SALINAN NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 24/KSP/IX/2016 NOMOR : 48/K/DPRD/2016 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2016 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016, Yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : Hamengku Buwono X Jabatan : Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Alamat Kantor : Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. 1. Nama Jabatan : Yoeke Indra Agung Laksana : Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Alamat Kantor : Jl. Malioboro No. 54 Yogyakarta 2. Nama : Arif Noor Hartanto Jabatan : Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Alamat Kantor : Jl. Malioboro No. 54 Yogyakarta 3. Nama : Rany Widayati Jabatan : Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Alamat Kantor : Jl. Malioboro No. 54 Yogyakarta 4. Nama : Dharma Setiawan Jabatan : Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Alamat Kantor : Jl. Malioboro No. 54 Yogyakarta Sebagai Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bertindak selaku dan atas nama DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan APBD diperlukan Kebijakan Umum Perubahan APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum Perubahan APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016. Secara lengkap Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. 2 Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016. GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA selaku PIHAK PERTAMA Yogyakarta, 25 Juli 2014 PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA selaku PIHAK KEDUA ttd ttd HAMENGKU BUWONO X YOEKE INDRA AGUNG LAKSANA KETUA ttd ARIF NOOR HARTANTO WAKIL KETUA ttd RANY WIDAYATI WAKIL KETUA ttd DHARMA SETIAWAN WAKIL KETUA Salinan Sesuai Dengan Aslinya SEKRETARIS DPRD DIY, DRAJAD RUSWANDONO Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19621117 199203 1 007 3 LAMPIRAN NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 24/KSP/IX/2016 NOMOR : 48/K/DPRD/2016 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2016 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 24/KSP/IX/2016 NOMOR : 48/K/DPRD/2016 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2016 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................... i DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Tujuan............................................................................................................... 2 1.3 Dasar Hukum ................................................................................................... 3 BAB 2 PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD .......................................................... 8 2.1 Perubahan Kebijakan Umum ........................................................................... 8 2.1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional ................................................ 8 2.1.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY...................................................... 11 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah .................................................... 14 2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah ........................................................... 15 2.3.1 Belanja Tidak Langsung ........................................................................ 15 2.3.2 Belanja Langsung .................................................................................. 16 2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah.................................................... 16 BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 22 -i- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional Tahun 2016 .......... 9 Tabel 2.2 Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Tahun 2016 ................ 11 Tabel 2.3 Rincian Perubahan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 ....................................................................................... 17 - ii - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta BAB 1 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyusunan Dokumen Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) Tahun Anggaran 2016 didasarkan pada Dokumen Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2016. Program dan kegiatan yang tertuang di APBD Tahun 2016 dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 yang dirubah dengan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014. Lebih lanjut APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016, yang sebelumnya didahului dengan adanya Nota Kesepakatan antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 13 / KSP / X / 2015 – 67 / K / DPRD / 2015 tanggal 9 Oktober 2015 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 dan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 / KSP / X / 2015 – 68 /K / DPRD / 2015 tanggal 9 Oktober 2015 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016, dengan merujuk pada Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 35 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016. Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah -1- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, perubahan APBD dilaksanakan apabila terjadi: a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD; b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja; c. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran d. Keadaan darurat; dan e. Keadaan luar biasa. sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; Memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD DIY Tahun Anggaran 2016 sampai dengan bulan Juni 2016 dan perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi-asumsi dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) DIY Tahun Anggaran 2016, meliputi : perubahan asumsi makro ekonomi yang telah disepakati terhadap kemampuan fiskal daerah, penyesuaian sasaran dan hasil yang harus dicapai, perubahan kebijakan pusat, proyeksi belanja yang menjadi prioritas sesuai aspirasi masyarakat dan permasalahan aktual yang berkembang, maka harus dilakukan perubahan dokumen penganggaran daerah sesuai dengan peraturan perundangan di atas. Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 dilakukan secara menyeluruh guna menampung seluruh perubahan asumsi-asumsi dalam pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang terjadi karena perubahan asumsi makro yang berimbas pada stuktur APBD DIY Tahun Anggaran 2016, maupun untuk menampung tambahan belanja prioritas yang belum diakomodir dalam APBD DIY Tahun Anggaran 2016. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dilakukannya penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pedoman umum atas perubahan asumsi-asumsi kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2016; -2- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Menyesuaikan perubahan prediksi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan yang sah; 3. Menyesuaikan penetapan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SILPA); 4. Melakukan perubahan kebijakan pengganggaran terkait dinamika permasalahan yang timbul di masyarakat yang perlu mendapat penanganan secara cepat dengan memperhatikan prioritas nasional, regional dan daerah; 5. Melakukan penajaman prioritas kegiatan melalui pergeseran anggaran, penambahan alokasi anggaran dan penjadwalan ulang beberapa kegiatan dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016; 6. Melakukan penyesuaian penempatan kode rekening sesuai ketentuan yang berlaku. 1.3 Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) Tahun Anggaran 2016 adalah, sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); -3- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1950 tentang Berlakunya UndangUndang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik -4- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 14. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 137); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 903); -5- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 20. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi DIY sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11); 21. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009); 22. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2012-2017 (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 Nomor 8); 23. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Nomor 14); 24. Peraturan Daerah Istimewa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7); 25. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 45 Tahun 2015 tentang Standar Harga Barang dan Jasa Daerah (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Nomor 47); 26. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 119 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Nomor 121), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 119 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 Nomor 8); -6- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016. -7- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta BAB 2 2.1 PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Kebijakan Umum 2.1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional Asumsi dasar ekonomi makro mencakup variabel yang dinilai memiliki dampak signifikan terhadap postur APBN. Dalam kondisi tertentu, asumsi dasar ekonomi makro dapat menjadi acuan dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBN. Tantangan eksternal yang dihadapi oleh perekonomian domestik pada tahun 2016 adalah belum stabilnya perekonomian dunia, termasuk negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti Tiongkok yang diperkirakan akan kembali mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut yang disertai dengan penurunan harga komoditas global terutama harga minyak mentah dunia berpotensi memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia. Dalam merespon kondisi eksternal tersebut, Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia telah menempuh berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas perekonomian domestik terutama stabilitas nilai tukar dan pengendalian inflasi. Pemerintah juga telah mengambil langkah-langkah strategis di bidang fiskal terutama dalam menjaga kesinambungan fiskal dan upaya mendukung perbaikan defisit neraca berjalan. Berdasarkan perkembangan terkini dari perekonomian global, domestik, dan berbagai kebijakan yang telah diambil Pemerintah, maka dipandang perlu untuk dilakukan penyesuaian terhadap beberapa asumsi dasar ekonomi makro dari APBN tahun 2016. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah mengusulkan perubahan atas asumsi dasar ekonomi makro tahun 2016, sebagai berikut: 1. Inflasi diperkirakan mencapai 5,0 persen atau lebih tinggi dari asumsi dalam APBN tahun 2016 sebesar 4,4 persen. -8- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS diperkirakan berada pada kisaran Rp12.200 per USD yang semula asumsinya dalam APBN tahun 2016 sebesar Rp11.900 per USD. 3. Suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan akan turut mengalami tekanan dan sedikit lebih tinggi di atas asumsi APBN tahun 2016 yaitu dari 6,0 persen menjadi 6,2 persen. 4. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berada pada kisaran rata-rata USD70 per barel atau lebih rendah dari asumsi ICP dalam APBN tahun 2016 sebesar USD105 per barel. Rendahnya harga minyak dunia diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2016 mengingat pasokan minyak yang masih berlebih, terutama dengan adanya potensi pemanfaatan shale oil dan gas. 5. Lifting minyak diperkirakan akan terealisasi sebesar 849 ribu barel per hari, lebih rendah dibandingkan dengan asumsi dalam APBN tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 900 ribu barel per hari. 6. Lifting gas bumi diperkirakan mencapai 1.177 ribu barel setara minyak per hari, lebih rendah bila dibandingkan dengan asumsi lifting gas bumi pada APBN tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 1.248 ribu barel setara minyak per hari. Mengacu pada perkembangan kondisi tersebut, asumsi dasar ekonomi makro untuk APBN Tahun 2016 dan APBNP Tahun 2016 diperkirakan mengalami penyesuaian, sebagai berikut: Tabel 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional Tahun 2016 2016 2015 Indikator Ekonomi APBNP APBN RAPBNP 2 3 4 1 a. Pertumbuhan ekonomi (%yoy). 5,5 5,8 5,8 b. Inflasi (%yoy) 5,3 4,4 5,0 c. Nilai Tukar (Rp/USD) 11.600 11.900 12.200 d. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan rata-rata (%) 6,0 6,0 6,2 e. Harga Minyak Mentah Indonesia 105 105 70 -9- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 2016 2015 Indikator Ekonomi APBNP APBN RAPBNP 2 3 4 1 (USD/barel) f. Lifting Minyak Bumi (ribu barel per hari) 818 900 849 g. Lifting Gas Bumi (ribu barel setara 1.248 1.177 1.224 minyak per hari) Sumber : Kementerian Keuangan, 2016 RAPBN Perubahan tahun 2016 diajukan sebagai langkah untuk menyesuaikan perubahan asumsi dasar ekonomi makro, menampung perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBN tahun 2016, dan juga untuk menampung inisiatif-inisiatif baru Pemerintahan terpilih sesuai dengan visi dan misi yang tertuang dalam konsep Nawacita dan Trisakti. Kebijakan yang paling esensial yang ditempuh oleh Pemerintah dalam RAPBN Perubahan tahun 2016 adalah pengalihan belanja kurang produktif ke belanja yang lebih produktif dalam rangka mempercepat pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan. Kebijakan tersebut antara lain ditempuh melalui efisiensi belanja subsidi dengan tidak memberikan subsidi untuk BBM jenis premium, subsidi tetap (fixed subsidy) untuk BBM jenis minyak solar, dan tetap memberikan subsidi untuk BBM jenis minyak tanah. Kebijakan tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Pemerintah dalam mendanai program/kegiatan yang lebih produktif, juga dimaksudkan untuk mewujudkan APBN yang lebih sehat dengan meminimalisir kerentanan fiskal dari faktor eksternal seperti fluktuasi harga minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah. Sementara itu, perubahan pokokpokok kebijakan fiskal dan langkah-langkah pengamanan pelaksanaan APBN tahun 2016 juga dilakukan baik pada pendapatan negara, belanja negara, maupun pembiayaan anggaran. Di bidang pendapatan negara, kebijakan pendapatan perpajakan antara lain: (1) upaya optimasi pendapatan tanpa mengganggu perkembangan investasi dan dunia usaha; (2) melanjutkan kebijakan reformasi di bidang administrasi perpajakan, - 10 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pengawasan dan penggalian potensi, dan perbaikan peraturan perundangundangan; dan (3) memberikan insentif perpajakan dalam bentuk pajak dan bea masuk ditanggung Pemerintah bagi sektor-sektor tertentu. Selanjutnya, kebijakan pendapatan negara bukan pajak (PNBP), antara lain: (1) menahan turunnya lifting minyak bumi yang disebabkan oleh natural decline dan upaya penemuan cadangan minyak baru; (2) pendapatan SDA nonmigas, PNBP lainnya dan BLU diproyeksi sesuai dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan besaran tarif; dan (3) bagian Pemerintah atas laba BUMN mengakomodir kebijakan pembangunan infrastruktur pemerintah. 2.1.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Indikator keberhasilan pembangunan daerah paling sederhana salah satunya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan menghitung angka dari pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah. Lebih dari itu indikator keberhasilan pembangunan daerah juga dapat dilihat dari nilai inflasi dan ICOR. Lebih dari itu pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi banyak faktor, baik itu faktor-faktor ekonomi maupun faktor-faktor non-ekonomi, diantaranya adalah sosial budaya, geografi, demografi, infrastruktur. Dengan kebijakan yang diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat melalui penguatan daya saing dan daya tahan ekonomi daerah, maka asumsi kondisi regional DIY yang digunakan dalam RAPBD Perubahan DIY Tahun 2016 adalah : Tabel 2.2 Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Tahun 2016 Realisasi Asumsi APBD Asumsi APBD Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,11 5,97 6,07 2 Inflasi (%) 6,59 5,03 – 5,06 5,03 – 5,06 3 ICOR 5,73 5,17 – 5,95 4,94 – 5,69 4 Ketenagakerjaan 34.547 – 34.547 – No Indikator Makro 1 (Pengangguran Terbuka) 2015 67,418 (Orang) 2016 40.644 P 2016 40.644 5 Kemiskinan 14,55 16,20 – 14,09 13,01 – 14,96 6 Indeks Williamson 0,448 0,499 – 0,574 0,485 – 0.558 - 11 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No 7 Indikator Makro Indeks Gini Realisasi Asumsi APBD Asumsi APBD 2015 2016 P 2016 0,435 0,353 – 0,307 0,574 – 0,499 Untuk mewujudkan mekanisme kebijakan ekonomi makro DIY diatas, sesuai dengan hasil analisis ekonomi makro DIY, ke depan tentunya perlu pula didukung dengan beberapa hal, sebagai berikut : 1. Mengurangi Ketimpangan Daerah. Perlu kebijakan untuk mendorong agar investor berminat masuk ke wilayah Kabupaten khususnya Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo untuk menanamkan dananya. Sehingga di kabupaten yang tertinggal tersebut akan terjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan masyarakatnya, agar dapat menyusul pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat di kabupaten-kota yang telah maju. 2. Prospek Pasar Global Kondisi pasar global tahun 2016 menunjukkan kecenderungan membaik. Kondisi ini menjadi peluang bagi produk-produk ekspor DIY untuk kembali memperbaiki kinerjanya di pasar tersebut. 3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat dan Pengendalian Tingkat Inflasi Pertumbuhan ekonomi di DIY harus dapat meningkatkan pendapatan masyarakatnya sehingga daya belinya meningkat. Melalui daya beli yang terus naik tersebut maka masyarakat akan dapat meningkatkan kegiatan produktif ataupun konsumsinya bagi kesejahteraan hidupnya. Sektor riil akan terus bergerak jika terdapat prospek baik untuk berkembang. Begitu pula adanya daya beli akan mendorong munculnya konsumsi dan mendorong produsen lebih giat kinerjanya. Di samping itu Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah harus dapat mengendalikan tingkat inflasi DIY agar dapat tetap mempertahankan daya beli masyarakat. Hal ini bertujuan untuk dapat mengoptimalkan pasar domestik sebagai jaring pengaman di dalam menyerap produk-produk - 12 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya hasil UMKM yang banyak tersebar di DIY, sehingga kontinyuitas usaha dan perkembangan UMKM dapat terus dilakukan dalam rangka ikut membantu pemerintah daerah memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di dalam ekonomi makro DIY. Seperti persoalan penyerapan tenaga kerja yang rendah, pengurangan tingkat pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat serta pengurangan tingkat kemiskinan secara signifikan. 4. Peningkatan Iklim Investasi Pemda DIY harus terus meningkatkan pelayanan dan iklim Investasi di DIY untuk bisa memenangkan persaingan dengan daerah-daerah lain baik di Indonesia atau di luar negeri, karena investasi menjadi salah satu faktor penting di dalam meningkatan kegiatan ekonomi kabupaten/kota di DIY khususnya meningkatkan kapasitas industri domestik. Di samping nilai investasi yang diharapkan terus naik juga perlu diperhatikan adalah pemerataan investasinya yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki kabupaten/Kota tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi kesenjangan antara kabupaten/kota di DIY yang belakangan ini semakin meningkat. 5. Menyiapkan SDM dan Produk memasuki Era MEA Daerah Istimewa Yogyakarta harus sudah dapat menyiapkan secara baik SDM-nya melalui pemberdayaan SDM yang dapat dilakukan melalui penetapan kebijakan-kebijakan yang terkait dan didukung penuh dalam APBD; menghasilkan keputusan-keputusan terkait dengan pengembangan SDM, serta kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Peningkatan SDM tersebut pada prinsipnya untuk meningkatkan daya saing SDM baik kualitas pendidikan, keterampilan dan penguasaan teknologi yang diperlukan dalam dunia kerja yang bertujuan di samping menguasai pasar tenaga kerja Indonesia juga dapat mengisi kebutuhan SDM di beberapa negara ASEAN. - 13 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Produk ekspor DIY juga harus terus ditingkatkan kualitasnya dan harga menjadi lebih kompetitif untuk dapat memenangkan persaingan di Intra ASEAN. Produk-produk tersebut di antaranya minyak atsiri, tekstil dan produk tekstil, serta produk dari kulit. Melalui peningkatan teknologi produksi, peningkatan desain dan kualitas produk produk-produk tersebut akan tetap mendapat permintaan di pasar ekspor. Persaingan antar negara ASEAN di pasar ekspor juga cukup ketat karena adanya kesamaan produk yang dihasilkan. Strategi peningkatan nilai tambah dan inovasi bagi produk ekspor DIY perlu terus diupayakan sehingga produk ekspor DIY mempunyai karakteristik tersendiri berbeda dengan produk-produk ekspor dari Negaranegara ASEAN lainnya, sehingga dapat memenangkan persaingan, baik di pasar ASEAN ataupun di pasar global. 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Berdasarkan kondisi terkini kinerja perekonomian daerah maupun nasional, serta memperhatikan perhitungan APBD DIY Tahun Anggaran 2016 khususnya evaluasi kinerja bidang pendapatan, maka kebijakan Pendapatan Daerah pada Perubahan APBD DIY mempertimbangkan hal-hal, sebagai berikut: 1. Perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber baik pendapatan asli daerah, dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah. 2. Realisasi pendapatan daerah sampai dengan semester I tahun 2016. 3. Penyesuaian atas Dana Perimbangan/Transfer yang bersumber dari Pemerintah Pusat, seperti Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD,Dana Insentif Daerah (DID) dan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berpedoman pada Keputusan Penetapan Alokasi dari Kementerian Keuangan. 4. Hasil kinerja dari pengelolaan BLUD maupun BUMD, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Perubahan pendapatan daerah terjadi karena adanya penyesuaian target pendapatan daerah, sehubungan dengan perkembangan realisasi penerimaan pendapatan. Pendapatan daerah pada Perubahan APBD DIY Tahun Anggaran 2016 diperkirakan turun sebesar Rp 82.612.946.301,20 (-2,11%) yaitu dari Rp 3.921.068.617.127,00 menjadi Rp 3.838.455.670.825,80. - 14 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan Dana Perimbangan dari Rp 1.768.771.681.000,00 menjadi Rp 1.732.575.255.000,00 atau sebesar Rp 36.196.426.000,00 (-2,05%) dan penurunan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dari Rp 599.116.566.600,00 menjadi Rp 528.999.681.766,00 atau sebesar Rp 70.116.884.834,00 (-11,70%). 2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Sesuai hasil evaluasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016 sampai dengan bulan Juni 2016 dan penyesuaian belanja hibah dari pemerintah pusat serta memperhatikan sinkronisasi kebijakan belanja dengan pemerintah pusat, maka kebijakan belanja perubahan APBD DIY Tahun Anggaran 2016 diarahkan sebagai berikut. 2.3.1 Belanja Tidak Langsung a. Belanja Pegawai Gaji PNS dihitung berdasar pada realisasi pembayaran gaji dan tunjangan sampai bulan Juni 2016. b. Belanja Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan - Pemberian hibah dan bantuan sosial berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; - Penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman pada peraturan per Undang-Undangan di bidang bantuan keuangan kepada partai politik. c. Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota Kewajiban kepada Pemerintah Kabupaten/Kota berupa bagi hasil pajak daerah sesuai dengan realisasi pendapatan. - 15 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta d. Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga dianggarkan untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang yang tidak diperkirakan sebelumnya. 2.3.2 Belanja Langsung Kebijakan penganggaran belanja langsung diarahkan sesuai dengan prioritas pembangunan, di samping itu juga untuk membiayai hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. Penataan terhadap belanja langsung yang ada di setiap SKPD; Penyesuaian pendapatan daerah, sehubungan dengan perkembangan realisasi pendapatan; Kewajiban terhadap belanja Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau; 4. Kewajiban terhadap belanja Dana Alokasi Khusus (DAK); 5. Kewajiban kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, berupa bagi hasil pajak 6. Kewajiban terhadap belanja penyertaan modal yang diamanatkan di Perda 7. 8. 9. 10. daerah; tentang Penyertaan Modal; Kewajiban penggunaan sisa pendapatan dari BLUD untuk belanja langsung; Pergeseran anggaran antar rincian obyek belanja, antar obyek belanja, antar jenis belanja, atau antar kelompok belanja; Pembetulan penulisan dan penempatan kode rekening yang masih kurang tepat di masing-masing SKPD; Adanya kegiatan yang mengalami efisiensi baik efisiensi dari DPA maupun efisiensi kegiatan. Berdasar pertimbangan kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan pendapatan dan kemampuan pembiayaan maka jumlah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan dalam APBD Perubahan Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp 217.354.097.343,20 dari Rp 4.189.992.196.186,80 menjadi Rp 3.972.638.098.843,60. 2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah Memperhatikan evaluasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016 dan realisasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016 sampai dengan bulan Juni 2016. - 16 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Penerimaan Pembiayaan Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA) Tahun 2016 disesuaikan dengan hasil audit BPK atas Laporan Keuangan APBD Tahun Anggaran 2015. 2. Pengeluaran Pembiayaan Penambahan penyertaan modal kepada perusahaan daerah dialokasikan berpedoman pada peraturan daerah atau ketentuan lain yang mengatur mengenai penyertaan modal. Rincian perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 2.3 Rincian Perubahan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 Nomor Uraian Urut 1 2 2016 2016 Tambah/(Kurang) MURNI (Rp) PERUBAHAN (Rp) (Rp) 3 4 5 6 1. Pendapatan 3.921.068.617.127,00 3.838.455.670.825,80 (82.612.946.301,20) -2,11% 1.1. Pendapatan Asli 1.553.180.369.527,00 1.576.880.734.059,80 23.700.364.532,80 1,53% 1.377.156.182.800,00 1.358.294.956.066,00 (18.861.226.734,00) -1,37% 36.998.728.297,00 36.528.192.847,00 (470.535.450,00) -1,27% 57.398.373.585,00 57.368.821.720,85 (29.551.864,15) -0,05% 81.627.084.845,00 124.688.763.425,95 43.061.678.580,95 52,75% 1.768.771.681.000,00 1.732.575.255.000,00 (36.196.426.000,00) -2,05% 108.902.297.000,00 123.533.815.000,00 14.631.518.000,00 13,44% Daerah 1.1.1. Pajak Daerah 1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 1.1.4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 1.2. Dana Perimbangan 1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan - 17 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor Uraian Urut 1 2 2016 2016 Tambah/(Kurang) MURNI (Rp) PERUBAHAN (Rp) (Rp) 3 4 5 6 Pajak 1.2.2. Dana Alokasi 940.835.434.000,00 940.835.434.000,00 0,00 0,00% 719.033.950.000,00 668.206.006.000,00 (50.827.944.000,00) -7,07% 599.116.566.600,00 528.999.681.766,00 (70.116.884.834,00) - Umum 1.2.3. Dana Alokasi Khusus 1.3. Lain-Lain Pendapatan 11,70% Daerah Yang Sah 1.3.1. Pendapatan 10.956.017.600,00 10.794.617.600,00 (161.400.000,00) -1,47% Hibah 1.3.2. Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00% 1.3.3. Dana Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 0,00% 588.160.549.000,00 518.205.064.166,00 (69.955.484.834,00) Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya 1.3.4. Dana Penyesuaian 11,89% Dan Otonomi Khusus 1.3.5. Bantuan 0,00 0,00 0,00 0,00% 3.921.068.617.127,00 3.838.455.670.825,80 (82.612.946.301,20) -2,11% Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan 2. Belanja 4.189.992.196.186,80 3.972.638.098.843,60 (217.354.097.343,20) -5,19% 2.1. Belanja Tidak 2.070.916.316.654,80 2.011.788.869.742,60 (59.127.446.912,20) -2,86% 632.402.208.576,00 584.357.265.820,00 (48.044.942.756,00) -7,60% Langsung 2.1.1. Belanja Pegawai 2.1.2. Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00% 2.1.3. Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00% 2.1.4. Belanja Hibah 768.176.097.750,00 739.110.270.983,00 (29.065.826.767,00) -3,78% 2.1.5. Belanja 4.683.000.000,00 2.683.000.000,00 (2.000.000.000,00) - Bantuan Sosial 42,71% - 18 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor Urut Uraian 1 2.1.6. 2 Belanja Bagi 2016 2016 Tambah/(Kurang) MURNI (Rp) PERUBAHAN (Rp) (Rp) 3 4 5 6 561.340.599.397,80 586.843.430.146,50 25.502.830.748,70 4,54% 91.814.410.931,00 87.863.277.816,00 (3.951.133.115,00) -4,30% 12.500.000.000,00 10.931.624.977,10 (1.568.375.022,90) - Hasil Kpd Provinsi/ Kab/ Kota Dan Pemdes 2.1.7. Belanja Bantuan Keuangan Kpd Provinsi/ Kab/Kota Dan Pemdes 2.1.8. Belanja Tidak Terduga 2.2. Belanja 12,55% 2.119.075.879.532,00 1.960.849.229.101,00 (158.226.650.431,00) -7,47% Langsung 2.2.1. Belanja 150.710.364.228,00 Pegawai 2.2.2. Belanja Barang 1.020.959.720.157,00 Dan Jasa 2.2.3. Belanja Modal 947.405.795.147,00 Jumlah Belanja 4.189.992.196.186,80 3.972.638.098.843,60 (217.354.097.343,20) -5,19% Surplus/(Defisit) (268.923.579.059,80) (134.182.428.017,80) 134.741.151.042,00 50,10% 3. Pembiayaan 268.923.579.059,80 134.182.428.017,80 (134.741.151.042,00) 3.1. Penerimaan 405.923.579.059,80 364.682.428.017,80 (41.241.151.042,00) 50,10% Pembiayaan 10,16% Daerah 3.1.1. Sisa Lebih 405.923.579.059,80 364.682.428.017,80 (41.241.151.042,00) Perhitungan 10,16% Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 3.1.2. Pencairan Dana 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% Cadangan 3.1.3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yg - 19 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor Urut Uraian 1 2 2016 2016 Tambah/(Kurang) MURNI (Rp) PERUBAHAN (Rp) (Rp) 3 4 5 6 Dipisahkan 3.1.4. Penerimaan 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% 405.923.579.059,80 364.682.428.017,80 (41.241.151.042,00) - Pinjaman Daerah 3.1.5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 3.1.6. Penerimaan Piutang Daerah 3.1.7. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir 3.1.8. Penerimaan Dari Biaya Penyusutan Kendaraan Jumlah Penerimaan 10,16% Pembiayaan 3.2. Pengeluaran 137.000.000.000,00 230.500.000.000,00 93.500.000.000,00 68,25% 0,00 0,00 0,00 0,00% 137.000.000.000,00 230.500.000.000,00 93.500.000.000,00 68,25% 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00 0,00 0,00% Pembiayaan Daerah 3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan 3.2.2. Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah 3.2.3. Pembayaran Pokok Utang 3.2.4. Pemberian Pinjaman Daerah 3.2.5. Penyelesaian - 20 - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor Uraian Urut 1 2 2016 2016 Tambah/(Kurang) MURNI (Rp) PERUBAHAN (Rp) (Rp) 3 4 5 6 Kegiatan D P A -L 3.2.6. Pembayaran 0,00 0,00 0,00 0,00% 137.000.000.000,00 230.500.000.000,00 93.500.000.000,00 68,25% 268.923.579.059,80 134.182.428.017,80 (134.741.151.042,00) - Kewajiban Tahun Lalu Yang Belum Terselesaikan Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Neto 3.3 SISA LEBIH 50,10% 0,00 PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) Sumber : DPPKA DIY dan Bappeda DIY diolah, Tahun 2016 - 21 - 0,00 (0,00) 0,00% BAB 3 PENUTUP Demikian Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUPA) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 ini disusun dalam bentuk Nota Kesepakatan antara Pemerintah Daerah DIY dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY. Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUPA) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2016 setelah disepakati antara Gubernur dengan DPRD menjadi pedoman penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016. Yogyakarta, 16 September 2016 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA selaku PIHAK PERTAMA ttd PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA selaku PIHAK KEDUA HAMENGKU BUWONO X ttd YOEKE INDRA AGUNG LAKSANA KETUA ttd ARIF NOOR HARTANTO WAKIL KETUA ttd RANY WIDAYATI WAKIL KETUA ttd DHARMA SETIAWAN WAKIL KETUA Salinan Sesuai Dengan Aslinya SEKRETARIS DPRD DIY, DRAJAD RUSWANDONO Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19621117 199203 1 007