1 Keanekaragaman Anggota Genus Azotobacter Resisten Merkuri dengan Karakter Koloni dan Sel Afina Dhuhaini dan Enny Zulaika Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak— Azotobacter merupakan salah satu genus bakteri yang memiliki peranan dalam proses biologi di dalam tanah. Genus Azotobacter mempunyai beberapa anggota spesies. Keanekaragamannya dapat dipelajari dengan pendekatan karakter koloni dan sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman anggota genus Azotobacter dengan karakter koloni dan sel. Terdapat 6 isolat yang dikarakterisasi yaitu A1a, A3, A5, A6, A7 dan A9. Isolat tersebut terbagi menjadi dua grup utama yaitu grup A terdiri dari A5, A6 dan A7 yang memiliki warna koloni putih-krem dan grup B yaitu A1a, A3, dan A9 yang memiliki warna koloni kuning-coklat. Masingmasing grup memiliki bentuk pertumbuhan koloni pada agar tegak dan agar miring filiform untuk grup A dan echinulate untuk grup B. Kata Kunci— Azotobacter, karakter fenotipik, koloni, sel. I. PENDAHULUAN A ZOTOBACTER merupakan bakteri yang hidupnya bebas dan secara dominan ditemukan di tanah, bakteri ini merupakan bakteri heterotrof nonsimbion yang mampu mengikat nitrogen bebas [1]. Selain kemampuannya menambat nitrogen, Azotobacter juga mampu menghasilkan antibiotik, siderofor, IAA (asam indol asetat), vitamin, enzim ACC (1 aminocyclopropane-1-carboxylate) deaminase dan fitohormon seperti auksin, giberelin, etilen dan sitokinin [2]. Keanekaragaman genus Azotobacter dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia tanah antara lain keberadaan senyawa organik, pH, suhu, kelembaban, dan interaksi antara mikrobia di dalam tanah [3]. Beberapa genus Azotobacter merupakan bakteri yang mampu hidup pada medium yang mengandung NaCl 610% [4] dan resisten terhadap antibiotik ampisilin, tetrasiklin dan kloramfenikol [5]. Beberapa genus Azotobacter juga resisten kadmium dan merkuri dengan spektrum luas karena mampu mendegradasi organomerkuri dan memvolatilisasi merkuri anorganik, selain itu juga resisten kadmium [6] [7]. Percontohan pertanian ramah lingkungan telah dilakukan ITS melalui program Eco Campus sejak tahun 2011 yaitu Eco Urban Farming. Dalam kegiatan pertanian organik, dibutuhkan pupuk organik untuk meningkatkan unsur hara di dalam tanah, namun unsur hara tersebut tidak bisa langsung tersedia sehingga diperlukan peran serta mikroorganisme tanah, seperti bakteri anggota genus Azotobacter dengan bermacam-macam spesiesnya. Mempelajari keanekaragaman bakteri tidak semudah mempelajari keanekaragaman organisme makroskopis sebab bakteri mempunyai struktur yang sederhana dan sulit dibedakan dengan pengamatan morfologi sel saja. Keanekaragaman bakteri pada tingkat takson genus, spesies atau strain dapat dikaji dari berbagai karakter yang dipunyai bakteri tersebut. II. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Jurusan Biologi ITS. B. Isolasi Bakteri Sampel tanah didapatkan dari lahan Eco Urban Farming ITS. Tanah diambil secara komposit kemudian dilakukan isolasi dengan cara memasukkan 10 gram sampel kedalam 90 ml larutan fisiologis. Dibuat seri pengenceran 10-1 sampai 10-7 dan ditumbuhkan pada media selekif Azotobacter agar (Himedia®) yang berisi 0,1 mg/L HgCl 2 , diinkubasi pada suhu ruang selama 24-72 jam. Koloni yang tumbuh adalah isolat Azotobacter yang resisten merkuri. Koloni yang mempunyai warna dan bentuk koloni berbeda diisolasi kembali dan disubkultur serta diberikan kode. C. Pewarnaan Sederhana Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat kemurnian sel. Satu tetes akuades diletakkan pada ujung tengah kaca objek. Satu ose bakteri dicampurkan dengan tetesan tersebut dan diratakan. Preparat difiksasi dengan dilewatkannya di atas api bunsen sampai akuades kering, diwarnai dengan methylene blue (Merck®) dan ditutup dengan menggunakan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop. Sel yang seragam menunjukkan kultur telah murni. Pengamatan ukuran sel dilakukan dengan mengelompokkan bakteri dari ukuran sel 2,8-3,8µm dan 3,8-4,8µm. 2 D. Pewarnaan Kista Pewarnaan kista dilakukan untuk mengetahui apakah isolat yang diujikan memiliki kista atau tidak dan bakteri tersebut merupakan anggota genus Azotobacter. Sebelum dilakukan pewarnaan, isolat bakteri ditumbuhkan pada Burk’s mediumdan diinkubasi selama 7 hari. Komposisi Burk’s medium adalah 0,12 gr K 2 HPO 4 , 0,03 gr KH 2 PO 4 , 0,03 gr MgSO 4 .7H 2 O, 0,015 gr CaCl 2 .2H 2 O, 0,0015 gr FeSO 4 .7H 2 O, butanol 0,3 ml dan 3,75 gr agar. Masingmasing bahan dilarutkan ke dalam 150 ml akuades. Setelah diinkubasi selama 7 hari, isolat kemudian diwarnai menggunakan pewarna gimsa selama 30 menit dan diamati dibawah mikroskop. Pengamatan di bawah mikroskop mencakup ketebalan kista <0,5 µm dan >0,5 µm. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Morfologi Koloni Dari hasil isolasi didapatkan lima isolat bakteri yang resisten HgCl 2 0,1 mg/L yaitu A1a, A3, A5, A6, A7 dan A9. Ukuran koloni mayoritas kecil, hanya isolat A7 punctiform dan isolat A1a besar. Warna koloni terkelompokkan menjadi 4 warna koloni yang berbeda, warna krem mendominasi sebanyak 3 isolat yaitu A5, A6 dan A7, koloni lain berwarna coklat adalah isolat A1a, warna putih kekuningan adalah isolat A9 dan warna kuning adalah isolat A3. Bentuk koloni circular, keculai isolat A1a dan A9 berbentuk irregular. Elevasi koloni ada flat, convex dan pulvinate. Margin koloni entire, undulate dan erose. Tekstur koloni semua halus, kenampakan cerah dan buram, semuanya opaque, pertumbuhan agar miring dan agar tegak filiform dan echinulate (Tabel 1). Koloni Azotobacter chroococcum tampak setelah 24 jam inkubasi dengan ciri putih basah dan berubah menjadi coklat gelap setelah 3-5 hari. Sedangkan koloni Azotobacter paspali, setelah inkubasi 48 jam, pusat koloni menjadi kuning yang disebabkan asimilasi bromtimol biru dan pengasaman pada medium [8]. Sementara itu warna putih kekuningan merupakan ciri dari Azotobacter agilis [9]. Tabel. 1. Karakter Morfologi Koloni pada Isolat Azotobacter A1a A3 A5 A6 A7 Karakter Morfologi Koloni : Ukuran Koloni Punctiform Small Moderate Large Warna koloni Krem Putih Kekuningan Coklat Kuning Bentuk Koloni Circular A9 + + - + - + - + - + - + - + + - + - + - + - - + + + + - Lanjutan Tabel. 1. Azotobacter Karakter Morfologi Koloni pada Isolat Irregular Elevasi Koloni Flat Convex Pulvinate Raised Margin Koloni Entire Undulate Erose Tekstur Koloni Smooth Rough Appearance Koloni Shiny Dull Optical Property (OP) Opaque Translucent Transparan Pertumbuhan di agar miring Filiform Echinulate Pertumbuhan di agar tegak Filiform Echinulate + - - - - + + - + - + - + - + - + - + - + - + - + + + - + - + - + - + - + - + - + - + - + + + + + - + - + - + - + - + - + + + - + - + - + + + + - + - + - + Azotobacter ada yang memiliki warna krem dengan ukuran diameter koloni 3-8 mm, mengkilap, bentuknya irregular dengan tekstur koloninya halus (smooth), selain itu juga ada yang mempunyai koloni yang transparan, dengan diameter koloni 2-5 mm [10]. Pengamatan pertumbuhan isolat Azotobacter uji pada agar miring dan agar tegak menghasilkan bentuk pertumbuhan yang berbeda di antara isolat Azotobacter yang satu dengan yang lainnya. Bentuk pertumbuhan A1a, A3, dan B. Karakterisasi Morfologi Sel Sel Azotobacter pada isolat uji memiliki ukuran sel antara 3-3.6 µm x 0.8-1 µm untuk isolat A1a, A6, dan A7, sedangkan isolat A3, A5 dan A9 memiliki ukuran sel 3.8- 4.8 µm x 1.1-1.5 µm dengan bentuk sel semuanya basil pendek (Tabel 2). Genus Azotobacter dapat dibedakan dengan genus bakteri yang lain karena genus Azotobacter membentuk kista (Gambar 1). Kista berfungsi untuk melindungi dari keadaan lingkungan yang ekstrim, misalnya kekeringan, sinar ultraviolet dan radiasi ion [11]. Semua isolat yang diamati memiliki ketebalan kista < 5µm kecuali isolat A6. Gambar. 1. A. Kista Azotobacter ;B. Sel Azotobacter perbesaran 1000x 3 Tabel. 2. Karakter Morfologi Sel pada Isolat Azotobacter A1a A3 Karakter A5 A6 A7 Morfologi Sel : Pewarnaan Gram Pewarnaan Cysta + + + + + Bentuk Sel Basil Panjang Basil Pendek + + + + + Basil Ovoid Ukuran Sel 3-3.6 µm x 0.8-1 µm + + + 3.8- 4.8 µm x 1.1-1.5 + + Ketebalan Cysta < 0.5 µm + + + + > 0.5 µm + Ukuran Cysta 1.1-1.3 µm x 1.1-1.2 µm + + + 1.8 µm x 1.2-1.4 µm + + - [9] A9 + + + + + - IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Terdapat 6 isolat anggota genus Azotobacter yang resisten HgCl 2 yang didapatkan dari lahan Eco Urban Farming ITS yaitu A1a, A3, A5, A6, A7 dan A9. . Isolat A5, A6 dan A7 memiliki kemiripan pada warna koloni yaitu putih-krem, elevasi koloni convex, pertumbuhan di agar miring dan agar tegak filiform dan isolat A1a, A3 dan A9 memiliki kemiripan pada warna koloni kuning-coklat, dan bentuk pertumbuhan di agar miring dan agar tegak echinulate. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis A.D mengucapkan terima kasih kepada Dr. Enny Zulaika yang telah memberi saran pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] R. Kizilkaya. “Nitrogen Fixation Capacity of Azotobacter spp. Strains Isolated from Soils in Different Ecosystems and Relationship Between Them and the Microbiological Properties of Soils”. Journal Environmental Biology Vol 30 (2009) 1-18. N.K. Singh, F.K Chaudhary, and D.B. Patel. “Effectiveness of Azotobacter bio-inoculant for Wheat Grown Under Dryland Condition.” Journal of Environmental Biology Vol 34 (2013) 927-932. A. Lenart. “Occurance, Characteristics, and genetic Diversity of Azotobacter chroccocum in Various Soils of Shotern Poland.” Poland Journal Environmental Study Vol 21 (2012) 415-424. M.S. Akhter, S.J. Hossain, S.A. Hossain, and R.K. Datta. “Isolation and Characterization of Salinity Tolerant Azotobacter sp.” Greener Journal of Biological Sciences Vol 2 (2012) 043-051. E. Zulaika, L. Sembiring, and A. Soegianto. “Characterization and Identification Of Mercury-resistant Bacteria From Kalimas River Surabaya-Indonesia by Numerical Phenetic Taxonomy.” Journal of Basic and Applied Scientific Research Vol 7 (2012) 7263-7269. S. Ghosh, P.C. Sadhukhan, D.K. Ghosh, J.Chaudhuri, and A. Mandal. “Elimination of Mercury and Organomercurials by Nitrogen-Fixing Bacteria.” Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology Vol 58 (1997) 993-998. E.R. Hindersah. “Biosorpsi Kadmium dan Komposisi Eksopolisakarida Azotobacter sp. Pada Dua Konsentrasi CdCl 2 .” Agrinimal Vol 1 (2011) 33-37. R. Saraswati, E. Husen, and R.D.M. Simanungkalit. Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor.: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (2007). J.G. Holt, N.R. Krieg, P. Sneath, J. T. Staley and S.T. Williams. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, 9th Edition. USA: Williams and Wilkins Pub (1994). [10] D.J. Jiménez, J.S. Montaña, and M.M. Martínez. Characterization of Free Nitrogen Fixing Bacteria of the Genus Azotobacter in Organic Vegetable-grown Colombian Soils. Brazilian Journal of Microbiology Vol 42 (2011) 846-858. [11] M.T Madigan and J.M. Martinko. Brock Biology of Microorganisms. 11nd. New Jersey: Upper Saddle River, Pearson Education, Inc (2006).