PDF (Naskah Publikasi) - Universitas Muhammadiyah Surakarta

advertisement
IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN KURIKULUM
2013 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG KELAS X
TAHUN AJARAN 2013/2014
(Studi Etnografi di SMA NEGERI 2 PEMALANG)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Derajat Sarjana S-1
Disusun Oleh :
MITHAFANI GRANIETA
A 210 100 176
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
I
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
AKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A.
Yani Tromol Pos I
- Pabelan, Kartasura Telp.
Website: htto://www.ums.ac.id
(0271)7l4l7,Fax:715448 Surakarta- 57102
Email: [email protected]
SURAT PERSETUJUAII ARTIKEL PTIBLIKASI ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
NIPA{IK
: Drs.
H. Djalal Fuadi, MM.
:276
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa
Nama
:
Mithafani Granieta
NIM
:
A 210 100 176
Program Studi
: Pendidikan Akuntansi
Judul skripsi
: IKLIM
:
KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAI\
KURIKULUM 2OI3 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2
PEMALANG KELAS X TAHUN AJARAN 201312014 (Studi
Etnografi di SMA Negeri 2 Pemalang).
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Maret2014
Pembimbing
ii
ABSTRAK
IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN KURIKULUM
2013 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG KELAS X
TAHUN AJARAN 2013/2014
(StudiEtnografi di SMA Negeri 2 Pemalang)
Mithafani Granieta, A210100176. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan iklim kelas pembelajaran ekonomi
dengan kurikulum 2013 yang meliputi Kedisiplinan kelas, Sosio-emosional kelas,
Fisikal kelas dan Sosial kelas. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi.
Informan adalah kepala sekolah, guru ekonomi kelas X, dan siswa kelas X. Teknik
pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Keabsahan data digunakan teknik trianggulasi. Hasil penelitian (1) Sosial iklim kelas
pembelajaran ekonomi antara lain terciptanya komunikasi yang komunikatif,
kepuasaan pembelajaran, tidak ada permusuhan, kompetisi, keutuhan dan kerjasama
antara siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran guru mengurangi kesulitan dan
kejenuhan. (2) Fisikal iklim kelas pembelajaran ekonomi antara lain terciptanya
kerapian, kebersihan, dan keamanan didalam kelas. Instalasi dan pencahayaan
didalam kelas sangat mendukung proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ekonomi
memiliki perlengkapan belajar tetapi belum lengkap untuk buku pegangan siswa
belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan letak gedung sangat strategis. (3)
Kedisiplinan iklim kelas pembelajaran ekonomi antara lain terciptanya ketertiban,
kesadaran akan peraturan, dan hukuman untuk pelanggaran. Guru memiliki
pendekatan eksternal dan insternal untuk menyelasaikan masalah siswa. Pemberian
penghargaan kepada siswa yang berprestasi. (4) Sosio-emosional iklim kelas ekonomi
antara lain terjadi hubungan emosional, kesadaran emosional dan pengelolaan
emosional antara siswa dan guru. Menciptakan sikap saling hormat-menghormati,
keakraban, kekeluargaan, di dalam kelas dan keadilan guru dalam perhatian dan
penilaian.
Kata kunci : Iklim kelas, Sosial kelas, Fisikal kelas, Kedisiplinan kelas, Sosioemosional kelas, Pembelajaran ekonomi dengan kurikulum 2013.
1
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan
bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan
pendidikan.
Negara
Indonesia
sebagai
negara
berkembang
dalam
pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan,
pembangunan manusia Indonesia pada dasarnya merupakan pengamalan nilainilai Pancasila. Pembangunan ini meliputi pembangunan materiil dan
spiritual.
Tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokrasi serta bertanggung jawab (RI, 2003 : 12-13).
Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil
belajar tergantung pada kemampuan setiap siswa.Keberhasilan belajar siswa
berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
mencapai hasil belajar itu dapat berasal dari dalam diri siswa maupun faktor
dari luar diri siswa. Faktor dari luar diri siswa meliputi faktor lingkungan,
keluarga, masyarakat, pergaulan, cara mengajar, alat-alat atau fasilitas belajar.
“Belajar sebagai suatu proses seorang individu yang berupaya mencapai
tujuan belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang menetap (Mulyono
Abdurahman, 2003:28)”.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu
menciptakan iklim kelas yang kondusif. Iklim kelas yang tidak kondusif
2
berdampak negatif terhadap proses pembelajaran. Dalam suasana kelas
membuat situasi kelas menjenuhkan dan membosankan. Sebaliknya iklim
kelas yang kondusif akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran.
Dengan terciptanya iklim kelas yang kondusif maka dapat menghilangkan
rasa bosan dan jenuh saat pembelajaran berlangsung.
Sehingga tujuan
pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
akan tercapai dengan maksimal.
Iklim kelas merupakan suatu kajian yang masih kurang memperoleh
perhatian dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan di
Indonesia. Iklim kelas berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku dan
prestasi hasil belajar siswa. iklim kelas merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran di kelas.
Manajemen iklim kelas yang baik diperlukan agar kelas menjadi
kondusif bagi aktivitas belajar anak. Bagaimanapun cermatnya guru dalam
merancang sistem pembelajaran (rumusan tujuan pembelajarannya sangat
operasional, bahan pembelajaran sudah relevan dengan tujuan, strategi
pembelajarannya tepat, demikian pula material belajar dan media yang
digunakan lengkap), tidak akan mampu mengoptimalkan aktivitas belajar
anak, manakala guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik. Dengan lain
perkataan, perencanaan sistem pembelajaran yang baik tidak dengan
sendirinya mampu menciptakan aktivitas belajar anak secara optimal, tanpa
diikuti oleh iklim kelas yang kondusif. Oleh karena itu, untuk menopang
kelancaran belajar anak, di samping perencanaan sistem pembelajarannya
yang optimal, iklim kelas dan ruang kelasnyapun juga harus kondusif.
Keadaan iklim kelas dapat diukur dari kondisi variabel-variabel kelas
berikut, yakni keberadaan aspek kedisiplinan kelas, sosial kelas, sosioemosional kelas dan aspek fisikal kelas.Kedisiplinan kelas merujuk pada
ketaatan dan kepatuhan perilaku anak terhadap norma-norma kelas.Aspek
sosial kelas merujuk pada kualitas interaksi sosial dan disiplin sosial yang
3
positif yang terjadi di kelas.Sedangkan aspek sosio-emosional kelas merujuk
pada kualitas hubungan interpersonal antar pribadi anggota kelas.Kelas yang
kondusif adalah kelas yang hubungan interpersonal anggota kelas bersifat
hangat dan harmonis dan juga aspek fisikal kelas merujuk pada keadaan fisik
maupun kondisi fisis kelas yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.
Iklim
kelas
pada
sekolah-sekolah
diperlukan
dalam
proses
pembelajaran untuk menciptakan kualitas prestasi belajar siswa. Begitu juga
pada pembelajaran Ekonomi.Kepala sekolah, guru-guru, staff, siswa dan
warga sekolah mempunyai peranan penting dalam pembentukan iklim kelas
pembelajaran Ekonomi pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang. Iklim kelas
yang kondusifakan menciptakan proses pembelajaran Ekonomi yang
mempengaruhi penguasaan materi dan membuat siswa semangat untuk
belajar.
Pada saat ini ada pengembangan kurikulum baru yaitu kurikulum
2013.Pada tahun pelajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 tidak serentak
dilaksanakan di setiap sekolah. Hal ini bertujuan apabila terjadi hal-hal yang
perlu dibenahi atau diperbaiki akan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Selain itu, ketidakserentakan ini juga untuk menyiapkan segala sesuatunya
yang berkaitan dengan keterlaksanaan kurikulum itu sendiri agar lebih baik
pada tahun-tahun berikutnya di setiap sekolah yang menerapkannya.SMA
Negeri 2 Pemalang sudah mulai menerapkan kurikulum 2013. Sebagai tahap
percobaan menerapkan kurikulum 2013, maka di berberlakukan untuk kelas X
saja. Apapun kurikulum yang digunakan pada setiap sekolah, dalam proses
belajar mengajar seorang guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang
kondusif.
Dari pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kondisi
iklim kelas pembelajaran ekonomi. KarenaSMA Negeri 2 Pemalang kelas X
sudah menggunakan kurikulum 2013 maka peneliti mengambil judul
penelitian “IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI
DENGAN
4
KURIKULUM 2013 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG
KELAS X TAHUN AJARAN 2013/2014”. Tujuan penelitian ini adalah
Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Iklim kelas
pembelajaran ekonomi dengan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2
Pemalang
kelas
X
tahun
ajaran
2013/2014.
Tujuan
Khusus
(1)
Mendeskripsikan aspek kedisiplinan kelas pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas
X tahun ajaran 2013/2014. (2) Mendeskripsikan sosio-emosional kelas
pembelajaran ekonomi dengan menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah
SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun
Mendeskripsikan aspek
ajaran 2013/2014.
fisikal kelas pembelajaran ekonomi
(3)
dengan
menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X
tahun ajaran 2013/2014. (4) Mendeskripsikan aspek sosial kelas pembelajaran
ekonomi dengan menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2
Pemalang kelas X tahun ajaran 2013/2014.
B. LANDASAN TEORI
Pengertian Iklim kelas
Iklim kelas adalah situasi yang muncul akibat hubungan antara guru
dan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khusus
didalam kelas yang yang mempengaruhi proses belajar mengajar (Tarmidi,
2006:2). Dalam iklim kelas dipengaruhi oleh aspek-aspek yaitu aspek
kedisiplinan kelas, aspek sosio-emosional, aspek fisikal kelas dan aspek sosial
dalam pembelajaran.
Pengertian Pembelajaran Ekonomi
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian (Suyono, 2011:9). Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang
sangat penting bagi manusia untuk mengelola sumber daya yang sifatnya
terbatas agar dapat digunakan secara efisien (Algifari, 2003:3).Sedangkan
5
Pembelajaran ekonomi merupakan suatu proses atau kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mempelajari mata
pelajaran ekonomi.
Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi sekaligus
berkarakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap
kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan
teknologi (Mulyasa, 2013:6). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi
Pemalang.
sekaligus berbasis karakter yang digunakan pada SMA N 2
Karena
kurikulum
ini
masih baru dan masih dalam tahap
percobaan, pada SMANegeri 2 Pemalang kurikulum 2013 baru diterapkan
hanya pada kelas X saja.
Dalam penelitian ini terlebih dahulu dikemukakan gambaran yang
berupa pemikiran sebagai berikut:
ASPEK SOSIAL KELAS
KESIMPULAN
ASPEK FISIKAL KELAS
ASPEK SOSIO
EMOSIONAL KELAS
ASPEK KEDISIPLINAN
KELAS
IKLIM KELAS
PEMBELAJARAN
EKONOMI DENGAN
KURIKULUM 2013
6
Keterangan Gambar :
Iklim Kelas pembelajaran Ekonomi pada sekolah SMA Negeri 2
Pemalang kelas X tahun ajaran 2013-2014dapat dilihat dari ke empat
Aspek yaitu: Aspek Kedisiplinan Kelas, Aspek Sosio-Emosional Kelas,
Aspek Fisikal Kelas dan Aspek Sosial Kelas.
C. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis
dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam
kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data
tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.
In dept interview (wawancara mendalam)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif. Menurut Arikunto (2006:155) megemukakan bahwa
wawancara mendalam adalah Proses tanya jawab dalam penelitian langsung
secara lisan antara dua orang atau lebih, dengan cara bertatap muka,
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau berbagai macam
keterangan. Interview biasanya juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari respoden.
Dalam wawancara Berger dalam Tjipto Subadi (2009:71) menawarkan
pendekatan first order understanding (meminta peneliti untuk menanyakan
kepada pihak yang diteliti guna mendapatkan penjelasan yang benar) dan
kemudian dilanjutkan sebagai second order understanding (dalam hal ini
peneliti memberikan penjelasan dan interpretasi terhadap interpretasi itu
sampai memperoleh suatu makna yang baru dan benar).
Dalam penelitian ini siswa, guru, dan kepala sekolah akan
diwawancarai oleh peneliti. Metode wawancara digunakan peneliti untuk
7
mendapatkan informasi-informasi tentang Iklim Kelas Pembelajaran
Ekonomi Dengan Kurikulum 2013 Pada Sekolah SMA Negeri 2 Pemalang
Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 dan informasi-informasi lain yang
mendukung dalam penelitian.
Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.
Menurut Arikunto (2006:156) mengemukakan “Observasi sebagai suatu
aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan
mata, berupa pengamatan, menggunakan seluruh alat indera”. Dalam
hubungannya dengan observasi penelitian, Sukardi (2006:49) menyatakan :
Dalam melakukan observasi ini peneliti menggunakan sarana utama indera
penglihatan.Melalui pengamatan mata dan kepala sendiri seorang peneliti
diharuskan melakukan tindakan pengamatan terhadap tindakan, dan perilaku
responden di lapangan dan kemudian mencatat atau merekamnya sebagai
material utama untuk dianalisis.
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat
data, terutama aktivitas iklim kelas dalam pembelajaran ekonomi SMA N 2
Pemalang. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan
kenyataan yang sebenarnya.Observasi ini digunakan untuk mengamati secara
langsung dan tidak langsung tentang perilaku warga sekolah. Observasi yang
dilakukan adalah turut mengawasi berlangsungnya proses belajar mengajar
Kelas X SMA Negeri 2 Pemalang. Proses pembelajaran yang diamati iklim
kelas pembelajaran Ekonomi. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti
mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala
sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada
guru, siswa maupun situasi kelas.
8
Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang
berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Studi
dokumenter
(documentary
study)
merupakan
suatu
teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokomendokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.Dokumendokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah
(Sukmadinata, 2009:221).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SMA Negeri 2 Pemalang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No 14, RT
01 RW 03 Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman Kota Pemalang Jawa
Tengah. Dengan nomor telepon (0284) 321452.
Aspek sosial kelas pembelajaran ekonomi meliputi komunikasi,
kepuasaan, permusuhan, kompetisi, kesulitan, keutuhan, kerjasama. Aspek
fisikal kelas pembelajaran ekonomi meliputi kerapian, kebersihan, instalasi,
pencahayaan, perlengkapan belajar, tata letak gedung, keamanan. Aspek
kedisiplinan kelas pembelajaran ekonomi meliputi ketertiban, kesadaran akan
peraturan, pendekatan eksternal, kepercayaan, hukuman untuk pelanggaran,
penghargaan untuk siswa yang mematuhi peraturan, konsisten. Aspek sosioemosional meliputi hubungan emosional guru dan murid, kesadaran
emosional,
pengelolaan
emosional,
hormat-menghormati,
keadilan,
keakraban, rasa kekeluargaan, kesenangan.
Aspek sosial iklim kelas dalam pembelajaran adalah ekonomi situasi
sosial dalam kelas yang terjadi dalam proses pembelajaran. dalam sosial
iklim kelas ada beberapa indikator yang dikembangkan, yaitu; komunikasi,
kepuasaan, permusuhan, kompetisi, kesulitan, keutuhan dan kerjasama.
9
Komunikasi dalam proses pembelajaran sangat komukatif antara guru dan
siswa. Komunikasi antara siswa dengan guru dan warga sekolah terjaga
dengan baik. Kepuasaan dicapai oleh guru saat materi yang disampaikan dipahami oleh semua siswa, walaupun tingkat kepahaman setiap individu siswa
berbeda. Kepuasan juga dicapai oleh guru saat mengajar atau pada saat
penyampaian materi siswa aktif bertanya dan menjawab. Dalam kelas
pembelajaran ekonomi tidak terjadi permusuhan karena antar siswa saling
membantu untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif.
Kompetisi yang tercipta didalam kelas bervariasi sesuai input siswa. Input
yang tinggi lebih berkompetisi dari input yang lebih rendah. Kesulitan guru
yaitu saat menghadapi siswa yang ramai sendiri, menghadapinya dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut kemudian siswa akan berubah
sikap. Kesulitan yang kedua yaitu saat mengajar guru dan siswa tidak
memiliki buku pegangan, karena baik buku maupun LKS untuk kurikulum
2013 belum ada yang sesuai. Keutuhan kelas dalam proses pembelajaran
terjadi dengan cukup baik karena siswa saling menjaga kekompakan kelas
mereka. Kerjasama dalam kelas di lihat saat proses belajar terjadi dengan
cukup baik saat berdiskusi..
Aspek yang kedua adalah aspek fisikal ini yang merujuk pada keadaan
fisik kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar. dalam aspek fisikal ada
beberapa indikator yang dikembangkan, yaitu; kerapian, kebersihan,
instalasi, perlengkapan belajar, tata letak gedung, keamanan. Kerapian
merupakan hal yang sangat mendukung terjadinya iklim yang kondusif.
kerapian guru dan siswa dalam penampilannya sangat sopan. Kebersihan
adalah situasi lingkungan sekitar yang terlihat bersih dan indah. Dalam kelas
X, kebersihan sudah terjaga cukup baik membuat nyaman dalam
pembelajaran, karena siswa bergantian piket kebersihan setiap harinya.
Pencahayaan dan ventilasi dalam kelas sudah sangat bagus dan teratur.
Perlengkapan belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran
10
Ekonomi adalah buku pegangan siswa, tetapi baik buku maupun LKS belum
ada yang sesuai dengan kurikulum 2013. Positifnya siswa jadi raji mencatat
untuk bahan mereka belajar. Letak gedung kelas X MIA 1- X MIA 5
kemudian X IIS 1- X IIS 4 dibagian belakang tidak dekat jalan raya yang
membuat
terciptanya
keadaan
kelas
yang
kondusif
untuk
proses
pembelajaran. Keamanan dalam proses pembelajaran terjaga dengan baik
karena antara kelas dengan kelas lain walaupun bersebelahan tetapi tidak
ramai dan gaduh.
Aspek ketiga adalah kedisplinan kelas yang merujuk pada ketaatan dan
kepatuhan perilaku anak terhadap norma-narma dalam sekolah. Dari aspek
kedisplinan ini dikembangkan menjadi beberapa indikator : Ketertiban dalam
kelas pembelajaran Ekonomi sudah baik. Siswa kelas X memiliki kesadaran
pada peraturan yang cukup baik. Pendekatan eksternal adalah pendekatan
yang dilakukan dari lingkungan, sekolah dan keluarga. Pendekatan internal
adalah pendekatan yang dilakukan guru pada masalah-masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran Ekonomi. Pendekatan internal kepada siswa
biasanya dilakukan oleh guru apabila siswa ada masalah. Kepercayaan dalam
proses pembelajaran, pengajar atau guru selalu memberikan kepercayaan
kepada siswa bahwa siswa yang selalu belajar pasti akan berprestasi.
Hukuman adalah sangsi yang diberikan guru saat siswa melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku/tidak mematuhi peraturan. Di
sekolah SMA Negeri 2 Pemalang terdapat peraturan-peraturan yang
mengikat tingkah laku siswa. Penghargaan biasanya diberikan kepada siswa
yang rajin mengumpulkan tugas dan pada saat ulangan ekonomi dan ujian
semester. Konsisten, siswa sudah konsisten dengan peraturan SMA Negeri 2
Pemalang.
Aspek keempat adalah kondisi sosio-emosional iklim kelas yang
merujuk pada kualitas hubungan interpersonal antara pribadi anggota kelas.
Dalam aspek ini ada beberapa indikator yang dikembangkan yaitu:
11
Hubungan emosional dalam proses pembelajaran sudah terlihat terkendali.
Kesadaran para siswa mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah
dalam kelas pada proses pembelajaran Ekonomi sudah terkendali dengan
baik. Pengelolaan emosi yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam kelas
pada proses pembelajaran ekonomi sudah terkelola dengan baik. Pada proses
pembelajaran ekonomi antara siswa dan siswa yang lain saling hormatmenghormati dan antara guru dan siswa juga saling hormat-menghormati.
Keadilan guru dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran. Keakraban, kesenangan dan rasa kekeluargaan dalam
proses pembelajaran antara siswa dan siswa maupun dengan guru sudah
tercipta dengan baik
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Aspek Sosial kelas pembelajaran Ekonomi meliputi beberapa
indikator, yaitu: komunikasi, kepuasan, permusuhan, kompetisi, kesulitan,
keutuhan, dan kerjasama. Komunikasi yang terjadi saat pembelajaran
ekonomi lancar dan komunikatif. Kepuasan guru saat siswa aktif saat
pembelajaran. Didalam kelas pembelajaran ekonomi tidak terlihat adanya
permusuhan antara siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa. Terjadi
kompetisi antara siswa didalam kelas. Didalam proses pembelajaran ekonomi
guru mengalami kesulitan dalam mengendalikan siswa agar tidak ramai dan
mengatasi kejenuhan, kemudian kesulitan guru untuk kurikulum 2013 baik
buku maupun LKS belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013. Keutuhan
didalam kelas tetap terjaga. Terjadi kerjasama guru dan siswa yang baik untuk
terciptanya kelancaran belajar dan kelas menjadi kondusif.
Aspek fisikal iklim kelas pembelajaran ekonomi meliputi beberapa
indikator yaitu kerapian, kebersihan, instalasi, perlengkapan belajar, tata letak
gedung dan keamanan. Kerapian kelas dan kebersihan sudah sangat baik.
Keadaan udara dalam sudah nyaman karena ruang kelas memiliki jendela dan
pintu yang terbuka sehingga sirkulasi terjadi dengan lancar juga terdapat 2
12
kipas angin apabila udara panas bisa dinyalakan. Keadaan penerangan atau
pencahayaan berasal dari cahaya matahari dan jika membutuhkan listrik
didalam ruang kelas terdapat 4 lampu yang bisa dinyalakan. Perlengkapan
belajar masih kurang tidak ada buku pegangan pembelajaran ekonomi untuk
siswa karena untuk kurikulum 2013 baik buku maupun LKS untuk Ekonomi
belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013. Tetapi positifnya siswa
menjadi rajin mencatat untuk mereka belajar. Tata letak gedung sudah
strategis yang membuat guru dan siswa nyaman untuk proses pembelajaran
ekonomi. Untuk keamanan pada saat belajar terjaga, dan tidak ada kegaduhan
maupun keramaian.
Aspek kedisiplinan iklim kelas pembelajaran Ekonomi meliputi
beberapa indikator yaitu ketertiban, kesadaran akan peraturan, pendekatan
eksternal, kepercayaan, hukuman, dan penghargaan. Siswa memiliki
kesadaran akan peraturan dan mematuhi semua peraturan sehingga terciptanya
ketertiban. Pendekatan eksternal dan pendekatan insternal dilakukan guru
apabila siswa memiliki masalah. Antara guru dan siswa dalam pembelajaran
memiliki kepercayaan. Ada Hukuman yang diberikan kepada siswa yang
melakukan pelanggaran. Siswa yang berprestasi akan diberikan penghargaan
agar termotivasi untuk lebih maju dan terdapat konsistensi terhadap peraturan
yang berlaku.
Aspek sosio-emosional iklim kelas pembelajaran ekonomi meliputi
beberapa indikator yaitu hubungan emosional, kesadaran emosi, pengelolaan
emosi, hormat-menghormati, keadilan, keakraban, rasa kekeluargaan dan
kesenangan. Didalam kelas terjadi hubungan emosional, kesadaran emosional
dan pengelolaan emosional antara guru dan siswa sehingga tercipta kelancaran
pembelajaran. Antara guru dan siswa saling menciptakan sikap hormatmenghormati, keakraban, rasa kekeluargaan, kesenangan, keadilan guru dalam
perhatian dan penilaian didalam kelas pembelajaran ekonomi. Saran Kepada
pihak sekolah diharapkan mengupayakan kertersediaan buku maupun LKS
13
mata pelajaran Ekonomi yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk buku
pegangan guru dan siswa untuk memperlancar proses belajar. Kepada guru
diharapkan hendaknya memberikan metode-metode yang lebih bervariasi
sehingga bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk lancarnya
pembelajaran. Dan memberikan penghargaan untuk siswa yang aktif didalam
kelas. Kepada siswa dalam pembelajaran Ekonomi harus semangat dalam
belajar dan selalu disiplin. Jadilah siswa dengan pribadi yang baik dan
berprestasi. Karena ilmu yang kalian dapat nantinya akan berguna untuk masa
depan kalian. Peneliti yang akan datang selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitian serupa yang berhubungan iklim kelas pembelajaran
Ekonomi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono.2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Algifari. 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Ambarawati, Mika. 2011. Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Pada
Sekolah
Islam Terpadu Kelas X Smait Nur hidayah Surakarta.
Surakarta: (Skripsi) UMS (Tidak Diterbitkan).
Anne Gregory dkk. 2007. School Climate and Implemantation Of a
Prevention. http://pkukmweb.ukm.my/~jurfpend/journal/.pdf diakses
pada tanggal 6 November 2013
Dakir, 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
http://www.hidayatjayagiri.net/2012/12/kurikulum-2013-latar-belakangperubahan.htmldiakses 06 November 2013
14
Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP
UMS.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ph.D, Nopirin. 2000, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA
Purnomo. 2005. Strategi Pengajaran. Yogjakarta: Universitas Sanata Dharma.
Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Refika Offset.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Subadi, Tjipto. 2009. Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan. Surakarta: Fairus
Media.
Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alffabeta
Sukardji. 2001. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok: LPSP3
Suwandi, Joko. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi. Surakarta: UMS
Suyono
dan Harianto. 2011.
RemajaRosdakarya.
Belajar
dan Pembelajaran.
Bandung:
Tarmidi dan Lita Hadiati Wulandari. 2005. Prestasi Belajar Siswa Terhadap
Iklim Kelas Pada Siswa Yang Mengikuti Program Percepatan
Program Belajar. Jurnal Psikolog. Vol.1, No.1 : (19-27).
Tarmidi. 2006. Iklim Kelas dan Prestasi Belajar. Medan: (Skripsi) FK
Universitas Sumatra Utara ( Tidak Diterbitkan).
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
15
Weiner, I. 2003. Handbook Of Psychology. Vol 7, Education Psychology. New
Jersey: John William & Son.
Yanuasti Nugroho, Theresheilia. 2011. Iklim Kelas Pembelajaran Matematika
Pogram Kejar Paket B Pada Lembaga Pendidikan Kesetaraan Kejar
Paket A-B-C “Laskar Pelangi”. Surakarta: (Skripsi) UMS (Tidak
Diterbitkan)
Download