pengaruh model pembelajaran kooperatif team quiz

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
Nur Fitriana, Zainuddin, Rosnita
PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran kooperatif Team Quiz terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan
rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka
Belitung Pontianak berjumlah 77 siswa. Hasil penelitian diperoleh nilai ratarata kelas eksperimen sebesar 82,39 sedangkan kelas kontrol sebesar 76,81.
Hasil uji hipotesis menggunakan uji-t Polled Varians dua sampel pada taraf 5 %
(0,05) diperoleh T hitung 3,15 dan untuk T tabel 2,005, sehingga T hitung>T tabel.Hal
ini menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Selanjutnya dilakukan analisis tingkat pengaruh, diperoleh ES
sebesar 0,46. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif Team Quiz berpengaruh terhadap hasil belajar.
Kata Kunci: Pengaruh, Team Quiz, Hasil Belajar
Abstract: This researchaimed to determine the effect of the use cooperative
learning Team Quiz for acquiring learningof Science Sciences. The method
usedis an experiment and Non Equivalent Control Group Design as a research
design. The population in this study were all students fifth grade Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak totalling 77 students. Sample is
taken by all population as a source data. Based on the result analysis of the
data, obtained by the average experimental class at 82.39, while the control
class at76.81. The results of hypothesis testing using the Polled Varians test
two samples at the level of 5% (0.05)obtained Tcount 3.15 and .005 to Ttables, that
Tcount > Ttable. This shows there is a difference between the experimental class
learning acquisition and control classes. Furtheranalysis of thelevel of
influence, derived ES of 0.46. So it can be concluded the use of cooperative
learning Team Quiz influence on learning acquisition.
Keyword: The Effect, Team Quiz, Learning acuisition
S
etiap satuan pendidikan memiliki tujuan kurikulum yang harus mengacu kearah
pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang –
Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.“
1
Dalam proses pendidikan, siswa mendapat kesempatan untuk mendapatkan
pembelajaran di berbagai bidang ilmu pengetahuan, salah satunya adalah Ilmu
Pengetahuan Alam. Adapun menurut Leo Sutrisno, dkk (2008: 1.19) menjelaskan, “Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, menggunakan prosedur yang benar (true),
dan dijelaskan dengan penalaran sahih (valid), sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul
(truth ).
Suatu pembelajaran yang baik adalah apabila melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih dan dirancang harus menekankan
pada pelibatan siswa secara aktif, sehingga perlu diupayakan mendesain pembelajaran
yang memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri serta kesempatan untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan teman
– temannya..
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi guru mata pelajaran IPA di kelas V
MIN Bangka Belitung Pontianak, menunjukkan masih banyak hambatan – hambatan yang
dijumpai dalam proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran yang terjadi adalah
pembelajaran yang monoton, guru kurang memotivasi siswa selama proses pembelajaran,
dalam mengajar guru sering menggunakan metode ceramah, guru sering menyuruh siswa
mencatat, penggunaan media dalam mengajar kurang bervariasi, dalam kegiatan
pembelajaran guru jarang memberikan bimbingan dan permainan yang membangkitkan
aktivitas belajar siswa serta kurangnya peran aktif siswa dalam pembelajaran IPA.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan inovasi
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif Team
Quiz. Pembelajaran tersebut dapat memfasilitasi siswa untuk saling berinterksi dan
bertukar fikiran serta ilmu dengan teman - temannya. Selain itu, dengan menggunakan
model pembelajaran ini, siswa akan lebih berperan aktif selamaproses pembelajaran.
Mereka akan m,engkonstruksi sendiri pengetahuan baru yang didapat dengan memadukan
pengetahuan yang sudah dipunyai sebelumnya. Dalam proses pembelajaran ini, siswa akan
mudah memahami materi dari hasil interaksi dan pengetahuan yang didapat akan lebih
mudah diserap dan melekat lebih lama disbanding ilmu yang didapat jika hanya
mendengarkan informasi atau penjelasan dari guru, sehingga diharapkan akan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Hal ini tentu dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, khususnya pada pembelajaran IPA.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajar dan tidak diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz,
dan seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Quiz
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Bangka Belitung Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan ada
tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dan tidak diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz dan mendeskripsikan seberapa
besar pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Quiz terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka
Belitung Pontianak. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
masukan, saran atau pengetahuan baru tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif Team Quiz dan sekaligus temuan penelitian dapat menjadi rujukan bagi
penelitian-penelitian lanjutan yang sejenis. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini
siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media
yang tidak seperti biasanya, sehingga mereka menjadi bersemangat dan aktif mengikuti
2
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, menjadi acuan bagi guru Ilmu Pengetahuan
Alam untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz sebagai
pembaharuan dalam pembelajaran, menjadi bahan masukan bagi Kepala Sekolah untuk
memanfaatkan pembelajaran kooperatif pada pembelajaran di Sekolah Dasar , dan bagi
peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan
pengalaman untuk melihat kebenaran teori dengan praktek nyata di lapangan, serta menjadi
awal untuk melakukan kajian-kajian lebih lanjut terhadap penggunaan model pembelajaran
kooperatif dalam kegiatan pembelajaran, khususnya di kelas tinggi.
Anita Lie (dalam Isjoni, 2011: 16), “ Cooperative learning adalah istilah
pembelajaran gotong royong , yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain yang lebih terstruktur.” Hal ini sejalan
dengan pemikiran bahwa siswa akan jauh lebih mudah menerima dan memahami konsep
jika mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Saat mereka sudah
menguasai konsep dengan baik, tentu pengetahuan yang didapat juga diserap baik dan
melekat lebih lama. Hal ini tentu akan membawa dampak baik bagi pengingkatan hasil
belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Ibrahim, et.al (dalam Isjoni, 2011: 27),
yang mengatakan ada 3 tujuan pembelajaran kooperatif, antara lain (a) hasil belajar
akademik, (b) penerimaan terhadap perbedaan individu dan (c) pengembangan
keterampilan sosial. Hasil belajar akademik siswa akan mengalami peningkatan jika siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuan barunya sendiri dari hasil interaksi dengan teman, guru
dan lingkungan belajarnya.
Dalam penerapannya, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa langkah.
Menurut Yatim Riyanto, terdapat 5 langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran
kooperatif, yaitu : (1) berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran,
(2) organisasikan siswa / siswa dalam kelompok kooperatif, (3) bimbing siswa / siswa
untuk melakukan kegiatan / berkooperatif, (4) evaluasi dan (5) berikan penghargaan.
Sedangkan pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak tipe atau jenis, salah satunya
adalah tipe Team Quiz. Menurut Hisyam Zaini (http: //miratriani.blogspot. com/2012/07
metode-team-quiz-dan-talking-stick.html), “Tipe Team Quiz merupakan salah satu model
pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis. Secara
definisi moel pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yaitu suatu model pembelajaran
kooperatif yang bermaksud mengkondisikan siswa untuk berdiskusi dan melempar
pertanyaan dari kelompok satu ke kelompok lain.”
Adapun langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz
menurut Agus Suprijono (2013: 114) adalah : (a) pemilihan topik dalam beberapa segmen,
(b) pembagian kelompok, (c) pemaparan materi, (d) menyiapkan pertanyaan – pertanyaan
sesuai materi, (e) pengajuan pertanyaan dari kelompok A ke kelompok B dan C, lalu
bergiliran, (f) menyimpulkan hasil tanya jawab dan penjelasan tentang materi yang belum
dipahami dan dikuasai. Langkah – langkah tersebut dikembangkan menjadi beberapa
langkah berikut ini : (a) persiapan, (b) pembentukan kelompok, (c) melakukan percobaan,
(d) diskusi hasil percobaan, (e) pemaparan hasil percobaan, (f) penyusunan pertanyaan, (g)
pengajuan pertanyaan, (h) penarikan kesimpulan, dan (i) pemberian penghargaan.
Dalam pelaksanaan suatu proses pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran tertentu, akan terdapat beberapa kelebihan yang menjadi alasan penggunaan
dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan penggunaan model pembelajaran
kooperatif
Team
Quiz,
menurut
Mira
Triani
dalam
(http:
//
miratriani.blogspot.com/2012/07 metode-team-quiz-dan-talking-stick.html) adalah sebagai
berikut :(1) Dapat meningkatkan keseriusan, (2) Dapat menghilangkan kebosanan dalam
lingkungan belajar, (3) Mengajak siswa untuk terlibat penuh, (4) Meningkatkan proses
3
belajar, (5) Membangun kreatifitas diri, (6) Meraih makna belajar melalui pengalaman, (7)
Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar, (8) Menambah semangat dan minat belajar
siswa. Sedangkan kekurangan Team Quiz antara lain (1) memerlukan kendali yang ketat
dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi, (2) hanya siswa tertentu yang dianggap
pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa menjawab soal Quiz, (3) waktu yang
diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.
Belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang baru. Menurut Winkel (dalam Yatim, 2010: 5), “Belajar adalah suatu
aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas. Dari belajar, maka
akan diperoleh hasil belajar, yaitu menurut Patta (2006: 14), “ Hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.” Hasil
belajar menurut Bloom terbagi menjadi 3 ranah, yaitu kognitif (pengetahuan),
afektif(sikap) dan psikomotor. Dalam penelitian ini, ranah yang menjadi fokus penelitian
adalah ranah kognitif (pengetahuan), dimana akan dinilai hasil belajar berupa nilai
berbentuk angka yang diperoleh oleh siswa. Ranah kognitif itu terbagi lagi menjadi 6
tingkatan yaitu (a) ingatan, (b) pemahaman, (c) aplikasi, (d) analisis, (e) sintesis, dan (e)
evaluasi. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah adalah ranah ingatan,
pemahaman dan aplikasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
Syahalam (2006: 144) “ mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa
terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang datangnya dari individu siswa (internal factor), dan
faktor yang datang dari luar diri individu siswa (eksternal factor)”. Pada penerapan model
pemebelajaran kooperatif TeamQuiz ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa antara lain : (a) peran guru sebagai fasilitator, (b) penggunaan media
pembelajaran, (c) pengkondisian kelas yang kondusif.
Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan pengertian IPA, antara lain Leo
Sutrisno, dkk (2008: 1.19) menyatakan bahwa IPA merupakan usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran,
menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran sahih (valid),
sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth ).” Pembelajaran IPA di SD memiliki
tujuan yang tertuang dalam KTSP 2006, antara lain (1) Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya, (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) Mengembangkan rasa ingin
tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
(6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan, (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
IPA sendiri memiliki ruang lingkup tersndiri, yaitu (1) Makhluk hidup dan proses
kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta
kesehatan, (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, (3)
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat
sederhana, dan (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Dalam pembelajaran IPA dengan tipe Team Quiz ini guru berperan sebagai
fasilitator bagi siswa. Dibandingkan dengan metode ceramah, dimana guru cenderung lebih
4
aktif dan siswa pasif, pembelajaran menggunakan model ini akan jauh menuntut keaktifan
siswa secara langsung. Oleh karena itu, hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif
juga akan lebih baik.
Berdasarkan tahap – tahap pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz maka
penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Team Quiz dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : (a) pemilihan topik dalam beberapa segmen, (b) pembagian kelompok, (c)
pemaparan materi, (d) menyiapkan pertanyaan – pertanyaan sesuai materi, (e) pengajuan
pertanyaan dari kelompok A ke kelompok B dan C, lalu bergiliran, (f) menyimpulkan hasil
tanya jawab dan penjelasan tentang materi yang belum dipahami dan dikuasai, dan (g)
memberikan reward / penghargaan kepada siswa.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
bentuk penelitian eksperimen semu (Quasy Experiment), dan desain Nonequivalent
Control Group Design. Desain yang digunakan tergambar pada tabel 1:
Tabel 1. Desain Penelitian
Experimen
O1
Kontrol
O3
X
O2
O4
Keterangan :
Experimen = Kelas Eksperimen
Kontrol
= Kelas Kontrol
X
= Perlakuan
O1 dan O3 = Pratest
O2 dan O4 = Postest
(Sugiyono, 2012)
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Mei 2014 di kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak yakni kelas
V A dan B yang berjumlah 77 orang. Karena jumlah populasi cenderung sedikit, maka
semua populasi dijadikan sumber data penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik
penentuan kelas eksperimen dan control yaitu teknik random. Pada kelas eksperiment dan
kontrol masing-masing dilakukan pengukuran sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah perlakuan. Pengukuran yang dilakukan sebelum 12 kali perlakuan disebut pre-test,
sedangkan pengukuran setelah 12 kali perlakuan disebut post-test. Perlakuan dilakukan
secara sengaja dan sistematis terhadap kelas eksperimen berupa penggunaan model
pembelajaran kooperatif Team Quiz dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas
V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak. Sedangkan pada kelas kontrol
dilakukan dengan pembelajaran secara konvensional tanpa menggunakan model
pembelajaran kooperatif Team Quiz.
Teknikyang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik
pengukuran. Menurut Hadari Nawawi (2007:133) “Teknik pengukuran adalah usaha untuk
mengetahui suatu keadaan berupa kecerdasan, kecakapan nyata, panjang, berat dan lainlain”. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Arikunto
(2006: 150) menyatakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau pernyataan serta
5
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda dengan
jumlah soal sebanyak 19 butir soal. Sebelum digunakan soal tersebut telah dilakukan
validasi dengan menggunakan validitas isi dan divalidasi oleh dosen, dan dilakukan uji
reliabilitas soal di Sekolah Dasar Negeri 34 Pontianak Kota. Menurut Burhan
Nurgiyantoro, dkk (2009: 341) “Realibilitas (realibility, keterpercayaan) menunjuk pada
pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten
dari waktu ke waktu”.Untuk keperluan reliabilitas tes, telah dilakukan uji coba soal pada
siswa di Sekolah Dasar Negeri 34 Pontianak Kota. Setelah uji coba dilaksanakan, langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah mencari hasil reliabilitas tes. Setelah dilakukan
perhitungan diperoleh hasil reliabilitas tes sebesar 0,86 dengan klasifikasi tinggi yang
berarti tingkat ketetapan alat instrumen tersebut tinggi.
Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka hasil tes dari kedua
kelompok tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis data, yang pertama dilakukan
dengan cara menghitung rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Melakukan Uji – t Polled Varians pada post-test kelas kontrol dan eksperimen untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
Rumus Polled Varians
x −x
t=
(
)
(
)
+
+
Menghitung Effect Size untuk melihat besarnya pengaruh penggunaan media pembelajaran
berbasis Microsoft OfficePowerPoint.
ˠ=
(
)
(Leo Sutrisno, 2008)
Kriteria :
Es < 0,3 digolongkan rendah
0,3< ES > 0,7 digolongkan sedang
0,7> digolongkan tinggi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan
model pembelajaran kooperatif Team Quiz terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 77 orang dengan rincian 38 orang di kelas VB sebagai kelas
eksperimen dan 39 orang di kelas VA sebagai kelas kontrol. Dari sampel tersebut diperoleh
data skor pre-test dan post-testsiswa yang meliputi: (1) Hasil tes siswa pada kelas kontrol
yaitu pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz
(konvensional), (2) Hasil tes siswa pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz. Adapun data skor pre-test dan
post-test siswa yang telah diolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
6
Tabel 2. Hasil pengolahan nilai pre-test dan post-test siswa
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata – Rata
Standar Deviasi
Uji Normalitas
Homogenitas Data
Uji T
Effect Size
Kelas Kontrol
Tes Awal Tes Akhir
37
53
95
100
66,1
76,81
14,66
12,01
6,73
2,20
Tes Awal (Pre Test)
1,09
- 2,62
Hasil Akhir Post Test
0,46
Kelas Eksperimen
Tes Awal Tes Akhir
32
53
89
100
60,1
82,39
15,32
11,32
3,44
5,54
Tes Akhir (Post Test)
1,03
3,15
Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel 2 terlihat bahwa rata–rata pre-test kelas kontrol (skor
rata-rata = 66,1) lebih tinggi pada rata-rata pre-test kelas eksperimen (skor rata-rata = 60,1)
dengan selisih skor sebesar 6,0. Sedangkan untuk standar deviasi pada kelas kontrol
sebesar 14,66 dan kelas eksperimen sebesar 15,32. Berdasarkan skor KKM bidang studi
Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak adalah
75, seluruh siswa tidak tuntas pada pre-test baik pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen.
Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk post-test mengalami perubahan
hasil belajar yang meningkat jika dibandingkan dengan sebelum diberikannya perlakuan.
Berdasarkan analisis data post-test yang telah dilakukan dapat diperoleh informasi bahwa
rata-rata hasil Post-test pada kelas ekperimen sebesar 82,39 menunjukkan peningkatan
hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan kelas kontrol 76,81. Sedangkan untuk standar
deviasi pada kelas kontrol sebesar 12,01 dan pada kelas eksperimen sebesar 11,32.
Berdasarkan skor KKM bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Bangka Belitung Pontianak adalah 75, siswa yang tuntas pada Post-test ada 29
orang pada kelas kontrol dan 25 orang pada kelas eksperimen. Dengan demikian, secara
keseluruhan baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen terjadi peningkatan rata-rata
hasil belajar, dimana untuk pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz rata-rata hasil belajarnya lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas yang diajar dengan pembelajaran secara konvensional.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan pada kelas
kontrol maupun kelas eksperimen, maka dilakukan analisis hasil yaitu rata-rata pre-test dan
standar deviasi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen dihitung dengan statistik
parametrik dimana kedua data yang akan diuji harus berdistribusi normal. Berdasarkan
hasil perhitungan uji normalitas data Pre-test kelas kontrol diperolah harga Chi Kuadrat
( ) yaitu
= 6,73 sedangkan untuk
pada taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 3
diperoleh
= 7,815. Ini menunjukkan bahwa
<
atau 6,73 <
7,815dengan demikian dapat dikatakan bahwa data Pre-test pada kelas kontrol berdistribusi
normal. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pada pre-test kelas
= 3,44
eksperimen diperoleh harga Chi Kuadrat ( ) untuk kelas Eksperimen yaitu
sedangkan untuk
pada taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh
= 7,815.
7
Ini menunjukkan bahwa
<
atau 3,44 < 7,815 dapat dikatakan bahwa data
Pre-test pada kelas Eksperimen berdistribusi normal.Setelah diketahui bahwa hasil pre-test
kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya yaitu
dilakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas dilakukan dengan menentukan Fhitung
yaitu dengan cara cara membagi varians terbesar dengan varian yang lebih kecil, kemudian
dibandingkan denganFtabel, jika Ftabel lebih besar dari Fhitung maka data bersifat homogen,
dan sebaliknya. Berdasarkan perhitungan varians data pre-test pada kelas kontrol
diperoleh varians sebesar 214,97 sedangkan varians data pre-test kelas eksperimen sebesar
34,70. Berdasarkan hasil varians tersebut maka diperoleh harga Fhitung sebesar 1,09,
sedangkan untuk Ftabel dengan dk pembilang = (38-1) = 37 dan dk penyebut = (39-1) = 38
dengan taraf signifikansi ( ) = 5%, diperoleh harga Ftabel sebesar1,725. Ternyata harga
Fhitung < Ftabel atau 1,09 < 1,725 dengan demikian dapat dikatakan bahwa data pre-test pada
kedua kelas penelitian adalah homogen.
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan
berupa pembelajaran secara konvensional pada kelas kontrol, dan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz, maka data hasil post-test pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen dianalisis dengan analisis yaitu dengan tes Polled
Varians 2 sampel. Analisis tersebut digunakan karena diketahui kedua data Post-test
berdistribusi normal dan jumlah sampel pada kelas kontrol tidak sama dengan jumlah
sampel kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data Post-test kelas
sebesar 2,20
kontrol dan eksperimen diperolah harga Chi Kuadrat ( ) yaitu
sedangkan untuk
pada taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh
sebesar 7,815.Ini menunjukkan bahwa
<
atau 2,20 > 7,815. Sehingga
dapat dikatakan bahwa data Post-test pada kelas kontrol berdistribusi normal. Kemudian
pada post-test kelas eksperimen diperolah harga Chi Kuadrat ( )
sebesar 5,54
pada taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 3 maka diperoleh
sedangkan untuk
sebesar 7,815. Ini menunjukkan bahwa
<
atau 5,54 < 7,815.
Sehingga dapat dikatakan bahwa data Post-test pada kelas eksperimen juga berdistribusi
normal. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengujian homogenitas kedua kelas.
Diperoleh F hitung = 1,03 dan F hitung = 1,725. Karena Ftabel < F hitung atau 1,03 < 1,725, maka
data kedua kelas dikatakan homogeny. Setelah diketahui homogenitasnya, maka dilakukan
uji hipotesis menggunakan rumus Polled Varians 2 sampel dan interpolasi.
Berdasarkan uji – t Polled Varians dua Sampel pada data post-test kelas kontrol dan
eksperimen diperoleh Thitung = 3,15. Sedangkan untuk T table dengan taraf signifikan ( ) =
5% diperoleh Ttabel sebesar 2,005. Ternyata ℎ
>
3,15 > 2,005,
maka Ha diterima dan Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan hasil tes tertulis pada kelas
kontrol dan kelas ekperimen juga dapat dilihat dari peningkatan skor rata – rata untuk kelas
kontrol adalah sebesar 10,71. Sedangkan kelas eksperimen sebesar 22,29, dengan selisih
skor rata – rata kelas eksperimen dan kontrol sebesar 5,58.
Untuk mengetahui keefektifan atau seberapa besar penggunaan model pembelajaran
kooperatif Team Quizterhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak, makadihitung dengan rumus
Effect Size. Berdasarka hasil perhitungan Effect Size diperoleh nilai ES sebesar 0,46
termasuk dalam kategori sedang. Walaupun termasuk kategori sedang hal ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif Team Quiz memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Bangka Belitung Pontianak.
8
Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dikarenakan siswa dikelas
tersebut lebih menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini tampak dari keaktifan
serta keberanian siswa dalam bertanya maupun menjawab berbagai pertanyaan dari guru
ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Team Quiz ini dapat membantu menghadirkan suatu
pembelajaran yang bermakna bagi siswa, selama pembelajaran siswa diberi kesempatan
untuk berinteraksi, berdiskusi dan melakukan percobaan, serta melakukan kuis sehingga
membangkitkan minat mereka dalam mempelajari materi. Hal tersebut tentu berdampak
pada meningkatnya semangat belajar siswa, dan diharapkan dengan menerapkan
pembelajaran ini siswa bisa menyerap materi yang diajarkan dengan sangat baik dan
berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa..Sedangkan pada kelas kontrol, proses
pembelajaran berlangsung seperti pada umumnya yaitu siswa lebih banyak mendengarkan
dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru. Keadaan kelas cenderung senyap dan siswa
terlihat sangat pasif, serta hanya hanya beberapa orang siswa tertentu yang aktif menjawab
ketika diberi pertanyaan oleh guru.
Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen dilakukan oleh peneliti
selama 8 kali pertemuan dan alokasi waktu 2 x 35 menit. Peneliti terlebih dahulu
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan kegiatan awal
sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Pelaksanaan pembelajaran di kelas
eksperimen dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan yaitu mulai tanggal 15 April 2014
sampai 14 Mei 2014 pada hari Selasa pukul 09.00 – 10.10, Rabu 08.10 – 09.35, dan Kamis
07.00 – 08.10.
Pada kegiatan awal, alokasi waktu yang diberikan adalah 5 menit. Kegiatan awal
yang dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telkah dibuat sebelumnya yaitu meliputi salam, doa, absen, pengelolaan kelas, apersepsi,
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, alokasi waktu yang diberikan
adalah 55 menit yaitu meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dengan
menggunakan model pembelajarn kooperatif Team Quiz.
Tiap 1 materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, siswa
melakukan percobaan menggunakan alat percobaan dan dipandu LKS yang sudah
disiapkan oleh guru. Dalam kegiatan eksplorasi, siswa melakukan tanya jawab bersama
guru. Setelah itu, siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang tiap kelompok terdiri atas 6 – 7
orang. Lalu, guru member penjelasan tentang alat dan kegunaan alat percobaan. Setelah
semua kelompok mendapat alat dan LKS, siswa pun melakukan percobaan. Selesai
melakukan percobaan, siswa mendiskusikan hasil percobaannya dan beberapa perwakilan
siswa membacakan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi temannya. Setelah selesai, siswa bersama guru
membuat kesimpulan. Lalu, pada pertemuan kedua pembelajaran dilanjutkan dnegan
melakukan kuis. Siswa dikelompokkan berdasarkan kelompok yang telah dibentuk. Lalu,
mereka diberikan materi – materi tentang daur air. Tiap kelompok berdiskusi untuk
membuat ringkasan materi dan menyusun pertanyaan – pertanyaan. Setelah selesai, siswa
diajak untuk bermain kuis. Dimulai dari kelompok 1 membacakan hasil ringkasan, semua
kelompok menyimak dengan seksama. Lalu, setelah selesai membacakan hasil ringkasan,
kelompok 1 memberikan pertanyaan ke kelompok 2. Jika kelompok 2 tidak bisa
menjawab, maka akan dilemparkan ke kelompok 3, 4, 5 dan 6. Sampai pertanyaan habis,
lalu dilanjutkan ke kelompok 2, begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapat
giliran untuk memberikan pertanyaan. Tiap 1 pertanyaan yang bisa dijawab, amaka
kelompok akan mendapat reward berupa 1 bintang penghargaan. Setelah selesai bermain
kuis, guru bersama siswa membuat kesimpulan. Guru juga melakukan refleksi dan
9
mmberikan soal evaluasi kepada siswa. Selesai mengerjakan soal, guru bersama siswa
membahas jawaban soal bersama – sama. Lalu, pembelajaranditutup dan diakhir dengan
mengucapkan salam.
Sedangkan kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas kontrol juga
dilaksanakan selama 8 kali pertemuan dan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dalam penelitian
ini peneliti terlebih dahulu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dimana
pembelajaran dilaksanakan secara konvensional tanpa menggunakan model pembelajaran
kooperatif Team Quiz. Pertemuan di kelas kontrol dimulai tanggal 15 April 2014 sampai
14 Mei 2014 pada hari Selasa pukul 07.00 – 08.10, Rabu pukul 09.35 – 10.45, dan Jum’at
pukul 07.00 – 08.10 WIB.
Pada kegiatan awal, alokasi waktu yang diberikan adalah 5 menit. Kegiatan awal
yang dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan recana pelaksanaan pembelajaran yang
telah dibuat sebelumnya yaitu meliputi salam, doa, absen, pengelolaan kelas, apersepsi,
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, alokasi waktu yang diberikan
adalah 55 menit yaitu meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dimana
pembelajaran dilaksanakan secara konvensional.
Sama seperti di kelas ekperimen, pembelajaran tiap materi juga dibagi menjadi 2
kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, sisw amelakukan percobaan dan pertemuan
kedua dilanjutkan dengan pembelajaran secara konvensional.
Pada pertemuan pertama, pembelajaran dimulai dari eksplorasi dengan melakukan
tanya jawab dengan siswa. Lalu, siswa dibagi dalam 6 kelompok terdiri dari 6 – 7 orang.
Siswa dibagikan alat percobaan dan LKS untuk melakukan percobaan. Setelah selesai,
mereka berdiskui dan beberapa perwakilan kelompok akan membacakan hasil diskusi di
depan kelas.
Pertemuan kedua dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan ini,
guru hanya melakukan ceramah dan tanya jawab tentang materi yang dipelajari. Siswa juga
diminta mencatat materi yang ditulis oleh guru di papan tulis. Setelah selesai, guru
bersama siswa membuat kesimpulan. Guru juga melakukan refleksi dan mmberikan soal
evaluasi kepada siswa. Selesai mengerjakan soal, guru bersama siswa membahas jawaban
soal bersama – sama. Lalu, pembelajaranditutup dan diakhir dengan mengucapkan salam.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VB yang diajar tanpa menggunakan model
pembelajaran kooperatif Team Quiz (kelas kontrol) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam adalah 76,81 dan standar deviasi sebesar 12,01. Sedangkan rata-rata skor hasil
belajar siswa kelas VA yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Team Quiz (kelas eksperimen) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 82,39
dan standar deviasi sebesar 11,3. Hasil belajar siswa kelas V pada kelas kontrol dan
eksperimen yang dilakukan dengan statistik Polled Varians dua sampel pada taraf 5%
(0,05) diperoleh
ℎ
>
3,15 > 2,005, maka HO ditolak dan HA
diterima. Dimana menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajar dan tidak diajar dengan model pembelajaran kooperatif Team Quiz pada
pembelajaran IPA kelas V MIN Bangka Belitung Pontianak. Selain itu penggunaan model
pembelajaran kooperatif Team Quiz memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa
dengan Effect Size (ES) sebesar 0,46 dengan kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bangka Belitung Pontianak dan hasil analisis
data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, maka dapat disumpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
10
kooperatif Team Quiz terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V MIN
Bangka Belitung Pontianak.
Saran
Diharapkan guru maupun calon guru dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif Team Quiz dalam kegiatan pembelajaran karena dapat memudahkan siswa
dalam menerima informasi dari diskusi, meningkatkan semangat, dan memotivasi siswa
dalam belajar, serta dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan mampu
menginspirasi siswa. Selain itu, diharapkan model pembelajaran yang inovatif ini dapat
diterapkan baik dalam pembelajaran di kelas rendah maupun kelas tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
Agus Suprijono, 2013. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogjakarta :
Pustaka Pelajar
BSNP, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Burhan Nurgiyantoro, dkk ,2009. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu – Ilmu Sosial.
Yogyakarta : Gadjahmada University Press
Hadari Nawawi, 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Isjoni, 2007. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok.
Bandung : Alfabeta
Leo Sutrisno, dkk, 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD 2 SKS. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Nasional
Mira
Triani, 2012. Kelebihan dan Kekurangan Model Team Quiz (online)
(http://miratriani. blogspot.com/2012/07 metode-team-quiz-dan-talking-stick.html)
diakses tanggal 27 Desember 2013
Patta Bundu, 2006. Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Sisdiknas, 2003. UU Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
Sri Anitah, dkk, 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 2006. Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Aditya Media
Yatim Riyanto, 2010. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
11
Download