BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi; otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menampung beberapa informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pada lampiran PP Mendiknas No 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa baik pada pendidikan dasar maupun menengah untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi semata, tetapi materi pada matematika 1 merupakan alat dan sarana untuk mencapai standar kompetensi. Mata pelajaran matematika diberikan di sekolah dengan tujuan untuk membantu siswa memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu matematika juga merupakan dasar dari mata pelajaran lain seperti geografi, kimia, fisika, dan lain sebagainya. Matematika bersifat abstrak dan deduktif, wajar apabila matematika termasuk mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan penalaran, tetapi masih banyak guru yang menggunakan teknik lama dalam mengajar matematika yaitu menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa kurang menghayati dan memahami konsepkonsep matematika. Ada beberapa materi di dalam matematika yang sulit untuk dijelaskan secara konvensional, oleh karena itu digunakan teknologi multimedia untuk mengajarkan materi tersebut agar lebih komunikatif dan menarik. Salah satu materi di dalam matematika yang sulit diajarkan secara konvensional adalah materi trigonometri, sebagai contoh; kesulitan siswa ketika mengukur tinggi suatu pohon dikarenakan tidak ada alat perhitungan yang nyata untuk mengukur tinggi pohon tersebut, maka dibutuhkan aplikasi trigonometri untuk mengukurnya. Mata pelajaran matematika kelas X khususnya materi trigonometri memerlukan obyek gambar untuk menjelaskan materinya. Trigonometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari hubungan antara sisi-sisi dan sudut-sudut pada suatu segitiga (Marwanta, 2009:144). Materi trigonometri 2 merupakan materi yang biasanya bisa dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, masih banyak konsep-konsep yang belum dipahami. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang belum mencapai batas tuntas yang ditentukan, seperti halnya nilai ulangan harian siswa kelas X yang masih di bawah KKM. Melihat kondisi tersebut guru perlu memahami dan mengembangkan strategi dalam pembelajaran matematika yang lebih komunikatif dan menarik. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi komputer sebagai media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, merupakan sarana untuk mengefektifkan proses penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Siswa diharapkan menjadi lebih mudah dalam memahami konsep materi yang disampaikan oleh guru, sehingga perlu adanya perhatian terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran diharapkan dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan tidak lagi menjadikan guru sebagai pusat dalam pembelajaran (teacher centered). Terciptanya belajar mandiri merupakan salah satu ciri terlaksanakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada pembelajaran ini siswa memposisikan dirinya sebagai subjek pembelajaran, sehingga siswa dapat mengarahkan cara belajarnya sesuai dengan kreatifitasnya. Melihat kenyataan yang ada, siswa SMAN 2 Sukorejo khususnya kelas X telah memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat dengan mudah digunakan sebagian besar siswa baik di rumah maupun di sekolah. Sudah banyak siswa yang mengenal laptop, netbook, maupun komputer dan sejenisnya. 3 Sekarang ini komputer telah banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran termasuk sekolah-sekolah yang berada di pedesaan. Pemerintah mewajibkan semua sekolah untuk memberikan pelajaran komputer kepada siswanya sehingga para siswa tidak asing lagi mengoperasikan komputer. Komputer dapat mempermudah siswa untuk memperoleh informasi dan menarik siswa untuk mempelajari informasi tersebut. Banyaknya program-program software yang digunakan untuk menarik minat belajar siswa, membuktikan bahwa multimedia saat ini berkembang. Multimedia secara sederhana diartikan lebih dari satu media yaitu kombinasi dari teks, grafik, animasi, suara dan video. Multimedia berbasis komputer ini sangat menjanjikan dalam bidang pendidikan (Arsyad, 2011:170172). Pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dapat mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan minat siswa untuk belajar, menjaga relevansi antara materi dan tujuan pembelajaran serta meningkatkan konsentrasi siswa dalam menyerap materi yang disampaikan (Sanaky, 2009:4). Multimedia merupakan salah satu sarana yang akan mempermudah proses belajar mengajar, dan dapat digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Multimedia digunakan sebagai pilihan dalam menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar mandiri yang menyenangkan. 4 Pembelajaran dengan menggunakan multimedia memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara interaktif. Salah satu software yang dapat digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran adalah Adobe flash. Adobe flashmerupakan software yang digunakan untuk membuat gambar vektor dan animasi gambar (Sutopo, 2011:12). Adobe flashmempunyai kelebihan antara lain untuk mengimpor file, gambar, suara, dan grafik. Adobe flash memudahkan pembuatan dan pemberian animasi grafik dan gambar pada materi grafik fungsi trigonometri sederhana. Sekarang ini media pembelajaran berbasis multimedia interaktif sudah banyak dikembangkan, tetapi masih belum banyak yang mengembangkan media untuk pokok bahasan trigonometri yang dikaitkan dengan kehidupan nyata.Pengembangan media pembelajaran tersebut memerlukan penerapan prosedur pengembangan media. Beberapa model pengembangan yang dapat dipilih diantaranya model pengembangan Bold and Gold, ADDIE, ASSURE, Luther, dan sebagainya. Dari prosedur-prosedur tersebut dipilih prosedur pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) karena merupakan model pengembangan yang memiliki tahapantahapan yang sederhana. Berdasarkan uraian di atas, akan dikembangkan media pembelajaran grafik dan gambar berbasis flash untuk SMA kelas X yang inovatif pada materi trigonometri. 5 Media pembelajaran yang akan dikembangkan ini, memvisualisasikan materi pembelajaran dengan menggunakan objek yang disesuaikan dengan lingkungan sekolah serta menampilkan grafik trigonometri, dilengkapi juga dengan permasalahan yang kontekstual, dan latihan soal berupa gambar yang mengaplikasikan kehidupan sehari-hari siswa serta evaluasi materi yang memberikan umpan balik. Diharapkan dengan menggunakan media ini dapat meningkatkan respon serta minat siswa dalam mempelajari materi trigonometri sekaligus akan diteliti efektifitas pemanfaatan media berbasis multimedia menggunakan Macromedia flash pada topik trigonometri di SMA N 2 Sukorejo Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2013/2014. Media pembelajaran ini akan dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika karena proses pembelajaran di kelas masih bersifat konvensional terutama pada materi trigonometri. 2. Pemahaman siswa yang rendah dalam mempelajari matematika terutama pada pokok bahasan trigonometri. 3. Media pembelajaran untuk materi trigonometri yang kurang menarik, sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran matematika terutama pada pokok bahasan trigonometri. 6 4. Rata-rata nilai ulangan siswa pada materi trigonometri masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya materi yang dapat dijangkau, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu materi trigonometri kelas X SMA semester 2 sampai dengan subtopik grafik fungsi trigonometri. Implementasi pengembangan akan dilaksanakan pada siswa SMA kelas X SMA N 2 Sukorejo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis flash pada materi trigonometri untuk siswa kelas X SMA? 2. Bagaimanakualitas media pembelajaran berbasis flash pada materi trigonometri yang dikembangkan diukur dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menghasilkan media pembelajaran berbasis flash untuk siswa kelas X SMA. 2. Mengetahui kualitas media pembelajaran berbasis flash pada materi trigonometri yang dikembangkan diukur dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. 7 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran khususnya media pembelajaran interaktif untuk meningkatkan minat belajar siswa. 2. Bagi Guru Membantu guru untuk menjelaskan materi ajar yang selama ini sulit diajarkan dengan menggunakan sistem pengajaran konvensional. 3. Bagi Siswa Dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa dan membantu untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran trigonometri. 4. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas mahasiswa pendidikan matematika dalam hal perencanaan pengembangan media pembelajaran serta sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran di sekolah. 8