ANALISIS PENGARUH EVA DAN MVA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Gunawan Adi Nugroho, Sarsiti ABSTRACT In this study the author has the objective to determine the effect of Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) on stock returns companies listed in Indonesia Stock Exchange either partially or simultaneously. The hypothesis of this study is: Suspected of Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) significantly affects stock returns companies listed in Indonesia Stock Exchange either partially or simultaneously. The data required in this study is a secondary data obtained from the company's financial statements. The analysis technique used in this study using multiple linear regression, t test, F test and the coefficient of determination. The results of the data analysis in this study it can be concluded that the Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) significantly affects stock returns companies listed in Indonesia Stock Exchange either partially or simultaneously. Keywords : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) and the stock return. PENDAHULUAN Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kondisi tersebut agar tujuan perusahaan tercapai, berbagai macam masalah yang timbul harus dihadapi dan disertai dengan solusi pengembalian keputusan yang selektif. Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput dari peran manajer keuangan yang telah dilakukan. Para manajer keuangan tersebut memiliki tugas utama dalam merencanakan pengadaan dan penggunaan dana guna memaksimumkan nilai perusahaan, dengan kata lain menentukan sumber dan penggunaan dana dari berbagai alternatif yang tersedia. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan yang ditujukan dengan meningkatnya nilai perusahaan atau harga saham bagi perusahaan yang telah go publik. Menurut Mc Donald (1996), perusahaan yang baik selalu berkonsentrasi pada penciptaan adding value bagi perusahaannya. Kendala yang muncul kemudian adalah bahwa mengukur nilai tambah bukan merupakan suatu hal yang mudah. Selama Economic booming setelah PD II, beberapa perusahaan yang telah berpengalaman memfokuskan perhatian mereka pada diskonto arus kas (internal rate of return dan net present value) sebagai alat analisis mereka dalam menilai kinerja perusahaan. Kemudian berkembang alat analisis baru seperti ROA (Return on Assets) dan RONA (Return on Net Assets). Selanjutnya oleh Utama (1997) dikatakan, walaupun terjadi peningkatan dalam penggunaan ROA dan RONA dalam menilai kinerja perusahaan, para manajer tetap menyadari adanya kelemahan pada pengukur akuntansi tradisional. Hal ini disebabkan pengukur akuntansi tradisional sebagai pengukur penciptaan nilai mengabaikan adanya biaya modal. Dengan demikian sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai tambah bagi pemegang sahamnya. Menyadari bahwa pengukur akuntansi tradisional dapat memberikan kesimpulan yang misleading, Joel M Stern dan G Bannet Stewart III dari dan Stern Stewart & Co. of New York City menciptakan alat pengukuran baru yang disebut Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). EVA dan MVA membuat para manajer untuk memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkkinkan mereka untuk mengevaluasi kriteria memaksimumkan nilai perusahaan. EVA dan MVA juga telah banyak diterapkan di berbagai perusahaan seperti Coca Cola, General Electrik Merck, Philip Morris, Microsoft, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan beberapa pakar, dan mengasumsikan jika kinerja manajemen baik atau efektif (dilihat dari nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin dalam harga saham perusahaan. Oleh sebab itu apabila hasil dari pengukuran EVA dan MVA positif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh meningkatnya harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami peningkatan atau perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor. Dan sebaliknya jika EVA dan MVA negatif berarti perusahaan mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspon dengan penurunan harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami penurunan atau nilai perusahaan berkurang karena tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari yang diharapkan investor. Dengan demikian nilai EVA dan MVA yang positif diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif juga terhadap kenaikan tingkat pengembalian saham (return saham) tersebut. Secara teoritis dikatakan bahwa EVA berhubungan secara langsung pada nilai pasar intrinsik perusahaan. Jika nilai EVA diproyeksikan dan di discount ke dalam present value maka hasilnya adalah MVA, karena MVA adalah ukuran kumulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada suatu waktu tertentu dari nilai EVA di masa mendatang atau absolut antara nilai pasar saham perusahaan dengan modal yang diinvestasikan. Menurut Taufik (2001) MVA merupakan perbedaan antara nilai modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman, laba ditahan, dan uang yang bisa diambil sekarang atau sama dengan selisih antara nilai buku dengan nilai pasar perusahaan. MVA saat kini dianggap menjadi panduan terbaik untuk menilai manajemen perusahaan publik apakah bagus atau tidak karena MVA menjawab persoalan penting yang dibutuhkan investor atau kemempuan manajemen perusahaan publik untuk menambah kekayaan mereka. Mengetahui EVA dan MVA yang merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang berfokus pada nilai perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal, hal yang sesungguhnya menjadi perhatian investor bisa diperlihatkan secara jelas dan berapa jumlah sebenarnya dari modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis. Tujuan manajemen untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan yang dapat dicapai. Nilai perusahaan yang tercipta ini akan mempengaruhi respon masyarakat yang dicerminkan dari naik atau turunnya harga saham. Harga pasar saham adalah market clearing prices yang ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Harga pasar saham memberikan ukuran yang objektif tentang nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karenanya, harga saham memberikan indikasi perubahan harapan pemodal sebagai akibat perubahan kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Harga saham yang tersedia dibayar oleh investor mencerminkan arus kas bersih yang diharapkan setelah mempertimbangkan waktu dan resiko investasi. Nilai sebuah saham terkait erat dengan perkiraan prestasi perusahaan di masa depan. Kinerja keuangan dapat di gunakan sebagai input untuk membayar return (tingkat pengembalian) yang mungkin diperoleh sebagai akibat investasi pada saham. Konsep EVA dan MVA merupakan pendekatan yang relatif baru untuk menilai kinerja perusahaan. Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan konvensional yang memerlukan analisis pembanding dengan perusahaan pada industri yang sejenis, sedangkan EVA dan MVA dapat berdiri sendiri. Metode EVA dan MVA yang berhasil diciptakan perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam pembentukan nilai perusahaan yang akhirnya akan berpengaruh pada return saham. PERUMUSAN MASALAH Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini merumuskan permasalahan yang hendak dibahas, yaitu Apakah Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun secara simultan? LANDASAN TEORI 1. Economic Value Added (EVA), merupakan indikator kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui laha yang diperoleh perusahaan setelah mempertimbangkan biaya atas modal yang diinvestasikan. Economic Value Added (EVA) adalah NOPAT atau taba bersih setelah pajak dikurangi biaya modal atau cost capital, biaya bunga ini meliputi bunga hutang dan biaya ekuitas atau modal sendiri. Bila laba yang diperoleh perusahaan lebih besar dari biaya modal yang ada maka terciptalah nilai tambah perusahaan. Dalam jangka panjang, penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dengan Market Value Added (MVA). Perhitungan Economic Value Added (EVA) a. Menghitung Ongkos Modal Hutang ( Kd ) Kd dihitung dengan cara membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun tersebut dengan total utang awal tahun yang penjumlahan antara hutang jangka panjang dan jangka pendek pada awal tahun perusahaan. Pajak atas ongkos modal hutang (Kd) yang dikenakan pada penelitian ini disimbolkan dengan t laba perusahaan sebelum pajak dikenakan pajak sebesar 30 %. Perhitungan ongkos modal hutang setelah pajak ( Kd* ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Hu tan g Total Total Biaya Kd = Kd* = Kd (1-t) b. Menghitung Ongkos Modal Saham ( Ke) Pada penelitian ini tanpa mengurangi keakurasian data, digunakan pendekatan Company's bond yield. Untuk menghitung Ke dengan menjumlahkan nilai Kd masingmasing perusahaan yang telah dihitung dengan premi resiko sebesar 5 %. Premi resiko 5 % merupakan asumsi premi resiko atau tambahan resiko yang harus ditanggung oleh pemilik ekuitas, yang digunakan rata-rata di Indonesia dan dapat diterima di pasar modal. Ke = Company's own bond yield + risk premium. c. Menghitung Struktur Modal Perusahaan Adanya perubahan struktur modal perusahaan akan mempengaruhi risiko yang terkandung dalam saham biasa perusahaan yang pada akhimya mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang menetapkan struktur modal yang optimal akan menghasilkan keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham. Struktur Modal (kapital awal perusahaan) adalah : Hutang jangka pendek xxx Hutang jangka panjang xxx Ekuitas / Modal saham xxx Struktur Modal xxx Menghitung proporsi atau komposisi masing-masing komponen : Wd = Hu tan g Struktur Modal We = Modal Struktur Modal d. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital) WACC atau C* yaitu penjumlahan hasil kali antara hasil tertimbang atas komponen hutang dan komponen modal pcrusahaan dengan prosentase masing-masing biaya hutang (ongkos modal hutang/Kd) dan biaya modal ekuitas (ongkos modal saham/Ke) yang perumusannya sebagai berikut : WACC = [(Kd x wd) + (Ke x We)] e. Menghitung Net Operating After Tax ( NOPAT) Net Operating After Tax ( NOPAT) adalah laba bersih/earning after tax (EAT) yang dijumlahkan dengan biaya bunga dan dikurangkan dengan penghematan pajak. f. Menghitung Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Economic Value Added (EVA) merupakan selisih antara tingkat pengembalian modal (r = rate of return on capital) dengan biaya modal (c = cost of capital) dan dikalikan dengan buku ekonomis dari modal (capital). Formula dasar Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut : EVA = NOPAT – WACC x capital EVA = (r-c) x capital = r x capital – c x capital Formula dasar diatas menunjukkan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah bahwa suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor-faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value). g. Market Value Added (MVA), merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang), dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan perusahaan. Perhitungan Market Value Added (MVA): Market Value Added (MVA) dihitung dengan cara mengurangkan nilai pasar dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Nilai pasar pemsahaan merupakan penjumlahan antara saham biasa, bunga minoritas, utang jangka pendek, utang jangka panjang dan utang jangka panjang lainnya. Nilai pasar perusahaan merupakan hasil dari selama 1 tahun berlangsung. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pengaruh fluktuasi bunga saham dikarenakan adanya faktor-faktor eksternal, seperti adanya spekulasi yang dilakukan oleh investor. Modal yang diinvestasikan diperoleh dari penjumlahan utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal yang diinvestasikan oleh investor, yaitu merupakan total modal dari para pemegang saham. h. Return Saham, merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Menurut Jogiyanto (2000), return merupakan pengembalian dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return terdiri dari capital gain (loss). Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. KERANGKA PEMIKIRAN Dari uraian tersebut di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : EVA (X2) Return Saham Perusahaan Manufaktur (Y) MVA (X2) Gambar 1. Kerangka Pemikiran HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Diduga Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun secara simultan”. METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan jenis data yang digunakan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sedangkan berdasarkan bentuk penelitiannya, penelitian ini merupakan asosiasi karena menganalisa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebar kuisioner kepada responden kepada beberapa pelanggan yang diambil sebagai sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil jawaban kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik diantaranya dengan uji regresi linier berganda, uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data di mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap atas, dapat diketahui bahwa EVA tidak return of saham dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,019.10-9 dengan t hitung < t tabel (1,377 < 1,711). Hasil penelitian ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi EVA perusahaan LQ 45 maka return of saham perusahaan LQ 45 tersebut akan semakin tinggi pula. Pengukuran EVA yang positif mempunyai arti adanya nilai tambah bagi perusahaan, akan direspon dengan meningkatnya harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami kenaikan atau perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor. Salah satu ukuran kinerja adalah EVA yang berhubungan langsung dengan kondisi intrinsik perusahaan. Konsep Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Economic Value Added (EVA) yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal Karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, Economic Value Added (EVA) yang positif menunjukan bahwa nilai perusahaan meningkat karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal (Siddharta Utama, 1997). Berdasarkan hasil analisis data juga diketahui bahwa MVA mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap return of saham yang ditunjukkan dari nilai koefisien regresi sebesar 3,092.10-9 dengan t hitung < t tabel (1,537 < 1,711). Hal ini berarti apabila suatu perusahaan mempunyai MVA yang tinggi maka tingkat pengembalian saham (return of saham) juga tinggi, sebaliknya jika perusahaan mempunyai MVA yang rendah maka return of sahamnya juga rendah. MVA juga merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. MVA yang positif menunjukkan kinerja keuangan perusahaan tersebut sehingga akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh meningkatnya harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami peningkatan atau perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor. MVA merupakan selisih antara nilai perusahaan (nilai pasar kapital) dengan nilai buku kapital. Karena dalam nilai perusahaan dan milik kapital terdapat komponen hutang yang sama maka MVA juga adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas (Saiful M Ruky, 1999). Market Value Added (MVA) sebagai ukuran yang paling tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi permlik. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham) akan bertambah bila Market Value Added (MVA) bertambah. Secara simultan/bersama-sama EVA dan MVA mempunyai pengaruh sebesar 1,90 % terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. EVA dan MVA merupakan ukuran kinerja keuangan yang saling berkaitan. Hal ini terjadi karena peningkatan Market Value Added (MVA) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan demikian Economic Value Added (EVA) mempunyai hubungan yang kuat dengan Market Value Added (MVA). EVA dan MVA perusahaan LQ 45 yang bernilai positif akan berakibat pada tingginya tingkat pengembalian saham (return of saham) dan sebaliknya jika EVA dan MVA perusahaan yang bernilai negatif pada umumnya juga akan diikuti dengan tingkat pengembalian saham yang rendah pula. Hasil penelitian ini belum sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lehn dan Makhija (1996) dan George Bannet Streart III (1991). Lehn dan Makhija (1996) yang menguji hubungan EVA / MVA dengan stock return dari 241 perusahaan yang termasuk dalam peningkatan penciptaan nilai untuk tahun 2007, 1997, dan 2003. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa semuanya menunjukkan hubungan yang positif dengan balikan saham, tetapi walaupun perbedaannya tidak terlalu besar temyata hubungan EVA dengan balikan saham mempunyai hubungan yang lebih tinggi. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh George Bannet Stewart III (1991), menguji sampel 476 perusahaan industri pada pasar modal selama tahun 1984 - 1988, melalui analisis regresi setiap perubahan MVA terhadap EVA serta ukuran-ukuran umum kinerja perusahaan seperti ROE, EPS, dan lain-iain. Hasilnya menunjukkan bahwa EVA memiliki R determinan yang tertinggi yaitu 0,44 sedangkan ROE dan EPS lebih rendah dari itu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa EVA (Economic Value Added) tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. MVA (Market Value Added) tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Pengaruh EVA dan MVA terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 sebesar 1,90 %. SARAN Saran yang dapat direkomendasikan terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini diantaranya adalah 1) Tingkat return of saham dipengaruhi oleh EVA dan MVA yang merupakan ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu untuk memperoleh investor yang memadai dengan tingkat pengembalian saham yang tinggi maka perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan terutama EVA dan MVA dengan cara mempertimbangkan biaya modal karena menjadi pertimbangan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat berinvestasi. 2) Bagi investor agar dalam melakukan investasi di pasar modal harus memperhatikan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi return of saham atau tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut seperti EVA dan MVA. 3) Bagi penelitian sejenis sebaiknya melakukan penelitian dengan menambahkan ukuran kinerja keuangan di luar EVA dan MVA serta melakukan penelitian tidak hanya pada perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. REFERENSI Nur Sofiyani, 2006. Analisa Hubungan EVA Terhadap MVA pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45, Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Gujarati, D., 1999. Ekonometrika Dasar, Erlangga, Bandung. Budi W. Soetjipto., 1997. EVA, Fakta dan Permasalahannya, Usahawan No. 04, April 1997, hal 14 – 15. Mike Rausana, 1999. Memanfaatkan EVA Untuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal Indonesia, Usahawan No. 04, April 1999, hal 18 – 21. Saiful M. Ruky, 1997. Lebih dalam Tentang “Economic Value Added” EVA dan Penciptaan Nilai Perusahaan, Usahawan N0. 9, September 1997, hal 3 – 6. Siddarta Utama, 1997. Economic Value Added Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan, Usahawan No. 4 april 1997, hal 10 – 13. Sholikhah Nur Rohmah & Rina Trisnawati, 2003. Perbandingan Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Rokok di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2003, vol 20 No. 1, hal 1 – 4. Teuku Mirza dan Imbuh S., 2000. Konsep Economic Value Added : Pendekatan Untuk Menentukan Nilai Riil Manajemen, Usahawan No. 10 Tahun XXVIII, Januari 1999, hal 37 – 40. Meyer Gunung Penahan Togatorop, 2004, Analisa Pengaruh EVA dan MVA sebagai Pengukur Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Dasar & Kimia di Bursa Efek Jakarta Periode 1997 – 2000, Tesis Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Indonesian Capital Market Directory (ICMD).