IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN KURIKULUM 2013 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG KELAS X TAHUN AJARAN 2013/2014 (Studi Etnografi di SMA NEGERI 2 PEMALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : MITHAFANI GRANIETA A 210 100 176 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 I UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I - Pabelan, Kartasura Telp. Website: htto://www.ums.ac.id (0271)7l4l7,Fax:715448 Surakarta- 57102 Email: [email protected] SURAT PERSETUJUAII ARTIKEL PTIBLIKASI ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama NIPA{IK : Drs. H. Djalal Fuadi, MM. :276 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa Nama : Mithafani Granieta NIM : A 210 100 176 Program Studi : Pendidikan Akuntansi Judul skripsi : IKLIM : KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAI\ KURIKULUM 2OI3 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG KELAS X TAHUN AJARAN 201312014 (Studi Etnografi di SMA Negeri 2 Pemalang). Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, Maret2014 Pembimbing ii ABSTRAK IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN KURIKULUM 2013 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG KELAS X TAHUN AJARAN 2013/2014 (StudiEtnografi di SMA Negeri 2 Pemalang) Mithafani Granieta, A210100176. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan iklim kelas pembelajaran ekonomi dengan kurikulum 2013 yang meliputi Kedisiplinan kelas, Sosio-emosional kelas, Fisikal kelas dan Sosial kelas. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Informan adalah kepala sekolah, guru ekonomi kelas X, dan siswa kelas X. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data digunakan teknik trianggulasi. Hasil penelitian (1) Sosial iklim kelas pembelajaran ekonomi antara lain terciptanya komunikasi yang komunikatif, kepuasaan pembelajaran, tidak ada permusuhan, kompetisi, keutuhan dan kerjasama antara siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran guru mengurangi kesulitan dan kejenuhan. (2) Fisikal iklim kelas pembelajaran ekonomi antara lain terciptanya kerapian, kebersihan, dan keamanan didalam kelas. Instalasi dan pencahayaan didalam kelas sangat mendukung proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ekonomi memiliki perlengkapan belajar tetapi belum lengkap untuk buku pegangan siswa belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan letak gedung sangat strategis. (3) Kedisiplinan iklim kelas pembelajaran ekonomi antara lain terciptanya ketertiban, kesadaran akan peraturan, dan hukuman untuk pelanggaran. Guru memiliki pendekatan eksternal dan insternal untuk menyelasaikan masalah siswa. Pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi. (4) Sosio-emosional iklim kelas ekonomi antara lain terjadi hubungan emosional, kesadaran emosional dan pengelolaan emosional antara siswa dan guru. Menciptakan sikap saling hormat-menghormati, keakraban, kekeluargaan, di dalam kelas dan keadilan guru dalam perhatian dan penilaian. Kata kunci : Iklim kelas, Sosial kelas, Fisikal kelas, Kedisiplinan kelas, Sosioemosional kelas, Pembelajaran ekonomi dengan kurikulum 2013. 1 A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan, pembangunan manusia Indonesia pada dasarnya merupakan pengamalan nilainilai Pancasila. Pembangunan ini meliputi pembangunan materiil dan spiritual. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab (RI, 2003 : 12-13). Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar tergantung pada kemampuan setiap siswa.Keberhasilan belajar siswa berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar itu dapat berasal dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar diri siswa. Faktor dari luar diri siswa meliputi faktor lingkungan, keluarga, masyarakat, pergaulan, cara mengajar, alat-alat atau fasilitas belajar. “Belajar sebagai suatu proses seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang menetap (Mulyono Abdurahman, 2003:28)”. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang kondusif. Iklim kelas yang tidak kondusif 2 berdampak negatif terhadap proses pembelajaran. Dalam suasana kelas membuat situasi kelas menjenuhkan dan membosankan. Sebaliknya iklim kelas yang kondusif akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran. Dengan terciptanya iklim kelas yang kondusif maka dapat menghilangkan rasa bosan dan jenuh saat pembelajaran berlangsung. Sehingga tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik akan tercapai dengan maksimal. Iklim kelas merupakan suatu kajian yang masih kurang memperoleh perhatian dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Iklim kelas berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa. iklim kelas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran di kelas. Manajemen iklim kelas yang baik diperlukan agar kelas menjadi kondusif bagi aktivitas belajar anak. Bagaimanapun cermatnya guru dalam merancang sistem pembelajaran (rumusan tujuan pembelajarannya sangat operasional, bahan pembelajaran sudah relevan dengan tujuan, strategi pembelajarannya tepat, demikian pula material belajar dan media yang digunakan lengkap), tidak akan mampu mengoptimalkan aktivitas belajar anak, manakala guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik. Dengan lain perkataan, perencanaan sistem pembelajaran yang baik tidak dengan sendirinya mampu menciptakan aktivitas belajar anak secara optimal, tanpa diikuti oleh iklim kelas yang kondusif. Oleh karena itu, untuk menopang kelancaran belajar anak, di samping perencanaan sistem pembelajarannya yang optimal, iklim kelas dan ruang kelasnyapun juga harus kondusif. Keadaan iklim kelas dapat diukur dari kondisi variabel-variabel kelas berikut, yakni keberadaan aspek kedisiplinan kelas, sosial kelas, sosioemosional kelas dan aspek fisikal kelas.Kedisiplinan kelas merujuk pada ketaatan dan kepatuhan perilaku anak terhadap norma-norma kelas.Aspek sosial kelas merujuk pada kualitas interaksi sosial dan disiplin sosial yang 3 positif yang terjadi di kelas.Sedangkan aspek sosio-emosional kelas merujuk pada kualitas hubungan interpersonal antar pribadi anggota kelas.Kelas yang kondusif adalah kelas yang hubungan interpersonal anggota kelas bersifat hangat dan harmonis dan juga aspek fisikal kelas merujuk pada keadaan fisik maupun kondisi fisis kelas yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Iklim kelas pada sekolah-sekolah diperlukan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan kualitas prestasi belajar siswa. Begitu juga pada pembelajaran Ekonomi.Kepala sekolah, guru-guru, staff, siswa dan warga sekolah mempunyai peranan penting dalam pembentukan iklim kelas pembelajaran Ekonomi pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang. Iklim kelas yang kondusifakan menciptakan proses pembelajaran Ekonomi yang mempengaruhi penguasaan materi dan membuat siswa semangat untuk belajar. Pada saat ini ada pengembangan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.Pada tahun pelajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 tidak serentak dilaksanakan di setiap sekolah. Hal ini bertujuan apabila terjadi hal-hal yang perlu dibenahi atau diperbaiki akan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Selain itu, ketidakserentakan ini juga untuk menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan keterlaksanaan kurikulum itu sendiri agar lebih baik pada tahun-tahun berikutnya di setiap sekolah yang menerapkannya.SMA Negeri 2 Pemalang sudah mulai menerapkan kurikulum 2013. Sebagai tahap percobaan menerapkan kurikulum 2013, maka di berberlakukan untuk kelas X saja. Apapun kurikulum yang digunakan pada setiap sekolah, dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang kondusif. Dari pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kondisi iklim kelas pembelajaran ekonomi. KarenaSMA Negeri 2 Pemalang kelas X sudah menggunakan kurikulum 2013 maka peneliti mengambil judul penelitian “IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN 4 KURIKULUM 2013 PADA SEKOLAH SMA NEGERI 2 PEMALANG KELAS X TAHUN AJARAN 2013/2014”. Tujuan penelitian ini adalah Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Iklim kelas pembelajaran ekonomi dengan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun ajaran 2013/2014. Tujuan Khusus (1) Mendeskripsikan aspek kedisiplinan kelas pembelajaran ekonomi dengan menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun ajaran 2013/2014. (2) Mendeskripsikan sosio-emosional kelas pembelajaran ekonomi dengan menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun Mendeskripsikan aspek ajaran 2013/2014. fisikal kelas pembelajaran ekonomi (3) dengan menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun ajaran 2013/2014. (4) Mendeskripsikan aspek sosial kelas pembelajaran ekonomi dengan menggunakan kurikulum 2013 pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun ajaran 2013/2014. B. LANDASAN TEORI Pengertian Iklim kelas Iklim kelas adalah situasi yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khusus didalam kelas yang yang mempengaruhi proses belajar mengajar (Tarmidi, 2006:2). Dalam iklim kelas dipengaruhi oleh aspek-aspek yaitu aspek kedisiplinan kelas, aspek sosio-emosional, aspek fisikal kelas dan aspek sosial dalam pembelajaran. Pengertian Pembelajaran Ekonomi Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono, 2011:9). Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang sangat penting bagi manusia untuk mengelola sumber daya yang sifatnya terbatas agar dapat digunakan secara efisien (Algifari, 2003:3).Sedangkan 5 Pembelajaran ekonomi merupakan suatu proses atau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berkarakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi (Mulyasa, 2013:6). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi Pemalang. sekaligus berbasis karakter yang digunakan pada SMA N 2 Karena kurikulum ini masih baru dan masih dalam tahap percobaan, pada SMANegeri 2 Pemalang kurikulum 2013 baru diterapkan hanya pada kelas X saja. Dalam penelitian ini terlebih dahulu dikemukakan gambaran yang berupa pemikiran sebagai berikut: ASPEK SOSIAL KELAS KESIMPULAN ASPEK FISIKAL KELAS ASPEK SOSIO EMOSIONAL KELAS ASPEK KEDISIPLINAN KELAS IKLIM KELAS PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN KURIKULUM 2013 6 Keterangan Gambar : Iklim Kelas pembelajaran Ekonomi pada sekolah SMA Negeri 2 Pemalang kelas X tahun ajaran 2013-2014dapat dilihat dari ke empat Aspek yaitu: Aspek Kedisiplinan Kelas, Aspek Sosio-Emosional Kelas, Aspek Fisikal Kelas dan Aspek Sosial Kelas. C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. In dept interview (wawancara mendalam) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Menurut Arikunto (2006:155) megemukakan bahwa wawancara mendalam adalah Proses tanya jawab dalam penelitian langsung secara lisan antara dua orang atau lebih, dengan cara bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau berbagai macam keterangan. Interview biasanya juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari respoden. Dalam wawancara Berger dalam Tjipto Subadi (2009:71) menawarkan pendekatan first order understanding (meminta peneliti untuk menanyakan kepada pihak yang diteliti guna mendapatkan penjelasan yang benar) dan kemudian dilanjutkan sebagai second order understanding (dalam hal ini peneliti memberikan penjelasan dan interpretasi terhadap interpretasi itu sampai memperoleh suatu makna yang baru dan benar). Dalam penelitian ini siswa, guru, dan kepala sekolah akan diwawancarai oleh peneliti. Metode wawancara digunakan peneliti untuk 7 mendapatkan informasi-informasi tentang Iklim Kelas Pembelajaran Ekonomi Dengan Kurikulum 2013 Pada Sekolah SMA Negeri 2 Pemalang Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 dan informasi-informasi lain yang mendukung dalam penelitian. Observasi Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Menurut Arikunto (2006:156) mengemukakan “Observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata, berupa pengamatan, menggunakan seluruh alat indera”. Dalam hubungannya dengan observasi penelitian, Sukardi (2006:49) menyatakan : Dalam melakukan observasi ini peneliti menggunakan sarana utama indera penglihatan.Melalui pengamatan mata dan kepala sendiri seorang peneliti diharuskan melakukan tindakan pengamatan terhadap tindakan, dan perilaku responden di lapangan dan kemudian mencatat atau merekamnya sebagai material utama untuk dianalisis. Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama aktivitas iklim kelas dalam pembelajaran ekonomi SMA N 2 Pemalang. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya.Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang perilaku warga sekolah. Observasi yang dilakukan adalah turut mengawasi berlangsungnya proses belajar mengajar Kelas X SMA Negeri 2 Pemalang. Proses pembelajaran yang diamati iklim kelas pembelajaran Ekonomi. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas. 8 Dokumentasi Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokomendokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.Dokumendokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2009:221). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SMA Negeri 2 Pemalang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No 14, RT 01 RW 03 Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman Kota Pemalang Jawa Tengah. Dengan nomor telepon (0284) 321452. Aspek sosial kelas pembelajaran ekonomi meliputi komunikasi, kepuasaan, permusuhan, kompetisi, kesulitan, keutuhan, kerjasama. Aspek fisikal kelas pembelajaran ekonomi meliputi kerapian, kebersihan, instalasi, pencahayaan, perlengkapan belajar, tata letak gedung, keamanan. Aspek kedisiplinan kelas pembelajaran ekonomi meliputi ketertiban, kesadaran akan peraturan, pendekatan eksternal, kepercayaan, hukuman untuk pelanggaran, penghargaan untuk siswa yang mematuhi peraturan, konsisten. Aspek sosioemosional meliputi hubungan emosional guru dan murid, kesadaran emosional, pengelolaan emosional, hormat-menghormati, keadilan, keakraban, rasa kekeluargaan, kesenangan. Aspek sosial iklim kelas dalam pembelajaran adalah ekonomi situasi sosial dalam kelas yang terjadi dalam proses pembelajaran. dalam sosial iklim kelas ada beberapa indikator yang dikembangkan, yaitu; komunikasi, kepuasaan, permusuhan, kompetisi, kesulitan, keutuhan dan kerjasama. 9 Komunikasi dalam proses pembelajaran sangat komukatif antara guru dan siswa. Komunikasi antara siswa dengan guru dan warga sekolah terjaga dengan baik. Kepuasaan dicapai oleh guru saat materi yang disampaikan dipahami oleh semua siswa, walaupun tingkat kepahaman setiap individu siswa berbeda. Kepuasan juga dicapai oleh guru saat mengajar atau pada saat penyampaian materi siswa aktif bertanya dan menjawab. Dalam kelas pembelajaran ekonomi tidak terjadi permusuhan karena antar siswa saling membantu untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif. Kompetisi yang tercipta didalam kelas bervariasi sesuai input siswa. Input yang tinggi lebih berkompetisi dari input yang lebih rendah. Kesulitan guru yaitu saat menghadapi siswa yang ramai sendiri, menghadapinya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut kemudian siswa akan berubah sikap. Kesulitan yang kedua yaitu saat mengajar guru dan siswa tidak memiliki buku pegangan, karena baik buku maupun LKS untuk kurikulum 2013 belum ada yang sesuai. Keutuhan kelas dalam proses pembelajaran terjadi dengan cukup baik karena siswa saling menjaga kekompakan kelas mereka. Kerjasama dalam kelas di lihat saat proses belajar terjadi dengan cukup baik saat berdiskusi.. Aspek yang kedua adalah aspek fisikal ini yang merujuk pada keadaan fisik kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar. dalam aspek fisikal ada beberapa indikator yang dikembangkan, yaitu; kerapian, kebersihan, instalasi, perlengkapan belajar, tata letak gedung, keamanan. Kerapian merupakan hal yang sangat mendukung terjadinya iklim yang kondusif. kerapian guru dan siswa dalam penampilannya sangat sopan. Kebersihan adalah situasi lingkungan sekitar yang terlihat bersih dan indah. Dalam kelas X, kebersihan sudah terjaga cukup baik membuat nyaman dalam pembelajaran, karena siswa bergantian piket kebersihan setiap harinya. Pencahayaan dan ventilasi dalam kelas sudah sangat bagus dan teratur. Perlengkapan belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran 10 Ekonomi adalah buku pegangan siswa, tetapi baik buku maupun LKS belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013. Positifnya siswa jadi raji mencatat untuk bahan mereka belajar. Letak gedung kelas X MIA 1- X MIA 5 kemudian X IIS 1- X IIS 4 dibagian belakang tidak dekat jalan raya yang membuat terciptanya keadaan kelas yang kondusif untuk proses pembelajaran. Keamanan dalam proses pembelajaran terjaga dengan baik karena antara kelas dengan kelas lain walaupun bersebelahan tetapi tidak ramai dan gaduh. Aspek ketiga adalah kedisplinan kelas yang merujuk pada ketaatan dan kepatuhan perilaku anak terhadap norma-narma dalam sekolah. Dari aspek kedisplinan ini dikembangkan menjadi beberapa indikator : Ketertiban dalam kelas pembelajaran Ekonomi sudah baik. Siswa kelas X memiliki kesadaran pada peraturan yang cukup baik. Pendekatan eksternal adalah pendekatan yang dilakukan dari lingkungan, sekolah dan keluarga. Pendekatan internal adalah pendekatan yang dilakukan guru pada masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Ekonomi. Pendekatan internal kepada siswa biasanya dilakukan oleh guru apabila siswa ada masalah. Kepercayaan dalam proses pembelajaran, pengajar atau guru selalu memberikan kepercayaan kepada siswa bahwa siswa yang selalu belajar pasti akan berprestasi. Hukuman adalah sangsi yang diberikan guru saat siswa melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku/tidak mematuhi peraturan. Di sekolah SMA Negeri 2 Pemalang terdapat peraturan-peraturan yang mengikat tingkah laku siswa. Penghargaan biasanya diberikan kepada siswa yang rajin mengumpulkan tugas dan pada saat ulangan ekonomi dan ujian semester. Konsisten, siswa sudah konsisten dengan peraturan SMA Negeri 2 Pemalang. Aspek keempat adalah kondisi sosio-emosional iklim kelas yang merujuk pada kualitas hubungan interpersonal antara pribadi anggota kelas. Dalam aspek ini ada beberapa indikator yang dikembangkan yaitu: 11 Hubungan emosional dalam proses pembelajaran sudah terlihat terkendali. Kesadaran para siswa mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah dalam kelas pada proses pembelajaran Ekonomi sudah terkendali dengan baik. Pengelolaan emosi yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam kelas pada proses pembelajaran ekonomi sudah terkelola dengan baik. Pada proses pembelajaran ekonomi antara siswa dan siswa yang lain saling hormatmenghormati dan antara guru dan siswa juga saling hormat-menghormati. Keadilan guru dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Keakraban, kesenangan dan rasa kekeluargaan dalam proses pembelajaran antara siswa dan siswa maupun dengan guru sudah tercipta dengan baik D. KESIMPULAN DAN SARAN Aspek Sosial kelas pembelajaran Ekonomi meliputi beberapa indikator, yaitu: komunikasi, kepuasan, permusuhan, kompetisi, kesulitan, keutuhan, dan kerjasama. Komunikasi yang terjadi saat pembelajaran ekonomi lancar dan komunikatif. Kepuasan guru saat siswa aktif saat pembelajaran. Didalam kelas pembelajaran ekonomi tidak terlihat adanya permusuhan antara siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa. Terjadi kompetisi antara siswa didalam kelas. Didalam proses pembelajaran ekonomi guru mengalami kesulitan dalam mengendalikan siswa agar tidak ramai dan mengatasi kejenuhan, kemudian kesulitan guru untuk kurikulum 2013 baik buku maupun LKS belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013. Keutuhan didalam kelas tetap terjaga. Terjadi kerjasama guru dan siswa yang baik untuk terciptanya kelancaran belajar dan kelas menjadi kondusif. Aspek fisikal iklim kelas pembelajaran ekonomi meliputi beberapa indikator yaitu kerapian, kebersihan, instalasi, perlengkapan belajar, tata letak gedung dan keamanan. Kerapian kelas dan kebersihan sudah sangat baik. Keadaan udara dalam sudah nyaman karena ruang kelas memiliki jendela dan pintu yang terbuka sehingga sirkulasi terjadi dengan lancar juga terdapat 2 12 kipas angin apabila udara panas bisa dinyalakan. Keadaan penerangan atau pencahayaan berasal dari cahaya matahari dan jika membutuhkan listrik didalam ruang kelas terdapat 4 lampu yang bisa dinyalakan. Perlengkapan belajar masih kurang tidak ada buku pegangan pembelajaran ekonomi untuk siswa karena untuk kurikulum 2013 baik buku maupun LKS untuk Ekonomi belum ada yang sesuai dengan kurikulum 2013. Tetapi positifnya siswa menjadi rajin mencatat untuk mereka belajar. Tata letak gedung sudah strategis yang membuat guru dan siswa nyaman untuk proses pembelajaran ekonomi. Untuk keamanan pada saat belajar terjaga, dan tidak ada kegaduhan maupun keramaian. Aspek kedisiplinan iklim kelas pembelajaran Ekonomi meliputi beberapa indikator yaitu ketertiban, kesadaran akan peraturan, pendekatan eksternal, kepercayaan, hukuman, dan penghargaan. Siswa memiliki kesadaran akan peraturan dan mematuhi semua peraturan sehingga terciptanya ketertiban. Pendekatan eksternal dan pendekatan insternal dilakukan guru apabila siswa memiliki masalah. Antara guru dan siswa dalam pembelajaran memiliki kepercayaan. Ada Hukuman yang diberikan kepada siswa yang melakukan pelanggaran. Siswa yang berprestasi akan diberikan penghargaan agar termotivasi untuk lebih maju dan terdapat konsistensi terhadap peraturan yang berlaku. Aspek sosio-emosional iklim kelas pembelajaran ekonomi meliputi beberapa indikator yaitu hubungan emosional, kesadaran emosi, pengelolaan emosi, hormat-menghormati, keadilan, keakraban, rasa kekeluargaan dan kesenangan. Didalam kelas terjadi hubungan emosional, kesadaran emosional dan pengelolaan emosional antara guru dan siswa sehingga tercipta kelancaran pembelajaran. Antara guru dan siswa saling menciptakan sikap hormatmenghormati, keakraban, rasa kekeluargaan, kesenangan, keadilan guru dalam perhatian dan penilaian didalam kelas pembelajaran ekonomi. Saran Kepada pihak sekolah diharapkan mengupayakan kertersediaan buku maupun LKS 13 mata pelajaran Ekonomi yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk buku pegangan guru dan siswa untuk memperlancar proses belajar. Kepada guru diharapkan hendaknya memberikan metode-metode yang lebih bervariasi sehingga bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk lancarnya pembelajaran. Dan memberikan penghargaan untuk siswa yang aktif didalam kelas. Kepada siswa dalam pembelajaran Ekonomi harus semangat dalam belajar dan selalu disiplin. Jadilah siswa dengan pribadi yang baik dan berprestasi. Karena ilmu yang kalian dapat nantinya akan berguna untuk masa depan kalian. Peneliti yang akan datang selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa yang berhubungan iklim kelas pembelajaran Ekonomi yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono.2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Algifari. 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Ambarawati, Mika. 2011. Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Pada Sekolah Islam Terpadu Kelas X Smait Nur hidayah Surakarta. Surakarta: (Skripsi) UMS (Tidak Diterbitkan). Anne Gregory dkk. 2007. School Climate and Implemantation Of a Prevention. http://pkukmweb.ukm.my/~jurfpend/journal/.pdf diakses pada tanggal 6 November 2013 Dakir, 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Asdi Mahasatya. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://www.hidayatjayagiri.net/2012/12/kurikulum-2013-latar-belakangperubahan.htmldiakses 06 November 2013 14 Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ph.D, Nopirin. 2000, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Purnomo. 2005. Strategi Pengajaran. Yogjakarta: Universitas Sanata Dharma. Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Refika Offset. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Subadi, Tjipto. 2009. Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan. Surakarta: Fairus Media. Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alffabeta Sukardji. 2001. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok: LPSP3 Suwandi, Joko. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi. Surakarta: UMS Suyono dan Harianto. 2011. RemajaRosdakarya. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Tarmidi dan Lita Hadiati Wulandari. 2005. Prestasi Belajar Siswa Terhadap Iklim Kelas Pada Siswa Yang Mengikuti Program Percepatan Program Belajar. Jurnal Psikolog. Vol.1, No.1 : (19-27). Tarmidi. 2006. Iklim Kelas dan Prestasi Belajar. Medan: (Skripsi) FK Universitas Sumatra Utara ( Tidak Diterbitkan). Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. 15 Weiner, I. 2003. Handbook Of Psychology. Vol 7, Education Psychology. New Jersey: John William & Son. Yanuasti Nugroho, Theresheilia. 2011. Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Pogram Kejar Paket B Pada Lembaga Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A-B-C “Laskar Pelangi”. Surakarta: (Skripsi) UMS (Tidak Diterbitkan)