BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan

advertisement
40
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai
kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat,
infaq dan shadaqah ( ZIS ).
4.1. Pengelolaan zakat
Pengelolaan zakat harus dilakukan secara profesional dan bertanggung
jawab maka diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah.
Baznas sebagai lembaga pengelola zakat dalam pelaksanaan kegiatannya
mengacu kepada Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
4.1.1. Penghimpunan Dana ZIS.
Divisi Pengumpulan yang dibentuk dengan tujuan melakukan pengumpulan
ZIS serta dana-dana lain yang diperkenankan oleh undang-undang melalui
peningkatan kesadaran berzakat dan pemberian layanan dan kemudahan bagi para
pembayar zakat antara lain dengan membentuk Unit Pengumpul Zakat ( UPZ ) pada
BUMN, Kantor Kementerian, perusahaan swasta berskala nasional maupun
perwakilan di luar negeri KBRI.
Dalam upaya penyadaran untuk membayar zakat BAZNAS melakukan
sosialisasi melalui presentasi, pengajian, talk show di media elektronik, publikasi
41
program di media cetak serta penerbitan brosur dan buku-buku. Untuk lebih
mensosialisasikan program-program BAZNAS ke daerah-daerah maka dilakukan
sinergi dengan Badan Amil Zakat Daerah ( BAZ ) dan Lembaga Amil Zakat ( LAZ ).
Selain upaya penyadaran BAZNAS juga melakukan berbagai upaya
peningkatan kualitas layanan kepada para wajib zakat (muzakki), sehingga para
muzakki dapat melakukan pembayaran zakat dengan mudah dan nyaman. Layanan
pembayaran ZIS telah dilakukan melalui layanan pebankan di 18 rekening, website,
sms dan metode penjemputan. Metode penjemputan telah dilakukan oleh BAZNAS
untuk menjemput zakat Presiden RI dan zakat Wakil Presiden RI.
Sejak diterbitkannya UU Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,
BAZNAS dan UPZ mapun Mitra BAZNAS lainnya telah dapat menerima zakat
sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak. Untuk itu bagi muzakki yang
membayarkan zakatnya kepada BAZNAS maka akan memperoleh NPWZ (Nomor
Pokok Wajib Zakat) dan Bukti Setor Zakat ( BSZ ) yang dapat dipergunakan sebagai
Bukti Pengurangan Penghasilan Kena Pajak.
Untuk melihat secara jelas gambaran pengumpulan dana ZIS yang
dilakukan dapat dilihat dari tabel dan grafik dibawah ini.
42
Tabel 4.1
Laporan Penghimpunan Dana ZIS
TAHUN
ZAKAT
2006
2007
2008
2009
4.825.501.587
8.307.940.585
15.030.942.090
19.371.179.661
INFAQ,
SHADAQAH,
DANA PROGRAM
13.023955.841
6.029.926.668
2.088.868.848
5.887.760.394
INFAQ
OPERASIONAL
627.203.056
254.149.393
131.062.500
4.317.566.285
SUBSIDI DEPAG/
PEMERINTAHAN/
APBN
1.550.000.000
600.000.000
138.500.000
(dalam Rupiah)
TOTAL
PENGHIMPUNAN
20.026.660.484
14.592.016.646
17.850.873.438
29.715.006.340
Sumber : Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009
Pengumpulan atau penghimpunan dana ZIS periode tahun 2006 sampai
dengan 2009 diperoleh dari dana zakat, infaq, shadaqah, dana program, infaq
operasional, subsidi pemerintah.
Grafik 4.1
Penghimpunan berdasarkan sumber penerimaan Dana ZIS
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009
Dari grafik terlihat perolehan dana ZIS dari sumber penerimaan selama
periode tahun 2006 sd 2009 bahwa pada tahun 2006 penerimaan infaq lebih besar
43
dari zakat dan tahun 2007, 2008 dan 2009 penerimaan zakat lebih banyak
dibandingkan penerimaan dari sumber lainnya.
Grafik 4.2
Total Penghimpunan Dana ZIS
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2005 sd 2009
Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa penghimpunan dana ZIS yang
dilakukan oleh BAZNAS tahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan tahun
2006, dimana total penerimaan semula Rp 20.026.660.484,- menjadi Rp
14.592.016.646,Penurunan penerimaan zakat tidak lain disebabkan karena muzakki belum
mau menyetorkan ZISnya kepada lembaga pengelola zakat yang nyata-nyata
dibentuk oleh pemerintah dan mereka lebih merasa nyaman jika zakat yang mereka
keluarkan diberikan langsung kepada mustahik.
44
BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat dan sesuai dengan misinya yaitu
meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat, meningkatkan
penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional sesuai dengan ketentuan syariah
dan prinsip manajemen modern, menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang
amanah transparan professional dan terintegrasi , mewujudkan pusat data zakat
nasional dan memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi masalah kemiskinan
di Indonesia melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait.
Dalam rangka untuk meningkatkan penghimpunan dana zis maka BAZNAS
melakukan peningkatan kinerja melalui target yaitu memberikan pelayanan kepada
muzakki agar berzakat secara mudah, benar dan nyaman melalui sosialisasi agar
muzakki dalam menunaikan zakatnya menyerahkan kepada lembaga yang dibentuk
pemerintah yaitu BAZNAS, BAZ dan LAZ yang dikukuhkan melalui Kementerian
Agama. Untuk memudahkan muzakki BAZNAS juga menyediakan fasilitas layanan
berupa konsultasi dan informasi ZIS, pembuatan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ)
dan pemberian Bukti Setor Zakat ( BSZ ) yang bisa dipergunakan untuk bukti sebagai
pengurang penghasilan kena pajak, mendirikan konter-konter ditempat fasilitas
umum seperti Bandara, Mal serta pembukaan rekening di 18 Bank, melalui ATM dan
pelayanan jemput zakat.
Upaya-upaya yang dilakukan BAZNAS membuahkan hasil, hal ini dapat
dilihat penghimpunan ZIS mengalami peningkatan, dimana penghimpunan tahun
45
2008 lebih besar dibandingkan tahun 2007 yaitu dari Rp 14.592.016.646,- menjadi
Rp 17.850.873.438,- dan tahun 2009 menjadi Rp 29.715.006.340,Namun dari total penghimpunan ZIS pada tahun 2009 sebesar Rp
29.715.006.340,- masih belum optimal karena target BAZNAS tahun 2009 sebesar
Rp 35.000.000.000,-.
4.1.2. Penyaluran ( Pendistribusian dan Pendayagunaan )
Dalam hal penyaluran dana ZIS, telah sesuai dengan apa yang diamanatkan
dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Berkaitan dengan penyaluran, maka BAZNAS mempunyai dua strategi
yaitu:
1. Penyaluran secara langsung adalah penyaluran yang dilakukan langsung kepada
mustahik.
2. Penyaluran secara tidak langsung adalah penyaluran yang dilakukan oleh
BAZNAS melalui lembaga (Mitra).
Penyaluran dana ZIS pada BAZNAS didasarkan pada kriteria penerima ZIS
yang ditetapkan secara syariah yaitu yang biasa disebut dengan delapan asnaf yaitu:
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
46
4. Muallaf
5. Riqab
6. Gharimin
7. Fi Sabilillah
8. Ibnu Sabil
Sedangkan pendayagunaannya dilakukan dalam bentuk program-program
sebagai berikut:
a. Indonesia Peduli adalah upaya program membantu dan meringankan kelompok
masyarakat yang tertimpa bencana alam atau kemanusiaan. Bantuan yang
diberikan berupa bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan, seperti tanggap
darurat untuk bencana, rehabilitasi dan rekonstuksi pasca bencana, pengobatan
untuk penderita rawan gizi dan busung lapar, penanganan kekeringan dan bantuan
sosial lainnya.
b. Indonesia Cerdas adalah suatu program untuk memberikan bea siswa bagi
pelajar yang tidak mampu. Penyaluran bea siswa ini dilakukan sendiri oleh
BAZNAS maupun bekerjasama dengan lembaga atau yayasan lain, seperti
GNOTA, YAAB ORBIT dll. Untuk mendorong agar persoalan pendidikan
teratasi melalui Indonesia Cerdas dibuat program seperti:
1) Satu Keluarga Satu Sarjana ( SKSS ), adalah bea siswa diperuntukkan bagi
mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu pada Universitas Negeri di
47
seluruh Indonesia. SKSS adalah program bea siswa ikatan dinas kepada setiap
penerima untuk menjadi pelopor pemberdayaan masyarakat di desanya.
2) Bea siswa DINAR ( Dana Infaq Abadi Anak Negeri ), adalah program
bantuan untuk siswa tidak mampu tingkat SD sd SMU dengan menyalurkan
dana infaq dari masyarakat yang dikelola secara syariah, sehingga bagi hasil
yang diperoleh disalurkan untuk memberi bea siswa dimaksud.
3) Mobil dan Motor Pintar, program ini berupa penyediaan mobil dan motor
untuk dipergunakan sebagai perpustakaan keliling. Program ini memberikan
kesempatan kepada pelajar menikmati buku-buku pelajaran dan buku-buku
lainnya untuk menambah ilmu pengetahuan lainnya. Mobil dan Motor Pintar
diadakan untuk menjangkau daerah sulit akses pendidikan dan media
pembelajaran. Program ini telah dilaksanakan di Aceh, Lombok Nusa
Tenggara Barat dan Pulau Adonara Nusa Tenggara Timur.
4) Pelatihan Kewirausahaan, adalah program pendidikan non formal yang
memberikan keterampilan kepada setiap pesertanya agar siap memasuki dunia
kerja atau membangun usaha mandiri. Pelaksanaan program ini bekerjasama
dengan pihak terkait baik pemerintah maupun swasta. Sistem program ini
adalah mengedepankan keterampilan dan kualitas lulusan sehingga memiliki
kelayakan sebagai mitra usaha.
c. Indonesia Makmur, program ini merupakan program pemberdayaan masyarakat
seperti: Sentral Ternak Domba Cimande, Desa Ternak Makmur, Lapak Sampah
48
Terpadu, Lumbung Tani Organik, Pemberdayaan Kampung Nelayan Makmur,
Pemberdayaan Perempuan dan Baitul Qiradh.
d. Indonesia Sehat, program ini dilakukan melalui Unit Kesehatan Keliling, Dokter
Keluarga Prasejahtera dan Rumah Sehat.
e. Indonesia Taqwa, melalui pelatihan dilakukan rekruitmen da’i untuk disebar ke
daerah terpencil dan daerah rawan pemurtadan dan bimbingan muallaf.
Dari laporan keuangan yang sudah dibuat oleh BAZNAS gambaran
penyaluran dana ZIS dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 4.2
Laporan Penyaluran Dana ZIS
( dalam Rupiah )
TAHUN
ZAKAT
INFAQ/
SHADAQAH
DANA
PENGELOLA
DANA NON
SYARIAH
TOTAL
PENYALURAN
2006
2,943,558,772
13,172,066,826
3,662,614,203
302,150,000
20,080,389,801
2007
6,033,453,552
8,867,203,719
3,183,854,921
208,600,000
18,293,112,192
2008
6,787,332,832
2,634,804,182
3,364,447,347
197,492,763
12,984,077,124
2009
16,515,843,910
4,178,780,121
3,854,414,976
152,895,474
24,701,934,481
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009
Penyaluran dana ZIS periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009
berdasarkan sumber penerimaan dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
49
Grafik 4.3
Penyaluran berdasarkan sumber Dana ZIS
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009
Sedangkan total penyaluran dana ZIS dari tahun 2006 sampai dengan tahun
2009 dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
Grafik 4.4
Total Penyaluran Dana ZIS
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2006 sd 2009
Dari grafik terlihat bahwa dalam penyaluran tahun 2008 juga terjadi
penurunan dibandingkan tahun 2007 hal ini terjadi karena pada tahun 2007 BAZNAS
50
menggunakan dana melebihi penghimpunannya sehingga perlu mencadangkan dana
kembali. Pada tahun 2009 penyaluran dana ZIS mengalami peningkatan yang
signifikan hal ini juga terjadi karena pada tahun 2009 BAZNAS juga mengalami
peningkatan dalam penghimpunan dana.
Dalam pengelolaan dana ZIS BAZNAS berpedoman kepada pertimbangan
syariah yang dituangkan dalam keputusan yang ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan
BAZNAS, Kebijakan lembaga BAZNAS Tahun 2002 dan Standar Operasional
Prosedur ( SOP ) BAZNAS.
4.1.3. Pelaporan Pengelolaan Dana ZIS
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dibuat oleh BAZNAS tahun 2006,
2007, 2008 dan 2009 telah memenuhi ketentuan yaitu telah memenuhi ketaatan pada
prinsip-prinsip akuntansi dan ketentuan syariah.
Penyaluran dana zakat sudah diberikan kepada mustahik sesuai dengan
ketentuan syariah yaitu 8 asnaf, yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9 : 60), yang
artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin,
pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekan) budak,
orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. dan untuk kondisi di Indonesia saat ini asnaf
riqob (budak) tidak dialokasikan oleh BAZNAS, dikarenakan di Indonesia tidak
51
terjadi perbudakan akan tetapi dana yang menjadi haknya dialokasikan kepada tujuh
asnaf yang lainnya .
4.2. Kebijakan BAZNAS dalam Penyaluran Dana ZIS
4.2.1. Penghimpunan Dana ZIS.
Dalam penghimpunan dana ZIS BAZNAS dibantu oleh banyak Unit
Pengelola Zakat (UPZ). Dana yang sudah terkumpul pada UPZ disetor kepada
BAZNAS. UPZ berfungsi sebagai pengumpul dana ZIS tidak sebagai penyalur dana.
Akan tetapi UPZ mempunyai wewenang untuk mendayagunakan dana ZIS dengan
mengajukan proposal permohonan terlebih dahulu kepada BAZNAS.
Hasil dari penghimpunan dana yang disetor UPZ dibukukan dalam
rekening sebagai penerimaan dari UPZ.
4.2.2. Pendayagunaan Dana ZIS.
BAZNAS juga mempunyai kebijakan dalam pendayagunaan dana ZIS
kedalam prosentase. Sehingga dalam pelaksanan program-programnya BAZNAS
mengalokasikan dengan prosentase sebagai berikut:
1. 10% untuk Program Indonesia Peduli
2. 20% untuk Program Indonesia Sehat
3. 25% untuk Program Indonesia Cerdas
4. 35% untuk Program Indonesia Makmur
5. 10% untuk Program Indonesia Taqwa
52
Berdasarkan penjabaran diatas dan kebijakan-kebijakan yang dibuat pihak
BAZNAS boleh dikatakan telah sesuai dengan ketentuan keuangan untuk lembaga
pengelola zakat yang salah satunya yaitu keterikatan pada keadilan dan juga
penggunaan dana lebih tepat guna dan berdaya guna, sehingga para mustahiq yang
diberi bantuan dana dapat berubah statusnya menjadi muzakki.
4.2.3. Penyaluran Dana ZIS.
Dari hasil dana ZIS yang dikumpulkan BAZNAS mempunyai kebijakan
untuk menyalurkan dana ZIS maksimal hanya 87.5% sedangkan yang 12.5%
ditangguhkan untuk cadangan sebagai antisipasi jika terjadi keadaan yang mendesak,
akan tetapi penyimpanan dana cadangan tidak boleh lebih dari satu tahun. Misalnya
dana yang terhimpun sebesar Rp 25.000.000.000,- maka BAZNAS akan
memanfaatkan dana tersebut Rp 25.000.000.000,- x 87,5% = Rp 21.875.000.000,-.
Sehingga pemanfaatan dana untuk:
1. Program Indonesia Peduli 10% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 2.187.500.000,2. Program Indonesia Sehat 20% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 4.375.000.000,3. Program Indonesia Cerdas 25% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 5.468.750.000,4. Program Indonesia Makmur 35% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 7.656.250.000,5. Program Indonesia Taqwa 10% x Rp 21.875.000.000,- = Rp 2.187.500.000,-
53
Untuk melihat secara jelas gambaran laporan keuangan yang telah dibuat
BAZNAS berupa Laporan Sumber dan Penggunaan Dana untuk Semester yang
berakhir 31 Desember 2009 ( dalam satuan Rupiah)
Tabel 4.3
LAPORAN PENERIMAAN DANA ZIS TAHUN2009
Dalam rupiah
URAIAN
PENERIMAAN
Penerimaan Dana Zakat
Zakat Harta
Zakat Penghasilan
Zakat Fitrah
Bagi Hasil Dana Zakat
Penerimaan Lain-lain Zakat
DANA ZAKAT
DANA INFAQ/
SHADAQAH
1.910.558.265
3.655.623.487
316.885.610
Penerimaan Dana Amil
Penerimaan dari Dana APBN
Infaq Dana Amil
Penerimaan Lain-lain Amil
Alokasi Hak Amil
JUMLAH PENERIMAAN
DANA NON
SYARIAH
1.164.874.028
17.111.105.759
12.742.050
271.574.905
651.969.394
Penerimaan Dana Infaq/Shadaqah
Infaq Umum
Infaq Muqoyyad
Bagi Hasil Infaq/Shadaqah
Penerimaan Lain-lainInfaq
Pengembalian Investasi
Kenaikan Nilai Investasi
Penerimaan Dana Non Syariah
Jasa Giro
Infqa Non Syariah
Penjualan Aktiva Tetap
Pengembalian Piutang
Pengembalian Dana Bergulir
Pengembalian Aktiva Lain-lain
Penerimaan Hutang dari Pihak Ketiga
Penerimaan Hutang Biaya
DANA AMIL
638.050.000
264.689.550
27.228.036
14.472.998
3.227.291.785
27.192.557
700.000
39.490.000
4.693.032
119.423.525
19.371.179.661
54.799.168
91.034.748
5.887.760.394
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2009
4.317.566.285
27.892.557
54
Tabel 4.4
LAPORAN PENGELUARAN DANA ZIS TAHUN2009
Dalam rupiah
URAIAN
PENGELUARAN
Penyaluran Dana Zakat
Penyaluran kepada Fakir Miskin
Penyaluran kepada Muallaf
Penyaluran kepada Gharimin
Penyaluran kepada Fisabilillah
Penyaluran kepada Ibnu Sabil
Penyaluran kepada Riqab
Penyaluran kembali ke Mitra/UPZ
DANA ZAKAT
DANA INFAQ/
SHADAQAH
DANA AMIL
DANA NON
SYARIAH
(9.708.539.509)
(51.513.200)
(81.462.870)
(2.770.842.257)
(19.593.000)
(950.974.470)
Penyaluran Dana Infaq/Shadaqah
Penyaluran Infaq Umum
Penyaluran Infaq Muqoyyad
Penyaluran USZ
(614.206.751)
(2.804.400.189)
Penyaluran Dana Amil
Biaya Kegiatan Pengurus BAZNAS
Pengembangan Jaringan
Hak Amil UPZ/USZ
Biaya Fundraising
Biaya Corsec
Biaya Finance
Biaya SDM
Biaya QMS
Biaya IT
Biaya General Affair
(234.340.035)
(20.105.000)
(59.767.749)
(329.431.050)
(280.559.951)
(55.058.579)
(2.044.825.942)
(41.916.803)
(18.987.500)
(633.921.220)
Penyaluran Dana Non Syariah
Bantuan Fasilitas Umum
Pembayaran Pajak Non Syariah
(152.895.474)
Pembelian Aktiva Tetap
Pembelian Piutang
Penyaluran Investasi
Penyaluran aktiva lain-lain
Pembayaran hutang dari Pihak Ketiga
Alokasi Hak amil
(2.467.118.604)
(760.173.181)
JUMLAH PENGELUARAN
(16.050.043.910)
(4.642.580.121)
(463.800.000)
Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Tahun 2009
(73.167.690)
(59.545.000)
(2.788.457)
(3.854.414.976)
(152.895.474)
55
Terhadap laporan keuangan yang telah dilakukan, setiap tahun BAZNAS
meminta jasa akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan agar laporan keuangan
untuk tahun yang berjalan amanah, tranparan dan akuntabilitasnya dapat
dipertanggung jawabkan. Sehingga terhadap laporan keuangan yang sudah dibuat
selama ini BAZNAS dinilai dengan kriteria WAJAR, Penulis mengambil contoh Atas
Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2009, sebagai
berikut:
1. Umum, yang memuat tentang Pendirian BAZNAS, maksud dan tujuan, visi dan
misi, struktur organisasi serta dana dan penyalurannya.
Dana dan penyalurannya menguraikan masalah:
a. Dana Zakat adalah dana yang dihimpun dari penerimaan zakat maal, zakat
penghasilan dan zakat fitrah. Dana zakat disalurkan berdasarkan asnaf ( yang
berhak menerima) yaitu fakir, miskin, muallaf, gharimin, fisabilillah, ibnu
sabil dan riqab. Kemudian setiap asnaf diklasifikasikan berasarkan program
yaitu Indonesia Peduli, Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur
dan Indonesia Taqwa.
b. Dana Infaq/Shadaqah adalah dana infaq/shaaqah yang dihimpun dari
penerimaan infaq/shadaqah mutlak (tidak terikat) dan infaq/shadaqah
muqayyat (terikat). Dana infaq/shadaqah disalurkan untuk program Indonesia
Peduli, Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur, Indonesia
Taqwa, penyaluran konter dan USZ serta pemberian piutang.
c. Dana Amil adalah dana yang diperoleh dari alokasi hak amil, dana zakat dan
infaq/shadaqah, APBN dan BUMN/S. Dana Amil disalurkan untuk kegiatan
operasional sehari-hari BAZNAS.
56
d. Dana Non Syariah adalah dana yang diperoleh dari bunga bank konvesional.
Dana Non Syariah disalurkan untuk kegiatan membantu pembangunan
fasilitas umum dan tidak disalurkan kepada asnaf.
2. Kebijakan Akuntansi, memuat tentang:
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan, yaitu laporan keuangan LPZ terdiri
atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana dan
Laporan Arus Kas. Laporan Keuangan disusun dengan system akuntansi dana
menggunakan Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat ( PA-OPZ)
2005 yang diterbitkan oleh Forum Zakat.
b. Penerimaan dan Pengeluaran Dana, yang terdiri dari:
1) Zakat maal, zakat penghasilan dan zakat fitrah
2) Infaq, shadaqah, hibah dan penerimaan dari APBN
3) Bagi hasil bank syariah yang dikelompokkan sebagai sumber dana
masing-masing dana.
4) Bunga bank konvensional yang dikelompokkan kedalam Dana Non
Syariah.
c. Kas dan Setara Kas, yang terdiri dari kas, bank dan investasi jangka pendek
yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari satu tahun.
d. Piutang, dalam lembaga pengelola zakat biasa disebut dengan Qordhul Hasan,
biasanya disajikan sesuai dengan nilai terjadinya tanpa dikurangi dengan
penyisihan piutang tak tertagih. Piutang yang tidak tertagih dihapus dalam
periode dimana piutang tersebut tidak dapat ditagih.
e. Aktiva Tetap, dinilai berdasarkan harga perolehannya. Aktiva tetap yang
berasal dari hibah disajikan berdasarkan harga pasar atau harga taksiran.
f. Kewajiban ( Hutang ), biasanya diistilahkan dengan Hutang Murabahah
sehingga pada saat pelunasannya tidak dikenakan beban dan hanya membayar
senilai hutangnya.
57
g. Saldo Dana, adalah saldo dana ( Akumulasi Defisit ) yang merupakan
penerimaan setelah dikurangi dengan pengeluaran.
Dengan telah dilakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan oleh
akuntan publik menurut hemat penulis pengelolaan dana ZIS yang dilakukan oleh
BAZNAS sudah sesuai dengan harapan pemerintah sebagaimana tertuang dalam
Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Download