PT Surya Esa Perkasa Tbk. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

advertisement
PROSPEKTUS
JADWAL PENAWARAN UMUM
Tanggal Efektif
:
20 Jan 2012
Masa Penawaran
:
25 – 27 Jan 2012
Tanggal Penjatahan
:
30 Jan 2012
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan
:
31 Jan 2012
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik
:
31 Jan 2012
Tanggal Pencatatan pada BEI
:
1 Feb 2012
BAPEPAM & LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA
MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN
HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
PT SURYA ESA PERKASA Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA
ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM
PROSPEKTUS INI.
SAHAM–SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kegiatan Usaha Utama:
Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi
Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia
Kantor Pusat/Head Office
Menara Kadin Indonesia Lantai 16
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta Selatan 12950, Indonesia
Telepon: (62-21) 5790 3701; Faksimili: (62-21) 5790 3702
Kantor Cabang/Plant Site
Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang
Sumatera Selatan 30662, Indonesia
Telepon: (62-711) 774 4597; Faksimili: (62-711) 774 4596
PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM
Sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen) efektif setelah
Penawaran Umum dan konversi Mandatory Convertible Bond, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan
kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat
mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Jumlah Penawaran Umum Perdana ini seluruhnya bernilai Rp 152.500.000.000 (seratus
lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah).
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini menjamin dengan kesanggupan penuh
(full commitment) terhadap Penawaran Umum Perdana saham Perseroan.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT EQUATOR SECURITIES (Terafiliasi)
PENJAMIN EMISI EFEK
PT Danatama Makmur ● PT Lautandhana Securindo● PT Mega Capital Indonesia
PT Panca Global Securities Tbk ● PT Panin Sekuritas Tbk ● PT Victoria Sekuritas
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO PASOKAN BAHAN BAKU GAS BUMI. RISIKO USAHA PERSEROAN
SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI.
RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN
PADA PENAWARAN UMUM INI. MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA
TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN,
PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM
PERSEROAN AKAN TERJAGA.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM
TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF
PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”).
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2012
PT Surya Esa Perkasa Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini kepada Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam & LK”) di Jakarta dengan
surat No. 010/CORSEC-SEP/XI/2011 tertanggal 28 November 2011 sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No.3608
(selanjutnya disebut “UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya.
Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana ini, direncanakan akan dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang
telah dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 28 November 2011 apabila memenuhi
persyaratan pencatatan efek yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI
tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum ini dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima
dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam
rangka Penawaran Umum Perdana ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua
informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat, keterangan yang disajikan dalam Prospektus
ini, sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah
Republik Indonesia dan kode etik serta norma dan standar profesi masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan
keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam
Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan para
Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Kecuali PT Equator Securities, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang terafiliasi dengan Perseroan,
para Penjamin Emisi Efek lainnya menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan
baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan
pelaksananya. Selanjutnya penjelasan secara lengkap mengenai hubungan afiliasi dapat dilihat pada
Bab XIII tentang Penjaminan Emisi Efek.
PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI
LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK
DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA
PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN
MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG, PERATURAN-PERATURAN
SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI
DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA.
PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH
PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA
TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
DAFTAR ISI
DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN.................................................................................................
RINGKASAN........................................................................................................................................
I. PENAWARAN UMUM.................................................................................................................
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA..............................................................................................
III. PERNYATAAN HUTANG.............................................................................................................
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN...............................................................
V. RISIKO USAHA...........................................................................................................................
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN...................
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN..................................................................................
A..
Umum............................................................................................................................
B..
Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan..........................................
C..
Pengawasan dan Pengurusan Perseroan...................................................
D..
Sumber Daya Manusia............................................................................................
E..
Keterangan Tentang Anak Perusahaan........................................................
F..
Struktur Organisasi Perseroan....................................................................
G..
.
Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham
Berbentuk Badan Hukum.....................................................................................
H..
.
.
Hubungan Kepemilikan Serta Pengurusan dan Pengawasan
Antara Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk
Badan Hukum............................................................................................................
I..
.
Keterangan Tentang Transaksi yang dilakukan oleh
Perseroan dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa...........
J..
Perijinan....................................................................................................................
K..
Asuransi....................................................................................................................
L..
Perjanjian Penting dan Ikatan Penting.........................................................
M..
Perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan dan yang
.berhubungan dengan Perseroan...................................................................
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA...........................................................................................
1..
Keunggulan Kompetitif.......................................................................................
2..
Kegiatan Usaha........................................................................................................
3..
Kondisi Persaingan dan Prospek Usaha Perseroan................................
4..
Kegiatan Usaha Anak Perusahaan Perseroan............................................
5..
Strategi Perseroan.............................................................................................
6..
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan..........................................................
7..
Penelitian dan Pengembangan.........................................................................
i
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
IX..
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING.................................................................................
X..
EKUITAS...................................................................................................................................
XI..
KEBIJAKAN DIVIDEN...............................................................................................................
XII..
PERPAJAKAN...........................................................................................................................
XIII..
PENJAMINAN EMISI EFEK......................................................................................................
XIV..
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL......................................................
XV..
PENDAPAT DARI SEGI HUKUM..............................................................................................
XVI.. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN.......................................................................................
XVII.. LAPORAN PENILAIAN ASET OLEH PENILAI INDEPENDEN.................................................
XVIII.. ANGGARAN DASAR................................................................................................................
XIX.. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM.............................................................
XX..
PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN
PEMBELIAN SAHAM................................................................................................................
ii
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN
“Addendum Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek”
:
berarti perubahan-perubahan dan/atau penambahan-penambahan
dan/atau pembaharuan-pembaharuan terhadap Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek.
“Afiliasi”
:
berarti pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya, yaitu:
(a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal;
(b) hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau
komisaris dari pihak tersebut;
(c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu)
atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama;
(d) hubungan antara perusahaan dengan satu pihak, baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh
perusahaan tersebut;
(e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
(f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
“Agen Penjualan”
:
berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran
Umum.
“Anak Perusahaan”
:
berarti perusahaan-perusahaan yang:
1. pemilikan atas saham-sahamnya baik secara langsung maupun
tidak langsung dikuasai oleh Perseroan dalam jumlah setidaknya
50% dari total saham yang dikeluarkan dalam perusahaan yang
bersangkutan;dan
2. yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan
sesuai dengan Prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia.
“Anggota Bursa”
:
berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal
1 ayat 2 UUPM.
”BAE”
:
berarti Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melaksanakan
administrasi saham dalam Penawaran Umum yang ditunjuk oleh
Perseroan berdasarkan akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi
Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. No. 130 tanggal 24 November 2011
yang dalam hal ini adalah PT Datindo Entrycom, yang berkedudukan
di Jakarta.
“Bank Kustodian”
:
berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam &
LK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian
sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
“Bank Penerima”
:
berarti bank dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek membuka
rekening atas namanya yang akan menerima uang pemesanan Saham
Yang Ditawarkan dengan Harga Penawaran sebagaimana diatur lebih
lanjut dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
“Bapepam”
:
berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.
“Bapepam & LK”
:
berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.
“BEI”
:
berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia.
“BI”
:
berarti singkatan dari Bank Indonesia.
iii
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
“BPD”
:
berarti singkatan dari Barrels Per Day.
“Bursa Efek”
:
berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal
1 angka 4 UUPM, dalam hal ini yang diselenggarakan oleh
PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta, atau bursa lain
yang akan ditentukan kemudian, dimana Saham ini dicatatkan.
“Daftar Pemegang Saham”
:
berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan
tentang kepemilikan Saham oleh Pemegang Saham dalam Penitipan
Kolektif di KSEI berdasarkan data-data yang diberikan oleh Pemegang
Rekening kepada KSEI.
“DPPS”
:
berarti Daftar Pemesanan Pembelian Saham dalam rangka Penawaran
Umum Perdana atas Saham Yang Ditawarkan dalam hal ini adalah
daftar yang memuat nama-nama pemesan Saham Yang Ditawarkan
dan jumlah Saham Yang Ditawarkan yang dipesan yang disusun
berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh
masing-masing Agen Penjualan dan/atau Penjamin Emisi Efek.
“Efek”
:
berarti surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif
dari Efek.
“Efektif”
:
berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran
sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor IX.A.2 Keputusan Ketua
Bapepam & LK Nomor Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, yaitu:
1. Atas dasar lewatnya waktu yaitu 45 (empat puluh lima) hari sejak
tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam & LK secara
lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan
dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan
Penawaran Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal
perubahan terakhir yang disampaikan Emiten atau yang diminta
Bapepam & LK dipenuhi; atau
2. Atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam & LK bahwa tidak
ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang
diperlukan;
dengan ketentuan bahwa jangka waktu antara tanggal laporan
keuangan terakhir yang diperiksa Akuntan sebagaimana yang dimuat
dalam Prospektus dan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak
lebih dari 6 (enam) bulan.
“FKPS”
:
berarti Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham yang ditawarkan yang
merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan atau pembeli Saham yang ditawarkan, yang merupakan tanda bukti kepemilikan
atasSaham yang Ditawarkan pada Pasar Perdana.
“FPPS”
:
berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli dalam rangka
Penawaran Umum Perdana atas kepemilikan saham Perseroan yang
harus dibuat dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi
secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon
pembeli kepada Agen Penjualan dan/atau Penjamin Emisi Efek.
“Harga Penawaran”
:
berarti harga atas tiap Saham yang Ditawarkan melalui Penawaran
Umum, yaitu sebesar Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah).
“Hari Bank”
“Hari Bursa”
berarti hari kerja bank, yaitu hari pada saat mana Kantor Pusat Bank
Indonesia di Jakarta menyelenggarakan kliring antar bank.
:
berarti hari di mana Bursa Efek atau badan hukum yang menggantikannya
menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan bursa efek tersebut
dan bank dapat melakukan kliring.
iv
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
“Hari Kalender”
:
berarti tiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius
tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang
ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan
hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
“Hari Kerja”
:
berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur
nasional atau hari libur lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
“JOA”
:
berarti Joint Operation Agreement antara OBP dengan Perseroan
“Konfirmasi Tertulis”
berarti surat konfirmasi yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek
Indonesia dan/atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk
kepentingan Pemegang Rekening di Pasar Sekunder.
“KSEI”
:
berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,
berkedudukan di Jakarta yang merupakan Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian sesuai dengan UUPM.
“LIU”
:
berarti PT Luwuk Investindo Utama.
“Manajer Penjatahan”
:
berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang
Ditawarkan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan
Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam
Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK Nomor Kep-691/BL/2011
tanggal tiga puluh Desember dua ribu sebelas (30-12-2011), dalam
hal ini PT Equator Securities.
“Masa Penawaran”
:
berarti jangka waktu yang berlangsung paling kurang 1 (satu) Hari
Kerja dan paling lama 5 (lima) Hari Kerja.
“Masyarakat”
:
berarti perorangan maupun badan hukum, baik Warga Negara
Indonesia maupun warga negara asing dan badan hukum Indonesia
maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau
berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau
berkedudukan di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
“MT”
:
berarti singkatan dari Metrik Ton.
“OBP”
:
berarti singkatan dari PT Ogspiras Basya Pratama, yang merupakan
perusahaan yang mempunyai Perjanjian Jual Beli Gas dengan
Pertamina EP, dan JOA dengan Perseroan.
“PAU”
:
berarti singkatan dari PT Panca Amara Utama.
“Pasar Perdana”
:
berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan kepada
Masyarakat selama masa tertentu sebelum Saham yang Ditawarkan
tersebut dicatatkan pada BEI.
“Pemegang Rekening”
:
berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di
KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau
pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan Peraturan KSEI.
“Pemegang Saham”
:
berarti Masyarakat yang memiliki manfaat atas Saham yang disimpan
dan diadministrasikan dalam:
• Rekening Efek pada KSEI; atau
• Rekening Efek pada KSEI melalui Bank Kustodian atau Perusahaan
Efek.
“Pemerintah”
:
berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
v
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
“Penawaran Umum
Perdana”
:
berarti penawaran umum saham perdana Perseroan kepada
Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan
pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan,
serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek.
“Penjamin Emisi Efek”
:
berarti PT Equator Securities serta pihak-pihak lainnya yang membuat
perjanjian dengan Perseroan untuk menjamin penjualan Saham Yang
Ditawarkan sesuai dengan bagian penjaminannya masing-masing
berdasarkan PPEE.
“Penjamin Pelaksana Emisi
Efek”
:
berarti PT Equator Securities.
“Penitipan Kolektif”
:
berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari
satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI, sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.
“Peraturan Bapepam & LK
No. IX.A.2”
:
berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, Peraturan No.
IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran
Umum.
“Peraturan Bapepam & LK
No. IX.E.1”
:
berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009, Peraturan
No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu.
“Peraturan Bapepam & LK
No. IX.E.2”
:
berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011, Peraturan
No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama.
“Pernyataan Pendaftaran”
:
berarti pernyataan pendaftaran yang diajukan oleh Perseroan dalam
rangka Penawaran Umum Perdana, yang terdiri dari dokumendokumen yang wajib diajukan berikut lampiran-lampirannya kepada
Ketua Bapepam & LK termasuk semua perubahan, tambahan
serta pembetulannya yang dibuat di kemudian hari guna memenuhi
persyaratan Bapepam & LK.
“Perseroan”
:
berarti PT Surya Esa Perkasa Tbk. berkedudukan di Jakarta Selatan,
suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan
hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia.
“Pertamina”
:
berarti PT Pertamina (Persero) yang merupakan offtaker LPG
Perseroan.
“Pertamina EP”
:
berarti PT Pertamina EP yang merupakan pemasok bahan baku gas
untuk Perseroan melalui OBP.
“Perusahaan Asosiasi”
:
berarti perusahaan yang dimiliki oleh Perseroan dengan kepemilikan
dibawah 50% dan di atas 20%.
“Perusahaan Efek”
:
berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi
efek, perantara pedagang efek dan atau manajer investasi.
“Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek (PPEE)”
:
berarti perjanjian antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi
Efek sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek Penawaran Umum Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. No. 142
tanggal 28 November 2011, sebagaimana diubah dengan Addendum
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012,
yang keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida S.H., M.H. Notaris
di Jakarta.
vi
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
“Prospektus”
:
berarti dokumen penawaran sebagaimana didefinisikan dalam Pasal
1 angka 26 UUPM.
“Prospektus Awal”
:
berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam
Prospektus yang disampaikan kepada Bapepam & LK sebagai bagian
dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai penjaminan
emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan
penawaran yang belum dapat ditentukan.
“Prospektus Ringkas”
:
berarti ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh
Perseroan dan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam
jangka waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan
dari Bapepam & LK bahwa Perseroan sudah dapat melaksanakan
Penawaran Awal.
“Rekening Efek”
:
berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau
dana milik pemegang saham yang diadministrasikan di KSEI, atau
Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening
efek yang ditandatangani pemegang saham, Perusahaan Efek dan
Bank Kustodian.
“Rekening Penawaran
Umum”
:
berarti rekening yang dibuka atas nama Penjamin Pelaksana Emisi
Efek untuk menampung dana yang diterima dari investor.
“RT”
:
berarti singkatan dari PT Ramaduta Teltaka.
“RUPS”
:
berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para
pemegang saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan, UUPT, dan UUPM
serta peraturan-peraturan pelaksananya.
“RUPSLB”
:
berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan, yang
diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan
anggaran dasar Perseroan dan UUPT dan UUPM serta peraturanperaturan pelaksananya.
“Saham”
:
berarti seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
“Saham yang Ditawarkan”
:
berarti saham yang berasal dari portepel dalam jumlah sebesar
250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama
yang akan ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran
Umum Perdana, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) yang
selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.
“SDM”
:
berarti Sumber Daya Manusia.
“Tanggal Emisi”
:
berarti tanggal distribusi Saham Yang Ditawarkan ke dalam Rekening
Efek Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang juga merupakan Tanggal
Pembayaran.
“Tanggal Pembayaran”
:
berarti tanggal pembayaran hasil Penawaran Umum Perdana
pada Pasar Perdana yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek
kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek termasuk
pembayaran atas sisa Saham Yang Ditawarkan yang dibeli sendiri oleh
Penjamin Emisi Efek sesuai dengan Bagian Penjaminan, sebagaimana
diatur dalam Pasal 12 Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
“Tanggal Pencatatan”
:
berarti tanggal pencatatan Saham untuk diperdagangkan di BEI
dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja setelah Tanggal
Penjatahan.
vii
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
“Tanggal Pengembalian”
:
berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham
Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui
Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, atau tanpa melalui Agen
Penjualan kepada para pemesan Saham Yang Ditawarkan, dimana
Tanggal Pengembalian tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja
setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja sesudah tanggal
diumumkannya pembatalan Penawaran Umum Perdana.
“Tanggal Penjatahan”
:
berarti tanggal terakhir dari masa penjatahan yang ditetapkan oleh
Manajer Penjatahan, yaitu selambat-lambatnya pada Hari Kerja kedua
setelah tanggal penutupan Masa Penawaran, pada saat mana Manajer
Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan bagi
setiap pemesan.
“TAS”
:
berarti singkatan dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera.
“UOB”
:
berarti singkatan dari PT Bank UOB Indonesia.
“UUPM”
:
berarti Undang-Undang No.8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember
1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia
No.64 Tahun 1995, Tambahan No.3608, beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya.
“UUPT”
:
berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007
tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 106 Tahun 2007, Tambahan No. 4746.
viii
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan
keterangan yang lebih terinci dan laporan keuangan konsolidasi serta catatan-catatan yang tercantum di
dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang
paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
RIWAYAT SINGKAT
• Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan
Hasbullah Abdul Rasyid, SH., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (”Menkumham”) sebagaimana dinyatakan
dalam Surat Keputusannya No. C-13339.HT.01.01.Th.2006 tanggal 09 Mei 2006, dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29332.
• Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dalam rangka
Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa PT Surya Esa Perkasa No. 103 tanggal 19 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Andalia Farida,
S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana
dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. AHU-57460.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 24 November
2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM Nomor AHU-0095355.
AH.01.09.TH 2011 tanggal 24 November 2011.
• Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk
menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat.
• Pada tahun 2011, dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Perseroan merubah status dari perseroan
tertutup menjadi perseroan terbuka dengan cara penawaran dan penjualan saham kepada masyarakat
(Penawaran Umum Perdana) melalui Bursa Efek (go public) dan memberikan kuasa kepada Dewan
Komisaris Perseroan untuk menentukan jumlah Saham Yang Ditawarkan kepada masyarakat.
• Berdasarkan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui
jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Perseroan adalah suatu badan hukum Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas, berkedudukan di Jakarta
Selatan. Kantor pusat Perseroan terletak di Menara Kadin Indonesia, Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Blok
X-5 Kav. 2-3, Jakarta Selatan.
STRUKTUR PERMODALAN
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah
sebagai berikut:
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dan Portepel
ix
Nilai Nominal
(Rp 100)
%
2.200.000.000
220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
60,00
40,00
550.000.000
55.000.000.000
100,00
1.650.000.000
165.000.000.000
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Penawaran Umum Perdana
Jumlah Saham yang Ditawarkan
Persentase Penawaran Umum
:
:
Nilai Nominal
Harga Penawaran
Nilai Emisi
:
:
:
Tanggal Masa Penawaran
Tanggal Pencatatan di BEI
:
:
Sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham
31,25% (tiga puluh satu koma dua puluh lima persen) atau 25,00%
(dua puluh lima persen) efektif setelah konversi MCB
Rp 100 (seratus Rupiah)
Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah)
Rp 152.500.000.000 (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta
Rupiah)
25 – 27 Januari 2012
1 Februari 2012
Dengan terjualnya seluruh Saham yang Ditawarkan pada Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan modal
saham Perseroan sesudah Penawaran Umum Perdana ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:
Dengan Nilai Nominal
Rp 100,00 (seratus Rupiah)
Setiap Saham
Sebelum Penawaran Umum Perdana
Jumlah Saham
Nilai
%
Nominal (Rp)
Sesudah Penawaran Umum Perdana
Jumlah Saham
Nilai
%
Nominal (Rp)
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh :
1. PT Trinugraha Akraya
Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
3. Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
2.200.000.000 220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
-
33.000.000.000
22.000.000.000
-
2.200.000.000 220.000.000.000
60,00
40,00
-
550.000.000 55.000.000.000 100,00
1.650.000.000 165.000.000.000
330.000.000
220.000.000
250.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
25.000.000.000
41,25
27,50
31,25
800.000.000 80.000.000.000 100,00
1.400.000.000 140.000.000.000
Penerbitan Mandatory Convertible Bond:
Pada tanggal 28 November 2011, Perseroan telah menandatangani Mandatory Convertible Bond Agreement
(“MCB Agreement”) dengan Accion Diversified Strategies Fund SPC (”Accion”) untuk dan atas nama Alpha
Segregated Portfolio. Berdasarkan MCB Agreement tersebut, Perseroan menerbitkan Mandatory Convertible
Bond kepada Accion pada tanggal 28 November 2011 dalam jumlah sebesar USD 11.500.000 (”MCB”)
dengan nilai kurs mata uang yang disepakati Rp 8.938 per USD. Dana hasil penerbitan MCB yang diterima
Perseroan adalah dalam mata uang USD dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada UOB
dalam mata uang USD.
MCB tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru dalam periode terhitung sejak tanggal pencatatan di
Bursa Efek sampai dengan tanggal jatuh tempo, yaitu 12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan (“Tanggal
Jatuh Tempo”), atau tanggal lain yang disepakati oleh Perseroan dengan pemegang MCB. Jika pencatatan
tidak terjadi sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo, maka Perseroan harus membayar kepada pemegang
MCB sebesar seluruh nilai MCB dan IRR sebesar 18% per tahun dari nilai nominal MCB, dalam jangka
waktu 10 Hari Kerja terhitung sejak Tanggal Jatuh Tempo. Harga konversi per saham adalah sebesar Harga
Penawaran sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus, dimana harga tersebut dapat disesuaikan untuk
mengakibatkan jumlah saham hasil konversi yang diterima oleh pemegang MCB senilai 20% dari jumlah
saham yang dikeluarkan oleh Perseroan setelah Penawaran Umum dan konversi MCB.
Jika konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan Harga Penawaran mengakibatkan jumlah saham
hasil konversi MCB kurang dari 20%, maka harga konversi tersebut akan disesuaikan dengan menggunakan
formula sebagai berikut:
Harga Konversi =
Jumlah nilai pokok dalam Rupiah*
Jumlah saham yang merupakan 20% dari jumlah saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana
*dikonversi dengan nilai tukar Rp 8.938 per USD
Ketentuan Umum MCB Agreement:
x
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
a. Persyaratan konversi MCB:
i.
Terjadinya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek;
ii. Seluruh persetujuan, ijin dan wewenang yang diperlukan untuk penerbitan saham baru untuk konversi
telah diperoleh; dan
iii. Tidak ada pelanggaran terhadap ketentuan MCB Agreement oleh Perseoran, termasuk namun tidak
terbatas pada pernyataan dan jaminan MCB Agreement.
b. Hal yang dilarang dilakukan oleh Perseroan tanpa persetujuan tertulis dari pemegang MCB:
i.
Mengajukan atau memulai atau menyetujui usulan untuk melakukan likuidasi, penggabungan, akuisisi,
pembubaran atau amalgamasi (atau tindakan atau proses hukum serupa) atas Perseroan atau anak
perusahaan yang material; dan
ii. Mengubah atau setuju untuk mengubah Anggaran Dasar, termasuk sehubungan dengan permodalan
Perseroan atau anak perusahaan yang material, kecuali perubahan tersebut dibuat untuk menjamin
pelaksanaan MCB Agreement atau perubahan tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan Penawaran
Umum Perdana.
c. Perseroan berkewajiban:
i. Menjalankan segala kegiatan usahanya sesuai dengan praktek good corporate governance;
ii. Setiap saat mematuhi dan melaksanakan dengan tepat waktu seluruh kewajiban berdasarkan MCB
Agreement atau perjanjian atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud dalam MCB Agreement
dan perjanjian lainnya yang dibuat dengan pihak ketiga lainnya;
iii. Memperoleh dan mempertahankan segala persetujuan dan perijinan dari badan pemerintah atau
lainnya sebagaimana diperlukan untuk atau sehubungan dengan keberlakuan, pelaksanaan dan
dampak yang dimaksudkan dari MCB Agreement dan (dalam kendali Perseroan yang wajar) hak
dari pemegang MCB untuk memiliki saham hasil konversi atau pelaksanaan kegiatan usahanya;
iv. Memperoleh, sebelum atau setelah penandatanganan MCB Agreement, dan mempertahankan
seluruh persetujuan dan perijinan yang diperlukan dari badan pemerintah atau lainnya, termasuk
pemegang saham Perseroan, yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan:
-
Penerbitan MCB berdasarkan ketentuan dari MCB Agreement (termasuk setiap perubahannya
dari waktu ke waktu);
-
Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk
tetapi tidak terbatas pada peningkatan struktur permodalan sehubungan dengan konversi MCB,
dan penerbitan saham konversi berdasarkan ketentuan dalam MCB Agreement; dan
-
Pengesampingan terhadap hak memesan efek terlebih dahulu yang dimiliki oleh pemegang
saham atas saham-saham yang akan dikeluarkan setelah konversi MCB;
v. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat atas aset
atau kegiatan usahanya; dan
vi. Memastikan bahwa modal dasar dan modal yang belum ditempatkan dalam Perseroan cukup untuk
mengakomodasi pemegang MCB untuk mengkonversi MCB menjadi saham konversi setelah konversi
MCB dilakukan.
d. Kejadian Kelalaian
Apabila terjadi hal-hal di bawah ini, pemegang MCB, dengan persetujuan lebih dari 75% dari total MCB
yang terhutang, dapat memberitahukan kepada Perseroan, bahwa seluruh MCB jatuh tempo dan wajib
dibayar:
i.
Perseroan melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan MCB Agreement, dan jika pelanggaran
tersebut dapat diperbaiki, pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam waktu 14 hari atau tanggal
perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran
oleh pemegang MCB kepada Perseroan;
ii. Pernyataan dan jaminan Perseroan terbukti tidak benar, dan jika pelanggaran tersebut dapat
diperbaiki, hal tersebut tidak diperbaiki dalam jangka waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya
xi
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB
kepada Perseroan;
iii. Perseroan dalam keadaan pailit atau insolvensi;
iv. Perseroan menghentikan atau terancam untuk menghentikan seluruh atau sebagian besar kegiatan
usahanya;
v.
Repudiasi terhadap MCB Agreement atau MCB;
vi. Adanya perkara litigasi, arbitrase atau proses hukum administratif yang membawa dampak negatif
yang material terhadap pelaksanaan MCB Agreement;
vii. Nasionalisasi atau penyitaan terhadap seluruh atau suatu bagian yang material dari aset Perseroan
yang dapat berdampak secara material;
viii. Pelaksanaan proses hukum terhadap aset Perseroan yang dapat mengakibatkan dampak negatif
yang material terhadap Perseroan;
ix. Ketidakabsahan MCB Agreement atau MCB; dan
x. Pengakhiran MCB Agreement atau MCB.
Dengan dikonversinya MCB tersebut, maka susunan modal saham Perseroan sesudah konversi, secara
proforma adalah sebagai berikut:
Sesudah Penawaran Umum Perdana
Sebelum pelaksanaan MCB
Jumlah Saham
Nilai
%
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh :
1.
2.
3.
4.
2.200.000.000
Nominal (Rp)
220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
250.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
25.000.000.000
800.000.000
1.400.000.000
PT Trinugraha Akraya
Sejahtera
PT Ramaduta Teltaka
Masyarakat
Accion Diversified
Strategy Fund
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Sesudah Penawaran Umum Perdana
Sesudah pelaksanaan MCB
Jumlah Saham
Nilai
%
2.200.000.000
Nominal (Rp)
220.000.000.000
41,25
27,50
31,25
330.000.000
220.000.000
250.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
25.000.000.000
33,00
22,00
25,00
-
-
200.000.000
20.000.000.000
20,00
80.000.000.000
140.000.000.000
100,00
1.000.000.000
1.200.000.000
100.000.000.000
120.000.000.000
100,00
Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum Perdana dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.
Penyertaan saham perseroan
No.
Kegiatan Usaha
Tanggal
Penyertaan
Persentase
Kepemilikan (%)
Status
Operasional
PT Luwuk Investindo
Utama
Jasa konsultasi bisnis
dan manajemen
3 Agustus 2011
99,95
Beroperasi
PT Panca Amara Utama
Industri
9 Juni 2011
59,98*
Belum beroperasi
Nama Anak Perusahaan
* Penyertaan Perseroan di PAU dilakukan secara langsung dan tidak langsung, yaitu melalui LIU. Perseroan
memiliki 10,00% saham di PAU secara langsung, dan 49,98% melalui LIU.
Rencana Penggunaan Dana
Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan
untuk:
1. Pengembangan kilang gas Perseroan; dan
2. Pembayaran utang Perseroan kepada UOB.
xii
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
RISIKO USAHA
Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Risiko pasokan bahan baku gas bumi;
Risiko kebijakan pemerintah;
Risiko persaingan dan munculnya pesaing baru;
Risiko substitusi produk;
Risiko pemasaran;
Risiko kebakaran;
Risiko sumber daya manusia; dan
Risiko bencana alam.
Risiko Terkait Indonesia
1. Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat secara negatif mempengaruhi perekonomian yang
bisa memberikan dampak negatif yang bersifat material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan
prospek usaha Perseroan;
2. Pertumbuhan otonomi daerah berpotensi menciptakan lingkungan bisnis yang tidak pasti bagi Perseroan
dan dapat menambah beban Perseroan; dan
3. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat secara material dan negatif
mempengaruhi Perseroan dan harga pasar dari saham yang ditawarkan.
Risiko Terkait Investasi Pada Saham Perseroan
1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa yang akan datang; dan
2. Penjualan saham Perseroan di masa yang akan datang dapat berdampak negatif terhadap harga pasar
saham Perseroan.
Risiko usaha Perseroan selengkapnya dicantumkan pada Bab V dalam Prospektus ini.
Ikhtisar Data Keuangan
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Juli 2011, dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008
yang mana seluruh laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio
& Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
31 Juli
Keterangan
2011
Aset Lancar
31 Desember
2010
2009
2008
96.721
188.830
84.436
85.317
Aset Tidak Lancar
377.170
122.200
141.293
167.009
Jumlah Aset
473.891
311.030
225.729
252.326
Liabilitas Jangka Pendek
117.694
120.969
66.295
102.906
Liabilitas Jangka Panjang
250.358
2.423
57.449
105.689
Jumlah Liabilitas
368.052
123.392
123.744
208.595
Ekuitas
105.839
187.638
101.985
43.731
Jumlah Liabilitas & Ekuitas
473.891
311.030
225.729
252.326
xiii
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Keterangan
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Penghasilan Bunga
Beban bunga dan Keuangan
(Rugi) laba selisih kurs - bersih
(Kerugian) keuntungan lain-lain
Laba sebelum pajak
Jumlah Laba Rugi Komprehensif
EBITDA
(dalam jutaan Rupiah)
31 Juli
2011
2010
31 Desember
2010
2009
238.748
64.883
173.865
(1.714)
(65.325)
281
(4.672)
(3.598)
(95)
98.742
73.934
121.604
168.281
59.726
108.555
(2.759)
(7.905)
42
(7.409)
(208)
(171)
90.145
67.447
112.375
310.022
131.152
178.870
(20.778)
(31.512)
362
(12.442)
(59)
65
114.506
85.653
151.524
206.938
96.155
110.783
(3.411)
(16.613)
305
(19.043)
11.672
(2.253)
81.440
58.253
115.477
2008
238.212
98.181
140.031
(5.815)
(13.720)
125
(21.114)
(16.178)
(8.807)
74.522
51.315
145.081
Prospek Usaha
Produk LPG Perseroan
Sejak Pemerintah memberlakukan program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun 2007 lalu, kebutuhan
LPG di Indonesia terus meningkat. Selama ini pasokan LPG dari kilang-kilang dalam negeri, baik kilang
Pemerintah maupun kilang swasta (yang hanya berjumlah 16) masih kurang untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, sehingga persaingan di industri ini relatif masih terbuka, bahkan masih diperlukan tambahan
LPG impor dengan volume yang masih sangat besar. Melihat kebutuhan LPG dalam negeri yang sangat
tinggi dan diprediksi akan terus bertumbuh, Perseroan yakin seluruh hasil produksi LPG-nya akan terus
diserap oleh Pertamina.
Produk Kondensat Perseroan
Jumlah produsen Kondensat dalam negeri masih sangat terbatas, dimana diperkirakan hanya terdapat
2 kilang Kondensat swasta dan 3 kilang Kondensat dari Pertamina yang hampir berkompetisi langsung
dengan Perseroan. Berdasarkan hasil tes laboratorium internal Perseroan produk Kondensat Perseroan
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kedua kilang swasta tersebut, dimana Kondensat produksi
Perseroan lebih ditujukan untuk memasuki pasar menengah keatas dengan harga dan kualitas yang dapat
bersaing dengan Kondensat bermerek yang dimiliki Pertamina. Sedangkan produksi Kondensat dari 2 kilang
swasta tersebut terutama digunakan hanya sebagai bahan baku Thinner. Dengan kebutuhan Kondensat
dalam negeri saat ini jauh lebih besar dari produksi domestik, dan telah tersegmentasinya pasar dari produk
Perseroan, Perseroan yakin seluruh produksi Kondensatnya akan terserap oleh pasar.
Kebijakan Dividen
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk Saham yang Ditawarkan
dalam Penawaran Umum Perdana ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat dengan saham lama,
termasuk hak atas pembagian dividen.
Perseroan bermaksud membayar dividen berdasarkan kinerja keuangan dan kondisi keuangan dalam
jumlah yang setara dengan sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih setiap tahunnya dimulai untuk tahun
buku 2012.
Berdasarkan Perjanjian Kredit dengan UOB, Perseroan diperbolehkan membagi dividen sampai dengan 50%
dari keuntungan bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran
kredit modal kerja dan bunga, mampu mencapai rasio-rasio keuangan antara lain:
 Current Ratio minimum 1,10x;
 Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25x;
 Debt to EBITDA Ratio maksimum 4,00x; dan
 Shareholders Networth minimum senilai USD 8.000.000,- atau setara.
xiv
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
i. PENAWARAN UMUM
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana sebesar 250.000.000 (dua ratus lima puluh
juta) saham biasa atas nama atau sama dengan 25,00% (dua puluh lima persen) efektif setelah Penawaran
Umum dan konversi MCB, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan
kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) setiap saham, yang
harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah Penawaran Umum Perdana adalah sebesar
Rp 152.500.000.000 (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah).
Saham-saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini seluruhnya adalah saham
baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang
sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan
disetor penuh, termasuk mengeluarkan hak suara dalam RUPS yang diselenggarakan oleh Perseroan dan
hak atas pembagian dividen.
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kegiatan Usaha Utama:
Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi
Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia
Kantor Pusat/Head Office
Menara Kadin Indonesia Lantai 16
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta Selatan 12950, Indonesia
Telepon: (62-21) 5790 3701; Faksimili: (62-21) 5790 3702
Kantor Cabang/Plant Site
Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang
Sumatera Selatan 30662, Indonesia
Telepon: (62-711) 774 4597; Faksimili: (62-711) 774 4596
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PASOKAN BAHAN BAKU
GAS BUMI.
RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA
SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI. MENGINGAT JUMLAH SAHAM
YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN
SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN,
PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN
AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.
1
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah
Abdul Rasyid, SH., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menkumham
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C-13339.HT.01.01.Th.2006 tanggal 09 Mei 2006
dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan
dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH 0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29332.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dalam rangka
Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
PT Surya Esa Perkasa No. 103 tanggal 19 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Andalia Farida, S.H., M.H.,
Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan
dalam Surat Keputusannya No. AHU-57460.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM Nomor AHU-0095355.AH.01.09.TH
2011 tanggal 24 November 2011.
Sehubungan dengan konversi MCB menjadi saham baru, berdasarkan keputusan Edaran Para Pemegang
Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember
2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi
MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah Penawaran
Umum Perdana.
Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Nilai Nominal
(Rp 100)
%
2.200.000.000
220.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
330.000.000
220.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
60,00
40,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
550.000.000
55.000.000.000
100,00
1.650.000.000
165.000.000.000
Jumlah Saham dan Portepel
Perseroan memperoleh Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif dari Bapepam & LK berdasarkan Surat
No. S-632/BL/2012 tanggal 20 Januari 2012.
Dengan terjualnya seluruh Saham yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini,
maka susunan permodalan dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum
Perdana adalah sebagai berikut:
Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal
Rp 100,00 (seratus Rupiah)
Setiap Saham
Sebelum Penawaran Umum Perdana
Jumlah Saham
Nilai
%
Nominal (Rp)
Sesudah Penawaran Umum Perdana
Jumlah Saham
Nilai
%
Nominal (Rp)
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh :
1. PT Trinugraha Akraya
Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
3. Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
2.200.000.000 220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
-
33.000.000.000
22.000.000.000
-
2.200.000.000 220.000.000.000
60,00
40,00
-
550.000.000 55.000.000.000 100,00
1.650.000.000 165.000.000.000
330.000.000
220.000.000
250.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
25.000.000.000
41,25
27,50
31,25
800.000.000 80.000.000.000 100,00
1.400.000.000 140.000.000.000
Bersamaan dengan saham yang dialokasikan dalam Penawaran Umum Perdana sebesar 250.000.000
2
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
(dua ratus lima puluh juta) Saham Biasa Atas Nama atau setara dengan 31,25% (tiga puluh satu koma
dua puluh lima persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh setelah Penawaran Umum Perdana,
Perseroan juga akan mencatatkan seluruh jumlah Saham Biasa atas nama pemegang saham sebelum
Penawaran Umum Perdana sejumlah 550.000.000 (lima ratus lima puluh juta) saham atau setara dengan
68,75% (enam puluh delapan koma tujuh puluh lima persen). Dengan demikian, jumlah saham yang akan
dicatatkan oleh Perseroan di BEI menjadi sejumlah 800.000.000 (delapan ratus juta) saham atau setara
dengan 100,00% (seratus persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah Penawaran
Umum.
Selain itu, Perseroan telah menandatangani MCB Agreement dalam jumlah sebesar USD 11.500.000
sebagaimana dijelaskan pada sub bab penerbitan MCB. Setelah dilakukannya konversi MCB menjadi
saham Perseroan, maka total jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah menjadi
sejumlah 1.000.000.000 (satu miliar) saham sebagaimana akan dirinci di bawah ini.
Penerbitan MCB:
Pada tanggal 28 November 2011, Perseroan telah menandatangani Mandatory Convertible Bond Agreement
(“MCB Agreement”) dengan Accion Diversified Strategies Fund SPC (”Accion”) untuk dan atas nama
Alpha Segregated Portfolio. Berdasarkan MCB Agreement tersebut, Perseroan menerbitkan Mandatory
Convertible Bond kepada Accion pada tanggal 28 November 2011 dalam jumlah sebesar USD 11.500.000
(”MCB”) dengan nilai kurs mata uang yang disepakati Rp 8.938 per USD. Dana hasil penerbitan MCB yang
diterima Perseroan adalah dalam mata uang USD dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada
UOB dalam mata uang USD.
MCB tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru dalam periode terhitung sejak tanggal pencatatan di
Bursa Efek sampai dengan tanggal jatuh tempo, yaitu 12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan (“Tanggal
Jatuh Tempo”), atau tanggal lain yang disepakati oleh Perseroan dengan pemegang MCB. Jika pencatatan
tidak terjadi sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo, maka Perseroan harus membayar kepada pemegang
MCB sebesar seluruh nilai MCB dan IRR sebesar 18% per tahun dari nilai nominal MCB, dalam jangka
waktu 10 Hari Kerja terhitung sejak Tanggal Jatuh Tempo. Harga konversi per saham adalah sebesar Harga
Penawaran sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus, dimana harga tersebut dapat disesuaikan untuk
mengakibatkan jumlah saham hasil konversi yang diterima oleh pemegang MCB senilai 20,00% dari jumlah
saham yang dikeluarkan oleh Perseroan setelah Penawaran Umum dan konversi MCB.
Jika konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan Harga Penawaran mengakibatkan jumlah saham
hasil konversi MCB kurang dari 20%, maka harga konversi tersebut akan disesuaikan dengan menggunakan
formula sebagai berikut:
Harga Konversi =
Jumlah nilai pokok dalam Rupiah*
Jumlah saham yang merupakan 20% dari jumlah saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana
*dikonversi dengan nilai tukar Rp 8.938 per USD
Ketentuan Umum MCB Agreement:
a. Persyaratan konversi MCB:
i.
Terjadinya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek;
ii. Seluruh persetujuan, ijin dan wewenang yang diperlukan untuk penerbitan saham baru untuk konversi
telah diperoleh; dan
iii. Tidak ada pelanggaran terhadap ketentuan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk namun tidak
terbatas pada pernyataan dan jaminan MCB Agreement.
b. Hal yang dilarang dilakukan oleh Perseroan tanpa persetujuan tertulis dari pemegang MCB:
i.
Mengajukan atau memulai atau menyetujui usulan untuk melakukan likuidasi, penggabungan, akuisisi,
pembubaran atau amalgamasi (atau tindakan atau proses hukum serupa) atas Perseroan atau anak
perusahaan yang material; dan
ii. Mengubah atau setuju untuk mengubah Anggaran Dasar, termasuk sehubungan dengan permodalan
Perseroan atau anak perusahaan yang material, kecuali perubahan tersebut dibuat untuk menjamin
pelaksanaan MCB Agreement atau perubahan tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan Penawaran
Umum Saham Perdana.
3
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
c. Perseroan berkewajiban:
i. Menjalankan segala kegiatan usahanya sesuai dengan praktek good corporate governance;
ii. Setiap saat mematuhi dan melaksanakan dengan tepat waktu seluruh kewajiban berdasarkan MCB
Agreement atau perjanjian atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud dalam MCB Agreement
dan perjanjian lainnya yang dibuat dengan pihak ketiga lainnya;
iii. Memperoleh dan mempertahankan segala persetujuan dan perijinan dari badan pemerintah atau
lainnya sebagaimana diperlukan untuk atau sehubungan dengan keberlakuan, pelaksanaan dan
dampak yang dimaksudkan dari MCB Agreement dan (dalam kendali Perseroan yang wajar) hak
dari pemegang MCB untuk memiliki saham hasil konversi atau pelaksanaan kegiatan usahanya;
iv. Memperoleh, sebelum atau setelah penandatanganan MCB Agreement, dan mempertahankan
seluruh persetujuan dan perijinan yang diperlukan dari badan pemerintah atau lainnya, termasuk
pemegang saham Perseroan, yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan:
-
Penerbitan MCB berdasarkan ketentuan dari MCB Agreement (termasuk setiap perubahannya
dari waktu ke waktu);
-
Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk
tetapi tidak terbatas pada peningkatan struktur permodalan sehubungan dengan konversi MCB,
dan penerbitan saham konversi berdasarkan ketentuan dalam MCB Agreement; dan
-
Pengesampingan terhadap hak memesan efek terlebih dahulu yang dimiliki oleh pemegang
saham atas saham-saham yang akan dikeluarkan setelah konversi MCB;
v. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat atas aset
atau kegiatan usahanya; dan
vi. Memastikan bahwa modal dasar dan modal yang belum ditempatkan dalam Perseroan cukup untuk
mengakomodasi pemegang MCB untuk mengkonversi MCB menjadi saham konversi setelah konversi
MCB dilakukan.
d. Kejadian Kelalaian
Apabila terjadi hal-hal di bawah ini, pemegang MCB, dengan persetujuan lebih dari 75% dari total MCB
yang terhutang, dapat memberitahukan kepada Perseroan, bahwa seluruh MCB jatuh tempo dan wajib
dibayar:
i.
Perseroan melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan MCB Agreement, dan jika pelanggaran
tersebut dapat diperbaiki, pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam waktu 14 hari atau tanggal
perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran
oleh pemegang MCB kepada Perseroan;
ii. Pernyataan dan jaminan Perseroan tidak benar, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, hal
tersebut tidak diperbaiki dalam jangka waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana
disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada
Perseroan;
iii. Perseroan dalam keadaan pailit atau insolvensi;
iv. Perseroan menghentikan atau terancam untuk menghentikan seluruh atau sebagian besar kegiatan
usahanya;
v.
Repudiasi terhadap MCB Agreement atau MCB;
vi. Adanya perkara litigasi, arbitrase atau proses hukum administratif yang membawa dampak negatif
yang material terhadap pelaksanaan MCB Agreement;
vii. Nasionalisasi atau penyitaan terhadap seluruh atau suatu bagian yang material dari aset Perseroan
yang dapat berdampak secara material;
viii. Pelaksanaan proses hukum terhadap aset Perseroan yang dapat mengakibatkan dampak negatif
yang material terhadap Perseroan;
ix. Ketidakabsahan MCB Agreement atau MCB; dan
x. Pengakhiran MCB Agreement atau MCB.
4
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
MCB ini tidak memiliki peringkat (rating) dan tidak memiliki wali amanat.
Accion Diversified Strategies Fund SPC adalah private equity fund yang dikelola oleh Accion Capital
Management Pte Ltd (“ACM”) yang merupakan perusahaan pengelola dana (Exempt Fund Manager) di
bawah pengawasan Monetary Authority of Singapore dengan total dana kelolaan sekitar USD 6 miliar dan
berkedudukan di Singapura. ACM mencari investasi ke dalam perusahaan-perusahaan yang berjangka
waktu rata-rata lima tahun. ACM terdiri dari tim profesional dengan banyak pengalaman di perusahaanperusahaan di Asia pada level manajemen senior dan lintas industri yang berbeda serta memiliki rekam
jejak yang panjang dalam mengarahkan pertumbuhan perusahaan. ACM beralamat lengkap di 8 Temasek
Boulevard, #38-03, Suntec Tower Three, Singapore 038988.
ACM memiliki susunan kepengurusan sebagai berikut:
Partner:
1. Chua Thiam Joo
2. Lim Swee Kwang
3. Pay Cher Wee
4. Melvyn Teo Kian Huat
Advisory Board:
1. Cheah Chow Seng
2. Paul Lim Yu Neng
3. Teo Tong Kooi
Apabila MCB tersebut ditukarkan menjadi saham-saham Perseroan pada saat Penawaran Umum Perdana,
maka susunan modal saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan MCB, secara proforma menjadi
sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh :
1. PT Trinugraha Akraya
Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
3. Masyarakat
4. Accion Diversified
Strategies Fund PSC
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Sesudah Penawaran Umum Perdana
Sesudah Penawaran Umum Perdana
Sebelum pelaksanaan MCB
Sesudah pelaksanaan MCB
Jumlah
Nilai
Nilai
%
Jumlah Saham
%
Saham
Nominal (Rp)
Nominal (Rp)
2.200.000.000
220.000.000.000
2.200.000.000
220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
250.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
25.000.000.000
41,25
27,50
31,25
330.000.000
220.000.000
250.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
25.000.000.000
33,00
22,00
25,00
-
-
-
200.000.000
20.000.000.000
20,00
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
100,00
1.400.000.000
140.000.000.000
1.200.000.000
120.000.000.000
Pelaksanaan penukaran MCB menjadi saham Perseroan akan mengikuti peraturan dan perundangan yang
berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
Hak-hak pemegang saham Perseroan antara lain adalah sebagai berikut:
•
untuk menerima dividen;
•
untuk memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan
•
memiliki peringkat yang sama dan sederajat dengan semua pemegang saham.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No. 103 tanggal
19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, pemegang saham
Perseroan menyetujui untuk melakukan kapitalisasi laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan
Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang
5
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan
dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Setelah
kapitalisasi tersebut:
a. PT Trinugraha Akraya Sejahtera memiliki sejumlah 330.000.000 saham; dan
b. PT Ramaduta Teltaka memiliki sejumlah 220.000.000 saham.
Dengan demikian, sesuai dengan Peraturan Bapepam, saham-saham yang dimiliki oleh PT Trinugraha
Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka tidak dapat dialihkan dalam jangka waktu sampai dengan
8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran efektif.
Pemegang MCB yang melakukan konversi MCB di bawah harga Penawaran Umum Perdana Saham tidak
dapat mengalihkan sahamnya kepada pihak lain dalam jangka waktu sampai dengan 8 (delapan) bulan
setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
Perseroan berencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek lainnya
yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
6
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi
saham, akan digunakan Perseroan sebagai berikut:
1. Sekitar 75% akan digunakan untuk pengembangan kilang gas Perseroan.
Perseroan berencana melakukan pemutakhiran kilang menggunakan teknologi baru yang telah terpaten,
untuk meningkatkan hasil penyulingan LPG hingga 97% dari 65% untuk saat ini. Hal ini akan menambah
produksi sebesar 50 MT per hari. Pada intinya hal ini dicapai melalui penurunan temperatur dari gas bumi
melalui Coldbox Expander dari saat ini -48oF ke -108oF (60oF lebih dingin dibanding proses saat ini).
Calon supplier Perseroan telah melakukan studi kelayakan untuk menguji modifikasi dan penambahan
peralatan untuk menambah sistem teknologi baru tersebut pada kilang LPG Perseroan saat ini. Proses
pemutakhiran kilang direncanakan akan dilaksanakan pada kuartal kedua tahun 2012. Perseroan tidak
memiliki hubungan afiliasi dengan calon supplier.
Proses desain yang baru utamanya akan membutuhkan tambahan peralatan dan/atau modifikasi:
i)
Molecular Sieve Unit: kebutuhan utama untuk desain teknologi baru tersebut adalah Molecular Sieve
Unit untuk mengurangi tingkat embun/kelembaban dalam gas bumi menjadi lebih rendah dari 1 ppm.
Pembuangan embun/kelembaban dari unit glycol saat ini tidak akan cukup untuk memenuhi kriteria
proses temperatur rendah;
ii) Absorber & Coldbox Expander: Coldbox Expander baru akan dipasang pada hilir dari output lean gas
saat ini (yang masih mengandung LPG) untuk menurunkan suhu ke -100°F. Dengan berpindah melalui
Coldbox Expander, gas tersebut akan diproses lebih lanjut pada Absorber – separator bersuhu sangat
rendah yang memisahkan gas dan cairan hidrokarbon terkondensat (penyulingan LPG tambahan) melalui
proses cryogenic;
iii) Paket pendinginan: tambahan satu paket pendinginan (identik dengan tipe yang ada saat ini) diperlukan
untuk menyediakan kapasitas pendinginan 2,5 MMBTU/jam;
iv) Kompresor gas: merelokasi kompresor feed gas saat ini ke kompresor lean gas (proses gas di hilir) untuk
meningkatkan tekanan lean gas menjadi 600 psi. Modifikasi yang ditawarkan akan membutuhkan satu
kompresor gas tambahan yang identik dengan kompresor saat ini;
v) Modifikasi tower fraksinasi yang ada: perubahan kecil terhadap tower fraksinasi yang ada untuk
menampung tambahan hasil penyulingan LPG; dan
vi) Kecocokan teknis untuk peralatan yang ada saat ini: peralatan yang ada saat ini telah dikonfirmasi
untuk memiliki kinerja dan kecocokan yang diinginkan dalam kondisi proses yang baru oleh vendor yang
bersangkutan.
2. Sekitar 25% akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang pada UOB.
Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perseroan dengan PT Ogspiras Basya Pratama menandatangani Loan
Agreement and Acknowledgment of Indebtedness terkait dengan pemberian fasilitas kredit kepada
Perseroan dalam jumlah tidak melebihi USD 43.000.000. Perjanjian ini selanjutnya diubah dari waktu
ke waktu, dan terakhir diubah dan dinyatakan kembali dengan Loan Agreement and Acknowledgment
of Indebtedness No. 58 tanggal 21 April 2011 yang dibuat di hadapan James Herman Rahardjo S.H.,
Notaris di Jakarta. Berdasarkan perubahan terakhir tersebut PT Ogspiras Basya Pratama tidak lagi
menjadi debitur karena berdasarkan JOA kilang dibangun dan didanai oleh Perseroan. Fasilitas tersebut
terdiri dari:
i)
fasilitas kredit modal kerja dalam jumlah pokok yang tidak melebihi USD 3.000.000. Fasilitas kredit
modal kerja terdiri dari fasilitas promissory note dalam jumlah tidak melebihi USD 1.000.000 dan
fasilitas bank garansi dalam jumlah pokok tidak melebihi USD 2.000.000.
Tingkat suku bunga fasilitas promissory note tersebut di atas adalah sebesar 3,5% per tahun ditambah
3-bulan SIBOR atau 1,5% per tahun ditambah cost of fund Bank dalam USD.
Fasilitas promissory note dan bank garansi dikenai biaya provisi (facility fee) sebesar 0,5% per tahun
dari jumlah plafon pinjaman.
ii) fasilitas kredit investasi dalam jumlah pokok tidak melebihi USD 40.000.000, yang terdiri dari:
a. fasilitas term loan 1 dalam jumlah tidak melebihi USD 31.500.000 dengan jangka waktu 5 tahun
terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 1;
b. fasilitas term loan 2 dalam jumlah tidak melebihi USD 7.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun
terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 2; dan
7
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
c. fasilitas term loan 3 dalam jumlah tidak melebihi USD 1.500.000 dengan jangka waktu 5 tahun
terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 3. Tingkat suku bunga kredit investasi tersebut di atas adalah sebesar 3,75% per tahun ditambah
3-bulan SIBOR atau 1,5% per tahun ditambah cost of fund Bank dalam USD.
Fasilitas kredit investasi dikenai biaya provisi (facility fee) sebesar 1,0% flat yang wajib dibayar
selambat-lambatnya sejak pemakaian/penarikan fasilitas term loan 1, 2 dan 3.
Tujuan penggunaan fasilitas ini adalah untuk:
i)
akuisisi 60% saham dalam PT Panca Amara Utama (PAU);
ii) membiayai kembali pinjaman pemegang saham Perseroan sebelum TAS dan RT menjadi pemegang
saham Perseroan yang dipergunakan oleh Perseroan selama pembangunan proyek; dan
iii) membiayai modal kerja dan keperluan pembiayaan umum Perseroan. Fasilitas tersebut di atas dijamin dengan:
i)
3 bidang tanah milik Perseroan yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir;
ii) mesin dan peralatan Perseroan;
iii) tagihan yang dimiliki Perseroan kepada Pertamina;
iv) tagihan klaim asuransi;
v) off take contracts Perseroan;
vi) seluruh saham Perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan;
vii) seluruh saham yang dimiliki oleh pemegang saham PT Ogspiras Basya Pratama;
viii) jaminan Perseroan yang diberikan oleh (i) PT Surya Kencana Prima, (ii) Indonesia Infrastructure Group
Pte. Ltd, dan (iii) Northbrooks Universal Ltd.; dan
ix) saham yang dimiliki Perseroan di PT Panca Amara Utama.
Sehubungan dengan butir vi dan viii, berdasarkan surat UOB tanggal 5 Oktober 2011, (a) gadai saham
dan (b) jaminan Perseroan dari Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. dan Northbrooks Universal Ltd.
sudah dilepaskan oleh UOB dan akan digantikan dengan (a) gadai saham Perseroan yang dimiliki oleh
PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka dan (b) jaminan Perseroan dari PT Trinugraha
Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka.
Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal
30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan 59.400 saham miliknya dalam Perseroan
kepada UOB.
Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011,
PT Ramaduta Teltaka menggadaikan 39.600 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB.
Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 69 tanggal 30 November 2011, dibuat di
hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menjamin kewajiban
Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari
UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB,
semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib
dibayar oleh Perseroan kepada UOB.
Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 70 tanggal 30 November 2011, dibuat di
hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Ramaduta Teltaka menjamin kewajiban Perseroan
apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan
secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan
setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh
Perseroan kepada UOB.
Perseroan dapat melakukan pembayaran kembali dipercepat atas jumlah pokok yang terhutang, baik
sebagian maupun seluruhnya tanpa dikenai denda dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perseroan wajib memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada UOB dalam jangka waktu 30
hari sebelumnya;
8
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
b. jumlah pembayaran dipercepat minimum sebesar USD 1,000,000; dan
c. pembayaran lebih awal untuk melunasi kewajiban pembayaran dari angsuran yang terakhir
(inverse order of maturity).
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan dan berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode
yang berakhir 31 Juli 2011, jumlah utang bank jangka pendek yang masih terhutang adalah sebesar
Rp 62.618.880.000,00. Sedangkan jumlah utang bank jangka panjang yang masih terhutang adalah sebesar
Rp246.973.401.970,00.
Tidak ada hubungan afiliasi antara Perseroan dengan UOB.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam & LK Nomor SE-05/BL/2006 tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum Perdana, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,65% dari nilai
Penawaran Umum Perdana yang meliputi:
No
Uraian
1.
Biaya Jasa Penjamin Pelaksana Emisi
2.
3.
Jumlah
- Management fee
1,75%
- Underwriting fee
0,50%
- Selling fee
0,50%
Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal
- Akuntan Publik
0,67%
- Konsultan Hukum
0,83%
- Notaris
0,05%
- Biro Administrasi Efek
0,06%
- Penilai Independen
0,06%
Biaya Lain-lain
- Biaya publikasi iklan, cetakan dan lain-lain
0,23%
Jumlah
4,65%
Sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.4 Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam
No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum, Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana ini secara
berkala kepada Bapepam & LK dan akan mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut kepada
para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Perseroan.
Apabila penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana ini akan diubah, maka rencana perubahan
tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam & LK dengan mengemukakan alasan beserta
pertimbangannya dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham
Perseroan dalam RUPS Perseroan.
Penggunaan dana dalam bentuk pembayaran utang ke UOB bukan termasuk dalam definisi “Transaksi”
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1. dan Peraturan Bapepam & LK
No. IX.E.2.
Dalam hal di kemudian hari, dana tersebut akan digunakan untuk transaksi yang mengandung unsur
transaksi material, atau benturan kepentingan atau transaksi afiliasi, maka Perseroan akan memenuhi
Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1 atau Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2.
9
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
III. PERNYATAAN HUTANG
Pernyataan hutang berikut diambil berdasarkan Laporan Keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan mempunyai kewajiban seluruhnya berjumlah Rp 368.052 juta dengan
perincian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
KEWAJIBAN
(dalam Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha kepada pihak berelasi
4.786.945.934
Utang lain-lain
-Pihak-pihak berelasi
-
-Pihak ketiga
6.160.861.524
Utang Pajak
29.965.044.775
Biaya yang masih harus dibayar
14.161.865.364
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
-Utang kepada pihak-pihak berelasi
-
-Utang bank
62.618.880.000
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
117.693.597.597
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
-Utang kepada pihak-pihak berelasi
-
-Utang bank
246.973.401.970
Imbalan pasca kerja
3.384.592.220
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
250.357.994.190
Jumlah Liabilitas
368.051.591.787
1. Utang Usaha
Utang usaha kepada pihak berelasi yang merupakan kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Juli 2011
adalah sebesar Rp 4.786.945.934. Utang usaha tersebut seluruhnya adalah utang kepada OBP, pihak
berelasi, sehubungan dengan pembelian bahan baku gas.
2. Utang Lain-lain
Pada tanggal 31 Juli 2011, saldo utang lain lain adalah sebesar Rp 6.160.861.524 yang seluruhnya
merupakan utang lain-lain pihak ketiga, dengan perincian sebagai berikut :
(dalam Rupiah)
Keterangan
Jumlah
PT Binasarana Kharismajaya
5.113.800.000
PT Harindo Putra Jaya
625.808.960
PT Pertamina Gas (Pertagas)
135.553.558
PT Trakindo Utama
73.360.625
CV Afzarki Permata Abadi
65.380.000
Lain-lain
146.958.381
Utang lain-lain pihak ketiga
6.160.861.524
10
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
3. Biaya yang masih harus dibayar
31 Juli
2011
Rp
Jasa profesional
Bunga
Beban pemasaran
Bonus
Riset dan pengembangan
Jasa manajemen
Lain-lain
Jumlah
2010
Rp
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
9.358.800.000
896.016.447
433.508.000
653.959.250
2.819.581.667
309.587.948
2.491.549.770
14.160.825.000
1.121.073.000
17.982.000.000
1.762.835.863
2.031.830.601
949.407.558
7.794.730.604
1.114.128.773
258.429.855
7.028.175.405
806.018.592
7.373.402.497
14.161.865.364
39.859.702.182
9.858.266.935
15.466.026.349
Utang Pajak
Utang pajak pada tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 29.965.044.775 dengan rincian sebagai
berikut:
(dalam Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Pajak Penghasilan Badan
10.638.993.918
Pajak Penghasilan
PPh Pasal 4 ayat 2
12.474.000
PPh Pasal 21
32.686.133
PPh Pasal 23
74.885.908
PPh Pasal 25
2 .386.782.479
PPh Pasal 26
16.819.222.337
Jumlah Utang Pajak
29.965.044.775
4. Utang Bank
Pada tanggal 31 Juli 2011, saldo utang Bank Perseroan adalah sebesar Rp 313.094.400.000. Jumlah
tersebut merupakan bagian dari fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari UOB (d/h Bank UOB
Buana) dengan jumlah maksimum sebesar USD 43 juta. Rincian utang Bank Perseroan adalah sebagai
berikut:
Jumlah
maksimum
fasilitas
US$
31 Juli 2011
Fasilitas yang sudah digunakan
US$
Setara dengan Rp
Fasilitas kredit modal kerja
Fasilitas kredit investasi
Fasilitas Term Loan (TL) 1
Fasilitas Term Loan (TL) 2
Fasilitas Term Loan (TL) 3
3.000.000
-
-
31.500.000
7.000.000
1.500.000
29.800.000
7.000.000
-
253.538.400.000
59.556.000.000
-
Jumlah
43.000.000
36.800.000
313.094.400.000
Bagian jangka pendek
Fasilitas TL 1
Fasilitas TL 2
(50.707.680.000)
(11.911.200.000)
Jumlah pinjaman bagian jangka pendek
Biaya provisi bank
(62.618.880.000)
(3.502.118.030)
Jumlah pinjaman bagian jangka panjang - Bersih
246.973.401.970
11
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Fasilitas Kredit Modal Kerja
Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan yang terdiri dari fasilitas promes
(promissory note) sebesar USD 1.000.000 dan fasilitas garansi bank sebesar USD 2.000.000.
Pada tanggal laporan keuangan, saldo fasilitas tersebut di atas adalah nihil.
Fasilitas Kredit Investasi
Fasilitas TL1
Fasilitas ini digunakan untuk membiayai akuisisi 60% saham PAU.
Fasilitas TL2
Fasilitas ini digunakan untuk membayar kembali utang kepada pemegang saham yang telah digunakan untuk
membangun pabrik LPG, mesin dan peralatan yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan.
Bunga kredit Fasilitas TL1 dan TL2 adalah tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,75 % per tahun ditambah
3-Bulan SIBOR (3-Month Singapore Inter Bank Offered Rate) yang berlaku; atau 1,5% per tahun ditambah
biaya modal U.S. Dollar yang dikeluarkan oleh Bank UOB.
Pembayaran pokok utang Fasilitas TL 1 dan 2 akan dilakukan dengan 20 (dua puluh) jumlah pembayaran
yang sama, dimulai pada hari terakhir bulan ketiga setelah penggunaan pertama dari masing-masing Fasilitas
TL1 dan 2.
Pinjaman dari UOB dijamin dengan aset Perseroan dan pihak-pihak berelasi, antara lain:
i.
3 bidang tanah milik Perseroan yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir;
ii. bangunan, mesin dan peralatan dengan penyerahan secara fidusia;
iii. piutang usaha dengan penyerahan secara fidusia;
iv. klaim asuransi dengan penyerahan secara fidusia;
v. saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (“IIPL”) dalam Perseroan dengan kuasa untuk menjual
saham yang tidak dapat ditarik kembali;
vi. saham Northbrooks Universal Ltd. (“NUL”) dalam Perseroan dengan kuasa untuk menjual saham yang
tidak dapat ditarik kembali;
vii. saham PT Surya Kencana Prima (“SKP”) dalam OBP dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak
dapat ditarik kembali;
viii. saham Perseroan dalam PAU dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak ditarik kembali; dan
ix. jaminan korporat (corporate guarantee) dari SKP, IIPL dan NUL.
Sehubungan dengan butir v, vi dan ix, berdasarkan surat UOB tanggal 5 Oktober 2011, (a) gadai saham
dan (b) jaminan korporat dari IIPL dan NUL sudah dilepaskan oleh UOB dan akan digantikan dengan (a)
gadai saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka dan
(b) jaminan korporat dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka.
Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal
30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan 59.400 saham miliknya dalam Perseroan
kepada UOB.
Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011,
PT Ramaduta Teltaka menggadaikan 39.600 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB.
Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 69 tanggal 30 November 2011, dibuat di
hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menjamin kewajiban
Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari
UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB,
semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib
dibayar oleh Perseroan kepada UOB.
12
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 70 tanggal 30 November 2011, dibuat di
hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Ramaduta Teltaka menjamin kewajiban Perseroan
apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya, Atas permintaan pertama dari UOB dan
secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan
setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh
Perseroan kepada UOB.
Perjanjian dari fasilitas pinjaman di atas memuat beberapa persyaratan, antara lain, Perseroan harus
menjaga rasio keuangan tertentu dan Perseroan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan berikut tanpa
persetujuan tertulis dari UOB:
i.
mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran hutang, membubarkan dan
melakukan atau untuk dilakukan penggabungan usaha (merger), akuisisi, peleburan usaha (konsolidasi),
pemisahan usaha (spin off);
ii. melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru di dalam Perseroan lain, membuat
anak perusahaan kecuali untuk rencana atau badan usaha yang sudah diungkapkan dalam Perjanjian
ini;
iii. menggadaikan saham Perseroan atau efek bersifat utang baik di dalam maupun di pasar modal;
iv. mengalihkan hak dan kewajiban Perseroan berdasarkan Perjanjian ini, kecuali kegiatan operasional
normal sehari-hari yang wajar;
v. mengubah usaha bisnis yang dijalankan saat ini;
vi. melakukan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, yaitu maksud dan tujuan, penurunan modal dan perubahan kepemilikan
saham pengendali;
vii. memberikan jaminan Perseroan kepada pihak lain.
viii. Canopus Petroleum Inc. (CPI) dan asosiasinya akan menjaga kepemilikan dalam Perseroan secara langsung maupun tidak langsung melalui IIPL dan PT Akraya Internasional akan tetap mengelola manajemen
Perseroan;
ix. Perseroan boleh membayar dividen hanya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan;
x. Initial Public Offering (IPO), listing dan/atau aktivitas penggalangan dana yang telah dapat diperkirakan
atas Perseroan dan/atau afiliasinya; dan
xi. kontrak gas antara Pertamina dan OBP akan dialihkan ke Perseroan dalam jangka waktu enam (6) bulan
setelah tanggal perjanjian pinjaman ditandatangani.
Sehubungan dengan butir viii, berdasarkan surat dari UOB tanggal 5 Oktober 2011, UOB, setuju untuk
mengubah ketentuan butir viii tersebut menjadi meminta agar Bapak Garibaldi Thohir dan assosiasinya
menjaga kepemilikan saham dalam Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui TAS
dan PT Akraya International akan melanjutkan menjaga manajemen Perseroan sesuai perjanjian manajemen
yang saat ini ada.
5. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumsi
penilaian di bawah:
Tingkat diskonto per tahun
:
8%
Tingkat kenaikan gaji per tahun
:
15%
Tingkat mortalitas
:
100% TMI2
Tingkat morbiditas
:
5% TMI2
Usia pensiun normal
:
55 tahun
Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut di atas adalah 5% per tahun
sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun.
13
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Jumlah liabilitas yang disajikan di posisi keuangan yang timbul dari obligasi Perseroan sehubungan imbalan
pasca kerja adalah sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
Keterangan
Nilai kini liabilitas tidak didanai
Kerugian aktuarial tidak diamortisasi
Jumlah
Jumlah
4.468.860.533
(1.264.268.313)
3.384.592.220
Saldo awal periode
2.423.053.166
Beban periode berjalan
Pembayaran manfaat
Saldo Akhir Periode
961.539.054
3.384.592.220
Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumi
penilaian dibawah ini:
31 Juli
Tingkat diskonto per tahun
Tingkat kenaikan gaji per tahun
Tingkat mortalitas
Tingkat mordibitas
Proporsi pensiun normal
Usia pensiun normal
31 Desember
2011
2010
(Tidak diaudit)
2010
2009
2008
8,00%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
8,75%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
8,75%
15.00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
10,50%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
12,00%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut di atas adalah 5% per tahun
sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun.
Tanggal laporan penilaian aktuaria terakhir adalah 30 September 2011 untuk periode 31 Juli 2011, yang
dilakukan oleh Padma Radya Aktuaria. Periode penilaian dilakukan pada saat pengeluaran laporan
keuangan Perseroan yang diaudit.
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa sejak tanggal laporan auditor independen sampai
dengan tanggal Efektif, Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban dan ikatan-ikatan lain yang
jumlahnya material selain yang telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam laporan
keuangan yang disajikan dalam Prospektus ini, kecuali hutang usaha yang muncul dari kegiatan
operasional Perseroan.
Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aktiva dan kewajiban serta peningkatan
hasil operasi di masa yang akan datang, Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk dapat
menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan dan jangka waktu sebagaimana
mestinya.
Sehubungan dengan kewajiban-kewajiban yang telah diungkapkan tersebut di atas, manajemen
Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat negative covenants yang dapat merugikan hak-hak
Pemegang Saham publik.
14
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
IV.ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008
yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio
& Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
1. Pendahuluan
Perseroan berdiri sejak tahun 2006 dengan nama PT Surya Esa Perkasa dan berlokasi di Jakarta,
Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi
untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat.
Berdasarkan data yang diperoleh Perseroan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (”ESDM”)
c.q. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (”Ditjen Migas”), saat ini Perseroan adalah pemilik kilang LPG
swasta terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi LPG sebesar 113 MT per hari, dan Kondensat
424 bbl per hari.
2. Hasil Kegiatan Usaha
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan berupa Laporan Posisi
Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif.
Laporan Posisi Keuangan
Keterangan
(dalam jutaan Rupiah)
31 Juli
31 Desember
2011
Aset Lancar
2010
2009
2008
96.721
188.830
84.436
85.317
Aset Tidak Lancar
377.170
122.200
141.293
167.009
Jumlah Aset
473.891
311.030
225.729
252.326
Liabilitas Jangka Pendek
117.694
120.969
66.295
102.906
Liabilitas Jangka Panjang
250.358
2.423
57.449
105.689
Jumlah Liabilitas
368.052
123.392
123.744
208.595
Ekuitas
105.839
187.638
101.985
43.731
Jumlah Liabilitas & Ekuitas
473.891
311.030
225.729
252.326
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Keterangan
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
(dalam jutaan Rupiah)
31 Juli
2011
31 Desember
2010
2010
2009
2008
238.748
168.281
310.022
206.938
238.212
64.883
59.726
131.152
96.155
98.181
173.865
108.555
178.870
110.783
140.031
(1.714)
(2.759)
(20.778)
(3.411)
(5.815)
(65.325)
(7.905)
(31.512)
(16.613)
(13.720)
281
42
362
305
125
Beban bunga dan Keuangan
Penghasilan Bunga
(4.672)
(7.409)
(12.442)
(19.043)
(21.114)
(Rugi) laba selisih kurs - bersih
(3.598)
(208)
(59)
11.672
(16.178)
(Kerugian) keuntungan lain-lain
(95)
(171)
65
(2.253)
(8.807)
Laba sebelum pajak
98.742
90.145
114.506
81.440
74.522
Jumlah Laba Rugi Komprehensif
73.934
67.447
85.653
58.253
51.315
121.604
112.375
151.524
115.477
145.081
EBITDA
15
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
2.1.Penjualan
Berikut adalah perincian penjualan Perseroan dari tahun ke tahun.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
-
LPG
-
Kondensat
-
Propana
Total
31 Juli
2011
31 Desember
2010
2010
2009
2008
178.008
127.400
232.150
151.111
178.793
60.574
40.831
77.821
55.690
59.167
166
50
51
137
252
238.748
168.281
310.022
206.938
238.212
Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2010
Penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 238.748 juta,
meningkat sebesar Rp 70.467 juta atau 41,87% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31
Juli 2010 sebesar Rp 168.281 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata LPG
pada Juli 2011 sebesar USD 842/MT dibandingkan dengan Juli 2010 sebesar USD 674/MT dan peningkatan
harga jual rata-rata Kondensat Juli 2011 sebesar USD 76,45/bbl dibandingkan Juli 2010 sebesar USD 54,63/
bbl. Selain peningkatan harga jual rata-rata, kenaikan penjualan juga disebabkan oleh peningkatan volume
penjualan LPG pada Juli 2011 sebesar 24.318 MT dibandingkan Juli 2010 sebesar 20.677 MT atau sebesar
17,61% dan peningkatan volume penjualan Kondensat pada Juli 2011 sebesar 92.310 bbl dibandingkan Juli
2010 sebesar 81.664 bbl atau sebesar 13,03%.
Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009
Perseroan memperoleh kenaikan penjualan sebesar 49,81% atau Rp 103.084 juta yaitu dari Rp 206.938
juta di tahun 2009 menjadi Rp 310.022 juta di tahun 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena
peningkatan produksi produk utama Perseroan (LPG dan Kondensat) yang mengakibatkan peningkatan
volume penjualan LPG sebesar 21,46% dari 30.758 MT di tahun 2009 menjadi 37.360 MT di tahun 2010 dan
peningkatan volume penjualan Kondensat sebesar 5,43% dari 140.790 bbl di tahun 2009 menjadi 148.429
bbl di tahun 2010. Selain itu, juga terjadi peningkatan harga jual rata-rata LPG sebesar 42,49% dari USD
480/MT di tahun 2009 menjadi USD 685/MT di tahun 2010 dan peningkatan harga jual rata-rata Kondensat
sebesar 50,95% dari USD 36/bbl di tahun 2009 menjadi USD 54/bbl di tahun 2010.
Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 13,13% atau Rp 31.274 juta yaitu dari Rp 238.212
juta di tahun 2008 menjadi Rp 206.938 juta di tahun 2009. Penurunan ini terutama disebabkan oleh karena
penurunan harga jual rata-rata LPG sebesar 35,33% dari USD 743/MT di tahun 2008 menjadi USD 480/MT
di tahun 2009 serta penurunan harga jual rata-rata Kondensat sebesar 48,39% dari USD 70/bbl di tahun
2008 menjadi USD 36/bbl di tahun 2009. Namun dari sisi produksi terjadi peningkatan, sehingga terjadi
kenaikan volume penjualan LPG sebesar 23,23% dari 24.961 MT di tahun 2008 menjadi 30.758 MT di tahun
2009 serta kenaikan volume penjualan Kondensat sebesar 39,51% dari 100.915 bbl di tahun 2008 menjadi
140.790 bbl di tahun 2009.
2.2. Harga Pokok Penjualan
Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2010
Harga pokok penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar
Rp 64.883 juta, meningkat sebesar Rp 5.157 juta atau 8,63% dibandingkan dengan periode tujuh bulan
yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 59.726 juta. Peningkatan harga pokok penjualan tersebut tidak
sesignifikan peningkatan penjualan karena harga pasokan gas sudah ditetapkan selama lima tahun dalam
kontrak, sedangkan harga penjualan berfluktuasi mengikuti harga pasar. Selain itu dengan semakin stabilnya
proses produksi kilang Perseroan menyebabkan factory overhead semakin kecil sehingga Perseroan dapat
menekan harga pokok penjualan.
Laba kotor mengalami peningkatan sebesar 60,16% atau Rp 65.310 juta dari Rp 108.555 juta di periode
tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 menjadi Rp 173.865 juta di tahun 2011. Peningkatan signifikan pada
16
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
laba kotor ini terutama disebabkan oleh baik peningkatan volume penjualan maupun harga jual rata-rata
seluruh lini produksi.
Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009
Harga pokok penjualan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 36,40% atau Rp 34.997 juta dari Rp
96.155 juta di tahun 2009 menjadi Rp 131.152 juta di tahun 2010. Peningkatan harga pokok penjualan
ini terutama dikarenakan meningkatnya volume penjualan LPG sebesar 21,46% dari 30.758 MT di tahun
2009 menjadi 37.360 MT di tahun 2010 dan peningkatan volume penjualan Kondensat sebesar 5,43% dari
140.790 bbl di tahun 2009 menjadi 148.429 bbl di tahun 2010.
Laba kotor mengalami peningkatan sebesar 61,46% atau Rp 68.087 juta dari Rp 110.783 juta di tahun
2009 menjadi Rp 178.870 juta di tahun 2010. Peningkatan laba kotor ini terutama disebabkan peningkatan
penjualan hampir di seluruh lini produk Perseroan.
Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Harga pokok penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 2,06% atau Rp 2.026 juta dari Rp 98.181
juta ditahun 2008 menjadi Rp 96.155 juta di tahun 2009. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya
efisiensi pemakaian gas bumi sejalan dengan semakin stabilnya proses produksi Perseroan, walaupun
sebenarnya dari sisi volume penjualan LPG terjadi kenaikan sebesar 23,23% dari 24.961 MT di tahun 2008
menjadi 30.758 MT di tahun 2009 serta terjadi kenaikan volume penjualan Kondensat sebesar 39,51% dari
100.915 bbl di tahun 2008 menjadi 140.790 bbl di tahun 2009.
Laba kotor mengalami penurunan sebesar 20,89% atau Rp 29.248 juta dari Rp 140.031 juta di tahun 2008
menjadi Rp 110.783 juta di tahun 2009. Meskipun penurunan penjualan Perseroan hanya 13,13%, namun
penurunan laba kotor jauh lebih besar yaitu 20,89%. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penurunan
harga pasar gas dunia, sementara harga pokok penjualan turun relatif kecil (2,06%).
Grafik Pertumbuhan Penjualan dan Harga Pokok Penjualan
31 Juli 2011 & 2010, 31 Desember 2010, 2009 & 2008
Penjualan
PokokPenjualan
Penjualan
miliar)
Penjualan&&Harga
Harga Pokok
(Rp(Rp
miliar)
310.0
238.7
206.9
2009
1 tahun
168.3
131.2
96.2
64.9
59.7
2010
1 tahun
Penjualan
Juli 2010
Juli 2011
7 bulan
7 bulan
Harga Pokok Penjualan
2.3. Beban Usaha (Beban Penjualan dan Beban Umum – Administrasi)
Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang
berakhir 31 Juli 2010
Jumlah beban penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar
Rp 1.714 juta, menurun sebesar Rp 1.045 juta atau 37,87% dibandingkan dengan periode tujuh bulan
yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 2.759 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan
mengeluarkan biaya studi pemasaran, dan tidak lagi terjadi di tahun 2011.
Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011
adalah sebesar Rp 65.325 juta, meningkat sebesar Rp 57.420 juta atau 726,38% dibandingkan dengan
periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 7.905 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun
2011 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional yang merupakan biaya konsultasi keuangan dalam
rangka akuisisi saham PAU dan LIU.
17
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009
Jumlah beban penjualan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp 20.778 juta, meningkat sebesar Rp 17.367 juta atau 509,15% dibandingkan dengan tahun yang
berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 3.411 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan
mengeluarkan biaya studi pemasaran.
Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah
sebesar Rp 31.512 juta, meningkat sebesar Rp 14.899 juta atau 89,68% dibandingkan dengan tahun yang
berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 16.613 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan
mengeluarkan biaya jasa profesional yang merupakan biaya technical advisory dalam rangka peningkatan
kapasitas produksi kilang.
Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Jumlah beban penjualan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 3.411
juta, menurun sebesar Rp 2.404 juta atau 41,34% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember
2008 sebesar Rp 5.815 juta. Hal ini disebabkan pada tahun 2008 Perseroan masih baru beroperasi dan
melakukan aktifitas pemasaran yang lebih intensif dibandingkan pada tahun 2009.
Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah
sebesar Rp 16.613 juta, meningkat sebesar Rp 2.893 juta atau 21,09% dibandingkan dengan tahun yang
berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 13.720 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2009 Perseroan
mengeluarkan biaya jasa profesional dalam rangka konsultasi hukum.
2.4. Penghasilan Bunga dan Beban bunga dan keuangan
Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang
berakhir 31 Juli 2010
Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar
Rp 281 juta, meningkat sebesar Rp 239 juta atau 569,04% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang
berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 42 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2011 Perseroan memperoleh
bunga atas deposito.
Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah
sebesar Rp 4.672 juta, menurun sebesar Rp 2.737 juta atau 36,94% dibandingkan dengan periode tujuh
bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 7.409 juta. Hal tersebut disebabkan pada awal tahun 2011
Perseroan sudah tidak lagi memiliki pinjaman bank yang telah dilunasi pada pertengahan tahun 2010.
Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009
Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 362
juta, meningkat sebesar Rp 57 juta atau 18,68% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember
2009 sebesar Rp 305 juta. Hal ini disebabkan oleh adanya penghasilan bunga deposito pada tahun 2010,
dimana pada tahun 2009 Perseroan belum memiliki saldo deposito.
Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah
sebesar Rp 12.442 juta, menurun sebesar Rp 6.601 juta atau 34,66% dibandingkan dengan tahun yang
berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 19.043 juta. Hal tersebut disebabkan pada pertengahan tahun
2010 Perseroan telah melunasi seluruh pinjaman bank.
Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 306 juta, meningkat sebesar Rp 181 juta atau 144,80% dibandingkan dengan tahun yang berakhir
31 Desember 2008 sebesar Rp 125 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan pada tahun 2009
yang meningkatkan saldo giro Perseroan.
Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah
sebesar Rp 19.043 juta, menurun sebesar Rp 2.071 juta atau 9,81% dibandingkan dengan tahun yang
berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 21.114 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2009 Perseroan
melakukan pembayaran kembali sebagian pinjaman banknya.
18
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
2.5. Jumlah Laba Komprehensif
Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2010
Jumlah laba komprehensif Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar
Rp 73.934 juta, meningkat sebesar Rp 6.487 juta atau 9,62% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang
berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 67.447 juta. Persentase peningkatan laba tersebut relatif tidak sejalan
bila dibandingkan peningkatan Penjualan Perseroan sebesar 41,87%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
beban administrasi yang sangat besar yaitu sebesar Rp 57.420 juta atau 726.38% dibandingkan 31 Juli
2010 sebesar Rp 7.905 juta dikarenakan adanya biaya jasa profesional untuk akuisisi saham.
Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009
Pada tahun 2010, Perseroan membukukan jumlah laba komprehensif sebesar Rp 85.653 juta, atau meningkat
sebesar Rp 27.400 juta atau naik 47,04% dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun 2009
sebesar Rp 58.253 juta. Kenaikan jumlah laba komprehensif ini yang signifikan ini terutama disebabkan
oleh karena adanya peningkatan penjualan sebesar 49,81% atau Rp 103.084 juta yaitu dari Rp 206.938 juta
di tahun 2009 menjadi Rp 310.022 juta di tahun 2010, sehubungan dengan peningkatan volume dan harga
penjualan untuk produk LPG dan Kondensat.
Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008
Selama tahun 2009, jumlah laba komprehensif Perseroan adalah sebesar Rp 58.253 juta, atau meningkat
sebesar Rp 6.938 juta atau naik 13,52% dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun 2008
sebesar Rp 51.315 juta. Meningkatnya jumlah laba komprehensif tahun 2009 terutama disebabkan oleh
karena adanya penurunan beban lain lain yang cukup signifikan (terkait dengan apresiasi kurs Rupiah
terhadap USD dimana Perseroan memiliki posisi liabilitas moneter bersih) sebesar 79,73% atau perubahan
sebesar Rp 36.655 juta dari Rp 45.973 juta di tahun 2008 menjadi Rp (9.318) juta di tahun 2009.
Selain itu sebagai tambahan informasi, dari peraturan perpajakan juga terjadi penurunan tarif Pajak Penghasilan
Badan, yaitu dari 30% di tahun 2008 menjadi 28% di tahun 2009 dan menjadi 25% di tahun 2010.
Grafik Pertumbuhan Jumlah Laba Komprehensif
31 Juli 2011 & 2010, 31 Desember 2010, 2009 & 2008
Laba Komprehensif (Rp miliar)
3.
PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS
3.1. Pertumbuhan Jumlah Aset
Pada 31 Juli 2011, Aset Perseroan berjumlah Rp 473.891 juta. Komposisi terbesar pada aset Perseroan
berupa uang muka investasi saham pada LIU, yaitu sebesar Rp 262.642 juta yang mencapai hampir 55,42%
dari total aset Perseroan.
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah Aset Perseroan masing-masing berjumlah
Rp 311.030 juta, Rp 225.729 juta, dan Rp 252.326 juta.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah Aset meningkat signifikan sebesar Rp 85.301 juta atau 37,79%
dibanding dengan akhir tahun 2009 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo kas
dan setara kas sebesar Rp 52.219 juta serta peningkatan saldo piutang usaha sebesar Rp 47.742 juta.
19
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah Aset menurun sebesar Rp 26.597 juta atau 10,54% dibanding
dengan akhir tahun 2008 yang terutama disebabkan oleh karena adanya penurunan saldo kas dan setara
kas sebesar Rp 10.186 juta serta penurunan saldo bersih aset tetap sebesar Rp 26.600 juta sejalan dengan
adanya beban penyusutan.
3.2. Pertumbuhan Jumlah Liabilitas
Pada 31 Juli 2011, Liabilitas Perseroan berjumlah Rp 368.052 juta. Komposisi terbesar liabilitas Perseroan
terutama berasal dari akun utang bank jangka panjang sebesar Rp 246.973 juta atau 67,10% dari total
liabilitas Perseroan.
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, liabilitas Perseroan masing-masing berjumlah Rp 123.392
juta, Rp 123.744 juta, dan Rp 208.595 juta.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah liabilitas Perseroan relatif tidak berubah dibanding dengan akhir
tahun 2009, meskipun terjadi perubahan komposisi yang signifikan pada akun liabilitas jangka pendek
dan jangka panjang Perseroan. Pada 31 Desember 2010, liabilitas jangka pendek Perseroan meningkat
Rp 54.674 juta atau 82,47% dan sebaliknya liabilitas jangka panjang Perseroan berkurang sebesar Rp
55.026 juta atau 95,78% dibandingkan 31 Desember 2009. Hal ini disebabkan adanya porsi hutang jangka
panjang Perseroan yang jatuh tempo pada tahun tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah liabilitas Perseroan menurun sebesar Rp 84.851 juta atau 40,68%
dibanding dengan akhir tahun 2008. Hal ini terutama disebabkan oleh pelunasan hutang pada akun liabilitas
jangka panjang.
3.3. Pertumbuhan Jumlah Ekuitas
Pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah ekuitas Perseroan masing-masing
berjumlah Rp 105.839 juta, Rp 187.638 juta, Rp 101.985 juta, dan Rp 43.731 juta.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp 85.653 juta atau 83,99%
dibandingkan tanggal 31 Desember 2009 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo
laba sebesar Rp 85.653 juta yang merupakan hasil jumlah laba komprehensif Perseroan pada tahun 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp 58.254 juta atau 133,21%
dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo
laba sebesar Rp 58.254 juta yang merupakan hasil jumlah laba komprehensif Perseroan pada tahun 2009.
Grafik Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas
31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 & 2008
Neraca Perseroan (Rp miliar)
20
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
4. Likuiditas
31 Juli
Rasio
31 Desember
2011
2010
2009
2008
0,82
1,56
1,27
0,83
Likuiditas
Likuiditas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang
tercermin dari rasio antara aset lancar terhadap kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio tersebut, semakin
tinggi kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas pada 31 Juli 2011, 31
Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 0,82x, 1,56x, 1,27x, dan 0,83x. Rasio
likuiditas Perseroan selama tiga tahun terakhir terus meningkat dikarenakan adanya peningkatan jumlah
aset lancar yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan jumlah kewajiban jangka pendek. Kenaikan
jumlah aset lancar terutama diakibatkan karena adanya kenaikan saldo kas dan setara kas serta kenaikan
saldo piutang usaha yang cukup signifikan. Hal tersebut menunjukkan kemampuan Perseroan yang semakin
baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pada 31 Juli 2011 rasio likuiditas Perseroan mengalami penurunan akibat adanya hutang lain-lain atas
pembelian saham PAU dan LIU. Pada 31 Desember 2011, rasio likuiditas Perseroan diharapkan akan kembali
meningkat, karena adanya rencana Perseroan untuk melakukan pelunasan hutang lain-lain tersebut.
5. Solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio jumlah kewajiban terhadap
jumlah Aset (Debt to Asset Ratio) atau rasio Jumlah Kewajiban terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio).
Rasio
31 Juli
31 Desember
2011
2010
2009
2008
Kewajiban/Aset (x)
0,78
0,40
0,55
0,83
Kewajiban/Ekuitas (x)
3,48
0,66
1,21
4,77
Debt to Asset dan Debt to Equity Ratio Perseroan pada 31 Juli 2011 adalah sebesar 0,78x dan 3,48x.
Peningkatan signifikan Debt to Equity Ratio Perseroan pada 31 Juli 2011, disebabkan adanya pinjaman
bank.
Penurunan Debt to Asset Ratio pada 31 Desember 2010 dibandingkan 31 Desember 2009, terutama
diakibatkan oleh penurunan pinjaman pihak ketiga yang disebabkan pelunasan seluruh hutang bank pada
tahun 2010. Sedangkan penurunan signifikan Debt to Asset Ratio pada 31 Desember 2009 dibandingkan
31 Desember 2008, terutama diakibatkan oleh penurunan saldo hutang bank.
Penurunan Debt to Equity Ratio pada 31 Desember 2010 dibandingkan 31 Desember 2009, terutama
diakibatkan penurunan pinjaman pihak ketiga yang disebabkan oleh pelunasan seluruh hutang bank serta
peningkatan saldo ekuitas pada tahun 2010. Sedangkan penurunan signifikan Debt to Equity Ratio pada
31 Desember 2009 dibandingkan 31 Desember 2008, diakibatkan oleh penurunan saldo hutang bank dan
peningkatan saldo ekuitas pada tahun 2009.
6. Rasio-rasio aktivitas
Rasio
31 Juli
31 Desember
2011
2010
2009
2008
Inventory Turn Over (x)
7,51
21,12
23,06
29,77
Inventory Days (hari)
27,95
17,05
15,61
12,09
Receivable Days (hari)
43,96
47,15
21,37
14,60
21
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Rasio Inventory Turn Over pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 7,51x,
21,12x, 23,06x, dan 29,77x. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus menurun secara signifikan
dari tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana sebelumnya rata-rata berkisar 21 – 29x menjadi 7x, yang
disebabkan karena terjadinya kenaikan dalam persediaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan
persediaan ini disebabkan karena kenaikan dari suku cadang dan perlengkapan pabrik yang naik secara
signifikan
Rasio Inventory Days (hari persediaan) pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah
sebesar 27,95 hari, 17,05 hari, 15,61 hari, dan 12,09 hari. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan
terus meningkat secara signifikan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana sebelumnya rata-rata berkisar
12 – 17 hari menjadi 28 hari. Hal ini disebabkan oleh alasan yang sama dengan penyebab menurunnya
rasio Inventory Turn Over, yaitu akibat kenaikan persediaan suku cadang dan perlengkapan pabrik secara
signifikan.
Rasio Receivable Days (hari piutang) pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar
43,96 hari, 47,15 hari, 21,37 hari, dan 14,60 hari. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus
meningkat secara signifikan, dimana dari tahun 2008 hingga tahun 2009 rata-rata berkisar 14 – 21 hari,
menjadi 47 hari dan 44 hari pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini dikarenakan kenaikan nilai piutang, yang
disebabkan adanya peningkatan penjualan Kondensat yang dikirimkan dengan kapal (shipment) yang
memiliki syarat pembayaran selama 45 hari.
7. Perkembangan arus kas
Berikut adalah ikhtisar laporan arus kas Perseroan pada periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan
2010, serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, dan 2008.
(dalam jutaan Rupiah)
31 Juli
Keterangan
31 Desember
2011
2010
2010
2009
2008
100.829
68.073
82.519
44.012
128.364
Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi
(263.929)
(2.336)
(6.357)
(1.053)
(9.100)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan
97.919
(27.561)
(23.943)
(53.145)
(51.256)
(Penurunan) Kenaikan Bersih Kas dan
Setara Kas
(65.181)
38.176
52.218
(10.186)
68.008
Kas dan Setara Kas Awal Periode
112.127
59.908
59.908
70.094
2.087
Kas dan Setara Kas Akhir Periode
46.946
98.084
112.127
59.908
70.094
Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Operasi
a. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah
sebesar Rp 100.829 juta, meningkat sebesar Rp 32.756 juta atau 48,12% dibandingkan dengan periode
tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 68.073 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan
penerimaan kas dari pelanggan Perseroan.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah
sebesar Rp 82.519 juta, meningkat sebesar Rp 38.507 juta atau 87,50% dibandingkan 31 Desember 2009
sebesar Rp 44.012 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan
Perseroan serta berkurangnya pembayaran bunga dan beban keuangan.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah
sebesar Rp 44.012 juta, menurun sebesar Rp 84.352 juta atau 65,71% dibandingkan 31 Desember 2008
sebesar Rp 128.364 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya penerimaan kas dari pelanggan
Perseroan serta masih dalam tahap kompensasi atas pembayaran pajak.
22
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
b. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2011 adalah sebesar (Rp 263.929) juta, meningkat signifikan sebesar Rp 261.593 juta atau
11.198,33% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar (Rp 2.336) juta
yang disebabkan adanya akuisisi PT Luwuk Investindo Utama oleh Perseroan.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah
sebesar (Rp 6.357) juta, meningkat sebesar Rp 5.304 juta atau 504,28% dibandingkan 31 Desember
2009 sebesar (Rp 1.053) juta yang disebabkan adanya pembelanjaan modal (capital expenditure) berupa
pembelian tanah dan mesin produksi.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah
sebesar (Rp 1.053) juta, menurun sebesar Rp 8.047 juta atau 88,43% dibandingkan 31 Desember 2008
sebesar (Rp 9.100) juta. Hal ini disebabkan adanya pembelanjaan modal (capital expenditure) berupa
pembelian mesin produksi pada tahun 2008.
c. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 Perseroan memperoleh kas bersih dari aktivitas
pendanaan sebesar Rp 97.919 juta, dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010,
dimana Perseroan menggunakan kas bersih untuk aktivitas pendanaan sebesar (Rp 27.561) juta. Kas bersih
dari aktivitas pendanaan pada 31 Juli 2011 terutama diperoleh dari pinjaman bank.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah
sebesar (Rp 23.943) juta, menurun sebesar Rp 29.202 juta atau 54,95% dibandingkan 31 Desember 2009
sebesar (Rp 53.145) juta. Hal ini disebabkan berkurangnya kewajiban pembayaran utang bank sejalan
dengan turunnya saldo pinjaman bank.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah
sebesar (Rp 53.145) juta, meningkat sebesar Rp 1.889 juta atau 3,69% dibandingkan 31 Desember 2008
sebesar (Rp 51.256) juta. Hal ini disebabkan adanya pelunasan pinjaman bank yang jatuh tempo pada
tahun 2009.
8. Imbal Hasil Aset dan Imbal Hasil Ekuitas
a. Imbal Hasil Aset (Return on Asset)
Imbal Hasil Aset ini memberikan indikasi efektifitas Perseroan dalam memanfaatkan seluruh sumber
dayanya. Imbal Hasil Aset diukur dengan rasio antara laba (rugi) komprehensif dengan Aset.
Imbal hasil Aset Perseroan tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar 15,60%. Sedangkan imbal hasil Aset per
tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 27,54%, 25,81%, dan 20,34%.
Dilihat dari rasio ini, imbal hasil Aset Perseroan selama tiga tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini
disebabkan karena peningkatan jumlah laba komprehensif Perseroan dari tahun ke tahun.
b. Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity)
Imbal Hasil Ekuitas mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. Imbal Hasil
ini diukur dengan rasio antara laba (rugi) komprehensif terhadap modal sendiri.
Imbal Hasil Ekuitas pada 31 Juli 2011 adalah sebesar 69,86%. Sedangkan Imbal Hasil Ekuitas pada
31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 45,65%, 57,12%, dan 117,34%. Dilihat
dari rasio ini, imbal hasil pada ekuitas selama tiga tahun terus mengalami penurunan, hal ini disebabkan
oleh adanya peningkatan saldo ekuitas karena peningkatan jumlah laba komprehensif Perseroan dari tahun
ke tahun serta belum adanya pembagian dividen kepada pemegang saham.
23
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
9. Pembelanjaan modal (CAPITAL EXPENDITURE)
Pada periode tujuh bulan 2011, Perseroan melakukan pembelian mesin dan peralatan pabrik sebesar
Rp 1.267 juta dan peralatan kantor dan perabot sebesar Rp 302 juta.
Pada tahun 2010, Perseroan melakukan pembelian tanah sebesar Rp 2.149 juta yang berlokasi di Jalan
Raya Palembang-Indralaya KM 17, perbaikan sarana bangunan kantor sebesar Rp 428 juta, mesin dan
peralatan pabrik sebesar Rp 3.470 juta, serta perlengkapan dan peralatan kantor dan peralatan transportasi
sebesar Rp 672 juta.
Pada tahun 2009, Perseroan melakukan pembelian mesin dan peralatan pabrik Rp 1.112 juta, perbaikan
bangunan Rp 23 juta, serta perlengkapan, peralatan kantor dan perabot sebesar Rp 223 juta.
Pada tahun 2008, Perseroan melakukan pembelanjaan modal terbesar, yaitu untuk mesin dan peralatan
pabrik sebesar Rp 8.655 juta dan peralatan transportasi sebesar Rp 570 juta.
Seluruh pembelanjaan modal selama periode tersebut di atas menggunakan dana Perseroan.
10. Estimasi Akuntansi Penting
Perseroan mempunyai estimasi akuntansi penting untuk hal-hal di bawah ini, antara lain:
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perseroan mengukur penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan.
Untuk menentukan apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, membuat
pertimbangan apakah terdapat bukti objektif atas kejadian kerugian tersebut. Perseroan juga membuat
pertimbangan untuk metodologi dan asumsi untuk mengestimasi jumlah dan waktu dari penerimaan kas di
masa datang yang ditelaah secara rutin untuk mengurangi selisih antara estimasi kerugian dan kerugian
aktual.
Penyisihan Keusangan Persediaan
Perseroan tidak membuat penyisihan persediaan usang karena Perseroan yakin bahwa seluruh persediaan
akan digunakan pada masa mendatang.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Perseroan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari
penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman
Perseroan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila
prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum
atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa
mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya
yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap
dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap.
Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh
aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto
dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perseroan diakumulasi dan diamortisasi
selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang
diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perseroan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan
signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh
secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan.
11.perubahan EKONOMI penting, PASAR, atau kebijakan pemerintah yang mempengaruhi
penjualan
Kebijakan Pemerintah yang melakukan konversi pemakaian minyak tanah menjadi gas LPG pada tahun
2007 ikut mempengaruhi prospek usaha Perseroan secara signifikan, dimana sebelumnya perkembangan
industri kilang LPG tidak sepesat seperti saat setelah diterapkannya kebijakan tersebut. Hal ini terlihat dari
meningkatnya jumlah kilang LPG Pemerintah maupun swasta yang menjadi kompetitor Perseroan, dan
masing-masing kilang LPG tersebut termasuk Perseroan meningkatkan kapasitas produksinya secara
signifikan untuk memenuhi kenaikan permintaan konsumen yang beralih dari minyak tanah ke LPG.
24
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
12. Ikatan-ikatan material
Sesuai dengan Laporan Keuangan, Perseroan memiliki beberapa ikatan yang mempengaruhi peningkatan
ataupun penurunan likuiditas di masa yang akan datang, antara lain:
a. Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perseroan menandatangani JOA dengan OBP. OBP memiliki izin yang
diperlukan untuk mengoperasikan rencana kilang LPG untuk produksi LPG (Propana dan Butana),
Kondensat, dan OBP memperoleh kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina selama 15 tahun
berikutnya atau sampai pengiriman kuantitas jumlah kontrak terpenuhi. Perseroan memiliki semua sumber
daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan pabrik kilang LPG.
Perseroan dan OBP bersama-sama mengoperasikan dan menjalankan bisnis LPG. Kedua pihak sepakat
bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina dengan OBP akan diproses di kilang LPG Perseroan.
JOA telah diubah pada tanggal 20 September 2007 dan 28 Desember 2008.
Perseroan memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan kelangsungan hubungan kontrak tersebut, karena
OBP adalah pihak yang terafiliasi, dimana pemegang saham OBP juga merupakan pemegang saham
tidak langsung dari Perseroan. Selain itu di dalam JOA juga secara tegas menyatakan bahwa OBP akan
mengupayakan agar Perseroan ditunjuk sebagai pihak dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina
EP.
b. Pada tanggal 14 Agustus 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan LPG dengan Pertamina.
Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan setiap harinya untuk memasok sejumlah 110 MT atau
jumlah kontrak tahunan 36.300 MT; jumlah kuantitas kontrak 108.900 MT. Perjanjian ini berlaku selama
3 (tiga) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kuantitas kontrak telah terpenuhi.
Selanjutnya, perjanjian ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perseroan dalam waktu
6 (enam) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 14 Agustus 2010, perjanjian ini telah
diperpanjang selama 3 tahun. Perseroan berkeyakinan bahwa perjanjian ini akan terus diperpanjang
mengingat kebutuhan akan LPG dalam negeri yang masih tinggi dan diperkirakan masih melebihi
kemampuan produksi domestik.
c. Pada tanggal 12 Desember 2007, Perseroan juga menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat
dengan PT Harindo Putra Jaya yang penjualannya dilakukan dalam U.S. Dollar per barel ICP-SLC yang
ditentukan per bulan. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan untuk memasok setiap hari
sejumlah 150 bbl atau jumlah kontrak setahun 49.500 bbl, jumlah kuantitas kontrak adalah 148.500 bbl.
Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kontrak
telah terpenuhi. Pada tanggal 13 Desember 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun
berdasarkan perjanjian No 124/SEP-CT-HO/XII/10.
d. Pada tanggal 21 Juli 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Bumi
Putra Maju yang penjualannya dilakukan dalam U.S. Dollar per barel ICP-SLC dan ditentukan secara
bulanan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan Kondensat selama bulan sebelumnya.
Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 100 bbl atau jumlah
kontrak tahunan 33.000 bbl. Jumlah kuantitas kontrak adalah 148.500 bbl. Perjanjian ini berlaku selama
tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai jumlah semua kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya
kesepakatan ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perseroan dalam waktu enam (6)
bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.
13. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing
Pada 31 Juli 2011, Perseroan memiliki kewajiban dalam mata uang asing yaitu sebesar USD 36,39 juta
dalam bentuk hutang bank, USD 1,32 juta dalam bentuk biaya yang masih harus dibayar, serta USD 0,61
juta dalam bentuk hutang usaha dan hutang pembelian saham. Namun demikian dari sisi aset, Perseroan
memiliki aset lancar dalam mata uang asing, yaitu kas dan setara kas sebesar USD 5,28 juta serta piutang
usaha sebesar USD 4,17 juta. Walaupun Perseroan memiliki posisi kewajiban bersih dalam denominasi
USD, namun hal tersebut tidak memberikan dampak perubahan nilai tukar mata uang asing yang negatif,
mengingat Perseroan juga memiliki sumber pendapatan dalam USD.
14.Kebijakan Makro Ekonomi Serta Faktor Lainnya Yang Sangat Berpengaruh
Terhadap Bidang Industri Pada Umumnya Dan Secara Khusus Terhadap
Perseroan
a. Kondisi Makro dan Prospek Ekonomi Indonesia
Tahun 2011 merupakan tahun penting bagi Indonesia untuk menjadi landasan mencapai salah satu
negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2025. Bersama Brasil, Rusia, India, dan China
25
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
(BRIC), Indonesia saat ini merupakan negara emerging market dengan potensi perekonomian yang
besar. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6% mulai tahun 2011, PDB Indonesia akan
senilai Rp 14.379 triliun (USD 1,4 triliun) pada 2025. Dengan PDB sebesar ini, Indonesia akan mulai
beranjak menuju maju. Walaupun secara agregat prognosis PDB Indonesia pada tahun 2025 masih
jauh di bawah Brasil, Rusia, India, dan China, namun karena beberapa negara maju mengalami
pelemahan kinerja ekonomi menyebabkan Indonesia akan mulai masuk ke dalam struktur negara
di dunia dengan perekonomian terbesar.
Potensi besar ekonomi Indonesia di masa mendatang bisa terjadi karena di beberapa negara maju
telah terjadi titik jenuh perekonomian yang terutama disebabkan investasi di dalam negeri mereka
sudah tidak bisa memberikan return yang menarik. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia, dengan
jumlah penduduk terbesar keempat di dunia menyebabkan perekonomian dan investasi di Indonesia
akan terus memanfaatkan pertumbuhan penduduk tersebut. Pasar yang begitu besar menjadi
determinan penting penggerak investasi dan perekonomian. Walaupun pada satu sisi, jumlah
penduduk yang begitu besar menjadi masalah tersendiri namun inilah salah satu penggerak utama
perekonomian Indonesia.
b. Tren Ekonomi Indonesia 2011
Mempertimbangkan kondisi makro ekonomi selama 2010, baik di Indonesia maupun global membuat
kondisi makro ekonomi Indonesia selama 2011 secara umum akan relatif kuat dengan kecenderungan
menguat. Namun demikian, masalah politik yang terjadi di beberapa negara kawasan arab selama
tiga bulan pertama di 2011 akan memberikan sedikit tekanan terhadap sisi fiskal Indonesia, di mana
kenaikan harga minyak mentah dunia akan berpengaruh terhadap sisi belanja APBN. Tekanan harga
minyak mentah yang disertai dengan peningkatan harga beberapa komoditas pangan di dalam
negeri menyebabkan inflasi akan lebih tinggi daripada yang telah ditargetkan dalam APBN 2011
yang sebesar 5,3%.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Di luar dua variabel tersebut, secara umum kondisi makro ekonomi Indonesia akan mengalami
peningkatan. Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tumbuh lebih dari 6,3%. Dari sisi permintaan,
komposisi pertumbuhan ekonomi masih memiliki tren yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Variabel konsumsi tetap akan memberikan kontribusi terbesar. Sedangkan variabel investasi dan net
ekspor akan berada di posisi kedua dan ketiga. Sedangkan dari sisi penawaran, sektor perdagangan
akan tetap mendominasi sekaligus mengalami pertumbuhan yang tertinggi. Sektor lainnya, terutama
industri dan pertanian diprediksi mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
sektor perdagangan walaupun masih tumbuh jika dibandingkan dengan tahun 2010.
d. Nilai Tukar Rupiah
Untuk nilai tukar, diprediksi sepanjang 2011 Rupiah stabil di kisaran angka Rp 9.000 per USD.
Prediksi nilai tukar Rupiah ini lebih bagus dibandingkan dengan asumsi nilai tukar dalam APBN 2011
yang sebesar Rp 9.300 per USD. Namun demikian, terdapat beberapa potensi yang membuat nilai
tukar ini melemah jauh dari Rp 9.000 per USD. Pertama, pemulihan ekonomi global, terutama di
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Uni Eropa akan menyebabkan dana yang ada di negara
berkembang, termasuk di Indonesia akan kembali masuk ke negara-negara maju tersebut. Namun
demikian, dilihat dari perbandingan fundamental return, negara-negara maju belum bisa memberikan
return yang kompetitif atau lebih besar dari emerging market. Kedua, hedging yang dilakukan oleh
beberapa pemain hedge fund besar berpotensi menyebabkan terjadinya capital outflow.
e. BI Rate
BI rate selama tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan rata-rata BI
rate selama 2010, dari 6,75% menjadi 6,00%. Inflasi tahun 2012 diprediksi mengalami peningkatan
dibandingkan inflasi (y-o-y) tahun 2011, namun peningkatan ini tidak akan memberikan tekanan
berarti pada keputusan BI untuk meningkatkan BI rate. Selama tahun 2012 diprediksi peningkatan BI
rate maksimal hanya sampai 50 basis poin di angka 6,5%. Hal ini diprediksi tidak akan memberikan
perbedaan signifikan terhadap fungsi intermediasi perbankan dibandingkan tahun 2011. Bahkan
karena adanya regulasi baru dari BI tentang penalti bagi perbankan yang tidak bisa menyalurkan
LDR lebih dari 78% akan membuat kinerja kredit perbankan akan lebih baik lagi. Namun demikian,
hal ini tentu perlu penanganan khusus dari sisi potensi kenaikan NPL-nya.
26
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
f. Investment Outlook
Selama 2010, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan utama investasi di dunia. Investasi
portofolio di Indonesia selama 2010 merupakan salah satu investasi yang memberikan return tertinggi
di dunia. IHSG selama 2010 tumbuh sebesar 46%, di mana per 2 Januari 2010 sebesar 2.534
dan pada saat penutupan tahun perdagangan 2010 menjadi sebesar 3.703. Kinerja cemerlang ini
menjadikan IHSG merupakan indeks saham yang mengalami pertumbuhan tertinggi di wilayah Asia
Pasifik.
g. Mempertimbangkan apa yang terjadi selama 2010, diprediksi bahwa selama 2011 IHSG masih akan
terus mengalami pertumbuhan. Walaupun demikian, koreksi IHSG yang terjadi selama dua bulan
pertama 2010 masih akan terus terjadi sampai dengan Maret atau April 2011. Pada kisaran bulan
ini, sebagian besar emiten akan mengeluarkan laporan tahunan 2010 dan diprediksi rata-rata kinerja
emiten selama tahun 2010 relatif baik. Publikasi emiten ini akan menjadi faktor pendorong terjadinya
rebound secara mayoritas saham-saham perusahaan publik di Indonesia.
h. Harga minyak mentah Indonesia dan Internasional
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama bulan Agustus 2011 mencapai USD 111,67/bbl
atau turun USD 5,48/bbl dari USD 117,15/bbl pada bulan Juli 2011.
Sementara harga Minas/SLC mencapai USD 114,91/bbl, turun USD 4,12/bbl dari USD 119,03/bbl
pada bulan sebelumnya.
Penurunan harga minyak sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar
internasional, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu memburuknya proyeksi perekonomian
AS akibat tingginya hutang sehingga perlu disepakati adanya peningkatan limit hutang pemerintah
Federal AS untuk menghindari gagal bayar. Hal ini tercermin dari indikator aktivitas bisnis, baik sektor
manufaktur maupun non manufaktur, sehingga tingkat konsumsi individu mengalami penurunan.
Selain itu, diturunkannya rating kredit AS oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (“S&P”) yang
mengindikasikan jatuhnya tingkat kepercayaan atas kemampuan ekonomi AS dan berlarutnya krisis
hutang zona Eropa yang mulai menyebar kepada kekuatan utama ekonomi Eropa seperti Prancis,
Spanyol dan Italia.
Berdasarkan publikasi International Energy Agency (“IEA”) dan Organization of Petroleum Exporting
Countries (“OPEC”) bulan Agustus 2011, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun
2011 menunjukkan penurunan dibandingkan proyeksi sebelumnya
IEA merevisi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 1,2 juta bbl
per hari atau turun 0,1 juta bbl per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat tingginya
harga minyak dan melemahnya proyeksi ekonomi global. Sementara OPEC merevisi pertumbuhan
permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 1,2 juta bbl per hari atau turun 0,15 juta bbl
per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat rendahnya tingkat konsumsi BBM selama
musim panas di AS (driving season).
Faktor lain yang mempengaruhi harga minyak Agustus 2011 adalah meningkatnya pasokan minyak
global setelah OPEC mampu meningkatkan produksinya hingga 30 juta bbl per hari pada bulan Juli
2011, khususnya atas usaha peningkatan produksi Arab Saudi dan ketegangan geopolitik di Timur
Tengah.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga disebabkan menurunnya permintaan gasoline di
China yang mengindikasikan melambatnya perekonomian China sebagai imbas memburuknya
perekonomian global.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada
bulan Agustus 2011 dibandingkan Juli 2011:
-
WTI (Nymex) turun sebesar USD 11,12/bbl dari USD 97,34/bbl menjadi USD 86,22/bbl.
-
Brent (ICE) turun sebesar USD 7,00/bbl dari USD 116,74/bbl menjadi USD 109,74/bbl.
-
Tapis (Platts) turun sebesar USD 4,98/bbl dari USD 120,87/bbl menjadi USD 115,89/bbl.
-
Basket OPEC turun sebesar USD 5,30/bbl dari USD 111,62/bbl menjadi USD 106,32/bbl.
27
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
V. RISIKO USAHA
Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor harus memperhatikan bahwa
kegiatan usaha Perseroan akan sangat bergantung pada berbagai faktor eksternal yang berada di luar
pengendalian Perseroan dan/atau manajemen Perseroan. Sebelum memutuskan kegiatan investasi, para
calon investor harus secara hati-hati mempertimbangkan berbagai risiko dan pertimbangan investasi lainnya,
termasuk berbagai risiko yang dikemukakan dalam Prospektus ini dan risiko-risiko lainnya yang mungkin
belum tercakup. Semua risiko tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, dapat memberikan
dampak negatif yang signifikan terhadap Perseroan, kinerja usaha dan keuangan Perseroan dan kinerja dan/
atau nilai saham Perseroan. Apabila hal tersebut terjadi, maka harga saham Perseroan di pasar modal dapat
menurun dan para investor dapat menghadapi risiko kerugian investasi.
Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko yang material bagi Perseroan
dan disajikan menurut beberapa kategori risiko Perseroan, yaitu risiko yang dihadapi Perseroan dan
Anak Perusahaan secara umum dan risiko-risiko yang dihadapi pada masing-masing Perseroan dan
Anak Perusahaan. Penjabaran risiko dari masing-masing kategori tersebut telah dilakukan sesuai dengan
pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan.
Risiko utama yang dihadapi Perseroan dan Anak Perusahaan yang dapat memberikan dampak terbesar
terhadap pendapatan dan/atau berpengaruh paling besar terhadap kondisi keuangan atau kelangsungan
usaha adalah pasokan bahan baku gas bumi.
RISIKO TERKAIT KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Perseroan menghadapi beberapa risiko-risiko baik yang berasal dari internal Perseroan maupun dari eksternal
yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Risiko-risiko tersebut mencakup antara lain:
1. Risiko Pasokan Bahan Baku Gas Bumi
Dalam proses produksi kilang LPG, pasokan bahan baku yang dibutuhkan tidak terlepas dari pihak
Pertamina EP sehingga produk yang akan dihasilkan tergantung kepada pasokan gas bumi dari
Pertamina EP, maupun ketersediaan cadangan dari sumur gas yang dikelola oleh Pertamina EP. Dalam
hal, Pertamina EP tidak dapat memberikan pasokan bahan baku bagi Perseroan, maka hal tersebut
akan mempengaruhi kinerja Perseroan, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha Perseroan.
2. Risiko Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah bisa menyebabkan risiko seperti adanya program konversi dari minyak tanah
menjadi LPG atau melakukan program konversi ke sumber energi alternatif yang lainnya. Mengingat
gas bumi sebagai sumber daya alam yang pemanfaatannya sangat vital, Pemerintah juga mengatur
kebijakan untuk izin pengeksplorasian dan produksinya berdasarkan Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Perubahan
kebijakan atau tidak diberikannya izin eksplorasi dan produksi tersebut dapat berakibat langsung pada
kelangsungan bidang / kegiatan usaha Perseroan.
3. Risiko Persaingan dan Munculnya Pesaing Baru.
Meskipun kompetisi yang terjadi dalam industri kilang LPG dapat dikatakan relatif rendah, dengan
adanya program konversi minyak tanah ke LPG mengakibatkan kebutuhan LPG dalam negeri jauh di
atas produksinya. Hal ini bisa berpotensi menarik munculnya pemain baru di dalam negeri pada industri
sejenis meskipun kilang LPG menuntut nilai investasi yang besar, risiko yang besar dan teknologi yang
memadai.
4. Risiko Substitusi Produk
Produk pengganti LPG selaku produk utama Perseroan, relatif tidak ada, mengingat LPG saat ini
justru sebagai pengganti dari bahan bakar minyak tanah. Namun tidak menutup kemungkinan akan
ditemukannya sumber energi alternatif lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti LPG, semisal
bio diesel atau bahan bakar nabati. Kemungkinan adanya substitusi produk di kemudian hari, dapat
mempengaruhi kinerja Perseroan.
28
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
5. Risiko Pemasaran
Risiko terhadap pemasaran relatif cukup rendah hal ini dimungkinkan karena adanya dukungan dari
Pertamina sebagai pembeli utama produk kilang yaitu LPG yang kesemuanya tertuang dalam Perjanjian
Jual Beli LPG. Perjanjian antara Perseroan dengan Pertamina tersebut memuat ketentuan mengenai
spesifikasi LPG yang harus diserahkan Perseroan kepada Pertamina. Apabila Perseroan tidak dapat
memenuhi spesifikasi dari Pertamina dan Perseroan tidak dapat memperbaiki kondisi tersebut dalam
jangka waktu 30 hari setelah adanya pemberitahuan dari Pertamina, perjanjian tersebut dapat dibatalkan
oleh Pertamina.
6. Risiko Kebakaran
Proses pembuatan produk yang dihasilkan pada kilang LPG sangat mudah terbakar sehingga di lingkungan
kilang LPG disyaratkan larangan tidak merokok dan membawa korek api. Meskipun Perseroan telah
mengasuransikan pabriknya dengan jumlah asuransi yang sesuai untuk industri sejenis, Perseroan
belum tentu dapat memulai kembali usahanya dalam waktu yang singkat, dan karenanya hal tersebut
dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan.
7. Risiko Sumber Daya Manusia
Operasi kilang LPG membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpengalaman
mengingat semua peralatan terintegrasi menjadi satu kesatuan. Ketiadaan sumber daya manusia yang
berkualitas dapat mempengaruhi pengoperasian kilang LPG dan hal tersebut dapat mempengaruhi
kinerja Perseroan.
8. Risiko Bencana Alam
Bencana alam seperti gempa bumi, bahkan meluapnya lumpur akibat ledakan sumur gas dapat terjadi
di berbagai wilayah Indonesia. Risiko ini dapat mempengaruhi kegiatan Perseroan di sekitar daerah
bencana tersebut, yang akan mempengaruhi proses produksi, penjualan, dan laba bersih Perseroan.
RISIKO TERKAIT INDONESIA
1. Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat secara negatif mempengaruhi perekonomian
yang bisa memberikan dampak negatif yang bersifat material terhadap bisnis, kondisi keuangan,
hasil dan prospek usaha Perseroan
Sejak tahun 1998, Indonesia telah mengalami perubahan demokrasi, mengakibatkan kejadian politik
dan sosial yang menggambarkan dinamika politik di Indonesia. Sebagai negara demokrasi yang relatif
baru, secara umum Indonesia menghadapi masalah-masalah sosial-politik yang beragam.
Sejak tahun 2000, ribuan orang Indonesia telah berpartisipasi dalam demonstrasi di Jakarta dan kotakota lain di Indonesia baik dalam rangka mendukung atau menentang mantan Presiden Abdurahman
Wahid, mantan Presiden Megawati, dan Presiden yang menjabat saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono,
serta dalam menanggapi isu-isu tertentu, termasuk pengurangan subsidi BBM, privatisasi aset negara,
langkah-langkah anti-korupsi, bailout PT Bank Century Tbk pada tahun 2008, desentralisasi dan otonomi
daerah serta kampanye militer yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak.
Pada tahun 2004, warga negara Indonesia secara langsung memilih Presiden, Wakil-Presiden dan
wakil-wakil di DPR untuk pertama kalinya. Warga negara Indonesia juga mulai secara langsung memilih
kepala dan wakil pemerintah daerah. Sangat dimungkinkan bahwa peningkatan aktivitas pemilu akan
disertai oleh peningkatan aktivitas politik di Indonesia. Pada bulan April 2009, pemilu diadakan untuk
memilih wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (termasuk wakil-wakil nasional, propinsi
dan kabupaten). Pemilihan Presiden Indonesia, diadakan pada bulan Juli 2009, dengan hasil terpilihnya
kembali Presiden Yudhoyono. Walaupun pada April 2009 dan Juli 2009 pemilihan dilaksanakan dengan
damai, kampanye politik di Indonesia dapat membawa tingkat ketidakpastian politik dan sosial. Di masa
lalu, politik dan perkembangan sosial di Indonesia tidak dapat diprediksi. Gangguan sosial dan sipil
dapat secara langsung atau tidak langsung, material dan secara negatif mempengaruhi bisnis, kondisi
keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.
Perubahan dalam Pemerintahan dan kebijakan Pemerintah mungkin memiliki dampak langsung terhadap
bisnis dan harga saham Perseroan. Selain itu, Indonesia telah mengalami beberapa konflik sosial
yang diakibatkan oleh masalah ekonomi, dimana pada saat-saat tertentu berubah menjadi kerusuhan
29
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
dan kekerasan. Pada bulan Juni 2001, demonstrasi dan pemogokan telah terjadi paling sedikit di 19
kota setelah Pemerintah memberikan peraturan mengenai peningkatan harga BBM sebesar 30%.
Demonstrasi serupa terjadi kembali pada Januari 2003 ketika Pemerintah berusaha menaikkan harga
BBM, serta beban listrik dan telepon. Di kedua kasus tersebut, Pemerintah terpaksa mencabut, menunda
atau mengurangi secara signifikan rencana kenaikan harga-harga tersebut. Pada bulan Oktober 2005,
Pemerintah mengurangi subsidi BBM kepada masyarakat, sehingga menaikkan harga bensin premium
sekitar 87,5% menjadi Rp 4.500 per liter, harga bensin biasa dan solar sekitar 104,8% menjadi Rp 4.300
per liter, dan harga minyak tanah sekitar 185,7% menjadi Rp 2.000 per liter, menyebabkan demonstrasi
publik yang besar. Harga untuk produk-produk ini terus meningkat. Pada bulan Mei 2008, Pemerintah
lebih lanjut menurunkan subsidi BBM kepada masyarakat, yang juga menimbulkan demonstrasi publik.
Pemotongan subsidi BBM serupa memberikan kontribusi pada ketidakstabilan politik yang mengarah
pada pengunduran diri Presiden Soeharto pada tahun 1998, yang memiliki efek negatif terhadap bisnis
di Indonesia. Tidak ada jaminan bahwa perubahan kebijakan Pemerintah dan Pemerintahan di masa
yang akan datang tidak akan mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sosial.
Gerakan separatis dan bentrokan antara kelompok agama dan etnis juga mengakibatkan ketidakstabilan
sosial dan sipil di wilayah Indonesia. Di propinsi Aceh dan Papua (dahulu Irian Jaya), sering terjadi
bentrokan antara pendukung gerakan-gerakan separatis dan militer Indonesia. Di propinsi Maluku dan
Kalimantan Barat, bentrokan antara kelompok agama dan kelompok etnis telah mengakibatkan ribuan
korban dan pengungsi selama beberapa tahun terakhir.
2. Pertumbuhan otonomi daerah berpotensi menciptakan lingkungan bisnis yang tidak pasti bagi
Perseroan dan dapat menambah beban Perseroan
Dalam menanggapi kenaikan permintaan dan pernyataan otonomi daerah di pemerintahan daerah
Indonesia, Pemerintah baru‑baru ini mendelegasikan otonomi daerah ke beberapa pemerintahan daerah,
memungkinkan pengenaan pajak dan beban lainnya oleh pemerintah daerah sesuai dengan wilayah
hukum mereka dimana hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dan investasi pada bisnis
tersebut. Peningkatan otonomi daerah dapat meningkatkan peraturan-peraturan pada bisnis Perseroan,
membutuhkan restrukturisasi organisasi dan meningkatkan pajak dan beban lain dalam menjalankan
kegiatan usaha, semua ini dapat berdampak material dan negatif terhadap bisnis, prospek, kondisi
keuangan, dan hasil usaha Perseroan.
3. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat secara material dan negatif
mempengaruhi Perseroan dan harga pasar dari saham yang ditawarkan
Sejak tahun 1997, sejumlah badan internasional pemeringkat kredit, termasuk Moody’s Investors Service,
Inc (“Moody’s”) dan S&P, menurunkan peringkat utang luar negeri Indonesia dan peringkat kredit dari
berbagai instrumen kredit Pemerintah, sebagian besar bank-bank Indonesia dan perusahaan lainnya.
Saat ini, peringkat hutang dengan mata uang asing adalah “Ba2” oleh Moody’s, meningkat dari “Ba3”
pada tanggal 16 September 2009, “BB” oleh S&P, meningkat dari “BB+” pada tanggal 12 Maret 2010
dan “BB+” oleh Fitch Rating Service (“Fitch”), meningkat dari “BB” pada tanggal 25 Januari 2010,
terakhir pada 15 Desember 2011, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat Indonesia
menjadi investment grade dari BB+ ke BBB- dengan outlook stabil. Peringkat-peringkat ini merefleksikan
penilaian atas kemampuan keuangan Pemerintah secara keseluruhan untuk membayar kewajibannya
dan kemampuan atau niat Pemerintah untuk memenuhi komitmen finansialnya pada saat jatuh tempo.
Tidak ada kepastian yang dapat diberikan bahwa Moody’s, S&P, Fitch atau badan internasional
pemeringkat kredit lainnya akan tidak lebih lanjut menurunkan peringkat kredit Indonesia atau perusahaan
Indonesia lainnya. Setiap penurunan rating Indonesia dapat berdampak buruk pada likuiditas pasar
keuangan Indonesia, kemampuan Pemerintah dan perusahaan di Indonesia, termasuk Perseroan,
untuk meningkatkan pendanaan tambahan dan tingkat suku bunga dan syarat komersial lainnya dimana
tersedianya pendanaan tambahan tersebut dan hal ini dapat berdampak material dan negatif terhadap
kinerja keuangan Perseroan.
30
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN
1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa yang akan datang
Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi yang disebabkan beberapa faktor,
termasuk:
•
prospek bisnis dan kegiatan operasional Perseroan;
•
perbedaan antara kondisi keuangan dan hasil kegiatan usaha yang sebenarnya dibandingkan dengan
perkiraan para investor dan analis;
•
perubahan rekomendasi atau persepsi dari para analis terhadap Perseroan atau Indonesia;
•
perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di Indonesia
•
perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di pasar
berkembang;
•
penambahan atau pengurangan personel inti;
•
keterlibatan dalam litigasi, dan
•
tingginya fluktuasi harga saham.
2. Penjualan saham Perseroan di masa yang akan datang dapat berdampak negatif terhadap harga
pasar saham Perseroan
Penjualan saham Perseroan di pasar dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa sejumlah penjualan
saham Perseroan akan terjadi di masa yang akan datang, dapat memberikan pengaruh negatif pada
harga pasar pada saat itu atau kemampuan Perseroan untuk memperoleh modal dari penawaran umum
melalui penerbitan saham atau surat berharga yang berkaitan dengan ekuitas (equity-linked securities)
kepada publik.
PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MENGENAI RISIKO YANG MATERIAL
DALAM MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA.
31
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN
Terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keuangan dan hasil usaha
Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen tertanggal 10 Oktober 2011 atas laporan
keuangan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011, laporan keuangan tahunan yang berakhir 31
Desember 2010, 2009 dan 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio &
Rekan.
Berikut adalah kejadian-kejadian penting tersebut:
a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan
Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang
saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham sebagai berikut:
•59.400 saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. kepada
PT Trinugraha Akraya Sejahtera sebagaimana tercantum dalam Akta Pengalihan Saham No. 66
tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah
Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta; dan
•39.600 saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Northbrooks Universal Ltd. kepada PT Ramaduta
Teltaka sebagaimana tercantum dalam Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011
yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris
di Jakarta.
b. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No 103 tanggal 19 Oktober
2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham
telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:
•Menyetujui perubahan nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00;
•Menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas
396.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas
2.200.000.000 saham. Sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar
Perseroan;
•Menyetujui kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan
yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang
merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor
Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham.
Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula
Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas
550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00;
•Menyetujui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan melalui pengeluaran saham baru
dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 250.000.000 saham, atau
jumlah saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan, untuk ditawarkan
kepada masyarakat di Indonesia, serta dicatatkan di BEI;
•Menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bond dalam jumlah USD 11.500.000 yang dapat
dikonversi menjadi 200.000.000 saham baru dalam Perseroan setelah saham Perseroan dicatatkan
pada Bursa Efek dan menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya 200.000.000 saham setelah
IPO untuk pemegang Mandatory Convertible Bond;
•Mendelegasikan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
melaksanakan Keputusan ini, termasuk untuk menyatakan realisasi atau pelaksanaan pengeluaran
atau penerbitan saham dalam rangka IPO Perseroan dan konversi Mandatory Convertible Bond;
•Menyetujui dan memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan IPO Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a)Menetapkan harga penawaran;
b)Menetapkan kepastian jumlah saham yang ditawarkan dengan persetujuan Dewan
Komisaris;
c)Menitipkan saham Perseroan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan
32
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
d)Mencatatkan seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa
Efek Indonesia.
•
Menyetujui perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;
•
Menyetujui perubahan nama Perseroan dari sebelumnya bernama “PT SURYA ESA PERKASA”
menjadi “PT SURYA ESA PERKASA Tbk”;
•
Menyetujui perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam bentuk dan isi
sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan ini dalam rangka menjadi Perusahaan Terbuka antara lain
untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam & LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran
Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008.
c. Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, dimana para pemegang saham Perseroan menyetujui
jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
d. Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham
tertanggal 21 Desember 2011, pemegang saham LIU menyetujui:
1.Perubahan nama LIU dari sebelumnya PT Luwuk Investindo Utama menjadi PT Sepchem, sehingga
merubah pasal 1 ayat 1 anggaran dasar LIU; dan
2.Penerbitan saham baru sejumlah 550.000.000 saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh
Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU
akan meningkat dari Rp 20.000.000.000,00, terbagi atas 200.000.000 saham, masing-masing bernilai
nominal Rp 100,00, menjadi Rp 75.000.000.000,00, terbagi atas 750.000.000 saham masing-masing
bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU.
Berdasarkan Tanda Terima Sementara dari BKPM tertanggal 27 Desember 2011, Perseroan sedang dalam
proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktus permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan
nama dan perubahan struktur permodalan tersebut baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari
BKPM dan Menkumham.
33
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN
A. Umum
Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan
Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari
Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C-13339.HT.01.01.Th.2006 tanggal
09 Mei 2006, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan
No. 29332.
Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan
beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut:
a. Akta Berita Acara No. 13 tanggal 26 Juni 2006 yang dibuat di hadapan Endang Moeliani, S.H., Notaris
Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang di Serpong (selanjutnya disebut “Akta No. 13/2006”), yang
telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan
Anggaran Dasar No. C-25123 HT.01.04.TH.2006 tanggal 29 Agustus 2006, telah didaftarkan pada
Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran
No. 1430/RUB0903/XII/2006 tanggal 5 Desember 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 112.
Berdasarkan Akta No. 13/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk meningkatkan
modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp 125.000.000,00 menjadi Rp 250.000.000,00.
b. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas,
S.H., Notaris di Bogor (selanjutnya disebut “Akta No. 14/2006”), yang telah (i) mendapat persetujuan
dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W8-00431 HT.01.04-TH.2006 tanggal 11 Oktober
2006 dan (ii) dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan
Anggaran Dasar No. W8-HT.01.10-391 tanggal 20 Oktober 2006 sehubungan dengan perubahan
nama pemegang saham, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Jakarta Selatan dengan (i) agenda pendaftaran No. 157/RUB0903/II/2007 dan (ii) agenda pendaftaran
No. 21/RUB0903/II/2007, keduanya pada tanggal 13 Februari 2007 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29333.
Berdasarkan Akta No. 14/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui:
• pengalihan (i) 2.498 saham Perseroan dari Sugito Waluyo kepada Indonesia Infrastructure Group
Pte. Ltd. dan (ii) 2 saham Perseroan dari Glenn Timothy Sugita kepada Northbrooks Universal
Ltd.;
• perubahan status Perseroan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing;
• peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan semula (i) modal dasar:
dari Rp 500.000.000,00 menjadi Rp 39.600.000.000,00 (USD 4.400.000,00); (ii) modal ditempatkan
dan modal disetor: dari Rp 250.000.000,00 menjadi Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00);
• perubahan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan; dan
• perubahan ketentuan Pasal 10 dan 11 anggaran dasar Perseroan tentang Direksi dan Dewan
Komisaris.
c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 103 tanggal 17 November 2006, yang dibuat di hadapan
Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 103/2006”), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-02843
HT.01.04-TH2006 tanggal 22 November 2006, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada
Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 07/RUB0903/IX/2011
tanggal 28 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82,
tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No. 29445.
Berdasarkan Akta No. 103/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk:
• mengubah ketentuan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan; dan
• mengubah ketentuan Pasal 2 anggaran dasar Perseroan tentang jangka waktu berdirinya
Perseroan.
d. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 9 September 2009, yang
dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut
”Akta No. 2/2009”), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-56572.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No. AHU-0077167.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat
No. 4202/1.824.271 tanggal 17 Oktober 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 78, tanggal 28 September 2010, Tambahan No. 22270.
34
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Berdasarkan Akta No. 2/2009, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk:
• mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
• melakukan penambahan jumlah anggota Direksi dan Komisaris Perseroan masing-masing menjadi
3 anggota; dan
• mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
e. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No. 103 tanggal
19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya
disebut ”Akta No. 103/2011”), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
No. AHU-57460.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan Departemen Hukum dan HAM di bawah Nomor AHU-0095355.AH.01.09.TH 2011 tanggal
24 November 2011.
Berdasarkan Akta No. 103/2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui:
• perubahan nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00;
• peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas 396.000.000
saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas 2.200.000.000
saham. Sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan;
• kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah
diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang merupakan
47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan
dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan
demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula
Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas
550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00;
• Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan melalui pengeluaran saham baru dari dalam
simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 250.000.000 saham, atau jumlah
saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan, untuk ditawarkan
kepada masyarakat di Indonesia, serta dicatatkan di BEI;
• penerbitan Mandatory Convertible Bond dalam jumlah USD 11.500.000 yang dapat dikonversi
menjadi 200.000.000 saham baru dalam Perseroan setelah saham Perseroan dicatatkan pada
Bursa Efek dan menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya 200.000.000 saham setelah IPO
untuk pemegang Mandatory Convertible Bond;
• Mendelegasikan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
melaksanakan Keputusan ini, termasuk untuk menyatakan realisasi atau pelaksanaan pengeluaran
atau penerbitan saham dalam rangka IPO Perseroan dan konversi Mandatory Convertible
Bond;
• memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan IPO Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a) Menetapkan harga penawaran;
b) Menetapkan kepastian jumlah saham yang ditawarkan dengan persetujuan Dewan
Komisaris;
c) Menitipkan saham Perseroan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan
d) Mencatatkan seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada BEI.
• perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;
• perubahan nama Perseroan dari sebelumnya bernama “PT SURYA ESA PERKASA” menjadi “PT SURYA ESA PERKASA Tbk”;
• perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam bentuk dan isi sebagaimana
dilampirkan dalam Keputusan ini dalam rangka (i) menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk
disesuaikan dengan Peraturan Bapepam & LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar
Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008; dan
• mengubah susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
f. Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, dimana para pemegang saham Perseroan menyetujui
jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam, menjalankan
usaha di bidang industri petrokimia, menjalankan usaha jasa perdagangan besar, distributor utama
dan ekspor untuk hasil produksi minyak, gas dan petrokimia, melakukan kegiatan di bidang jasa
eksplorasi minyak dan gas bumi, hulu dan hilir, menjalankan kegiatan di bidang energi terbarukan,
dan menjalankan usaha di bidang gas hilir.
35
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
B. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan
Tahun 2006
1. Pada saat pendirian, berdasarkan Akta Pendirian, susunan permodalan Perseroan adalah sebagai
berikut:
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
:
:
:
Rp 500.000.000,00
Rp 125.000.000,00
Rp 125.000.000,00
Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 5.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai
nominal sebesar Rp 100.000,00.
Susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Yanuar
2. Muhamad Untung Kariri
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah Saham
5.000
Nilai Nominal (Rp)
500.000.000
625
625
1.250
3.750
62.500.000
62.500.000
125.000.000
375.000.000
%
50,00
50,00
100,00
Sebanyak 50% dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut atau seluruhnya berjumlah
Rp 62.500.000,00 telah disetor penuh dengan uang tunai kepada Perseroan oleh masing-masing
pemegang saham. Sedangkan sisanya, disetor penuh dengan uang tunai selambat-lambatnya sampai
dengan tanggal pengesahan Akta Pendirian.
2. (i) Berdasarkan Akta Penyimpanan Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 29 tanggal 11 Mei 2006,
yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H, Notaris di Jakarta, Muhamad Untung Kariri
setuju untuk mengalihkan 624 saham kepada Sugito Walujo.
(ii) Berdasarkan Akta Penyimpanan Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 30 tanggal 11 Mei 2006, yang
dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H, Notaris di Jakarta, Muhamad Untung Kariri setuju
untuk mengalihkan 1 saham kepada Glenn Timothy Sugita.
Pengalihan saham tersebut telah disetujui dan dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat
No. 28 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta
(selanjutnya disebut ”Akta No. 28/2006”), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat
Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. C-UM.02.01.12348 tanggal 18 Juli 2006 dan telah
didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan
agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006. Berdasarkan Akta No. 28/2006,
susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut:
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Yanuar
2. Sugito Walujo
3. Glenn Timothy Sugita
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Nilai Nominal (Rp)
5.000
500.000.000
625
624
1
1.250
3.750
62.500.000
62.400.000
100.000
125.000.000
375.000.000
%
50,00
49,92
0,08
100,00
3. Berdasarkan Akta Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 32 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan
Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta, Yanuar setuju untuk mengalihkan 625 saham miliknya
kepada Sugito Walujo.
Pengalihan saham tersebut telah disetujui oleh pemegang saham Perseroan sebagaimana tercantum
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia
Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut ”Akta No. 31/2006”), yang telah dilaporkan kepada
Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. C-UM.02.01.12348
tanggal 18 Juli 2006 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006.
Berdasarkan Akta No. 31/2006 susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai
berikut:
36
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Sugito Walujo
2. Glenn Timothy Sugita
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah Saham
5.000
Nilai Nominal (Rp)
500.000.000
1.249
1
1.250
3.750
124.900.000
100.000
125.000.000
375.000.000
%
99,92
0,08
100,00
4. Berdasarkan Akta No. 13/2006, susunan permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
:
:
:
Rp 500.000.000,00
Rp 250.000.000,00
Rp 250.000.000,00
Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 5.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai
nominal sebesar Rp 100.000,00.
Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Sugito Walujo
2. Glenn Timothy Sugita
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah Saham
5.000
Nilai Nominal (Rp)
500.000.000
2.498
2
2.500
2.500
249.800.000
200.000
250.000.000
250.000.000
%
99,92
0,08
100,00
5. (i) Berdasarkan Akta Share Sale and Purchase No. 12 tanggal 25 September 2006, yang dibuat
di hadapan Andreas, S.H, LL.M, Notaris di Bogor, Glenn Timothy Sugita setuju untuk mengalihkan
2 saham yang dimilikinya kepada Northbrooks Universal Ltd.
(ii) Berdasarkan Akta Share Sale and Purchase No. 13 tanggal 25 September 2006, yang dibuat
di hadapan Andreas, S.H, LL.M, Notaris di Bogor, Sugito Walujo setuju untuk mengalihkan 2.498
saham yang dimilikinya kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd.
Berdasarkan Akta No. 14/2006, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan
tersebut dan setuju untuk meningkatkan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan
dengan rincian sebagai berikut (i) modal dasar: dari Rp 500.000.000,00 menjadi Rp 39.600.000.000,00
(USD 4.400.000,00); (ii) modal ditempatkan dan modal disetor: dari Rp 250.000.000,00 menjadi
Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00) yang dialokasikan (a) kepada Indonesia Infrastructure Group
Pte. Ltd sebanyak 56.902 saham dan (b) kepada Northbrooks Universal Ltd. sebanyak 39.598 saham,
sehingga susunan permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
:
:
:
Rp 39.600.000.000,00 (USD 4.400.000,00)
Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00)
Rp 9.900.000.000,00 (USD 1.100.000,00)
Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 396.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai
nominal sebesar Rp 100.000,00.
Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd.
2. Northbrooks Universal Ltd.
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah Saham
396.000
Nilai Nominal (Rp)
39.600.000.000
59.400
39.600
99.000
297.000
5.940.000.000
3.960.000.000
9.900.000.000
29.700.000.000
%
60,00
40,00
100,00
Tahun 2011
1. (i) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan
Jimmy Tanal, S.H, Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Indonesia
Infrastructure Group Pte. Ltd. setuju untuk mengalihkan 59.400 saham yang dimilikinya kepada
PT Trinugraha Akraya Sejahtera;
37
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
(ii) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan
Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta,
Northbrooks Universal Ltd. setuju untuk mengalihkan 39.600 saham yang dimilikinya kepada PT Ramaduta Teltaka.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tertanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat
di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris
di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 65/2011”), akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham
sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-34299 tanggal
25 Oktober 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-0086205.AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011, para pemegang saham Perseroan
telah menyetujui pengalihan saham tersebut di atas, sehingga susunan pemegang saham Perseroan
menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah Saham
396.000
Nilai Nominal (Rp)
39.600.000.000
59.400
39.600
99.000
297.000
5.940.000.000
3.960.000.000
9.900.000.000
29.700.000.000
%
60,00
40,00
100,00
2. Berdasarkan Akta No. 103/2011, sehubungan dengan permodalan Perseroan, para pemegang saham
Perseroan telah menyetujui (i) perubahan nilai nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi
Rp 100,00, (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas
396.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas
2.200.000.000 saham, (iii) kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan
Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00
yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor
Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham.
Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula
Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas
550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00, sehingga struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
:
:
:
Rp 220.000.000.000,00
Rp 55.000.000.000,00
Rp 55.000.000.000,00
Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas 2.200.000.000 saham biasa, masing-masing saham memiliki
nilai nominal sebesar Rp 100,00.
Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah Saham
2.200.000.000
Nilai Nominal (Rp)
220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
550.000.000
1.650.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
55.000.000.000
165.000.000.000
%
60,00
40,00
100,00
Berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan tertanggal 30 November 2011, susunan Pemegang
Saham Perseroan per tanggal Prospektus ini adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
2. PT Ramaduta Teltaka
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
38
Jumlah Saham
2.200.000.000
Nilai Nominal (Rp)
220.000.000.000
330.000.000
220.000.000
550.000.000
1.650.000.000
33.000.000.000
22.000.000.000
55.000.000.000
165.000.000.000
%
60,00
40,00
100,00
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal
30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan 59.400 saham miliknya dalam
Perseroan kepada UOB.
Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November
2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan 39.600 saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB.
C. Pengawasan dan Pengurusan Perseroan
Berdasarkan: (i) Akta No. 2/2009, dan (ii) Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 5
tanggal 12 Februari 2010, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta, (iii) Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 3 tanggal 6 Oktober 2011, yang
dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta, dan (iv) Akta No. 103/2011, komposisi
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen
Wakil Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen :
:
:
:
Dibyo Widodo
Theodore Permadi Rachmat
Rahul Puri
Ida Bagus Rahmadi Supancana
Direksi
Direktur Utama
Direktur Eksekutif
Direktur Pengembangan Usaha
Direktur Keuangan / Corporate Secretary
Direktur Teknik (Tidak Terafiliasi)
:
:
:
:
:
Garibaldi Thohir
Chander Vinod Laroya
Ida Bagus Made Putra Jandhana
Isenta Hioe
Mukesh Agrawal
Berikut adalah ringkasan profil masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:
Dewan Komisaris
Dibyo Widodo – Komisaris Utama dan Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, usia 65 tahun, lahir di Purwokerto, tanggal 26 Mei
1946. Menamatkan pendidikan di Akademi Pendidikan Kepolisian pada tahun
1968 dan menamatkan pendidikan di LEMHANNAS. Setelah menamatkan
pendidikannya beliau pernah menjabat di beberapa posisi pada Kepolisian
Negara Republik Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kepolisian
Republik Indonesia periode 1996 sampai 1998. Beliau menjabat sebagai
Presiden Komisaris PT Indonesia Prima Property Tbk. sejak 1998 sampai 2006.
Saat ini, beliau menjabat sebagai Advisor PT Indonesia Prima Property Tbk.
sejak tahun 2006, Presiden Komisaris di PT Gajah Tunggal Tbk. sejak tahun
2006, Komisaris PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sejak tahun 2009,
dan Komisaris Utama PT Demitra Karsa Perdana sejak 2009. Beliau menjabat
sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak Oktober 2011.
Theodore Permadi Rachmat – Wakil Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, usia 68 tahun, lahir di Kadipaten, tanggal 15 Desember
1943. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung
pada tahun 1968. Beliau mengawali karirnya di PT Astra International Tbk.
(d/h Astra International Inc) sejak tahun 1969 dan pernah menduduki posisi
sebagai Presiden Direktur sampai dengan tahun 2002, dan terakhir menjabat
sebagai Presiden Komisaris sampai dengan tahun 2005. Pada tahun 1998
beliau mendirikan Triputra Group dan menjabat sebagai Presiden Direktur
PT Triputra Investindo Arya sejak Juli 2008. Saat ini, beliau menjabat sebagai
Wakil Presiden Komisaris di PT Adaro Energy Tbk. sejak tahun 2007, dan
Anggota Komite Ekonomi Indonesia sejak Mei 2010. Beliau menjabat sebagai
Komisaris Perseroan sejak Oktober 2011.
39
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Rahul Puri – Komisaris
Warga Negara India, usia 45 tahun, lahir di Hydrabad, India, tanggal 2 Juni 1966.
Mendapatkan gelar Bachelor of Commerce dari University of Mumbai, India
pada tahun 1986 dan mendapatkan gelar Qualified Chartered Accountant dari
Institute of Chartered Accountants of India pada tahun 1989. Beliau mengawali
karirnya sebagai Presiden Trambak Rubber Industries Pvt. Ltd, Nashik, India
sejak tahun 1991 sampai dengan 1994, dan selanjutnya menjabat sebagai
Senior Manager – Business Development PT Indorama Synthetics Tbk. sejak
tahun 1994 sampai tahun 1996, Director & General Manager ISIN LANKA
(PVT.) LTD. sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, dan Business Head –
SpunYarns PT Indorama Synthetics Tbk. sejak tahun 2001 sampai dengan tahun
2006. Selanjutnya beliau bekerja di Muscat, Oman sebagai Business Head
Shanfari Readymix & Crusher LLC, sejak tahun 2006 sampai dengan tahun
2007, sebelum beliau kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Direktur
di PT Akraya International sejak tahun 2007. Beliau juga pernah menjabat
sebagai Direktur Keuangan di PT Makmur Sejahtera Wisesa (anak perusahaan
PT Adaro Energy Tbk.) sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, dan
sebagai Komisaris di PT Luwuk Investindo Utama sejak tahun 2011. Beliau
menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Oktober 2011.
Ida Bagus Rahmadi Supancana – Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, usia 53 tahun, lahir di Bandung, tanggal 12 Desember
1958. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Hukum, Bidang Hukum Internasional
dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1983, Magister Hukum,
Bidang Hukum dan Kegiatan Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1990,
Doktor Ilmu Hukum, Bidang Hukum Udara dan Ruang Angkasa, Universitas
Leiden, Belanda – 1998. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Krisna
Duta Konsorsium sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 1997, Direktur
PT Ramatelindo Perdana Consultant sejak tahun 1993 sampai dengan tahun
2006, Komisaris PT Ramaduta Teltaka sejak tahun 1995 sampai dengan tahun
2008, Direktur PT Wahana Baratama Mining sejak tahun 2000 sampai dengan
tahun 2003, Komisaris PT Tanjung Alam Jaya sejak tahun 2000 sampai dengan
tahun 2003, Senior Partner & Konsultan Hukum Supancana and Partners Law
Firm, Advocates and Mediator sejak tahun 2000, Presiden Komisaris Center of
Investment Regulation in Indonesia – PT Indo Citra Regulatama – sejak tahun
2001, Ketua dan Pendiri Pusat Kajian Regulasi (Center for Regulatory Research)
sejak tahun 2001, Pendiri & Anggota Dewan Pengawas PT Continuing
Legal Education sejak tahun 2010 dan Presiden Komisaris Perseroan sejak
September 2009 sampai dengan Oktober 2011. Beliau menjabat sebagai
Komisaris Independen sejak Oktober 2011.
Direksi
Garibaldi Thohir – Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, usia 46 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 1 Mei 1965.
Mendapatkan gelar Bachelor of science dari University of Southern California,
Amerika Serikat pada tahun 1988 dan mendapatkan gelar Master of Business
Administration dari Northrop University, Los Angeles, Amerika Serikat pada
tahun 1989. Menjabat sebagai Direktur Utama PT Trinugraha Thohir sejak
tahun 1991, Direktur Utama PT Allied Indo Coal sejak tahun 1992, Direktur
Utama PT Padangbara Sukses Makmur sejak tahun 2003, Presiden Direktur
PT Adaro Energy Tbk. sejak tahun 2004, dan Presiden Direktur PT Adaro
Indonesia sejak tahun 2005. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Wahana
Otomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance) sejak tahun 2004, Komisaris Utama
di PT Jasa Power Indonesia sejak tahun 2008, Komisaris PT Indonesia Bulk
Terminal sejak tahun 2008. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan
sejak September 2009.
40
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Chander Vinod Laroya – Direktur Eksekutif
Warga Negara India, usia 63 tahun, lahir di Philaur, India, tanggal 26 Maret
1948. Mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Panjab University, India
pada tahun 1971 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari
Birla Institute of Technology, India pada tahun 1973. Beliau menjabat sebagai
Direktur pada PT Indorama Synthetics Tbk. sejak 1978 sampai dengan tahun
2004. Beliau adalah pendiri dan Presiden Direktur PT Akraya International
sejak tahun 2004. Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur
di PT Makmur Sejahtera Wisesa (anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk.)
sejak tahun 2008 sampai 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris
di PT Akraya CE sejak Pebruari 2010 dan sebagai Komisaris di PT Akraya
Clean Energy sejak Maret 2010. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan
sejak Oktober 2011.
Ida Bagus Made Putra Jandhana – Direktur Pengembangan Usaha
Warga Negara Indonesia, usia 45 tahun, lahir di Cimahi, tanggal 8 Januari 1966.
Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Industrial Engineering dari Oklahoma
State University, Amerika Serikat pada tahun 1991 dan mendapatkan gelar
Master of Industrial Engineering dari Oklahoma State University, Amerika
Serikat pada tahun 1993. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Presiden
Direktur di PT Putra Dharma Harmoteknik sejak Desember 1996 dan Presiden
Direktur di PT Ramaduta Teltaka sejak Januari 1997. Beliau menjabat sebagai
Direktur Perseroan sejak September 2009.
Isenta Hioe – Direktur Keuangan / Corporate Secretary
Warga Negara Indonesia, usia 41 tahun, lahir di Malang, tanggal 7 April 1970.
Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science in Finance dari Oklahoma State
University, Amerika Serikat pada tahun 1992 dan mendapatkan gelar Master
of Business Administration dari Oklahoma State University, Amerika Serikat
pada tahun 1994. Beliau memulai karirnya sebagai Analis di Deutsche Morgan
Grenfell Securities pada tahun 1994. Selanjutnya beliau menjabat sebagai
Associate Director - Investment Banking di PT Bahana Securities pada tahun
1996 sampai dengan tahun 2001. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Senior
Manager - Corporate Finance & Investment Banking di PT Pricewaterhouse
Coopers Indonesia sejak tahun 2001 sampai dengan 2004. Saat ini beliau
menjabat sebagai Komisaris di PT Northstar Pacific Capital Sejak tahun 2003
sampai sekarang dan Direktur di PT Northstar Pacific Investasi sejak 2006 sampai
2011. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2006.
Mukesh Agrawal – Direktur Teknik (Direktur tidak terafiliasi)
Warga Negara India, usia 42 tahun, lahir di Hardwar, India, tanggal 19 September
1969. Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science in Physics, Math and
Chemistry dari Meerut University, India pada tahun 1988, Master of Science
in Physics and Electronics dari IIT Roorkee pada tahun 1990, dan Master
of Technology In Instrumentation dari R.E.C. Kurukshetra, India pada tahun
1992. Beliau pernah menduduki posisi sebagai Chief Engineer di PT Indorama
Technologies sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2002, dan Head of
Function – Engineering & Maintenance sejak tahun 2002 sampai dengan 2010
di PT Indorama Synthetics Tbk. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Tehnical
Advisor Perseroan sejak Oktober 2010 sampai Oktober 2011 sebelum menjabat
sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan sejak Oktober 2011.
Berdasarkan Surat Persetujuan Direksi, ditetapkan jumlah Remunerasi Direktur dan Komisaris Perseroan
pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 325.000.000.
Berdasarkan Keputusan Edaran Rapat Direksi tanggal 16 Desember 2011, Perseroan telah menunjuk
Corporate Secretary yang pembentukannya berpedoman pada Peraturan Bapepam No. IX.I.4. Corporate
Secretary Perseroan saat ini adalah Isenta Hioe. Alamat Corporate Secretary Perseroan adalah sebagai
berikut:
41
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Menara Kadin Indonesia Lantai 16,
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta Selatan 12950, Indonesia
Telepon : (62-21) 5790 3701;
Faksimili : (62-21) 5790 3702;
Email
: [email protected]
Dalam rangka memenuhi persyaratan Bapepam & LK dan BEI, Perseroan merencanakan untuk membentuk
Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang berlaku selambat-lambatnya 6 bulan sejak dimulainya
pencatatan dan perdagangan saham Perseroan di BEI sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan
Perseroan tertanggal 19 Oktober 2011.
D. Sumber Daya Manusia
Perseroan telah memenuhi ketentuan pemenuhan Upah Minimum Regional DKI Jakarta dan Palembang.
Upah Minimum Regional DKI Jakarta di tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.290.000,-, sedangkan upah
terendah karyawan Perseroan di Kantor Pusat (Jakarta) adalah sebesar Rp 1.700.000,-. Upah Minimum
Regional Propinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp 1.048.440,-, sedangkan upah terendah karyawan
Perseroan di lokasi kilang Palembang adalah sebesar Rp 1.512.574,-.
Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, Perseroan juga menyediakan berbagai sarana dan tunjangan
yang dapat dinikmati oleh karyawan Perseroan, yang antara lain meliputi:
1.
2.
3.
4.
Tunjangan Hari Raya;
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);
Tunjangan kesehatan, kecelakaan kerja dan jiwa serta medical check up rutin;
Asuransi Kesehatan berupa: Medical Scheme, Dental Scheme, Glasses Scheme, dan Maternity
Scheme;
5. Car Ownership Program dan Motorcycle Ownership Program;
6. Fasilitas kebugaran;
7. Fasilitas makan siang dan malam bagi karyawan yang disediakan di kantin di plant;
8. Fasilitas Transportasi berupa bus karyawan;
9. Mess Karyawan di kilang Perseroan; dan
10.Fasilitas Komunikasi berupa: pemberian pulsa telepon pada jabatan tertentu.
Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang dibuat dan diberlakukan di lingkungan Perseroan
untuk mengatur hak dan kewajiban serta hubungan kerja antara Perusahaan (Perseroan) dan karyawannya.
Peraturan Perusahaan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 4952/2011
tanggal 4 Agustus 2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Surya Esa Perkasa yang beralamat
di Menara Kadin Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan dengan jenis usaha
pengolahan dan pemurnian gas. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal 4 Agustus 2011 sampai
dengan 4 Agustus 2013.
Untuk kilang gas Perseroan di Palembang, Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang telah
mendapatkan pengesahan berdasarkan surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Ogan Ilir Nomor SK/148/TEKTRA.III/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang Pengesahan
Peraturan Perusahaan PT Surya Esa Perkasa yang beralamat di Jl. Raya Palembang-Indralaya Km. 17
Simpang Y Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir dengan jenis usaha
pengolahan dan pemurnian gas. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal 20 Juli 2011 sampai
dengan 20 Juli 2013.
Komposisi karyawan Perseroan sejak 31 Desember 2008, 31 Desember 2009 sampai dengan 31 Desember
2010 menurut umur, jenjang pendidikan, dan jenjang jabatan adalah sebagai berikut:
PT Surya Esa Perkasa
Tbk.
Jenjang Usia
31 Des 2011
Jumlah
%
31 Des 2010
Jumlah
%
31 Des 2009
Jumlah
%
31 Des 2008
Jumlah
%
18-25
15
14%
21
21%
20
19%
23
22%
26-33
40
38%
40
39%
41
38%
34
33%
34-41
33
31%
25
25%
20
19%
22
21%
42-49
14
13%
10
10%
12
11%
9
9%
50 ke atas
Total
4
106
4%
100%
6
102
6%
100%
14
107
13%
100%
16
104
15%
100%
42
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
PT Surya Esa Perkasa
Tbk.
Jenjang Pendidikan
31 Des 2011
31 Des 2010
31 Des 2009
31 Des 2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
SD
4
4%
3
3%
3
3%
3
3%
SMP
3
3%
2
2%
2
2%
2
2%
SMU/Setara
41
39%
47
46%
54
50%
56
54%
DIPLOMA
18
17%
12
12%
9
8%
7
7%
S1
39
36%
36
35%
37
35%
34
33%
S2
Total
PT Surya Esa Perkasa
Tbk.
Jenjang Manajemen /
Jabatan
1
1%
2
2%
2
2%
2
2%
106
100%
102
100%
107
100%
104
100%
31 Des 2011
31 Des 2010
31 Des 2009
31 Des 2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Non Staff
54
51%
53
52%
50
47%
47
45%
Staff
42
40%
34
33%
41
38%
42
40%
SPV
7
7%
7
7%
8
7%
8
8%
Manager
3
2%
8
8%
8
7%
7
7%
106
100%
102
100%
107
100%
104
100%
Total
Terdapat tiga karyawan yang memiliki keahlian khusus di bidang teknik pengolahan LPG yang bekerja di kilang
Perseroan. Dengan adanya keahlian khusus tersebut apabila pegawai tersebut tidak ada dapat berpotensi
mengganggu kelangsungan operasional Perseroan.
Perseroan mempekerjakan tiga tenaga kerja asing yang menduduki posisi Direktur dan Komisaris dengan
data sebagai berikut:
1. Rahul Puri menjabat sebagai Komisaris, Warga Negara India, telah mendapatkan Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP) No. 2D41JE0167-J;
2. Chander Vinod Laroya menjabat sebagai Direktur Eksekutif, Warga Negara India, telah memperoleh
Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) No. 2D21JE0031-H; dan
3. Mukesh Agrawal menjabat sebagai Direktur Teknik, Warga Negara India, telah mendapatkan Kartu Izin
Tinggal Terbatas (KITAS) No. 2C21JE3330AK.
Penunjukkan Mukesh Agrawal sebagai Direktur telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No. KEP 21538/PPTK/PTA/2011 tanggal 15 Desember 2012 tentang
Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Perseroan.
Penunjukkan Rahul Puri sebagai Komisaris telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No. 22144/PPTK/PTA/2011 tanggal 23 Desember 2012 tentang
Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Perseroan.
Pada tanggal Prospektus ini, Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk Chander Vinod
Laroya, serta Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk Chander Vinod Laroya dan Mukesh
Agrawal sedang dalam proses pengurusan di kantor Departemen Tenaga Kerja.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Kep.110/MEN/1997 Tahun 1997,
Tentang Pelaksanaan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang Pada Sektor Pertambangan
dan Energi Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, tidak ada pembatasan tenaga kerja asing untuk
menduduki posisi direktur.
Demi mendukung kinerja dan keselamatan karyawan, Perseroan membekali karyawannya dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaannya, melalui pelatihan rutin
dan pengembangan staf baik untuk bagian administrasi maupun operasional yang berada di lapangan (kilang
gas). Pelatihan tersebut diberikan baik pada karyawan baru, maupun staf yang ada baik melalui inhouse
training maupun outside training.
43
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Berikut adalah rincian program pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan:
A. Pelatihan untuk karyawan baru dilakukan secara inhouse training
No
1
2
Title
Hak & Kewajiban Karyawan serta Struktur Organisasi Perusahaan
Safety Induction dan Keselamatan Kerja
Trainer
HRD
HSE
Total Hours
1
1
B. Pelatihan untuk pengembangan staf di departemen dilakukan secara in house training dan training
outside:
1. Health, Safety and Environment
No
Title
1 Sosialisasi UU No.1 Thn 1970 &
Peraturan K3
2 Behaviour Based Safety
3
Praktek Penggunaan Fire hydrant
4
Tata cara penggunaan APAR &
Praktek
5
Sosialisasi penggunaan APAR Co2
Trainer
Location
Total Hours
Disnaker Propinsi
Sumsel
Site Palembang
7
Indosafe Pratama
Site Palembang
7
A. Riadi
Site Palembang
1
Wiwin AP
Site Palembang
1
Sofwan
Site Palembang
1
Trainer
Location
Total Hours
Powerindo
Yokyakarta
32
Phitagoras Globat
Duta
Bandung
16
Trainer
Location
Total Hours
Powerindo
Jokjakarta
32
2. Laboratory
No
Title
1 Dasar - Dasar Analisa
di Laboratorium MIGAS
2
Good Laboratory Practices
3. Operation
No
1
Title
Professional Report Writing
2
LPG Processing
Alexander Kelik
Site Palembang
2.5
3
Dehydration Unit
Alexander Kelik
Site Palembang
2.5
Trainer
Location
Total Hours
KPDM Ditjend
Migas Jakarta
Cisarua, Bogor
35
Alkon Tranindo /
MIGAS
Jakarta
42
4. Maintenance
No
1
2
Title
Pembinaan Pemeriksaan Teknis
Katup Pengaman dan Pemutus
Segel Migas
Crane & Forklift Operator
Refreshment & MIGAS Certification
E. Keterangan Tentang Anak Perusahaan
Pada saat Prospektus ini diterbitkan informasi penyertaan Perseroan pada Anak Perusahaan adalah
sebagai berikut:
No.
1
2
Nama Anak
Perusahaan
Kegiatan Usaha
PT Luwuk Investindo Jasa konsultasi
Utama
bisnis dan
manajemen
PT Panca Amara
Industri
Utama
Tanggal
Penyertaan
3 Agustus 2011
Persentase
Kepemilikan
(%)
99,95
9 Juni 2011
59,98*
Status
Operasional
Beroperasi
Belum
beroperasi
Catatan *) 10,00% dilakukan secara langsung dan 49,98% melalui PT Luwuk Investindo Utama
44
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Berikut ini adalah keterangan singkat Anak Perusahaan:
1. PT Luwuk Investindo Utama (“LIU”)
a. Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Perubahannya
LIU didirikan dengan nama PT Dinar Investindo Utama berdasarkan Akta Pendirian No. 27 tanggal 25 April 2002, yang dibuat di hadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon
S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta Pendirian LIU”), sebagaimana telah
mendapatkan pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya
No. C-10416 HT.01.01.TH.2002 tanggal 12 Juni 2002 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 137/BH.00.03/VII/2002
tanggal 16 Juli 2002, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70
tanggal 30 Agustus 2002, Tambahan No. 9597.
Anggaran dasar LIU yang dimuat dalam Akta Pendirian LIU tersebut selanjutnya telah mengalami
perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut:
i. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 12 tanggal 9 Agustus 2006,
yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta
No. 12/2006”), yang telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
No. W7-04199 HT.01.04-TH.2006 tanggal 27 Desember 2006, didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran
No. 10/RUB.09.03/IX/2011 tanggal 29 September 2011 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No. 29446.
Berdasarkan Akta No. 12/2006, pemegang saham LIU telah menyetujui perubahan Anggaran
Dasar sebagai berikut:
• Pasal 1, mengenai nama perusahaan, LIU telah mengganti nama yang semula PT Dinar
Investindo Utama menjadi PT Luwuk Investindo Utama;
• Pasal 4, mengenai perubahan susunan pemegang saham; dan
• Status LIU dari perusahaan non Penanaman Modal Dalam Negeri/Modal Asing menjadi
perusahaan Penanaman Modal Asing (”PMA”).
ii. Akta Keputusan Rapat No. 8 tanggal 15 Desember 2006, yang dibuat di hadapan
Diah Anggraini, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta No. 8/2006”),
sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
No. W7-04199 HT.01.04-TH.2006 tanggal 27 Desember 2006 dan telah dilaporkan kepada
Menkumham sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan
Anggaran Dasar No. W7-HT.01.04-8133 tanggal 7 Juni 2007 sehubungan dengan perubahan
ketentuan pasal 5 ayat (2), pasal 9 ayat (11) dan (12), pasal 10 ayat (2) dan pasal 13 ayat (2),
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran
Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 08/RUB.09.03/IX/2011 tanggal
29 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82,
tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No. 29446.
Berdasarkan Akta No. 8/2006, pemegang saham LIU telah menyetujui perubahahan Anggaran
Dasar sebagai berikut:
• Menegaskan status LIU yang merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing
sebagaimana dijelaskan dalam Akta No. 12/2006 dan surat persetujuan yang dikeluarkan
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) No. 213/V/PMA/2006 tanggal
24 Nopember 2006;
• Persetujuan pengalihan 2.000.000 saham milik Wiwik Suwarno kepada Yunita Triana, yang
mengubah ketentuan Pasal 4 sehubungan dengan komposisi pemegang saham;
• Pasal 2 mengenai jangka waktu berdirinya perusahaan menjadi waktu yang tidak
ditentukan;
• Pasal 3 mengenai maksud dan tujuan perusahaan;
• Menghapus ketentuan Pasal 5 ayat (2), dan Pasal 9 ayat (11) dan (12) mengenai
pembatasan kepemilikan dan pengalihan kepemilikan saham oleh Badan Hukum Indonesia
atau individual; dan
• Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 13 ayat (2) mengenai ketentuan Direksi dan Komisaris.
iii. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 40 tanggal 20 Mei 2010,
yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta
No. 40/2010”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan
No. AHU-33497.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 2 Juli 2010, dan telah didaftarkan dalam
45
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No. AHU-0050124.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 Juli 2010, didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat
No. 4201/1.824.271 tanggal 17 Oktober 2011.
Berdasarkan Akta No. 40/2010, pemegang saham telah menyetujui perubahan Anggaran Dasar
LIU untuk disesuaikan dengan UUPT.
iv. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 4 tanggal 3 Agustus 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H, Notaris di Jakarta
(selanjutnya disebut “Akta No. 4/2011”), yang telah diberitahukan kepada Menkumham
sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar No. AHU-AH.01.10-32772 tanggal 12 Oktober 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan di Depkumham No. AHU-0082615.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 12 Oktober
2011 sehubungan dengan perubahan ketentuan pasal 7 ayat (5) dan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-32773 tanggal 12 Oktober 2011
dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU-0082616.AH.01.09.
Tahun 2011 tanggal 12 Oktober 2011 sehubungan dengan perubahan susunan anggota Direksi
dan Dewan Komisaris.
Berdasarkan Akta No. 4/2011, pemegang saham telah menyetujui, antara lain:
• Pengalihan 2.000.000 saham dari Wiwik Sukarno kepada Yunita Triana yang terjadi pada
tahun 2006, sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 8 tanggal
15 Desember 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H, Notaris di Jakarta;
• Pengalihan 198.000.000 saham atau sama dengan 99% dari saham disetor LIU dari Kore
Group Limited kepada PT Surya Esa Perkasa;
• Pengalihan 2.000.000 saham atau sama dengan 1% dari saham yang dimiliki Yunita Triana
kepada:
- PT Surya Esa Perkasa sebesar 1.900.000 saham;
- Isenta Hioe sebesar 100.000 saham.
• Perubahan susunan Direksi dan Komisaris LIU; dan
• Menghapus ketentuan Pasal 7 ayat (5) Anggaran Dasar LIU.
v. Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham
tertanggal 21 Desember 2011, dimana pemegang saham LIU menyetujui:
(i)Perubahan nama LIU dari sebelumnya PT Luwuk Investindo Utama menjadi PT Sepchem,
sehingga merubah pasal 1 ayat 1 anggaran dasar LIU; dan
(ii)Penerbitan saham baru sejumlah 550.000.000 saham, yang seluruhnya diambil bagian
oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan
disetor LIU akan meningkat dari Rp 20.000.000.000,00, terbagi atas 200.000.000 saham,
masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp 75.000.000.000,00, terbagi atas
750.000.000 saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal
4 ayat 2 anggaran dasar LIU.
Berdasarkan Tanda Terima Sementara dari BKPM tertanggal 27 Desember 2011, Perseroan
sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktus permodalan
tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut baru akan
efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham.
b. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar LIU, maksud dan tujuan LIU adalah berusaha
dalam bidang jasa konsultasi manajemen bisnis.
c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Akta No. 4/2011, susunan permodalan dan pemegang saham LIU adalah sebagai
berikut:
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
:
:
:
Rp 80.000.000.000,00
Rp 20.000.000.000,00
Rp 20.000.000.000,00
Modal Dasar LIU terbagi dalam 800.000.000 saham, masing-masing saham dengan nilai nominal
sebesar Rp 100,00.
46
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. PT Surya Esa Perkasa
2. Isenta Hioe
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah SaNilai Nominal (Rp)
ham
800.000.000
80.000.000.000
199.900.000
100.000
200.000.000
600.000.000
%
19.990.000.000 99,95
10.000.000
0,05
20.000.000.000 100,00
60.000.000.000
Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang
Saham tertanggal 21 Desember 2011, pemegang saham LIU menyetujui penerbitan saham
baru sejumlah 550.000.000 saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga
setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari
Rp 20.000.000.000,00, terbagi atas 200.000.000 saham, masing-masing bernilai nominal
Rp 100,00, menjadi Rp 75.000.000.000,00, terbagi atas 750.000.000 saham masing-masing
bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU.
Bedasarkan tanda terima sementara BKPM tanggal 27 Desember 2011 Perseroan sedang dalam
proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktur permodalan tersebut ke BKPM.
Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut di atas baru akan efektif setelah
diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham.
d. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta No. 4/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi LIU adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris
: Rahul Puri
Direksi
Direktur
: Isenta Hioe
e. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Posisi Keuangan
(dalam Rupiah)
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
31 Juli
2011
418.439.147
106.009.433.949
106.427.873.096
1.549.062.913
1. 549.062.913
104.876.810.183
31 Des
2010
943.547
105.362.476.262
105.363.419.809
105.363.419.809
Jumlah Liabilitas & Ekuitas
106.427.873.096
105.363.419.809
Keterangan
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam Rupiah)
31 Juli
Keterangan
2011
Penghasilan
Beban Umum dan Administrasi
Rugi Sebelum Pajak
Beban Pajak
Rugi dan Jumlah Laba Rugi Komprehensif
Periode Berjalan
2010
484.609.626
(484.609.626)
-
-
(484.609.626)
-
2. PT Panca Amara Utama (“PAU”)
a. Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Perubahannya
PAU didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 13 tanggal 21 Juni 2004, yang dibuat di hadapan
Thilma Djohan, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Akta Pendirian PAU”), yang telah
47
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-27223-HT.01.01.
TH.2004 tanggal 1 November 2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 1575/BH.09.03/I/2005 tanggal 18 Januari
2005, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 2 Desember
2005, Tambahan No. 12409.
Anggaran dasar PAU yang dimuat dalam Akta Pendirian PAU tersebut selanjutnya telah mengalami
perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut:
i. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 10 tanggal 15 September 2008,
yang dibuat di hadapan Rizka Noviarni, S.H., Notaris di Bekasi (selanjutnya disebut “Akta No. 10/2008”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-93981.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008, dan didaftarkan
dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0118815.
AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 dan Daftar Perusahaan pada Kantor
Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4203/1.824.271 tanggal
17 Oktober 2011.
Berdasarkan Akta No. 10/2008, pemegang saham PAU telah menyetujui perubahaan Anggaran
Dasar PAU untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
ii. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal
9 Juni 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya
disebut “Akta No. 2/2011”), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-39374.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 4 Agustus 2011,
dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. AHU-0064580.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 4 Agustus 2011 dan Daftar Perusahaan
pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4203/1.824.271
tanggal 17 Oktober 2011.
Berdasarkan Akta No. 2/2011, pemegang saham PAU telah menyetujui sebagai berikut:
• Perubahan status PAU menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing;
• Menyetujui dan meratifikasi pengalihan-pengalihan saham yang terjadi sejak pengalihan
saham kepada LIU sampai dengan tanggal Akta ini yang belum memperoleh persetujuan
dari BKPM;
• Merubah maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; dan
• Mengubah ketentuan Anggaran Dasar.
b. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar PAU, maksud dan tujuan PAU adalah berusaha
dalam bidang industri.
c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Berdasarkan Akta No. 2/2011, susunan permodalan dan pemegang saham PAU adalah sebagai
berikut:
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
:
:
:
Rp 500.000.000.000,00
Rp 125.000.000.000,00
Rp 125.000.000.000,00
Modal Dasar PAU terbagi dalam 500.000 saham, masing-masing saham dengan harga nominal
sebesar Rp 1.000.000,00.
Keterangan
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. PT Daya Amara Utama
2. PT Luwuk Investindo Utama
3. PT Cakra Unggulan Persada
4. PT Surya Esa Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
48
500.000
500.000.000.000
6.250
62.500
43.750
12.500
125.000
375.000
6.250.000.000
62.500.000.000
43.750.000.000
12.500.000.000
125.000.000.000
375.000.000.000
%
5
50
35
10
100
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
d. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta No. 2/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi PAU adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris
: Rachmad Deswandy
: Andre Mirza Hartawan
Direksi
Presiden Direktur
Direktur
: Garibaldi Thohir
: Harry Zulnardy
e. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Posisi Keuangan
(dalam Rupiah)
31 Juli
2011
Keterangan
31 Des
2010
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
417.495.600
106.009.433.949
106.426.929.549
1.506.522.913
1.506.522.913
104.920.406.636
105.362.476.262
105.362.476.262
105.362.476.262
Jumlah Liabilitas & Ekuitas
106.426.929.549
105.362.476.262
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam Rupiah)
31 Juli
Keterangan
2011
Penghasilan
Beban Umum dan Administrasi
Rugi Sebelum Pajak
Beban Pajak
Rugi dan Jumlah Laba Rugi Komprehensif
Periode Berjalan
2010
442.069.626
(442.069.626)
-
-
(442.069.626)
-
F. Struktur Organisasi Perseroan
DIREKSI
PLANT
MANAGER
PLANT
SUPERINTENDENT
HEAD MAINTENANCE
& ENGINEERING
HRD
GEN.
MAINT
ENG.
TEAM
MAINT.
SECR &
COMDEV
OPS.
49
LAB.
COMMERCIAL
HEAD
HSE
LOG.
WAREHOUSE
FINANCE
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
G. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum
Keterangan singkat mengenai pemegang saham Perseroan hanya memberikan keterangan
mengenai pemegang saham yang berbentuk badan hukum saja. Pada tanggal Laporan
Pemeriksaan Hukum, pemegang saham Perseroan yang berbentuk badan hukum, adalah
sebagai berikut:
a. PT Trinugraha Akraya Sejahtera (“TAS”)
1. Umum
TAS adalah suatu badan hukum yang berkedudukan di Jakarta dan didirikan dengan nama
PT Trinugraha Akraya Sejahtera, sesuai Akta Pendirian No. 1 tanggal 3 Oktober 2011, yang
dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H.,
Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-49435.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 10 Oktober 2011, dan terdaftar
dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-0081940.
AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 10 Oktober 2011 (“Anggaran Dasar TAS”).
2. Kegiatan Usaha
Sesuai dengan Anggaran Dasar TAS, kegiatan usaha pokok TAS adalah jasa konsultasi bisnis
dan manajemen.
3. Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris TAS
Sesuai Anggaran Dasar TAS, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris TAS adalah
sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Garibaldi Thohir
Direksi
Direktur
: Chander Vinod Laroya
4. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham TAS tanggal 28 November 2011,
struktur permodalan TAS adalah sebagai berikut:
Modal Dasar :
Modal Ditempatkan
dan Modal Disetor :
Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar Rupiah) yang terdiri
dari 20.000.000 (dua puluh juta) saham, masing-masing saham
bernilai nominal sebesar Rp 1.000,00 (seribu Rupiah).
Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah) terdiri dari 5.000.000
(lima juta) saham.
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Garibaldi Thohir
2. PT Akraya International
3. Jonathan Chang
4. Theodore Permadi Rachmat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah
Nilai Nominal (Rp)
Saham
20.000.000
20.000.000.000
%
1.924.000
1.576.000
800.000
700.000
1.924.000.000
1.576.000.000
800.000.000
700.000.000
38,48
31,52
16,00
14,00
5.000.000
15.000.000
5.000.000.000
15.000.000.000
100
Struktur permodalan tersebut di atas baru akan efektif setelah diperoleh persetujuan dari
Menkumham.
b. PT Ramaduta Teltaka (“RT”)
1. Umum
RT adalah suatu badan hukum yang berkedudukan di Jakarta Timur dan didirikan dengan
nama PT Ramaduta Teltaka, sesuai Akta Pendirian No.36 tanggal 11 Juli 1995 yang diubah
dengan Akta Pengubahan Atas Akta Pendirian No. 34 tanggal 9 Februari 1996, keduanya
50
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, akta mana telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C2-6403.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 (selanjutnya disebut sebagai
“Anggaran Dasar RT”).
Anggaran Dasar RT telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 8 tanggal 14 Maret 2008, yang
dibuat dihadapan Herlina Pakpahan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan
persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-19523.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 18 April 2008 dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0028664.AH.01.09.
Tahun 2008 tanggal 18 April 2008 (selanjutnya disebut sebagai “Akta No. 8/2008”).
Anggaran Dasar RT terakhir kali diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 16 tanggal
28 September 2010, yang dibuat dihadapan Herlina Pakpahan, S.H., Notaris di Jakarta,
akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan
No. AHU-52075.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 5 November 2010 dan didaftarkan pada Daftar
Perseroan No. AHU-0080319.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 5 November 2010 (selanjutnya
disebut sebagai “Akta No. 16/2010”).
2. Kegiatan Usaha
Sesuai dengan Akta No. 8/2008, kegiatan usaha pokok RT adalah menjalankan usaha
dalam bidang penyelenggaraan dan pelayanan jasa telekomunikasi termasuk, pengadaan
peralatan elektronik.
3. Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris RT
Berdasarkan Akta No. 8/2008, susunan Direksi dan Dewan Komisaris RT adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : I Gusti Agung Ayu Neny Sulistiani
Direksi
Direktur
: Ida Bagus Made Putra Jandhana
4. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Sesuai Akta No. 16/2010, struktur permodalan RT adalah sebagai berikut:
Modal Dasar : Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar Rupiah) yang terdiri dari 40.000
(empat puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal
sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu Rupiah).
Modal Ditempatkan
dan Modal Disetor : Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar Rupiah) yang terdiri dari 40.000
(empat puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal
sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu Rupiah).
Keterangan
Modal Dasar
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
1. Ida Bagus Made Putra Jandhana
2. I Gusti Agung Ayu Neny Sulistiani
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel
Jumlah
Saham
40.000
Nilai Nominal (Rp)
%
4.000.000.000
17.600
22.400
1.760.000.000
2.240.000.000
44,00
56,00
40.000
0
4.000.000.000
0
100,00
H. Hubungan Kepemilikan Serta Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan
Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan merupakan sebuah perusahaan yang berdiri
sendiri dan bukan merupakan bagian dari suatu kelompok usaha (Grup) manapun. Berikut ini
adalah hubungan kepemilikan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk
Badan Hukum dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
51
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Struktur Kepemilikan Perseroan dan Anak Perusahaan
Keterangan:
1. AI- PT Akraya International
2. TAS- PT Trinugraha Akraya Sejahtera
3. RT - PT Ramaduta Teltaka
4. LIU - PT Luwuk Investindo Utama
5. PAU- PT Panca Amara Utama
Hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Anak Perusahaan dan pemegang
saham berbentuk badan hukum adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama
Dibyo Widodo
Theodore Permadi Rachmat
Ida Bagus Rahmadi Supancana
Rahul Puri
Garibaldi Thohir
Chander Vinod Laroya
Ida Bagus Made Putra
Jandhana
Isenta Hioe
Mukesh Agrawal
Perseroan
KU/KI
WKU
KI
K
DU
D
D
AI
D
DU
-
TAS
K
D
-
RT
D
LIU
K
-
PAU
PD
-
D
DT
-
-
-
D
-
-
Keterangan:
KU
WKU
KI
K
:
:
:
:
Komisaris Utama
Wakil Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris
DU
PD
DT
D
:
:
:
:
Direktur Utama
Presiden Direktur
Direktur Tidak Terafiliasi
Direktur
I. Keterangan Tentang Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan dengan Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
1. Utang Usaha Kepada Pihak Berelasi
Utang usaha kepada pihak berelasi pada 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 4.786.945.934. Akun
ini merupakan utang kepada OBP, pihak berelasi, sehubungan dengan perjanjian kerjasama
operasi dengan Perseroan.
52
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
OBP memiliki kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP yang efektif berlaku
selama 15 tahun, Perseroan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan
untuk membangun, memiliki dan menjalankan bisnis LPG. Kedua pihak sepakat bahwa bahan
baku gas yang dibeli dari Pertamina oleh OBP akan diproses di kilang LPG Perseroan.
2. Piutang Lain-lain Kepada Pihak Berelasi
Piutang lain-lain kepada pihak berelasi pada 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 1.463.982.914.
Akun ini merupakan piutang kepada PAU, pihak berelasi, timbul dari pembayaran biaya-biaya
dan pembelian aset tetap PAU yang dilakukan oleh Perseroan.
3. Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Pihak Berelasi
Northstar Pacific.
Pada tanggal 10 Desember 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen
dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Northstar Pacific Capital (NPC), dimana NPC
harus memberikan layanan tertentu kepada Perseroan yang terdiri dari:
i. Memberikan saran Bisnis dan Manajemen untuk operasional dari kilang minyak LPG
mini yang terletak di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia (“Proyek”).
ii. Memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung operasional perusahaan.
iii. Memberikan informasi usaha untuk operasional perusahaan.
Sebagai kompensasi, Perseroan akan membayar biaya manajemen kepada NPC sebesar
USD 225,000 atau 1% dari turnover tahunan, yang mana yang lebih besar. Perjanjian ini
berlaku sampai dengan berakhirnya tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan
Pertamina EP berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut. Beban yang
berhubungan dengan perjanjian tersebut diatas disajikan sebagai bagian dari beban umum
dan administrasi.
4. Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Pihak Berelasi
PT Akraya International.
Pada tanggal 27 November 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan
Pengolahan Layanan Tambahan dengan PT Akraya International (“Akraya”), dimana Akraya harus
memberikan layanan tertentu kepada Perseroan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut.
Sebagai kompensasi, Perseroan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen
Akraya. Perjanjian ini terakhir diubah tanggal 11 Januari 2011, dimana perjanjian ini akan berakhir
pada:
- Tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP berakhir dengan atau
tanpa perpanjangan kontrak tersebut; atau
- Tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa proses produksi LPG, Kondensat dan
Propana Perseroan tidak layak lagi secara komersial atau terdapat keadaan ketidakmampuan
untuk mendapatkan gas alam mentah selama periode yang memadai; atau
- Tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa eksistensi Perseroan dan Akraya
tidak berkelanjutan lagi.
PT Akraya International ditunjuk Perseroan sebagai penyedia pengelolaan operasi untuk pemurnian
mini LPG dan proses produksi LPG, Kondensat dan Propana. Biaya untuk pengelolaan yang harus
dibayar oleh Perseroan sebesar USD 675,000 (bersih dari segala pajak) ditambah dengan PPn;
atau 3% dari omset tahunan ditambah PPn, yang mana yang lebih besar.
Sifat dan Transaksi dengan Pihak Berelasi
a. Salah satu Direktur Perseroan yaitu Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana adalah pemegang
saham OBP.
b. Wakil Komisaris Utama Perseroan yaitu Bapak Theodore Permadi Rachmat adalah pemegang
saham tidak langsung OBP dan pemegang saham tidak langsung Perseroan.
c. PAU adalah anak perusahaan Perseroan.
d. Salah satu manajemen NPC merupakan salah satu Direktur Perseroan.
e. Direktur dan Komisaris Perseroan merupakan anggota Direksi Akraya.
J. Perijinan
Dalam menjalankan kegiatan dan menunjang aktivitas usahanya, saat ini Perseroan telah memiliki
perizinan yang diperlukan, seperti:
53
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kantor pusat
1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 0791/1.824/2011 tanggal 7 April 2011 yang
dikeluarkan oleh kepala kelurahan Kramat Pela yang berlaku sampai dengan tanggal 7 April
2012 dan Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. Ref. MGT.179/380.01/ 063/III/11/SEP
(16) – MKI.DL tanggal 30 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Penghuni Menara
Kadin Indonesia sampai dengan 29 Maret 2012. Keduanya menerangkan bahwa Perseroan
berdomisili di Gedung Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav.
2-3 Kelurahan Kuningan Timur Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan 12950;
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 09.03.1.46.50255 tanggal 9 September 2011, yang
dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kodya Jakarta Selatan
yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Agustus 2016, mengenai domisili Perseroan di Menara
Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Kelurahan Kuningan Timur
Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan 12950;
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): PEM-00190/WPJ.07/KP.0203/2006 tanggal 21 November
2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak
Jakarta; dan
4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-00192/WPJ.07/KP.0203/2006 yang
dikeluarkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta.
Kantor Palembang
1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 470/236/SR/2011 tanggal 8 Mei 2011 yang
dikeluarkan oleh Kepala Desa Sungai Rambutan yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Mei
2012, mengenai domisili Perseroan di Jalan Raya Palembang Indralaya, Km. 17 Palembang
Dusun II, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Propinsi
Sumatera Selatan;
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 061711900022 tanggal 8 agustus 2011, yang dikeluarkan
oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah Industri dan Perdagangan Kabupaten
Ogan Ilir yang berlaku sampai dengan tanggal 9 Agustus 2016, mengenai domisili Perseroan
di Jalan Raya Palembang Indralaya, Km 17 Palembang Dusun II, Desa Sungai Rambutan,
Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan;
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 39/IMB/I/2006 tanggal 12 Juli 2006 dan 645/198/DTKK/
IMB/VIII/2007 tanggal 15 Agustus 2007, yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir mengenai
izin mendirikan bangunan untuk mendirikan bangunan mesin yang terletak di Desa Sungai
Rambutan Kecamatan Indralaya Utara;
4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Besar No. 122/V/2007 tanggal 23 Oktober 2007 yang
dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Oktober 2012,
mengenai Pemberian izin tempat usaha besar dengan jenis usaha industri pemurnian dan
pengolahan gas bumi; dan
5. Izin Gangguan No. 110/V/KEP/2011 tanggal 9 Mei 2011 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir
mengenai izin untuk menjalankan usahanya yang berlokasi di Jl. Raya Palembang Indralaya
Dusun II, Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara. Izin Gangguan wajib didaftarkan
kembali setiap 3 tahun.
Sedangkan ijin khusus yang dimiliki Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah
sebagai berikut:
Izin Operasional
1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 1768 K/10/
MEM/2008 tanggal 2 Juni 2008 tentang Izin Usaha Pengolahan Gas Bumi (“IUP Gas Bumi”)
yang dikeluarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) dengan kode izin
02.545.677.3-011.000, yang berlaku sampai dengan bulan Desember 2022;
2. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) Pemegang API-T Nomor 3.31.71.07.06190/DAGLU/
XII/2006 tanggal 11 Desember 2006 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan
Luar Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia, dengan masa berlaku sejak
8 Desember 2006 sampai dengan 8 Desember 2011;
54
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
3. Angka Pengenal Importir – Umum (“API-U”) No. 090506236-P tanggal 19 Januari 2011 yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta, yang berlaku selama importir masih menjalankan kegiatan usahanya;
4. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri No. 114/KEP/PELH/2009
tanggal 17 September 2009 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir, yang berlaku 5 tahun sejak
tanggal 17 September 2009 sampai dengan 17 September 2014; dan
5. Pemberian Izin Lokasi untuk Pembangunan Tambahan Fasilitas Pendukung Bagi Keberadaan
kilang LPG seluas ± 28.655 m² No. 102/KEP/I/2011 tanggal 8 Februari 2011 yang dikeluarkan
oleh Bupati Ogan Ilir, yang berlaku selama 3 tahun.
Perizinan Penanaman Modal
1. Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri/
Penanaman Modal Asing (NON PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA)
No. 167/V/PMA/2006 tanggal 8 September 2006, yang dikeluarkan oleh BKPM. Berdasarkan
surat persetujuan tersebut, peserta penanaman modal usaha patungan ini terdiri dari Peserta
Asing, yaitu: Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (Singapura) dan Northbrooks Universal
Ltd. (British Virgin Islands);
2. Rekomendasi Persetujuan Penanaman Modal Asing No. 15415/24/DJM.O/2006 tanggal
31 Oktober 2006 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM Ditjen Migas;
3. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal No. 361/II/PMA/2006 tanggal 10 November
2006 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM;
4. Angka Pengenal Importir Terbatas (“APIT”) dalam rangka Penanaman Modal Asing
No. 630/APIT/2006/PMA tanggal 23 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM;
5. Keputusan Kepala BKPM No. 670/1/IU/I/PMA/PERDAGANGAN/PERTAMBANGAN/ 2011
tanggal 29 September 2011 sebagaimana direvisi dengan Surat Ralat Alamat Kantor Pusat
dan Lokasi Proyek No. 235/B.2/A.8/2011 tanggal 27 Oktober 2011. Berdasarkan Keputusan
Kepala BKPM, Perseroan mendapatkan izin usaha perusahaan penanaman modal asing yang
berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya;
6. Surat Persetujuan Perubahan Penyertaan Dalam Modal Perseroan No. 2573/A-8/2011 tanggal
13 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; dan
7. Surat Persetujuan Perubahan Penyertaan Dalam Modal Perseroan No. 2709/A-8/2011 tanggal
27 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM.
K. Asuransi
Perseroan telah mengasuransikan tanah dan bangunan, berikut mesin-mesin yang ada di pabrik
Perseroan di Simpang Y, Palembang, Sumatra Selatan dengan beberapa perusahaan asuransi,
yaitu PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk., PT Asuransi Central Asia, PT Tugu Kresna Pratama,
PT Kurnia Insurance Indonesia, PT Asuransi Samsung Tugu, dan PT MAA General Assurance.
Asuransi tersebut berlaku terhitung sejak 10 September 2011 sampai dengan 10 September
2012. Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan seluruh perusahaan asuransi tersebut
di atas.
Berikut ini adalah rincian nilai pertanggungan asuransi Perseroan:
Asuransi untuk kerugian material
- Bangunan di kilang LPG Perseroan sebesar USD 500.000
- Persediaan barang jadi dan suku cadang serta perlengkapan kilang sebesar USD
1.000.000
- Mesin-mesin kilang sebesar USD 17.000.000
Asuransi terhadap gangguan bisnis
- Pada laba kotor sebesar USD 8.000.000
55
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
L. Perjanjian Penting dan Ikatan Penting
No
Nama Perjanjian
1. Perjanjian Jual
Beli Kondensat
No. 001/SEP-CT/
VII/11 tanggal 21 Juli
2011 antara PT Surya
Esa Perkasa dengan
PT Bumi Putra Maju
yang dibuat di bawah
tangan
2.
3.
Pihak
Perseroan (penjual)
dengan PT Bumi
Putra Maju (pembeli)
Deskripsi Singkat
Perseroan bersedia
menjual Kondensat
kepada PT Bumi
Putra Maju, dengan
harga jual ditetapkan
dalam satuan USD
per bbl dengan
acuan harga ICP/
SLC yang ditentukan
setiap bulan.
Perseroan (penjual)
Perseroan bersedia
Perjanjian Jual
dengan PT Pertamina untuk menyalurkan
Beli Liquified
dan menjual LPG
Petroleum Gas (LPG) (Persero) (pembeli)
No. 001/SEP-CTkepada Pertamina
HO/VIII/07 tanggal
sebesar 36.300
14 Agustus 2007
MT per tahun
diubah dengan
dengan total Jumlah
Penyerahan LPG
Amandemen Harga
Jual LPG dan Jangka
selama berlakunya
Perjanjian ini
Waktu Perjanjian
sebesar 217.800 MT
atas Perjanjian
dengan ketentuan
Jual Beli Liquified
harga ditetapkan
Petroleum Gas (LPG) No. 090/SEP-AMdalam satuan USD
PTM/IX/2010 tanggal
per MT sebesar:
1 September 2010
CP Aramco – α.
PT Pertamina EP
PT Ogspiras Basya
Perjanjian Jual Beli
Gas Untuk Kebutuhan (penjual) dengan
Pratama akan membeli
kilang LPG Palembang, PT Ogspiras Basya
gas bumi dari
Sumatera Selatan
Pratama (pembeli)
Pertamina EP untuk
No. 063/C00000/
memenuhi kebutuhan
kilang LPG milik
2005-S1 atau
No. 00045/ OBP-DIR/
PT Ogspiras Basya
PJBG/I/05 tanggal
Pratama di
17 Januari 2005
Palembang,
Sumatera Selatan.
56
Jangka waktu
3 tahun sejak
ditandatangani
6 tahun sejak
Tanggal Dimulai
atau telah
terpenuhinya
Jumlah
Penyerahan LPG
sebesar 217.800
MT, mana yang
lebih dahulu
tercapai
15 tahun sejak
tanggal 28 Juli
2007 atau telah
terpenuhinya
Jumlah Kontrak
Keseluruhan
Feed Gas
sebesar 297,00
BCF, mana yang
lebih dulu tercapai
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
No
Nama Perjanjian
4. Perjanjian Kondensat
No. 019/SEP-SMS/
II/2011 tanggal
14 Februari 2011
5.
6.
Pihak
Perseroan (Penjual),
dan PT Surya
Mandala Sakti
(Pembeli), dengan
penerima (consignee)
adalah PT Chandra
Asri Petrochemical
Tbk.
Deskripsi Singkat
Perseroan akan
menjual Kondensat
ex kilang LPG
Perseroan, dengan
kualitas yang sama
seperti pengiriman
terakhir ke PT Chandra
Asri Petrochemical
Tbk. PT Surya
Mandala Sakti selaku
Pembeli harus
menanggung asuransi
setelah pembuatan
dari tanki pantai ke
kapal.
Pembayaran
dilakukan dengan
penerbitan Bank
garansi dalam
denominasi Rupiah
sebesar
Rp 8.000.000.000,00
melalui bank lokal
terkemuka yang
berlaku selama
1 tahun.
Perjanjian Jual
Perseroan (Penjual), Perseroan akan
Beli Kondensat
dan PT Harindo Putra menjual Kondensat
Periode 2010-2013
Jaya (Pembeli)
yang berasal dari
kilang LPG Perseroan
No. 124/SEP-CTkepada PT Harindo
HO/XII/10 tanggal
Putra Jaya dengan
13 Desember 2010
total keseluruhan
148.500 bbl.
PT Bumimerak
Perjanjian Sewa Jasa
PT Bumimerak
Terminal No. 050/
Terminalindo (yang
Terminalindo
BMT-SEP/2010 tanggal menyewakan) dengan menyewakan
1 September 2010
Perseroan (penyewa) tanki berukuran
1 x 2.000 kilo liter
Steel Tank kepada
Perseroan untuk
tempat
penyimpanan atas
komoditas tertentu
milik Perseroan
dan kemudian
memberikan
jasa tertentu
kepada Perseroan
sehubungan dengan
tempat penyimpanan
tersebut. Perseroan
dikenakan biaya
sewa sebesar USD
13.400 setiap bulan.
57
Jangka waktu
1 tahun sejak
tanggal
penandatanganan
3 tahun sejak
tanggal dimulai
atau telah
terpenuhinya
Jumlah Kontrak
Keseluruhan
2 tahun sejak
15 September
2010 dan
berakhir pada
14 September
2012
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
No
Nama Perjanjian
7. Perjanjian Sewa
Menyewa Unit
Kantor Menara Kadin
Indonesia No. 016D/
DEV-M2000/XII/2010
tanggal 31 Desember
2010
Pihak
PT Kalindo Deka
Griya (yang
menyewakan) dengan
Perseroan (penyewa)
Deskripsi Singkat
PT Kalindo Deka
Griya setuju untuk
menyewakan
sebagian dari
ruangan kantor yang
berlokasi di Lantai
16 Menara Kadin
Indonesia dengan
total area 189 m2.
Jangka waktu
36 bulan,
terhitung sejak
1 Februari 2011
sampai dengan
31 Januari 2014
8.
PT Northstar Pacific
Capital (pemberi jasa)
dengan Perseroan
(pengguna jasa)
Perseroan
menggunakan Jasa
Manajemen dan
Jasa Tambahan dari
PT Northstar Pacific
Capital yang terdiri
dari:
a. Jasa Manajemen
Pendukung:
- Memberikan
saran Bisnis
dan Manajemen
untuk operasional
dari kilang
minyak LPG mini
yang terletak
di Simpang Y,
Palembang,
Sumatera Selatan,
Indonesia.
- Memberikan
sumber daya
yang dibutuhkan
untuk mendukung
operasional
Perseroan.
- Memberikan
informasi usaha
untuk operasional
Perseroan.
- USD 225.000 atau
1% dari turnover
tahunan, yang
mana yang lebih
besar.
b. Jasa Tambahan:
- Terkait dengan
persyaratan
khusus per
kejadian.
Selama
Perjanjian Jual
Beli Gas untuk
kebutuhan kilang
LPG Palembang,
Sumatera
Selatan No. 063/
C00000/2005-S1
atau No. 00045/
OBP-DIR/ PJBG/
I/05 tanggal
17 Januari 2005
masih berlaku
Perjanjian untuk
Memberikan Jasa
Manajemen Pendukung
dan Jasa Tambahan
tanggal 10 Desember
2008
58
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
No
Nama Perjanjian
9. Perjanjian Pemberian
Jasa Pengelolaan
dan Jasa Tambahan
tanggal 11 Januari 2011
Pihak
PT Akraya
International
(penyedia jasa)
dengan Perseroan
(pengguna jasa)
10. Perjanjian Jasa
Pemasaran
Yayasan Indonesia
Cerdas Bersatu
(YICB) dengan
Perseroan
11. Customer Support
Agreement No. 009/
CSA-2/PC-P22/I/2011
tanggal 28 Januari
2011
Perseroan dengan
PT Trakindo Utama
12. Joint Operation
Agreement tanggal
11 Oktober 2006
sebagaimana Telah
Diubah Beberapa Kali
dan Telah Dinyatakan
Kembali terakhir
dengan Amendment
And Restatement Of
The Joint Operation
Agreement tanggal 18
April 2011
Perseroan dengan
OBP
59
Deskripsi Singkat
PT Akraya
International ditunjuk
Perseroan sebagai
penyedia pengelolaan
operasi untuk
pemurnian mini LPG
dan proses produksi
LPG, Kondensat dan
Propana.
Biaya untuk
pengelolaan yang
harus dibayar oleh
Perseroan sebesar
USD 675,000 (bersih
dari segala pajak)
ditambah dengan
PPn; atau 3% dari
omset tahunan
ditambah PPn, yang
mana yang lebih
besar.
YICB bertanggung
jawab untuk
memberikan bantuan
dalam memasarkan
produk kilang LPG
Perseroan.
PT Trakindo
Utama akan
menyediakan jasa
supervisi dan suku
cadang peralatan
operasional
Perseroan
OBP akan membeli
bahan baku gas
murni dari Pertamina
EP dan kemudian
menjual dengan
harga yang sama
dengan bahan baku
gas murni kepada
Perseroan untuk
memproduksi LPG,
Kondensat dan
Propana di Pabrik
LPG.
Jangka waktu
Selama
Perjanjian Jual
Beli Gas Untuk
Kebutuhan kilang
LPG Palembang,
Sumatera Selatan
No. 063/C00000/
2005-S1 atau
No. 00045/OBPDIR/PJBG/I/05
tanggal
17 Januari 2005
masih berlaku
1 Agustus 2010
sampai dengan
31 Desember 2014
Berlaku sejak
1 Februari 2011
sampai dengan
31 Desember 2011*
Berlaku selama
perizinan yang
dimiliki oleh
OBP untuk
mengoperasikan
pabrik LPG dan
menjual LPG,
Kondensat
dan Propana
(“Perizinan”)
masih berlaku
dan selama
Perjanjian antara
Pertamina
EP dan OBP
tertanggal 17
Januari 2005
masih berlaku
dan mengikat
OBP dan
Pertamina EP,
kecuali Perjanjian
ini diakhiri lebih
awal.
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
* Berdasarkan Surat Perseroan No. 007/SEP-M-AHP/I/12 tanggal 13 Januari 2012, Perseroan
menyatakan bahwa perpanjangan Customer Support Agreement no. 009/CSA-2/PC-P22/I/2011
tanggal 28 Januari 2011 untuk periode tahun 2012 sedang dalam proses final review.
M. Perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan dan yang berhubungan dengan
Perseroan
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempunyai perkara di pengadilan
Republik Indonesia dan tidak terdapat sengketa/tuntutan hukum/tindakan hukum lainnya terhadap
Perseroan, Anak Perusahaan maupun termasuk Komisaris dan/atau Direksi Perseroan selain yang
telah diungkapkan di Prospektus ini.
60
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA
1. UMUM
Perseroan berdiri sejak tahun 2006 dengan nama PT Surya Esa Perkasa dan berlokasi di Jakarta,
Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi
untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat.
Pada tahun 2006 Perseroan memulai pembangunan kilang, dan instalasi fasiliitas pengolahan gas bumi
di Palembang. Kilang LPG tersebut selesai dibangun pada tahun 2007, dan memulai uji coba produksi
secara komersial pada September 2007. Sejak Juli sampai Desember 2007, kilang LPG Perseroan hanya
mampu menghasilkan sekitar 3.638 MT LPG dan 21.000 bbl Kondensat. Seiring dengan berjalannya
waktu, Perseroan mampu meningkatkan efisiensi proses dan output produksinya, sehingga pada tahun
2010, Perseroan berhasil memproduksi 37.774 MT LPG dan 149.000 bbl Kondensat.
Saat ini Perseroan adalah pemilik kilang LPG dan fasilitas produksi LPG swasta terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi LPG 113 MT per hari, dan Kondensat 424 bbl per hari.
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan kegiatan usaha Perseroan mencakup:
a. menjalankan usaha-usaha di bidang pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam menjadi produk
turunannya, terutama LPG, Kondensat dan Propana;
b. melakukan pembangunan kilang pengolahan minyak dan gas alam;
c. menjalankan usaha di bidang distribusi dan perdagangan minyak dan gas, LPG, Kondensat dan
Propana meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal dan interinsulair;
d. menerima pengangkatan sebagai distributor untuk produk minyak dan gas, LPG, Kondensat dan
Propana dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar
negeri;
e. mengolah industri petrokimia;
f. melakukan investasi di bidang fasilitas penyimpanan minyak dan gas bumi dan produk-produk turunan
dari minyak dan gas bumi, seperti LPG, LNG, minyak, Kondensat, dan lain-lain;
g. melakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi hulu dan hilir;
h. melakukan kegiatan di bidang energi terbarukan; dan
i. melakukan kegiatan di bidang minyak dan gas hilir.
Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memiliki visi untuk menjadi perusahaan
terdepan dalam bidang produksi LPG dan Kondensat di Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut,
Perseroan mendukung misi Pemerintah untuk mengkonversi pemakaian sumber energi yang lebih mahal
ke pemakaian LPG.
1. Keunggulan Kompetitif
a. Kapasitas Produksi yang Tinggi
Saat ini Perseroan memiliki kapasitas produksi yang tinggi dan merupakan kilang LPG swasta
terbesar kedua di Indonesia.
b. Kontrak Pasokan Gas yang Panjang
Berdasarkan JOA antara Perseroan dengan PT Ogspiras Basya Pratama, Perseroan akan
mendapatkan kepastian untuk memperoleh feed gas sampai dengan tahun 2022.
c. Kontrak Penjualan Gas dengan Pelanggan yang Terjamin
Saat ini Perseroan memiliki kontrak dengan Pertamina dan kemungkinan besar terus diperpanjang,
terutama mengingat di kemudian hari terdapat kemungkinanpasokan LPG dari kilang-kilang
domestik masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengikuti kontrak pasokan gas
dari Pertamina EP. Hal ini lebih menjamin pendapatan Perseroan di masa depan.
d. Tim Manajemen yang Berpengalaman dalam Pengelolaan Kilang Pengolahan Gas dan Industri
Kimia
Tim manajemen Perseroan memiliki keahlian teknis dan operasional sehingga mampu
beroperasi secara efisien dan mengoptimalkan kapasitas produksi 10% s/d 25% di atas desain
kapasitasnya.
61
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
2. Kegiatan Usaha
Produk
Perseroan memiliki kilang LPG yang merupakan usaha hilir dalam industri minyak dan gas bumi.
Perseroan melakukan penyulingan dan pemurnian gas bumi guna mengambil senyawa hidrokarbon
yang utamanya berkarbon tiga (C3) yaitu Propana, dan berkarbon empat (C4) yaitu Butana, dan
sisanya berkarbon lima atau lebih (C5 sampai dengan C7, atau disebut Kondensat).
Adapun produk akhir yang dijual Perseroan adalah:
a. LPG (liquified petroleum gas): LPG adalah gas minyak bumi yang dicairkan yang merupakan
campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas bumi, komponennya didominasi
Propana (C3) dan Butana (C4). Penggunaan utamanya di Indonesia adalah sebagai bahan bakar
alat dapur (terutama kompor gas) untuk rumah, pusat perbelanjaan dan perhotelan, bahan
bakar kendaraan bermotor, serta digunakan untuk industri konstruksi seperti steel workshop
sebagai bahan bakar las.
b. Propana: Propana adalah senyawa alkana berkarbon tiga (C3) yang berwujud gas hasil turunan
penyulingan gas bumi. Propana merupakan penyusun utama LPG yang kegunaan utamanya
adalah sebagai bahan bakar atau pengganti Freon yang lebih ramah lingkungan.
c. Kondensat: Kondensat adalah senyawa alkana berkarbon lima (C5) atau lebih, yang merupakan
produk sampingan dari hasil penyulingan gas bumi dalam bentuk cairan. Kegunaan utama
Kondensat di pasar dalam negeri, adalah sebagai bahan baku Thinner, lem, ban kendaraan.
Selain itu, dapat digunakan sebagai Light Naphtha yang merupakan bahan pengurai (cracker)
untuk pembuatan polyethylene.
Berikut adalah data penjualan produk Perseroan selama 5 tahun terakhir:
(dalam Rupiah)
Produk
2007*
2008
2009
2010
2011**
LPG
22.850.944.729 178.792.843.219 151.110.430.930 232.149.837.340 178.008.542.703
Propana
102.153.020
252.328.024
137.259.849
50.477.724
166.414.939
1st grade 10.517.112.165 56.046.400.536 54.049.671.773 76.610.329.437 59.535.813.516
Kondensat
198.835.532
3.120.367.342
1.640.469.092
1.210.960.620
1.037.715.810
2nd grade
Total
33.669.045.446 238.211.939.121 206.937.831.644 310.021.605.121 238.748.486.968
*2007 dari Juli sampai dengan Desember
**2011 sampai dengan Juli
Seluruh produk akhir hasil ekstraksi gas bumi tersebut, telah memenuhi standar dan kualitas yang
diminta oleh pelanggan Perseroan dan sesuai dengan regulasi. Misalnya untuk LPG, produk LPG
Perseroan harus memenuhi standar Pertamina berdasarkan ketentuan Kementerian ESDM. Berikut
adalah standar kualitas dari produk Perseroan:
Sesuai dengan keputusan Ditjen Migas No. 25K/36/DDJM/1990
LPG:
0.8% volume etana
97.2% volume C3/C4
2.0% volume C5+
RVP** (maks) 145 Psig
Tidak terdapat air
PROPANA:
98.5% kemurnian volume
Tidak terdapat air
Sumber: Keputusan Ditjen Migas No. 25K/36/DDJM/1990
*SG = Specific Gravity (rasio kerapatan massa)
**RVP = Raid Vapor Pressure (tekanan uap mutlak)
Kualitas produk LPG akan terus dimonitor dan dievaluasi oleh Pertamina setiap 6 bulan.
62
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kontrol Kualitas Internal
Perseroan memiliki departemen Quality Control yang dikepalai oleh Supervisor Laboratorium
dan dibantu 4 orang staf Analis Laboratorium serta seorang Administrasi Laboratorium yang juga
merangkap sebagai staf analis.
Target standar kualitas LPG yang digunakan adalah mengacu dari standar kualitas produksi LPG
yang sudah ditetapkan oleh Ditjen Migas pada tanggal 11 November 2009. Adapun standar tersebut
adalah sebagai berikut:
No
Sifat-sifat
Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
Specific Gravity pada 60/60oF
Vapour pressure 100oF
Weathering test pada 36oF
Copper corrosion, 1 jam/100oF
Total Sulfur*
Kandungan air
Komposisi :
C2
C3 dan C4
C5+ (C5 dan yang lebih berat)
Ethyl atau Buthyl Merkaptan
tambahan
Psig
% vol
grains/1000 cuft
% vol
% vol
% vol
ml/1000AG
Batasan
Minimum Maksimum
145
95
ASTM No. 1
15
Tidak terdapat air
0.8
97
2
50
Metode Uji
ASTM
Lain
D-1657
D-1267
D-1837
D-1838
D-2784
Visual
D-2163
-
-
Sumber: Ditjen Migas
*keterangan: Untuk analisa kandungan sulfur dilakukan pada Pertamina Refinery Unit – III (Plaju) selama 3 bulan sekali
Berikut adalah peralatan yang digunakan Perseroan untuk menganalisa kualitas LPG:
NO.
1
2
3
4
5
Peralatan
Gas Chromatography
Waterbath for Vapour Pressure analysis
Waterbath for Copper Strip analysis
Weathering Tube 100 ml
Pressure Hydrometer Cylinder
Analisa
Komposisi C2, C3+C4, C5+
Vapour Pressure
Copper Strip analysis
Weathering Test
Specific Gravity
Selain itu Perseroan juga telah menerapkan sistem kontrol kualitas pada tiap tahapan sebagai
berikut:
a. Kontrol produk pada upstream storage LPG
Dilakukan sebanyak 1 kali per 4 jam atau 6 kali per 24 Jam. Hasil dari sistem ini akan
disampaikan ke shift supervisor sebagai kontrol awal untuk produk LPG.
b. Kontrol Produk pada system storage LPG
Dilakukan sebelum proses loading LPG ke truk tanki. Hasil ini sebagai kontrol produk akhir
LPG dan hasilnya akan dibuatkan sertifikat LPG yang akan disampaikan kepada konsumen.
c. Kontrol Analisa Komparasi LPG Pihak ketiga.
Produk LPG akan dianalisa di Pertamina RU–III (Plaju) sebanyak 1 kali selama 3 bulan.
Perseroan melakukan kerjasama dengan Pertamina RU–III sebagai counter check dari produk
LPG tersebut terhadap hasil analisa peralatan kromatografi gas Perseroan.
Pemasok
Perseroan mendapatkan sumber pasokan gas bumi murni dari Pertamina EP, melalui JOA dengan
OBP. Pertamina EP menyalurkan gas bumi dari sumur gas Lembak dan jalur pipa gas Cambai.
Pertamina EP juga mengalirkan gas untuk PT Pupuk Sriwijaya dan beberapa pembangkit tenaga
listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (”PLN”), dan industri lain yang juga terletak
di daerah Simpang Y setelah kilang LPG Perseroan.
63
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Berikut adalah penjelasan mengenai JOA antara Perseroan dan OBP:
Sifat hubungan antara OBP dan Perseroan adalah terafiliasi. Hubungan afiliasi tersebut terkait
dengan:
− 40% saham dalam OBP dimiliki oleh Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana yang juga
merupakan pemegang 44% saham dalam RT, dimana RT merupakan pemilik 40% saham
dalam Perseroan. Selain hal tersebut, Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana juga menjabat
sebagai Direktur Perseroan;
− 60% saham dalam OBP dimiliki oleh PT. Surya Kencana Prima (“SKP”). Bapak Theodore
Permadi Rachmat yang merupakan Wakil Komisaris Utama Perseroan memiliki 50% saham
SKP. Selain itu, Bapak Theodore Permadi Rachmat merupakan pemegang 14% saham dalam
TAS, dimana TAS merupakan pemilik 60% dalam Perseroan. Bapak Theodore Permadi Rachmat
juga menjabat sebagai Komisaris SKP dan juga Wakil Komisaris Utama Perseroan;
Perseroan memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan kelangsungan hubungan kontrak tersebut,
karena OBP adalah pihak yang terafiliasi, dimana Pemegang Saham OBP juga merupakan
pemegang saham tidak langsung dari Perseroan. Selain itu di dalam JOA juga secara tegas
menyatakan bahwa OBP akan mengupayakan agar Perseroan ditunjuk sebagai pihak dalam
Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP.
Fasilitas Produksi
Lokasi kilang LPG milik Perseroan terletak di Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y,
Palembang, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan ilir, Sumatera
Selatan. Luas kilang LPG dan fasilitas pendukungnya adalah 2,66 hektar. Berikut adalah peta
lokasi kilang LPG Perseroan:
Lokasi Kilang LPG Perseroan
KILANG LPG
Sumber: Perseroan
Informasi pendirian kilang LPG Perseroan adalah sebagai berikut:
:
:
:
:
:
:
 Lean Gas Return
:
 Process Licensor
 Tahun dibangun
 Masa uji coba
 Produksi komersial
 Civil, M&E dan Commissioning Contractor
 Sumber Feed Gas
64
Presson Enerflex – CANADA
2006-2007
Juli - Agustus 2007
sejak September 2007
PT Rekayasa Industri
Jalur pipa Gas Lembak / Cambai, Pertamina EP
Jalur pipa Pertamina EP
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
KilangLPGPerseroandibangunpadatahun2006berdasarkandesaindariPressonEnerflex–
Canada sebagai Process Licensor, dan pembangunannya dilakukan oleh PT Rekayasa Industri.
PembangunankilangLPGtelahmemperolehizindariDitjenMigasdantelahdisertaidenganUPL
dan UKL. Seluruh bangunan telah dirancang menurut standar yang mempertimbangkan segala
segikeselamatan,kesehatankerjadanlingkungan.KilangLPGPerseroanefektifmemulaiujicoba
operasinya pada Juli 2007, selama 2 bulan sampai dimulai produksi komersialnya pada September
2007.
DesainkapasitaskilangLPGPerseroanadalahsebagaiberikut:
 Feed Gas
 Jenis Produk
: 60 MMSCFD*
LPG
Propana
Kondensat
:110MTPD
: 9,5 MTPD**
: 227 BPD***
Keterangan:
*
MMSCFD: Million Standard Cubic Feet per Day adalah satuan untuk menunjukkan laju alir
gas bumi per hari
** Metric tons per day atau metrik ton per hari
*** Barrels per day atau barel per hari
KapasitaskilangLPGPerseroandirancanguntukmenerimaalirangasbumimurni(feed gas) dari
jalur pipa Pertamina EP sebesar 60 MMSCFD (sesuai kontrak bypass pipa dari Pertamina EP) dan
selanjutnya akan mengembalikan gas yang tidak terproses (lean gas) melalui jalur pipa Pertamina
EP.KilangPerseroanmemilikikapasitasproduksiLPGsebesar110MTperhari,Propana9,5MT
perhari(TotalLPG+Propanaadalah119,5MTperhari),danKondensatsebesar227bblper
hari.
Berikut adalah data produksi Perseroan sejak September 2007 sampai dengan Juli 2011:
(in ‘000 MT)
Produksi LPG
(in ‘000 bbl)
40.0
35.0
37.34
30.0
140.0
30.81
24.83
20.0
149.1
131.6
120.0
25.0
24.40
100.0
109.6
91.2
80.0
15.0
60.0
10.0
40.0
5.0
0.0
Produksi Kondensat
160.0
20.0
3.64
Sep - Des
2007
2008
2009
2010
Jan - Juli 2011
4 bulan
1 tahun
1 tahun
1 tahun
7 bulan
21.0
0.0
Sep - Des
2007
2008
2009
2010
Jan - Juli
2011
4 bulan
1 tahun
1 tahun
1 tahun
7 bulan
Sumber: Perseroan
Kinerja kilang LPG Perseroan terus mengalami peningkatan, di mana sejak beroperasi penuh
padatahun2008,kilangLPGPerseroanhanyamampumemproduksi24.833MTLPGpertahun,
namun pada tahun 2010 sudah mencapai 37.343 MT per tahun. Sama halnya dengan produksi
Kondensat,dimanasejakberoperasipenuhpadatahun2008,kilangLPGPerseroanhanyamampu
memproduksi 109.600 bbl per tahun, namun pada tahun 2010 sudah mencapai 149.075 bbl per
tahun.
Daridatadiatas,pertumbuhanrata–rata(CAGR)produksiLPGpertahunsejaktahun2008
sampai dengan 2010 mencapai 22,59%. Sedangkan pertumbuhan rata – rata produksi Kondensat
per tahun sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 mencapai 16,64%.
Sedangkan metode penentuan persediaan mengacu pada kapasitas tanki penyimpanan baik
LPG maupun Kondensat. Untuk LPG kapasitas penyimpanan mencapai 600 MT sehingga
apabilaproduksiLPGmencapai113MTperhari,tankicukupmenampungLPGselama5,3hari.
PengambilanLPGdilakukansetiapharisehinggakondisipersediaanselaludalamposisiaman.
Untuk Kondensat kapasitas penyimpanan mencapai 3.000 bbl sehingga apabila produksi Kondensat
mencapai 424 bbl per hari, tanki cukup menampung Kondensat selama 7,08 hari. Pengambilan
65
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kondensat dilakukan setiap hari sehingga kondisi persediaan selalu dalam posisi aman.
Kilang LPG Perseroan memiliki fasilitas sebagai berikut:
a. Bangunan Kantor
b. Area Produksi/penyulingan yang terdiri atas
Generator
Ruang Kontrol
Hot Oil System
Dehydration Unit
Gas Suction Scrubber
Feed Gas Compressor
Refrigerant Compressor
Contactor
Fractionation Tower
Kolam untuk sistem hidran
c. Area Penyimpanan
Tanki LPG
Tanki Kondensat
Tanki Propana
d. Area Stasiun Pengisian
Keseluruhan fasilitas kilang di atas telah memenuhi standar kualitas proses produksi yang ketat,
kebersihan dan estetika, serta keamanan yang tinggi sehingga tercapai kondisi zero accident sejak
awal produksi sampai dengan saat ini.
Salah satu sarana penunjang keamanan produksi, ditempatkan kolam air yang cukup besar pada
area produksi, sebagai sistem hidran untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran. Penjelasan
atas fasilitas dan mesin yang telah disebutkan di atas akan dibahas pada sub bagian proses
produksi di Prospektus ini.
Proses Produksi
Pada dasarnya proses penyulingan gas bumi adalah melakukan pemisahan berbagai senyawa
hidrokarbon yang terdapat dari gas bumi dan membuang air, minyak, serta senyawa yang tidak
diinginkan agar diperoleh gas yang memenuhi standar dan kualitas untuk dikonsumsi.
Sederhananya proses penyulingan gas pada kilang LPG Perseroan dapat dibagi menjadi 3 proses
utama, yaitu:
- Pemisahan minyak (Kondensat 2nd grade)
- Pemisahan cairan
- Pemisahan gas bumi cair
Berikut adalah alur proses penyulingan gas yang dilakukan Perseroan:
Proses Produksi Pada Kilang LPG Perseroan
LEAN GAS
TO PERTAMINA EP
PROPANA
SALES GAS
FEED
GAS
SCRUBBER
PRESSURIZE
SYSTEM
COOLING
SYSTEM
DEWATERING
SYSTEM
TEG
METHASOL
2ND GRADE
LPG
PROPANA
WATER
KONDENSET
FRACTIONATION
SYSTEM
KONDENSET
1ST GRADE
DHU
Dehydration Unit
REFRIGERANT
SYSTEM
SUMUR GAS LEMBAK
& CAMBAI
SEPARATOR
Sumber: Perseroan
66
- PUSRI
- PLN
- PERTAMINA
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
a. Pemisahan minyak (Kondensat 2nd grade)
Pertama kali feed gas yang dialirkan oleh Pertamina EP akan diteruskan ke Gas Suction Scrubber,
dimana mesin scrubber ini berguna untuk memisahkan partikel-partikel besar kotoran, seperti
pasir dan minyak yang berpengaruh besar terhadap kemurnian gas. Dari proses di Gas Suction
Scrubber ini sudah dihasilkan produk Kondensat 2nd grade.
b. Pemisahan cairan
Seteleh dipisahkan dari air dan heavy Kondensat (Kondensat 2nd grade), gas dialirkan ke Pressurizer
System untuk dinaikkan tekanannya menggunakan Feed Gas Compressor. Selanjutnya gas
dialirkan ke Dewatering System, dimana di sistem ini air yang terikut dalam gas akan diserap
melalui Dehydration Unit dengan mempertemukan gas dengan TEG (triethylene glycol) di Contactor.
Partikel TEG yang bersifat sebagai adsorbent akan menyerap air sehingga air akan berpisah
dengan gas.
Setelah Dewatering System, gas menuju Cooling System dimana tekanan gas diturunkan
menggunakan JT valve untuk mendapatkan temperatur yang lebih rendah akibat Joule Thomson
effect.
c. Pemisahan gas bumi cair
Gas yang sudah dipisahkan dengan air tersebut selanjutnya dialirkan ke Cooling System.
Pada Cooling System ini Methanol diinjeksikan ke dalam pipa agar sisa air yang masih terkandung
dalam gas tidak membeku. Selanjutnya gas bumi akan didinginkan sampai temperature -57oF
di Low Temperature Separator yang merupakan bagian dari Cooling System. Dari proses ini,
terjadi pemisahan gas bumi dengan gas bumi cair, dimana senyawa hidrokarbon yang lebih ringan
seperti Metana (C1) dan Etana (C2), berpisah dengan gas yang lebih berat karena hidrokarbon
ringan flashing menjadi gas. Gas C1 dan C2 tersebut selanjutnya dikeluarkan dari Low Temperature
Separator untuk dikembalikan ke pipa Pertamina EP.
Selanjutnya senyawa hidrokarbon C3, C4, dan Kondensat (atau disebut gas bumi cair) akan
dialirkan ke Fractionation System. Disinilah gas bumi cair tersebut akan kembali dipisahkan menjadi
komponen penyusun utamanya melalui proses fraksinasi. Proses fraksinasi dilakukandengan
memanaskan senyawa hidrokarbon, sehingga senyawa hidrokarbon yang dipanaskan akan
berpisah berdasarkan titik didih mereka yang berbeda. Dari proses fraksinasi ini diperolehlah
Propana, LPG, dan Kondensat 1st grade.
Hasil fraksinasi tersebut akan disimpan pada tanki penyimpanan masing-masing, untuk selanjutnya
dialirkan ke Filling Station pada saat loading ke truk-truk tanki dari pihak pengangkut yang
ditunjuk oleh Pertamina maupun pelanggan Perseroan. Kilang LPG perseroan memiliki kapasitas
penyimpanan 600 MT yang terdiri dari 4 unit LPG Storage Tank dengan kapasitas masing-masing
150 MT yang memiliki ketahanan operasi kurang lebih 5-6 hari. Loading Station LPG yang ada
sebanyak 2 unit dengan loading speed untuk 18 MT LPG adalah 75 menit.
Penjualan dan Pengangkutan
a. Produk LPG dan Propana
Hasil akhir LPG Perseroan seluruhnya dipasarkan lewat Pertamina divisi Gas Domestik, yang
seluruhnya ditujukan untuk pasar domestik. Pengangkutan produk LPG Perseroan dilakukan
oleh SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk LPG) milik swasta yang ditunjuk oleh
Pertamina.
Propana tidak diproduksi dan dijual secara rutin oleh Perseroan dan diproduksi hanya pada saat
ada permintaan khusus, karena Propana yang dihasilkan oleh kilang Perseroan di-blend untuk
LPG. Propana yang dapat diproduksi Perseroan memiliki spesifikasi khusus yang berbeda dengan
yang dibutuhkan oleh pasar pada umumnya. Pembeli utama Propana Perseroan hanya PT Harindo
Mitra Gas yang bergerak di bidang gas.
Berikut adalah data penjualan LPG dan Propana Perseroan:
(dalam MT)
Keterangan
LPG ke Pertamina
Propana ke PT Harindo Mitra Gas
2007
3.420
8
*sampai dengan bulan Juli 2011
67
2008
24.961
16
2009
30.758
19
2010
37.360
5
2011*
24.318
13
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Mekanisme penjualan LPG mengacu kepada Perjanjian Jual Beli LPG dengan Pertamina yang
berlaku selama 6 tahun (2007 s/d 2013), dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut:
1. Invoice dibuat setelah satu bulan pengambilan; dan
2. Pembayaran dilakukan Pertamina setelah 20 hari kalender dari tanggal invoice.
Penentuan harga jual yang ditetapkan Perseroan, akan berpatokan pada standar harga LPG
internasional, yaitu CP Aramco (contract price Arab Saudi) dalam satuan USD per MT. Hal tersebut
dikarenakan Arab Saudi adalah pemasok utama untuk LPG.
b. Produk Kondensat
Kondensat Perseroan terdiri dari 2 jenis yaitu Kondensat 1st grade dan Kondensat 2nd grade.
Sejak 2010, 100% Kondensat Perseroan dipasarkan melalui distributor lokal atau jasa agen untuk
kebutuhan dalam negeri. Untuk penjualan Kondensat untuk pasar lokal, Perseroan melakukan
penjualan Kondensat kepada distributor dan user (via truk dari kilang LPG Perseroan). Perseroan
juga melakukan penjualan kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. melalui jasa agen.
Pengiriman kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. tersebut, dilakukan dengan bulk shipping
dari storage tank Perseroan yang disewa Perseroan di wilayah Merak.
Kondensat 1st grade Perseroan, terutama dijual kepada PT Lantana Makmur, PT Harindo Putra
Jaya, PT Bumi Putra Maju (kesemuanya bergerak sebagai produsen Thinner dan Solvent),
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (produsen polyethylene), melalui PT Surya Mandala Sakti
dan Sojitz Pte. Ltd. (eksportir Singapura).
Kondensat 2nd grade Perseroan dijual kepada pelanggan utama Perseroan yang bergerak sebagai
produsen Thinner dan Solvent, yaitu PT Rhio Chende Karya dan PT Bumi Putra Maju.
Berikut adalah data penjualan Kondensat 1st grade dan 2nd grade Perseroan:
(dalam bbl)
Pembeli Kondensat 1st grade
PT Harindo Putra Jaya
PT Bumi Putra Maju
Sojitz Pte Ltd
PT Chandra Asri Petrochemical
Tbk.
PT Lantana Makmur
PT Rhio Chende Karya
Total
2007
12.278
6.450
-
2008
46.069
35.219
11.061
2009
46.585
55.753
20.254
2010
55.277
79.450
-
2011
22.375
34.002
-
264
703
19.695
92.350
11.184
133.776
55.455
190.182
33.065
89.442
(dalam bbl)
Pembeli Kondensat 2 grade
PT Rhio Chende Karya
PT Bumi Putra Maju
Total
nd
2007
613
613
2008
8.565
8.565
2009
6.636
6.636
2010
3.705
3.705
2011
2.868
2.868
Sumber: Perseroan
Mekanisme penjualan Kondensat mengacu kepada kontrak dengan masing masing pembeli dengan
ketentuan pembayaran sebagai berikut:
1. Pembayaran dimuka untuk penjualan retail (via truk).
2. Untuk penjualan ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. mengunakan Jaminan Bank senilai
invoice dan pembayaran kredit 30 hari kalender dari tanggal pengapalan.
3. Untuk penjualan ekspor mengunakan Standby Letter of Credit senilai invoice dan pembayaran
kredit 15 hari kalender dari tanggal pengapalan.
4. Sejak 2010, Perseroan tidak lagi melakukan ekspor karena Pemerintah tidak lagi mengeluarkan
ijin ekspor untuk Kondensat.
Untuk penjualan dalam negeri (retail), harga jual Perseroan mengacu kepada harga ICP/SLC
(Indonesian Crude Price / Sumatera Light Crude). Perhitungan harga jual ke PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk. dan ekspor, mengacu kepada harga Naphtha MOP Singapore.
68
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Pengangkutan produk Kondensat Perseroan untuk pasar lokal dilakukan oleh dua offtaker utama
Perseroan yaitu PT Harindo Putra Jaya dan PT Bumi Putra Maju. Setiap pengapalan Kondensat
ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan ekspor berkapasitas 11.000 bbl (1.200 MT).
2. Tinjauan Industri Gas Dalam Negeri
a. Gambaran Umum Gas Bumi
Gas bumi terdiri dari beberapa jenis gas hidrokarbon. Selain dari Propana dan butana komponen
utama adalah Metana (C1) dan Etana (C2). Berikut adalah tabel jenis gas atau senyawa
hidrokarbon yang terdapat pada gas bumi:
Penyusun
Metana
Etana
Propana
Butana
Pentana
Karbon dioksida
Oksigen
Nitrogen
Hidrogen Sulfat
Rare gases
Struktur Kimia
C1
C2
C3
C4
C5
CO2
O2
N2
H 2S
A, He, Ne, Xe
% tipikal gas
70-95%
2.5-12%
1-6%
0.2-2.5%
0.2-1%
0-8%
0-0.2%
0-5%
0-5%
trace
Sumber: http://www.naturalgas.org/
Gas bumi dapat ditemukan di bawah lapisan bumi, seringkali bersama dengan cadangan
minyak. Saat tiba di permukaan, gas ini dipisahkan dari minyak atau air yang mungkin ada
di dalam deposit tersebut. Proses ini memurnikan gas dengan membuang gas lain yang ada
seperti Propana dan Butana, serta kandungan air.
Energi yang dihasilkan oleh gas bumi diukur dengan kalori. Kandungan energi ini tidak seragam
karena dihasilkan dari beberapa sumur gas yang berbeda. Kalori gas bumi di Indonesia paling
rendah adalah 5.991 Kkal /m3 sementara yang tertinggi mencapai 11.127 Kkal /m3.
Gas bumi yang didistribusikan di wilayah Banten, Karawang, Bogor, Jakarta memiliki kalori
sebesar 7.703 – 11.127 Kkal /m3, sementara gas bumi yang didistribusikan di wilayah Cirebon
memiliki kalori terendah yakni 5.991 Kkal/m3.
b. Cadangan dan Produksi Gas Bumi Indonesia
Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data 1 Januari 2010 mencapai 157,14
TSCF dan produksi per tahun mencapai 3,4 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia
memiliki reserve to production (R/P) mencapai 46,21 tahun.
Cadangan gas ini diperkirakan belum akan bertambah kecuali ditemukan cadangan potensial
baru. Cadangan besar terakhir yang ditemukan adalah cadangan di lapangan Tangguh. Tidak
adanya cadangan potensial ini mempengaruhi aktivitas pengeboran pengembangan dalam
beberapa tahun terakhir.
Dalam tiga tahun terakhir, aktivitas pengeboran untuk pengembangan lapangan gas
bumi di Indonesia relatif nihil. Pengeboran pengembangan mencapai 22.626 kaki pada
tahun 2007.
Produksi gas bumi Indonesia beberapa tahun terakhir cenderung tetap. Tingkat produksi ratarata adalah sekitar 3,4 miliar TSCF (trillion standard cubic feet) . Produksi gas dihasilkan dari produksi Pertamina, Pertamina Joint Operating Body (JOB),
Pertamina Technical Assistance Contract (TAC) dan Pertamina Joint Operating Body Production Sharing Contract (JOB-PSC), serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) /
Production Sharing Contract (PSC).
Tingkat produksi gas sebagian besar dihasilkan dari Kontrak Kerja Sama (KKS) / Production
Sharing Contract (PSC) yakni sekitar 3,05 TSCF, diikuti oleh produksi Pertamina sekitar 350
MSCF.
Produksi oleh Pertamina JOB dan Pertamina TAC tidak terlalu signifikan yakni masing-masing
sekitar 31 juta MSCF pada tahun 2010. Produksi gas bumi tahun 2010 melalui KKKS rata-rata
mencapai sekitar 88% dari produksi total sementara produksi oleh Pertamina sekitar 10%.
Produksi oleh Pertamina JOB dan Pertamina TAC rata-rata masing-masing sekitar 0,9%.
69
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
c. Pemanfaatan Gas Bumi
Gas bumi dipakai pada beberapa sektor. Penggunaan gas bumi di Indonesia antara lain
untuk penggunaan pada sumur gas sendiri untuk keperluan pembangkit listrik, industri pupuk,
pengilangan (seperti ethylene dan LPG), LNG (Liquified Natural Gas), heating dan lain-lain.
Berdasarkan data Ditjen Migas tahun 2010 pemanfaatan gas bumi sebagian besar diproses
menjadi LNG yakni 1,4 TSCF per tahunnya, sementara untuk pasar dalam negeri (lokal)
digunakan untuk pupuk 225.751 MMSCF, refinery 28.489 MMSCF, LPG dan Kondensat 26.414
MMSCF dan industri lainnya 621.458 MMSCF.
d. Ekspor Gas Bumi
Sebagian produksi gas bumi Indonesia dilempar ke pasar ekspor dan sisanya untuk kebutuhan
domestik. Ekspor gas Indonesia selama ini adalah ke Singapura, Jepang, China, Korea Selatan,
Thailand dan Malaysia. Ekspor sebagian besar dilakukan dalam bentuk LNG melalui kapal,
sementara sisanya melalui jaringan pipa transmisi.
Selama ini, porsi untuk ekspor lebih besar daripada volume untuk pasar domestik. Secara
akumulatif dalam kontrak jual beli gas dari tahun 2003 hingga 2007, alokasi domestik mencapai
20.120.000 MMSCFD atau 48% dan ekspor 21.550.000 MMSCFD atau 52%.
Sejak tahun 2009 persentase ekspor gas bumi sudah mulai mengecil dibandingkan sebelumnya.
Pada tahun 2009 ekspor kurang dari 50% yakni sebesar 46,08% dari total produksi dengan
volume mencapai 3.667 MMSCFD.
Ekspor gas dalam bentuk LNG cenderung turun dari tahun ke tahun, sementara ekspor
melalui pipa cenderung meningkat. Pada tahun 2007 ekspor LNG turun sebesar 8,5% menjadi
1.076.785 MMSCFD. Penurunan juga terjadi pada tahun 2008 namun lebih kecil yaitu sebesar
0,8% menjadi 1.067.796 MMSCFD.
Pada tahun 2009, hingga bulan Oktober tercatat ekspor LNG sebesar 841.911 MMSCFD. Jika dihitung rata-rata bulanan maka volume ekspor sebesar 84.191 MMSCFD ini lebih kecil dari tahun sebelumnya yang mencapai 88.983 MMSCFD.
Sementara itu, volume ekspor gas melalui pipa memiliki tren meningkat. Ekspor gas dilakukan
melalui pipa transmisi Grissik – Singapura.
Volume ekspor gas bumi melalui pipa fluktuatif dalam beberapa tahun namun menunjukkan
tren meningkat. Pada tahun 2007 volume ekspor mencapai 297.000 MMSCFD.
Pada tahun 2008 volume ekspor menurun 20% menjadi 235.000 MMSCFD. Ekspor melonjak
tajam pada tahun 2009, dimana hingga bulan Oktober telah mencapai 291.000 MMSCFD atau
24% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Pada tahun-tahun mendatang diperkirakan volume gas untuk ekspor akan lebih kecil lagi seiring
dengan berkurangnya komitmen gas untuk luar negeri setelah tahun 2010. Beberapa kontrak penjualan ekspor gas ke luar negeri dilakukan secara jangka panjang
dengan sistem kontrak. Saat ini sejumlah kontrak ekspor jangka panjang masih berlangsung
dan beberapa kontrak baru juga akan mulai realisasi pengirimannya dalam tahun ini.
Menurut rencana pemerintah akan membatasi kontrak ekspor gas baru dan akan mengalihkan
alokasi untuk kebutuhan domestik pada tahun 2011. e. Kebutuhan Gas Domestik
Secara garis besar pemanfaatan gas bumi di pasar domestik dibagi atas 3 kelompok yaitu :
Gas Bumi untuk Pembangkit Listrik
Sebagian besar digunakan oleh PLN sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik untuk PLTG
dan PLTGU yang meliputi wilayah Sumatera dan Jawa.
Gas Bumi sebagai Bahan Bakar
Gas bumi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada produksi migas yakni untuk
artificial lifting (komponen produksi lifting minyak bumi) oleh PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk. (“PGN”) dan PT Chevron Pacific Indonesia. Pemanfaatan gas bumi sebagai
bahan bakar juga dilakukan pada industri menengah maupun berat, seperti industri keramik
dan kaca, serta industri tekstil. Sisanya adalah pemakaian gas bumi sebagai bahan bakar
dalam bentuk LPG, pada skala kecil dan menengah seperti pada industri perhotelan, rumah
tangga, dan kendaraan.
70
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Gas bumi sebagai bahan baku
Sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pada industri pupuk oleh Pupuk Sriwijaya
I sampai IV di Palembang dan Pupuk Kujang di Jawa Barat. Selain itu gas bumi juga
digunakan pada industri Petrokimia, besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api
ringan.
Rata-rata kebutuhan gas bumi domestik per tahun pada tahun 2009 hingga 2010 adalah 5.557,6
MMSCFD. Wilayah Sumatera Bagian Tengah, Selatan dan Jawa Bagian Barat merupakan
wilayah dengan kebutuhan terbesar dengan rata-rata kebutuhan per tahun dari tahun 2009
hingga 2014 sebesar 2.994,7 MMSCFD. Wilayah Jawa Bagian Timur menjadi yang kedua terbesar kebutuhannya dengan rata-rata
sebesar 843,8 MMSCFD per tahun yang didominasi oleh pengggunaan untuk listrik PLN pada
PLTGU Gresik. Selain listrik, kebutuhan juga datang dari pabrik milik PT Petrokimia Gresik
sebagai bahan baku dan PGN sebagai bahan bakar.
Kebutuhan gas yang dimaksud di atas adalah kebutuhan terkontrak ditambah kebutuhan yang
mendapat komitmen. Kebutuhan domestik ini belum seluruhnya terjamin pasokannya karena
volume gas terkontrak masih di bawah volume kebutuhan. Sebagian dari kebutuhan ini baru
mendapatkan komitmen pasokan dari produsen.
f. Penyerap Gas Terbesar Domestik
Secara sektoral, kelistrikan menjadi sektor dengan kebutuhan gas domestik terbesar. Kebutuhan
rata-rata pada tahun 2009 hingga 2014 mencapai 2.130,7 MMSCFD. Kebutuhan untuk sektor
listrik akan menurun pada tahun 2012 sampai 2014 karena penurunan kebutuhan terkontrak
lebih besar dari kenaikan kebutuhan yang mendapat komitmen di wilayah Sumatera Bagian
Tengah dan Jawa Bagian Timur.
Kebutuhan gas sebagai bahan bakar merupakan sektor terbesar kedua dengan rata-rata
kebutuhan 1385,5 MMSCFD. Kebutuhan terkontrak turun lebih besar dari kenaikan kebutuhan
yang mendapat komitmen di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Jawa Bagian Tengah mulai
2011.
Industri pupuk dan petrokimia dengan kebutuhan rata-rata sebesar 1.145,6 MMSCFD adalah
sektor dengan kebutuhan terbesar ketiga. Kebutuhan ini relatif tetap karena tidak ada ekspansi
pada industri ini.
3. Kondisi Persaingan dan Prospek Usaha Perseroan
LPG
Sejak Pemerintah memberlakukan program konversi Minyak Tanah ke LPG pada tahun 2007 lalu,
kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat. Selama ini pasokan LPG dari kilang-kilang dalam
negeri baik kilang Pemerintah maupun kilang swasta (yang hanya berjumlah 16) saat ini masih
kurang daripada kebutuhan dalam negeri,sehingga persaingan di industri ini relatif masih terbuka,
bahkan masih diperlukan tambahan LPG impor dengan volume yang masih sangat besar.
Berikut adalah data dan proyeksi produksi dan penjualan LPG dalam negeri:
(dalam MT per tahun)
Tahun
2008
Produksi Domestik
Impor
1.690.766
Penjualan
373.500
993.875
2009
2.125.217
825.454
2.629.872
2010
2.478.370
1.459.763
3.384.978
2011F
2.757.413
1.503.555
3.554.226
2012F
2.840.413
1.548.662
3.731.938
2013F
2.925.339
1.595.121
3.918.535
2014F
3.013.100
1.642.975
4.114.461
2015F
3.103.493
1.692.264
4.320.185
2016F
3.196.597
1.743.032
4.536.194
71
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Penjualan dan Produksi LPG
(juta MT)
4.4
2.6
2.5
3.7
3.6
3.3
2.8
2.8
4.5
4.3
3.9
2.9
3.0
3.1
3.2
2.1
1.7
1.0
2008
2009
2010
2011F
2012F
Produksi Domestik
2013F
2014F
2015F
2016F
Penjualan
Sumber: data Kementerian ESDM
MelihatkebutuhanLPGdalamnegeriyangsangattinggidandiprediksiakanterusbertumbuh,
Perseroan yakin seluruh hasil produksi LPG-nya akan terus diserap oleh Pertamina. Seluruh
distribusiLPGdiIndonesiadiaturolehPertaminadivisiGasDomestik,dimanaPerseroanjuga
menyuplaiLPGtersebutmelaluiikatankontrakjualbeliselama6tahun(2007s/d2013).Meskipun
kontrak jual beli tersebut akan ditinjau setiap 3 tahun sekali, kemungkinan besar Perseroan akan
terus mendapatkan perpanjangan kontrak, mengingat Perseroan masih terikat kontrak pasokan
gas dari Pertamina EP hingga tahun 2022.
Kondensat
Kebutuhan Kondensat dalam negeri sangat besar dan lebih besar lagi adalah konsumsi PT Chandra
Asri Petrochemical Tbk. sendiri yang mengunakan Light Naphtha sebanyak 5.000 MT per hari
setara dengan 46.000 bbl per hari dibandingkan dengan kapasitas produksi Perseroan sebesar
400 bbl per hari (hanya sekitar 0,94% kebutuhan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.).
Berikut adalah data kebutuhan Kondensat dalam negeri:
(dalam bbl per bulan)
Tahun
2009
2010
2011F
2012F
2013F
2014F
2015F
2016F
Produksi Kebutuhan Domestik PT Chandra Asri Kebutuhan Ekspor
Domestik
Petrochemical Tbk.
791.000
45.000
1.350.000
> 1.000.000
804.660
46.350
1.350.000
> 1.000.000
828.800
47.740
1.350.000
> 1.000.000
853.670
49.170
1.350.000
> 1.000.000
879.280
50.640
1.350.000
> 1.000.000
905.650
52.160
1.350.000
> 1.000.000
932.820
53.730
1.350.000
> 1.000.000
960.810
55.340
1.350.000
> 1.000.000
Sumber: data Kementerian ESDM
Jumlah Produsen Kondensat dalam negeri masih sangat terbatas. Saat ini Perseroan memperkirakan
hanyaterdapat2kilangKondensatswastadan3kilangKondensatdariPertaminayanghampir
berkompetisilangsungdenganPerseroan.KeduakilangswastatersebutmemproduksiKondensat
dengankualitasdibawahKondensatPerseroan,yangutamanyahanyadapatdigunakansebagai
bahan baku Thinner. Dengan menjual Kondensat yang lebih murah dari Perseroan, kedua kilang
tersebut diperkirakan hanya akan dapat memasuki pasar Thinner low end, sedangkan Kondensat
produksi Perseroan lebih ditujukan untuk memasuki pasar menengah ke atas dengan harga dan
kualitas yang dapat bersaing dengan Kondensat bermerek yang dimiliki Pertamina.
Dari data Kementerian ESDM di atas dan jumlah produsen yang masih terbatas, dapat disimpulkan
kebutuhan Kondensat dalam negeri saat ini jauh lebih besar dari produksi domestik, sehingga
Perseroan yakin seluruh produksi Kondensatnya akan terserap oleh pasar.
4. Kegiatan Usaha Anak Perusahaan Perseroan
Perseroan adalah pemegang saham utama PAU dengan komposisi 10% kepemilikan saham
secara langsung dan 49,98% kepemilikan saham secara tidak langsung melalui LIU.
72
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
PAU
PAU bergerak di industri kimia dasar dan berencana untuk memproduksi amoniak yang merupakan
bahan baku pupuk dan industri kimia lainnya. PAU telah mendapat alokasi gas bumi sebagai
bahan baku amoniak berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 3288 K/15/MEM/2010 tanggal
31 Desember 2010. Sumber gas bumi tersebut berasal dari wilayah kerja blok Senoro-Toili yang
dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (“JOB”). Saat ini PAU
sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan JOB terkait dengan syarat-syarat dan ketentuan
Pokok-Pokok Perjanjian Jual Beli Gas.
PAU telah membebaskan lahan seluas 160 hektar di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah. PAU telah memperoleh persetujuan AMDAL dan telah melakukan studi
kelayakan, bathymetry dan topografi. Produksi komersial diperkirakan pada kuartal kedua 2015.
Total biaya proyek diperkirakan ± USD 700 juta.
Prospek Usaha Industri Amoniak
Peningkatan produksi yang substansial di sektor pertanian dan perkebunan telah mempengaruhi
permintaan multi compound fertilizer. Pemerintah saat ini juga sedang memperkuat pasokan
pangan nasional dengan meningkatkan produksi pupuk. Selain itu dalam beberapa tahun terakhir,
pertumbuhan yang signifikan pada sektor industri pertambangan di Indonesia telah mendorong
peningkatan permintaan amonium nitrat. Hal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan permintaan
amoniak secara signifikan. Oleh karena itu, dari sisi pasokan-permintaan, pembangunan pabrik
amoniak di Indonesia sangat prospektif.
5. Strategi Perseroan
i. Menjaga kualitas produk dan menjaga hubungan baik dengan Offtaker.
ii. Memberikan jaminan supply yang konsisten kepada pembeli/Offtaker dengan harga bersaing
dan kualitas produk yang prima
iii. Memperkuat brand image terutama terhadap produk Kondensat yang diproduksi Perseroan
sehingga produk Perseroan memperoleh posisi yang lebih baik di pasar dan meningkatkan
harga jualnya.
iv. Meningkatkan efisiensi kilang LPG terhadap feed gas sehingga mengoptimalkan ekstraksi LPG
dan Kondensat
v. Memaksimalkan utilisasi kilang pada umumnya dan mengurangi downtime (mematikan mesin
produksi). Hal ini dilakukan dengan pengoperasian dan perawatan kilang pada standar yang
tinggi sehingga mesin dapat beroperasi non-stop tanpa mengalami kerusakan.
vi. Mengaplikasikan proses upgrade dan mengembangkan teknologi baru secara berkelanjutan.
vii.Menjaga dan meningkatkan kemampuan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan rutin,
mengingat industri gas memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal.
viii.Perseroan melakukan diversifikasi usaha terkait dengan energi terbarukan dan produk gas
hilir lainnya.
6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Manajemen Perseroan menaruh perhatian yang besar terhadap upaya pelestarian lingkungan
hidup dalam upaya menunjang program industri yang berwawasan lingkungan hidup. Sebagai
bentuk komitmen Perseroan, Perseroan menjalankan kegiatan usahanya berusaha sebaik
mungkin untuk dapat mengikuti semua persyaratan yang ditentukan oleh Pemerintah berkenaan
dengan penanggulangan dampak lingkungan, salah satu bentuknya adalah dengan memenuhi
ketentuan sehubungan penyusunan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL).
Penyusunan dokuman UKL-UPL berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 13 Tahun 2010 tentang UKL dan UPL, sedangkan penetapan kriterianya mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi AMDAL, dimana kegiatan kilang LPG hanya wajib
dilengkapi kajian UKL-UPL. Tolok ukur yang menyatakan ukuran besaran dampak juga selalu
mengacu kepada ketentuan peraturan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, Perseroan
menggunakan pendekatan teknologi, pendekatan institusional dan pendekatan sosial.
Terkait dengan pendekatan teknologi, dalam mengantisipasi penurunan kualitas air permukaan
dari kegiatan Perseoran, dibuat drainase permanen dan kedap air dalam lokasi pabrik dengan
sistem terbuka serta membuat kolam penampungan dan pengolahan limbah cair (bak kontrol)
73
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
serta membuat bak pemisahan oli dan air limbah (oil catcher) yang kedap air. Dalam pendekatan
institusional, Perseroan membentuk kelembagaan internal seperti pembentukan struktur organisasi
yang menempatkan bagian lingkungan dan kesehatan dan keselamatan kerja (“K3”), pelatihan
karyawan dalam bidang lingkungan melalui kerjasama dengan instansi pemerintah. Pendekatan
sosial ekonomi adalah merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Perseroan dalam upaya
menjaga keharmonisan antara Perseroan dengan masyarakat sekitar lokasi, yang dalam kaitan
ini rekrutmen tenaga kerja diupayakan sedapat mungkin dari masyarakat lokal untuk tenaga kerja
tertentu.
Secara umum proses pengolahan yang ada di kilang yang dikelola Perseroan tidak menghasilkan
limbah. Limbah yang ada berupa oli bekas yang secara reguler berasal dari penggantian oli mesin
dan bukan dari hasil proses produksi. Oli bekas yang termasuk dalam Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (“B3”) disimpan dalam drum-drum dan secara berkala diambil oleh pihak pengumpul
limbah B3 yang telah memiliki izin resmi.
7. Penelitian dan Pengembangan
Perseroan memiliki visi untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja operasionalnya.
Hal ini terbukti melalui perkembangan produksi baik LPG maupun Kondensat yang terus meningkat
dari tahun ke tahun di mana sejak beroperasi penuh pada tahun 2008 baru bisa memproduksi
LPG sebesar 25.426 MT dan Kondensat sebesar 100.285 bbl meningkat pada tahun 2010 menjadi
37.343 MT LPG dan 145.380 bbl Kondensat. Peningkatan produksi terjadi disebabkan adanya
peningkatan kinerja dari sisi operasi dan engineering serta adanya penambahan dan penggantian
beberapa peralatan.
Guna mendukung hal tersebut Perseroan terus melakukan evaluasi metode produksi, maupun
penelitian dan penyerapan proses maupun teknologi baru secara berkala. Proyek penelitian dan
pengembangan yang sudah pernah dilakukan Perseroan adalah uji coba penggunaan Kondensat
sebagai bahan bakar boiler substitusi solar, bekerja sama dengan Lemigas dengan menggunakan
fasilitas mereka. Dari hasil uji coba berhasil mendapatkan campuran 20% Kondensat dengan
80% solar memberikan kinerja (dari sisi waktu operasi dan konsumsi bahan bakar) yang hampir
sama dibandingkan solar murni 100% sebagai bahan bakar boiler. Untuk ke depannya, penemuan
tersebut dapat memberikan manfaat untuk menggantikan bahan bakar solar yang suatu saat bisa
menjadi produk bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan (dengan kadar emisi CO2 lebih
kecil 21% dari solar). Dengan produk hasil uji coba ini, Perseroan berpotensi untuk menciptakan
pasar energi alternatif baru.
8. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
Dalam melakukan kegiatan usahanya, Perseroan tidak melupakan tanggung jawab terhadap
lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar kilang gas Perseroan. Hal ini dilakukan sebagai
imbal balik maupun kompensasi Perseroan sebagai perusahaan yang tidak hanya berfokus pada
kegiatan usahanya, namun juga tetap memiliki visi untuk menjaga lingkungan dan mensejahterakan
masyarakat di sekitar kilang gas Perseroan beroperasi. Program-progam kepedulian masyarakat
yang dilakukan Perseroan memiliki beragam bentuk seperti: bakti sosial, sumbangan terhadap
korban bencana alam, pengobatan gratis, bantuan fasilitas pendidikan dan fasilitas sosial, serta
program penghijauan di lingkungan sekitar kilang gas Perseroan.
74
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, 2008,
dan 2007 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman
Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Untuk laporan keuangan tahunan yang
berakhir 31 Desember 2006 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Dedy Zeinirwan Santosa dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Aset Lancar
31 Juli
2011
31 Desember
2010
2009
2008
2007
2006
96.721
188.830
84.436
85.317
24.434
7.079
Aset Tidak Lancar
377.170
122.200
141.293
167.009
192.313
45.964
Jumlah Aset
473.891
311.030
225.729
252.326
216.747
53.043
Liabilitas Jangka Pendek
117.694
120.969
66.295
102.906
85.240
7.673
Liabilitas Jangka Panjang
250.358
2.423
57.449
105.689
139.090
40.561
Jumlah Liabilitas
368.052
123.392
123.744
208.595
224.330
48.234
Ekuitas
105.839
187.638
101.985
43.731
(7.583)
4.809
Jumlah Liabilitas & Ekuitas
473.891
311.030
225.729
252.326
216.747
53.043
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Penghasilan Bunga
31 Juli
2011
31 Desember
2010
2009
2008
2007
2006
238.748
310.022
206.938
238.212
33.669
0
64.883
131.152
96.155
98.181
20.746
0
173.865
178.870
110.783
140.031
12.923
0
(1.714)
(20.778)
(3.411)
(5.815)
0 0
(65.325)
(31.512)
(16.613)
(13.720)
(17.804) (4.815) 281
362
305
125
14 22 Beban Keuangan
(4.672)
(12.442)
(19.043)
(21.114)
(6.658) (560) (Rugi) laba selisih kurs - bersih
(3.598)
(59)
11.672
(16.178)
(6.428)
262 (Kerugian) keuntungan
lain-lain
(95)
65
(2.253)
(8.807)
(573) 0 Laba (Rugi) sebelum pajak
98.742
114.506
81.440
74.522
(18.525)
(5.091)
Laba (Rugi) Komprehensif
73.934
85.653
58.253
51.315
(12.392)
(5.091)
121.604
112.375
151.524
115.477
1.898
(4.808)
EBITDA
75
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Rasio-rasio
Keterangan
31 Juli
2011
Rasio Pertumbuhan (%)
31 Desember
2010
Penjualan
*NA
49,81
Harga Pokok Penjualan
NA
Laba Bersih
NA
Aset
Liabilitas
Ekuitas
2009
2008
2007
2006
-13,13
607,51
-
-
36,40
-2,06
47,04
13,52
373,25
-
-
514,10
-143,46
-
NA
37,79
NA
-0,28
-10,54
16,41
308,63
-
-40,68
-7,01
365,09
-
NA
83,99
133,21
676,70
-257,68
-
Laba (rugi) kotor terhadap penjualan
72,82
57,70
53,53
58,78
38,38
-
Laba (rugi) sebelum pajak terhadap penjualan
41,36
36,93
39,35
31,28
-55,02
-
Laba (rugi) Komprehensif terhadap penjualan
30,97
27,63
28,15
21,54
-36,81
-
Laba (rugi) Komprehensif terhadap aset
15,60
27,54
25,81
20,34
-5,72
-9,60
Laba (rugi) Komprehensif terhadap ekuitas
69,86
45,65
57,12
117,34
163,42
-105,84
Aktiva lancar / Kewajiban Lancar
0,82
1,56
1,27
0,83
0,29
0,92
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset
0,78
0,40
0,55
0,83
1,03
0,91
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas
3,48
0,66
1,21
4,77
-29,58
10,03
Rasio Kinerja dan Operasional (%)
Rasio Likuiditas & Solvabilitas (x)
Rasio Aktivitas
Inventory Turn Over (x)
7,51
21,12
23,06
29,77
20,41
0
Inventory Days (hari)
27,95
17,05
15,61
12,09
17,64
27,95
Receivable Days (hari)
43,96
47,15
21,37
14,60
61,39
43,96
* NA = rasio tersebut tidak diperbandingkan, yang disebabkan periode laporan keuangan terakhir tidak
mencakup 1 (satu) tahun buku.
76
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
X. EKUITAS
Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008
yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio
& Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
(dalam Rupiah)
modal disetor
Saldo per 31 Des 2008
33.831.763.291
43.731.763.291
-
58.253.103.661
58.253.103.661
9.900.000.000
92.084.866.952
101.984.866.952
-
85.653.319.458
85.653.319.458
9.900.000.000
177.738.186.410
187.638.186.410
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Des 2010
Jumlah ekuitas
9.900.000.000
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Des 2009
Saldo laba (Defisit)
tidak ditentukan
penggunaannya
Laba komprehensif periode berjalan
-
73.934.026.187
73.934.026.187
Dividen tunai
-
(155.733.000.000)
(155.733.000.000)
9.900.000.000
95.939.212.597
105.839.212.597
Saldo per 31 Juli 2011
Pada tanggal laporan keuangan tertanggal 10 Oktober 2011, susunan pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Jumlah Disetor (Rp)
%
1. Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd.
59.400
5.940.000.000
60,00
2. Northbrooks Universal Ltd.
39.600
3.960.000.000
40,00
99.000
9.900.000.000
100,00
Jumlah
(i) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Jimmy
Tanal, S.H, Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Indonesia Infrastructure
Group Pte. Ltd. setuju untuk mengalihkan 59.400 saham yang dimilikinya kepada PT Trinugraha Akraya
Sejahtera;
(ii) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy
Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Northbrooks Universal
Ltd. setuju untuk mengalihkan 39.600 saham yang dimilikinya kepada PT Ramaduta Teltaka.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tertanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan
Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya
disebut “Akta No. 65/2011”), akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata
dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-34299 tanggal 25 Oktober 2011 dan didaftarkan
dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU-0086205.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011,
para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham tersebut di atas, sehingga susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Jumlah Disetor (Rp)
%
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
59.400
5.940.000.000
60,00
2. PT Ramaduta Teltaka
39.600
3.960.000.000
40,00
99.000
9.900.000.000
100,00
Jumlah
Berdasarkan Akta No. 103/2011, sehubungan dengan permodalan Perseroan, para pemegang saham
Perseroan telah menyetujui (i) perubahan nominal saham Perseroan dari Rp 100.000,00 menjadi Rp 100,00,
(ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp 39.600.000.000,00 terbagi atas 396.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp 220.000.000.000,00 terbagi atas 2.200.000.000 saham, (iii)
kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk
periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp 45.100.000.000,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan
yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional
dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal
ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp 9.900.000.000,00 terbagi atas 99.000.000 saham menjadi
77
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Rp 55.000.000.000,00 terbagi atas 550.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,00, sehingga struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Jumlah Disetor (Rp)
%
1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera
330.000.000
33.000.000.000
2. PT Ramaduta Teltaka
220.000.000
22.000.000.000
40,00
550.000.000
55.000.000.000
100,00
Jumlah
60,00
Seandainya perubahan struktur permodalan Perseroan dari Penawaran Umum Perdana kepada Masyarakat
sebanyak 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100
(seratus Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah). Setiap
saham terjadi pada tanggal 31 Juli 2011, maka struktur ekuitas Perseroan secara proforma pada tanggal
tersebut adalah sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
Modal
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Posisi ekuitas menurut
laporan keuangan per
tanggal 31 Juli 2011
Agio saham
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
9.900.000.000
-
95.939.212.597
105.839.212.597
Penawaran Umum Perdana
kepada Masyarakat sebesar
250.000.000 Saham Biasa
Atas Nama baru dengan
nilai nominal Rp 100 setiap
saham, dengan harga
penawaran Rp 610 setiap
saham
25.000.000.000
127.500.000.000
-
152.500.000.000
Proforma ekuitas pada
tanggal 31 Juli 2011
34.900.000.000
127.500.000.000
95.939.212.597
258.339.212.597
78
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XI. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham biasa atas
nama yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk
hak atas pembagian dividen.
Sesuai dengan Hukum Indonesia, pengumuman mengenai pembagian dividen dibuat berdasarkan keputusan
pemegang saham dalam RUPS tahunan berdasarkan usulan dari Direksi. Perseroan dapat membagikan
dividen pada tahun tertentu hanya jika Perseroan memiliki saldo laba positif. Sebelum berakhirnya tahun buku,
dividen interim dapat diberikan selama kebijakan tersebut diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan
dan dividen interim tidak menyebabkan kekayaan bersih menjadi lebih kecil daripada modal ditempatkan
dan disetor ditambah cadangan wajib. Pembagian tersebut ditentukan oleh Direksi setelah disetujui oleh
Komisaris. Jika setelah tahun buku berakhir, Perseroan mengalami kerugian, dividen interim yang dibagikan
harus dikembalikan kepada Perseroan oleh para pemegang saham. Komisaris dan Direksi akan bertanggung
jawab secara tanggung renteng jika dividen interim tidak dikembalikan.
Setelah Penawaran Umum, Perseroan berencana untuk membayar dividen sampai dengan sebesar 30%
dari keuntungan bersih konsolidasi, setelah menyisihkan semua cadangan wajib. Besarnya dividen akan
memperhatikan arus kas dan rencana investasi Perseroan, dan juga sesuai dengan batasan peraturan dan
persyaratan lainnya dimulai untuk tahun buku 2012.
Keputusan pembagian dividen adalah pernyataan saat ini dan tidak mengikat secara hukum disebabkan
keputusan pembagian dividen dapat diubah oleh Direksi tergantung kepada persetujuan RUPS.
Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen, dividen tersebut akan dibayar dalam Rupiah.
Pemegang saham pada tanggal pencatatan yang berlaku berhak atas sejumlah penuh dividen yang disetujui,
dan dapat dikenai pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia, jika ada. Dividen yang
diterima oleh pemegang saham asing akan dikenai pajak penghasilan Indonesia.
Berdasarkan Perjanjian Kredit dengan UOB, Perseroan diperbolehkan membagi dividen sampai dengan 50%
dari keuntungan bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran
kredit modal kerja dan bunga, mampu mencapai rasio-rasio keuangan antara lain:
 Current Ratio minimum 1,10x
 Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25x
 Debt to EBITDA Ratio maksimum 4,00x
 Shareholders Networth minimum senilai USD 8.000.000,- atau setara
79
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XII. PERPAJAKAN
PERPAJAKAN UNTUK PEMEGANG SAHAM
Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), selanjutnya
disebut sebagai “UU PPh” pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen.
Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini
terpenuhi:
1. Dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan
2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen minimal 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.
Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen
atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam
negeri maupun luar negeri, firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya,
maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan objek pajak.
Pasal 23 ayat (1) huruf a UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada
Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari
jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,
besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) dari pada tarif pajak yang seharusnya
dikenakan.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 pada ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas
dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 4 ayat (3) huruf f dan
dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c).
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf f, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan
usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan,
akan dikecualikan dari objek pajak apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1.dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2.bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima
persen) dari jumlah modal yang disetor.
Sedangkan berdasarkan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang
dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)
dan bersifat final.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal
29 Desember 1994 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan
Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek
Pajak Penghasilan”, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah
mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan
Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan.
80
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh
persen) dari jumlah bruto atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka
yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran
pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-03/
PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
Pengenaan pajak tarif pajak tersebut akan dilakukan oleh pihak yang wajib membayarkan dividen dimaksud.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud bersifat final.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14
tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak
No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Pebruari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan
Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni
1997 perihal: Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa
Efek), telah ditetapkan sebagai berikut :
1.Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham
di Bursa Efek dipungut pajak penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat
final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara
pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;
2. Pemilik saham Pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh saham
pendiri yang dimilikinya pada saat penawaran umum perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah
nilai saham pada saat penawaran umum perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan
oleh perseroan atas nama pemilik saham Pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya
1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.
Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam anggaran dasar perseroan Terbatas
sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam & LK dalam rangka penawaran umum
perdana menjadi efektif;
3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2
di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan
pajak penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 UU PPh. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri
tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggara Bursa
Efek.
Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan
pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang mungkin timbul dari pembelian, pemilikan
maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana ini.
PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERSEROAN
Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan
tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.
81
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK
1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek
Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam akta Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek No. 142 tanggal 28 November 2011 dan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.
09 tanggal 17 Januari 2012 (selanjutnya disebut “Perjanjian”) yang keduanya dibuat di hadapan Andalia
Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah ini, secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham
Yang Ditawarkan Perseroan kepada masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan
kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari emisi yang berjumlah sebesar
250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama, dan mengikatkan diri untuk membeli
Saham Yang Ditawarkan yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran dengan Harga
Penawaran.
Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin
telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam Perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang
isinya bertentangan dengan Perjanjian tersebut.
Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah
sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal No. KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung
Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjaminan Emisi
Efek dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:
Porsi Penjaminan
Nama Para Penjamin Emisi Efek
Saham
Persentase (%)
Penjamin Pelaksana Emisi Efek:
PT Equator Securities
243.900.000
97,56
PT Danatama Makmur
150.000
0,06
PT Lautandhana Securindo
500.000
0,20
PT Mega Capital Indonesia
150.000
0,06
5.000.000
2,00
150.000
0,06
Para Penjamin Emisi Efek
PT Panca Global Securities Tbk
PT Panin Sekuritas Tbk
PT Victoria Sekuritas
Sub total
Total
150.000
0,06
6.100.000
2,44
250.000.000
100,00
Kecuali PT Equator Securities yang mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, Para Penjamin Emisi
Efek lainnya tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan secara langsung maupun tidak langsung
sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Bentuk hubungan afiliasi yang ada antara PT Equator Securities
adalah bahwa salah satu pemegang saham PT Equator Securities juga merupakan pemegang saham tidak
langsung Perseroan.
2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana
Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi pemegang
saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
82
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) juga mempertimbangkan hasil
bookbuilding yang telah dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan
kepada para investor dengan pertimbangan berbagai faktor yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
−
Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;
−
Kinerja keuangan Perseroan;
−
Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan
keterangan mengenai industri properti di Indonesia;
−
Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau maupun
pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;
−
Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan
−
Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.
3. Pembatalan Penawaran Umum Perdana
Setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, Perseroan dapat membatalkan Penawaran Umum Perdana
ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan Bapepam
& LK No. IX.A.2.
83
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berpartisipasi dalam rangka Penawaran Umum ini
adalah sebagai berikut:
1. Akuntan Publik
:
Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan
Wisma Antara Lantai 12
Jl. Medan Merdeka Selatan No.17
Jakarta Pusat 10110
Telp : 021 231 2879, 231 2955, 231 2381
Fax : 021 231 3325, 384 0387
Nomor Ikatan Akuntan Indonesia: 1020
Nomor STTD: 305/PM/STTD-AP/2002
Berdasarkan Surat Penawaran yang telah disetujui oleh Perseroan
No 104/09/11/GA/HA tanggal 14 September 2011.
Fungsi utama Akuntan Publik dalam rangka Penawaran Umum Saham
ini adalah untuk melaksanakan audit laporan keuangan berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut
mengharuskan Akuntan Publik merencanakan dan melaksanakan audit
agar diperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji yang material. Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat
yang diberikan terhadap laporan keuangan berdasarkan audit yang
dilakukan.
Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten:
PT Berlian Laju Tanker Tbk.; PT Bank Pan Indonesia Tbk.; PT Media
Nusantara Citra Tbk.; PT Gajah Tunggal Tbk.; PT Polychem Indonesia Tbk.;
PT Mitra Adiperkasa Tbk.; PT Radiant Utama Interinsco Tbk.; PT Barito
Pacific Tbk.; PT Metrodata Electronic Tbk.; dan PT Mulia Industrindo Tbk.
2. Konsultan Hukum
:
Assegaf Hamzah & Partners
Menara Rajawali, Lantai 16
Jl. Mega Kuningan Lot 5.1
Jakarta 12950 – Indonesia
Telp. : 021 2555 7830
Fax : 021 2555 7899
Nomor HKHPM : 200720
Nomor STTD : 43/BL/STTD-KH/2007 tanggal 13 September 2007
Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/
SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011
Tugas dan tanggung jawab Konsultan Hukum dalam Penawaran Umum ini,
sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku,
meliputi pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang ada mengenai
Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu yang
disampaikan oleh Perseroan kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan
dan penelitian hukum tersebut telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan
Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang diberikan secara
obyektif dan mandiri, serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam
Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum, sebagaimana diharuskan
dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan yang berhubungan
dengan Penawaran Umum.
84
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten:
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.; PT Berau Coal Energy Tbk.;
PT Summit Oto Finance; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.; dan PT Tower
Bersama Tbk.
3. Notaris
Kantor Notaris Andalia Farida, S.H., M.H.
Jl. Dr. Samratulangi 39 pav
Jakarta Pusat
Telp. : 021 392 3904
Fax. : 021 392 3904
Nomor STTD : 715/PM/STTD-N/2004
Nomor Asosiasi: 011.002.124.300365
Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/
SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011
Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam rangka
Penawaran Umum antara lain ini adalah membuat akta otentik atas:
(a)
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran
Umum.
(b)
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek antara Perseroan dengan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek.
(c)
Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham antara Perseroan dan
Biro Administrasi Efek.
Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten:
PT ABM Investama Tbk. dan PT Atlas Resources Energy Tbk.
4. Penilai Independen :
KJPP Hendra Gunawan dan Rekan
World Trade Centre,10th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 - 31
Jakarta 12920 – Indonesia
Telp. : 021 521 1400
Fax : 021 521 1410
Tergabung dalam keanggotaan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia
(MAPPI) dan Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia (GAPPI)
Nomor STTD: 28/PM/STTD-P/A/2006
Penunjukkan berdasarkan kontrak No.Ref 1146 tanggal 25 Agustus 2011.
Tugas dan tanggung jawab Penilai Independen dalam Penawaran Umum
ini, sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia serta Kode Etik Penilai
Indonesia dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan
fisik secara langsung di masing-masing lokasi, dan penganalisaan data
untuk menentukan nilai pasar aset tetap
Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan
emiten: PT Agung Podomoro Land Tbk; PT Greenwood Sejahtera Tbk;
PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk.
5. Biro Administrasi
Efek
PT Datindo Entrycom
Puri Datindo – Wisma Sudirman
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34 Jakarta 10220,
Telp : 021 570 9009
Fax : 021 570 9026
Nomor STTD : Kep 16/PM/1991 tanggal 19 April 1995
Terdaftar pada Anggota Asosiasi Biro Administrasi Efek (ABI)
Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/
SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011.
85
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran
Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal
yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa
DPPS dan FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana
diisyaratkan dalam pemesanan saham dan telah mendapat persetujuan
dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan
penjatahan saham. Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai
dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan
Penjamin Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham
yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan
peraturan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi
jumlah Saham yang Ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan
berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Penjamin Emisi,
mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan.
BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Formulir Konfirmasi Penjatahan
(FKP) atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun
laporan Penawaran Umum Perdana sesuai peraturan yang berlaku.
Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten:
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.; PT Apexindo Pratama Duta Tbk.;
PT Asahimas Flat Glass Tbk.; PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.; dan
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini menyatakan
tidak ada hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan
dalam UUPM.
86
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
Berikut ini adalah salinan Pendapat dari Segi Hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
Perseroan, dalam rangka Penawaran Umum saham melalui Prospektus ini, yang telah disusun oleh
Konsultan Hukum Assegaf Hamzah & Partners.
87
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Halaman ini sengaja dikosongkan
88
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
DAFTAR ISI
89
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
90
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
91
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
92
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
93
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
94
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
95
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
96
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
97
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
98
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
99
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
100
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
101
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
102
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
103
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
104
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
105
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
106
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
107
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
108
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
109
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
110
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Berikut ini adalah salinan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir
31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009
dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang perlu diungkapkan
dalam prospektus ini.
111
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Halaman ini sengaja dikosongkan
112
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
PT SURYA ESA PERKASA
LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN
YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
113
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
114
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
115
PT SURYA ESA PERKASA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Catatan
31 Juli 2011
Rp
31 Desember
2009
Rp
2010
Rp
2008
Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Persediaan
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
5
6
7
29
46,945,960,771
35,477,991,893
112,126,849,924
64,478,530,589
59,908,306,398
16,737,337,913
70,094,445,945
7,836,742,472
1,463,982,914
2,225,375,947
8,623,721,421
124,979,445
1,858,757,007
2,680,800,987
8,646,236,369
897,829,071
2,388,385,837
3,775,326,547
1,627,187,058
1,222,646,304
4,562,396,702
1,600,305,655
96,720,769,398
188,830,246,940
84,436,543,753
85,316,537,078
10
11
5,113,800,000
262,641,960,000
-
-
-
12
26
108,208,042,411
1,020,092,375
186,140,200
121,419,071,400
614,060,110
166,360,000
139,644,099,476
389,543,550
1,259,115,015
166,243,722,849
235,956,007
530,122,071
Jumlah Aset Tidak Lancar
377,170,034,986
122,199,491,510
141,292,758,041
167,009,800,927
JUMLAH ASET
473,890,804,384
311,029,738,450
225,729,301,794
252,326,338,005
4,786,945,934
6,067,023,440
4,287,851,072
4,267,914,020
16
17
6,160,861,524
29,965,044,775
14,161,865,364
1,285,044,062
11,116,153,060
39,859,702,182
3,804,706,400
2,119,800,252
12,207,723,041
9,858,266,935
4,432,078,200
1,565,468,352
20,234,358,299
15,466,026,349
15,29
18
62,618,880,000
62,640,576,130
-
9,576,748,200
24,440,000,000
56,940,000,000
117,693,597,597
120,968,498,874
66,295,095,900
102,905,845,220
246,973,401,970
3,384,592,220
2,423,053,166
55,913,343,200
1,535,995,742
76,288,987,260
28,470,000,000
929,742,234
250,357,994,190
2,423,053,166
57,449,338,942
105,688,729,494
9,900,000,000
95,939,212,597
9,900,000,000
177,738,186,410
9,900,000,000
92,084,866,952
9,900,000,000
33,831,763,291
Jumlah Ekuitas
105,839,212,597
187,638,186,410
101,984,866,952
43,731,763,291
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
473,890,804,384
311,029,738,450
225,729,301,794
252,326,338,005
8
9
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi saham
Uang muka investasi saham
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 94.954.797.751, Rp 80.179.522.170,
Rp 55.235.724.061 dan Rp 31.370.787.173 masingmasing pada tanggal 31 Juli 2011 dan
31 Desember 2010, 2009 dan 2008
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha kepada pihak berelasi
Utang lain-lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Utang kepada pihak-pihak berelasi
Utang bank
13,29
14
29
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang kepada pihak-pihak berelasi
Utang bank
Imbalan pasca kerja
15,29
18
27
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Ekuitas
Modal saham - nilai nominal Rp 100.000 per saham
Modal dasar - 396.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor - 99.000 saham
Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya
19
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-2-
116
PT SURYA ESA PERKASA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Catatan
PENJUALAN
BEBAN POKOK PENJUALAN
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
168,281,474,729
310,021,605,121
206,937,831,644
238,211,939,121
22,29,30
64,883,238,362
59,726,480,564
131,152,033,205
96,154,851,003
98,181,425,439
173,865,248,606
108,554,994,165
178,869,571,916
110,782,980,641
140,030,513,682
23
24
25
30g
LABA SEBELUM PAJAK
26
LABA DAN JUMLAH LABA RUGI
KOMPREHENSIF PERIODE
BERJALAN
LABA PER SAHAM DASAR
(dalam Rupiah penuh)
2010
(Satu tahun)
Rp
238,748,486,968
Jumlah
BEBAN PAJAK - BERSIH
2010
(Tujuh bulantidak diaudit)
Rp
21,30
LABA KOTOR
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Penghasilan bunga
Beban bunga dan keuangan
(Rugi) laba selisih kurs - bersih
(Kerugian) keuntungan lain-lain
2011
(Tujuh bulan)
Rp
28
(1,714,392,630)
(65,324,592,594)
281,686,544
(4,671,901,358)
(3,598,691,147)
(95,215,999)
(2,759,342,592)
(7,904,807,701)
41,828,534
(7,408,993,412)
(208,291,251)
(170,420,715)
(20,778,003,706)
(31,511,842,099)
362,048,424
(12,441,973,518)
(59,674,874)
65,758,505
(3,410,836,569)
(16,613,259,268)
305,815,562
(19,042,809,035)
11,671,690,204
(2,253,100,777)
(5,815,340,949)
(13,719,668,480)
124,801,517
(21,113,478,545)
(16,178,021,095)
(8,806,845,989)
(75,123,107,184)
(18,410,027,137)
(64,363,687,268)
(29,342,499,883)
(65,508,553,541)
98,742,141,422
90,144,967,028
114,505,884,648
81,440,480,758
74,521,960,141
(24,808,115,235)
(22,697,982,729)
(28,852,565,190)
(23,187,377,097)
(23,206,760,554)
73,934,026,187
67,446,984,299
85,653,319,458
58,253,103,661
51,315,199,587
746,808
681,283
865,185
588,415
518,335
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-3-
117
PT SURYA ESA PERKASA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Catatan
Modal disetor
Rp
9,581,600,000
Saldo per 1 Januari 2008
Pembayaran modal ditempatkan
Saldo laba
(Defisit)
tidak
ditentukan
penggunaannya
Rp
19
Jumlah
ekuitas
Rp
(17,483,436,296)
(7,901,836,296)
318,400,000
-
318,400,000
-
51,315,199,587
51,315,199,587
9,900,000,000
33,831,763,291
43,731,763,291
-
58,253,103,661
58,253,103,661
9,900,000,000
92,084,866,952
101,984,866,952
-
67,446,984,299
67,446,984,299
Saldo per 31 Juli 2010 (tidak diaudit)
9,900,000,000
159,531,851,251
169,431,851,251
Saldo per 31 Desember 2009
9,900,000,000
92,084,866,952
101,984,866,952
-
85,653,319,458
85,653,319,458
9,900,000,000
177,738,186,410
187,638,186,410
-
73,934,026,187
73,934,026,187
-
(155,733,000,000)
(155,733,000,000)
95,939,212,597
105,839,212,597
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2008
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2009
Laba komprehensif periode berjalan (tidak diaudit)
Laba komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2010
Laba komprehensif periode berjalan
Dividen tunai
20
Saldo per 31 Juli 2011
9,900,000,000
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-4-
118
PT SURYA ESA PERKASA
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulantidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
dan karyawan
267,749,025,664
168,596,183,365
262,280,412,445
198,037,236,203
241,859,219,423
(137,860,803,134)
(70,326,648,324)
(134,031,081,189)
(103,615,017,246)
(96,014,606,231)
Kas dihasilkan dari aktivitas operasi
Pembayaran bunga dan beban keuangan
(Pembayaran) penerimaan pajak
129,888,222,530
(6,195,434,681)
(22,863,841,734)
98,269,535,041
(7,408,993,412)
(22,787,212,563)
128,249,331,256
(17,745,154,352)
(27,985,511,769)
94,422,218,957
(19,042,809,035)
(31,367,599,898)
145,844,613,192
(22,627,192,767)
5,146,889,644
Kas Bersih Diperoleh dari
Aktivitas Operasi
100,828,946,115
68,073,329,066
82,518,665,135
44,011,810,024
128,364,310,069
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga
Uang muka investasi
Pembelian aset tetap
281,686,544
(262,641,960,000)
(1,568,646,592)
41,828,594
(2,378,232,938)
362,048,424
(6,718,770,033)
305,815,562
(1,358,465,133)
124,801,517
(9,224,836,349)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas
Investasi
(263,928,920,048)
(2,336,404,344)
(6,356,721,609)
(1,052,649,571)
(9,100,034,832)
313,556,400,000
-
-
(23,943,400,000)
-
(53,145,300,000)
-
(51,574,900,000)
318,400,000
(59,735,315,220)
(155,902,000,000)
(27,561,229,440)
-
-
-
-
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Pendanaan
97,919,084,780
(27,561,229,440)
(23,943,400,000)
(53,145,300,000)
(51,256,500,000)
(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
(65,180,889,153)
38,175,695,282
52,218,543,526
(10,186,139,547)
68,007,775,237
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
112,126,849,924
59,908,306,398
59,908,306,398
70,094,445,945
2,086,670,708
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
46,945,960,771
98,084,001,680
112,126,849,924
59,908,306,398
70,094,445,945
5,113,800,000
-
-
-
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) utang bank
Penerimaan modal disetor
Pembayaran pinjaman jangka
panjang dari pihak berelasi
Pembayaran dividen
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas investasi dan pendanaan yang
tidak mempengaruhi kas:
Penambahan investasi saham melalui
utang lain-lain
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-5-
119
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
1.
UMUM
PT Surya Esa Perkasa ("Perusahaan") didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal
Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 7 tanggal
24 Maret 2006 dari Hasbullah Abdul Rasyid S.H., M.kn, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-13339
HT.01.01.Th.2006 tanggal 9 Mei 2006. Pengumuman akta pendirian Perusahaan masih dalam proses.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 5
tanggal 12 Pebruari 2010 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, S.H., notaris di Jakarta, tentang perubahan
komposisi manajemen Perusahaan. Akta perubahan ini telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.40-05781 tanggal 9 Maret 2010.
Perusahaan beralamat di lantai 16 Menara Kadin, Jl. HR Rasuna Said, Block X-5, Kav. 2-3,
Jakarta Selatan, 12950, Indonesia dengan pabrik berlokasi di Simpang Y, Palembang, Sumatera
Selatan.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama
meliputi bidang manufaktur, perdagangan, ekspor, impor, pendistribusian Elpiji (Liquid Natural Gas),
Kondensat (Condensate) dan Propana (Propane), dan kegiatan yang berhubungan. Perusahaan mulai
berproduksi secara komersial pada bulan September 2007. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata
masing-masing 106 karyawan dan 102 karyawan untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010
dan 118 karyawan, 93 karyawan, 60 karyawan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010,
2009 dan 2008.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Juli 2011 berdasarkan keputusan pemegang saham
Perusahaan adalah sebagai berikut:
2.
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
:
Bapak Ida Bagus Rahmadi Supancana
Bapak Kanishk Laroya
Bapak Deepak Khullar
Direktur Utama
Direktur
:
:
:
Bapak Garibaldi Thohir
Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana
Bapak Isenta
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REvISI
a. Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan
Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan standar revisi
serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Institut
Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar-standar baru dan standar
revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan
yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan dan
tahun sebelumnya.

PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
Standar revisi ini telah mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan,
termasuk revisi judul laporan keuangan.
-6-
120
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Sebagai hasil dari adopsi standar yang direvisi ini, Perusahaan menyajikan semua
perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas. Semua perubahan nonpemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya,
pengungkapan tambahan dibuat sehubungan dengan manajemen modal, pertimbangan
akuntansi yang kritikal dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi.

PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
Standar ini mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan posisi keuangan per
akhir periode interim berjalan dengan laporan posisi keuangan komparatif per akhir tahun
buku sebelumnya. Laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan
secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba
rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan dari tahun
buku sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas secara kumulatif untuk
tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan
interim dari tahun buku sebelumnya. Laporan keuangan interim ini telah disusun sesuai
dengan standar revisi ini.

PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi
PSAK ini mensyaratkan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan intern mengenai
komponen Perusahaan yang direview secara teratur oleh pengambil keputusan operasional
agar dapat mengalokasikan sumber daya ke segmen dan menilai kinerjanya. Perusahaan
menetapkan bahwa segmen operasi yang dilaporkan berdasarkan PSAK revisi telah
disajikan dalam catatan laporan keuangan.

PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar ini juga mengharuskan
pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah
terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya pengungkapan atas kompensasi secara
keseluruhan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil
manajemen kunci juga diharuskan.
Perusahaan telah mengevaluasi hubungan pihak-pihak berelasi dan mengungkapkan
sesuai dengan standar revisi ini.
Berikut ini adalah PSAK dan ISAK revisi yang berlaku efektif pada periode berjalan, namun
tidak berdampak material atau tidak relevan terhadap Perusahaan:











PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud
PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis
PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan
PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
-7-
121
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)








PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan
ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi: Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:



























PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja
PSAK 28 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Kerugian
PSAK 33 (revisi 2010), Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Pertambangan Umum
PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi
PSAK 36 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Jiwa
PSAK 45 (revisi 2010), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan
PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 56 (revisi 2010), Laba per Saham
PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK 62, Kontrak Asuransi
PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya
ISAK 16, Perjanjian jasa konsesi
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK 19, Penerapan pendekatan penyajian kembali dalam PSAK 63
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Sahamnya.
ISAK 21, Perjanjian kontrak real estate
ISAK 22, Perjanjian konsesi jasa: pengungkapan
ISAK 23, Sewa operasi: insentif
ISAK 24, Evaluasi subtansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
-8-
122
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Standar
Akuntansi Keuangan tersebut mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia.
b. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan dan praktek
akuntansi di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7
tanggal 13 Maret 2000.
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual.
Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang
Rupiah Indonesia (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis,
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan
dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah Indonesia (Rp). Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata uang selain Rupiah Indonesia dicatat dengan
kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah Indonesia disesuaikan dengan kurs pada
tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan
dalam laporan laba komprehensif rugi periode berjalan.
d. Transaksi Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
a) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika
orang tersebut:
1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
2) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
3) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang
mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
-9-
123
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas
pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas
sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam huruf a).
7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas
atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan
kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan
keuangan.
e. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan
dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan
penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang
berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang
diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan
metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak
material.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga
selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan
bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto
lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode
yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat
pengakuan awal.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi
keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa
yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan
yang dapat diestimasi secara handal.
- 10 -
124
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Bukti obyektif penurunan nilai dari pinjaman yang diberikan dan piutang termasuk sebagai
berikut:
 kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
 pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau
bunga; atau
 terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan.
Piutang yang dinilai tidak diturunkan secara individual tetapi penurunan nilainya dilakukan
secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk
pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan
penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas
perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
Jumlah kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan selisih
antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat piutang dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak
tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian
dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan.
Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas
arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan
secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada
entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka
Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait
sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih
mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang
diterima.
f.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai
dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil
penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
- 11 -
125
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Liabilitas keuangan
Utang usaha, utang lain-lain dan utang bank pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah
dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan
metode suku bunga efektif.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan
pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas
Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
g. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset
dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal
laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi
dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
h. Kas dan Setara Kas
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak
dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
i.
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih
rendah. Biaya perolehan persediaan barang jadi mencakup biaya pembelian, biaya konversi
dan biaya-biaya lain yang timbul yang membawa persediaan ke lokasi dan kondisi yang
sekarang. Biaya perolehan suku cadang dihitung dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya
perolehan barang jadi dihitung dengan menggunakan rata-rata aktual biaya produksi.
Penilaian biaya persediaan dilakukan secara periodik berdasarkan umur persediaan, asumsi
penggunaan persediaan mendatang dalam proses produksi, permintaan pelanggan dan kondisi
pasar. Sebagai hasil dari penilaian tersebut, nilai persediaan dapat diturunkan ke biaya
perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
j.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
k. Investasi Saham
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang tidak memiliki kuotasi di
pasar aktif atau nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal, maka penyertaan diukur
dengan biaya perolehan (metode biaya).
l.
Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif, dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
- 12 -
126
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomis dari aset tetap berikut ini:
Tahun
Bangunan
Pabrik elpiji, mesin dan peralatan
Peralatan transportasi
Perlengkapan, peralatan dan perabot kantor
Perbaikan bangunan yang disewa
10
8
5
4
3
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan
pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada
saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah,
mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya
jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang
sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut
akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut
dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif.
m. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
Bila nilai tercatat suatu aset non-keuangan melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh
kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang
dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto
dan nilai pakai.
n. Sewa
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika persyaratan sewa tersebut mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa
lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis)
selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di
dalam periode terjadinya.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:

Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat
kepemilikan barang kepada pembeli;

Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang
dijual;

Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir
kepada Perusahaan tersebut; dan

Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur
dengan andal.
- 13 -
127
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang
dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya.
p. Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan
Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh
Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi
keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini
liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung
apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini
liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum
diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
q. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak
penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena
pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,
sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada
masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan
atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan bersih di laporan posisi keuangan atas dasar
kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
r.
Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba diatribusikan kepada pemilik Perusahaan
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
s. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
- 14 -
128
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi
berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular
direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya
dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan
Perusahaan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan
risiko dan pengembalian.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain
dari entitas yang sama);
b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut
dan menilai kinerjanya; dan
c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan
sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk,
yang mana hampir sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di periode
sebelumnya.
4.
PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Dalam penerapan kebijakan akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 3 atas laporan
keuangan, manajemen belum membuat pertimbangan kritis yang mempunyai efek yang signifikan
atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari yang sudah dijelaskan dibawah ini.
Sumber Utama Estimasi Ketidakpastian
Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari
estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang
mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode
pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan mengukur penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal
pelaporan. Untuk menentukan apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi
komprehensif, manajemen membuat pertimbangan apakah terdapat bukti objektif atas kejadian
kerugian tersebut. Manajemen juga membuat pertimbangan untuk metodologi dan asumsi untuk
mengestimasi jumlah dan waktu dari penerimaan kas di masa datang yang ditelaah secara rutin
untuk mengurangi selisih antara estimasi kerugian dan kerugian akrual.
Penyisihan Keusangan Persediaan
Perusahaan tidak membuat penyisihan persediaan usang karena Perusahaan yakin bahwa seluruh
persediaan akan digunakan pada masa mendatang.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan
dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan
pengalaman Perusahaan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan
disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan
teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat
kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor
yang disebutkan diatas.
- 15 -
129
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui
dan nilai tercatat aset tetap.
Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset tetap selama periode berjalan. Nilai tercatat aset
tetap adalah sebesar Rp 108.208.040.411, Rp 121.419.071.400, Rp 139.644.099.476 dan
Rp 166.243.722.849 masing-masing pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan
2008 (Catatan 12).
Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang
digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk
antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi
Perusahaan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan
berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun
asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya
atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan
terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan.
Liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebesar Rp 3.384.592.220, Rp 2.423.053.166,
Rp 1.535.995.742, Rp 929.742.234 masing-masing pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010,
2009 dan 2008 (Catatan 27).
5.
KAS DAN SETARA KAS
31 Juli
2011
Rp
Kas
Rupiah
US Dollar
31 Desember
2009
Rp
2010
Rp
2008
Rp
76.273.201
19.849.164
30.170.349
12.685.042
49.563.636
105.664.084
17.722.909
210.246.570
928.732.848
913.768.510
577.478.178
1.157.424.804
8.032.596
4.248.554
16.667.063
4.465.554
18.522.578
4.918.554
136.500.083
5.236.652
1.669.517
1.373.874
1.036.082
2.051.312
44.741.278.584
165.876.307
86.417.371.335
175.967.446
58.966.587.092
184.536.194
68.351.064.972
214.198.643
1.000.000.000
1.000.000.000
-
-
-
23.554.380.751
-
-
46.945.960.771
112.126.849.924
59.908.306.398
70.094.445.945
-
-
Bank
Rupiah
PT Bank Mega Indonesia Tbk - Jakarta
PT Bank UOB Indonesia - Jakarta
(sebelumnya "PT Bank UOB Buana")
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Jakarta
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Palembang
US Dollar
PT Bank UOB Indonesia - Jakarta
(sebelumnya "PT Bank UOB Buana")
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Jakarta
Deposito berjangka
Rupiah
PT Bank Mega Indonesia Tbk - Jakarta
US Dollar
PT Bank UOB Indonesia - Jakarta
(sebelumnya "PT Bank UOB Buana")
Jumlah
Tingkat bunga per tahun
Deposito berjangka
Rupiah
US Dollar
6,75%
-
6,75%
1,00%
Sampai dengan tahun 2010, beberapa rekening bank dalam mata uang US Dollar yang
ditempatkan di PT Bank UOB Indonesia, Jakarta dijadikan sebagai jaminan utang bank (Catatan
18). Tetapi tidak ada pembatasan untuk menggunakan dana Perusahaan dalam rekening tersebut.
- 16 -
130
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
6.
PIUTANG USAHA
a. Berdasarkan Pelanggan
Pihak ketiga
PT Pertamina (Persero)
["Pertamina"]
PT Surya Mandala Sakti
PT Bumi Putra Maju
Lain-lain
Jumlah
b. Berdasarkan Umur
Belum jatuh tempo
Sudah jatuh tempo
1 sampai dengan 30 hari
31 sampai dengan 60 hari
61 sampai dengan 90 hari
91 sampai dengan 120 hari
Di atas 120 hari
Jumlah
c. Berdasarkan Mata Uang
US Dollar
31 Juli
2011
Rp
31 Desember
2009
Rp
2010
Rp
2008
Rp
25.954.481.743
8.802.798.201
720.711.949
-
55.209.073.212
8.122.496.283
1.146.961.094
-
16.695.229.644
32.289.753
9.818.516
7.787.033.151
39.890.806
9.818.515
35.477.991.893
64.478.530.589
16.737.337.913
7.836.742.472
35.477.991.893
39.470.423.729
16.727.519.397
7.826.923.957
-
25.008.106.860
-
9.818.516
9.818.515
-
35.477.991.893
64.478.530.589
16.737.337.913
7.836.742.472
35.477.991.893
64.478.530.589
16.737.337.913
7.836.742.472
Piutang usaha dari Pertamina merupakan hasil penjualan elpiji. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli
Elpiji yang ditandatangani tanggal 14 Agustus 2007, semua elpiji hasil produksi Perusahaan dijual
kepada Pertamina.
Semua piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 18).
Tidak ada penyisihan piutang ragu-ragu karena Perusahaan yakin bahwa semua piutang usaha
akan tertagih.
7.
PIUTANG LAIN-LAIN
31 Juli
2011
Rp
31 Desember
2009
Rp
2010
Rp
2008
Rp
a. Berdasarkan Debitur
Pihak berelasi (Catatan 29)
PT Panca Amara Utama (PAU)
1.463.982.914
-
-
-
Pihak ketiga:
Uang muka kepada pemasok
Uang jaminan
Lain-lain
2.219.714.868
5.661.079
1.130.987.571
923.049.380
626.764.036
1.902.214.199
486.171.638
987.780.425
234.865.879
2.225.375.947
2.680.800.987
2.388.385.837
1.222.646.304
3.689.358.861
2.680.800.987
2.388.385.837
1.222.646.304
2.219.714.868
1.469.643.993
1.130.987.571
1.549.813.416
1.902.214.199
486.171.638
987.780.425
234.865.879
3.689.358.861
2.680.800.987
2.388.385.837
1.222.646.304
Jumlah Pihak Ketiga
Jumlah
b. Berdasarkan Mata Uang
US Dolar
Rupiah
Jumlah
Piutang kepada PAU, pihak berelasi, timbul dari pembayaran biaya-biaya dan pembelian aset tetap
PAU yang dilakukan oleh Perusahaan.
- 17 -
131
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
8.
PERSEDIAAN
31 Juli
2011
Rp
2010
Rp
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
Barang jadi
Elpiji
Kondensat
Propana
Suku cadang dan perlengkapan pabrik
436.737.720
273.964.559
3.200.974
7.909.818.168
877.145.385
1.277.041.679
70.328.317
6.421.720.988
456.204.483
332.100.914
31.336.134
2.955.685.016
295.084.407
95.416.520
2.263.630.364
1.908.265.411
Jumlah
8.623.721.421
8.646.236.369
3.775.326.547
4.562.396.702
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan untuk persediaan usang tidak diperlukan.
Pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, seluruh persediaan
diasuransikan terhadap segala risiko kepada PT Tridharma Proteksi dengan jumlah
pertanggungan masing-masing sebesar U.S. Dollar (US$) 1 juta. Manajemen berpendapat bahwa
nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang
dipertanggungkan.
9.
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
31 Juli
2011
Rp
2010
Rp
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
Jasa manajemen (Catatan 30)
Sewa
Asuransi
Biaya fasilitas kredit bank (Catatan 18)
Lain-lain
1.540.442.040
155.602.316
129.022.617
33.690.034
99.321.886
599.020.039
168.643.272
30.843.874
208.600.629
347.068.309
1.041.278.120
30.240.000
37.780.629
416.998.821
1.109.286.205
36.240.000
Total
1.858.757.007
897.829.071
1.627.187.058
1.600.305.655
Biaya fasilitas pinjaman bank merupakan biaya yang dibayarkan kepada PT Bank UOB Indonesia
sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh dari bank tersebut (Catatan 18). Biaya
fasilitas pinjaman ini akan diamortisasi sepanjang masa fasilitas pinjaman tersebut.
10. INvESTASI SAHAM
Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan investasi dalam bentuk saham PAU dengan kepemilikan
10% yang diakui sebesar biaya perolehan. PAU berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang
perindustrian, perdagangan dan pertambangan petrokimia, kimia, minyak pelumas, gas dan elpiji.
Utang yang timbul atas pembelian saham dari PT Binasarana Kharismajaja, dicatat sebagai utang
lain-lain (Catatan 14).
- 18 -
132
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
11. UANG MUKA INvESTASI SAHAM
Pada tanggal 21 Juli 2011, Perusahaan dan Bpk. Isenta Hioe (“Pembeli”) bersama-sama dengan
PT Luwuk Investasi Utama (LIU), Kore Group Limited (KGL), Ny. Yunita Triana (YT), pemegang
saham LIU atau Penjual menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat. Berdasarkan perjanjian
tersebut KGL dan YT setuju untuk menjual seluruh saham mereka di LIU masing-masing sebanyak
198.000.000 lembar saham dan 2.000.000 lembar saham kepada Perusahaan sebanyak
199.900.000 lembar saham dan kepada Bpk. Isenta Hioe sebanyak 100.000 lembar saham
(“Transaksi”) yang masing-masing mencerminkan 99,95% dan 0,05% dari jumlah modal disetor
LIU.
Transaksi Dimaksud harus memenuhi kondisi bersyarat berikut:
Kewajiban bagi Pembeli untuk melakukan pembelian saham LIU seperti dimaksud dalam
Perjanjian tunduk pada kondisi-kondisi dibawah ini, yang mana bergantung pada kondisi yang
dipenuhi oleh Penjual atau terjadinya pengesampingan secara keseluruhan ataupun sebagian
(sejauh diijinkan oleh hukum dan jika mampu diabaikan), setiap saat oleh Pembeli dengan
pemberitahuan tertulis kepada Penjual pada saat ataupun sebelum tanggal penutupan (closing
date) mengingat bahwa Pembeli dan Penjual dapat melanjutkan ke proses Penutupan (closing)
ketika Kondisi tersebut telah dipenuhi atau dikesampingkan:
i)
Setiap pernyataan dan jaminan Penjual sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Perjanjian ini
adalah benar, tepat dan akurat dalam semua hal yang material;
ii) Seluruh persetujuan dan perijinan Penjual yang diperlukan untuk penyempurnaan Transaksi
termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan perusahaan atau persetujuan pasangan
(sebagaimana terdapat dalam Skedul 4 Perjanjian ini) sebagaimana yang mungkin berlaku,
harus telah diperoleh dan akan terus berlaku sampai dengan Penutupan (closing);
iii) Seluruh persetujuan, perijinan dan tindakan, pemenuhan dengan dan pemberitahuan kepada
Badan Pemerintah yang mungkin diperlukan untuk mengijinkan Penjual melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menyempurnakan Transaksi, termasuk
tetapi tidak terbatas pada pengumuman Transaksi dalam surat kabar sesuai dengan Hukum
Perusahaan dan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), harus sudah
diperoleh terlebih dahulu, dibuat atau diberikan, dan selanjutnya akan terus berlaku sampai
dengan Penutupan (closing) dan tidak akan tunduk pada kondisi atau keterbatasan yang dapat
mempengaruhi Transaksi;
iv) Pembeli telah melakukan uji tuntas terhadap atas aspek keuangan LIU, hukum, operasional,
dan pajak yang akan selesai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Pembeli diberikan akses
penuh untuk data dan informasi yang diperlukan oleh Pembeli sehubungan dengan
pelaksanaan uji tuntas dan pelaksanaan uji tuntas yang dilakukan oleh Pembeli terhadap LIU
yang mengungkapkan tidak ada masalah yang material terkait dengan aspek hukum,
operasional dan pajak keuangan LIU dan hasil uji tuntas tersebut yang dapat diterima oleh
Pembeli;
v) Setiap dan semua masalah yang timbul dan diidentifikasi sebagai hasil dari uji tuntas yang
dilakukan oleh Pembeli pada LIU harus telah diselesaikan untuk kepentingan Pembeli;
vi) Penyerahan surat pengunduran diri kepada Pembeli dari anggota Direksi dan Dewan
Komisaris LIU ditunjuk oleh Penjual yang efektif pada Penutupan dalam bentuk dan substansi
yang disetujui oleh Pembeli;
vii) Pengiriman kepada Pembeli yang sah dan kuasa yang mengikat dari Penjual kepada Pembeli
untuk tujuan pelaksanaan semua dokumen yang berkaitan dengan Penutupan (closing) dari
Transaksi, yang menjadi efektif pada tanggal penyerahan dan dalam bentuk dan substansi
sebagaimana disetujui oleh Pembeli;
viii) Transaksi tidak harus diakhiri sesuai dengan persyaratan Perjanjian;
- 19 -
133
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
ix) LIU telah memperoleh lzin Usaha Tetap dari BKPM;
x) Bukti bahwa saham milik YT dalam LIU telah disetujui oleh BKPM dan pengalihan saham
tersebut telah disempurnakan; dan
xi) Kondisi lain untuk mendapatkan sertifikasi setelah uji tuntas selesai.
Kewajiban Penjual untuk menjual saham yang dijual sebagaimana dimaksudkan dalam Perjanjian
tunduk dan bergantung pada Kondisi berikut, yang mana merupakan syarat sampai dipenuhi oleh
Pembeli atau terjadinya pengesampingan secara keseluruhan ataupun sebagian (sepanjang
diijinkan oleh hukum dan jika mampu diabaikan), setiap saat oleh Penjual dengan pemberitahuan
tertulis kepada Pembeli, pada atau sebelum Tanggal Penutupan (closing date), mengingat bahwa
Para Pihak dapat melanjutkan ke proses Penutupan ketika Kondisi tersebut telah dipenuhi atau
dikesampingkan:
i) Setiap pernyataan dan jaminan dari Pembeli yang ditentukan dalam Pasal 4 dari Perjanjian ini
adalah benar, tepat dan akurat dalam semua hal yang material;
ii) Seluruh persetujuan korporasi dan persetujuan dari Pembeli yang diperlukan oleh Pembeli
untuk menyempurnakan Transaksi ini telah diperoleh dan terus berlaku hingga Penutupan;
iii) Seluruh persetujuan, perijinan dan tindakan, pemenuhan dengan dan pemberitahuan kepada
Badan Pemerintah yang mungkin diperlukan untuk mengijinkan Penjual melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menyempurnakan Transaksi, harus sudah
diperoleh terlebih dahulu, dibuat atau diberikan, dan selanjutnya akan terus berlaku sampai
dengan Penutupan dan tidak akan tunduk pada kondisi atau keterbatasan yang dapat
mempengaruhi Transaksi.
iv) Transaksi tidak harus telah diakhiri sesuai dengan persyaratan Perjanjian.
v) Tunduk pada ketentuan Pasal 6, apabila Kondisi dalam Pasal 2.3 tidak dipenuhi oleh Pembeli
dan/atau Penjual kecuali dikesampingkan oleh mereka masing-masing pada atau sebelum
Long Stop Date atau tanggal lainnya sebagaimana dapat disetujui secara tertulis oleh Para
Pihak, Penjual atau Pembeli dapat, masing-masing atas kebijakannya sendiri, mengakhiri
Perjanjian sesuai dengan ketentuan Pasal 6, dan Penjual atau Pembeli tidak memiliki tuntutan
terhadap pihak lainnya.
vi) Hingga waktu tersebut, apabila ada, dalam hal Perjanjian ini diakhiri sesuai dengan Pasal 6,
Penjual tidak dapat secara langsung maupun tidak langsung meminta, memulai, atau
mengajukan penyelidikan atau usulan dari, diskusi atau negosiasi dengan, memberikan
informasi non-publik kepada, atau mempertimbangkan manfaat dari setiap penyelidikan yang
tidak diminta atau usulan dari, setiap orang (selain Pembeli) yang berkaitan dengan setiap
transaksi yang melibatkan penjualan bisnis atau aset-aset (selain dalam usaha sehari-hari) dari
Perusahaan, atau modal saham Perusahaan, atau merger, konsolidasi, kombinasi usaha atau
transaksi serupa yang melibatkan Perusahaan.
Jual beli saham LIU tersebut akan dilakukan dalam jangka waktu 90 hari setelah penandatanganan
Perjanjian Jual Beli Bersyarat.
Pada tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan membayar uang muka sebesar Rp 262.641.960.000 untuk
pembelian saham LIU tersebut diatas.
Transaksi jual beli saham tersebut dilakukan tanggal 3 Agustus 2011 (Catatan 33).
- 20 -
134
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
12. ASET TETAP
1 Januari 2011
Rp
Biaya Perolehan:
Tanah
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Jumlah
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Jumlah
Jumlah Tercatat
Jumlah
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Jumlah
Jumlah Tercatat
Pengurangan
Rp
31 Juli 2011
Rp
2.665.020.575
1.211.701.618
140.000.000
-
-
2.665.020.575
1.211.701.618
140.000.000
193.757.252.522
1.267.129.150
-
195.024.381.672
2.841.812.674
982.806.181
301.517.442
-
4.400.000
-
3.138.930.116
982.806.181
201.598.593.570
1.568.646.592
4.400.000
203.162.840.162
286.671.891
106.166.671
71.148.858
20.416.667
-
357.820.749
126.583.338
77.412.553.950
14.175.569.847
-
91.588.123.797
1.865.952.850
508.176.808
396.687.821
114.660.721
3.208.333
-
2.259.432.338
622.837.529
80.179.522.170
14.778.483.914
3.208.333
121.419.071.400
1 Januari 2010
Rp
Biaya Perolehan:
Tanah
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Penambahan
Rp
94.954.797.751
108.208.042.411
Penambahan
Rp
Pengurangan
Rp
31 Desember 2010
Rp
515.895.575
783.566.618
140.000.000
2.149.125.000
428.135.000
-
-
2.665.020.575
1.211.701.618
140.000.000
190.286.956.753
3.470.295.769
-
193.757.252.522
2.507.209.137
646.195.454
334.603.537
336.610.727
-
2.841.812.674
982.806.181
194.879.823.537
6.718.770.033
-
201.598.593.570
199.241.336
71.166.671
87.430.555
35.000.000
-
286.671.891
106.166.671
53.373.303.585
24.039.250.365
-
77.412.553.950
1.224.295.109
367.717.360
641.657.741
140.459.448
-
1.865.952.850
508.176.808
55.235.724.061
24.943.798.109
-
80.179.522.170
139.644.099.476
121.419.071.400
- 21 -
135
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
1 Januari 2009
Rp
Biaya Perolehan:
Tanah
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Jumlah
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Jumlah
Jumlah Tercatat
Penambahan
Rp
Jumlah
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Jumlah
Jumlah Tercatat
31 Desember 2009
Rp
515.895.575
760.192.418
140.000.000
23.374.200
-
-
515.895.575
783.566.618
140.000.000
193.268.082.897
1.112.025.474
4.093.151.618
190.286.956.753
2.284.143.678
646.195.454
223.065.459
-
-
2.507.209.137
646.195.454
197.614.510.022
1.358.465.133
4.093.151.618
194.879.823.537
122.228.000
36.166.671
77.013.336
35.000.000
-
199.241.336
71.166.671
30.357.510.965
23.868.532.520
852.739.900
53.373.303.585
616.403.269
238.478.268
607.891.840
129.239.092
-
1.224.295.109
367.717.360
31.370.787.173
24.717.676.788
852.739.900
166.243.722.849
55.235.724.061
139.644.099.476
1 Januari 2008
Rp
Biaya Perolehan:
Tanah
Bangunan
Perbaikan bangunan yang disewa
Pabrik elpiji, mesin dan
peralatan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan perabot
Peralatan transportasi
Pengurangan
Rp
Penambahan
Rp
Pengurangan
Rp
31 Januari 2008
Rp
515.895.575
760.192.418
140.000.000
-
-
515.895.575
760.192.418
140.000.000
184.613.092.090
8.654.990.807
-
193.268.082.897
1.714.298.136
646.195.454
569.845.542
-
-
2.284.143.678
646.195.454
188.389.673.673
9.224.836.349
-
197.614.510.022
45.409.122
1.166.667
76.818.878
35.000.004
-
122.228.000
36.166.671
6.485.399.190
23.872.111.775
-
30.357.510.965
143.291.602
109.239.172
473.111.667
129.239.096
-
616.403.269
238.478.268
6.784.505.753
24.586.281.420
-
31.370.787.173
181.605.167.920
166.243.722.849
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
31 Juli
2011
(Tujuh bulan)
Rp
31 Juli
2010
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
31 Desember
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Beban pokok penjualan (Catatan 22)
14.513.132.119
Beban umum dan administrasi (Catatan 24)
265.351.795
14.261.714.494
222.930.524
24.547.573.919
396.224.190
24.336.653.392
381.023.396
24.272.956.736
313.324.684
Jumlah
14.484.645.018
24.943.798.109
24.717.676.788
24.586.281.420
14.778.483.914
- 22 -
136
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan
dengan Hak Guna Bangunan (HGB) untuk periode 13 sampai 20 tahun yang berakhir pada tahun
2017 sampai dengan 2024. Manajemen berpendapat bahwa tidak akan ada kesulitan dalam
perpanjangan HGB karena properti diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan.
Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (Catatan 18).
Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap segala risiko kepada PT Tridharma Proteksi
dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 7,52 milliar dan US$ 25,5 juta pada
tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010 dan 2009 dan jumlah pertanggungan sebesar
Rp 6,57 milliar dan US$ 25,5 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Manajemen berpendapat bahwa
nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang
dipertanggungkan.
13. UTANG USAHA KEPADA PIHAK BERELASI
Akun ini merupakan utang kepada PT Ogspiras Basya Pratama (OBP), pihak berelasi,
sehubungan dengan pembelian bahan baku gas. OBP memiliki kontrak pasokan bahan baku gas
dengan Pertamina, Badan Usaha Milik Negara, yang efektif berlaku selama 15 tahun sejak aliran
pertama pasokan bahan baku gas dan setelah selesai menjalankan tes atau setelah pengiriman
seluruh volume kontrak.
14. UTANG LAIN-LAIN
a. Berdasarkan Kreditur
Pihak berelasi (Catatan 29)
Northbrooks Universal Ltd. (NUL)
Pihak ketiga
PT Binasarana Kharismajaya
(Catatan 10)
PT Harindo Putra Jaya
PT Pertamina Gas (Pertagas)
PT Trakindo Utama
CV Afzarki Permata Abadi
PT Mulya Adhi Paramita
RS R.K. Charitas Palembang
PT Bumimerak Terminalindo
CV Permata
PT Mitra Asmoco Utama
Lain-lain
Jumlah pihak ketiga
Jumlah
b. Berdasarkan Mata Uang
US Dollar
Rupiah
Jumlah
31 Juli
2011
Rp
31 Desember
2009
Rp
2010
Rp
2008
Rp
-
-
3.804.706.400
4.432.078.200
5.113.800.000
625.808.960
135.553.558
73.360.625
65.380.000
146.958.381
502.364.385
135.553.558
64.384.530
125.987.771
53.425.600
403.328.218
598.568.461
135.553.558
13.855.600
129.306.250
68.628.600
56.870.000
1.117.017.783
149.445.248
1.416.023.104
6.160.861.524
1.285.044.062
2.119.800.252
1.565.468.352
6.160.861.524
1.285.044.062
5.924.506.652
5.997.546.552
5.812.969.585
347.891.939
628.352.156
656.691.906
4.417.130.461
1.507.376.191
4.432.078.200
1.565.468.352
6.160.861.524
1.285.044.062
5.924.506.652
5.997.546.552
- 23 -
137
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
15. UTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI
31 Juli
2011
Rp
2010
Rp
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
Indonesia Infrastructure Pte. Ltd. ("IIPL")
NUL
-
38.285.215.870
24.355.360.260
40.026.807.400
25.463.284.000
46.626.965.004
29.662.022.256
Jumlah
Bagian jangka pendek
-
62.640.576.130
(62.640.576.130)
65.490.091.400
(9.576.748.200)
76.288.987.260
-
Pinjaman jangka panjang - bersih
-
55.913.343.200
76.288.987.260
-
Pinjaman dari IIPL

Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL,
dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah
maksimum sebesar US$ 3.327.991. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut
dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, maka pinjaman tidak dikenakan bunga,
tetapi sebaliknya, tingkat bunga 15% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif
maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman tersebut sejak dari tanggal penarikan aktual.
Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan suku bunga akan dinaikkan
dari 15% menjadi 18% per tahun apabila Perusahaan gagal membayar penuh pinjaman pada
tanggal jatuh tempo tersebut.

Pada tanggal 16 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan
IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan sebesar
US$ 259.034 untuk Tranche A dan US$ 430.000 untuk Tranche B. Menurut perjanjian
pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, maka
pinjaman tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun
(setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari
tanggal penarikan aktual. Pinjaman telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku
bunga dinaikkan dari 17% menjadi 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar
secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut.

Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan
IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah
maksimum sebesar US$ 241.145. Menurut perjanjian pinjaman, pinjaman akan dikenakan
suku bunga 15% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%). Pinjaman
akan jatuh tempo pada 31 Desember 2012 dan peningkatan suku bunga dari 15% sampai
18% per tahun akan dikenakan jika Perusahaan gagal membayar pinjaman secara penuh
pada tanggal jatuh tempo tersebut.
Pinjaman dari NUL

Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL,
dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah
maksimum sebesar US$ 109.769. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi
pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika
sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%)
akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman telah jatuh tempo
pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga pinjaman dinaikkan dari 17% sampai 20% per
tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar pinjaman secara penuh pada tanggal jatuh
tempo tersebut.
- 24 -
138
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

Pada tanggal 15 Januari 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan
NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah
maksimum sebesar US$ 220.000. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi
pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika
sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%)
akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman tersebut telah
jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga pinjaman dinaikkan dari 17% sampai
20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh
tempo tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan
NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah
maksimum sebesar US$ 2.379.091. Menurut perjanjian, pinjaman itu dikenakan bunga
sebesar 15% per tahun (setelah dipotong pajak penghasilan dengan tarif paling tinggi 10%).
Pinjaman tersebut akan jatuh tempo tanggal 31 Desember 2012, dan suku bunga pinjamana
akan dinaikkan dari 15% menjadi 18% apabila Perusahaan gagal untuk membayar secara
penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut.

Berdasarkan perjanjian pinjaman, jika pinjaman Perusahaan kepada UOB telah dibayar lunas
dan kepentingan yang dijaminkan telah dibebaskan seluruhnya oleh UOB, Perusahaan akan
membebani atau menjaminkan semua aset yang saat ini dibebani atau dijaminkan kepada
UOB untuk kepentingan pemegang saham, untuk menjamin pembayaran tepat waktu dari
pinjaman dan pemenuhan kewajiban-kewajiban Perusahaan berdasarkan perjanjian pinjaman.
Pinjaman tersebut diatas disubordinasikan selama utang bank jangka panjang.
Pada tahun 2011, semua pinjaman dari pihak-pihak berelasi tersebut telah dilunasi.
16. UTANG PAJAK
31 Juli
2011
Rp
2010
Rp
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
Pajak penghasilan badan (Catatan 26)
Pajak penghasilan
Pasal 4(2)
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pasal 26
Pajak Pertambahan Nilai - bersih
10.638.993.918
8.440.622.889
6.700.239.639
17.299.103.944
12.474.000
32.686.133
74.885.908
2.386.782.479
16.819.222.337
-
4.114.262
52.850.944
1.672.740.949
445.615.833
500.208.183
22.616.610
14.123.846
1.846.042.535
907.239.475
2.717.460.936
33.173
94.799.815
80.251.712
782.938.209
1.977.231.446
Jumlah
29.965.044.775
11.116.153.060
12.207.723.041
20.234.358.299
- 25 -
139
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
31 Juli
2011
Rp
Jasa profesional
Bunga
Beban pemasaran
Bonus
Riset dan pengembangan
Jasa manajemen
Lain-lain
Jumlah
2010
Rp
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
9.358.800.000
896.016.447
433.508.000
653.959.250
2.819.581.667
309.587.948
2.491.549.770
14.160.825.000
1.121.073.000
17.982.000.000
1.762.835.863
2.031.830.601
949.407.558
7.794.730.604
1.114.128.773
258.429.855
7.028.175.405
806.018.592
7.373.402.497
14.161.865.364
39.859.702.182
9.858.266.935
15.466.026.349
18. UTANG BANK
2011
Pada tanggal 14 April 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari
PT Bank UOB Indonesia (“Bank UOB”) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 43 juta, terdiri dari:
Jumlah
maksimum
fasilitas
US$
31 Juli 2011
Fasilitas yang sudah digunakan
US$
Setara dengan Rp
Fasilitas kredit modal kerja
Fasilitas kredit investasi
Fasilitas Term Loan (TL) 1
Fasilitas Term Loan (TL) 2
Fasilitas Term Loan (TL) 3
3.000.000
-
-
31.500.000
7.000.000
1.500.000
29.800.000
7.000.000
-
253.538.400.000
59.556.000.000
-
Jumlah
43.000.000
36.800.000
313.094.400.000
Bagian jangka pendek
Fasilitas TL 1
Fasilitas TL 2
(50.707.680.000)
(11.911.200.000)
Jumlah pinjaman bagian jangka pendek
Biaya provisi bank
(62.618.880.000)
(3.502.118.030)
Jumlah pinjaman bagian jangka panjang - Bersih
246.973.401.970
Fasilitas Kredit Modal Kerja
Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perusahaan yang terdiri dari
fasilitas promes (promissory note) sebesar US$ 1.000.000 dan fasilitas garansi bank sebesar
US$ 2.000.000.
Pada tanggal pelaporan, saldo fasilitas tersebut di atas adalah nihil.
Fasilitas Kredit Investasi
Fasilitas TL1
Fasilitas ini digunakan untuk membiayai akuisisi 60% saham PAU.
- 26 -
140
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Fasilitas TL2
Fasilitas ini digunakan untuk membayar kembali utang kepada pemegang saham yang telah
digunakan untuk membangun pabrik elpiji, mesin dan peralatan yang berlokasi di Palembang,
Sumatera Selatan.
Bunga kredit Fasilitas TL1 dan TL2 adalah tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,75 persen per
tahun ditambah 3-Bulan SIBOR (3-Month Singapore Inter Bank Offered Rate) yang berlaku; atau
1,5% per tahun ditambah biaya modal U.S. Dollar yang dikeluarkan oleh Bank UOB.
Pembayaran pokok utang Fasilitas TL 1 dan 2 akan dilakukan dengan 20 (duapuluh) jumlah
pembayaran yang sama, dimulai pada hari terakhir bulan ketiga setelah penggunaan pertama dari
masing-masing Fasilitas TL1 dan 2.
Pinjaman dari Bank UOB dijamin dengan aset Perusahaan dan pihak-pihak berelasi, antara lain:









beberapa sertifikat tanah;
bangunan, mesin dan peralatan dengan penyerahan secara fidusia;
piutang usaha dengan penyerahan secara fidusia;
klaim asuransi dengan penyerahan secara fidusia;
saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. ("IIPL") dalam Perusahaan dengan kuasa
untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali;
saham Northbrooks Universal Ltd. ("NUL") dalam Perusahaan dengan kuasa untuk
menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali;
saham PT Surya Kencana Prima ("SKP") dalam OBP dengan kuasa untuk menjual
saham yang tidak dapat ditarik kembali;
saham Perusahaan dalam PAU dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak ditarik
kembali; dan
jaminan korporat (corporate guarantee) dari SKP.
Perjanjian dari fasilitas pinjaman di atas memuat beberapa persyaratan, antara lain, Perusahaan
harus menjaga rasio keuangan tertentu dan Perusahaan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan
berikut tanpa persetujuan tertulis dari Bank UOB:










mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran hutang,
membubarkan dan melakukan atau untuk dilakukan penggabungan usaha (merger), akuisisi,
peleburan usaha (konsolidasi), pemisahan usaha (spin off);
melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru di dalam perusahaan
lain, membuat anak perusahaan kecuali untuk rencana atau badan usaha yang sudah
diungkapkan dalam Perjanjian ini;
menggadaikan saham Perusahaan atau efek bersifat utang baik di dalam maupun di pasar
modal;
mengalihkan hak dan kewajiban Perusahaan berdasarkan Perjanjian ini, kecuali kegiatan
operasional normal sehari-hari yang wajar;
mengubah usaha bisnis yang dijalankan saat ini;
melakukan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yaitu maksud dan tujuan, penurunan modal dan
perubahan kepemilikan saham pengendali;
memberikan jaminan perusahaan kepada pihak lain.
Canopus Petroleum Inc. (CPI) dan asosiasinya akan menjaga kepemilikan dalam perusahaan
secara langsung maupun tidak langsung melalui IIPL dan PT Akraya Internasional akan tetap
mengelola managemen Perusahaan;
Perusahaan boleh membayar dividen hanya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun buku
yang bersangkutan; dan
kontrak gas antara Pertamina dan OBP akan dialihkan ke Perusahaan dalam jangka waktu
enam (6) bulan setelah tanggal perjanjian pinjaman ditandatangani.
- 27 -
141
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham di Perusahaan, Bank UOB
setuju untuk melepaskan jaminan gadai saham milik IIPL dan NUL menjadi jaminan gadai saham
milik PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka, para pemegang saham baru
Perusahaan (Catatan 33).
Bank UOB juga meminta agar Bapak Garibaldi Thohir dan asosiasinya menjaga kepemilikan
saham dalam Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui calon pemegang
saham baru Perusahaan dan PT Akraya International akan tetap sebagai manajemen Perusahaan
sesuai perjanjian manajemen yang berlaku saat ini. Setiap perubahan hal tersebut di atas harus
mendapat persetujuan dari Bank UOB.
2009 dan 2008
Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan dan OBP (Peminjam) menandatangani Perjanjian
Pinjaman dan Pengakuan Utang dengan Akta No. 29 dengan Bank UOB, dimana Perusahaan
memperoleh fasilitas pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar US$ 16 juta yang ditujukan
untuk pembiayaan Proyek Pabrik elpiji dan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo pinjaman bank terdiri dari:
2009
Rp
31 Desember
2008
Rp
Pinjaman jangka panjang
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
24.440.000.000
28.470.000.000
56.940.000.000
Jumlah Pinjaman - Bersih
24.440.000.000
85.410.000.000
Pinjaman bank dikenakan bunga sebesar bunga SIBOR tiga bulan ditambah 3,5% per tahun.
Pinjaman bank dibayar dalam 10 angsuran triwulanan sebesar US$ 1.300.000 dimulai pada
25 Maret 2008 sampai dengan 30 April 2010.
Pinjaman tersebut di atas dijamin dengan, baik yang ada sekarang maupun masa yang akan
datang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tanah dan segala aksesi dan aksesoris;
Pabrik elpiji, mesin dan peralatan;
Piutang usaha;
Rekening Dollar Amerika Serikat di Bank UOB;
Klaim asuransi atas bangunan, pabrik elpiji, mesin dan peralatan;
Seluruh saham Perusahaan, dan
Hak dari kontrak off-take.
Selama jangka waktu pinjaman bank, Perusahaan tidak akan, tanpa persetujuan tertulis dari Bank
UOB, melakukan hal berikut ini:
a. melakukan atau mengijinkan merger, konsolidasi atau reorganisasi yang secara substansial
mengubah pemegang saham atau kepemilikan;
b. menjual semua atau salah satu aset yang ada sekarang dan akan datang; melakukan tindakan
yang menimbulkan utang lainnya;
c. memperpanjang pinjaman kecuali yang diberikan dalam kegiatan bisnis dan untuk karyawan;
d. membuat investasi tertentu;
e. mengumumkan, membayar atau membagikan dividen;
f. melakukan perjanjian sewa pembiayaan;
g. membayar utang selain utang kepada Bank UOB dan yang timbul dalam kegiatan normal dari
bisnis; dan
h. menjadikan sebagai jaminan atau agunan semua surat berharga yang diberikan kepada Bank
UOB.
- 28 -
142
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
CPI dan asosiasinya, pemilik dari IIPL, diharuskan untuk mempertahankan kepemilikan saham
minimal 60% atas Perusahaan dan Perusahaan harus menjaga rasio utang terhadap modal
maksimum sebesar 2,5 kali.
Pada tahun 2010, seluruh saldo utang Bank UOB ini telah dilunasi.
19. MODAL SAHAM
31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan 2008
Jumlah
Persentase
Jumlah modal
saham
kepemilikan
disetor
%
Rp
Nama Pemegang Saham
Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (IIPL)
Northbrooks Universal Ltd. (NUL)
59.400
39.600
60
40
5.940.000.000
3.960.000.000
Jumlah
99.000
100
9.900.000.000
Seluruh saham diatas dijadikan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 18).
Sesuai dengan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Oktober 2011, sejak tanggal tersebut terdapat
perubahan susunan pemegang saham Perusahaan (Catatan 33).
20. DIvIDEN TUNAI
 Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 5 April 2011,
pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai sebesar US$ 13.000.000.
Pembayaran dividen dilakukan pada tanggal 12 April 2011.
 Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 24 Juni 2011,
pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai interim sebesar
US$ 5.000.000. Pembayaran dividen dilakukan pada tanggal 27 Juni 2011.
21. PENJUALAN
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Elpiji (Catatan 30)
Kondensat (Catatan 30)
Propana
178.008.542.703
60.573.529.326
166.414.939
127.400.130.263
40.830.866.742
50.477.724
232.149.837.340
77.821.290.057
50.477.724
151.110.430.930
55.690.140.865
137.259.849
178.792.843.219
59.166.767.878
252.328.024
Jumlah penjualan
238.748.486.968
168.281.474.729
310.021.605.121
206.937.831.644
238.211.939.121
- 29 -
143
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Rincian pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% dari jumlah penjualan:
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Elpiji (Catatan 30)
PT Pertamina (Persero)
178.008.542.703
127.400.130.263
232.149.837.340
151.110.430.930
178.792.843.219
Kondensat (Catatan 30)
PT Surya Mandala Sakti
PT Bumi Putera Maju
PT Harindo Putera Jaya
26.145.278.095
21.157.724.661
13.270.526.570
5.944.687.346
20.018.276.548
14.867.902.848
27.124.359.058
31.013.159.040
19.683.771.960
16.289.062.668
22.188.028.244
17.213.049.953
2.418.206.479
16.023.172.606
40.725.388.793
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Bahan baku yang digunakan
(Catatan 29 dan 30)
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
32.696.530.360
2.522.421.382
28.153.674.492
31.739.283.582
2.417.583.778
25.936.385.485
57.177.940.108
4.803.719.801
70.575.247.146
48.696.854.318
3.945.030.543
41.678.476.382
59.159.146.239
3.589.356.214
36.856.150.063
Jumlah biaya produksi
63.372.626.234
60.093.252.845
132.556.907.055
94.320.361.243
99.604.652.516
819.641.531
(2.224.515.381)
2.654.131.291
(819.641.531)
Persediaan barang jadi
Awal tahun
Akhir tahun
Jumlah beban pokok penjualan
2.224.515.381
(713.903.253)
64.883.238.362
819.641.531
(1.186.413.812)
59.726.480.564
131.152.033.205
1.230.904.214
(2.654.131.291)
96.154.851.003
98.181.425.439
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Rincian overhead pabrik adalah sebagai berikut:
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
Penyusutan (Catatan 12)
Suku cadang dan perlengkapan
pabrik
Transportasi dan akomodasi
Tenaga kerja tidak langsung
Sewa peralatan
Perbaikan dan pemeliharaan
Beban kantor
Asuransi
Penelitian dan Pengembangan
Lain-lain
14.513.132.119
14.261.714.494
24.547.573.919
24.336.653.392
24.272.956.736
5.341.599.173
2.777.269.400
1.524.845.878
1.158.290.345
1.069.004.286
850.599.357
373.567.885
161.574.699
383.791.350
5.152.686.616
1.504.039.735
1.396.010.773
1.023.726.048
1.477.584.618
457.509.161
281.042.106
173.276.222
208.795.712
8.915.938.035
4.405.515.016
2.628.160.636
1.732.092.468
1.651.487.862
1.111.294.353
581.487.237
22.917.968.430
2.083.729.190
5.503.259.313
3.063.435.997
2.898.963.406
2.082.627.540
1.541.662.885
738.605.851
531.557.668
363.118.951
618.591.379
4.409.387.624
1.109.161.746
2.267.959.006
1.028.811.633
485.156.367
1.548.947.369
1.733.769.582
Jumlah
28.153.674.492
25.936.385.485
70.575.247.146
41.678.476.382
36.856.150.063
2010
(Satu tahun)
Rp
Semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dibeli dari OBP (Catatan 30).
23. BEBAN PENJUALAN
Akun ini merupakan beban promosi dan distribusi produk Perusahaan.
- 30 -
144
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Biaya jasa profesional
54.428.626.977
Biaya jasa manajemen (Catatan 30)
5.519.414.134
Gaji dan tunjangan
3.473.763.067
Transportasi dan akomodasi
559.878.257
Sewa
341.257.020
Penyusutan (Catatan 12)
265.351.795
Beban kantor
249.791.211
Biaya jasa hukum dan lisensi
171.482.269
Utilitas, perbaikan, dan pemeliharaan
142.479.036
Donasi dan kontribusi
27.295.288
Lain-lain
145.253.540
421.354.238
4.318.258.321
1.618.633.628
436.284.229
393.205.629
222.930.524
198.312.378
141.485.489
108.131.702
44.754.250
1.457.313
13.446.460.151
10.696.787.163
3.788.490.745
722.828.731
697.169.470
396.224.190
417.106.853
522.448.158
215.828.094
565.483.350
43.015.194
2.412.251.182
8.356.459.515
2.444.640.278
698.557.449
629.720.000
381.023.396
352.639.835
335.315.606
185.387.896
812.819.608
4.444.503
851.163.532
7.398.583.495
3.057.496.556
662.321.433
453.600.000
313.324.684
94.245.589
168.978.534
437.577.950
282.376.707
Jumlah
7.904.807.701
31.511.842.099
16.613.259.268
13.719.668.480
65.324.592.594
Biaya jasa profesional sebesar US$ 4.420.000 merupakan biaya konsultasi keuangan dalam
rangka akuisisi saham PAU dan LIU.
25. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Bunga atas pinjaman:
Pinjaman dari pihak-pihak berelasi
Pinjaman bank
Amortisasi biaya fasilitas pinjaman
Beban garansi bank
Biaya bank
3.421.927.294
898.812.461
218.258.524
98.375.242
34.527.837
6.319.923.360
578.188.830
448.876.668
62.004.554
10.533.236.484
578.188.830
633.896.652
606.897.301
89.754.251
12.239.788.410
4.669.934.583
1.744.857.379
298.379.069
89.849.594
11.550.156.755
7.943.487.199
1.391.586.206
149.969.117
78.279.268
Jumlah
4.671.901.358
7.408.993.412
12.441.973.518
19.042.809.035
21.113.478.545
26. PAJAK PENGHASILAN
Beban pajak terdiri dari:
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
Pajak kini
Pajak tangguhan
25.214.147.500
(406.032.265)
22.832.026.750
(134.044.021)
29.077.081.750
(224.516.560)
23.340.964.640
(153.587.543)
17.310.599.300
5.896.161.254
Jumlah
24.808.115.235
22.697.982.729
28.852.565.190
23.187.377.097
23.206.760.554
- 31 -
145
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena
pajak adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi komprehensif
Perbedaan temporer:
Imbalan pasca kerja
Bonus
Perbedaan penyusutan
komersial dan fiskal
Jumlah
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
98.742.141.422
90.144.967.028
114.505.884.648
81.440.480.758
74.521.960.141
961.539.054
653.959.250
553.083.514
-
887.057.424
-
606.253.508
-
929.742.234
-
11.008.817
8.096.881
8.630.751
(16.907.433)
(2.500.512)
1.624.129.055
536.176.081
898.066.241
614.350.389
927.241.722
541.507.703
27.295.288
148.186.548
417.547.050
44.754.250
107.332.372
874.714.346
540.483.350
124.129.736
159.910.497
812.819.608
316.947.115
71.157.431
437.577.950
1.313.029.427
(281.686.544)
55.017.123
(41.828.534)
119.159.116
(362.048.424)
(272.902.850)
(305.815.562)
321.895.973
490.320.118
646.964.254
904.376.158
1.305.757.631
2.689.894.130
Laba kena pajak sebelum
akumulasi rugi fiskal
Akumulasi rugi fiskal
100.856.590.595
91.328.107.363
116.308.327.047
83.360.588.778
78.139.095.993
-
-
-
-
Laba kena pajak
100.856.590.595
91.328.107.363
116.308.327.047
83.360.588.778
57.760.331.485
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Perbedaan yang tidak dapat
diperhitungkan menurut fiskal:
Beban dalam bentuk kenikmatan
Donasi dan kontribusi
Representasi dan hiburan
Pendapatan bunga yang telah
dikenakan pajak final
Lain - lain
Jumlah
(124.801.517)
992.930.839
(20.378.764.508)
Perhitungan beban pajak kini dan utang pajak adalah sebagai berikut:
2011
(Tujuh bulan)
Rp
Beban pajak kini:
25% x Rp 100.856.590.000 untuk
periode 31 Juli 2011
25.214.147.500
25% x Rp 91.328.107.000 untuk
periode 31 Juli 2010
25% x Rp 116.308.327.000 untuk
tahun 2010
28% x Rp 83.360.588.000 untuk
tahun 2009
10% x Rp 50.000.000 tahun 2008
15% x Rp 50.000.000 tahun 2008
30% x Rp 57.660.331.000 tahun 2008
Jumlah
Dikurangi pembayaran pajak dimuka
Pasal 22
Pasal 25
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
-
-
-
-
22.832.026.750
-
-
-
-
29.077.081.750
-
-
-
-
23.340.964.640
-
5.000.000
7.500.000
17.298.099.300
25.214.147.500
22.832.026.750
29.077.081.750
23.340.964.640
17.310.599.300
9.800.819
14.565.352.763
14.527.471
1.907.008.293
43.662.715
20.592.796.146
26.342.186
16.614.382.815
11.495.356
-
Jumlah pajak dibayar dimuka
14.575.153.582
1.921.535.764
20.636.458.861
16.640.725.001
11.495.356
Hutang pajak penghasilan badan
10.638.993.918
20.910.490.986
8.440.622.889
6.700.239.639
17.299.103.944
- 32 -
146
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pajak Tangguhan
Rincian dari aset pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
1 Januari
2011
Rp
Dikreditkan
pada laba
periode berjalan
(Tujuh bulan)
Rp
Liabilitas imbalan pasca kerja
Bonus
Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut
komersial dan fiskal
605.763.292
8.296.818
2.157.688
10.454.506
Jumlah
614.060.110
406.032.265
1.020.092.375
1 Januari
2010
Rp
240.384.763
163.489.814
31 Juli
2011
Rp
Dikreditkan
(dibebankan)
pada laba
periode berjalan
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
846.148.055
163.489.814
31 Juli
2010
Rp
Liabilitas imbalan pasca kerja
Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut
komersial dan fiskal
383.998.936
138.270.879
522.269.815
5.544.615
(4.226.858)
1.317.757
Jumlah
389.543.550
134.044.021
523.587.571
1 Januari
2010
Rp
Dikreditkan
pada tahun
berjalan
Rp
31 Desember
2010
Rp
Liabilitas imbalan pasca kerja
Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut
komersial dan fiskal
383.998.935
221.764.356
605.763.291
5.544.615
2.752.204
8.296.819
Jumlah
389.543.550
224.516.560
614.060.110
1 Januari
2009
Rp
Dikreditkan
pada tahun
berjalan
Rp
31 Desember
2009
Rp
Liabilitas imbalan pasca kerja
Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut
komersial dan fiskal
232.435.559
151.563.377
383.998.936
3.520.448
2.024.166
5.544.614
Jumlah
235.956.007
153.587.543
389.543.550
1 Januari
2008
Rp
Dikreditkan
(dibebankan)
pada tahun
berjalan
Rp
Penyesuaian
karena
perubahan
tarif pajak
Rp
31 Desember
2008
Rp
Akumulasi rugi fiskal
Kewajiban imbalan pasca kerja
Perbedaan nilai bersih aset tetap
menurut komersial dan fiskal
6.113.629.353
-
(6.113.629.353)
278.922.670
(46.487.111)
232.435.559
18.487.908
(750.154)
(14.217.306)
3.520.448
Jumlah
6.132.117.261
(5.835.456.837)
(60.704.417)
235.956.007
- 33 -
147
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Rekonsiliasi antara beban pajak Perusahaan menurut laporan laba rugi komprehensif dan hasil
perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
Laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi komprehensif
98.742.141.422
90.144.967.028
114.505.884.648
81.440.480.758
74.521.960.141
Pajak penghasilan dengan tarif
pajak efektif
24.685.535.206
22.536.241.757
28.626.471.150
22.803.334.448
22.339.087.898
122.580.029
161.740.972
226.094.040
365.612.137
806.968.239
-
-
-
18.430.512
60.704.417
24.808.115.235
22.697.982.729
28.852.565.190
23.187.377.097
23.206.760.554
Pengaruh pajak atas perbedaan
tetap
Penyesuaian pajak tangguhan
atas perubahan tarif pajak
Beban pajak
27. IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan undang-undang
No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja adalah 92, 93, 76, dan 60
karyawan masing-masing untuk tahun 2011, 2010, 2009, dan 2008.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sehubungan
imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2011
(Tujuh bulan)
Rp
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Biaya jasa lalu
Efek dari pengurangan karyawan
Pengakuan kerugian (keuntungan)
aktuarial
766.423.506
171.152.207
23.963.341
-
Jumlah
961.539.054
-
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
540.907.058
92.063.008
-
927.269.242
157.822.300
-
539.327.072
77.846.521
-
(79.886.552)
(136.948.375)
(10.920.085)
553.083.514
948.143.167
606.253.508
2008
(Satu tahun)
Rp
705.509.825
52.532.234
496.308.064
(325.857.889)
1.250.000
929.742.234
Jumlah liabilitas yang disajikan di laporan posisi keuangan yang timbul dari obligasi Perusahaan
sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
31 Juli
2011
Rp
Nilai kini liabilitas tidak didanai
Keuntungan (kerugian) aktuarial
tidak diamortisasi
Jumlah
4.648.860.533
2010
Rp
3.397.745.363
31 Desember
2009
Rp
2008
Rp
1.583.608.945
699.794.375
(1.264.268.313)
(974.692.197)
(47.613.203)
229.947.859
3.384.592.220
2.423.053.166
1.535.995.742
929.742.234
- 34 -
148
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai
berikut:
31 Juli
2011
Rp
31 Desember
2009
Rp
2010
Rp
Saldo awal periode
Beban periode berjalan
Pembayaran manfaat
2.423.053.166
961.539.054
-
1.535.995.742
948.143.167
(61.085.743)
Saldo akhir periode
3.384.592.220
2.423.053.166
2008
Rp
929.742.234
606.253.508
-
929.742.234
-
1.535.995.742
929.742.234
Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan
asumi penilaian dibawah ini:
31 Juli
Tingkat diskonto per tahun
Tingkat kenaikan gaji per tahun
Tingkat mortalitas
Tingkat mordibitas
Proporsi pensiun normal
Usia pensiun normal
31 Desember
2011
2010
(Tidak diaudit)
2010
2009
2008
8,00%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
8,75%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
8,75%
15.00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
10,50%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
12,00%
15,00%
100% TMI2
5% TMI2
100%
55 tahun
Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut diatas adalah 5%
per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada
usia 55 tahun.
28. LABA PER SAHAM DASAR
31 Juli
Laba dan jumlah laba rugi
komprehensif periode berjalan
31 Desember
2011
(Tujuh bulan)
Rp
2010
(Tujuh bulan tidak diaudit)
Rp
2010
(Satu tahun)
Rp
2009
(Satu tahun)
Rp
2008
(Satu tahun)
Rp
73.934.026.187
67.446.984.299
85.653.319.458
58.253.103.661
51.315.199.587
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Lembar
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa beredar
Laba per saham dasar (dalam Rp penuh)
99.000
99.000
99.000
99.000
99.000
746.808
681.283
865.185
588.415
518.335
29. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
Sifat Hubungan Pihak Berelasi
a. IIPL dan NUL adalah pemegang saham Perusahaan.
b. Northstar Pacific Capital (NPC) mempunyai manajemen yang sama dengan Perusahaan.
c.
Sejak 8 Nopember 2010, satu direktur Perusahaan adalah pemegang saham OBP.
d. SKP adalah salah satu pemegang saham OBP.
e. PT Akraya International adalah pihak pengelola manajemen Perusahaan.
- 35 -
149
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak antara lain, sebagai berikut:
a.
Pada tahun 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan
Layanan Tambahan dengan NPC, dimana NPC harus memberikan layanan tertentu kepada
Perusahaan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi,
Perusahaan akan membayar biaya manajemen kepada NPC. Perjanjian ini telah berubah
beberapa kali, yang terakhir tanggal 10 Desember 2008 dimana perjanjian ini akan berlaku
sampai dengan berakhirnya kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina (Catatan 30a)
atau pada tanggal tertentu sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian.
Beban yang berhubungan dengan perjanjian tersebut diatas disajikan sebagai bagian dari
beban umum dan administrasi (Catatan 24).
b.
IIPL and NUL adalah penjamin Perusahaan untuk pinjaman yang diperoleh dari UOB
(Catatan 18).
c.
Jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Direksi dan Komisaris Perusahaan untuk
periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010 dan tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 455 juta, nihil, Rp 325 juta,
nihil dan nihil.
d.
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana dijelaskan dalam
Catatan 7 dan 18.
30. KOMITMEN
a.
Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi
("JOA") dengan OBP. OBP memiliki izin yang diperlukan untuk mengoperasikan rencana
kilang elpiji untuk produksi elpiji, kondensat, dan propana, dan OBP memperoleh kontrak
pasokan bahan baku gas dari Pertamina selama 15 tahun berikutnya atau sampai pengiriman
kuantitas jumlah kontrak terpenuhi. Perusahaan memiliki semua sumber daya yang
diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan pabrik kilang elpiji.
Perusahaan dan OBP bersama-sama mengoperasikan dan menjalankan bisnis elpiji. Kedua
pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina dengan OBP akan diproses
di pabrik elpiji Perusahaan. JOA telah diubah pada tanggal 20 September 2007 dan
28 Desember 2008.
Perusahaan membeli semua bahan baku dari OBP, pihak berelasi.
Pada tanggal 18 April 2011, JOA diamandemen dengan beberapa perubahan berikut, antara
lain:
a. Perusahaan bertanggung-jawab untuk:
 pengadaan mesin dan peralatan pemrosesan elpiji;
 menyediakan dana untuk mendukung operasi pabrik elpiji termasuk menyediakan
modal kerja dan belanja modal (capital expenditure);
 secara keseluruhan mensupervisi, mengelola dan mengarahkan Kerjasama Operasi,
termasuk untuk menjual dan mengelola penjualan elpiji dan kondensat;
b. OBP bertanggung-jawab untuk:
 menjalankan semua kewajiban sehubungan dengan Kontrak dengan Pertamina;
 apabila memungkinkan, menyerahkan kontrak dengan Pertamina kepada Perusahaan;
dan
 mendapatkan lisensi dan perijinan yang diperlukan untuk membangun, memelihara
dan mengoperasikan pabrik elpiji.
- 36 -
150
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
b.
Pada tanggal 14 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Elpiji
dengan Pertamina di mana pendahulunya akan menjual Elpiji pada harga yang disepakati.
Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan setiap harinya untuk memasok sejumlah
110 MT atau jumlah kontrak tahunan 36.300 MT; jumlah kuantitas kontrak 108.900 MT.
Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua
jumlah kuantitas kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya, perjanjian ini dapat diperpanjang
dengan permintaan tertulis oleh Perusahaan dalam waktu enam (6) bulan sebelum
berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 14 Agustus 2010, perjanjian ini telah diperpanjang
selama 3 tahun.
c.
Pada tanggal 12 Desember 2007, Perusahaan juga menandatangani Perjanjian Penjualan
Kondensat dengan PT Harindo Putra Jaya dimana pendahulunya akan memenuhi kondensat
dari pabrik elpiji dalam U.S. Dollar per barel ICP SLC yang ditentukan per bulan. Harga per
bulan yang dikenakan adalah harga pasokan kondensat selama bulan sebelumnya.
Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 150
barrel ("bbls") atau jumlah kontrak setahun 49.500 bbls, jumlah kuantitas kontrak adalah
148.500 bbls. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau
sampai semua jumlah kontrak telah terpenuhi. Pada tanggal 13 Desember 2010, perjanjian
ini telah diperpanjang selama 3 tahun berdasarkan perjanjian No 124/SEP-CT-HO/XII/10.
d.
Pada tanggal 1 Oktober 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian untuk Jasa
Pendukung Pemasaran dengan Yayasan Indonesia Cerdas Bersatu, dimana yang terakhir
akan menyediakan layanan dukungan pemasaran tertentu sebagaimana dinyatakan dalam
perjanjian tersebut sampai 14 Agustus 2010. Sebagai kompensasi, yang terakhir berhak
mendapat biaya tetap dalam dukungan pemasaran seperti yang dinyatakan dalam perjanjian.
Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
e.
Pada tanggal 27 Nopember 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen
dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan PT Akraya International ("Akraya"), dimana
Akraya harus memberikan layanan tertentu kepada Perusahaan sebagaimana tercantum
dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya yang
ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini terakhir dirubah tanggal 11 Januari
2011, dimana Perjanjian ini akan berakhir pada:
 tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina berakhir dengan atau
tanpa perpanjangan kontrak tersebut; atau
 tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa proses produksi elpiji,
kondensat dan propana Perusahaan tidak layak lagi secara komersial atau terdapat
keadaan ketidakmampuan untuk medapatkan gas alam mentah selama periode yang
memadai; atau
 tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa eksistensi dari Perusahaan dan
Akraya tidak berkelanjutan lagi.
Perjanjian diatas akan tetap berlaku walaupun terjadi perubahan pemegang saham atau
transfer usaha (business transfer) Perusahaan kepada entitas lain.
Sehubungan dengan Perjanjian tersebut di atas, Perusahaan mengadakan perjanjian lain
dengan Akraya pada tanggal 5 Desember 2008, dimana yang terakhir akan menyediakan
jasa tertentu untuk memperkuat pemasaran kondensat, meningkatkan operasi dan memulai
proyek baru bagi Perusahaan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya yang
ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini memiliki jangka waktu satu tahun
terhitung pada tanggal 1 Januari 2009. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan
tanggal 31 Desember 2011.
- 37 -
151
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Sehubungan dengan perubahan Perjanjian antara Perusahaan dengan Akraya tanggal 11
Januari 2011, Perusahaan menyetujui Akraya untuk menyediakan Sumberdaya (Resource)
sebagai Proyek Manajer yang bertanggung jawab untuk:
 meningkatkan dan mengoptimalisasikan operasi Perusahaan;
 menciptakan antar muka (interface) yang proaktif antara tim Pabrik dan teknologi atau
pemasok peralatan;
 memperkuat pemasaran kondensat untuk mengoptimalkan keuntungan; dan
 memulai proyek-proyek baru.
Biaya yang berhubungan dengan perjanjian tersebut di atas dijelaskan sebagai bagian dari
beban umum dan administrasi (Catatan 24).
f.
Pada tanggal 21 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat
dengan PT Bumi Putra Maju dimana pendahulu akan memenuhi kondensat dari pabrik elpiji
untuk dalam U.S. Dollar per barel ICP SLC ditentukan bulanan. Harga per bulan yang
dikenakan adalah harga pasokan kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan
perjanjian ini, Perusahaan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 100 barrel ("bbls")
atau jumlah kontrak tahunan 33.000 bbls. Jumlah 148.500 kontrak bbls. Perjanjian ini berlaku
selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai jumlah semua kontrak telah
terpenuhi. Selanjutnya kesepakatan ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh
Perusahaan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.
g.
Pada bulan Oktober 2005, OBP dan PT Asia Star Indonesia (“ASI”) menandatangani Kontrak
Pembelian dan Penjualan elpiji yang berasal dari pabrik elpiji, Palembang Sumatera Selatan
untuk jangka waktu lima (5) tahun sejak aliran pertama pasokan bahan baku gas dan setelah
selesai menjalankan tes atau setelah pengiriman seluruh volume kontrak.
Kemudian, tanggal 20 Agustus 2007, OBP dan Perusahaan menandatangani Perjanjian
Kerjasama Operasi (PKO) sebagaimana diperbaharui dengan PKO tanggal 19 September
2006, dimana OBP dan Perusahaan secara bersama-sama mengoperasikan segala kegiatan
pabrik elpiji, Palembang Sumatera Selatan.
Pada tanggal 19 Pebruari 2009, ASI mengirim surat kepada Menteri Sumber Daya dan
Mineral, yang antara lain menerangkan bahwa telah terjadi pelanggaran kontrak antara OBP
dan ASI dan kesepakatan atas penyelesaian pelanggaran kontrak belum tercapai antara ASI,
OBP dan Perusahaan.
h.
Pada tanggal 21 Mei, 2008, kesepakatan atas penyelesaian pelanggaran kontrak disetujui
dan Perusahaan membayar US$ 700.000 atas pemutusan Kontrak Pembelian dan Penjualan
elpiji.
Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruang kantor untuk masa tiga tahun dengan
PT Kalindo Deka Griya. Perjanjian ini terakhir diperpanjang untuk masa tiga (3) tahun sampai
31 Maret 2013.
31. KONSENTRASI RISIKO
Seperti dijelaskan dalam Catatan 30a, Perusahaan membeli semua bahan baku dari OBP, yang
memiliki kontrak pasokan gas alam mentah dengan Pertamina, Badan Usaha Milik Negara. Saat
ini, tidak ada sumber lain dari gas alam mentah yang dekat lokasi pabrik elpiji Perusahaan.
Gangguan pasokan gas alam mentah dapat menyebabkan keterlambatan dalam pembuatan elpiji,
propana dan kondensat dan kemungkinan kerugian penjualan, yang akan berdampak buruk pada
hasil operasi. Selanjutnya, pemutusan kontrak tersebut dengan Pertamina dapat mengakibatkan
penghentian bisnis Perusahaan.
- 38 -
152
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
32. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan
bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan
bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga dan risiko likuiditas.
i.
Manajemen risiko mata uang asing
Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama
transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing adalah penjualan, pembelian dari
persediaan dan pinjaman.
Perusahaan mengelola eksposur mata uang asing dengan mencocokkan, sedapat
mungkin, penerimaan dan pembayaran pada setiap mata uang individu. Eksposur mata
uang asing pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 34.
ii. Manajemen risiko kredit
Risiko kredit mengacu pada risiko dimana pihak rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban
kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan.
Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada rekening bank, deposito berjangka dan
piutang usaha. Perusahaan menempatkan saldo bank dan deposito berjangka pada
institusi keuangan yang layak dan terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak
ketiga terpercaya dan pihak berelasi.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan
untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit.
iii. Manajemen risiko likuiditas
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah
membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan
manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang
Perusahaan. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan
simpanan, fasilitas bank dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual
dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
Perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang
berkelangsungan.
b. Nilai wajar instrumen keuangan
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar
biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya.
c. Nilai wajar instrumen keuangan
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar
biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan telah mendekati nilai wajarnya.
- 39 -
153
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT Surya
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
33. PERISTIWA-PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN
a. Berdasarkan Akta Notaris No. 6 tanggal 3 Agustus 2011 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, SH,
notaris di Jakarta, YT menjual 2.000.000 lembar saham yang dimilikinya di LIU masing-masing
sebanyak 1.900.000 lembar saham kepada Perusahaan dan 100.000 lembar saham kepada
Bpk. Isenta Hioe.
b. Berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 3 Agustus 2011 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, SH,
notaris di Jakarta, KGL menjual 198.000.000 lembar saham yang dimilikinya di LIU kepada
Perusahaan.
c.
Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Oktober 2011, para pemegang
saham Perusahaan menyetujui:


pengalihan 59.400 (lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham Perusahaan
atau sama dengan 60% (enam puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor dalam
Perusahaan dari IIPL kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; dan
pengalihan 39.600 (tiga puluh sembilan ribu enam ratus) saham Perusahaan atau sama
dengan 40% (empat puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perusahaan
dari NUL kepada PT Ramaduta Teltaka.
Dengan demikian, susunan pemegang saham Perusahaan akan berubah menjadi sebagai
berikut:
Nama Pemegang Saham
Jumlah
saham
Persentase
kepemilikan
%
Jumlah modal
disetor
Rp
PT Trinugraha Akraya Sejahtera
PT Ramaduta Teltaka
59.400
39.600
60
40
5.940.000.000
3.960.000.000
Jumlah
99.000
100
9.900.000.000
34. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Juli 2011, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
Amerika Serikat (US$), sebagai berikut:
Jumlah dalam
U.S. Dollars
Aset Moneter
Kas dan setara kas
Piutang usaha
31 Juli 2011
Setara dengan
Rupiah
5.280.560
4.169.957
44.927.004.055
35.477.991.893
Jumlah Aset Moneter
9.450.517
80.404.995.948
Liabilitas Moneter
Utang usaha
Utang lain-lain
Utang bank
Biaya yang harus dibayar
531.376
74.209
36.388.374
1.325.315
4.520.945.934
631.369.245
309.592.281.970
11.275.776.447
Jumlah Liabilities Moneter
Liabilitas Moneter Bersih
- 40 -
154
38.319.273
326.020.373.596
(28.868.757)
(245.615.377.648)
PT SURYA ESA PERKASA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
31 DESEMBER
2010, 2009 DAN 2008
PT SuryaDAN
Esa Perkasa
Tbk.
SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Kurs konversi untuk US$ ke Rupiah yang digunakan oleh Perusahaan pada tanggal 31 Juli 2011
serta kurs yang berlaku pada tanggal 10 Oktober 2011 masing-masing adalah Rp 8.508 dan
Rp 8.955 per US$ 1.
Apabila kurs tanggal 10 Oktober 2011 digunakan untuk mengkonversi liabilitas moneter bersih per
tanggal 31 Juli 2011, maka Perusahaan akan mengalami rugi selisih kurs sebesar
Rp 12.904.334.227.
35. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah tanggung tanggung jawab manajemen Perusahaan.
Laporan keuangan dari halaman 2 sampai dengan 41 ini telah disetujui dan disahkan oleh Direksi
Perusahaan pada tanggal 10 Oktober 2011.
********
- 41 -
155
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Halaman ini sengaja dikosongkan
156
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XVII. LAPORAN PENILAIAN ASET OLEH PENILAI INDEPENDEN
157
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Halaman ini sengaja dikosongkan
158
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
LAPORAN EKSEKUTIF RINGKAS DARI
KILANG LPG LEMBAK
TERLETAK
DI JALAN RAYA PALEMBANG – INDRALAYA KM. 17
SIMPANG Y, KELURAHAN SUNGAI RAMBUTAN,
KECAMATAN INDRALAYA,
KABUPATEN OGAN ILIR,
PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
SERTA
FURNITUR, PERALATAN KANTOR DAN KENDARAAN
TERLETAK DI MENARA KADIN, LANTAI 16
JALAN HR. RASUNA SAID BLOK X – 5 KAvELING 2 – 3
KUNINGAN, JAKARTA SELATAN
31 JULI 2011
UNTUK
PT. SURYA ESA PERKASA
159
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
World Trade Centre, 10th Floor
Jl Jenderal Sudirman Kav 29-31
Jakarta 12920
Indonesia
RINGKASAN EKSEKUTIF
PRIVAT DAN RAHASIA
Tel
Fax
14 Desember 2011
Referensi: Rev v/2011/PKG/53/FAC/1
62 21 521 1400
62 21 521 1409
PT. SURYA ESA PERKASA
Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5, Kaveling 2-3
Kuningan, Jakarta Selatan
Dengan Hormat,
LAPORAN EKSEKUTIF RINGKAS DARI
KILANG LPG LEMBAK
TERLETAK DI DI JALAN RAYA PALEMBANG – INDRALAYA KM. 17
SIMPANG Y, KELURAHAN SUNGAI RAMBUTAN,
KECAMATAN INDRALAYA, KABUPATEN OGAN ILIR
PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
SERTA
FURNITUR, PERALATAN KANTOR DAN KENDARAAN
TERLETAK DI MENARA KADIN LANTAI 16 JALAN HR. RASUNA SAID
BLOK X – 5 KAvELING 2-3
KUNINGAN, JAKARTA SELATAN
1.
RINGKASAN EKSEKUTIF
1.1
Instruksi yang diterima
Berdasarkan kontrak No. Ref. 1146, tertanggal 25 Agustus 2011, kami telah
diinstruksikan untuk memberikan pendapat Nilai Pasar atas Kilang LPG Lembak
Jalan Raya Palembang – Indralaya KM 17 Simpang Y, Kelurahan Sungai Rambutan,
Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan serta
furnitur, peralatan kantor dan kendaraan terletak di Menara Kadin, Lantai 16, Jalan
HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan.
Kami telah menerbitkan laporan penilaian ringkas pada tanggal 5 September 2011
dengan No.Ref V/2011/PKG/53/FAC/1, namun menanggapi surat tanggapan dari
Bapepam S-13262/BL/2011 tertanggal 12 Desember 2011 yang ditandatangani oleh
Bapak Anis Baridwan sebagai Ketua/Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan
Sektor Riil, kami melakukan revisi atas laporan kami dan menerbitkan kembali
Laporan Penilaian Ringkas dengan tanggal Laporan 14 Desember 2011 No Ref. Rev
V/2011/PKG/53/FAC/1
Kami beranggapan bahwa instruksi dan informasi yang diberikan adalah benar dan
telah mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Kebenaran penilaian dan
laporan ini dapat dikonfirmasikan dengan menghubungi langsung kepada Pimpinan
Rekan KJPP Hendra Gunawan.
160
PT. SURYA ESA PERKASA
Kilang LPG Lembak
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
1.2
Kualifikasi Penilai Properti
Kami adalah Kantor Jasa Penilai Publik yang secara resmi telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1374/KM.1/2009
tanggal 14 Desember 2009 dengan nama Kantor Jasa Penilai Publik KJPP Hendra
Gunawan dan Rekan dengan Nomor Izin Usaha 2.09.0075 dan telah terdaftar
sebagai Kantor Jasa Profesi Penilai Penunjang Pasar Modal di Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan(“Bapepam” dan “ LK”) dengan Surat Tanda
Terdaftar di Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam dan LK No.
28/PM/STTD-P/A/2006.
1.3
Properti yang Dinilai
Properti yang dinilai adalah pabrik pengolahan LPG yang dikenal dengan nama
Kilang LPG Lembak – Simpang Y yang mana sumber LPG tersebut berasal dari
sumber gas alam yang dikenal dengan nama Sumur Lembak.
Sumber gas alam sumur Lembak merupakan sumber daya alam yang langsung
dikelola oleh pemerintah melalui Pertamina yang setiap harinya mengalirkan gas ke
pabrik Pupuk Sriwijaya (PUSRI) dengan kapasitas 400 MM yang berjarak kurang
lebih 90 kilometer melalui jaringan pipa bawah tanah.
Kilang LPG Lembak menggunakan proses liansor dari Presson Enerflex, Kanada
yang mengolah feed gas dari sumur gas Lembak yang dialirkan melalui piapa pipa
sejauh kurang lebih 60 kilometer dengan kapasitas input sebesar kurang lebih 66
MM dan kapasitas produksi Propane sebesar 10 ton/hari, LPG sebesar 120 ton/hari
dan Condensate sebesar 250 Barrel/hari.
Atas informasi dari klien, untuk memenuhi gas alam mentah sebagai bahan baku
maka PT SEP menandatangani perjanjian kerjasama operasi dengan PT Ogspiras
Basya Pratama (PT OBP) yang memiliki Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan
Pertamina EP. Kilang LPG Lembak tersebut dibangun pada tahun 2006 dan mulai
dioperasikan pada tahun 2007 diatas tanah seluas 26.600 meter persegi.
Berdasarkan instruksi yang kami terima bahwa penilaian tersebut meliputi tanah,
bangunan – bangunan serta fasilitasnya lainnya yang terbangun diatas tanah
tersebut, mesin – mesin dan peralatannya, furnitur, peralatan kantor serta
kendaraan.
Kami juga melihat bahwa terdapat tanah kosong yang belum dikembangkan, yang
masih ditumbuhi rumput alang – alang dan masih diperlukan pengurukan kurang
lebih 0,5 meter dengan luas 28.655 meter persegi yang rencananya akan dibangun
menjadi Pabrik II.
Kami juga menilai furnitur, peralatan kantor dan kendaraan yang terdapat dikantor
pusat yang terletak di Menara Kadin, Lantai 16, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5
Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan.
2
161
PT. SURYA ESA PERKASA
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kilang LPG Lembak
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
1.3
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
Maksud dan Dasar Penilaian
Kami mengerti bahwa penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan penawaran umum
perdana sebagian saham perseroan kepada masyarakat (IPO). Penentuan nilai
pasar dilakukan dengan menggunakan metode Pendekatan Biaya.
Di dalam menentukan nilai pasar kami berpegang pada ketentuan, kode etik profesi
penilai dan standar penilaian dari MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia)
serta mengacu pula pada “International Valuation Standard Committee - IVSC”; di
mana Nilai Pasar didefinisikan sebagai perkiraan jumlah uang yang dapat diperoleh
dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu properti pada tanggal penilaian
antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual dalam
suatu transaksi bebas ikatan yang penawarannya dilakukan secara layak di mana
kedua pihak saling mengetahui dan bertindak hati-hati dan tanpa paksaan.
(SPI.1.3.1)
Informasi atau sumber data yang kami gunakan adalah berdasarkan dari data-data
properti sejenis atau sebanding dari database kami serta pengumpulan data di
lapangan, yang telah divalidasi oleh pihak MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai
Indonesia).
1.4
Independensi Penilai
Dalam mempersiapkan Laporan Penilaian Properti, KJPP Hendra Gunawan dan
Rekan bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan tidak
terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan.
KJPP Hendra Gunawan dan Rekan juga tidak memiliki kepentingan ataupun
keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Laporan Penilaian Properti ini
tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun.
Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh nilai yang
dihasilkan, KJPP Hendra Gunawan dan Rekan hanya menerima imbalan sesuai
dengan Surat Penawaran No. 1146 KJPP/E:/RH.Prop, tanggal 19 Agustus 2011.
1.5
Penilai Properti
Proses penilaian disupervisi oleh Hendra Gunawan dan Mia Dianasari.
Hendra Gunawan merupakan anggota Senior dari MAPPI No. 81-S-00005 dan
memiliki Ijin Penilai Publik untuk bidang Properti dari Menteri Keuangan No. P1.09.00235, juga memiliki Ijin Penilai Pasar Modal dari Badan Pengawas Pasar
Modal Indonesia No. 28/PM/STTD-P/A/2006, dan memiliki kemampuan yang telah
teruji untuk melakukan penilaian dengan pengalaman lebih dari 31 tahun.
Mia Dianasari juga merupakan anggota Senior dari MAPPI No. 01-S-01426 dan
memiliki Ijin Penilai Publik untuk bidang Properti dari Menteri Keuangan No. P1.09.00241, yang telah memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun.
Enry Kastono merupakan anggota Terakreditasi dari MAPPI No. 02-T-01616 dan
telah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun.
Adhi Gunawan merupakan anggota Peserta dari MAPPI No. 06-P-02027 dan telah
memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
3
162
PT. SURYA ESA PERKASA
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kilang LPG Lembak
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
Tidak seorang pun dari penilai tersebut diatas memiliki kepentingan khusus yang
dapat menyebabkan mereka tidak dapat memberikan pendapat secara benar yang
dapat menimbulkan konflik terhadap penilaian properti ini.
1.6
Tanggal Penilaian
Tanggal penilaian adalah 31 Juli 2011. Penilaian ini berlaku terbatas pada tanggal
tersebut. Kami tidak bertanggungjawab atas perubahan nilai yang disebabkan
perubahan pasar dan properti itu sendiri.
Peninjauan terhadap properti “Kilang LPG Lembak” yang terletak di Kecamatan
Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan dilakukan pada
tanggal 7 – 8 September 2011. Sedangkan peninjauan aset furnitur, peralatan
kantor dan kendaraan yang terletak di Menara Kadin, Lantai 16 Jalan HR. Rasuna
Said Blok X -5 Kaveling 2 – 3 Kuningan dilakukan pada tanggal 19 September
2011.Pendapat mengenai kondisi dan penggunaan didasarkan hasil pengamatan
pada tanggal tersebut.
Kami ingin konfirmasikan bahwa berdasarkan penjelasan dari pihak perseroan tidak
ada kejadian penting setelah tanggal penilaian 31 Juli 2011 dan tanggal laporan 14
Desember 2011.
1.7
2.
Penilaian
Penilaian properti dimaksud terdapat pada bagian akhir laporan ini dan merupakan
bagian tak terpisahkan dari keseluruhan laporan berikut ketentuan, batasan dan
asumsi seperti dinyatakan di dalam laporan.
PENDEKATAN PENILAIAN
Kami melakukan penilaian terhadap keseluruhan properti dengan menggunakan Nilai Pasar
sebagai bahan pertimbangan. Pendekatan yang digunakan di dalam penilaian ini adalah
Pendekatan Biaya.
Pendekatan Biaya adalah pendekatan yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa,
sebagai substitusi dari pembelian suatu properti, seseorang dapat membuat properti yang
lain baik berupa replika dari properti asli atau subsitusinya yang memberikan kegunaan
yang sebanding. Dalam konteks real estat, seseorang biasanya dianggap tidak wajar
untuk membeli suatu properti lebih baik daripada biaya untuk membeli tanah yang
sebanding dan membuat suatu pengembangan alternatif, kecuali akan melibatkan jangka
waktu yang lebih panjang, ketidaknyamanan dan resiko yang lebih tinggi. Dalam
prakteknya pendekatan ini juga melibatkan estimasi depresiasi untuk properti yang lebih
tua dan/atau memiliki keusangan fungsional dimana estimasi biaya baru secara tidak
wajar mempengaruhi harga yang mungkin dibayarkan untuk properti yang dinilai. (SPIKPUP-9.2.1.2)
Alasan kami hanya menggunakan satu pendekatan dalam melakukan penilaian atas
properti PT SEP sesuai dengan peraturan Bapepam VIII.C.4 butir 10.d.4. yang
menyatakan bahwa dapat menggunakan satu pendekatan penilaian dalam hal Penilaian
Properti Industri termasuk mesin dan peralatan yang tidak memiliki data pasar.
Pendekatan Data Pasar tidak dapat digunakan, dikarenakan tidak adanya pembanding
data pasar atas properti “Kilang LPG”, sedangkan Pendekatan Pendapatan tidak umum
4
163
PT. SURYA ESA PERKASA
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kilang LPG Lembak
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
digunakan. Sehingga kami hanya dapat menggunakan Pendekatan Biaya.
Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat dan obyektif kami melakukan beberapa
langkah sebagai berikut :
- Menentukan tujuan dan tanggal penilaian.
- Mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis data.
- Menentukan penerapan pendekatan penilaian dan metode penilaian yang sesuai
dan tepat.
- Menganalisis seluruh aspek obyek penilaian.
- Melakukan inspeksi terhadap obyek penilaian.
- Untuk properti mesin dan peralatan, membuat spesifikasi teknis, antara lain
nama mesin dan peralatan, merek, buatan, tipe/model, tahun pembuatan,
kapasitas dan spesifikasi utama lainnya, serta peralatan penunjang.
- Kondisi mesin dan peralatan.
- Masa penggunaan tanah dan bangunan dimana mesin dan peralatan melekat.
Pendekatan Biaya dilakukan dengan mengkaji komponen tanah, bangunanbangunan dan sarana pelengkap lainnya serta mesin – mesin dan peralatannya,
furnitur, peralatan kantor dan kendaraan secara terpisah dimana kemudian
dijumlahkan untuk mendapatkan Nilai Pasar properti tersebut.
2.1
Tanah
Didalam perhitungan tanah, kami menggunakan Pendekatan Data Pasar
dengan menggunakan Metode Perbandingan Data Pasar yang dilakukan
dengan menggunakan data penawaran tanah yang sejenis di sekitar lokasi
atau transaksi yang terjadi di mana kemudian dilakukan penyesuaian atas
lokasi, bentuk dan luas tanah serta dokumen tanah yang dimiliki dan juga
mempertimbangkan perilaku pembeli potensial.
2.2
Bangunan-Bangunan dan Sarana Pelengkap Lainnya
Kami melakukan penilaian bangunan-bangunan dan sarana pelengkap
lainnya dengan dasar Metode Meter Persegi dan penyusutannya
menggunakan Metode Breakdown. Metode ini dilakukan dengan menghitung
biaya reproduksi baru dari bangunan-bangunan dan sarana pelengkap lainnya
yang ada pada tanggal penilaian, kemudian menguranginya dengan
penyusutan yang disebabkan oleh faktor umur, kondisi, fungsi dan ekonomi.
2.3
Mesin-Mesin dan Peralatan Lainnya, Furnitur dan Peralatan Kantor
Penilaian mesin-mesin dan peralatannya,furnitur dan peralatan kantor kami
lakukan dengan cara menghitung Biaya Pengganti Baru dari mesin-mesin dan
peralatannya yang ada pada tanggal penilaian, kemudian menguranginya
dengan penyusutan (Metode Breakdown) yang disebabkan oleh faktor umur,
5
164
PT. SURYA ESA PERKASA
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Kilang LPG Lembak
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
kondisi, fungsi dan ekonomi.
2.4
Kendaraan
Penilaian kendaraan, kami lakukan dengan cara menggunakan data
penawaran kendaraan yang sejenis atau transaksi yang terjadi di mana
kemudian dilakukan penyesuaian atas tahun pembuatan, kondisi, merek, tipe,
aksesories serta dokumen kendaraan yang dimiliki dan juga
mempertimbangkan perilaku pembeli potensial.
3.
NILAI TUKAR US$/RUPIAH
Penilaian ini menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan data pembanding yang juga
menggunakan mata uang Rupiah. Di dalam laporan penilaian ini kami menyajikan nilai
tukar US$ terhadap Rupiah sebagai informasi umum, nilai beli dan jual dalam US$ yang
dikutip dari Bank Indonesia sesuai pada tanggal penilaian 31 Juli 2011 adalah Rp. 8.551,dan Rp. 8.465,-.
4.
RINGKASAN PENILAIAN
Dengan beranggapan bahwa tidak adanya batasan-batasan, pengikatan -pengikatan atau
pengeluaran tidak wajar yang tidak kami ketahui dan berdasarkan kepada dasar penilaian
yang sudah disebutkan di atas, kami berpendapat bahwa Nilai Pasar properti sesuai
penggunaan saat ini adalah sebagai berikut:
6
165
PT. SURYA ESA PERKASA
Kilang LPG Lembak
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
URAIAN
NILAI PASAR
1. Kilang LPG Lembak
Jalan Raya Palembang – Indralaya KM.
71, Simpang Y, Kelurahan Sungai
Rambutan,
Kecamatan
Indralaya,
Palembang, Sumatera Selatan
Tanah Pabrik (Luas = 26.600 m2)
Rp.
4.100.000.000,-
Tanah Kosong (Luas = 28.655 m2)
Rp.
3.100.000.000,-
Bangunan-Bangunan dan Sarana
Pelengkap Lainnya
Rp.
5.300.000.000,-
Mesin – Mesin dan Peralatan Lainnya
Rp.
143.955.000.000,-
Furnitur dan Peralatan Kantor
505.000.000,-
Kendaraan
Sub Jumlah
Rp.
465.000.000,-
Rp.
157.425.000.000,-
URAIAN
NILAI PASAR
2. Kantor Pusat
Menara Kadin, Lantai 16,
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5
Kaveling 2-3, Kuningan, Jakarta Selatan
Furnitur dan Peralatan Kantor
376.000.000,-
Kendaraan
Rp.
300.000.000,-
Sub Jumlah
Rp.
676.000.000,-
JUMLAH
Rp.
158.101.000.000,-
7
166
PT. SURYA ESA PERKASA
Kilang LPG Lembak
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
Terletak di Jalan Raya Palembang – Indralaya KM. 17 Simpang Y
Kelurahan Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya
Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan
Furnitur, Peralatan Kantor dan Kendaraan
Terletak di Menara Kadin, Lantai 16
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kaveling 2-3,
Kuningan, Jakarta Selatan
Tanggal Penilaian: 31 Juli 2011
Rev V/2011/PKG/53/FAC/1
Setelah mempertimbangkan kondisi properti dan keadaan pasar pada tanggal 31 Juli
2011, maka kami berkesimpulan bahwa Nilai Pasar atas keseluruhan properti tersebut
diatas adalah Rp. 158.101.000.000,-.
(SERATUS LIMA PULUH DELAPAN MILYAR SERATUS SATU JUTA
RUPIAH)
Penilaian ini tergantung pada hal-hal sebagai berikut:
1. Kelayakan sertipikat tanah yang bebas dari batasan/ikatan;
2. Rincian, komentar, ketentuan dan batasan yang terdapat di dalam laporan ini; dan
3. Tidak memperhitungkan biaya yang ditimbulkan dikarenakan adanya transaksi baik
oleh penjual maupun pembeli.
Secara tegas kami telah menyatakan asumsi-asumsi yang mendasari penilaian ini. Kami
berpendapat adalah merupakan tanggungjawab Bapak/Ibu untuk memeriksa kebenaran
asumsi-asumsi ini dan kami menyatakan berhak untuk melakukan perubahan terhadap
penilaian bila asumsi-asumsi tersebut ternyata tidak tepat dan tidak masuk akal.
Hormat kami,
Ir. Hendra Gunawan M.Sc (MAPPI, Cert.)
Pimpinan Rekan
KJPP Hendra Gunawan dan Rekan
Ijin Penilai Publik : P-1.09.00235
Ijin Penilai Pasar Modal : 28/PM/STTD-P/A/2006
HG/AG,EK/VI
8
167
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
PERNYATAAN PENILAI
Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai penilai, kami yang bertandatangan
dibawah ini menerangkan bahwa, pernyataan dalam laporan ini, yang menjadi dasar analisa,
pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalamnya adalah betul dan benar, selanjutnya
laporan ini menjelaskan semua syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi analisa,
pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam laporan ini, lagi pula laporan ini telah disusun
sesuai dengan dan tunduk pada ketentuan - ketentuan dari Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
dan Standar Penilaian Indonesia (SPI) .
No.
NAMA
1.
Eksekutif
TANDA TANGAN
Ir. Mia Dianasari, MRE
Ijin Penilai Publik : P-1.09.00241
Anggota MAPPI No.: 01-S-01426
Ir. Enry Kastono
Anggota MAPPI No.: 02-T-1616
2.
Penilai
Adhi Gunawan
Anggota MAPPI No.: 06-P-02027
Kushandoko Meimawardi
Anggota MAPPI No. : 97-T-01031
168
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XVIII. ANGGARAN DASAR
Perseroan dengan ini menyatakan bahwa uraian mengenai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan
yang dimuat dalam Prospektus ini adalah ketentuan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir dan
yang berlaku pada tanggal diterbitkan Prospektus.
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT Surya Esa Perkasa Tbk.” (selanjutnya cukup disingkat dengan
“Perseroan”), berkedudukan di Jakarta Selatan.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik
Indonesia sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas, dengan ketentuan bahwa jangka waktu penanaman
modal asing bagi Perseroan adalah sesuai dengan ijin-ijin penanaman modal asing yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang industri pemurnian dan pengolahan minyak
dan gas alam, menjalankan usaha di bidang industri petrokimia, menjalankan usaha jasa perdagangan
besar, distributor utama dan ekspor untuk hasil produksi minyak, gas dan petrokimia, melakukan kegiatan
di bidang jasa eksplorasi minyak dan gas bumi, hulu dan hilir, menjalankan kegiatan di bidang energi
terbarukan, dan menjalankan usaha di bidang gas hilir.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
utama sebagai berikut:
a.menjalankan usaha-usaha di bidang pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam menjadi
produk turunannya, terutama LPG, Kondensat dan Propana;
b.melakukan pembangunan kilang pengolahan minyak dan gas alam
c. menjalankan usaha di bidang distribusi dan perdagangan minyak dan gas, LPG, Kondensat dan
Propana meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal dan interinsulair;
d. menerima pengangkatan sebagai distributor untuk produk minyak dan gas, LPG, Kondensat dan
Propana dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaanlain, baik dari dalam maupun luar
negeri;
e. mengolah industri petrokimia;
f.melakukan investasi di bidang fasilitas penyimpanan minyak dan gas bumi dan produk-produk
turunan dari minyak dan gas bumi, seperti LPG, LNG, minyak, Kondensat, dan lain-lain;
g. melakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi hulu dan hilir;
h. melakukan kegiatan di bidang energi terbarukan; dan
i.
melakukan kegiatan di bidang minyak dan gas hilir.
Untuk mendukung kegiatan usaha utamanya, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang dengan
melakukan kegiatan pengangkutan hasil produksi dan pengolahan gas alam.
MODAL
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp 220.000.00.000,00 (dua ratus dua puluh miliar Rupiah) terbagi
atas 2.200.000.000 (dua miliar dua ratus juta) saham,masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,00
(seratus Rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (dua puluh limapersen) atau sejumlah
550.000.000(lima ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) atau
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 55.000.000.000,00, (lima puluh lima miliar Rupiah) yang
169
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
telah disetor penuh kepada Perseroan oleh masing-masing pemegang saham dengan rincian serta nilai
nominal saham yang disebutkan sebelum akhir akta.
3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan menurut keperluan modal Perseroan, pada
waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham, dengan cara penawaran umum terbatas, dengan memperhatikan
peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, antara lain peraturan yang mengatur
tentang penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu serta peraturan Bursa Efek di
tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Kuorum dan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham untuk menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus memenuhi persyaratan dalam
Pasal 11 ayat 1 Anggaran Dasar ini.
4. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh. Penyetoran atas saham
dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut;
b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Bapepam &
LK dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;
c. memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan kuorum sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 ayat 1 Anggaran Dasar ini;
d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan
yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,
dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau
unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir
yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam & LK dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
5. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan
cara penawaran umum terbatas maupun peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu
memutuskan jumlah maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan, maka Rapat Umum
Pemegang Saham tersebut harus melimpahkan kewenangan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris
untuk menyatakan jumlah saham yang sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum
terbatas atau peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut.
6. Jika efek yang bersifat Ekuitas akan dikeluarkan oleh Perseroan, maka:
a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan
pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (“HMETD”) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang
saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui
pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah
terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing
pada tanggal tersebut.
b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat
dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1. ditujukan kepada karyawan Perseroan;
2. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS;
3. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS;
dan/atau
4. dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan
penambahan modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;
d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD
harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat ekuitas,
170
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
dengan ketentuan apabila jumlah Efek bersifat ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek bersifat
ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan
sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang
memesan tambahan Efek bersifat ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek
bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli
siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.
7. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham
atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan
RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut.
8. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan
mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan
oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
9. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan
anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui olehMenteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
10. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:
a. telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;
b. telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf
b Pasal ini;
d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf c Pasal ini tidak
terpenuhi sepenuhnya, Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal
disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dalam jangka waktu
2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 10 huruf c Pasal ini tidak terpenuhi;
e. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf a Pasal ini termasuk juga persetujuan
untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf d Pasal ini.
11. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya
penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling sedikit 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan
oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan
anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas pelaksanaan penambahan modal
disetor tersebut.
SAHAM
Pasal 5
1.
Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.
2.
Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal.
3.
Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal.
4.
Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham.
5.
Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau menunjuk
seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak
mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
6.
Selama ketentuan dalam ayat 3 di atas belum dilaksanakan, para pemegang saham tersebut tidak
berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen
untuk saham itu ditangguhkan.
171
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
7.
Setiap pemegang saham wajib untuk tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan
berlaku.
8.
Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek
di Indonesia tempat saham Perseroan di catatkan.
9.
Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan
Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau
surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.
10. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki
oleh seorang pemegang saham.
11. Pada surat saham harus dicantumkan sekurangnya:
i. nama dan alamat pemegang saham;
ii. nomor surat saham;
iii. nilai nominal saham;
iv. tanggal pengeluaran surat saham.
12. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat kolektif saham;
c. nomor surat saham dan jumlah saham;
d. nilai nominal saham;
e. tanggal pengeluaran surat kolektif saham.
13. Surat saham dan surat kolektif saham ditandatangani oleh Presiden Direktur atau 2 (dua) orang anggota
Direksi lainnya.
14. Apabila terdapat pecahan nilai nominal saham, pemegang pecahan nilai nominal saham tidak diberikan
hak suara perseorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri atau bersama
pemegang pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama memiliki nilai nominal
sebesar 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut. Para pemegang pecahan nilai nominal saham
tersebut harus menunjuk seorang diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama
dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh
hukum atas saham tersebut.
15. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya berkewajiban untuk mengadakan daftar pemegang saham dan
dalam daftar itu dicatat nomor-nomor urut surat saham, jumlah saham yang dimiliki, nama-nama dan
alamat-alamat para pemegang saham dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
PENGGANTI SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. Pihak yang mengajukan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.
2. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian surat
saham.
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya
surat saham tersebut;
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang
cukup oleh Direksi Perseroan; dan
d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan dalam di Bursa Efek
dimana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum
pengeluaran pengganti surat saham.
172
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
4. Bahwa ketentuan tentang surat saham dalam ayat 1, 2 dan 3 pasal ini juga berlaku pula bagi surat kolektif
saham.
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 7
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan segenap pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening
Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan
Efek yang bersangkutan untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan
Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa
Dana terbentuk dari suatu kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan
Reksa Dana terbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana dalam bentuk kontrak investasi
kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.Permohonan mutasi
disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan
atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek.
7. Dalam Penitipan Kolektif, setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan
adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut
hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau
jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham
tersebut benar-benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
10. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan jumlah saham
yang dimilikinya pada rekening efek tersebut.
11. Pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Bank Kustodian, atau Perusahaan Efek 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, atau Bank Kustodian, atau
Perusahaan Efek dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku di Pasar Modal
wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek kepada Perseroan untuk didaftarkan dalam
Buku Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dalam
jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar
modal.
12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas
saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian
dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian
tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum
panggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
173
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada
Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut.
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang
merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk
dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus
atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib
menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh
masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang
berhak untuk memperoleh dividen saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 8
1.Dalam hal terjadi perubahan pemilikan atas suatu saham, pemilik asli yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama pemilik baru telah
tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin-izin pihak yang
berwenang dan peraturan perundang-undangan serta ketentuan pada Bursa Efek di Indonesia tempat
saham Perseroan dicatatkan.
2.Semua pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan dokumen yang ditandatangani oleh atau
atas nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang menerima pemindahan
hak atas saham yang bersangkutan.
Dokumen pemindahan hak atas saham harus memenuhi peraturan Pasar Modal yang berlaku di Indonesia
tempat saham Perseroan dicatatkan dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3.Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
4.Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan apabila cara-cara yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar Perseroan ini tidak dipenuhi
atau apabila salah satu syarat dalam izin yang diberikan kepada Perseroan oleh pihak yang berwenang
atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak terpenuhi.
5.Apabila Direksi menolak untuk mencatatkan pemindahan hak atas saham tersebut, dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi Perseroan,
Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan menolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya.
Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada bursa efek di Indonesia, setiap penolakan untuk mencatat
pemindahan hak harus sesuai dengan peraturan bursa efek di Indonesia yang berlaku di tempat saham
Perseroan dicatatkan.
6.Orang yang mendapat hak atas saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena alasan
lain yang menyebabkan kepemilikan suatu saham berubah menurut hukum, dengan mengajukan buktibukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan permohonan secara
tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham.
Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti-bukti hak itu tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini serta dengan mengindahkan peraturan yang berlaku
di bursa efek di Indonesia, tempat saham Perseroan dicatatkan.
7.Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan
dari rekening Efek satu ke rekening Efek lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank
Kustodian, dan Perusahaan Efek.
174
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
8. Semua pembatasan, larangan, dan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula terhadap
setiap pemindahan hak menurut ayat 6 Pasal 7 ini.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 9
1.
Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut “RUPS”adalah :
a.
RUPS Tahunan;
b.
RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar disebut juga RUPS luar biasa.
2.
Istilah RUPS dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa,
kecuali dengan tegas ditentukan lain.
3.
RUPS Tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu 6 (enam) bukan setelah tahun buku terakhir.
4.
Dalam RUPS Tahunan:
a.
Direksi menyampaikan:
i. laporan tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan
RUPS;
ii. laporan keuangan untuk mendapat pengesahan rapat;
b.
Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris.
c.
Ditetapkan penggunaan laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
d.
Diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan
memperhatikan ketentuan anggaran dasar.
Selain agenda sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c ayat ini, RUPS Tahunan dapat membahas
agenda lain sepanjang agenda tersebut dimungkinkan berdasarkan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan lain yang terkait dengan status atau kegiatan usaha Perseroan.
5.
Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris
atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan
tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.
6.
RUPS luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan
dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat pada ayat (4) huruf a dan huruf b, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan serta Anggaran Dasar.
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS
Pasal 10
1.
a. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam Anggaran Dasar Perseroan, RUPS diadakan
di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya atau di
tempat kedudukan bursa efek di mana saham Perseroan dicatatkan.
b. RUPS sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1.a Pasal ini wajib dilakukan di wilayah Negara Republik
Indonesia.
2.
Sedikit-dikitnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang
Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, pihak yang
berhak memberikan pemanggilan harus melakukan pengumuman kepada para pemegang saham
dengan cara memasang iklan dalam sedikit-dikitnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang berperedaran luas di Indonesia bahwa akan diadakan RUPS.
3.
Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini, pemanggilan untuk RUPS harus diberikan
kepada para pemegang saham dengan iklan dalam sedikit-dikitnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang beredar secara nasional di Indonesia, sebagaimana ditentukan oleh Direksi atau Dewan
Komisaris. Pemanggilan untuk RUPS harus dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Dalam
hal RUPS pertama tidak mencapai korum sehingga perlu diadakan RUPS kedua, maka pemanggilan
untuk RUPS kedua dilakukan dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal RUPS kedua
175
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS kedua tersebut dan
disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum. RUPS
kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari dari
RUPS pertama.
4.
Dalam pemanggilan RUPS wajib dicantumkan tanggal, waktu, tempat, mata acara dan pemberitahuan
bahwa neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu tersedia di kantor pusat Perseroan
sejak tanggal panggilan yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal 10 ini dan bahwa salinan neraca dan
perhitungan laba rugi tahun buku yang baru berlalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan
tertulis para pemegang saham sejak tanggal pemanggilan RUPS Tahunan yang bersangkutan untuk
diperiksa oleh para pemegang saham.
5.
Apabila semua pemegang saham hadir dan atau diwakili dalam RUPS, pemberitahuan dan panggilan
terlebih dahulu tidak disyaratkan dan rapat dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan dan/atau
di tempat kedudukan bursa efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.
6.
Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 1, RUPS dapat juga
dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya
yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta
berpartisipasi dalam RUPS, dengan tetap memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku,
khususnya di bidang Pasar Modal.
7.
Usul para pemegang saham harus dimasukkan dalam acara RUPS apabila:
8.
(a)
telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan
Perseroan;
(b)
telah diterima sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan untuk RUPS yang
bersangkutan dikeluarkan; dan
(c)
menurut pendapat Direksi, usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan
dengan mengingat ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini.
RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam
hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh salah
seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau
berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari
dan oleh peserta RUPS. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin
oleh anggota Dewan komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh
Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka
RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu Direktur yang
ditunjuk oleh Direksi mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS,
maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua
anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang
saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.
KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS
Pasal 11
1. a. RUPS, termasuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas, dapat
dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan
kecuali apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 a Pasal ini tidak tercapai, diadakan
pemanggilan rapat kedua.
c. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh pemegang
saham yang memiliki paling sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang sah.
d. Dalam hal kuorum rapat kedua tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan
oleh Ketua Bapepam & LK.
176
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.
3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya
pada waktu rapat diadakan.
4. Dalam rapat, setiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam
rapat, tetapi suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam pemungutan
suara.
6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani dan
mengenai hal lain dilakukan pemungutan dengan lisan, kecuali jika ketua rapat menentukan lain tanpa
ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam rapat tersebut.
7. Semua keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih
dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan dengan
sah dalam rapat, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang
setuju dan tidak setuju sama banyak, usul ditolak.
8. Dalam hal Perseroan bermaksud untuk melakukan transaksi tertentu yang terdapat benturan kepentingan,
dan transaksi dimaksud tidak dikecualikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang Pasar Modal, transaksi tersebut wajib mendapat persetujuan RUPS luar biasa yang dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan
yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak
mempunyai benturan kepentingan.
b. RUPS untuk memutuskan hal yang mempunyai benturan kepentingan diselenggarakan dengan
ketentuan bahwa RUPS tersebut dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh
pemegang saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang
saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.b Pasal ini tidak tercapai, dapat diadakan
rapat kedua dengan ketentuan harus dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan
keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang mewakili lebih
dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang
hadir dalam RUPS.
d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.c Pasal ini tidak tercapai, atas permohonan
Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan
rapat ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK.
9. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara abstain)
dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan
suara.
10. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan RUPS
dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberi tahu secara tertulis dan semua pemegang saham
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan
tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian itu mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 12
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan yang mempunyai
hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh saham
dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. Perubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan
akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.
2. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan/atau tempat kedudukan
Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdirinya Perseroan,
177
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan perubahan status
Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
3. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak keputusan RUPS tentang perubahan tersebut.
4. Apabila kuorum yang ditentukan tidak tercapai dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat 1, maka dalam
RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5
(tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan secara sah dalam
rapat dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam RUPS.
5. Dalam hal kuorum RUPS kedua sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini tidak tercapai, atas
permohonan Perseroan, kuorum kehadiran RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK.
6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian yang beredar secara
nasional dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan
modal tersebut.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN
Pasal 13
1. a. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penggabungan,
peleburan, pengambilalihan atau pemisahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS
yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a di atas tidak tercapai, dapat diselenggarakan
RUPS kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang memiliki/mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga
perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.b di atas tidak tercapai, atas permohonan
Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Bapepam & LK.
2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar di tempat
kedudukan atau tempat kegiatan usaha Perseroan mengenai rancangan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, atau pemisahan Perseroan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum
pemanggilan RUPS.
DIREKSI
Pasal 14
1. Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Direksi. Apabila diangkat lebih dari
seorang anggota Direksi, maka seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-masing untuk jangka waktu terhitung sejak
pengangkatannya sampai penutupan RUPS Tahunan tahun ke lima berikutnya, dengan tidak mengurangi
hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
3. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara
Asing yang telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Direksi Perseroan berdasarkan ketentuan
undang-undang Negara Republik Indonesia yang berlaku.
4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
5. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti atau dihentikan dari
jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa
jabatan anggota Direksi lain yang menjabat.
178
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
6. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong, maka
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadi lowongan harus di selenggarakan RUPS, untuk
mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
7. Jika oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara Perseroan diurus
oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.
8. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Perseroan paling kurang 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
9. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran
diri.
10. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat 9 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota
Direksi menjadi sah tanpa memerlukan -persetujuan RUPS.
11. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi
kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan
telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Direksi.
12. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka
Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima)
hari setelah tanggal pemberhentian sementara.
13. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 12 Pasal ini tidak dapat mengambil keputusan
atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian
sementara anggota Direksi menjadi batal.
14. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Direksi dari waktu ke waktu
harus ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris.
15. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika:
a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat(8) Pasal ini;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 15
1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk pengambilan uang
perseroan di bank-bank) yang jumlahnya melebihi USD 50.000.000 (lima puluh juta Dolar Amerika
Serikat);
b,. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar
negeri;
c. menandatangani perjanjian atau kontrak dengan nilai lebih dari USD 50.000.000 (lima puluh juta
Dolar Amerika Serikat.
harus dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris.
1. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang yang
merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu tahun
buku, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan
satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham
yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
179
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
yang hadir dalam RUPS dengan mengingat peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
pasar modal.
2. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi lainnya berhak dan
berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
3. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak
menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi.
4. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada seorang atau
lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang
diuraikan dalam surat kuasa.
5. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang
anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam
hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan
dalam ayat 6 pasal ini.
RAPAT DIREKSI
Pasal 16
1. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap setiap waktu apabila dipandang perlu:
a. oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas nama
Direksi menurut ketentuan Pasal 15 Anggaran Dasar ini.
3. Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan
langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau melalui faksimili atau
surat elektronik, paling lambat 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan
tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat,
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha perseroan. Apabila
semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat
Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau berhalangan
yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi
yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila -lebih dari 1/2 (satu
perdua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai
maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari
1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan
menentukan.
180
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara
untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-tangan
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat
menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak
ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. a. Selain penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat 5, Rapat
Direksi dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana
media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Direksi saling melihat dan
mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam Rapat Direksi.
b. Risalah rapat hasil penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (a)
di atas harus dibuat secara tertulis dan diedarkan kepada seluruh anggota Direksi yang ikut serta
untuk disetujui dan ditandatangani.
13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan
semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan
persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 17
1. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang termasuk Komisaris Independen yang
jumlahnya disesuaikan dengan persyaratan dalam -peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang pasar modal. Apabila diangkat lebih dari seorang anggota Dewan Komisaris, maka seorang
diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama.
2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak pengangkatannya
sampai penutupan RUPS tahunan kelima berikutnya dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikan sewaktu-waktu.
3. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 60 (enam
puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu
dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar. Seseorang yang
diangkat untuk menggantikan anggota Komisaris yang berhenti atau dihentikan dari jabatannya atau
untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan anggota
Komisaris lain yang menjabat.
4. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 60 (enam puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.
5. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat
pengunduran diri.
6. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat 6 Pasal ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota
Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota
Dewan Komisaris masing-masing menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut
sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat Dewan Komisaris yang baru sehingga
memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.
8. Gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Dewan Komisaris dari waktu
ke waktu harus ditentukan oleh RUPS.
9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
181
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
a. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 4 Pasal ini;
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
c. Meninggal dunia;
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 18
1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberikan nasihat kepada
Direksi.
2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan
halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa
semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan
lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
3. Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap anggota
Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris.
4. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih
anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan Perseroan atau
melalaikan kewajibannya.
5. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan disertai alasannya.
6. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang
akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau
dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara
itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.
7. Rapat tersebut dalam ayat 4 pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh
salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham
tersebut dan pemanggilan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 10 di
atas.
8. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat puluh
lima) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi
hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula.
9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun
anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam
hal demikian Rapat Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang
atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama, satu dan lain dengan memperhatikan
ketentuan Pasal 18 ayat 6.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pasal 19
1. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu:
a. oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
2. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama. Apabila Komisaris Utama
berhalangan maka anggota Dewan Komisaris yang lain berhak melakukan panggilan berdasarkan
penunjukkan dari Komisaris Utama.
3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima atau
182
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
melalui faksimili atau surat elektronik paling lambat 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu
tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir
atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris dipimpin
oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Dewan Komisaris
yang hadir.
7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota
Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari
1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila
tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling
sedikit lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Dewan Komisaris yang akan
menentukan.
11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan
1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya;
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-tangan
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat
menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak
ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. a. Selain penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ayat
5, Rapat Dewan Komisaris dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi
atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Dewan
Komisaris saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam Rapat Dewan
Komisaris.
b. Risalah Rapat hasil penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 (a) di atas harus dibuat secara tertulis dan diedarkan kepada seluruh anggota Dewan
Komisaris yang ikut serta untuk disetujui dan ditandatangani.
13. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan
semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan
Komisaris.
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 20
1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu)
Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa
oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan RUPS tahunan.
183
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
5. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.
6. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa
Indonesia dan berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang pasar modal.
PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
Pasal 21
1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan laba rugi yang
telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara
penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.
2. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba
rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang
tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup seluruhnya.
3. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan
untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen
dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum
lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang
dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 10 (sepuluh) tahun
tersebut akan menjadi hak Perseroan.
4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENGGUNAAN CADANGAN
Pasal 22
1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari
jumlah modal ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh dipergunakan untuk -menutup kerugian yang
tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), RUPS dapat memutuskan agar
jumlah kelebihannya digunakan bagi keperluan Perseroan.
3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum dipergunakan untuk menutup kerugian
dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang penggunaannya belum ditentukan
oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan peraturan perundang-undangan agar
memperoleh laba.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus dalam RUPS.
184
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
xix. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
1. Pemesanan Pembelian Saham
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum
Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan
pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana
Emisi Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para
Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum pada Bab XIX Penyebarluasan Prospektus dan FPPS
dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan
menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/ bank kustodian yang
telah menjadi Pemegang Rekening pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”).
2. Pemesan yang Berhak
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah Perorangan dan/atau Lembaga/
Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan No. IX.A.7 Lampiran
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011
tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum dan Peraturan No. IX.A.2 tentang
Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
3. Jumlah Pesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan
yakni 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus) saham.
4. Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif
Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang
Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0029/PE/KSEI/1111 yang ditandatangani
antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 25 November 2011.
A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham (“SKS”), akan tetapi saham-saham tersebut
akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI.
Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang
rekening selambat-lambatnya pada tanggal 31 Januari 2012 setelah menerima konfirmasi
registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan atau BAE.
2. Sebelum Saham yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek,
pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk
Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”), sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif.
3. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi Tertulis
merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam rekening efek.
4. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di
KSEI.
5. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan
efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat
pada saham.
6. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu
kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan,
melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial
owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
185
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
7. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang
menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di
KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan
Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk.
8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI
melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi
Formulir Penarikan Efek.
9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif
Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan
diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang mengelola saham.
10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib
menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di
KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.
B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif
Sahamnya, tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut
mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan
di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham
selama jam kerja umum yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin
Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan dengan melampirkan:
a. fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum)
serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pesanan. Bagi pemesan asing, di samping
melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan
atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas.
b. bukti kepemilikan rekening efek atas nama pemesan.
c. serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjual dan Perseroan berhak untuk
menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan
pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.
Pemesanan Pembelian Saham yang diajukan dan telah dilakukan pembayarannya tidak dapat dibatalkan.
6. Masa Penawaran
Masa penawaran akan dimulai pada tanggal 25 Januari 2012 dan ditutup pada tanggal 27 Januari 2012.
Jam penawaran akan dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB kecuali hari terakhir.
Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah Saham yang
Ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek, dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada
Bapepam & LK, dapat mempersingkat Masa Penawaran dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut
tidak kurang dari 1 (satu) Hari Kerja.
7. Tanggal Penjatahan
Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan penjatahan
saham untuk setiap pemesan adalah tanggal 30 Januari 2012.
186
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
8. Syarat Pembayaran
Pembayaran untuk tanggal 25 dan 26 Januari 2012 hanya dapat dilaksanakan dengan tunai atau
menggunakan cek/bilyet giro Bank Permata atau transfer ke rekening bank atas nama yang telah
ditentukan. Sedangkan untuk tanggal 27 Januari 2012, metode pembayaran yang diterima hanya dengan
tunai atau menggunakan cek/bilyet giro Bank Permata. Setoran dimasukkan ke dalam rekening Penjamin
Pelaksana Emisi Efek pada:
PT Bank Permata Tbk
Kantor Cabang Sudirman Jakarta
Atas nama:
PT Equator Securities – IPO PT SEP
Nomor Rekening: 090-2219994
Pembayaran dapat menggunakan cek/bilyet giro Bank Permata, harus dilampirkan pada saat
melaksanakan pemesanan saham.
Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek
atas nama/milik Pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesan. Cek milik/atas nama pihak
ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Seluruh pembayaran harus diterima (in good fund)
segera selambat-lambatnya pada tanggal 27 Januari 2012 pukul 15.00 WIB. Apabila pembayaran tidak
diterima pada tanggal 27 Januari 2012 pukul 15.00 WIB pada rekening tersebut diatas, maka FPPS yang
diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung
jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana
pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang
bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer dari bank lain,
pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan
dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya.
9. Bukti Tanda Terima
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan
FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5 (lima) dari
FPPS yang telah ditandatangani (tandatangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian
Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya
pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali
pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas
pemesanan pembelian saham.
10. Penjatahan Saham
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer Penjatahan
dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (pooling) dan Penjatahan Pasti (fixed allotment)
sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan
Ketua Bapepam No. KEP-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 serta peraturan perundangan lain
termasuk bidang Pasar Moda yang berlaku. Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam & LK No. VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh
Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus.
(I) Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Penjatahan pasti dibatasi 98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah Saham yang Ditawarkan,
yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada Dana Pensiun, Asuransi, Reksadana, Yayasan,
Institusi bentuk lain, individu, baik domestik maupun luar negeri.
Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:
a. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan
penjatahan pasti dalam Penawaran Umum.
187
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
b. Jumlah penjatahan pasti termasuk pula jatah bagi pegawai Perseroan yang melakukan
pemesanan dalam Penawaran Umum dengan jumlah paling banyak 10% dari jumlah Saham
Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum.
(II) Penjatahan Terpusat (Pooling)
Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 2% (dua persen) dari jumlah Saham yang
Ditawarkan.
Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah Saham yang Ditawarkan, maka Manajer Penjatahan
harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut :
a
Dalam hal setelah mengecualikan pemesanan efek dari: (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau
pihak yang memiliki 20% atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai
penjamin emisi efek atau agen penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii)
direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak
sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan
pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga, dan terdapat sisa efek yang jumlahnya sama atau
lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka:
(i) pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan; dan
(ii) dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya
dan masih terdapat sisa efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada
para pemesan (i) Direktur, Komisaris, pegawai, atau pihak yang memiliki 20% atau lebih
saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen
penjualan efek sehubungan dengan penawaran umum, (ii) direktur, komisaris, dan/atau
pemegang saham utama Perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagiamana dimaksud
dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk
kepentingan pihak ketiga.
b. Jika setelah mengecualikan pemesanan saham sebagaimana dimaksud di poin a di atas dan
terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan
bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasi dengan ketentuan sebagai berikut :
(i) Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan berikut:
1. para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan
di BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya
tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan
diundi. Jumlah efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan
perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana efek tersebut akan tercatat;
2. apabila terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan
kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional
dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
(ii) dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan secara
proporsional menurut jumlah yang dipesan.
11. Pembatalan/PENGAKHIRAN Penawaran Umum
Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 142 tanggal 28 November 2011, sebagaimana
diubah dengan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012 yang
keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida, SH, Notaris di Jakarta, setelah diterimanya Pernyataan
Efektif dari Bapepam & LK sampai dengan berakhirnya Masa Penawaran, Perseroan mempunyai
hak untuk menunda masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya
Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan hal-hal yang tercantum
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, dan Peraturan Bapepam & LK No.IX.A.2 tentang Tata Cara
Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
Apabila Pembatalan Penawaran Umum dibatalkan sebelum Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif,
maka Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam
& LK dan apabila Pembatalan Penawaran Umum dibatalkan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi
Efektif, maka Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu
dari Bapepam & LK.
188
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
12. Pengembalian Uang Pemesanan
Bagi pemesan yang pesanannya ditolak seluruhnya atau sebagian atau dalam hal terjadinya pembatalan
Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh Para Penjamin
Emisi di tempat di mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut dilakukan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal
diumumkannya penundaan atau pembatalan Penawaran Umum.
Pengembalian uang yang melampaui 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal
diumumkannya penundaan atau pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang pemesanan
tersebut akan disertai bunga yang diperhitungkan mulai dari hari ke 3 (tiga) sebesar tarif suku bunga jasa
giro yang pada saat itu berlaku pada Bank Penerima (Receiving Bank) untuk setiap hari keterlambatan
dengan ketentuan jumlah dari dalam 1 (satu) bulan adalah 30 hari.
Pengembalian uang tidak disertai bunga, apabila pengembalian uang tersebut telah tersedia di kantor
para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek tempat dimana pemesan mengajukan FPPS sampai
hari kerja kedua setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran
Umum.
Pengembalian uang pemesanan hanya dapat diberikan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham. Pembayaran pengembalian uang pemesanan dapat diberikan dengan
menggunakan cek atas nama pemesan yang mangajukan FPPS atau bilyet giro, langsung oleh pemodal di
kantor Penjamin Emisi Efek atau kantor Agen Penjualan efek dimana FPPS diajukan dengan menyerahkan
Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham.
13. Penyerahan FORMULIR KONFIRMASI PENJATAHAN atas Pemesanan Pembelian
Saham
Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan saham
pada para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan
dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan. Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham atas distribusi saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE)
yang ditunjuk dengan menunjukan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham.
14. Lain - lain
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan
pembelian Saham secara keseluruhan atau sebagian.
Sejalan dengan ketentuan dalam Keputusan Ketua Bapepam No.691/BL/2011, tanggal 30 Desember 2011,
dalam hal terjadi kelebihan pemesanan efek dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan
efek malalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap penawaran umum, baik langsung maupun
tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan manajer penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu
formulir pemesanan efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak terafiliasi dilarang untuk membeli atau
memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli. Pihak-pihak terafiliasi
hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapat sisa saham yang tidak dipesan
oleh pihak yang tidak terafiliasi baik asing maupun nasional. Tata cara pengalokasian dilakukan secara
proporsional. Semua pihak dilarang mengalihkan saham sebelum saham-saham dicatatkan di Bursa
Efek.
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam penawaran umum, Penjamin Pelaksana Emisi Efek,
Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek
yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjamin Emisi Efek kecuali melalui Bursa
Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa Efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek
189
PT Surya Esa Perkasa Tbk.
XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN
PEMBELIAN SAHAM
Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek
dan para Agen Penjualan yang ditunjuk yaitu Perantara Pedagang Efek yang terdaftar sebagai Anggota BEI.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
Penjamin Pelaksana Emisi Efek
PT Equator Securities
Wisma Keiai Lantai 21
Jl. Jend. Sudirman Kav. 3
Jakarta 10220
Tel: 021 572 3828
Fax: 021 572 3475
email: [email protected]
Para Penjamin Emisi Efek
PT Danatama Makmur
PT Lautandhana Securindo
PT Mega Capital Indonesia
Danatama Square,
Jl. Mega Kuningan Timur
Blok C-6/Kav.12,
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950
Telepon : 5797 4288
Fax : 5797 4289
Wisma Keiai Lantai 15
Jl. Jend. Sudirman Kav. 3
Jakarta 10220
Tel: 021 5785 1818
Fax: 021 5785 1637
Menara Bank Mega Lantai 2,
Jl. Kapten P. Tendean
Kav. 12-14A - Jakarta
Telepon : 7917-5599
Fax : 7919-3900
PT Panca Global Securities Tbk
PT Panin Sekuritas Tbk
PT Victoria Sekuritas
Gedung BEI Tower I Lt. 17,
suite 1706A,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telepon : 515-5456
Fax : 515-5466
Gedung Bursa Efek Indonesia
Tower 2, Suite 1705,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telepon : 515-3055
Fax : 515-3061
Victoria Suites Senayan City,
Panin Tower, 8th Floor Jl. Asia
Afrika Lot 19 – Jakarta 10270
Telepon : 021 – 7278 2310
Fax : 021 – 7278 2280
Agen Penjual
PT First Asia Capital
Panin Bank Center 3rd floor
Jl. Jend. Sudirman No.1
Senayan, Jakarta 10270
Telepon: 021 726-3969
Fax: 021 571-0895
Gerai yang Dibuka:
Permata Bank Cabang Thamrin
Skyline Building (Menara Cakrawala) Lantai Dasar,
Jl. M.H. Thamrin No. 9 Jakarta Pusat 10340
190
Download