JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 PENGARUH BYSTANDER EFFECT DAN WHISTLEBLOWING TERHADAP TERJADINYA KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN Nur Asiah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Email: [email protected] Dhyah Setyorini, M.Si.,Ak. Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak : Pengaruh Bystander Effect Dan Whistleblowing Terhadap Terjadinya Kecurangan Laporan Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh bystander effect terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. (2) Pengaruh whistleblowing terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. (3) Pengaruh bystander effect dan whistleblowing secara simultan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi (quasi experiment) yaitu desain faktorial 2x2. Sampel penelitian adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta sebanyak 64 mahasiswa. Instrumen yang digunakan yakni kuesioner dan kasus fraud. Hipotesis penelitian diolah menggunakan alat uji statistik two ways ANOVA. Hasil pertama penelitian ini adalah bystander effect berpengaruh positif terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan dengan nilai signifikansinya 0,000. Whistleblowing berpengaruh negatif terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan dengan nilai signifikansinya 0.000. Bystander Effect diinteraksikan dengan whistleblowing hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan dengan nilai signifikasinya 0.411. Kata kunci : bystander effect, whistleblowing, kecurangan laporan keuangan Abstract : The Effect Bystander Effect And Whistleblowing On The Occurrence Of Cheating Financial Statements. This research aims to know the: (1) influence of bystander effect against the onset of the financial statement fraud. (2) the influence of whistleblowing against financial statement fraud. (3) the influence of the bystander effect and whistleblowing simultaneously against the occurrence of the cheating financial report. This research is an experimental research using experimental design quasi (quasi experiment) that is 2 x 2 factorial design. The research sample is a student of economic faculty of Accounting Studies Program, Yogyakarta State University of as many as 64 students. The instruments used, i.e. the questionnaires and cases of fraud. Research hypothesis using the tools of statistical tests two ways ANOVA. The first result of this research was the bystander effect gave a positive effect against the onset of the financial statement fraud with the value of their significance 0.000. Whistleblowing gave negative effect against the onset of financial statement fraud with the value 0000 their significance. Bystander Effect interaction with whistleblowing result has no effect against the onset of significant financial statement fraud with a significance value of 0411. Keywords : bystander effect, whistleblowing, financial statements fraud berinteraksi PENDAHULUAN Setiap menjalankan perusahaan aktivitas dalam dengan Informasi keuangan berbagai pihak. merupakan suatu usahanya bahasa bisnis yang dapat dimengerti oleh membutuhkan informasi keuangan dalam semua pihak yang terkait, dan bahasa 109 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 bisnis yang biasa digunakan disebut memengaruhi data akuntansi menjadi akuntansi. Hasil dari proses akuntansi rentan akan kecurangan. Kecurangan ini berupa laporan keuangan yang digunakan terjadi karena adanya efek pengamat harus dapat menjawab kebutuhan umum (bystander effect), yaitu seseorang yang para pemakainya. Laporan keuangan yang mengetahui adanya tindak kecurangan merupakan bagi tetapi memilih diam dan dalam dirinya perusahaan maupun pihak lain yang sengaja membiarkannya atau tidak ingin membutuhkan menjadi rentan akan adanya terlibat dalam kasus tersebut, yang dapat kecurangan (fraud). membuat posisi dirinya bekerja akan informasi Kecurangan penting keuangan terganggu. Salah satu cara mencegah (financial statement fraud) bisa dilakukan pelanggaran akuntansi sehingga dapat oleh manajer dan karyawan berupa kasus mengembalikan kepercayaan masyarakat kecurangan financial. Dalam memberikan adalah dengan melakukan whistleblowing. solusi terhadap kasus-kasus kecurangan Pentingnya dan perusahaan kelemahan pendeteksian laporan dalam akan bertindak dalam sebagai di dunia, pemberi peringatan ataupun saksi atas Certified Public seseorang yang melakukan kecurangan menerbitkan laporan keuangan. Penelitian sebelumnya Statement of Auditing Standards No. 99 yang dilakukan oleh Sharon Naomi (SAS No. 99) mengenai Consideration of (2015) yang menggunakan penerapan Fraud in a Financial Statement Audit pada whistleblowing system dan dampaknya Oktober 2002 (Skousen et al., 2009). terhadap fraud. Dari hasil penelitian Salah satu metode yang dapat mengukur tersebut membuktikan bahwa dengan kecurangan adalah adanya penerapan whistleblowing system tersebut ini dapat mengurangi atau meminimalisir American Accountant earnings kecurangan prosedur whistleblowing Institute (AICPA) laporan keuangan management. Hal didasarkan pada pernyataan Rezaee (2002) kasus fraud yang terjadi. bahwa financial statement fraud berkaitan Berdasarkan uraian di atas, dapat erat dengan tindakan manipulasi laba yang dilihat dilakukan oleh manajemen. whistleblowing sangat penting terhadap Tindakan yang bystander effect dan dilakukan perilaku manajer dan karyawan untuk manajemen tersebut dipengaruhi oleh melakukan kecurangan laporan keuangan. perilaku yang ada pada setiap manusia, Penulis tertarik untuk melakukan kajian kemudian akuntansi serta penelitian lebih lanjut lagi untuk keperilakuan. Perilaku manusia ini yang melihat persepsi mahasiswa mengenai berkembanglah 110 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 “Pengaruh Dan yang selalu hadir dalam setiap kejadian Terjadinya fraud. Ketiga kondisi tersebut yaitu, Kecurangan Laporan Keuangan (Studi pressure, opportunity dan rationalization. Eksperimen dengan Kasus Fraud Pada Kecurangan pada laporan keuangan atau Mahasiswa Program Studi Akuntansi financial statement fraud dalam penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Negeri ini Yogyakarta)”. management. Bystander Whistleblowing Effect terhadap diproksikan dengan earnings Menurut Association of Certified Bystander Effect adalah fenomena Fraud Examiners (ACFE) kecurangan sosial di bidang psikologi dimana semakin (fraud) didefinisikan sebagai tindakan besar jumlah orang yang ada di sebuah penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh tempat kejadian, akan semakin kecil seseorang atau badan yang mengetahui kemungkinan bahwa dapat membantu seseorang yang sedang berada mengakibatkan beberapa manfaat yang dalam situasi darurat di tempat kejadian tidak baik kepada individu atau entitas itu (Sarwono, 2009). Peneliti psikologi atau pihak lain. Menurut Irham Fahmi sosial seperti John Darley dan Mark Levin (2012: 22), “Laporan keuangan adalah menggarisbawahi dua kemungkinan (di suatu informasi yang menggambarkan antara kondisi pengaruh dari bystander lain dan diffusion kekeliruan suatu selanjutnya itu tersebut perusahaan, akan dimana menjadi suatu suatu perusahaan”. tersebut kemungkinan lain): of responsibility. informasi yang menggambarkan tentang kinerja banyak orang-orang Kecurangan ini terjadi karena American adanya efek pengamat (bystander effect), Accountant yaitu seseorang yang mengetahui adanya (1998), financial statement fraud adalah tindak kecurangan tetapi memilih diam tindakan yang disengaja atau kelalaian dan yang berakibat pada salah saji material membiarkannya atau tidak ingin terlibat yang menyesatkan laporan keuangan. dalam Institute Certified Public dalam kasus dirinya tersebut, sengaja yang dapat Hasil penelitian yang dilakukan membuat posisi dirinya bekerja akan oleh Norbarani (2012) untuk mendeteksi terganggu. Indikator dalam bystander kecurangan laporan keuangan berdasarkan effect (Sarwono, 2009) sebagai berikut: analisis fraud triangle yang diadopsi (1) Pengaruh sosial, yaitu pengaruh dari dalam SAS No. 99. Teori fraud triangle orang lain yang dijadikan sebagai patokan yang dikemukakan oleh Cressey (1953) dalam menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi mengambil keputusan untuk ikut campur, 111 menginterpretasi situasi dan JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 seseorang akan ikut campur jika orang pelaporan yang dilakukan oleh anggota lain juga ikut campur; (2) Hambatan organisasi bystander , yaitu merasa dirinya dinilai mengenai pelanggaran, tindakan ilegal oleh orang lain dan risiko membuat malu atau tidak bermoral kepada pihak di dalam diri sendiri karena tindakannya ikut maupun di luar organisasi (Khan, 2009). campur yang menghambat kurang orang tepat lain akan untuk aktif maupun Untuk ikut nonaktif menjalankan whistleblowing dalam perusahaan dengan campur; (3) Penyebaran tanggung jawab menggunakan membuat tanggung jawab untuk ikut Sistem ini dibentuk oleh Komite Audit campur menjadi terbagi karena hadirnya perusahaan dan berdasarkan peraturan orang lain. OJK Nomor: IX .1.5 yang mewajibkan Berdasarkan penelitian Halimah, Komite Whistleblowing Audit untuk System. menangani dkk. (2015) peran bystander terhadap pengaduan, dan Sarbanes-Oxley Act of intensitas bullying pada siswa SMP 2002 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Company positif persepsi pada bystander terhadap mengharuskan intensitas bullying. Dalam penelitian ini menerima, menelaah, dan menindaklanjuti peneliti menggunakan bystander effect pengaduan sebagai konsep dasarnya. masalah akuntansi, pengendalian internal, Section 310 Audit tentang Committee Komite yang Public Audit berkaitan yang untuk dengan berpengaruh dan auditing, dengan tetap menjaga positif terhadap terjadinya kecurangan kerahasiaan identitas pelapor. Di dalam laporan keuangan. Pedoman Whistleblowing System yang H1 : Bystander effect diterbitkan Hoffman and (2008), indikator (2008) sistem whistleblowing terdiri dari 3 aspek, mendefinisikan whistleblowing sebagai yaitu: (1) Aspek struktural, (2) Aspek suatu operasional, (3) Aspek perawatan. pengungkapan Robert KNKG oleh karyawan mengenai suatu informasi yang diyakini mengandung peraturan, pelanggaran pedoman praktis Penelitian yang dilakukan oleh hukum, Naomi atau (2015) untuk mengetahui penerapan whistleblowing system, serta pernyataan professional, atau berkaitan mengetahui dengan korupsi, whistleblowing system terhadap fraud. atau Hasil penelitian menunjukkan bahwa membahayakan publik dan keselamatan penerapan whistleblowing system di PT tempat Telekomunikasi Indonesia sudah berjalan kesalahan penyalahgunaan kerja. prosedur, wewenang Whistleblowing adalah 112 dampak penerapan JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 dengan baik karena adanya penurunan disebabkan adanya perilaku prososial tingkat fraud. lebih H2 : Whistleblowing berpengaruh terhadap terjadinya negatif mendorong adanya laporan keuangan tersebut. kecurangan laporan keuangan. H3: Bystander effect dan Whistleblowing berpengaruh Bystander effect kecurangan dan terjadinya whistleblowing merupakan persepsi yang keuangan. positif terhadap kecurangan laporan saling bertentangan, namun dalam dunia nyata persepsi sesorang dalam mengambil Manfaat dari diharapkan keputusan seseorang sehingga pengaruh sumber referensi atau rujukan kepada bystander effect lebih kuat dibandingkan peneliti selanjutnya yang sejenis guna whistleblowing. Tanggung jawab dalam mengembangkan melaporkan tindakan tidak etis menjadi akuntansi keperilakuan maupun analisis tersebar dan menjadi bukan prioritas laporan individu masyarakat adanya penyebaran tanggung jawab inilah sebuah tindakan dijadikan ini keputusan juga dapat dipengaruhi oleh dengan dapat penelitian penelitian keuangan di pada sebagai tentang lingkungan umumnya dan mahasiswa pada khususnya. non etis menjadi pilihan. Persepsi yang dipilih juga merupakan adanya tekanan METODE PENELITIAN karena terlalu banyaknya bystander effect 1. Jenis Penelitian menjadi ketidak mampuan Penelitian ini seorang adalah penelitian whistleblowing dalam melakukan sebuah eksperimen yang menyebabkan terjadinya pengungkapan mengenai suatu informasi suatu peristiwa atau variabel bebasnya yang diyakini mengandung pelanggaran dikendalikan hukum, peraturan, pedoman praktis atau menggunakan desain eksperimen kuasi (quasi pernyataan professional, atau berkaitan experiment) yaitu desain faktorial 2x2. dengan kesalahan penyalahgunaan prosedur, wewenang oleh peneliti dengan korupsi, 2. Waktu dan Tempat Penelitian atau Penelitian ini akan dilaksanakan di membahayakan publik dan keselamatan Universitas Negeri Yogyakarta dengan tempat kerja. memberikan angket kepada mahasiswa Secara simultan bystander effect Program dan whistleblowing berpengaruh positif Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi terhadap kecurangan laporan keuangan 113 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Universitas Negeri Yogyakarta untuk dengan pernyataan dari kasus yang ada. mendapatkan data. Waktu pelaksanaan Hal tersebut dikarenakan adanya penelitian ini adalah Oktober 2016. perlakuan whistleblowing bagi para bukan pelaku fraud ataupun karyawan yang tidak mendukung fraud. 3. Subjek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Tabel 1. Desain eksperimen 2x2 (Bystander effect x Whistleblowing) Terjadinya Kasus A : Kasus B: Kecurangan Bystander Whistleblowing Laporan Effect (X2) Keuangan (Y) (X1) Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah angkatan 2013 untuk reguler kelas A sejumlah 32, kelas B sejumlah 32, sehingga total mahasiswa sejumlah 64. Control (Y1) X1Y1 X2Y1 Treatment (Y2) X1Y2 X2Y2 Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Dari tabel 1 dapat diketahui, cara purposive sampling. Kriteria yang responden yang mendapatkan kasus A digunakan sebagai koresponden penelitian diberikan perlakuan ada bystander effect adalah mahasiswa yang sudah mendapat (X1Y1 dan mengambil mata kuliah akuntansi mendapat kasus B diberikan perlakuan ada keperilakuan whistleblowing (X2Y1 dan X2Y2). dan analisis laporan keuangan. dan X1Y2). Responden yang 5. Data, Instrumen, dan Teknik 4. Prosedur Eksperimen Pengumpulan Prosedur penelitian yaitu subjek a) Data penelitian yang merupakan responden Teknik dibagi menjadi dua kelompok. Untuk lebih pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh menjaga adanya kelompok yang tidak langsung dari objek penelitian dalam saling berhubungan, peneliti membagi beberapa tahapan eksperimen. Instrumen kelompok control untuk kelas B dan yang digunakan yakni kuesioner dan kasus kelompok treatment untuk kelas A. Pada fraud. Pada penelitian ini terdapat 3 (tiga) kasus A, responden akan setuju dengan variabel dalam instrumen penelitian yaitu, pernyataan dari kasus yang ada. Hal bystander tersebut dikarenakan adanya perlakuan effect, whistleblowing dan terjadinya kecurangan laporan keuangan. bystander effect bagi para pelaku fraud Skala pengukuran yang digunakan dalam ataupun karyawan yang mendukung fraud. Pada kasus B, responden akan setuju 114 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 penelitian ini adalah dengan menggunakan dengan masing-masing kelompok Skala Likert 1-4. sebanyak 32 mahasiswa. Berikut adalah data deskripsi responden dengan data penelitian: b) Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan Tabel 2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian uji manipulation check untuk memeriksa jauh konsep No Kelompok Angkatan Angkatan 2013 2013 Kelas B Kelas A 32 1 Control 32 2 Treatment Jumlah data yang dapat diolah Sumber: Data Primer 2016, diolah kecurangan laporan keuangan dipahami oleh responden. menggunakan uji Uji CFA Responden terjadinya validitas (confirmatory factor analysis) dengan variabel yang Jumlah seberapa 32 32 64 diharapkan memilki nilai Kaiser-Meyer2. Deskripsi Data Khusus Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) >0,5. Untuk a) Statistik Deskriptif Data Demografi menguji Responden reliabilitas dalam penelitian ini digunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu 1) Statistik Deskriptif Jenis Kelamin construct atau variabel dikatakan reliabel Statistik jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >0,60. Teknik analisis data diketahui bahwa responden paling banyak berjenis kelamin perempuan (Uji Normalitas dan Uji Varians), dan dengan jumlah 33 (52%), sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat uji responden berjenis kelamin laki-laki statistik two ways ANOVA menggunakan berjumlah 31 (48%). General Linear Model untuk mengetahui utama dari tiap jenis kelamin hasil analisis data dapat dengan statistik deskriptif, pengujian prasyarat pengaruh deskriptif variabel 2) Statistik Deskriptif IPK independen terhadap variabel dependen. Statistik deskriptif IPK hasil analisis data dapat diketahui bahwa HASIL PENELITIAN DAN PEMBA- IPK rata-rata responden 3,01 hingga 4. HASAN Nilai IPK responden tertinggi pada 4, 1. Deskripsi Data Penelitian sedangkan nilai IPK terendah pada Dari jumlah responden sebanyak 64 3,01. Nilai tengah dari IPK responden mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok, pada 3,5. Standar deviasi pada data kelompok control dan kelompok treatment 115 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 responden berada pada 0,29011 dan Keuangan yang dibuang adalah pernyataan varians berada pada 0,084. nomor 3, 12, 14, 16, 17, dan 21. Pernyataan untuk variabel bystander effect yang dibuang adalah pernyataan nomor 2. b) Statistik Deskriptif Variabel Statistik deskriptif data Pernyataan untuk variabel whistleblowing penelitian kasus memperlihatkan distribusi yang dibuang adalah pernyataan nomor 4. mean Setelah dilakukan uji validitas, kemudian terjadinya variabel kecurangan laporan keuangan (FIN) pada variabel control dan dilakukan treatment bahwa mean FIN lebih besar menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha pada >0,6, yang artinya reliabel. kelompok dibandingkan pada treatment (3,4062) kelompok uji reliabilitas. Tabel 12. control Tabel 3. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas (3,1562). Statistik deskriptif variabel FIN, BYS, Vari abel KMO MSA Sig. Factor Loadings Cronbach's Alpha dan WHI memperlihatkan distribusi mean FIN 0.804 0.000 .591-.807 0.931 BYS 0.838 0.000 .126-.992 0.897 0.852 0.000 .380-.925 WHI Sumber: Data Primer 2016, diolah 0.924 terjadinya kecurangan laporan keuangan (FIN) pada variabel BYS dan WHI. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mean FIN lebih tinggi pada kelompok BYS tinggi (26,10>23,54) dan sebaliknya mean FIN 4. Manipulation Check lebih rendah pada kelompok WHI tinggi Tabel 4. Hasil Uji Manipulation check Std. Deviat ion 6 3.281 0.5764 MC 2 4 4 2 9 Sumber: Data Primer 2016, diolah (35,84<39,26), sedangkan mean FIN lebih N tinggi untuk interaksi antara BYS*WHI (64,42>20,37). Min Ma x Mean Vari ance 0.33 2 Dalam penelitian ini nilai mean 3. Uji Validitas dan Reliabilitas score-nya mencapai 3,28 yang artinya Berdasarkan Tabel 12., nilai KMO MSA (Kaiser-Mayer-Olkin Measure of responden Sampling Adequacy) menunjukkan nilai terjadinya kecurangan laporan keuangan. >0,5 dengan signifikansi 0,000, yang konsep Tabel 5. Hasil Uji Normalitas yang tidak valid yang nilai factor loadings Asymp Sig. di bawah 0,4 sehingga pertanyaan tersebut Keterangan FIN 0.34 Distribusi Normal Sumber: Data Primer 2016, diolah harus dibuang. Pernyataan untuk variabel Kecurangan memahami 5. Hasil Pengujian Prasyarat artinya valid. Ada beberapa pernyataan Terjadinya dinilai Laporan 116 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Uji normalitas menunjukkan hasil untuk variabel terjadinya signifikansinya <0,05 (0,000) sehingga H1 kecurangan didukung. Whistleblowing berpengaruh laporan keuangan. Hasilnya menunjukkan signifikan terhadap terjadinya kecurangan bahwa nilai signifikasi (Asymp. Sig) >0,05 laporan (0,34), yang artinya data berdistribusi signifikansinya <0,05 (0,000) sehingga H2 normal. didukung. keuangan Jika diinteraksikan Tabel 6. Hasil Uji Varians Levene's Test Keterangan (Sig.) Varians antar kelompok 0.090 sama karena bystander dengan nilai effect whistleblowing hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan karena nilai signifikasinya >0,05 (0,411) sehingga H3 tidak didukung. Sumber: Data Primer 2016, diolah Ketika Nilai signifikasi dari Levene’s Test variabel bystander effect diinteraksikan dengan FRCASE hasilnya menunjukkan >0,05 (0,090), yang artinya berpengaruh varians kelompok kategori sama. signifikan terhadap FIN karena nilai signifikasinya <0,05 (0,000). Variabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Setelah ketiga asumsi dilakukan pengujian menggunakan General diinteraksikan dengan FRCASE hasilnya berpengaruh terpenuhi, signifikan terhadap FIN karena nilai hipotesis Linier whistleblowing signifikasinya <0,05 (0,000). Model. Tabel berikut ini menunjukkan hasil 7. Pembahasan pengujian hipotesis. a) Pembahasan Hipotesis 1 Hasil pengujian yang dilakukan Tabel 7. Hasil Uji Two Way ANOVA dengan General Linier Model menunjukkan bahwa H1 didukung Variabel Sig. Keterangan BYS 0.000 H1 didukung WHI 0.000 H2 didukung BYS*WHI 0.411 H3 tidak didukung FRCASE*BYS karena bystander effect berpengaruh positif terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. Nilai signifikasi pada hasil pengujian adalah 0,000. 0.000 Terjadi interaction effect FRCASE*WHI 0.000 Terjadi interaction effect Sumber: Data Primer 2016, diolah Bystander Effect Nilai signifikansi pada hipotesis <0,05, yang artinya adanya seorang bystander memberikan dampak tingginya berpengaruh kecurangan laporan keuangan. Nilai signifikan terhadap terjadinya kecurangan mean terjadinya kecurangan laporan laporan keuangan secara signifikan lebih tinggi keuangan karena nilai 117 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 untuk kelompok BYS tinggi daripada Hasil penelitian ini mendukung kelompok BYS rendah maka H1 penelitian didukung Hasil Naomi penelitian ini mendukung penelitian bahwa yang dilakukan A Ivan Sudibyo (2010) whistleblowing yang terdapat mengurangi atau meminimalisisr kasus pengaruh bystander bullying terhadap fraud yang terjadi. Hasil penelitian ini tindakan prososial. juga (26,10>23,54). menyatakan Dengan bahwa demikian maka yang dilakukan (2015) yang dengan Sharon menyatakan diterapkannya system mendukung dapat penelitian yang dilakukan Vredy Octaviari Nugroho Mahasiswa Akuntansi UNY akan lebih (2015) bertindak bystander karena adanya whistleblowing seorang bystander dilingkungannya signifikan positif terhadap Pencegahan sehingga Fraud. menjadikan terjadinya yang menyatakan system Dengan bahwa berpengaruh demikian maka kecurangan laporan keuangan semakin Mahasiswa Akuntansi UNY akan lebih tinggi bertindak whistleblower karena adanya jika menerapkan bystander effect. seorangwhistleblower dilingkungannya sehingga Hasil pengujian yang dilakukan rendah menunjukkan bahwa H2 didukung whistleblowing terjadinya kecurangan laporan keuangan semakin b) Pembahasan Hipotesis 2 karena menjadikan jika menerapkan whistleblowing system. berpengaruh positif terhadap terjadinya kecurangan c) Pembahasan Hipotesis 3 laporan keuangan. Nilai signifikasi Hasil pengujian yang dilakukan pada hasil pengujian adalah 0,000. menunjukkan Nilai signifikansi pada hipotesis <0,05, didukung karena bystander effect dan yang whistleblowing artinya adanya seorang bahwa H3 tidak tidak berpengaruh terhadap terjadinya whistleblower memberikan dampak simultan rendahnya laporan kecurangan laporan keuangan. Nilai terjadinya signifikasi pada hasil pengujian adalah kecurangan laporan keuangan secara 0,411. Nilai signifikansi pada hipotesis signifikan lebih untuk >0,05, yang artinya adanya seorang kelompok WHI daripada bystander dan whistleblower tidak keuangan. kecurangan Nilai mean rendah tinggi kelompok WHI rendah maka H2 memberikan didukung (35,84<39,26). terhadap 118 dampak terjadinya simultan kecurangan JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 laporan keuangan. terjadinya Nilai kecurangan mean kelompok laporan CG menimbulkan atau TG perbedaan presepsi keuangan secara signifikan lebih tinggi karena dari kelompok BYS*WHI maka H3 terdapat istilah asing terutama pada tidak didukung (64,42>20,37). Hasil variabel penelitian bystander effect dan penelitian ini belum didukung oleh whistleblowing. penelitian yang terdahulu sehingga dalam dapat c) Penelitian pernyataan ini masih masih belum hipotesis yang ada merupakan hasil menggunakan penelitian yang baru dilakukan pada menentukan penelitian ini. pembagian kelompok CG atau TG. Dengan demikian maka Pretest pretest dalam responden kedalam dapat mengukur tingkat Mahasiswa Akuntansi UNY tidak akan kecurangan laporan keuangan pada bertindak setiap responden. bystander/whistleblower pada saat yang bersamaan karena d) Kurang kehadiran semua responden hanya ada seorang bystander atau yang seharusnya pada saat diadakan whistleblower yang akan dilakukan pengambilan data sehingga responden ketika yang lain menyusul dengan diadakan sehingga berada tidak dilingkungannya, ada hasil yang pengambilan data tambahan. mempengaruhi terjadinya kecurangan e) Masih kurang tersedianya penelitian laporan keuangan secara simultan. terdahulu tentang bystander effect menjadikan kurang adanya penelitian yang mendukung hipotesis. 8. Keterbatasan Penelitian Terdapat beberapa keterbatasan yang f) Responden yang digunakan masih memungkinkan dapat berpengaruh pada berstatus Mahasiswa Akuntansi UNY. hasil penelitian. Keterbatasan penelitian Mahasiswa dijadikan proksi dalam ini adalah sebagai berikut: penyusunan a) Variabel independen yang digunakan sehingga hasil yang didapat pada dalam penelitian ini hanya mencakup penelitian ini belum mengidentifikasi bystander effect dan whistleblowing secara langsung adanya hasil yang saja, padahal masih dapat ditambahkan signifikan apabila yang digunakan dengan variabel yang lain atau dengan adalah responden yang sudah bekerja variabel intervening. langsung dalam pembuatan laporan b) Dalam kuesioner penyampaian maupun pengisian kasus laporan keuangan di perusahaan. pada 119 keuangan, JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 c) Hasil pengujian menunjukkan bahwa SIMPULAN DAN SARAN bystander effect dan whistleblowing 1. Simpulan Dari pengujian tersebut dapat tidak berpengaruh simultan terhadap disimpulkan bahwa: terjadinya a) Hasil pengujian menunjukkan bahwa keuangan. bystander effect berpengaruh positif terjadinya terhadap keuangan pada bystander effect dan laporan terjadinya keuangan. signifikansi laporan effect kecurangan terjadinya keuangan adalah hipotesis Hasil bystander kriteria Nilai mean terjadinya kecurangan kecurangan laporan kriteria hipotesis diterima adalah nilai nilai <0,05. signifikansi kecurangan adalah signifikansi nilai whistleblowing adalah 0, 411 dari dari diterima Hasil laporan nilai pada 0,000 kecurangan signifikansi <0,05. Nilai terjadinya kecurangan mean laporan keuangan secara signifikan lebih tinggi dari laporan kelompok (64,42>20,37) keuangan secara signifikan lebih tinggi BYS*WHI sehingga dapat disimpulkan H3 tidak diterima. untuk kelompok BYS tinggi daripada kelompok BYS rendah (26,10>23,54) sehingga dapat disimpulkan 2. Saran H1 Berdasarkan diterima. simpulan keterbatasan yang ada maka berikut ini b) Hasil pengujian menunjukkan bahwa beberapa saran yang whistleblowing berpengaruh negative dipertimbangkan: terhadap a) Bagi Mahasiswa : laporan dan terjadinya keuangan. signifikansi kecurangan Hasil terjadinya nilai 1) Tindakan kecurangan adanya dalam bystander dapat menghadapi effect dan laporan keuangan pada whistleblowing whistleblowing perlu disikapi lebih adalah 0,000 dari kriteria hipotesis baik diterima adalah nilai signifikansi permasalahan ketika berada pada <0,05. Nilai mean terjadinya lebih kelompok WHI 2) Ketika menjadi seorang karyawan untuk yang bekerja di perusahaan dan daripada memiliki atasan/manajer nantinya kelompok WHI rendah (35,84<39,26) harus menerapkan untuk menjadi sehingga seorang whistleblower walaupun dapat rendah menghadapi lingkungan kerja nanti. kecurangan laporan keuangan secara signifikan untuk tinggi disimpulkan H2 diterima. itu sulit untuk dilakukan, tetapi 120 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 seorang yang memiliki integritas, DAFTAR PUSTAKA jujur, dan professional akan lebih A Ivan Sudibyo. (2010). “Pengaruh Kedekatan dengan Korban dan Sikap Bullying terhadap Tindakan Prososial Bystander Bullying di SMA”. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta. Albrecht, W. Steve. (2009). Fraud Examination, Fourth Edition. Ohio: Cengage Learning. dihargai dibandingkan seseorang yang hanya menjadi bystander. b) Bagi Peneliti Selanjutnya : 1) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan subyek penelitian yang sudah bekerja dan yang bertugas membuat laporan keuangan di perusahaan (akuntan) Coloroso, B. (2008). The Bully, the Bullied, and the Bystander. New York: Harper Collins. sehingga hasil dari penelitian nanti lebih dapat dipertanggungjawabkan. mampu mewakili kualitas hasil Correia, I. A., Alves, H., Almeida, T.D., Garcia, D.(2010). Norms regarding secondary victimization of bullying victims: Do they differ according to the victim’s categorization? Scandinavian Journal of Psychology, 51, 164–170. penelitian, semisal: pengalaman Deni Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elias. (2008). “Auditing Student Professional Commitment and Anticipatory Socialization and Their Relationship to Whistleblowing”, Managerial Auditing Journal. Vol. 23, No. 3, 283-294. 2) Penelitian selanjutnya dapat menambahkan subyek penelitian pada karyawan yang memiliki kriteria yang lebih luas sehingga kerja. 3) Penelitian selanjutnya juga dapat mengganti atau menambahkan variabel independen intervening untuk atau mendapatkan hipotesa yang baru. 4) Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan pretest dalam Gay, L.R. (1981). Educational Research: Competencies for Analysis & Application. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company. menentukan responden kedalam pembagian kelompok CG atau TG. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 121 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 Hair, Joseph F., et al. (2010). Multivariate Data Analysis, A Global Perspective, Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Irham Fahmi. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. Jumingan. (2011). Analisis laporan keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Halimah, Andi, Asniar Khumas, Kurniati Zainuddin. (2015). “Persepsi pada Bystander terhadap Intensitas Bullying pada Siswa SMP”, Jurnal Psikologi. Vol. 42, No. 2, 129-140. Khan, M.A. (2009). Auditors and Whistleblowing Law. Accountant Today. April 2009, pp. 12-14. Kloppers, P. 1997, “Behoort die whistleblower beskerm te word?” Stellenbosch Law Review 8(2): 237-248. Hoffman, W. Michael and Robert E. (2008). “A Business Ethics Theory of Whistleblowing”. Journal of Business and Environmental Ethics. Bentley Universiy. Waltham MA. USA, 45-59. Listiana Nobarani. (2012). “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis Fraud Triangle yang Diadopsi dalam SAS No.99”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang. Husein Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Rajawali Pers. Lubis, Arfan Ikhsan. (2011). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat. Hutama, Ponty Sya’banto Putra. (2010). The Influence of the Awareness of the Information on Tax Evasion and Moral Principle towards the Propensity of Tax Easion: An Experimental Study. The Indonesian Journal of Accounting Research (January), 13 (1): 59-76. Merdikawati, Risti. (2012). “Hubungan Komitmen Profesi dan Sosial Antisipatif Mahasiswa Akuntansi dengan Niat Whistleblowing”. Skripsi. Program Sarjana Akuntansi Universitas Diponegoro. Hutama, Ponty Sya’banto Putra. (2011). Pengaruh Pengetahuan Informasi Penggelapan Pajak, Prinsip Moral, dan Penghasilan pada Kecenderungan Penghindaran Pajak: sebuah Eksperimen. Kajian Akuntansi 6 (2): 79-97. Nur Indriantoro & Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Prof. Idhom, Addhi M. (2013). Akibat Korupsi, Uang Negara Meluap Rp168,19 Triliun(online). http://www.tempo.co/read/news/ 2013/03/04/058464996/AkibatKorupsi-Uang-Negara-MenguapRp16819-triliun. Diakses pada tanggal 6 Januari 2016. Dr. Wmzir, M.Pd. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif Dann Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ratna Wardhani. (2012). Faktor-faktor Penyebab dan Konsekuensi dari Kecurangan Pelaporan Keuangan 122 JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017 from Greece”. Managerial Auditing Journal, Vol.17. (Fraud): Suatu Tinjauan Teoritis. (http://www.bpk.go.id/, diakses tanggal 05 Januari 2016). Sukandarrumidi. (2006). Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santoso. (2000). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sarwono, S., & Meinarno. (2009). Psikolo gi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Sharon Naomi. (2015). “Penerapan Whistleblowing System dan Dampaknya Terhadap Fraud”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Lampung. Toto Turner, J. L., T. J. Mock, R. P. Sripastava. (2003). ”An Analysis of the Fraud Triangle”. The University of Memphis, University of Southern California, University of Kansas. Sidharta Dasgupta and Ankit Kesharwani. (2010). Whistleblowing: A Survey Literature. The IUP Journal Corporate Governance, Vol IX, No. 4, pp 57-70, October 2010. Siregar, Sugiharto. (2009). “Analisis Varians”. Modul. Universitas Gunadarma. Vredy Octaviari Nugroho. (2015). “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Dengan Perilaku Etis Sebagai Variabel Intervening Pada Pt Pagilaran”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Syofian. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Edisi Ketiga. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Spathis, T. Charalambos. 2002. “Detecting False Financial Statements Using Published Data: Some Evidence 123