka peneliti membatasi
masalahnya pada “Bagaimanakah gambaran perilaku remaja putri tentang
pemeriksaan payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015?
C. Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku remaja putri tentang pemeriksaan
payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015.
2.Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang
pemeriksaan payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015
b. Diketahui distribusi frekuensi sikap remaja putri tentang pemeriksaan
payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015
c. Diketahui distribusi frekuensi tindakan remaja putri tentang pemeriksaan
payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi peneliti
Sebagai pengembangan diri untuk menambah wawasan, dan pengalaman
peneliti dalam penelitian khususnya tentang gambaran perilaku remaja
putri tentang pemeriksaan payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang
tahun 2015
2.
Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
gambaran perilaku remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk
membuat program khusus tentang pentingnya SADARI pada siswa
melalui kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan OSIS, atau kegiatan lainnya
yang diadakan oleh sekolah agar setiap siswa dapat melakukan SADARI,
sehingga dapat mendeteksi secara dini tumor dan kanker payudara.
3.
Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan sumbangan ilmiah bagi mahasiswa dan institusi pendidikan
Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian, yaitu peneliti hanya akan meneliti sebatas
pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja putri dalam pemeriksaan payudara
sendiri di SMA Negeri 1 Padang .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Anatomi Payudara
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan
mengeluarkan air susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah
antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua smapai iga ketujuh. Bagian
temgah terdapat puting susu yang dikelilingi oleh areola mammae yang
berwarna cokelat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgomeri yang
mengeluarkan zat lemak supaya puting susu tetap lemas. Puting mempunyai
lobang ± 15-20 untuk tempat saluran kelenjer susu.24
Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjer susu (jaringan alveolar)
tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan
lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu).
Saluran limfe sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan
kelenjar bergabung membentuk saluran lebih besar.24
Pada perempuan, perubahan dan perkembangan buah dada terjadi setelah
masa remaja atau pubertas karena terdapat penambahan jaringan kelenjar.
Seorang wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah
dada disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan
ovarium, lama-kelamaan buah dada berkembang penuh dan penimbunan
lemak menimbulkan pembesaran yang tetap. Pada masa menopause,
lama-kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan jaringan buah dada
mengerut.24
2. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita.6 SADARI adalah
usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistimatik
dilakukan oleh wanita itu sendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari program screening atau deteksi dini. 24
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu kepedulian
seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi
dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit
kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh
semua wanita, tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk pun
bisa melakukan dengan waktu yang singkat. Tidak diperlukan waktu khusus,
cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang berbaring. SADARI
sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah mengalami menstruasi.
Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk mendeteksi kanker payudara)
adalah sekitar 20-30%. 16
3. Wanita yang perlu melakukan SADARI
Jadwal skrining berkala untuk perempuan mengenai pemeriksaan
payudara pada rentang umur 12-19 tahun yaitu setiap tahunnya tetapi untuk
pemeriksaan mamografi tidak dianjurkan jika tidak ada menemukan gejala
atau keluhan pada payudara.31
Menurut Long (1999) yang dikutip dari Nisman (2011), wanita yang
dianjurkan melakukan SADARI dan saran waktu pelaksanaan SADARI
adalah sebagai berikut :
a. Wanita usia subur
: 7-8 hari setelah menstruasi
Menurut BKKBN (2010) wanita usia subur adalah wanita yang
berumur 15-49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum
kawin atau janda. 30
b. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan
c. Setiap wanita berusua diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.
d. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai usia 50 tahun perlu
melakukan mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh
dokter setiap 2 tahun.
e. Wanita yang berusia anatara 20-40 tahun :
1) Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40 tahun.
2) Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.
f. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan
payudara pada dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.
g. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara
pada dokter dan mamografi setiap tahun.
Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu
setelah selesai haid. Jika siklus haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan
periksa payudara sendiri pada waktu yang sama setiap bulannya dan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih dari 5 menit. 16
4. Manfaat SADARI
Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga
dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut.
Keuntungan dari deteksi dini adalah untuk meningkatkan kemungkinan
harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Selain itu, SADARI
adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat
mendeteksi secara dini kanker payudara.16
Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan
stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) yang dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan
sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa mendeteksi tumor
1,2 sentimeter.6
Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker
payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan
warna kulit, puting bersisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah.6
5. Tujuan SADARI
Tujuan dari SADARI yaitu mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan
yang terjadi pada payudara.24 Menurut Nisman (2011) SADARI dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan
untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka
kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga
pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup penderita
kanker payudara.
b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang
ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih
lama
6. Cara melakukan SADARI
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan SADARI 16:
a. Mulai dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan
lengan di pinggang. Dalam pemeriksaan ini yang harus diamati adalah
bentuk payudara, ukuran, dan warna. Rata-rata payudara berubah tanpa
kita sadari. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara
berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karna ada benjolan.
Puting yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar,
malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa
sakit.
http://kankerpayudara.org/info/periksa-payudara-sendiri.html
Gambar 2.1
Mengamati payudara di cermin
b. Setelah itu, angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan
pada kedua payudara. Kembali amati perubahan yang terjadi pada
payudara anda, seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan,
perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi kasar.
http://kankerpayudara.org/info/periksa-payudara-sendiri.html
Gambar 2.2
Mengamati payudara dengan mengangkat kedua lengan
c. Sementara masih di depan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang
keluar (bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning, atau darah).
Kemudian, berbaringlah dengan tangan kanan di bawah kepala. Tepat di
bawah bahu, letakkan sebuah bantal kecil untuk mengganjal. Raba
payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan yang ada
di payudara sebelah kanan, dan lakukan sebaliknya. Tekan secara halus
dengan jari-jari secara datar dan seretak. Selubungi payudara dengan jari
dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian atas perut, dari
ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini sehingga yakni bahwa
seluruh payudara telah tercover.
http://kankerpayudara.org/info/periksa-payudara-sendiri.html
Gambar 2.3
Posisi berbaring
d. Selanjutnya lakukan pada bagian puting. Buat lingkaran yang makin
besar sehingga mencapai seluruh payudara. Menggunakan jari, buatlah
gerakan ke atas dan ke bawah, berpindah secara mendatar atau
menyimpang seperti sedang memotong rumput. Rasakan seluruh jaringan
payudara di bawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan dengan sedikit
tekanan.
e. Terakhir, rasakan payudara ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi
kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudara ketika
payudara sedang basah dan licin sehingga waktu paling cocok adalah
ketika sedang mandi di bawah shower. Lakukan perabaan seperti pada
langkah ke-4 dan yakinlah bahwa seluruh payudara seluruh payudara sudah
tercover oleh rabaan tangan.
http://kankerpayudara.org/info/periksa-payudara-sendiri.html
Gambar 2.4
Meraba payudara ketika sedang berdiri
B. Perilaku
Bloom (1908) membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain, ranah
atau kawasan yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotorik
(psychomotorik). Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
praktik/tindakan (practice).17
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu .Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.17
Ilmu pengetahuan mengenai penyebab kanker dan tindakan penanganan serta
pencegahan kanker sangat penting. Pengendalian kanker sudah dipahami
sebagai tindakan kesehatan publik untuk mempraktekkan ilmu-ilmu yang ada.
Hal ini meliputi implementasi strategi yang sistematis dan wajar untuk
mencegah kanker seperti pendeteksian kanker dini yaitu SADARI.25
Pengetahuan mengenai SADARI merupakan hal yang penting untuk deteksi
dini kanker.26 Semua kaum wanita perlu mempelajari teknik pemeriksaan
payudara sendiri.
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.17 Apabila
sikap telah terbentuk pada diri seseorang, maka akan mempengaruhi perilaku
orang tersebut.27 Secara garis besar, wanita menggunakan rasa takutnya
sehingga dapat mempengaruhi sikap wanita terhadap efektifitas SADARI
sekaligus niat untuk melaksanakannya.28
Sikap dibedakan atas dua macam yaitu sikap positif dan negatif. Sikap positif
adalah sikap menyetujui, menerima atau menyenangi. Sebaliknya, sikap negatif
adalah sikap tidak menyetujui, menolak atau tidak menyenangi.
27
Sikap yang
positif terhadap pemeriksaan sendiri menghasilkan lebih banyak niat untuk
melaksanakannya, sementara yang menggunakan rasa takut dapat menurunkan
sikap yang positif terhadap pemeriksaan sendiri.28
Menurut Calhoum dan Acocella (1990) menyebutkan sikap itu muncul dari
pengalaman pribadi, pemindahan pengalaman yang menyakitkan, dan pengaruh
sosial.27 Pengaruh sosial merupakan sumber pembentukan sikap yang paling
penting yaitu orang tua, teman sebaya, dan media massa. 27
Pada masa remaja, terjadi perubahan kelompok referensi (reference group)
dari dalam keluarga kepada kelompok teman sebaya.27 Pengaruh teman sebaya
sangat dominan pada masa remaja ini, termasuk pembentukan sikap pada
remaja. 27
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas.17
C. Alur Pikir
Bloom (1908) membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain, ranah atau
kawasan yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotorik
(psychomotorik). Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
praktik/tindakan (practice).17
Pada usia remaja sangat perlu mengetahui tentang SADARI, dan setelah
mengetahui hal tersebut harus diiringi dengan sikap dan tindakan.
Input
Remaja putri
kelas X dan XI
di SMAN 1
Padang
Proses
Pengetahuan,
sikap dan
tindakan remaja
putri SMAN 1
Padang mengenai
SADARI
Output
Pengetahuan: Baik,
Kurang Baik
Sikap: Positif, Negatif
Tindakan: Baik,
Kurang baik
Gambar 2.5
D. Definisi Operasional
Tabel 2.1
No
Variabel
Definisi
Operasional
Cara
Ukur
1.
Pengetahuan
remaja putri
Segala sesuatu angket
yang diketahui
oleh remaja putri
tentang
Alat Ukur
Skala
Ukur
Hasil Ukur
kuisoner
Ordinal
Baik : jika nilainya
≥ 60%
Kurang baik: jika
2.
3.
pemeriksaan
payudara sendiri
yaitu :
a. Pengertian
SADARI
b. Tujuan atau
manfaat
SADARI
c. Waktu
pelaksanaan
SADARI
d. Cara
Melakukan
SADARI
Sikap Remaja Respon
atau angket
putri
reaksi
remaja
putri
terhadap
SADARI
mengenai
pelaksanaan
SADARI
dan
pentingnya
SADARI
bagi
mereka
Tindakan
Tindakan remaja angket
Remaja Putri putri mengenai
SADARI seperti
waktu
melakukan
SADARI,
langkah
serta
pelaksanaan
SADARI
tersebut.
nilainya < 60%
(Pratiknya,AW,
2011)
kuisoner
ordinal
Positif: jika skor T
≥ nilai mean 50
Negatif: jika skor T
< nilai mean 50
kuisoner
ordinal
Baik : ≥ mean 5,53
Kurang Baik : <
mean 5,53
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah deskriptif yang merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi
di dalam suatu populasi tertentu. Peneliti meneliti tentang gambaran perilaku
remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang.
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan di SMA Negeri 1 Padang, mulai bulan Januari
s/d Juni tahun 2015.
C.
Populasi dan sampel
1. Populasi
Penelitian ini populasi yang diambil adalah siswi kelas X dan XI di
SMA Negeri 1 Padang tahun 2015. Siswi kelas X dan XI berjumlah 343
yaitu 186 siswi kelas X dan 157 siswi kelas XI masing-masingnya terdiri 9
kelas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti.
Sampel yang diambil yaitu dihitung menggunakan rumus Nursalam
(2008) :
n=
N
1+ N (d2)
=
343
1 + 343 (0,12)
=
343
1 + 3.43
=
343
4,43
= 77,42
= 77 orang
Jumlah sampel kelas= Jumlah anggota kelas dalam populasi X jumlah sampel
Jumlah total anggota populasi
Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel masing-masing kelas yaitu:
a. Kelas X = 186 x 77 = 41,75 = 42 siswi
343
b. Kelas XI = 157 x 77 = 35,24 = 35 siswi
343
Sampel diambil dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel
secara acak dengan menggunakan lotre.
Sampel dipilih dengan kriteria inklusi yaitu : bersedia menjadi responden.
Sedangkan kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah responden yang sedang tidak
berada di tempat saat penelitian.
D. Jenis dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Jenis Data:
a. Data primer
Data primer yang dikumpulkan dengan cara angket menggunakan
alat ukur kuisoner.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari Profil
Kesehatan Indonesia, Riskesdas, artikel, buku sumber dan data siswi
dari tata usaha SMA Negeri 1 Padang.
2. Prosedur pengumpulan data:
a. Peneliti meminta izin kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.
b. Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Padang dan
menyerahkan kepada wakil kurikulum sekolah.
c. Peneliti menyepakati dengan wakil kurikulum mengenai jadwal
penelitian yaitu saat kegiatan ekstrakurikuler pada hari sabtu dan
kuisonernya dikembalikan pada hari senin.
d. Sebelumnya peneliti mengambil lotre untuk memilih kelas yang
terpilih untuk jadi responden yaitu terpilih kelas X MIA 5, X MIA 6,
XI MIA 5 dan XI MIA 6.
e. Remaja putri dikumpulkan didalam kelas dan didampingi oleh wakil
kurikulum dan peneliti .
f.
Remaja putri diberi penjelasan mengenai tujuan penelitian, petunjuk
pengisian kuesioner dan perjanjian bahwa kuisoner boleh dibawa
pulang tetapi harus dibawa lagi pada hari senin untuk diambil oleh
peneliti.
g. Peneliti kembali pada hari senin untuk mengambil kuisoner yang
telah diisi oleh remaja putri.
E. Teknik Pengolahan Data
1. Penyuntingan data (editing)
Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuisoner. Setelah kuisoner diisi, maka setiap
kuisoner diperiksa. Semua kuisoner sudah terisi dengan lengkap dan
semua item sudah terjawab oleh responden.
2. Pengkodean Data (Coding)
Setelah semua kuisoner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan.
Masing-masing pernyataan diberi kode dan nilai dari jawaban responden.
Untuk variabel pengetahuan jika jawaban benar diberi kode 1 dan jika
salah diberi kode 0. Selanjutnya, sikap dengan menggunakan skala Likert
dengan empat grade yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju. Untuk variabel sikap dengan pernyataan postif maka diberi nilai
jika sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi
skor 2, sangat tidak setuju diberi skor 1, dan untuk pernyataan negatif jika
sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3,
sangat tidak setuju diberi skor 4. Untuk variabel tindakan, pernyataan
positif jika jawaban benar diberi kode 1 dan jika salah diberi kode 0,
sedangkan pernyataan negatif jika jawaban benar diberi kode 0 dan jika
salah diberi kode 1
3. Memproses Data (Entry)
Memasukkan data hasil coding ke dalam alat atau perangkat pengolahan
data berupa tabel secara komputerisasi dengan cara mengklasifikasikan
dalam beberapa sub variabel .
4. Pembersihan Data (Cleaning)
Melakukan pembersihan data kembali dari kesalahan-kesalahan saat
melakukan entri data ke dalam master tabel.
F. Analisis Data
Analisis univariat yaitu seluruh variabel yang akan digunakan dalam analisis
ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel
dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Analisa dilakukan
dengan menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan
presentase.
Untuk mengukur variabel pengetahuan, maka digunakan rumus:
P=
f
x100%
n
Keterangan:
P = presentase responden
f = frekuensi jawaban responden
n= jumlah soal pengetahuan
Untuk mngukur variabel sikap digunakan dalam skala model Likert adalah
skor-T, yaitu:
Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

X = Mean skor kelompok
s = Deviasi



X

X

T  50  10 
 s 


standar skor kelompok
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian saat itu antara lain peneliti tidak dapat
mengambil sampel untuk masing-masing kelas seperti kelas X MIA 1
sampai 7, karena bagi sekolah dapat menganggu proses belajar mengajar,
sehingga sampel yang dapat diambil hanya 4 kelas yaitu X MIA 5, X MIA
6, XI MIA 5 dan XI MIA 6. Selain itu peneliti tidak dapat mengambil
langsung kuisoner yang dibagikan karena harus dibawa pulang, hal ini juga
dikarenakan dapat menganggu proses belajar mengajar.
2. Gambaran Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Padang adalah salah satu sekolah menengah atas
berstatus negeri yang terletak di Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan
Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat. Sekolah ini beralamat di jalan
Belanti Raya No. 11, Padang.
SMA Negeri 1 Padang merupakan salah satu sekolah unggulan di kota
Padang. Sekolah ini terdiri dari dua jurusan yaitu ilmu pengetahuan alam
dan ilmu pengetahuan sosial. Sekolah ini juga memiliki berbagai macam
ekstrakurikuler
yang
di
laksanakan
ekstrakurikuler
yang
terdiri
dari
setiap
OSIS
hari
sabtu.
Kegiatan
sebagai
induk
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah, pramuka, paskibra, palang merah remaja (PMR),
patroli keamanan sekolah (PKS), olahraga (bola voli, bola basket, karate,
tenis meja, tenis lapangan), kerohanian/IRM (Ikatan Remaja Mesjid), dan
koperasi sekolah (Kopsis). Dibawah naungan PMR terdapat ekstrakurikuler
SKR (Sanggar Konsultasi Remaja).
Penelitian tentang perilaku SADARI di SMA Negeri 1 Padang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 2015 pukul 10.00 WIB saat
jam ekstrakurikuler. Responden diambil secara acak dari kelas X dan kelas
XI sebanyak 77 siswi.
2. Pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Pengetahuan tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Negeri 1 Padang
Tahun 2015
Tingkat Pengetahuan
f
%
Kurang Baik
Baik
Total
32
45
77
41,6
58,4
100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kurang dari separoh (41,6%) remaja putri
memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang pemeriksaan payudara
sendiri.
3. Sikap remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Sikap tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Negeri 1 Padang
Tahun 2015
Sikap
f
%
Negatif
Positif
Total
37
40
77
48,1
51,9
100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kurang dari separoh (48,1%) remaja putri
memiliki sikap negatif tentang pemeriksaan payudara sendiri.
4. Tindakan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Remaja Putri Berdasarkan Tindakan tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Negeri 1 Padang
Tahun 2015
Tindakan
f
%
Kurang Baik
Baik
Total
48
29
77
62,3
37,7
100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari separoh (62,3%) remaja putri
memiliki tindakan kurang baik tentang pemeriksaan payudara sendiri.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari separoh (41,6%)
remaja putri di SMA Negeri 1 Padang dengan tingkat pengetahuan kurang
baik tentang SADARI. Hasil ini hampir sama dengan Dewi Aurora tahun
2010 di SMAN Adabiah Padang bahwa kurang dari separoh responden
(47,7%) memiliki pengetahuan kurang baik tentang SADARI.
SMA Negeri 1 Padang ini telah pernah diteliti oleh Wella Metri yang
berjudul pengaruh pendidikan kesehatan dengan pendekatan metode
kelompok kecil terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang
SADARI tahun 2013. Seharusnya remaja putri di SMA Negeri 1 Padang telah
terpapar dengan SADARI tetapi hasil penelitian didapatkan kurang dari
separoh memiliki pengetahuan kurang baik tentang SADARI walaupun
sampel yang diteliti berbeda dengan Wella Metri.
Berdasarkan pertanyaan mengenai pengetahuan SADARI lebih dari
separoh (70,1%) remaja putri di SMA Negeri 1 Padang yang menjawab salah
cara melakukan SADARI yaitu langkah yang dilakukan setelah menekan
puting (melihat cairan yang keluar). Umumnya remaja putri menjawab
langkah yang dilakukan setelah menekan puting (melihat cairan yang keluar)
yaitu meraba payudara ketika sedang berdiri atau duduk. Sedangkan menurut
Nisman (2011) langkah setelah menekan puting yaitu berbaring dengan
tangan kanan di bawah kepala dan meraba payudara kanan dengan tangan kiri
untuk meraba perubahan yang ada di payudara sebelah kanan, dan lakukan
sebaliknya.
Selain itu sebanyak lebih dari separoh (55,8%) remaja putri menjawab
salah mengenai langkah kedua dalam pelaksanaan SADARI. Menurut
Nisman (2011) langkah SADARI yang kedua yaitu angkat kedua lengan
untuk melihat ada kelainan pada kedua payudara. Menurut Nisman (2011)
jika SADARI dilakukan dengan langkah yang benar, seseorang bisa
mendeteksi kelainan pada payudaranya, karena SADARI mempunyai tingkat
sensitivitas 25-30 %.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur.32
Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah ilmu atau
pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain.32
Berdasarkan hal tersebut, maka pengetahuan remaja putri mengenai SADARI
dipengaruhi oleh umur, karena kurang dari separoh (48,1%) umur remaja
putri pada penelitian ini yaitu 16 tahun, yang masih kurang pengalaman
sendiri dan orang lain mengenai SADARI. .
Pertanyaan mengenai tujuan SADARI, lebih dari separoh (70,1%)
remaja putri menjawab SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker
payudara, bukan untuk mencegah kanker payudara. Menurut Nisman (2011)
tujuan SADARI untuk mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara stadium awal. Deteksi dini kanker payudara dapat
menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada
stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama. Tujuan tersebut
dapat terlaksana dengan baik bila didukung oleh pengetahuan yang tinggi
akan SADARI.
Notoadmodjo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra
yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan tentang SADARI dapat diperoleh
dengan mencari informasi melalui audio maupun visual seperti mereka setiap
minggu atau bulannya berbagi informasi mengenai SADARI dalam
ekstrakurikuler SKR dan mensosialisasikan kepada yang lain setiap bulannya.
SKR merupakan salah satu ekstrakurikuler yang terdapat di SMA Negeri 1
Padang, didalamnya terdapat kader kesehatan remaja dan dibawah naungan
PMR. Dengan membahas SADARI setiap minggu atau sekali dalam sebulan
maka diharapkan remaja putri lebih terpapar dengan SADARI.
2. Sikap remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari separoh (48,1%)
remaja putri di SMAN 1 Padang dengan sikap negatif tentang pemeriksaan
payudara sendiri. Hasil ini hampir sama dengan Harwita tahun 2007 di
SMAN 10 Padang menunjukkan bahwa kurang dari separoh remaja putri
(40,3%) memiliki sikap negatif.
Dilihat dari jawaban kuisoner remaja putri memilih setuju sebanyak
19,5% untuk tidak akan melakukan SADARI karena akan membuang waktu
mereka. Menurut Martin (2011) perempuan usia 12-19 tahun sudah
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara. Ini menyatakan bahwa
SADARI sudah dianjurkan dilakukan oleh remaja putri, tetapi masih ada di
sekolah tersebut sikap remaja yang tidak akan melakukan SADARI karena
membuang waktu. Berbeda dengan teori, Nisman (2011) menyatakan bahwa
tidak diperlukan waktu khusus bagi wanita dan bisa dilakukan dengan waktu
yang singkat.
Sebanyak 23,4% remaja putri memilih setuju untuk tidak akan melihat
ada cairan yang keluar dari payudara, karena membuat ia merasa jijik.
Sebanyak 11,7% remaja putri takut jika menemukan benjolan saat melakukan
SADARI. Menurut Nisman (2011) jika dalam proses pemeriksaan ditemukan
adanya benjolan di sekitar payudara, harus segera dikonsultasikan ke dokter
karena tidak semua benjolan di sekitar payudara adalah kanker. Oleh karena
itu, sebaiknya remaja putri harus banyak mengetahui hal tersebut agar tidak
terjadinya kesalahan. Menurut Wawan (2011) bahwa semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap positif
terhadap objek tertentu. Sama dengan halnya jika remaja putri banyak
mengetahui tentang SADARI maka dapat meningkatkan sikap postif pada
remaja putri.
Menurut Notoadmojo (2012) sikap adalah reaksi atau respons yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Salah satu
ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Wawan bahwa sikap
tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap
suatu objek. Oleh karena itu, sikap terbentuk, dipelajari atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan
dengan jelas. Hal ini dapat memperkuat bahwa sikap tentang SADARI dapat
berubah jika dijelaskan dengan baik yaitu remaja putri harus sering terpapar
dengan SADARI.
3 Tindakan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separoh (62,3%) remaja
putri di SMAN 1 Padang dengan tindakan kurang baik tentang perilaku
SADARI. Hasil yang hampir sama dengan Erviana, dkk tahun 2010 di
SMAN 14 Semarang menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri
(82,3%) tidak melakukan SADARI.
Dilihat dari jawaban kuisoner sebagian besar (80,5%) remaja putri
memilih tidak melakukan SADARI setelah seminggu menstruasi setiap
bulannya. Menurut Nisman (2011) waktu yang tepat untuk periksa payudara
sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Lebih dari separoh (68,8%)
remaja putri yang memilih tidak melakukan SADARI membutukan waktu
kurang lebih lima menit. Menurut Nisman (2011) waktu yang dibutuhkan
untuk melakukannya tidak lebih dari lima menit.
Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya tindakan remaja putri
dalam melakukan SADARI, terkait dengan sikap negatif tentang SADARI.
Menurut Nisman (2011) seorang wanita akan dapat menemukan benjolan
pada stadium dini bila melakukan SADARI secara rutin. Jika dalam proses
pemeriksaan ditemukan adanya benjolan di sekitar payudara, sebaiknya
melakukan pemeriksaan ke dokter karena tidak semua benjolan sekitar
payudara adalah kanker. Jika segera melakukan pemeriksaan ke dokter maka
dapat dipastikan benjolan tersebut kanker atau bukan. Selain itu, dapat
dilakukan pengobatan segera bila benjolan tersebut kanker.13 Hal ini
menegaskan bahwa melakukan SADARI itu penting.
Menurut Notoadmodjo (2012) sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain
adanya fasilitas atau sarana dan prasana. Adanya pemanfaatan fasilitas seperti
ekstrakurikuler SKR berpengaruh pada tindakan remaja putri yang masih
kurang mengenai SADARI. Jika pemanfaatan ekstrakurikuler SKR dapat
ditingkatkan maka remaja putri dapat meningkatkan terwujudnya SADARI
dalam tindakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap 77 orang responden pada bulan
Januari sampai Juni 2015 mengenai gambaran perilaku remaja putri tentang
pemeriksaan payudara sendiri di SMA Negeri 1 Padang tahun 2015 diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kurang dari separoh remaja putri memiliki tingkat pengetahuan kurang
baik tentang pemeriksaan payudara sendiri.
2. Kurang dari separoh remaja putri memiliki sikap negatif tentang
pemeriksaan payudara sendiri
3. Lebih dari separoh remaja putri memiliki tindakan kurang baik tentang
pemeriksaan payudara sendiri
B. Saran
1. Bagi Kepala SMAN 1 Padang
Diharapkan Kepala SMA Negeri 1 Padang atau pihak sekolah lebih
meningkatkan pemanfaatan SKR (Sanggar Konsultasi Remaja) mengenai
SADARI serta mensosialisasikan kepada semua remaja putri di sekolah
mengenai SADARI yang dilakukan oleh anggota SKR.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan hubungan
pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri tentang pemeriksaan payudara
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Molle, E. 2013. Pentingnya menjaga Kesehatan Reproduksi pada wanita.
http://www.gubuginformasi.com/2014/10/menjaga-kesehatan-reproduksi-w
anita.html. Diaskes tanggal 20 Maret 2015
2. Joko, S. 2009. Herbal Penyembuh Kanker Pada Perempuan. Yogyakarta :
Bentang Pustaka
3. Depkes.
2014.
Hilangkan
Mitos
Tentang
Kanker.
http://www.depkes.go.id/article/print/201407070001/hilangkan-mitos-tenta
ng-kanker. html. diakses tanggal 8 januari 2015
4. Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
5. Mel. 2013. Kasus Kanker Payudara Terbanyak di RSUP M Djamil
Padang.http://health.liputan6.com/read/552632/kasus-kanker-payudara-terb
anyak-di-rsup-m-djamil-padang . Diakses tanggal 20 maret 2015
6. Olfah,Y. 2013. Kanker Payudra dan Sadari.Yogyakarta: Nuha Medika
7. Handayani, dkk. 2012. Menaklukkan kanker serviks dan kanker payudara
dengan 3 terapi alami. Agro Media Pustaka: Jakarta
8. Saryono. 2014. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika
9. Tinta, T. 2008. Deteksi kanker leher rdahim dan payudara sedini mungkin.
https://hotinfo4u.wordpress.com/2008/11/16/deteksi-kanker-leher-rahim-da
n-payudara-sedini-mungkin/.diakses tanggal 20 maret 2015
10. Mardiani, D. 2013. Pemerintah Targetkan 80 Persen Wanita Deteksi Dini
Kanker.http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/03/mu3
bqo-pemerintah-targetkan-80-persen-wanita-deteksi-dini-kanker.Diakses
tanggal 20 maret 2015
11. Purwoatuti, E. 2008. Kanker Payudara: Pencegahan & Deteksi Dini.
Yogyakarta: Kanisius
12. Mardiana,L.
2007. Kanker Pada Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
13. Indirasari,D. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter. Yogyakarta: Pustaka
Grahatama
14. Anonim. 2015. Ciri ciri kanker payudara pada wanita remaja dan dewasa.
http://ciricirikankerpayudara.obatpenyakit.co.id/pada-wanita-remaja-dan-d
ewasa/. diakses tanggal 25 maret 2015
15. Septiani, S. 2012. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta
2012.
16. Nisman, W. A. 2011. Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta: Andi
17. Notoatmodjo, S. 2012.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
18. Anonim.2009.Kompetensi.http://digilib.tes.telkomuniversity.ac.id/index.php?
view=article&catid=25%3Aindustri&id=450%3Akompetensi-&tmpl=com
ponent&print=1&page=&option=com_content&Itemid=14.
diakses
tanggal 20 maret 2015
19. Saputri, K. H. 2012.Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI di
MAN 1 Surakarta
20. Maharani, D. 2014. Deteksi dini kanker begini cara periksa payudara
sendiri.http://health.kompas.com/read/2014/10/10/100841923/Deteksi.Kan
ker.Begini.Cara.Periksa.Payudara.Sendiri. diakses tanggal 20 maret 2015
21. Wawan, A. D. 2011. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.Yogyakarta:
Nuha Medika
22. Utama, S. Y. 2009. Gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putri
terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari) di SMA N 5 Kota Jambi.
Jurnal Poltekkes Jambi
23. Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta:EGC
24. Romauli, S. 2012. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Nuha Medika
25. Kamaladewi, R. Cara Alami Deteksi Dini & Cegah 7 Kanker Pada Wanita.
26. Morton, P. G. 2005. Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta: EGC
27. Saam, Z. 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers
28. West, R. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika
29. Wikimedia.2015.Kankerpayudara.http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payud
ara. diakses tanggal 7 april 2015
30. BKKBN. 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga tahun 2010. Dirktorat
Pelaporan dan statistik
31. Martin,R. K. 2011. Keperawatan Maternitas volume 1. Jakarta: EGC
Lampiran A
KISI KISI KUISONER
NO Variabel
1.
Aspek Yang di Ukur
Jumlah Item
No.Item
Pengetahuan
-
Pengertian SADARI
2
1, 2
remaja putri
-
Tujuan atau Manfaat
2
3, 4
5
5, 6,
3
7, 8, 9, 10, 11
10
1, 2, 3, 4, 5, 6,
tentang
SADARI
SADARI
-
Waktu pelaksanaan
SADARI
-
Cara melakukan
SADARI
2
Sikap remaja
-
putri tentang
7, 8, 9, 10
SADARI
3
Tindakan
remaja putri
tentang
SADARI
-
10
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10
Lampiran B
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kpd Yth :
Calon Responden
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Padang Program Studi
Keperawatan Padang Semester VI (enam) yang bermaksud akan melaksanakan
penelitian.
Nama :Dilla Novriati
NIM : 123110226
Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran Perilaku Remaja Putri
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Padang
tahun 2015”
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi anda sebagai
responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan diajaga dan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila anda menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan anda
untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan.
Atas perhatian anda sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Dilla Novriati
LAMPIRAN C
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Setelah dijelaskan maksud penelitian, saya bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini yang dilakukan oleh saudara :
Nama : Dilla Novriati
NIM : 123110226
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Padang Program Studi Keperawatan Padang dengan judul “Gambaran Perilaku
Remaja Putri tentang Pemeriksaan SADARI di SMA Negeri 1 Padang tahun
2015”
Persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari
siapapun.
Padang, April 2015
Responden
(
)
Lampiran D
KUESIONER
GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI TENTANG SADARI
DI SMA NEGERI 1 PADANG TAHUN 2015
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama (inisial)
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Kelas
:
Alamat
:
Petunjuk :
a. Bacalah setiap pertanyaan dan alternatif jawaban dengan benar
b. Lingkari jawaban yang dianggap benar
c. Mohon diperiksa kembali semua pertanyaan apakah telah diisi dengan benar.
d. Pertanyaan yang telah dipilih dengan benar mohon di kembalikan kepada
peneliti.
B. Pengetahuan
1. Pemeriksaan SADARI adalah
a. pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada
kelainan dalam payudara wanita
(1)
b.pemeriksaan payudara yang dibantu dengan tenaga kesehatan yang
bertujuan untuk mengetahui ada kelainan dalam payudara wanita
(0)
c. pemeriksaan payudara dibantu dengan tenaga kesehatan yang
bertujuan untuk deteksi dini kanker
(0)
2. Apakah yang dimaksud dengan SADARI ?
a. Suatu metode pengobatan kanker payudara
(0)
b. Salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang membutuhkan tenaga
medis
(0)
c. Salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang dilakukan setelah
masa menstruasi secara rutin
(1)
3. Untuk apa pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri.?
a. Melihat pertumbuhan payudara
(0)
b. Mendeteksi kanker secara dini
(1)
c. Melihat ukuran payudara
(0)
4. Tujuan SADARI adalah, kecuali ...
a. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan
pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama
(0)
b. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara
(0)
c.memberikan harapan hidup lebih lama pada penderita kanker payudara (1)
5. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita...
a.Telah hamil
(0)
b.Telah menstruasi
(1)
c.Telah menyusui
(0)
6. Seberapa seringkah kita harus melakukan SADARI?
a. Sesering mungkin.
(0)
b. Sebulan sekali dengan rutin setelah menstruasi.
(1)
c. Sebulan sekali dengan rutin sebelum menstruasi.
(0)
7. Pada saat memeriksa payudara, apakah yang paling dilihat?
a. Bentuk payudara, ukuran, dan warna
(1)
b. Adanya luka dan pembesaran
(0)
c. Puting susu dan luka
(0)
8. Langkah pertama dalam pelaksanaan SADARI yaitu...
a. Mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang
(1)
b.Mengamati payudara secara langsung
(0)
c. Angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua
payudara (0)
9. Langkah kedua dalam pelaksanaan SADARI yaitu..
a. Mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang
(0)
b. Mengamati payudara secara langsung
(0)
c. Angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua
payudara
(1)
10. Bagaimanakah langkah setelah menekan puting (melihat cairan yang keluar) ?
a. Berbaring dengan kedua tangan di bawah kepala
(0)
b. Berbaring dengan tangan kanan/kiri di bawah kepala
(1)
c. Rasakan payudara ketika sedang berdiri atau duduk.
(0)
11. Langkah keempat dalam pelaksanaan SADARI adalah, kecuali
a. Buat lingkaran dengan jari yang makin besar sehingga mencapai seluruh
payudara (0)
b. Menggunakan jari, buat gerakan ke atas dan ke bawah, berpindah secara
mendatar atau menyimpang
(0)
c. Raba payudara kanan dengan tangan kiri
(1)
B. SIKAP
Berilah tandak cheklist ( v ) pada setiap pernyataan menurut pilihan anda
Keterangan:
SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak setuju
STS
: Sangat tidak setuju
NO
1
PERNYATAAN
Saya tidak akan melakukan SADARI karena
membuat saya takut jika nanti saya menemukan
benjolan
2
Walaupun saya tidak mempunyai riwayat keluarga
kanker payudara, saya tetap akan melakukan SADARI
3
Saya merasa tidak perlu melakukan SADARI
4
Saya tidak akan melakukan SADARI karena
kurang efektif dan buang-buang waktu
5
Saya akan melakukan SADARI saat waktu senggang
6
Saya akan melakukan SADARI dengan langkah
SS
S
TS
STS
pertama yaitu mengamati payudara di cermin dengan
bahu lurus dan lengan di pinggang
7
Saya tidak akan melakukan perabaan payudara
dengan jari dari arah atas sampai bawah, dari
tulang selangka ke bagian atas perut, dari ketiak ke
leher bagian bawah, karena membuat tangan saya
pegal.
8
Saya akan melihat perubahan warna, tarikan, tonjolan,
kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit
menjadi kasar pada saat pelaksanaan SADARI
9
Saya tidak akan melakukan langkah SADARI pada
pemeriksaan puting yaitu melihat apakah ada
cairan yang keluar, karena membuat saya jijik.
10
Saya akan melakukan langkah terakhir pada SADARI
antara lain merasakan payudara ketika payudara
sedang basah dan licin yaitu ketika sedang mandi di
bawah shower
C.TINDAKAN
Berilah tandak cheklist ( v ) pada setiap pernyataan menurut pilhan anda
NO
1
PERNYATAAN
Saya melakukan SADARI setelah seminggu menstruasi setiap
bulannya
2
Saya melakukan SADARI tetapi hanya sekali tiga bulan
3
Saya biasanya melakukan SADARI di kamar dan depan cermin
4
Saya melakukan SADARI membutukan waktu kurang lebih
lima menit
5
Saya biasanya melakukan SADARI dengan posisi jongkok
6
Langkah pertama yang saya lakukan ketika SADARI yaitu
memeriksa puting
7
Saya melakukan SADARI dengan melihat apakah ada kelainan
bentuk, ukuran, dan warna payudara
8
Langkah ketiga yang saya lakukan ketika SADARI yaitu
mengangkat kedua lengan untuk melihat apakah ada
kelainan pada kedua payudara
9
Saya melakukan pemeriksaan puting pada SADARI dengan
cara menekan puting apakah ada cairan yang keluar (bisa
berupa cairan putih seperti susu, kuning, atau darah).
10
Langkah terakhir yang saya lakukan ketika SADARI yaitu
gerakan
jari ke atas dan ke bawah, berpindah secara
mendatar atau menyimpang pada saat berbaring.
Ya Tidak
Download
Study collections