PROSPEKTUS JADWAL PENAWARAN UMUM Tanggal Efektif : 20 Jan 2012 Masa Penawaran : 25 – 27 Jan 2012 Tanggal Penjatahan : 30 Jan 2012 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 31 Jan 2012 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 31 Jan 2012 Tanggal Pencatatan pada BEI : 1 Feb 2012 BAPEPAM & LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM PT SURYA ESA PERKASA Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. SAHAM–SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat/Head Office Menara Kadin Indonesia Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon: (62-21) 5790 3701; Faksimili: (62-21) 5790 3702 Kantor Cabang/Plant Site Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang Sumatera Selatan 30662, Indonesia Telepon: (62-711) 774 4597; Faksimili: (62-711) 774 4596 PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM Sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen) efektif setelah Penawaran Umum dan konversi Mandatory Convertible Bond, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Jumlah Penawaran Umum Perdana ini seluruhnya bernilai Rp 152.500.000.000 (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah). Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap Penawaran Umum Perdana saham Perseroan. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT EQUATOR SECURITIES (Terafiliasi) PENJAMIN EMISI EFEK PT Danatama Makmur ● PT Lautandhana Securindo● PT Mega Capital Indonesia PT Panca Global Securities Tbk ● PT Panin Sekuritas Tbk ● PT Victoria Sekuritas RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO PASOKAN BAHAN BAKU GAS BUMI. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI. MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”). Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2012 PT Surya Esa Perkasa Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam & LK”) di Jakarta dengan surat No. 010/CORSEC-SEP/XI/2011 tertanggal 28 November 2011 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No.3608 (selanjutnya disebut “UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya. Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana ini, direncanakan akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 28 November 2011 apabila memenuhi persyaratan pencatatan efek yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum ini dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan UUPM dan peraturan pelaksanaannya. Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat, keterangan yang disajikan dalam Prospektus ini, sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Republik Indonesia dan kode etik serta norma dan standar profesi masing-masing. Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan para Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Kecuali PT Equator Securities, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang terafiliasi dengan Perseroan, para Penjamin Emisi Efek lainnya menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksananya. Selanjutnya penjelasan secara lengkap mengenai hubungan afiliasi dapat dilihat pada Bab XIII tentang Penjaminan Emisi Efek. PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG, PERATURAN-PERATURAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK. PT Surya Esa Perkasa Tbk. DAFTAR ISI DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN................................................................................................. RINGKASAN........................................................................................................................................ I. PENAWARAN UMUM................................................................................................................. II. RENCANA PENGGUNAAN DANA.............................................................................................. III. PERNYATAAN HUTANG............................................................................................................. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN............................................................... V. RISIKO USAHA........................................................................................................................... VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN................... VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN.................................................................................. A.. Umum............................................................................................................................ B.. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan.......................................... C.. Pengawasan dan Pengurusan Perseroan................................................... D.. Sumber Daya Manusia............................................................................................ E.. Keterangan Tentang Anak Perusahaan........................................................ F.. Struktur Organisasi Perseroan.................................................................... G.. . Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum..................................................................................... H.. . . Hubungan Kepemilikan Serta Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum............................................................................................................ I.. . Keterangan Tentang Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa........... J.. Perijinan.................................................................................................................... K.. Asuransi.................................................................................................................... L.. Perjanjian Penting dan Ikatan Penting......................................................... M.. Perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan dan yang .berhubungan dengan Perseroan................................................................... VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA........................................................................................... 1.. Keunggulan Kompetitif....................................................................................... 2.. Kegiatan Usaha........................................................................................................ 3.. Kondisi Persaingan dan Prospek Usaha Perseroan................................ 4.. Kegiatan Usaha Anak Perusahaan Perseroan............................................ 5.. Strategi Perseroan............................................................................................. 6.. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.......................................................... 7.. Penelitian dan Pengembangan......................................................................... i PT Surya Esa Perkasa Tbk. IX.. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING................................................................................. X.. EKUITAS................................................................................................................................... XI.. KEBIJAKAN DIVIDEN............................................................................................................... XII.. PERPAJAKAN........................................................................................................................... XIII.. PENJAMINAN EMISI EFEK...................................................................................................... XIV.. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL...................................................... XV.. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM.............................................................................................. XVI.. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN....................................................................................... XVII.. LAPORAN PENILAIAN ASET OLEH PENILAI INDEPENDEN................................................. XVIII.. ANGGARAN DASAR................................................................................................................ XIX.. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM............................................................. XX.. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM................................................................................................................ ii PT Surya Esa Perkasa Tbk. DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN “Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek” : berarti perubahan-perubahan dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuan terhadap Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. “Afiliasi” : berarti pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya, yaitu: (a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal; (b) hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut; (c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama; (d) hubungan antara perusahaan dengan satu pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; (e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau (f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. “Agen Penjualan” : berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran Umum. “Anak Perusahaan” : berarti perusahaan-perusahaan yang: 1. pemilikan atas saham-sahamnya baik secara langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh Perseroan dalam jumlah setidaknya 50% dari total saham yang dikeluarkan dalam perusahaan yang bersangkutan;dan 2. yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan sesuai dengan Prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. “Anggota Bursa” : berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 2 UUPM. ”BAE” : berarti Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melaksanakan administrasi saham dalam Penawaran Umum yang ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. No. 130 tanggal 24 November 2011 yang dalam hal ini adalah PT Datindo Entrycom, yang berkedudukan di Jakarta. “Bank Kustodian” : berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam & LK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam UUPM. “Bank Penerima” : berarti bank dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek membuka rekening atas namanya yang akan menerima uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan dengan Harga Penawaran sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. “Bapepam” : berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam UUPM. “Bapepam & LK” : berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. “BEI” : berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia. “BI” : berarti singkatan dari Bank Indonesia. iii PT Surya Esa Perkasa Tbk. “BPD” : berarti singkatan dari Barrels Per Day. “Bursa Efek” : berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 UUPM, dalam hal ini yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta, atau bursa lain yang akan ditentukan kemudian, dimana Saham ini dicatatkan. “Daftar Pemegang Saham” : berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan Saham oleh Pemegang Saham dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data-data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI. “DPPS” : berarti Daftar Pemesanan Pembelian Saham dalam rangka Penawaran Umum Perdana atas Saham Yang Ditawarkan dalam hal ini adalah daftar yang memuat nama-nama pemesan Saham Yang Ditawarkan dan jumlah Saham Yang Ditawarkan yang dipesan yang disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Agen Penjualan dan/atau Penjamin Emisi Efek. “Efek” : berarti surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. “Efektif” : berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor IX.A.2 Keputusan Ketua Bapepam & LK Nomor Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, yaitu: 1. Atas dasar lewatnya waktu yaitu 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam & LK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang disampaikan Emiten atau yang diminta Bapepam & LK dipenuhi; atau 2. Atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam & LK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan; dengan ketentuan bahwa jangka waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir yang diperiksa Akuntan sebagaimana yang dimuat dalam Prospektus dan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 6 (enam) bulan. “FKPS” : berarti Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham yang ditawarkan yang merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan atau pembeli Saham yang ditawarkan, yang merupakan tanda bukti kepemilikan atasSaham yang Ditawarkan pada Pasar Perdana. “FPPS” : berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli dalam rangka Penawaran Umum Perdana atas kepemilikan saham Perseroan yang harus dibuat dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen Penjualan dan/atau Penjamin Emisi Efek. “Harga Penawaran” : berarti harga atas tiap Saham yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum, yaitu sebesar Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah). “Hari Bank” “Hari Bursa” berarti hari kerja bank, yaitu hari pada saat mana Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta menyelenggarakan kliring antar bank. : berarti hari di mana Bursa Efek atau badan hukum yang menggantikannya menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan bursa efek tersebut dan bank dapat melakukan kliring. iv PT Surya Esa Perkasa Tbk. “Hari Kalender” : berarti tiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa. “Hari Kerja” : berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional atau hari libur lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. “JOA” : berarti Joint Operation Agreement antara OBP dengan Perseroan “Konfirmasi Tertulis” berarti surat konfirmasi yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia dan/atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk kepentingan Pemegang Rekening di Pasar Sekunder. “KSEI” : berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sesuai dengan UUPM. “LIU” : berarti PT Luwuk Investindo Utama. “Manajer Penjatahan” : berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang Ditawarkan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK Nomor Kep-691/BL/2011 tanggal tiga puluh Desember dua ribu sebelas (30-12-2011), dalam hal ini PT Equator Securities. “Masa Penawaran” : berarti jangka waktu yang berlangsung paling kurang 1 (satu) Hari Kerja dan paling lama 5 (lima) Hari Kerja. “Masyarakat” : berarti perorangan maupun badan hukum, baik Warga Negara Indonesia maupun warga negara asing dan badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia. “MT” : berarti singkatan dari Metrik Ton. “OBP” : berarti singkatan dari PT Ogspiras Basya Pratama, yang merupakan perusahaan yang mempunyai Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP, dan JOA dengan Perseroan. “PAU” : berarti singkatan dari PT Panca Amara Utama. “Pasar Perdana” : berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat selama masa tertentu sebelum Saham yang Ditawarkan tersebut dicatatkan pada BEI. “Pemegang Rekening” : berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan Peraturan KSEI. “Pemegang Saham” : berarti Masyarakat yang memiliki manfaat atas Saham yang disimpan dan diadministrasikan dalam: • Rekening Efek pada KSEI; atau • Rekening Efek pada KSEI melalui Bank Kustodian atau Perusahaan Efek. “Pemerintah” : berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia. v PT Surya Esa Perkasa Tbk. “Penawaran Umum Perdana” : berarti penawaran umum saham perdana Perseroan kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan, serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. “Penjamin Emisi Efek” : berarti PT Equator Securities serta pihak-pihak lainnya yang membuat perjanjian dengan Perseroan untuk menjamin penjualan Saham Yang Ditawarkan sesuai dengan bagian penjaminannya masing-masing berdasarkan PPEE. “Penjamin Pelaksana Emisi Efek” : berarti PT Equator Securities. “Penitipan Kolektif” : berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI, sebagaimana dimaksud dalam UUPM. “Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.2” : berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. “Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1” : berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009, Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. “Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2” : berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011, Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. “Pernyataan Pendaftaran” : berarti pernyataan pendaftaran yang diajukan oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana, yang terdiri dari dokumendokumen yang wajib diajukan berikut lampiran-lampirannya kepada Ketua Bapepam & LK termasuk semua perubahan, tambahan serta pembetulannya yang dibuat di kemudian hari guna memenuhi persyaratan Bapepam & LK. “Perseroan” : berarti PT Surya Esa Perkasa Tbk. berkedudukan di Jakarta Selatan, suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia. “Pertamina” : berarti PT Pertamina (Persero) yang merupakan offtaker LPG Perseroan. “Pertamina EP” : berarti PT Pertamina EP yang merupakan pemasok bahan baku gas untuk Perseroan melalui OBP. “Perusahaan Asosiasi” : berarti perusahaan yang dimiliki oleh Perseroan dengan kepemilikan dibawah 50% dan di atas 20%. “Perusahaan Efek” : berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan atau manajer investasi. “Perjanjian Penjaminan Emisi Efek (PPEE)” : berarti perjanjian antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. No. 142 tanggal 28 November 2011, sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012, yang keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida S.H., M.H. Notaris di Jakarta. vi PT Surya Esa Perkasa Tbk. “Prospektus” : berarti dokumen penawaran sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 26 UUPM. “Prospektus Awal” : berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada Bapepam & LK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan. “Prospektus Ringkas” : berarti ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan dan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam jangka waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan dari Bapepam & LK bahwa Perseroan sudah dapat melaksanakan Penawaran Awal. “Rekening Efek” : berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik pemegang saham yang diadministrasikan di KSEI, atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. “Rekening Penawaran Umum” : berarti rekening yang dibuka atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk menampung dana yang diterima dari investor. “RT” : berarti singkatan dari PT Ramaduta Teltaka. “RUPS” : berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para pemegang saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan, UUPT, dan UUPM serta peraturan-peraturan pelaksananya. “RUPSLB” : berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan, yang diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan dan UUPT dan UUPM serta peraturanperaturan pelaksananya. “Saham” : berarti seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. “Saham yang Ditawarkan” : berarti saham yang berasal dari portepel dalam jumlah sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama yang akan ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan. “SDM” : berarti Sumber Daya Manusia. “Tanggal Emisi” : berarti tanggal distribusi Saham Yang Ditawarkan ke dalam Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang juga merupakan Tanggal Pembayaran. “Tanggal Pembayaran” : berarti tanggal pembayaran hasil Penawaran Umum Perdana pada Pasar Perdana yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek termasuk pembayaran atas sisa Saham Yang Ditawarkan yang dibeli sendiri oleh Penjamin Emisi Efek sesuai dengan Bagian Penjaminan, sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. “Tanggal Pencatatan” : berarti tanggal pencatatan Saham untuk diperdagangkan di BEI dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. vii PT Surya Esa Perkasa Tbk. “Tanggal Pengembalian” : berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, atau tanpa melalui Agen Penjualan kepada para pemesan Saham Yang Ditawarkan, dimana Tanggal Pengembalian tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja sesudah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum Perdana. “Tanggal Penjatahan” : berarti tanggal terakhir dari masa penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, yaitu selambat-lambatnya pada Hari Kerja kedua setelah tanggal penutupan Masa Penawaran, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan bagi setiap pemesan. “TAS” : berarti singkatan dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera. “UOB” : berarti singkatan dari PT Bank UOB Indonesia. “UUPM” : berarti Undang-Undang No.8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995, Tambahan No.3608, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya. “UUPT” : berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106 Tahun 2007, Tambahan No. 4746. viii PT Surya Esa Perkasa Tbk. RINGKASAN Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih terinci dan laporan keuangan konsolidasi serta catatan-catatan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. RIWAYAT SINGKAT • Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah Abdul Rasyid, SH., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (”Menkumham”) sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C-13339.HT.01.01.Th.2006 tanggal 09 Mei 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29332. • Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dalam rangka Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Surya Esa Perkasa No. 103 tanggal 19 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. AHU-57460.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM Nomor AHU-0095355. AH.01.09.TH 2011 tanggal 24 November 2011. • Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat. • Pada tahun 2011, dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Perseroan merubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka dengan cara penawaran dan penjualan saham kepada masyarakat (Penawaran Umum Perdana) melalui Bursa Efek (go public) dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan jumlah Saham Yang Ditawarkan kepada masyarakat. • Berdasarkan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perseroan adalah suatu badan hukum Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas, berkedudukan di Jakarta Selatan. Kantor pusat Perseroan terletak di Menara Kadin Indonesia, Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3, Jakarta Selatan. STRUKTUR PERMODALAN Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dan Portepel ix Nilai Nominal (Rp 100) % 2.200.000.000 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 60,00 40,00 550.000.000 55.000.000.000 100,00 1.650.000.000 165.000.000.000 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham yang Ditawarkan Persentase Penawaran Umum : : Nilai Nominal Harga Penawaran Nilai Emisi : : : Tanggal Masa Penawaran Tanggal Pencatatan di BEI : : Sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham 31,25% (tiga puluh satu koma dua puluh lima persen) atau 25,00% (dua puluh lima persen) efektif setelah konversi MCB Rp 100 (seratus Rupiah) Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) Rp 152.500.000.000 (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) 25 – 27 Januari 2012 1 Februari 2012 Dengan terjualnya seluruh Saham yang Ditawarkan pada Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan modal saham Perseroan sesudah Penawaran Umum Perdana ini, secara proforma menjadi sebagai berikut: Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham Sebelum Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham Nilai % Nominal (Rp) Sesudah Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham Nilai % Nominal (Rp) Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel 2.200.000.000 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 - 33.000.000.000 22.000.000.000 - 2.200.000.000 220.000.000.000 60,00 40,00 - 550.000.000 55.000.000.000 100,00 1.650.000.000 165.000.000.000 330.000.000 220.000.000 250.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 41,25 27,50 31,25 800.000.000 80.000.000.000 100,00 1.400.000.000 140.000.000.000 Penerbitan Mandatory Convertible Bond: Pada tanggal 28 November 2011, Perseroan telah menandatangani Mandatory Convertible Bond Agreement (“MCB Agreement”) dengan Accion Diversified Strategies Fund SPC (”Accion”) untuk dan atas nama Alpha Segregated Portfolio. Berdasarkan MCB Agreement tersebut, Perseroan menerbitkan Mandatory Convertible Bond kepada Accion pada tanggal 28 November 2011 dalam jumlah sebesar USD 11.500.000 (”MCB”) dengan nilai kurs mata uang yang disepakati Rp 8.938 per USD. Dana hasil penerbitan MCB yang diterima Perseroan adalah dalam mata uang USD dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada UOB dalam mata uang USD. MCB tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru dalam periode terhitung sejak tanggal pencatatan di Bursa Efek sampai dengan tanggal jatuh tempo, yaitu 12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan (“Tanggal Jatuh Tempo”), atau tanggal lain yang disepakati oleh Perseroan dengan pemegang MCB. Jika pencatatan tidak terjadi sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo, maka Perseroan harus membayar kepada pemegang MCB sebesar seluruh nilai MCB dan IRR sebesar 18% per tahun dari nilai nominal MCB, dalam jangka waktu 10 Hari Kerja terhitung sejak Tanggal Jatuh Tempo. Harga konversi per saham adalah sebesar Harga Penawaran sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus, dimana harga tersebut dapat disesuaikan untuk mengakibatkan jumlah saham hasil konversi yang diterima oleh pemegang MCB senilai 20% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh Perseroan setelah Penawaran Umum dan konversi MCB. Jika konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan Harga Penawaran mengakibatkan jumlah saham hasil konversi MCB kurang dari 20%, maka harga konversi tersebut akan disesuaikan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Harga Konversi = Jumlah nilai pokok dalam Rupiah* Jumlah saham yang merupakan 20% dari jumlah saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana *dikonversi dengan nilai tukar Rp 8.938 per USD Ketentuan Umum MCB Agreement: x PT Surya Esa Perkasa Tbk. a. Persyaratan konversi MCB: i. Terjadinya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek; ii. Seluruh persetujuan, ijin dan wewenang yang diperlukan untuk penerbitan saham baru untuk konversi telah diperoleh; dan iii. Tidak ada pelanggaran terhadap ketentuan MCB Agreement oleh Perseoran, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan dan jaminan MCB Agreement. b. Hal yang dilarang dilakukan oleh Perseroan tanpa persetujuan tertulis dari pemegang MCB: i. Mengajukan atau memulai atau menyetujui usulan untuk melakukan likuidasi, penggabungan, akuisisi, pembubaran atau amalgamasi (atau tindakan atau proses hukum serupa) atas Perseroan atau anak perusahaan yang material; dan ii. Mengubah atau setuju untuk mengubah Anggaran Dasar, termasuk sehubungan dengan permodalan Perseroan atau anak perusahaan yang material, kecuali perubahan tersebut dibuat untuk menjamin pelaksanaan MCB Agreement atau perubahan tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan Penawaran Umum Perdana. c. Perseroan berkewajiban: i. Menjalankan segala kegiatan usahanya sesuai dengan praktek good corporate governance; ii. Setiap saat mematuhi dan melaksanakan dengan tepat waktu seluruh kewajiban berdasarkan MCB Agreement atau perjanjian atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud dalam MCB Agreement dan perjanjian lainnya yang dibuat dengan pihak ketiga lainnya; iii. Memperoleh dan mempertahankan segala persetujuan dan perijinan dari badan pemerintah atau lainnya sebagaimana diperlukan untuk atau sehubungan dengan keberlakuan, pelaksanaan dan dampak yang dimaksudkan dari MCB Agreement dan (dalam kendali Perseroan yang wajar) hak dari pemegang MCB untuk memiliki saham hasil konversi atau pelaksanaan kegiatan usahanya; iv. Memperoleh, sebelum atau setelah penandatanganan MCB Agreement, dan mempertahankan seluruh persetujuan dan perijinan yang diperlukan dari badan pemerintah atau lainnya, termasuk pemegang saham Perseroan, yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan: - Penerbitan MCB berdasarkan ketentuan dari MCB Agreement (termasuk setiap perubahannya dari waktu ke waktu); - Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada peningkatan struktur permodalan sehubungan dengan konversi MCB, dan penerbitan saham konversi berdasarkan ketentuan dalam MCB Agreement; dan - Pengesampingan terhadap hak memesan efek terlebih dahulu yang dimiliki oleh pemegang saham atas saham-saham yang akan dikeluarkan setelah konversi MCB; v. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat atas aset atau kegiatan usahanya; dan vi. Memastikan bahwa modal dasar dan modal yang belum ditempatkan dalam Perseroan cukup untuk mengakomodasi pemegang MCB untuk mengkonversi MCB menjadi saham konversi setelah konversi MCB dilakukan. d. Kejadian Kelalaian Apabila terjadi hal-hal di bawah ini, pemegang MCB, dengan persetujuan lebih dari 75% dari total MCB yang terhutang, dapat memberitahukan kepada Perseroan, bahwa seluruh MCB jatuh tempo dan wajib dibayar: i. Perseroan melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan MCB Agreement, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; ii. Pernyataan dan jaminan Perseroan terbukti tidak benar, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, hal tersebut tidak diperbaiki dalam jangka waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya xi PT Surya Esa Perkasa Tbk. sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; iii. Perseroan dalam keadaan pailit atau insolvensi; iv. Perseroan menghentikan atau terancam untuk menghentikan seluruh atau sebagian besar kegiatan usahanya; v. Repudiasi terhadap MCB Agreement atau MCB; vi. Adanya perkara litigasi, arbitrase atau proses hukum administratif yang membawa dampak negatif yang material terhadap pelaksanaan MCB Agreement; vii. Nasionalisasi atau penyitaan terhadap seluruh atau suatu bagian yang material dari aset Perseroan yang dapat berdampak secara material; viii. Pelaksanaan proses hukum terhadap aset Perseroan yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap Perseroan; ix. Ketidakabsahan MCB Agreement atau MCB; dan x. Pengakhiran MCB Agreement atau MCB. Dengan dikonversinya MCB tersebut, maka susunan modal saham Perseroan sesudah konversi, secara proforma adalah sebagai berikut: Sesudah Penawaran Umum Perdana Sebelum pelaksanaan MCB Jumlah Saham Nilai % Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. 2. 3. 4. 2.200.000.000 Nominal (Rp) 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 250.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 800.000.000 1.400.000.000 PT Trinugraha Akraya Sejahtera PT Ramaduta Teltaka Masyarakat Accion Diversified Strategy Fund Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Sesudah Penawaran Umum Perdana Sesudah pelaksanaan MCB Jumlah Saham Nilai % 2.200.000.000 Nominal (Rp) 220.000.000.000 41,25 27,50 31,25 330.000.000 220.000.000 250.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 33,00 22,00 25,00 - - 200.000.000 20.000.000.000 20,00 80.000.000.000 140.000.000.000 100,00 1.000.000.000 1.200.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000 100,00 Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum Perdana dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini. Penyertaan saham perseroan No. Kegiatan Usaha Tanggal Penyertaan Persentase Kepemilikan (%) Status Operasional PT Luwuk Investindo Utama Jasa konsultasi bisnis dan manajemen 3 Agustus 2011 99,95 Beroperasi PT Panca Amara Utama Industri 9 Juni 2011 59,98* Belum beroperasi Nama Anak Perusahaan * Penyertaan Perseroan di PAU dilakukan secara langsung dan tidak langsung, yaitu melalui LIU. Perseroan memiliki 10,00% saham di PAU secara langsung, dan 49,98% melalui LIU. Rencana Penggunaan Dana Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk: 1. Pengembangan kilang gas Perseroan; dan 2. Pembayaran utang Perseroan kepada UOB. xii PT Surya Esa Perkasa Tbk. RISIKO USAHA Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Risiko pasokan bahan baku gas bumi; Risiko kebijakan pemerintah; Risiko persaingan dan munculnya pesaing baru; Risiko substitusi produk; Risiko pemasaran; Risiko kebakaran; Risiko sumber daya manusia; dan Risiko bencana alam. Risiko Terkait Indonesia 1. Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat secara negatif mempengaruhi perekonomian yang bisa memberikan dampak negatif yang bersifat material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan; 2. Pertumbuhan otonomi daerah berpotensi menciptakan lingkungan bisnis yang tidak pasti bagi Perseroan dan dapat menambah beban Perseroan; dan 3. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat secara material dan negatif mempengaruhi Perseroan dan harga pasar dari saham yang ditawarkan. Risiko Terkait Investasi Pada Saham Perseroan 1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa yang akan datang; dan 2. Penjualan saham Perseroan di masa yang akan datang dapat berdampak negatif terhadap harga pasar saham Perseroan. Risiko usaha Perseroan selengkapnya dicantumkan pada Bab V dalam Prospektus ini. Ikhtisar Data Keuangan Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2011, dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang mana seluruh laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli Keterangan 2011 Aset Lancar 31 Desember 2010 2009 2008 96.721 188.830 84.436 85.317 Aset Tidak Lancar 377.170 122.200 141.293 167.009 Jumlah Aset 473.891 311.030 225.729 252.326 Liabilitas Jangka Pendek 117.694 120.969 66.295 102.906 Liabilitas Jangka Panjang 250.358 2.423 57.449 105.689 Jumlah Liabilitas 368.052 123.392 123.744 208.595 Ekuitas 105.839 187.638 101.985 43.731 Jumlah Liabilitas & Ekuitas 473.891 311.030 225.729 252.326 xiii PT Surya Esa Perkasa Tbk. Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Penghasilan Bunga Beban bunga dan Keuangan (Rugi) laba selisih kurs - bersih (Kerugian) keuntungan lain-lain Laba sebelum pajak Jumlah Laba Rugi Komprehensif EBITDA (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli 2011 2010 31 Desember 2010 2009 238.748 64.883 173.865 (1.714) (65.325) 281 (4.672) (3.598) (95) 98.742 73.934 121.604 168.281 59.726 108.555 (2.759) (7.905) 42 (7.409) (208) (171) 90.145 67.447 112.375 310.022 131.152 178.870 (20.778) (31.512) 362 (12.442) (59) 65 114.506 85.653 151.524 206.938 96.155 110.783 (3.411) (16.613) 305 (19.043) 11.672 (2.253) 81.440 58.253 115.477 2008 238.212 98.181 140.031 (5.815) (13.720) 125 (21.114) (16.178) (8.807) 74.522 51.315 145.081 Prospek Usaha Produk LPG Perseroan Sejak Pemerintah memberlakukan program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun 2007 lalu, kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat. Selama ini pasokan LPG dari kilang-kilang dalam negeri, baik kilang Pemerintah maupun kilang swasta (yang hanya berjumlah 16) masih kurang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga persaingan di industri ini relatif masih terbuka, bahkan masih diperlukan tambahan LPG impor dengan volume yang masih sangat besar. Melihat kebutuhan LPG dalam negeri yang sangat tinggi dan diprediksi akan terus bertumbuh, Perseroan yakin seluruh hasil produksi LPG-nya akan terus diserap oleh Pertamina. Produk Kondensat Perseroan Jumlah produsen Kondensat dalam negeri masih sangat terbatas, dimana diperkirakan hanya terdapat 2 kilang Kondensat swasta dan 3 kilang Kondensat dari Pertamina yang hampir berkompetisi langsung dengan Perseroan. Berdasarkan hasil tes laboratorium internal Perseroan produk Kondensat Perseroan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kedua kilang swasta tersebut, dimana Kondensat produksi Perseroan lebih ditujukan untuk memasuki pasar menengah keatas dengan harga dan kualitas yang dapat bersaing dengan Kondensat bermerek yang dimiliki Pertamina. Sedangkan produksi Kondensat dari 2 kilang swasta tersebut terutama digunakan hanya sebagai bahan baku Thinner. Dengan kebutuhan Kondensat dalam negeri saat ini jauh lebih besar dari produksi domestik, dan telah tersegmentasinya pasar dari produk Perseroan, Perseroan yakin seluruh produksi Kondensatnya akan terserap oleh pasar. Kebijakan Dividen Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk Saham yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat dengan saham lama, termasuk hak atas pembagian dividen. Perseroan bermaksud membayar dividen berdasarkan kinerja keuangan dan kondisi keuangan dalam jumlah yang setara dengan sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih setiap tahunnya dimulai untuk tahun buku 2012. Berdasarkan Perjanjian Kredit dengan UOB, Perseroan diperbolehkan membagi dividen sampai dengan 50% dari keuntungan bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran kredit modal kerja dan bunga, mampu mencapai rasio-rasio keuangan antara lain: Current Ratio minimum 1,10x; Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25x; Debt to EBITDA Ratio maksimum 4,00x; dan Shareholders Networth minimum senilai USD 8.000.000,- atau setara. xiv PT Surya Esa Perkasa Tbk. i. PENAWARAN UMUM Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama atau sama dengan 25,00% (dua puluh lima persen) efektif setelah Penawaran Umum dan konversi MCB, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah Penawaran Umum Perdana adalah sebesar Rp 152.500.000.000 (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk mengeluarkan hak suara dalam RUPS yang diselenggarakan oleh Perseroan dan hak atas pembagian dividen. PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat/Head Office Menara Kadin Indonesia Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon: (62-21) 5790 3701; Faksimili: (62-21) 5790 3702 Kantor Cabang/Plant Site Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang Sumatera Selatan 30662, Indonesia Telepon: (62-711) 774 4597; Faksimili: (62-711) 774 4596 RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PASOKAN BAHAN BAKU GAS BUMI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI. MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. 1 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah Abdul Rasyid, SH., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C-13339.HT.01.01.Th.2006 tanggal 09 Mei 2006 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH 0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29332. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dalam rangka Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Surya Esa Perkasa No. 103 tanggal 19 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. AHU-57460.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM Nomor AHU-0095355.AH.01.09.TH 2011 tanggal 24 November 2011. Sehubungan dengan konversi MCB menjadi saham baru, berdasarkan keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana. Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham Keterangan Jumlah Saham Modal Dasar Nilai Nominal (Rp 100) % 2.200.000.000 220.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 330.000.000 220.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 60,00 40,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 550.000.000 55.000.000.000 100,00 1.650.000.000 165.000.000.000 Jumlah Saham dan Portepel Perseroan memperoleh Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif dari Bapepam & LK berdasarkan Surat No. S-632/BL/2012 tanggal 20 Januari 2012. Dengan terjualnya seluruh Saham yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan permodalan dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham Sebelum Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham Nilai % Nominal (Rp) Sesudah Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham Nilai % Nominal (Rp) Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel 2.200.000.000 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 - 33.000.000.000 22.000.000.000 - 2.200.000.000 220.000.000.000 60,00 40,00 - 550.000.000 55.000.000.000 100,00 1.650.000.000 165.000.000.000 330.000.000 220.000.000 250.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 41,25 27,50 31,25 800.000.000 80.000.000.000 100,00 1.400.000.000 140.000.000.000 Bersamaan dengan saham yang dialokasikan dalam Penawaran Umum Perdana sebesar 250.000.000 2 PT Surya Esa Perkasa Tbk. (dua ratus lima puluh juta) Saham Biasa Atas Nama atau setara dengan 31,25% (tiga puluh satu koma dua puluh lima persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh setelah Penawaran Umum Perdana, Perseroan juga akan mencatatkan seluruh jumlah Saham Biasa atas nama pemegang saham sebelum Penawaran Umum Perdana sejumlah 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham atau setara dengan 68,75% (enam puluh delapan koma tujuh puluh lima persen). Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI menjadi sejumlah 800.000.000 (delapan ratus juta) saham atau setara dengan 100,00% (seratus persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah Penawaran Umum. Selain itu, Perseroan telah menandatangani MCB Agreement dalam jumlah sebesar USD 11.500.000 sebagaimana dijelaskan pada sub bab penerbitan MCB. Setelah dilakukannya konversi MCB menjadi saham Perseroan, maka total jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah menjadi sejumlah 1.000.000.000 (satu miliar) saham sebagaimana akan dirinci di bawah ini. Penerbitan MCB: Pada tanggal 28 November 2011, Perseroan telah menandatangani Mandatory Convertible Bond Agreement (“MCB Agreement”) dengan Accion Diversified Strategies Fund SPC (”Accion”) untuk dan atas nama Alpha Segregated Portfolio. Berdasarkan MCB Agreement tersebut, Perseroan menerbitkan Mandatory Convertible Bond kepada Accion pada tanggal 28 November 2011 dalam jumlah sebesar USD 11.500.000 (”MCB”) dengan nilai kurs mata uang yang disepakati Rp 8.938 per USD. Dana hasil penerbitan MCB yang diterima Perseroan adalah dalam mata uang USD dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada UOB dalam mata uang USD. MCB tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru dalam periode terhitung sejak tanggal pencatatan di Bursa Efek sampai dengan tanggal jatuh tempo, yaitu 12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan (“Tanggal Jatuh Tempo”), atau tanggal lain yang disepakati oleh Perseroan dengan pemegang MCB. Jika pencatatan tidak terjadi sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo, maka Perseroan harus membayar kepada pemegang MCB sebesar seluruh nilai MCB dan IRR sebesar 18% per tahun dari nilai nominal MCB, dalam jangka waktu 10 Hari Kerja terhitung sejak Tanggal Jatuh Tempo. Harga konversi per saham adalah sebesar Harga Penawaran sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus, dimana harga tersebut dapat disesuaikan untuk mengakibatkan jumlah saham hasil konversi yang diterima oleh pemegang MCB senilai 20,00% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh Perseroan setelah Penawaran Umum dan konversi MCB. Jika konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan Harga Penawaran mengakibatkan jumlah saham hasil konversi MCB kurang dari 20%, maka harga konversi tersebut akan disesuaikan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Harga Konversi = Jumlah nilai pokok dalam Rupiah* Jumlah saham yang merupakan 20% dari jumlah saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana *dikonversi dengan nilai tukar Rp 8.938 per USD Ketentuan Umum MCB Agreement: a. Persyaratan konversi MCB: i. Terjadinya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek; ii. Seluruh persetujuan, ijin dan wewenang yang diperlukan untuk penerbitan saham baru untuk konversi telah diperoleh; dan iii. Tidak ada pelanggaran terhadap ketentuan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan dan jaminan MCB Agreement. b. Hal yang dilarang dilakukan oleh Perseroan tanpa persetujuan tertulis dari pemegang MCB: i. Mengajukan atau memulai atau menyetujui usulan untuk melakukan likuidasi, penggabungan, akuisisi, pembubaran atau amalgamasi (atau tindakan atau proses hukum serupa) atas Perseroan atau anak perusahaan yang material; dan ii. Mengubah atau setuju untuk mengubah Anggaran Dasar, termasuk sehubungan dengan permodalan Perseroan atau anak perusahaan yang material, kecuali perubahan tersebut dibuat untuk menjamin pelaksanaan MCB Agreement atau perubahan tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan Penawaran Umum Saham Perdana. 3 PT Surya Esa Perkasa Tbk. c. Perseroan berkewajiban: i. Menjalankan segala kegiatan usahanya sesuai dengan praktek good corporate governance; ii. Setiap saat mematuhi dan melaksanakan dengan tepat waktu seluruh kewajiban berdasarkan MCB Agreement atau perjanjian atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud dalam MCB Agreement dan perjanjian lainnya yang dibuat dengan pihak ketiga lainnya; iii. Memperoleh dan mempertahankan segala persetujuan dan perijinan dari badan pemerintah atau lainnya sebagaimana diperlukan untuk atau sehubungan dengan keberlakuan, pelaksanaan dan dampak yang dimaksudkan dari MCB Agreement dan (dalam kendali Perseroan yang wajar) hak dari pemegang MCB untuk memiliki saham hasil konversi atau pelaksanaan kegiatan usahanya; iv. Memperoleh, sebelum atau setelah penandatanganan MCB Agreement, dan mempertahankan seluruh persetujuan dan perijinan yang diperlukan dari badan pemerintah atau lainnya, termasuk pemegang saham Perseroan, yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan: - Penerbitan MCB berdasarkan ketentuan dari MCB Agreement (termasuk setiap perubahannya dari waktu ke waktu); - Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada peningkatan struktur permodalan sehubungan dengan konversi MCB, dan penerbitan saham konversi berdasarkan ketentuan dalam MCB Agreement; dan - Pengesampingan terhadap hak memesan efek terlebih dahulu yang dimiliki oleh pemegang saham atas saham-saham yang akan dikeluarkan setelah konversi MCB; v. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat atas aset atau kegiatan usahanya; dan vi. Memastikan bahwa modal dasar dan modal yang belum ditempatkan dalam Perseroan cukup untuk mengakomodasi pemegang MCB untuk mengkonversi MCB menjadi saham konversi setelah konversi MCB dilakukan. d. Kejadian Kelalaian Apabila terjadi hal-hal di bawah ini, pemegang MCB, dengan persetujuan lebih dari 75% dari total MCB yang terhutang, dapat memberitahukan kepada Perseroan, bahwa seluruh MCB jatuh tempo dan wajib dibayar: i. Perseroan melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan MCB Agreement, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; ii. Pernyataan dan jaminan Perseroan tidak benar, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, hal tersebut tidak diperbaiki dalam jangka waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; iii. Perseroan dalam keadaan pailit atau insolvensi; iv. Perseroan menghentikan atau terancam untuk menghentikan seluruh atau sebagian besar kegiatan usahanya; v. Repudiasi terhadap MCB Agreement atau MCB; vi. Adanya perkara litigasi, arbitrase atau proses hukum administratif yang membawa dampak negatif yang material terhadap pelaksanaan MCB Agreement; vii. Nasionalisasi atau penyitaan terhadap seluruh atau suatu bagian yang material dari aset Perseroan yang dapat berdampak secara material; viii. Pelaksanaan proses hukum terhadap aset Perseroan yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap Perseroan; ix. Ketidakabsahan MCB Agreement atau MCB; dan x. Pengakhiran MCB Agreement atau MCB. 4 PT Surya Esa Perkasa Tbk. MCB ini tidak memiliki peringkat (rating) dan tidak memiliki wali amanat. Accion Diversified Strategies Fund SPC adalah private equity fund yang dikelola oleh Accion Capital Management Pte Ltd (“ACM”) yang merupakan perusahaan pengelola dana (Exempt Fund Manager) di bawah pengawasan Monetary Authority of Singapore dengan total dana kelolaan sekitar USD 6 miliar dan berkedudukan di Singapura. ACM mencari investasi ke dalam perusahaan-perusahaan yang berjangka waktu rata-rata lima tahun. ACM terdiri dari tim profesional dengan banyak pengalaman di perusahaanperusahaan di Asia pada level manajemen senior dan lintas industri yang berbeda serta memiliki rekam jejak yang panjang dalam mengarahkan pertumbuhan perusahaan. ACM beralamat lengkap di 8 Temasek Boulevard, #38-03, Suntec Tower Three, Singapore 038988. ACM memiliki susunan kepengurusan sebagai berikut: Partner: 1. Chua Thiam Joo 2. Lim Swee Kwang 3. Pay Cher Wee 4. Melvyn Teo Kian Huat Advisory Board: 1. Cheah Chow Seng 2. Paul Lim Yu Neng 3. Teo Tong Kooi Apabila MCB tersebut ditukarkan menjadi saham-saham Perseroan pada saat Penawaran Umum Perdana, maka susunan modal saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan MCB, secara proforma menjadi sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat 4. Accion Diversified Strategies Fund PSC Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Sesudah Penawaran Umum Perdana Sesudah Penawaran Umum Perdana Sebelum pelaksanaan MCB Sesudah pelaksanaan MCB Jumlah Nilai Nilai % Jumlah Saham % Saham Nominal (Rp) Nominal (Rp) 2.200.000.000 220.000.000.000 2.200.000.000 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 250.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 41,25 27,50 31,25 330.000.000 220.000.000 250.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 25.000.000.000 33,00 22,00 25,00 - - - 200.000.000 20.000.000.000 20,00 800.000.000 80.000.000.000 100,00 1.000.000.000 100.000.000.000 100,00 1.400.000.000 140.000.000.000 1.200.000.000 120.000.000.000 Pelaksanaan penukaran MCB menjadi saham Perseroan akan mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Hak-hak pemegang saham Perseroan antara lain adalah sebagai berikut: • untuk menerima dividen; • untuk memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan • memiliki peringkat yang sama dan sederajat dengan semua pemegang saham. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No. 103 tanggal 19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, pemegang saham Perseroan menyetujui untuk melakukan kapitalisasi laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang 5 PT Surya Esa Perkasa Tbk. merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Setelah kapitalisasi tersebut: a. PT Trinugraha Akraya Sejahtera memiliki sejumlah 330.000.000 saham; dan b. PT Ramaduta Teltaka memiliki sejumlah 220.000.000 saham. Dengan demikian, sesuai dengan Peraturan Bapepam, saham-saham yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka tidak dapat dialihkan dalam jangka waktu sampai dengan 8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran efektif. Pemegang MCB yang melakukan konversi MCB di bawah harga Penawaran Umum Perdana Saham tidak dapat mengalihkan sahamnya kepada pihak lain dalam jangka waktu sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Perseroan berencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. 6 PT Surya Esa Perkasa Tbk. II. RENCANA PENGGUNAAN DANA Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi saham, akan digunakan Perseroan sebagai berikut: 1. Sekitar 75% akan digunakan untuk pengembangan kilang gas Perseroan. Perseroan berencana melakukan pemutakhiran kilang menggunakan teknologi baru yang telah terpaten, untuk meningkatkan hasil penyulingan LPG hingga 97% dari 65% untuk saat ini. Hal ini akan menambah produksi sebesar 50 MT per hari. Pada intinya hal ini dicapai melalui penurunan temperatur dari gas bumi melalui Coldbox Expander dari saat ini -48oF ke -108oF (60oF lebih dingin dibanding proses saat ini). Calon supplier Perseroan telah melakukan studi kelayakan untuk menguji modifikasi dan penambahan peralatan untuk menambah sistem teknologi baru tersebut pada kilang LPG Perseroan saat ini. Proses pemutakhiran kilang direncanakan akan dilaksanakan pada kuartal kedua tahun 2012. Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan calon supplier. Proses desain yang baru utamanya akan membutuhkan tambahan peralatan dan/atau modifikasi: i) Molecular Sieve Unit: kebutuhan utama untuk desain teknologi baru tersebut adalah Molecular Sieve Unit untuk mengurangi tingkat embun/kelembaban dalam gas bumi menjadi lebih rendah dari 1 ppm. Pembuangan embun/kelembaban dari unit glycol saat ini tidak akan cukup untuk memenuhi kriteria proses temperatur rendah; ii) Absorber & Coldbox Expander: Coldbox Expander baru akan dipasang pada hilir dari output lean gas saat ini (yang masih mengandung LPG) untuk menurunkan suhu ke -100°F. Dengan berpindah melalui Coldbox Expander, gas tersebut akan diproses lebih lanjut pada Absorber – separator bersuhu sangat rendah yang memisahkan gas dan cairan hidrokarbon terkondensat (penyulingan LPG tambahan) melalui proses cryogenic; iii) Paket pendinginan: tambahan satu paket pendinginan (identik dengan tipe yang ada saat ini) diperlukan untuk menyediakan kapasitas pendinginan 2,5 MMBTU/jam; iv) Kompresor gas: merelokasi kompresor feed gas saat ini ke kompresor lean gas (proses gas di hilir) untuk meningkatkan tekanan lean gas menjadi 600 psi. Modifikasi yang ditawarkan akan membutuhkan satu kompresor gas tambahan yang identik dengan kompresor saat ini; v) Modifikasi tower fraksinasi yang ada: perubahan kecil terhadap tower fraksinasi yang ada untuk menampung tambahan hasil penyulingan LPG; dan vi) Kecocokan teknis untuk peralatan yang ada saat ini: peralatan yang ada saat ini telah dikonfirmasi untuk memiliki kinerja dan kecocokan yang diinginkan dalam kondisi proses yang baru oleh vendor yang bersangkutan. 2. Sekitar 25% akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang pada UOB. Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perseroan dengan PT Ogspiras Basya Pratama menandatangani Loan Agreement and Acknowledgment of Indebtedness terkait dengan pemberian fasilitas kredit kepada Perseroan dalam jumlah tidak melebihi USD 43.000.000. Perjanjian ini selanjutnya diubah dari waktu ke waktu, dan terakhir diubah dan dinyatakan kembali dengan Loan Agreement and Acknowledgment of Indebtedness No. 58 tanggal 21 April 2011 yang dibuat di hadapan James Herman Rahardjo S.H., Notaris di Jakarta. Berdasarkan perubahan terakhir tersebut PT Ogspiras Basya Pratama tidak lagi menjadi debitur karena berdasarkan JOA kilang dibangun dan didanai oleh Perseroan. Fasilitas tersebut terdiri dari: i) fasilitas kredit modal kerja dalam jumlah pokok yang tidak melebihi USD 3.000.000. Fasilitas kredit modal kerja terdiri dari fasilitas promissory note dalam jumlah tidak melebihi USD 1.000.000 dan fasilitas bank garansi dalam jumlah pokok tidak melebihi USD 2.000.000. Tingkat suku bunga fasilitas promissory note tersebut di atas adalah sebesar 3,5% per tahun ditambah 3-bulan SIBOR atau 1,5% per tahun ditambah cost of fund Bank dalam USD. Fasilitas promissory note dan bank garansi dikenai biaya provisi (facility fee) sebesar 0,5% per tahun dari jumlah plafon pinjaman. ii) fasilitas kredit investasi dalam jumlah pokok tidak melebihi USD 40.000.000, yang terdiri dari: a. fasilitas term loan 1 dalam jumlah tidak melebihi USD 31.500.000 dengan jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 1; b. fasilitas term loan 2 dalam jumlah tidak melebihi USD 7.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 2; dan 7 PT Surya Esa Perkasa Tbk. c. fasilitas term loan 3 dalam jumlah tidak melebihi USD 1.500.000 dengan jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 3. Tingkat suku bunga kredit investasi tersebut di atas adalah sebesar 3,75% per tahun ditambah 3-bulan SIBOR atau 1,5% per tahun ditambah cost of fund Bank dalam USD. Fasilitas kredit investasi dikenai biaya provisi (facility fee) sebesar 1,0% flat yang wajib dibayar selambat-lambatnya sejak pemakaian/penarikan fasilitas term loan 1, 2 dan 3. Tujuan penggunaan fasilitas ini adalah untuk: i) akuisisi 60% saham dalam PT Panca Amara Utama (PAU); ii) membiayai kembali pinjaman pemegang saham Perseroan sebelum TAS dan RT menjadi pemegang saham Perseroan yang dipergunakan oleh Perseroan selama pembangunan proyek; dan iii) membiayai modal kerja dan keperluan pembiayaan umum Perseroan. Fasilitas tersebut di atas dijamin dengan: i) 3 bidang tanah milik Perseroan yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir; ii) mesin dan peralatan Perseroan; iii) tagihan yang dimiliki Perseroan kepada Pertamina; iv) tagihan klaim asuransi; v) off take contracts Perseroan; vi) seluruh saham Perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan; vii) seluruh saham yang dimiliki oleh pemegang saham PT Ogspiras Basya Pratama; viii) jaminan Perseroan yang diberikan oleh (i) PT Surya Kencana Prima, (ii) Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd, dan (iii) Northbrooks Universal Ltd.; dan ix) saham yang dimiliki Perseroan di PT Panca Amara Utama. Sehubungan dengan butir vi dan viii, berdasarkan surat UOB tanggal 5 Oktober 2011, (a) gadai saham dan (b) jaminan Perseroan dari Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. dan Northbrooks Universal Ltd. sudah dilepaskan oleh UOB dan akan digantikan dengan (a) gadai saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka dan (b) jaminan Perseroan dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal 30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan 59.400 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan 39.600 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 69 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 70 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Ramaduta Teltaka menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. Perseroan dapat melakukan pembayaran kembali dipercepat atas jumlah pokok yang terhutang, baik sebagian maupun seluruhnya tanpa dikenai denda dengan ketentuan sebagai berikut: a. Perseroan wajib memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada UOB dalam jangka waktu 30 hari sebelumnya; 8 PT Surya Esa Perkasa Tbk. b. jumlah pembayaran dipercepat minimum sebesar USD 1,000,000; dan c. pembayaran lebih awal untuk melunasi kewajiban pembayaran dari angsuran yang terakhir (inverse order of maturity). Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan dan berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011, jumlah utang bank jangka pendek yang masih terhutang adalah sebesar Rp 62.618.880.000,00. Sedangkan jumlah utang bank jangka panjang yang masih terhutang adalah sebesar Rp246.973.401.970,00. Tidak ada hubungan afiliasi antara Perseroan dengan UOB. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam & LK Nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,65% dari nilai Penawaran Umum Perdana yang meliputi: No Uraian 1. Biaya Jasa Penjamin Pelaksana Emisi 2. 3. Jumlah - Management fee 1,75% - Underwriting fee 0,50% - Selling fee 0,50% Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal - Akuntan Publik 0,67% - Konsultan Hukum 0,83% - Notaris 0,05% - Biro Administrasi Efek 0,06% - Penilai Independen 0,06% Biaya Lain-lain - Biaya publikasi iklan, cetakan dan lain-lain 0,23% Jumlah 4,65% Sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.4 Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana ini secara berkala kepada Bapepam & LK dan akan mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut kepada para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Perseroan. Apabila penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana ini akan diubah, maka rencana perubahan tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam & LK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Perseroan. Penggunaan dana dalam bentuk pembayaran utang ke UOB bukan termasuk dalam definisi “Transaksi” sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1. dan Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2. Dalam hal di kemudian hari, dana tersebut akan digunakan untuk transaksi yang mengandung unsur transaksi material, atau benturan kepentingan atau transaksi afiliasi, maka Perseroan akan memenuhi Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1 atau Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2. 9 PT Surya Esa Perkasa Tbk. III. PERNYATAAN HUTANG Pernyataan hutang berikut diambil berdasarkan Laporan Keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan mempunyai kewajiban seluruhnya berjumlah Rp 368.052 juta dengan perincian lebih lanjut adalah sebagai berikut: KEWAJIBAN (dalam Rupiah) Keterangan Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Utang usaha kepada pihak berelasi 4.786.945.934 Utang lain-lain -Pihak-pihak berelasi - -Pihak ketiga 6.160.861.524 Utang Pajak 29.965.044.775 Biaya yang masih harus dibayar 14.161.865.364 Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun -Utang kepada pihak-pihak berelasi - -Utang bank 62.618.880.000 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 117.693.597.597 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun -Utang kepada pihak-pihak berelasi - -Utang bank 246.973.401.970 Imbalan pasca kerja 3.384.592.220 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 250.357.994.190 Jumlah Liabilitas 368.051.591.787 1. Utang Usaha Utang usaha kepada pihak berelasi yang merupakan kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 4.786.945.934. Utang usaha tersebut seluruhnya adalah utang kepada OBP, pihak berelasi, sehubungan dengan pembelian bahan baku gas. 2. Utang Lain-lain Pada tanggal 31 Juli 2011, saldo utang lain lain adalah sebesar Rp 6.160.861.524 yang seluruhnya merupakan utang lain-lain pihak ketiga, dengan perincian sebagai berikut : (dalam Rupiah) Keterangan Jumlah PT Binasarana Kharismajaya 5.113.800.000 PT Harindo Putra Jaya 625.808.960 PT Pertamina Gas (Pertagas) 135.553.558 PT Trakindo Utama 73.360.625 CV Afzarki Permata Abadi 65.380.000 Lain-lain 146.958.381 Utang lain-lain pihak ketiga 6.160.861.524 10 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 3. Biaya yang masih harus dibayar 31 Juli 2011 Rp Jasa profesional Bunga Beban pemasaran Bonus Riset dan pengembangan Jasa manajemen Lain-lain Jumlah 2010 Rp 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp 9.358.800.000 896.016.447 433.508.000 653.959.250 2.819.581.667 309.587.948 2.491.549.770 14.160.825.000 1.121.073.000 17.982.000.000 1.762.835.863 2.031.830.601 949.407.558 7.794.730.604 1.114.128.773 258.429.855 7.028.175.405 806.018.592 7.373.402.497 14.161.865.364 39.859.702.182 9.858.266.935 15.466.026.349 Utang Pajak Utang pajak pada tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 29.965.044.775 dengan rincian sebagai berikut: (dalam Rupiah) Keterangan Jumlah Pajak Penghasilan Badan 10.638.993.918 Pajak Penghasilan PPh Pasal 4 ayat 2 12.474.000 PPh Pasal 21 32.686.133 PPh Pasal 23 74.885.908 PPh Pasal 25 2 .386.782.479 PPh Pasal 26 16.819.222.337 Jumlah Utang Pajak 29.965.044.775 4. Utang Bank Pada tanggal 31 Juli 2011, saldo utang Bank Perseroan adalah sebesar Rp 313.094.400.000. Jumlah tersebut merupakan bagian dari fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari UOB (d/h Bank UOB Buana) dengan jumlah maksimum sebesar USD 43 juta. Rincian utang Bank Perseroan adalah sebagai berikut: Jumlah maksimum fasilitas US$ 31 Juli 2011 Fasilitas yang sudah digunakan US$ Setara dengan Rp Fasilitas kredit modal kerja Fasilitas kredit investasi Fasilitas Term Loan (TL) 1 Fasilitas Term Loan (TL) 2 Fasilitas Term Loan (TL) 3 3.000.000 - - 31.500.000 7.000.000 1.500.000 29.800.000 7.000.000 - 253.538.400.000 59.556.000.000 - Jumlah 43.000.000 36.800.000 313.094.400.000 Bagian jangka pendek Fasilitas TL 1 Fasilitas TL 2 (50.707.680.000) (11.911.200.000) Jumlah pinjaman bagian jangka pendek Biaya provisi bank (62.618.880.000) (3.502.118.030) Jumlah pinjaman bagian jangka panjang - Bersih 246.973.401.970 11 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Fasilitas Kredit Modal Kerja Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan yang terdiri dari fasilitas promes (promissory note) sebesar USD 1.000.000 dan fasilitas garansi bank sebesar USD 2.000.000. Pada tanggal laporan keuangan, saldo fasilitas tersebut di atas adalah nihil. Fasilitas Kredit Investasi Fasilitas TL1 Fasilitas ini digunakan untuk membiayai akuisisi 60% saham PAU. Fasilitas TL2 Fasilitas ini digunakan untuk membayar kembali utang kepada pemegang saham yang telah digunakan untuk membangun pabrik LPG, mesin dan peralatan yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Bunga kredit Fasilitas TL1 dan TL2 adalah tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,75 % per tahun ditambah 3-Bulan SIBOR (3-Month Singapore Inter Bank Offered Rate) yang berlaku; atau 1,5% per tahun ditambah biaya modal U.S. Dollar yang dikeluarkan oleh Bank UOB. Pembayaran pokok utang Fasilitas TL 1 dan 2 akan dilakukan dengan 20 (dua puluh) jumlah pembayaran yang sama, dimulai pada hari terakhir bulan ketiga setelah penggunaan pertama dari masing-masing Fasilitas TL1 dan 2. Pinjaman dari UOB dijamin dengan aset Perseroan dan pihak-pihak berelasi, antara lain: i. 3 bidang tanah milik Perseroan yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir; ii. bangunan, mesin dan peralatan dengan penyerahan secara fidusia; iii. piutang usaha dengan penyerahan secara fidusia; iv. klaim asuransi dengan penyerahan secara fidusia; v. saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (“IIPL”) dalam Perseroan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; vi. saham Northbrooks Universal Ltd. (“NUL”) dalam Perseroan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; vii. saham PT Surya Kencana Prima (“SKP”) dalam OBP dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; viii. saham Perseroan dalam PAU dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak ditarik kembali; dan ix. jaminan korporat (corporate guarantee) dari SKP, IIPL dan NUL. Sehubungan dengan butir v, vi dan ix, berdasarkan surat UOB tanggal 5 Oktober 2011, (a) gadai saham dan (b) jaminan korporat dari IIPL dan NUL sudah dilepaskan oleh UOB dan akan digantikan dengan (a) gadai saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka dan (b) jaminan korporat dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal 30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan 59.400 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan 39.600 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 69 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. 12 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 70 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Ramaduta Teltaka menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya, Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. Perjanjian dari fasilitas pinjaman di atas memuat beberapa persyaratan, antara lain, Perseroan harus menjaga rasio keuangan tertentu dan Perseroan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan berikut tanpa persetujuan tertulis dari UOB: i. mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran hutang, membubarkan dan melakukan atau untuk dilakukan penggabungan usaha (merger), akuisisi, peleburan usaha (konsolidasi), pemisahan usaha (spin off); ii. melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru di dalam Perseroan lain, membuat anak perusahaan kecuali untuk rencana atau badan usaha yang sudah diungkapkan dalam Perjanjian ini; iii. menggadaikan saham Perseroan atau efek bersifat utang baik di dalam maupun di pasar modal; iv. mengalihkan hak dan kewajiban Perseroan berdasarkan Perjanjian ini, kecuali kegiatan operasional normal sehari-hari yang wajar; v. mengubah usaha bisnis yang dijalankan saat ini; vi. melakukan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yaitu maksud dan tujuan, penurunan modal dan perubahan kepemilikan saham pengendali; vii. memberikan jaminan Perseroan kepada pihak lain. viii. Canopus Petroleum Inc. (CPI) dan asosiasinya akan menjaga kepemilikan dalam Perseroan secara langsung maupun tidak langsung melalui IIPL dan PT Akraya Internasional akan tetap mengelola manajemen Perseroan; ix. Perseroan boleh membayar dividen hanya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan; x. Initial Public Offering (IPO), listing dan/atau aktivitas penggalangan dana yang telah dapat diperkirakan atas Perseroan dan/atau afiliasinya; dan xi. kontrak gas antara Pertamina dan OBP akan dialihkan ke Perseroan dalam jangka waktu enam (6) bulan setelah tanggal perjanjian pinjaman ditandatangani. Sehubungan dengan butir viii, berdasarkan surat dari UOB tanggal 5 Oktober 2011, UOB, setuju untuk mengubah ketentuan butir viii tersebut menjadi meminta agar Bapak Garibaldi Thohir dan assosiasinya menjaga kepemilikan saham dalam Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui TAS dan PT Akraya International akan melanjutkan menjaga manajemen Perseroan sesuai perjanjian manajemen yang saat ini ada. 5. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumsi penilaian di bawah: Tingkat diskonto per tahun : 8% Tingkat kenaikan gaji per tahun : 15% Tingkat mortalitas : 100% TMI2 Tingkat morbiditas : 5% TMI2 Usia pensiun normal : 55 tahun Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut di atas adalah 5% per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun. 13 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Jumlah liabilitas yang disajikan di posisi keuangan yang timbul dari obligasi Perseroan sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: (dalam Rupiah) Keterangan Nilai kini liabilitas tidak didanai Kerugian aktuarial tidak diamortisasi Jumlah Jumlah 4.468.860.533 (1.264.268.313) 3.384.592.220 Saldo awal periode 2.423.053.166 Beban periode berjalan Pembayaran manfaat Saldo Akhir Periode 961.539.054 3.384.592.220 Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumi penilaian dibawah ini: 31 Juli Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Tingkat mordibitas Proporsi pensiun normal Usia pensiun normal 31 Desember 2011 2010 (Tidak diaudit) 2010 2009 2008 8,00% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 8,75% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 8,75% 15.00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 10,50% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 12,00% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut di atas adalah 5% per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun. Tanggal laporan penilaian aktuaria terakhir adalah 30 September 2011 untuk periode 31 Juli 2011, yang dilakukan oleh Padma Radya Aktuaria. Periode penilaian dilakukan pada saat pengeluaran laporan keuangan Perseroan yang diaudit. Manajemen Perseroan menyatakan bahwa sejak tanggal laporan auditor independen sampai dengan tanggal Efektif, Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban dan ikatan-ikatan lain yang jumlahnya material selain yang telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam Prospektus ini, kecuali hutang usaha yang muncul dari kegiatan operasional Perseroan. Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aktiva dan kewajiban serta peningkatan hasil operasi di masa yang akan datang, Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan dan jangka waktu sebagaimana mestinya. Sehubungan dengan kewajiban-kewajiban yang telah diungkapkan tersebut di atas, manajemen Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat negative covenants yang dapat merugikan hak-hak Pemegang Saham publik. 14 PT Surya Esa Perkasa Tbk. IV.ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. 1. Pendahuluan Perseroan berdiri sejak tahun 2006 dengan nama PT Surya Esa Perkasa dan berlokasi di Jakarta, Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat. Berdasarkan data yang diperoleh Perseroan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (”ESDM”) c.q. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (”Ditjen Migas”), saat ini Perseroan adalah pemilik kilang LPG swasta terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi LPG sebesar 113 MT per hari, dan Kondensat 424 bbl per hari. 2. Hasil Kegiatan Usaha Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan berupa Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Laporan Posisi Keuangan Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli 31 Desember 2011 Aset Lancar 2010 2009 2008 96.721 188.830 84.436 85.317 Aset Tidak Lancar 377.170 122.200 141.293 167.009 Jumlah Aset 473.891 311.030 225.729 252.326 Liabilitas Jangka Pendek 117.694 120.969 66.295 102.906 Liabilitas Jangka Panjang 250.358 2.423 57.449 105.689 Jumlah Liabilitas 368.052 123.392 123.744 208.595 Ekuitas 105.839 187.638 101.985 43.731 Jumlah Liabilitas & Ekuitas 473.891 311.030 225.729 252.326 Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli 2011 31 Desember 2010 2010 2009 2008 238.748 168.281 310.022 206.938 238.212 64.883 59.726 131.152 96.155 98.181 173.865 108.555 178.870 110.783 140.031 (1.714) (2.759) (20.778) (3.411) (5.815) (65.325) (7.905) (31.512) (16.613) (13.720) 281 42 362 305 125 Beban bunga dan Keuangan Penghasilan Bunga (4.672) (7.409) (12.442) (19.043) (21.114) (Rugi) laba selisih kurs - bersih (3.598) (208) (59) 11.672 (16.178) (Kerugian) keuntungan lain-lain (95) (171) 65 (2.253) (8.807) Laba sebelum pajak 98.742 90.145 114.506 81.440 74.522 Jumlah Laba Rugi Komprehensif 73.934 67.447 85.653 58.253 51.315 121.604 112.375 151.524 115.477 145.081 EBITDA 15 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 2.1.Penjualan Berikut adalah perincian penjualan Perseroan dari tahun ke tahun. (dalam jutaan Rupiah) Keterangan - LPG - Kondensat - Propana Total 31 Juli 2011 31 Desember 2010 2010 2009 2008 178.008 127.400 232.150 151.111 178.793 60.574 40.831 77.821 55.690 59.167 166 50 51 137 252 238.748 168.281 310.022 206.938 238.212 Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 238.748 juta, meningkat sebesar Rp 70.467 juta atau 41,87% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 168.281 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata LPG pada Juli 2011 sebesar USD 842/MT dibandingkan dengan Juli 2010 sebesar USD 674/MT dan peningkatan harga jual rata-rata Kondensat Juli 2011 sebesar USD 76,45/bbl dibandingkan Juli 2010 sebesar USD 54,63/ bbl. Selain peningkatan harga jual rata-rata, kenaikan penjualan juga disebabkan oleh peningkatan volume penjualan LPG pada Juli 2011 sebesar 24.318 MT dibandingkan Juli 2010 sebesar 20.677 MT atau sebesar 17,61% dan peningkatan volume penjualan Kondensat pada Juli 2011 sebesar 92.310 bbl dibandingkan Juli 2010 sebesar 81.664 bbl atau sebesar 13,03%. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Perseroan memperoleh kenaikan penjualan sebesar 49,81% atau Rp 103.084 juta yaitu dari Rp 206.938 juta di tahun 2009 menjadi Rp 310.022 juta di tahun 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena peningkatan produksi produk utama Perseroan (LPG dan Kondensat) yang mengakibatkan peningkatan volume penjualan LPG sebesar 21,46% dari 30.758 MT di tahun 2009 menjadi 37.360 MT di tahun 2010 dan peningkatan volume penjualan Kondensat sebesar 5,43% dari 140.790 bbl di tahun 2009 menjadi 148.429 bbl di tahun 2010. Selain itu, juga terjadi peningkatan harga jual rata-rata LPG sebesar 42,49% dari USD 480/MT di tahun 2009 menjadi USD 685/MT di tahun 2010 dan peningkatan harga jual rata-rata Kondensat sebesar 50,95% dari USD 36/bbl di tahun 2009 menjadi USD 54/bbl di tahun 2010. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 13,13% atau Rp 31.274 juta yaitu dari Rp 238.212 juta di tahun 2008 menjadi Rp 206.938 juta di tahun 2009. Penurunan ini terutama disebabkan oleh karena penurunan harga jual rata-rata LPG sebesar 35,33% dari USD 743/MT di tahun 2008 menjadi USD 480/MT di tahun 2009 serta penurunan harga jual rata-rata Kondensat sebesar 48,39% dari USD 70/bbl di tahun 2008 menjadi USD 36/bbl di tahun 2009. Namun dari sisi produksi terjadi peningkatan, sehingga terjadi kenaikan volume penjualan LPG sebesar 23,23% dari 24.961 MT di tahun 2008 menjadi 30.758 MT di tahun 2009 serta kenaikan volume penjualan Kondensat sebesar 39,51% dari 100.915 bbl di tahun 2008 menjadi 140.790 bbl di tahun 2009. 2.2. Harga Pokok Penjualan Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Harga pokok penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 64.883 juta, meningkat sebesar Rp 5.157 juta atau 8,63% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 59.726 juta. Peningkatan harga pokok penjualan tersebut tidak sesignifikan peningkatan penjualan karena harga pasokan gas sudah ditetapkan selama lima tahun dalam kontrak, sedangkan harga penjualan berfluktuasi mengikuti harga pasar. Selain itu dengan semakin stabilnya proses produksi kilang Perseroan menyebabkan factory overhead semakin kecil sehingga Perseroan dapat menekan harga pokok penjualan. Laba kotor mengalami peningkatan sebesar 60,16% atau Rp 65.310 juta dari Rp 108.555 juta di periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 menjadi Rp 173.865 juta di tahun 2011. Peningkatan signifikan pada 16 PT Surya Esa Perkasa Tbk. laba kotor ini terutama disebabkan oleh baik peningkatan volume penjualan maupun harga jual rata-rata seluruh lini produksi. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Harga pokok penjualan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 36,40% atau Rp 34.997 juta dari Rp 96.155 juta di tahun 2009 menjadi Rp 131.152 juta di tahun 2010. Peningkatan harga pokok penjualan ini terutama dikarenakan meningkatnya volume penjualan LPG sebesar 21,46% dari 30.758 MT di tahun 2009 menjadi 37.360 MT di tahun 2010 dan peningkatan volume penjualan Kondensat sebesar 5,43% dari 140.790 bbl di tahun 2009 menjadi 148.429 bbl di tahun 2010. Laba kotor mengalami peningkatan sebesar 61,46% atau Rp 68.087 juta dari Rp 110.783 juta di tahun 2009 menjadi Rp 178.870 juta di tahun 2010. Peningkatan laba kotor ini terutama disebabkan peningkatan penjualan hampir di seluruh lini produk Perseroan. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Harga pokok penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 2,06% atau Rp 2.026 juta dari Rp 98.181 juta ditahun 2008 menjadi Rp 96.155 juta di tahun 2009. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya efisiensi pemakaian gas bumi sejalan dengan semakin stabilnya proses produksi Perseroan, walaupun sebenarnya dari sisi volume penjualan LPG terjadi kenaikan sebesar 23,23% dari 24.961 MT di tahun 2008 menjadi 30.758 MT di tahun 2009 serta terjadi kenaikan volume penjualan Kondensat sebesar 39,51% dari 100.915 bbl di tahun 2008 menjadi 140.790 bbl di tahun 2009. Laba kotor mengalami penurunan sebesar 20,89% atau Rp 29.248 juta dari Rp 140.031 juta di tahun 2008 menjadi Rp 110.783 juta di tahun 2009. Meskipun penurunan penjualan Perseroan hanya 13,13%, namun penurunan laba kotor jauh lebih besar yaitu 20,89%. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penurunan harga pasar gas dunia, sementara harga pokok penjualan turun relatif kecil (2,06%). Grafik Pertumbuhan Penjualan dan Harga Pokok Penjualan 31 Juli 2011 & 2010, 31 Desember 2010, 2009 & 2008 Penjualan PokokPenjualan Penjualan miliar) Penjualan&&Harga Harga Pokok (Rp(Rp miliar) 310.0 238.7 206.9 2009 1 tahun 168.3 131.2 96.2 64.9 59.7 2010 1 tahun Penjualan Juli 2010 Juli 2011 7 bulan 7 bulan Harga Pokok Penjualan 2.3. Beban Usaha (Beban Penjualan dan Beban Umum – Administrasi) Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Jumlah beban penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 1.714 juta, menurun sebesar Rp 1.045 juta atau 37,87% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 2.759 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan mengeluarkan biaya studi pemasaran, dan tidak lagi terjadi di tahun 2011. Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 65.325 juta, meningkat sebesar Rp 57.420 juta atau 726,38% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 7.905 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2011 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional yang merupakan biaya konsultasi keuangan dalam rangka akuisisi saham PAU dan LIU. 17 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Jumlah beban penjualan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 20.778 juta, meningkat sebesar Rp 17.367 juta atau 509,15% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 3.411 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan mengeluarkan biaya studi pemasaran. Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 31.512 juta, meningkat sebesar Rp 14.899 juta atau 89,68% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 16.613 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional yang merupakan biaya technical advisory dalam rangka peningkatan kapasitas produksi kilang. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Jumlah beban penjualan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 3.411 juta, menurun sebesar Rp 2.404 juta atau 41,34% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 5.815 juta. Hal ini disebabkan pada tahun 2008 Perseroan masih baru beroperasi dan melakukan aktifitas pemasaran yang lebih intensif dibandingkan pada tahun 2009. Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 16.613 juta, meningkat sebesar Rp 2.893 juta atau 21,09% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 13.720 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2009 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional dalam rangka konsultasi hukum. 2.4. Penghasilan Bunga dan Beban bunga dan keuangan Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 281 juta, meningkat sebesar Rp 239 juta atau 569,04% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 42 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2011 Perseroan memperoleh bunga atas deposito. Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 4.672 juta, menurun sebesar Rp 2.737 juta atau 36,94% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 7.409 juta. Hal tersebut disebabkan pada awal tahun 2011 Perseroan sudah tidak lagi memiliki pinjaman bank yang telah dilunasi pada pertengahan tahun 2010. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 362 juta, meningkat sebesar Rp 57 juta atau 18,68% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 305 juta. Hal ini disebabkan oleh adanya penghasilan bunga deposito pada tahun 2010, dimana pada tahun 2009 Perseroan belum memiliki saldo deposito. Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 12.442 juta, menurun sebesar Rp 6.601 juta atau 34,66% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 19.043 juta. Hal tersebut disebabkan pada pertengahan tahun 2010 Perseroan telah melunasi seluruh pinjaman bank. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 306 juta, meningkat sebesar Rp 181 juta atau 144,80% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 125 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan pada tahun 2009 yang meningkatkan saldo giro Perseroan. Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 19.043 juta, menurun sebesar Rp 2.071 juta atau 9,81% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 21.114 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2009 Perseroan melakukan pembayaran kembali sebagian pinjaman banknya. 18 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 2.5. Jumlah Laba Komprehensif Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Jumlah laba komprehensif Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 73.934 juta, meningkat sebesar Rp 6.487 juta atau 9,62% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 67.447 juta. Persentase peningkatan laba tersebut relatif tidak sejalan bila dibandingkan peningkatan Penjualan Perseroan sebesar 41,87%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan beban administrasi yang sangat besar yaitu sebesar Rp 57.420 juta atau 726.38% dibandingkan 31 Juli 2010 sebesar Rp 7.905 juta dikarenakan adanya biaya jasa profesional untuk akuisisi saham. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Pada tahun 2010, Perseroan membukukan jumlah laba komprehensif sebesar Rp 85.653 juta, atau meningkat sebesar Rp 27.400 juta atau naik 47,04% dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun 2009 sebesar Rp 58.253 juta. Kenaikan jumlah laba komprehensif ini yang signifikan ini terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan penjualan sebesar 49,81% atau Rp 103.084 juta yaitu dari Rp 206.938 juta di tahun 2009 menjadi Rp 310.022 juta di tahun 2010, sehubungan dengan peningkatan volume dan harga penjualan untuk produk LPG dan Kondensat. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Selama tahun 2009, jumlah laba komprehensif Perseroan adalah sebesar Rp 58.253 juta, atau meningkat sebesar Rp 6.938 juta atau naik 13,52% dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun 2008 sebesar Rp 51.315 juta. Meningkatnya jumlah laba komprehensif tahun 2009 terutama disebabkan oleh karena adanya penurunan beban lain lain yang cukup signifikan (terkait dengan apresiasi kurs Rupiah terhadap USD dimana Perseroan memiliki posisi liabilitas moneter bersih) sebesar 79,73% atau perubahan sebesar Rp 36.655 juta dari Rp 45.973 juta di tahun 2008 menjadi Rp (9.318) juta di tahun 2009. Selain itu sebagai tambahan informasi, dari peraturan perpajakan juga terjadi penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan, yaitu dari 30% di tahun 2008 menjadi 28% di tahun 2009 dan menjadi 25% di tahun 2010. Grafik Pertumbuhan Jumlah Laba Komprehensif 31 Juli 2011 & 2010, 31 Desember 2010, 2009 & 2008 Laba Komprehensif (Rp miliar) 3. PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS 3.1. Pertumbuhan Jumlah Aset Pada 31 Juli 2011, Aset Perseroan berjumlah Rp 473.891 juta. Komposisi terbesar pada aset Perseroan berupa uang muka investasi saham pada LIU, yaitu sebesar Rp 262.642 juta yang mencapai hampir 55,42% dari total aset Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah Aset Perseroan masing-masing berjumlah Rp 311.030 juta, Rp 225.729 juta, dan Rp 252.326 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah Aset meningkat signifikan sebesar Rp 85.301 juta atau 37,79% dibanding dengan akhir tahun 2009 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo kas dan setara kas sebesar Rp 52.219 juta serta peningkatan saldo piutang usaha sebesar Rp 47.742 juta. 19 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah Aset menurun sebesar Rp 26.597 juta atau 10,54% dibanding dengan akhir tahun 2008 yang terutama disebabkan oleh karena adanya penurunan saldo kas dan setara kas sebesar Rp 10.186 juta serta penurunan saldo bersih aset tetap sebesar Rp 26.600 juta sejalan dengan adanya beban penyusutan. 3.2. Pertumbuhan Jumlah Liabilitas Pada 31 Juli 2011, Liabilitas Perseroan berjumlah Rp 368.052 juta. Komposisi terbesar liabilitas Perseroan terutama berasal dari akun utang bank jangka panjang sebesar Rp 246.973 juta atau 67,10% dari total liabilitas Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, liabilitas Perseroan masing-masing berjumlah Rp 123.392 juta, Rp 123.744 juta, dan Rp 208.595 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah liabilitas Perseroan relatif tidak berubah dibanding dengan akhir tahun 2009, meskipun terjadi perubahan komposisi yang signifikan pada akun liabilitas jangka pendek dan jangka panjang Perseroan. Pada 31 Desember 2010, liabilitas jangka pendek Perseroan meningkat Rp 54.674 juta atau 82,47% dan sebaliknya liabilitas jangka panjang Perseroan berkurang sebesar Rp 55.026 juta atau 95,78% dibandingkan 31 Desember 2009. Hal ini disebabkan adanya porsi hutang jangka panjang Perseroan yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah liabilitas Perseroan menurun sebesar Rp 84.851 juta atau 40,68% dibanding dengan akhir tahun 2008. Hal ini terutama disebabkan oleh pelunasan hutang pada akun liabilitas jangka panjang. 3.3. Pertumbuhan Jumlah Ekuitas Pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah ekuitas Perseroan masing-masing berjumlah Rp 105.839 juta, Rp 187.638 juta, Rp 101.985 juta, dan Rp 43.731 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp 85.653 juta atau 83,99% dibandingkan tanggal 31 Desember 2009 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp 85.653 juta yang merupakan hasil jumlah laba komprehensif Perseroan pada tahun 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp 58.254 juta atau 133,21% dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp 58.254 juta yang merupakan hasil jumlah laba komprehensif Perseroan pada tahun 2009. Grafik Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 & 2008 Neraca Perseroan (Rp miliar) 20 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 4. Likuiditas 31 Juli Rasio 31 Desember 2011 2010 2009 2008 0,82 1,56 1,27 0,83 Likuiditas Likuiditas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang tercermin dari rasio antara aset lancar terhadap kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio tersebut, semakin tinggi kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 0,82x, 1,56x, 1,27x, dan 0,83x. Rasio likuiditas Perseroan selama tiga tahun terakhir terus meningkat dikarenakan adanya peningkatan jumlah aset lancar yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan jumlah kewajiban jangka pendek. Kenaikan jumlah aset lancar terutama diakibatkan karena adanya kenaikan saldo kas dan setara kas serta kenaikan saldo piutang usaha yang cukup signifikan. Hal tersebut menunjukkan kemampuan Perseroan yang semakin baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada 31 Juli 2011 rasio likuiditas Perseroan mengalami penurunan akibat adanya hutang lain-lain atas pembelian saham PAU dan LIU. Pada 31 Desember 2011, rasio likuiditas Perseroan diharapkan akan kembali meningkat, karena adanya rencana Perseroan untuk melakukan pelunasan hutang lain-lain tersebut. 5. Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah Aset (Debt to Asset Ratio) atau rasio Jumlah Kewajiban terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio). Rasio 31 Juli 31 Desember 2011 2010 2009 2008 Kewajiban/Aset (x) 0,78 0,40 0,55 0,83 Kewajiban/Ekuitas (x) 3,48 0,66 1,21 4,77 Debt to Asset dan Debt to Equity Ratio Perseroan pada 31 Juli 2011 adalah sebesar 0,78x dan 3,48x. Peningkatan signifikan Debt to Equity Ratio Perseroan pada 31 Juli 2011, disebabkan adanya pinjaman bank. Penurunan Debt to Asset Ratio pada 31 Desember 2010 dibandingkan 31 Desember 2009, terutama diakibatkan oleh penurunan pinjaman pihak ketiga yang disebabkan pelunasan seluruh hutang bank pada tahun 2010. Sedangkan penurunan signifikan Debt to Asset Ratio pada 31 Desember 2009 dibandingkan 31 Desember 2008, terutama diakibatkan oleh penurunan saldo hutang bank. Penurunan Debt to Equity Ratio pada 31 Desember 2010 dibandingkan 31 Desember 2009, terutama diakibatkan penurunan pinjaman pihak ketiga yang disebabkan oleh pelunasan seluruh hutang bank serta peningkatan saldo ekuitas pada tahun 2010. Sedangkan penurunan signifikan Debt to Equity Ratio pada 31 Desember 2009 dibandingkan 31 Desember 2008, diakibatkan oleh penurunan saldo hutang bank dan peningkatan saldo ekuitas pada tahun 2009. 6. Rasio-rasio aktivitas Rasio 31 Juli 31 Desember 2011 2010 2009 2008 Inventory Turn Over (x) 7,51 21,12 23,06 29,77 Inventory Days (hari) 27,95 17,05 15,61 12,09 Receivable Days (hari) 43,96 47,15 21,37 14,60 21 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Rasio Inventory Turn Over pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 7,51x, 21,12x, 23,06x, dan 29,77x. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus menurun secara signifikan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana sebelumnya rata-rata berkisar 21 – 29x menjadi 7x, yang disebabkan karena terjadinya kenaikan dalam persediaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan persediaan ini disebabkan karena kenaikan dari suku cadang dan perlengkapan pabrik yang naik secara signifikan Rasio Inventory Days (hari persediaan) pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 27,95 hari, 17,05 hari, 15,61 hari, dan 12,09 hari. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus meningkat secara signifikan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana sebelumnya rata-rata berkisar 12 – 17 hari menjadi 28 hari. Hal ini disebabkan oleh alasan yang sama dengan penyebab menurunnya rasio Inventory Turn Over, yaitu akibat kenaikan persediaan suku cadang dan perlengkapan pabrik secara signifikan. Rasio Receivable Days (hari piutang) pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 43,96 hari, 47,15 hari, 21,37 hari, dan 14,60 hari. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus meningkat secara signifikan, dimana dari tahun 2008 hingga tahun 2009 rata-rata berkisar 14 – 21 hari, menjadi 47 hari dan 44 hari pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini dikarenakan kenaikan nilai piutang, yang disebabkan adanya peningkatan penjualan Kondensat yang dikirimkan dengan kapal (shipment) yang memiliki syarat pembayaran selama 45 hari. 7. Perkembangan arus kas Berikut adalah ikhtisar laporan arus kas Perseroan pada periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, dan 2008. (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli Keterangan 31 Desember 2011 2010 2010 2009 2008 100.829 68.073 82.519 44.012 128.364 Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi (263.929) (2.336) (6.357) (1.053) (9.100) Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 97.919 (27.561) (23.943) (53.145) (51.256) (Penurunan) Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas (65.181) 38.176 52.218 (10.186) 68.008 Kas dan Setara Kas Awal Periode 112.127 59.908 59.908 70.094 2.087 Kas dan Setara Kas Akhir Periode 46.946 98.084 112.127 59.908 70.094 Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Operasi a. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 100.829 juta, meningkat sebesar Rp 32.756 juta atau 48,12% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 68.073 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan Perseroan. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 82.519 juta, meningkat sebesar Rp 38.507 juta atau 87,50% dibandingkan 31 Desember 2009 sebesar Rp 44.012 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan Perseroan serta berkurangnya pembayaran bunga dan beban keuangan. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 44.012 juta, menurun sebesar Rp 84.352 juta atau 65,71% dibandingkan 31 Desember 2008 sebesar Rp 128.364 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya penerimaan kas dari pelanggan Perseroan serta masih dalam tahap kompensasi atas pembayaran pajak. 22 PT Surya Esa Perkasa Tbk. b. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar (Rp 263.929) juta, meningkat signifikan sebesar Rp 261.593 juta atau 11.198,33% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar (Rp 2.336) juta yang disebabkan adanya akuisisi PT Luwuk Investindo Utama oleh Perseroan. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar (Rp 6.357) juta, meningkat sebesar Rp 5.304 juta atau 504,28% dibandingkan 31 Desember 2009 sebesar (Rp 1.053) juta yang disebabkan adanya pembelanjaan modal (capital expenditure) berupa pembelian tanah dan mesin produksi. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar (Rp 1.053) juta, menurun sebesar Rp 8.047 juta atau 88,43% dibandingkan 31 Desember 2008 sebesar (Rp 9.100) juta. Hal ini disebabkan adanya pembelanjaan modal (capital expenditure) berupa pembelian mesin produksi pada tahun 2008. c. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 Perseroan memperoleh kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 97.919 juta, dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010, dimana Perseroan menggunakan kas bersih untuk aktivitas pendanaan sebesar (Rp 27.561) juta. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada 31 Juli 2011 terutama diperoleh dari pinjaman bank. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar (Rp 23.943) juta, menurun sebesar Rp 29.202 juta atau 54,95% dibandingkan 31 Desember 2009 sebesar (Rp 53.145) juta. Hal ini disebabkan berkurangnya kewajiban pembayaran utang bank sejalan dengan turunnya saldo pinjaman bank. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar (Rp 53.145) juta, meningkat sebesar Rp 1.889 juta atau 3,69% dibandingkan 31 Desember 2008 sebesar (Rp 51.256) juta. Hal ini disebabkan adanya pelunasan pinjaman bank yang jatuh tempo pada tahun 2009. 8. Imbal Hasil Aset dan Imbal Hasil Ekuitas a. Imbal Hasil Aset (Return on Asset) Imbal Hasil Aset ini memberikan indikasi efektifitas Perseroan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Imbal Hasil Aset diukur dengan rasio antara laba (rugi) komprehensif dengan Aset. Imbal hasil Aset Perseroan tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar 15,60%. Sedangkan imbal hasil Aset per tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 27,54%, 25,81%, dan 20,34%. Dilihat dari rasio ini, imbal hasil Aset Perseroan selama tiga tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah laba komprehensif Perseroan dari tahun ke tahun. b. Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity) Imbal Hasil Ekuitas mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. Imbal Hasil ini diukur dengan rasio antara laba (rugi) komprehensif terhadap modal sendiri. Imbal Hasil Ekuitas pada 31 Juli 2011 adalah sebesar 69,86%. Sedangkan Imbal Hasil Ekuitas pada 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 45,65%, 57,12%, dan 117,34%. Dilihat dari rasio ini, imbal hasil pada ekuitas selama tiga tahun terus mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan saldo ekuitas karena peningkatan jumlah laba komprehensif Perseroan dari tahun ke tahun serta belum adanya pembagian dividen kepada pemegang saham. 23 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 9. Pembelanjaan modal (CAPITAL EXPENDITURE) Pada periode tujuh bulan 2011, Perseroan melakukan pembelian mesin dan peralatan pabrik sebesar Rp 1.267 juta dan peralatan kantor dan perabot sebesar Rp 302 juta. Pada tahun 2010, Perseroan melakukan pembelian tanah sebesar Rp 2.149 juta yang berlokasi di Jalan Raya Palembang-Indralaya KM 17, perbaikan sarana bangunan kantor sebesar Rp 428 juta, mesin dan peralatan pabrik sebesar Rp 3.470 juta, serta perlengkapan dan peralatan kantor dan peralatan transportasi sebesar Rp 672 juta. Pada tahun 2009, Perseroan melakukan pembelian mesin dan peralatan pabrik Rp 1.112 juta, perbaikan bangunan Rp 23 juta, serta perlengkapan, peralatan kantor dan perabot sebesar Rp 223 juta. Pada tahun 2008, Perseroan melakukan pembelanjaan modal terbesar, yaitu untuk mesin dan peralatan pabrik sebesar Rp 8.655 juta dan peralatan transportasi sebesar Rp 570 juta. Seluruh pembelanjaan modal selama periode tersebut di atas menggunakan dana Perseroan. 10. Estimasi Akuntansi Penting Perseroan mempunyai estimasi akuntansi penting untuk hal-hal di bawah ini, antara lain: Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perseroan mengukur penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Untuk menentukan apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, membuat pertimbangan apakah terdapat bukti objektif atas kejadian kerugian tersebut. Perseroan juga membuat pertimbangan untuk metodologi dan asumsi untuk mengestimasi jumlah dan waktu dari penerimaan kas di masa datang yang ditelaah secara rutin untuk mengurangi selisih antara estimasi kerugian dan kerugian aktual. Penyisihan Keusangan Persediaan Perseroan tidak membuat penyisihan persediaan usang karena Perseroan yakin bahwa seluruh persediaan akan digunakan pada masa mendatang. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perseroan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perseroan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap. Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perseroan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perseroan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan. 11.perubahan EKONOMI penting, PASAR, atau kebijakan pemerintah yang mempengaruhi penjualan Kebijakan Pemerintah yang melakukan konversi pemakaian minyak tanah menjadi gas LPG pada tahun 2007 ikut mempengaruhi prospek usaha Perseroan secara signifikan, dimana sebelumnya perkembangan industri kilang LPG tidak sepesat seperti saat setelah diterapkannya kebijakan tersebut. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah kilang LPG Pemerintah maupun swasta yang menjadi kompetitor Perseroan, dan masing-masing kilang LPG tersebut termasuk Perseroan meningkatkan kapasitas produksinya secara signifikan untuk memenuhi kenaikan permintaan konsumen yang beralih dari minyak tanah ke LPG. 24 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 12. Ikatan-ikatan material Sesuai dengan Laporan Keuangan, Perseroan memiliki beberapa ikatan yang mempengaruhi peningkatan ataupun penurunan likuiditas di masa yang akan datang, antara lain: a. Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perseroan menandatangani JOA dengan OBP. OBP memiliki izin yang diperlukan untuk mengoperasikan rencana kilang LPG untuk produksi LPG (Propana dan Butana), Kondensat, dan OBP memperoleh kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina selama 15 tahun berikutnya atau sampai pengiriman kuantitas jumlah kontrak terpenuhi. Perseroan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan pabrik kilang LPG. Perseroan dan OBP bersama-sama mengoperasikan dan menjalankan bisnis LPG. Kedua pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina dengan OBP akan diproses di kilang LPG Perseroan. JOA telah diubah pada tanggal 20 September 2007 dan 28 Desember 2008. Perseroan memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan kelangsungan hubungan kontrak tersebut, karena OBP adalah pihak yang terafiliasi, dimana pemegang saham OBP juga merupakan pemegang saham tidak langsung dari Perseroan. Selain itu di dalam JOA juga secara tegas menyatakan bahwa OBP akan mengupayakan agar Perseroan ditunjuk sebagai pihak dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP. b. Pada tanggal 14 Agustus 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan LPG dengan Pertamina. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan setiap harinya untuk memasok sejumlah 110 MT atau jumlah kontrak tahunan 36.300 MT; jumlah kuantitas kontrak 108.900 MT. Perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kuantitas kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya, perjanjian ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 14 Agustus 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun. Perseroan berkeyakinan bahwa perjanjian ini akan terus diperpanjang mengingat kebutuhan akan LPG dalam negeri yang masih tinggi dan diperkirakan masih melebihi kemampuan produksi domestik. c. Pada tanggal 12 Desember 2007, Perseroan juga menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Harindo Putra Jaya yang penjualannya dilakukan dalam U.S. Dollar per barel ICP-SLC yang ditentukan per bulan. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 150 bbl atau jumlah kontrak setahun 49.500 bbl, jumlah kuantitas kontrak adalah 148.500 bbl. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kontrak telah terpenuhi. Pada tanggal 13 Desember 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun berdasarkan perjanjian No 124/SEP-CT-HO/XII/10. d. Pada tanggal 21 Juli 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Bumi Putra Maju yang penjualannya dilakukan dalam U.S. Dollar per barel ICP-SLC dan ditentukan secara bulanan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan Kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 100 bbl atau jumlah kontrak tahunan 33.000 bbl. Jumlah kuantitas kontrak adalah 148.500 bbl. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai jumlah semua kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya kesepakatan ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perseroan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. 13. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing Pada 31 Juli 2011, Perseroan memiliki kewajiban dalam mata uang asing yaitu sebesar USD 36,39 juta dalam bentuk hutang bank, USD 1,32 juta dalam bentuk biaya yang masih harus dibayar, serta USD 0,61 juta dalam bentuk hutang usaha dan hutang pembelian saham. Namun demikian dari sisi aset, Perseroan memiliki aset lancar dalam mata uang asing, yaitu kas dan setara kas sebesar USD 5,28 juta serta piutang usaha sebesar USD 4,17 juta. Walaupun Perseroan memiliki posisi kewajiban bersih dalam denominasi USD, namun hal tersebut tidak memberikan dampak perubahan nilai tukar mata uang asing yang negatif, mengingat Perseroan juga memiliki sumber pendapatan dalam USD. 14.Kebijakan Makro Ekonomi Serta Faktor Lainnya Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Bidang Industri Pada Umumnya Dan Secara Khusus Terhadap Perseroan a. Kondisi Makro dan Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2011 merupakan tahun penting bagi Indonesia untuk menjadi landasan mencapai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2025. Bersama Brasil, Rusia, India, dan China 25 PT Surya Esa Perkasa Tbk. (BRIC), Indonesia saat ini merupakan negara emerging market dengan potensi perekonomian yang besar. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6% mulai tahun 2011, PDB Indonesia akan senilai Rp 14.379 triliun (USD 1,4 triliun) pada 2025. Dengan PDB sebesar ini, Indonesia akan mulai beranjak menuju maju. Walaupun secara agregat prognosis PDB Indonesia pada tahun 2025 masih jauh di bawah Brasil, Rusia, India, dan China, namun karena beberapa negara maju mengalami pelemahan kinerja ekonomi menyebabkan Indonesia akan mulai masuk ke dalam struktur negara di dunia dengan perekonomian terbesar. Potensi besar ekonomi Indonesia di masa mendatang bisa terjadi karena di beberapa negara maju telah terjadi titik jenuh perekonomian yang terutama disebabkan investasi di dalam negeri mereka sudah tidak bisa memberikan return yang menarik. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia menyebabkan perekonomian dan investasi di Indonesia akan terus memanfaatkan pertumbuhan penduduk tersebut. Pasar yang begitu besar menjadi determinan penting penggerak investasi dan perekonomian. Walaupun pada satu sisi, jumlah penduduk yang begitu besar menjadi masalah tersendiri namun inilah salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia. b. Tren Ekonomi Indonesia 2011 Mempertimbangkan kondisi makro ekonomi selama 2010, baik di Indonesia maupun global membuat kondisi makro ekonomi Indonesia selama 2011 secara umum akan relatif kuat dengan kecenderungan menguat. Namun demikian, masalah politik yang terjadi di beberapa negara kawasan arab selama tiga bulan pertama di 2011 akan memberikan sedikit tekanan terhadap sisi fiskal Indonesia, di mana kenaikan harga minyak mentah dunia akan berpengaruh terhadap sisi belanja APBN. Tekanan harga minyak mentah yang disertai dengan peningkatan harga beberapa komoditas pangan di dalam negeri menyebabkan inflasi akan lebih tinggi daripada yang telah ditargetkan dalam APBN 2011 yang sebesar 5,3%. c. Pertumbuhan Ekonomi Di luar dua variabel tersebut, secara umum kondisi makro ekonomi Indonesia akan mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tumbuh lebih dari 6,3%. Dari sisi permintaan, komposisi pertumbuhan ekonomi masih memiliki tren yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Variabel konsumsi tetap akan memberikan kontribusi terbesar. Sedangkan variabel investasi dan net ekspor akan berada di posisi kedua dan ketiga. Sedangkan dari sisi penawaran, sektor perdagangan akan tetap mendominasi sekaligus mengalami pertumbuhan yang tertinggi. Sektor lainnya, terutama industri dan pertanian diprediksi mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan sektor perdagangan walaupun masih tumbuh jika dibandingkan dengan tahun 2010. d. Nilai Tukar Rupiah Untuk nilai tukar, diprediksi sepanjang 2011 Rupiah stabil di kisaran angka Rp 9.000 per USD. Prediksi nilai tukar Rupiah ini lebih bagus dibandingkan dengan asumsi nilai tukar dalam APBN 2011 yang sebesar Rp 9.300 per USD. Namun demikian, terdapat beberapa potensi yang membuat nilai tukar ini melemah jauh dari Rp 9.000 per USD. Pertama, pemulihan ekonomi global, terutama di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Uni Eropa akan menyebabkan dana yang ada di negara berkembang, termasuk di Indonesia akan kembali masuk ke negara-negara maju tersebut. Namun demikian, dilihat dari perbandingan fundamental return, negara-negara maju belum bisa memberikan return yang kompetitif atau lebih besar dari emerging market. Kedua, hedging yang dilakukan oleh beberapa pemain hedge fund besar berpotensi menyebabkan terjadinya capital outflow. e. BI Rate BI rate selama tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan rata-rata BI rate selama 2010, dari 6,75% menjadi 6,00%. Inflasi tahun 2012 diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan inflasi (y-o-y) tahun 2011, namun peningkatan ini tidak akan memberikan tekanan berarti pada keputusan BI untuk meningkatkan BI rate. Selama tahun 2012 diprediksi peningkatan BI rate maksimal hanya sampai 50 basis poin di angka 6,5%. Hal ini diprediksi tidak akan memberikan perbedaan signifikan terhadap fungsi intermediasi perbankan dibandingkan tahun 2011. Bahkan karena adanya regulasi baru dari BI tentang penalti bagi perbankan yang tidak bisa menyalurkan LDR lebih dari 78% akan membuat kinerja kredit perbankan akan lebih baik lagi. Namun demikian, hal ini tentu perlu penanganan khusus dari sisi potensi kenaikan NPL-nya. 26 PT Surya Esa Perkasa Tbk. f. Investment Outlook Selama 2010, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan utama investasi di dunia. Investasi portofolio di Indonesia selama 2010 merupakan salah satu investasi yang memberikan return tertinggi di dunia. IHSG selama 2010 tumbuh sebesar 46%, di mana per 2 Januari 2010 sebesar 2.534 dan pada saat penutupan tahun perdagangan 2010 menjadi sebesar 3.703. Kinerja cemerlang ini menjadikan IHSG merupakan indeks saham yang mengalami pertumbuhan tertinggi di wilayah Asia Pasifik. g. Mempertimbangkan apa yang terjadi selama 2010, diprediksi bahwa selama 2011 IHSG masih akan terus mengalami pertumbuhan. Walaupun demikian, koreksi IHSG yang terjadi selama dua bulan pertama 2010 masih akan terus terjadi sampai dengan Maret atau April 2011. Pada kisaran bulan ini, sebagian besar emiten akan mengeluarkan laporan tahunan 2010 dan diprediksi rata-rata kinerja emiten selama tahun 2010 relatif baik. Publikasi emiten ini akan menjadi faktor pendorong terjadinya rebound secara mayoritas saham-saham perusahaan publik di Indonesia. h. Harga minyak mentah Indonesia dan Internasional Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama bulan Agustus 2011 mencapai USD 111,67/bbl atau turun USD 5,48/bbl dari USD 117,15/bbl pada bulan Juli 2011. Sementara harga Minas/SLC mencapai USD 114,91/bbl, turun USD 4,12/bbl dari USD 119,03/bbl pada bulan sebelumnya. Penurunan harga minyak sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu memburuknya proyeksi perekonomian AS akibat tingginya hutang sehingga perlu disepakati adanya peningkatan limit hutang pemerintah Federal AS untuk menghindari gagal bayar. Hal ini tercermin dari indikator aktivitas bisnis, baik sektor manufaktur maupun non manufaktur, sehingga tingkat konsumsi individu mengalami penurunan. Selain itu, diturunkannya rating kredit AS oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (“S&P”) yang mengindikasikan jatuhnya tingkat kepercayaan atas kemampuan ekonomi AS dan berlarutnya krisis hutang zona Eropa yang mulai menyebar kepada kekuatan utama ekonomi Eropa seperti Prancis, Spanyol dan Italia. Berdasarkan publikasi International Energy Agency (“IEA”) dan Organization of Petroleum Exporting Countries (“OPEC”) bulan Agustus 2011, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menunjukkan penurunan dibandingkan proyeksi sebelumnya IEA merevisi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 1,2 juta bbl per hari atau turun 0,1 juta bbl per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat tingginya harga minyak dan melemahnya proyeksi ekonomi global. Sementara OPEC merevisi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 1,2 juta bbl per hari atau turun 0,15 juta bbl per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat rendahnya tingkat konsumsi BBM selama musim panas di AS (driving season). Faktor lain yang mempengaruhi harga minyak Agustus 2011 adalah meningkatnya pasokan minyak global setelah OPEC mampu meningkatkan produksinya hingga 30 juta bbl per hari pada bulan Juli 2011, khususnya atas usaha peningkatan produksi Arab Saudi dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga disebabkan menurunnya permintaan gasoline di China yang mengindikasikan melambatnya perekonomian China sebagai imbas memburuknya perekonomian global. Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Agustus 2011 dibandingkan Juli 2011: - WTI (Nymex) turun sebesar USD 11,12/bbl dari USD 97,34/bbl menjadi USD 86,22/bbl. - Brent (ICE) turun sebesar USD 7,00/bbl dari USD 116,74/bbl menjadi USD 109,74/bbl. - Tapis (Platts) turun sebesar USD 4,98/bbl dari USD 120,87/bbl menjadi USD 115,89/bbl. - Basket OPEC turun sebesar USD 5,30/bbl dari USD 111,62/bbl menjadi USD 106,32/bbl. 27 PT Surya Esa Perkasa Tbk. V. RISIKO USAHA Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor harus memperhatikan bahwa kegiatan usaha Perseroan akan sangat bergantung pada berbagai faktor eksternal yang berada di luar pengendalian Perseroan dan/atau manajemen Perseroan. Sebelum memutuskan kegiatan investasi, para calon investor harus secara hati-hati mempertimbangkan berbagai risiko dan pertimbangan investasi lainnya, termasuk berbagai risiko yang dikemukakan dalam Prospektus ini dan risiko-risiko lainnya yang mungkin belum tercakup. Semua risiko tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap Perseroan, kinerja usaha dan keuangan Perseroan dan kinerja dan/ atau nilai saham Perseroan. Apabila hal tersebut terjadi, maka harga saham Perseroan di pasar modal dapat menurun dan para investor dapat menghadapi risiko kerugian investasi. Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko yang material bagi Perseroan dan disajikan menurut beberapa kategori risiko Perseroan, yaitu risiko yang dihadapi Perseroan dan Anak Perusahaan secara umum dan risiko-risiko yang dihadapi pada masing-masing Perseroan dan Anak Perusahaan. Penjabaran risiko dari masing-masing kategori tersebut telah dilakukan sesuai dengan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan. Risiko utama yang dihadapi Perseroan dan Anak Perusahaan yang dapat memberikan dampak terbesar terhadap pendapatan dan/atau berpengaruh paling besar terhadap kondisi keuangan atau kelangsungan usaha adalah pasokan bahan baku gas bumi. RISIKO TERKAIT KEGIATAN USAHA PERSEROAN Perseroan menghadapi beberapa risiko-risiko baik yang berasal dari internal Perseroan maupun dari eksternal yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Risiko-risiko tersebut mencakup antara lain: 1. Risiko Pasokan Bahan Baku Gas Bumi Dalam proses produksi kilang LPG, pasokan bahan baku yang dibutuhkan tidak terlepas dari pihak Pertamina EP sehingga produk yang akan dihasilkan tergantung kepada pasokan gas bumi dari Pertamina EP, maupun ketersediaan cadangan dari sumur gas yang dikelola oleh Pertamina EP. Dalam hal, Pertamina EP tidak dapat memberikan pasokan bahan baku bagi Perseroan, maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerja Perseroan, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha Perseroan. 2. Risiko Kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah bisa menyebabkan risiko seperti adanya program konversi dari minyak tanah menjadi LPG atau melakukan program konversi ke sumber energi alternatif yang lainnya. Mengingat gas bumi sebagai sumber daya alam yang pemanfaatannya sangat vital, Pemerintah juga mengatur kebijakan untuk izin pengeksplorasian dan produksinya berdasarkan Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Perubahan kebijakan atau tidak diberikannya izin eksplorasi dan produksi tersebut dapat berakibat langsung pada kelangsungan bidang / kegiatan usaha Perseroan. 3. Risiko Persaingan dan Munculnya Pesaing Baru. Meskipun kompetisi yang terjadi dalam industri kilang LPG dapat dikatakan relatif rendah, dengan adanya program konversi minyak tanah ke LPG mengakibatkan kebutuhan LPG dalam negeri jauh di atas produksinya. Hal ini bisa berpotensi menarik munculnya pemain baru di dalam negeri pada industri sejenis meskipun kilang LPG menuntut nilai investasi yang besar, risiko yang besar dan teknologi yang memadai. 4. Risiko Substitusi Produk Produk pengganti LPG selaku produk utama Perseroan, relatif tidak ada, mengingat LPG saat ini justru sebagai pengganti dari bahan bakar minyak tanah. Namun tidak menutup kemungkinan akan ditemukannya sumber energi alternatif lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti LPG, semisal bio diesel atau bahan bakar nabati. Kemungkinan adanya substitusi produk di kemudian hari, dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. 28 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 5. Risiko Pemasaran Risiko terhadap pemasaran relatif cukup rendah hal ini dimungkinkan karena adanya dukungan dari Pertamina sebagai pembeli utama produk kilang yaitu LPG yang kesemuanya tertuang dalam Perjanjian Jual Beli LPG. Perjanjian antara Perseroan dengan Pertamina tersebut memuat ketentuan mengenai spesifikasi LPG yang harus diserahkan Perseroan kepada Pertamina. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi spesifikasi dari Pertamina dan Perseroan tidak dapat memperbaiki kondisi tersebut dalam jangka waktu 30 hari setelah adanya pemberitahuan dari Pertamina, perjanjian tersebut dapat dibatalkan oleh Pertamina. 6. Risiko Kebakaran Proses pembuatan produk yang dihasilkan pada kilang LPG sangat mudah terbakar sehingga di lingkungan kilang LPG disyaratkan larangan tidak merokok dan membawa korek api. Meskipun Perseroan telah mengasuransikan pabriknya dengan jumlah asuransi yang sesuai untuk industri sejenis, Perseroan belum tentu dapat memulai kembali usahanya dalam waktu yang singkat, dan karenanya hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan. 7. Risiko Sumber Daya Manusia Operasi kilang LPG membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpengalaman mengingat semua peralatan terintegrasi menjadi satu kesatuan. Ketiadaan sumber daya manusia yang berkualitas dapat mempengaruhi pengoperasian kilang LPG dan hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. 8. Risiko Bencana Alam Bencana alam seperti gempa bumi, bahkan meluapnya lumpur akibat ledakan sumur gas dapat terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Risiko ini dapat mempengaruhi kegiatan Perseroan di sekitar daerah bencana tersebut, yang akan mempengaruhi proses produksi, penjualan, dan laba bersih Perseroan. RISIKO TERKAIT INDONESIA 1. Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat secara negatif mempengaruhi perekonomian yang bisa memberikan dampak negatif yang bersifat material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan Sejak tahun 1998, Indonesia telah mengalami perubahan demokrasi, mengakibatkan kejadian politik dan sosial yang menggambarkan dinamika politik di Indonesia. Sebagai negara demokrasi yang relatif baru, secara umum Indonesia menghadapi masalah-masalah sosial-politik yang beragam. Sejak tahun 2000, ribuan orang Indonesia telah berpartisipasi dalam demonstrasi di Jakarta dan kotakota lain di Indonesia baik dalam rangka mendukung atau menentang mantan Presiden Abdurahman Wahid, mantan Presiden Megawati, dan Presiden yang menjabat saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono, serta dalam menanggapi isu-isu tertentu, termasuk pengurangan subsidi BBM, privatisasi aset negara, langkah-langkah anti-korupsi, bailout PT Bank Century Tbk pada tahun 2008, desentralisasi dan otonomi daerah serta kampanye militer yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak. Pada tahun 2004, warga negara Indonesia secara langsung memilih Presiden, Wakil-Presiden dan wakil-wakil di DPR untuk pertama kalinya. Warga negara Indonesia juga mulai secara langsung memilih kepala dan wakil pemerintah daerah. Sangat dimungkinkan bahwa peningkatan aktivitas pemilu akan disertai oleh peningkatan aktivitas politik di Indonesia. Pada bulan April 2009, pemilu diadakan untuk memilih wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (termasuk wakil-wakil nasional, propinsi dan kabupaten). Pemilihan Presiden Indonesia, diadakan pada bulan Juli 2009, dengan hasil terpilihnya kembali Presiden Yudhoyono. Walaupun pada April 2009 dan Juli 2009 pemilihan dilaksanakan dengan damai, kampanye politik di Indonesia dapat membawa tingkat ketidakpastian politik dan sosial. Di masa lalu, politik dan perkembangan sosial di Indonesia tidak dapat diprediksi. Gangguan sosial dan sipil dapat secara langsung atau tidak langsung, material dan secara negatif mempengaruhi bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Perubahan dalam Pemerintahan dan kebijakan Pemerintah mungkin memiliki dampak langsung terhadap bisnis dan harga saham Perseroan. Selain itu, Indonesia telah mengalami beberapa konflik sosial yang diakibatkan oleh masalah ekonomi, dimana pada saat-saat tertentu berubah menjadi kerusuhan 29 PT Surya Esa Perkasa Tbk. dan kekerasan. Pada bulan Juni 2001, demonstrasi dan pemogokan telah terjadi paling sedikit di 19 kota setelah Pemerintah memberikan peraturan mengenai peningkatan harga BBM sebesar 30%. Demonstrasi serupa terjadi kembali pada Januari 2003 ketika Pemerintah berusaha menaikkan harga BBM, serta beban listrik dan telepon. Di kedua kasus tersebut, Pemerintah terpaksa mencabut, menunda atau mengurangi secara signifikan rencana kenaikan harga-harga tersebut. Pada bulan Oktober 2005, Pemerintah mengurangi subsidi BBM kepada masyarakat, sehingga menaikkan harga bensin premium sekitar 87,5% menjadi Rp 4.500 per liter, harga bensin biasa dan solar sekitar 104,8% menjadi Rp 4.300 per liter, dan harga minyak tanah sekitar 185,7% menjadi Rp 2.000 per liter, menyebabkan demonstrasi publik yang besar. Harga untuk produk-produk ini terus meningkat. Pada bulan Mei 2008, Pemerintah lebih lanjut menurunkan subsidi BBM kepada masyarakat, yang juga menimbulkan demonstrasi publik. Pemotongan subsidi BBM serupa memberikan kontribusi pada ketidakstabilan politik yang mengarah pada pengunduran diri Presiden Soeharto pada tahun 1998, yang memiliki efek negatif terhadap bisnis di Indonesia. Tidak ada jaminan bahwa perubahan kebijakan Pemerintah dan Pemerintahan di masa yang akan datang tidak akan mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sosial. Gerakan separatis dan bentrokan antara kelompok agama dan etnis juga mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan sipil di wilayah Indonesia. Di propinsi Aceh dan Papua (dahulu Irian Jaya), sering terjadi bentrokan antara pendukung gerakan-gerakan separatis dan militer Indonesia. Di propinsi Maluku dan Kalimantan Barat, bentrokan antara kelompok agama dan kelompok etnis telah mengakibatkan ribuan korban dan pengungsi selama beberapa tahun terakhir. 2. Pertumbuhan otonomi daerah berpotensi menciptakan lingkungan bisnis yang tidak pasti bagi Perseroan dan dapat menambah beban Perseroan Dalam menanggapi kenaikan permintaan dan pernyataan otonomi daerah di pemerintahan daerah Indonesia, Pemerintah baru‑baru ini mendelegasikan otonomi daerah ke beberapa pemerintahan daerah, memungkinkan pengenaan pajak dan beban lainnya oleh pemerintah daerah sesuai dengan wilayah hukum mereka dimana hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dan investasi pada bisnis tersebut. Peningkatan otonomi daerah dapat meningkatkan peraturan-peraturan pada bisnis Perseroan, membutuhkan restrukturisasi organisasi dan meningkatkan pajak dan beban lain dalam menjalankan kegiatan usaha, semua ini dapat berdampak material dan negatif terhadap bisnis, prospek, kondisi keuangan, dan hasil usaha Perseroan. 3. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat secara material dan negatif mempengaruhi Perseroan dan harga pasar dari saham yang ditawarkan Sejak tahun 1997, sejumlah badan internasional pemeringkat kredit, termasuk Moody’s Investors Service, Inc (“Moody’s”) dan S&P, menurunkan peringkat utang luar negeri Indonesia dan peringkat kredit dari berbagai instrumen kredit Pemerintah, sebagian besar bank-bank Indonesia dan perusahaan lainnya. Saat ini, peringkat hutang dengan mata uang asing adalah “Ba2” oleh Moody’s, meningkat dari “Ba3” pada tanggal 16 September 2009, “BB” oleh S&P, meningkat dari “BB+” pada tanggal 12 Maret 2010 dan “BB+” oleh Fitch Rating Service (“Fitch”), meningkat dari “BB” pada tanggal 25 Januari 2010, terakhir pada 15 Desember 2011, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade dari BB+ ke BBB- dengan outlook stabil. Peringkat-peringkat ini merefleksikan penilaian atas kemampuan keuangan Pemerintah secara keseluruhan untuk membayar kewajibannya dan kemampuan atau niat Pemerintah untuk memenuhi komitmen finansialnya pada saat jatuh tempo. Tidak ada kepastian yang dapat diberikan bahwa Moody’s, S&P, Fitch atau badan internasional pemeringkat kredit lainnya akan tidak lebih lanjut menurunkan peringkat kredit Indonesia atau perusahaan Indonesia lainnya. Setiap penurunan rating Indonesia dapat berdampak buruk pada likuiditas pasar keuangan Indonesia, kemampuan Pemerintah dan perusahaan di Indonesia, termasuk Perseroan, untuk meningkatkan pendanaan tambahan dan tingkat suku bunga dan syarat komersial lainnya dimana tersedianya pendanaan tambahan tersebut dan hal ini dapat berdampak material dan negatif terhadap kinerja keuangan Perseroan. 30 PT Surya Esa Perkasa Tbk. RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN 1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa yang akan datang Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi yang disebabkan beberapa faktor, termasuk: • prospek bisnis dan kegiatan operasional Perseroan; • perbedaan antara kondisi keuangan dan hasil kegiatan usaha yang sebenarnya dibandingkan dengan perkiraan para investor dan analis; • perubahan rekomendasi atau persepsi dari para analis terhadap Perseroan atau Indonesia; • perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di Indonesia • perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di pasar berkembang; • penambahan atau pengurangan personel inti; • keterlibatan dalam litigasi, dan • tingginya fluktuasi harga saham. 2. Penjualan saham Perseroan di masa yang akan datang dapat berdampak negatif terhadap harga pasar saham Perseroan Penjualan saham Perseroan di pasar dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa sejumlah penjualan saham Perseroan akan terjadi di masa yang akan datang, dapat memberikan pengaruh negatif pada harga pasar pada saat itu atau kemampuan Perseroan untuk memperoleh modal dari penawaran umum melalui penerbitan saham atau surat berharga yang berkaitan dengan ekuitas (equity-linked securities) kepada publik. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MENGENAI RISIKO YANG MATERIAL DALAM MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA. 31 PT Surya Esa Perkasa Tbk. VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen tertanggal 10 Oktober 2011 atas laporan keuangan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011, laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan. Berikut adalah kejadian-kejadian penting tersebut: a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham sebagai berikut: •59.400 saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera sebagaimana tercantum dalam Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta; dan •39.600 saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Northbrooks Universal Ltd. kepada PT Ramaduta Teltaka sebagaimana tercantum dalam Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta. b. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No 103 tanggal 19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui hal-hal sebagai berikut: •Menyetujui perubahan nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00; •Menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas 396.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas 2.200.000.000 saham. Sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan; •Menyetujui kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas 550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00; •Menyetujui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan melalui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 250.000.000 saham, atau jumlah saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan, untuk ditawarkan kepada masyarakat di Indonesia, serta dicatatkan di BEI; •Menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bond dalam jumlah USD 11.500.000 yang dapat dikonversi menjadi 200.000.000 saham baru dalam Perseroan setelah saham Perseroan dicatatkan pada Bursa Efek dan menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya 200.000.000 saham setelah IPO untuk pemegang Mandatory Convertible Bond; •Mendelegasikan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan Keputusan ini, termasuk untuk menyatakan realisasi atau pelaksanaan pengeluaran atau penerbitan saham dalam rangka IPO Perseroan dan konversi Mandatory Convertible Bond; •Menyetujui dan memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada: a)Menetapkan harga penawaran; b)Menetapkan kepastian jumlah saham yang ditawarkan dengan persetujuan Dewan Komisaris; c)Menitipkan saham Perseroan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan 32 PT Surya Esa Perkasa Tbk. d)Mencatatkan seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek Indonesia. • Menyetujui perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; • Menyetujui perubahan nama Perseroan dari sebelumnya bernama “PT SURYA ESA PERKASA” menjadi “PT SURYA ESA PERKASA Tbk”; • Menyetujui perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam bentuk dan isi sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan ini dalam rangka menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam & LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. c. Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, dimana para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. d. Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011, pemegang saham LIU menyetujui: 1.Perubahan nama LIU dari sebelumnya PT Luwuk Investindo Utama menjadi PT Sepchem, sehingga merubah pasal 1 ayat 1 anggaran dasar LIU; dan 2.Penerbitan saham baru sejumlah 550.000.000 saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari Rp 20.000.000.000,00, terbagi atas 200.000.000 saham, masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp 75.000.000.000,00, terbagi atas 750.000.000 saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU. Berdasarkan Tanda Terima Sementara dari BKPM tertanggal 27 Desember 2011, Perseroan sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktus permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham. 33 PT Surya Esa Perkasa Tbk. VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN A. Umum Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C-13339.HT.01.01.Th.2006 tanggal 09 Mei 2006, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29332. Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut: a. Akta Berita Acara No. 13 tanggal 26 Juni 2006 yang dibuat di hadapan Endang Moeliani, S.H., Notaris Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang di Serpong (selanjutnya disebut “Akta No. 13/2006”), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C-25123 HT.01.04.TH.2006 tanggal 29 Agustus 2006, telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1430/RUB0903/XII/2006 tanggal 5 Desember 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 112. Berdasarkan Akta No. 13/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp 125.000.000,00 menjadi Rp 250.000.000,00. b. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas, S.H., Notaris di Bogor (selanjutnya disebut “Akta No. 14/2006”), yang telah (i) mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W8-00431 HT.01.04-TH.2006 tanggal 11 Oktober 2006 dan (ii) dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. W8-HT.01.10-391 tanggal 20 Oktober 2006 sehubungan dengan perubahan nama pemegang saham, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan (i) agenda pendaftaran No. 157/RUB0903/II/2007 dan (ii) agenda pendaftaran No. 21/RUB0903/II/2007, keduanya pada tanggal 13 Februari 2007 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29333. Berdasarkan Akta No. 14/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui: • pengalihan (i) 2.498 saham Perseroan dari Sugito Waluyo kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. dan (ii) 2 saham Perseroan dari Glenn Timothy Sugita kepada Northbrooks Universal Ltd.; • perubahan status Perseroan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing; • peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan semula (i) modal dasar: dari Rp 500.000.000,00 menjadi Rp 39.600.000.000,00 (USD 4.400.000,00); (ii) modal ditempatkan dan modal disetor: dari Rp 250.000.000,00 menjadi Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00); • perubahan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan; dan • perubahan ketentuan Pasal 10 dan 11 anggaran dasar Perseroan tentang Direksi dan Dewan Komisaris. c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 103 tanggal 17 November 2006, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 103/2006”), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-02843 HT.01.04-TH2006 tanggal 22 November 2006, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 07/RUB0903/IX/2011 tanggal 28 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No. 29445. Berdasarkan Akta No. 103/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk: • mengubah ketentuan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan; dan • mengubah ketentuan Pasal 2 anggaran dasar Perseroan tentang jangka waktu berdirinya Perseroan. d. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 9 September 2009, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut ”Akta No. 2/2009”), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56572.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0077167.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4202/1.824.271 tanggal 17 Oktober 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78, tanggal 28 September 2010, Tambahan No. 22270. 34 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berdasarkan Akta No. 2/2009, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk: • mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; • melakukan penambahan jumlah anggota Direksi dan Komisaris Perseroan masing-masing menjadi 3 anggota; dan • mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. e. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No. 103 tanggal 19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut ”Akta No. 103/2011”), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-57460.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM di bawah Nomor AHU-0095355.AH.01.09.TH 2011 tanggal 24 November 2011. Berdasarkan Akta No. 103/2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui: • perubahan nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00; • peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas 396.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas 2.200.000.000 saham. Sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan; • kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas 550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00; • Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan melalui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 250.000.000 saham, atau jumlah saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan, untuk ditawarkan kepada masyarakat di Indonesia, serta dicatatkan di BEI; • penerbitan Mandatory Convertible Bond dalam jumlah USD 11.500.000 yang dapat dikonversi menjadi 200.000.000 saham baru dalam Perseroan setelah saham Perseroan dicatatkan pada Bursa Efek dan menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya 200.000.000 saham setelah IPO untuk pemegang Mandatory Convertible Bond; • Mendelegasikan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan Keputusan ini, termasuk untuk menyatakan realisasi atau pelaksanaan pengeluaran atau penerbitan saham dalam rangka IPO Perseroan dan konversi Mandatory Convertible Bond; • memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada: a) Menetapkan harga penawaran; b) Menetapkan kepastian jumlah saham yang ditawarkan dengan persetujuan Dewan Komisaris; c) Menitipkan saham Perseroan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan d) Mencatatkan seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada BEI. • perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; • perubahan nama Perseroan dari sebelumnya bernama “PT SURYA ESA PERKASA” menjadi “PT SURYA ESA PERKASA Tbk”; • perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam bentuk dan isi sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan ini dalam rangka (i) menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam & LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008; dan • mengubah susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. f. Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, dimana para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam, menjalankan usaha di bidang industri petrokimia, menjalankan usaha jasa perdagangan besar, distributor utama dan ekspor untuk hasil produksi minyak, gas dan petrokimia, melakukan kegiatan di bidang jasa eksplorasi minyak dan gas bumi, hulu dan hilir, menjalankan kegiatan di bidang energi terbarukan, dan menjalankan usaha di bidang gas hilir. 35 PT Surya Esa Perkasa Tbk. B. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan Tahun 2006 1. Pada saat pendirian, berdasarkan Akta Pendirian, susunan permodalan Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor : : : Rp 500.000.000,00 Rp 125.000.000,00 Rp 125.000.000,00 Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 5.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp 100.000,00. Susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Yanuar 2. Muhamad Untung Kariri Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 5.000 Nilai Nominal (Rp) 500.000.000 625 625 1.250 3.750 62.500.000 62.500.000 125.000.000 375.000.000 % 50,00 50,00 100,00 Sebanyak 50% dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut atau seluruhnya berjumlah Rp 62.500.000,00 telah disetor penuh dengan uang tunai kepada Perseroan oleh masing-masing pemegang saham. Sedangkan sisanya, disetor penuh dengan uang tunai selambat-lambatnya sampai dengan tanggal pengesahan Akta Pendirian. 2. (i) Berdasarkan Akta Penyimpanan Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 29 tanggal 11 Mei 2006, yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H, Notaris di Jakarta, Muhamad Untung Kariri setuju untuk mengalihkan 624 saham kepada Sugito Walujo. (ii) Berdasarkan Akta Penyimpanan Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 30 tanggal 11 Mei 2006, yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H, Notaris di Jakarta, Muhamad Untung Kariri setuju untuk mengalihkan 1 saham kepada Glenn Timothy Sugita. Pengalihan saham tersebut telah disetujui dan dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 28 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut ”Akta No. 28/2006”), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. C-UM.02.01.12348 tanggal 18 Juli 2006 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006. Berdasarkan Akta No. 28/2006, susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Yanuar 2. Sugito Walujo 3. Glenn Timothy Sugita Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Nilai Nominal (Rp) 5.000 500.000.000 625 624 1 1.250 3.750 62.500.000 62.400.000 100.000 125.000.000 375.000.000 % 50,00 49,92 0,08 100,00 3. Berdasarkan Akta Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 32 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta, Yanuar setuju untuk mengalihkan 625 saham miliknya kepada Sugito Walujo. Pengalihan saham tersebut telah disetujui oleh pemegang saham Perseroan sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut ”Akta No. 31/2006”), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. C-UM.02.01.12348 tanggal 18 Juli 2006 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006. Berdasarkan Akta No. 31/2006 susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut: 36 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Sugito Walujo 2. Glenn Timothy Sugita Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 5.000 Nilai Nominal (Rp) 500.000.000 1.249 1 1.250 3.750 124.900.000 100.000 125.000.000 375.000.000 % 99,92 0,08 100,00 4. Berdasarkan Akta No. 13/2006, susunan permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor : : : Rp 500.000.000,00 Rp 250.000.000,00 Rp 250.000.000,00 Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 5.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp 100.000,00. Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Sugito Walujo 2. Glenn Timothy Sugita Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 5.000 Nilai Nominal (Rp) 500.000.000 2.498 2 2.500 2.500 249.800.000 200.000 250.000.000 250.000.000 % 99,92 0,08 100,00 5. (i) Berdasarkan Akta Share Sale and Purchase No. 12 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas, S.H, LL.M, Notaris di Bogor, Glenn Timothy Sugita setuju untuk mengalihkan 2 saham yang dimilikinya kepada Northbrooks Universal Ltd. (ii) Berdasarkan Akta Share Sale and Purchase No. 13 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas, S.H, LL.M, Notaris di Bogor, Sugito Walujo setuju untuk mengalihkan 2.498 saham yang dimilikinya kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. Berdasarkan Akta No. 14/2006, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan tersebut dan setuju untuk meningkatkan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dengan rincian sebagai berikut (i) modal dasar: dari Rp 500.000.000,00 menjadi Rp 39.600.000.000,00 (USD 4.400.000,00); (ii) modal ditempatkan dan modal disetor: dari Rp 250.000.000,00 menjadi Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00) yang dialokasikan (a) kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd sebanyak 56.902 saham dan (b) kepada Northbrooks Universal Ltd. sebanyak 39.598 saham, sehingga susunan permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor : : : Rp 39.600.000.000,00 (USD 4.400.000,00) Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00) Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00) Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 396.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp 100.000,00. Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. 2. Northbrooks Universal Ltd. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 396.000 Nilai Nominal (Rp) 39.600.000.000 59.400 39.600 99.000 297.000 5.940.000.000 3.960.000.000 9.900.000.000 29.700.000.000 % 60,00 40,00 100,00 Tahun 2011 1. (i) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H, Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. setuju untuk mengalihkan 59.400 saham yang dimilikinya kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; 37 PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ii) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Northbrooks Universal Ltd. setuju untuk mengalihkan 39.600 saham yang dimilikinya kepada PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tertanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 65/2011”), akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-34299 tanggal 25 Oktober 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0086205.AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham tersebut di atas, sehingga susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 396.000 Nilai Nominal (Rp) 39.600.000.000 59.400 39.600 99.000 297.000 5.940.000.000 3.960.000.000 9.900.000.000 29.700.000.000 % 60,00 40,00 100,00 2. Berdasarkan Akta No. 103/2011, sehubungan dengan permodalan Perseroan, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan nilai nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00, (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas 396.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas 2.200.000.000 saham, (iii) kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas 550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor : : : Rp 220.000.000.000,00 Rp 55.000.000.000,00 Rp 55.000.000.000,00 Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 2.200.000.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp 100,00. Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 2.200.000.000 Nilai Nominal (Rp) 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 550.000.000 1.650.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 55.000.000.000 165.000.000.000 % 60,00 40,00 100,00 Berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan tertanggal 30 November 2011, susunan Pemegang Saham Perseroan per tanggal Prospektus ini adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel 38 Jumlah Saham 2.200.000.000 Nilai Nominal (Rp) 220.000.000.000 330.000.000 220.000.000 550.000.000 1.650.000.000 33.000.000.000 22.000.000.000 55.000.000.000 165.000.000.000 % 60,00 40,00 100,00 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal 30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan 59.400 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan 39.600 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. C. Pengawasan dan Pengurusan Perseroan Berdasarkan: (i) Akta No. 2/2009, dan (ii) Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 5 tanggal 12 Februari 2010, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta, (iii) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 3 tanggal 6 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta, dan (iv) Akta No. 103/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama/Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen : : : : Dibyo Widodo Theodore Permadi Rachmat Rahul Puri Ida Bagus Rahmadi Supancana Direksi Direktur Utama Direktur Eksekutif Direktur Pengembangan Usaha Direktur Keuangan / Corporate Secretary Direktur Teknik (Tidak Terafiliasi) : : : : : Garibaldi Thohir Chander Vinod Laroya Ida Bagus Made Putra Jandhana Isenta Hioe Mukesh Agrawal Berikut adalah ringkasan profil masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris Dibyo Widodo – Komisaris Utama dan Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, usia 65 tahun, lahir di Purwokerto, tanggal 26 Mei 1946. Menamatkan pendidikan di Akademi Pendidikan Kepolisian pada tahun 1968 dan menamatkan pendidikan di LEMHANNAS. Setelah menamatkan pendidikannya beliau pernah menjabat di beberapa posisi pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode 1996 sampai 1998. Beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Indonesia Prima Property Tbk. sejak 1998 sampai 2006. Saat ini, beliau menjabat sebagai Advisor PT Indonesia Prima Property Tbk. sejak tahun 2006, Presiden Komisaris di PT Gajah Tunggal Tbk. sejak tahun 2006, Komisaris PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sejak tahun 2009, dan Komisaris Utama PT Demitra Karsa Perdana sejak 2009. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak Oktober 2011. Theodore Permadi Rachmat – Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, usia 68 tahun, lahir di Kadipaten, tanggal 15 Desember 1943. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1968. Beliau mengawali karirnya di PT Astra International Tbk. (d/h Astra International Inc) sejak tahun 1969 dan pernah menduduki posisi sebagai Presiden Direktur sampai dengan tahun 2002, dan terakhir menjabat sebagai Presiden Komisaris sampai dengan tahun 2005. Pada tahun 1998 beliau mendirikan Triputra Group dan menjabat sebagai Presiden Direktur PT Triputra Investindo Arya sejak Juli 2008. Saat ini, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris di PT Adaro Energy Tbk. sejak tahun 2007, dan Anggota Komite Ekonomi Indonesia sejak Mei 2010. Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Oktober 2011. 39 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Rahul Puri – Komisaris Warga Negara India, usia 45 tahun, lahir di Hydrabad, India, tanggal 2 Juni 1966. Mendapatkan gelar Bachelor of Commerce dari University of Mumbai, India pada tahun 1986 dan mendapatkan gelar Qualified Chartered Accountant dari Institute of Chartered Accountants of India pada tahun 1989. Beliau mengawali karirnya sebagai Presiden Trambak Rubber Industries Pvt. Ltd, Nashik, India sejak tahun 1991 sampai dengan 1994, dan selanjutnya menjabat sebagai Senior Manager – Business Development PT Indorama Synthetics Tbk. sejak tahun 1994 sampai tahun 1996, Director & General Manager ISIN LANKA (PVT.) LTD. sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, dan Business Head – SpunYarns PT Indorama Synthetics Tbk. sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2006. Selanjutnya beliau bekerja di Muscat, Oman sebagai Business Head Shanfari Readymix & Crusher LLC, sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2007, sebelum beliau kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Direktur di PT Akraya International sejak tahun 2007. Beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Makmur Sejahtera Wisesa (anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk.) sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, dan sebagai Komisaris di PT Luwuk Investindo Utama sejak tahun 2011. Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Oktober 2011. Ida Bagus Rahmadi Supancana – Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, usia 53 tahun, lahir di Bandung, tanggal 12 Desember 1958. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Hukum, Bidang Hukum Internasional dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1983, Magister Hukum, Bidang Hukum dan Kegiatan Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1990, Doktor Ilmu Hukum, Bidang Hukum Udara dan Ruang Angkasa, Universitas Leiden, Belanda – 1998. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Krisna Duta Konsorsium sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 1997, Direktur PT Ramatelindo Perdana Consultant sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2006, Komisaris PT Ramaduta Teltaka sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2008, Direktur PT Wahana Baratama Mining sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, Komisaris PT Tanjung Alam Jaya sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, Senior Partner & Konsultan Hukum Supancana and Partners Law Firm, Advocates and Mediator sejak tahun 2000, Presiden Komisaris Center of Investment Regulation in Indonesia – PT Indo Citra Regulatama – sejak tahun 2001, Ketua dan Pendiri Pusat Kajian Regulasi (Center for Regulatory Research) sejak tahun 2001, Pendiri & Anggota Dewan Pengawas PT Continuing Legal Education sejak tahun 2010 dan Presiden Komisaris Perseroan sejak September 2009 sampai dengan Oktober 2011. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen sejak Oktober 2011. Direksi Garibaldi Thohir – Direktur Utama Warga Negara Indonesia, usia 46 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 1 Mei 1965. Mendapatkan gelar Bachelor of science dari University of Southern California, Amerika Serikat pada tahun 1988 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Northrop University, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1989. Menjabat sebagai Direktur Utama PT Trinugraha Thohir sejak tahun 1991, Direktur Utama PT Allied Indo Coal sejak tahun 1992, Direktur Utama PT Padangbara Sukses Makmur sejak tahun 2003, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. sejak tahun 2004, dan Presiden Direktur PT Adaro Indonesia sejak tahun 2005. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance) sejak tahun 2004, Komisaris Utama di PT Jasa Power Indonesia sejak tahun 2008, Komisaris PT Indonesia Bulk Terminal sejak tahun 2008. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak September 2009. 40 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Chander Vinod Laroya – Direktur Eksekutif Warga Negara India, usia 63 tahun, lahir di Philaur, India, tanggal 26 Maret 1948. Mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Panjab University, India pada tahun 1971 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Birla Institute of Technology, India pada tahun 1973. Beliau menjabat sebagai Direktur pada PT Indorama Synthetics Tbk. sejak 1978 sampai dengan tahun 2004. Beliau adalah pendiri dan Presiden Direktur PT Akraya International sejak tahun 2004. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Makmur Sejahtera Wisesa (anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk.) sejak tahun 2008 sampai 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris di PT Akraya CE sejak Pebruari 2010 dan sebagai Komisaris di PT Akraya Clean Energy sejak Maret 2010. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak Oktober 2011. Ida Bagus Made Putra Jandhana – Direktur Pengembangan Usaha Warga Negara Indonesia, usia 45 tahun, lahir di Cimahi, tanggal 8 Januari 1966. Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Industrial Engineering dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1991 dan mendapatkan gelar Master of Industrial Engineering dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1993. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Putra Dharma Harmoteknik sejak Desember 1996 dan Presiden Direktur di PT Ramaduta Teltaka sejak Januari 1997. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak September 2009. Isenta Hioe – Direktur Keuangan / Corporate Secretary Warga Negara Indonesia, usia 41 tahun, lahir di Malang, tanggal 7 April 1970. Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science in Finance dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1992 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1994. Beliau memulai karirnya sebagai Analis di Deutsche Morgan Grenfell Securities pada tahun 1994. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Associate Director - Investment Banking di PT Bahana Securities pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2001. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Senior Manager - Corporate Finance & Investment Banking di PT Pricewaterhouse Coopers Indonesia sejak tahun 2001 sampai dengan 2004. Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris di PT Northstar Pacific Capital Sejak tahun 2003 sampai sekarang dan Direktur di PT Northstar Pacific Investasi sejak 2006 sampai 2011. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2006. Mukesh Agrawal – Direktur Teknik (Direktur tidak terafiliasi) Warga Negara India, usia 42 tahun, lahir di Hardwar, India, tanggal 19 September 1969. Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science in Physics, Math and Chemistry dari Meerut University, India pada tahun 1988, Master of Science in Physics and Electronics dari IIT Roorkee pada tahun 1990, dan Master of Technology In Instrumentation dari R.E.C. Kurukshetra, India pada tahun 1992. Beliau pernah menduduki posisi sebagai Chief Engineer di PT Indorama Technologies sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2002, dan Head of Function – Engineering & Maintenance sejak tahun 2002 sampai dengan 2010 di PT Indorama Synthetics Tbk. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Tehnical Advisor Perseroan sejak Oktober 2010 sampai Oktober 2011 sebelum menjabat sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan sejak Oktober 2011. Berdasarkan Surat Persetujuan Direksi, ditetapkan jumlah Remunerasi Direktur dan Komisaris Perseroan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 325.000.000. Berdasarkan Keputusan Edaran Rapat Direksi tanggal 16 Desember 2011, Perseroan telah menunjuk Corporate Secretary yang pembentukannya berpedoman pada Peraturan Bapepam No. IX.I.4. Corporate Secretary Perseroan saat ini adalah Isenta Hioe. Alamat Corporate Secretary Perseroan adalah sebagai berikut: 41 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon : (62-21) 5790 3701; Faksimili : (62-21) 5790 3702; Email : [email protected] Dalam rangka memenuhi persyaratan Bapepam & LK dan BEI, Perseroan merencanakan untuk membentuk Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang berlaku selambat-lambatnya 6 bulan sejak dimulainya pencatatan dan perdagangan saham Perseroan di BEI sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan Perseroan tertanggal 19 Oktober 2011. D. Sumber Daya Manusia Perseroan telah memenuhi ketentuan pemenuhan Upah Minimum Regional DKI Jakarta dan Palembang. Upah Minimum Regional DKI Jakarta di tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.290.000,-, sedangkan upah terendah karyawan Perseroan di Kantor Pusat (Jakarta) adalah sebesar Rp 1.700.000,-. Upah Minimum Regional Propinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp 1.048.440,-, sedangkan upah terendah karyawan Perseroan di lokasi kilang Palembang adalah sebesar Rp 1.512.574,-. Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, Perseroan juga menyediakan berbagai sarana dan tunjangan yang dapat dinikmati oleh karyawan Perseroan, yang antara lain meliputi: 1. 2. 3. 4. Tunjangan Hari Raya; Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK); Tunjangan kesehatan, kecelakaan kerja dan jiwa serta medical check up rutin; Asuransi Kesehatan berupa: Medical Scheme, Dental Scheme, Glasses Scheme, dan Maternity Scheme; 5. Car Ownership Program dan Motorcycle Ownership Program; 6. Fasilitas kebugaran; 7. Fasilitas makan siang dan malam bagi karyawan yang disediakan di kantin di plant; 8. Fasilitas Transportasi berupa bus karyawan; 9. Mess Karyawan di kilang Perseroan; dan 10.Fasilitas Komunikasi berupa: pemberian pulsa telepon pada jabatan tertentu. Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang dibuat dan diberlakukan di lingkungan Perseroan untuk mengatur hak dan kewajiban serta hubungan kerja antara Perusahaan (Perseroan) dan karyawannya. Peraturan Perusahaan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 4952/2011 tanggal 4 Agustus 2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Surya Esa Perkasa yang beralamat di Menara Kadin Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan dengan jenis usaha pengolahan dan pemurnian gas. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal 4 Agustus 2011 sampai dengan 4 Agustus 2013. Untuk kilang gas Perseroan di Palembang, Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang telah mendapatkan pengesahan berdasarkan surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan Ilir Nomor SK/148/TEKTRA.III/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Surya Esa Perkasa yang beralamat di Jl. Raya Palembang-Indralaya Km. 17 Simpang Y Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir dengan jenis usaha pengolahan dan pemurnian gas. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal 20 Juli 2011 sampai dengan 20 Juli 2013. Komposisi karyawan Perseroan sejak 31 Desember 2008, 31 Desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2010 menurut umur, jenjang pendidikan, dan jenjang jabatan adalah sebagai berikut: PT Surya Esa Perkasa Tbk. Jenjang Usia 31 Des 2011 Jumlah % 31 Des 2010 Jumlah % 31 Des 2009 Jumlah % 31 Des 2008 Jumlah % 18-25 15 14% 21 21% 20 19% 23 22% 26-33 40 38% 40 39% 41 38% 34 33% 34-41 33 31% 25 25% 20 19% 22 21% 42-49 14 13% 10 10% 12 11% 9 9% 50 ke atas Total 4 106 4% 100% 6 102 6% 100% 14 107 13% 100% 16 104 15% 100% 42 PT Surya Esa Perkasa Tbk. PT Surya Esa Perkasa Tbk. Jenjang Pendidikan 31 Des 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 31 Des 2008 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % SD 4 4% 3 3% 3 3% 3 3% SMP 3 3% 2 2% 2 2% 2 2% SMU/Setara 41 39% 47 46% 54 50% 56 54% DIPLOMA 18 17% 12 12% 9 8% 7 7% S1 39 36% 36 35% 37 35% 34 33% S2 Total PT Surya Esa Perkasa Tbk. Jenjang Manajemen / Jabatan 1 1% 2 2% 2 2% 2 2% 106 100% 102 100% 107 100% 104 100% 31 Des 2011 31 Des 2010 31 Des 2009 31 Des 2008 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Non Staff 54 51% 53 52% 50 47% 47 45% Staff 42 40% 34 33% 41 38% 42 40% SPV 7 7% 7 7% 8 7% 8 8% Manager 3 2% 8 8% 8 7% 7 7% 106 100% 102 100% 107 100% 104 100% Total Terdapat tiga karyawan yang memiliki keahlian khusus di bidang teknik pengolahan LPG yang bekerja di kilang Perseroan. Dengan adanya keahlian khusus tersebut apabila pegawai tersebut tidak ada dapat berpotensi mengganggu kelangsungan operasional Perseroan. Perseroan mempekerjakan tiga tenaga kerja asing yang menduduki posisi Direktur dan Komisaris dengan data sebagai berikut: 1. Rahul Puri menjabat sebagai Komisaris, Warga Negara India, telah mendapatkan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) No. 2D41JE0167-J; 2. Chander Vinod Laroya menjabat sebagai Direktur Eksekutif, Warga Negara India, telah memperoleh Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) No. 2D21JE0031-H; dan 3. Mukesh Agrawal menjabat sebagai Direktur Teknik, Warga Negara India, telah mendapatkan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) No. 2C21JE3330AK. Penunjukkan Mukesh Agrawal sebagai Direktur telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No. KEP 21538/PPTK/PTA/2011 tanggal 15 Desember 2012 tentang Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Perseroan. Penunjukkan Rahul Puri sebagai Komisaris telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No. 22144/PPTK/PTA/2011 tanggal 23 Desember 2012 tentang Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Perseroan. Pada tanggal Prospektus ini, Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk Chander Vinod Laroya, serta Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk Chander Vinod Laroya dan Mukesh Agrawal sedang dalam proses pengurusan di kantor Departemen Tenaga Kerja. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Kep.110/MEN/1997 Tahun 1997, Tentang Pelaksanaan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang Pada Sektor Pertambangan dan Energi Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, tidak ada pembatasan tenaga kerja asing untuk menduduki posisi direktur. Demi mendukung kinerja dan keselamatan karyawan, Perseroan membekali karyawannya dengan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaannya, melalui pelatihan rutin dan pengembangan staf baik untuk bagian administrasi maupun operasional yang berada di lapangan (kilang gas). Pelatihan tersebut diberikan baik pada karyawan baru, maupun staf yang ada baik melalui inhouse training maupun outside training. 43 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berikut adalah rincian program pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan: A. Pelatihan untuk karyawan baru dilakukan secara inhouse training No 1 2 Title Hak & Kewajiban Karyawan serta Struktur Organisasi Perusahaan Safety Induction dan Keselamatan Kerja Trainer HRD HSE Total Hours 1 1 B. Pelatihan untuk pengembangan staf di departemen dilakukan secara in house training dan training outside: 1. Health, Safety and Environment No Title 1 Sosialisasi UU No.1 Thn 1970 & Peraturan K3 2 Behaviour Based Safety 3 Praktek Penggunaan Fire hydrant 4 Tata cara penggunaan APAR & Praktek 5 Sosialisasi penggunaan APAR Co2 Trainer Location Total Hours Disnaker Propinsi Sumsel Site Palembang 7 Indosafe Pratama Site Palembang 7 A. Riadi Site Palembang 1 Wiwin AP Site Palembang 1 Sofwan Site Palembang 1 Trainer Location Total Hours Powerindo Yokyakarta 32 Phitagoras Globat Duta Bandung 16 Trainer Location Total Hours Powerindo Jokjakarta 32 2. Laboratory No Title 1 Dasar - Dasar Analisa di Laboratorium MIGAS 2 Good Laboratory Practices 3. Operation No 1 Title Professional Report Writing 2 LPG Processing Alexander Kelik Site Palembang 2.5 3 Dehydration Unit Alexander Kelik Site Palembang 2.5 Trainer Location Total Hours KPDM Ditjend Migas Jakarta Cisarua, Bogor 35 Alkon Tranindo / MIGAS Jakarta 42 4. Maintenance No 1 2 Title Pembinaan Pemeriksaan Teknis Katup Pengaman dan Pemutus Segel Migas Crane & Forklift Operator Refreshment & MIGAS Certification E. Keterangan Tentang Anak Perusahaan Pada saat Prospektus ini diterbitkan informasi penyertaan Perseroan pada Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: No. 1 2 Nama Anak Perusahaan Kegiatan Usaha PT Luwuk Investindo Jasa konsultasi Utama bisnis dan manajemen PT Panca Amara Industri Utama Tanggal Penyertaan 3 Agustus 2011 Persentase Kepemilikan (%) 99,95 9 Juni 2011 59,98* Status Operasional Beroperasi Belum beroperasi Catatan *) 10,00% dilakukan secara langsung dan 49,98% melalui PT Luwuk Investindo Utama 44 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berikut ini adalah keterangan singkat Anak Perusahaan: 1. PT Luwuk Investindo Utama (“LIU”) a. Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Perubahannya LIU didirikan dengan nama PT Dinar Investindo Utama berdasarkan Akta Pendirian No. 27 tanggal 25 April 2002, yang dibuat di hadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta Pendirian LIU”), sebagaimana telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C-10416 HT.01.01.TH.2002 tanggal 12 Juni 2002 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 137/BH.00.03/VII/2002 tanggal 16 Juli 2002, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 30 Agustus 2002, Tambahan No. 9597. Anggaran dasar LIU yang dimuat dalam Akta Pendirian LIU tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut: i. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 12 tanggal 9 Agustus 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 12/2006”), yang telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-04199 HT.01.04-TH.2006 tanggal 27 Desember 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 10/RUB.09.03/IX/2011 tanggal 29 September 2011 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No. 29446. Berdasarkan Akta No. 12/2006, pemegang saham LIU telah menyetujui perubahan Anggaran Dasar sebagai berikut: • Pasal 1, mengenai nama perusahaan, LIU telah mengganti nama yang semula PT Dinar Investindo Utama menjadi PT Luwuk Investindo Utama; • Pasal 4, mengenai perubahan susunan pemegang saham; dan • Status LIU dari perusahaan non Penanaman Modal Dalam Negeri/Modal Asing menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (”PMA”). ii. Akta Keputusan Rapat No. 8 tanggal 15 Desember 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 8/2006”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-04199 HT.01.04-TH.2006 tanggal 27 Desember 2006 dan telah dilaporkan kepada Menkumham sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. W7-HT.01.04-8133 tanggal 7 Juni 2007 sehubungan dengan perubahan ketentuan pasal 5 ayat (2), pasal 9 ayat (11) dan (12), pasal 10 ayat (2) dan pasal 13 ayat (2), didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 08/RUB.09.03/IX/2011 tanggal 29 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No. 29446. Berdasarkan Akta No. 8/2006, pemegang saham LIU telah menyetujui perubahahan Anggaran Dasar sebagai berikut: • Menegaskan status LIU yang merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing sebagaimana dijelaskan dalam Akta No. 12/2006 dan surat persetujuan yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) No. 213/V/PMA/2006 tanggal 24 Nopember 2006; • Persetujuan pengalihan 2.000.000 saham milik Wiwik Suwarno kepada Yunita Triana, yang mengubah ketentuan Pasal 4 sehubungan dengan komposisi pemegang saham; • Pasal 2 mengenai jangka waktu berdirinya perusahaan menjadi waktu yang tidak ditentukan; • Pasal 3 mengenai maksud dan tujuan perusahaan; • Menghapus ketentuan Pasal 5 ayat (2), dan Pasal 9 ayat (11) dan (12) mengenai pembatasan kepemilikan dan pengalihan kepemilikan saham oleh Badan Hukum Indonesia atau individual; dan • Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 13 ayat (2) mengenai ketentuan Direksi dan Komisaris. iii. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 40 tanggal 20 Mei 2010, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 40/2010”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan No. AHU-33497.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 2 Juli 2010, dan telah didaftarkan dalam 45 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0050124.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 Juli 2010, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4201/1.824.271 tanggal 17 Oktober 2011. Berdasarkan Akta No. 40/2010, pemegang saham telah menyetujui perubahan Anggaran Dasar LIU untuk disesuaikan dengan UUPT. iv. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 4 tanggal 3 Agustus 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 4/2011”), yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-32772 tanggal 12 Oktober 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU-0082615.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 12 Oktober 2011 sehubungan dengan perubahan ketentuan pasal 7 ayat (5) dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-32773 tanggal 12 Oktober 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU-0082616.AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 12 Oktober 2011 sehubungan dengan perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Berdasarkan Akta No. 4/2011, pemegang saham telah menyetujui, antara lain: • Pengalihan 2.000.000 saham dari Wiwik Sukarno kepada Yunita Triana yang terjadi pada tahun 2006, sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 8 tanggal 15 Desember 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H, Notaris di Jakarta; • Pengalihan 198.000.000 saham atau sama dengan 99% dari saham disetor LIU dari Kore Group Limited kepada PT Surya Esa Perkasa; • Pengalihan 2.000.000 saham atau sama dengan 1% dari saham yang dimiliki Yunita Triana kepada: - PT Surya Esa Perkasa sebesar 1.900.000 saham; - Isenta Hioe sebesar 100.000 saham. • Perubahan susunan Direksi dan Komisaris LIU; dan • Menghapus ketentuan Pasal 7 ayat (5) Anggaran Dasar LIU. v. Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011, dimana pemegang saham LIU menyetujui: (i)Perubahan nama LIU dari sebelumnya PT Luwuk Investindo Utama menjadi PT Sepchem, sehingga merubah pasal 1 ayat 1 anggaran dasar LIU; dan (ii)Penerbitan saham baru sejumlah 550.000.000 saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari Rp 20.000.000.000,00, terbagi atas 200.000.000 saham, masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp 75.000.000.000,00, terbagi atas 750.000.000 saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU. Berdasarkan Tanda Terima Sementara dari BKPM tertanggal 27 Desember 2011, Perseroan sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktus permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham. b. Kegiatan Usaha Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar LIU, maksud dan tujuan LIU adalah berusaha dalam bidang jasa konsultasi manajemen bisnis. c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta No. 4/2011, susunan permodalan dan pemegang saham LIU adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor : : : Rp 80.000.000.000,00 Rp 20.000.000.000,00 Rp 20.000.000.000,00 Modal Dasar LIU terbagi dalam 800.000.000 saham, masing-masing saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100,00. 46 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Surya Esa Perkasa 2. Isenta Hioe Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah SaNilai Nominal (Rp) ham 800.000.000 80.000.000.000 199.900.000 100.000 200.000.000 600.000.000 % 19.990.000.000 99,95 10.000.000 0,05 20.000.000.000 100,00 60.000.000.000 Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011, pemegang saham LIU menyetujui penerbitan saham baru sejumlah 550.000.000 saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari Rp 20.000.000.000,00, terbagi atas 200.000.000 saham, masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp 75.000.000.000,00, terbagi atas 750.000.000 saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU. Bedasarkan tanda terima sementara BKPM tanggal 27 Desember 2011 Perseroan sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktur permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut di atas baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham. d. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 4/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi LIU adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Rahul Puri Direksi Direktur : Isenta Hioe e. Ikhtisar Data Keuangan Penting Posisi Keuangan (dalam Rupiah) Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas 31 Juli 2011 418.439.147 106.009.433.949 106.427.873.096 1.549.062.913 1. 549.062.913 104.876.810.183 31 Des 2010 943.547 105.362.476.262 105.363.419.809 105.363.419.809 Jumlah Liabilitas & Ekuitas 106.427.873.096 105.363.419.809 Keterangan Laporan Laba Rugi Komprehensif (dalam Rupiah) 31 Juli Keterangan 2011 Penghasilan Beban Umum dan Administrasi Rugi Sebelum Pajak Beban Pajak Rugi dan Jumlah Laba Rugi Komprehensif Periode Berjalan 2010 484.609.626 (484.609.626) - - (484.609.626) - 2. PT Panca Amara Utama (“PAU”) a. Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Perubahannya PAU didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 13 tanggal 21 Juni 2004, yang dibuat di hadapan Thilma Djohan, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta Pendirian PAU”), yang telah 47 PT Surya Esa Perkasa Tbk. mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-27223-HT.01.01. TH.2004 tanggal 1 November 2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 1575/BH.09.03/I/2005 tanggal 18 Januari 2005, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 2 Desember 2005, Tambahan No. 12409. Anggaran dasar PAU yang dimuat dalam Akta Pendirian PAU tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut: i. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 10 tanggal 15 September 2008, yang dibuat di hadapan Rizka Noviarni, S.H., Notaris di Bekasi (selanjutnya disebut “Akta No. 10/2008”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-93981.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0118815. AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 dan Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4203/1.824.271 tanggal 17 Oktober 2011. Berdasarkan Akta No. 10/2008, pemegang saham PAU telah menyetujui perubahaan Anggaran Dasar PAU untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. ii. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 9 Juni 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 2/2011”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-39374.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 4 Agustus 2011, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0064580.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 4 Agustus 2011 dan Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4203/1.824.271 tanggal 17 Oktober 2011. Berdasarkan Akta No. 2/2011, pemegang saham PAU telah menyetujui sebagai berikut: • Perubahan status PAU menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing; • Menyetujui dan meratifikasi pengalihan-pengalihan saham yang terjadi sejak pengalihan saham kepada LIU sampai dengan tanggal Akta ini yang belum memperoleh persetujuan dari BKPM; • Merubah maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; dan • Mengubah ketentuan Anggaran Dasar. b. Kegiatan Usaha Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar PAU, maksud dan tujuan PAU adalah berusaha dalam bidang industri. c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta No. 2/2011, susunan permodalan dan pemegang saham PAU adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan Modal Disetor : : : Rp 500.000.000.000,00 Rp 125.000.000.000,00 Rp 125.000.000.000,00 Modal Dasar PAU terbagi dalam 500.000 saham, masing-masing saham dengan harga nominal sebesar Rp 1.000.000,00. Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Daya Amara Utama 2. PT Luwuk Investindo Utama 3. PT Cakra Unggulan Persada 4. PT Surya Esa Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel 48 500.000 500.000.000.000 6.250 62.500 43.750 12.500 125.000 375.000 6.250.000.000 62.500.000.000 43.750.000.000 12.500.000.000 125.000.000.000 375.000.000.000 % 5 50 35 10 100 PT Surya Esa Perkasa Tbk. d. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 2/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi PAU adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris : Rachmad Deswandy : Andre Mirza Hartawan Direksi Presiden Direktur Direktur : Garibaldi Thohir : Harry Zulnardy e. Ikhtisar Data Keuangan Penting Posisi Keuangan (dalam Rupiah) 31 Juli 2011 Keterangan 31 Des 2010 Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas 417.495.600 106.009.433.949 106.426.929.549 1.506.522.913 1.506.522.913 104.920.406.636 105.362.476.262 105.362.476.262 105.362.476.262 Jumlah Liabilitas & Ekuitas 106.426.929.549 105.362.476.262 Laporan Laba Rugi Komprehensif (dalam Rupiah) 31 Juli Keterangan 2011 Penghasilan Beban Umum dan Administrasi Rugi Sebelum Pajak Beban Pajak Rugi dan Jumlah Laba Rugi Komprehensif Periode Berjalan 2010 442.069.626 (442.069.626) - - (442.069.626) - F. Struktur Organisasi Perseroan DIREKSI PLANT MANAGER PLANT SUPERINTENDENT HEAD MAINTENANCE & ENGINEERING HRD GEN. MAINT ENG. TEAM MAINT. SECR & COMDEV OPS. 49 LAB. COMMERCIAL HEAD HSE LOG. WAREHOUSE FINANCE PT Surya Esa Perkasa Tbk. G. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum Keterangan singkat mengenai pemegang saham Perseroan hanya memberikan keterangan mengenai pemegang saham yang berbentuk badan hukum saja. Pada tanggal Laporan Pemeriksaan Hukum, pemegang saham Perseroan yang berbentuk badan hukum, adalah sebagai berikut: a. PT Trinugraha Akraya Sejahtera (“TAS”) 1. Umum TAS adalah suatu badan hukum yang berkedudukan di Jakarta dan didirikan dengan nama PT Trinugraha Akraya Sejahtera, sesuai Akta Pendirian No. 1 tanggal 3 Oktober 2011, yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-49435.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 10 Oktober 2011, dan terdaftar dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0081940. AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 10 Oktober 2011 (“Anggaran Dasar TAS”). 2. Kegiatan Usaha Sesuai dengan Anggaran Dasar TAS, kegiatan usaha pokok TAS adalah jasa konsultasi bisnis dan manajemen. 3. Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris TAS Sesuai Anggaran Dasar TAS, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris TAS adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Garibaldi Thohir Direksi Direktur : Chander Vinod Laroya 4. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham TAS tanggal 28 November 2011, struktur permodalan TAS adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Modal Ditempatkan dan Modal Disetor : Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar Rupiah) yang terdiri dari 20.000.000 (dua puluh juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp 1.000,00 (seribu Rupiah). Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah) terdiri dari 5.000.000 (lima juta) saham. Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Garibaldi Thohir 2. PT Akraya International 3. Jonathan Chang 4. Theodore Permadi Rachmat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Nilai Nominal (Rp) Saham 20.000.000 20.000.000.000 % 1.924.000 1.576.000 800.000 700.000 1.924.000.000 1.576.000.000 800.000.000 700.000.000 38,48 31,52 16,00 14,00 5.000.000 15.000.000 5.000.000.000 15.000.000.000 100 Struktur permodalan tersebut di atas baru akan efektif setelah diperoleh persetujuan dari Menkumham. b. PT Ramaduta Teltaka (“RT”) 1. Umum RT adalah suatu badan hukum yang berkedudukan di Jakarta Timur dan didirikan dengan nama PT Ramaduta Teltaka, sesuai Akta Pendirian No.36 tanggal 11 Juli 1995 yang diubah dengan Akta Pengubahan Atas Akta Pendirian No. 34 tanggal 9 Februari 1996, keduanya 50 PT Surya Esa Perkasa Tbk. dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-6403.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 (selanjutnya disebut sebagai “Anggaran Dasar RT”). Anggaran Dasar RT telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 8 tanggal 14 Maret 2008, yang dibuat dihadapan Herlina Pakpahan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-19523.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 April 2008 dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0028664.AH.01.09. Tahun 2008 tanggal 18 April 2008 (selanjutnya disebut sebagai “Akta No. 8/2008”). Anggaran Dasar RT terakhir kali diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 16 tanggal 28 September 2010, yang dibuat dihadapan Herlina Pakpahan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-52075.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 5 November 2010 dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0080319.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 5 November 2010 (selanjutnya disebut sebagai “Akta No. 16/2010”). 2. Kegiatan Usaha Sesuai dengan Akta No. 8/2008, kegiatan usaha pokok RT adalah menjalankan usaha dalam bidang penyelenggaraan dan pelayanan jasa telekomunikasi termasuk, pengadaan peralatan elektronik. 3. Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris RT Berdasarkan Akta No. 8/2008, susunan Direksi dan Dewan Komisaris RT adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : I Gusti Agung Ayu Neny Sulistiani Direksi Direktur : Ida Bagus Made Putra Jandhana 4. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Sesuai Akta No. 16/2010, struktur permodalan RT adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar Rupiah) yang terdiri dari 40.000 (empat puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu Rupiah). Modal Ditempatkan dan Modal Disetor : Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar Rupiah) yang terdiri dari 40.000 (empat puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu Rupiah). Keterangan Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Ida Bagus Made Putra Jandhana 2. I Gusti Agung Ayu Neny Sulistiani Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Jumlah Saham 40.000 Nilai Nominal (Rp) % 4.000.000.000 17.600 22.400 1.760.000.000 2.240.000.000 44,00 56,00 40.000 0 4.000.000.000 0 100,00 H. Hubungan Kepemilikan Serta Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan merupakan sebuah perusahaan yang berdiri sendiri dan bukan merupakan bagian dari suatu kelompok usaha (Grup) manapun. Berikut ini adalah hubungan kepemilikan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk Badan Hukum dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: 51 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Struktur Kepemilikan Perseroan dan Anak Perusahaan Keterangan: 1. AI- PT Akraya International 2. TAS- PT Trinugraha Akraya Sejahtera 3. RT - PT Ramaduta Teltaka 4. LIU - PT Luwuk Investindo Utama 5. PAU- PT Panca Amara Utama Hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk badan hukum adalah sebagai berikut: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Dibyo Widodo Theodore Permadi Rachmat Ida Bagus Rahmadi Supancana Rahul Puri Garibaldi Thohir Chander Vinod Laroya Ida Bagus Made Putra Jandhana Isenta Hioe Mukesh Agrawal Perseroan KU/KI WKU KI K DU D D AI D DU - TAS K D - RT D LIU K - PAU PD - D DT - - - D - - Keterangan: KU WKU KI K : : : : Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris DU PD DT D : : : : Direktur Utama Presiden Direktur Direktur Tidak Terafiliasi Direktur I. Keterangan Tentang Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 1. Utang Usaha Kepada Pihak Berelasi Utang usaha kepada pihak berelasi pada 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 4.786.945.934. Akun ini merupakan utang kepada OBP, pihak berelasi, sehubungan dengan perjanjian kerjasama operasi dengan Perseroan. 52 PT Surya Esa Perkasa Tbk. OBP memiliki kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP yang efektif berlaku selama 15 tahun, Perseroan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan bisnis LPG. Kedua pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina oleh OBP akan diproses di kilang LPG Perseroan. 2. Piutang Lain-lain Kepada Pihak Berelasi Piutang lain-lain kepada pihak berelasi pada 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 1.463.982.914. Akun ini merupakan piutang kepada PAU, pihak berelasi, timbul dari pembayaran biaya-biaya dan pembelian aset tetap PAU yang dilakukan oleh Perseroan. 3. Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Pihak Berelasi Northstar Pacific. Pada tanggal 10 Desember 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Northstar Pacific Capital (NPC), dimana NPC harus memberikan layanan tertentu kepada Perseroan yang terdiri dari: i. Memberikan saran Bisnis dan Manajemen untuk operasional dari kilang minyak LPG mini yang terletak di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia (“Proyek”). ii. Memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung operasional perusahaan. iii. Memberikan informasi usaha untuk operasional perusahaan. Sebagai kompensasi, Perseroan akan membayar biaya manajemen kepada NPC sebesar USD 225,000 atau 1% dari turnover tahunan, yang mana yang lebih besar. Perjanjian ini berlaku sampai dengan berakhirnya tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut. Beban yang berhubungan dengan perjanjian tersebut diatas disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi. 4. Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Pihak Berelasi PT Akraya International. Pada tanggal 27 November 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan PT Akraya International (“Akraya”), dimana Akraya harus memberikan layanan tertentu kepada Perseroan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perseroan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini terakhir diubah tanggal 11 Januari 2011, dimana perjanjian ini akan berakhir pada: - Tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut; atau - Tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa proses produksi LPG, Kondensat dan Propana Perseroan tidak layak lagi secara komersial atau terdapat keadaan ketidakmampuan untuk mendapatkan gas alam mentah selama periode yang memadai; atau - Tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa eksistensi Perseroan dan Akraya tidak berkelanjutan lagi. PT Akraya International ditunjuk Perseroan sebagai penyedia pengelolaan operasi untuk pemurnian mini LPG dan proses produksi LPG, Kondensat dan Propana. Biaya untuk pengelolaan yang harus dibayar oleh Perseroan sebesar USD 675,000 (bersih dari segala pajak) ditambah dengan PPn; atau 3% dari omset tahunan ditambah PPn, yang mana yang lebih besar. Sifat dan Transaksi dengan Pihak Berelasi a. Salah satu Direktur Perseroan yaitu Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana adalah pemegang saham OBP. b. Wakil Komisaris Utama Perseroan yaitu Bapak Theodore Permadi Rachmat adalah pemegang saham tidak langsung OBP dan pemegang saham tidak langsung Perseroan. c. PAU adalah anak perusahaan Perseroan. d. Salah satu manajemen NPC merupakan salah satu Direktur Perseroan. e. Direktur dan Komisaris Perseroan merupakan anggota Direksi Akraya. J. Perijinan Dalam menjalankan kegiatan dan menunjang aktivitas usahanya, saat ini Perseroan telah memiliki perizinan yang diperlukan, seperti: 53 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kantor pusat 1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 0791/1.824/2011 tanggal 7 April 2011 yang dikeluarkan oleh kepala kelurahan Kramat Pela yang berlaku sampai dengan tanggal 7 April 2012 dan Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. Ref. MGT.179/380.01/ 063/III/11/SEP (16) – MKI.DL tanggal 30 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Penghuni Menara Kadin Indonesia sampai dengan 29 Maret 2012. Keduanya menerangkan bahwa Perseroan berdomisili di Gedung Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Kelurahan Kuningan Timur Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan 12950; 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 09.03.1.46.50255 tanggal 9 September 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kodya Jakarta Selatan yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Agustus 2016, mengenai domisili Perseroan di Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Kelurahan Kuningan Timur Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan 12950; 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): PEM-00190/WPJ.07/KP.0203/2006 tanggal 21 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta; dan 4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-00192/WPJ.07/KP.0203/2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta. Kantor Palembang 1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 470/236/SR/2011 tanggal 8 Mei 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Sungai Rambutan yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Mei 2012, mengenai domisili Perseroan di Jalan Raya Palembang Indralaya, Km. 17 Palembang Dusun II, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan; 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 061711900022 tanggal 8 agustus 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah Industri dan Perdagangan Kabupaten Ogan Ilir yang berlaku sampai dengan tanggal 9 Agustus 2016, mengenai domisili Perseroan di Jalan Raya Palembang Indralaya, Km 17 Palembang Dusun II, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan; 3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 39/IMB/I/2006 tanggal 12 Juli 2006 dan 645/198/DTKK/ IMB/VIII/2007 tanggal 15 Agustus 2007, yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir mengenai izin mendirikan bangunan untuk mendirikan bangunan mesin yang terletak di Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara; 4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Besar No. 122/V/2007 tanggal 23 Oktober 2007 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Oktober 2012, mengenai Pemberian izin tempat usaha besar dengan jenis usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi; dan 5. Izin Gangguan No. 110/V/KEP/2011 tanggal 9 Mei 2011 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir mengenai izin untuk menjalankan usahanya yang berlokasi di Jl. Raya Palembang Indralaya Dusun II, Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara. Izin Gangguan wajib didaftarkan kembali setiap 3 tahun. Sedangkan ijin khusus yang dimiliki Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut: Izin Operasional 1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 1768 K/10/ MEM/2008 tanggal 2 Juni 2008 tentang Izin Usaha Pengolahan Gas Bumi (“IUP Gas Bumi”) yang dikeluarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) dengan kode izin 02.545.677.3-011.000, yang berlaku sampai dengan bulan Desember 2022; 2. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) Pemegang API-T Nomor 3.31.71.07.06190/DAGLU/ XII/2006 tanggal 11 Desember 2006 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia, dengan masa berlaku sejak 8 Desember 2006 sampai dengan 8 Desember 2011; 54 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 3. Angka Pengenal Importir – Umum (“API-U”) No. 090506236-P tanggal 19 Januari 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, yang berlaku selama importir masih menjalankan kegiatan usahanya; 4. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri No. 114/KEP/PELH/2009 tanggal 17 September 2009 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir, yang berlaku 5 tahun sejak tanggal 17 September 2009 sampai dengan 17 September 2014; dan 5. Pemberian Izin Lokasi untuk Pembangunan Tambahan Fasilitas Pendukung Bagi Keberadaan kilang LPG seluas ± 28.655 m² No. 102/KEP/I/2011 tanggal 8 Februari 2011 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir, yang berlaku selama 3 tahun. Perizinan Penanaman Modal 1. Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri/ Penanaman Modal Asing (NON PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 167/V/PMA/2006 tanggal 8 September 2006, yang dikeluarkan oleh BKPM. Berdasarkan surat persetujuan tersebut, peserta penanaman modal usaha patungan ini terdiri dari Peserta Asing, yaitu: Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (Singapura) dan Northbrooks Universal Ltd. (British Virgin Islands); 2. Rekomendasi Persetujuan Penanaman Modal Asing No. 15415/24/DJM.O/2006 tanggal 31 Oktober 2006 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM Ditjen Migas; 3. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal No. 361/II/PMA/2006 tanggal 10 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; 4. Angka Pengenal Importir Terbatas (“APIT”) dalam rangka Penanaman Modal Asing No. 630/APIT/2006/PMA tanggal 23 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; 5. Keputusan Kepala BKPM No. 670/1/IU/I/PMA/PERDAGANGAN/PERTAMBANGAN/ 2011 tanggal 29 September 2011 sebagaimana direvisi dengan Surat Ralat Alamat Kantor Pusat dan Lokasi Proyek No. 235/B.2/A.8/2011 tanggal 27 Oktober 2011. Berdasarkan Keputusan Kepala BKPM, Perseroan mendapatkan izin usaha perusahaan penanaman modal asing yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya; 6. Surat Persetujuan Perubahan Penyertaan Dalam Modal Perseroan No. 2573/A-8/2011 tanggal 13 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; dan 7. Surat Persetujuan Perubahan Penyertaan Dalam Modal Perseroan No. 2709/A-8/2011 tanggal 27 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM. K. Asuransi Perseroan telah mengasuransikan tanah dan bangunan, berikut mesin-mesin yang ada di pabrik Perseroan di Simpang Y, Palembang, Sumatra Selatan dengan beberapa perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk., PT Asuransi Central Asia, PT Tugu Kresna Pratama, PT Kurnia Insurance Indonesia, PT Asuransi Samsung Tugu, dan PT MAA General Assurance. Asuransi tersebut berlaku terhitung sejak 10 September 2011 sampai dengan 10 September 2012. Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan seluruh perusahaan asuransi tersebut di atas. Berikut ini adalah rincian nilai pertanggungan asuransi Perseroan: Asuransi untuk kerugian material - Bangunan di kilang LPG Perseroan sebesar USD 500.000 - Persediaan barang jadi dan suku cadang serta perlengkapan kilang sebesar USD 1.000.000 - Mesin-mesin kilang sebesar USD 17.000.000 Asuransi terhadap gangguan bisnis - Pada laba kotor sebesar USD 8.000.000 55 PT Surya Esa Perkasa Tbk. L. Perjanjian Penting dan Ikatan Penting No Nama Perjanjian 1. Perjanjian Jual Beli Kondensat No. 001/SEP-CT/ VII/11 tanggal 21 Juli 2011 antara PT Surya Esa Perkasa dengan PT Bumi Putra Maju yang dibuat di bawah tangan 2. 3. Pihak Perseroan (penjual) dengan PT Bumi Putra Maju (pembeli) Deskripsi Singkat Perseroan bersedia menjual Kondensat kepada PT Bumi Putra Maju, dengan harga jual ditetapkan dalam satuan USD per bbl dengan acuan harga ICP/ SLC yang ditentukan setiap bulan. Perseroan (penjual) Perseroan bersedia Perjanjian Jual dengan PT Pertamina untuk menyalurkan Beli Liquified dan menjual LPG Petroleum Gas (LPG) (Persero) (pembeli) No. 001/SEP-CTkepada Pertamina HO/VIII/07 tanggal sebesar 36.300 14 Agustus 2007 MT per tahun diubah dengan dengan total Jumlah Penyerahan LPG Amandemen Harga Jual LPG dan Jangka selama berlakunya Perjanjian ini Waktu Perjanjian sebesar 217.800 MT atas Perjanjian dengan ketentuan Jual Beli Liquified harga ditetapkan Petroleum Gas (LPG) No. 090/SEP-AMdalam satuan USD PTM/IX/2010 tanggal per MT sebesar: 1 September 2010 CP Aramco – α. PT Pertamina EP PT Ogspiras Basya Perjanjian Jual Beli Gas Untuk Kebutuhan (penjual) dengan Pratama akan membeli kilang LPG Palembang, PT Ogspiras Basya gas bumi dari Sumatera Selatan Pratama (pembeli) Pertamina EP untuk No. 063/C00000/ memenuhi kebutuhan kilang LPG milik 2005-S1 atau No. 00045/ OBP-DIR/ PT Ogspiras Basya PJBG/I/05 tanggal Pratama di 17 Januari 2005 Palembang, Sumatera Selatan. 56 Jangka waktu 3 tahun sejak ditandatangani 6 tahun sejak Tanggal Dimulai atau telah terpenuhinya Jumlah Penyerahan LPG sebesar 217.800 MT, mana yang lebih dahulu tercapai 15 tahun sejak tanggal 28 Juli 2007 atau telah terpenuhinya Jumlah Kontrak Keseluruhan Feed Gas sebesar 297,00 BCF, mana yang lebih dulu tercapai PT Surya Esa Perkasa Tbk. No Nama Perjanjian 4. Perjanjian Kondensat No. 019/SEP-SMS/ II/2011 tanggal 14 Februari 2011 5. 6. Pihak Perseroan (Penjual), dan PT Surya Mandala Sakti (Pembeli), dengan penerima (consignee) adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Deskripsi Singkat Perseroan akan menjual Kondensat ex kilang LPG Perseroan, dengan kualitas yang sama seperti pengiriman terakhir ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. PT Surya Mandala Sakti selaku Pembeli harus menanggung asuransi setelah pembuatan dari tanki pantai ke kapal. Pembayaran dilakukan dengan penerbitan Bank garansi dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 8.000.000.000,00 melalui bank lokal terkemuka yang berlaku selama 1 tahun. Perjanjian Jual Perseroan (Penjual), Perseroan akan Beli Kondensat dan PT Harindo Putra menjual Kondensat Periode 2010-2013 Jaya (Pembeli) yang berasal dari kilang LPG Perseroan No. 124/SEP-CTkepada PT Harindo HO/XII/10 tanggal Putra Jaya dengan 13 Desember 2010 total keseluruhan 148.500 bbl. PT Bumimerak Perjanjian Sewa Jasa PT Bumimerak Terminal No. 050/ Terminalindo (yang Terminalindo BMT-SEP/2010 tanggal menyewakan) dengan menyewakan 1 September 2010 Perseroan (penyewa) tanki berukuran 1 x 2.000 kilo liter Steel Tank kepada Perseroan untuk tempat penyimpanan atas komoditas tertentu milik Perseroan dan kemudian memberikan jasa tertentu kepada Perseroan sehubungan dengan tempat penyimpanan tersebut. Perseroan dikenakan biaya sewa sebesar USD 13.400 setiap bulan. 57 Jangka waktu 1 tahun sejak tanggal penandatanganan 3 tahun sejak tanggal dimulai atau telah terpenuhinya Jumlah Kontrak Keseluruhan 2 tahun sejak 15 September 2010 dan berakhir pada 14 September 2012 PT Surya Esa Perkasa Tbk. No Nama Perjanjian 7. Perjanjian Sewa Menyewa Unit Kantor Menara Kadin Indonesia No. 016D/ DEV-M2000/XII/2010 tanggal 31 Desember 2010 Pihak PT Kalindo Deka Griya (yang menyewakan) dengan Perseroan (penyewa) Deskripsi Singkat PT Kalindo Deka Griya setuju untuk menyewakan sebagian dari ruangan kantor yang berlokasi di Lantai 16 Menara Kadin Indonesia dengan total area 189 m2. Jangka waktu 36 bulan, terhitung sejak 1 Februari 2011 sampai dengan 31 Januari 2014 8. PT Northstar Pacific Capital (pemberi jasa) dengan Perseroan (pengguna jasa) Perseroan menggunakan Jasa Manajemen dan Jasa Tambahan dari PT Northstar Pacific Capital yang terdiri dari: a. Jasa Manajemen Pendukung: - Memberikan saran Bisnis dan Manajemen untuk operasional dari kilang minyak LPG mini yang terletak di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. - Memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung operasional Perseroan. - Memberikan informasi usaha untuk operasional Perseroan. - USD 225.000 atau 1% dari turnover tahunan, yang mana yang lebih besar. b. Jasa Tambahan: - Terkait dengan persyaratan khusus per kejadian. Selama Perjanjian Jual Beli Gas untuk kebutuhan kilang LPG Palembang, Sumatera Selatan No. 063/ C00000/2005-S1 atau No. 00045/ OBP-DIR/ PJBG/ I/05 tanggal 17 Januari 2005 masih berlaku Perjanjian untuk Memberikan Jasa Manajemen Pendukung dan Jasa Tambahan tanggal 10 Desember 2008 58 PT Surya Esa Perkasa Tbk. No Nama Perjanjian 9. Perjanjian Pemberian Jasa Pengelolaan dan Jasa Tambahan tanggal 11 Januari 2011 Pihak PT Akraya International (penyedia jasa) dengan Perseroan (pengguna jasa) 10. Perjanjian Jasa Pemasaran Yayasan Indonesia Cerdas Bersatu (YICB) dengan Perseroan 11. Customer Support Agreement No. 009/ CSA-2/PC-P22/I/2011 tanggal 28 Januari 2011 Perseroan dengan PT Trakindo Utama 12. Joint Operation Agreement tanggal 11 Oktober 2006 sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali dan Telah Dinyatakan Kembali terakhir dengan Amendment And Restatement Of The Joint Operation Agreement tanggal 18 April 2011 Perseroan dengan OBP 59 Deskripsi Singkat PT Akraya International ditunjuk Perseroan sebagai penyedia pengelolaan operasi untuk pemurnian mini LPG dan proses produksi LPG, Kondensat dan Propana. Biaya untuk pengelolaan yang harus dibayar oleh Perseroan sebesar USD 675,000 (bersih dari segala pajak) ditambah dengan PPn; atau 3% dari omset tahunan ditambah PPn, yang mana yang lebih besar. YICB bertanggung jawab untuk memberikan bantuan dalam memasarkan produk kilang LPG Perseroan. PT Trakindo Utama akan menyediakan jasa supervisi dan suku cadang peralatan operasional Perseroan OBP akan membeli bahan baku gas murni dari Pertamina EP dan kemudian menjual dengan harga yang sama dengan bahan baku gas murni kepada Perseroan untuk memproduksi LPG, Kondensat dan Propana di Pabrik LPG. Jangka waktu Selama Perjanjian Jual Beli Gas Untuk Kebutuhan kilang LPG Palembang, Sumatera Selatan No. 063/C00000/ 2005-S1 atau No. 00045/OBPDIR/PJBG/I/05 tanggal 17 Januari 2005 masih berlaku 1 Agustus 2010 sampai dengan 31 Desember 2014 Berlaku sejak 1 Februari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011* Berlaku selama perizinan yang dimiliki oleh OBP untuk mengoperasikan pabrik LPG dan menjual LPG, Kondensat dan Propana (“Perizinan”) masih berlaku dan selama Perjanjian antara Pertamina EP dan OBP tertanggal 17 Januari 2005 masih berlaku dan mengikat OBP dan Pertamina EP, kecuali Perjanjian ini diakhiri lebih awal. PT Surya Esa Perkasa Tbk. * Berdasarkan Surat Perseroan No. 007/SEP-M-AHP/I/12 tanggal 13 Januari 2012, Perseroan menyatakan bahwa perpanjangan Customer Support Agreement no. 009/CSA-2/PC-P22/I/2011 tanggal 28 Januari 2011 untuk periode tahun 2012 sedang dalam proses final review. M. Perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan dan yang berhubungan dengan Perseroan Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempunyai perkara di pengadilan Republik Indonesia dan tidak terdapat sengketa/tuntutan hukum/tindakan hukum lainnya terhadap Perseroan, Anak Perusahaan maupun termasuk Komisaris dan/atau Direksi Perseroan selain yang telah diungkapkan di Prospektus ini. 60 PT Surya Esa Perkasa Tbk. VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA 1. UMUM Perseroan berdiri sejak tahun 2006 dengan nama PT Surya Esa Perkasa dan berlokasi di Jakarta, Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat. Pada tahun 2006 Perseroan memulai pembangunan kilang, dan instalasi fasiliitas pengolahan gas bumi di Palembang. Kilang LPG tersebut selesai dibangun pada tahun 2007, dan memulai uji coba produksi secara komersial pada September 2007. Sejak Juli sampai Desember 2007, kilang LPG Perseroan hanya mampu menghasilkan sekitar 3.638 MT LPG dan 21.000 bbl Kondensat. Seiring dengan berjalannya waktu, Perseroan mampu meningkatkan efisiensi proses dan output produksinya, sehingga pada tahun 2010, Perseroan berhasil memproduksi 37.774 MT LPG dan 149.000 bbl Kondensat. Saat ini Perseroan adalah pemilik kilang LPG dan fasilitas produksi LPG swasta terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi LPG 113 MT per hari, dan Kondensat 424 bbl per hari. Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan kegiatan usaha Perseroan mencakup: a. menjalankan usaha-usaha di bidang pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam menjadi produk turunannya, terutama LPG, Kondensat dan Propana; b. melakukan pembangunan kilang pengolahan minyak dan gas alam; c. menjalankan usaha di bidang distribusi dan perdagangan minyak dan gas, LPG, Kondensat dan Propana meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal dan interinsulair; d. menerima pengangkatan sebagai distributor untuk produk minyak dan gas, LPG, Kondensat dan Propana dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri; e. mengolah industri petrokimia; f. melakukan investasi di bidang fasilitas penyimpanan minyak dan gas bumi dan produk-produk turunan dari minyak dan gas bumi, seperti LPG, LNG, minyak, Kondensat, dan lain-lain; g. melakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi hulu dan hilir; h. melakukan kegiatan di bidang energi terbarukan; dan i. melakukan kegiatan di bidang minyak dan gas hilir. Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memiliki visi untuk menjadi perusahaan terdepan dalam bidang produksi LPG dan Kondensat di Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut, Perseroan mendukung misi Pemerintah untuk mengkonversi pemakaian sumber energi yang lebih mahal ke pemakaian LPG. 1. Keunggulan Kompetitif a. Kapasitas Produksi yang Tinggi Saat ini Perseroan memiliki kapasitas produksi yang tinggi dan merupakan kilang LPG swasta terbesar kedua di Indonesia. b. Kontrak Pasokan Gas yang Panjang Berdasarkan JOA antara Perseroan dengan PT Ogspiras Basya Pratama, Perseroan akan mendapatkan kepastian untuk memperoleh feed gas sampai dengan tahun 2022. c. Kontrak Penjualan Gas dengan Pelanggan yang Terjamin Saat ini Perseroan memiliki kontrak dengan Pertamina dan kemungkinan besar terus diperpanjang, terutama mengingat di kemudian hari terdapat kemungkinanpasokan LPG dari kilang-kilang domestik masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengikuti kontrak pasokan gas dari Pertamina EP. Hal ini lebih menjamin pendapatan Perseroan di masa depan. d. Tim Manajemen yang Berpengalaman dalam Pengelolaan Kilang Pengolahan Gas dan Industri Kimia Tim manajemen Perseroan memiliki keahlian teknis dan operasional sehingga mampu beroperasi secara efisien dan mengoptimalkan kapasitas produksi 10% s/d 25% di atas desain kapasitasnya. 61 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 2. Kegiatan Usaha Produk Perseroan memiliki kilang LPG yang merupakan usaha hilir dalam industri minyak dan gas bumi. Perseroan melakukan penyulingan dan pemurnian gas bumi guna mengambil senyawa hidrokarbon yang utamanya berkarbon tiga (C3) yaitu Propana, dan berkarbon empat (C4) yaitu Butana, dan sisanya berkarbon lima atau lebih (C5 sampai dengan C7, atau disebut Kondensat). Adapun produk akhir yang dijual Perseroan adalah: a. LPG (liquified petroleum gas): LPG adalah gas minyak bumi yang dicairkan yang merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas bumi, komponennya didominasi Propana (C3) dan Butana (C4). Penggunaan utamanya di Indonesia adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas) untuk rumah, pusat perbelanjaan dan perhotelan, bahan bakar kendaraan bermotor, serta digunakan untuk industri konstruksi seperti steel workshop sebagai bahan bakar las. b. Propana: Propana adalah senyawa alkana berkarbon tiga (C3) yang berwujud gas hasil turunan penyulingan gas bumi. Propana merupakan penyusun utama LPG yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan bakar atau pengganti Freon yang lebih ramah lingkungan. c. Kondensat: Kondensat adalah senyawa alkana berkarbon lima (C5) atau lebih, yang merupakan produk sampingan dari hasil penyulingan gas bumi dalam bentuk cairan. Kegunaan utama Kondensat di pasar dalam negeri, adalah sebagai bahan baku Thinner, lem, ban kendaraan. Selain itu, dapat digunakan sebagai Light Naphtha yang merupakan bahan pengurai (cracker) untuk pembuatan polyethylene. Berikut adalah data penjualan produk Perseroan selama 5 tahun terakhir: (dalam Rupiah) Produk 2007* 2008 2009 2010 2011** LPG 22.850.944.729 178.792.843.219 151.110.430.930 232.149.837.340 178.008.542.703 Propana 102.153.020 252.328.024 137.259.849 50.477.724 166.414.939 1st grade 10.517.112.165 56.046.400.536 54.049.671.773 76.610.329.437 59.535.813.516 Kondensat 198.835.532 3.120.367.342 1.640.469.092 1.210.960.620 1.037.715.810 2nd grade Total 33.669.045.446 238.211.939.121 206.937.831.644 310.021.605.121 238.748.486.968 *2007 dari Juli sampai dengan Desember **2011 sampai dengan Juli Seluruh produk akhir hasil ekstraksi gas bumi tersebut, telah memenuhi standar dan kualitas yang diminta oleh pelanggan Perseroan dan sesuai dengan regulasi. Misalnya untuk LPG, produk LPG Perseroan harus memenuhi standar Pertamina berdasarkan ketentuan Kementerian ESDM. Berikut adalah standar kualitas dari produk Perseroan: Sesuai dengan keputusan Ditjen Migas No. 25K/36/DDJM/1990 LPG: 0.8% volume etana 97.2% volume C3/C4 2.0% volume C5+ RVP** (maks) 145 Psig Tidak terdapat air PROPANA: 98.5% kemurnian volume Tidak terdapat air Sumber: Keputusan Ditjen Migas No. 25K/36/DDJM/1990 *SG = Specific Gravity (rasio kerapatan massa) **RVP = Raid Vapor Pressure (tekanan uap mutlak) Kualitas produk LPG akan terus dimonitor dan dievaluasi oleh Pertamina setiap 6 bulan. 62 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kontrol Kualitas Internal Perseroan memiliki departemen Quality Control yang dikepalai oleh Supervisor Laboratorium dan dibantu 4 orang staf Analis Laboratorium serta seorang Administrasi Laboratorium yang juga merangkap sebagai staf analis. Target standar kualitas LPG yang digunakan adalah mengacu dari standar kualitas produksi LPG yang sudah ditetapkan oleh Ditjen Migas pada tanggal 11 November 2009. Adapun standar tersebut adalah sebagai berikut: No Sifat-sifat Unit 1 2 3 4 5 6 7 8 Specific Gravity pada 60/60oF Vapour pressure 100oF Weathering test pada 36oF Copper corrosion, 1 jam/100oF Total Sulfur* Kandungan air Komposisi : C2 C3 dan C4 C5+ (C5 dan yang lebih berat) Ethyl atau Buthyl Merkaptan tambahan Psig % vol grains/1000 cuft % vol % vol % vol ml/1000AG Batasan Minimum Maksimum 145 95 ASTM No. 1 15 Tidak terdapat air 0.8 97 2 50 Metode Uji ASTM Lain D-1657 D-1267 D-1837 D-1838 D-2784 Visual D-2163 - - Sumber: Ditjen Migas *keterangan: Untuk analisa kandungan sulfur dilakukan pada Pertamina Refinery Unit – III (Plaju) selama 3 bulan sekali Berikut adalah peralatan yang digunakan Perseroan untuk menganalisa kualitas LPG: NO. 1 2 3 4 5 Peralatan Gas Chromatography Waterbath for Vapour Pressure analysis Waterbath for Copper Strip analysis Weathering Tube 100 ml Pressure Hydrometer Cylinder Analisa Komposisi C2, C3+C4, C5+ Vapour Pressure Copper Strip analysis Weathering Test Specific Gravity Selain itu Perseroan juga telah menerapkan sistem kontrol kualitas pada tiap tahapan sebagai berikut: a. Kontrol produk pada upstream storage LPG Dilakukan sebanyak 1 kali per 4 jam atau 6 kali per 24 Jam. Hasil dari sistem ini akan disampaikan ke shift supervisor sebagai kontrol awal untuk produk LPG. b. Kontrol Produk pada system storage LPG Dilakukan sebelum proses loading LPG ke truk tanki. Hasil ini sebagai kontrol produk akhir LPG dan hasilnya akan dibuatkan sertifikat LPG yang akan disampaikan kepada konsumen. c. Kontrol Analisa Komparasi LPG Pihak ketiga. Produk LPG akan dianalisa di Pertamina RU–III (Plaju) sebanyak 1 kali selama 3 bulan. Perseroan melakukan kerjasama dengan Pertamina RU–III sebagai counter check dari produk LPG tersebut terhadap hasil analisa peralatan kromatografi gas Perseroan. Pemasok Perseroan mendapatkan sumber pasokan gas bumi murni dari Pertamina EP, melalui JOA dengan OBP. Pertamina EP menyalurkan gas bumi dari sumur gas Lembak dan jalur pipa gas Cambai. Pertamina EP juga mengalirkan gas untuk PT Pupuk Sriwijaya dan beberapa pembangkit tenaga listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (”PLN”), dan industri lain yang juga terletak di daerah Simpang Y setelah kilang LPG Perseroan. 63 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berikut adalah penjelasan mengenai JOA antara Perseroan dan OBP: Sifat hubungan antara OBP dan Perseroan adalah terafiliasi. Hubungan afiliasi tersebut terkait dengan: − 40% saham dalam OBP dimiliki oleh Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana yang juga merupakan pemegang 44% saham dalam RT, dimana RT merupakan pemilik 40% saham dalam Perseroan. Selain hal tersebut, Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana juga menjabat sebagai Direktur Perseroan; − 60% saham dalam OBP dimiliki oleh PT. Surya Kencana Prima (“SKP”). Bapak Theodore Permadi Rachmat yang merupakan Wakil Komisaris Utama Perseroan memiliki 50% saham SKP. Selain itu, Bapak Theodore Permadi Rachmat merupakan pemegang 14% saham dalam TAS, dimana TAS merupakan pemilik 60% dalam Perseroan. Bapak Theodore Permadi Rachmat juga menjabat sebagai Komisaris SKP dan juga Wakil Komisaris Utama Perseroan; Perseroan memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan kelangsungan hubungan kontrak tersebut, karena OBP adalah pihak yang terafiliasi, dimana Pemegang Saham OBP juga merupakan pemegang saham tidak langsung dari Perseroan. Selain itu di dalam JOA juga secara tegas menyatakan bahwa OBP akan mengupayakan agar Perseroan ditunjuk sebagai pihak dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP. Fasilitas Produksi Lokasi kilang LPG milik Perseroan terletak di Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y, Palembang, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan ilir, Sumatera Selatan. Luas kilang LPG dan fasilitas pendukungnya adalah 2,66 hektar. Berikut adalah peta lokasi kilang LPG Perseroan: Lokasi Kilang LPG Perseroan KILANG LPG Sumber: Perseroan Informasi pendirian kilang LPG Perseroan adalah sebagai berikut: : : : : : : Lean Gas Return : Process Licensor Tahun dibangun Masa uji coba Produksi komersial Civil, M&E dan Commissioning Contractor Sumber Feed Gas 64 Presson Enerflex – CANADA 2006-2007 Juli - Agustus 2007 sejak September 2007 PT Rekayasa Industri Jalur pipa Gas Lembak / Cambai, Pertamina EP Jalur pipa Pertamina EP PT Surya Esa Perkasa Tbk. KilangLPGPerseroandibangunpadatahun2006berdasarkandesaindariPressonEnerflex– Canada sebagai Process Licensor, dan pembangunannya dilakukan oleh PT Rekayasa Industri. PembangunankilangLPGtelahmemperolehizindariDitjenMigasdantelahdisertaidenganUPL dan UKL. Seluruh bangunan telah dirancang menurut standar yang mempertimbangkan segala segikeselamatan,kesehatankerjadanlingkungan.KilangLPGPerseroanefektifmemulaiujicoba operasinya pada Juli 2007, selama 2 bulan sampai dimulai produksi komersialnya pada September 2007. DesainkapasitaskilangLPGPerseroanadalahsebagaiberikut: Feed Gas Jenis Produk : 60 MMSCFD* LPG Propana Kondensat :110MTPD : 9,5 MTPD** : 227 BPD*** Keterangan: * MMSCFD: Million Standard Cubic Feet per Day adalah satuan untuk menunjukkan laju alir gas bumi per hari ** Metric tons per day atau metrik ton per hari *** Barrels per day atau barel per hari KapasitaskilangLPGPerseroandirancanguntukmenerimaalirangasbumimurni(feed gas) dari jalur pipa Pertamina EP sebesar 60 MMSCFD (sesuai kontrak bypass pipa dari Pertamina EP) dan selanjutnya akan mengembalikan gas yang tidak terproses (lean gas) melalui jalur pipa Pertamina EP.KilangPerseroanmemilikikapasitasproduksiLPGsebesar110MTperhari,Propana9,5MT perhari(TotalLPG+Propanaadalah119,5MTperhari),danKondensatsebesar227bblper hari. Berikut adalah data produksi Perseroan sejak September 2007 sampai dengan Juli 2011: (in ‘000 MT) Produksi LPG (in ‘000 bbl) 40.0 35.0 37.34 30.0 140.0 30.81 24.83 20.0 149.1 131.6 120.0 25.0 24.40 100.0 109.6 91.2 80.0 15.0 60.0 10.0 40.0 5.0 0.0 Produksi Kondensat 160.0 20.0 3.64 Sep - Des 2007 2008 2009 2010 Jan - Juli 2011 4 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 7 bulan 21.0 0.0 Sep - Des 2007 2008 2009 2010 Jan - Juli 2011 4 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 7 bulan Sumber: Perseroan Kinerja kilang LPG Perseroan terus mengalami peningkatan, di mana sejak beroperasi penuh padatahun2008,kilangLPGPerseroanhanyamampumemproduksi24.833MTLPGpertahun, namun pada tahun 2010 sudah mencapai 37.343 MT per tahun. Sama halnya dengan produksi Kondensat,dimanasejakberoperasipenuhpadatahun2008,kilangLPGPerseroanhanyamampu memproduksi 109.600 bbl per tahun, namun pada tahun 2010 sudah mencapai 149.075 bbl per tahun. Daridatadiatas,pertumbuhanrata–rata(CAGR)produksiLPGpertahunsejaktahun2008 sampai dengan 2010 mencapai 22,59%. Sedangkan pertumbuhan rata – rata produksi Kondensat per tahun sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 mencapai 16,64%. Sedangkan metode penentuan persediaan mengacu pada kapasitas tanki penyimpanan baik LPG maupun Kondensat. Untuk LPG kapasitas penyimpanan mencapai 600 MT sehingga apabilaproduksiLPGmencapai113MTperhari,tankicukupmenampungLPGselama5,3hari. PengambilanLPGdilakukansetiapharisehinggakondisipersediaanselaludalamposisiaman. Untuk Kondensat kapasitas penyimpanan mencapai 3.000 bbl sehingga apabila produksi Kondensat mencapai 424 bbl per hari, tanki cukup menampung Kondensat selama 7,08 hari. Pengambilan 65 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kondensat dilakukan setiap hari sehingga kondisi persediaan selalu dalam posisi aman. Kilang LPG Perseroan memiliki fasilitas sebagai berikut: a. Bangunan Kantor b. Area Produksi/penyulingan yang terdiri atas Generator Ruang Kontrol Hot Oil System Dehydration Unit Gas Suction Scrubber Feed Gas Compressor Refrigerant Compressor Contactor Fractionation Tower Kolam untuk sistem hidran c. Area Penyimpanan Tanki LPG Tanki Kondensat Tanki Propana d. Area Stasiun Pengisian Keseluruhan fasilitas kilang di atas telah memenuhi standar kualitas proses produksi yang ketat, kebersihan dan estetika, serta keamanan yang tinggi sehingga tercapai kondisi zero accident sejak awal produksi sampai dengan saat ini. Salah satu sarana penunjang keamanan produksi, ditempatkan kolam air yang cukup besar pada area produksi, sebagai sistem hidran untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran. Penjelasan atas fasilitas dan mesin yang telah disebutkan di atas akan dibahas pada sub bagian proses produksi di Prospektus ini. Proses Produksi Pada dasarnya proses penyulingan gas bumi adalah melakukan pemisahan berbagai senyawa hidrokarbon yang terdapat dari gas bumi dan membuang air, minyak, serta senyawa yang tidak diinginkan agar diperoleh gas yang memenuhi standar dan kualitas untuk dikonsumsi. Sederhananya proses penyulingan gas pada kilang LPG Perseroan dapat dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu: - Pemisahan minyak (Kondensat 2nd grade) - Pemisahan cairan - Pemisahan gas bumi cair Berikut adalah alur proses penyulingan gas yang dilakukan Perseroan: Proses Produksi Pada Kilang LPG Perseroan LEAN GAS TO PERTAMINA EP PROPANA SALES GAS FEED GAS SCRUBBER PRESSURIZE SYSTEM COOLING SYSTEM DEWATERING SYSTEM TEG METHASOL 2ND GRADE LPG PROPANA WATER KONDENSET FRACTIONATION SYSTEM KONDENSET 1ST GRADE DHU Dehydration Unit REFRIGERANT SYSTEM SUMUR GAS LEMBAK & CAMBAI SEPARATOR Sumber: Perseroan 66 - PUSRI - PLN - PERTAMINA PT Surya Esa Perkasa Tbk. a. Pemisahan minyak (Kondensat 2nd grade) Pertama kali feed gas yang dialirkan oleh Pertamina EP akan diteruskan ke Gas Suction Scrubber, dimana mesin scrubber ini berguna untuk memisahkan partikel-partikel besar kotoran, seperti pasir dan minyak yang berpengaruh besar terhadap kemurnian gas. Dari proses di Gas Suction Scrubber ini sudah dihasilkan produk Kondensat 2nd grade. b. Pemisahan cairan Seteleh dipisahkan dari air dan heavy Kondensat (Kondensat 2nd grade), gas dialirkan ke Pressurizer System untuk dinaikkan tekanannya menggunakan Feed Gas Compressor. Selanjutnya gas dialirkan ke Dewatering System, dimana di sistem ini air yang terikut dalam gas akan diserap melalui Dehydration Unit dengan mempertemukan gas dengan TEG (triethylene glycol) di Contactor. Partikel TEG yang bersifat sebagai adsorbent akan menyerap air sehingga air akan berpisah dengan gas. Setelah Dewatering System, gas menuju Cooling System dimana tekanan gas diturunkan menggunakan JT valve untuk mendapatkan temperatur yang lebih rendah akibat Joule Thomson effect. c. Pemisahan gas bumi cair Gas yang sudah dipisahkan dengan air tersebut selanjutnya dialirkan ke Cooling System. Pada Cooling System ini Methanol diinjeksikan ke dalam pipa agar sisa air yang masih terkandung dalam gas tidak membeku. Selanjutnya gas bumi akan didinginkan sampai temperature -57oF di Low Temperature Separator yang merupakan bagian dari Cooling System. Dari proses ini, terjadi pemisahan gas bumi dengan gas bumi cair, dimana senyawa hidrokarbon yang lebih ringan seperti Metana (C1) dan Etana (C2), berpisah dengan gas yang lebih berat karena hidrokarbon ringan flashing menjadi gas. Gas C1 dan C2 tersebut selanjutnya dikeluarkan dari Low Temperature Separator untuk dikembalikan ke pipa Pertamina EP. Selanjutnya senyawa hidrokarbon C3, C4, dan Kondensat (atau disebut gas bumi cair) akan dialirkan ke Fractionation System. Disinilah gas bumi cair tersebut akan kembali dipisahkan menjadi komponen penyusun utamanya melalui proses fraksinasi. Proses fraksinasi dilakukandengan memanaskan senyawa hidrokarbon, sehingga senyawa hidrokarbon yang dipanaskan akan berpisah berdasarkan titik didih mereka yang berbeda. Dari proses fraksinasi ini diperolehlah Propana, LPG, dan Kondensat 1st grade. Hasil fraksinasi tersebut akan disimpan pada tanki penyimpanan masing-masing, untuk selanjutnya dialirkan ke Filling Station pada saat loading ke truk-truk tanki dari pihak pengangkut yang ditunjuk oleh Pertamina maupun pelanggan Perseroan. Kilang LPG perseroan memiliki kapasitas penyimpanan 600 MT yang terdiri dari 4 unit LPG Storage Tank dengan kapasitas masing-masing 150 MT yang memiliki ketahanan operasi kurang lebih 5-6 hari. Loading Station LPG yang ada sebanyak 2 unit dengan loading speed untuk 18 MT LPG adalah 75 menit. Penjualan dan Pengangkutan a. Produk LPG dan Propana Hasil akhir LPG Perseroan seluruhnya dipasarkan lewat Pertamina divisi Gas Domestik, yang seluruhnya ditujukan untuk pasar domestik. Pengangkutan produk LPG Perseroan dilakukan oleh SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk LPG) milik swasta yang ditunjuk oleh Pertamina. Propana tidak diproduksi dan dijual secara rutin oleh Perseroan dan diproduksi hanya pada saat ada permintaan khusus, karena Propana yang dihasilkan oleh kilang Perseroan di-blend untuk LPG. Propana yang dapat diproduksi Perseroan memiliki spesifikasi khusus yang berbeda dengan yang dibutuhkan oleh pasar pada umumnya. Pembeli utama Propana Perseroan hanya PT Harindo Mitra Gas yang bergerak di bidang gas. Berikut adalah data penjualan LPG dan Propana Perseroan: (dalam MT) Keterangan LPG ke Pertamina Propana ke PT Harindo Mitra Gas 2007 3.420 8 *sampai dengan bulan Juli 2011 67 2008 24.961 16 2009 30.758 19 2010 37.360 5 2011* 24.318 13 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Mekanisme penjualan LPG mengacu kepada Perjanjian Jual Beli LPG dengan Pertamina yang berlaku selama 6 tahun (2007 s/d 2013), dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut: 1. Invoice dibuat setelah satu bulan pengambilan; dan 2. Pembayaran dilakukan Pertamina setelah 20 hari kalender dari tanggal invoice. Penentuan harga jual yang ditetapkan Perseroan, akan berpatokan pada standar harga LPG internasional, yaitu CP Aramco (contract price Arab Saudi) dalam satuan USD per MT. Hal tersebut dikarenakan Arab Saudi adalah pemasok utama untuk LPG. b. Produk Kondensat Kondensat Perseroan terdiri dari 2 jenis yaitu Kondensat 1st grade dan Kondensat 2nd grade. Sejak 2010, 100% Kondensat Perseroan dipasarkan melalui distributor lokal atau jasa agen untuk kebutuhan dalam negeri. Untuk penjualan Kondensat untuk pasar lokal, Perseroan melakukan penjualan Kondensat kepada distributor dan user (via truk dari kilang LPG Perseroan). Perseroan juga melakukan penjualan kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. melalui jasa agen. Pengiriman kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. tersebut, dilakukan dengan bulk shipping dari storage tank Perseroan yang disewa Perseroan di wilayah Merak. Kondensat 1st grade Perseroan, terutama dijual kepada PT Lantana Makmur, PT Harindo Putra Jaya, PT Bumi Putra Maju (kesemuanya bergerak sebagai produsen Thinner dan Solvent), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (produsen polyethylene), melalui PT Surya Mandala Sakti dan Sojitz Pte. Ltd. (eksportir Singapura). Kondensat 2nd grade Perseroan dijual kepada pelanggan utama Perseroan yang bergerak sebagai produsen Thinner dan Solvent, yaitu PT Rhio Chende Karya dan PT Bumi Putra Maju. Berikut adalah data penjualan Kondensat 1st grade dan 2nd grade Perseroan: (dalam bbl) Pembeli Kondensat 1st grade PT Harindo Putra Jaya PT Bumi Putra Maju Sojitz Pte Ltd PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. PT Lantana Makmur PT Rhio Chende Karya Total 2007 12.278 6.450 - 2008 46.069 35.219 11.061 2009 46.585 55.753 20.254 2010 55.277 79.450 - 2011 22.375 34.002 - 264 703 19.695 92.350 11.184 133.776 55.455 190.182 33.065 89.442 (dalam bbl) Pembeli Kondensat 2 grade PT Rhio Chende Karya PT Bumi Putra Maju Total nd 2007 613 613 2008 8.565 8.565 2009 6.636 6.636 2010 3.705 3.705 2011 2.868 2.868 Sumber: Perseroan Mekanisme penjualan Kondensat mengacu kepada kontrak dengan masing masing pembeli dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut: 1. Pembayaran dimuka untuk penjualan retail (via truk). 2. Untuk penjualan ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. mengunakan Jaminan Bank senilai invoice dan pembayaran kredit 30 hari kalender dari tanggal pengapalan. 3. Untuk penjualan ekspor mengunakan Standby Letter of Credit senilai invoice dan pembayaran kredit 15 hari kalender dari tanggal pengapalan. 4. Sejak 2010, Perseroan tidak lagi melakukan ekspor karena Pemerintah tidak lagi mengeluarkan ijin ekspor untuk Kondensat. Untuk penjualan dalam negeri (retail), harga jual Perseroan mengacu kepada harga ICP/SLC (Indonesian Crude Price / Sumatera Light Crude). Perhitungan harga jual ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan ekspor, mengacu kepada harga Naphtha MOP Singapore. 68 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Pengangkutan produk Kondensat Perseroan untuk pasar lokal dilakukan oleh dua offtaker utama Perseroan yaitu PT Harindo Putra Jaya dan PT Bumi Putra Maju. Setiap pengapalan Kondensat ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan ekspor berkapasitas 11.000 bbl (1.200 MT). 2. Tinjauan Industri Gas Dalam Negeri a. Gambaran Umum Gas Bumi Gas bumi terdiri dari beberapa jenis gas hidrokarbon. Selain dari Propana dan butana komponen utama adalah Metana (C1) dan Etana (C2). Berikut adalah tabel jenis gas atau senyawa hidrokarbon yang terdapat pada gas bumi: Penyusun Metana Etana Propana Butana Pentana Karbon dioksida Oksigen Nitrogen Hidrogen Sulfat Rare gases Struktur Kimia C1 C2 C3 C4 C5 CO2 O2 N2 H 2S A, He, Ne, Xe % tipikal gas 70-95% 2.5-12% 1-6% 0.2-2.5% 0.2-1% 0-8% 0-0.2% 0-5% 0-5% trace Sumber: http://www.naturalgas.org/ Gas bumi dapat ditemukan di bawah lapisan bumi, seringkali bersama dengan cadangan minyak. Saat tiba di permukaan, gas ini dipisahkan dari minyak atau air yang mungkin ada di dalam deposit tersebut. Proses ini memurnikan gas dengan membuang gas lain yang ada seperti Propana dan Butana, serta kandungan air. Energi yang dihasilkan oleh gas bumi diukur dengan kalori. Kandungan energi ini tidak seragam karena dihasilkan dari beberapa sumur gas yang berbeda. Kalori gas bumi di Indonesia paling rendah adalah 5.991 Kkal /m3 sementara yang tertinggi mencapai 11.127 Kkal /m3. Gas bumi yang didistribusikan di wilayah Banten, Karawang, Bogor, Jakarta memiliki kalori sebesar 7.703 – 11.127 Kkal /m3, sementara gas bumi yang didistribusikan di wilayah Cirebon memiliki kalori terendah yakni 5.991 Kkal/m3. b. Cadangan dan Produksi Gas Bumi Indonesia Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data 1 Januari 2010 mencapai 157,14 TSCF dan produksi per tahun mencapai 3,4 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 46,21 tahun. Cadangan gas ini diperkirakan belum akan bertambah kecuali ditemukan cadangan potensial baru. Cadangan besar terakhir yang ditemukan adalah cadangan di lapangan Tangguh. Tidak adanya cadangan potensial ini mempengaruhi aktivitas pengeboran pengembangan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam tiga tahun terakhir, aktivitas pengeboran untuk pengembangan lapangan gas bumi di Indonesia relatif nihil. Pengeboran pengembangan mencapai 22.626 kaki pada tahun 2007. Produksi gas bumi Indonesia beberapa tahun terakhir cenderung tetap. Tingkat produksi ratarata adalah sekitar 3,4 miliar TSCF (trillion standard cubic feet) . Produksi gas dihasilkan dari produksi Pertamina, Pertamina Joint Operating Body (JOB), Pertamina Technical Assistance Contract (TAC) dan Pertamina Joint Operating Body Production Sharing Contract (JOB-PSC), serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) / Production Sharing Contract (PSC). Tingkat produksi gas sebagian besar dihasilkan dari Kontrak Kerja Sama (KKS) / Production Sharing Contract (PSC) yakni sekitar 3,05 TSCF, diikuti oleh produksi Pertamina sekitar 350 MSCF. Produksi oleh Pertamina JOB dan Pertamina TAC tidak terlalu signifikan yakni masing-masing sekitar 31 juta MSCF pada tahun 2010. Produksi gas bumi tahun 2010 melalui KKKS rata-rata mencapai sekitar 88% dari produksi total sementara produksi oleh Pertamina sekitar 10%. Produksi oleh Pertamina JOB dan Pertamina TAC rata-rata masing-masing sekitar 0,9%. 69 PT Surya Esa Perkasa Tbk. c. Pemanfaatan Gas Bumi Gas bumi dipakai pada beberapa sektor. Penggunaan gas bumi di Indonesia antara lain untuk penggunaan pada sumur gas sendiri untuk keperluan pembangkit listrik, industri pupuk, pengilangan (seperti ethylene dan LPG), LNG (Liquified Natural Gas), heating dan lain-lain. Berdasarkan data Ditjen Migas tahun 2010 pemanfaatan gas bumi sebagian besar diproses menjadi LNG yakni 1,4 TSCF per tahunnya, sementara untuk pasar dalam negeri (lokal) digunakan untuk pupuk 225.751 MMSCF, refinery 28.489 MMSCF, LPG dan Kondensat 26.414 MMSCF dan industri lainnya 621.458 MMSCF. d. Ekspor Gas Bumi Sebagian produksi gas bumi Indonesia dilempar ke pasar ekspor dan sisanya untuk kebutuhan domestik. Ekspor gas Indonesia selama ini adalah ke Singapura, Jepang, China, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. Ekspor sebagian besar dilakukan dalam bentuk LNG melalui kapal, sementara sisanya melalui jaringan pipa transmisi. Selama ini, porsi untuk ekspor lebih besar daripada volume untuk pasar domestik. Secara akumulatif dalam kontrak jual beli gas dari tahun 2003 hingga 2007, alokasi domestik mencapai 20.120.000 MMSCFD atau 48% dan ekspor 21.550.000 MMSCFD atau 52%. Sejak tahun 2009 persentase ekspor gas bumi sudah mulai mengecil dibandingkan sebelumnya. Pada tahun 2009 ekspor kurang dari 50% yakni sebesar 46,08% dari total produksi dengan volume mencapai 3.667 MMSCFD. Ekspor gas dalam bentuk LNG cenderung turun dari tahun ke tahun, sementara ekspor melalui pipa cenderung meningkat. Pada tahun 2007 ekspor LNG turun sebesar 8,5% menjadi 1.076.785 MMSCFD. Penurunan juga terjadi pada tahun 2008 namun lebih kecil yaitu sebesar 0,8% menjadi 1.067.796 MMSCFD. Pada tahun 2009, hingga bulan Oktober tercatat ekspor LNG sebesar 841.911 MMSCFD. Jika dihitung rata-rata bulanan maka volume ekspor sebesar 84.191 MMSCFD ini lebih kecil dari tahun sebelumnya yang mencapai 88.983 MMSCFD. Sementara itu, volume ekspor gas melalui pipa memiliki tren meningkat. Ekspor gas dilakukan melalui pipa transmisi Grissik – Singapura. Volume ekspor gas bumi melalui pipa fluktuatif dalam beberapa tahun namun menunjukkan tren meningkat. Pada tahun 2007 volume ekspor mencapai 297.000 MMSCFD. Pada tahun 2008 volume ekspor menurun 20% menjadi 235.000 MMSCFD. Ekspor melonjak tajam pada tahun 2009, dimana hingga bulan Oktober telah mencapai 291.000 MMSCFD atau 24% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada tahun-tahun mendatang diperkirakan volume gas untuk ekspor akan lebih kecil lagi seiring dengan berkurangnya komitmen gas untuk luar negeri setelah tahun 2010. Beberapa kontrak penjualan ekspor gas ke luar negeri dilakukan secara jangka panjang dengan sistem kontrak. Saat ini sejumlah kontrak ekspor jangka panjang masih berlangsung dan beberapa kontrak baru juga akan mulai realisasi pengirimannya dalam tahun ini. Menurut rencana pemerintah akan membatasi kontrak ekspor gas baru dan akan mengalihkan alokasi untuk kebutuhan domestik pada tahun 2011. e. Kebutuhan Gas Domestik Secara garis besar pemanfaatan gas bumi di pasar domestik dibagi atas 3 kelompok yaitu : Gas Bumi untuk Pembangkit Listrik Sebagian besar digunakan oleh PLN sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik untuk PLTG dan PLTGU yang meliputi wilayah Sumatera dan Jawa. Gas Bumi sebagai Bahan Bakar Gas bumi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada produksi migas yakni untuk artificial lifting (komponen produksi lifting minyak bumi) oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (“PGN”) dan PT Chevron Pacific Indonesia. Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar juga dilakukan pada industri menengah maupun berat, seperti industri keramik dan kaca, serta industri tekstil. Sisanya adalah pemakaian gas bumi sebagai bahan bakar dalam bentuk LPG, pada skala kecil dan menengah seperti pada industri perhotelan, rumah tangga, dan kendaraan. 70 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Gas bumi sebagai bahan baku Sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pada industri pupuk oleh Pupuk Sriwijaya I sampai IV di Palembang dan Pupuk Kujang di Jawa Barat. Selain itu gas bumi juga digunakan pada industri Petrokimia, besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan. Rata-rata kebutuhan gas bumi domestik per tahun pada tahun 2009 hingga 2010 adalah 5.557,6 MMSCFD. Wilayah Sumatera Bagian Tengah, Selatan dan Jawa Bagian Barat merupakan wilayah dengan kebutuhan terbesar dengan rata-rata kebutuhan per tahun dari tahun 2009 hingga 2014 sebesar 2.994,7 MMSCFD. Wilayah Jawa Bagian Timur menjadi yang kedua terbesar kebutuhannya dengan rata-rata sebesar 843,8 MMSCFD per tahun yang didominasi oleh pengggunaan untuk listrik PLN pada PLTGU Gresik. Selain listrik, kebutuhan juga datang dari pabrik milik PT Petrokimia Gresik sebagai bahan baku dan PGN sebagai bahan bakar. Kebutuhan gas yang dimaksud di atas adalah kebutuhan terkontrak ditambah kebutuhan yang mendapat komitmen. Kebutuhan domestik ini belum seluruhnya terjamin pasokannya karena volume gas terkontrak masih di bawah volume kebutuhan. Sebagian dari kebutuhan ini baru mendapatkan komitmen pasokan dari produsen. f. Penyerap Gas Terbesar Domestik Secara sektoral, kelistrikan menjadi sektor dengan kebutuhan gas domestik terbesar. Kebutuhan rata-rata pada tahun 2009 hingga 2014 mencapai 2.130,7 MMSCFD. Kebutuhan untuk sektor listrik akan menurun pada tahun 2012 sampai 2014 karena penurunan kebutuhan terkontrak lebih besar dari kenaikan kebutuhan yang mendapat komitmen di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Jawa Bagian Timur. Kebutuhan gas sebagai bahan bakar merupakan sektor terbesar kedua dengan rata-rata kebutuhan 1385,5 MMSCFD. Kebutuhan terkontrak turun lebih besar dari kenaikan kebutuhan yang mendapat komitmen di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Jawa Bagian Tengah mulai 2011. Industri pupuk dan petrokimia dengan kebutuhan rata-rata sebesar 1.145,6 MMSCFD adalah sektor dengan kebutuhan terbesar ketiga. Kebutuhan ini relatif tetap karena tidak ada ekspansi pada industri ini. 3. Kondisi Persaingan dan Prospek Usaha Perseroan LPG Sejak Pemerintah memberlakukan program konversi Minyak Tanah ke LPG pada tahun 2007 lalu, kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat. Selama ini pasokan LPG dari kilang-kilang dalam negeri baik kilang Pemerintah maupun kilang swasta (yang hanya berjumlah 16) saat ini masih kurang daripada kebutuhan dalam negeri,sehingga persaingan di industri ini relatif masih terbuka, bahkan masih diperlukan tambahan LPG impor dengan volume yang masih sangat besar. Berikut adalah data dan proyeksi produksi dan penjualan LPG dalam negeri: (dalam MT per tahun) Tahun 2008 Produksi Domestik Impor 1.690.766 Penjualan 373.500 993.875 2009 2.125.217 825.454 2.629.872 2010 2.478.370 1.459.763 3.384.978 2011F 2.757.413 1.503.555 3.554.226 2012F 2.840.413 1.548.662 3.731.938 2013F 2.925.339 1.595.121 3.918.535 2014F 3.013.100 1.642.975 4.114.461 2015F 3.103.493 1.692.264 4.320.185 2016F 3.196.597 1.743.032 4.536.194 71 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Penjualan dan Produksi LPG (juta MT) 4.4 2.6 2.5 3.7 3.6 3.3 2.8 2.8 4.5 4.3 3.9 2.9 3.0 3.1 3.2 2.1 1.7 1.0 2008 2009 2010 2011F 2012F Produksi Domestik 2013F 2014F 2015F 2016F Penjualan Sumber: data Kementerian ESDM MelihatkebutuhanLPGdalamnegeriyangsangattinggidandiprediksiakanterusbertumbuh, Perseroan yakin seluruh hasil produksi LPG-nya akan terus diserap oleh Pertamina. Seluruh distribusiLPGdiIndonesiadiaturolehPertaminadivisiGasDomestik,dimanaPerseroanjuga menyuplaiLPGtersebutmelaluiikatankontrakjualbeliselama6tahun(2007s/d2013).Meskipun kontrak jual beli tersebut akan ditinjau setiap 3 tahun sekali, kemungkinan besar Perseroan akan terus mendapatkan perpanjangan kontrak, mengingat Perseroan masih terikat kontrak pasokan gas dari Pertamina EP hingga tahun 2022. Kondensat Kebutuhan Kondensat dalam negeri sangat besar dan lebih besar lagi adalah konsumsi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. sendiri yang mengunakan Light Naphtha sebanyak 5.000 MT per hari setara dengan 46.000 bbl per hari dibandingkan dengan kapasitas produksi Perseroan sebesar 400 bbl per hari (hanya sekitar 0,94% kebutuhan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.). Berikut adalah data kebutuhan Kondensat dalam negeri: (dalam bbl per bulan) Tahun 2009 2010 2011F 2012F 2013F 2014F 2015F 2016F Produksi Kebutuhan Domestik PT Chandra Asri Kebutuhan Ekspor Domestik Petrochemical Tbk. 791.000 45.000 1.350.000 > 1.000.000 804.660 46.350 1.350.000 > 1.000.000 828.800 47.740 1.350.000 > 1.000.000 853.670 49.170 1.350.000 > 1.000.000 879.280 50.640 1.350.000 > 1.000.000 905.650 52.160 1.350.000 > 1.000.000 932.820 53.730 1.350.000 > 1.000.000 960.810 55.340 1.350.000 > 1.000.000 Sumber: data Kementerian ESDM Jumlah Produsen Kondensat dalam negeri masih sangat terbatas. Saat ini Perseroan memperkirakan hanyaterdapat2kilangKondensatswastadan3kilangKondensatdariPertaminayanghampir berkompetisilangsungdenganPerseroan.KeduakilangswastatersebutmemproduksiKondensat dengankualitasdibawahKondensatPerseroan,yangutamanyahanyadapatdigunakansebagai bahan baku Thinner. Dengan menjual Kondensat yang lebih murah dari Perseroan, kedua kilang tersebut diperkirakan hanya akan dapat memasuki pasar Thinner low end, sedangkan Kondensat produksi Perseroan lebih ditujukan untuk memasuki pasar menengah ke atas dengan harga dan kualitas yang dapat bersaing dengan Kondensat bermerek yang dimiliki Pertamina. Dari data Kementerian ESDM di atas dan jumlah produsen yang masih terbatas, dapat disimpulkan kebutuhan Kondensat dalam negeri saat ini jauh lebih besar dari produksi domestik, sehingga Perseroan yakin seluruh produksi Kondensatnya akan terserap oleh pasar. 4. Kegiatan Usaha Anak Perusahaan Perseroan Perseroan adalah pemegang saham utama PAU dengan komposisi 10% kepemilikan saham secara langsung dan 49,98% kepemilikan saham secara tidak langsung melalui LIU. 72 PT Surya Esa Perkasa Tbk. PAU PAU bergerak di industri kimia dasar dan berencana untuk memproduksi amoniak yang merupakan bahan baku pupuk dan industri kimia lainnya. PAU telah mendapat alokasi gas bumi sebagai bahan baku amoniak berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 3288 K/15/MEM/2010 tanggal 31 Desember 2010. Sumber gas bumi tersebut berasal dari wilayah kerja blok Senoro-Toili yang dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (“JOB”). Saat ini PAU sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan JOB terkait dengan syarat-syarat dan ketentuan Pokok-Pokok Perjanjian Jual Beli Gas. PAU telah membebaskan lahan seluas 160 hektar di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. PAU telah memperoleh persetujuan AMDAL dan telah melakukan studi kelayakan, bathymetry dan topografi. Produksi komersial diperkirakan pada kuartal kedua 2015. Total biaya proyek diperkirakan ± USD 700 juta. Prospek Usaha Industri Amoniak Peningkatan produksi yang substansial di sektor pertanian dan perkebunan telah mempengaruhi permintaan multi compound fertilizer. Pemerintah saat ini juga sedang memperkuat pasokan pangan nasional dengan meningkatkan produksi pupuk. Selain itu dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan yang signifikan pada sektor industri pertambangan di Indonesia telah mendorong peningkatan permintaan amonium nitrat. Hal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan permintaan amoniak secara signifikan. Oleh karena itu, dari sisi pasokan-permintaan, pembangunan pabrik amoniak di Indonesia sangat prospektif. 5. Strategi Perseroan i. Menjaga kualitas produk dan menjaga hubungan baik dengan Offtaker. ii. Memberikan jaminan supply yang konsisten kepada pembeli/Offtaker dengan harga bersaing dan kualitas produk yang prima iii. Memperkuat brand image terutama terhadap produk Kondensat yang diproduksi Perseroan sehingga produk Perseroan memperoleh posisi yang lebih baik di pasar dan meningkatkan harga jualnya. iv. Meningkatkan efisiensi kilang LPG terhadap feed gas sehingga mengoptimalkan ekstraksi LPG dan Kondensat v. Memaksimalkan utilisasi kilang pada umumnya dan mengurangi downtime (mematikan mesin produksi). Hal ini dilakukan dengan pengoperasian dan perawatan kilang pada standar yang tinggi sehingga mesin dapat beroperasi non-stop tanpa mengalami kerusakan. vi. Mengaplikasikan proses upgrade dan mengembangkan teknologi baru secara berkelanjutan. vii.Menjaga dan meningkatkan kemampuan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan rutin, mengingat industri gas memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal. viii.Perseroan melakukan diversifikasi usaha terkait dengan energi terbarukan dan produk gas hilir lainnya. 6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Manajemen Perseroan menaruh perhatian yang besar terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup dalam upaya menunjang program industri yang berwawasan lingkungan hidup. Sebagai bentuk komitmen Perseroan, Perseroan menjalankan kegiatan usahanya berusaha sebaik mungkin untuk dapat mengikuti semua persyaratan yang ditentukan oleh Pemerintah berkenaan dengan penanggulangan dampak lingkungan, salah satu bentuknya adalah dengan memenuhi ketentuan sehubungan penyusunan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). Penyusunan dokuman UKL-UPL berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL dan UPL, sedangkan penetapan kriterianya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi AMDAL, dimana kegiatan kilang LPG hanya wajib dilengkapi kajian UKL-UPL. Tolok ukur yang menyatakan ukuran besaran dampak juga selalu mengacu kepada ketentuan peraturan yang berlaku. Dalam pelaksanaan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, Perseroan menggunakan pendekatan teknologi, pendekatan institusional dan pendekatan sosial. Terkait dengan pendekatan teknologi, dalam mengantisipasi penurunan kualitas air permukaan dari kegiatan Perseoran, dibuat drainase permanen dan kedap air dalam lokasi pabrik dengan sistem terbuka serta membuat kolam penampungan dan pengolahan limbah cair (bak kontrol) 73 PT Surya Esa Perkasa Tbk. serta membuat bak pemisahan oli dan air limbah (oil catcher) yang kedap air. Dalam pendekatan institusional, Perseroan membentuk kelembagaan internal seperti pembentukan struktur organisasi yang menempatkan bagian lingkungan dan kesehatan dan keselamatan kerja (“K3”), pelatihan karyawan dalam bidang lingkungan melalui kerjasama dengan instansi pemerintah. Pendekatan sosial ekonomi adalah merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Perseroan dalam upaya menjaga keharmonisan antara Perseroan dengan masyarakat sekitar lokasi, yang dalam kaitan ini rekrutmen tenaga kerja diupayakan sedapat mungkin dari masyarakat lokal untuk tenaga kerja tertentu. Secara umum proses pengolahan yang ada di kilang yang dikelola Perseroan tidak menghasilkan limbah. Limbah yang ada berupa oli bekas yang secara reguler berasal dari penggantian oli mesin dan bukan dari hasil proses produksi. Oli bekas yang termasuk dalam Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (“B3”) disimpan dalam drum-drum dan secara berkala diambil oleh pihak pengumpul limbah B3 yang telah memiliki izin resmi. 7. Penelitian dan Pengembangan Perseroan memiliki visi untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja operasionalnya. Hal ini terbukti melalui perkembangan produksi baik LPG maupun Kondensat yang terus meningkat dari tahun ke tahun di mana sejak beroperasi penuh pada tahun 2008 baru bisa memproduksi LPG sebesar 25.426 MT dan Kondensat sebesar 100.285 bbl meningkat pada tahun 2010 menjadi 37.343 MT LPG dan 145.380 bbl Kondensat. Peningkatan produksi terjadi disebabkan adanya peningkatan kinerja dari sisi operasi dan engineering serta adanya penambahan dan penggantian beberapa peralatan. Guna mendukung hal tersebut Perseroan terus melakukan evaluasi metode produksi, maupun penelitian dan penyerapan proses maupun teknologi baru secara berkala. Proyek penelitian dan pengembangan yang sudah pernah dilakukan Perseroan adalah uji coba penggunaan Kondensat sebagai bahan bakar boiler substitusi solar, bekerja sama dengan Lemigas dengan menggunakan fasilitas mereka. Dari hasil uji coba berhasil mendapatkan campuran 20% Kondensat dengan 80% solar memberikan kinerja (dari sisi waktu operasi dan konsumsi bahan bakar) yang hampir sama dibandingkan solar murni 100% sebagai bahan bakar boiler. Untuk ke depannya, penemuan tersebut dapat memberikan manfaat untuk menggantikan bahan bakar solar yang suatu saat bisa menjadi produk bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan (dengan kadar emisi CO2 lebih kecil 21% dari solar). Dengan produk hasil uji coba ini, Perseroan berpotensi untuk menciptakan pasar energi alternatif baru. 8. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Dalam melakukan kegiatan usahanya, Perseroan tidak melupakan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar kilang gas Perseroan. Hal ini dilakukan sebagai imbal balik maupun kompensasi Perseroan sebagai perusahaan yang tidak hanya berfokus pada kegiatan usahanya, namun juga tetap memiliki visi untuk menjaga lingkungan dan mensejahterakan masyarakat di sekitar kilang gas Perseroan beroperasi. Program-progam kepedulian masyarakat yang dilakukan Perseroan memiliki beragam bentuk seperti: bakti sosial, sumbangan terhadap korban bencana alam, pengobatan gratis, bantuan fasilitas pendidikan dan fasilitas sosial, serta program penghijauan di lingkungan sekitar kilang gas Perseroan. 74 PT Surya Esa Perkasa Tbk. IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, 2008, dan 2007 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Untuk laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2006 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Dedy Zeinirwan Santosa dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Aset Lancar 31 Juli 2011 31 Desember 2010 2009 2008 2007 2006 96.721 188.830 84.436 85.317 24.434 7.079 Aset Tidak Lancar 377.170 122.200 141.293 167.009 192.313 45.964 Jumlah Aset 473.891 311.030 225.729 252.326 216.747 53.043 Liabilitas Jangka Pendek 117.694 120.969 66.295 102.906 85.240 7.673 Liabilitas Jangka Panjang 250.358 2.423 57.449 105.689 139.090 40.561 Jumlah Liabilitas 368.052 123.392 123.744 208.595 224.330 48.234 Ekuitas 105.839 187.638 101.985 43.731 (7.583) 4.809 Jumlah Liabilitas & Ekuitas 473.891 311.030 225.729 252.326 216.747 53.043 Laporan Laba Rugi Komprehensif (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Penghasilan Bunga 31 Juli 2011 31 Desember 2010 2009 2008 2007 2006 238.748 310.022 206.938 238.212 33.669 0 64.883 131.152 96.155 98.181 20.746 0 173.865 178.870 110.783 140.031 12.923 0 (1.714) (20.778) (3.411) (5.815) 0 0 (65.325) (31.512) (16.613) (13.720) (17.804) (4.815) 281 362 305 125 14 22 Beban Keuangan (4.672) (12.442) (19.043) (21.114) (6.658) (560) (Rugi) laba selisih kurs - bersih (3.598) (59) 11.672 (16.178) (6.428) 262 (Kerugian) keuntungan lain-lain (95) 65 (2.253) (8.807) (573) 0 Laba (Rugi) sebelum pajak 98.742 114.506 81.440 74.522 (18.525) (5.091) Laba (Rugi) Komprehensif 73.934 85.653 58.253 51.315 (12.392) (5.091) 121.604 112.375 151.524 115.477 1.898 (4.808) EBITDA 75 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Rasio-rasio Keterangan 31 Juli 2011 Rasio Pertumbuhan (%) 31 Desember 2010 Penjualan *NA 49,81 Harga Pokok Penjualan NA Laba Bersih NA Aset Liabilitas Ekuitas 2009 2008 2007 2006 -13,13 607,51 - - 36,40 -2,06 47,04 13,52 373,25 - - 514,10 -143,46 - NA 37,79 NA -0,28 -10,54 16,41 308,63 - -40,68 -7,01 365,09 - NA 83,99 133,21 676,70 -257,68 - Laba (rugi) kotor terhadap penjualan 72,82 57,70 53,53 58,78 38,38 - Laba (rugi) sebelum pajak terhadap penjualan 41,36 36,93 39,35 31,28 -55,02 - Laba (rugi) Komprehensif terhadap penjualan 30,97 27,63 28,15 21,54 -36,81 - Laba (rugi) Komprehensif terhadap aset 15,60 27,54 25,81 20,34 -5,72 -9,60 Laba (rugi) Komprehensif terhadap ekuitas 69,86 45,65 57,12 117,34 163,42 -105,84 Aktiva lancar / Kewajiban Lancar 0,82 1,56 1,27 0,83 0,29 0,92 Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset 0,78 0,40 0,55 0,83 1,03 0,91 Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas 3,48 0,66 1,21 4,77 -29,58 10,03 Rasio Kinerja dan Operasional (%) Rasio Likuiditas & Solvabilitas (x) Rasio Aktivitas Inventory Turn Over (x) 7,51 21,12 23,06 29,77 20,41 0 Inventory Days (hari) 27,95 17,05 15,61 12,09 17,64 27,95 Receivable Days (hari) 43,96 47,15 21,37 14,60 61,39 43,96 * NA = rasio tersebut tidak diperbandingkan, yang disebabkan periode laporan keuangan terakhir tidak mencakup 1 (satu) tahun buku. 76 PT Surya Esa Perkasa Tbk. X. EKUITAS Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. (dalam Rupiah) modal disetor Saldo per 31 Des 2008 33.831.763.291 43.731.763.291 - 58.253.103.661 58.253.103.661 9.900.000.000 92.084.866.952 101.984.866.952 - 85.653.319.458 85.653.319.458 9.900.000.000 177.738.186.410 187.638.186.410 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Des 2010 Jumlah ekuitas 9.900.000.000 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Des 2009 Saldo laba (Defisit) tidak ditentukan penggunaannya Laba komprehensif periode berjalan - 73.934.026.187 73.934.026.187 Dividen tunai - (155.733.000.000) (155.733.000.000) 9.900.000.000 95.939.212.597 105.839.212.597 Saldo per 31 Juli 2011 Pada tanggal laporan keuangan tertanggal 10 Oktober 2011, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Disetor (Rp) % 1. Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. 59.400 5.940.000.000 60,00 2. Northbrooks Universal Ltd. 39.600 3.960.000.000 40,00 99.000 9.900.000.000 100,00 Jumlah (i) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H, Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. setuju untuk mengalihkan 59.400 saham yang dimilikinya kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; (ii) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Northbrooks Universal Ltd. setuju untuk mengalihkan 39.600 saham yang dimilikinya kepada PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tertanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 65/2011”), akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-34299 tanggal 25 Oktober 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU-0086205.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham tersebut di atas, sehingga susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Disetor (Rp) % 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 59.400 5.940.000.000 60,00 2. PT Ramaduta Teltaka 39.600 3.960.000.000 40,00 99.000 9.900.000.000 100,00 Jumlah Berdasarkan Akta No. 103/2011, sehubungan dengan permodalan Perseroan, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00, (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas 396.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas 2.200.000.000 saham, (iii) kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi 77 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas 550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Disetor (Rp) % 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 330.000.000 33.000.000.000 2. PT Ramaduta Teltaka 220.000.000 22.000.000.000 40,00 550.000.000 55.000.000.000 100,00 Jumlah 60,00 Seandainya perubahan struktur permodalan Perseroan dari Penawaran Umum Perdana kepada Masyarakat sebanyak 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah). Setiap saham terjadi pada tanggal 31 Juli 2011, maka struktur ekuitas Perseroan secara proforma pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut: (dalam Rupiah) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Posisi ekuitas menurut laporan keuangan per tanggal 31 Juli 2011 Agio saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas 9.900.000.000 - 95.939.212.597 105.839.212.597 Penawaran Umum Perdana kepada Masyarakat sebesar 250.000.000 Saham Biasa Atas Nama baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham, dengan harga penawaran Rp 610 setiap saham 25.000.000.000 127.500.000.000 - 152.500.000.000 Proforma ekuitas pada tanggal 31 Juli 2011 34.900.000.000 127.500.000.000 95.939.212.597 258.339.212.597 78 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XI. KEBIJAKAN DIVIDEN Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham biasa atas nama yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk hak atas pembagian dividen. Sesuai dengan Hukum Indonesia, pengumuman mengenai pembagian dividen dibuat berdasarkan keputusan pemegang saham dalam RUPS tahunan berdasarkan usulan dari Direksi. Perseroan dapat membagikan dividen pada tahun tertentu hanya jika Perseroan memiliki saldo laba positif. Sebelum berakhirnya tahun buku, dividen interim dapat diberikan selama kebijakan tersebut diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan dividen interim tidak menyebabkan kekayaan bersih menjadi lebih kecil daripada modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib. Pembagian tersebut ditentukan oleh Direksi setelah disetujui oleh Komisaris. Jika setelah tahun buku berakhir, Perseroan mengalami kerugian, dividen interim yang dibagikan harus dikembalikan kepada Perseroan oleh para pemegang saham. Komisaris dan Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng jika dividen interim tidak dikembalikan. Setelah Penawaran Umum, Perseroan berencana untuk membayar dividen sampai dengan sebesar 30% dari keuntungan bersih konsolidasi, setelah menyisihkan semua cadangan wajib. Besarnya dividen akan memperhatikan arus kas dan rencana investasi Perseroan, dan juga sesuai dengan batasan peraturan dan persyaratan lainnya dimulai untuk tahun buku 2012. Keputusan pembagian dividen adalah pernyataan saat ini dan tidak mengikat secara hukum disebabkan keputusan pembagian dividen dapat diubah oleh Direksi tergantung kepada persetujuan RUPS. Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen, dividen tersebut akan dibayar dalam Rupiah. Pemegang saham pada tanggal pencatatan yang berlaku berhak atas sejumlah penuh dividen yang disetujui, dan dapat dikenai pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia, jika ada. Dividen yang diterima oleh pemegang saham asing akan dikenai pajak penghasilan Indonesia. Berdasarkan Perjanjian Kredit dengan UOB, Perseroan diperbolehkan membagi dividen sampai dengan 50% dari keuntungan bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran kredit modal kerja dan bunga, mampu mencapai rasio-rasio keuangan antara lain: Current Ratio minimum 1,10x Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25x Debt to EBITDA Ratio maksimum 4,00x Shareholders Networth minimum senilai USD 8.000.000,- atau setara 79 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XII. PERPAJAKAN PERPAJAKAN UNTUK PEMEGANG SAHAM Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), selanjutnya disebut sebagai “UU PPh” pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen. Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi: 1. Dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan 2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen minimal 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun luar negeri, firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan objek pajak. Pasal 23 ayat (1) huruf a UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) dari pada tarif pajak yang seharusnya dikenakan. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 pada ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c). Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf f, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan, akan dikecualikan dari objek pajak apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini: 1.dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2.bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Sedangkan berdasarkan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan”, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan. 80 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-03/ PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Pengenaan pajak tarif pajak tersebut akan dilakukan oleh pihak yang wajib membayarkan dividen dimaksud. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud bersifat final. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Pebruari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal: Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut : 1.Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut pajak penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham Pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat penawaran umum perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham pada saat penawaran umum perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh perseroan atas nama pemilik saham Pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam anggaran dasar perseroan Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam & LK dalam rangka penawaran umum perdana menjadi efektif; 3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 UU PPh. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggara Bursa Efek. Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang mungkin timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana ini. PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERSEROAN Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak. 81 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK 1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 142 tanggal 28 November 2011 dan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012 (selanjutnya disebut “Perjanjian”) yang keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan Perseroan kepada masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari emisi yang berjumlah sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama, dan mengikatkan diri untuk membeli Saham Yang Ditawarkan yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran dengan Harga Penawaran. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam Perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan Perjanjian tersebut. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjaminan Emisi Efek dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut: Porsi Penjaminan Nama Para Penjamin Emisi Efek Saham Persentase (%) Penjamin Pelaksana Emisi Efek: PT Equator Securities 243.900.000 97,56 PT Danatama Makmur 150.000 0,06 PT Lautandhana Securindo 500.000 0,20 PT Mega Capital Indonesia 150.000 0,06 5.000.000 2,00 150.000 0,06 Para Penjamin Emisi Efek PT Panca Global Securities Tbk PT Panin Sekuritas Tbk PT Victoria Sekuritas Sub total Total 150.000 0,06 6.100.000 2,44 250.000.000 100,00 Kecuali PT Equator Securities yang mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, Para Penjamin Emisi Efek lainnya tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Bentuk hubungan afiliasi yang ada antara PT Equator Securities adalah bahwa salah satu pemegang saham PT Equator Securities juga merupakan pemegang saham tidak langsung Perseroan. 2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi pemegang saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. 82 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor dengan pertimbangan berbagai faktor yang dapat dijelaskan sebagai berikut: − Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan; − Kinerja keuangan Perseroan; − Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan keterangan mengenai industri properti di Indonesia; − Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang; − Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan − Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder. 3. Pembatalan Penawaran Umum Perdana Setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, Perseroan dapat membatalkan Penawaran Umum Perdana ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.2. 83 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berpartisipasi dalam rangka Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: 1. Akuntan Publik : Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan Wisma Antara Lantai 12 Jl. Medan Merdeka Selatan No.17 Jakarta Pusat 10110 Telp : 021 231 2879, 231 2955, 231 2381 Fax : 021 231 3325, 384 0387 Nomor Ikatan Akuntan Indonesia: 1020 Nomor STTD: 305/PM/STTD-AP/2002 Berdasarkan Surat Penawaran yang telah disetujui oleh Perseroan No 104/09/11/GA/HA tanggal 14 September 2011. Fungsi utama Akuntan Publik dalam rangka Penawaran Umum Saham ini adalah untuk melaksanakan audit laporan keuangan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan Akuntan Publik merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan berdasarkan audit yang dilakukan. Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Berlian Laju Tanker Tbk.; PT Bank Pan Indonesia Tbk.; PT Media Nusantara Citra Tbk.; PT Gajah Tunggal Tbk.; PT Polychem Indonesia Tbk.; PT Mitra Adiperkasa Tbk.; PT Radiant Utama Interinsco Tbk.; PT Barito Pacific Tbk.; PT Metrodata Electronic Tbk.; dan PT Mulia Industrindo Tbk. 2. Konsultan Hukum : Assegaf Hamzah & Partners Menara Rajawali, Lantai 16 Jl. Mega Kuningan Lot 5.1 Jakarta 12950 – Indonesia Telp. : 021 2555 7830 Fax : 021 2555 7899 Nomor HKHPM : 200720 Nomor STTD : 43/BL/STTD-KH/2007 tanggal 13 September 2007 Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/ SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011 Tugas dan tanggung jawab Konsultan Hukum dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu yang disampaikan oleh Perseroan kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan dan penelitian hukum tersebut telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri, serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum, sebagaimana diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan yang berhubungan dengan Penawaran Umum. 84 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.; PT Berau Coal Energy Tbk.; PT Summit Oto Finance; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.; dan PT Tower Bersama Tbk. 3. Notaris Kantor Notaris Andalia Farida, S.H., M.H. Jl. Dr. Samratulangi 39 pav Jakarta Pusat Telp. : 021 392 3904 Fax. : 021 392 3904 Nomor STTD : 715/PM/STTD-N/2004 Nomor Asosiasi: 011.002.124.300365 Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/ SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011 Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum antara lain ini adalah membuat akta otentik atas: (a) Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum. (b) Perjanjian Penjaminan Emisi Efek antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek. (c) Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham antara Perseroan dan Biro Administrasi Efek. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT ABM Investama Tbk. dan PT Atlas Resources Energy Tbk. 4. Penilai Independen : KJPP Hendra Gunawan dan Rekan World Trade Centre,10th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 - 31 Jakarta 12920 – Indonesia Telp. : 021 521 1400 Fax : 021 521 1410 Tergabung dalam keanggotaan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) dan Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia (GAPPI) Nomor STTD: 28/PM/STTD-P/A/2006 Penunjukkan berdasarkan kontrak No.Ref 1146 tanggal 25 Agustus 2011. Tugas dan tanggung jawab Penilai Independen dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia serta Kode Etik Penilai Indonesia dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan fisik secara langsung di masing-masing lokasi, dan penganalisaan data untuk menentukan nilai pasar aset tetap Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Agung Podomoro Land Tbk; PT Greenwood Sejahtera Tbk; PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. 5. Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Puri Datindo – Wisma Sudirman Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34 Jakarta 10220, Telp : 021 570 9009 Fax : 021 570 9026 Nomor STTD : Kep 16/PM/1991 tanggal 19 April 1995 Terdaftar pada Anggota Asosiasi Biro Administrasi Efek (ABI) Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/ SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011. 85 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa DPPS dan FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham. Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham yang Ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Penjamin Emisi, mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai peraturan yang berlaku. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.; PT Apexindo Pratama Duta Tbk.; PT Asahimas Flat Glass Tbk.; PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.; dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini menyatakan tidak ada hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. 86 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM Berikut ini adalah salinan Pendapat dari Segi Hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Perseroan, dalam rangka Penawaran Umum saham melalui Prospektus ini, yang telah disusun oleh Konsultan Hukum Assegaf Hamzah & Partners. 87 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Halaman ini sengaja dikosongkan 88 PT Surya Esa Perkasa Tbk. DAFTAR ISI 89 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 90 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 91 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 92 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 93 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 94 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 95 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 96 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 97 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 98 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 99 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 100 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 101 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 102 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 103 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 104 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 105 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 106 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 107 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 108 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 109 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 110 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Berikut ini adalah salinan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang perlu diungkapkan dalam prospektus ini. 111 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Halaman ini sengaja dikosongkan 112 PT Surya Esa Perkasa Tbk. PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 113 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 114 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 115 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Catatan 31 Juli 2011 Rp 31 Desember 2009 Rp 2010 Rp 2008 Rp ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Persediaan Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka 5 6 7 29 46,945,960,771 35,477,991,893 112,126,849,924 64,478,530,589 59,908,306,398 16,737,337,913 70,094,445,945 7,836,742,472 1,463,982,914 2,225,375,947 8,623,721,421 124,979,445 1,858,757,007 2,680,800,987 8,646,236,369 897,829,071 2,388,385,837 3,775,326,547 1,627,187,058 1,222,646,304 4,562,396,702 1,600,305,655 96,720,769,398 188,830,246,940 84,436,543,753 85,316,537,078 10 11 5,113,800,000 262,641,960,000 - - - 12 26 108,208,042,411 1,020,092,375 186,140,200 121,419,071,400 614,060,110 166,360,000 139,644,099,476 389,543,550 1,259,115,015 166,243,722,849 235,956,007 530,122,071 Jumlah Aset Tidak Lancar 377,170,034,986 122,199,491,510 141,292,758,041 167,009,800,927 JUMLAH ASET 473,890,804,384 311,029,738,450 225,729,301,794 252,326,338,005 4,786,945,934 6,067,023,440 4,287,851,072 4,267,914,020 16 17 6,160,861,524 29,965,044,775 14,161,865,364 1,285,044,062 11,116,153,060 39,859,702,182 3,804,706,400 2,119,800,252 12,207,723,041 9,858,266,935 4,432,078,200 1,565,468,352 20,234,358,299 15,466,026,349 15,29 18 62,618,880,000 62,640,576,130 - 9,576,748,200 24,440,000,000 56,940,000,000 117,693,597,597 120,968,498,874 66,295,095,900 102,905,845,220 246,973,401,970 3,384,592,220 2,423,053,166 55,913,343,200 1,535,995,742 76,288,987,260 28,470,000,000 929,742,234 250,357,994,190 2,423,053,166 57,449,338,942 105,688,729,494 9,900,000,000 95,939,212,597 9,900,000,000 177,738,186,410 9,900,000,000 92,084,866,952 9,900,000,000 33,831,763,291 Jumlah Ekuitas 105,839,212,597 187,638,186,410 101,984,866,952 43,731,763,291 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 473,890,804,384 311,029,738,450 225,729,301,794 252,326,338,005 8 9 Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi saham Uang muka investasi saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 94.954.797.751, Rp 80.179.522.170, Rp 55.235.724.061 dan Rp 31.370.787.173 masingmasing pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 Aset pajak tangguhan Aset lain-lain LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha kepada pihak berelasi Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang kepada pihak-pihak berelasi Utang bank 13,29 14 29 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang kepada pihak-pihak berelasi Utang bank Imbalan pasca kerja 15,29 18 27 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp 100.000 per saham Modal dasar - 396.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 99.000 saham Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya 19 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -2- 116 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Catatan PENJUALAN BEBAN POKOK PENJUALAN 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp 168,281,474,729 310,021,605,121 206,937,831,644 238,211,939,121 22,29,30 64,883,238,362 59,726,480,564 131,152,033,205 96,154,851,003 98,181,425,439 173,865,248,606 108,554,994,165 178,869,571,916 110,782,980,641 140,030,513,682 23 24 25 30g LABA SEBELUM PAJAK 26 LABA DAN JUMLAH LABA RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh) 2010 (Satu tahun) Rp 238,748,486,968 Jumlah BEBAN PAJAK - BERSIH 2010 (Tujuh bulantidak diaudit) Rp 21,30 LABA KOTOR Beban penjualan Beban umum dan administrasi Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan (Rugi) laba selisih kurs - bersih (Kerugian) keuntungan lain-lain 2011 (Tujuh bulan) Rp 28 (1,714,392,630) (65,324,592,594) 281,686,544 (4,671,901,358) (3,598,691,147) (95,215,999) (2,759,342,592) (7,904,807,701) 41,828,534 (7,408,993,412) (208,291,251) (170,420,715) (20,778,003,706) (31,511,842,099) 362,048,424 (12,441,973,518) (59,674,874) 65,758,505 (3,410,836,569) (16,613,259,268) 305,815,562 (19,042,809,035) 11,671,690,204 (2,253,100,777) (5,815,340,949) (13,719,668,480) 124,801,517 (21,113,478,545) (16,178,021,095) (8,806,845,989) (75,123,107,184) (18,410,027,137) (64,363,687,268) (29,342,499,883) (65,508,553,541) 98,742,141,422 90,144,967,028 114,505,884,648 81,440,480,758 74,521,960,141 (24,808,115,235) (22,697,982,729) (28,852,565,190) (23,187,377,097) (23,206,760,554) 73,934,026,187 67,446,984,299 85,653,319,458 58,253,103,661 51,315,199,587 746,808 681,283 865,185 588,415 518,335 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -3- 117 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Catatan Modal disetor Rp 9,581,600,000 Saldo per 1 Januari 2008 Pembayaran modal ditempatkan Saldo laba (Defisit) tidak ditentukan penggunaannya Rp 19 Jumlah ekuitas Rp (17,483,436,296) (7,901,836,296) 318,400,000 - 318,400,000 - 51,315,199,587 51,315,199,587 9,900,000,000 33,831,763,291 43,731,763,291 - 58,253,103,661 58,253,103,661 9,900,000,000 92,084,866,952 101,984,866,952 - 67,446,984,299 67,446,984,299 Saldo per 31 Juli 2010 (tidak diaudit) 9,900,000,000 159,531,851,251 169,431,851,251 Saldo per 31 Desember 2009 9,900,000,000 92,084,866,952 101,984,866,952 - 85,653,319,458 85,653,319,458 9,900,000,000 177,738,186,410 187,638,186,410 - 73,934,026,187 73,934,026,187 - (155,733,000,000) (155,733,000,000) 95,939,212,597 105,839,212,597 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2008 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2009 Laba komprehensif periode berjalan (tidak diaudit) Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010 Laba komprehensif periode berjalan Dividen tunai 20 Saldo per 31 Juli 2011 9,900,000,000 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -4- 118 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulantidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan 267,749,025,664 168,596,183,365 262,280,412,445 198,037,236,203 241,859,219,423 (137,860,803,134) (70,326,648,324) (134,031,081,189) (103,615,017,246) (96,014,606,231) Kas dihasilkan dari aktivitas operasi Pembayaran bunga dan beban keuangan (Pembayaran) penerimaan pajak 129,888,222,530 (6,195,434,681) (22,863,841,734) 98,269,535,041 (7,408,993,412) (22,787,212,563) 128,249,331,256 (17,745,154,352) (27,985,511,769) 94,422,218,957 (19,042,809,035) (31,367,599,898) 145,844,613,192 (22,627,192,767) 5,146,889,644 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 100,828,946,115 68,073,329,066 82,518,665,135 44,011,810,024 128,364,310,069 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Uang muka investasi Pembelian aset tetap 281,686,544 (262,641,960,000) (1,568,646,592) 41,828,594 (2,378,232,938) 362,048,424 (6,718,770,033) 305,815,562 (1,358,465,133) 124,801,517 (9,224,836,349) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (263,928,920,048) (2,336,404,344) (6,356,721,609) (1,052,649,571) (9,100,034,832) 313,556,400,000 - - (23,943,400,000) - (53,145,300,000) - (51,574,900,000) 318,400,000 (59,735,315,220) (155,902,000,000) (27,561,229,440) - - - - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 97,919,084,780 (27,561,229,440) (23,943,400,000) (53,145,300,000) (51,256,500,000) (PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (65,180,889,153) 38,175,695,282 52,218,543,526 (10,186,139,547) 68,007,775,237 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 112,126,849,924 59,908,306,398 59,908,306,398 70,094,445,945 2,086,670,708 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 46,945,960,771 98,084,001,680 112,126,849,924 59,908,306,398 70,094,445,945 5,113,800,000 - - - - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) utang bank Penerimaan modal disetor Pembayaran pinjaman jangka panjang dari pihak berelasi Pembayaran dividen PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Penambahan investasi saham melalui utang lain-lain Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. -5- 119 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1. UMUM PT Surya Esa Perkasa ("Perusahaan") didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 7 tanggal 24 Maret 2006 dari Hasbullah Abdul Rasyid S.H., M.kn, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-13339 HT.01.01.Th.2006 tanggal 9 Mei 2006. Pengumuman akta pendirian Perusahaan masih dalam proses. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 5 tanggal 12 Pebruari 2010 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, S.H., notaris di Jakarta, tentang perubahan komposisi manajemen Perusahaan. Akta perubahan ini telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.40-05781 tanggal 9 Maret 2010. Perusahaan beralamat di lantai 16 Menara Kadin, Jl. HR Rasuna Said, Block X-5, Kav. 2-3, Jakarta Selatan, 12950, Indonesia dengan pabrik berlokasi di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur, perdagangan, ekspor, impor, pendistribusian Elpiji (Liquid Natural Gas), Kondensat (Condensate) dan Propana (Propane), dan kegiatan yang berhubungan. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada bulan September 2007. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata masing-masing 106 karyawan dan 102 karyawan untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010 dan 118 karyawan, 93 karyawan, 60 karyawan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Juli 2011 berdasarkan keputusan pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut: 2. Komisaris Utama Komisaris : : : Bapak Ida Bagus Rahmadi Supancana Bapak Kanishk Laroya Bapak Deepak Khullar Direktur Utama Direktur : : : Bapak Garibaldi Thohir Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana Bapak Isenta PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REvISI a. Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Institut Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar-standar baru dan standar revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan dan tahun sebelumnya. PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan Standar revisi ini telah mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan, termasuk revisi judul laporan keuangan. -6- 120 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN PT Surya Esa Perkasa Tbk. YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Sebagai hasil dari adopsi standar yang direvisi ini, Perusahaan menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas. Semua perubahan nonpemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya, pengungkapan tambahan dibuat sehubungan dengan manajemen modal, pertimbangan akuntansi yang kritikal dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi. PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim Standar ini mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dengan laporan posisi keuangan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya. Laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan dari tahun buku sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya. Laporan keuangan interim ini telah disusun sesuai dengan standar revisi ini. PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK ini mensyaratkan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan intern mengenai komponen Perusahaan yang direview secara teratur oleh pengambil keputusan operasional agar dapat mengalokasikan sumber daya ke segmen dan menilai kinerjanya. Perusahaan menetapkan bahwa segmen operasi yang dilaporkan berdasarkan PSAK revisi telah disajikan dalam catatan laporan keuangan. PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan. Perusahaan telah mengevaluasi hubungan pihak-pihak berelasi dan mengungkapkan sesuai dengan standar revisi ini. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK revisi yang berlaku efektif pada periode berjalan, namun tidak berdampak material atau tidak relevan terhadap Perusahaan: PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi -7- 121 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi: Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 28 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Kerugian PSAK 33 (revisi 2010), Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Jiwa PSAK 45 (revisi 2010), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 56 (revisi 2010), Laba per Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian jasa konsesi ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan pendekatan penyajian kembali dalam PSAK 63 ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya. ISAK 21, Perjanjian kontrak real estate ISAK 22, Perjanjian konsesi jasa: pengungkapan ISAK 23, Sewa operasi: insentif ISAK 24, Evaluasi subtansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards). -8- 122 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan tersebut mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. b. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan dan praktek akuntansi di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah Indonesia (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah Indonesia (Rp). Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata uang selain Rupiah Indonesia dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah Indonesia disesuaikan dengan kurs pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba komprehensif rugi periode berjalan. d. Transaksi Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. a) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: 1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; 2) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau 3) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: 1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). 2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). 3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. -9- 123 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. 6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). 7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan. e. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi. Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. - 10 - 124 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Bukti obyektif penurunan nilai dari pinjaman yang diberikan dan piutang termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Piutang yang dinilai tidak diturunkan secara individual tetapi penurunan nilainya dilakukan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Jumlah kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat piutang dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghentian pengakuan aset keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. - 11 - 125 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Liabilitas keuangan Utang usaha, utang lain-lain dan utang bank pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. g. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. h. Kas dan Setara Kas Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. i. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan barang jadi mencakup biaya pembelian, biaya konversi dan biaya-biaya lain yang timbul yang membawa persediaan ke lokasi dan kondisi yang sekarang. Biaya perolehan suku cadang dihitung dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya perolehan barang jadi dihitung dengan menggunakan rata-rata aktual biaya produksi. Penilaian biaya persediaan dilakukan secara periodik berdasarkan umur persediaan, asumsi penggunaan persediaan mendatang dalam proses produksi, permintaan pelanggan dan kondisi pasar. Sebagai hasil dari penilaian tersebut, nilai persediaan dapat diturunkan ke biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. j. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. k. Investasi Saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif atau nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal, maka penyertaan diukur dengan biaya perolehan (metode biaya). l. Aset Tetap Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif, dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. - 12 - 126 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset tetap berikut ini: Tahun Bangunan Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Peralatan transportasi Perlengkapan, peralatan dan perabot kantor Perbaikan bangunan yang disewa 10 8 5 4 3 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif. m. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Bila nilai tercatat suatu aset non-keuangan melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai. n. Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika persyaratan sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan tersebut; dan Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. - 13 - 127 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pendapatan bunga Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai. Beban Beban diakui pada saat terjadinya. p. Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. q. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan bersih di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. r. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. s. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. - 14 - 128 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk, yang mana hampir sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di periode sebelumnya. 4. PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam penerapan kebijakan akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan, manajemen belum membuat pertimbangan kritis yang mempunyai efek yang signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari yang sudah dijelaskan dibawah ini. Sumber Utama Estimasi Ketidakpastian Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan mengukur penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Untuk menentukan apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, manajemen membuat pertimbangan apakah terdapat bukti objektif atas kejadian kerugian tersebut. Manajemen juga membuat pertimbangan untuk metodologi dan asumsi untuk mengestimasi jumlah dan waktu dari penerimaan kas di masa datang yang ditelaah secara rutin untuk mengurangi selisih antara estimasi kerugian dan kerugian akrual. Penyisihan Keusangan Persediaan Perusahaan tidak membuat penyisihan persediaan usang karena Perusahaan yakin bahwa seluruh persediaan akan digunakan pada masa mendatang. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. - 15 - 129 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap. Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset tetap selama periode berjalan. Nilai tercatat aset tetap adalah sebesar Rp 108.208.040.411, Rp 121.419.071.400, Rp 139.644.099.476 dan Rp 166.243.722.849 masing-masing pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Catatan 12). Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perusahaan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan. Liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebesar Rp 3.384.592.220, Rp 2.423.053.166, Rp 1.535.995.742, Rp 929.742.234 masing-masing pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Catatan 27). 5. KAS DAN SETARA KAS 31 Juli 2011 Rp Kas Rupiah US Dollar 31 Desember 2009 Rp 2010 Rp 2008 Rp 76.273.201 19.849.164 30.170.349 12.685.042 49.563.636 105.664.084 17.722.909 210.246.570 928.732.848 913.768.510 577.478.178 1.157.424.804 8.032.596 4.248.554 16.667.063 4.465.554 18.522.578 4.918.554 136.500.083 5.236.652 1.669.517 1.373.874 1.036.082 2.051.312 44.741.278.584 165.876.307 86.417.371.335 175.967.446 58.966.587.092 184.536.194 68.351.064.972 214.198.643 1.000.000.000 1.000.000.000 - - - 23.554.380.751 - - 46.945.960.771 112.126.849.924 59.908.306.398 70.094.445.945 - - Bank Rupiah PT Bank Mega Indonesia Tbk - Jakarta PT Bank UOB Indonesia - Jakarta (sebelumnya "PT Bank UOB Buana") PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Palembang US Dollar PT Bank UOB Indonesia - Jakarta (sebelumnya "PT Bank UOB Buana") PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Jakarta Deposito berjangka Rupiah PT Bank Mega Indonesia Tbk - Jakarta US Dollar PT Bank UOB Indonesia - Jakarta (sebelumnya "PT Bank UOB Buana") Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah US Dollar 6,75% - 6,75% 1,00% Sampai dengan tahun 2010, beberapa rekening bank dalam mata uang US Dollar yang ditempatkan di PT Bank UOB Indonesia, Jakarta dijadikan sebagai jaminan utang bank (Catatan 18). Tetapi tidak ada pembatasan untuk menggunakan dana Perusahaan dalam rekening tersebut. - 16 - 130 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 6. PIUTANG USAHA a. Berdasarkan Pelanggan Pihak ketiga PT Pertamina (Persero) ["Pertamina"] PT Surya Mandala Sakti PT Bumi Putra Maju Lain-lain Jumlah b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 sampai dengan 30 hari 31 sampai dengan 60 hari 61 sampai dengan 90 hari 91 sampai dengan 120 hari Di atas 120 hari Jumlah c. Berdasarkan Mata Uang US Dollar 31 Juli 2011 Rp 31 Desember 2009 Rp 2010 Rp 2008 Rp 25.954.481.743 8.802.798.201 720.711.949 - 55.209.073.212 8.122.496.283 1.146.961.094 - 16.695.229.644 32.289.753 9.818.516 7.787.033.151 39.890.806 9.818.515 35.477.991.893 64.478.530.589 16.737.337.913 7.836.742.472 35.477.991.893 39.470.423.729 16.727.519.397 7.826.923.957 - 25.008.106.860 - 9.818.516 9.818.515 - 35.477.991.893 64.478.530.589 16.737.337.913 7.836.742.472 35.477.991.893 64.478.530.589 16.737.337.913 7.836.742.472 Piutang usaha dari Pertamina merupakan hasil penjualan elpiji. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Elpiji yang ditandatangani tanggal 14 Agustus 2007, semua elpiji hasil produksi Perusahaan dijual kepada Pertamina. Semua piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 18). Tidak ada penyisihan piutang ragu-ragu karena Perusahaan yakin bahwa semua piutang usaha akan tertagih. 7. PIUTANG LAIN-LAIN 31 Juli 2011 Rp 31 Desember 2009 Rp 2010 Rp 2008 Rp a. Berdasarkan Debitur Pihak berelasi (Catatan 29) PT Panca Amara Utama (PAU) 1.463.982.914 - - - Pihak ketiga: Uang muka kepada pemasok Uang jaminan Lain-lain 2.219.714.868 5.661.079 1.130.987.571 923.049.380 626.764.036 1.902.214.199 486.171.638 987.780.425 234.865.879 2.225.375.947 2.680.800.987 2.388.385.837 1.222.646.304 3.689.358.861 2.680.800.987 2.388.385.837 1.222.646.304 2.219.714.868 1.469.643.993 1.130.987.571 1.549.813.416 1.902.214.199 486.171.638 987.780.425 234.865.879 3.689.358.861 2.680.800.987 2.388.385.837 1.222.646.304 Jumlah Pihak Ketiga Jumlah b. Berdasarkan Mata Uang US Dolar Rupiah Jumlah Piutang kepada PAU, pihak berelasi, timbul dari pembayaran biaya-biaya dan pembelian aset tetap PAU yang dilakukan oleh Perusahaan. - 17 - 131 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 8. PERSEDIAAN 31 Juli 2011 Rp 2010 Rp 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp Barang jadi Elpiji Kondensat Propana Suku cadang dan perlengkapan pabrik 436.737.720 273.964.559 3.200.974 7.909.818.168 877.145.385 1.277.041.679 70.328.317 6.421.720.988 456.204.483 332.100.914 31.336.134 2.955.685.016 295.084.407 95.416.520 2.263.630.364 1.908.265.411 Jumlah 8.623.721.421 8.646.236.369 3.775.326.547 4.562.396.702 Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan untuk persediaan usang tidak diperlukan. Pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, seluruh persediaan diasuransikan terhadap segala risiko kepada PT Tridharma Proteksi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar U.S. Dollar (US$) 1 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 9. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 31 Juli 2011 Rp 2010 Rp 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp Jasa manajemen (Catatan 30) Sewa Asuransi Biaya fasilitas kredit bank (Catatan 18) Lain-lain 1.540.442.040 155.602.316 129.022.617 33.690.034 99.321.886 599.020.039 168.643.272 30.843.874 208.600.629 347.068.309 1.041.278.120 30.240.000 37.780.629 416.998.821 1.109.286.205 36.240.000 Total 1.858.757.007 897.829.071 1.627.187.058 1.600.305.655 Biaya fasilitas pinjaman bank merupakan biaya yang dibayarkan kepada PT Bank UOB Indonesia sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh dari bank tersebut (Catatan 18). Biaya fasilitas pinjaman ini akan diamortisasi sepanjang masa fasilitas pinjaman tersebut. 10. INvESTASI SAHAM Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan investasi dalam bentuk saham PAU dengan kepemilikan 10% yang diakui sebesar biaya perolehan. PAU berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang perindustrian, perdagangan dan pertambangan petrokimia, kimia, minyak pelumas, gas dan elpiji. Utang yang timbul atas pembelian saham dari PT Binasarana Kharismajaja, dicatat sebagai utang lain-lain (Catatan 14). - 18 - 132 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 11. UANG MUKA INvESTASI SAHAM Pada tanggal 21 Juli 2011, Perusahaan dan Bpk. Isenta Hioe (“Pembeli”) bersama-sama dengan PT Luwuk Investasi Utama (LIU), Kore Group Limited (KGL), Ny. Yunita Triana (YT), pemegang saham LIU atau Penjual menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat. Berdasarkan perjanjian tersebut KGL dan YT setuju untuk menjual seluruh saham mereka di LIU masing-masing sebanyak 198.000.000 lembar saham dan 2.000.000 lembar saham kepada Perusahaan sebanyak 199.900.000 lembar saham dan kepada Bpk. Isenta Hioe sebanyak 100.000 lembar saham (“Transaksi”) yang masing-masing mencerminkan 99,95% dan 0,05% dari jumlah modal disetor LIU. Transaksi Dimaksud harus memenuhi kondisi bersyarat berikut: Kewajiban bagi Pembeli untuk melakukan pembelian saham LIU seperti dimaksud dalam Perjanjian tunduk pada kondisi-kondisi dibawah ini, yang mana bergantung pada kondisi yang dipenuhi oleh Penjual atau terjadinya pengesampingan secara keseluruhan ataupun sebagian (sejauh diijinkan oleh hukum dan jika mampu diabaikan), setiap saat oleh Pembeli dengan pemberitahuan tertulis kepada Penjual pada saat ataupun sebelum tanggal penutupan (closing date) mengingat bahwa Pembeli dan Penjual dapat melanjutkan ke proses Penutupan (closing) ketika Kondisi tersebut telah dipenuhi atau dikesampingkan: i) Setiap pernyataan dan jaminan Penjual sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Perjanjian ini adalah benar, tepat dan akurat dalam semua hal yang material; ii) Seluruh persetujuan dan perijinan Penjual yang diperlukan untuk penyempurnaan Transaksi termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan perusahaan atau persetujuan pasangan (sebagaimana terdapat dalam Skedul 4 Perjanjian ini) sebagaimana yang mungkin berlaku, harus telah diperoleh dan akan terus berlaku sampai dengan Penutupan (closing); iii) Seluruh persetujuan, perijinan dan tindakan, pemenuhan dengan dan pemberitahuan kepada Badan Pemerintah yang mungkin diperlukan untuk mengijinkan Penjual melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menyempurnakan Transaksi, termasuk tetapi tidak terbatas pada pengumuman Transaksi dalam surat kabar sesuai dengan Hukum Perusahaan dan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), harus sudah diperoleh terlebih dahulu, dibuat atau diberikan, dan selanjutnya akan terus berlaku sampai dengan Penutupan (closing) dan tidak akan tunduk pada kondisi atau keterbatasan yang dapat mempengaruhi Transaksi; iv) Pembeli telah melakukan uji tuntas terhadap atas aspek keuangan LIU, hukum, operasional, dan pajak yang akan selesai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Pembeli diberikan akses penuh untuk data dan informasi yang diperlukan oleh Pembeli sehubungan dengan pelaksanaan uji tuntas dan pelaksanaan uji tuntas yang dilakukan oleh Pembeli terhadap LIU yang mengungkapkan tidak ada masalah yang material terkait dengan aspek hukum, operasional dan pajak keuangan LIU dan hasil uji tuntas tersebut yang dapat diterima oleh Pembeli; v) Setiap dan semua masalah yang timbul dan diidentifikasi sebagai hasil dari uji tuntas yang dilakukan oleh Pembeli pada LIU harus telah diselesaikan untuk kepentingan Pembeli; vi) Penyerahan surat pengunduran diri kepada Pembeli dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris LIU ditunjuk oleh Penjual yang efektif pada Penutupan dalam bentuk dan substansi yang disetujui oleh Pembeli; vii) Pengiriman kepada Pembeli yang sah dan kuasa yang mengikat dari Penjual kepada Pembeli untuk tujuan pelaksanaan semua dokumen yang berkaitan dengan Penutupan (closing) dari Transaksi, yang menjadi efektif pada tanggal penyerahan dan dalam bentuk dan substansi sebagaimana disetujui oleh Pembeli; viii) Transaksi tidak harus diakhiri sesuai dengan persyaratan Perjanjian; - 19 - 133 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) ix) LIU telah memperoleh lzin Usaha Tetap dari BKPM; x) Bukti bahwa saham milik YT dalam LIU telah disetujui oleh BKPM dan pengalihan saham tersebut telah disempurnakan; dan xi) Kondisi lain untuk mendapatkan sertifikasi setelah uji tuntas selesai. Kewajiban Penjual untuk menjual saham yang dijual sebagaimana dimaksudkan dalam Perjanjian tunduk dan bergantung pada Kondisi berikut, yang mana merupakan syarat sampai dipenuhi oleh Pembeli atau terjadinya pengesampingan secara keseluruhan ataupun sebagian (sepanjang diijinkan oleh hukum dan jika mampu diabaikan), setiap saat oleh Penjual dengan pemberitahuan tertulis kepada Pembeli, pada atau sebelum Tanggal Penutupan (closing date), mengingat bahwa Para Pihak dapat melanjutkan ke proses Penutupan ketika Kondisi tersebut telah dipenuhi atau dikesampingkan: i) Setiap pernyataan dan jaminan dari Pembeli yang ditentukan dalam Pasal 4 dari Perjanjian ini adalah benar, tepat dan akurat dalam semua hal yang material; ii) Seluruh persetujuan korporasi dan persetujuan dari Pembeli yang diperlukan oleh Pembeli untuk menyempurnakan Transaksi ini telah diperoleh dan terus berlaku hingga Penutupan; iii) Seluruh persetujuan, perijinan dan tindakan, pemenuhan dengan dan pemberitahuan kepada Badan Pemerintah yang mungkin diperlukan untuk mengijinkan Penjual melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menyempurnakan Transaksi, harus sudah diperoleh terlebih dahulu, dibuat atau diberikan, dan selanjutnya akan terus berlaku sampai dengan Penutupan dan tidak akan tunduk pada kondisi atau keterbatasan yang dapat mempengaruhi Transaksi. iv) Transaksi tidak harus telah diakhiri sesuai dengan persyaratan Perjanjian. v) Tunduk pada ketentuan Pasal 6, apabila Kondisi dalam Pasal 2.3 tidak dipenuhi oleh Pembeli dan/atau Penjual kecuali dikesampingkan oleh mereka masing-masing pada atau sebelum Long Stop Date atau tanggal lainnya sebagaimana dapat disetujui secara tertulis oleh Para Pihak, Penjual atau Pembeli dapat, masing-masing atas kebijakannya sendiri, mengakhiri Perjanjian sesuai dengan ketentuan Pasal 6, dan Penjual atau Pembeli tidak memiliki tuntutan terhadap pihak lainnya. vi) Hingga waktu tersebut, apabila ada, dalam hal Perjanjian ini diakhiri sesuai dengan Pasal 6, Penjual tidak dapat secara langsung maupun tidak langsung meminta, memulai, atau mengajukan penyelidikan atau usulan dari, diskusi atau negosiasi dengan, memberikan informasi non-publik kepada, atau mempertimbangkan manfaat dari setiap penyelidikan yang tidak diminta atau usulan dari, setiap orang (selain Pembeli) yang berkaitan dengan setiap transaksi yang melibatkan penjualan bisnis atau aset-aset (selain dalam usaha sehari-hari) dari Perusahaan, atau modal saham Perusahaan, atau merger, konsolidasi, kombinasi usaha atau transaksi serupa yang melibatkan Perusahaan. Jual beli saham LIU tersebut akan dilakukan dalam jangka waktu 90 hari setelah penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat. Pada tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan membayar uang muka sebesar Rp 262.641.960.000 untuk pembelian saham LIU tersebut diatas. Transaksi jual beli saham tersebut dilakukan tanggal 3 Agustus 2011 (Catatan 33). - 20 - 134 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 12. ASET TETAP 1 Januari 2011 Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat Pengurangan Rp 31 Juli 2011 Rp 2.665.020.575 1.211.701.618 140.000.000 - - 2.665.020.575 1.211.701.618 140.000.000 193.757.252.522 1.267.129.150 - 195.024.381.672 2.841.812.674 982.806.181 301.517.442 - 4.400.000 - 3.138.930.116 982.806.181 201.598.593.570 1.568.646.592 4.400.000 203.162.840.162 286.671.891 106.166.671 71.148.858 20.416.667 - 357.820.749 126.583.338 77.412.553.950 14.175.569.847 - 91.588.123.797 1.865.952.850 508.176.808 396.687.821 114.660.721 3.208.333 - 2.259.432.338 622.837.529 80.179.522.170 14.778.483.914 3.208.333 121.419.071.400 1 Januari 2010 Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Penambahan Rp 94.954.797.751 108.208.042.411 Penambahan Rp Pengurangan Rp 31 Desember 2010 Rp 515.895.575 783.566.618 140.000.000 2.149.125.000 428.135.000 - - 2.665.020.575 1.211.701.618 140.000.000 190.286.956.753 3.470.295.769 - 193.757.252.522 2.507.209.137 646.195.454 334.603.537 336.610.727 - 2.841.812.674 982.806.181 194.879.823.537 6.718.770.033 - 201.598.593.570 199.241.336 71.166.671 87.430.555 35.000.000 - 286.671.891 106.166.671 53.373.303.585 24.039.250.365 - 77.412.553.950 1.224.295.109 367.717.360 641.657.741 140.459.448 - 1.865.952.850 508.176.808 55.235.724.061 24.943.798.109 - 80.179.522.170 139.644.099.476 121.419.071.400 - 21 - 135 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 1 Januari 2009 Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat Penambahan Rp Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat 31 Desember 2009 Rp 515.895.575 760.192.418 140.000.000 23.374.200 - - 515.895.575 783.566.618 140.000.000 193.268.082.897 1.112.025.474 4.093.151.618 190.286.956.753 2.284.143.678 646.195.454 223.065.459 - - 2.507.209.137 646.195.454 197.614.510.022 1.358.465.133 4.093.151.618 194.879.823.537 122.228.000 36.166.671 77.013.336 35.000.000 - 199.241.336 71.166.671 30.357.510.965 23.868.532.520 852.739.900 53.373.303.585 616.403.269 238.478.268 607.891.840 129.239.092 - 1.224.295.109 367.717.360 31.370.787.173 24.717.676.788 852.739.900 166.243.722.849 55.235.724.061 139.644.099.476 1 Januari 2008 Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Pengurangan Rp Penambahan Rp Pengurangan Rp 31 Januari 2008 Rp 515.895.575 760.192.418 140.000.000 - - 515.895.575 760.192.418 140.000.000 184.613.092.090 8.654.990.807 - 193.268.082.897 1.714.298.136 646.195.454 569.845.542 - - 2.284.143.678 646.195.454 188.389.673.673 9.224.836.349 - 197.614.510.022 45.409.122 1.166.667 76.818.878 35.000.004 - 122.228.000 36.166.671 6.485.399.190 23.872.111.775 - 30.357.510.965 143.291.602 109.239.172 473.111.667 129.239.096 - 616.403.269 238.478.268 6.784.505.753 24.586.281.420 - 31.370.787.173 181.605.167.920 166.243.722.849 Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 31 Juli 2011 (Tujuh bulan) Rp 31 Juli 2010 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 31 Desember 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Beban pokok penjualan (Catatan 22) 14.513.132.119 Beban umum dan administrasi (Catatan 24) 265.351.795 14.261.714.494 222.930.524 24.547.573.919 396.224.190 24.336.653.392 381.023.396 24.272.956.736 313.324.684 Jumlah 14.484.645.018 24.943.798.109 24.717.676.788 24.586.281.420 14.778.483.914 - 22 - 136 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan dengan Hak Guna Bangunan (HGB) untuk periode 13 sampai 20 tahun yang berakhir pada tahun 2017 sampai dengan 2024. Manajemen berpendapat bahwa tidak akan ada kesulitan dalam perpanjangan HGB karena properti diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan. Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (Catatan 18). Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap segala risiko kepada PT Tridharma Proteksi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 7,52 milliar dan US$ 25,5 juta pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010 dan 2009 dan jumlah pertanggungan sebesar Rp 6,57 milliar dan US$ 25,5 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 13. UTANG USAHA KEPADA PIHAK BERELASI Akun ini merupakan utang kepada PT Ogspiras Basya Pratama (OBP), pihak berelasi, sehubungan dengan pembelian bahan baku gas. OBP memiliki kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina, Badan Usaha Milik Negara, yang efektif berlaku selama 15 tahun sejak aliran pertama pasokan bahan baku gas dan setelah selesai menjalankan tes atau setelah pengiriman seluruh volume kontrak. 14. UTANG LAIN-LAIN a. Berdasarkan Kreditur Pihak berelasi (Catatan 29) Northbrooks Universal Ltd. (NUL) Pihak ketiga PT Binasarana Kharismajaya (Catatan 10) PT Harindo Putra Jaya PT Pertamina Gas (Pertagas) PT Trakindo Utama CV Afzarki Permata Abadi PT Mulya Adhi Paramita RS R.K. Charitas Palembang PT Bumimerak Terminalindo CV Permata PT Mitra Asmoco Utama Lain-lain Jumlah pihak ketiga Jumlah b. Berdasarkan Mata Uang US Dollar Rupiah Jumlah 31 Juli 2011 Rp 31 Desember 2009 Rp 2010 Rp 2008 Rp - - 3.804.706.400 4.432.078.200 5.113.800.000 625.808.960 135.553.558 73.360.625 65.380.000 146.958.381 502.364.385 135.553.558 64.384.530 125.987.771 53.425.600 403.328.218 598.568.461 135.553.558 13.855.600 129.306.250 68.628.600 56.870.000 1.117.017.783 149.445.248 1.416.023.104 6.160.861.524 1.285.044.062 2.119.800.252 1.565.468.352 6.160.861.524 1.285.044.062 5.924.506.652 5.997.546.552 5.812.969.585 347.891.939 628.352.156 656.691.906 4.417.130.461 1.507.376.191 4.432.078.200 1.565.468.352 6.160.861.524 1.285.044.062 5.924.506.652 5.997.546.552 - 23 - 137 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN PT Surya Esa Perkasa Tbk. YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 15. UTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI 31 Juli 2011 Rp 2010 Rp 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp Indonesia Infrastructure Pte. Ltd. ("IIPL") NUL - 38.285.215.870 24.355.360.260 40.026.807.400 25.463.284.000 46.626.965.004 29.662.022.256 Jumlah Bagian jangka pendek - 62.640.576.130 (62.640.576.130) 65.490.091.400 (9.576.748.200) 76.288.987.260 - Pinjaman jangka panjang - bersih - 55.913.343.200 76.288.987.260 - Pinjaman dari IIPL Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 3.327.991. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, maka pinjaman tidak dikenakan bunga, tetapi sebaliknya, tingkat bunga 15% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman tersebut sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan suku bunga akan dinaikkan dari 15% menjadi 18% per tahun apabila Perusahaan gagal membayar penuh pinjaman pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pada tanggal 16 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan sebesar US$ 259.034 untuk Tranche A dan US$ 430.000 untuk Tranche B. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, maka pinjaman tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga dinaikkan dari 17% menjadi 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 241.145. Menurut perjanjian pinjaman, pinjaman akan dikenakan suku bunga 15% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%). Pinjaman akan jatuh tempo pada 31 Desember 2012 dan peningkatan suku bunga dari 15% sampai 18% per tahun akan dikenakan jika Perusahaan gagal membayar pinjaman secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pinjaman dari NUL Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 109.769. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga pinjaman dinaikkan dari 17% sampai 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar pinjaman secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. - 24 - 138 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pada tanggal 15 Januari 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 220.000. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga pinjaman dinaikkan dari 17% sampai 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 2.379.091. Menurut perjanjian, pinjaman itu dikenakan bunga sebesar 15% per tahun (setelah dipotong pajak penghasilan dengan tarif paling tinggi 10%). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo tanggal 31 Desember 2012, dan suku bunga pinjamana akan dinaikkan dari 15% menjadi 18% apabila Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Berdasarkan perjanjian pinjaman, jika pinjaman Perusahaan kepada UOB telah dibayar lunas dan kepentingan yang dijaminkan telah dibebaskan seluruhnya oleh UOB, Perusahaan akan membebani atau menjaminkan semua aset yang saat ini dibebani atau dijaminkan kepada UOB untuk kepentingan pemegang saham, untuk menjamin pembayaran tepat waktu dari pinjaman dan pemenuhan kewajiban-kewajiban Perusahaan berdasarkan perjanjian pinjaman. Pinjaman tersebut diatas disubordinasikan selama utang bank jangka panjang. Pada tahun 2011, semua pinjaman dari pihak-pihak berelasi tersebut telah dilunasi. 16. UTANG PAJAK 31 Juli 2011 Rp 2010 Rp 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp Pajak penghasilan badan (Catatan 26) Pajak penghasilan Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai - bersih 10.638.993.918 8.440.622.889 6.700.239.639 17.299.103.944 12.474.000 32.686.133 74.885.908 2.386.782.479 16.819.222.337 - 4.114.262 52.850.944 1.672.740.949 445.615.833 500.208.183 22.616.610 14.123.846 1.846.042.535 907.239.475 2.717.460.936 33.173 94.799.815 80.251.712 782.938.209 1.977.231.446 Jumlah 29.965.044.775 11.116.153.060 12.207.723.041 20.234.358.299 - 25 - 139 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 31 Juli 2011 Rp Jasa profesional Bunga Beban pemasaran Bonus Riset dan pengembangan Jasa manajemen Lain-lain Jumlah 2010 Rp 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp 9.358.800.000 896.016.447 433.508.000 653.959.250 2.819.581.667 309.587.948 2.491.549.770 14.160.825.000 1.121.073.000 17.982.000.000 1.762.835.863 2.031.830.601 949.407.558 7.794.730.604 1.114.128.773 258.429.855 7.028.175.405 806.018.592 7.373.402.497 14.161.865.364 39.859.702.182 9.858.266.935 15.466.026.349 18. UTANG BANK 2011 Pada tanggal 14 April 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari PT Bank UOB Indonesia (“Bank UOB”) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 43 juta, terdiri dari: Jumlah maksimum fasilitas US$ 31 Juli 2011 Fasilitas yang sudah digunakan US$ Setara dengan Rp Fasilitas kredit modal kerja Fasilitas kredit investasi Fasilitas Term Loan (TL) 1 Fasilitas Term Loan (TL) 2 Fasilitas Term Loan (TL) 3 3.000.000 - - 31.500.000 7.000.000 1.500.000 29.800.000 7.000.000 - 253.538.400.000 59.556.000.000 - Jumlah 43.000.000 36.800.000 313.094.400.000 Bagian jangka pendek Fasilitas TL 1 Fasilitas TL 2 (50.707.680.000) (11.911.200.000) Jumlah pinjaman bagian jangka pendek Biaya provisi bank (62.618.880.000) (3.502.118.030) Jumlah pinjaman bagian jangka panjang - Bersih 246.973.401.970 Fasilitas Kredit Modal Kerja Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perusahaan yang terdiri dari fasilitas promes (promissory note) sebesar US$ 1.000.000 dan fasilitas garansi bank sebesar US$ 2.000.000. Pada tanggal pelaporan, saldo fasilitas tersebut di atas adalah nihil. Fasilitas Kredit Investasi Fasilitas TL1 Fasilitas ini digunakan untuk membiayai akuisisi 60% saham PAU. - 26 - 140 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Fasilitas TL2 Fasilitas ini digunakan untuk membayar kembali utang kepada pemegang saham yang telah digunakan untuk membangun pabrik elpiji, mesin dan peralatan yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Bunga kredit Fasilitas TL1 dan TL2 adalah tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,75 persen per tahun ditambah 3-Bulan SIBOR (3-Month Singapore Inter Bank Offered Rate) yang berlaku; atau 1,5% per tahun ditambah biaya modal U.S. Dollar yang dikeluarkan oleh Bank UOB. Pembayaran pokok utang Fasilitas TL 1 dan 2 akan dilakukan dengan 20 (duapuluh) jumlah pembayaran yang sama, dimulai pada hari terakhir bulan ketiga setelah penggunaan pertama dari masing-masing Fasilitas TL1 dan 2. Pinjaman dari Bank UOB dijamin dengan aset Perusahaan dan pihak-pihak berelasi, antara lain: beberapa sertifikat tanah; bangunan, mesin dan peralatan dengan penyerahan secara fidusia; piutang usaha dengan penyerahan secara fidusia; klaim asuransi dengan penyerahan secara fidusia; saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. ("IIPL") dalam Perusahaan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; saham Northbrooks Universal Ltd. ("NUL") dalam Perusahaan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; saham PT Surya Kencana Prima ("SKP") dalam OBP dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; saham Perusahaan dalam PAU dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak ditarik kembali; dan jaminan korporat (corporate guarantee) dari SKP. Perjanjian dari fasilitas pinjaman di atas memuat beberapa persyaratan, antara lain, Perusahaan harus menjaga rasio keuangan tertentu dan Perusahaan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan berikut tanpa persetujuan tertulis dari Bank UOB: mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran hutang, membubarkan dan melakukan atau untuk dilakukan penggabungan usaha (merger), akuisisi, peleburan usaha (konsolidasi), pemisahan usaha (spin off); melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru di dalam perusahaan lain, membuat anak perusahaan kecuali untuk rencana atau badan usaha yang sudah diungkapkan dalam Perjanjian ini; menggadaikan saham Perusahaan atau efek bersifat utang baik di dalam maupun di pasar modal; mengalihkan hak dan kewajiban Perusahaan berdasarkan Perjanjian ini, kecuali kegiatan operasional normal sehari-hari yang wajar; mengubah usaha bisnis yang dijalankan saat ini; melakukan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yaitu maksud dan tujuan, penurunan modal dan perubahan kepemilikan saham pengendali; memberikan jaminan perusahaan kepada pihak lain. Canopus Petroleum Inc. (CPI) dan asosiasinya akan menjaga kepemilikan dalam perusahaan secara langsung maupun tidak langsung melalui IIPL dan PT Akraya Internasional akan tetap mengelola managemen Perusahaan; Perusahaan boleh membayar dividen hanya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan; dan kontrak gas antara Pertamina dan OBP akan dialihkan ke Perusahaan dalam jangka waktu enam (6) bulan setelah tanggal perjanjian pinjaman ditandatangani. - 27 - 141 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN PT Surya Esa Perkasa Tbk. YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham di Perusahaan, Bank UOB setuju untuk melepaskan jaminan gadai saham milik IIPL dan NUL menjadi jaminan gadai saham milik PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka, para pemegang saham baru Perusahaan (Catatan 33). Bank UOB juga meminta agar Bapak Garibaldi Thohir dan asosiasinya menjaga kepemilikan saham dalam Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui calon pemegang saham baru Perusahaan dan PT Akraya International akan tetap sebagai manajemen Perusahaan sesuai perjanjian manajemen yang berlaku saat ini. Setiap perubahan hal tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari Bank UOB. 2009 dan 2008 Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan dan OBP (Peminjam) menandatangani Perjanjian Pinjaman dan Pengakuan Utang dengan Akta No. 29 dengan Bank UOB, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar US$ 16 juta yang ditujukan untuk pembiayaan Proyek Pabrik elpiji dan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo pinjaman bank terdiri dari: 2009 Rp 31 Desember 2008 Rp Pinjaman jangka panjang Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 24.440.000.000 28.470.000.000 56.940.000.000 Jumlah Pinjaman - Bersih 24.440.000.000 85.410.000.000 Pinjaman bank dikenakan bunga sebesar bunga SIBOR tiga bulan ditambah 3,5% per tahun. Pinjaman bank dibayar dalam 10 angsuran triwulanan sebesar US$ 1.300.000 dimulai pada 25 Maret 2008 sampai dengan 30 April 2010. Pinjaman tersebut di atas dijamin dengan, baik yang ada sekarang maupun masa yang akan datang: a. b. c. d. e. f. g. Tanah dan segala aksesi dan aksesoris; Pabrik elpiji, mesin dan peralatan; Piutang usaha; Rekening Dollar Amerika Serikat di Bank UOB; Klaim asuransi atas bangunan, pabrik elpiji, mesin dan peralatan; Seluruh saham Perusahaan, dan Hak dari kontrak off-take. Selama jangka waktu pinjaman bank, Perusahaan tidak akan, tanpa persetujuan tertulis dari Bank UOB, melakukan hal berikut ini: a. melakukan atau mengijinkan merger, konsolidasi atau reorganisasi yang secara substansial mengubah pemegang saham atau kepemilikan; b. menjual semua atau salah satu aset yang ada sekarang dan akan datang; melakukan tindakan yang menimbulkan utang lainnya; c. memperpanjang pinjaman kecuali yang diberikan dalam kegiatan bisnis dan untuk karyawan; d. membuat investasi tertentu; e. mengumumkan, membayar atau membagikan dividen; f. melakukan perjanjian sewa pembiayaan; g. membayar utang selain utang kepada Bank UOB dan yang timbul dalam kegiatan normal dari bisnis; dan h. menjadikan sebagai jaminan atau agunan semua surat berharga yang diberikan kepada Bank UOB. - 28 - 142 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) CPI dan asosiasinya, pemilik dari IIPL, diharuskan untuk mempertahankan kepemilikan saham minimal 60% atas Perusahaan dan Perusahaan harus menjaga rasio utang terhadap modal maksimum sebesar 2,5 kali. Pada tahun 2010, seluruh saldo utang Bank UOB ini telah dilunasi. 19. MODAL SAHAM 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 Jumlah Persentase Jumlah modal saham kepemilikan disetor % Rp Nama Pemegang Saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (IIPL) Northbrooks Universal Ltd. (NUL) 59.400 39.600 60 40 5.940.000.000 3.960.000.000 Jumlah 99.000 100 9.900.000.000 Seluruh saham diatas dijadikan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 18). Sesuai dengan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Oktober 2011, sejak tanggal tersebut terdapat perubahan susunan pemegang saham Perusahaan (Catatan 33). 20. DIvIDEN TUNAI Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 5 April 2011, pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai sebesar US$ 13.000.000. Pembayaran dividen dilakukan pada tanggal 12 April 2011. Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 24 Juni 2011, pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai interim sebesar US$ 5.000.000. Pembayaran dividen dilakukan pada tanggal 27 Juni 2011. 21. PENJUALAN 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Elpiji (Catatan 30) Kondensat (Catatan 30) Propana 178.008.542.703 60.573.529.326 166.414.939 127.400.130.263 40.830.866.742 50.477.724 232.149.837.340 77.821.290.057 50.477.724 151.110.430.930 55.690.140.865 137.259.849 178.792.843.219 59.166.767.878 252.328.024 Jumlah penjualan 238.748.486.968 168.281.474.729 310.021.605.121 206.937.831.644 238.211.939.121 - 29 - 143 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Rincian pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% dari jumlah penjualan: 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Elpiji (Catatan 30) PT Pertamina (Persero) 178.008.542.703 127.400.130.263 232.149.837.340 151.110.430.930 178.792.843.219 Kondensat (Catatan 30) PT Surya Mandala Sakti PT Bumi Putera Maju PT Harindo Putera Jaya 26.145.278.095 21.157.724.661 13.270.526.570 5.944.687.346 20.018.276.548 14.867.902.848 27.124.359.058 31.013.159.040 19.683.771.960 16.289.062.668 22.188.028.244 17.213.049.953 2.418.206.479 16.023.172.606 40.725.388.793 22. BEBAN POKOK PENJUALAN 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Bahan baku yang digunakan (Catatan 29 dan 30) Tenaga kerja langsung Overhead pabrik 32.696.530.360 2.522.421.382 28.153.674.492 31.739.283.582 2.417.583.778 25.936.385.485 57.177.940.108 4.803.719.801 70.575.247.146 48.696.854.318 3.945.030.543 41.678.476.382 59.159.146.239 3.589.356.214 36.856.150.063 Jumlah biaya produksi 63.372.626.234 60.093.252.845 132.556.907.055 94.320.361.243 99.604.652.516 819.641.531 (2.224.515.381) 2.654.131.291 (819.641.531) Persediaan barang jadi Awal tahun Akhir tahun Jumlah beban pokok penjualan 2.224.515.381 (713.903.253) 64.883.238.362 819.641.531 (1.186.413.812) 59.726.480.564 131.152.033.205 1.230.904.214 (2.654.131.291) 96.154.851.003 98.181.425.439 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Rincian overhead pabrik adalah sebagai berikut: 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp Penyusutan (Catatan 12) Suku cadang dan perlengkapan pabrik Transportasi dan akomodasi Tenaga kerja tidak langsung Sewa peralatan Perbaikan dan pemeliharaan Beban kantor Asuransi Penelitian dan Pengembangan Lain-lain 14.513.132.119 14.261.714.494 24.547.573.919 24.336.653.392 24.272.956.736 5.341.599.173 2.777.269.400 1.524.845.878 1.158.290.345 1.069.004.286 850.599.357 373.567.885 161.574.699 383.791.350 5.152.686.616 1.504.039.735 1.396.010.773 1.023.726.048 1.477.584.618 457.509.161 281.042.106 173.276.222 208.795.712 8.915.938.035 4.405.515.016 2.628.160.636 1.732.092.468 1.651.487.862 1.111.294.353 581.487.237 22.917.968.430 2.083.729.190 5.503.259.313 3.063.435.997 2.898.963.406 2.082.627.540 1.541.662.885 738.605.851 531.557.668 363.118.951 618.591.379 4.409.387.624 1.109.161.746 2.267.959.006 1.028.811.633 485.156.367 1.548.947.369 1.733.769.582 Jumlah 28.153.674.492 25.936.385.485 70.575.247.146 41.678.476.382 36.856.150.063 2010 (Satu tahun) Rp Semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dibeli dari OBP (Catatan 30). 23. BEBAN PENJUALAN Akun ini merupakan beban promosi dan distribusi produk Perusahaan. - 30 - 144 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Biaya jasa profesional 54.428.626.977 Biaya jasa manajemen (Catatan 30) 5.519.414.134 Gaji dan tunjangan 3.473.763.067 Transportasi dan akomodasi 559.878.257 Sewa 341.257.020 Penyusutan (Catatan 12) 265.351.795 Beban kantor 249.791.211 Biaya jasa hukum dan lisensi 171.482.269 Utilitas, perbaikan, dan pemeliharaan 142.479.036 Donasi dan kontribusi 27.295.288 Lain-lain 145.253.540 421.354.238 4.318.258.321 1.618.633.628 436.284.229 393.205.629 222.930.524 198.312.378 141.485.489 108.131.702 44.754.250 1.457.313 13.446.460.151 10.696.787.163 3.788.490.745 722.828.731 697.169.470 396.224.190 417.106.853 522.448.158 215.828.094 565.483.350 43.015.194 2.412.251.182 8.356.459.515 2.444.640.278 698.557.449 629.720.000 381.023.396 352.639.835 335.315.606 185.387.896 812.819.608 4.444.503 851.163.532 7.398.583.495 3.057.496.556 662.321.433 453.600.000 313.324.684 94.245.589 168.978.534 437.577.950 282.376.707 Jumlah 7.904.807.701 31.511.842.099 16.613.259.268 13.719.668.480 65.324.592.594 Biaya jasa profesional sebesar US$ 4.420.000 merupakan biaya konsultasi keuangan dalam rangka akuisisi saham PAU dan LIU. 25. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Bunga atas pinjaman: Pinjaman dari pihak-pihak berelasi Pinjaman bank Amortisasi biaya fasilitas pinjaman Beban garansi bank Biaya bank 3.421.927.294 898.812.461 218.258.524 98.375.242 34.527.837 6.319.923.360 578.188.830 448.876.668 62.004.554 10.533.236.484 578.188.830 633.896.652 606.897.301 89.754.251 12.239.788.410 4.669.934.583 1.744.857.379 298.379.069 89.849.594 11.550.156.755 7.943.487.199 1.391.586.206 149.969.117 78.279.268 Jumlah 4.671.901.358 7.408.993.412 12.441.973.518 19.042.809.035 21.113.478.545 26. PAJAK PENGHASILAN Beban pajak terdiri dari: 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp Pajak kini Pajak tangguhan 25.214.147.500 (406.032.265) 22.832.026.750 (134.044.021) 29.077.081.750 (224.516.560) 23.340.964.640 (153.587.543) 17.310.599.300 5.896.161.254 Jumlah 24.808.115.235 22.697.982.729 28.852.565.190 23.187.377.097 23.206.760.554 - 31 - 145 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif Perbedaan temporer: Imbalan pasca kerja Bonus Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Jumlah 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp 98.742.141.422 90.144.967.028 114.505.884.648 81.440.480.758 74.521.960.141 961.539.054 653.959.250 553.083.514 - 887.057.424 - 606.253.508 - 929.742.234 - 11.008.817 8.096.881 8.630.751 (16.907.433) (2.500.512) 1.624.129.055 536.176.081 898.066.241 614.350.389 927.241.722 541.507.703 27.295.288 148.186.548 417.547.050 44.754.250 107.332.372 874.714.346 540.483.350 124.129.736 159.910.497 812.819.608 316.947.115 71.157.431 437.577.950 1.313.029.427 (281.686.544) 55.017.123 (41.828.534) 119.159.116 (362.048.424) (272.902.850) (305.815.562) 321.895.973 490.320.118 646.964.254 904.376.158 1.305.757.631 2.689.894.130 Laba kena pajak sebelum akumulasi rugi fiskal Akumulasi rugi fiskal 100.856.590.595 91.328.107.363 116.308.327.047 83.360.588.778 78.139.095.993 - - - - Laba kena pajak 100.856.590.595 91.328.107.363 116.308.327.047 83.360.588.778 57.760.331.485 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Beban dalam bentuk kenikmatan Donasi dan kontribusi Representasi dan hiburan Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Lain - lain Jumlah (124.801.517) 992.930.839 (20.378.764.508) Perhitungan beban pajak kini dan utang pajak adalah sebagai berikut: 2011 (Tujuh bulan) Rp Beban pajak kini: 25% x Rp 100.856.590.000 untuk periode 31 Juli 2011 25.214.147.500 25% x Rp 91.328.107.000 untuk periode 31 Juli 2010 25% x Rp 116.308.327.000 untuk tahun 2010 28% x Rp 83.360.588.000 untuk tahun 2009 10% x Rp 50.000.000 tahun 2008 15% x Rp 50.000.000 tahun 2008 30% x Rp 57.660.331.000 tahun 2008 Jumlah Dikurangi pembayaran pajak dimuka Pasal 22 Pasal 25 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp - - - - 22.832.026.750 - - - - 29.077.081.750 - - - - 23.340.964.640 - 5.000.000 7.500.000 17.298.099.300 25.214.147.500 22.832.026.750 29.077.081.750 23.340.964.640 17.310.599.300 9.800.819 14.565.352.763 14.527.471 1.907.008.293 43.662.715 20.592.796.146 26.342.186 16.614.382.815 11.495.356 - Jumlah pajak dibayar dimuka 14.575.153.582 1.921.535.764 20.636.458.861 16.640.725.001 11.495.356 Hutang pajak penghasilan badan 10.638.993.918 20.910.490.986 8.440.622.889 6.700.239.639 17.299.103.944 - 32 - 146 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pajak Tangguhan Rincian dari aset pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut: 1 Januari 2011 Rp Dikreditkan pada laba periode berjalan (Tujuh bulan) Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Bonus Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal 605.763.292 8.296.818 2.157.688 10.454.506 Jumlah 614.060.110 406.032.265 1.020.092.375 1 Januari 2010 Rp 240.384.763 163.489.814 31 Juli 2011 Rp Dikreditkan (dibebankan) pada laba periode berjalan (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 846.148.055 163.489.814 31 Juli 2010 Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal 383.998.936 138.270.879 522.269.815 5.544.615 (4.226.858) 1.317.757 Jumlah 389.543.550 134.044.021 523.587.571 1 Januari 2010 Rp Dikreditkan pada tahun berjalan Rp 31 Desember 2010 Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal 383.998.935 221.764.356 605.763.291 5.544.615 2.752.204 8.296.819 Jumlah 389.543.550 224.516.560 614.060.110 1 Januari 2009 Rp Dikreditkan pada tahun berjalan Rp 31 Desember 2009 Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal 232.435.559 151.563.377 383.998.936 3.520.448 2.024.166 5.544.614 Jumlah 235.956.007 153.587.543 389.543.550 1 Januari 2008 Rp Dikreditkan (dibebankan) pada tahun berjalan Rp Penyesuaian karena perubahan tarif pajak Rp 31 Desember 2008 Rp Akumulasi rugi fiskal Kewajiban imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal 6.113.629.353 - (6.113.629.353) 278.922.670 (46.487.111) 232.435.559 18.487.908 (750.154) (14.217.306) 3.520.448 Jumlah 6.132.117.261 (5.835.456.837) (60.704.417) 235.956.007 - 33 - 147 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Rekonsiliasi antara beban pajak Perusahaan menurut laporan laba rugi komprehensif dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif 98.742.141.422 90.144.967.028 114.505.884.648 81.440.480.758 74.521.960.141 Pajak penghasilan dengan tarif pajak efektif 24.685.535.206 22.536.241.757 28.626.471.150 22.803.334.448 22.339.087.898 122.580.029 161.740.972 226.094.040 365.612.137 806.968.239 - - - 18.430.512 60.704.417 24.808.115.235 22.697.982.729 28.852.565.190 23.187.377.097 23.206.760.554 Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Penyesuaian pajak tangguhan atas perubahan tarif pajak Beban pajak 27. IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan undang-undang No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja adalah 92, 93, 76, dan 60 karyawan masing-masing untuk tahun 2011, 2010, 2009, dan 2008. Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2011 (Tujuh bulan) Rp Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Efek dari pengurangan karyawan Pengakuan kerugian (keuntungan) aktuarial 766.423.506 171.152.207 23.963.341 - Jumlah 961.539.054 - 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 540.907.058 92.063.008 - 927.269.242 157.822.300 - 539.327.072 77.846.521 - (79.886.552) (136.948.375) (10.920.085) 553.083.514 948.143.167 606.253.508 2008 (Satu tahun) Rp 705.509.825 52.532.234 496.308.064 (325.857.889) 1.250.000 929.742.234 Jumlah liabilitas yang disajikan di laporan posisi keuangan yang timbul dari obligasi Perusahaan sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: 31 Juli 2011 Rp Nilai kini liabilitas tidak didanai Keuntungan (kerugian) aktuarial tidak diamortisasi Jumlah 4.648.860.533 2010 Rp 3.397.745.363 31 Desember 2009 Rp 2008 Rp 1.583.608.945 699.794.375 (1.264.268.313) (974.692.197) (47.613.203) 229.947.859 3.384.592.220 2.423.053.166 1.535.995.742 929.742.234 - 34 - 148 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 31 Juli 2011 Rp 31 Desember 2009 Rp 2010 Rp Saldo awal periode Beban periode berjalan Pembayaran manfaat 2.423.053.166 961.539.054 - 1.535.995.742 948.143.167 (61.085.743) Saldo akhir periode 3.384.592.220 2.423.053.166 2008 Rp 929.742.234 606.253.508 - 929.742.234 - 1.535.995.742 929.742.234 Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumi penilaian dibawah ini: 31 Juli Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Tingkat mordibitas Proporsi pensiun normal Usia pensiun normal 31 Desember 2011 2010 (Tidak diaudit) 2010 2009 2008 8,00% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 8,75% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 8,75% 15.00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 10,50% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun 12,00% 15,00% 100% TMI2 5% TMI2 100% 55 tahun Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut diatas adalah 5% per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun. 28. LABA PER SAHAM DASAR 31 Juli Laba dan jumlah laba rugi komprehensif periode berjalan 31 Desember 2011 (Tujuh bulan) Rp 2010 (Tujuh bulan tidak diaudit) Rp 2010 (Satu tahun) Rp 2009 (Satu tahun) Rp 2008 (Satu tahun) Rp 73.934.026.187 67.446.984.299 85.653.319.458 58.253.103.661 51.315.199.587 Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Jumlah saham Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar Laba per saham dasar (dalam Rp penuh) 99.000 99.000 99.000 99.000 99.000 746.808 681.283 865.185 588.415 518.335 29. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Sifat Hubungan Pihak Berelasi a. IIPL dan NUL adalah pemegang saham Perusahaan. b. Northstar Pacific Capital (NPC) mempunyai manajemen yang sama dengan Perusahaan. c. Sejak 8 Nopember 2010, satu direktur Perusahaan adalah pemegang saham OBP. d. SKP adalah salah satu pemegang saham OBP. e. PT Akraya International adalah pihak pengelola manajemen Perusahaan. - 35 - 149 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Transaksi dengan Pihak Berelasi Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak antara lain, sebagai berikut: a. Pada tahun 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan NPC, dimana NPC harus memberikan layanan tertentu kepada Perusahaan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya manajemen kepada NPC. Perjanjian ini telah berubah beberapa kali, yang terakhir tanggal 10 Desember 2008 dimana perjanjian ini akan berlaku sampai dengan berakhirnya kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina (Catatan 30a) atau pada tanggal tertentu sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian. Beban yang berhubungan dengan perjanjian tersebut diatas disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 24). b. IIPL and NUL adalah penjamin Perusahaan untuk pinjaman yang diperoleh dari UOB (Catatan 18). c. Jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Direksi dan Komisaris Perusahaan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010 dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 455 juta, nihil, Rp 325 juta, nihil dan nihil. d. Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 7 dan 18. 30. KOMITMEN a. Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi ("JOA") dengan OBP. OBP memiliki izin yang diperlukan untuk mengoperasikan rencana kilang elpiji untuk produksi elpiji, kondensat, dan propana, dan OBP memperoleh kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina selama 15 tahun berikutnya atau sampai pengiriman kuantitas jumlah kontrak terpenuhi. Perusahaan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan pabrik kilang elpiji. Perusahaan dan OBP bersama-sama mengoperasikan dan menjalankan bisnis elpiji. Kedua pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina dengan OBP akan diproses di pabrik elpiji Perusahaan. JOA telah diubah pada tanggal 20 September 2007 dan 28 Desember 2008. Perusahaan membeli semua bahan baku dari OBP, pihak berelasi. Pada tanggal 18 April 2011, JOA diamandemen dengan beberapa perubahan berikut, antara lain: a. Perusahaan bertanggung-jawab untuk: pengadaan mesin dan peralatan pemrosesan elpiji; menyediakan dana untuk mendukung operasi pabrik elpiji termasuk menyediakan modal kerja dan belanja modal (capital expenditure); secara keseluruhan mensupervisi, mengelola dan mengarahkan Kerjasama Operasi, termasuk untuk menjual dan mengelola penjualan elpiji dan kondensat; b. OBP bertanggung-jawab untuk: menjalankan semua kewajiban sehubungan dengan Kontrak dengan Pertamina; apabila memungkinkan, menyerahkan kontrak dengan Pertamina kepada Perusahaan; dan mendapatkan lisensi dan perijinan yang diperlukan untuk membangun, memelihara dan mengoperasikan pabrik elpiji. - 36 - 150 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Pada tanggal 14 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Elpiji dengan Pertamina di mana pendahulunya akan menjual Elpiji pada harga yang disepakati. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan setiap harinya untuk memasok sejumlah 110 MT atau jumlah kontrak tahunan 36.300 MT; jumlah kuantitas kontrak 108.900 MT. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kuantitas kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya, perjanjian ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perusahaan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 14 Agustus 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun. c. Pada tanggal 12 Desember 2007, Perusahaan juga menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Harindo Putra Jaya dimana pendahulunya akan memenuhi kondensat dari pabrik elpiji dalam U.S. Dollar per barel ICP SLC yang ditentukan per bulan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 150 barrel ("bbls") atau jumlah kontrak setahun 49.500 bbls, jumlah kuantitas kontrak adalah 148.500 bbls. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kontrak telah terpenuhi. Pada tanggal 13 Desember 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun berdasarkan perjanjian No 124/SEP-CT-HO/XII/10. d. Pada tanggal 1 Oktober 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian untuk Jasa Pendukung Pemasaran dengan Yayasan Indonesia Cerdas Bersatu, dimana yang terakhir akan menyediakan layanan dukungan pemasaran tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian tersebut sampai 14 Agustus 2010. Sebagai kompensasi, yang terakhir berhak mendapat biaya tetap dalam dukungan pemasaran seperti yang dinyatakan dalam perjanjian. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014. e. Pada tanggal 27 Nopember 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan PT Akraya International ("Akraya"), dimana Akraya harus memberikan layanan tertentu kepada Perusahaan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini terakhir dirubah tanggal 11 Januari 2011, dimana Perjanjian ini akan berakhir pada: tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut; atau tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa proses produksi elpiji, kondensat dan propana Perusahaan tidak layak lagi secara komersial atau terdapat keadaan ketidakmampuan untuk medapatkan gas alam mentah selama periode yang memadai; atau tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa eksistensi dari Perusahaan dan Akraya tidak berkelanjutan lagi. Perjanjian diatas akan tetap berlaku walaupun terjadi perubahan pemegang saham atau transfer usaha (business transfer) Perusahaan kepada entitas lain. Sehubungan dengan Perjanjian tersebut di atas, Perusahaan mengadakan perjanjian lain dengan Akraya pada tanggal 5 Desember 2008, dimana yang terakhir akan menyediakan jasa tertentu untuk memperkuat pemasaran kondensat, meningkatkan operasi dan memulai proyek baru bagi Perusahaan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini memiliki jangka waktu satu tahun terhitung pada tanggal 1 Januari 2009. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. - 37 - 151 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Sehubungan dengan perubahan Perjanjian antara Perusahaan dengan Akraya tanggal 11 Januari 2011, Perusahaan menyetujui Akraya untuk menyediakan Sumberdaya (Resource) sebagai Proyek Manajer yang bertanggung jawab untuk: meningkatkan dan mengoptimalisasikan operasi Perusahaan; menciptakan antar muka (interface) yang proaktif antara tim Pabrik dan teknologi atau pemasok peralatan; memperkuat pemasaran kondensat untuk mengoptimalkan keuntungan; dan memulai proyek-proyek baru. Biaya yang berhubungan dengan perjanjian tersebut di atas dijelaskan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 24). f. Pada tanggal 21 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Bumi Putra Maju dimana pendahulu akan memenuhi kondensat dari pabrik elpiji untuk dalam U.S. Dollar per barel ICP SLC ditentukan bulanan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 100 barrel ("bbls") atau jumlah kontrak tahunan 33.000 bbls. Jumlah 148.500 kontrak bbls. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai jumlah semua kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya kesepakatan ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perusahaan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. g. Pada bulan Oktober 2005, OBP dan PT Asia Star Indonesia (“ASI”) menandatangani Kontrak Pembelian dan Penjualan elpiji yang berasal dari pabrik elpiji, Palembang Sumatera Selatan untuk jangka waktu lima (5) tahun sejak aliran pertama pasokan bahan baku gas dan setelah selesai menjalankan tes atau setelah pengiriman seluruh volume kontrak. Kemudian, tanggal 20 Agustus 2007, OBP dan Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi (PKO) sebagaimana diperbaharui dengan PKO tanggal 19 September 2006, dimana OBP dan Perusahaan secara bersama-sama mengoperasikan segala kegiatan pabrik elpiji, Palembang Sumatera Selatan. Pada tanggal 19 Pebruari 2009, ASI mengirim surat kepada Menteri Sumber Daya dan Mineral, yang antara lain menerangkan bahwa telah terjadi pelanggaran kontrak antara OBP dan ASI dan kesepakatan atas penyelesaian pelanggaran kontrak belum tercapai antara ASI, OBP dan Perusahaan. h. Pada tanggal 21 Mei, 2008, kesepakatan atas penyelesaian pelanggaran kontrak disetujui dan Perusahaan membayar US$ 700.000 atas pemutusan Kontrak Pembelian dan Penjualan elpiji. Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruang kantor untuk masa tiga tahun dengan PT Kalindo Deka Griya. Perjanjian ini terakhir diperpanjang untuk masa tiga (3) tahun sampai 31 Maret 2013. 31. KONSENTRASI RISIKO Seperti dijelaskan dalam Catatan 30a, Perusahaan membeli semua bahan baku dari OBP, yang memiliki kontrak pasokan gas alam mentah dengan Pertamina, Badan Usaha Milik Negara. Saat ini, tidak ada sumber lain dari gas alam mentah yang dekat lokasi pabrik elpiji Perusahaan. Gangguan pasokan gas alam mentah dapat menyebabkan keterlambatan dalam pembuatan elpiji, propana dan kondensat dan kemungkinan kerugian penjualan, yang akan berdampak buruk pada hasil operasi. Selanjutnya, pemutusan kontrak tersebut dengan Pertamina dapat mengakibatkan penghentian bisnis Perusahaan. - 38 - 152 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 32. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga dan risiko likuiditas. i. Manajemen risiko mata uang asing Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing adalah penjualan, pembelian dari persediaan dan pinjaman. Perusahaan mengelola eksposur mata uang asing dengan mencocokkan, sedapat mungkin, penerimaan dan pembayaran pada setiap mata uang individu. Eksposur mata uang asing pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 34. ii. Manajemen risiko kredit Risiko kredit mengacu pada risiko dimana pihak rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada rekening bank, deposito berjangka dan piutang usaha. Perusahaan menempatkan saldo bank dan deposito berjangka pada institusi keuangan yang layak dan terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit. iii. Manajemen risiko likuiditas Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan. Perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan. b. Nilai wajar instrumen keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya. c. Nilai wajar instrumen keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan telah mendekati nilai wajarnya. - 39 - 153 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 33. PERISTIWA-PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN a. Berdasarkan Akta Notaris No. 6 tanggal 3 Agustus 2011 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, SH, notaris di Jakarta, YT menjual 2.000.000 lembar saham yang dimilikinya di LIU masing-masing sebanyak 1.900.000 lembar saham kepada Perusahaan dan 100.000 lembar saham kepada Bpk. Isenta Hioe. b. Berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 3 Agustus 2011 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, SH, notaris di Jakarta, KGL menjual 198.000.000 lembar saham yang dimilikinya di LIU kepada Perusahaan. c. Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Oktober 2011, para pemegang saham Perusahaan menyetujui: pengalihan 59.400 (lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham Perusahaan atau sama dengan 60% (enam puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perusahaan dari IIPL kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; dan pengalihan 39.600 (tiga puluh sembilan ribu enam ratus) saham Perusahaan atau sama dengan 40% (empat puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perusahaan dari NUL kepada PT Ramaduta Teltaka. Dengan demikian, susunan pemegang saham Perusahaan akan berubah menjadi sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah saham Persentase kepemilikan % Jumlah modal disetor Rp PT Trinugraha Akraya Sejahtera PT Ramaduta Teltaka 59.400 39.600 60 40 5.940.000.000 3.960.000.000 Jumlah 99.000 100 9.900.000.000 34. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Juli 2011, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang Amerika Serikat (US$), sebagai berikut: Jumlah dalam U.S. Dollars Aset Moneter Kas dan setara kas Piutang usaha 31 Juli 2011 Setara dengan Rupiah 5.280.560 4.169.957 44.927.004.055 35.477.991.893 Jumlah Aset Moneter 9.450.517 80.404.995.948 Liabilitas Moneter Utang usaha Utang lain-lain Utang bank Biaya yang harus dibayar 531.376 74.209 36.388.374 1.325.315 4.520.945.934 631.369.245 309.592.281.970 11.275.776.447 Jumlah Liabilities Moneter Liabilitas Moneter Bersih - 40 - 154 38.319.273 326.020.373.596 (28.868.757) (245.615.377.648) PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT SuryaDAN Esa Perkasa Tbk. SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Kurs konversi untuk US$ ke Rupiah yang digunakan oleh Perusahaan pada tanggal 31 Juli 2011 serta kurs yang berlaku pada tanggal 10 Oktober 2011 masing-masing adalah Rp 8.508 dan Rp 8.955 per US$ 1. Apabila kurs tanggal 10 Oktober 2011 digunakan untuk mengkonversi liabilitas moneter bersih per tanggal 31 Juli 2011, maka Perusahaan akan mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 12.904.334.227. 35. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah tanggung tanggung jawab manajemen Perusahaan. Laporan keuangan dari halaman 2 sampai dengan 41 ini telah disetujui dan disahkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 10 Oktober 2011. ******** - 41 - 155 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Halaman ini sengaja dikosongkan 156 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XVII. LAPORAN PENILAIAN ASET OLEH PENILAI INDEPENDEN 157 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Halaman ini sengaja dikosongkan 158 PT Surya Esa Perkasa Tbk. LAPORAN EKSEKUTIF RINGKAS DARI KILANG LPG LEMBAK TERLETAK DI JALAN RAYA PALEMBANG – INDRALAYA KM. 17 SIMPANG Y, KELURAHAN SUNGAI RAMBUTAN, KECAMATAN INDRALAYA, KABUPATEN OGAN ILIR, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN SERTA FURNITUR, PERALATAN KANTOR DAN KENDARAAN TERLETAK DI MENARA KADIN, LANTAI 16 JALAN HR. RASUNA SAID BLOK X – 5 KAvELING 2 – 3 KUNINGAN, JAKARTA SELATAN 31 JULI 2011 UNTUK PT. SURYA ESA PERKASA 159 PT Surya Esa Perkasa Tbk. World Trade Centre, 10th Floor Jl Jenderal Sudirman Kav 29-31 Jakarta 12920 Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF PRIVAT DAN RAHASIA Tel Fax 14 Desember 2011 Referensi: Rev v/2011/PKG/53/FAC/1 62 21 521 1400 62 21 521 1409 PT. SURYA ESA PERKASA Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5, Kaveling 2-3 Kuningan, Jakarta Selatan Dengan Hormat, LAPORAN EKSEKUTIF RINGKAS DARI KILANG LPG LEMBAK TERLETAK DI DI JALAN RAYA PALEMBANG – INDRALAYA KM. 17 SIMPANG Y, KELURAHAN SUNGAI RAMBUTAN, KECAMATAN INDRALAYA, KABUPATEN OGAN ILIR PALEMBANG, SUMATERA SELATAN SERTA FURNITUR, PERALATAN KANTOR DAN KENDARAAN TERLETAK DI MENARA KADIN LANTAI 16 JALAN HR. RASUNA SAID BLOK X – 5 KAvELING 2-3 KUNINGAN, JAKARTA SELATAN 1. RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Instruksi yang diterima Berdasarkan kontrak No. Ref. 1146, tertanggal 25 Agustus 2011, kami telah diinstruksikan untuk memberikan pendapat Nilai Pasar atas Kilang LPG Lembak Jalan Raya Palembang – Indralaya KM 17 Simpang Y, Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan serta furnitur, peralatan kantor dan kendaraan terletak di Menara Kadin, Lantai 16, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan. Kami telah menerbitkan laporan penilaian ringkas pada tanggal 5 September 2011 dengan No.Ref V/2011/PKG/53/FAC/1, namun menanggapi surat tanggapan dari Bapepam S-13262/BL/2011 tertanggal 12 Desember 2011 yang ditandatangani oleh Bapak Anis Baridwan sebagai Ketua/Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil, kami melakukan revisi atas laporan kami dan menerbitkan kembali Laporan Penilaian Ringkas dengan tanggal Laporan 14 Desember 2011 No Ref. Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 Kami beranggapan bahwa instruksi dan informasi yang diberikan adalah benar dan telah mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Kebenaran penilaian dan laporan ini dapat dikonfirmasikan dengan menghubungi langsung kepada Pimpinan Rekan KJPP Hendra Gunawan. 160 PT. SURYA ESA PERKASA Kilang LPG Lembak PT Surya Esa Perkasa Tbk. Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 1.2 Kualifikasi Penilai Properti Kami adalah Kantor Jasa Penilai Publik yang secara resmi telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1374/KM.1/2009 tanggal 14 Desember 2009 dengan nama Kantor Jasa Penilai Publik KJPP Hendra Gunawan dan Rekan dengan Nomor Izin Usaha 2.09.0075 dan telah terdaftar sebagai Kantor Jasa Profesi Penilai Penunjang Pasar Modal di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan(“Bapepam” dan “ LK”) dengan Surat Tanda Terdaftar di Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam dan LK No. 28/PM/STTD-P/A/2006. 1.3 Properti yang Dinilai Properti yang dinilai adalah pabrik pengolahan LPG yang dikenal dengan nama Kilang LPG Lembak – Simpang Y yang mana sumber LPG tersebut berasal dari sumber gas alam yang dikenal dengan nama Sumur Lembak. Sumber gas alam sumur Lembak merupakan sumber daya alam yang langsung dikelola oleh pemerintah melalui Pertamina yang setiap harinya mengalirkan gas ke pabrik Pupuk Sriwijaya (PUSRI) dengan kapasitas 400 MM yang berjarak kurang lebih 90 kilometer melalui jaringan pipa bawah tanah. Kilang LPG Lembak menggunakan proses liansor dari Presson Enerflex, Kanada yang mengolah feed gas dari sumur gas Lembak yang dialirkan melalui piapa pipa sejauh kurang lebih 60 kilometer dengan kapasitas input sebesar kurang lebih 66 MM dan kapasitas produksi Propane sebesar 10 ton/hari, LPG sebesar 120 ton/hari dan Condensate sebesar 250 Barrel/hari. Atas informasi dari klien, untuk memenuhi gas alam mentah sebagai bahan baku maka PT SEP menandatangani perjanjian kerjasama operasi dengan PT Ogspiras Basya Pratama (PT OBP) yang memiliki Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Pertamina EP. Kilang LPG Lembak tersebut dibangun pada tahun 2006 dan mulai dioperasikan pada tahun 2007 diatas tanah seluas 26.600 meter persegi. Berdasarkan instruksi yang kami terima bahwa penilaian tersebut meliputi tanah, bangunan – bangunan serta fasilitasnya lainnya yang terbangun diatas tanah tersebut, mesin – mesin dan peralatannya, furnitur, peralatan kantor serta kendaraan. Kami juga melihat bahwa terdapat tanah kosong yang belum dikembangkan, yang masih ditumbuhi rumput alang – alang dan masih diperlukan pengurukan kurang lebih 0,5 meter dengan luas 28.655 meter persegi yang rencananya akan dibangun menjadi Pabrik II. Kami juga menilai furnitur, peralatan kantor dan kendaraan yang terdapat dikantor pusat yang terletak di Menara Kadin, Lantai 16, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan. 2 161 PT. SURYA ESA PERKASA PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kilang LPG Lembak Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 1.3 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 Maksud dan Dasar Penilaian Kami mengerti bahwa penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan penawaran umum perdana sebagian saham perseroan kepada masyarakat (IPO). Penentuan nilai pasar dilakukan dengan menggunakan metode Pendekatan Biaya. Di dalam menentukan nilai pasar kami berpegang pada ketentuan, kode etik profesi penilai dan standar penilaian dari MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia) serta mengacu pula pada “International Valuation Standard Committee - IVSC”; di mana Nilai Pasar didefinisikan sebagai perkiraan jumlah uang yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu properti pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual dalam suatu transaksi bebas ikatan yang penawarannya dilakukan secara layak di mana kedua pihak saling mengetahui dan bertindak hati-hati dan tanpa paksaan. (SPI.1.3.1) Informasi atau sumber data yang kami gunakan adalah berdasarkan dari data-data properti sejenis atau sebanding dari database kami serta pengumpulan data di lapangan, yang telah divalidasi oleh pihak MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia). 1.4 Independensi Penilai Dalam mempersiapkan Laporan Penilaian Properti, KJPP Hendra Gunawan dan Rekan bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. KJPP Hendra Gunawan dan Rekan juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Laporan Penilaian Properti ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh nilai yang dihasilkan, KJPP Hendra Gunawan dan Rekan hanya menerima imbalan sesuai dengan Surat Penawaran No. 1146 KJPP/E:/RH.Prop, tanggal 19 Agustus 2011. 1.5 Penilai Properti Proses penilaian disupervisi oleh Hendra Gunawan dan Mia Dianasari. Hendra Gunawan merupakan anggota Senior dari MAPPI No. 81-S-00005 dan memiliki Ijin Penilai Publik untuk bidang Properti dari Menteri Keuangan No. P1.09.00235, juga memiliki Ijin Penilai Pasar Modal dari Badan Pengawas Pasar Modal Indonesia No. 28/PM/STTD-P/A/2006, dan memiliki kemampuan yang telah teruji untuk melakukan penilaian dengan pengalaman lebih dari 31 tahun. Mia Dianasari juga merupakan anggota Senior dari MAPPI No. 01-S-01426 dan memiliki Ijin Penilai Publik untuk bidang Properti dari Menteri Keuangan No. P1.09.00241, yang telah memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun. Enry Kastono merupakan anggota Terakreditasi dari MAPPI No. 02-T-01616 dan telah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun. Adhi Gunawan merupakan anggota Peserta dari MAPPI No. 06-P-02027 dan telah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun. 3 162 PT. SURYA ESA PERKASA PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kilang LPG Lembak Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 Tidak seorang pun dari penilai tersebut diatas memiliki kepentingan khusus yang dapat menyebabkan mereka tidak dapat memberikan pendapat secara benar yang dapat menimbulkan konflik terhadap penilaian properti ini. 1.6 Tanggal Penilaian Tanggal penilaian adalah 31 Juli 2011. Penilaian ini berlaku terbatas pada tanggal tersebut. Kami tidak bertanggungjawab atas perubahan nilai yang disebabkan perubahan pasar dan properti itu sendiri. Peninjauan terhadap properti “Kilang LPG Lembak” yang terletak di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan dilakukan pada tanggal 7 – 8 September 2011. Sedangkan peninjauan aset furnitur, peralatan kantor dan kendaraan yang terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X -5 Kaveling 2 – 3 Kuningan dilakukan pada tanggal 19 September 2011.Pendapat mengenai kondisi dan penggunaan didasarkan hasil pengamatan pada tanggal tersebut. Kami ingin konfirmasikan bahwa berdasarkan penjelasan dari pihak perseroan tidak ada kejadian penting setelah tanggal penilaian 31 Juli 2011 dan tanggal laporan 14 Desember 2011. 1.7 2. Penilaian Penilaian properti dimaksud terdapat pada bagian akhir laporan ini dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan laporan berikut ketentuan, batasan dan asumsi seperti dinyatakan di dalam laporan. PENDEKATAN PENILAIAN Kami melakukan penilaian terhadap keseluruhan properti dengan menggunakan Nilai Pasar sebagai bahan pertimbangan. Pendekatan yang digunakan di dalam penilaian ini adalah Pendekatan Biaya. Pendekatan Biaya adalah pendekatan yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa, sebagai substitusi dari pembelian suatu properti, seseorang dapat membuat properti yang lain baik berupa replika dari properti asli atau subsitusinya yang memberikan kegunaan yang sebanding. Dalam konteks real estat, seseorang biasanya dianggap tidak wajar untuk membeli suatu properti lebih baik daripada biaya untuk membeli tanah yang sebanding dan membuat suatu pengembangan alternatif, kecuali akan melibatkan jangka waktu yang lebih panjang, ketidaknyamanan dan resiko yang lebih tinggi. Dalam prakteknya pendekatan ini juga melibatkan estimasi depresiasi untuk properti yang lebih tua dan/atau memiliki keusangan fungsional dimana estimasi biaya baru secara tidak wajar mempengaruhi harga yang mungkin dibayarkan untuk properti yang dinilai. (SPIKPUP-9.2.1.2) Alasan kami hanya menggunakan satu pendekatan dalam melakukan penilaian atas properti PT SEP sesuai dengan peraturan Bapepam VIII.C.4 butir 10.d.4. yang menyatakan bahwa dapat menggunakan satu pendekatan penilaian dalam hal Penilaian Properti Industri termasuk mesin dan peralatan yang tidak memiliki data pasar. Pendekatan Data Pasar tidak dapat digunakan, dikarenakan tidak adanya pembanding data pasar atas properti “Kilang LPG”, sedangkan Pendekatan Pendapatan tidak umum 4 163 PT. SURYA ESA PERKASA PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kilang LPG Lembak Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 digunakan. Sehingga kami hanya dapat menggunakan Pendekatan Biaya. Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat dan obyektif kami melakukan beberapa langkah sebagai berikut : - Menentukan tujuan dan tanggal penilaian. - Mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis data. - Menentukan penerapan pendekatan penilaian dan metode penilaian yang sesuai dan tepat. - Menganalisis seluruh aspek obyek penilaian. - Melakukan inspeksi terhadap obyek penilaian. - Untuk properti mesin dan peralatan, membuat spesifikasi teknis, antara lain nama mesin dan peralatan, merek, buatan, tipe/model, tahun pembuatan, kapasitas dan spesifikasi utama lainnya, serta peralatan penunjang. - Kondisi mesin dan peralatan. - Masa penggunaan tanah dan bangunan dimana mesin dan peralatan melekat. Pendekatan Biaya dilakukan dengan mengkaji komponen tanah, bangunanbangunan dan sarana pelengkap lainnya serta mesin – mesin dan peralatannya, furnitur, peralatan kantor dan kendaraan secara terpisah dimana kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan Nilai Pasar properti tersebut. 2.1 Tanah Didalam perhitungan tanah, kami menggunakan Pendekatan Data Pasar dengan menggunakan Metode Perbandingan Data Pasar yang dilakukan dengan menggunakan data penawaran tanah yang sejenis di sekitar lokasi atau transaksi yang terjadi di mana kemudian dilakukan penyesuaian atas lokasi, bentuk dan luas tanah serta dokumen tanah yang dimiliki dan juga mempertimbangkan perilaku pembeli potensial. 2.2 Bangunan-Bangunan dan Sarana Pelengkap Lainnya Kami melakukan penilaian bangunan-bangunan dan sarana pelengkap lainnya dengan dasar Metode Meter Persegi dan penyusutannya menggunakan Metode Breakdown. Metode ini dilakukan dengan menghitung biaya reproduksi baru dari bangunan-bangunan dan sarana pelengkap lainnya yang ada pada tanggal penilaian, kemudian menguranginya dengan penyusutan yang disebabkan oleh faktor umur, kondisi, fungsi dan ekonomi. 2.3 Mesin-Mesin dan Peralatan Lainnya, Furnitur dan Peralatan Kantor Penilaian mesin-mesin dan peralatannya,furnitur dan peralatan kantor kami lakukan dengan cara menghitung Biaya Pengganti Baru dari mesin-mesin dan peralatannya yang ada pada tanggal penilaian, kemudian menguranginya dengan penyusutan (Metode Breakdown) yang disebabkan oleh faktor umur, 5 164 PT. SURYA ESA PERKASA PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kilang LPG Lembak Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 kondisi, fungsi dan ekonomi. 2.4 Kendaraan Penilaian kendaraan, kami lakukan dengan cara menggunakan data penawaran kendaraan yang sejenis atau transaksi yang terjadi di mana kemudian dilakukan penyesuaian atas tahun pembuatan, kondisi, merek, tipe, aksesories serta dokumen kendaraan yang dimiliki dan juga mempertimbangkan perilaku pembeli potensial. 3. NILAI TUKAR US$/RUPIAH Penilaian ini menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan data pembanding yang juga menggunakan mata uang Rupiah. Di dalam laporan penilaian ini kami menyajikan nilai tukar US$ terhadap Rupiah sebagai informasi umum, nilai beli dan jual dalam US$ yang dikutip dari Bank Indonesia sesuai pada tanggal penilaian 31 Juli 2011 adalah Rp. 8.551,dan Rp. 8.465,-. 4. RINGKASAN PENILAIAN Dengan beranggapan bahwa tidak adanya batasan-batasan, pengikatan -pengikatan atau pengeluaran tidak wajar yang tidak kami ketahui dan berdasarkan kepada dasar penilaian yang sudah disebutkan di atas, kami berpendapat bahwa Nilai Pasar properti sesuai penggunaan saat ini adalah sebagai berikut: 6 165 PT. SURYA ESA PERKASA Kilang LPG Lembak PT Surya Esa Perkasa Tbk. Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 URAIAN NILAI PASAR 1. Kilang LPG Lembak Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 71, Simpang Y, Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Palembang, Sumatera Selatan Tanah Pabrik (Luas = 26.600 m2) Rp. 4.100.000.000,- Tanah Kosong (Luas = 28.655 m2) Rp. 3.100.000.000,- Bangunan-Bangunan dan Sarana Pelengkap Lainnya Rp. 5.300.000.000,- Mesin – Mesin dan Peralatan Lainnya Rp. 143.955.000.000,- Furnitur dan Peralatan Kantor 505.000.000,- Kendaraan Sub Jumlah Rp. 465.000.000,- Rp. 157.425.000.000,- URAIAN NILAI PASAR 2. Kantor Pusat Menara Kadin, Lantai 16, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Furnitur dan Peralatan Kantor 376.000.000,- Kendaraan Rp. 300.000.000,- Sub Jumlah Rp. 676.000.000,- JUMLAH Rp. 158.101.000.000,- 7 166 PT. SURYA ESA PERKASA Kilang LPG Lembak PT Surya Esa Perkasa Tbk. Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan Terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011 Rev V/2011/PKG/53/FAC/1 Setelah mempertimbangkan kondisi properti dan keadaan pasar pada tanggal 31 Juli 2011, maka kami berkesimpulan bahwa Nilai Pasar atas keseluruhan properti tersebut diatas adalah Rp. 158.101.000.000,-. (SERATUS LIMA PULUH DELAPAN MILYAR SERATUS SATU JUTA RUPIAH) Penilaian ini tergantung pada hal-hal sebagai berikut: 1. Kelayakan sertipikat tanah yang bebas dari batasan/ikatan; 2. Rincian, komentar, ketentuan dan batasan yang terdapat di dalam laporan ini; dan 3. Tidak memperhitungkan biaya yang ditimbulkan dikarenakan adanya transaksi baik oleh penjual maupun pembeli. Secara tegas kami telah menyatakan asumsi-asumsi yang mendasari penilaian ini. Kami berpendapat adalah merupakan tanggungjawab Bapak/Ibu untuk memeriksa kebenaran asumsi-asumsi ini dan kami menyatakan berhak untuk melakukan perubahan terhadap penilaian bila asumsi-asumsi tersebut ternyata tidak tepat dan tidak masuk akal. Hormat kami, Ir. Hendra Gunawan M.Sc (MAPPI, Cert.) Pimpinan Rekan KJPP Hendra Gunawan dan Rekan Ijin Penilai Publik : P-1.09.00235 Ijin Penilai Pasar Modal : 28/PM/STTD-P/A/2006 HG/AG,EK/VI 8 167 PT Surya Esa Perkasa Tbk. PERNYATAAN PENILAI Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai penilai, kami yang bertandatangan dibawah ini menerangkan bahwa, pernyataan dalam laporan ini, yang menjadi dasar analisa, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalamnya adalah betul dan benar, selanjutnya laporan ini menjelaskan semua syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi analisa, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam laporan ini, lagi pula laporan ini telah disusun sesuai dengan dan tunduk pada ketentuan - ketentuan dari Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia (SPI) . No. NAMA 1. Eksekutif TANDA TANGAN Ir. Mia Dianasari, MRE Ijin Penilai Publik : P-1.09.00241 Anggota MAPPI No.: 01-S-01426 Ir. Enry Kastono Anggota MAPPI No.: 02-T-1616 2. Penilai Adhi Gunawan Anggota MAPPI No.: 06-P-02027 Kushandoko Meimawardi Anggota MAPPI No. : 97-T-01031 168 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XVIII. ANGGARAN DASAR Perseroan dengan ini menyatakan bahwa uraian mengenai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan yang dimuat dalam Prospektus ini adalah ketentuan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir dan yang berlaku pada tanggal diterbitkan Prospektus. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT Surya Esa Perkasa Tbk.” (selanjutnya cukup disingkat dengan “Perseroan”), berkedudukan di Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi. JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2 Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas, dengan ketentuan bahwa jangka waktu penanaman modal asing bagi Perseroan adalah sesuai dengan ijin-ijin penanaman modal asing yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3 1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang industri pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam, menjalankan usaha di bidang industri petrokimia, menjalankan usaha jasa perdagangan besar, distributor utama dan ekspor untuk hasil produksi minyak, gas dan petrokimia, melakukan kegiatan di bidang jasa eksplorasi minyak dan gas bumi, hulu dan hilir, menjalankan kegiatan di bidang energi terbarukan, dan menjalankan usaha di bidang gas hilir. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut: a.menjalankan usaha-usaha di bidang pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam menjadi produk turunannya, terutama LPG, Kondensat dan Propana; b.melakukan pembangunan kilang pengolahan minyak dan gas alam c. menjalankan usaha di bidang distribusi dan perdagangan minyak dan gas, LPG, Kondensat dan Propana meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal dan interinsulair; d. menerima pengangkatan sebagai distributor untuk produk minyak dan gas, LPG, Kondensat dan Propana dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaanlain, baik dari dalam maupun luar negeri; e. mengolah industri petrokimia; f.melakukan investasi di bidang fasilitas penyimpanan minyak dan gas bumi dan produk-produk turunan dari minyak dan gas bumi, seperti LPG, LNG, minyak, Kondensat, dan lain-lain; g. melakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi hulu dan hilir; h. melakukan kegiatan di bidang energi terbarukan; dan i. melakukan kegiatan di bidang minyak dan gas hilir. Untuk mendukung kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang dengan melakukan kegiatan pengangkutan hasil produksi dan pengolahan gas alam. MODAL Pasal 4 1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 220.000.00.000,00 (dua ratus dua puluh miliar Rupiah) terbagi atas 2.200.000.000 (dua miliar dua ratus juta) saham,masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah). 2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (dua puluh limapersen) atau sejumlah 550.000.000(lima ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 55.000.000.000,00, (lima puluh lima miliar Rupiah) yang 169 PT Surya Esa Perkasa Tbk. telah disetor penuh kepada Perseroan oleh masing-masing pemegang saham dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan sebelum akhir akta. 3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan menurut keperluan modal Perseroan, pada waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan cara penawaran umum terbatas, dengan memperhatikan peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, antara lain peraturan yang mengatur tentang penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Kuorum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus memenuhi persyaratan dalam Pasal 11 ayat 1 Anggaran Dasar ini. 4. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut; b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Bapepam & LK dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga; c. memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat 1 Anggaran Dasar ini; d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam & LK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. 5. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum terbatas maupun peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu memutuskan jumlah maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan, maka Rapat Umum Pemegang Saham tersebut harus melimpahkan kewenangan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan jumlah saham yang sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas atau peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut. 6. Jika efek yang bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh Perseroan, maka: a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut. b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham: 1. ditujukan kepada karyawan Perseroan; 2. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; 3. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS; dan/atau 4. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa HMETD. c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal; d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat ekuitas, 170 PT Surya Esa Perkasa Tbk. dengan ketentuan apabila jumlah Efek bersifat ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat ekuitas. e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama. 7. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut. 8. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 9. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui olehMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang: a. telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar; b. telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; c. penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf b Pasal ini; d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf c Pasal ini tidak terpenuhi sepenuhnya, Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 10 huruf c Pasal ini tidak terpenuhi; e. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf a Pasal ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf d Pasal ini. 11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut. SAHAM Pasal 5 1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama. 2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal. 3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham. 5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau menunjuk seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut. 6. Selama ketentuan dalam ayat 3 di atas belum dilaksanakan, para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan. 171 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 7. Setiap pemegang saham wajib untuk tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan berlaku. 8. Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek di Indonesia tempat saham Perseroan di catatkan. 9. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya. 10. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham. 11. Pada surat saham harus dicantumkan sekurangnya: i. nama dan alamat pemegang saham; ii. nomor surat saham; iii. nilai nominal saham; iv. tanggal pengeluaran surat saham. 12. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan: a. nama dan alamat pemegang saham; b. nomor surat kolektif saham; c. nomor surat saham dan jumlah saham; d. nilai nominal saham; e. tanggal pengeluaran surat kolektif saham. 13. Surat saham dan surat kolektif saham ditandatangani oleh Presiden Direktur atau 2 (dua) orang anggota Direksi lainnya. 14. Apabila terdapat pecahan nilai nominal saham, pemegang pecahan nilai nominal saham tidak diberikan hak suara perseorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri atau bersama pemegang pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama memiliki nilai nominal sebesar 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut. Para pemegang pecahan nilai nominal saham tersebut harus menunjuk seorang diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut. 15. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya berkewajiban untuk mengadakan daftar pemegang saham dan dalam daftar itu dicatat nomor-nomor urut surat saham, jumlah saham yang dimiliki, nama-nama dan alamat-alamat para pemegang saham dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu. PENGGANTI SURAT SAHAM Pasal 6 1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: a. Pihak yang mengajukan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak. 2. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian surat saham. 3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan dalam di Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat saham. 172 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 4. Bahwa ketentuan tentang surat saham dalam ayat 1, 2 dan 3 pasal ini juga berlaku pula bagi surat kolektif saham. PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 7 1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan segenap pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut. 3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana terbentuk dari suatu kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan Reksa Dana terbentuk kontrak investasi kolektif tersebut. 4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan. 5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana dalam bentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan. 6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek. 7. Dalam Penitipan Kolektif, setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. 8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah. 9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana. 10. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening efek tersebut. 11. Pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat Umum Pemegang Saham. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, atau Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku di Pasar Modal wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek kepada Perseroan untuk didaftarkan dalam Buku Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. 12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat Umum Pemegang Saham. 173 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut. 14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut. PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 8 1.Dalam hal terjadi perubahan pemilikan atas suatu saham, pemilik asli yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama pemilik baru telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin-izin pihak yang berwenang dan peraturan perundang-undangan serta ketentuan pada Bursa Efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan. 2.Semua pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus memenuhi peraturan Pasar Modal yang berlaku di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 4.Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Buku Daftar Pemegang Saham Perseroan apabila cara-cara yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar Perseroan ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu syarat dalam izin yang diberikan kepada Perseroan oleh pihak yang berwenang atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak terpenuhi. 5.Apabila Direksi menolak untuk mencatatkan pemindahan hak atas saham tersebut, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi Perseroan, Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan menolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada bursa efek di Indonesia, setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak harus sesuai dengan peraturan bursa efek di Indonesia yang berlaku di tempat saham Perseroan dicatatkan. 6.Orang yang mendapat hak atas saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena alasan lain yang menyebabkan kepemilikan suatu saham berubah menurut hukum, dengan mengajukan buktibukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti-bukti hak itu tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini serta dengan mengindahkan peraturan yang berlaku di bursa efek di Indonesia, tempat saham Perseroan dicatatkan. 7.Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek. 174 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 8. Semua pembatasan, larangan, dan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula terhadap setiap pemindahan hak menurut ayat 6 Pasal 7 ini. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 9 1. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut “RUPS”adalah : a. RUPS Tahunan; b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar disebut juga RUPS luar biasa. 2. Istilah RUPS dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain. 3. RUPS Tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu 6 (enam) bukan setelah tahun buku terakhir. 4. Dalam RUPS Tahunan: a. Direksi menyampaikan: i. laporan tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan RUPS; ii. laporan keuangan untuk mendapat pengesahan rapat; b. Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris. c. Ditetapkan penggunaan laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif. d. Diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar. Selain agenda sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c ayat ini, RUPS Tahunan dapat membahas agenda lain sepanjang agenda tersebut dimungkinkan berdasarkan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan status atau kegiatan usaha Perseroan. 5. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan. 6. RUPS luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat pada ayat (4) huruf a dan huruf b, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan serta Anggaran Dasar. TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS Pasal 10 1. a. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam Anggaran Dasar Perseroan, RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya atau di tempat kedudukan bursa efek di mana saham Perseroan dicatatkan. b. RUPS sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1.a Pasal ini wajib dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia. 2. Sedikit-dikitnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, pihak yang berhak memberikan pemanggilan harus melakukan pengumuman kepada para pemegang saham dengan cara memasang iklan dalam sedikit-dikitnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran luas di Indonesia bahwa akan diadakan RUPS. 3. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini, pemanggilan untuk RUPS harus diberikan kepada para pemegang saham dengan iklan dalam sedikit-dikitnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional di Indonesia, sebagaimana ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris. Pemanggilan untuk RUPS harus dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Dalam hal RUPS pertama tidak mencapai korum sehingga perlu diadakan RUPS kedua, maka pemanggilan untuk RUPS kedua dilakukan dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal RUPS kedua 175 PT Surya Esa Perkasa Tbk. dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS kedua tersebut dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari dari RUPS pertama. 4. Dalam pemanggilan RUPS wajib dicantumkan tanggal, waktu, tempat, mata acara dan pemberitahuan bahwa neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu tersedia di kantor pusat Perseroan sejak tanggal panggilan yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal 10 ini dan bahwa salinan neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis para pemegang saham sejak tanggal pemanggilan RUPS Tahunan yang bersangkutan untuk diperiksa oleh para pemegang saham. 5. Apabila semua pemegang saham hadir dan atau diwakili dalam RUPS, pemberitahuan dan panggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan rapat dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan dan/atau di tempat kedudukan bursa efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan. 6. Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 1, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam RUPS, dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya di bidang Pasar Modal. 7. Usul para pemegang saham harus dimasukkan dalam acara RUPS apabila: 8. (a) telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang mewakili paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan Perseroan; (b) telah diterima sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan untuk RUPS yang bersangkutan dikeluarkan; dan (c) menurut pendapat Direksi, usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan dengan mengingat ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS. KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS Pasal 11 1. a. RUPS, termasuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas, dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan kecuali apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini. b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 a Pasal ini tidak tercapai, diadakan pemanggilan rapat kedua. c. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh pemegang saham yang memiliki paling sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang sah. d. Dalam hal kuorum rapat kedua tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK. 176 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa. 3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu rapat diadakan. 4. Dalam rapat, setiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam rapat, tetapi suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara. 6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain dilakukan pemungutan dengan lisan, kecuali jika ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam rapat tersebut. 7. Semua keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyak, usul ditolak. 8. Dalam hal Perseroan bermaksud untuk melakukan transaksi tertentu yang terdapat benturan kepentingan, dan transaksi dimaksud tidak dikecualikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, transaksi tersebut wajib mendapat persetujuan RUPS luar biasa yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan. b. RUPS untuk memutuskan hal yang mempunyai benturan kepentingan diselenggarakan dengan ketentuan bahwa RUPS tersebut dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh pemegang saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen. c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.b Pasal ini tidak tercapai, dapat diadakan rapat kedua dengan ketentuan harus dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS. d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.c Pasal ini tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan rapat ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK. 9. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara. 10. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan RUPS dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberi tahu secara tertulis dan semua pemegang saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian itu mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 12 1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. Perubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia. 2. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan/atau tempat kedudukan Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdirinya Perseroan, 177 PT Surya Esa Perkasa Tbk. besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan perubahan status Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 3. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak keputusan RUPS tentang perubahan tersebut. 4. Apabila kuorum yang ditentukan tidak tercapai dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat 1, maka dalam RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. 5. Dalam hal kuorum RUPS kedua sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK. 6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian yang beredar secara nasional dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN Pasal 13 1. a. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a di atas tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang memiliki/mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.b di atas tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK. 2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar di tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Perseroan mengenai rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan Perseroan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS. DIREKSI Pasal 14 1. Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Direksi. Apabila diangkat lebih dari seorang anggota Direksi, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama. 2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-masing untuk jangka waktu terhitung sejak pengangkatannya sampai penutupan RUPS Tahunan tahun ke lima berikutnya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. 3. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara Asing yang telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Direksi Perseroan berdasarkan ketentuan undang-undang Negara Republik Indonesia yang berlaku. 4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. 5. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti atau dihentikan dari jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan anggota Direksi lain yang menjabat. 178 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 6. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadi lowongan harus di selenggarakan RUPS, untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar. 7. Jika oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris. 8. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan paling kurang 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 9. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri. 10. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan -persetujuan RUPS. 11. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi. 12. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal pemberhentian sementara. 13. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 12 Pasal ini tidak dapat mengambil keputusan atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi menjadi batal. 14. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Direksi dari waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 15. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika: a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat(8) Pasal ini; b. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan; c. meninggal dunia; d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 15 1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk: a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk pengambilan uang perseroan di bank-bank) yang jumlahnya melebihi USD 50.000.000 (lima puluh juta Dolar Amerika Serikat); b,. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri; c. menandatangani perjanjian atau kontrak dengan nilai lebih dari USD 50.000.000 (lima puluh juta Dolar Amerika Serikat. harus dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris. 1. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu tahun buku, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara 179 PT Surya Esa Perkasa Tbk. yang hadir dalam RUPS dengan mengingat peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. 2. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. 3. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi. 4. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada seorang atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa. 5. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam ayat 6 pasal ini. RAPAT DIREKSI Pasal 16 1. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap setiap waktu apabila dipandang perlu: a. oleh seorang atau lebih anggota Direksi; b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan Pasal 15 Anggaran Dasar ini. 3. Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau melalui faksimili atau surat elektronik, paling lambat 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. 4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat, 5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha perseroan. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. 6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direktur Utama. 7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa. 8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila -lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. 9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. 10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan menentukan. 180 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir. c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. 12. a. Selain penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 5, Rapat Direksi dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Direksi saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam Rapat Direksi. b. Risalah rapat hasil penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (a) di atas harus dibuat secara tertulis dan diedarkan kepada seluruh anggota Direksi yang ikut serta untuk disetujui dan ditandatangani. 13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi. DEWAN KOMISARIS Pasal 17 1. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang termasuk Komisaris Independen yang jumlahnya disesuaikan dengan persyaratan dalam -peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Apabila diangkat lebih dari seorang anggota Dewan Komisaris, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama. 2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak pengangkatannya sampai penutupan RUPS tahunan kelima berikutnya dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu. 3. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Komisaris yang berhenti atau dihentikan dari jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan anggota Komisaris lain yang menjabat. 4. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 5. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri. 6. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS. 7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris masing-masing menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris. 8. Gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Dewan Komisaris dari waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS. 9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila: 181 PT Surya Esa Perkasa Tbk. a. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 4 Pasal ini; b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku; c. Meninggal dunia; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal 18 1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberikan nasihat kepada Direksi. 2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. 3. Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris. 4. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/ atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan Perseroan atau melalaikan kewajibannya. 5. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan disertai alasannya. 6. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri. 7. Rapat tersebut dalam ayat 4 pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dan pemanggilan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 10 di atas. 8. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula. 9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam hal demikian Rapat Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama, satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan Pasal 18 ayat 6. RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal 19 1. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu: a. oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi; atau c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 2. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama. Apabila Komisaris Utama berhalangan maka anggota Dewan Komisaris yang lain berhak melakukan panggilan berdasarkan penunjukkan dari Komisaris Utama. 3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima atau 182 PT Surya Esa Perkasa Tbk. melalui faksimili atau surat elektronik paling lambat 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. 4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. 6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Dewan Komisaris yang hadir. 7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa. 8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat. 9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. 10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan. 11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya; b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir; c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. 12. a. Selain penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 5, Rapat Dewan Komisaris dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Dewan Komisaris saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam Rapat Dewan Komisaris. b. Risalah Rapat hasil penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (a) di atas harus dibuat secara tertulis dan diedarkan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris yang ikut serta untuk disetujui dan ditandatangani. 13. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 20 1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai. 2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. 3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. 4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan RUPS tahunan. 183 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 5. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS. 6. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN Pasal 21 1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut. 2. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup seluruhnya. 3. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut akan menjadi hak Perseroan. 4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PENGGUNAAN CADANGAN Pasal 22 1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh dipergunakan untuk -menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain. 2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan bagi keperluan Perseroan. 3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum dipergunakan untuk menutup kerugian dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang penggunaannya belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan peraturan perundang-undangan agar memperoleh laba. KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus dalam RUPS. 184 PT Surya Esa Perkasa Tbk. xix. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 1. Pemesanan Pembelian Saham Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum pada Bab XIX Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani. Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/ bank kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). 2. Pemesan yang Berhak Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah Perorangan dan/atau Lembaga/ Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum dan Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. 3. Jumlah Pesanan Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yakni 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus) saham. 4. Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0029/PE/KSEI/1111 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 25 November 2011. A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham (“SKS”), akan tetapi saham-saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal 31 Januari 2012 setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan atau BAE. 2. Sebelum Saham yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”), sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif. 3. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening efek. 4. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI. 5. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat pada saham. 6. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. 185 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 7. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk. 8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek. 9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham. 10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut. B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya, tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan. 5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja umum yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan: a. fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas. b. bukti kepemilikan rekening efek atas nama pemesan. c. serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjual dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Pemesanan Pembelian Saham yang diajukan dan telah dilakukan pembayarannya tidak dapat dibatalkan. 6. Masa Penawaran Masa penawaran akan dimulai pada tanggal 25 Januari 2012 dan ditutup pada tanggal 27 Januari 2012. Jam penawaran akan dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB kecuali hari terakhir. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah Saham yang Ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek, dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam & LK, dapat mempersingkat Masa Penawaran dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) Hari Kerja. 7. Tanggal Penjatahan Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan penjatahan saham untuk setiap pemesan adalah tanggal 30 Januari 2012. 186 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 8. Syarat Pembayaran Pembayaran untuk tanggal 25 dan 26 Januari 2012 hanya dapat dilaksanakan dengan tunai atau menggunakan cek/bilyet giro Bank Permata atau transfer ke rekening bank atas nama yang telah ditentukan. Sedangkan untuk tanggal 27 Januari 2012, metode pembayaran yang diterima hanya dengan tunai atau menggunakan cek/bilyet giro Bank Permata. Setoran dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada: PT Bank Permata Tbk Kantor Cabang Sudirman Jakarta Atas nama: PT Equator Securities – IPO PT SEP Nomor Rekening: 090-2219994 Pembayaran dapat menggunakan cek/bilyet giro Bank Permata, harus dilampirkan pada saat melaksanakan pemesanan saham. Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik Pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesan. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Seluruh pembayaran harus diterima (in good fund) segera selambat-lambatnya pada tanggal 27 Januari 2012 pukul 15.00 WIB. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal 27 Januari 2012 pukul 15.00 WIB pada rekening tersebut diatas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya. 9. Bukti Tanda Terima Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5 (lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tandatangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. 10. Penjatahan Saham Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (pooling) dan Penjatahan Pasti (fixed allotment) sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Moda yang berlaku. Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam & LK No. VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus. (I) Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) Penjatahan pasti dibatasi 98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah Saham yang Ditawarkan, yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada Dana Pensiun, Asuransi, Reksadana, Yayasan, Institusi bentuk lain, individu, baik domestik maupun luar negeri. Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. 187 PT Surya Esa Perkasa Tbk. b. Jumlah penjatahan pasti termasuk pula jatah bagi pegawai Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum dengan jumlah paling banyak 10% dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum. (II) Penjatahan Terpusat (Pooling) Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 2% (dua persen) dari jumlah Saham yang Ditawarkan. Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah Saham yang Ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut : a Dalam hal setelah mengecualikan pemesanan efek dari: (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga, dan terdapat sisa efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: (i) pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan; dan (ii) dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagiamana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga. b. Jika setelah mengecualikan pemesanan saham sebagaimana dimaksud di poin a di atas dan terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasi dengan ketentuan sebagai berikut : (i) Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan berikut: 1. para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana efek tersebut akan tercatat; 2. apabila terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan. (ii) dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan secara proporsional menurut jumlah yang dipesan. 11. Pembatalan/PENGAKHIRAN Penawaran Umum Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 142 tanggal 28 November 2011, sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012 yang keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida, SH, Notaris di Jakarta, setelah diterimanya Pernyataan Efektif dari Bapepam & LK sampai dengan berakhirnya Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk menunda masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, dan Peraturan Bapepam & LK No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Apabila Pembatalan Penawaran Umum dibatalkan sebelum Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, maka Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam & LK dan apabila Pembatalan Penawaran Umum dibatalkan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, maka Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam & LK. 188 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 12. Pengembalian Uang Pemesanan Bagi pemesan yang pesanannya ditolak seluruhnya atau sebagian atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh Para Penjamin Emisi di tempat di mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya penundaan atau pembatalan Penawaran Umum. Pengembalian uang yang melampaui 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya penundaan atau pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang pemesanan tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan mulai dari hari ke 3 (tiga) sebesar tarif suku bunga jasa giro yang pada saat itu berlaku pada Bank Penerima (Receiving Bank) untuk setiap hari keterlambatan dengan ketentuan jumlah dari dalam 1 (satu) bulan adalah 30 hari. Pengembalian uang tidak disertai bunga, apabila pengembalian uang tersebut telah tersedia di kantor para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek tempat dimana pemesan mengajukan FPPS sampai hari kerja kedua setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Pengembalian uang pemesanan hanya dapat diberikan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Pembayaran pengembalian uang pemesanan dapat diberikan dengan menggunakan cek atas nama pemesan yang mangajukan FPPS atau bilyet giro, langsung oleh pemodal di kantor Penjamin Emisi Efek atau kantor Agen Penjualan efek dimana FPPS diajukan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. 13. Penyerahan FORMULIR KONFIRMASI PENJATAHAN atas Pemesanan Pembelian Saham Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan saham pada para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham atas distribusi saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk dengan menunjukan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. 14. Lain - lain Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian Saham secara keseluruhan atau sebagian. Sejalan dengan ketentuan dalam Keputusan Ketua Bapepam No.691/BL/2011, tanggal 30 Desember 2011, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan efek dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan efek malalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap penawaran umum, baik langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan manajer penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak terafiliasi dilarang untuk membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli. Pihak-pihak terafiliasi hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapat sisa saham yang tidak dipesan oleh pihak yang tidak terafiliasi baik asing maupun nasional. Tata cara pengalokasian dilakukan secara proporsional. Semua pihak dilarang mengalihkan saham sebelum saham-saham dicatatkan di Bursa Efek. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam penawaran umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjamin Emisi Efek kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa Efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek 189 PT Surya Esa Perkasa Tbk. XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan para Agen Penjualan yang ditunjuk yaitu Perantara Pedagang Efek yang terdaftar sebagai Anggota BEI. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Penjamin Pelaksana Emisi Efek PT Equator Securities Wisma Keiai Lantai 21 Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel: 021 572 3828 Fax: 021 572 3475 email: [email protected] Para Penjamin Emisi Efek PT Danatama Makmur PT Lautandhana Securindo PT Mega Capital Indonesia Danatama Square, Jl. Mega Kuningan Timur Blok C-6/Kav.12, Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950 Telepon : 5797 4288 Fax : 5797 4289 Wisma Keiai Lantai 15 Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel: 021 5785 1818 Fax: 021 5785 1637 Menara Bank Mega Lantai 2, Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14A - Jakarta Telepon : 7917-5599 Fax : 7919-3900 PT Panca Global Securities Tbk PT Panin Sekuritas Tbk PT Victoria Sekuritas Gedung BEI Tower I Lt. 17, suite 1706A, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telepon : 515-5456 Fax : 515-5466 Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2, Suite 1705, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telepon : 515-3055 Fax : 515-3061 Victoria Suites Senayan City, Panin Tower, 8th Floor Jl. Asia Afrika Lot 19 – Jakarta 10270 Telepon : 021 – 7278 2310 Fax : 021 – 7278 2280 Agen Penjual PT First Asia Capital Panin Bank Center 3rd floor Jl. Jend. Sudirman No.1 Senayan, Jakarta 10270 Telepon: 021 726-3969 Fax: 021 571-0895 Gerai yang Dibuka: Permata Bank Cabang Thamrin Skyline Building (Menara Cakrawala) Lantai Dasar, Jl. M.H. Thamrin No. 9 Jakarta Pusat 10340 190