dapat diperoleh oleh kliennya tanpa melalui 1. PENDAHULUAN tes maupun prosedur yang telah ditetapkan. Di Indonesia, pekerjaan sebagai calo Terdapat pula “Calo Tiket”, calo jenis ini seringkali dipandang sebagai pekerjaan yang biasa melipatgandakan harga tiket dengan illegal dan negatif. Calo bekerja sebagai cara mereka membeli sebanyak mungkin pemberi jasa alternatif atau jalan pintas bagi seseorang secara tidak resmi. tiket untuk dijual kembali, calo jenis ini Dalam seringkali ditemui pada tempat publik yang prosesnya seorang calo akan berusaha memiliki proses ticketing1 sebagai syarat mencari keuntungan dengan menggandakan harga asli suatu produk atau akses seperti konser musik, gedung bioskop, jasa, pagelaran seni dan event sejenisnya. Selain memberikan penawaran dengan harga yang itu calo jenis ini juga dapat ditemui di besar dan tentunya berbeda dari harga stasiun, bandara, maupun terminal, karena sebenarnya. Pekerjaan ini juga menjadi ketiga tempat tersebut juga identik dengan pekerjaan yang dipandang rendah bagi proses ticketing. Jenis calo yang lain adalah sebagian kalangan karena penghasilannya “Calo Terminal”, dimana mereka beroperasi yang tidak jelas dan praktiknya yang cenderung mengelabui atau di terminal menipu memanfaatkan segala macam fasilitas terminal untuk mereka targetnya. Cara kerja para calo ini tentunya jadikan sebagai lahan beroperasi, perlu berbeda-beda tergantung jenis (type) dan diingat bahwa lahan operasi mereka tidak ranah (field). Ada dan beberapa jenis calo hanya berjualan dan melipatgandakan harga di tiket, namun mereka juga menjadi perantara Indonesia, misalnya saja “Calo SIM” yang memberikan jasa pengurusan surat ijin 1 Proses Ticketing merupakan proses scanning dan pengecekan tanda bukti akses atau masuk. Tanda bukti tersebut biasa disebut dengan tiket dan prosesnya disebut ticketing. mengemudi dengan harga tertentu yang 1 pengusaha sekitar terminal untuk diasumsikan cenderung menganggap setiap memperoleh komisi atau uang tambahan. targetnya akan mudah untuk dikelabui. Citra calo terminal sendiri seringkali diidentikan dengan seorang calo Dari studi Jaringan sosial akan yang diketahui banyak hal terkait jaringan dalam dengan cara memaksa, suatu komunitas, khususnya informal. Ada mereka tak jarang akan membuntuti dan banyak varian yang membentuk jaringan, mengganggu kenyamanan targetnya agar seperti adanya rasa saling tahu, saling sang target mau memakai jasanya. Diantara menginformasikan, saling mengingatkan, beberapa jenis calo tersebut, calo terminal dan saling membantu dalam melaksanakan menjadi sosok calo yang paling sering ataupun mengatasi sesuatu. Selanjutnya ditakuti yang jaringan itu sendiri dapat terbentuk dari cenderung di tempat terbuka dan bahkan hubungan antar personal, antar individu secara menunjukkan dengan institusi, serta antar kelompok identitasnya sebagai calo. Seperti yang telah dengan institusi atau media disekitarnya dijelaskan sebelumnya juga, bahwa praktik yang menjadi bagian sekaligus pengikat kerja calo terminal seringkali merugikan dalam jaringan. Hal ini tidak akan terwujud pengguna layanan terminal. Mereka mencari tanpa dilandasi norma dan rasa saling target dengan cara paksaan atau membuntuti percaya (Thohir, 2012). Jaringan sosial juga para penumpang hingga si penumpang mau bisa terbentuk dalam masyarakat karena menggunakan jasanya dan menganggap munculnya asumsi bahwa manusia tidak terminal sebagai wilayah yang dapat ia dapat berhubungan dengan semua manusia kuasai namun menjadi wilayah asing bagi yang ada hubungan selalu terbatas pada para targetnya, sehingga para calo banyak sejumlah orang tertentu. Setiap orang belajar mencari target karena keberadaannya terang-terangan 2 dari pengalamannya untuk masing-masing dan secara keseluruhan mereka juga belum memilih dan mengembangkan hubungan- tentu saling mengenal. Dalam jaringan calo hubungan sosial yang terbatas jumlahnya tersebut, mereka mungkin akan dapat saling dibandingkan dengan jumlah rangkaian bertukar informasi, saling mengingatkan, hubungan sosial yang tersedia, disesuaikan dan saling membantu dalam melaksanakan dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada pada dan mengatasi sesuatu. Sehingga dari situ individu yang bersangkutan sehingga dalam kemudian muncul pembagian tugas dan usaha peningkatan taraf hidup juga tidak peran secara informal. menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya, permasalahannya, Berdasarkan beberapa uraian diatas, jaringan kemudian muncul ketertarikan untuk melihat sosial itu adalah pengelompokan sehingga bagaimana keanggotaannya seringkali tidak disadari jaringan sosial calo di Terminal Purabaya. oleh pelaku. Mengapa mereka begitu kuat dan masih Anggota jaringan sosial yang satu tetap eksis sebenarnya bahkan pembentukan terus bertambah dengan anggota lainnya belum tentu saling jumlahnya sekalipun telah disusun banyak mengenal. Agusyanto program pemberantasan calo oleh dinas menyadari perhubungan (2007), Menurut Tak Ruddy seorang pun dan pengelola Terminal sepenuhnya atau tahu persis–dengan siapa Purabaya sejak lebih dari lima tahun yang dia berhubungan secara tidak langsung lalu. dengan orang atau sekelompok orang. Konsekuensi yang muncul jika Seperti yang terjadi terjadi pada calo di masalah calo ini terus dibiarkan adalah, Terminal Purabaya, mereka secara tidak kelompok calo yang semakin marak akan sadar berkelompok tanpa ada struktur formal merasa semakin bebas dan melanggar tata 3 aturan sehingga mereka akan menggangu 2. METODE PENELITIAN kepentingan dari para pemanfaat layanan terminal dan terus deskriptif dan dikaji dengan menggunakan mementingkan bagaimana agar jasa mereka analisis konsep dan teori jaringan sosial. tetap menghasilkan keuntungan meskipun Hasil kajiannya merupakan sebuah deskripsi cara mereka salah dan merusak kenyamanan dan analisis mengenai bentuk-bentuk dan para terminal. fungsi-fungsi jaringan sosial yang terjadi di Konsekuensi lain juga dapat dilihat dari sisi antara para calo di Terminal Purabaya calo di terminal purabaya sendiri yang Bungurasih. Tipe penelitian yang semakin banyak dan tersebar di beberapa dipergunakan adalah deskripsi analitis distrik, bertambah (analytical description). Deskriptif analitis jumlahnya terlebih jika kegiatan menjadi adalah data yang diperoleh dalam proses calo dinilai menguntungkan dan ditakuti kerja lapangan dan studi pustaka kemudian serta sulit untuk diberantas, isu seperti ini dianalisa dengan menggunakan konsep- akan memunculkan dampak persuasif bagi konsep yang diuraikan sebelumnya di dalam masyarakat lain untuk menjadi bagian dari penelitian ini. Dua proses besar yang calo tersebut serta melakukan regenerasi dan dilakukan adaptasi terkait hal-hal apa saja yang penelitian dilakukan sebelumnya deskripsi dan proses analisa. Data-data sehingga mereka mendapatkan keuntungan primer maupun skunder yang diperoleh dari tanpa harus bekerja di sektor formal. kegiatan pengguna mereka oleh mereka akan Penelitian ini merupakan penelitian layanan akan terus calo-calo sehubungan semacam lapangan ini dan dengan adalah studi tipe proses pustaka dideskripsikan secara naratif pada bagianbagian 4 awal peneltian. Deskripsi ini dilakukan untuk memberikan gambaran sosial mengenai wilayah yakni Terminal Purabaya, kekerabatan, termasuk superordinat-subordinat, didalamnya pengalaman- antarindividu, pertemuan, pertukaran, hubungan hubungan pengalaman para informan yang berkaitan antarorganisasi, persekutuan militer, dengan operasionalisasi jaringan sosial. Dari dan sebagainya (Suparlan, 1982: 37). deskripsi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan generalisasi dan abstraksi dari kenyataan sehari-hari yang terjadi Ada 2 konsep jaringan sosial di yang harus dipahami dalam jaringan wilayah tersebut. sosial yaitu: 1. Jaringan konsep 3. PEMBAHASAN sosial Metaporik sebagai : yakni jaringan sebagai suatu rangkaian 3.1 Implikasi Konsep Jaringan Sosial antar hubungan dalam suatu Hubungan-hubungan sosial di sistem sosial. mana setiap individu dilekatkan dapat 2. Jaringan dilihat sebagai sebuah sosial sebagai jaringan. konsep Analitis : yakni jaringan Jaringan sosial dapat dilihat sebagai tidak sejumlah kecil titik-titik hanya dilihat sebagai yang jaringan yang khusus saja tetapi dihubungkan oleh garis-garis. Titik-titik karakteristik dari hubungan – ini dapat berupa orang, peranan, posisi, hubungan yang ada sehingga status, kelompok, tetangga, organisasi, dapat mengintepretasikan masyarakat, nasion atau negara dan tingkah laku sosial dari orang – sebagainya. Garisnya ini dapat orang yang terlibat didalamnya merupakan perwujudan dari hubungan 5 Dalam menganalisis jaringan sosial calo bahwa ada rangkaian hubungan antara di Purabaya, dijelaskan melalui dua konsep setiap komunitas yang ada, dimana diatas, konsep metaporik akan digunakan berdasarkan analisis dibagi kedalam sebagai menemukan tiga kelompok yakni kelompok calo J, rangkaian jaringan yang ada pada komunitas kelompok calo BM, dan kelompok calo calo di Terminal Purabaya sedangkan untuk B. Kelompok calo J memiliki sifat yang memperjelas pemetaan dan analisis, konsep dominan, ia lebih keras dan ditakuti. yang digunakan adalah jaringan sosial Sehingga kelompok ini diistilahkan sebagai konsep Analitis, hal ini karena sebagai calo kapak merah, sedangkan konsep Analitis memiliki analisa yang lebih kelompok calo BM lebih diistilahkan menyeluruh. Selain melihat karakteristik pada calo berpengalaman sedangkan jaringan, bagaimana calo B diistilahkan sebagai kelompok hubungan-hubungan yang ada pada konteks calo rapi. Dimana masing-masing dari mikro, yakni aktor-aktor dalam setiap mereka sejatinya berhubungan jika komunitas calo tersebut, maupun konteks melihat dari ranah profesi dan karakter makro kelompok. pijakan untuk juga akan dilihat yakni hubungan internal dan eksternal komunitas tersebut. Sedangkan Kelompok J atau kelompok jaringan sosial sebagai konsep metaporik kapak merah berhubungan dengan calo hanya lain fokus pada rangkaian antara hubungan dalam sistem sosial saja. Dalam penjelasan menggunakan power atau kekuasaan yang dimilikinya. Dengan rangkaian data yang didapatkan dari informan metaporik terkait dengan komunitas penelitian ini, dapat diinterpretasikan calo di Terminal Purabaya, dijelaskan bahwa 6 kelompok ini cenderung menguasai calo yang lain, sehingga kelompok J juga terkena imbas atas eksistensi yang lebih gambaran perilaku baik para calo, lain. sekalipun itu mayoritas bukan berasal terlihat ia dapatkan daripada calo yang Kelompok ini juga menguasai salah dari kelompok mereka. satu titik paling ramai di terminal, yakni Sementara kelompok calo BM, titik penurunan bus, sehingga terlihat lebih dikenal sebagai kelompok yang jelas profesional bahwa mereka memiliki kekuasaan dalam hal ini. kelompok dan ini berpengalaman, juga membangun Hubungan kelompok J dengan hubungan baik dengan calo B, terlihat kelompok lain akan cenderung lemah, dari karakteristik yang hampir serupa karena menjadi diantara keduanya. Para informan pun hubungan dominasi dan akan berpotensi selalu memberikan gambaran baik pada menjadi hubungan ordinat-subordinat. dua kelompok ini. Sehingga keduanya Kelompok memiliki akan sangat berbeda dengan kelompok kekuasaan dan dominasi namun mereka J. Kelompok B juga dikenal lebih rapi juga dan akan melepas calon penumpang hubungan ini mereka walaupun membutuhkan kelompok lainnya untuk keberadaan bertahan, apabila mereka tidak mau karena berdasarkan analisis kekuatan menggunakan jasa mereka. Mereka ikatan eksternal, para calo di Purabaya juga dikenal sebagai kelompok yang seringkali cara-cara kooperatif, sehingga memperkuat ikatan pertahan dengan cara berlaku kooperatif mereka dengan media eksternal lain, hal dan membangun relasi yang baik ini juga akan mempengaruhi eksistensi kepada petugas, hal ini akan membuat calo itu sendiri. menggunakan 7 Rangkaian kemudian hubungan terbentuk dimana ini 2.Kelompok : Para aktor yang saling setiap berhubungan tadi akhirnya membentuk elemen yang berpengaruh kedalam suatu komunitas tersebut akan berada dalam berdasarkan analisis dalam kategorisasi satu rangkain. Dimana akan diuraikan hubungan sosial, kelompok calo di secara sistematis dibawah ini : Purabaya terbentuk berdasarkan asas 1. kelompok calo, Aktor : komponen rangkaian kekerabatan, yang pertama adalah aktor. Para aktor pengalaman. yang merujuk pada para calo di merujuk pada asal daerah mereka terminal ataupun Purabaya itu sendiri kedekatan dimana dan Kekerabatan hubungan juga disini persaudaraan, merupakan salah satu bagian terkecil sementara kedekatan dapat merujuk namun pada ikatan persaudaraan namun juga juga terpenting merupakan dalam bagian jaringan sosial pertemanan, artinya orang yang komunitas calo tersebut, ia merupakan sebenarnya bukan kerabat dan bukan bagian pusat berasal dari daerah yang sama, apabila penggerak kegiatan dan pengatur alur mereka memang sudah dekat, mereka jaringan. dapat paling inti Apabila sebagai para aktor dari dibilang berhubungan kelompok J berkonflik dengan para berdasarkan aktor dari kelompok B, maka posisi itulah pada akhirnya penting untuk mereka dalam jaringan akan sangat mengetahui bagaimana suatu kelompok mungkin berubah, sehingga komponen dapat terbentuk. Kelompok, merupakan aktor salah merupakan komponen yang paling penting dalam jaringan. satu kedekatan. bagian Maka penting dari dalam rangkaian jaringa, mereka merupakan 8 bagian yang dapat menjelaskan beberapa gambaran hubungan antar jaringan. bentuk hubungan setiap komunitas yaitu Dalam rangkaian jaringan, kelompok 1. Kerjasama (co-operation) sebenarnya bukan merupakan bagian 2. Persaingan (competition) yang harus ada, namun 3. Pertentangan (conflict) 3.2 Bentuk Hubungan Komunitas Calo di 4. Akomodasi (accommodation) Terminal Purabaya Dalam Setiap komunitas komunitas calo di tentunya Terminal, bentuk hubungan yang ada, memiliki bentuk hubungan, dimana apabila berada dalam satu kelompok komunitas terbangun karena adanya maka tujuan tertentu dan keberadaan tujuan walaupun tidak menutup kemungkinan itu akan menentukan arah bentuk mereka bersaing, namun persaingan ini hubungan tidak berpotensi kuat menimbulkan mereka, apakah mereka sifatnya adalah bersaing untuk meraih tujuan atau pertentangan bahkan kerjasama untuk meraihnya, kelompok tersebut. Namun hubungan mungkin bahkan mereka melakukan antar komunitas, apabila dilihat dari keduanya untuk dapat mencapai tujuan hubungan kelompok calo J dengan B tersebut. Mengetahui bentuk hubungan dan BM dapat diinterpretasikan bahwa merupakan hal penting sebagai dasar hubungan mereka cenderung kepada identifikasi hubungan non-kerjasama atau persaingan, persaingan juga pembentukan motif dan komunitas. identifikasi Soekanto (2000) mengatakan bahwa terdapat karena kerjasama, solidaritas ini berpotensi menimbulkan konflik atau pertentangan pada akhirnya apabila 9 persaingan menguat dan menyinggung sampai saat ini juga. Hal yang ditangani satu sama lain. Sedangkan hubungan oleh pemimpin atau pemuka opini antara B dan BM merupakan hubungan tersebut dapat dilihat melalui tanggung persaingan ini jawabnya terhadap anak buah mereka, memiliki potensi kerjasama, mengingat kemudian adanya inisiatif kelompok kinerja mereka yang baik dan saling untuk keterbukaan antar kelompok. kerjabakti. Selain itu apabila ada calo namun persaingan membantu warga dalam 3.3 Tipe Aktor dalam Komunitas Calo di yang terikat masalah dengan aparat, Terminal Purabaya maka pemimpin juga akan membantu Dalam jaringan komunitas calo sebagai penanggung jawab. Sedangkan di Terminal Purabaya, tipe aktornya dikatakan cenderung pada tipe Polimorfik dan kecenderungan Homofili. Dikatakan polimorfik karena memperoleh dalam setiap kelompok calo yang ada berinteraksi dengan karakter yang sama memiliki pemimpin atau pemuka opini, yakni sesama calo, meskipun mereka dimana dapat juga berinteraksi dengan karakter yang menangani sejumlah isu. Jika dilihat berbeda seperti pemilik usaha dan dari sini saja, apabila mereka tidak warga, namun kecenderungan yang dapat menangani berbagai macam isu, mendominasi adalah maka jelas eksistensi kelompok tersebut memperoleh informasi sudah tidak akan terlihat sampai saat sesama calo, karena setiap harinya ini, mereka mereka namun diharuskan pada kenyataannya, kelompok mereka masih tetap eksis 10 homofili lebih karena mereka untuk informasi adalah sering lebih dari kepada rekan bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang melekat pada mereka, misalnya, cara tersebut. pembagian pendapatan, ada salah satu sistem pembagian pendapatan yang 3.4 Komunitas Calo di Terminal melalui cara mencari penumpang secara Purabaya rombongan, Ditinjau dari Teori pembagian akan Jaringan diserahkan pada calo pemimpin, apabila Dalam komunitas calo di Terminal ia tidak ada maka pembagian akan Purabaya, orientasi yang ada pada diserahkan pada calo yang lebih senior, mereka apabila dilihat secara komunitas interdependensi ini juga terjadi terkait maka cenderung dengan keinginan mereka untuk tetap kepada Orientasi normatif, hal ini bertahan dan memperoleh pendapatan. karena terdapat ketergantungan diantara Oleh mereka, terlihat dari hubungan sosial pembagian pendapatan, karena tidak mereka yang saling membantu dan semua aktor dalam setiap komunitas bekerjasama. Hubungan mereka yang akan mendapatkan penumpang atau saling bekerjasama pengguna jasa setiap harinya, sehingga tersebut ada karena mereka berada mereka sesekali akan menggantungkan didalam lingkaran atau lingkup yang diri kepada temannya, hal ini juga memiliki norma dan aturan. Norma disebabkan karena ketatnya persaingan tersebut dan sempitnya ranah, artinya karena orientasi membantu berasal mereka dan dari internal dan sebab terdapat blok-blok internal yang dilakukan oleh komunitas tersebut, memang sudah ada sejak lama dan akhirnya ranah komunitas yang lain norma 11 plot lokasi sistem eksternal komunitas mereka, norma merupakan dan itu yang menjadi lebih sempit, sehingga kepada petugas terminal. Dalam komunitas itu mau tidak mau harus mengambil keputusan itu, tentunya bekerjasama mendapatkan terdapat kerjasama dan penghasilan. Adanya hal-hal seperti bersama agar mereka dapat itulah memperlihatkan eksistensi mereka yang memunculkan sesama agar pada akhirnya ketergantungan antar Sedangkan norma aktor. pemikiran namun dengan cara yang lebih baik. eksternal, merupakan norma yang ada 3.5 Pembentukan Jaringan Sosial diluar Berdasarkan komunitas mereka, hal ini mengingat mereka para komunitas calo Kerangka Analisis Jaringan Sosial bekerja secara informal didalam field Dalam permasalahan komunitas calo (ranah) yang sebenarnya bukan milik di Terminal Purabaya, jenis jaringan mereka, sehingga mereka berada pada yang paling dasar adalah jaringan sosial lingkup dan tata aturan tertentu. Aturan- sentiment atau emosional, hal ini dapat aturan membuat dilihat sebelum mereka masuk kedalam saling jaringan tersebut atau sebelum mereka bergantung untuk mencari solusi dan menjadi aktor dalam jaringan, para calo proteksi itu mereka eksternal tersebut bekerjasama agar mempertahankan mereka dan dapat kegiatan tetap masuk melalui hubungan ekonomi kekerabatan dan pertemanan. Dari situ mereka. Beberapa hal yang mereka dapat dilihat bahwa jaringan sosial calo lakukan seperti bekerjasama dengan di agen travel, melakukan kerja bakti kecenderungan dengan warga serta berlaku kooperatif emosional. 12 Terminal Purabaya, Sentiment Namun ketika memiliki atau jaringan sosial tersebut berada dalam konteks sumber daya yang mereka pertukarkan kegiatan ekonomi mereka, jaringan juga relatif sama, dimana pada akhirnya tersebut kemudian menjadi jaringan hubungan sosial yang mereka wujudkan jenis Interest atau kepentingan, dimana adalah hubungan yang bersifat kerja hubungan sama dan tolong menolong. Sedangkan yang terbangun diantara mereka merupakan hubungan yang dalam berlandaskan kepentingan, hal ini dapat kelompok, dilihat berhubungan secara horizontal, karena melalui kegiatan ekonomi tatanan tidak semua kelompok ada berada dalam satu jaringan tersebut cenderung lebih dominan sehingga karena hubungan mereka cenderung vertikal. kepentingan berada yang pada sama satu yakni kelompok yang Secara vertikal, dalam jaringan, pekerjaan. Dalam satu antar mereka yang seragam dan mereka dapat mereka salah hubungan dilihat bagaimana hubungan antara calo jaringan sosial pada garis yang berbeda, didominasi komunitas calo di Terminal Purabaya, oleh dua basis yakni pertemanan dan apabila dilihat antara hubungan internal hubungan kerjasama. dalam jaringan- komunitas maka bentuk jaringan sosial jaringan sosial yang bersifat vertikal, yang menghubungkan adalah jaringan individu-individu sosial Horizontal. Dikatakan horizontal dalamnya tidak memiliki status sosial dalam tatanan internal kelompok karena atau status ekonomi yang sepadan para anggota-anggota atau aktor dalam (Haryono, 1999: 30-31). Hubungan kelompok calo tersebut memiliki status vertikal terkait sosial ekonomi yang relatif sepadan, berbeda ditunjukkan dengan adanya 13 yang terlibat status sosial di yang dominasi antara kelompok. Sedangkan sosial total. Dikatakan Multi-Strand pada hubungan status ekonomi dapat karena seperti yang telah dijelaskan dilihat antara dalam konsep jaringan bahwa dalam kelompok calo dengan pemilik usaha, suatu jaringan terdapat ikatan bukan warga maupun petugas keamanan. hanya internal kelompok melainkan melalui hubungan Pada dasarnya hubungan para juga eksternal kelompok. calo merupakan hubungan yang multi- permasalahan strand. Hal ini dapat ditunjukkan Purabaya, kategori jaringan kerja yang dengan jaringan sosial total. Jaringan mereka bangun merupakan jaringan total total yang disatukan melalui jaringan- merupakan networking multi-stranded dimana keseluruhan jaringan calo Dalam bagian, di Terminal dikatakan jaringan yang dimiliki individu dan membentuk mencakup berbagai konteks atau bidang dalam jaringan ini hubungan yang kehidupan dalam masyarakat. Jaringan menghubungkan memiliki lebih dari ini berbeda dengan jaringan bagian, satu konteks jaringan, yakni hubungan dimana jaringan memfokuskan pada jaringan mampu bagian lebih kekerabatan, jaringan yang etnis, total, pertemanan, kerjasama hubungan kepentingan. dimiliki oleh individu terbatas pada Konteks bidang kehidupan tertentu, misalnya merupakan bagian-bagian dari jaringan jaringan politik, jaringan keagamaan, yang sejatinya saling berhubungan dan jaringan membentuk jaringan total. Setiap unsur pertemanan, kekerabatan, dan jaringan sebagainya, yang atau dan karena jaringan tersebut jaringan tersebut memiliki pengaruh kemudian dapat membentuk jaringan terhadap 14 internal kelompok calo maupun secara eksternal, bagian tersebut sehingga menyatu fungsi akses sendiri pada umumnya dan tidak bisa dibangun oleh kelompok membentuk jaringan kerja total. pusat dalam jaringan, seringkali mereka Secara terpisah, fungsi jaringan melakukan akses dengan media di para calo di terminal Purabaya ini dapat sekitarnya untuk digolongkan menjadi 3 bagian yakni: melanggengkan apa dapat yang tetap menjadi 1. Fungsi Informatif : dalam tujuan mereka. Dalam komunitas calo fungsi ini, suatu jaringan berfungsi di purabaya, jaringan sosial yang ada sebagai yang juga memiliki fungsi akses, dimana peluang dan pelumas pada kerangka jaringan yang telah untuk melancarkan kegiatan dalam digambarkan diatas, jaringan yang ada jaringan, hal ini dapat berupa kerjasama tidak sebatas jaringan antar aktor para maupun pertukaran informasi. Para calo calo, maupun antar kelompok calo, di Terminal Purabaya juga melakukan melainkan juga antar aktor, kelompok kerjasama seiring kegiatan mereka, hal dan ini dapat dilihat dalam kegiatan mencari pendukung inilah yang dapat memiliki penumpang misalnya, mereka para calo fungsi akses untuk tetap memanfaatkan menerapkan sistem nutul dimana sistem sumberdaya di sekitar dan di dalam ini untuk terminal agar dan melangsungkan media mengandung bersifat memperoleh informasi bekerjasama satu penumpang hasilnya akan dibagi. media pendukung. Media mereka tetap dapat kegiatan ekonomi mereka, dalam hal ini mereka juga 2. Fungsi Katalisator : Fungsi ternyata cukup mengenal dan akrab katalisator ini merupakan fungsi akses, dengan para media di sekitar mereka 15 seperti pemilik usaha, warga dan penting, terlebih jika jaringan tersebut petugas keamanan. Para calo secara tergolong pada jaringan yang padat, frekuentif akan melakukan pendekatan adanya koordinasi akan membantu terhadap para warga seperti misalnya setiap simpul dalam jaringan tersebut membantu saat kerja bakti, mereka juga untuk melakukan apa yang menjadi melakukan pendekatan dengan petugas tugas mereka. Hal ini juga ada pada keamanan dan bekerjasama dengan para jaringan komunitas calo di Purabaya, pemilik dimana usaha. Hubungan dengan terdapat pembagian peran petugas keamanan ini penting, karena dalam setiap kelompoknya. Pembagian mereka salah satu yang bertugas untuk peran ini bukanlah pembagian peran mengamankan sedangkan secara formal namun hal ini sangat pemilik usaha merupakan akses penting berpengaruh pada kegiatan mereka, untuk melanggengkan kegiatan mereka dimana para bertugas untuk melakukan pembagian calo, terminal, karena pemilik usaha terdapat hasil sebagai media informasi para calo terhadap kelompoknya. Ada pula yang tentang mengatur keberangkatan bus bertanggung yang merupakan pemasok utama tiket dan jadwal maupun pemimpin keuangan mereka jawab untuk maupun wahana transportasi lainnya. menentukan hasil akhir komisi. Dan ada Dari sini mereka akan memperoleh peran-peran peluang untuk melanjutkan kegiatan penumpang dan ticketing atau calo yang perekonomian mereka. berperan untuk membeli dan memberikan lain seperti pencari 3. Fungsi Koordinasi : dalam tiket. Dengan koordinasi yang seperti itu suatu jaringan, fungsi koordinasi ini rasanya wajar apabila terdapat fungsi koordinasi dalam jaringan ini, karena 16 jaringan mereka tergolong jaringan yang resiprokal padat dan apabila satu simpul dalam pemimpin jaringan terputus dapat sangat berpengaruh merupakan anggota kelompok calo atau terhadap banyak hal, oleh sebab itu fungsi antara para kelompok, aktor dengan aktor disini dapat dikatan calo itu sendiri, sedangkan koordinasi menjadi sangat penting dalam pemimpin merupakan pemimpin kelompok jaringan ini.\ masing-masing calo atau dalam hal ini mandor para calo. Kedua, hubungan yang 4. SIMPULAN mereka bangun merupakan hubungan yang Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sifatnya kerjasama dan take and give yaitu pertama, Secara umum, pembentukan relationship atau hubungan yang cenderung jaringan sosial pada komunitas calo yang memiliki manfaat timbal-balik. Ketiga, ada di terminal Purabaya dapat ditunjukkan secara horizontal, hubungan mereka dalam berdasarkan wujud, basis dan motifnya. ranah aktor terlihat melalui hubungan Dimana wujud jaringan dalam jaringan kerjasama dalam kelompok mereka, terlihat sosial pada komunitas tersebut terbagi dari adanya sistem-sistem tersendiri yang menjadi jaringan vertikal dan horizontal, mewujudkan kerjasama mereka, Keempat, jaringan vertikal merupakan jaringan yang motif jaringan mereka merupakan motif menghubungkan setiap unit dalam jaringan kepentingan, dimana kegiatan yang ada tersebut melalui hubungan-hubungan yang dalam lingkup jaringan tersebut merupakan sifatnya resiprokal dan saling timbal balik, kegiatan yang sifatnya pertukaran hal ini ditunjukkan pada ranah terkecil kepentingan, artinya setiap simpul dan dalam jaringan hingga ranah yang sifatnya media yang ada dalam jaringan tersebut makro, dalam ranah mikro, hubungan memiliki vertikal menggambarkan adanya hubungan 17 motif yang sama yakni menjalankan kepentingan mereka masing- pada kerjasama dan koordinasi masing. Kelima, basis hubungan yang kelompok mendasari pembentukan jaringan dalam mempertahankan kegiatan perekonomian penelitian ini merupakan basis kekerabatan, mereka khususnya antar sebagai strategi basis pertemanan dan juga basis hubunagn etnis. Basis merupakan bagaimana para ego DAFTAR PUSTAKA dapat mulai menjadi aktor dan membantu Agusyanto, Ruddy 1994 pembentukan jaringan. Keenam, jaringan Pengelompokan Sosial dan Perebutan sosial pada komunitas calo di Terminal Purabaya memiliki fungsi Sumber Daya: Kasus Arek-arek Suroboyo di untuk Jakarta dalam Analisis CSIS tahun XXIII, No. 3 Mei-Juni melanggengkan kegiatan ekonomi para calo 1994 serta legalisasi kegiatan non-formal mereka. 2007 Sedangkan secara khusus memiliki tiga Jaringan Sosial Organisasi. dalam Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada fungsi utama yakni fungsi informatif dimana 2010 adanya jaringan yang dibentuk para calo Fenomena Dunia Mengecil (Rahasia tersebut dapat menjadi media informasi Jaringan Sosial). Jakarta: IAI Ali, Muhammad untuk melakukan kegiatan perekonomian 1997. mereka. Fungsi katalisator, dimana adanya Pengantar Penelitian. Bandung: Angkasa jaringan digunakan sebagai akses mereka Alimandan. diluar kelompok calo agar mereka dapat lebih aktivitas mudah dalam mereka 1985. mengoperasikan sedangkan Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang. Rajawali motif koordinasi, dimana motif ini menekankan 18 Jakarta: CV. Beilharz, Peter. 2002. Jakarta: Dewan Riset Nasional Teori-Teori Sosial, Jakarta PT. dan Bappenas Puslitbang Raja Graļ¬ndo Persada Ekonomi dan Pembangunan LIPI Craib, Ian. Granovetter Mark, 1986. Teori-Teori Sosiologi Modern. 2005. Jakarta : Rajawali Pers on Economic Outcomes. Eng: Denzin, Norman K. dan Lincoln Yvona S. 2009. Handbook of Stanford LIB. Hart, K Qualitative 1996 Research. Trans : Saifudin Zuhri Qudsy. (peny.) Sektor Yayasan Obor Indonesia Dwiharti, Wieke Irving M,Zeitlin, Calo Bemo dan Pengemudi 1995 Bemo di Pangkalan Bemo Salemba Tengah: Memahami Kembali Sosiologi, Kritik Sebuah Terhadap Teori Sosiologi. Yogyakarta : Studi Jaringan Sosial. Jakarta: Gadjah FSUI Mada University Press Field,John. Johnson, DP Modal Sosial. 1986 Yogyakarta: Kreasi Wacana M.Z.Lawang, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Model dan Kebijakan Pengembangan Sektor Informal Pedagang Jilid II, Jakarta: Gramedia Lawang, Robert M.Z. Kaki 2004. Lima. Pengembangan Sektor Lima di Kapita Sosial Dalam Perspektif Sosiologi: Suatu Ekonomi Informal Pedagang Kaki Sociological Theory, II .terj. Robert Firdausy, C. M. 1995 dan Informal di Kota, Jakarta: Introducing Social Networks. London: SAGE 2010. Urbanisasi, Pengangguran Degenne, Alain 1980 Sektor Informal, dalam C. Manning dan T.N. Effendi Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1999 The Impact of Social Structure Perkotaan. 19 Pengantar. Depok : FISIP UI Dinamika Press. Sosial. Jakarta : Litbang MC Vey, Ruth. : Yayasan 2012 Teori Sosiologi: Dari Teori Obor Indonesia. Brewer Sosiologi Klasik Sampai Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Merton, Robert K. 1968 Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Teori dan Struktur Sosial. New York: The Free Press 2004 Ritzer, George. Ilmu Mitchell, Clyde 1969 Kapital Ritzer, George. dan Douglas J. Goodman. 1998. Kaum Kapitalis Asia Tenggara. Jakarta Studi Sosiologi Pengetahuan Berparadigma Social Networks in Urban Jakarta:PT Situations. Persada Manchester: Ganda, Raja Grafindo Manchester Saifuddin, A.F University Press 1991 Mustafa, Ali Achsan 1998 Transformasi sosial di sektor the informal perkotaan : Suatu Household Flexibility among studi tentang perubahan pada the Poor of Jakarta, Indonesia. peran interaksi dan jaringan Scott, John sosial pedagang kaki lima di 1991 Surabaya : 1996 Sosial Social Network Analysis: A Sektor Informal di Negara Manning dan T.N. Effendi Dalam (peny.) Pengembangan Sistem Dan Perspektif and Sedang Berkembang dalam C. Mudiarta, Ketut Gede. Usaha Network, Sethuraman, S.V. Pasca Sarjana Unair Jaringan Social Handbook . London: SAGE Ringkasan disertasi. Surabaya : Program 2009. Stability and change: A Study of Agrobisnis Teori Pengangguran : Urbanisasi, dan Sektor Informal di Kota, Jakarta: dan Yayasan Obor Indonesia 20 Soepoetro, B,Y. 2009. Jaringan Pelaku Sosial Sektor Informal. Para Sumber Online Ekonomi Jakarta Aji, Wahyu. : 2012. Universitas Indonesia Penipuan Calo di Terminal Soekanto , Soerjono. 2000 Pensiunan TNI Jadi Korban Pulogadung. Sosiologi Suatu Pengantar. http://jakarta.tribunnews.com Jakarta : Rajawali pers. /2012/12/21/pensiunan-tni- Strauss, Anselm jadi-korban-penipuan-calo- 2009 Dasar-dasar kualitatif, di-terminal-pulogadung . 21 penelitian Yogyakarta Desember 2012. Diakses : pada 22 Maret 2013 Pustaka pelajar Anonimus Sugiyono 2009 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung: id.wikipedia.org /wiki AlfaBeta, . /Makelar 10 November 2012. Diakses pada 22 Maret 2013 Warde, Alan; Gindo Tampubolon dan Mike 2013. Savage 2001 Ronald Burt Recreation, Informal Social http://en.wikipedia.org/wiki/ Network and Social Capital Ronald_Stuart_Burt diakses dalam Journal pada 5 April 2013 pukul of Leisure 09:55 Research. National Recreation and Park Association 2012. Wijaya, Mahendra. 2007 Makelar http:// Uji KIR Wiyung Manual, Rawan Penyimpangan Perspektif Sosiologi Masyarakat Pra http://www.surabayapost.co.id/?mn dari u=berita&act=view&id=69d91877 Kapitalis Hingga Kapitalisme Liberal. Surakarta: 419ca748683ff1a0878e63c3&jenis Neo =c81e728d9d4c2f636f067f89cc148 Lindu 62c 17 Nov 2012. Diakses Pustaka Pada 22 Maret 2013 21 2009. http://leo-akhttp://purabayabuster 2011. fisip12.web.unair.ac.id/artikel minal.files.wordpress.com _detail-85572- /2009 Administrasi%20Negara- /12/2.html. Diakses pada 22 Maret 2013 Karakteristik%20Kota%20Su Terminal Purabaya rabaya Bungurasih September 2013 http://www.transsurabaya.co 2011. 12 UPT Terminal Purabaya purabayaBungurasih/ Optimalkan Penanganan Calo Diakses Pada 22 Maret 2013 http://jatim.antaranews.com/li Irwan, Ariefyanto hat/berita/68786/upt- Hari ini 1293 Kota Surabaya terminalpurabaya- Berdiri. optimalkan-penanganan-calo http://www.republika.co.id/b 08-Agst-2011. Diakses Pada erita/nasional/jawa- 22 Maret 2013 timur/13/05/31/mnnj5p-hari- Srulz, Hay ini-1293-kota-surabaya- 2013 Trip to Jepara berdiri diakses pada 12 http://www.hay.web.id/2013/ September 2013 08/trip-to-jepara.html diakses Lin, Nan 2005 pada Setiawan, Indra. m/2011/01/terminal- 2013 diakses pada 5 Desember 2013 A Network Theory of Social Sudharma, Adi. Capital 2012. Pembangunan Terminal Purabaya http://sociology.nccu.edu.tw/c Dikucuri hinese/speech/paper-final- Rp 7M http://surabaya.tribunnews.co 041605.pdf diakses pada 28 m/m/index.php/2012/05/17/pe Oktober 2013 mbangunan-terminal- Leo, A. K.. purabaya-dikucuri-rp-7-m Mei 2013 Administrasi Negara 2012 . Diakses Pada 23 Maret Karakteristik Kota Surabaya. 2013 22 http://www.surabayapost.co.i Syafi’i, Achmad 2006 Penataan Sektor Informal d/?mnu=citizen&act=view&id Kota. =a97da629b098b75c294dffdc http://www.kompas.com/komp 3e463904 diakses pada 22 as- Maret 2013 cetak/0610/09/jatim/57881.ht m. diakses pada 29 Oktober 2013 Thohir, Dion. 2012. Teori Jaringan Sosial http://id.shvoong.com/sosialsc iences/sociology/2266485teori-jaringan-sosial/ 24 Februari, 2012 . Diakses Pada 22 Maret 2013 Ucu, Karta Raharja. 2012. Pemudik di Terminal Pulogadung Dihantui Teror Calo. http://www.republika.co.id/b erita/ramadhan/infomudik/12/08/13/m8pbt0pemudik-di-terminalpulogadung-dihantui-terorcalo 13 Agustus 2012. Diakses pada 22 Maret 2013 Widodo, Slamet 2010 Oknum Dishub Terminal Purabaya Merangkap Calo 23