BAB II Pendekatan Teoritis

advertisement
6
BAB II
PENDEKATAN TEORITIS
3.1.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1. Komunikasi
Menurut Forsdale (1981) sebagai ahli sosiologi Amerika, menyatakan
bahwa, “communication is the process by which an individual transmits stimuli
(usual verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata lain
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam
bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Komunikasi atau
communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico,
communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).
Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi
bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang
lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Forsdale (1981) komponen-komponen
komunikasi adalah: Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain. Pesan (message) adalah isi atau maksud
yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Saluran (channel)
adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam komunikasi
antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima
pesan dari pihak lain. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan
pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Aturan yang disepakati para pelaku
komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan
Menurut Hewitt (1981) kegiatan komunikasi memiliki beberapa tujuan
antara lain: (1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu, (2) Mempengaruhi
perilaku seseorang, (3) Mengungkapkan perasaan, (4) Menjelaskan perilaku
sendiri atau perilaku orang lain, (5) Berhubungan dengan orang lain, (6)
Menyelesaian sebuah masalah, (7) Mencapai sebuah tujuan, (8) Menurunkan
ketegangan dan menyelesaian konflik.
7
3.1.2. Komunikasi Bisnis
Kusumastuti (2009) mengartikan komunikasi bisnis sebagai pertukaran
gagasan, pendapat, informasi, dan instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang
disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol atau sinyal untuk
mencapai tujuan organisasi. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok,
yaitu:
a. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
b. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni
komunikator dan komunikan
c. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya
beragam tergantung tujuan, situasi dan kondisinya.
d. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap
muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau
jutaan orang secara bersamaan.
e. Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat
dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan atau
mempertukarkan pesan
f. Pencapaian tujuan organisasi merupakan salah satu karakteristik yang
membedakan organisasi atau lembaga formal dari informal adalah adanya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen. Keberhasilan
lembaga bisnis diukur berdasarkan keuntungan, tujuan produktif yang
menentukan tingkat operasional dan tujuan pemeliharaan untuk menentukan
kesinambungan produktivitas.
3.1.3. Komunikasi Pemasaran
Tjiptono (2008) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai aktivitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi
atau
membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya
agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan. Menejemen pemasaran menurut Kotler (2002)
8
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan kerja, promosi,
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Lebih jauh lagi, Kotler (2002)
kembali menjelaskan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan orang lain.
Menurut Shimp (2003), komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan
pemahaman disampaikan antar individu atau antar organisasi dengan individu.
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya
mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Jika
digabungkan, maka komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua
unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran
dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau
kliennya. Menurut Shimp (2003) bentuk-bentuk utama dari komunikasi
pemasaran, yaitu personal selling, iklan (advertising), sales promotion,
sponsorship marketing, publicity, Komunikasi di tempat pembelian (point-ofpurchase communication).
Komunikasi pemasaran dan promosi menjadi hal yang saling terintegrasi
satu sama lain. Promosi menjadi salah satu dari serangkaian alat pemasaran yang
dalam dalam marketing mix (bauran pemasaran) dikenal sebagai 4P yang terdiri
dari promotion (promosi), product (produk), place (tempat), price (harga).
Dalam komunikasi pemasaran, kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap
informasi mengenai produk ataupun jasa sangat penting. Menurut Levitt (1987)
dalam Tjiptono (2008), syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar
dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Setiap perusahaan harus mampu
memahami perilaku konsumen pada dasar sasarannya, karena kelangsungan hidup
perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggannya.
Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan
oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di
9
bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan
cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Menurut Kotler (2005) upaya dalam memasarkan produk, perusahaan
perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen dan perantara melalui
komunikasi pemasaran. Seorang pemasar suatu produk harus memahami
bagaimana komunikasi itu berlangsung. Secara umum, suatu model komunikasi
pemasaran akan menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa
yang akan dikatakan (dikirimkan), saluran komunikasi atau media apa yang akan
digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya.
Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim (komunikator) adalah
berusaha agar pesan yang telah disampaikan dapat diterima oleh penerima sesuai
dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran
kepada pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen
melalui disain, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif.
3.1.3.1.Elemen dalam Proses Komunikasi
Menurut Forsdale (1981), hal penting yang harus diperhatikan dan
dipelajari oleh produsen ataupun pemasar di dalam proses komunikasi pemasaran
adalah proses terciptanya sebuah komunikasi. Dengan pemahaman mendasar dan
awal tersebut, maka pemasar dapat menyusun konsep komunikasi pemasaran
dengan baik. Elemen dalam proses komunikasi dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah ini.
Gambar 1. Elemen Dalam Proses Komunikasi
Sender
Encoding
Message
Decoding
Media
Noise
Feedback
Response
Receiver
10
Keterangan bagan:
1. Sender adalah pihak yang berperan di dalam menyampaikan pesan kepada
pihak lain.
2. Encoding adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk – bentuk simbolis.
3. Message adalah pesan yang hendak disampaikan atau dikirim.
4. Media adalah saluran komunikasi yang digunakan dalam penyampaian pesan.
5. Decoding
adalah
proses
dimana
penerima
pesan
menerima
dan
mengintrepretasikan pesan yang diterima.
6. Receiver adalah pihak yang berperan sebagai penerima pesan.
7. Response adalah reaksi yang timbul dari pihak penerima pesan setelah
menerima sebuah pesan.
8. Feedback adalah bagian dari response pihak receiver yang disampaikan
kepada sender.
9. Noise adalah gangguan yang timbul dalam proses komunikasi
3.1.3.2.Tujuan Komunikasi Pemasaran
Menurut Hewitt (1981) kegiatan komunikasi memiliki beberapa tujuan antara
lain:
(1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu,
(2) Mempengaruhi perilaku seseorang,
(3) Mengungkapkan perasaan,
(4) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain,
(5) Berhubungan dengan orang lain,
(6) Menyelesaian sebuah masalah,
(7) Mencapai sebuah tujuan,
(8) Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik.
3.1.3.3.Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi komunikasi pemasaran, menurut Kusumastuti (2009), bertujuan
untuk mencapai tahap perubahan pengetahuan. Dalam perubahan ini, konsumen
mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan
11
ditujukan untuk siapa. Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan
komunikasi
(communication
planning)
dengan
manajemen
komunikasi
(communication management) untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan.
Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan penerapan secara
operasional. Hak-hal yang perlu menjadi perhatian dalam melakukan penerapan
komunikasi pemasaran, yaitu : menentukan khalayak sasaran, merumuskan isi dan
format pesan, menentukan saluran komunikasi yang efektif, mempersiapkan
atribut sumber yang memadai dan merencanakan tanggapan yang dituju, hal ini
merupakan yang disampaikan Kotler (1983).
1.
Khalayak sasaran
Khalayak sasaran merupakan salaj satu komponen komunikasi yang
berfungsi sebagai penerima dan memproses informasi atau pesan yang
disampaikan oleh sumber atau komunikator. Khalayak sasaran terdiri atas
peroranga, kelompok, golongan khalayak tertentu atau keseluruhan khalayak
ramai. Menurut Effendi (2003) dalam Rachmawati (2009) khalayak sasaran akan
menerima pesan jika terdapat kondisi-kondisi yang simultan pada khalayak
sasaran. Kondisi tersebut adalah khalayak sasaran dapat benar-benar mengerti
pesan komunikasi dan sadar bahwa pesan tersebut sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan dirinya.
Penyampai
pesan
(komunikator)
pemasaran
harus
secara
tegas
menentukan khalayak sasaran. Perusahaan selaku penyampai pesan perlu
mengidentifikasi khalayak sasaran secara jelas. Menurut Kartajaya (2008)
menjelaskan teknik penentuan khalayak sasaran, yaitu:
a. Melakukan pendekatan pada komunitas yang telah ada atau membentuknya.
Komunikator atau pemasar bertindak menentukan komunitas yang sesuai
dengan visi dan misi komunikasi pemasaran perusahaan. Pendekatan dilakukan
pada komunitas yang memiliki kesamaan interest dan value dengan
perusahaan.
b. Komunikator melakukan konfirmasi pada komunitas yang telah ditentukan.
Komunikator membuat kesepakatan dengan komunitas, pada saat yang sama
komunitas berhak menerima atau menolak pendekatan pemasaran tersebut.
12
c. Setelah perusahaan menentukan khalayak sasaran berupa komunitas, maka
informasi mengenai perusahaan telah siap disalurkan melalui opinion leader
atau aktifis komunitas tersebut.
2.
Pesan
Pesan merupakan kumpulan informasi yang berkaitan dengan sumber,
sehingga menjadi materi yang disampaikan kepada penerima. Effendi (2003)
dalam Rachmawati (2009) menyatakan bahwa terdapat empat syarat pesan yang
harus dipenuhi agar komunikasi menjadi efektif, yaitu: (1) pesan dapat
menumbuhkan perhatian, (2) pesan dapat mencakup pengertian yang sama
berkaitan
dengan
lambang-lambang
yang
digunakan,
(3)
pesan
dapat
menimbulkan kebutuhan pribadi dan menyarankan bagaimana kebutuhan itu dapat
dipenuhi, dan (4) pesan harus sesuai dengan situasi.
Perusahaan yang berorientasi profit perlu merancang dan menyebarkab
informasi tentang kehadiran produk, ketersediaan produk, ciri produk, kondisi
produk, serta manfaat produk yang diperoleh calon konsumen, menurut Kotler
(1983). Hal ini berarti perusahaan selaku komunikator perlu merumuskan isi
pesan dan format pesan.
a.
Isi pesan
Isi pesan adalah komponen pesan yang menyimpan maksud dan tujuan
pesan. Faktor-faktor yang menentukan efektivitas pesan yaitu: komposisi,
organisasi pesan, urutan pesan, himbauan dan daya tarik pesan, gaya pesan dan
pemilihan kata. Menurut Kertajaya (2008) isi pesan juga perlu mensiratkan unsurunsur: bersifat personal, cita rasa karakter asli perusahaan dan produknya dan
bersifat dinamis interaktif dan multisumber.
b.
Format pesan
Format pesan adalah komponen pesanyang memiliki fungsi sebagai
kemasan pesan, sehingga isi pesan lebih bersifat komunikatif dan mudah diterima.
Format pesan hadir dengan sejumlah symbol-simbol isi pesan. Format pesan
menggunakan pendekatan persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi sikap, pendapat
dan perilaku orang lain dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga
orang lain berperilaku sesuai dengan keinginan kita, tetapi merasa melakukan
dengan kehendaknya sendiri.
13
3.
Saluran
Menurut Curtis dan Floyd (1996), saluran (Channel) komunikasi adalah
media tempat pesan-pesan disampaikan. Saluran komunikasi yang digunakan
pada umumnya lebih dari satu media. Komunikator berkomunikasi umumnya
menggabungkan
tampilan
saluran
komunikasi
seperti
vokal
(saluran
pendengaran), pandangan (saluran penglihatan), sentuhan (saluran peraba),
penciuman (saluran penciuman) dan perasa (saluran saraf).
Sesuai dengan pendapat Coulson-Thomas (1990) bauran pemasaran
meliputi seluruh aktivitas yang bertujuan untuk menginformasikan dan
membujuk. Promosi menjadi penting ketika sebuah produk dihadapkan dengan
produk-produk lain yang mirip dan saat memperkenalkan produk baru. Cooper et
al (1999) dan Kotler (1997) sebagaimana dikutip dalam Hartono (2008)
menyatakan terdapat empat komponen dalam bauran promosi yaitu:
a.
Periklanan
Menurut Tjiptono (2008) iklan adalah merupakan salah satu bentuk
promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan
produknya. Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang
atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis tapi juga
museum, organisasi amal, dan lembaga pemerintah yang memasang iklan untuk
berbagai sasaran. Iklan merupakan cara yang efektif guna menyebarkan pesan,
untuk membangun preferensi merek. Pengiklanan merupakan elemen penting dari
bauran komunikasi pemasaran.
b.
Promosi Penjualan
Promosi penjualan atau sales promotion adalah bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan
untuk membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan
pembelian tanpa rencana sebelumnya (impulse buying).
14
c.
Penjualan Pribadi
Penjualan pribadi atau personal selling adalah komunikasi langsung (tatap
muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pembeli dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
tersebut sehingga kemudian mereka akan mencoba dan membelinya. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2008), penjualan pribadi yang dilakukan
adalah mencakup presentai penjualan, katalog, pemasaran lewat telepon,
pengiriman bahan cetakan, email dan internet.
d.
Hubungan Masyarakat
Hubungan Masyarakat atau public relation (PR), merupakan upaya
komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi,
opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. PR
mengkomunikasikan banyak tujuan antara organisasi dengan publik yang
bertujuan menghasilkan kebaikan. PR proaktif dan berorientasi masa depan,
memiliki tujuan dan menjaga persepsi yang positif tentang organisasi di mata
publik.
3.1.4. Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi adalah salah satu elemen komunikasi yang menjadi
indikator keberhasilan komunikasi. Menurut Tubbs dan Moss (1996), komunikasi
dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim
berkaitan erat dan identik atau sama dengan rangsangan yang diterima dan
dipahami oleh penerima. Komunikasi efektif antara unsur sumber dengan
penerima pesan disebut juga komunikasi timbal balik. Komunikasi timbal balik
ditandai dengan hadirnya umpan balik (feedback) dan dampak (effect) komunikasi
yang sesuai dengan tujuan sumber pada penyampaian pesan atau informasi.
Menurut Palapah dan Syamsudin (1976) dalam Yayah (1999) menjelaskan
bahwa efek komunikasi dapat berupa opini pribadi, opini masyarakat atau opini
kelompok. Menurut Arifin (1984) dalam Yanti (2002), efek komunikasi adalah
perubahan yang terjadi pada khalayak sesuai dengan maksud komunikator pada
pesan yang tersampaikan. Pesan dapat menimbulkan pengaruh pada khalayak
melalui dua aspek yaitu penangkapan panca indera dan proses pemaknaan.
15
Berikut ini adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh produsen atau
pemasar di dalam menciptakan dan mengembangkan komunikasi efektif terhadap
konsumen, yaitu:
1. Mengidentifikasi target audiens perusahaan.
Langkah awal yang perlu untuk dilakukan adalah mengidentifikasi siapa
yang menjadi target audiens perusahaan. Target audiens perusahaan bisa
merupakan calon konsumen potensial atau pelanggan perusahaan serta orang–
orang yang berperan dalam memberikan pengaruh dan mempunyai otoritas dalam
pengambilan keputusan pembelian.
2. Menetapkan sasaran – sasaran komunikasi yang ingin dicapai.
Untuk dapat menetapkan sasaran komunikasi yang tepat maka pemasar
harus memahami tahapan–tahapan normal yang dilalui oleh seorang konsumen
sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. Tahapan tersebut, terdiri dari
enam tahap dikenal dengan istilah buyer readiness stage. Berikut tahapan dari
buyer readiness stage, yaitu Awareness (kesadaran), Knowledge (pengetahuan),
Liking (perasaan suka), Preference (preferensi), Conviction (keyakinan),
Purchase (pembelian)
3. Mendesain pesan yang hendak dikomunikasikan.
Hal yang harus diperhatikan di dalam mendesain sebuah pesan yang akan
dikomunikasikan adalah Message Content, Message Structure dan Message
Format
4. Memilih media dalam komunikasi pesan.
Pemasar dapat memilih dua jenis dari saluran komunikasi yaitu
komunikasi personal dan komunikasi nonpersonal. Komunikasi personal
melibatkan percakapan antara dua orang atau lebih bisa melalui tatap muka,
telepon, surat, dan internet. Komunikasi non personal bisa dilakukan melalui
media cetak (koran, majalah, brosur), media siaran (televisi, radio), media display
(billboard, rambu, poster), dan media online (internet).
5. Memilih sumber pesan
Sumber pesan adalah pihak yang dijadikan sumber di dalam penyampaian
pesan. Kesalahan dalam pemilihan sumber pesan akan memberikan dampak atas
16
hasil dari komunikasi pemasaran yang dilakukan. Pemasar dapat menggunakan
opinion leader dan bahkan karakter film kartun untuk menjadi sumber pesan.
6. Mengumpulkan respon balik dari target audiens.
Tahap akhir yang harus dilakukan pemasar adalah mengumpulkan respon
balik dari target audiens atas kegiatan komunikasi yang telah dilakukan. Respon
balik ini sangat penting sebab jika respon balik konsumen terhadap suatu
komunikasi pemasaran negatif maka pemasar dapat dengan segera mengubah
strategi program komunikasi produknya.
3.1.4.1.Indikator Efektifitas Komunikasi
Menurut Vardiansyah (2004) dalam Arif (2007) efektivitas komunikasi
dapat diketahui melalui pengaruh yang ditimbulkan pada penerima pesan.
Pendapat tersebut didukung oleh Devito (1997) dalam Yayah (1999). Bahwa
dampak komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima pesan atau
khalayak dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku. Indikator merupakan alat
untuk mengukur realisasi berdasarkan standart tertentu.Indikator efek komunikasi
merupakan alat pemantau pengaruh yang timbul dalam diri komunikan akibat
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Menurut Effendi (1993), indikator efektifitas komunikasi dapat diketahui
melalui aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan tingkah laku (konatif).
Indikator efektivitas komunikasi didasarkan pada tanggapan penerima pesan.
Kondisi tersebut dapat terjadi saat pesan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber berkaitan erat dengan pesan yang diketahui, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima yang kemudian disebut tanggapan atau respon.
Tanggapan dari komunikasi melalui beberapa tahap yaitu, pengetahuan (kognitif),
kesukaan (afektif) dan psikomotorik (behavioral).
a.
Pengetahuan (kognitif)
Rakhmat (2001) dalam Rachmawati (2009) mengemukakan efek kognitif
terjadi apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau
dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan dan informasi. Menurut Yanti (2002), terdapat enam
kategori pada kawasan kognitif, yaitu: (1) pengetahuan adalah kemampuan
17
tentang apa yang telah dipelajari, (2) pemahaman adalah kemampuan menangkap
makna dan arti, (3) aplikasi merupakan kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi baru, (4) analisis merupakan kemampuan merinci ke
dalam bagian-bagian komponennya sehingga struktur organisasinyadapat
dimengerti, (5) sintesis merupakan kemampuan untuk membentuk suatu pola
baru, dan (6) evaluasi merupakan kemampuan menilai materi dengan tujuan
tertentu.
b.
Kesukaan (afektif)
Efek kesukaan timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau
nilai. Asumsi adanya efek ini yaitu seberapa jauh penerimaan suatu pesan dapat
merubah persepsi mengenai suatu objek dari berbagai persepsi yang telah ada
sebelumnya sehingga hasilnya ditetapkan niat atau maksud untuk membeli.
c.
Tingkah laku (konatif)
Efek tingkah laku merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Menurut
Kertajaya (2008), perilaku konsumen yang hendak dicapai melalui serangkaian
strategi pemasaran yaitu tidak hanya word of mouth atau buzz marketing, namun
lebih menekankan pada arah pembicaraan bersifat kebutuhan seseorang untuk
menjadi lebih berpengetahuan.
3.1.4.2.Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang dapt diartikan mengerti benar
mengenai sesuatu menurut Poerdarminta (1987) dalam Yanti (2002). Menurut
Rakhmat dan Winkel (1989) dalam Yanti (2002), pemahaman artinya penerimaan
secara cermat dari isi stimuli terhadap penerangan makna dan arti dari bahan yang
dipelajari oleh komunikator, menurut Kincaid dan Schramm (1985) dalam
Ritonga (1993) mengemukakan “memahami adalah proses bertanya atau mencari
makna yang lebih mendalam atau lebih luas dengan meneliti pertalian makna serta
simpulan yang terkandung dalam informasi”.
Menurut Gudykunst (1987) dalam Ritonga (1993) pemahaman melibatkan
proses mengamati, mengetahui, menginterpretasikan dan atau mendapatkan
18
informasi, kemudian dapat dibedakan menjadi tiga level pemahaman yaitu:
deskripsi, prediksi dan penjelasan. Deskripsi merupakan perencanaan mengenai
suatu hal yang diamati dengan menggunkan atribut fisik.
Prediksi melibatkan pengetahuan tentang sesuatu yang akan terjadi pada
suatu situasi khusus. Penjelasan meliputi pengetahuan mengapa sesuatu terjadi.
Penjelasan lebih lanjut dipaparkan oleh Arifin (1984) dalam Ritonga (1993) yang
menyatakan “mengerti pada dasarnya adalah seseorang dapat menerangkan
mengenai sesuuatu secara teratur adalah dengan memberi jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, sebab apa, bagaimana, dan buat apa”.
3.1.5. Konsumen
Menurut Sumarwan (2002) dalam Mahakami (2008) mendefinisikan
konsumen sebagai individu atau organisasi yang membeli barang atau jasa untuk
digunakan sendiri atau untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasi. Menurut
Engel, et.al (1994) dalam Mahakami (2008), perilaku konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan ini.
Pemahaman mengenai konsumen juga disampaikan oleh Sumarwan (2003),
istilah konsumen dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) konsumen individu,
konsumen ini membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, (2) konsumen
organisasi, konsumen ini meliputi konsumen bisnis, yayasan, lembaga sosial,
kantor pemerintahan dan lembaga lainnya.
3.1.6. Identitas Produk
Produk menurut Kotler dan Amstrong (2005) adalah: “A product as
anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or
consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala
sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Tjiptono (1998) secara konseptual produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
19
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Menurut Kotler et.al (2000) mengemukakan bahwa produk adalah:
“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan”.
3.1.6.1. Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (1997) apabila perusahaan ingin mempertahankan
keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi
apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut
terdiri dari:
1. Kinerja (Performace)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli,
misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat
diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2. Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior
dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power
steering, dan sebagainya.
3. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai,
misalnya mobil tidak sering ngadat atau macet atau rusak.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification).
Yaitu sejauh mana karaktistik desain dan operasi memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi
terpenuhi, seperti ukuran roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada
mobil sedan.
5. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi
ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
20
6. Estetika (asthetic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik
mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan
sebagainya.
3.1.6.2. Lebah madu
Menurut Sarwono (2004), dalam dunia hewan (kingdom Animalia), lebah
madu termasuk dalam phylum Arthropoda, kelas insecta (serangga), ordo
Hymenopter, family Apidae, dan genus Apis. Lebah madu terdiri dari beberapa
jenis diantaranya lebah hutan (Apis Dorsata), lebah Australia (Apis mellifera),
Apis Florea dan lebah local (Apis Indica). Di negara Asia seperti Jepang, India
dan Korea dapat ditemukan lebah oriental (Apis Cerana). Ukuran lebah ada yang
kecil misalnya Apis Florea dan ada yang besar seperti Apis Laboriosa yang dapat
dijumpai di daerah pegunungan Himalaya.
Jenis lebah madu yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah Apis
Mellifera dan Apis Cerana. Jenis Apis Mellifera merupakan lebah impor dari
Eropa dan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari Apis Cerana. Lebah ini
diklasifikasikan pertama kali oleh Linnaeus pada tahun 1758 dan menyebar di
Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Indonesia dan Australia. Lebah ini
merupakan jenis paling banyak dibudidayakan di banyak negaratermasuk
Indonesia, karena daya adaptasinya di lingkungan baru cukup baik.
Lebah Apis Mellifera mulai diperkenalkan kepada petani Indonesia pada
tahun 1972. Saat itu Pusat Apiari Pramuka mendatangkan lebah ini dari Australia.
Apis mellifera merupakan jenis lebah unggul dan dapat beradaptasi dengan
kondisi iklim tropis Indonesia. Menurut Sarwono (2003), dalam satu koloni lebah
Apis Mellifera terdiri dari 10.000 – 100.000 ekor lebah dengan hasil madu
mencapai 30-60 kg/tahun, sementara satu koloni lebah Apis Cerana hanya terdiri
dari 20.000-40.000 ekor lebah dengan hasil madu yang lebih sedikit, yaitu 5 kg
per tahun.
21
3.1.7. Produk-produk Lebah madu
Madu
Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai
sumber nektar. Menurut Sihombing (2005) menyatakan bahwa madu adalah
bahan makanan energy yang baik sekali karena mengandung gula gula sederhana
yang dapat segera dimanfaatkan tubuh, selain itu madu juga mengandung garamgaram mineral dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan tubuh. Faktor-faktor yang
menentukan kualitas madu antara lain: waktu/lama penyimpanan, teknologi
pemprosesan, warna, rasa, kekentalan dan aroma.
Kualitas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap madu.
Aroma dan warna madu ditentukan oleh sumber nektar. Warna madu berkisar dari
putih hingga hitam pekat. Menurut Sihombing (2005), madu yang warnanya pucat
aromanya paling menarik. Kegunaan madu banyak dimanfaatkan dalam bidang
indutri seperti industry makanan dan industry obat (obat pilek dan laxative)
Royal Jelly
Menurut Sihombing (2005), royal jelly atau susu ratu adalah cairan putih
seperti susu, agak masam dan berbau agak tajam. Royal Jelly dihasilkan oleh
kelenjar hypofarink lebah pekerja berumur 3-13 hari untuk makanan eraman
terutama untuk bakal ratu. Menurut Sarwono (2003), Royal jelly juga digunakan
sebagai pakan sehari-hari lebah ratu dan juga diberikan kepada lebah yang baru
lahir selama satu hari pertama. Kandungan gizi royal jelly berupa protein 45%,
lemak 13%, gula 13%, gula 20%, garam mineral, aneka vitamin yang terdiri dari
B-Kompleks, H dan E.
Sihombing (2005) menyatakan bahwa pemanenan royal jelly sedikit sukar
karena menggunakan aspirator (pengisap) kecil. Pengambilan royal jelly larva
harus disingkirkan dulu dengan pinset dan barulah royal jelly diisap dengan
aspiratoris, kemudian disaring dengan nylon halus dan disimpan dalam freezer
pada suhu 0,6-1,70 C jika akan digunakan dalam waktu 1-2 minggu. Kegunaan
royal jelly sebagai pengobatan penyakit, kosmetik dan suplemen makanan.
Tepung Sari (Bee Pollen)
22
Pollen adalah alat jantan reproduktif tumbuhan berprotein tinggi dan bagi
lebah merupakan bahan pembentuk dan pertumbuhan dan pengganti sel-sel using.
Polen dapat dipanen dari lebah yang baru kembali dari lapangan ke sarang. Polen
berbentuk pellet terkikis dari kaki belakang lebah pekerja sewaktu lebah masuk
melalui lubang sekat sempit.
Polen yang jatuh ditampung dipetadah yang ditutp kasa berlubang halus
untuk mencegah agar lebah tidak dapat mengambilnya kembali. Menurut
Sihombing (2005), saat ditampung polen agak basah dan perlu dikeringkan untuk
mencegah kerusakan jamur dan peragian. Pengeringan polen dilakukan dengan
sinar matahari atau oven dengan suhu kurang dari 600C. polen digunakan untuk
berbagai tujuan antara lain untuk diberi kembali kepada lebah saat polen langka
dilapangan dan kemungkinan pasar terbesar dimasa yang akan datang adalah
untuk makanan berprotein tinggi.
3.2.Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran efektifitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe
dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
HONEY Madoe
Frekuensi Bauran Promosi
HONEY Madoe :
 Penjualan Pribadi
 Pemasaran Langsung
 Word of Mouth
Efektivitas Komunikasi Pemasaran :
 Kognitif
 Afektif
 Konatif
Keterangan :
: Mempengaruhi
Setiap perusahaan memiliki suatu pesan dan media yang digunakan untuk
menjelaskan perusahaannya kepada khalayak luas. Seperti halnya dengan unit
usaha HONEY Madoe ini yang memiliki suatu pesan yang akan disampaikan
kepada para konsumennya.
Komunikasi
pemasaran merupakan aplikasi
23
komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan. Aplikasi itu sangat dipengaruhi tidak hanya oleh berbagai bentuk
media pemasarannya, namun juga komunikasi penyampaiannya kepada penerima.
Sebuah objek yang akan dipasarkan tidak akan berhasil pemasarannya jika
tidak memiliki media yang memadai untuk sampai ke tangan konsumen. Dari
kerangka penelitian yang diatas, dapat dijelaskan bahwa penelitian diawali dengan
menganalisis Efektivitas komunikasi pemasaran yang ada. Hal tersebut dilakukan
dengan melihat frekuensi atau intensitas penyampaian pesan yang dilakukan oleh
pihak HONEY Madoe yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat dan penjualan pribadi.
Dalam frekuensi penyampaian ini dilihat mana yang digunakan oleh unit
usaha HONEY Madoe selanjutnya dihubungkan dengan efektifitas komunikasi
pemasaran yang dilihat dari segi kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan) dan
konatif (perilaku). Data dari identifikasi tersebut akan diukur dan diolah
menggunakan korelasi Spearman untuk mendapatkan hubungan antara frekuensi
atau intensitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe dengan aspek kognitif,
afektif dan konatif, selain itu juga untuk dapat melihat keberpengaruhan antara
variabel satu dengan variabel lainnya. Setelah menapatkan hubungan dan
keberpengaruhan antara variabel X dengan variabel Y dapat dilihat efektivitas
komunikasi pemasaran yang telah digunakan oleh unit usaha HONEY Madoe.
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Semakin sering frekuensi bauran promosi dari HONEY Madoe, maka makin
tinggi tingkat kognitif (pengetahuan) yang dimiliki responden
2. Semakin sering frekuensi bauran promosi dari HONEY Madoe, maka makin
tinggi tingkat afektif (kesukaan) yang dimiliki responden
3. Semakin sering frekuensi bauran promosi dari HONEY Madoe, maka makin
tinggi tingkat konatif (tingkah laku pembelian) yang dimiliki responden
24
2.4. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi bauran promosi terdiri dari tiga jenis, yaitu penjualan pribadi,
pemasaran langsung dan Word Of Mouth. Hal ini dilihat dari seberapa sering
kegiatan promosi dilakukan oleh HONEY Madoe yang diukur dengan cara
menentukan skor sebagai berikut:

Rendah (5-8)

Sedang (9-12)

Tinggi (13-15)
2. Kognitif merupakan salah satu aspek dari efektivitas komunikasi pemasaran.
Hal ini dapat dilihat dari seberapa tingginya pengetahuan yang dimiliki
responden terhadap produk HONEY Madoe, dapat diukur dengan cara
penentuan skor sebagai berikut:

Rendah (10-16)

Sedang (17-23)

Tinggi (24-30)
3. Afektif merupakan salah satu aspek dari efektivitas komunikasi pemasaran.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesukaan yang dimiliki responden terhadap
produk HONEY Madoe, Hal ini dapat diukur dengan cara penentuan skor
sebagai berikut:

Rendah (10-16)

Sedang (17-23)

Tinggi (24-30)
4. Konatif merupakan salah satu aspek dari efektivitas komunikasi pemasaran.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat tingkah laku yang dimiliki responden
terhadap pembelian produk HONEY Madoe, Hal ini dapat diukur dengan cara
penentuan skor sebagai berikut:

Rendah (10-16)

Sedang (17-23)

Tinggi (24-30)
5. Efektivitas komunikasi merupakan penggambaran aspek yang berpengaruh
dari Frekuensi komunikasi pemasaran dengan aspek kognitif, afektif dan
25
konatif di lingkungan kampus IPB Dramaga. Hal ini dapat diukur dengan
menentukan skor sebagai berikut:

Rendah (hanya satu aspek yang memiliki hubungan dan keberpengaruhan)

Sedang
(terdapat
dua
aspek
yang
memiliki
hubungan
dan
tiga
aspek
yang
memiliki
hubungan
dan
keberpengaruhan)

Tinggi
(terdapat
keberpengaruhan)
Download