Kemampuan pelelangan hasil tangkapan oleh

advertisement
7 PERSEPSI PENGGUNA TEMPAT PELELANGAN IKAN
TERHADAP KEGIATAN PELELANGAN DI PPI MUARA
ANGKE
Persepsi pengguna tempat pelelangan ikan yang dibahas dalam bab ini
adalah persepsi menurut agen (perwakilan nelayan pemilik), pedagang-pembeli
dan pengolah ikan terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke.
Berdasarkan penelitian di lapangan, nelayan menyatakan bahwa tidak mengetahui
proses pelelangan karena nelayan hanya dipekerjakan untuk urusan melaut saja ,
selebihnya jika ikan hasil tangkapan telah sampai di darat akan diurus oleh agen
perwakilan nelayan pemilik. Oleh karena itu nelayan tidak diikutsertakan dalam
pembahasan persepsi dalam bab ini.
7.1
Persepsi agen (perwakilan nelayan pemilik) terhadap kegiatan
pelelangan di PPI Muara Angke
Agen
di
PPI
Muara
Angke
adalah
perwakilan
dari
nelayan
pemilik/perusahaan penangkapan yang ditugaskan untuk mengurus semua
kegiatan di darat mulai dari kebutuhan melaut sampai pemasaran dan distribusi
ikan setelah di daratkan. Agen-agen di PPI Muara Angke biasanya ada yang
mengurus lebih dari 1 (satu) unit kapal bergantung dari jumlah kapal yang
dimiliki oleh nelayan pemilik/perusahaan penangkapan.
Dari wawancara di lapangan didapat 7 orang responden agen yang berhasil
diwawancarai (Lampiran 2). Tujuh orang responden tersebut seluruhnya
menyatakan bahwa mereka mengurus lebih dari satu unit kapal milik nelayan
pemilik/perusahaan. Agen-agen tersebut juga menyatakan bahwa mereka
mengurus seluruh kebutuhan yang dibutuhkan setiap kapal di darat mulai dari
kebutuhan melaut sampai urusan pemasaran ikan hasil tangkapan setelah
didaratkan.
97
1. Persepsi agen tentang keberadaan pelelangan di TPI Muara Angke
Gambar 20 Persentasi jumlah responden agen terhadap keberadaan
pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
Berdasarkan hasil wawancara, seluruh responden mengaku telah
mengetahui keberadaan aktivitas pelelangan di PPI Muara Angke (Gambar
20). Seluruh responden mengetahui pelaksanaan lelang sesuai dengan waktu
dan mekanisme lelang yang telah ditetapkan di PPI Muara Angke.
2. Persepsi agen mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan
Gambar 21 Persentasi jumlah responden agen terhadap persepsi
mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan di PPI Muara
Angke tahun 2010
Responden agen menilai bahwa proses pelelangan di PPI Muara Angke
tidak selalu menghasilkan keuntungan (Gambar 21). Keuntungan yang dapat
diperoleh dari pelaksanaan pelelangan adalah harga ikan akan optimal karena
pembeli bersaing untuk mendapatkan ikan hingga mencapai harga tertinggi.
Sebaliknya, kerugian dapat terjadi karena ikan tidak selalu terjual habis atau
98
bahkan tidak dapat terjual melalui proses pelelangan. Ikan yang tidak terjual
habis pada pelaksanaan pelelangan akan dibeli kembali oleh agen sendiri dan
kemudian membayarkan biaya retribusi untuk bagian penjual dan pemenang
lelang.
3. Persepsi mengenai proses pelelangan
Gambar 22 Persentasi jumlah responden agen terhadap persepsi mengenai
proses pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
Seluruh responden agen menilai proses pelelangan yang berlangsung di
PPI Muara Angke berjalan dengan baik (Gambar 22). Sistem pelelangan
berlangsung dengan sistem terbuka serta proses penawaran berlangsung mulai
dari harga terendah sampai tertinggi .
4. Persepsi mengenai kecukupan fasilitas pelelangan
Gambar 23 Persentasi jumlah responden agen terhadap persepsi mengenai
kecukupan fasilitas pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
99
Penilaian terhadap fasilitas pelelangan, agen-agen menyatakan bahwa
fasilitas pelelangan di PPI Muara Angke mencukupi secara jumlah sehingga
agen-agen tidak mendapatkan kesulitan dalam proses pendistribusian ikan
hasil tangkapan mulai dari pembongkaran sampai ke tempat pelelangan
(Gambar 23). Hanya saja pada saat musim puncak ikan jumlah fasilitas yang
tersedia kurang mencukupi untuk mendistribusikan ikan.
5. Persepsi mengenai pengorganisiran waktu pelelangan
Gambar 24 Persentasi jumlah responden agen terhadap persepsi mengenai
pengorganisiran waktu pelelangan di PPI Muara Angke tahun
2010
Berdasarkan penilaian yang diperoleh untuk persepsi mengenai waktu
pelaksanaan pelelangan, agen menilai bahwa tidak mempermasalahkan
kapanpun waktu pelaksanaan lelang asalkan pembeli yang akan ikut lelang
telah hadir seluruhnya (Gambar 24). Jika pembeli banyak yang hadir dalam
proses pelelangan, maka kesempatan terjualnya seluruh hasil tangkapan akan
semakin besar.
100
6. Persepsi mengenai ada tidaknya kontrol mutu hasil tangkapan di TPI
Gambar 25 Persentasi jumlah responden agen persepsi mengenai kontrol
mutu hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2010
Seluruh responden menyebutkan bahwa tidak ada kontrol mutu hasil
tangkapan yang diberlakukan oleh pihak pengelola pelelangan terhadap ikan
yang masuk ke proses pelelangan (Gambar 25). Pihak agen akan diuntungkan
dengan ketiadakadan kontrol mutu karena ikan akan tetap dapat mengikuti
proses pelelangan walaupun memiliki mutu yang rendah. Namun pada
kenyataannya mutu ikan yang rendah menyebabkan ikan sulit mendapatkan
penawaran sesuai dengan harapan agen.
7. Persepsi mengenai kontrol sanitasi sarana pelelangan
Gambar 26 Persentasi jumlah responden agen terhadap persepsi mengenai
kontrol sanitasi sarana pelelangan di PPI Muara Angke tahun
2010
101
Sebanyak 29 % responden agen mengaku tidak mengetahui masalah
sanitasi sarana pelelangan, sedangkan sebanyak 71 % responden agen
menyebutkan bahwa pihak pengelola belum maksimal dalam kontrol sanitasi
sarana pelelangan (Gambar 26). Responden agen menyebutkan bahwa kondisi
sarana pelelangan seperti lantai gedung pelelangan yang kotor dapat
menurunkan kualitas ikan. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian
masih terlihat banyaknya sampah-sampah plastik dan puntungan rokok serta
ceceran ikan di lantai gedung pelelangan. Selain itu, trays yang digunakan
untuk mengangkut ikan ke lantai pelelangan tidak dicuci dengan bersih
setelah pelelangan selesai sehingga masih menyisakan ceceran serta
potongan-potongan ikan.
Secara umum persepsi agen terhadap pelaksanaan pelelangan di PPI
Muara Angke menyatakan bahwa pelelangan sudah berjalan dengan benar. Waktu
pelelangan yang berlangsung saat ini sudah berjalan sesuai dengan keinginan
responden agen. Selain itu jumlah sarana pelelangan yang dibutuhkan pada proses
pelelangan saat ini sudah memadai walaupun masih terjadi kekurangan pada saat
musim puncak ikan.
7.2
Persepsi pedagang-pembeli terhadap pelelangan di PPI Muara Angke
Wawancara di lapangan dilakukan terhadap 7 orang pedagang-pembeli di
TPI Muara Angke (Lampiran 3). Seluruh pedagang tersebut menyatakan bahwa
melakukan proses jual beli ikan hasil tangkapan setiap hari di PPI Muara Angke.
Ikan-ikan tersebut akan dijual kembali di pasar dan pengolah ikan di sekitar
Muara Angke.
Pedagang-pembeli di PPI Muara Angke membeli hasil tangkapan melalui 2
cara yaitu melalui pelelangan dan membeli langsung dari nelayan tanpa melalui
proses pelelangan. Pedagang akan lebih memilih membeli hasil tangkapan
langsung dari nelayan daripada melalui proses pelelangan. Hal ini dikarenakan
oleh hasil tangkapan yang melalui proses pelelangan umumnya memiliki kualitas
yang rendah. Lemahnya pengawasan dan penjaminan mutu ikan oleh pengelola
tempat pelelangan menyebabkan ikan yang masuk ke pelelangan memiliki mutu
dan nilai ekonomis yang rendah. Pedagang-pembeli berasalan bahwa kualitas ikan
102
yang rendah akan menyebabkan ikan tersebut susah dijual kembali dengan harga
yang sesuai dengan permintaan pasar. Sebaliknya ikan dengan kualitas baik yang
didapat langsung dari nelayan akan lebih mudah terjual dengan harga yang sesuai.
1. Persepsi pedagang-pembeli tentang keberadaan pelelangan di TPI Muara
Angke
Gambar 27 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap
keberadaan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
Seluruh
responden
pedagang-pembeli
menyebutkan
mengetahui
keberadaan aktivitas pelelangan di PPI Muara Angke (Gambar 27). Seluruh
responden mengetahui keberadaan pelaksanaan lelang sesuai dengan waktu
dan mekanisme lelang yang telah ditetapkan di PPI Muara Angke.
2. Persepsi mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan
Gambar 28 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap persepsi
mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan di PPI Muara
Angke tahun 2010
103
Responden pedagang-pembeli menilai bahwa pelelangan di PPI Muara
Angke menguntungkan (Gambar 28). Melalui proses pelelangan pedagangpembeli lebih mudah untuk mendapatkan ikan untuk kemudian dijual kembali
di tempat lain namun kualitas ikan yang rendah menyebabkan pelelangan
kurang menguntungkan karena menyulitkan pedagang untuk menjual kembali
ikan berkualitas rendah.
3. Persepsi mengenai proses pelelangan
Gambar 29 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap persepsi
mengenai proses pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
Responden pedagang-pembeli menilai proses pelelangan di PPI Muara
Angke berlangsung dengan baik (Gambar 29). Sistem pelelangan berlangsung
dengan sistem terbuka serta proses penawaran berlangsung mulai dari harga
terendah sampai tertinggi. Peraturan pengelola pelelangan mensyaratkan
peserta harus mendaftarkan diri dan menyerahkan uang deposit kepada kasir.
Peraturan tersebut dinilai baik oleh pedagang-pembeli karena adanya
kepastian dan jaminan agar pemenang lelang membayar uang hasil
pelelangan kepada pihak penjual.
104
4. Persepsi mengenai kecukupan fasilitas pelelangan
Gambar 30 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap persepsi
mengenai kecukupan fasilitas pelelangan di PPI Muara Angke
tahun 2010
Menurut responden pedagang-pembeli fasilitas pelelangan yang
disediakan sudah mencukupi untuk melaksanakan aktivitas pelelangan
(Gambar 30). Namun ada juga responden menyebutkan bahwa fasilitas
tersebut kurang mencukupi untuk melaksanakan aktivitas pelelangan terutama
saat musim puncak ikan.
5. Persepsi mengenai pengorganisiran waktu pelelangan
Gambar 31 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai
pengorganisiran waktu pelelangan di PPI Muara Angke tahun
2010
Waktu pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke menurut pedagang
berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh
105
pengelola pelelangan (Gambar 31). Hanya sebagian pedagang beranggapan
bahwa waktu pelelangan belum sesuai dengan keinginan mereka.
6. Persepsi mengenai kemudahan mendapatkan ikan
Gambar 32 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai
kemudahan mendapatkan ikan di PPI Muara Angke tahun 2010
Seluruh responden pedagang-pembeli menyebutkan bahwa proses
pelelangan di PPI Muara Angke memudahkan mereka untuk mendapatkan
ikan untuk dijual kembali walaupun belum seperti kualitas ikan yang mereka
inginkan (Gambar 32). Adanya kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke
memberikan pilihan bagi pedagang-pembeli untuk memperoleh ikan untuk
dijual kembali.
7. Persepsi mengenai ada tidaknya kontrol mutu hasil tangkapan
Gambar 33 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai
kontrol mutu hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun
2010
106
Pedagang-pembeli menilai kontrol mutu ikan oleh pengelola pelelangan
tidak baik. Pedagang menyebutkan bahwa tidak ada kontrol mutu yang
dilakukan oleh pihak pengelola terhadap ikan yang akan dilelang (Gambar
33). Kontrol mutu yang dilakukan oleh pihak pengelola saat isu ikan
berfornalin pada tahun 2007 dinilai kurang oleh sebagian besar responden.
Ikan hasil tangkapan yang masuk ke lantai pelelangan dinilai memiliki
kualitas yang kurang baik sehingga pedagang-pembeli mendapatkan kesulitan
untuk menjual kembali ikan-ikan tersebut.
8. Persepsi mengenai kontrol sanitasi sarana pelelangan
Gambar 34 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai kontrol
sanitasi sarana pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
Responden pedagang-pembeli menilai bahwa kontrol sanitasi sarana
pelelangan di PPI Muara Angke kurang baik (Gambar 34). Sebagian kecil
responden beranggapan bahwa tidak adanya kontrol dan standar sanitasi yang
diberlakukan oleh pengelola pelelangan terhadap sarana pelelangan. Sebagian
besar lainnya beranggapan bahwa kontrol sanitasi oleh pengelola pelabuhan
masih kurang baik. Upaya pihak pengelola pelelangan dalam pencucian dan
pembersihan sarana-sarana pelelangan dianggap masih kurang maksimal.
Secara umum persepsi pedagang-pembeli terhadap pelaksanaan pelelangan
di PPI Muara Angke sudah berjalan dengan benar. Adanya pelaksanaan
pelelangan memudahkan responden pedagang-pembeli untuk mendapatkan ikan
walaupun masih belum sesuai dengan mutu ikan yang diinginkan. Proses
pelelangan di PPI Muara Angke berjalan dengan sistem terbuka dengan sistem
107
penawaran dari harga terendah sampai harga tertinggi sehingga pedagang-pembeli
dapat bersaing untuk mendapatkan ikan sesuai harga yang diharapkan. Kelemahan
yang dikeluhkan oleh responden pedagang-pembeli dalam pelaksanaan pelelangan
di PPI Muara Angke adalah masalah mutu ikan yang rendah. Pengelola
pelelangan di PPI Muara Angke hanya melakukan kontrol mutu pada saat- saat
tertentu saja seperti pada saat adanya isu ikan berformalin namun selanjutnya
pengelola pelelangan tidak melakukan kontrol mutu secara berkelanjutan pada
proses pelelangan. Tidak adanya kontrol mutu ikan menyebabkan ikan yang
masuk ke pelelangan belum sesuai dengan keinginan responden pedagangpembeli.
7.3
Persepsi pengolah ikan terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara
Angke
Hasil wawancara di lokasi penelitian di dapatkan 7 orang pengolah ikan
tradisional sebagai responden (Lampiran 4). Seluruh pengolah ikan mengaku
bahwa mereka jarang terlibat langsung dalam proses pelelangan dan hanya
mengirimkan perwakilan atau utusan untuk mengikuti dan membeli ikan melalui
proses pelelangan. Responden pengolah menyebutkan lebih memfokuskan diri
pada proses pengolahan dan menugaskan perwakilan untuk mendapatkan ikan
sebagai bahan baku ataupun membeli langsung melalui pedagang-pembeli yang
mengikuti proses pelelangan.
1. Persepsi pengolah ikan tentang keberadaan pelelangan di TPI Muara
Angke
Seluruh responden pengolah ikan menyebutkan mengetahui keberadaan
aktivitas pelelangan di PPI Muara Angke (Gambar 35). Seluruh responden
mengetahui proses lelang yang benar dan keuntungan yang diperoleh melalui
proses pelelangan murni.
108
Gambar 35 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
tentang keberadaan pelelangan di PPI Muara Angke tahun
2010
2. Persepsi mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan
Gambar 36 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan di PPI Muara
Angke tahun 2010
Secara
umum
responden
pengolah
menyebutkan
pelaksanaan
pelelangan di PPI Muara Angke menguntungkan (Gambar 36). Pengolah
mengaku mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan ikan sebagai bahan
baku pengolahan dengan adanya pelaksanaan pelelangan. Hanya saja
sebagian responden mengeluhkan kualitas ikan yang rendah sehingga harus
menambah proses pengolahan untuk memperbaiki kualitas ikan olahan.
3. Persepsi mengenai proses pelelangan
Responden pengolah ikan menyebutkan bahwa proses pelelangan di
PPI Muara Angke berjalan dengan baik (Gambar 37). Sistem pelelangan
109
berlangsung dengan sistem terbuka serta proses penawaran berlangsung mulai
dari harga terendah sampai tertinggi. Peraturan pengelola pelelangan
mengenai peserta yang diperbolehkan ikut pelelangan harus mendaftarkan
diri dan menyerahkan uang deposit kepada kasir pelelangan dinilai baik oleh
pengolah.
Gambar 37 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai proses pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
4. Persepsi mengenai kecukupan fasilitas pelelangan
Gambar 38 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai kecukupan fasilitas pelelangan di PPI Muara Angke
tahun 2010
Menurut responden pedagang fasilitas pelelangan yang disediakan
sudah mencukupi untuk melaksanakan aktivitas pelelangan (Gambar 38).
Sebagian kecil responden menilai fasilitas tersebut kurang mencukupi
terutama saat musim puncak ikan.
110
5. Persepsi mengenai pengorganisiran waktu pelelangan
Gambar 39 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai pengorganisiran waktu pelelangan di PPI Muara
Angke tahun 2010
Secara umum pengolah ikan mneyebutkan bahwa pengorganisiran
waktu pelelangan di PPI Muara Angke berjalan dengan baik (Gambar 39).
Waktu pelelangan selalu tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh pihak pengelola pelelangan.
6. Persepsi mengenai kemudahan mendapatkan ikan
Gambar 40 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai kemudahan mendapatkan ikan di PPI Muara Angke
tahun 2010
Seluruh responden pengolah menyebutkan bahwa proses pelelangan di
PPI Muara Angke memudahkan mereka untuk mendapatkan ikan untuk dijual
kembali walaupun belum seperti kualitas ikan yang mereka inginkan (Gambar
40). Adanya kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke memberikan pilihan
bagi pedagang-pembeli untuk memperoleh ikan untuk dijual kembali.
111
7. Persepsi mengenai ada tidaknya kontrol mutu hasil tangkapan
Gambar 41 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai kontrol mutu hasil tangkapan di PPI Muara Angke
tahun 2010
Pengolah menilai kontrol mutu ikan oleh pengelola pelelangan tidak baik.
Pengolah menyebutkan bahwa tidak ada kontrol mutu yang dilakukan oleh pihak
pengelola terhadap ikan yang akan dilelang (Gambar 41). Kontrol mutu yang
dilakukan oleh pihak pengelola saat isu ikan berfornalin pada tahun 2007 dinilai
kurang oleh sebagian besar responden.
8. Persepsi mengenai kontrol sanitasi sarana pelelangan
Gambar 42 Persentasi jumlah responden pengolah ikan terhadap persepsi
mengenai kontrol sanitasi sarana pelelangan di PPI Muara
Angke tahun 2010
Seluruh pengolah ikan mengaku tidak mengetahui masalah kontrol sanitasi
sarana pelelangan dan tidak pernah memperhatikan upaya petugas pelelangan
112
dalam menjaga sanitasi sarana pelelangan (Gambar 42). Hal ini terjadi karena
pengolah ikan jarang terlibat langsung dalam proses pelelangan.
Secara umum persepsi pengolah ikan terhadap pelaksanaan pelelangan di
PPI Muara Angke sudah berjalan dengan benar. Responden pengolah ikan
menyebutkan bahwa dengan adanya pelelangan di PPI Muara Angke semakin
memudahkan mereka untuk mendapatkan ikan sehingga tidak harus membeli ikan
ke tempat lain. Kelemahan yang dikeluhkan oleh responden pengolah ikan dalam
pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke adalah masalah mutu ikan yang
rendah. Pengelola pelelangan diharapkan dapat menyelesaikan masalah mutu ikan
yang rendah sehingga pengolah ikan dapat memperoleh ikan dengan kualitas yang
lebih baik.
Berdasarkan hasil-hasil di atas, persepsi dari pengguna tempat pelelangan
ikan di PPI Muara Angke dapat disimpulkan pada Tabel 25. Persepsi pengguna
TPI terhadap pelaksanaan kegiatan pelelangan adalah menguntungkan (66%) dan
cukup menguntungkan (34%) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum
persepsi pengguna TPI terhadap kegiatan pelelangan adalah menguntungkan.
Persepsi pengguna pelelangan terhadap kecukupan fasilitas adalah mencukupi
(62%) dan kurang mencukupi (38%) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
umum pengguna TPI bahwa persepsi pengguna terhadap fasilitas pelelangan
mencukupi namun perlu penambahan fasilitas agar tidak terjadi kekurangan
fasilitas pada saat musim puncak ikan. Persepsi pengguna TPI terhadap
pelaksanaan kontrol mutu hasil tangkapan adalah tidak ada kontrol mutu (76%)
dan tidak mengetahui masalah kontrol mutu ( 24%) sehingga dapat disimpulkan
bahwa persepsi pengguna TPI terhadap kontrol mutu hasil tangkapan adalah tidak
ada kontrol mutu TPI. Persepsi pengguna TPI terhadap pelaksanaan kontrol
sanitasi sarana pelelangan adalah kurang kontrol (43%) dan tidak mengetahui
masalah kontrol sanitasi (57%) sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi
pengguna TPI terhadap pelaksanaan kontrol sanitasi adalah tidak adanya kontrol
sanitasi.
113
114
7.4. Hubungan antara persepsi dan kemampuan pelelangan
Persepsi para pengguna tempat pelelangan ikan terhadap kegiatan
pelelangan sangat tergantung kepada kondisi pelelangan aktual yang berlangsung
di PPI Muara Angke. Pelelangan yang berlangsung di PPI Muara Angke saat ini
berjalan dengan tidak optimal dilihat dari segi kemampuan pengelola TPI dalam
melaksanakan proses pelelangan. Pelaksanaan kegiatan pelelangan yang
berlangsung saat ini hanya sebatas mengacu kepada ketepatan waktu pelelangan
yang tepat waktu, sistem lelang terbuka dengan penawaran dari terendah sampai
tertinggi dan adanya peraturan/tata cara pelelangan yang dibuat oleh pengelola
TPI, sedangkan untuk kontrol mutu hasil tangkapan, kontrol sanitasi sarana lelang
serta pengembangan fasilitas dan alat-alat lelang masih kurang diperhatikan.
Hal di atas berdampak kepada persepsi para pengguna TPI di PPI Muara
Angke sehingga proses pelelangan yang berjalan saat ini sudah cukup sesuai
menurut persepsi dan harapan para pengguna terhadap pelelangan yang mereka
diinginkan. Pengguna TPI di PPI Muara Angke saat ini kurang memperhatikan
masalah mutu ikan serta sanitasi sarana pelelangan walaupun para pengguna TPI
menyadari bahwa mutu ikan adalah salah satu hal penting dalam proses
pelelangan.
Wawancara tentang persepsi para pengguna pelelangan di PPI Muara Angke
dilakukan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan pelelangan
melalui pendapat langsung oleh para pengguna pelelangan. Kemampuan
pelelangan hasil tangkapan oleh pengelola TPI di PPI Muara Angke dapat dilihat
langsung dari baik buruknya persepsi yang disebutkan oleh pengguna pelelangan
di PPI Muara Angke. Kemampuan penyelenggaraan penjaminan mutu hasil
tangkapan di PPI Muara Angke harus segera ditingkatkan guna menciptakan mutu
ikan yang lebih baik sehingga sesuai dengan persepsi pengguna pelelangan. Selain
itu, kemampuan penyediaan sarana pelelengan beserta pengembangannya juga
harus segera ditingkatkan oleh pengelola pelelangan sehingga tidak akan terjadi
lagi kekurangan sarana pelelangan pada saat musim puncak ikan.
Download