jurnal nominal / volume vi nomor 1 / tahun 2017 109

advertisement
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
PENGARUH BYSTANDER EFFECT DAN WHISTLEBLOWING
TERHADAP TERJADINYA KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Nur Asiah
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Email: [email protected]
Dhyah Setyorini, M.Si.,Ak.
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak : Pengaruh Bystander Effect Dan Whistleblowing Terhadap Terjadinya
Kecurangan Laporan Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh
bystander effect terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. (2) Pengaruh whistleblowing
terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. (3) Pengaruh bystander effect dan whistleblowing
secara simultan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini adalah penelitian
eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi (quasi experiment) yaitu desain faktorial
2x2. Sampel penelitian adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta sebanyak 64 mahasiswa. Instrumen yang digunakan yakni kuesioner dan kasus
fraud. Hipotesis penelitian diolah menggunakan alat uji statistik two ways ANOVA. Hasil pertama
penelitian ini adalah bystander effect berpengaruh positif terhadap terjadinya kecurangan laporan
keuangan dengan nilai signifikansinya 0,000. Whistleblowing berpengaruh negatif terhadap terjadinya
kecurangan laporan keuangan dengan nilai signifikansinya 0.000. Bystander Effect diinteraksikan
dengan whistleblowing hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan
keuangan dengan nilai signifikasinya 0.411.
Kata kunci : bystander effect, whistleblowing, kecurangan laporan keuangan
Abstract : The Effect Bystander Effect And Whistleblowing On The Occurrence Of
Cheating Financial Statements. This research aims to know the: (1) influence of bystander effect
against the onset of the financial statement fraud. (2) the influence of whistleblowing against
financial statement fraud. (3) the influence of the bystander effect and whistleblowing simultaneously
against the occurrence of the cheating financial report. This research is an experimental research
using experimental design quasi (quasi experiment) that is 2 x 2 factorial design. The research
sample is a student of economic faculty of Accounting Studies Program, Yogyakarta State University
of as many as 64 students. The instruments used, i.e. the questionnaires and cases of fraud. Research
hypothesis using the tools of statistical tests two ways ANOVA. The first result of this research was
the bystander effect gave a positive effect against the onset of the financial statement fraud with the
value of their significance 0.000. Whistleblowing gave negative effect against the onset of financial
statement fraud with the value 0000 their significance. Bystander Effect interaction with
whistleblowing result has no effect against the onset of significant financial statement fraud with a
significance value of 0411.
Keywords : bystander effect, whistleblowing, financial statements fraud
berinteraksi
PENDAHULUAN
Setiap
menjalankan
perusahaan
aktivitas
dalam
dengan
Informasi keuangan
berbagai
pihak.
merupakan suatu
usahanya
bahasa bisnis yang dapat dimengerti oleh
membutuhkan informasi keuangan dalam
semua pihak yang terkait, dan bahasa
109
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
bisnis yang biasa digunakan disebut
memengaruhi data akuntansi menjadi
akuntansi. Hasil dari proses akuntansi
rentan akan kecurangan. Kecurangan ini
berupa laporan keuangan yang digunakan
terjadi karena adanya efek pengamat
harus dapat menjawab kebutuhan umum
(bystander effect), yaitu seseorang yang
para pemakainya. Laporan keuangan yang
mengetahui adanya tindak kecurangan
merupakan
bagi
tetapi memilih diam dan dalam dirinya
perusahaan maupun pihak lain yang
sengaja membiarkannya atau tidak ingin
membutuhkan menjadi rentan akan adanya
terlibat dalam kasus tersebut, yang dapat
kecurangan (fraud).
membuat posisi dirinya bekerja akan
informasi
Kecurangan
penting
keuangan
terganggu. Salah satu cara mencegah
(financial statement fraud) bisa dilakukan
pelanggaran akuntansi sehingga dapat
oleh manajer dan karyawan berupa kasus
mengembalikan kepercayaan masyarakat
kecurangan financial. Dalam memberikan
adalah dengan melakukan whistleblowing.
solusi terhadap kasus-kasus kecurangan
Pentingnya
dan
perusahaan
kelemahan
pendeteksian
laporan
dalam
akan
bertindak
dalam
sebagai
di
dunia,
pemberi peringatan ataupun saksi atas
Certified
Public
seseorang yang melakukan kecurangan
menerbitkan
laporan keuangan. Penelitian sebelumnya
Statement of Auditing Standards No. 99
yang dilakukan oleh Sharon Naomi
(SAS No. 99) mengenai Consideration of
(2015) yang menggunakan penerapan
Fraud in a Financial Statement Audit pada
whistleblowing system dan dampaknya
Oktober 2002 (Skousen et al., 2009).
terhadap fraud. Dari hasil penelitian
Salah satu metode yang dapat mengukur
tersebut membuktikan bahwa dengan
kecurangan
adalah
adanya penerapan whistleblowing system
tersebut
ini dapat mengurangi atau meminimalisir
American
Accountant
earnings
kecurangan
prosedur
whistleblowing
Institute
(AICPA)
laporan
keuangan
management.
Hal
didasarkan pada pernyataan Rezaee (2002)
kasus fraud yang terjadi.
bahwa financial statement fraud berkaitan
Berdasarkan uraian di atas, dapat
erat dengan tindakan manipulasi laba yang
dilihat
dilakukan oleh manajemen.
whistleblowing sangat penting terhadap
Tindakan
yang
bystander
effect
dan
dilakukan
perilaku manajer dan karyawan untuk
manajemen tersebut dipengaruhi oleh
melakukan kecurangan laporan keuangan.
perilaku yang ada pada setiap manusia,
Penulis tertarik untuk melakukan kajian
kemudian
akuntansi
serta penelitian lebih lanjut lagi untuk
keperilakuan. Perilaku manusia ini yang
melihat persepsi mahasiswa mengenai
berkembanglah
110
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
“Pengaruh
Dan
yang selalu hadir dalam setiap kejadian
Terjadinya
fraud. Ketiga kondisi tersebut yaitu,
Kecurangan Laporan Keuangan (Studi
pressure, opportunity dan rationalization.
Eksperimen dengan Kasus Fraud Pada
Kecurangan pada laporan keuangan atau
Mahasiswa Program Studi Akuntansi
financial statement fraud dalam penelitian
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
ini
Yogyakarta)”.
management.
Bystander
Whistleblowing
Effect
terhadap
diproksikan
dengan
earnings
Menurut Association of Certified
Bystander Effect adalah fenomena
Fraud Examiners (ACFE) kecurangan
sosial di bidang psikologi dimana semakin
(fraud) didefinisikan sebagai tindakan
besar jumlah orang yang ada di sebuah
penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh
tempat kejadian, akan semakin kecil
seseorang atau badan yang mengetahui
kemungkinan
bahwa
dapat
membantu seseorang yang sedang berada
mengakibatkan beberapa manfaat yang
dalam situasi darurat di tempat kejadian
tidak baik kepada individu atau entitas
itu (Sarwono, 2009). Peneliti psikologi
atau pihak lain. Menurut Irham Fahmi
sosial seperti John Darley dan Mark Levin
(2012: 22), “Laporan keuangan adalah
menggarisbawahi dua kemungkinan (di
suatu informasi yang menggambarkan
antara
kondisi
pengaruh dari bystander lain dan diffusion
kekeliruan
suatu
selanjutnya
itu
tersebut
perusahaan,
akan
dimana
menjadi
suatu
suatu
perusahaan”.
tersebut
kemungkinan
lain):
of responsibility.
informasi yang menggambarkan tentang
kinerja
banyak
orang-orang
Kecurangan ini terjadi karena
American
adanya efek pengamat (bystander effect),
Accountant
yaitu seseorang yang mengetahui adanya
(1998), financial statement fraud adalah
tindak kecurangan tetapi memilih diam
tindakan yang disengaja atau kelalaian
dan
yang berakibat pada salah saji material
membiarkannya atau tidak ingin terlibat
yang menyesatkan laporan keuangan.
dalam
Institute
Certified
Public
dalam
kasus
dirinya
tersebut,
sengaja
yang
dapat
Hasil penelitian yang dilakukan
membuat posisi dirinya bekerja akan
oleh Norbarani (2012) untuk mendeteksi
terganggu. Indikator dalam bystander
kecurangan laporan keuangan berdasarkan
effect (Sarwono, 2009) sebagai berikut:
analisis fraud triangle yang diadopsi
(1) Pengaruh sosial, yaitu pengaruh dari
dalam SAS No. 99. Teori fraud triangle
orang lain yang dijadikan sebagai patokan
yang dikemukakan oleh Cressey (1953)
dalam
menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi
mengambil keputusan untuk ikut campur,
111
menginterpretasi
situasi
dan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
seseorang akan ikut campur jika orang
pelaporan yang dilakukan oleh anggota
lain juga ikut campur; (2) Hambatan
organisasi
bystander , yaitu merasa dirinya dinilai
mengenai pelanggaran, tindakan ilegal
oleh orang lain dan risiko membuat malu
atau tidak bermoral kepada pihak di dalam
diri sendiri karena tindakannya ikut
maupun di luar organisasi (Khan, 2009).
campur
yang
menghambat
kurang
orang
tepat
lain
akan
untuk
aktif
maupun
Untuk
ikut
nonaktif
menjalankan
whistleblowing dalam perusahaan dengan
campur; (3) Penyebaran tanggung jawab
menggunakan
membuat tanggung jawab untuk ikut
Sistem ini dibentuk oleh Komite Audit
campur menjadi terbagi karena hadirnya
perusahaan dan berdasarkan peraturan
orang lain.
OJK Nomor: IX .1.5 yang mewajibkan
Berdasarkan penelitian Halimah,
Komite
Whistleblowing
Audit
untuk
System.
menangani
dkk. (2015) peran bystander terhadap
pengaduan, dan Sarbanes-Oxley Act of
intensitas bullying pada siswa SMP
2002
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Company
positif persepsi pada bystander terhadap
mengharuskan
intensitas bullying. Dalam penelitian ini
menerima, menelaah, dan menindaklanjuti
peneliti menggunakan bystander effect
pengaduan
sebagai konsep dasarnya.
masalah akuntansi, pengendalian internal,
Section
310
Audit
tentang
Committee
Komite
yang
Public
Audit
berkaitan
yang
untuk
dengan
berpengaruh
dan auditing, dengan tetap menjaga
positif terhadap terjadinya kecurangan
kerahasiaan identitas pelapor. Di dalam
laporan keuangan.
Pedoman Whistleblowing System yang
H1 :
Bystander
effect
diterbitkan
Hoffman
and
(2008),
indikator
(2008)
sistem whistleblowing terdiri dari 3 aspek,
mendefinisikan whistleblowing sebagai
yaitu: (1) Aspek struktural, (2) Aspek
suatu
operasional, (3) Aspek perawatan.
pengungkapan
Robert
KNKG
oleh
karyawan
mengenai suatu informasi yang diyakini
mengandung
peraturan,
pelanggaran
pedoman
praktis
Penelitian yang dilakukan oleh
hukum,
Naomi
atau
(2015)
untuk
mengetahui
penerapan whistleblowing system, serta
pernyataan professional, atau berkaitan
mengetahui
dengan
korupsi,
whistleblowing system terhadap fraud.
atau
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
membahayakan publik dan keselamatan
penerapan whistleblowing system di PT
tempat
Telekomunikasi Indonesia sudah berjalan
kesalahan
penyalahgunaan
kerja.
prosedur,
wewenang
Whistleblowing
adalah
112
dampak
penerapan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
dengan baik karena adanya penurunan
disebabkan adanya perilaku prososial
tingkat fraud.
lebih
H2 :
Whistleblowing
berpengaruh
terhadap
terjadinya
negatif
mendorong
adanya
laporan keuangan tersebut.
kecurangan laporan keuangan.
H3: Bystander effect dan Whistleblowing
berpengaruh
Bystander
effect
kecurangan
dan
terjadinya
whistleblowing merupakan persepsi yang
keuangan.
positif
terhadap
kecurangan
laporan
saling bertentangan, namun dalam dunia
nyata persepsi sesorang dalam mengambil
Manfaat
dari
diharapkan
keputusan seseorang sehingga pengaruh
sumber referensi atau rujukan kepada
bystander effect lebih kuat dibandingkan
peneliti selanjutnya yang sejenis guna
whistleblowing. Tanggung jawab dalam
mengembangkan
melaporkan tindakan tidak etis menjadi
akuntansi keperilakuan maupun analisis
tersebar dan menjadi bukan prioritas
laporan
individu
masyarakat
adanya
penyebaran
tanggung jawab inilah sebuah tindakan
dijadikan
ini
keputusan juga dapat dipengaruhi oleh
dengan
dapat
penelitian
penelitian
keuangan
di
pada
sebagai
tentang
lingkungan
umumnya
dan
mahasiswa pada khususnya.
non etis menjadi pilihan. Persepsi yang
dipilih juga merupakan adanya tekanan
METODE PENELITIAN
karena terlalu banyaknya bystander effect
1. Jenis Penelitian
menjadi
ketidak
mampuan
Penelitian ini
seorang
adalah penelitian
whistleblowing dalam melakukan sebuah
eksperimen yang menyebabkan terjadinya
pengungkapan mengenai suatu informasi
suatu peristiwa atau variabel bebasnya
yang diyakini mengandung pelanggaran
dikendalikan
hukum, peraturan, pedoman praktis atau
menggunakan desain eksperimen kuasi (quasi
pernyataan professional, atau berkaitan
experiment) yaitu desain faktorial 2x2.
dengan
kesalahan
penyalahgunaan
prosedur,
wewenang
oleh
peneliti
dengan
korupsi,
2. Waktu dan Tempat Penelitian
atau
Penelitian ini akan dilaksanakan di
membahayakan publik dan keselamatan
Universitas Negeri Yogyakarta dengan
tempat kerja.
memberikan angket kepada mahasiswa
Secara simultan bystander effect
Program
dan whistleblowing berpengaruh positif
Studi
Akuntansi
Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi
terhadap kecurangan laporan keuangan
113
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Universitas
Negeri
Yogyakarta
untuk
dengan pernyataan dari kasus yang ada.
mendapatkan data. Waktu pelaksanaan
Hal
tersebut
dikarenakan
adanya
penelitian ini adalah Oktober 2016.
perlakuan whistleblowing bagi para bukan
pelaku fraud ataupun karyawan yang tidak
mendukung fraud.
3. Subjek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa
Program
Studi
Tabel 1. Desain eksperimen 2x2
(Bystander effect x Whistleblowing)
Terjadinya
Kasus A :
Kasus B:
Kecurangan
Bystander
Whistleblowing
Laporan
Effect
(X2)
Keuangan (Y)
(X1)
Akuntansi
Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Sampel penelitian ini adalah angkatan
2013 untuk reguler kelas A sejumlah 32,
kelas B sejumlah 32, sehingga total
mahasiswa
sejumlah
64.
Control (Y1)
X1Y1
X2Y1
Treatment (Y2)
X1Y2
X2Y2
Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan
Dari tabel 1 dapat diketahui,
cara purposive sampling. Kriteria yang
responden yang mendapatkan kasus A
digunakan sebagai koresponden penelitian
diberikan perlakuan ada bystander effect
adalah mahasiswa yang sudah mendapat
(X1Y1
dan mengambil mata kuliah akuntansi
mendapat kasus B diberikan perlakuan ada
keperilakuan
whistleblowing (X2Y1 dan X2Y2).
dan
analisis
laporan
keuangan.
dan
X1Y2).
Responden
yang
5. Data, Instrumen, dan Teknik
4. Prosedur Eksperimen
Pengumpulan
Prosedur penelitian yaitu subjek
a) Data
penelitian yang merupakan responden
Teknik
dibagi menjadi dua kelompok. Untuk lebih
pengumpulan
data
menggunakan data primer yang diperoleh
menjaga adanya kelompok yang tidak
langsung dari objek penelitian dalam
saling berhubungan, peneliti membagi
beberapa tahapan eksperimen. Instrumen
kelompok control untuk kelas B dan
yang digunakan yakni kuesioner dan kasus
kelompok treatment untuk kelas A. Pada
fraud. Pada penelitian ini terdapat 3 (tiga)
kasus A, responden akan setuju dengan
variabel dalam instrumen penelitian yaitu,
pernyataan dari kasus yang ada. Hal
bystander
tersebut dikarenakan adanya perlakuan
effect,
whistleblowing
dan
terjadinya kecurangan laporan keuangan.
bystander effect bagi para pelaku fraud
Skala pengukuran yang digunakan dalam
ataupun karyawan yang mendukung fraud.
Pada kasus B, responden akan setuju
114
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
penelitian ini adalah dengan menggunakan
dengan
masing-masing
kelompok
Skala Likert 1-4.
sebanyak 32 mahasiswa. Berikut adalah
data deskripsi responden dengan data
penelitian:
b) Teknik Analisis Data
Penelitian
ini
menggunakan
Tabel 2. Deskripsi Responden dan Data
Penelitian
uji
manipulation check untuk memeriksa
jauh
konsep
No Kelompok
Angkatan Angkatan
2013
2013
Kelas B
Kelas A
32
1 Control
32
2 Treatment
Jumlah data yang dapat diolah
Sumber: Data Primer 2016, diolah
kecurangan laporan keuangan dipahami
oleh
responden.
menggunakan
uji
Uji
CFA
Responden
terjadinya
validitas
(confirmatory
factor analysis) dengan variabel yang
Jumlah
seberapa
32
32
64
diharapkan memilki nilai Kaiser-Meyer2. Deskripsi Data Khusus
Olkin Measure of Sampling Adequacy
(KMO
MSA)
>0,5.
Untuk
a) Statistik Deskriptif Data Demografi
menguji
Responden
reliabilitas dalam penelitian ini digunakan
koefisien
Cronbach’s
Alpha.
Suatu
1) Statistik Deskriptif Jenis Kelamin
construct atau variabel dikatakan reliabel
Statistik
jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha
>0,60.
Teknik
analisis
data
diketahui bahwa responden paling
banyak berjenis kelamin perempuan
(Uji Normalitas dan Uji Varians), dan
dengan jumlah 33 (52%), sedangkan
pengujian hipotesis menggunakan alat uji
responden berjenis kelamin laki-laki
statistik two ways ANOVA menggunakan
berjumlah 31 (48%).
General Linear Model untuk mengetahui
utama
dari
tiap
jenis
kelamin hasil analisis data dapat
dengan
statistik deskriptif, pengujian prasyarat
pengaruh
deskriptif
variabel
2) Statistik Deskriptif IPK
independen terhadap variabel dependen.
Statistik deskriptif IPK hasil
analisis data dapat diketahui bahwa
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
IPK rata-rata responden 3,01 hingga 4.
HASAN
Nilai IPK responden tertinggi pada 4,
1. Deskripsi Data Penelitian
sedangkan nilai IPK terendah pada
Dari jumlah responden sebanyak 64
3,01. Nilai tengah dari IPK responden
mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok,
pada 3,5. Standar deviasi pada data
kelompok control dan kelompok treatment
115
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
responden berada pada 0,29011 dan
Keuangan yang dibuang adalah pernyataan
varians berada pada 0,084.
nomor 3, 12, 14, 16, 17, dan 21.
Pernyataan untuk variabel bystander effect
yang dibuang adalah pernyataan nomor 2.
b) Statistik Deskriptif Variabel
Statistik
deskriptif
data
Pernyataan untuk variabel whistleblowing
penelitian kasus memperlihatkan distribusi
yang dibuang adalah pernyataan nomor 4.
mean
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian
terjadinya
variabel
kecurangan
laporan
keuangan (FIN) pada variabel control dan
dilakukan
treatment bahwa mean FIN lebih besar
menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha
pada
>0,6, yang artinya reliabel.
kelompok
dibandingkan
pada
treatment
(3,4062)
kelompok
uji
reliabilitas.
Tabel
12.
control
Tabel 3. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas
(3,1562).
Statistik deskriptif variabel FIN, BYS,
Vari
abel
KMO
MSA
Sig.
Factor
Loadings
Cronbach's
Alpha
dan WHI memperlihatkan distribusi mean
FIN
0.804
0.000
.591-.807
0.931
BYS
0.838
0.000
.126-.992
0.897
0.852 0.000 .380-.925
WHI
Sumber: Data Primer 2016, diolah
0.924
terjadinya kecurangan laporan keuangan
(FIN) pada variabel BYS dan WHI. Tabel
4.5 menunjukkan bahwa mean FIN lebih
tinggi
pada
kelompok
BYS
tinggi
(26,10>23,54) dan sebaliknya mean FIN
4. Manipulation Check
lebih rendah pada kelompok WHI tinggi
Tabel 4. Hasil Uji Manipulation check
Std.
Deviat
ion
6
3.281 0.5764
MC
2
4
4
2
9
Sumber: Data Primer 2016, diolah
(35,84<39,26), sedangkan mean FIN lebih
N
tinggi untuk interaksi antara BYS*WHI
(64,42>20,37).
Min
Ma
x
Mean
Vari
ance
0.33
2
Dalam penelitian ini nilai mean
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
score-nya mencapai 3,28 yang artinya
Berdasarkan Tabel 12., nilai KMO
MSA (Kaiser-Mayer-Olkin Measure of
responden
Sampling Adequacy) menunjukkan nilai
terjadinya kecurangan laporan keuangan.
>0,5 dengan signifikansi 0,000, yang
konsep
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
yang tidak valid yang nilai factor loadings
Asymp Sig.
di bawah 0,4 sehingga pertanyaan tersebut
Keterangan
FIN
0.34
Distribusi Normal
Sumber: Data Primer 2016, diolah
harus dibuang. Pernyataan untuk variabel
Kecurangan
memahami
5. Hasil Pengujian Prasyarat
artinya valid. Ada beberapa pernyataan
Terjadinya
dinilai
Laporan
116
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Uji normalitas menunjukkan hasil
untuk
variabel
terjadinya
signifikansinya <0,05 (0,000) sehingga H1
kecurangan
didukung.
Whistleblowing
berpengaruh
laporan keuangan. Hasilnya menunjukkan
signifikan terhadap terjadinya kecurangan
bahwa nilai signifikasi (Asymp. Sig) >0,05
laporan
(0,34), yang artinya data berdistribusi
signifikansinya <0,05 (0,000) sehingga H2
normal.
didukung.
keuangan
Jika
diinteraksikan
Tabel 6. Hasil Uji Varians
Levene's Test
Keterangan
(Sig.)
Varians antar kelompok
0.090
sama
karena
bystander
dengan
nilai
effect
whistleblowing
hasilnya tidak berpengaruh signifikan
terhadap terjadinya kecurangan laporan
keuangan karena nilai signifikasinya >0,05
(0,411) sehingga H3 tidak didukung.
Sumber: Data Primer 2016, diolah
Ketika
Nilai signifikasi dari Levene’s Test
variabel
bystander
effect
diinteraksikan dengan FRCASE hasilnya
menunjukkan >0,05 (0,090), yang artinya
berpengaruh
varians kelompok kategori sama.
signifikan
terhadap
FIN
karena nilai signifikasinya <0,05 (0,000).
Variabel
6. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah
ketiga
asumsi
dilakukan
pengujian
menggunakan
General
diinteraksikan
dengan FRCASE hasilnya berpengaruh
terpenuhi,
signifikan terhadap FIN karena nilai
hipotesis
Linier
whistleblowing
signifikasinya <0,05 (0,000).
Model.
Tabel berikut ini menunjukkan hasil
7. Pembahasan
pengujian hipotesis.
a) Pembahasan Hipotesis 1
Hasil pengujian yang dilakukan
Tabel 7. Hasil Uji Two Way ANOVA
dengan General Linier Model
menunjukkan bahwa H1 didukung
Variabel
Sig.
Keterangan
BYS
0.000
H1 didukung
WHI
0.000
H2 didukung
BYS*WHI
0.411
H3 tidak didukung
FRCASE*BYS
karena bystander effect berpengaruh
positif terhadap terjadinya kecurangan
laporan keuangan. Nilai signifikasi
pada hasil pengujian adalah 0,000.
0.000 Terjadi interaction effect
FRCASE*WHI 0.000 Terjadi interaction effect
Sumber: Data Primer 2016, diolah
Bystander
Effect
Nilai signifikansi pada hipotesis <0,05,
yang artinya adanya seorang bystander
memberikan
dampak
tingginya
berpengaruh
kecurangan laporan keuangan. Nilai
signifikan terhadap terjadinya kecurangan
mean terjadinya kecurangan laporan
laporan
keuangan secara signifikan lebih tinggi
keuangan
karena
nilai
117
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
untuk kelompok BYS tinggi daripada
Hasil penelitian ini mendukung
kelompok BYS rendah maka H1
penelitian
didukung
Hasil
Naomi
penelitian ini mendukung penelitian
bahwa
yang dilakukan A Ivan Sudibyo (2010)
whistleblowing
yang
terdapat
mengurangi atau meminimalisisr kasus
pengaruh bystander bullying terhadap
fraud yang terjadi. Hasil penelitian ini
tindakan prososial.
juga
(26,10>23,54).
menyatakan
Dengan
bahwa
demikian
maka
yang
dilakukan
(2015)
yang
dengan
Sharon
menyatakan
diterapkannya
system
mendukung
dapat
penelitian
yang
dilakukan Vredy Octaviari Nugroho
Mahasiswa Akuntansi UNY akan lebih
(2015)
bertindak bystander karena adanya
whistleblowing
seorang bystander dilingkungannya
signifikan positif terhadap Pencegahan
sehingga
Fraud.
menjadikan
terjadinya
yang
menyatakan
system
Dengan
bahwa
berpengaruh
demikian
maka
kecurangan laporan keuangan semakin
Mahasiswa Akuntansi UNY akan lebih
tinggi
bertindak whistleblower karena adanya
jika
menerapkan
bystander
effect.
seorangwhistleblower dilingkungannya
sehingga
Hasil pengujian yang dilakukan
rendah
menunjukkan bahwa H2 didukung
whistleblowing
terjadinya
kecurangan laporan keuangan semakin
b) Pembahasan Hipotesis 2
karena
menjadikan
jika
menerapkan
whistleblowing system.
berpengaruh
positif terhadap terjadinya kecurangan
c) Pembahasan Hipotesis 3
laporan keuangan. Nilai signifikasi
Hasil pengujian yang dilakukan
pada hasil pengujian adalah 0,000.
menunjukkan
Nilai signifikansi pada hipotesis <0,05,
didukung karena bystander effect dan
yang
whistleblowing
artinya
adanya
seorang
bahwa
H3
tidak
tidak
berpengaruh
terhadap
terjadinya
whistleblower memberikan dampak
simultan
rendahnya
laporan
kecurangan laporan keuangan. Nilai
terjadinya
signifikasi pada hasil pengujian adalah
kecurangan laporan keuangan secara
0,411. Nilai signifikansi pada hipotesis
signifikan
lebih
untuk
>0,05, yang artinya adanya seorang
kelompok
WHI
daripada
bystander dan whistleblower tidak
keuangan.
kecurangan
Nilai
mean
rendah
tinggi
kelompok WHI rendah maka H2
memberikan
didukung (35,84<39,26).
terhadap
118
dampak
terjadinya
simultan
kecurangan
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
laporan
keuangan.
terjadinya
Nilai
kecurangan
mean
kelompok
laporan
CG
menimbulkan
atau
TG
perbedaan
presepsi
keuangan secara signifikan lebih tinggi
karena
dari kelompok BYS*WHI maka H3
terdapat istilah asing terutama pada
tidak didukung (64,42>20,37). Hasil
variabel penelitian bystander effect dan
penelitian ini belum didukung oleh
whistleblowing.
penelitian yang terdahulu sehingga
dalam
dapat
c) Penelitian
pernyataan
ini
masih
masih
belum
hipotesis yang ada merupakan hasil
menggunakan
penelitian yang baru dilakukan pada
menentukan
penelitian ini.
pembagian kelompok CG atau TG.
Dengan
demikian
maka
Pretest
pretest
dalam
responden
kedalam
dapat
mengukur
tingkat
Mahasiswa Akuntansi UNY tidak akan
kecurangan laporan keuangan pada
bertindak
setiap responden.
bystander/whistleblower
pada saat yang bersamaan karena
d) Kurang kehadiran semua responden
hanya ada seorang bystander atau
yang seharusnya pada saat diadakan
whistleblower yang akan dilakukan
pengambilan data sehingga responden
ketika
yang lain menyusul dengan diadakan
sehingga
berada
tidak
dilingkungannya,
ada
hasil
yang
pengambilan data tambahan.
mempengaruhi terjadinya kecurangan
e) Masih kurang tersedianya penelitian
laporan keuangan secara simultan.
terdahulu tentang bystander effect
menjadikan kurang adanya penelitian
yang mendukung hipotesis.
8. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan yang
f) Responden yang digunakan masih
memungkinkan dapat berpengaruh pada
berstatus Mahasiswa Akuntansi UNY.
hasil penelitian. Keterbatasan penelitian
Mahasiswa dijadikan proksi dalam
ini adalah sebagai berikut:
penyusunan
a) Variabel independen yang digunakan
sehingga hasil yang didapat pada
dalam penelitian ini hanya mencakup
penelitian ini belum mengidentifikasi
bystander effect dan whistleblowing
secara langsung adanya hasil yang
saja, padahal masih dapat ditambahkan
signifikan apabila yang digunakan
dengan variabel yang lain atau dengan
adalah responden yang sudah bekerja
variabel intervening.
langsung dalam pembuatan laporan
b) Dalam
kuesioner
penyampaian
maupun
pengisian
kasus
laporan
keuangan di perusahaan.
pada
119
keuangan,
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
c) Hasil pengujian menunjukkan bahwa
SIMPULAN DAN SARAN
bystander effect dan whistleblowing
1. Simpulan
Dari
pengujian
tersebut
dapat
tidak berpengaruh simultan terhadap
disimpulkan bahwa:
terjadinya
a) Hasil pengujian menunjukkan bahwa
keuangan.
bystander effect berpengaruh positif
terjadinya
terhadap
keuangan pada bystander effect dan
laporan
terjadinya
keuangan.
signifikansi
laporan
effect
kecurangan
terjadinya
keuangan
adalah
hipotesis
Hasil
bystander
kriteria
Nilai
mean
terjadinya
kecurangan
kecurangan
laporan
kriteria hipotesis diterima adalah nilai
nilai
<0,05.
signifikansi
kecurangan
adalah
signifikansi
nilai
whistleblowing adalah 0, 411 dari
dari
diterima
Hasil
laporan
nilai
pada
0,000
kecurangan
signifikansi
<0,05.
Nilai
terjadinya
kecurangan
mean
laporan
keuangan secara signifikan lebih tinggi
dari
laporan
kelompok
(64,42>20,37)
keuangan secara signifikan lebih tinggi
BYS*WHI
sehingga
dapat
disimpulkan H3 tidak diterima.
untuk kelompok BYS tinggi daripada
kelompok BYS rendah (26,10>23,54)
sehingga
dapat
disimpulkan
2. Saran
H1
Berdasarkan
diterima.
simpulan
keterbatasan yang ada maka berikut ini
b) Hasil pengujian menunjukkan bahwa
beberapa
saran
yang
whistleblowing berpengaruh negative
dipertimbangkan:
terhadap
a) Bagi Mahasiswa :
laporan
dan
terjadinya
keuangan.
signifikansi
kecurangan
Hasil
terjadinya
nilai
1) Tindakan
kecurangan
adanya
dalam
bystander
dapat
menghadapi
effect
dan
laporan keuangan pada whistleblowing
whistleblowing perlu disikapi lebih
adalah 0,000 dari kriteria hipotesis
baik
diterima
adalah
nilai
signifikansi
permasalahan ketika berada pada
<0,05.
Nilai
mean
terjadinya
lebih
kelompok
WHI
2) Ketika menjadi seorang karyawan
untuk
yang bekerja di perusahaan dan
daripada
memiliki atasan/manajer nantinya
kelompok WHI rendah (35,84<39,26)
harus menerapkan untuk menjadi
sehingga
seorang whistleblower walaupun
dapat
rendah
menghadapi
lingkungan kerja nanti.
kecurangan laporan keuangan secara
signifikan
untuk
tinggi
disimpulkan
H2
diterima.
itu sulit untuk dilakukan, tetapi
120
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
seorang yang memiliki integritas,
DAFTAR PUSTAKA
jujur, dan professional akan lebih
A
Ivan
Sudibyo. (2010). “Pengaruh
Kedekatan dengan Korban dan
Sikap
Bullying
terhadap
Tindakan Prososial Bystander
Bullying di SMA”. Skripsi.
Jurusan
Psikologi
Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia
Jakarta.
Albrecht,
W. Steve. (2009). Fraud
Examination, Fourth Edition.
Ohio: Cengage Learning.
dihargai dibandingkan seseorang
yang hanya menjadi bystander.
b) Bagi Peneliti Selanjutnya :
1) Penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan subyek penelitian
yang sudah bekerja dan yang
bertugas
membuat
laporan
keuangan di perusahaan (akuntan)
Coloroso, B. (2008). The Bully, the
Bullied, and the Bystander. New
York: Harper Collins.
sehingga hasil dari penelitian nanti
lebih
dapat
dipertanggungjawabkan.
mampu mewakili kualitas hasil
Correia, I. A., Alves, H., Almeida, T.D.,
Garcia,
D.(2010).
Norms
regarding
secondary
victimization of bullying victims:
Do they differ according to the
victim’s
categorization?
Scandinavian
Journal
of
Psychology, 51, 164–170.
penelitian, semisal: pengalaman
Deni
Darmawan.
(2013).
Metode
Penelitian Kuantitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Elias.
(2008).
“Auditing
Student
Professional Commitment and
Anticipatory Socialization and
Their
Relationship
to
Whistleblowing”,
Managerial
Auditing Journal. Vol. 23, No. 3,
283-294.
2) Penelitian
selanjutnya
dapat
menambahkan subyek penelitian
pada karyawan yang memiliki
kriteria yang lebih luas sehingga
kerja.
3) Penelitian selanjutnya juga dapat
mengganti
atau
menambahkan
variabel
independen
intervening
untuk
atau
mendapatkan
hipotesa yang baru.
4) Pada penelitian selanjutnya dapat
menggunakan
pretest
dalam
Gay, L.R. (1981). Educational Research:
Competencies for Analysis &
Application. Columbus: Charles
E. Merrill Publishing Company.
menentukan responden kedalam
pembagian kelompok CG atau TG.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 19. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
121
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
Hair, Joseph F., et al. (2010). Multivariate
Data Analysis, A Global
Perspective, Seventh Edition.
New Jersey: Pearson Education
Inc.
Irham Fahmi. (2012). Analisis Kinerja
Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Jumingan. (2011). Analisis laporan
keuangan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Halimah, Andi, Asniar Khumas, Kurniati
Zainuddin. (2015). “Persepsi
pada
Bystander
terhadap
Intensitas Bullying pada Siswa
SMP”, Jurnal Psikologi. Vol. 42,
No. 2, 129-140.
Khan,
M.A. (2009). Auditors and
Whistleblowing Law. Accountant
Today. April 2009, pp. 12-14.
Kloppers, P. 1997, “Behoort die whistleblower beskerm te word?”
Stellenbosch Law Review 8(2):
237-248.
Hoffman, W. Michael and Robert E.
(2008). “A Business Ethics
Theory of Whistleblowing”.
Journal
of
Business
and
Environmental Ethics. Bentley
Universiy.
Waltham MA. USA, 45-59.
Listiana Nobarani. (2012). “Pendeteksian
Kecurangan Laporan Keuangan
dengan Analisis Fraud Triangle
yang Diadopsi dalam SAS
No.99”.
Skripsi.
Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika
dan
Bisnis
Universitas
Diponegoro, Semarang.
Husein Umar. (2008). Desain Penelitian
Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Lubis, Arfan Ikhsan. (2011). Akuntansi
Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.
Hutama, Ponty Sya’banto Putra. (2010).
The Influence of the Awareness
of the Information on Tax
Evasion and Moral Principle
towards the Propensity of Tax
Easion: An Experimental Study.
The Indonesian Journal of
Accounting Research (January),
13 (1): 59-76.
Merdikawati, Risti. (2012). “Hubungan
Komitmen Profesi dan Sosial
Antisipatif Mahasiswa Akuntansi
dengan Niat Whistleblowing”.
Skripsi.
Program
Sarjana
Akuntansi
Universitas
Diponegoro.
Hutama, Ponty Sya’banto Putra. (2011).
Pengaruh Pengetahuan Informasi
Penggelapan
Pajak,
Prinsip
Moral, dan Penghasilan pada
Kecenderungan
Penghindaran
Pajak:
sebuah
Eksperimen.
Kajian Akuntansi 6 (2): 79-97.
Nur Indriantoro & Bambang Supomo.
(2002). Metodologi Penelitian
Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Prof.
Idhom, Addhi M. (2013). Akibat Korupsi,
Uang Negara Meluap Rp168,19
Triliun(online).
http://www.tempo.co/read/news/
2013/03/04/058464996/AkibatKorupsi-Uang-Negara-MenguapRp16819-triliun. Diakses pada
tanggal 6 Januari 2016.
Dr. Wmzir, M.Pd. (2008).
Metodologi
Penelitian
Pendidikan: Kuantitatif Dann
Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Ratna Wardhani. (2012). Faktor-faktor
Penyebab dan Konsekuensi dari
Kecurangan Pelaporan Keuangan
122
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017
from
Greece”.
Managerial
Auditing Journal, Vol.17.
(Fraud): Suatu Tinjauan Teoritis.
(http://www.bpk.go.id/, diakses
tanggal 05 Januari 2016).
Sukandarrumidi.
(2006).
Metodologi
Penelitian: Petunjuk Praktis
untuk
Peneliti
Pemula.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press.
Santoso. (2000). Mengatasi Berbagai
Masalah Statistik dengan SPSS.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitataif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sarwono, S., & Meinarno. (2009). Psikolo
gi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Sharon
Naomi. (2015). “Penerapan
Whistleblowing
System
dan
Dampaknya Terhadap Fraud”.
Skripsi.
Jurusan
Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Lampung.
Toto
Turner, J. L., T. J. Mock, R. P. Sripastava.
(2003). ”An Analysis of the
Fraud Triangle”. The University
of Memphis, University of
Southern California, University
of Kansas.
Sidharta Dasgupta and Ankit Kesharwani.
(2010).
Whistleblowing:
A
Survey Literature. The IUP
Journal Corporate Governance,
Vol IX, No. 4, pp 57-70, October
2010.
Siregar,
Sugiharto.
(2009).
“Analisis
Varians”. Modul. Universitas
Gunadarma.
Vredy Octaviari Nugroho.
(2015).
“Pengaruh Persepsi Karyawan
Mengenai
Whistleblowing
System Terhadap Pencegahan
Fraud Dengan Perilaku Etis
Sebagai Variabel Intervening
Pada Pt Pagilaran”. Skripsi.
Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Syofian. (2011). Statistika
Deskriptif untuk Penelitian Edisi
Ketiga. Depok: PT Rajagrafindo
Persada.
Spathis, T. Charalambos. 2002. “Detecting
False Financial Statements Using
Published Data: Some Evidence
123
Download