“PERGESERAN FUNGSI DAN PERAN POLITIK DI MASA REFORMASI” Oleh: Amelia Haryanti Email: [email protected] Abstrak Amelia Haryanti, 00811, Runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998 dapat dikatakan menjadi sebuah jalan terang karena meruntuhkan tembok besar yang mengekang dan mengintervensi warga negaranya. Hadirnya reformasi ini memberikan suatu harapan kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi demokratis, adanya jaminan hak-hak warga negara seperti berserikat dan menyatakan pendapat serta munculnya tatanan baru dalam masyarakat. Kondisi yang terjadi di Indonesia kemudian adalah “menjamurnya” berbagai partai politik dengan berbagai basis ideologi yang berbeda. Hal ini merupakan konsekuensi dari adanya jaminan akan kebebasan dan hak berpolitik serta demokrasi yang dijanjikan oleh reformasi. Diawal masa Reformasi ini, euphoria kebebasan politik telah memberi celah munculnya kekuatan-kekuatan politik baru yang selama masa Orde Baru tidak dimungkinkan terjadi. Pembatasan jumlah partai politik di era Orde Baru telah berubah menjadi era multipartai pada Pemilu 1999 dan pemilu-pemilu selanjutnya. Dapat dilihat pada Pemilu tahun 1999 adanya 141 partai politik yang terdaftar di departemen kehakiman, namun yang ikut dalam pemilu saat itu hanya 48 partai politik saja setelah dilakukannya verifikasi. Pada pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik dan pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai politik dan 6 partai lokal di Aceh. Sebenarnya semangat ini pernah muncul diawal kemerdekaan sebagai buah dari revolusi panjang sebuah negara dalam melawan penindasan kolonial. Euphoria kebebasan politik waktu itu sangat tergambarkan oleh muncul banyak sekali partai politik dengan segala aliran yang menjadi basis dari ideologinya. Namun bedanya dengan Partai politik tahun 50an atau partai politik generasi kedua itu adalah tidak adanya ideology yang jelas pada partai politik genarasi keempat ini. Kata kunci: partai politik, reformasi, ideology Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 1 PENDAHULUAN Partai politik komponen adalah yang salah penting satu didalam Partai politik hanyalah berfungsi dinamika perpolitikan sebuah bangsa. sebagai alat bagi segelintir orang yang R.H Soltau berpendapat bahwa partai kebetulan beruntung yang berhasil politik memenangkan Negara adalah sekelompok warga sedikit banyak mudah dikelabui, untuk memaksakan yang bertindak sebagai berlakunya kebijakan-kebijakan publik politik dan yang – tertentu „at the expense of the general yang terorganisir, suatu kesatuan suara (Rousseau, rakyat 1762) dengan memanfaatkan kekuasaannya will‟ untuk memilih- bertujuan menguasai kepentingan umum (Perot, 1992). pemerintahan dan yang atau melaksanakan kebijaksanaan umum mereka (A group Selain hal itu, kondisi saat ini sangat of citizens more or less organized, “berantakan”, partai politik disibukan who act as a political unit and who, by dengan persaingan internal maupun the use of their voting power, aim to konflik internal bahkan skandal korupsi control the government and carry out oleh ther general policies). Partai politik mengakibatkan parpol menjadi “rusak”. merupakan salah satu wahana penting Dilain pihak adanya intrik-intrik politik yang menghubungkan warga negara antar partai politik yang mengarah dan negaranya. Namun dalam kasus pada Indonesia terutama pasca Orde Baru, dipertunjukan di hadapan public. Partai image partai politik itu sudah buruk politik dimata masyarakat, bahkan timbulnya mempunyai basis ideologi yang jelas pandangan kritis dan bahkan dapat dan partai tidak melakukan kompetisi dikatakan skeptis kepada partai politik, jika pemilu tidak ada. Jurnal ini akan diantaranya ada yang berpendapat difokuskan pada fungsi partai politik bahwa partai politik hanya kendaraan dan yang menjadi permasalahan yaitu untuk politisi) mengantarkan untuk para pengurusnya upaya era demoralisasi reformasi ini yang yang tidak orang (baca: bagaimana fungsi partai politik di mendapatkan posisi Indonesia masa kini? (baca: kekuasaan) dan tidak mampu mengaspirasikan tuntutan masyarakat yang mendukungnya dan dapat dikatakan tidak punya profesionalitas. Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 2 PEMBAHASAN umumnya dan pemerintah pada A. Peran dan Fungsi Partai Politik khususnya. Dari partai politiklah Secara umum, ada tujuh Fungsi diharapkan ada proses kaderisasi partai politik yang dirumuskan oleh pemimpin-pemimpin Ramlan Surbakti yaitu: individu-individu yang mempunyai Pertama, Sosialisasi Sosialisasi politik ialah politik. kemampuan proses tugasnya ataupun untuk menjalankan dengan dengan politik para anggota masyarakat, pegang. Dalam alam demokrasi melalui proses sosialisasi politik walaupun individu disini diberikan inilah masyarakat mengetahuinya kesempatan sama untuk mencapai arti derajat politik beserta yang sesuai pembentukan sikap dan orientasi pentingnya jabatan baik mereka tertentu, untuk instumen-instumennya. Sosialisasi mendapatkan suatu hal tetapi ada politik aturan bagaimana cara individu kemudian budaya politik menghasilkan dalam bentuk tersebut mencapai hal tersebut perilaku politik yang tidak destruktif, melalui mengutamakan peraturan konsensus dibanding undang-undang yang ada. atau Dengan menggunakan adanya partai politik maka individu- kekerasan dalam menyelesaikan individu tadi akan lebih mudah konflik, mempunyai pertimbangan untuk mendapatkan keinginya di yang rasional dalam menentukan bidang pilihan atau membuat keputusan walaupun tanpa partai politikpun yang kemudian perilaku seperti bisa akan tentunya akan lebih sulit. menjadi modal pelaksanaan untuk politik, dalam artian mendapatkannya tetapi demokrasi (kedewasaan demokrasi). Ketiga, Partisipasi politik. Partai politik dengan fungsi komunikasi Kedua, Rekrutmen politik. dan sosialisasi Rekrutmen politik ialah seleksi dan membawa pemilihan atau pengangkatan sekelompok politiknya kepada pencerahan seleksi dan yang rasional kepada masyarakat seseorang atau untuk untuk fungsi orang kegiatan politik. tersebut diharapkan akan dalam kesadaran masyarakat politik pada Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi Dengan kemudian melaksanakan sejumlah peranan sistem akan memunculkan terkait 3 nasibnya di masa yang akan dan penerapan teknologi yang datang. Nasib mereka dimasa yang canggih, tetapi memerlukan tenaga akan datang tersebut akan sangat kerja yang sedikit, dan kehendak bergantung pada kebijakan yang untuk dikeluarkan oleh pemerintah, baik mempertahankan itu antara pemerintah pemerintah pusat ataupun daerah, presiden, mendapat dan pekerjaan, kehendak untuk mendapatkan dan gubernur atau walikota dan bupati, mempertahankan pendidikan tinggi apakah itu yang bermutu tinggi, tetapi dengan rakyat pusat perwakilan dewan perwakilan atau daerah. Dari dewan kegiatan pihak- menganalisis pihak tersebutlah kebijakan yang berbagai ditujukan untuk berbeda nilai-nilai (ekonomi, mengalokasikan pendidikan, menampung, dan memadukan kepentingan bahkan menjadi yang bertentangan berbagai alternatif umum, kemudian kesehatan dan yang lain) akan kebijakan dibuat dan diperuntukan kepada diperjuangkan masyarakat luas. Partisipasi politik pembuatan dan ialah kegiatan warga negara biasa keputusan politik. dalam dimaksud dengan fungsi pemandu mempengaruhi pembuatan dan proses pelaksanaan dalam proses pelaksanaan Itulah yang kepentingan. kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpinan Kelima, Komunikasi politik. pemerintah. Komunikasi politik adalah proses Keempat, Pemandu kepentingan. penyampaian informasi mengenai Dalam terdapat politik dari pemerintahan kepada yang masyarakat dan dari masyarakat masyarakat sejumlah kepentingan berbeda bahkan bertentangan, seperti kehendak keuntungan acap kali antara mendapatkan sebanyak-banyaknya ke pemerintah. merupakan penting organisasi hal ketika Informasi yang sangat kita berbicara modern, karena dan kehendak untuk mendapatkan organisasi (Pemerintah) tersebut barang dan jasa dengan harga akan murah antara kekuasaan ketika mengerti apa kehendak untuk mencapai efisiensi saja yang menjadi kebutuhan dari tetapi bermutu; Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi dapat mempertahan 4 masyarakatnya. Banyak rezim di berkaitan dunia konflik ini muncul karena ini yang tidak dapat dengan kepentingan, mempertahankan kekekuasaannya kepentingan-kepentingan yang dikarenakan mereka tidak berbeda mengerti Kepentingan apa yang menjadi ada yang saling bertemu. disini adalah kebutuhan masyarakat sehingga kepentingan dari orang, kelompok, dari situ muncul ketidak puasan atau golongan-golongan yang ada masyarakat kepada penguasanya dalam masyarakat. Mengingat di yang dalam kemudian berujung pada masyarakat Indonesia proses penggantian penguasa baik khususnya, itu dengan cara yang diatur secara berbagai konstitusi ataupun dengan kudeta. yang Disisi juga agama, etnis ataupun yang bersifat dibutuhkan oleh masyarakat untuk sektoral. Tentunya akan banyak mengetahui sekali lain informasi sejauh pemerintah dalam mana dimana macam ada dengan keberagaman baik itu kepentingan golongan, yang akan menjalankan saling berbenturan, hal ini tentunya fungsinya, dengan cara seperti apa akan membawa dampak yang luar dan yang biasa ketika dibiarkan begitu saja. ini Memang konflik dalam masyarakat berada diantara pemerintah dan itu tidak bisa dihilangkan tetapi masyarakat, sangat yang Dalam bagaimana memanajemen konflik hubunga ini tentunya akan sangat tersebut supaya konflik tersebut tergantung di pihak mana partai sifatnya tidak merusak hubungan politik berada, apakah di pihak antar golongan tadi dengan cara- pemerintah cara bagaimana dikehendaki. strategis tentunya capaian Partai politik sehingga posisinya. ataukah hal ini oposisi, akan harus dilakukan kekerasan. sebagai salah adalah Partai satu politik lembaga mempengaruhi isi dari pemberian demokrasi informasi yang diberikan kepada mengendalikan konflik melalui cara masyarakat terkait dengan sudut berdialog dengan pihak-pihak yang pandang berkonflik, atau nilai-nilai yang diperjuangkan. Keenam, Pengendalian berfungsi untuk menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan konflik. Berbicara konflik ini kemudian akan Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi kepentingan pihak-pihak berkonflik dan yang membawa 5 permasalahan kedalam kebijakan telah dibuat dan musyarawarah badan perwakilan diimplementasikanpun peran partai rakyat politik untuk penyelesaian mendapatkan berupa keputusan politik. masih mengawal diperlukan kebijakan untuk tersebut sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk apa kebijakan itu dibuat. Ketujuh, Kontrol politik. Kontrol Ketika kebijakan itu sudah menjadi politik keputusan tidak serta merta dapat ialah kegiatan menunjukkan kelemahan untuk kesalahan, dan penyimpangan menyelesaikan permasalahan seperti yang telah direncanakan. dalam isi suatu kebijakan atau Banyak dalam pelaksanaan kebijakan yang mempengaruhi berhasil tidaknya dibuat oleh kebijakan dari menyelesaikan dan dilaksanakan pemerintahan. Produk pemerintahan adalah suatu sekali faktor yang tersebut pelaksana dalam masalah. kebijakan Faktor merupakan kebijakan, kebijakan-kebijakan ini salah satu faktor yang sangat yang kemudian akan menyangkut berpengaruh, kepentingan kasus banyak kebijakan itu gagal masyarakat secara umum. Baik buruknya kebijakan atau tentunya diakibatkan sangat bisa karena kurang dibanyak berhasil oleh yang pelaku atau diperdebatkan mengingat kebijakan oknum yang mengejar kepentingan pemerintah tidak pribadinya. mungkin bisa akan pernah memberikan kepuasan kepada semua orang. B. Partai Politik dalam Era Orde Permasalahan yang muncul adalah Lama kepada siapa kebijakan itu akan Pada masa sesudah kemerdekaan, memberi keuntungan. Pada titik Indonesia menganut sistem multi inilah partai kemudian kontrol partai yang ditandai dengan politik memainkan fungsinya untuk hadirnya 25 partai politik. Hal ini menyikapi suatu kebijakan yang ditandai dengan Maklumat Wakil dikeluarkan terkait Presiden No. X tanggal 16 Oktober kelemahan yang ada dan kemana 1945 dan Maklumat Pemerintah alokasi nilai-nilai dari kebijakan itu tanggal akan Menjelang Pemilihan Umum 1955 pemerintah diberikan. Ketika suatu Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 3 November 1945. 6 yang berdasarkan liberal bahwa demokrasi jumlah parpol Desember 1964 yang menghasilkan “Deklarasi Bogor.” meningkat hingga 29 parpol dan juga terdapat peserta perorangan. C. Partai Politik dalam Era Orde Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 kepartaian Juli 1959, Indonesia sistem dilakukan Baru Dalam masa Orde Baru yang ditandai dengan dibubarkannya penyederhanaan dengan Penpres PKI pada tanggal 12 Maret 1966 No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. maka 13 Tahun 1960 yang mengatur pembinaan terhadap partai-partai tentang pengakuan, pengawasan politik. Pada tanggal 20 Pebruari dan partai-partai. 1968 sebagai langkah peleburan Kemudian pada tanggal 14 April dan penggabungan ormas-ormas 1961 diumumkan hanya 10 partai Islam yang sudah ada tetapi belum yang mendapat pengakuan dari tersalurkan pemerintah, didirikannyalah pembubaran antara lain adalah dimulai suatu usaha aspirasinya Partai maka Muslimin sebagai berikut: PNI, NU, PKI, Indonesia (PARMUSI) dengan PSII, PARKINDO, Partai Katholik, massa pendukung dari PERTI MURBA dan PARTINDO. Muhammadiyah, Namun, setahun sebelumnya pada Wasliyah, HSBI, Gasbindo, PUI tanggal 17 Agustus 1960, PSI dan dan IPM. HMI, PII, Al Masyumi dibubarkan. Selanjutnya pada tanggal 9 Maret Dengan berkurangnya jumlah 1970, terjadi pengelompokan partai parpol dari 29 parpol menjadi 10 dengan parpol tersebut, hal ini tidak berarti Demokrasi Pembangunan bahwa dalam terdiri dari PNI, Partai Katholik, dalam Parkindo, IPKI konflik masyarakat ideologi umum dan terbentuknya dan Kelompok yang Murba. kehidupan politik dapat terkurangi. Kemudian tanggal 13 Maret 1970 Untuk mengatasi hal ini maka terbentuk diselenggarakan pertemuan parpol Pembangunan yang terdiri atas di NU, PARMUSI, PSII, dan Perti. Bogor pada tanggal 12 Serta Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi kelompok ada suatu Persatuan kelompok 7 fungsional yang dimasukkan dalam proses pembangunan menuju salah masyarakat adil dan makmur. satu kelompok tersendiri yang kemudian disebut Golongan 3. Menetapkan Demokrasi Karya. Dengan adanya pembinaan Pancasila guna melaksanakan terhadap Pancasila parpol-parpol dalam masa Orde Baru maka terjadilah perampingan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. sebagai 4. Melaksanakan Pemilu secara wadah aspirasi warga masyarakat teratur serta penataan pada kala itu, sehingga pada akhirnya lembaga-lembaga negara. dalam parpol dan Pemilihan Umum 1977 terdapat 3 kontestan, yaitu Partai Pelaksanaan Orde Baru : Persatuan - Pembangunan (PPP) Awalnya kehidupan demokrasi dan Partai Demokrasi Indonesia di Indonesia menunjukkan (PDI) serta satu Golongan Karya. kemajuan. Hingga Pemilihan Umum 1977, - Perkembangannya, kehidupan pada masa ini peserta pemilu demokrasi di Indonesia tidak hanya berbeda dengan terdiri sebagaimana disebutkan diatas, yakni 2 parpol masa Demokrasi Terpimpin. dan 1 Golkar. Dan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar Untuk selalu memenangkan Pemilu. Hal Pancasila ini memutuskan mengingat Golkar dijadikan menjalankan Demokrasi maka Indonesia untuk mesin politik oleh penguasa saat sistem itu. berdasarkan Trias menganut pemerintahan Politika (dimana terdapat tiga pemisahan Upaya untuk melaksanakan Orde kekuasaan di pemerintahan yaitu Baru : Eksekutif, 1. Melakukan menuju pembaharuan perubahan seluruh tetapi Yudikatif, itupun Legislatif) tidak diperhatikan/diabaikan. tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. 2. Menyusun bangsa nasional kembali menuju guna Langkah yang diambil pemerintah kekuatan untuk penataan kehidupan Politik : stabilitas 1. Penataan Politik Dalam Negeri mempercepat Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 8 a. Pembentukan Kabinet Pembangunan Selanjutnya setelah sidang Kabinet awal pada masa MPRS peralihan kekuasaan (28 Juli menetapkan 1966) sebagai adalah Kabinet AMPERA dengan tugas tahun 1968 Suharto presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka yang dikenal dengan nama dibentuklah Dwi baru dengan nama Kabinet Darma Kabinet Ampera yaitu untuk kabinet yang Pembangunan dengan menciptakan stabilitas politik tugasnya disebut dan dengan Pancakrida, ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan yang meliputi : 1) Penciptaan pembangunan nasional. Program Kabinet yang stabilitas politik dan ekonomi 2) Penyusunan dan AMPERA yang pelaksanaan Rencana disebut Catur Karya Kabinet Pembangunan AMPERA adalah Tahun Tahap pertama sebagai berikut: 3) Pelaksanaan 1) Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan. 2) Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968. 3) Melaksanakan politik luar Pemilihan Umum 4) Pengikisan habis sisasisa Gerakan 30 September 5) Pembersihan negara aparatur di pusat pemerintahan dan negeri yang bebas aktif daerah untuk PKI. kepentingan Lima dari pengaruh nasional. 4) Melanjutkan perjuangan anti imperialisme kolonialisme segala bentuk dan dalam dan manifestasinya. Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi b. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya Suharto pengemban sebagai Supersemar guna menjamin keamanan, 9 ketenangan, serta kestabilan penggabungan jalannya sejumlah partai. Sehingga pemerintahan (fusi) maka melakukan : pelaksanaannya kepartaian 1) Pembubaran PKI pada tidak lagi didasarkan pada tanggal 12 Maret 1966 ideologi yang diperkuat dengan persamaan dikukuhkannya Penggabungan Ketetapan MPRS No. IX menghasilkan tiga kekuatan Tahun 1966. sosial-politik, yaitu : 2) Dikeluarkan pula keputusan yang tetapi atas program. tersebut 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan bahwa PKI merupakan fusi dari NU, sebagai Parmusi, PSII, dan Partai organisasi terlarang di Indonesia. Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Pada tanggal 8 Maret 1966 Januari 1973 (kelompok dilakukan pengamanan 15 partai politik Islam) orang menteri yang 2) Partai Demokrasi dianggap terlibat Gerakan Indonesia 30 September 1965. Hal ini merupakan fusi dari PNI, disebabkan muncul Partai mereka Murba, keraguan tidak bahwa hendak membantu (PDI), Katolik, Partai IPKI, dan Parkindo (kelompok presiden untuk memulihkan partai politik yang keamanan dan ketertiban. bersifat nasionalis). 3) Golongan Karya (Golkar) c. Penyederhanaan Pengelompokan dan Partai d. Pemilihan Umum Politik Selama masa Orde Baru Setelah pemilu 1971 maka telah berhasil melaksanakan dilakukan penyederhanakan pemilihan umum sebanyak jumlah partai tetapi bukan enam berarti menghapuskan partai diselenggarakan tertentu sehingga dilakukan setiap lima tahun Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi kali yang sekali, 10 yaitu: tahun 1971, 1977, kursi), 1982, 1987, 1992, dan 1997. Nahdlatul Ulama (58 1) Pemilu 1971 kursi), a) Pejabat negara harus bersikap netral berbeda dengan Partai Partai Muslimin Indonesia (2 4 kusi), Partai Nasional Indonesia pemilu 1955 dimana (20 para pejabat negara Kristen Indonesia (7 termasuk perdana kursi), Partai Katolik menteri yang berasal (3 kursi), Partai Islam dari Perti (2 kursi), Partai partai pemilu peserta dapat Partai Murba dan Partai menjadi calon partai IPKI (tak satu secara formal. kursipun). b) Organisasai yang ikut kursi), politik dapat ikut 2) Pemilu 1977 pemilu adalah parpol Sebelum yang pada saat Pemilu 1977 pemerintah pemilu sudah ada bersama dan diakui tahun DPR/DPRD. mengatur oleh 58.558.776 DPR mengeluarkan UU No.3 mempunyai wakil di c) Pemilu 1971 diikuti dilaksanakan 1975 yang mengenai penyederhanaan jumlah partai sehingga pemilih untuk memilih ditetapkan 460 orang anggota terdapat 2 partai politik DPR (PPP dimana 360 dan bahwa PDI) serta orang anggota dipilih Golkar. Hasil dari Pemilu dan 1977 yang diikuti oleh 3 100 orang diangkat. d) Diikuti kontestan menghasilkan oleh organisasi pemilu yaitu 10 232 kursi untuk Golkar, peserta 99 kursi untuk PPP dan Partai 29 kursi untuk PDI. Golongan Karya (236 Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 11 3) Pemilu 1982 mewajibkan Pelaksanaan hanya Pemilu ada satu asas tunggal ketiga pada tanggal 4 yaitu Pancasila) dan Mei diubahnya 1982. Hasilnya lambang perolehan suara Golkar partai secara menjadi bintang. nasional meningkat. Golkar gagal b) memperoleh di kabah Sementara Golkar memperoleh kemenangan tetapi dari di Aceh Jakarta Kalimantan tambahan dan kursi sehingga menjadi 299 Selatan Golkar berhasil merebut 53 kursi. c) PDI memperoleh kemenangan dari PPP. kenaikan Golkar berhasil karena PDI berhasil tambahan membentuk DPP PDI 10 kursi sementara PPP sebagai hasil kongres dan PDI kehilangan 5 tahun kursi. Menteri Dalam Negeri memperoleh 40 1986 kursi oleh Soepardjo Rustam. 4) Pemilu 1987 Pemilu tahun 1987 5) Pemilu 1992 dilaksanakan pada Pemilu tahun 1992 tanggal April diselenggarakan pada 1987. Hasil dari Pemilu tanggal 1992 1987 adalah : menunjukkan perubahan a) 23 9 Juni PPP memperoleh 61 yang kursi mengagetkan. mengalami cukup Hasilnya pengurangan 33 kursi perolehan dibanding menurun dari 299 kursi dengan pemilu 1982 hal ini menjadi dikarenakan sedangkan adanya Golkar 282 kursi, PPP larangan penggunaan memperoleh 62 kursi dan asas PDI meningkat menjadi Islam (pemerintah Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 56 kursi. 12 di 6) Pemilu 1997 Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu Pemilu keenam dilaksanakan pada 29 itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh Mei 1997. Hasilnya: asas LUBER (Langsung, a) Golkar Umum, memperoleh suara mayoritas perolehan suara mencapai 74,51 % dengan perolehan kursi 325 kursi. b) PPP mengalami peningkatan suara sebesar 5,43 % dengan perolehan kursi 27 kursi. dan Rahasia). Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu perolehan c) PDI Bebas, 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan mengalami kemerosotan pemerintah dimana terjadi perimbangan perolehan suara suara di MPR dan DPR. karena hanya Perimbangan tersebut mendapat 11 kursi di memungkinkan Suharto DPR. menjadi Presiden Republik Indonesia Hal disebabkan konflik ini adanya internal dan selama enam terpecah antara PDI pemilihan. Soerjadi setiap Megawati dan PDI Soekarno Putri. periode Selain itu, Pertangungjawaban, Rancangan undang, Undangdan usulan Penyelenggaraan Pemilu lainnya dari pemerintah yang selalu teratur selama mendapat Orde Baru menimbulkan persetujuan kesan bahwa demokrasi dan DPR tanpa catatan. Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi dari MPR 13 ditetapkan e. Peran Ganda ABRI sebagai Ketetapan MPR dalam Guna menciptakan stabilitas sidang umum tahun 1978 politik mengenai maka pemerintah “Pedoman menempatkan peran ganda Penghayatan bagi Pengamalan Pancasila” atau ABRI yaitu sebagai peran hankam dan dan biasa dikenal sebagai P4. sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi Guna mendukung program ABRI. Peran ini dilandasi Orde dengan adanya pemikiran Pelaksanaan Pancasila dan bahwa TNI adalah tentara UUD 1945 secara murni dan pejuang konsekuen dan pejuang baru yaitu maka sejak tentara. Kedudukan TNI dan tahun 1978 diselenggarakan Polri dalam pemerintahan penataran P4 secara adalah sama di lembaga menyeluruh pada semua MPR/DPR lapisan masyarakat. mereka dan DPRD mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Tujuan Pertimbangan P4 adalah pengangkatannya pemahaman didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator. dari membentuk mengenai yang sama demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman f. Pemasyarakatan P4 penataran yang sama diharapkan persatuan dan Pada tanggal 12 April 1976, kesatuan Presiden Suharto terbentuk dan terpelihara. gagasan Melalui penegasan tersebut mengemukakan nasional mengenai pedoman untuk maka menghayati mengarah pada dukungan mengamalkan yaitu dan Pancasila gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. tersebut yang opini kuat rakyat akan akan terhadap pemerintah Orde Baru. Gagasan selanjutnya Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 14 Pelaksanaan Penataran P4 tersebut bahwa menunjukkan Pancasila Hal ini adanya anggota PBB oleh Indonesia kembali menjadi Baru. anggota PBB dikarenakan dengan adanya desakan dari komisi Orde tampak menjadi telah dimanfaatkan pemerintahan a. Kembali himbauan bidang pertahanan pemerintah pada tahun 1985 keamanan dan luar negeri kepada semua organisasi DPR untuk menjadikan Pancasila pemerintah Indonesia. Pada sebagai tunggal. tanggal 3 Juni 1966 akhirnya Penataran P4 merupakan disepakati bahwa Indonesia suatu harus asas bentuk indoktrinasi GR terhadap kembali menjadi ideologi sehingga Pancasila anggota PBB dan badan- menjadi bagian dari sistem badan internasional lainnya kepribadian, sistem budaya, dalam dan kepentingan nasional yang sistem sosial masyarakat Indonesia. rangka menjawab semakin mendesak. Keputusan untuk kembali ini 2. Penataan Politik Luar Negeri dikarenakan Indonesia Pada masa Orde Baru, politik sadar bahwa ada banyak luar manfaat negeri diupayakan Indonesia kembali yang diperoleh kepada Indonesia selama menjadi jalurnya yaitu politik luar negeri anggota PBB pada tahun yang bebas aktif. Untuk itu 1950-1964. maka secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota MPR sejumlah mengeluarkan ketetapan yang Indonesia menjadi landasan politik luar PBB negeri Indonesia. Dimana politik Desember 1966. luar negeri berdasarkan Indonesia sejak tanggal 28 harus kepentingan Kembalinya Indonesia nasional, seperti permbangunan mendapat nasional, kemakmuran rakyat, dari sejumlah negara Asia kebenaran, serta keadilan. bahkan Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi sambutan dari pihak baik PBB 15 sendiri hal ini ditunjukkan Akhirnya dengan ditunjuknya Adam Singapurapun Malik sebagai Ketua Majelis menyampikan nota jawaban Umum PBB untuk masa kesediaan sidang mengadakan tahun 1974. Kembalinya Indonesia menjadi anggota pemerintah PBB Normalisasi pemulihan Indonesia hubungan sejumlah seperti India, hubungan diplomatic. dilanjutkan dengan tindakan dengan untuk negara Filipina, Thailand, Australia, sejumlah negara dan lainnya yang sempat remggang akibat politik konfrontasi Orde Lama. dimulai hubungan dan Malaysia dengan diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi: 1) Rakyat Sabah diberi kesempatan b. Normalisasi hubungan menegaskan kembali dengan beberapa negara keputusan Sebelum mereka ambil mengenai pemulihan hubungan dengan Malaysia, kedudukan Indonesia telah memulihkan dalam hubungan dengan Malaysia. Singapura dengan perantaraan Habibur pihak pemulihan untuk Myanmar). diplomatik. Pemerintah Indonesia nota pengakuan terhadap Republik Singapura telah mereka Federasi 2) Pemerintah kedua belah Rachman (Dubes Pakistan menyampikan yang 3) Tindakan menyetujui hubungan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan. pada tanggal 2 Juni 1966 yang Peresmian persetujuan disampikan pada Perdana pemulihan hubungan Menteri Indonesia-Malaysia Lee Kuan Yew. Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi oleh 16 Adam Malik dan Tun Abdul komunis Vietnam menyeran Razak dilakukan di Jakarta g tanggal 11 kerjasama agustus Kamboja. Hubungan yang terjalin 1966 dan adalah dalam bidang politik, ditandatangani persetujuan ekonomi, Jakarta budaya. (Jakarta Accord). Hal ini dilanjutkan yang dengan ASEAN penempatan sosial, dan Adapun negara tergabung dalam perwakilan pemerintahan di adalah Indonesia, Thailand, masing-masing negara.. Malysia, Singapura, dan Filipina. A. Pendirian ASEAN (Association of South-East Asian Nations) D. Politik Pada Masa Reformasi 1. Munculnya Gerakan Indonesia menjadi Reformasi pemrakarsa Reformasi merupakan suatu didirikannya organisasi ASEAN tanggal 8 pada Agustus perubahan tatanan perikehidupan lama dengan 1967. Latar tatanan perikehidupan yang belakang didirikan baru Organisasi ASEAN adalah menuju ke arah perbaikan. adanya secara hukum kebutuhan untuk Gerakan hubungan kerja tahun dengan negara- suatu secara regional mengadakan pembaharuan menjalin sama dan negara reformasi, 1998 dan ada perbaikan di kawasan Asia Tenggara. merupakan gerakan dengan negara-negara yang pada perubahan, untuk terutama dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum. Tujuan ASEAN awal didirikan adalah membendung untuk perluasan Buah perjuangan reformasi itu dari tidak dapat paham komunisme setelah dipetik dalam waktu yang negara singkat, Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi namun 17 membutuhkan proses dan waktu. Masalah yang sangat mendesak, adalah upaya c. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI d. Otonomi daerah untuk mengatasi kesulitan seluas-luasnya masyarakat banyak tentang e. Supremasi hukum masalah kebutuhan pokok f. Pemerintahan (sembako) dengan harga yang terjangkau oleh rakyat. Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin tidak berisi dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). 2. Kronologi Reformasi yang Pada awal bulan Maret 1998 terkendali, melalui Sidang Umum MPR, menjadi kritis yang melihat situasi politik dan kondisi rakyat yang semakin menyatakan Soeharto terpilih menjadi Presiden Republik pemerintah Orde Baru tidak Indonesia, berhasil melaksanakan menciptakan kembali serta pelantikan kehidupan masyarakat yang Kabinet Pembangunan VII. makmur, adil, dan sejahtera. Namun Oleh karena itu, munculnya semakin gerakan reformasi bertujuan membaik. untuk mengalami memperbaharui pada saat tidak itu kunjung Perekonomian kemerosotan tatanan kehidupan dan masalah sosial semakin bermasyarakat, berbangsa menumpuk. dan bernegara. siutasi Kondisi seperti mengundang Beberapa agenda reformasi yang disuarakan mahasiswa anatara dan ini keprihatinan rakyat. para lain Memasuki bulan Mei 1998, sebagai berikut : para a. Adili Soeharto dan kroni- berbagai kroninya. b. Amandemen UUD 1945 mahasiswa bergerak demostrasi daerah dari mulai menggelar dan aksi keprihatinan yang menuntut Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 18 turunya Soeharto dari kursi mengundang kepresidenannya.Pada bangsa tanggal 12 Mei 1998 dalam dimintai aksi unjuk rasa mahasiswa membentuk Universitas Trisakti, terjadi Reformasi bentrokan diketuai dengan aparat keamanan yang menyebabkan tertembaknya empat mahasiswa tokoh-tokoh Indonesia untuk pertimbangannya Dewan yang oleh akan Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan. hingga tewas. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat Pada tanggal 19 Mei 1998 di Istana Negara, Presiden puluhan ribu mahasiswa dari Soeharti berbagai perguruan tinggi di jabatannya sebagai presiden Jakarta di dan sekitarnya meletakkan hadapan ketua anggota dan berhasil menduduki Gedung beberapa dari DPR/MPR. Pada tanggal itu Mahkamah Agung. Presiden pula di Yogyakarta terjadi menunjuk peristiwa bersejarah. Kurang B.J. Wakil Presiden Habibie untuk lebih sejuta umat manusia menggantikannya menjadi berkumpul di alun-alun utara presiden, kraton pelantikannya Yogyakarta mendengarkan untuk maklumat serta dilakukan didepan Ketua Mahkamah dari Sri Sultan Hamengku Agung Bowono X dan Sri Paku anggotanya. Alam dari saat itu, Presiden Republik adalah Indonesia dijabat oleh B.J. kepada Habibie VII. Inti maklumat itu menganjurkan isi seluruh masyarakat untuk dan para Maka sebagai sejak presiden yang ke-3. menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Fungsi partai politik pada Era Reformasi Pada tanggal 20 Mei 1998, Ketika Presiden belakangan Soeharto Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi para elit ini partai “heboh” 19 dengan melakukan ekspansi legislative yang terhormat ke berbagai institusi negara, semakin mereka melupakan Beberapa penting yang hal berkaitan menurun. partai politik bahkan ada yang menjaring dengan fungsi-fungsi partai calegnya yang mengakibatkan penjaringan di media cetak melemahnya fungsi partai. nasional. Hal ini menunjukan Dimulai ketidaksiapan dari fungsi melalui rekrutmen, saat ini banyak partai partai politik melakukan cara menghasilkan instan dalam menentukan melalui kader yang akan diusung internal. dalam pemilu padahal itu ditemukan akan partai merusak proses iklan organisasi politik untuk kader-kader proses kaderisasi Kasus-kasus terutama politik pada baru yang kaderisasi internal. Dan ini didirikan dapat merusak citra partai memenuhi kuota komposisi politik sebagai mesin yang caleg. menghasilkan hanya ini sekedar calon pemimpin. Saat pemilu 2009 Fungsi tidak komunikasi politik popular dan ber-uang yang pemandu kepentingan, bukan lahir dari kaderisasi dapat dikatakan fungsi ini partai politik yang memenuhi sebagai intermediary karena daftar caleg, sementara itu menghubungkan rakyat ke kader-kader pemerintah dan pemerintah sedikit mengikuti serius orang-orang partai proses yang secara ke berikutnya dan masyarakat. Partai dalam kerja-kerja bertugas politik dalam partai malah berbagai “tertimbun”. Ini terjadi karena rakyat tujuan penggabungan aspirasi atau yang ada hanya menyalurkan macam dan untuk memenangkan posisi kepentingan (baca:kekuasaan) maka kemudian yang kepentingan dewan articulation) bukan aneh menjadi jika hal kinerja Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi aspirasi melakukan yang sejenis merumuskan (interest setelah itu 20 menjadikannya sebagai Selanjutnya usulan kepada pengendali konflik, seperti kebijakan pemerintah agar dapat fungsi sudah disampaikan dijadikan kebijakan public. sebelumnya, Disisi lain partai politik juga (values) dan kepentingan- menyebarluaskan kepentingan (interests) yang dan rencana kebijakan-kebijakan tumbuh nilai-nilai dalam kehidupan pemerintah kepada rakyat. masyarakat Namun yang terjadi bukan beraneka ragam, rumit, dan lah seperti itu, partai politik cenderung saling bersaing sebagai representasi rakyat dan bertabrakan satu sama tidak lain. Jika partai politiknya menyuarakan sangat kepentingan rakyat malah banyak, mendahulukan kepentingan kepentingan yang beraneka partai politik dan oligarkinya ragam itu dapat disalurkan sehingga melalui kebijakan- berbagai polarisasi kebijakan yang dikeluarkan partai tidak menawarkan mengena kepentingan pada rakyat. partai- politik yang ideologi, Hal program, dan altrernatif seperti ini menjadikan citra kebijakan yang berbeda- partai politik buruk dimata beda satu sama lain. Namun rakyat. Partai politik aharus yang dijadikan bahkan terjadi dalam partai dan menjadi sarana perjuangan dalam turut rakyat menentukan politik “aneh”nya itu sebuah konflik sendiri, partai dalam terdapat bekerjanya sistem beberapa kubu seperti partai pemerintahan sesuai Golkar dan bahkan dari aspirasi mereka. Karena itu, salah satu kubu berinisiatif elit mendirikan partai hendaklah berfungsi sebagai pelayan Yang aspirasi pertikaian dan kepentingan bagi konstituennya. partai lebih dalam politik dipertontonkan politik. mirisnya partai tersebut ketengah khalayak. Bagaimana partai Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 21 politik akan mampu kekhawatiran akan mengontrol konflik ditengah terbentuknya lembaga politik rakyat Indonesia yang sangat banyak mereka yang ini tidak jika “tradisional” terminimalisir. mampu mengontrol konflik internal Sementara itu, Partai politik mereka. yang diharapkan bertindak Fungsi sosialisasi politik optimal menjalankan sebagai salah satu fungsi sebagai partai “penghubung” po-litik memiliki ini “target tentu kongkrit” bisa dalam perannya intermediary, “rakyat” kepentingan terhadap tertentu. Namun di sisi ini, hampir dalam Partai politik telah terjebak konteks Indonesia tidak negara efektif persoalan yang cukup pelik pada adalah sendiri yang bagai lingkaran tentang perilaku persoalan lagi. pemilih yang masih sangat setan, dan “aneh”. (baca: partai Perilaku pemilih mereka juga mereka politk-partai yang masih emosional dan politik) saling intrik, bahkan tradi-sional ini tentu akan saling menghasilkan menjerumuskan lembaga- serang dalam lawan- lembaga dan inprastruktur lawan politik yang ada di politik yang tradisional pula. partai politik lain. Selain itu Sehingga juga sesungguhnya mulai menampakkan output dari sosialisasi politik tanda-tanda itu harus dapat memperbarui fungsinya. konstruksi seharusnya bisa membawa perilaku politik Partai masyarakat dalam memilih. suara Sosialisasi pemerintah dilakukan politik partai yang politik pergeseran rakyat malahan yang kepada berkuasa bergeser biasanya hanya pada saat menjadi menjelang politik untuk menguntungkan seharusnya pemilu saja dilakukan secara berkelanjutan agar Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi diri suatu fungsi pribadi kelompok kendaraan atau nya pun serta 22 oligarkinya. Dengan begitunya partai politik tidak akan mampu tetapi dari pengimplementasiannya juga. mencapai tujuan partai politik seperti Demikian jurnal ini saya susun, yang dalam semoga dapat bermanfaat bagi pasal 10 Undang –Undang kita semua yang membacanya. Nomor Apabila dalam penyusunan ini dituangkan 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. terdapat kesalahan ataupun kami selaku kekeliruan, E. Kesimpulan dan Penutup Berdasarkan paparan penyusun meminta maaf yang diatas besar-besarnya. Karena kami dapat diketahui partai politik menyadari merupakan komponen penting yang tidak pernah luput dari dalam sistim politik Indonesia salah yang fungsi sesungguhnya dalam hanya milik Allah SWT. mempunya representasi. konteks partai Namun Indonesia politik secara belum efektif fungsi masa mengemban mendorong dan manusia khilaf, dan kesempurnaan Wassalamu’alaikum Wr. Wb. mampu tersebut masyarakat ini selaku DAFTAR PUSTAKA yang terciptanya yang tidak ber”simpati” pada peran partai Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu politik. (Jakarta: Gramedia, 1983) Firmanzah. Persaingan , Legistimasi politik. Namun, jika dilihat dari perkembangannya, waktu demi waktu-waktu, masa demi masa perpolitikan di Indonesia mulai Kekuasaan, Dan Marketing Politik : Pembelajaran Politik 2009, (Jakarta: Obor Indonesia, 2010) mengarah kepada tingkat yang lebih baik. kedepan Dan semoga perpolitikan di indonesia akan semakin baik Hidajat, Imam. Teori-Teori Politik., (Malang: Setara Perss.2009) Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu lagi dari sebelumnya. Bukan hanya dara segi teoritik akan Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi Politik. (Jakarta: Grasindo.1992) 23 Jimly Asshiddiqie Dinamika Partai Politik dan Demokrasi Pergeseran Fungsi Dan Peran Politik Di Era Reformasi 24