40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah ( ZIS ). 4.1. Pengelolaan zakat Pengelolaan zakat harus dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab maka diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah. Baznas sebagai lembaga pengelola zakat dalam pelaksanaan kegiatannya mengacu kepada Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 4.1.1. Penghimpunan Dana ZIS. Divisi Pengumpulan yang dibentuk dengan tujuan melakukan pengumpulan ZIS serta dana-dana lain yang diperkenankan oleh undang-undang melalui peningkatan kesadaran berzakat dan pemberian layanan dan kemudahan bagi para pembayar zakat antara lain dengan membentuk Unit Pengumpul Zakat ( UPZ ) pada BUMN, Kantor Kementerian, perusahaan swasta berskala nasional maupun perwakilan di luar negeri KBRI. Dalam upaya penyadaran untuk membayar zakat BAZNAS melakukan sosialisasi melalui presentasi, pengajian, talk show di media elektronik, publikasi 41 program di media cetak serta penerbitan brosur dan buku-buku. Untuk lebih mensosialisasikan program-program BAZNAS ke daerah-daerah maka dilakukan sinergi dengan Badan Amil Zakat Daerah ( BAZ ) dan Lembaga Amil Zakat ( LAZ ). Selain upaya penyadaran BAZNAS juga melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas layanan kepada para wajib zakat (muzakki), sehingga para muzakki dapat melakukan pembayaran zakat dengan mudah dan nyaman. Layanan pembayaran ZIS telah dilakukan melalui layanan pebankan di 18 rekening, website, sms dan metode penjemputan. Metode penjemputan telah dilakukan oleh BAZNAS untuk menjemput zakat Presiden RI dan zakat Wakil Presiden RI. Sejak diterbitkannya UU Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, BAZNAS dan UPZ mapun Mitra BAZNAS lainnya telah dapat menerima zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak. Untuk itu bagi muzakki yang membayarkan zakatnya kepada BAZNAS maka akan memperoleh NPWZ (Nomor Pokok Wajib Zakat) dan Bukti Setor Zakat ( BSZ ) yang dapat dipergunakan sebagai Bukti Pengurangan Penghasilan Kena Pajak. Untuk melihat secara jelas gambaran pengumpulan dana ZIS yang dilakukan dapat dilihat dari tabel dan grafik dibawah ini. 42 Tabel 4.1 Laporan Penghimpunan Dana ZIS TAHUN ZAKAT 2006 2007 2008 2009 4.825.501.587 8.307.940.585 15.030.942.090 19.371.179.661 INFAQ, SHADAQAH, DANA PROGRAM 13.023955.841 6.029.926.668 2.088.868.848 5.887.760.394 INFAQ OPERASIONAL 627.203.056 254.149.393 131.062.500 4.317.566.285 SUBSIDI DEPAG/ PEMERINTAHAN/ APBN 1.550.000.000 600.000.000 138.500.000 (dalam Rupiah) TOTAL PENGHIMPUNAN 20.026.660.484 14.592.016.646 17.850.873.438 29.715.006.340 Sumber : Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009 Pengumpulan atau penghimpunan dana ZIS periode tahun 2006 sampai dengan 2009 diperoleh dari dana zakat, infaq, shadaqah, dana program, infaq operasional, subsidi pemerintah. Grafik 4.1 Penghimpunan berdasarkan sumber penerimaan Dana ZIS Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009 Dari grafik terlihat perolehan dana ZIS dari sumber penerimaan selama periode tahun 2006 sd 2009 bahwa pada tahun 2006 penerimaan infaq lebih besar 43 dari zakat dan tahun 2007, 2008 dan 2009 penerimaan zakat lebih banyak dibandingkan penerimaan dari sumber lainnya. Grafik 4.2 Total Penghimpunan Dana ZIS Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2005 sd 2009 Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa penghimpunan dana ZIS yang dilakukan oleh BAZNAS tahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2006, dimana total penerimaan semula Rp 20.026.660.484,- menjadi Rp 14.592.016.646,Penurunan penerimaan zakat tidak lain disebabkan karena muzakki belum mau menyetorkan ZISnya kepada lembaga pengelola zakat yang nyata-nyata dibentuk oleh pemerintah dan mereka lebih merasa nyaman jika zakat yang mereka keluarkan diberikan langsung kepada mustahik. 44 BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat dan sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat, meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern, menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang amanah transparan professional dan terintegrasi , mewujudkan pusat data zakat nasional dan memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait. Dalam rangka untuk meningkatkan penghimpunan dana zis maka BAZNAS melakukan peningkatan kinerja melalui target yaitu memberikan pelayanan kepada muzakki agar berzakat secara mudah, benar dan nyaman melalui sosialisasi agar muzakki dalam menunaikan zakatnya menyerahkan kepada lembaga yang dibentuk pemerintah yaitu BAZNAS, BAZ dan LAZ yang dikukuhkan melalui Kementerian Agama. Untuk memudahkan muzakki BAZNAS juga menyediakan fasilitas layanan berupa konsultasi dan informasi ZIS, pembuatan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) dan pemberian Bukti Setor Zakat ( BSZ ) yang bisa dipergunakan untuk bukti sebagai pengurang penghasilan kena pajak, mendirikan konter-konter ditempat fasilitas umum seperti Bandara, Mal serta pembukaan rekening di 18 Bank, melalui ATM dan pelayanan jemput zakat. Upaya-upaya yang dilakukan BAZNAS membuahkan hasil, hal ini dapat dilihat penghimpunan ZIS mengalami peningkatan, dimana penghimpunan tahun 45 2008 lebih besar dibandingkan tahun 2007 yaitu dari Rp 14.592.016.646,- menjadi Rp 17.850.873.438,- dan tahun 2009 menjadi Rp 29.715.006.340,Namun dari total penghimpunan ZIS pada tahun 2009 sebesar Rp 29.715.006.340,- masih belum optimal karena target BAZNAS tahun 2009 sebesar Rp 35.000.000.000,-. 4.1.2. Penyaluran ( Pendistribusian dan Pendayagunaan ) Dalam hal penyaluran dana ZIS, telah sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Berkaitan dengan penyaluran, maka BAZNAS mempunyai dua strategi yaitu: 1. Penyaluran secara langsung adalah penyaluran yang dilakukan langsung kepada mustahik. 2. Penyaluran secara tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan oleh BAZNAS melalui lembaga (Mitra). Penyaluran dana ZIS pada BAZNAS didasarkan pada kriteria penerima ZIS yang ditetapkan secara syariah yaitu yang biasa disebut dengan delapan asnaf yaitu: 1. Fakir 2. Miskin 3. Amil 46 4. Muallaf 5. Riqab 6. Gharimin 7. Fi Sabilillah 8. Ibnu Sabil Sedangkan pendayagunaannya dilakukan dalam bentuk program-program sebagai berikut: a. Indonesia Peduli adalah upaya program membantu dan meringankan kelompok masyarakat yang tertimpa bencana alam atau kemanusiaan. Bantuan yang diberikan berupa bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan, seperti tanggap darurat untuk bencana, rehabilitasi dan rekonstuksi pasca bencana, pengobatan untuk penderita rawan gizi dan busung lapar, penanganan kekeringan dan bantuan sosial lainnya. b. Indonesia Cerdas adalah suatu program untuk memberikan bea siswa bagi pelajar yang tidak mampu. Penyaluran bea siswa ini dilakukan sendiri oleh BAZNAS maupun bekerjasama dengan lembaga atau yayasan lain, seperti GNOTA, YAAB ORBIT dll. Untuk mendorong agar persoalan pendidikan teratasi melalui Indonesia Cerdas dibuat program seperti: 1) Satu Keluarga Satu Sarjana ( SKSS ), adalah bea siswa diperuntukkan bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu pada Universitas Negeri di 47 seluruh Indonesia. SKSS adalah program bea siswa ikatan dinas kepada setiap penerima untuk menjadi pelopor pemberdayaan masyarakat di desanya. 2) Bea siswa DINAR ( Dana Infaq Abadi Anak Negeri ), adalah program bantuan untuk siswa tidak mampu tingkat SD sd SMU dengan menyalurkan dana infaq dari masyarakat yang dikelola secara syariah, sehingga bagi hasil yang diperoleh disalurkan untuk memberi bea siswa dimaksud. 3) Mobil dan Motor Pintar, program ini berupa penyediaan mobil dan motor untuk dipergunakan sebagai perpustakaan keliling. Program ini memberikan kesempatan kepada pelajar menikmati buku-buku pelajaran dan buku-buku lainnya untuk menambah ilmu pengetahuan lainnya. Mobil dan Motor Pintar diadakan untuk menjangkau daerah sulit akses pendidikan dan media pembelajaran. Program ini telah dilaksanakan di Aceh, Lombok Nusa Tenggara Barat dan Pulau Adonara Nusa Tenggara Timur. 4) Pelatihan Kewirausahaan, adalah program pendidikan non formal yang memberikan keterampilan kepada setiap pesertanya agar siap memasuki dunia kerja atau membangun usaha mandiri. Pelaksanaan program ini bekerjasama dengan pihak terkait baik pemerintah maupun swasta. Sistem program ini adalah mengedepankan keterampilan dan kualitas lulusan sehingga memiliki kelayakan sebagai mitra usaha. c. Indonesia Makmur, program ini merupakan program pemberdayaan masyarakat seperti: Sentral Ternak Domba Cimande, Desa Ternak Makmur, Lapak Sampah 48 Terpadu, Lumbung Tani Organik, Pemberdayaan Kampung Nelayan Makmur, Pemberdayaan Perempuan dan Baitul Qiradh. d. Indonesia Sehat, program ini dilakukan melalui Unit Kesehatan Keliling, Dokter Keluarga Prasejahtera dan Rumah Sehat. e. Indonesia Taqwa, melalui pelatihan dilakukan rekruitmen da’i untuk disebar ke daerah terpencil dan daerah rawan pemurtadan dan bimbingan muallaf. Dari laporan keuangan yang sudah dibuat oleh BAZNAS gambaran penyaluran dana ZIS dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini. Tabel 4.2 Laporan Penyaluran Dana ZIS ( dalam Rupiah ) TAHUN ZAKAT INFAQ/ SHADAQAH DANA PENGELOLA DANA NON SYARIAH TOTAL PENYALURAN 2006 2,943,558,772 13,172,066,826 3,662,614,203 302,150,000 20,080,389,801 2007 6,033,453,552 8,867,203,719 3,183,854,921 208,600,000 18,293,112,192 2008 6,787,332,832 2,634,804,182 3,364,447,347 197,492,763 12,984,077,124 2009 16,515,843,910 4,178,780,121 3,854,414,976 152,895,474 24,701,934,481 Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009 Penyaluran dana ZIS periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 berdasarkan sumber penerimaan dapat dilihat dari grafik dibawah ini. 49 Grafik 4.3 Penyaluran berdasarkan sumber Dana ZIS Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009 Sedangkan total penyaluran dana ZIS dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Grafik 4.4 Total Penyaluran Dana ZIS Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009 Dari grafik terlihat bahwa dalam penyaluran tahun 2008 juga terjadi penurunan dibandingkan tahun 2007 hal ini terjadi karena pada tahun 2007 BAZNAS 50 menggunakan dana melebihi penghimpunannya sehingga perlu mencadangkan dana kembali. Pada tahun 2009 penyaluran dana ZIS mengalami peningkatan yang signifikan hal ini juga terjadi karena pada tahun 2009 BAZNAS juga mengalami peningkatan dalam penghimpunan dana. Dalam pengelolaan dana ZIS BAZNAS berpedoman kepada pertimbangan syariah yang dituangkan dalam keputusan yang ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan BAZNAS, Kebijakan lembaga BAZNAS Tahun 2002 dan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) BAZNAS. 4.1.3. Pelaporan Pengelolaan Dana ZIS Berdasarkan laporan keuangan yang telah dibuat oleh BAZNAS tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 telah memenuhi ketentuan yaitu telah memenuhi ketaatan pada prinsip-prinsip akuntansi dan ketentuan syariah. Penyaluran dana zakat sudah diberikan kepada mustahik sesuai dengan ketentuan syariah yaitu 8 asnaf, yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9 : 60), yang artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. dan untuk kondisi di Indonesia saat ini asnaf riqob (budak) tidak dialokasikan oleh BAZNAS, dikarenakan di Indonesia tidak 51 terjadi perbudakan akan tetapi dana yang menjadi haknya dialokasikan kepada tujuh asnaf yang lainnya . 4.2. Kebijakan BAZNAS dalam Penyaluran Dana ZIS 4.2.1. Penghimpunan Dana ZIS. Dalam penghimpunan dana ZIS BAZNAS dibantu oleh banyak Unit Pengelola Zakat (UPZ). Dana yang sudah terkumpul pada UPZ disetor kepada BAZNAS. UPZ berfungsi sebagai pengumpul dana ZIS tidak sebagai penyalur dana. Akan tetapi UPZ mempunyai wewenang untuk mendayagunakan dana ZIS dengan mengajukan proposal permohonan terlebih dahulu kepada BAZNAS. Hasil dari penghimpunan dana yang disetor UPZ dibukukan dalam rekening sebagai penerimaan dari UPZ. 4.2.2. Pendayagunaan Dana ZIS. BAZNAS juga mempunyai kebijakan dalam pendayagunaan dana ZIS kedalam prosentase. Sehingga dalam pelaksanan program-programnya BAZNAS mengalokasikan dengan prosentase sebagai berikut: 1. 10% untuk Program Indonesia Peduli 2. 20% untuk Program Indonesia Sehat 3. 25% untuk Program Indonesia Cerdas 4. 35% untuk Program Indonesia Makmur 5. 10% untuk Program Indonesia Taqwa 52 Berdasarkan penjabaran diatas dan kebijakan-kebijakan yang dibuat pihak BAZNAS boleh dikatakan telah sesuai dengan ketentuan keuangan untuk lembaga pengelola zakat yang salah satunya yaitu keterikatan pada keadilan dan juga penggunaan dana lebih tepat guna dan berdaya guna, sehingga para mustahiq yang diberi bantuan dana dapat berubah statusnya menjadi muzakki. 4.2.3. Penyaluran Dana ZIS. Dari hasil dana ZIS yang dikumpulkan BAZNAS mempunyai kebijakan untuk menyalurkan dana ZIS maksimal hanya 87.5% sedangkan yang 12.5% ditangguhkan untuk cadangan sebagai antisipasi jika terjadi keadaan yang mendesak, akan tetapi penyimpanan dana cadangan tidak boleh lebih dari satu tahun. Misalnya dana yang terhimpun sebesar Rp 25.000.000.000,- maka BAZNAS akan memanfaatkan dana tersebut Rp 25.000.000.000,- x 87,5% = Rp 21.875.000.000,-. Sehingga pemanfaatan dana untuk: 1. Program Indonesia Peduli 10% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 2.187.500.000,2. Program Indonesia Sehat 20% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 4.375.000.000,3. Program Indonesia Cerdas 25% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 5.468.750.000,4. Program Indonesia Makmur 35% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 7.656.250.000,5. Program Indonesia Taqwa 10% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 2.187.500.000,- 53 Untuk melihat secara jelas gambaran laporan keuangan yang telah dibuat BAZNAS berupa Laporan Sumber dan Penggunaan Dana untuk Semester yang berakhir 31 Desember 2009 ( dalam satuan Rupiah) Tabel 4.3 LAPORAN PENERIMAAN DANA ZIS TAHUN2009 Dalam rupiah URAIAN PENERIMAAN Penerimaan Dana Zakat Zakat Harta Zakat Penghasilan Zakat Fitrah Bagi Hasil Dana Zakat Penerimaan Lain-lain Zakat DANA ZAKAT DANA INFAQ/ SHADAQAH 1.910.558.265 3.655.623.487 316.885.610 Penerimaan Dana Amil Penerimaan dari Dana APBN Infaq Dana Amil Penerimaan Lain-lain Amil Alokasi Hak Amil JUMLAH PENERIMAAN DANA NON SYARIAH 1.164.874.028 17.111.105.759 12.742.050 271.574.905 651.969.394 Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah Infaq Umum Infaq Muqoyyad Bagi Hasil Infaq/Shadaqah Penerimaan Lain-lainInfaq Pengembalian Investasi Kenaikan Nilai Investasi Penerimaan Dana Non Syariah Jasa Giro Infqa Non Syariah Penjualan Aktiva Tetap Pengembalian Piutang Pengembalian Dana Bergulir Pengembalian Aktiva Lain-lain Penerimaan Hutang dari Pihak Ketiga Penerimaan Hutang Biaya DANA AMIL 638.050.000 264.689.550 27.228.036 14.472.998 3.227.291.785 27.192.557 700.000 39.490.000 4.693.032 119.423.525 19.371.179.661 54.799.168 91.034.748 5.887.760.394 Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2009 4.317.566.285 27.892.557 54 Tabel 4.4 LAPORAN PENGELUARAN DANA ZIS TAHUN2009 Dalam rupiah URAIAN PENGELUARAN Penyaluran Dana Zakat Penyaluran kepada Fakir Miskin Penyaluran kepada Muallaf Penyaluran kepada Gharimin Penyaluran kepada Fisabilillah Penyaluran kepada Ibnu Sabil Penyaluran kepada Riqab Penyaluran kembali ke Mitra/UPZ DANA ZAKAT DANA INFAQ/ SHADAQAH DANA AMIL DANA NON SYARIAH (9.708.539.509) (51.513.200) (81.462.870) (2.770.842.257) (19.593.000) (950.974.470) Penyaluran Dana Infaq/Shadaqah Penyaluran Infaq Umum Penyaluran Infaq Muqoyyad Penyaluran USZ (614.206.751) (2.804.400.189) Penyaluran Dana Amil Biaya Kegiatan Pengurus BAZNAS Pengembangan Jaringan Hak Amil UPZ/USZ Biaya Fundraising Biaya Corsec Biaya Finance Biaya SDM Biaya QMS Biaya IT Biaya General Affair (234.340.035) (20.105.000) (59.767.749) (329.431.050) (280.559.951) (55.058.579) (2.044.825.942) (41.916.803) (18.987.500) (633.921.220) Penyaluran Dana Non Syariah Bantuan Fasilitas Umum Pembayaran Pajak Non Syariah (152.895.474) Pembelian Aktiva Tetap Pembelian Piutang Penyaluran Investasi Penyaluran aktiva lain-lain Pembayaran hutang dari Pihak Ketiga Alokasi Hak amil (2.467.118.604) (760.173.181) JUMLAH PENGELUARAN (16.050.043.910) (4.642.580.121) (463.800.000) Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2009 (73.167.690) (59.545.000) (2.788.457) (3.854.414.976) (152.895.474) 55 Terhadap laporan keuangan yang telah dilakukan, setiap tahun BAZNAS meminta jasa akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan agar laporan keuangan untuk tahun yang berjalan amanah, tranparan dan akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga terhadap laporan keuangan yang sudah dibuat selama ini BAZNAS dinilai dengan kriteria WAJAR, Penulis mengambil contoh Atas Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2009, sebagai berikut: 1. Umum, yang memuat tentang Pendirian BAZNAS, maksud dan tujuan, visi dan misi, struktur organisasi serta dana dan penyalurannya. Dana dan penyalurannya menguraikan masalah: a. Dana Zakat adalah dana yang dihimpun dari penerimaan zakat maal, zakat penghasilan dan zakat fitrah. Dana zakat disalurkan berdasarkan asnaf ( yang berhak menerima) yaitu fakir, miskin, muallaf, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil dan riqab. Kemudian setiap asnaf diklasifikasikan berasarkan program yaitu Indonesia Peduli, Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur dan Indonesia Taqwa. b. Dana Infaq/Shadaqah adalah dana infaq/shaaqah yang dihimpun dari penerimaan infaq/shadaqah mutlak (tidak terikat) dan infaq/shadaqah muqayyat (terikat). Dana infaq/shadaqah disalurkan untuk program Indonesia Peduli, Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur, Indonesia Taqwa, penyaluran konter dan USZ serta pemberian piutang. c. Dana Amil adalah dana yang diperoleh dari alokasi hak amil, dana zakat dan infaq/shadaqah, APBN dan BUMN/S. Dana Amil disalurkan untuk kegiatan operasional sehari-hari BAZNAS. 56 d. Dana Non Syariah adalah dana yang diperoleh dari bunga bank konvesional. Dana Non Syariah disalurkan untuk kegiatan membantu pembangunan fasilitas umum dan tidak disalurkan kepada asnaf. 2. Kebijakan Akuntansi, memuat tentang: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan, yaitu laporan keuangan LPZ terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dan Laporan Arus Kas. Laporan Keuangan disusun dengan system akuntansi dana menggunakan Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat ( PA-OPZ) 2005 yang diterbitkan oleh Forum Zakat. b. Penerimaan dan Pengeluaran Dana, yang terdiri dari: 1) Zakat maal, zakat penghasilan dan zakat fitrah 2) Infaq, shadaqah, hibah dan penerimaan dari APBN 3) Bagi hasil bank syariah yang dikelompokkan sebagai sumber dana masing-masing dana. 4) Bunga bank konvensional yang dikelompokkan kedalam Dana Non Syariah. c. Kas dan Setara Kas, yang terdiri dari kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari satu tahun. d. Piutang, dalam lembaga pengelola zakat biasa disebut dengan Qordhul Hasan, biasanya disajikan sesuai dengan nilai terjadinya tanpa dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih. Piutang yang tidak tertagih dihapus dalam periode dimana piutang tersebut tidak dapat ditagih. e. Aktiva Tetap, dinilai berdasarkan harga perolehannya. Aktiva tetap yang berasal dari hibah disajikan berdasarkan harga pasar atau harga taksiran. f. Kewajiban ( Hutang ), biasanya diistilahkan dengan Hutang Murabahah sehingga pada saat pelunasannya tidak dikenakan beban dan hanya membayar senilai hutangnya. 57 g. Saldo Dana, adalah saldo dana ( Akumulasi Defisit ) yang merupakan penerimaan setelah dikurangi dengan pengeluaran. Dengan telah dilakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan oleh akuntan publik menurut hemat penulis pengelolaan dana ZIS yang dilakukan oleh BAZNAS sudah sesuai dengan harapan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.