Gunawan Adi Nugroho

advertisement
ANALISIS PENGARUH EVA DAN MVA TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Gunawan Adi Nugroho, Sarsiti
ABSTRACT
In this study the author has the objective to determine the effect of Economic Value Added (EVA) and
Market Value Added (MVA) on stock returns companies listed in Indonesia Stock Exchange either
partially or simultaneously. The hypothesis of this study is: Suspected of Economic Value Added
(EVA) and Market Value Added (MVA) significantly affects stock returns companies listed in
Indonesia Stock Exchange either partially or simultaneously. The data required in this study is a
secondary data obtained from the company's financial statements. The analysis technique used in this
study using multiple linear regression, t test, F test and the coefficient of determination. The results of
the data analysis in this study it can be concluded that the Economic Value Added (EVA) and Market
Value Added (MVA) significantly affects stock returns companies listed in Indonesia Stock Exchange
either partially or simultaneously.
Keywords : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) and the stock return.
PENDAHULUAN
Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang
semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan
baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perkembangan dunia bisnis yang pesat
menjadikan suatu perusahaan terus bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dengan kondisi tersebut agar tujuan perusahaan tercapai, berbagai
macam masalah yang timbul harus dihadapi dan disertai dengan solusi pengembalian
keputusan yang selektif.
Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput dari
peran manajer keuangan yang telah dilakukan. Para manajer keuangan tersebut memiliki
tugas utama dalam merencanakan pengadaan dan penggunaan dana guna memaksimumkan
nilai perusahaan, dengan kata lain menentukan sumber dan penggunaan dana dari berbagai
alternatif yang tersedia. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah
meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan yang ditujukan dengan meningkatnya nilai
perusahaan atau harga saham bagi perusahaan yang telah go publik. Menurut Mc Donald
(1996), perusahaan yang baik selalu berkonsentrasi pada penciptaan adding value bagi
perusahaannya. Kendala yang muncul kemudian adalah bahwa mengukur nilai tambah bukan
merupakan suatu hal yang mudah. Selama Economic booming setelah
PD II, beberapa
perusahaan yang telah berpengalaman memfokuskan perhatian mereka pada diskonto arus
kas (internal rate of return dan net present value) sebagai alat analisis mereka dalam menilai
kinerja perusahaan. Kemudian berkembang alat analisis baru seperti ROA (Return on Assets)
dan RONA (Return on Net Assets).
Selanjutnya oleh Utama (1997) dikatakan, walaupun terjadi peningkatan dalam
penggunaan ROA dan RONA dalam menilai kinerja perusahaan, para manajer tetap
menyadari adanya kelemahan pada pengukur akuntansi tradisional. Hal ini disebabkan
pengukur akuntansi tradisional sebagai pengukur penciptaan nilai mengabaikan adanya biaya
modal. Dengan demikian sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan
nilai tambah bagi pemegang sahamnya. Menyadari bahwa pengukur akuntansi tradisional
dapat memberikan kesimpulan yang misleading, Joel M Stern dan G Bannet Stewart III dari
dan Stern Stewart & Co. of New York City menciptakan alat pengukuran baru yang disebut
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). EVA dan MVA membuat
para manajer untuk memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan
memungkkinkan mereka untuk mengevaluasi kriteria memaksimumkan nilai perusahaan.
EVA dan MVA juga telah banyak diterapkan di berbagai perusahaan seperti Coca Cola,
General Electrik Merck, Philip Morris, Microsoft, dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan beberapa pakar, dan mengasumsikan
jika kinerja manajemen baik atau efektif (dilihat dari nilai tambah yang diberikan), maka
akan tercermin dalam harga saham perusahaan. Oleh sebab itu apabila hasil dari pengukuran
EVA dan MVA positif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon
oleh meningkatnya harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return
saham) akan mengalami peningkatan atau perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah
perusahaan bagi investor. Dan sebaliknya jika EVA dan MVA negatif berarti perusahaan
mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspon dengan penurunan harga saham
perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami penurunan
atau nilai perusahaan berkurang karena tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah
dari yang diharapkan investor.
Dengan demikian nilai EVA dan MVA yang positif diharapkan akan memberikan
pengaruh yang positif juga terhadap kenaikan tingkat pengembalian saham (return saham)
tersebut. Secara teoritis dikatakan bahwa EVA berhubungan secara langsung pada nilai pasar
intrinsik perusahaan. Jika nilai EVA diproyeksikan dan di discount ke dalam present value
maka hasilnya adalah MVA, karena MVA adalah ukuran kumulatif kinerja perusahaan yang
memperlihatkan penilaian pasar modal pada suatu waktu tertentu dari nilai EVA di masa
mendatang atau absolut antara nilai pasar saham perusahaan dengan modal yang
diinvestasikan.
Menurut Taufik (2001) MVA merupakan perbedaan antara nilai modal yang
ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman, laba ditahan, dan
uang yang bisa diambil sekarang atau sama dengan selisih antara nilai buku dengan nilai
pasar perusahaan. MVA saat kini dianggap menjadi panduan terbaik untuk menilai
manajemen perusahaan publik apakah bagus atau tidak karena MVA menjawab persoalan
penting yang dibutuhkan investor atau kemempuan manajemen perusahaan publik untuk
menambah kekayaan mereka.
Mengetahui EVA dan MVA yang merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang
berfokus pada nilai perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui berapa the
true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal, hal yang
sesungguhnya menjadi perhatian investor bisa diperlihatkan secara jelas dan berapa jumlah
sebenarnya dari modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis. Tujuan manajemen untuk
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan yang
dapat dicapai. Nilai perusahaan yang tercipta ini akan mempengaruhi respon masyarakat
yang dicerminkan dari naik atau turunnya harga saham.
Harga pasar saham adalah market clearing prices yang ditentukan berdasarkan
kekuatan permintaan dan penawaran. Harga pasar saham memberikan ukuran yang objektif
tentang nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karenanya, harga saham memberikan
indikasi perubahan harapan pemodal sebagai akibat perubahan kinerja keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Harga saham yang tersedia dibayar oleh investor mencerminkan arus kas
bersih yang diharapkan setelah mempertimbangkan waktu dan resiko investasi. Nilai sebuah
saham terkait erat dengan perkiraan prestasi perusahaan di masa depan. Kinerja keuangan
dapat di gunakan sebagai input untuk membayar return (tingkat pengembalian) yang mungkin
diperoleh sebagai akibat investasi pada saham.
Konsep EVA dan MVA merupakan pendekatan yang relatif baru untuk menilai
kinerja perusahaan. Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan konvensional yang memerlukan
analisis pembanding dengan perusahaan pada industri yang sejenis, sedangkan EVA dan
MVA dapat berdiri sendiri. Metode EVA dan MVA yang berhasil diciptakan perusahaan
adalah faktor yang paling relevan dalam pembentukan nilai perusahaan yang akhirnya akan
berpengaruh pada return saham.
PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini merumuskan
permasalahan yang hendak dibahas, yaitu Apakah Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun
secara simultan?
LANDASAN TEORI
1. Economic Value Added (EVA), merupakan indikator kinerja perusahaan yang dicerminkan
melalui laha yang diperoleh perusahaan setelah mempertimbangkan biaya atas modal
yang diinvestasikan. Economic Value Added (EVA) adalah NOPAT atau taba bersih
setelah pajak dikurangi biaya modal atau cost capital, biaya bunga ini meliputi bunga
hutang dan biaya ekuitas atau modal sendiri. Bila laba yang diperoleh perusahaan lebih
besar dari biaya modal yang ada maka terciptalah nilai tambah perusahaan. Dalam jangka
panjang, penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dengan Market Value Added (MVA).
Perhitungan Economic Value Added (EVA)
a. Menghitung Ongkos Modal Hutang ( Kd )
Kd dihitung dengan cara membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun tersebut
dengan total utang awal tahun yang penjumlahan antara hutang jangka panjang dan
jangka pendek pada awal tahun perusahaan. Pajak atas ongkos modal hutang (Kd)
yang dikenakan pada penelitian ini disimbolkan dengan t laba perusahaan sebelum
pajak dikenakan pajak sebesar 30 %. Perhitungan ongkos modal hutang setelah pajak (
Kd* ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Hu tan g Total
Total Biaya
Kd
=
Kd*
= Kd (1-t)
b. Menghitung Ongkos Modal Saham ( Ke)
Pada penelitian ini tanpa mengurangi keakurasian data, digunakan pendekatan
Company's bond yield. Untuk menghitung Ke dengan menjumlahkan nilai Kd masingmasing perusahaan yang telah dihitung dengan premi resiko sebesar 5 %. Premi resiko
5 % merupakan asumsi premi resiko atau tambahan resiko yang harus ditanggung oleh
pemilik ekuitas, yang digunakan rata-rata di Indonesia dan dapat diterima di pasar
modal. Ke = Company's own bond yield + risk premium.
c. Menghitung Struktur Modal Perusahaan
Adanya perubahan struktur modal perusahaan akan mempengaruhi risiko yang
terkandung dalam saham biasa perusahaan yang pada akhimya mempengaruhi harga
saham. Perusahaan yang menetapkan struktur modal yang optimal akan menghasilkan
keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian sehingga memaksimalkan harga
saham. Struktur Modal (kapital awal perusahaan) adalah :
Hutang jangka pendek xxx
Hutang jangka panjang xxx
Ekuitas / Modal saham xxx
Struktur Modal
xxx
Menghitung proporsi atau komposisi masing-masing komponen :
Wd
=
Hu tan g
Struktur Modal
We
=
Modal
Struktur Modal
d. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
WACC atau C* yaitu penjumlahan hasil kali antara hasil tertimbang atas komponen
hutang dan komponen modal pcrusahaan dengan prosentase masing-masing biaya
hutang (ongkos modal hutang/Kd) dan biaya modal ekuitas (ongkos modal saham/Ke)
yang perumusannya sebagai berikut :
WACC = [(Kd x wd) + (Ke x We)]
e. Menghitung Net Operating After Tax ( NOPAT)
Net Operating After Tax ( NOPAT) adalah laba bersih/earning after tax (EAT) yang
dijumlahkan dengan biaya bunga dan dikurangkan dengan penghematan pajak.
f. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak
dikurangi dengan biaya modal. Economic Value Added (EVA) merupakan selisih antara
tingkat pengembalian modal (r = rate of return on capital) dengan biaya modal (c =
cost of capital) dan dikalikan dengan buku ekonomis dari modal (capital). Formula
dasar Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut :
EVA = NOPAT – WACC x capital
EVA = (r-c) x capital
= r x capital – c x capital
Formula dasar diatas menunjukkan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah bahwa
suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor-faktor yang
berhubungan dengan penciptaan nilai (value).
g. Market Value Added (MVA), merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan
(termasuk ekuitas dan hutang), dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan
perusahaan. Perhitungan Market Value Added (MVA):
Market Value Added (MVA) dihitung dengan cara mengurangkan nilai pasar dengan
modal yang diinvestasikan oleh investor. Nilai pasar pemsahaan merupakan
penjumlahan antara saham biasa, bunga minoritas, utang jangka pendek, utang jangka
panjang dan utang jangka panjang lainnya. Nilai pasar perusahaan merupakan hasil dari
selama 1 tahun berlangsung. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pengaruh
fluktuasi bunga saham dikarenakan adanya faktor-faktor eksternal, seperti adanya
spekulasi yang dilakukan oleh investor.
Modal yang diinvestasikan diperoleh dari penjumlahan utang jangka pendek, utang
jangka panjang, dan modal yang diinvestasikan oleh investor, yaitu merupakan total
modal dari para pemegang saham.
h. Return Saham, merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil
dari investasinya di perusahaan tertentu.
Menurut Jogiyanto (2000), return merupakan pengembalian dari suatu investasi dalam
suatu periode yang tertentu. Return terdiri dari capital gain (loss).
Capital gain
merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga
periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi.
KERANGKA PEMIKIRAN
Dari uraian tersebut di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut :
EVA
(X2)
Return Saham
Perusahaan Manufaktur
(Y)
MVA
(X2)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Diduga Economic Value Added
(EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun
secara simultan”.
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan jenis data yang digunakan penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, sedangkan berdasarkan bentuk penelitiannya, penelitian ini merupakan asosiasi
karena menganalisa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebar kuisioner
kepada responden kepada beberapa pelanggan yang diambil sebagai sampel. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil jawaban kuesioner. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik diantaranya dengan uji
regresi linier berganda, uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data di
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
atas, dapat diketahui bahwa EVA tidak
return of saham dengan nilai koefisien
regresi sebesar 1,019.10-9 dengan t hitung < t tabel (1,377 < 1,711). Hasil penelitian ini
mempunyai arti bahwa semakin tinggi EVA perusahaan LQ 45 maka return of saham
perusahaan LQ 45 tersebut akan semakin tinggi pula.
Pengukuran EVA yang positif
mempunyai arti adanya nilai tambah bagi perusahaan, akan direspon dengan meningkatnya
harga saham perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham
(return saham) akan
mengalami kenaikan atau perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi
investor.
Salah satu ukuran kinerja adalah EVA yang berhubungan langsung dengan kondisi
intrinsik perusahaan. Konsep Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dengan
cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang dilakukan
oleh perusahaan. Economic Value Added (EVA) yang positif
menandakan perusahaan
berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal Karena perusahaan mampu menghasilkan
tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, Economic Value Added (EVA) yang
positif menunjukan bahwa nilai perusahaan meningkat karena tingkat pengembalian lebih
rendah dari biaya modal (Siddharta Utama, 1997).
Berdasarkan hasil analisis data juga diketahui bahwa MVA mempunyai pengaruh
positif yang tidak signifikan terhadap return of saham yang ditunjukkan dari nilai koefisien
regresi sebesar 3,092.10-9 dengan t hitung < t tabel (1,537 < 1,711). Hal ini berarti apabila
suatu perusahaan mempunyai MVA yang tinggi maka tingkat pengembalian saham (return of
saham) juga tinggi, sebaliknya jika perusahaan mempunyai MVA yang rendah maka return of
sahamnya juga rendah.
MVA juga merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. MVA
yang positif menunjukkan kinerja keuangan perusahaan tersebut sehingga akan menjadi
nilai tambah bagi perusahaan, dan biasanya akan direspon oleh meningkatnya harga saham
perusahaan sehingga tingkat pengembalian saham (return saham)
akan mengalami
peningkatan atau perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor.
MVA merupakan selisih antara nilai perusahaan (nilai pasar kapital) dengan nilai buku
kapital. Karena dalam nilai perusahaan dan milik kapital terdapat komponen hutang yang
sama maka MVA juga adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau
total kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas (Saiful M Ruky, 1999).
Market Value Added (MVA) sebagai ukuran yang paling tepat untuk menilai sukses
tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi permlik. Jadi, kekayaan atau
kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham) akan bertambah bila Market Value
Added (MVA) bertambah.
Secara simultan/bersama-sama EVA dan MVA mempunyai pengaruh sebesar 1,90
% terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. EVA dan MVA
merupakan ukuran kinerja keuangan yang saling berkaitan.
Hal ini terjadi karena
peningkatan Market Value Added (MVA) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional
tahunan, dengan demikian Economic Value Added (EVA) mempunyai hubungan yang kuat
dengan Market Value Added (MVA). EVA dan MVA perusahaan LQ 45 yang bernilai
positif akan berakibat pada tingginya tingkat pengembalian saham (return of saham) dan
sebaliknya jika EVA dan MVA perusahaan yang bernilai negatif pada umumnya juga akan
diikuti dengan tingkat pengembalian saham yang rendah pula. Hasil penelitian ini belum
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lehn dan Makhija (1996) dan George Bannet
Streart III (1991). Lehn dan Makhija (1996) yang menguji hubungan EVA / MVA dengan
stock return dari 241 perusahaan yang termasuk dalam peningkatan penciptaan nilai untuk
tahun 2007, 1997, dan 2003. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa semuanya menunjukkan
hubungan yang positif dengan balikan saham, tetapi walaupun perbedaannya tidak terlalu
besar temyata hubungan EVA dengan balikan saham mempunyai hubungan yang lebih tinggi.
Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh George Bannet
Stewart III
(1991), menguji sampel 476 perusahaan industri pada pasar modal selama tahun 1984 - 1988,
melalui analisis regresi setiap perubahan MVA terhadap EVA serta ukuran-ukuran umum
kinerja perusahaan seperti ROE, EPS, dan lain-iain. Hasilnya menunjukkan bahwa EVA
memiliki R determinan yang tertinggi yaitu 0,44 sedangkan ROE dan EPS lebih rendah dari
itu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa EVA (Economic Value Added) tidak mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. MVA (Market
Value Added) tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Pengaruh EVA dan MVA terhadap return of saham
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 sebesar 1,90 %.
SARAN
Saran yang dapat direkomendasikan terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini
diantaranya adalah 1) Tingkat return of saham dipengaruhi oleh EVA dan MVA yang
merupakan ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu untuk memperoleh
investor yang memadai dengan tingkat pengembalian saham yang tinggi maka perusahaan
perlu
meningkatkan
kinerja
keuangan
terutama
EVA
dan
MVA
dengan
cara
mempertimbangkan biaya modal karena menjadi pertimbangan untuk memaksimumkan nilai
perusahaan dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat berinvestasi. 2) Bagi investor
agar dalam melakukan investasi di pasar modal harus memperhatikan kinerja perusahaan
yang dapat mempengaruhi return of saham atau tingkat pengembalian saham perusahaan
tersebut seperti EVA dan MVA. 3) Bagi penelitian sejenis sebaiknya melakukan penelitian
dengan menambahkan ukuran kinerja keuangan di luar EVA dan MVA serta melakukan
penelitian tidak hanya pada perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
REFERENSI
Nur Sofiyani, 2006. Analisa Hubungan EVA Terhadap MVA pada Perusahaan yang
Tergabung dalam Indeks LQ 45, Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta.
Gujarati, D., 1999. Ekonometrika Dasar, Erlangga, Bandung.
Budi W. Soetjipto., 1997. EVA, Fakta dan Permasalahannya, Usahawan No. 04, April 1997,
hal 14 – 15.
Mike Rausana, 1999. Memanfaatkan EVA Untuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal
Indonesia, Usahawan No. 04, April 1999, hal 18 – 21.
Saiful M. Ruky, 1997. Lebih dalam Tentang “Economic Value Added” EVA dan Penciptaan
Nilai Perusahaan, Usahawan N0. 9, September 1997, hal 3 – 6.
Siddarta Utama, 1997. Economic Value Added Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan,
Usahawan No. 4 april 1997, hal 10 – 13.
Sholikhah Nur Rohmah & Rina Trisnawati, 2003. Perbandingan Economic Value Added dan
Profitabilitas Perusahaan Rokok di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 2003, vol 20 No. 1, hal 1 – 4.
Teuku Mirza dan Imbuh S., 2000. Konsep Economic Value Added : Pendekatan Untuk
Menentukan Nilai Riil Manajemen, Usahawan No. 10 Tahun XXVIII, Januari 1999,
hal 37 – 40.
Meyer Gunung Penahan Togatorop, 2004, Analisa Pengaruh EVA dan MVA sebagai
Pengukur Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri
Dasar & Kimia di Bursa Efek Jakarta Periode 1997 – 2000, Tesis Pasca Sarjana,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Indonesian Capital Market Directory
(ICMD).
Download