paper title for asian waterqual 2003 - MMT – ITS

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
PENGARUH KARAKTERISTIK FISIK BANGUNAN TOWNHOUSE
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
(STUDI KASUS : TOWNHOUSE DI SURABAYA TIMUR)
Cherry Candsevia Difarissa1) Ispurwono Soemarno2) dan Bambang Soemardiono2)
1) Program Studi Perencanaan Real Estate, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Jl.Arief Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
e-mail: [email protected]
2) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK
Pesatnya pertumbuhan perkotaan, mengakibatkan keterbatasan lahan, yang berimbas pada
peningkatan harga lahan. Alternatif pembangunan yang dianggap paling sesuai dengan
kondisi di atas adalah pembangunan ke arah vertikal Salah satu alternatif hunian yang
ditawarkan oleh pengembang perumahan adalah townhouse. Townhouse biasanya dibangun di
atas tanah dengan luas area kurang dari 5000 m2. Townhouse dibangun secara vertikal (2-3
lantai), saling berdempetan, dengan lebar 15-16 feet dan panjang 30-90 feet, serta desain yang
seragam. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik fisik bangunan townhouse
yang diminati oleh konsumen, serta menemukan pengaruh karakteristik fisik townhouse
terhadap minat beli konsumen. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel berupa
penghuni townhouse di Surabaya Timur. Data didapat melalui kuesioner dan wawancara, yang
kemudian dilakukan analisa regresi linear berganda. Berdasarkan analisa yang dilakukan,
maka didapatkan kesimpulan, bahwa karakteristik fisik bangunan townhouse mempengaruhi
minat beli konsumen. Karakteristik fisik bangunan townhouse yang paling diminati oleh
konsumen adalah luas dan ukuran unit hunian.
Kata kunci: Karakteristik Fisik Bangunan, Minat Beli Konsumen, Townhouse
PENDAHULUAN
Surabaya merupakan salah satu kota besar, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
ekonomi. Hal ini menyebabkan pesatnya pertumbuhan kawasan perkotaan di Surabaya. Selain
itu, tingginya angka kelahiran dan migrasi, mengakibatkan keterbatasan lahan, sehingga
terjadi pula peningkatan harga lahan. Padahal, kebutuhan lahan perumahan di Kota Surabaya
dalam kurun waktu tahun 2003 – 2013, diperkirakan meliputi 53,85% dari luas total Surabaya.
Sesuai RTRW Kota Surabaya tahun 2003-2013, kebutuhan permukiman sampai dengan tahun
2013 diperkirakan mencapai 556.542 unit, dengan kebutuhan lahan lebih kurang 17. 593,75
Ha. Berdasarkan data dari BPN Kota Surabaya, sampai dengan tahun 2001 luas lahan
permukiman adalah 13.711 Ha, dengan demikian masih dibutuhkan tambahan lahan
permukiman seluas 3.882,75 Ha.
Pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, mengakibatkan pula pada peningkatan
perekonomian masyarakat. Hal ini dianggap sebagai peluang bisnis bagi investor, salah
satunya berasal dari sektor properti residensial. Tingkat penjualan properti residensial pada
triwulan I-2013 menurut hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), meningkat.
Hasil survei menunjukkan terjadi peningkatan penjualan sebesar 25,63% (qtq). Peningkatan
penjualan terutama terjadi pada rumah tipe menengah, yaitu sebesar 33,60% (qtq).
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Untuk menyikapi peluang bisnis pada sektor properti residensial, yang terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan Kota Surabaya dan kebutuhan masyarakat akan
perumahan, maka pengembang perumahan melakukan pembangunan ke arah vertikal.
Keterbatasan lahan, yang menyebabkan peningkatan harga lahan, menuntut pengembang
perumahan untuk memanfaatkan lahan yang mereka miliki secara efektif dan efisien.
Townhouse merupakan salah satu alternatif yang dianggap paling sesuai dengan
kondisi di atas. Townhouse adalah tempat tinggal unit keluarga tunggal (single family
dwelling) yang terletak di dalam kota dimana setiap unitnya seragam, saling berdempet,
membentuk baris, dan dibatasi oleh dinding yang digunakan bersama. Pada umumnya,
townhouse merupakan tipe hunian low rise dengan sistem utilitas yang lengkap dalam tiap
unitnya (Llyod, 1990). Townhouse biasanya dibangun di atas tanah dengan luas area kurang
dari 5000 m2, dengan jumlah unit yang terbatas. Townhouse yang dibangun secara vertikal (23 lantai), saling berdempetan (tidak memiliki halaman samping), dengan lebar 15-16 feet dan
panjang 30-90 feet, menghasilkan jumlah lot yang lebih banyak, dibandingkan dengan
membangun rumah berlantai 1 dengan luasan bangunan yang sama.
Saat ini, townhouse menjadi tren yang diminati oleh konsumen karena lokasi
townhouse yang terletak tidak jauh dari pusat kota dan memiliki aksesibilitas yang tinggi
menuju fasilitas kawasan. Harga townhouse pun relatif murah dibandingkan rumah berlantai 1
dengan luasan bangunan yang sama. Hal ini dikarenakan perbandingan harga tanah rumah
berlantai 1 dengan luas bangunan yang sama dengan townhouse yang berlantai 2-3, mencapai
2 kali lipat, bahkan lebih, padahal harga tanah terus mengalami peningkatan. Sedangkan,
perbandingan harga konstruksi rumah berlantai 1 dan 2-3 lantai, tidaklah jauh berbeda.
Namun, selain lokasi dan harga, dalam proses pengambilan keputusan pembelian,
konsumen biasanya juga mempertimbangkan karakteristik fisik bangunan. Karakteristik fisik
bangunan merupakan ciri/karakter bangunan yang dapat ditangkap secara visual dan terukur,
seperti : luas dan ukuran bangunan, jumlah lantai, desain (gaya arsitektur) bangunan, material,
luas dan tata letak ruang, konstruksi, ketersediaan garasi/carport, dan halaman (Tjiptono dan
Afandi, 2006). Menurut Kotler (1993), setelah menerima rangsangan dari produk yang
dilihatnya, dapat timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya
timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya. Dorongan yang timbul ini disebut
dengan minat beli konsumen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat minat beli
konsumen, antaralain : pekerjaan, sosial ekonomi, hobi/kegemaran, jenis kelamin, dan usia.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi kasus berupa townhouse di Surabaya
Timur, yaitu Mediterant townhouse dan Lebak Indah townhouse. Lingkup wilayah studi kasus
terpilih, dikarenakan Surabaya Timur merupakan salah satu kawasan pengembangan
perumahan yang potensial. Sedangkan, townhouse yang menjadi objek penelitian, dianggap
sesuai dengan kriteria townhouse yang telah ditentukan, yaitu dibangun di atas tanah dengan
luas area kurang dari 5000 m2, jumlah unit terbatas, dibangun secara vertikal (2-3 lantai),
saling berdempetan, dan memiliki luas bangunan antara 180-210 m2.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menemukan karakteristik
fisik bangunan townhouse yang diminati oleh konsumen, dan mengetahui pengaruh
karakteristik fisik bangunan townhouse terhadap minat beli konsumen. Adapun hipotesa
dalam penelitian ini, yaitu:
Ho: Karakteristik fisik townhouse tidak mempengaruhi minat beli konsumen.
H1: Karakteristik fisik townhouse mempengaruhi minat beli konsumen.
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
METODE
Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas empat tahap, yaitu survei
pendahuluan, penyebaran kuesioner, pengolahan data kuesioner, dan pengujian statistik data
kuesioner, dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Tahap survei pendahuluan
dilakukan dengan mengidentifikasi kriteria townhouse, penentuan objek townhouse sesuai
dengan kriteria yang telah penulis tentukan berdasarkan literatur, serta pengumpulan data
melalui wawancara dengan pihak pengembang perumahan.
Tahap Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
1. Tahap 1 dilakukan dengan menyebarkan kuesioner penelitian pendahuluan, yang
ditujukan kepada akademisi dan praktisi bidang penelitian. Tujuan penyebaran kuesioner
ini adalah untuk menggali variabel tambahan, yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahap 2 dilakukan dengan menyebarkan kuesioner penelitian, yang ditujukan kepada
sample penelitian, yaitu penghuni townhouse. Sebelumnya dilakukan penyebaran kepada
sejumlah orang, sebagai bentuk pengujian kuesioner (trial error).
Kuesioner terdiri atas :
1. Identitas responden, yang kemudian diolah untuk mengetahui deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, usia, pekerjaan, penghasilan, tingkat
pendidikan, dan jumlah anggota keluarga.
2. Kriteria rumah, untuk mengetahui luas tanah dan unit hunian, kebutuhan ruang, serta
harga unit hunian saat melakukan pembelian.
3. Delapan pertanyaan terbuka, yang digunakan untuk mengkroscek hasil penelitian dengan
alasan yang disampaikan oleh responden. Selain itu, data ini digunakan untuk
mendeskripsikan hasil temuan penelitian.
4. Delapan pertanyaan terkait dengan minat beli konsumen terhadap variabel karakteristik
fisik bangunan townhouse. Data ini digunakan sebagai data dari variabel bebas (X1-X8).
Sedangkan data variabel terikat (Y), didapat dari satu pertanyaan, terkait dengan minat
beli konsumen terhadap townhouse. Pertanyaan dalam kuesioner menggunakan skala
ordinal 1-5 untuk mewakili pendapat dari responden. Nilai untuk skala tersebut adalah :
Tidak setuju/
Tidak
Sangat setuju/
berminat
Sangat
berminat
Tahap Pengolahan Awal Data Kuesioner
Tahap pengolahan awal data kuesioner dilakukan cara :
1. Mengecek kelengkapan jawaban dari responden, khususnya jawaban dari pertanyaan
yang akan digunakan sebagai data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
2. Kemudian menginput data dan jawaban dari responden.
3. Melakukan uji asumsi klasik. Pada dasarnya pengujian regresi linear berganda dapat
dikatakan baik bila telah memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
BLUE dapat tercapai apabila telah memenuhi uji normalitas, multikolinearitas,
heterokedastisitas, dan autokorelasi.
Sedangkan syarat terpenuhinya uji asumsi klasik adalah :
1. Uji normalitas, adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santosa dan Ashari,
2005). Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan :
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
a. "Normal P-P Plot", jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2007).
b. "Tabel Kolmogorov Smirnov", bahwa jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) > 0,05, maka
nilai residual tersebut adalah normal.
2. Uji multikolinieritas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas,
dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF>10, terjadi
multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF<10, tidak terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009).
3. Uji autokorelasi, merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen
tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai
berikut:
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Tahap Pengujian Statistik
Tahap terakhir adalah pengujian statistik, menggunakan analisis regresi linier
berganda, dengan input data adalah skala ordinal 1-5 yang berasal dari kuesioner, sebagai data
karakteristik fisik bangunan townhouse, yaitu nilai variabel bebas (X1-X8), dan data minat beli
konsumen sebagai nilai dari variabel terikat (Y).
Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini adalah pengaruh
variabel bebas (independen variable), yaitu luas dan ukuran unit hunian (X1), jumlah lantai
unit hunian (X2), desain (gaya arsitektur) unit hunian (X3), luas dan tata letak ruang pada unit
hunian (X4), konstruksi (modul) unit hunian (X5), material unit hunian (X6), halaman pada
unit hunian (X7), garasi/carport dalam unit hunian (X8), terhadap variabel terikat (dependen
variable) yaitu minat konsumen (Y).
Dan persamaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004):
Dimana:
Y = Variabel terikat (Minat konsumen)
a = Konstanta
e = Error
b1 - b18 = Koefisien determinasi
X1 - X8 = Variabel bebas (Luas dan ukuran unit hunian, Jumlah lantai unit hunian, Desain
(gaya arsitektur) unit hunian, Luas dan tata letak ruang pada unit hunian, Konstruksi (modul)
unit hunian, Material unit hunian, Halaman pada unit hunian, Garasi/carport dalam unit
hunian)
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji asumsi klasik berdasarkan data kuesioner dari variabel X dan Y adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil uji asumsi klasik
No
Nama pengujian
Syarat
Hasil uji
Keterangan
1
Uji Normalitas
Nilai Asymp. Sig. (2tailed) > 0,05 pada
tabel “Kolmogorov Smirnov”
 Asymp. Sig.
(2tailed) = 0,916
 0,916 > 0,05
 Nilai residual tersebut
adalah normal.
 Uji normalitas
terpenuhi
2
Uji Multikolinieritas
Nilai VIF < 10 pada tabel “Coefficient”
 Semua nilai VIF <
10Nilai
 VIF tertinggi
adalah 4,024
 4,024 < 10
 Tidak terjadi
multikolonieritas
 Uji multikolonieritas
terpenuhi.
3
Uji Autokorelasi
 Nilai Durbin-Watson (D-W) pada
tabel “Model Summary” :
 Angka D-W di bawah -2 berarti ada
autokorelasi positif
 Angka D-W diantara -2 sampai +2
berarti tidak ada autokorelasi
 Angka D-W di atas +2 berarti ada
autokorelasi negatif
 Nilai D-W = 1,812
 Angka D-W di
antara -2 sampai +2
 -2 ≤ 1,583 ≤ +2
 Tidak terjadi
autokorelasi.
 Uji autokorelasi
terpenuhi.
Sumber : Hasil olah data, 2014
Berdasarkan berbagai macam pengujian pada tabel 1, dapat disimpulkan bahwa syarat uji
asumsi klasik, seluruhnya telah terpenuhi, sehingga analisis data dengan menggunakan
persamaan regresi linier berganda dapat dilakukan. Berikut rumusan hasil analisis regresi
linier berganda yang didapat :
Y = (2,241) - 0,069 X1 – 0,175 X2 + 0,215 X3 + 0,212 X4 - 0,103 X5 + 0,004 X6 + 0,095 X7 –
0,300 X8 + e
Berikut adalah hasil ringkasan pengujian hipotesis masing-masing variabel bebas (X1-X8)
terhadapat variabel terikat (Y), berdasarkan hasil uji t :
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Tabel 2. Hasil pengujian hipotesis variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
Hipotesis
Pernyataan
Nilai
Keterangan
H1
Variabel Luas dan ukuran unit
hunian
secara
signifikan
berpengaruh terhadap minat beli
konsumen
0,453
H1 diterima
Ho ditolak
H2
Variabel jumlah lantai pada unit
hunian tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen
1,410
H1 ditolak
Ho diterima
H3
Variabel desain (gaya arsitektur)
unit hunian tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat beli
konsumen
1,870
H1 ditolak
Ho diterima
H4
Variabel luas dan tata letak ruang
pada unit hunian tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat beli
konsumen
1,660
H1 ditolak
Ho diterima
H5
Variabel konstruksi (modul) unit
hunian tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen
0,822
H1 ditolak
Ho diterima
H6
Variabel material unit hunian tidak
berpengaruh signifikan terhadap
minat beli konsumen
0,033
H1 ditolak
Ho diterima
H7
Variabel halaman dalam unit hunian
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap minat beli konsumen
0,465
H1 ditolak
Ho diterima
H8
Variabel garasi/carport pada unit
hunian tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen
0,358
H1 ditolak
Ho diterima
Sumber : Hasil olah data, 2014
Untuk mengetahui karakteristik fisik townhouse yang paling diminati oleh konsumen,
penulis menyimpulkan berdasarkan mean pada output tabel “descriptive statistics”. Berikut
ringkasan peringkat karakteristik fisik townhouse yang diminati oleh konsumen :
Tabel 3. Peringkat karakteristik fisik bangunan townhouse
No
Karakteristik fisik
Mean
1
Luas dan ukuran unit hunian
4.63
2
Garasi /carport dalam unit hunian
4.45
3
Jumlah lantai unit hunian
4.13
4
Desain (gaya arsitektur) unit hunian
4.08
5
Material
3.68
6
Halaman
3.75
7
Luas dan tata letak ruang pada unit hunian
3.62
Sumber : Hasil olah data, 2014
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Pada Tabel 3, dapat kita lihat bahwa luas dan ukuran unit hunian adalah karakteristik
fisik bangunan yang paling diminati oleh konsumen. Luas dan ukuran unit hunian townhouse
pada studi kasus adalah unit hunian pada Mediterant townhouse adalah luas tanah = 90 m2 dan
luas bangunan = 210 m2, sedangkan unit hunian pada Lebak Indah townhouse adalah luas
tanah = 94 m2 dan luas bangunan = 188 m2.
Karakteristik luas dan ukuran unit townhouse adalah luas tanah (kavling) biasanya memiliki
lebar yang relatif sempit, karena townhouse dibangun dengan tujuan memanfaatkan lahan
seefektif mungkin, dengan membangun unit hunian dilakukan secara vertikal.
Tabel 4. Kebutuhan luas minimum dan lahan untuk rumah sehat sederhana (Rs Sehat)
Sumber : Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat (http://www.pu.go.id)
Berdasarkan tabel di atas, luas dan ukuran unit townhouse, dengan jumlah keluarga 4
orang, masuk dalam kategori ideal. Hal ini sesuai dengan karakteristik konsumen (penghuni
townhouse), yang merupakan keluarga muda, dengan jumlah keluarga tidak lebih dari 5 orang,
prosentase jumlah keluarga terbesar adalah 40%, yaitu dengan jumlah keluarga sebanyak 4
orang). Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, penghuni merasa nyamandengan luas
dan ukuran unit hunian townhouse. Beberapa alasan yang disampaikan oleh penghuni
townhouse adalah luas dan ukuran unit hunian (luas kavling unit hunian 6 m x 15 m, dan luas
unit hunian 188 m2-210 m2)sesuai dengan kebutuhan penghuni yang merupakan “keluarga
kecil”.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (X) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Derajat kepercayaan yang digunakan
adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Untuk analisisnya dapat dilihat dari hasil
pengujian pada tabel 5.
Berdasarkan tabel 5., berikut hasil pengujian secara simultan X1, X2, X3, X4, X5, X6,
X7, X8, terhadap Y, diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,596 dengan nilai probabilitas (sig)=0,001b.
Nilai Fhitung (4,596) > Ftabel (2,27), dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau
nilai 0,001b < 0,05; maka H01 diterima, berarti secara bersama-sama (simultan) luas dan
ukuran unit hunian, jumlah lantai unit hunian, desain (gaya arsitektur) unit hunian, luas dan
tata letak ruang pada unit hunian, konstruksi (modul) unit hunian, material unit hunian,
halaman pada unit hunian, garasi/carport dalam unit hunian, berpengaruh signifikan terhadap
minat konsumen.
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Tabel 5. Hasil Uji Anova
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
3.784
8
.473
Residual
3.191
31
.103
Total
6.975
39
Sig.
.001b
4.596
a. Dependent Variable: Minat Konsumen
b. Predictors: (Constant), Garasi/carport dalam unit hunian (X8), Jumlah lantai unit hunian (X2), Halaman
pada unit hunian (X7), Material unit hunian (X6), Desain (gaya arsitektur) unit hunian (X3), Luas dan ukuran
unit hunian (X1), Konstruksi (modul) unit hunian (X5), Luas dan tata letak ruang pada unit hunian (X4)
Sumber : Hasil olah data, 2014
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian
yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau
variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain,
maka perlu melihat besaran koefisien determinasi (Santosa dan Ashari, 2005)
Tabel 6. Model Summary
Model Summaryb
Model
1
R
.737a
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.543
.425
Change Statistics
R Square
F
Change
Change
.321
.543
4.596
df1
Durbin-
df2
Sig. F
Watson
Change
8
31
.001
1.583
a. Predictors: (Constant), Garasi/carport dalam unit hunian (X8), Jumlah lantai unit hunian (X2), Halaman pada unit hunian
(X7), Material unit hunian (X6), Desain (gaya arsitektur) unit hunian (X3), Luas dan ukuran unit hunian (X1), Konstruksi
(modul) unit hunian (X5), Luas dan tata letak ruang pada unit hunian (X4)
b. Dependent Variable: Minat Konsumen
Sumber : Hasil olah data, 2014
Berdasarkan tabel 6., dapat disimpulkan bahwa karakteristik fisik bangunan
townhouse, berpengaruh sebesar 54,3% terhadap minat beli konsumen, sedangkan 46,7%
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Urutan karakteristik fisik bangunan townhouse yang paling diminati adalah (1)luas dan
ukuran bangunan, (2)garasi/carport dalam unit hunian, (3)jumlah lantai, (4)desain (gaya
arsitektur) unit hunian, (5)material, (6)halaman, (7)luas dan tata letak ruang pada unit
hunian, (8)konstruksi atau modul bangunan.
2. Karakteristik fisik bangunan townhouse mempengaruhi minat beli konsumen.
Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka sarannya adalah:
1. Peneliti dapat melakukan penelitian dengan cakupan wilayah, maupun sample yang lebih
luas.
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
2. Untuk mengetahui karakteristik fisik bangunan townhouse yang diminati oleh konsumen,
dapat menggunakan bentuk analisa lainnya dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan
Penerbit Undip
Kotler, P. 1993. Marketing, Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Lloyd, W. 1990. Residential Development Handbook, Second Edition. Washington, DC : The
Urban Land Institute.
Santosa, P.B., dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Suharyadi, dan Purwanto, S. K. 2004. Statistika Dasar. Jakarta: Salemba Empat.
Tjiptono, dan Afandi. 2006. Konsep Strategi Pemasaran. Yogyakarta: BPFE–UGM.
Wijaya, T. 2009. Analisis data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya.
Bank Indonesia, (http ://www.bi.go.id diakses 14 Desember 2013, pukul 14.09)
ISBN : 978-602-97491-9-9
B-9-9
Download