ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF PUSAT Ketika anda berpikir, melihat, bernapas, dan melakukan segala sesuatu sepanjang hari anda menggunakan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat adalah sistem tubuh yang menerima dan memproses semua informasi dari seluruh bagian tubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan neuron. Hal ini bisa dibilang sistem yang paling penting dari tubuh. 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum (Telecephalon) merupakan bagian terbesar otak dan menempati fossa cranial tengah dan anterior. Cerebrum juga disebut dengan cerebral cortex, forebrain atau otak depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan fisual. Kecerdasan intelektual atau IQ manusia juga ditentukan oleh kualitas cerebrum. Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fisura serebri longitudinal, menjadi hemisferkiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu ventrikel lateral. Di otak bagian dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa substansi albikan (serat saraf) yang disebut korpus kalosum (corpus callosum). Bagian superfisial cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau substansi grisea, yang membentuk korteks serebri,dan lapisan dalam yang terdiri atas serat syaraf atau substansi albikan. Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 1 Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Ke-4 lobus tersebut yaitu : Lobus Lokasi Fungsi Emosi, Lobus Frontal perencanaan, kreativitas, Lobus frontal, terletak di daerah otak Anda. sekitar dahi penilaian, gerakan dan pemecahan masalah dikendalikan di lobus frontal. Lobus frontal dibagi lagi ke dalam korteks prefrontal, area premotor, dan area motor. Lobus Parietal Lobus parietal Pengaturan suhu, rasa, D-IV Terapi Wicara Semester 1| 2 terletak di belakang tekanan, sentuhan dan rasa lobus frontal dan di sakit dikendalikan di lobus bagian belakang atas parietal. otak. Beberapa fungsi juga dapat bahasa dikendalikan di lobus parietal. Lobus Temporal Kebanyakan Sesuai namanya, lobus temporal terletak di setiap sisi otak dan pendengaran fungsi dikendalikan temporal. belajar juga bahasa di lobus Proses emosi, dan pendengaran terletak di lobus temporal. Lobus Oksipital Lobus Penglihatan dan kemampuan untuk oksipital mengenali terletak di bagian dikendalikan obyek di lobus Retina mata punggung bawah oksipital. otak bagian mengirimkan masukan ke di belakang kepala. lobus oksipital otak yang kemudian menafsirkan sinyal sebagai gambar D-IV Terapi Wicara Semester 1| 3 Penyakit Cerebrum 1. Lesi-lesi di Thalamus Lesi-lesi ini biasanya terjadi akibat thrombosis atau pendarahan salah satu arteri yang memperdarahi thalamus. Oleh karena thalamus berkaitan dengan penerimaan implus sensorik tubuh sisi kontralateral. Gejala yang ditimbulkan lesi hanya terbatas pada sisi kontralateral tubuh. Terjadi gangguan pada sebagian besar bentuk sensasi, antara lain sensasi raba ringan, lokalisasi dan dikriminasi taktil, serta hilangnya penilaian gerakan sendi 2. Lesi-lesi subtalamik Lesi di subthalamik menimbulkan gerakan involunter yang kuat dan mendadak pada ekstrimitas kontralateral. Gerakan tersebut dapat berbentuk hentakan (koreiformis) atau kasar (balismus) 3. Lesi hypothalamus Lesi di hypothalamus disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kelainan vaskuler. Tumor seperti kraniofaringioma atau adenoma kromofobe glandulae pituitarie dan tumor pineal dapat mengganggu fungsi hypothalamus, seperti mengendalikan emosi, regulasi metabolism lemak, karbohidrat, dan air, genital, makan dan tidur. Kelainan yang sering ditemukan antara lain hipoplasia atau atrofi genital, diabetes insipidus, obesitas, gangguan tidur, pireksia irregular,dan kurus. Beberapa gangguan tersebut dapat terjadi bersamaan, misalnya pada sindrom distrofi adiposgenital. 4. Alzheimer Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degenerasi otak yang terjadi pada usia pertengahan atau tua, namun saat ini telah dikenali pada bentuk dinipenyakit ini. Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi terdapat bukti presdisposisi genetik. Telah ditemukan beberapa gen abnormal, yang D-IV Terapi Wicara Semester 1| 4 masing-masing menunjukkan sindrom klinis dan pathologis yang sama, yang berbeda hanya pada usia mulai timbulnya dan kecepatan progresivitasnya, yang menunjukkan adanya perbedaan dalam mekanisme patologisnya. Beberapa kasus penyakit Alzheimer dalam satu keluarga, misalnya ditemukan gen mutasi pada beberapa gen (App, presenilin 1 danpresenilin 2). Tanda-tanda umumnya adalah kehilangan ingatan akan hal baru, disintegrasi kepribadian, disorientasi total. 5. Cerebral Palsy Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya. CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi prematur dan.10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir karena aliran darah ke otak sebelum/selama/ segera setelah bayi lahir.Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan. Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui. 2. Cerebellum (Otak Kecil) 1. Gambaran Umum Cerebellum Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagian superiornya ditutupi oleh tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian terbesar otak belakang dan terletak posterior dari ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata (Gambar 2.1). Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian tengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Cerebellum berhubungan dengan aspek D-IV Terapi Wicara Semester 1| 5 posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris, disebut pedunculus cerebellaris superior, medius dan inferior. (Gambar 2.1) Cerebellum dibagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior(fungsi: regulasi tonus otot dan mempertahankan sikap badan), lobus medius/ lobus posterior (fungsi: koordinasi berbagai gerakan lincah), dan lobus flocculonodularis(fungsi: mempertahankan keseimbangan). Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan dipisahkan dari lobus medius oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf “V”, disebut fissura prima ( Gambar 2.2 dan 2.3). Lobus medius (kadang-kadang disebut lobus posterior), yang merupakan bain cerebellum yang paling besar, terletak di antara fissura prima dan fissura uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissura uvulonodularis (Gambar 2.4). Fissura horizontalis yang dalam ditemukan disepanjang pinggir cerebellum dan memisahkan permukaan superior dari permukaan inferior; tidak mempuyai arti morfologis atau fungsional yang penting. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 6 (Gambar 2.2) (Gambar 2.3) D-IV Terapi Wicara Semester 1| 7 (Gambar 2.4) 2. Struktur Cerebellum Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan lapisan bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga masa subtantia alba yang terbentuk nuclei intracerebelli. • Struktur Cortex Cerebelli Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar yang berlipat-lipat dan terletak pada bidang koronel atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari substanpia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya. Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang median membagi folia menjadi bagian-bagian yang bagus untuk D-IV Terapi Wicara Semester 1| 8 dipelajari, dan bentuk potongan permukaan yang bercabang-cabang disebut arbor vitae. Substantia grisea corticis diseluruh cerebellum memiliki struktur yang sama. Substantia terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu : 1. Lapisan luar(lapisan molekuler), Terdiri dari dua tipe neuron ; sel stellatum yang terletak di sebelah luar dan sel basket yang terletak disebelah dalam. 2. Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron Golgi tipe I yang besar. Berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis 3. Lapisan dalam (lapisan granular), Lapisan granular dipadati oleh sel-sel kecil dengan inti berwarna gelap serta sedikit sitoplasma. • Area Fungsional Cortex Cerebelli Observasi klinis oleh ahli saraf dan ahli bedah saraf, serta penelitian dengan menggunakan PET scan menunjukkan bahwa cortex cerebelli dapat dibagi menjadi 3 area berdasarkan fungsinya. Kortex daerah vermis memperngaruhi gerakan-gerakan sumbu panjang tubuh, yaitu leher, bahu, koraks, abdomen, dan panggul. Tepat di latecerebelli. Area ini berfungsi mengendalikan otot-otot bagian distal eksmtremitas, terutama tangan dan kaki. Area lateral masing-masing hemispherium cerebelli tampaknya berhubungan dengan perencanaan serangkaian gerakan diseluruh tubuh dan terlibat dalam penilaian sadar terhadap gangguan. 3. Fungsi Cerebellum Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 9 Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri dan dari otot, tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan dari nervus vestibularis dan mungkin juga informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris. Semua informasi ini diteruskan ke cortex cerebelli. Ahli fisiologi membuat postulat bahwa fungsi cerebellum sebagai koordinator ketepatan gerak dilakukan dengan cara membandingkan output dari area motorik cortex cereberii dengan informasi propioseptif yang diterima dari tempat kerja otak secara terus-menerus. Fungsi lain cerebellum, yaitu : 1. Fungsi cellebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang di cetuskan suatu tempat di system saraf pusat berlangsung dengan halus bukan mendadak dan terorganisasi. 2. Cellebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur 3. Bagian ini juga membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi sesorik dari telinga dalam di bawa kelabus cellebelum. 4. Penyakit-Penyakit yang Sering Mengenai Cerebellum Satu penyakit yang paling sering mengenai cerebellum adalah keracunan alcohol akut. Penyakit ini terjadi akibat kerja alcohol di septor GABA pada neuronneuron cerebellum. Penyakit-penyakit berikut sering mengenai cerebellum: agenesis atau hypoplasia kongenital, trauma, infeksi, tumor, sclerosis multiple, gangguan vaskuler, seperti trombosit arteria cerebellaris, dan keracunan logam berat. Berbagai manifestasi penyakit cerebellum dapat dipersempit menjadi dua kelainan dasar: hipotonia dan hilangnya pengaruh cerebellum terhadap cortex cerebri. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 10 3. Brainstem (Batang Otak) 1. Gambaran Umum Brainstem Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior(belakang) otak. Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum mencapai cerebrum. Impuls rangsang diantarkan oleh traktus ascendentes ( serat-serat saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah diotak, lalu impuls respons dihantarakan oleh traktus descendentes. Pada perbatasan antara batang otak dan sumsum tulang belakang medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) seratserat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes) dari cerebrum ke modulla spinalis. Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang kebagian kanan medula spinalis dan serat dari otak kanan menyilang kebagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh syaraf kranial, kecuali syaraf I dan II yang menempel pada cerebrum (otak besar). 2. Struktur Brainstem Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga stuktur yaitu medulla oblongata, pons dan mesencephalon(otak tangah), yang menempati fossa cranii posterior tengkorak. a. Mesecephalon (otak tengah) Mesecephalon membentuk wilayah tengah otak dan merupakan bagian penting dari system syaraf pusat. mesecephalon melakukan sejumlah tugas individu sangat penting yaitu bangun atau tidur, kecemasan, kontrol motor, pendengaran, penglihatan, pengaturan suhu. pada ujung anterior, terhubung dengan otak depan dan diujung posterior melekat metencephalon (pons),sehingga di tempatkan didekat pusat otak . D-IV Terapi Wicara Semester 1| 11 b. Medulla oblongata Medulla oblongata menghubungkan pons yang teretak di superior dengan medulla spinalis yang terletak diinferior. pertemuan medulla oblongata dan medulla spinalis terletak ditempat pangkal radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis pertama, yang kira-kira terletak setinggi foramen magnum. Medulla oblongata berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Medulla oblongata terletak di bagian bawah batang otak. Panjangnya sekitar 2,5 cm dan terletak tepat dibawah kranium diatas foramen magnum. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan. Pada tiap-tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis, terdiri dari berkas serabut saraf, serabut dulla corticospinalis, yang berasal dari sel-sel saraf yang besar di dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di tempat ini, sebagian besar serabut-serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral membentuk decussatio pyramidum. Fibrae arcuatae externae anteriores merupakan sebagian kecil serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum dan berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata masuk ke cerebellum. Posterolateral terhadap pyramis adalah oliva, merupakan peninggian ber bentuk oval yang disebabkan oleh nuclei olivares inferiores yang terletak di bawahnya. Posterior terhadap oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior yang menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior keluar radix nervi glossopharyngeus. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 12 c. Pons Struktur utama di bagian atas dari batang otak yang disebut pons. Pons berada didepan sereblum, di bawah otak tengah. Pons terdiri atas serat saraf yang membentuk jembatan antara dua hemisfer sereblum, dan serat yang melalui antara posisi otak yang lebih tinggi dan medula spinalis. . Pons bertugas untuk menghubungkan jalur sensoris dari medula spinalis ke talamus dan otak kecil (serebelum). Pons memiliki dua peran. Yang pertama adalah regulasi pernapasan . Di pons, ada struktur yang disebut pusat pneumotaxic . Pons mengontrol jumlah udara napas dan napas per menit , yang dikenal sebagai tingkat pernapasan . Selain itu, pons terlibat dalam transmisi sinyal ke dan dari struktur lain di otak , seperti otak atau otak kecil. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular Pons juga terlibat dalam sensasi seperti pendengaran, rasa, dan keseimbangan . Akhirnya, pons juga terlibat dalam regulasi tidur nyenyak maupun terjaga. 3. Fungsi Brainstem Batang otak mempunyai tiga fungsi utama: 1. Sebagai tempat lewatnya traktus asendens dan desendens keberbagai pusat yang lebih tinggi diotak depan. 2. Pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi dan sistem kardiovaskular serta pengendali kesadaran. 3. Melekatnya nuclei saraf kranial III sampai XII yang penting. Namun batang otak juga memiliki fungsi lainnya, meliputi:kewaspadaan, gairah, pernapasan, tekanan darah, pencernaan, tingkat jantung, fungsi otonom lainnya, menyampaikan informasi antara saraf perifer dan sumsum tulang belakang ke atas bagian otak D-IV Terapi Wicara Semester 1| 13 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF TEPI Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik dan efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf otonom (tak sadar).Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita. Contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas. Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (nervus kranialis), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (nervus spinalis), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang (Sloane, 2003). 1. Nervus Kranialis Saraf-saraf kranialis Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu: Nomor Nama Jenis Fungsi I Sensori Menerima rangsang dari hidung Olfaktorius dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II Optikus Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual D-IV Terapi Wicara Semester 1| 14 III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata V Trigeminus Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan Motorik: Menggerakkan rahang VI Abdusen Motorink Abduksi mata VII Fasialis Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah VIII Vestibulokoklearis Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbanganSensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara IX Glosofaringeal Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa Motorik: Mengendalikan organorgan dalam X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam Motorik: Mengendalikan organ- D-IV Terapi Wicara Semester 1| 15 organ dalam XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah 2. Nervus Spinalis Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum dimana ia kontinu dengan medulla ke tingkat pertama atau kedua vertebra lumbalis Serabut saraf sumsum tulang belakang (nervus spinalis) berjumlah 31 pasang saraf gabungan (sensorik-motorik). Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Saraf-saraf spinalis Adapun ke 31 saraf spinalis, yaitu: 1. Nervus hipoglossus, Nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya. 2. Nervus occipitalis minor, Nervus yang mempersarafi bagian otak belakang dalam trungkusnya. 3. Nervus thoracicus, Nervus yang mempersarafi otot serratus anterior. 4. Nervus radialis, Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah bagian posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah. Merupakan saraf terbesar dari plexus. 5. Nervus thoracicus longus, Nervus yang mempersarafi otot subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior. 6. Nervus thoracodorsalis, Nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot trapezius, otot latissimus dorsi. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 16 7. Nervus axillaris, Nervus ini bersandar pada collum chirurgicum humeri. 8. Nervus subciavius, Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius. 9. Nervus supcapulari, Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae, 10. Nervus supracaplaris, Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus. 11. Nervusphrenicus, Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma. 12. Nervus intercostalis 13. Nervus intercostobrachialis, Mempersyarafi kelenjar getah bening. 14. Nervus cutaneus brachii medialis, Nervus ini mempersarafi kulit sisi medial lengan atas. 15. Nervus cutaneus antebrachii medialis, Mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah. 16. Nervus ulnaris, Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial. 17. Nervus medianus, Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus. 18. Nervus musculocutaneus, Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas. 19. Nervusdorsalis scapulae, Nervus dorsalis scapulae bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus. 20. Nervus transverses colli 21. Nervus nuricularis, Nervus auricularis posterior berjalan berdekatan menuju foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan lamina terminalis, 22. NervusSubcostalis, Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 17 23. Nervus Iliochypogastricus, Nervus iliohypogastricusberpusat pada medulla spinalis. 24. Nervus Iliongnalis, Nervus yang mempersyarafi system genetal, atau kelamin manusia. 25. Nervus Genitofemularis, Nervus genitofemoralis berpusat pada medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas major setinggi vertebra lumbalis ¾. 26. Nervus Cutaneus Femoris Lateralis, Mempersyarafi tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki. 27. NervusFemoralis, Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot paha. 28. NervusGluteus Superior, Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha, walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih tinggi. 29. Nervus Ischiadicus, Nervus yang mempersyarafi pangkal paha 30. NervusCutaneus Femoris Inferior, Nervus yang mempersyarafi bagian (s2 dan s3) pada bagian lengan bawah. 31. Nervus Pudendus, Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung spina ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot levator ani, dan otot perineum(ke kiri / kanan), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih rendah. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 18 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. 1. Sistem Respirasi untukHidup Pernapasan pada manusia mencakup dua proses, yaitu : 1. Pernapasan eksternal Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler. 2. Pernapasan internal Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh. Dalam proses pernapasan, oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan. Zat makanan yang dioksidasi tersebut yaitu gula (glukosa). Glukosa merupakan zat makanan yang mengandung energi. Proses oksidasi zat makanan, yaitu glukosa, bertujuan untuk menghasilkan energi. Jadi, pernapasan atau respirasi yang dilakukan organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung di dalam makanan. Hasil utama pernapasan adalah energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya untuk pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 19 a. Alat Pernafasan Pada Manusia 1. Rongga Hidung Rongga hidung merupakan jalan masuk oksigen untuk pernapasan, dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan. Di dalam rongga hidung terjadi penyaringan udara dari debu-debu yang masuk bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung juga mengalami proses penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita. Demikian juga pula kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh kita. 2. Faring (tekak) Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai ruang getar untuk menghasilkan suara. 3. Laring (pangkal tenggorokan) Laring terdapat di antara faring dan trakea. Dinding laring tersusun dari sembilan buah tulang rawan. Salah satu tulang rawan tersusun dari dua lempeng kartilago hialin yang menyatu dan membentuk segitiga. Bagian ini disebut jakun. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun. Epiglotis dapat membuka dan menutup. Pada saat menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Pita suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan dapat bergetar menghasilkan suara. 4. Trakea (batang tenggorokan) Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada (toraks). Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar (silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju paru-paru kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 20 5. Pulmo (paru-paru) Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat, yaitu diafragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang disebut pleura. b. Mekanisme Pernafasan Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan berjalan terus. Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15 – 18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antartulang rusuk. 1. Pernapasan Dada Terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian terjadilah inspirasi. Bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru. 2. Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, D-IV Terapi Wicara Semester 1| 21 maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi. Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi. c. Volume Dan Kapasitas Paru-Paru • Volume Paru Ada 4 volume paru dan bila semua dijumlahkan sama dengan volume maksimal paru yang mengembang. 1. Volume Tidal 2. Volume Cadangan Inspirasi 3. Volume Cadangan Ekspirasi 4. Volume Sisa • Kapasitas Paru 1. Kapasitas Inspirasi 2. Kapasitas Sisa Fungsional 3. Kapasitas Vital 4. Kapasitas Total Paru d. Pengaturan Pernafasan 1. Kontrol saraf pada waktu bernapas 2. Pusat-pusat medulla oblongata 3. Pengaruh pons dan vagus 4. Pengaturan irama e. Cara Kerja Pernafasan 1. Pernapasan luar : kecenderungan kekutan teknan molekul gas yang meningkat sampai pada ketidak seimbangan menjadi tidak setabil. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 22 2. Pernapasan dalam : hasil O2 yang disebarkan keluar pembuluh kapiler dan CO2 diterima oleh pembuluh kapiler sampai tekanan bagian kepiler (bagian membrane). 2. Sistem Respirasi untukBicara a. Proses Fisiologi Bicara Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara. Pada hemisfer dominan otak atau sistem susunan saraf pusat terdapat pusatpusat yang mengatur mekanisme berbahasa yakni dua pusat bahasa reseptif area 41 dan 42 (area wernick), merupakan pusat persepsi auditori-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Pusat-pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi. Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membran timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris D-IV Terapi Wicara Semester 1| 23 untuk pendengaran yang disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting. b. Proses reseptif – Proses dekode Segera saat rangsangan auditori diterima, formasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut ditangkap oleh talamus dan selanjutnya diteruskan ke area korteks auditori pada girus Heschls, dimana sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini berasal dari sisi telinga yang berlawanan. Girus dan area asosiasi auditori akan memilah informasi bermakna yang masuk. Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus temporal kiri untuk diproses. Sementara masukan paralinguistik berupa intonasi, tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus temporal kanan. Analisa linguistik dilakukan pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angular dan supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta perwakilan linguistik. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik dengan pemahaman konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut. c. Proses ekspresif – Proses encode Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui fasikulus arkuatum ke area Broca untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi D-IV Terapi Wicara Semester 1| 24 pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enkode semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi. Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak/pusat pembicara. Di antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu pemindahan atau penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan telinga pendengar. Proses decode-encode diatas disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam proses perkembangan bahasa, kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif harus berkembang dengan baik. d. Struktur Fungsional Organ Pengucapan, Suara, dan Bicara Bicara adalah pembentukan dan pengorganisasian suara menjadi simbol atau lambang yang merupakan interaksi sejumlah organ yang terdiri dari: • Organ Respirasi terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan sumber kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-paru. • Organ Fonasi Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan bagian terpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk memproduksi suara (fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan, dan 3 yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline di depan cervikal vertebra ke 3 sampai 6. • Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:Vestibule, Ventricle, Infraglotitic. Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh otot-otot yang terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut adalah: • M. Cricothyroideus : menegangkan pita suara • M. Tyroarytenoideus (vocalis) : relaksasi pita suara • M. Cricoarytenoideus lateralis adduksi pita suara : D-IV Terapi Wicara Semester 1| 25 • M. Cricoarytenoideus posterior : abduksi pita suara • M. Arytenoideus transversus menutup : bagian posterior rima glotidis e. Proses Pernapasan Untuk Bicara Setelah udara meninggalkan paru-paru, udara mengalir melalui laring yang berfungsi sebagai vibrator yang diperankan oleh pita suara Pita suara diregangkan serta diatur posisinya oleh beberapa otot khusus laring, dengan adanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya, maka terbentuk celah dengan macam-macam ukuran yang menghasilkan suara sebagai berikut: a) Voiceless, yaitu pita suara membuka penuh waktu inspirasi, pita suara saling menjauh, sehingga udara bebas lewat di antaranya. b) Voiced, yaitu pita suara bergetar ke arah lateral. Udara mendorong pita suara saling menjauh, aliran udara lewat dengan cepat yang menarik kembali pita suara untuk asling mendekat, proses ini berlangsung berulang-ulang sehingga terjadi getaran pita suara. Suara yang dihasilkan oleh proses fonasi memiliki nada (frekuensi), kekerasan (intensitas), dan kualitas lemah. Suara hasil produksi laring yang hanya berkaitan dengan bicara disebut fonasi-suara-bisikan, sebaliknya suara lain yang diproduksi laring yang tidak berkaitan dengan bicara tidak dapat disebut suara fonasi (batuk, berdehem, tertawa). f. Organ Resonansi Terdiri dari rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Sumber suara fonasi pada pita suara intensitasnya lemah, tidak berwarna dan sulit dikenal. Dengan adanya alat-alat resonansi yang berfungsi sebagai resonator, maka suara tersebut mendapat variasi pada frekuensi tertentu, intensitasnya meningkat, demikian juga pada kualitasnya (warna suara) dan idenitasnya, tetapi suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara bicara. Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang sangat penting bagi efektivitas bicara. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 26 g. Organ Artikulasi Adalahbibir,palatum mole-durum, lidah, pipi, gigi, mandibular. h. Vocal Tract Vocal tract pada manusia merupakan acoustic tube dari cross section dengan panjang sekitar 17 cm dari vocal fold hingga bibir. Area cross section ini bervariasi dari 0-20 cm2 dengan penempatan bibir, rahang, lidah, dan velum (palatum lunak). Perangkap (trap-door action) yang dibuat sepasang velum pada vocal tract membuat secondary cavity yang berpartisipasi dalam speech production- nasal tract. Kavitas nasalis memiliki panjang sekitar 12 cm dan luas 60 cm3. Untuk bunyi suara, sumber rangsang adalah velocity volume dari udara yang melewati vocal cords. Vocal tract bertindak pada sumber ini sebagai filter dengan frekuensi yang diinginkan, berkorespondensi dengan resonansi akustik dari vocal tract. i. Voiced Sounds Suara diproduksi dengan meningkatkan tekanan udara di paru-paru dan menekan udara untuk bergerak ke glottis (lubang antara vocal cords), sehingga vocal cords bergetar. Getaran tersebut mengganggu aliran udara dan menyebabkan getaran broad spectrum quasi-periodic yang berada di vocal tract. Ligament yang bergetar dari vocal cords memiliki panjang 18 mm dan glottal yang secara khusus bervariasi dalam area dari 0-20 mm2. Otot laryngeal yang mengatur vocal folds dibagi menjadi tensors, abductors, dan adductors. Naik dan turunnya pitch dari suara dikontrol oleh aksi dari tensor– cricothyroid dan otot vocalis. Variasi dalam tekanan subglottal juga penting untuk mengatur derajat getaran laryngeal. 3. Otot-otot Pernafasan D-IV Terapi Wicara Semester 1| 27 Respirasi merupakan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara sel-sel tubuh dan lingkungan eksternal. Menurut fisiologi sistem pernapasan, proses respirasi dapat dibagi menjadi dua jenis; respirasi sel dan respirasi eksternal. Respirasi seluler meliputi proses metabolisme intraseluler terjadi di dalam mitokondria. Respirasi eksternal adalah seluruh proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh. Namun, sistem pernapasan tidak terlibat dalam setiap tahapan respirasi, tetapi hanya terlibat dalam langkah awal termasuk ventilasi pertukaran gas antara paru-paru dan darah. Sisa dari langkahlangkah yang dilakukan oleh sistem peredaran darah yang meliputi transportasi oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru dan jaringan melalui darah, dan difusi gas di kapiler sistemik. Mekanisme pernapasan melibatkan aksi otot-otot pernapasan, yang menyebabkan udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru. Udara berpindah ke bagian dalam paru-paru yang dikenal sebagai inhalasi, atau inspirasi, dan udara yang bergerak keluar disebut ekshalasi, atau ekspirasi. Otot-otot utama yang terlibat dalam gerakan pernapasan adalah diafragma, otot besar yang membentuk lantai dari rongga dada, dan otot-otot interkostal, yang melekat pada tulang rusuk. Ketika menghirup, otot-otot bekerja sama untuk meningkatkan ukuran ruang dada, menurunkan tekanan di dalam paru-paru dan menarik udara dari luar. Hembusan melibatkan relaksasi diafragma dan otot interkostal, mengurangi volume rongga dada dan ini, dikombinasikan dengan elastisitas alami paru-paru ‘, berfungsi untuk meningkatkan tekanan di dalam paru-paru dan memindahkan udara keluar. Pada orang dewasa saat istirahat, mekanisme biasanya pada tingkat antara 16 dan 20 napas per menit. Hal ini dicapai dengan meningkatkan dan menurunkan kapasitas rongga dada secara bergantian. Ukuran ruang dada dapat ditingkatkan dalam arah vertikal dengan menurunkan lantai, yang dicapai dengan kontraksi diafragma. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 28 Kontraksi menyebabkan bentuk kubah diafragma menjadi meratakan keluar, sehingga secara efektif turun dan meningkatkan dimensi vertikal dari rongga dada. Jumlah ruang di dada dari depan ke belakang meningkat oleh aksi otot interkostal. Ini bekerja untuk mengangkat tulang rusuk, menarik mereka bersama-sama dan mengangkat mereka ke arah tulang rusuk paling atas, yang ditetapkan oleh otot-otot leher. Gerakan tulang rusuk bagian atas menyerupai pegangan pompa yang mengangkat, mendorong bagian bawah tulang dada depan dan meningkatkan diameter dada dari belakang ke depan. Aspek mekanisme pernapasan akan meningkatkan ukuran ruang dada yang diukur dari sisi ke sisi. Selama pernapasan, saat otot-otot rileks, semua tindakan yang terkait dengan inhalasi terbalik, dan dimensi ruang dada berkurang. Secara normal, pernapasan tenang adalah proses tak sadar, yang dilakukan seseorang tanpa harus berpikir tentang hal itu untuk hal itu terjadi. Mekanisme pernapasan penggunaan otot-otot untuk membawa melibatkan udara masuk dan keluar dari parupernafasan paru. Otot-otot mengelilingi interkostal, tulang rusuk, yang yang terlibat dalam mekanisme bernapas. Kadang-kadang, apa yang dikenal sebagai respirasi paksa terjadi, di mana seseorang mengambil kontrol sadar pernapasan, misalnya ketika memainkan alat musik tiup atau mengambil olahraga berat. Di sini, mekanisme pernapasan sedikit berbeda dan otot ekstra dibawa ke dalam tindakan, termasuk beberapa dari leher dan perut. D-IV Terapi Wicara Semester 1| 29 Inhalasi dan Ekshalasi adalah proses ventilasi (ventilasi paru), yang mengatur pergerakan udara antara lingkungan dan alveoli pada paru-paru. 1. Inhalasi Inhalasi adalah proses aktif dimana seseorang mengambil udara ke dalam tubuh melalui mulut dan hidung dan mendorong udara ke paru-paru. Inhalasi dikendalikan oleh otak. Selama proses inhalasi, kontraksi otot diafragma dan interkostal menyebabkan pembesaran rongga dada. Hal ini menciptakan kondisi sedikit vakum karena penurunan tekanan udara pada paru-paru. Karena gradien tekanan antara atmosfer dan rongga dada, udara bergerak ke paru-paru melalui trakea. Ketika tekanan udara telah sama, inhalasi berhenti. 2. Ekshalasi Ekshalasi adalah proses pemindahan keluar udara dari paru-paru ke atmosfer luar selama ventilasi. Ini adalah proses pasif yang tidak melibatkan kontraksi otot. Meskipun pasif, hal itu bisa dilakukan secara aktif oleh kontraktor otototot dinding dada dan perut. Selama proses ekshalasi, otot diafragma dan interkostal rileks, menyebabkan rongga dada untuk mengurangi ukuran. Akhirnya menciptakan tekanan tinggi pada paru-paru karena pengurangan volume sehingga gradien tekanan yang dihasilkan menyebabkan udara keluar dari paru-paru melalui trakea ke atmosfer. Inhalasi dan Ekshalasi D-IV Terapi Wicara Semester 1| 30 DAFTAR PUSTAKA • Snell. Richard S. 2009. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran • http://kristynilansari91.blogspot.com/2012/10/anatomi-fisiologi-otak.html • http://jabbarbtj.blogspot.com/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-saraf-pusat.html • Grant, Allison. Anne Waugh. 2011. Ross and Wilson Anatomy and Physiology in Health and Illness. Singapore: Elseiver Pte Ltd • • • • • • • • • • • • • • • • • • • www.sridianti.com http://artikeltop.xy2./31-pasang-saraf-spinal-dan- fungsinya.html elisa.ugm.ac.id https://fazahabnur.wordpress.com/anfis-ii/ Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004. Buku Ajar Keperawatan Klinis Eds 5. Jakarta : EGC. Leo Blog Pemeriksaan 12 Nervus Kranialis.htm http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-manusia, 21 September 2016, 06.15 http://www.mananatomy.com/body-systems/skeletal-system/pectoral-girdle 21 September 2016, 05.36 http://gurupintar.com.com/threads/jelaskan-ciri-ciri-tulang-belikat-dan-fungsiutamanya-bagi-tubuh.2817/, 21 September 2016, 21:18 http://fungsi.web.id/2015/02/fungsi-tulang-humerus-dan-fungsinya.html, 21 September 2016, 20:55 http://classiccomputersales.com.fungsi-tulang-rusuk/ ,22 September 2016, 22:10 https://en.wikipedia.org/wiki/Coracoid_process, 23 September 2016, 20:15 https://en.wikipedia.org/wiki/lesser_tubercle , 23 September 2016, 21:22 https://en.wikipedia.org/wiki/lesser_tubercle , 23 September 2016, 21:22 https://id.wikipedia.org/wiki/Otot_pectoralis_minor, 23 September 2016, 22:10 https://en.wikipedia.org/wiki/lesser_tubercle , 23 September 2016, 21:22 https://id.wikipedia.org/wiki/Otot_pectoralis_minor, 23 September 2016, 22:10 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_deltoideus, 22 September 2016, 14.22 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_latissimus_dorsi22 September 2016, 14.30 D-IV Terapi Wicara Semester 1| 31 • • • • • • • • • • • • • • • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_levator_scapulae 22 September 2016, 14.15 https://id.m.wikipedia.org?wiki/Otot_rhomboideus_minor 21 September 2016, 05.46 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_rhomboideus_major, 21 September 2016, 05.55 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_infraspinatus, 21 September 2016, 06.02 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_teres_minor 22 September 2016, 14.48 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_teres_majorU, 14.52 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_triceps_brachii_long_head 22 September 2016, 14.40 https://jabbarbtj.blogspot.co.id/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-sendi-dantendon.html?m=l 22 September 2016, 14.49 http://smpsma.com/apa-yang-dimaksud-dengan-proses-inhalasi.html21 september 2016, 11: 20 https://dhedia.wordpress.com/2008/05/23/sistem-respirasi/ 21 september 2016, 11:35 Dedy J. Asmara, Lely Sarah, M. Muluk, A. Zulfikar Fauzi, Deka Hasbiy. 2011. FISIOLOGI TUBUH MANUSIA untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta Selatan. Salemba medika. R. Boone, Daniel. 2000. THE VOICE AND VOICE THERAPY. Amerika. A PEARSON EDUCATION COMPANY. Sherwood, Laurelee. 2001. FISIOLOGI MANUSIA dari SEL ke SISTEM Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC https://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-padamanusia/ https://speechclinic.wordpress.com/2009/06/28/proses-mekanisme-bicaradan-bahasa-proses-fisiologi-bicara/ D-IV Terapi Wicara Semester 1| 32