PROSIDING ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:209-217 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBELUM DILAKUKAN DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SEMARANG Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2) , Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu 1) 2) Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang [email protected] Abstrak-Masalah seksualitas yang akhir-akhir ini mengganggu ketenangan orang tua dan remaja adalah hubungan seks pranikah atau seks bebas di kalangan remaja baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) 2012 mengungkap beberapa perilaku berpacaran remaja yang belum menikah antara lain sebanyak 16,9% remaja wanita dan 49,4% remaja lakilaki setuju melakukan hubungan seksual pranikah. Dengan adanya data tersebut maka sangat diperlukan adanya penyuluhan tentang pencegahan seks bebas dalam penelitian menggunakan metode penelitian pra-eksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah “One Group Design Pretest-Postest” dengan sampel 50 siswa SMK N 6 Semarang. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa umur responden usia 16-19 tahun sebesar 42 remaja (84%), pekerjaan orang tua responden wiraswasta sebesar 31 orang (62%), pendidikan orang tua responden adalah SMA sebesar 29 orang (58%), hasil nilai koefisien Z sebesar -2.071 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.038. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p < 0,05) bahwa ada beda rata-rata antara nilai sebelum dilakukan penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas, dan hasil sikap responden diperoleh hasil nilai koefisien Z sebesar -1.387 dan Asym.Sig (nilai p>0,05) sebesar 0.166 diartikan tidak ada beda rata-rata antara nilai sikap remaja sebelum dilakukan penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas. Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini diharapkan agar masyarakat, orang tua dan pihak sekolah lebih meningkatkan pengetahuan informasi terbaru tentang pencegahan seks bebas dan tidak menganggap tabu segala informasi tentang pencegahan seks bebas. Kata Kunci : Pencegahan seks bebas, penyuluhan 210| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 PENDAHULUAN hubungan seksual sebanyak 16 remaja (5,24%). Remaja adalah masa peralihan Berdasarkan data Survei dari masa kanak-kanak ke masa dewasa Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) yang dimulai saat anak menunjukkan 2012 mengungkap beberapa perilaku tanda-tanda pubertas dan dilanjutkan berpacaran remaja yang belum menikah dengan terjadinya perubahan-perubahan antara lain sebanyak 29,5% remaja pria dari dan 6,2% remaja wanita pernah meraba yang bukan seksual menjadi seksual pada individu. World Health atau Organization (WHO) mendefinisikan sebanyak 48,1% remaja laki-laki dan remaja sebagai kriteria biologi dengan 29,3% remaja wanita pernah berciuman ciri individu berkembang mulai saat bibir, sebanyak 79,6% remaja pria dan pertamakali dengan menunjukkan 71,6% tanda-tanda seksual sekundernya berpegangan tangan dengan pacarnya. sampai masa kematangan seksual (Eli, Selain itu bahwa 16,9% remaja wanita 2012). Data yang diperoleh dari Pusat dan 49,4% remaja laki-laki setuju Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) melakukan hubungan seksual pranikah. Perkumpulan Keluarga merangsang remaja pasangannya, wanita pernah Berencana Berdasarkan data dari Dinas Indonesia (PKBI) Jawa Tengah dari Kesehatan Kota Semarang tahun 2010, bulan Januari sampai Desember 2010 di Puskesmas Halmahera menunjukkan telah tercatat sebanyak 397 remaja yang kasus kehamilan di luar nikah paling melakukan konsultasi melalui telepon, tinggi dibandingkan dengan Puskesmas surat dan tatap muka. Konsultasi remaja lainnya, yaitu terdapat 24 kasus (13,7%) meliputi melakukan hubungan seksual kehamilan di luar nikah. Dari 24 remaja pranikah sebanyak 98 remaja (32,13%), yang hamil di luar nikah diantaranya 4 hamil pranikah sebanyak 85 remaja (16%) melakukan aborsi. Berdasarkan (27,86%), aborsi sebanyak 78 remaja data dari Puskesmas Halmahera tahun (25,57%), masalah menstruasi sebanyak 2010, didapatkan kasus kehamilan di 56 remaja (18,36%), remaja yang luar nikah sebanyak 4 (16%) siswi dari terkena terkena Infeksi Menular Seksual sekolah binaan puskesmas Halmahera. sebanyak 28 remaja (9,18%), remaja SMK Negeri 6 yang memakai kontrasepsi sebanyak 25 studi pendahuluan yang dilakukan pada remaja (8,19%), dipaksa melakukan 10 siswa pada tanggal 22 November Semarang dari hasil Dewi,dkk-Sains | 211 2013 oleh peneliti kuesioner sebanyak belum melalui pre-experiment. Rancangan yang 6 siswa masih digunakan adalah “One Group Design paham bagaimana pencegahan Pretest-Postest” Populasi adalah 50 seks bebas. siswa SMK N 6 Semarang dan sampel Berdasarkan data tersebut, yang digunakan adalah sampel peneliti tertarik melakukan penelitian sebanyak 50 siswa dengan teknik dengan judul “Perbedaan Pengetahuan sampling jenuh. Sumber data yang Dan dan digunakan adalah data primer dan Penyuluhan sekunder, instrumen penelitian dengan Tentang Pencegahan Seks Bebas di kuesioner pengetahuan sebanyak 25 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 butir Semarang. pernyataan tentang sikap remaja tentang Sikap Sesudah Remaja Sebelum Dilakukan pernyataan dan 15 butir Dalam membicarakan masalah pencegahan seks bebas. Sebelumnya seksual adalah yang sifatnya sangat kuesioner di Uji Validitas di SMK N 5 pribadi dan membutuhkan suasana yang Semarang, Kemudian diolah data uji akrab, terbuka dari hati kehati antara normalitas pada kuesioner sikap dengan orang tua dan anak. Sebaiknya pada saat menggunakan kolmogorov smirnov dan anak menjelang remaja dimana proses olah data univariat dan bivariat. kematangan baik mentalnya mulai berkembang fisik, timbul kearah maupun dan HASIL DAN PEMBAHASAN kedewasaan Penelitian ini menggunakan (Notoatmojo, 2007). Pendidikan seks design “One Group Design Pretest- adalah suatu cara untuk mengurangi Postest” untuk mengetahui perbedaan atau mencegah penyalahgunaan seks. pengetahuan dan sikap remaja mengenai Khususnya untuk mencegah dampak- pencegahan seks bebas sebelum dan dampak negative yang tdak diharapkan sesudah dilakukan penyuluhan di SMK seperti Negeri 6 Semarang dengan hasil dan kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, pembahasan sebagai berikut : depresi, dan perasaan berdosa. Karakteristik Responden a. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimen atau Umur Responden 212| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 Tabel 1 Umur Remaja Di SMK Negeri 6 Semarang Pada No Umur Responden Frekuensi Persentase (%) 1. 13-15 Tahun 8 16 2. 16-19 Tahun 42 84 Total 50 100 tabel 1 bahwa masa dewasa, dimana mereka dianggap menunjukkan umur responden paling dewasa secara hukum, mereka juga banyak pada usia 16-19 tahun sebesar mulai memperhatikan perilaku atau 42 remaja (84%) . Pada hasil tersebut simbol yang berhubungan dengan status untuk responden paling banyak di usia orang remaja akhir, dimana menurut Sarwono hubungan seksual, selain itu remaja juga (2006) bahwa remaja akhir merupakan merupakan masa pencarian identitas diri masa dengan berperilaku sebisa mungkin konsolidasi diatas menuju periode dewasa. Selain itu menurut Gunawan dewasa seperti mengenai sama dengan kelompok sebayanya. (2011) masa remaja adalah ambang dari b. Pekerjaan Orang Tua Responden Tabel 2 Pekerjaan Orang Tua Responden Pada No Pekerjaan Responden Frekuensi Persentase (%) 1. Pedagang 5 10 2. Wiraswasta 31 62 3. PNS 4 8 4. Lainnya 10 20 Total 50 100 tabel menunjukkan 2 diatas pekerjaan bahwa orang tua responden paling banyak mempunyai pekerjaan wiraswasta sebesar 31 orang (62%). | Pros Sem Nas Biodiv. Hal: 162-173 Pada 2. Wiraswasta 31 62 3. PNS 4 8 4. Lainnya 10 20 Total 50 100 tabel menunjukkan 2 diatas pekerjaan bahwa orang tua responden paling banyak mempunyai pekerjaan wiraswasta sebesar 31 orang (62%). Dewi,dkk-Sains | 213 c. Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden Tabel 3 Pendidikan Orang Tua Responden Pada No Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden Frekuensi Persentase (%) 1. SD 5 10 2. SLTP 5 10 3. SMA 29 58 4. Akademi 6 12 5. Sarjana 4 8 6. Pasca Sarjana 1 2 Total 50 100 tabel 3 paling banyak mungkin mereka peroleh dari gagasan pendidikan orang tua responden adalah tersebut. SMA sebesar 29 orang (58%). Menurut Uji Bivariat Notoatmojo a. (2007) bahwa tingkat Pengetahuan Remaja Tentang pendidikan seseorang akan berpengaruh Pencegahan Seks Bebas Sebelum dalam memberi respon terhadap sesuatu dan Sesudah Penyuluhan di SMK N yang datang dari luar, seseorang dengan 6 Semarang. Dan penggunaan uji pendidikan tinggi akan memberikan normalitas respon yang lebih rasional terhadap “Kolmogorov informasi yang akan datang dan akan hasil pada tabel 4 sebagai berikut: menggunakan Smirnov” dengan berpikir sejauh mana keuntungan yang Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Tentang Pencegahan Seks Bebas Dilakukan Penyuluhan Sebelum dan Sesudah di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan Tentang Pencegahan p-value Distribusi Data Sebelum Penyuluhan 0.000 Tidak Normal Sesudah Penyuluhan 0.000 Tidak Normal Seks Bebas 214| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 Berdasarkan menunjukkan tabel hasil 4 olahan bahwa sehingga untuk mengetahui perbedaan data pengetahuan remaja saat penyuluhan berdistribusi tidak normal, karena pada sebelum dan sesudahnya p-value sebelum dilakukan penyuluhan pencegahan seks bebas digunakan uji tentang pencegahan seks bebas sebesar Wilcoxon. 0.000 (<0,05) dan sesudah dilakukan dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Adapun tentang hasilnya dapat penyuluhan tentang pencegahan seks bebas nilai p-value 0,000 (<0,05) Tabel 5 Uji Statistik Perbedaan Pengetahuan Penyuluhan Sebelum Dan Sesudah Tentang Pencegahan Seks Bebas di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan N Mean rank Koefisien Z p-value Sebelum 50 11.50 -2.071 0.038 Sesudah 50 13.71 Tentang Pencegahan Seks Bebas Berdasarkan tabel 5 diperoleh Sesuai dari Notoatmojo (2003) hasil nilai koefisien Z sebesar -2.071 bahwa dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.038. diharapkan Hal ini menunjukkan bahwa nilai berpengaruh terhadap perilaku dan agar Asym.Sig (nilai p) < 0,05 maka hasilnya penyuluhan mencapai optimal dengan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat diartikan adanya masukan, materi yang sesuai bahwa ada beda rata-rata antara nilai sasaran kemudian alat bantu yang sesuai sebelum dilakukan penyuluhan dengan akan membantu kelancaran hasil yang sesudah dilakukan penyuluhan tentang lebih baik setelah penyuluhan, selain itu pencegahan seks bebas, sehingga bisa dengan adanya pengalaman seseorang dikatakan yang dapat memperluas informasi baik pengetahuan penyuluhan bahwa ada perbedaan responden sebelum dan tentang pencegahan seks bebas. antara sesudah melalui penyuluhan kesehatan pengetahuan hubungan sosial dapat dalam berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi serta adanya Dewi,dkk-Sains | 215 paparan media pada media cetak maupun elektronik, Selain variabel pengetahuan juga sehingga ada sikap responden sebelum dan memberikan respon positif maupun sesudah dilakukan penyuluhan tentang negatif pencegahan seks bebas dilakukan uji pada seseorang yang bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan. normalitas menggunakan “Kolmogorov b. Sikap Remaja Tentang Pencegahan Smirnov” dengan hasil pada tabel 6 Seks Bebas Sebelum dan Sesudah sebagai berikut: Penyuluhan di SMK N 6 Semarang Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Sikap Tentang Pencegahan Seks Bebas Dilakukan Penyuluhan Sebelum dan Sesudah di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan Tentang Pencegahan p-value Distribusi Data Sebelum Penyuluhan 0.000 Tidak Normal Sesudah Penyuluhan 0.000 Tidak Normal Seks Bebas Berdasarkan menunjukkan hasil tabel 6 olahan bahwa bebas data nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga untuk mengetahui perbedaan berdistribusi tidak normal, karena pada sikap penyuluhan sebelum dan p-value sebelum dilakukan penyuluhan sesudahnya tentang pencegahan seks tentang pencegahan seks bebas sebesar bebas digunakan uji Wilcoxon. Adapun 0.000 (<0,05) dan sesudah dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 7 penyuluhan tentang pencegahan seks sebagai berikut: Tabel 7 Uji Statistik Perbedaan Sikap Remaja Tentang Pencegahan Seks Bebas Penyuluhan Sebelum Dan Sesudah di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan N Mean rank Koefisien Z p-value Sebelum 50 7.00 -1.387 0.166 Sesudah 50 7.00 Tentang Pencegahan Seks Bebas 216| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 Dan juga sikap yang tidak Berdasarkan tabel 7 diperoleh konsisten pada remaja antara pernyataan hasil nilai koefisien Z sebesar -1.387 sikap, yang mudah berubah-ubah dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.166. mengenai respon terhadap objek sikap Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut. Atau mungkin dari beberapa Asym.Sig (nilai p) > 0,05 maka hasilnya remaja masih sulit menginterpretasikan bahwa Ho diterima. Jadi dapat diartikan fenomena situasi sosial. bahwa tidak ada beda rata-rata antara nilai sikap remaja sebelum dilakukan KESIMPULAN penyuluhan dengan sesudah dilakukan Apabila pengetahuan responden penyuluhan tentang pencegahan seks baik belum tentu sikap juga berespon bebas, sehingga bisa dikatakan bahwa positif, tidak ada perbedaan sikap responden dipengaruhi faktornya seperti karena antara penyuluhan sebelum dan sesudah lingkungan, teman, pengalaman serta tentang pencegahan seks bebas. adanya sikap remaja yang masih mudah Dengan tidak ada perbedaan sikap responden sebelum dan sesudah karena sikap bisa banyak berubah-ubah sehingga mempengaruhi stimulus sosial. penyuluhan kesehatan, menurut Dewi (2010) sikap bisa dipengaruhi beberapa faktor karena sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial, sehingga masih bisa bersifat tertutup, pengalaman selain pribadi itu faktor pun bisa mempengaruhi dimana apa yang telah dan sedang alami akan ikut membentuk sehingga mempengaruhi stimulus sosial, juga faktor pengaruh orang lain karena mungkin menganggap teman sebaya sangat andil dalam mempengaruhi sikap pada remaja yang mudah berubah-ubah, selain pengaruh orang lain adalah media massa dalam menyajikan berita masih bersifat membingungkan bagi remaja. DAFTAR PUSTAKA Azwar S. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. Depkes R. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. 2010. Dewi Wd. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. Eli D. Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan Upaya Pencegahannya2011: Dewi,dkk-Sains | 217 Available Gunawan from: http://komunitaspemuda.blogspot.com/seksbebas-di-kalangan-remajadanupaya.html.diakses7agustus 2012. A. Remaja dan Permasalahannya Yogyakarta: Hanggar Kreator; 2011. Green LW. Health Promotion Planning : An Educational and Environmental Approach. Second Edition ed. Mountain View-TorontoLondon: Mayfield Publishing Company; 2000. Halmahera P. Jumlah Remaja Yang Hamil Di Luar Nikah Tahun 2010. Semarang: Data Remaja; 2010. .Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rhineka Cipta; 2007. --------------------. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. PKBI P. Info Kasus. Semarang: PKBI Jawa Tengah; 2010. SDKI. Kesehatan Reproduksi Remaja http://fkm.unej.ac.id/publik asi/lain lain/category/8 laporan?download=45:lapor an-pendahuluan-sdki-2012