PENTINGNYA PENINGKATAN INVESTASI TERHADAP

advertisement
Karya Tulis
PENTINGNYA PENINGKATAN INVESTASI TERHADAP
PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
SUMATERA UTARA
Murbanto Sinaga
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2003
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
DAFTAR ISI
A.
GAMBARAN UMUM.......................................................
1
B.
PERANAN INVESTASI ..................................................
3
C.
KENDALA YANG DIHADAPI .........................................
6
D.
KESIMPULAN ...............................................................
7
E.
SARAN ..........................................................................
8
ii
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
PENTINGNYA PENINGKATAN INVESTASI TERHADAP
PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
SUMATERA UTARA
A. GAMBARAN UMUM
Provinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680 km2 dengan jumlah
penduduk + 12 juta jiwa yang tersebar di 20 kabupaten/kota secara
geografis terletak diantara 1 – 4 LU0 dan 98 – 1000 BT merupakan
bagian dari wilayah pada posisi silang di Kawasan Palung Pasifik Barat.
Daerah ini berbatasan disebelah utara dengan Provinsi Nangroe Aceh
Darusalam (NAD), disebelah timur dengan Selat Malaka, disebelah
selatan dengan Daerah Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat dan
disebelah barat dengan Samudera Indonesia. Posisi ini sangat
menguntungkan bagi Sumatera Utara sebab memiliki akses yang relatif
mudah ke negara-negara tetangga khususnya Singapura, Malaysia dan
Thailand.
Secara historis (sejak akhir abad 19) Sumatera Utara telah
terkenal dengan perusahaan-perusahaan perkebunan besar seperti
tembakau, karet, kelapa sawit, kopi, the dan kakao. Bahkan sampai
saat ini hasil perkebunan masih merupakan andalan utama komoditas
ekspor Sumatera Utara. Selain itu Sumatera Utara juga sejak lama
1
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
terkenal sebagai penghasil tanaman pangan, hortikultura, peternakan
dan
perikanan
yang
umumnya
juga
diekspor
kenegara-negara
tetangga dilingkup ASEAN.
Selain wilayan yang luas, Sumatera Utara memiliki potensi
sumber daya alam yang berpotensi sangat besar, seperti tenaga air (air
terjuan), energi panas bumi, lahan pertanian dan perkebunan, lahan
perikanan, huta dan berbagai bahan galian (bahan tambang) yang
umumnya terdiri dari bahan galian golongan B dan golongan C yang
depositnya bervariasi dan relatif besar.
Provinsi Sumatera Utara juga memiliki potensi sumber daya
manusia dengan karakteristik yang heterogen, relatif dinamis dan
mobilitasnya tinggi. Heterogenitas sumber daya manusia Sumatera
Utara akan merupakan potensi yang sangat besar bagi pembangunan
ekonomi Sumatera Utara jika diarahkan dan dikembangkan dengan
tepat.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Provinsi
Sumatera Utara sampai tahun 2002 atas dasar harga berlaku besarnya
Rp. 7.230.000,-. Angka ini seharusnya menjadi hak faktor-faktor
produksi yang produktif tetapi harus dibagikan kepada tenaga kerja
yang menganggur ditahun yang sama (tahun 2002) sebanyak 389.023
orang.
2
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
Untuk mewujudkan sumber daya Sumatera Utara yang potensil
menjadi efektif sangat diperlukan sumber daya modal (baca: investasi)
agar
pembangunan
Sumatera
Utara,
khususnya
perioritas
pembangunan (pertanian, industri, pariwisata) dapat dipercepat guna
meningkatkan
pendapatan
penduduk
Sumatera
Utara
minimal
menyamai PDRB perkapita nasional (Rp. 7.600.000,- atas harga
berlaku).
B. PERANAN INVESTASI
Teori Persamaan Gross Domestik Product (GDP):
Y = C + I + G + (X – M)
Dimana:
Y = Pendapatan perkapita, akan meningkat jika persamaan disebelah
kanan meningkat
I = Investasi,
apabila
penambahan
bertambah
kesempatan
investasi
kerja
dan
maka
akan
mendorong
terjadi
terjadinya
investasi pemerintah
C = Konsumsi, konsumsi akan meningkat sebab daya beli meningkat,
selanjutnya akan mendorong terciptanya usaha-usaha baru
G = Investasi swast (PMDN, PMA) naik, akan mendorong kenaikan
Investasi Pemerintah (G) khususnya membangun infrastruktur
X = Investasi naik (PMA) akan mendorong kenaikan ekspor)
3
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
Salah satu permasalahan utama Propinsi Sumatera Utara adalah
jumlah pengangguran yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini terjadi karena pertambahan angkatan kerja relatif lebih besar
jika dibandingkan dengan jumlah pertambahan kesempatan kerja.
Pertambahan
angkatan
kerja
sangat
dipengaruhi
oleh
jumlah
tambahan angkatan kerja baru, sedangkan pertambahan kesempatan
kerja
sangat
dipengaruhi
oleh
besarnya
investasi
yang
dapat
menciptakan kesempatan kerja.
Tabel 1.
Kondisi Ketenaga Kerjaan Propinsi Sumatera Utara Tahun 1998 – 2002
No
Uraian
1
Angkatan
Kerja
Kesempatan
Kerja
Pengangguran
2
3
Tahun
1998
1999
2000
2001
4.911.831
5.028.284
5.116.755
5.205.755
5.296.825
1,75 %
4.641.402
4.777.615
4.839.802
4.839.802
4.907.0802
1,41 %
300.429
321.670
365.953
365.953
389.023
6,67 %
6,71 %
7,03 %
7,34 %
4
Tingkat
6,08 %
6,40 %
Pengangguran
Sumber: LPJ Gubernur Sumatera Utara, 2003
Peranan
investasi
terhadap
penyerapan
2002
Pertumbuh
an 1998 2002
tenaga
kerja
(kesempatan kerja) selama kurun waktu 5 tahun terakhir di Sumatera
Utara dapat dilihat dari hubungan antara realisasi investasi dengan
penyerapan tenaga kerja.
4
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
Untuk realisasi investasi PMA selama lima tahun (1998/1999 s/d
2002) dengan akumulasi jumlah US $ 231.547.740 mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 10.364 orang. Dengan demikian diperlukan
kenaikan realisasi investasi PMA sebesar US $ 22.341 untuk menambah
penyerapan satu orang tenaga kerja.
Tabel 2
Realisasi Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja PMA di Sumatera Utara
(Tahun 1998/1999 – 2002)
1
1998/1999
Realisasi Investasi
(US $ 000)
77,400.92
2
1999/2000
55,358.26
2.744
3
2000
85,612.88
4.896
4
2001
7,717.00
481
5
2002
5,453.68
230
No
Tahun Anggaran
Penyerapan Tenaga
Kerja (orang)
2.014
Sumber: LPJ Gubernur Sumatera Utara, 2003
Sedangkan untuk realisasi akumulasi investasi PMDN selama
kurun waktu 4 tahun (1998/1999 s/d 2001) sebesar Rp.432.782,18
milyar, mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 4.626 orang atau
untuk menambah kesempatan kerja bagi satu tenaga kerja diperlukan
tambahan investasi PMDN sebesar Rp.93.554.297
5
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
Tabel 3
Realisasi Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja PMDN di Sumatera Utara
(Tahun 1998/1999 – 2001)
1
1998/1999
Realisasi Investasi
(Rp. 000)
37.239,13
2
1999/2000
89.038,93
507
3
2000
80.120.65
2.911
4
2001
226.383,47
618
No
Tahun Anggaran
Penyerapan Tenaga
Kerja (orang)
590
Sumber: LPJ Gubernur Sumatera Utara, 2003
C. KENDALA YANG DIHADAPI
Kendala
yang
dihadapi
dalam
hal
kegiatan
merangsang
masuknya investor untuk menanamkan modal di Sumatera Utara
antara lain:
1. Minimnya insentif, misalnya fasilitas pengurangan atau keringan
pajak yang diberikan oleh pemerintah. Para investor (PMA)
selalu bertanya apa fasilitas yang akan mereka terima jika
menanamkan modalnya disuatu negara jika dibandingkan
dengan negara pesaing Indonesia (seperti RRC, Vietnam,
Myanmar). Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia
termasuk minim.
6
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
2. Masalah penerbitan izin, para calon investor merasa terbebani
dengan
proses
administrasi
perizinan
yang
berbelit-belit.
Misalnya pengurusan izin HO, izin bangunan di kabupaten/kota.
3. Terbatasnya dukungan infrastruktur seperti listrik, gas, air
bersih, telekomunikasi dan transportasi.
4. Kondisi
keamanan
dan
ketertiban
yang
belum
kondusif
(misalnya persoalan tanah, perburuhan, premanisme, pungli dll).
5. Koordinasi
Propinsi,
antara
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Pusat
dalam
dengan
pelimpahan
Pemerintah
kewenangan
pemberian izin penanaman modal belum efektif.
D. KESIMPULAN
1. Meskipun Sumatera Utara memiliki kekayaan potensi sumber
daya alam dan sumber daya manusia maupun letak geografis
yang strategis, namun tanpa adanya sumber daya fisik
(penanaman modal) pembangunan Sumatera Utara akan tetap
lambat.
2. Penanaman
kenaikan
modal
daya
beli
(investasi)
akan
masyarakat
mampu
Sumatera
mendorong
Utara
sebab
bertambahnya penciptaan kesempatan kerja.
7
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
3. Setiap terjadi kenaikan investasi PMA sebesar USD 22,341 akan
menyerap satu orang tenaga kerja, sedangkan untuk PMDN jika
terjadi kenaikan investasi sebesar Rp.93.554.297 maka akan
menyerap satu orang tenaga kerja. Dengan perkataan lain,
diperlukan investasi PMA sebesar USD 8,691,162,800 untuk
menyerap seluruh penganggur di Sumatera Utara, meskipun
angka ini tidak sepenuhnya benar sebab adanya investasi baru
akan mengakibatkan timbulnya usaha-usaha baru (ikutan) yang
juga menyerap tenaga kerja.
4. Masih banyak permasalahan yang harus dihilangkan atau
diminimalisir agar investor terangsang menanamkan modalnya
di Sumatera Utara.
5. Tidak ada (minimnya) insentif bagi investor menyebabkan
Sumatera Utara bukan pilihan utama untuk berinvestasi.
E. SARAN
1. Guna merangsang masuknya penanaman modal di Sumatera
Utara perlu dibuat suatu terobosan percepatan pembangunan
sarana dan prasarana bagi para investor khususnya PMA atau
PMDN yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan
berorientasi ekspor.
8
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
2. Sarana dan prasarana dimaksud dapat terealisasi jika ada kerja
sama antar kabupaten/kota dan propinsi yang didukung oleh
Pemerintah Pusat. Sarana dan prasarana dimaksud antara lain:
a. Perluasan
Kawasan
Industri
Medan
(Mabar)
menjadi
kawasan bebas perdagangan (free trade zone) perlu
kerjasama Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dengan
Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Contoh Rencana Kota
Industri Medelis.
b. Pembangunan Kawasan Industri Labuhan Angin di Pantai
Barat. Perlu kerjasama antar 7 kabupaten/kota di Pantai
Barat.
3. Perlu penyederhanaan perizinan dengan sistem satu atap (one
step services).
4. Perlu penegakan hukum yang konsisten.
Telah sering (bahkan sering sekali) dilaksanakan even-even
yang membicarakan topik pentingnya investasi bagi pembangunan,
namun tidak ada gunanya jika lemah didalam implementasinya.
9
Murbanto Sinaga : Pentingnya Peningkatan Investasi Terhadap Percepatan Pembangunan…, 2003
USU Repository © 2006
Download