pengisian buku kia sebagai pedoman skrining antenatal bidan desa

advertisement
PENGISIAN BUKU KIA SEBAGAI PEDOMAN
SKRINING ANTENATAL BIDAN DESA
DI KABUPATEN MAGELANG
1. Ribkha Itha Idayanti, 2. Bambang Sarwono, 3. Masini
Politeknik K esehatan Kemenkes Semarang Jurusan Kebidanan Magelang
Korespondensi : [email protected]
ABSTRACT
Charging KIA book as a guide to high risk antenatal screening is useful to know how big a high
risk experienced by pregnant women , so that pregnant women quickly get help and lowers the risk
of maternal and infant mortality . Aspects that influence to improve the ability of charging book
KIA in antenatal screening is familiar skills danger signs of pregnancy as early as possible by
recording at KIA book . Maternal mortality in Magelang in 2009 increased 400 % from the
previous year and the maternal mortality rate is still going on until the year 2011 . The cause of
death for 26.8 % and bleeding preeklamsieklamsi 16:51 % . Delay in referral more 48 hours 40 % .
Preliminary studies mostly big midwife no charge operating KIA complete book .Charging book
KIA in antenatal screening for high risk by midwives in Magelang is an explanatory research with
crosectional coeficient contingency approach . The population in this study was a midwife in
Magelang district some 80 people . Sampling with proportional random sampling . The results
showed the majority of midwives in charge KIA book to perform high risk antenatal sekrining in
either category 56.2 % . The variables that significantly affect the charging KIA book is education
( p value : 0.013 ) . Village midwife expected more detail and take the time to menngisi notes in
the book KIA standards so that the risk of maternal gravity can be identified early and can
immediately be referred and handled by a more competent subsequent maternal mortality rate can
be lowered
Keywords : mother health care handbook , antenatal screening , midwife
Abstrak
Pengisian buku KIA sebagai panduan untuk skrining antenatal resiko tinggi hal ini berguna untuk
mengetahui seberapa besar risiko tinggi yang dialami oleh ibu hamil , sehingga ibu hamil cepat
mendapatkan bantuan berupa tindakan untuk menurunkan risiko kematian ibu dan bayi . Aspek
yang mempengaruhi untuk meningkatkan kemampuan pengisian buku KIA dalam skrining
antenatal pada umumnya adalah keterampilan mengenal tanda bahaya kehamilan sedini mungkin
dengan mencatat di buku KIA . Kematian ibu di Magelang pada tahun 2009 meningkat sebesar
400 % dari tahun sebelumnya dan angka kematian ibu masih berlangsung sampai tahun 2011 .
Penyebab kematian 26,8 % dan perdarahan preeklamsieklamsi 16.51 % . Keterlambatan rujukan
lebih dari 48 jam 40 % . Studi pendahuluan sebagian besar bidan tidak mengisi buku KIA secara
komplet. Pengisian buku KIA sebagai skrining antenatal bidan desa di kabupaten Magelang
merupakan penelitian explanatory dengan pendekatan crosectional dengan koefisien kontingensi .
Populasi dalam penelitian ini adalah bidan desa di Kabupaten Magelang sekitar 80 orang . Sampel
dengan proporsional random sampling . Hasil Menunjukkan mayoritas Bidan desa dalam
melakukan pengisian buku KIA baik . Bidan desa dalam melakukan pengisian buku KIA untuk
skrining antenatal 56,2 % dalam kategori baik . variabel yang signifikan mempengaruhi pengisian
buku KIA adalah pendidikan ( p value : 0,013 ) . Bidan desa diharapkan lebih detail dan
meluangkan waktu untuk menngisi catatan dalam buku KIA sehingga risiko tinggi kehamilan
dapat diidentifikasi lebih awal dan dapat segera dan ditangani sehingga angka kematian ibu dapat
diturunkan.
Kata kunci : buku KIA , pemeriksaan antenatal , bidan
1. Pendahuluan
Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam penurunan kematian ibu dan deteksi resiko
tinggi di masyarakat adalah bidan desa dengan pelayanan antenatal serta penggunaan buku
KIA yang berfungsi sebagai petunjuk nasional pendokumentasian dan evaluasi adanya ibu
hamil resiko tinggi setelah melakukan pemeriksaan antenatal menggunakan buku KIA dalam
kegiatan antenatal di wilayah Kabupaten Magelang
Angka kematian ibu di Kabupaten Magelang pada tahun tertinggi disebabkan oleh
preeklamsi (37,2%), diikuti dengan perdarahan sebanyak (21,4%) dan lain-lain (41,4%), yang
meliputi leukemia, oedema paru, tersengat listrik, pleura pneumonia, pneumothorax, gagal
ginjal akut, meningitis, emboli air ketuban dan hepatitis. Ibu yang meninggal karena pre
eklamsi atau eklamsi rata-rata hanya mencapai pendidikan dasar, meninggal rata-rata saat
usia reproduktif 20-35 tahun, hamil anak lebih dari 2. Penyebab kematian ibu tertinggi karena
preeklamsi/eklamsi 26.83% dan perdarahan 16.51%, Terjadi peningkatan jumlah ibu hamil
risiko tinggi, anemia, preeklamsi dan penyakit kronis
dari taun ketahun tetapi terjadi
penurunan rujukan dari tahun ketahun, kejadian anemia ibu hamil dan usia kehamilan kurang
dari 20 tahun meningkat di tahun 2011 .
Kematian ibu hamil bisa diantasipasi melalui deteksi dini melalui pencatatan dan
pelaporan dengan pedoman buku KIA. Dari studi pendahuluan didapatkan 60% Buku KIA
ibu hamil tidak terisi lengkap oleh bidan sedangkan buku Kia sangat penting sebagai
pedoman pencatatan hasil deteksi dini resiko tinggi dalam masa kehamilan sehingga angka
kematian ibu akibat resiko tinggi dapatb diturunkan. Masalah dalam pengisian buku KIA
oleh bidan desa kurang tercatat dengan komplit.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian penjelasan ( explanatory) yaitu penelitian yang
menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesa. Metode yang digunakan
adalah survei.( Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional
coefisient contingency. Sebagai cross cek dilakukan penelitian observasional. Populasi dan
sampel penelitian. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yaitu seluruh bidan desa
yang bekerja di Dinkes Kabupaten Magelang berjumlah 80 orang. Sampel dalam penelitian
ini adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap
bisa mewakili populasi. Teknik penghitungan sampel dilakukan dengan cara proporsional
random sampling.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian mengenai pengisian buku kia dalam melakukan skrining antenatal oleh
bidan desa didapatkan hasil bahwa sebagian besar bidan desa dalam mengisi buku KIA
berada pada kategori baik 45 (56.2) % dan pengisian buku KIA kurang baik 35 (43.8%).
Pengisian buku KIA yang masih kurang dalam hal : mengkaji keluhan pasien kurang detail
69% ,kurang mempersiapkan informasi tentang persiapan persalinan 55.6% yakni iformasi
tentang donor darah berjalan dan ambulan atau transportasi menjelang persalinan kurang
memberikan KIE 55.2% karena sebagian besar responden menganggap KIE sudah ada di buku
KIA sehingga tidak perlu lagi diulangi menjelaskan KIE pada pasien selain itu KIE dianggap
menghabiskan waktu padahal KIE sangat penting diberikan pada pasien walaupun sudah ada di
buku KIA.
Perlu dievaluasi apakah pasien sudah tau tentang tanda bahaya kehamilan, makanan sehat
untuk ibu hamil . KIE diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan ibu hamil terhadap
kesehatan dirinya dan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan ibu dan janin . responden juga
kurang melakukan pemeriksaan laboratorium 45.4% terutama pemeriksaan Hb, urine protein
pemeriksaan laboratorium kurang dilakukan responden karena responden menganggap
pemeriksaan laboratorium dilakukan di Puskesmas sedangkan pemeriksaan PMS jarang
dilakukan dengan alasan tidak ada indikasi padahal pemeriksaan PMS masuk standar antenatal
sebaiknya ada tidak ada indikasi pengkajian riwayat tentang PMS harus tetap ditanyakan
karena masuk dalam SOP pemeriksaan antenatal dan masuk dalam skrining antenatal.
a.
Umur
Ditinjau dari segi umur responden berumur kurang dari kurang dari 36 tahun 26
atau 32.5% yang berumur lebih dari sama dengan 36 tahun sebanyak 54 atau 67.5% .
Umur responden termuda berusia 23 tahun usia tertua 47 tahun dan rata-rata umur
responden 36 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai
umur kurang dari 36 tahun
menunjukkan praktik pengisian buku KIA
53.8% dan
responden yang mempunyai umur lebih dari sama dengan 36 tahun menunjukan praktik
pengisian buku KIA 57.4% . Responden yang mempunyai umur kurang dari 36 tahun
dan lebih dari sama dengan 36 tahun sama-sama mempunyai praktik pengisian buku KIA
baik. p value 0.764 tidak ada hubungan antara umur terhadap praktik bidan desa dalam
pelayanan pengisian buku KIA.
Umur merupakan lama hidup yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin
bertambah umur seseorang Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung
terjadinya perubahan perilaku. Umur dapat mempengaruhi kematangan seseorang baik
fisik, psikis dan sosial seseorang. Pengambilan keputusan seseorang juga dipengaruhi
oleh umur. Umur juga mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai sifat orang
lainnya dan juga dengan karakteristik tempat dan waktu. Kematangan berpikir terjadi
seiring dengan berjalannya waktu, dengan penambahan umur bidan diharapkan
mempengaruhi kemampuan bidan dalam mengambil keputusan terutama yang
berhubungan dengan pelaksanaan pengisian buku KIA.
Bertambahnya umur bidan juga diharapkan dapat membedakan perilaku yang
benar dan tidak benar. Kemampuan membedakan ini dipengaruhi oleh kemampuan
kognitif yang meningkat seiring dengan penambahan umur seseorang. semakin bertambah
usia seseorang semakin bertambah pula
daya tangkapnya dan bertambah pula
pengalaman praktik dalam kehidupan sehari-hari. Pertambahan usia akan membuat
seseorang semakin baik dalam menentukan pilihan karena sudah banyak menerima
informasi dari lingkungan sekitar teman, keluarga, atasan. Ada pemahaman pula bahwa
usia lanjut / lebih tua akan lebih disiplin dan lebih patuh daripada usia muda, dengan
demikian ada asumsi bahwa umur memberi kontribusi terhadap kinerja
seseorang
menjadi lebih baik. Usia muda adalah masanya untuk belajar hal ini menyebabkan bidan
desa yang berusia muda baru pada tahap mempelajari cara melakukan pengisian buku
KIA belum mengaplikasikanya secara total sehingga hasilnya tidak maksimal.
tersebut
menyebabkan bidan desa yang muda belum terbiasa
pengisian
buku
KIA
sesuai
standar
sehingga
mengalami
Hal
melakukan praktik
kesulitan
dalam
pengaplikasianya. Semakin cukup umur (semakin dewasa umur bidan), tingkat
kematangan dan kedewasaan seseorang (bidan) akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa (bidan yang dewasa) akan
lebih dipercaya daripada yang belum cukup dewasa tingkat kedewasaannya. Menurut
Green, umur termasuk faktor pemudah (predisposing factor) yang dapat berpengaruh
langsung terhadap perilaku seseorang.
b.
Lama kerja
Lama kerja dibagi dalam kategori baru dengan masa kerja baru kurang dari 6
tahun 48.8% dan masa kerja lama lebih dari sama dengan 6 tahun 51.2%. lama kerja
terbaru 1 tahun masa kerja terlama 31 tahun dan rata-rata lama kerja 6 tahun. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai lama kerja kurang dari 6
tahun dan lebih dari sama dengan 6 tahun
tahun sama-sama mempunyai praktik
pengisian buku KIA baik. p value 0.673 tidak ada hubungan antara lama kerja terhadap
praktik bidan desa dalam pelayanan pengisian buku KIA.
Lama kerja mencerminkan lama bidan desa memberikan pelayanan pada
masyarakat terutama dalam melakukan pelayanan antenatal. Ada anggapan bahwa orang
yang baru bekerja/karyawan baru cenderung lebih patuh dan taat terhadap peraturan yang
ada di tempat kerja dibanding dengan mereka yang sudah lama bekerja. Alasan tidak enak
dengan teman sejawat yang telah lama bekerja atau takut ditegur pimpinan menjadi
bagian yang dapat mempengaruhi rendahnya kedisiplinan bagi karyawan baru di tempat
kerja. Namun demikian alasan ini belum dapat dipastikan menjadi faktor penentu
terhadap tingkat kedisiplinan/kepatuhan seseorang dalam bekerja. Disiplin kerja yang
berarti kesediaan untuk mematuhi peraturan atau ketentuan yang berlaku dalam
lingkungan organisasi kerja masing-masing sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kinerja yang tinggi. Semakin lama bidan desa bekerja di masyarakat dan melakukan
praktik semakin banyak pengalaman yang dimiliki. Pengalaman yang banyak semakin
menambah rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sehingga
dalam melakukan pengisian buku KIA juga semakin baik. Berdasarkan teori L Green
lama bekerja sebagai salah satu karakteristik responden merupakan predisposisi untuk
terjadinya perilaku seseorang
c.
Pendidikan
Tingkat pendidikan dibagi dalam tingkat pendidikan tinggi D1 10 atau 12.5%
dan pendidikan D3 dan D4 70 atau 87.5%. Tingkat pendidikan juga merupakan variabel
yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kwalitas praktik bidan desa
dalam
pengisian buku KIA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pendidikan D1 menunjukkan praktik pengisian buku KIA 20% responden
yang mempunyai pendidikan D3&D4 menunjukan praktik pengisian buku KIA 61.4%
Responden yang mendapat pendidikan D1 mempunyai praktik pengisian buku
KIA kurang baik serta responden yang mempunyai pendidikan D3&D4 menunjukkan
praktik pengisian buku KIA baik. p value 0.013 ada hubungan antara pendidikan terhadap
praktik bidan desa dalam pelayanan pengisian buku KIA. Hasil uji regresi logistik
OR=5.301 artinya bidan desa yang mempunyai pendidikan baik dalam praktik pengisian
buku KIA memberikan konstribusi 5,301 kali lebih baik dibandingkan dengan responden
yang mempunyai pendidikan kurang baik .
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan berpikir
sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
Selain itu, pengalaman bidan yang mempunyai pendidikan tinggi baik mempunyai
tambahan pengetahuan yang banyak yang diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam
proses perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan yang mendidik seperti seminar
dan pelatihan. Menurut Green (application) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
semakin baik pula tingkat kemampuan untuk menerapkan materi yang telah dipelajari.
d.
Pengalaman kematian ibu pada kasus yang ditangani
Pengalaman kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu pernah mengalami kematian ibu
34 (42.5%) responden dan tidak pernah mengalami kematian ibu 46 (57.5%) . Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang pernah
kematian ibu
mempunyai pengalaman
menunjukkan praktik pengisian buku KIA 52.9% dengan demikian
responden yang tidak pernah mempunyai pengalaman kematian ibu menunjukan praktik
pengisian buku KIA 58.7%. Responden yang pernah mengalami kematian ibu dan tidak
pernah mengalami kematian ibu sama-sama menunjukkan praktik pengisian buku KIA
baik. p value 0.608 tidak ada hubungan
pengalaman kematian ibu pada kasus
yangditangani terhadap praktik bidan desa dalam pelayanan pengisian buku KIA.
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang yang dapat menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal . Keyakinan akan hasil suatu tindakan
praktik yang sudah dilaksanakan pada masa lalu juga mempengaruhi kepercayaan diri
untuk keberhasilan tindakan praktik dimasa yang akan datang. bidan desa yang tidak
mempunyai pengalaman kematian ibu mempunyai kepercayaan diri yang lebih baik .
e.
Pengetahuan bidan desa dalam pengisian buku KIA sebagai pedoman skrining antenatal
Pengetahuan bidan desa dibagi menjadi dua yaitu responden yang mempunyai
pengetahuan kurang baik sebesar 42 atau 52.5% dan yang mempunyai pengetahuan baik
38 atau 47.5% . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai
pengetahuan kurang baik
menunjukkan praktik pengisian buku KIA 50% dengan
demikian responden yang mempunyai pengetahuan baik menunjukan praktik pengisian
buku KIA 63.2%. Responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik dan yang
mempunyai pengetahuan baik sama-sama menunjukkan praktik pengisian buku KIA baik.
p value 0.236 tidak ada hubungan sikap terhadap praktik pengisian buku KIA.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. dan sebagian besar pengetahuan
itu diperoleh melalui mata dan telinga. Selain itu ada faktor lain yang berpengaruh
terhadap pengetahuan seseorang, yaitu yang berasal dari pendidikan, pengalaman,
hubungan sosial dan paparan media massa seperti majalah, TV dan buku . Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting unuk terbentuknya tindakan seseorang.
Hal tersebut diatas juga sesuai dengan teori L Green yang menyatakan bahwa
pengetahuan sebagai salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku seseorang.
Pengetahuan diperlukan untuk mendorong seseorang secara psikis menimbulkan rasa
percaya diri. Selain itu pengetahuan akan akan memberikan motivasi kepada seseorang
untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan pengetahuan yang dia miliki. Pengetahuan
responden yang baik dalam pengisian buku KIA menimbulkan adanya kesinambungan
antara pengetahuan yang diperoleh saat dipendidikan dengan praktik sehari hari.
Pengetahuan bisa diperoleh dengan memperdalam ilmu secara mandiri melalui membaca
buku yang pernah dipelajari ataupun dari media serta melalui seminar. pengetahuan
responden kurang baik dalam hal bidan desa masih menganggap saat merujuk mereka
berinteraksi dengan sesama bidan 70%, berinteraksi dengan kader 65%, belum
mengetahui vitamin C bisa menurunkan tekanan darah 61% .
f.
Sikap bidan desa dalam pengisian buku KIA sebagai pedoman skrining antenatal
Sikap dibagi menjadi dua kategori baik dan kurang baik didapatkan hasil
responden yang mempunyai sikap kurang baik sebanyak 33 atau 41.2% dan responden
yang mempunyai sikap baik sebesar 47 atau 58.8% . Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa responden yang mempunyai sikap kurang baik menunjukkan praktik pengisian
buku KIA 51.5% responden yang mempunyai sikap baik menunjukan praktik pengisian
buku KIA 59.6%. Responden yang mempunyai sikap kurang baik dan sikap baik samasama menunjukkan praktik pengisian buku KIA baik. p value 0.474 tidak ada hubungan
antara sikap terhadap praktik bidan desa dalam pelayanan pengisian buku KIA.
Pembentukan sikap terhadap berbagai objek dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan media massa.
Sikap yang didasari pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Seseorang yang dianggap penting
akan banyak mempengaruhi sikap dan umumnya
individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang
yang dianggapnya penting. Selain itu media massa seperti majalah, surat kabar dan bukubuku mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang,
sehingga memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
Sikap merupakan respon yang akan timbul jika individu dihadapkan pada suatu
rangsangan yang menghendaki respon individual.
Berdasarkan teori Green sikap
merupakan factor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang . Sikap responden
yang tidak setuju atau tidak mendukung merupakan sikap yang kurang memihak terhadap
praktik pelayanan skrining reiko tinggi antenatal sikap responden yang kurang baik
dalam hal ini adalah bidan desa tidak selalu melayani pasien sesuai standar tergantung
situasi 92.5%, responden menganggap memeriksa ibu hamil resiko tinggi secara lengkap
dan detail menakutkan pasien 96.2%, memeriksa ibu hamil sesuai standar menghabiskan
waktu 97.5%.
g.
Sarana bidan desa dalam dalam pengisian buku KIA sebagai pedoman skrining antenatal
Hasil penelitian menunjukkan bidan desa yang mempunyai sarana antenatal
kurang baik sebesar 38(47.5%) sedangkan bidan desa yang mempunyai sarana antenatal
baik sebesar 42 atau 52.5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai sarana kurang baik menunjukkan praktik pengisian buku KIA 47.4% dengan
demikian responden yang mempunyai sarana baik menunjukan praktik pengisian buku
KIA dibanding 64.3% . Responden yang mempunyai sarana antenatal kurang baik dan
yang mempunyai sarana antenatal baik menunjukkan praktik pengisian buku KIA kurang
baik. p value 0.028 ada hubungan antara sarana terhadap praktik bidan desa dalam
pelayanan pengisian buku KIA.
Dalam hal ini Green memandang bahwa sarana/fasilitas merupakan faktor
pendukung (enabling factor) untuk terbentuknya sebuah perilaku dengan demikian
ketersediaan sarana penunjang untuk pelayanan memiliki peran yang sangat penting, baik
kualitas maupun kuantitasnya, pelaksanaan praktik antenatal tidak akan berjalan dengan
baik tanpa didukung sarana dan prasarana yang memadai dalam melaksanakan praktik
pelayanan skrining antenatal menjadi
lebih baik.
Sarana adalah alat penunjang
keberhasilan suatu prossyang dlakukan dalam pelayanan publik. Sarana juga merupakan
segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungs sebagai alat
utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan
Kurangnya ketersediaan sarana memungkinkan menghambat kinerja bidan desa
untuk melakukan skrining antenatal seperti melakukan pemeriksaan penyakit menular
seksual dan pemeriksaan inspekulo. Sarana yang kurang mengakibatkan pengisian di
buku Kia juga kurang lengkap. Sarana dapat meningkatkan produktivitas kerja, hasil kerja
lebih berkualitas dan terjamin, mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan.
h.
Dukungan pimpinan bidan desa dalam dalam pengisian buku KIA sebagai pedoman
skrining antenatal
Dukungan pimpinan bidan desa dibagi menjadi dua kategori baik dan kurang
baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
bidan desa yang mendapat dukungan
pimpinan kurang baik sebesar 39atau 48.8% sedangkan yang mempunyai dukungan
pimpinan baik sebesar 41atau 51.2% . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden
yang mempunyai dukungan pimpinan kurang baik menunjukkan praktik pengisian buku
KIA 51.3% responden yang mempunyai dukungan pimpinan baik menunjukan praktik
pengisian buku KIA 61.0% . Responden yang mendapat dukungan pimpinan kurang baik
dan dukungan pimpinan baik sama-sama menunjukkan praktik pengisian buku KIA baik.
p value 0.382 tidak ada hubungan dukungan pimpinan terhadap praktik bidan desa dalam
pelayanan pengisian buku KIA.
Seorang pemimpin
harus menyatukan berbagai
keahlian, pengalaman,
kepribadian, dan motivasi kepada setiap anak buahnya. Dalam praktiknya pemimpin
dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja
dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Dengan melihat kebutuhan yang dominan
dari anggotanya baik kebutuhan fisiologis ataupun kebutuhan lain seperti kebutuhan
sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Mengarahkan pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi yaitu dengan memotivasi pegawai secara pegawai secara individual adalah hal
yang paling baik. Karena masing-masing individu dalam melaksanakan aktifitasnya
mempunyai tujuan yang berbeda. Sehingga diperlukan penyatuan tujuan pimpinan
diharapkan bisa memotivasi agar aktifitas anggotanya menjadi lebih baik tidak
menyimpang jauh dari tujuan
Dukungan pimpinan merupakan faktor pendorong ( reinforcing factor) yaitu
faktor yang memperkuat atau mendorong terjadinya perubahan perilaku seseorang yang
berkaitan dengan kesehatan. Dukungan pimpinan terhadap pengisian buku KIA adalah
persepsi yang dimiliki oleh responden terhadap kerjasama dukungan pimpinan yakni
kepala puskesmas dan bidan koordinator yang baik akan sangat membantu bidan desa
melakukan pengisian buku KIA sebagai pedoman skrining antenatal yang lebih baik.
Dalam penelitian ini bidan desa menganggap dukungan pimpinan yang kurang dalam
hal kepala puskesmas kurang member dukungan dalam pengisian buku KIA 28.8%,
bidan koordinator kurang menganjurkan membawa buku KIA pasien saat merujuk ibu
hamil resiko tinggi 17.5%, kepala Puskesmas kurang mengadakan dialog dengan bidan
desa tentang permasalahan antenatal 16.2%
i.
Dukungan teman seprofesi bidan desa dalam pengisian buku KIA sebagai pedoman
skrining antenatal
Dukungan teman seprofesi dibagi menjadi dua kategori baik dan kurang baik bidan
desa yang mendapat dukungan teman seprofesinya kurang baik sebanyak 32 atau 40% dan
yang mendapatkan dukungan teman seprofesi baik sebesar 48 atau 60%. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai dukungan teman seprofesi kurang
baik menunjukkan praktik pengisian buku KIA 40.6% dengan demikian responden yang
mempunyai dukungan teman seprofesi baik menunjukan praktik pengisian buku KIA
66.7%. Responden yang mendapat dukungan teman seprofesi kurang baik mempunyai
praktik pengisian buku KIA kurang baik dan responden yang mendapatkan dukungan
teman seprofesi baik menunjukkan praktik pengisian buku KIA baik. p value 0.021 ada
hubungan antara dukungan teman seprofesi terhadap praktik bidan desa dalam pelayanan
pengisian buku KIA. Hasil uji regresi logistik OR=3.480 dukungan teman seprofesi bidan
desa yang baik dalam praktik pengisian buku KIA memberikan konstribusi 3.480 kali
lebih baik dibandingkan dengan responden yang mempunyai dukungan teman seprofesi
kurang baik .
Dukungan teman seprofesi merupakan sumber yang memberikan kenyamanan fisik
maupun psikologis melalui interaksi sosial sehingga merasa diperhatikan dan dihargai serta
mendapatkan kekuatan dan dukungan karena adanya persamaan sudut pandang dalam
melakukan sesuatu. Dukungan teman seprofesi penting untuk meningkatkan pengetahuan,
informasi , menggali potensi diri dan mengetahui kelemahan diri sehingga nilai positif bisa
terus digali. Dengan adanya dukungan teman seprofesi yang baik diharapkan kemampuan
mengembangkan diri dalam hal praktik skrining resiko tinggi antenatal menjadi lebih baik.
Dukungan teman seprofesi berpotensi untuk membuat pelayanan pengisian buku KIA bidan
desa menjadi lebih baik.
Teman selalu mendukung saat
mengalami kesulitan atau ada istilah teman
dalam suka dan duka, teman tidak membiarkan ketika temanya mendapat masalah, saling
membantu mengatasi masalah sehingga menjadi lebih baik dalam mengatasi masalah
bersama.
Hubungan sesama anggota profesi dapat di lihat dari dua segi, yakni hubungan
formal dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal adalah hubungan yang perlu di
lakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan, sedangkan hubungan kekeluargaan
adalah hubungan persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun
dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota
profesi dalam membawakan Sikap profesional.
Hal
perlu di tumbuhkan oleh bidan adalah dukungan bekerja sama, saling
menghargai, saling pengertian, dan rasa tanggung jawab. Jika ini sudah berkembang,akan
tumbuh rasa senasib sepenanggungan serta menyadari akan kepentingan bersama, tidak
mementingkan kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain.
Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimana pun kecilnya jumlahmanusia akan terdapat
perbedaan-perbedaan pikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak dan lain sebagainya.
Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar, tentram, dan harmonis. Jika di
antara mereka tumbuh rasa saling mendukung, saling pengertian dan tenggang rasa.
Dukungan teman seprofesi dapat meningkatkan kinerja pelayanan pengisian buku KIA
menjadi lebih baik
mungkin disebabkan adanya rasa ingin bekerja sama, saling
menghargai, saling pengertian, dan rasa tanggung jawab. Jika ini sudah berkembang, akan
tumbuh rasa senasib sepenanggungan serta menyadari akan kepentingan bersama, tidak
mementingkan kepentingan diri sendiri
Bidan kurang mendengarkan keluhan temanya yang mengalami hambatan dalam
mengisi buku KIA sebagai cara untuk deteksi pelayanan antenatal resiko tinggi 17.%
,kurang melakukan diskusi peningkatan pengetahuan skrining antenatal 12.5%, hasil
pelatihan skrining antenatal tidak disebarkan keseluruh bidan yang tidak mengikuti
pelatihan 13.8% .
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Praktik bidan desa dalam pelayanan pengisian buku KIA . sebagian besar praktik
bidan desa dalam pelayanan pengisian buku KIA
berada pada kategori baik 56.2% dan
kategori kurang baik 43.8%. Praktik bidan desa dalam pengisian buku KIA masih kurang
dalam hal mengkaji keluhan pasien kurang detail 69%, pemberian informasi terhadap
persiapan persalinan 55.6% informasi persiapan persalinan ini meliputi informasi adanya
persiapan donor darah dan transportasi , kurangnya pemberian KIE 55.2% . kurangnya
pemeriksaan laboratorum 45.4% dan menggali adanya PMS 43.1%.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap pengisian buku KIA adalah variabel
pendidikan dengan p=0,055 dan OR (Exp.B) 5.301 hal ini berarti bahwa pendidikan bidan
yang mendukung dalam pengisian buku KIA memberikan konstribusi 5.301 kali lebih
besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai pendidikan kurang baik dan
faktor berpengaruh yang lainya adalah ketersediaan sarana p = 0.028 dan OR ( Exp B)
4.450 menunjukkan sarana praktik yang ada pada bidan desa juga memberikan kontribusi
yang baik dalam melakukan sekrining antenatal sehingga bias dituangkan dalam bentuk
penulisan hasil skrining di buku KIA. Dukungan teman seprofesi dengan p=0,015 dan OR
(Exp.B) 3.480 hal ini berarti bahwa dukungan teman seprofesi bidan desa yang
mendukung dalam praktik pengisian buku KIA memberikan konstribusi 3.480 kali lebih
besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai dukungan teman seprofesi
kurang baik. Faktor yang berhubungan dengan praktik bidan desa dalam pelayanan
pengisian buku KIA adalah variabel yang mempunyai nilai p < 0.05 yakni variabel
tingkat pendidikan dengan p = 0.013, variabel dukungan teman seprofesi dengan p=
0.021, serta variabel dukungan keluarga pasien pada bidan desa dengan p=0.027.
Variabel yang tidak berhubungan dengan praktik bidan desa dalam pelayanan
pengisian buku KIA adalah variabel yang memiliki nilai p>0.05 yakni variabel umur
dengan p=0.764, variabel lama kerja dengan p=0.673, variabel pengalaman kematian ibu
dengan p=608 , variabel pengetahuan dengan p=0.236, variabel sikap dengan p=474,
variabel ketersediaan sarana dengan p=0.128, variabel dukungan pimpinan dengan
p=0.382
Karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai usia lebih dari 35 tahun 67.5%, sebagaian besar mempunyai lama kerja lebih
dari 5 tahun 51.2%, sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D3&D4
87.5%, sebagian besar responden tidak mempunyai pengalaman kematian ibu pada kasus
yang ditangani 57.5%.
Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan antenatal kurang baik
52.5%, sebagian besar responden mempunyai sikap baik 58.8%, sebagian besar
responden mempunyai sarana antenatal baik
52.5%, sebagian besar responden
mempunyai dukungan pimpinan baik 51,2%, sebagian besar responden mempunyai
dukungan teman seprofesi baik 60%, sebagian besar responden mempunyai dukungan
dari keluarga pasien baik 70%.
Sebagian besar responden mempunyai praktik pengisian buku KIA baik 56.2%.
Praktik pengisian buku KIA baik lebih banyak dilakukan oleh responden berumur lebih
dari 35 tahun 57.4% , lama kerja lebih dari 5 tahun 58.5%, pendidikan D3 & D4 61.4%,
tidak pernah mengalami kematian ibu 58.7%, pengetahuan antenatal baik 63.2%, sikap
dalam pelayanan antenatal baik 59.6%, mempunyai sarana antenatal baik 64.3%,
mendapatkan dukungan pimpinan baik 61%, mendapat dukungan teman sprofesi baik
66.7%,
Saran
Bidan desa lebih meluangkan waktu untuk mengisi buku KIA terutama dalam
hal melakukan pengakajian keluahan lebih detail, membiasakan memberi informasi
persiapan persalinan tentang donor darah dan persiapan transportasi, meluangkan waktu
untuk memberikan KIE , pemeriksaan laboratorium dan lebih mengkaji adanya riwayat
PMS pada pasien sehingga pelayanan antenatal sesuai standar bisa lebih dioptimalkan
Puskesmas lebih intensif melakukan monitoring dan evaluasi terutama kepala
puskesmas dan bidan koordinator
terhadap peningkatan kinerja bidan desa dalam
melakukan praktik pengisian buku KIA terutama dalam melakukan pengkajian keluhan,
persiapan persalinan, pemberian KIE, melakukan pemeriksaan laboratorium dan PMS
pada setiap ibu hamil yang datang ke polindes.
Dinas Kesehatan lebih memberikan monitoring dan evaluasi dalam pengisian
buku KIA oleh bidan serta penyegaran kembali kepada para bidan dalam pelakukan
praktik antenatal sesuai standar terutama dalam melakukan skrining antenatal,
mengadakan penyegaran seminar , menganjurkan untuk menggandakan bahan hasil
seminar untuk disebarkan ke pada bidan desa yang tidak bisa mengikuti seminar,
meminta pada kepala Puskesmas untuk mengintruksikan pada bidan desa yang mengikuti
seminar untuk melakukan presentasi kepada teman-temanya yang tidak ikut seminar pada
lokakarya mini, mengadakan lomba cerdas cermat untuk
mereviuw kembali ilmu
pengetahuan yang sudah pernah mereka peroleh dan mendorong untuk terus melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi
Bagi peneliti lain dapat dijadikann sebagai dasar
penelitian selanjutnya
terutama dalam hal penelitian pelayanan antenatal terutama dalam hal buku KIA.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Budiharja S. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak ( PWSKIA ). Jakarta : Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan
Ibu. Departemen Kesehatan R.I
2.
Departemen Kesehatan R.I. 1998. Upaya Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3.
Dezoort F.T. Review and Synthesis of Presure Effects Research in Accounting . Journal of
Accounting Literature. 1997;Vol. 16:28-85. .
4.
Hernawati I. 2011. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan Data SDKI,
Riskesdas, Laporan Rutin KIA. Jakarta : Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu. Departemen
Kesehatan R.I.
4.
Kementrian Kesehatan R.I, editor. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta :
Direktorat Jendral Bina Kesehatan MasyarakatDirektorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian
Kesehatan R.I.
5.
Kementerian Kesehatan R.I. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian
Kesehatan R. I. dan JICA ( Japan International Corporation Agency )
6.
Mandriwati G.A. 2008. Penuntun Kebidanan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta :
EGC.
7.
Noerdin E. 2011. Mencari Ujung Tombak Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia.
Jakarta : Women Reseach Institute.
8.
9.
Rinawati L. 2007. Standar Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Oleh Bidan Desa.
Magelang : Dinkes Kabupaten Magelang.
Sugiyono. 2007.Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
10. Suyono H. 2005. Sosio Cultural Determinants of Maternal Mortality Reduction Programs
Safe Motherhood. Bali : International White Ribbon Alliance Conference.
11. WHO. 1999 .of Midwifery Practice For Safe Motherhood. New Delhi : World Health
Organisation Regional Office for south East Asia.
Download