penerapan metode bermain balok dapat meningkatkan kreativitas

advertisement
PENERAPAN METODE BERMAIN BALOK DAPAT
MENINGKATKANKREATIVITAS ANAK KELOMPOKB DI TK
“MERPATI POS”
SURABAYA
ARTIKEL
DJUNIARTININGSIH
NIM. 081684274
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI SI PG PAUD
2012
APPLICATION OF PLAYING BLOCKS METHOD TO IMPROVE
CHILDREN’S CREATIVITY IN GROUP B AT TK. MERPATI POS
SURABAYA
Djuniartiningsih
ABSTRACT
This research came from a background of the need of using Playing
Blocks method to increase children’s creativity in learning process at
Kindergarten.
This research had a purpose to know the use of playing blocks method in
increasing the children’s creativity at Merpati Pos Kindergarten Surabaya.
This research used qualitative approach to get data and analized by
reflective, participative, and collaborative study. The program developing was
based on students and teacher’s information.
This research used the class room action research which was carried out
at TK. Merpati Pos Surabaya by 2 cycles. In the first cycle, some of children had
not been used to be in learning process by playing blocks activity. The children
certainty of study got 40% (incomplete) from 20 students and increase to be 80%
(complete) in the second cycle.
While the result of teacher’s observation got 72% in the first cycle and
increase to be 94% in the second cycle. In student’s activity observation got 67%
in the first cycle and increase to be 91% in the second cycle. This increase was so
significant and it can be concluded that learning process by using playing blocks
method can increase the students’ creativity at Group B at TK. Merpati Pos
Surabaya.
The suggestion is given to the teacher to increase the students’ creativity
that variation method was expected to be used as the manner to motivate the
students of Kindergarten so that they can be more motivated and the result of
learning process will be optimal.
Keywords: playing blocks method, Creativity.
PENERAPAN METODE BERMAIN BALOK DAPAT
MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK KELOMPOK B DI TK
“ MERPATI POS “
SURABAYA
DJUNIARTININGSIH
ABSTRAK
Peneliti ini berangkat dari latar belakang perlunya penggunaan metode
bermain dengan memanfaatkan bangun balok untuk meningkatkan kemampuan
bermain balok sebagai salah satu kreativitas guru dalam meningkatkan proses
pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana penggunaan metode
bermain balok dalam meningkatkan kreativitas anak di TK Merpati Pos Surabaya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data
dan analisa melalui kajian-kajian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif.
Pengembangan program di dasarkan informasi siswa dan guru.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di
TK. Merpati Pos Surabaya melalui 2 siklus. Siklus pertama sebagian anak belum
terbiasa dalam kegiatan pembelajaran bermain balok. Pada siklus pertama
ketentuan belajar anak memperoleh 40% (tidak tuntas) dari jumlah 20 anak dan
pada siklus ke dua meningkat menjadi 80% (tuntas).
Sedangkan hasil pengamatan kinerja guru memperoleh hasil pada siklus
pertama 72% meningkat pada siklus 2 menjadi 94%. Begitu pada pengamatan
aktivitas anak pada siklus 1 hanya mencapai 67% meningkatkan menjadi 91%
peningkatan ini sangat signifikan sekali dan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain balok dapat meningkatkan
kreativitas anak kelompok B TK. Merpati Pos Surabaya.
Saran diberikan pada guru dalam meningkatkan kreativitas anak
diharapkan dapat menggunakan metode yang bervariasi sebagai car untuk
memotivasi siswa dalam pembelajaran di TK, agar siswa lebih termotivasi
sehingga hasil pembelajaran akan lebih optimal
Kata Kunci : Kemampuan, Metode bermain balok, Kreativitas
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Dr. Soemiarti Patmonodewo (2000 : 41) bahwa masa pra sekolah
merupakan cermin kualitas bangsa di masa yang akan datang. Khususnya para
orang tua makin lama makin menyadari betapa pentingnya hubungan orang tua
anak yang kelak akan mewarnai hubungan dengan lingkungannya, teman sebaya,
guru maupun atasannya.
Anak yang medapatkan perlakuan yang tidak tepat, semacam child abused dan
anak yang hidup dalam kemiskinan yang selalu menjadi bahan perdebatan para
pendidik. Untuk hal tersebut selalu akan dicarikan jalan keluar dari permasalahan
tersebut. Sementara itu usaha memberikan simulasi pada anak usia awal selalu
menjadi perhatian para pendidik.
Berdasarkan hal tersebut maka kita berkewajiban untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Negara ini. Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dapat diwujudkan melalui pendidikan yang berkualitas pula.
Pendidikan dimulai dari generasi muda, khususnya usia dini.
Menurut Depdiknas (2004 : 4) menyatakan bahwa : Anak usia 4-6 tahun
merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai
6 tahun. Pada anak usia ini secara terminology disebut sebagai anak usia pra
sekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari
50% menjadi 80%. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama
dalam mengembangkan kemampuan fisik, koognitif, bahasa, social-emosional,
konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai – nilai agama.
Selanjutnya di dalam Keputusan Mentri Kependidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0486/U/1992 Bab I Pasal 2 Ayat (1) telah dinyatakan bahwa
“Pendidikna Taman Kanak – Kanak merupakan wadah untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan alami anak”. Tindak lanjut Bab II Pasal 4
dijelaskan bahwa anak didik di TK adalah anak usia 4-6 tahun.
Ada indikasi penurunan kemampuan berfikir kreatif pada anak usia 6 tahun, yaitu
saat anak masuk kelas satu sekolah dasar. Dalam angka mengoptimalkan berbagai
potensi yang dimiliki anak pada masa pertumbuhannya, khususnya pada masa
kanak – kanak hingga usia sekolah maka perlu diperhatikan bagaimana cara anak
memanfaatkan mainannya dan bagaimana mainannya mempengaruhi dirinya. Hal
ini
di
pandang
relevan
mengingat
naluri
anak
dalam
meningkatkan
kemampuannya selalu berdasarkan unsur bermain. Disamping itu banyak studi
membuktikan bahwa mainan dapat di manfaatkan sebagai media pendidikan,
termasuk pula didalamnya meningkatkan kemampuan kreatif anak.
Berkaitan dengan uraian diatas perlu dikembangkan suatu media pembelajaran
yang dapat menstimulasi anak untuk belajar namun tidak terkesan mengintimidasi
anak untuk belajar sesuatu. Dalam hal ini peneliti ingin mengembangkan suatu
media pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran koognitif siswa TK
kelompok B dengan pendekatan bermain sambil belajar. Media pembelajaran
digunakan untuk memudahkan siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Pembelajaran bermedia lebih efektif dari pada pembelajaran tanpa
media.
Istilah media merupakan bentuk jamak dari medium, secara harafia berarti
perantara atau pengantar. Menurut AECT (dalam Naning, 2006 : 2) mengartikan
media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.
Berdasarkan karakteristik siswa TK yang masih suka bermain, media balok dapat
digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Penggunaan media balok
bertujuan membuat siswa belajar sambil bermain, sehingga guru dapat
memberikan pemahaman tentang konsep matematika dan bahasa. Pengembangan
media balok ini lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan matematika
siswa. Konsep matematika yang dikenal adalah konsep tentang angka, berhitung
dan mengenal tentang lebih banyak, sama atau lebih sedikit. Media balok dipilih
berdasarkan atas pertimbangan :
1. Media balok yang ada hanya polos dan
biasanya untuk permainan konstruksi, 2. Belum dikembangkan media balok
dengan pola huruf, angka dan gambar di TK Merpati Pos Surabaya, 3. Media
balok bisa digunakan dalam belajar dalam pendekatan bermain sambil belajar
sehingga anak lebih tertarik dan merasa senang. Selain itu karena media balok
memiliki karakteristik antara lain : 1. Termasuk media tiga dimensi, 2. Tahan
lama atau awet, 3. Mudah memainkan, 4. Biaya pembuatan relative murah, 5.
Luwes, mudah diubah sesuai dengan keinginan pemakai.
Focus penelitian tindakan ini adalah: untuk menghasilkan suatu prototipe atau
model media yang diharapkan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas
siswa kelompok B di TK MERPATI POS Surabaya
Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan metode bermain balok dapat meningkatkan kreativitas
anak TK. Merpati Pos Surabaya ?
Tujuan Yang Ingin Dicapai
Untuk meningktakan kretivitas anak memlalui penerapan metode bermain balok.
Kajian Teoritik
Pengertian Bermain
Menurut Singer (dalam Kustanti,2004) mengemukakan bahwa bermain dapat
digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi
dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan
bermain anak lebih memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah,
tanpa paksaan.
Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikatakan dengan kegiatan
anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain :
1. Sesuatu yang menyenangkan dan nilai instrinsik pada anak
2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsic
3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsure keterpaksaan dan bebas
dipilih oleh anak
4. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
5. Memiliki hubungan sistematik yang harus khusus dengan sesuatu yang
bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa,
perkembangan social dan sebagainya
Menurut Drs. Suryadi (2006 : 6) mengemukakan bahwa bermain adalah suatu
kegiatan yang menggunakan kemampuan-kemampuannya yang baru berkembang
untuk menjajaki dirinya dan lingkungannya dengan cara-cara yang beragam.
Bermain juga memiliki beberapa makna, yaitu makna fisik, makna social, makna
pendidikan, makna penyembuhan, makna moral dan makna untuk memahami diri
sendiri.
Bermain, jika ditinjau dari sumber kegembiraannya dibagi menjadi dua, yaiatu
bermain aktif dan bermain pasif, sedangkan jika ditinjau dari aktivitasnya,
bermain dapat dibagi menjadi empat yaitu : bermain fisik, bermain kreatif,
bermain imajinatif, dan bermain manipulative. Jenis bermain tersebut juga
merupakan cirri bermain pada anak usia pra sekolah dengan menekankan
permainan dengan alat (balok, bola dan sebagainya) dan drama.
Manfaat Bermain
a. F.Frank menegaskan pentingnya bermain karena sebagai suatu cara yang baik
untuk belajar diri sendiri.
b. Herbert Spencer berpendapat bernain sangat penting bagi anak karena anak
memiliki potensi lebih dan perlu disalurkan melalui bermain.
c. JJ. Rosseau menegaskan bahwa bermain bagi anak sangat penting karena
sebagai kodrat anak.
d. Hurlock berpendapat bahwa bermain penting bagi anak karena setiap anak
dalam perkembangannya biasanya mendapatkan dari lingkungan hidupnya,
baik dari lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih dekat.
e. Karl Buhker berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang menimbulkan
kenikmatan, dan kenikmatan itu menjadi rangsangan bagi pelaku lainnya.
Ketika anak mulai mampu berbicara dan berfantasi meluas menjadi
kenikmatan berkreasi.
Kebutuhan Bermain
Kebutuhan bermain merupakan sesuatu yang penting bagi anak karena bermain
merupakan printis kreativitas, dan dapat mengembangkan cara berfikir anak. Anak
yang banyak bermain akan mampu meningkatkan kreativitas mereka di masa
depan. Dalam bermain mengubah kekuatan potensi dalam diri menjadi sarana
untuk mengubah kekuatan potensi dalam diri menjadi sarana penyalur kelebihan
energy dan relaksasi.
Beberapa karakteristik bermain adalah sebagai berikut : Bermain menuntut pelaku
ktif secara fisik dan mental, Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan,
mengasyikan dan menggairahkan, Bermain dilakukan bukan karena paksaan
melainkan karena keinginan diri sendiri, Dalam bermain individu bertingkah laku
secara spontan, sesuai dengan keinginannya, Tanpa ada hal-hal lain, kegiatan
bermain itu sendiri sudah sangat menyenangkan bagi pelaku, Bebas membuat
aturan sendiri sesuai kesepakatan antar pelaku, Makna dan kesan bermain
sepenuhnya ditentukan pelaku.
Fungsi Bermain, bermain memiliki banyak fungsi berkaitan dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah : Latihan Pengambilan Keputusan, Memilih,
Mandiri,
Tuntas,
Kreativitas,
Percaya
Diri,
Pengembangan
Intelektual,
Pengembangan Bahasa, Bermain Untuk Perkembangan Sosial, Bermain Untuk
Perkembangan Emosi, Bermain Untuk Pengembangan Fisik, Bermain Untuk
Perkembangan Kreativitas, Bermain Sebagai Terapi.
a. Jean Piaget
Adapun tahapan kegiatan bermain menurut Piaget adalah sebagai berikut :
1) Permainan sensori motorik (¾ bulan - ½ tahun)
2) Permainan Simbolik (2-7 tahun)
3) Permainan Sosial yang Memiliki Aturan (8-11 tahun)
4) Permainan yang Memiliki Aturan dan Olahraga (11 tahun ke atas)
b. Hurlock
Adapun tahapan perkembangan bermain menurut Hurlock adalah sebagai
berikut :
1) Tahapan Penjelajahan (Explonatory Stage)
2) Tahapan Mainan (Toy Stage)
3) Tahapan Bermain (Play Stage)
4) Tahap Melamun (Daydream Stage)
Bermain Balok
Menurut B.E.F Montolalu (6.22) mengemukakakan bahwa : Balok mempunyai
tempat dihati anak serta menjadi pilihan favorit sepanjang tahun, bahkan sampai
tahun ajaran berakhir. Ketika bermain balok banyak temuan-temuan terjadi.
Demikian pula pemecahan masalah terjadi secara ilmiah. Bentuk konstruksi
mereka dari yang sederhana sampai yang rumit dapat menunjukkan adanya
penigkatan pengembangan berpikir mereka. Daya penalaran anak akan bekerja
aktif. Konsep pengetahuan matematika akan mereka temukan sendiri, seperti
nama bentuk, ukuran, warna, pengertian sama/tidak sama, seimbang, dll.
Belajar Melalui Bermain Balok
Balok dianggap sebagai alat bermain yang paling bermanfaat dan yang paling
banyak digunakan di TK maupun lembaga pendidikan pra sekolah (Benish, 1978,
Kinsmans G Bark, 1979). Nilai dari membangun dengan balok meliputi 4 aspek
pengembangan yaitu : Fisi Motorik, Perkembangan Koognitif, Perkembangan
Sosial, Perkembangan Emosional.
KREATIVITAS
Pengertian Kreativitas
Menurut Solso (Csikszentminhalyi, 1996) kretivitas adalah aktivitas koognitif
yang menghasilkan cara pandangan baru terhadap suatu maslah atau situasi.
Dverdal (dalam Hurlock 1999) menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang
pada dasarnya baru, dan sebelumnya tak dikenal pembuatnya. Kreativitas ini
dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan
hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan pola-pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta
pencakokan hubungan lama kesituasi baru dan mungkin mencakup pembentukan
korelasi baru. Bentuk-benutuk kretivitas mungkin berupa produk seni,
kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat procedural atau
metodologis.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi baru berdasarkan unsureunsur yang telag ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau
bermanfaat.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan spontan sehingga hal
ini memberikan rasa aman secara psikologis pada anak. Begiti pula dalam suasana
bermain aktif, dimana anak memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan
eksplorasi huna memenuhi rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresikan
gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif, dan sebagainya. Maka
dalam hal ini memungkinkan anak untuk mengembangkan perasaan bebas secara
psikologis.
Bermain Balok dapat membuat anak usia dini memiliki imajinasi dan kreatifitas
alamiah. Kemampuan ini dapat menghasilkan pemikiran – pemikiran yang asli
dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan aktifitas sehingga anak
dapat menciptakan berbagai bentuk karya atau khayalan spontanitas dengan alat
mainnya.
Bermain adalah awal dari perkembangan kreativitas, karena dalam kegiatan yang
menyenangkan itu, anak dapat mengungkapkan gagasan – gagasan secara bebas
dalam hubungan dengan lingkungannya. Oleh karena itu kegiatan tersebut dapat
dijadikan dasar dalam mengembangkan kreativitas anak.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR
(Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 89),
penelitian ini muncul karena adanya kesadaran pelaku kegiatan yang merasa tidak
puas dengan hasil kerjanya. Dengan didasari atas kesadaran sendiri, pelaku yang
bersangkutan mencoba menyempurnakan pekerjaannya dengan cara melakukan
percobaan yang dilakukan berulang-ulang, prosesnya diamati dengan sungguhsungguh sampai mendapatkan proses yang dirasakan memberikan hasil yang lebih
baik dari semula.
Analisis Data
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, Menurut
Suharsimi Arikunto (2006 : 89), penelitian ini muncul karena adanya kesadaran
pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya. Dengan didasari
atas kesadaran sendiri, pelaku yang bersangkutan mencoba menyempurnakan
pekerjaannya dengan cara melakukan percobaan yang dilakukan berulang-ulang,
prosesnya diamati dengan sungguh-sungguh sampai mendapatkan proses yang
dirasakan memberikan hasil yang lebih baik dari semula.
Data yang terkumpul pada setiap siklus dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik prosentase untuk mengetahui kecendrungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran, dalam analisa sebagai berikut :
Adapun rumus prosentase yang digunakan adalah : P= F/N × 100% (P=
Prosentase (nilai), f= Skor yang diperoleh, N= Nilai maksimal (Suharsimi,
Arikumo, 1998 :236)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan proses penelitian tindakan kelas ( PTK )
tentang pembelajaran dengan menerapkan metode Bermain Balok Guna
Meningkatkan
kreativitas
Anak
melalui
bantuan
partisipan
melakukan
pengamatan / penelitian terhadap apa yang telah direncanakan dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran pada anak
kelompok B TK Merpati Pos dengan jumlah 20 anak dilaksanakan dengan
sebanyak 2 siklus, dan hasilnya akan kami paparkan sebagai berikut : pada siklus
I, observasi aktivitas guru mencapai 72%. Setelah melaksanakan siklus I, hasil
yang diperoleh belum sesuai dengan harapan peneliti. Maka diadakan perbaikan
tindakan lagi pada siklus II. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini mengalami
peningkatan menjadi sebesar 94%. Hai ini semakin diperkuat dengan keberhasilan
guru dalam pelaksanakaan pembelajaran. pada siklus I, observasi aktivitas anak
mencapai 61%. Setelah melaksanakan siklus I, hasil yang diperoleh belum sesuai
dengan harapan peneliti. Maka diadakan perbaikan tindakan lagi pada siklus II.
Hasil yang diperoleh pada siklus II ini mengalami peningkatan menjadi sebesar
91%. Hal ini dikarenakan anak sudah dengan baik memperhatikan penjelasan
guru, artinya aktivitas belajar anak dapat meningkat dengan baik dan lancar,
disekolah maupun dirumah. Anak memperhatikan dan memahami pembelajaran
yang disampaikan guru, anak berkonsentrasi dalam mendengarkan guru, terjadi
interaksi timbal balik antara anak dengan guru. Pada siklus I, membentuk bangun
sederhana 72%, membentuk bangun yang agak sulit 61%, dan terampil
membentuk dengan menggunakan bahan bangun balok 60%. Dengan melihat
hasil tersebut, penelitian belum merasa sesuai dengan standar pembelajaran yang
diharapkan. Maka diadakan perbaikan siklus II. Dalam siklus II ini, membentuk
bangun sederhana 86%, membentuk bangun yang agak sulit 89%, dan terampil
membentuk dengan menggunakan bahan bangun balok 91%. Hal ini dikarenakan
anak-anak sudah mampu dan terampil dalam membuat bahan bangun balok.
Pembahasan Hasil Penelitian
siklus I, membentuk bangun sederhana, membentuk bangun yang agak sulit, dan
terampil membentuk dengan menggunakan bahan bangunan balok 20% atau 4
dari jumlah murid di kelompok B yang telah mampu membentuk bangun
sederhana, agak sulit, dan terampil membentuk dengan menggunakan bahan
bangun balok. Dan 80% atau 16 anak yang belum mampu dan tidak berhasil
dalam membentuk bangun sederhana, agak sulit, dan terampil membentuk dengan
menggunakan bahan bangun balok. Setelah siklus I dilaksanakan ternyata menurut
peneliti belum memenuhi standart yang diharapkan untuk keberhasilan dalam
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I kemampuan kegiatan
bermain balok , memegang peranan penting pada kegiatan pembelajaran di TK
Merpati Pos Surabaya. Ada beberapa kebaikan dari kegiatan bermain balok yaitu
kreatif, berkreasi, dan mandiri saat melakukan kegiatan tersebut.
Melihat hasil yang dicapai anak pada perbaikan siklus I yang belum sesuai dengan
target yang diharapkan maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran
ulang dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran yang terjadi pada
siklus I.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II kegiatan bermain balok dapat
meningkatkan kreativitas anak mempunyai arti tersendiri bagi guru. Pada siklus I
persepsi guru kurang dapat memberikan motivasi belajar pada anak, oleh karena
itu pada siklus II ini guru memberikan tambahan media yang sangat menarik pada
anak yaitu adanya contoh yang sudah jadi yang benar-benar menarik tampilannya
sangat penting untuk memotivasi anak agar lebih kreatif dalam berkreasi. Guru
pun memperjelas bahan ajar yang disampaikan kepada anak, sehingga anak dapat
menerima penjelasan guru dengan baik, anak lebih senang dan antusias bermain
balok. dalam siklus II hasilnya ada peningkatan yang sangat baik yaitu sebesar
80% dari anak yang hadir atau 16 anak yang mampu mandiri dan kreatif dalam
bermain balok sedangkan yang 20% atau 4 anak masih memerlukan bimbingan.
Dalam siklus II anak mengikuti kegiatan motorik halus melalui bermain balok
dengan semangat dan senang dalam melakukan kegiatan ini hingga akhir kegiatan,
peningkatan yang dicapai 80% atau 16 anak dapat menyelesaikan dengan baik dan
20% atau 4 anak yang masih kurang maksimal dalam meyelesaikan tugasnya ini
termasuk kategori kurang baik.
Anak – anak yang mempunyai keterampilan yang baik akan cepat menerima dan
faham dengan penjelasan yang diterima dari guru. Dengan menerapkan metode
bermain balok partisipasi anak untuk melakukan kegiatan tersebut akan lebih
kreatif dan lebih baik dalam menampilkan imajinasinya. Dalam hal ini anak dapat
mengoptimalkan hasil belajarnya dengan adanya peningkatan dari siklus I ke
siklus II yang mengalami peningkatan menjadi sebesar 80% dari anak yang hadir
pada saat pembelajaran. Dikarenakan adanya kerjasama dan persiapan yang baik
antara anak dan guru ketika kegiatan pembelajaran bermain balok dan membentuk
bangun sederhana, membentuk bangun agak sulit, terampil membentuk bangun
balok dapat meningkatkan kreativitas. Bahkan mengalami peningkatan yang
masuk kategori yang baik dalam mendengarkan penjelasan tentang metode
bermain balok.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian hasil analisis pembahasan pada penelitian ini tentang penerapan
metode bermain balok dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B TK.
Merpati Pos Surabaya maka simpulannya adalah anak mempunyai daya tarik yang
cukup kuat dalam proses pembelajaran, ada peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Dalam proses mengajar di dalam kelas guru mulai mampu memotivasi siswa
dalam bermain balok, bermain balok dengan kelompok, mengajukan pertanyaan
kepada siswa dengan memanfaatkan alat peraga bagi pengembangan anak usia
dini. Berdasarkan tingkat keefektivitas anak dengan imajinasinya, anak mampu
menunjukan keberhasilan pada selisih prosentase dari siklus I ke siklus II sebesar
40% sehingga penerapan metode bermain balok sangat baik untuk meningkatkan
kreativitas anak TK.
Saran
Setelah mengetahui hasil penelitian tindakan kelas ini tentang penggunaan metode
bermain balok, diharapkan metode ini bisa digunakan dalam proses pembelajaran
berikutnya dan tinggal mengubah teknik permainannya sehingga anak bermain
dengan senang dan tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Penulis
menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, sehingga diharapkan di
waktu mendatang baik penulis maupun pembaca bisa melakukan penelitian yang
lebih mendalam tentang penggunaan metode bermain balok, hasil penelitian ini
dapat digunakan acuan/referensi bagi pengembangan penelitian lebih lanjut,
dengan tidak menutup kemungkinan pada guru TK untuk mencoba menerapkan
metode bermain balok dalam proses pembelajaran. Karena penelitian juga hanya
terbatas pada penerapan metode bermain balok, maka diharapkan ada penelitian
semakin menarik bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Naning Puji. 2006. Pengembangan Media Balok Dalam Pembelajaran
Kognitif Siswa Kelompok B TK Mutiara I. Lamongan Skripsi, Surabaya:
Unesa.
Depdiknas. 2004. Kurikulum TK dan RA Standar Kompetensi. Jakarta:
Depdiknas.
Suryadi. 2006. Kiat Jitu Dalam Mendidik Anak. Jakarta: EDSA Mahkota.
Ahira, Anna. Permainan Anak. (On Line). (http://anneahira.com/kesehatan-anakPermainan-anak.htm, diakses 18 Maret 2010).
Arifin, Zaenal. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera
Cendikia.
Arikunto,Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
---------------------------. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
PT. Rineka Cipta, Jakarta Anggota IKAPI
Campbell, David, dan Hardjana, Mangun. 1996. Mengembangkan Kreatifitas.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Chandra, Julius. 1994, Kreativitas Bagaimana Menanam Membangun dan
Mengembangkannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Depdiknas. 2007. Pelatihan Pengembangan Strategi Pembelajaran. KBK/KTSP.
Jakarta: Depdiknas.
Gratia, Prima Dewi. 2009. Kreativitas anak.
reference not valid., diakses 18 Maret 2010).
(On Line). (Error! Hyperlink
Mariani, Devi Ari. 2008. Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
(http://Deviarimariani.Wordpress.com/2008/06/12/bermain-dankreativitas-anak-usia-dini, diakses 18 Maret 2010).
Moeslichatoen R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak – kanak. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Moleong, Lexy S, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Roesdakarya.
Munandar. 1995. Peningkatan Kreativitas Anak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prasojo, Suminaring. 2010. Permainan Angka dan Logika. Yogyakarta: Diva
Press.
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan
Kuantitatif. UNESA University Press.
Siswanto, Igrea. 2008. Bermain dan permainan Anak. Jakarta : Unversitas
Terbuka.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. CV Alfa Beta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta.
Sujiono Nurani Yuliani. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Cet 9: Jakarta
Universitas Terbuka.
Download