ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT 1. Cerebrum (Otak

advertisement
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT
Ketika anda berpikir, melihat, bernapas, dan melakukan segala sesuatu
sepanjang hari anda menggunakan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat adalah
sistem tubuh yang menerima dan memproses semua informasi dari seluruh bagian
tubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan neuron. Hal ini bisa dibilang
sistem yang paling penting dari tubuh.
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum (Telecephalon) merupakan bagian terbesar otak dan menempati
fossa cranial tengah dan anterior. Cerebrum juga disebut dengan cerebral cortex,
forebrain atau otak depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan
manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan
berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan
fisual. Kecerdasan intelektual atau IQ manusia juga ditentukan oleh kualitas
cerebrum.
Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fisura serebri longitudinal,
menjadi hemisferkiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu ventrikel
lateral. Di otak bagian dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa substansi albikan
(serat saraf) yang disebut korpus kalosum (corpus callosum). Bagian superfisial
cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau substansi grisea, yang membentuk korteks
serebri,dan lapisan dalam yang terdiri atas serat syaraf atau substansi albikan.
Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan
belahan orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas
dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 1
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Ke-4 lobus tersebut yaitu :
Lobus
Lokasi
Fungsi
Emosi,
Lobus Frontal
perencanaan,
kreativitas,
Lobus
frontal,
terletak di daerah
otak
Anda.
sekitar
dahi
penilaian,
gerakan
dan
pemecahan
masalah
dikendalikan
di
lobus frontal.
Lobus frontal dibagi lagi ke
dalam korteks prefrontal,
area premotor, dan area
motor.
Lobus Parietal
Lobus
parietal Pengaturan
suhu,
rasa,
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 2
terletak di belakang tekanan, sentuhan dan rasa
lobus frontal dan di sakit dikendalikan di lobus
bagian belakang atas parietal.
otak.
Beberapa
fungsi
juga
dapat
bahasa
dikendalikan
di
lobus
parietal.
Lobus Temporal
Kebanyakan
Sesuai
namanya,
lobus
temporal
terletak di setiap sisi
otak
dan
pendengaran
fungsi
dikendalikan
temporal.
belajar
juga
bahasa
di
lobus
Proses
emosi,
dan
pendengaran
terletak
di
lobus
temporal.
Lobus Oksipital
Lobus
Penglihatan
dan
kemampuan
untuk
oksipital mengenali
terletak
di
bagian dikendalikan
obyek
di
lobus
Retina
mata
punggung
bawah oksipital.
otak
bagian mengirimkan masukan ke
di
belakang kepala.
lobus oksipital otak yang
kemudian
menafsirkan
sinyal sebagai gambar
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 3
Penyakit Cerebrum
1. Lesi-lesi di Thalamus
Lesi-lesi ini biasanya terjadi akibat thrombosis atau pendarahan salah satu
arteri yang memperdarahi thalamus. Oleh karena thalamus berkaitan dengan
penerimaan implus sensorik tubuh sisi kontralateral. Gejala yang ditimbulkan lesi
hanya terbatas pada sisi kontralateral tubuh. Terjadi gangguan pada sebagian
besar bentuk sensasi, antara lain sensasi raba ringan, lokalisasi dan dikriminasi
taktil, serta hilangnya penilaian gerakan sendi
2. Lesi-lesi subtalamik
Lesi di subthalamik
menimbulkan gerakan involunter yang kuat dan
mendadak pada ekstrimitas kontralateral. Gerakan tersebut dapat berbentuk
hentakan (koreiformis) atau kasar (balismus)
3. Lesi hypothalamus
Lesi di hypothalamus disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kelainan
vaskuler. Tumor seperti kraniofaringioma atau adenoma kromofobe glandulae
pituitarie dan tumor pineal dapat mengganggu fungsi hypothalamus, seperti
mengendalikan emosi, regulasi metabolism lemak, karbohidrat, dan air, genital,
makan dan tidur. Kelainan yang sering ditemukan antara lain hipoplasia atau
atrofi genital, diabetes insipidus, obesitas, gangguan tidur, pireksia irregular,dan
kurus. Beberapa gangguan tersebut dapat terjadi bersamaan, misalnya pada
sindrom distrofi adiposgenital.
4. Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degenerasi otak yang terjadi
pada usia pertengahan atau tua, namun saat ini telah dikenali pada bentuk
dinipenyakit ini. Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi terdapat
bukti presdisposisi genetik. Telah ditemukan beberapa gen abnormal, yang
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 4
masing-masing menunjukkan sindrom klinis dan pathologis yang sama, yang
berbeda hanya pada usia mulai timbulnya dan kecepatan progresivitasnya, yang
menunjukkan adanya perbedaan dalam mekanisme patologisnya. Beberapa kasus
penyakit Alzheimer dalam satu keluarga, misalnya ditemukan gen mutasi pada
beberapa gen (App, presenilin 1 danpresenilin 2). Tanda-tanda umumnya adalah
kehilangan ingatan akan hal baru, disintegrasi kepribadian, disorientasi total.
5. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan
gangguan fungsi saraf lainnya. CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali
lebih sering ditemukan pada bayi prematur dan.10-15% kasus terjadi akibat
cedera lahir karena aliran darah ke otak sebelum/selama/ segera setelah bayi
lahir.Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh
darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami
perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang
memadai ke otak.Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada
kasus yang berat, bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan. Tetapi
kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.
2. Cerebellum (Otak Kecil)
1. Gambaran Umum Cerebellum
Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagian
superiornya ditutupi oleh tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian terbesar otak
belakang dan terletak posterior dari ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata
(Gambar 2.1). Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian
tengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh
bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Cerebellum berhubungan dengan aspek
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 5
posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris, disebut
pedunculus cerebellaris superior, medius dan inferior.
(Gambar 2.1)
Cerebellum dibagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior(fungsi:
regulasi tonus otot dan mempertahankan sikap badan), lobus medius/
lobus posterior (fungsi: koordinasi berbagai gerakan lincah), dan lobus
flocculonodularis(fungsi:
mempertahankan
keseimbangan).
Lobus
anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan
dipisahkan dari lobus medius oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf
“V”, disebut fissura prima ( Gambar 2.2 dan 2.3). Lobus medius
(kadang-kadang disebut lobus posterior), yang merupakan bain cerebellum
yang paling besar, terletak di antara fissura prima dan fissura
uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissura
uvulonodularis (Gambar 2.4). Fissura horizontalis yang dalam
ditemukan disepanjang pinggir cerebellum dan memisahkan permukaan
superior dari permukaan inferior; tidak mempuyai arti morfologis atau
fungsional yang penting.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 6
(Gambar 2.2)
(Gambar 2.3)
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 7
(Gambar 2.4)
2. Struktur Cerebellum
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut
cortex, dan lapisan bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap
hemipsherium,
terdapat
tiga
masa
subtantia
alba
yang
terbentuk
nuclei
intracerebelli.
•
Struktur Cortex Cerebelli
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran
besar yang berlipat-lipat dan terletak pada bidang koronel atau transversal.
Setiap lipatan atau folium terdiri dari substanpia alba dibagian dalam yang
ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan
bidang median membagi folia menjadi bagian-bagian yang bagus untuk
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 8
dipelajari, dan bentuk potongan permukaan yang bercabang-cabang
disebut arbor vitae.
Substantia grisea corticis diseluruh cerebellum memiliki struktur
yang sama. Substantia terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu :
1. Lapisan luar(lapisan molekuler), Terdiri dari dua tipe neuron ; sel
stellatum yang terletak di sebelah luar dan sel basket yang terletak
disebelah dalam.
2. Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron Golgi tipe I yang
besar. Berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis
3. Lapisan dalam (lapisan granular), Lapisan granular dipadati oleh
sel-sel kecil dengan inti berwarna gelap serta sedikit sitoplasma.
•
Area Fungsional Cortex Cerebelli
Observasi klinis oleh ahli saraf dan ahli bedah saraf, serta penelitian
dengan menggunakan PET scan menunjukkan bahwa cortex cerebelli
dapat dibagi menjadi 3 area berdasarkan fungsinya.
Kortex daerah vermis memperngaruhi gerakan-gerakan sumbu
panjang tubuh, yaitu leher, bahu, koraks, abdomen, dan panggul. Tepat di
latecerebelli. Area ini berfungsi mengendalikan otot-otot bagian distal
eksmtremitas, terutama tangan dan kaki. Area lateral masing-masing
hemispherium cerebelli tampaknya berhubungan dengan perencanaan
serangkaian gerakan diseluruh tubuh dan terlibat dalam penilaian sadar
terhadap gangguan.
3. Fungsi Cerebellum
Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh,
keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 9
Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri
dan dari otot, tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan
dari nervus vestibularis dan mungkin juga informasi penglihatan dari tractus
tectocerebellaris. Semua informasi ini diteruskan ke cortex cerebelli.
Ahli fisiologi membuat postulat bahwa fungsi cerebellum sebagai koordinator
ketepatan gerak dilakukan dengan cara membandingkan output dari area motorik
cortex cereberii dengan informasi propioseptif yang diterima dari tempat kerja otak
secara terus-menerus. Fungsi lain cerebellum, yaitu :
1. Fungsi cellebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan
mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini
memastikan bahwa gerakan yang di cetuskan suatu tempat di system
saraf pusat berlangsung dengan halus bukan mendadak dan terorganisasi.
2. Cellebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur
3. Bagian ini juga membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi
sesorik dari telinga dalam di bawa kelabus cellebelum.
4. Penyakit-Penyakit yang Sering Mengenai Cerebellum
Satu penyakit yang paling sering mengenai cerebellum adalah keracunan
alcohol akut. Penyakit ini terjadi akibat kerja alcohol di septor GABA pada neuronneuron cerebellum.
Penyakit-penyakit berikut sering mengenai cerebellum: agenesis atau
hypoplasia kongenital, trauma, infeksi, tumor, sclerosis multiple, gangguan vaskuler,
seperti trombosit arteria cerebellaris, dan keracunan logam berat.
Berbagai manifestasi penyakit cerebellum dapat dipersempit menjadi dua
kelainan dasar: hipotonia dan hilangnya pengaruh cerebellum terhadap cortex cerebri.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 10
3. Brainstem (Batang Otak)
1. Gambaran Umum Brainstem
Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior(belakang) otak. Pada
gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum
mencapai cerebrum. Impuls rangsang diantarkan oleh traktus ascendentes ( serat-serat
saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah diotak, lalu impuls respons
dihantarakan oleh traktus descendentes. Pada perbatasan antara batang otak dan
sumsum tulang belakang medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) seratserat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes) dari cerebrum ke modulla spinalis.
Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang kebagian kanan medula spinalis
dan serat dari otak kanan menyilang kebagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan
bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan
oleh otak kanan.
Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh syaraf kranial, kecuali
syaraf I dan II yang menempel pada cerebrum (otak besar).
2. Struktur Brainstem
Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga stuktur yaitu medulla
oblongata, pons dan mesencephalon(otak tangah), yang menempati fossa cranii
posterior tengkorak.
a. Mesecephalon (otak tengah)
Mesecephalon membentuk wilayah tengah otak dan merupakan
bagian penting dari system syaraf pusat. mesecephalon melakukan
sejumlah tugas individu sangat penting yaitu bangun atau tidur,
kecemasan, kontrol motor, pendengaran, penglihatan, pengaturan
suhu. pada ujung anterior, terhubung dengan otak depan dan diujung
posterior melekat metencephalon (pons),sehingga di tempatkan
didekat pusat otak .
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 11
b. Medulla oblongata
Medulla oblongata menghubungkan pons yang teretak di
superior dengan medulla spinalis yang terletak diinferior. pertemuan
medulla oblongata dan medulla spinalis terletak ditempat pangkal
radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis pertama, yang
kira-kira terletak setinggi foramen magnum. Medulla oblongata
berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Medulla
oblongata terletak di bagian bawah batang otak. Panjangnya sekitar
2,5 cm dan terletak tepat dibawah kranium diatas foramen magnum.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari
sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga
sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak
jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pada tiap-tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang
disebut pyramis, terdiri dari berkas serabut saraf,
serabut dulla
corticospinalis, yang berasal dari sel-sel saraf yang besar di dalam
gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di
tempat ini, sebagian besar serabut-serabut desendens menyilang ke
sisi kontralateral membentuk decussatio pyramidum. Fibrae arcuatae
externae anteriores merupakan sebagian kecil serabut saraf yang
muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum
dan berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata masuk ke
cerebellum. Posterolateral terhadap pyramis adalah oliva, merupakan
peninggian ber bentuk oval yang disebabkan oleh nuclei olivares
inferiores yang terletak di bawahnya. Posterior terhadap oliva terdapat
pedunculus cerebellaris inferior yang menghubungkan medulla
oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, di antara oliva dan
pedunculus cerebellaris inferior keluar radix nervi glossopharyngeus.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 12
c. Pons
Struktur utama di bagian atas dari batang otak yang disebut
pons. Pons berada didepan sereblum, di bawah otak tengah. Pons
terdiri atas serat saraf yang membentuk jembatan antara dua hemisfer
sereblum, dan serat yang melalui antara posisi otak yang lebih tinggi
dan medula spinalis. . Pons bertugas untuk menghubungkan jalur
sensoris dari medula spinalis ke talamus dan otak kecil (serebelum).
Pons memiliki dua peran. Yang pertama adalah regulasi pernapasan .
Di pons, ada struktur yang disebut pusat pneumotaxic . Pons
mengontrol jumlah udara napas dan napas per menit , yang dikenal
sebagai tingkat pernapasan . Selain itu, pons terlibat dalam transmisi
sinyal ke dan dari struktur lain di otak , seperti otak atau otak kecil.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat
otak bersama dengan formasi reticular Pons juga terlibat dalam sensasi
seperti pendengaran, rasa, dan keseimbangan . Akhirnya, pons juga
terlibat dalam regulasi tidur nyenyak maupun terjaga.
3. Fungsi Brainstem
Batang otak mempunyai tiga fungsi utama:
1. Sebagai tempat lewatnya traktus asendens dan desendens keberbagai pusat
yang lebih tinggi diotak depan.
2. Pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi dan sistem
kardiovaskular serta pengendali kesadaran.
3. Melekatnya nuclei saraf kranial III sampai XII yang penting.
Namun batang otak juga memiliki fungsi lainnya, meliputi:kewaspadaan,
gairah, pernapasan, tekanan darah, pencernaan, tingkat jantung, fungsi otonom
lainnya, menyampaikan informasi antara saraf perifer dan sumsum tulang belakang
ke atas bagian otak
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 13
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF TEPI
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian
tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik dan
efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi
perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf
otonom (tak sadar).Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang
dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita. Contohnya tangan kita sadar
bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (nervus kranialis), yaitu
saraf-saraf yang keluar dari otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (nervus
spinalis), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang (Sloane, 2003).
1. Nervus Kranialis
Saraf-saraf kranialis
Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu:
Nomor Nama
Jenis
Fungsi
I
Sensori
Menerima rangsang dari hidung
Olfaktorius
dan menghantarkannya ke otak
untuk diproses sebagai sensasi bau
II
Optikus
Sensori
Menerima rangsang dari mata dan
menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 14
III
Okulomotor
Motorik
Menggerakkan sebagian besar otot
mata
IV
Troklearis
Motorik
Menggerakkan beberapa otot mata
V
Trigeminus
Gabungan
Sensori:
Menerima
rangsangan
dari wajah untuk diproses di otak
sebagai
sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
VI
Abdusen
Motorink
Abduksi mata
VII
Fasialis
Gabungan
Sensorik: Menerima rangsang dari
bagian
anterior
lidah
untuk
diproses di otak sebagai sensasi
rasa
Motorik:
Mengendalikan
otot
wajah untuk menciptakan ekspresi
wajah
VIII
Vestibulokoklearis Sensori
Sensori
sistem
vestibular:
Mengendalikan
keseimbanganSensori
koklea:
Menerima rangsang untuk diproses
di otak sebagai suara
IX
Glosofaringeal
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari
bagian
posterior
lidah
untuk
diproses di otak sebagai sensasi
rasa
Motorik: Mengendalikan organorgan dalam
X
Vagus
Gabungan
Sensori: Menerima rangsang dari
organ
dalam
Motorik: Mengendalikan organ-
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 15
organ dalam
XI
Aksesorius
Motorik
Mengendalikan pergerakan kepala
XII
Hipoglossus
Motorik
Mengendalikan pergerakan lidah
2. Nervus Spinalis
Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan
otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum dimana ia kontinu
dengan medulla ke tingkat pertama atau kedua vertebra lumbalis
Serabut saraf sumsum tulang belakang (nervus spinalis) berjumlah 31 pasang
saraf gabungan (sensorik-motorik). Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari
arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Saraf-saraf spinalis
Adapun ke 31 saraf spinalis, yaitu:
1.
Nervus hipoglossus, Nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya.
2.
Nervus occipitalis minor, Nervus yang mempersarafi bagian otak
belakang dalam trungkusnya.
3.
Nervus thoracicus, Nervus yang mempersarafi otot serratus anterior.
4.
Nervus radialis, Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah
bagian posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot
brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi
kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah. Merupakan saraf
terbesar dari plexus.
5.
Nervus
thoracicus
longus,
Nervus
yang
mempersarafi
otot
subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan
C7, mempersarafi otot serratus anterior.
6.
Nervus thoracodorsalis, Nervus yang mempersarafi otot deltoideus
dan otot trapezius, otot latissimus dorsi.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 16
7.
Nervus axillaris, Nervus ini bersandar pada collum chirurgicum
humeri.
8.
Nervus subciavius, Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6,
mempersarafi otot subclavius.
9.
Nervus supcapulari, Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi
otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae,
10.
Nervus supracaplaris, Berasal dari trunkus superior, mempersarafi
otot supraspinatus dan infraspinatus.
11.
Nervusphrenicus, Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma.
12.
Nervus intercostalis
13.
Nervus intercostobrachialis, Mempersyarafi kelenjar getah bening.
14.
Nervus cutaneus brachii medialis, Nervus ini mempersarafi kulit sisi
medial lengan atas.
15.
Nervus cutaneus antebrachii medialis, Mempersarafi kulit sisi
medial lengan bawah.
16.
Nervus ulnaris, Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan
bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.
17.
Nervus medianus, Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus
medianus.
18.
Nervus musculocutaneus, Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot
coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya
cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.
19.
Nervusdorsalis scapulae, Nervus dorsalis scapulae bersal dari ramus
C5, mempersarafi otot rhomboideus.
20.
Nervus transverses colli
21.
Nervus nuricularis, Nervus auricularis posterior berjalan berdekatan
menuju foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan lamina
terminalis,
22.
NervusSubcostalis, Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 17
23.
Nervus Iliochypogastricus, Nervus iliohypogastricusberpusat pada
medulla spinalis.
24.
Nervus Iliongnalis, Nervus yang mempersyarafi system genetal, atau
kelamin manusia.
25.
Nervus Genitofemularis, Nervus genitofemoralis berpusat pada
medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas major
setinggi vertebra lumbalis ¾.
26.
Nervus Cutaneus Femoris Lateralis, Mempersyarafi tungkai atas,
bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.
27.
NervusFemoralis, Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot
paha.
28.
NervusGluteus Superior, Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha,
walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih tinggi.
29.
Nervus Ischiadicus, Nervus yang mempersyarafi pangkal paha
30.
NervusCutaneus Femoris Inferior, Nervus yang mempersyarafi
bagian (s2 dan s3) pada bagian lengan bawah.
31.
Nervus Pudendus, Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung
spina ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot
levator ani, dan otot perineum(ke kiri / kanan), sedangkan letak
kepalanya dibuat sedikit lebih rendah.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 18
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup
(organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan
sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan
uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen
untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
1. Sistem Respirasi untukHidup
Pernapasan pada manusia mencakup dua proses, yaitu :
1. Pernapasan eksternal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang
terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler.
2. Pernapasan internal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
Dalam proses pernapasan, oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran)
zat makanan. Zat makanan yang dioksidasi tersebut yaitu gula (glukosa). Glukosa
merupakan zat makanan yang mengandung energi. Proses oksidasi zat makanan,
yaitu glukosa, bertujuan untuk menghasilkan energi. Jadi, pernapasan atau respirasi
yang dilakukan organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung di
dalam makanan.
Hasil utama pernapasan adalah energi. Energi yang dihasilkan digunakan
untuk aktivitas hidup, misalnya untuk pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh,
pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 19
a. Alat Pernafasan Pada Manusia
1.
Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan jalan masuk oksigen untuk pernapasan,
dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan. Di dalam
rongga hidung terjadi penyaringan udara dari debu-debu yang masuk bersama
udara. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung juga mengalami proses
penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita. Demikian juga pula
kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh kita.
2.
Faring (tekak)
Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang
rongga hidung dan mulut. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan
makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai ruang getar untuk
menghasilkan suara.
3.
Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terdapat di antara faring dan trakea. Dinding laring tersusun
dari sembilan buah tulang rawan. Salah satu tulang rawan tersusun dari dua
lempeng kartilago hialin yang menyatu dan membentuk segitiga. Bagian ini
disebut jakun. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis
merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun. Epiglotis dapat
membuka dan menutup. Pada saat menelan makanan, epiglotis menutup
sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan.
Pita suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan
dapat bergetar menghasilkan suara.
4.
Trakea (batang tenggorokan)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher
dan rongga dada (toraks). Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot
polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar
(silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju paru-paru
kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 20
5.
Pulmo (paru-paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada dan
rongga perut dipisahkan oleh sekat, yaitu diafragma. Paru-paru terbagi
menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru
kanan terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang disebut pleura.
b. Mekanisme Pernafasan
Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara
otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan berjalan terus.
Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses
masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses keluarnya udara dari
paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15 – 18 kali setiap menit. Proses
inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antartulang rusuk.
1.
Pernapasan Dada
Terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang
rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan
volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan
tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih
besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru.
Dengan demikian terjadilah inspirasi.
Bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali
pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya,
volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan
udara di dalam paru-paru.
2.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang
membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi,
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 21
maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada
membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara
luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.
Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi
semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas. Keadaan ini
mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru yang
kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.
c. Volume Dan Kapasitas Paru-Paru
•
Volume Paru
Ada 4 volume paru dan bila semua dijumlahkan sama dengan volume
maksimal paru yang mengembang.
1. Volume Tidal
2. Volume Cadangan Inspirasi
3. Volume Cadangan Ekspirasi
4. Volume Sisa
•
Kapasitas Paru
1. Kapasitas Inspirasi
2. Kapasitas Sisa Fungsional
3. Kapasitas Vital
4. Kapasitas Total Paru
d. Pengaturan Pernafasan
1. Kontrol saraf pada waktu bernapas
2. Pusat-pusat medulla oblongata
3. Pengaruh pons dan vagus
4. Pengaturan irama
e. Cara Kerja Pernafasan
1.
Pernapasan luar
: kecenderungan kekutan teknan molekul gas yang
meningkat sampai pada ketidak seimbangan menjadi tidak setabil.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 22
2.
Pernapasan dalam : hasil O2 yang disebarkan keluar pembuluh kapiler dan
CO2 diterima oleh pembuluh kapiler sampai tekanan bagian kepiler
(bagian membrane).
2. Sistem Respirasi untukBicara
a. Proses Fisiologi Bicara
Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk
berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang
serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara.
Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem
pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat
respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta
rongga hidung.
Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris.
Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk
memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur
laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung
jawab untuk pengeluaran suara.
Pada hemisfer dominan otak atau sistem susunan saraf pusat terdapat pusatpusat yang mengatur mekanisme berbahasa yakni dua pusat bahasa reseptif area 41
dan 42 (area wernick), merupakan pusat persepsi auditori-leksik yaitu mengurus
pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan
(verbal). Area 39 broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus
pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis.
Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Pusat-pusat tersebut
berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.
Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan
masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membran
timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga
tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 23
untuk pendengaran yang disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea
maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak
diteruskan
ke
area
wernick.
Kemudian
jawaban
diformulasikan
dan
disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang
mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran
vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan
bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk
proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana
organ pendengaran sangat penting.
b. Proses reseptif – Proses dekode
Segera saat rangsangan auditori diterima, formasi retikulum pada batang
otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang
mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut ditangkap oleh talamus dan
selanjutnya diteruskan ke area korteks auditori pada girus Heschls, dimana
sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini berasal dari sisi telinga yang
berlawanan.
Girus dan area asosiasi auditori akan memilah informasi bermakna yang
masuk. Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus
temporal kiri untuk diproses. Sementara masukan paralinguistik berupa intonasi,
tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus temporal kanan. Analisa linguistik
dilakukan pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angular dan
supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta
perwakilan linguistik. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa
penerimaan unit suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika.
Proses berakhir pada dekode semantik dengan pemahaman konsep atau ide yang
disampaikan lewat pengkodean tersebut.
c. Proses ekspresif – Proses encode
Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk
pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui
fasikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 24
pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik yang mengaktifkan
otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif
pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enkode
semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode
fonologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak/pusat pembicara.
Di antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu
pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini
terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. Proses decode-encode diatas
disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam proses perkembangan bahasa,
kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif harus berkembang dengan
baik.
d. Struktur Fungsional Organ Pengucapan, Suara, dan Bicara
Bicara adalah pembentukan dan pengorganisasian suara menjadi simbol
atau lambang yang merupakan interaksi sejumlah organ yang terdiri dari:
• Organ Respirasi terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara
respirasi
merupakan
sumber
kekuatan
yang
diperlukan
untuk
mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-paru.
• Organ Fonasi Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan
pita suara yang merupakan bagian terpenting laring. Laring merupakan
penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk memproduksi suara
(fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan,
dan 3 yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline di depan
cervikal vertebra ke 3 sampai 6.
• Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:Vestibule, Ventricle, Infraglotitic.
Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh
otot-otot yang terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut
adalah:
• M. Cricothyroideus
:
menegangkan pita suara
• M. Tyroarytenoideus (vocalis) :
relaksasi pita suara
• M. Cricoarytenoideus lateralis
adduksi pita suara
:
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 25
• M. Cricoarytenoideus posterior :
abduksi pita suara
• M. Arytenoideus transversus
menutup
:
bagian
posterior
rima
glotidis
e. Proses Pernapasan Untuk Bicara
Setelah udara meninggalkan paru-paru, udara mengalir melalui laring yang
berfungsi sebagai vibrator yang diperankan oleh pita suara
Pita suara diregangkan serta diatur posisinya oleh beberapa otot khusus
laring, dengan adanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya, maka
terbentuk celah dengan macam-macam ukuran yang menghasilkan suara sebagai
berikut:
a) Voiceless, yaitu pita suara membuka penuh waktu inspirasi, pita suara
saling menjauh, sehingga udara bebas lewat di antaranya.
b) Voiced, yaitu pita suara bergetar ke arah lateral. Udara mendorong pita
suara saling menjauh, aliran udara lewat dengan cepat yang menarik
kembali pita suara untuk asling mendekat, proses ini berlangsung
berulang-ulang sehingga terjadi getaran pita suara. Suara yang
dihasilkan oleh proses fonasi memiliki nada (frekuensi), kekerasan
(intensitas), dan kualitas lemah. Suara hasil produksi laring yang hanya
berkaitan dengan bicara disebut fonasi-suara-bisikan, sebaliknya suara
lain yang diproduksi laring yang tidak berkaitan dengan bicara tidak
dapat disebut suara fonasi (batuk, berdehem, tertawa).
f. Organ Resonansi
Terdiri dari rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Sumber
suara fonasi pada pita suara intensitasnya lemah, tidak berwarna dan sulit dikenal.
Dengan adanya alat-alat resonansi yang berfungsi sebagai resonator, maka suara
tersebut mendapat variasi pada frekuensi tertentu, intensitasnya meningkat,
demikian juga pada kualitasnya (warna suara) dan idenitasnya, tetapi suara yang
sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara bicara. Ciri-ciri resonansi
sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang sangat penting bagi
efektivitas bicara.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 26
g. Organ Artikulasi
Adalahbibir,palatum mole-durum, lidah, pipi, gigi, mandibular.
h. Vocal Tract
Vocal tract pada manusia merupakan acoustic tube dari cross section
dengan panjang sekitar 17 cm dari vocal fold hingga bibir. Area cross section ini
bervariasi dari 0-20 cm2 dengan penempatan bibir, rahang, lidah, dan velum
(palatum lunak). Perangkap (trap-door action) yang dibuat sepasang velum pada
vocal tract membuat secondary cavity yang berpartisipasi dalam speech
production- nasal tract. Kavitas nasalis memiliki panjang sekitar 12 cm dan luas 60
cm3.
Untuk bunyi suara, sumber rangsang adalah velocity volume dari udara
yang melewati vocal cords. Vocal tract bertindak pada sumber ini sebagai filter
dengan frekuensi yang diinginkan, berkorespondensi dengan resonansi akustik dari
vocal tract.
i. Voiced Sounds
Suara diproduksi dengan meningkatkan tekanan udara di paru-paru dan
menekan udara untuk bergerak ke glottis (lubang antara vocal cords), sehingga
vocal cords bergetar. Getaran tersebut mengganggu aliran udara dan
menyebabkan getaran broad spectrum quasi-periodic yang berada di vocal tract.
Ligament yang bergetar dari vocal cords memiliki panjang 18 mm dan glottal
yang secara khusus bervariasi dalam area dari 0-20 mm2. Otot laryngeal yang
mengatur vocal folds dibagi menjadi tensors, abductors, dan adductors. Naik
dan turunnya pitch dari suara dikontrol oleh aksi dari tensor– cricothyroid dan
otot vocalis. Variasi dalam tekanan subglottal juga penting untuk mengatur
derajat getaran laryngeal.
3. Otot-otot Pernafasan
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 27
Respirasi merupakan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
sel-sel tubuh dan lingkungan eksternal. Menurut fisiologi sistem pernapasan, proses
respirasi dapat dibagi menjadi dua jenis; respirasi sel dan respirasi eksternal.
Respirasi seluler meliputi proses metabolisme intraseluler terjadi di dalam
mitokondria.
Respirasi eksternal adalah seluruh proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida antara lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh. Namun, sistem pernapasan
tidak terlibat dalam setiap tahapan respirasi, tetapi hanya terlibat dalam langkah awal
termasuk ventilasi pertukaran gas antara paru-paru dan darah. Sisa dari langkahlangkah yang dilakukan oleh sistem peredaran darah yang meliputi transportasi
oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan jaringan melalui darah, dan difusi
gas di kapiler sistemik.
Mekanisme
pernapasan
melibatkan
aksi
otot-otot
pernapasan,
yang
menyebabkan udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru.
Udara berpindah ke bagian dalam paru-paru yang dikenal sebagai inhalasi,
atau inspirasi, dan udara yang bergerak keluar disebut ekshalasi, atau ekspirasi.
Otot-otot utama yang terlibat dalam gerakan pernapasan adalah diafragma,
otot besar yang membentuk lantai dari rongga dada, dan otot-otot interkostal, yang
melekat pada tulang rusuk.
Ketika menghirup, otot-otot bekerja sama untuk meningkatkan ukuran ruang
dada, menurunkan tekanan di dalam paru-paru dan menarik udara dari luar.
Hembusan melibatkan relaksasi diafragma dan otot interkostal, mengurangi
volume rongga dada dan ini, dikombinasikan dengan elastisitas alami paru-paru ‘,
berfungsi untuk meningkatkan tekanan di dalam paru-paru dan memindahkan udara
keluar.
Pada orang dewasa saat istirahat, mekanisme biasanya pada tingkat antara 16
dan 20 napas per menit. Hal ini dicapai dengan meningkatkan dan menurunkan
kapasitas rongga dada secara bergantian. Ukuran ruang dada dapat ditingkatkan
dalam arah vertikal dengan menurunkan lantai, yang dicapai dengan kontraksi
diafragma.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 28
Kontraksi menyebabkan bentuk kubah diafragma menjadi meratakan keluar,
sehingga secara efektif turun dan meningkatkan dimensi vertikal dari rongga dada.
Jumlah ruang di dada dari depan ke belakang meningkat oleh aksi otot interkostal. Ini
bekerja untuk mengangkat tulang rusuk, menarik mereka bersama-sama dan
mengangkat mereka ke arah tulang rusuk paling atas, yang ditetapkan oleh otot-otot
leher. Gerakan tulang rusuk bagian atas menyerupai pegangan pompa yang
mengangkat, mendorong bagian bawah tulang dada depan dan meningkatkan
diameter dada dari belakang ke depan. Aspek mekanisme pernapasan akan
meningkatkan ukuran ruang dada yang diukur dari sisi ke sisi.
Selama pernapasan, saat otot-otot rileks, semua tindakan yang terkait dengan
inhalasi terbalik, dan dimensi ruang dada berkurang. Secara normal, pernapasan
tenang adalah proses tak sadar, yang dilakukan seseorang tanpa harus berpikir tentang
hal itu untuk hal itu terjadi.
Mekanisme
pernapasan
penggunaan
otot-otot
untuk membawa
melibatkan udara masuk dan keluar dari parupernafasan paru.
Otot-otot
mengelilingi
interkostal,
tulang
rusuk,
yang
yang
terlibat dalam mekanisme bernapas.
Kadang-kadang, apa yang dikenal sebagai respirasi paksa terjadi, di mana
seseorang mengambil kontrol sadar pernapasan, misalnya ketika memainkan alat
musik tiup atau mengambil olahraga berat. Di sini, mekanisme pernapasan sedikit
berbeda dan otot ekstra dibawa ke dalam tindakan, termasuk beberapa dari leher dan
perut.
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 29
Inhalasi dan Ekshalasi adalah proses ventilasi (ventilasi paru), yang mengatur
pergerakan udara antara lingkungan dan alveoli pada paru-paru.
1.
Inhalasi
Inhalasi adalah proses aktif dimana seseorang mengambil udara ke dalam tubuh
melalui mulut dan hidung dan mendorong udara ke paru-paru. Inhalasi
dikendalikan oleh otak. Selama proses inhalasi, kontraksi otot diafragma dan
interkostal menyebabkan pembesaran rongga dada. Hal ini menciptakan kondisi
sedikit vakum karena penurunan tekanan udara pada paru-paru. Karena gradien
tekanan antara atmosfer dan rongga dada, udara bergerak ke paru-paru melalui
trakea. Ketika tekanan udara telah sama, inhalasi berhenti.
2.
Ekshalasi
Ekshalasi adalah proses pemindahan keluar udara dari paru-paru ke atmosfer
luar selama ventilasi. Ini adalah proses pasif yang tidak melibatkan kontraksi
otot. Meskipun pasif, hal itu bisa dilakukan secara aktif oleh kontraktor otototot dinding dada dan perut. Selama proses ekshalasi, otot diafragma dan
interkostal rileks, menyebabkan rongga dada untuk mengurangi ukuran.
Akhirnya menciptakan tekanan tinggi pada paru-paru karena pengurangan
volume sehingga gradien tekanan yang dihasilkan menyebabkan udara keluar
dari paru-paru melalui trakea ke atmosfer.
Inhalasi dan Ekshalasi
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 30
DAFTAR PUSTAKA
•
Snell. Richard S. 2009. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran
•
http://kristynilansari91.blogspot.com/2012/10/anatomi-fisiologi-otak.html
•
http://jabbarbtj.blogspot.com/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-saraf-pusat.html
•
Grant, Allison. Anne Waugh. 2011. Ross and Wilson Anatomy and
Physiology in Health and Illness. Singapore: Elseiver Pte Ltd
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
www.sridianti.com
http://artikeltop.xy2./31-pasang-saraf-spinal-dan- fungsinya.html
elisa.ugm.ac.id
https://fazahabnur.wordpress.com/anfis-ii/
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Klinis Eds 5. Jakarta : EGC.
Leo Blog Pemeriksaan 12 Nervus Kranialis.htm
http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-manusia,
21
September 2016, 06.15
http://www.mananatomy.com/body-systems/skeletal-system/pectoral-girdle
21 September 2016, 05.36
http://gurupintar.com.com/threads/jelaskan-ciri-ciri-tulang-belikat-dan-fungsiutamanya-bagi-tubuh.2817/, 21 September 2016, 21:18
http://fungsi.web.id/2015/02/fungsi-tulang-humerus-dan-fungsinya.html, 21
September 2016, 20:55
http://classiccomputersales.com.fungsi-tulang-rusuk/ ,22 September 2016,
22:10
https://en.wikipedia.org/wiki/Coracoid_process, 23 September 2016, 20:15
https://en.wikipedia.org/wiki/lesser_tubercle , 23 September 2016, 21:22
https://en.wikipedia.org/wiki/lesser_tubercle , 23 September 2016, 21:22
https://id.wikipedia.org/wiki/Otot_pectoralis_minor, 23 September 2016,
22:10
https://en.wikipedia.org/wiki/lesser_tubercle , 23 September 2016, 21:22
https://id.wikipedia.org/wiki/Otot_pectoralis_minor, 23 September 2016,
22:10
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_deltoideus, 22 September 2016, 14.22
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_latissimus_dorsi22 September 2016,
14.30
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 31
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_levator_scapulae 22 September 2016,
14.15
https://id.m.wikipedia.org?wiki/Otot_rhomboideus_minor 21 September
2016, 05.46
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_rhomboideus_major, 21 September
2016, 05.55
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_infraspinatus, 21 September 2016, 06.02
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_teres_minor 22 September 2016, 14.48
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_teres_majorU, 14.52
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_triceps_brachii_long_head 22 September
2016, 14.40
https://jabbarbtj.blogspot.co.id/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-sendi-dantendon.html?m=l 22 September 2016, 14.49
http://smpsma.com/apa-yang-dimaksud-dengan-proses-inhalasi.html21
september 2016, 11: 20
https://dhedia.wordpress.com/2008/05/23/sistem-respirasi/ 21 september
2016, 11:35
Dedy J. Asmara, Lely Sarah, M. Muluk, A. Zulfikar Fauzi, Deka Hasbiy.
2011. FISIOLOGI TUBUH MANUSIA untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi
2. Jakarta Selatan. Salemba medika.
R. Boone, Daniel. 2000. THE VOICE AND VOICE THERAPY. Amerika. A
PEARSON EDUCATION COMPANY.
Sherwood, Laurelee. 2001. FISIOLOGI MANUSIA dari SEL ke SISTEM
Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC
https://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-padamanusia/
https://speechclinic.wordpress.com/2009/06/28/proses-mekanisme-bicaradan-bahasa-proses-fisiologi-bicara/
D-IV Terapi Wicara Semester 1| 32
Download