profil kesehatan penduduk - Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju

advertisement
ht
tp
ab
uk
uj
m
am
://
.b
ps
.g
o.
id
.b
ps
.g
o.
id
PROFIL
KESEHATAN
PENDUDUK
ab
KABUPATEN MAMUJU
ht
tp
://
m
am
uj
uk
TAHUN 2011
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN MAMUJU
PROFIL KESEHATAN PENDUDUK
KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2012
: 76042.1203
Katalog BPS
:
Ukuran Buku
: 14,8 cm x 21 cm
Jumlah Halaman
: v+38 halaman
Naskah
: Seksi Statistik Sosial
Gambar Kulit
: Seksi Integrasi Pengolahan
dan Diseminasi Statistik
ab
uk
:
ht
tp
://
Dicetak oleh
: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mamuju
uj
m
am
Diterbitkan oleh
.b
ps
.g
o.
id
No Publikasi
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
ii
Kata Pengantar
Kesehatan merupakan komponen dan modal dasar
pembangunan. Banyak aspek terkait kesehatan membutuhkan perhatian
lebih dalam dalam proses pembangunan yang berkesinambungan. Profil
Kesehatan penduduk merupakan salah satu acuan yang digunakan dalam
setiap pengambilan kebijakan di bidang kesehatan.
ab
.b
ps
.g
o.
id
Data dan analisis ringkas dalam Publikasi Profil Kesehatan
Penduduk Kabupaten Mamuju 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan di Kabupaten
Mamuju. Publikasi ini berisi berbagai data dan informasi terpilih mengenai
indikator kesehatan di Kabupaten Mamuju yang di analisis secara
sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan
terkait kesehatan di Kabupaten Mamuju.
m
am
uj
uk
Publikasi ini diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten
Mamuju untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit
secara rutin setiap tahun. Diharapkan publikasi ini dapat menjadi bahan
rujukan/ kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
ht
tp
://
Kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak kami harapkan
untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini
mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh
instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun
masyarakat luas.
Mamuju,
Desember 2012
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
PENDAHULUAN
1
.b
ps
.g
o.
id
I.
1.1. Latar Belakang
1.2. Sistematika Penulisan
II.
GAMBARAN UMUM
2.1. Keadaan Geografi
2
5
5
6
ab
2.2. Keadaan Penduduk
1
6
2.2.2. Rasio Jenis Kelamin
7
uk
2.2.1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
7
uj
2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
8
m
am
2.3. Keadaan Ekonomi
10
III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
13
2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto
8
ht
tp
://
2.4. Keadaan Pendidikan
3.1. Angka Kematian
13
3.1.1. Angka Kematian Bayi
14
3.1.2. Angka Kematian Balita
14
3.1.3. Angka Kematian Ibu
15
3.1.4. Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas
16
3.2. Angka Kesakitan
17
iv
3.2.1. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan
17
Kesehatan
17
3.2.3. Prevalensi Tuberklosis
19
3.2.4. Kasus Baru Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS)
20
3.2.5. Kasus Diare
21
.b
ps
.g
o.
id
3.2.2. Lama Hari Sakit
3.2.6. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
21
3.2.7. Angka Kesakitan Malaria
22
IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1. Pelayanan Kesehatan
23
23
23
ab
4.1.1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
24
uk
4.1.2. Pelayanan Imunisasi Bayi
25
4.1.4. Pemberian Makanan Pengganti ASI
27
4.1.5. Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif
27
m
am
uj
4.1.3. Pemberian ASI Eksklusif
28
4.2.1. Sarana Air Bersih
28
://
4.2. Keadaan Lingkungan
30
4.2.3. Sarana Sanitasi Dasar
30
ht
tp
4.2.2. Sumber Air Minum
V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
32
5.1. Sarana Kesehatan
32
5.2. Tenaga Kesehatan
32
5.3. Pembiayaan Kesehatan
33
LAMPIRAN
34
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
upaya
.b
ps
.g
o.
id
1.1.
mewujudkan
Indonesia
Sehat,
pembangunan kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat
pemerintah di sektor kesehatan, tetapi harus dilakukan secara
bersama-sama dengan melibatkan peran serta swasta dan
masyarakat. Segala upaya kesehatan selama ini dilakukan tidak
ab
hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari
uk
sektor non kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan
uj
kesehatan dan upaya mengatasi permasalahan kesehatan.
m
am
Agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai
dengan arah dan tujuan, diperlukan manajemen yang baik sebagai
langkah dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di semua
ht
tp
://
tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Untuk itu pencatatan
dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan perlu dikelola
dengan baik dalam suatu sistem informasi kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based
diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat,
lengkap, dan tepat waktu. Untuk itu, peran data dan informasi
kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam
manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat semakin
1
peduli
dengan
situasi
kesehatan
dan
hasil
pembangunan
kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama
terhadap
masalah-masalah
kesehatan
yang
berhubungan
langsung dengan kesehatan mereka.
Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini
.b
ps
.g
o.
id
memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri.
Untuk itu pengelola program harus bisa menyediakan dan
memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan
dikemas secara baik, sederhana, informatif, dan tepat waktu.
Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem
ab
Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat
uk
sesederhana mungkin tetapi informatif, untuk dipakai sebagai alat
tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga
Kabupaten
m
am
Kesehatan
uj
sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Profil
Mamuju
adalah
gambaran
situasi
kesehatan yang memuat berbagaidata tentang situasi dan hasil
://
pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data
ht
tp
derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator
hasil pembangunan kesehatan.
1.2.
Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai
berikut :
2
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika
penyajiannya.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Mamuju
.b
ps
.g
o.
id
meliputi letak geografis, kependudukan, ekonomi dan
pendidikan yang erat kaitannya dengan kesehatan.
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian,
ab
angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
tentang
uj
Menguraikan
uk
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
pelayanan
kesehatan
dasar,
m
am
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan
dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar,
ht
tp
://
perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan
alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi
bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang
diselenggarakan oleh Kabupaten Mamuju.
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Menguraikan
tentang
tenaga
kesehatan,
sarana
kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya
kesehatan lainnya.
3
LAMPIRAN
Berisi resume atau angka pencapaian Kabupaten Mamuju
dan beberapa tabel data yang sebagian diantaranya
merupakan
Indikator
Pencapaian
Kinerja
Standar
ht
tp
://
m
am
uj
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Keadaan Geografi
.b
ps
.g
o.
id
Kabupaten Mamuju merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Sulawesi Barat yang berbatasan dengan Kabupaten
Mamuju Utara di sebelah utara dan Kabupaten Luwu Utara di
sebelah timur, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa, dan
Kabupaten Tana Toraja di sebelah selatan serta Selat Makassar di
ab
sebelah barat.
uk
Kabupaten Mamuju terletak antara 1°38'110'' - 2°54'552''
uj
lintang selatan dan 11°54'47'' - 13°5'35'' bujur timur dari Jakarta;
m
am
(Jakarta = 160°48'28'' bujur timur Greenwich). Luas wilayah
Kabupaten Mamuju adalah 794.276 ha, secara administratif
terbagi menjadi 16 kecamatan, terdiri dari 143 desa, 10 kelurahan,
ht
tp
://
dan 2 UPT.
Wilayah terluas adalah Kecamatan Kalumpang dengan
luas 1.731,99 km
Kabupaten
2
Mamuju.
atau sekitar 21,81% dari total wilayah
Sedangkan
Kecamatan
Balabalakang
merupakan wilayah yang paling kecil dengan luas 21,86 km² atau
sekitar 0,28% dari luas total Kabupaten Mamuju.
Secara topografi, wilayah Kabupaten Mamuju terdiri dari
wilayah daratan yang dibagi menjadi 4 (empat) kriteria :
5
1. Ketinggian antara 0–100 m dari permukaan air laut, seluas
12,50%.
2. Ketinggian antara 100–500 m dari permukaan air laut
seluas 68,75%.
3. Ketinggian antara 600–1.000 m dari permukaan air laut
seluas 12,50%.
6,25%.
.b
ps
.g
o.
id
4. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas
2.2.
Keadaan Penduduk
2.2.1.
Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
ab
Berdasarkan proyeksi hasil Sensus Penduduk (SP) 2010,
jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 sebesar
uk
349571 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 44 jiwa untuk
uj
setiap km². Wilayah terpadat adalah Kecamatan Mamuju, dengan
terlapang
m
am
tingkat kepadatan penduduk sekitar 277 jiwa per km². Wilayah
adalah
Kecamatan
Kalumpang,
dengan
tingkat
kepadatan penduduk hanya sekitar 6 jiwa per km², dengan
ht
tp
://
demikian persebaran penduduk di Kabupaten Mamuju belum
merata.
Jumlah rumah tangga sebanyak 77.136, maka rata-rata
jumlah anggota rumah tangga adalah 5 jiwa untuk setiap rumah
tangga. Penduduk terbanyak di Kecamatan Mamuju 57.165 jiwa
(16,35%) dan paling sedikit di Kecamatan Balabalakang sebanyak
2.435 jiwa (0,70%). Data mengenai kependudukan dapat dilihat
pada lampiran Tabel 1.
6
2.2.2.
Rasio Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat
dari rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki
dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan.
Berdasarkan proyeksi hasil SP 2010, jumlah penduduk laki-laki di
.b
ps
.g
o.
id
Kabupaten Mamuju sebanyak 179.896 jiwa (51,46%) dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 169.675 jiwa (48,54%). Sehingga
didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 106 per 100 penduduk
perempuan, berarti setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar
106 penduduk laki-laki. Data mengenai rasio jenis kelamin (sex
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
penduduk
Kabupaten
Mamuju
menurut
uj
Komposisi
uk
2.2.3.
ab
ratio) dapat dilihat pada lampiran Tabel 2.
m
am
kelompok umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk
laki-laki maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada
kelompok umur 15–64 tahun. Gambaran komposisi penduduk
ht
tp
://
secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
7
Tabel 2.1. Penduduk Menurut Kelompok Usia Produktif Tahun 2011
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
0-14
66,400
61,897
128,297
15-64
108,266
103,039
211,305
65+
5,230
4,739
9,969
349,571
.b
ps
.g
o.
id
Jumlah
179,896
169,675
Sumber: Proyeksi Penduduk Hasil SP 2010, BPS
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penduduk
tahun 2011 menunjukkan bahwa angka beban tanggungan adalah
sekitar 60,45 yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk
produktif (15-64 tahun) menanggung beban 60 hingga 61 orang
ab
penduduk non produktif (0-14 dan 65+ tahun).
Keadaan Ekonomi
2.3.1.
Produk Domestik Regional Bruto
uj
uk
2.3.
m
am
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah ukuran
kuantitatif dari kinerja perekonomian suatu wilayah selama satu
://
periode waktu tertentu. PDRB merupakan total nilai tambah yang
ht
tp
dihasilkan oleh seluruh unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah
domestik.
Perekonomian Kabupaten Mamuju pada tahun 2011
mengalami pertumbuhan sebesar 11,51% dibanding tahun 2010.
Berdasarkan hasil penghitungan dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011, PDRB Kabupaten Mamuju tahun 2011 atas dasar
harga berlaku meningkat sebesar Rp. 1,04 triliun, yaitu dari Rp.
2,87 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 3,91 triliun pada
8
tahun 2011. Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan pada
tahun 2011 mencapai Rp. 1,53 triliun, sedangkan pada tahun 2009
sebesar Rp. 1,24 triliun.
Selama
membentuk
tahun
PDRB
2011,
semua
mengalami
sektor
ekonomi
pertumbuhan.
yang
Pertumbuhan
.b
ps
.g
o.
id
tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, dan air yang mencapai
33,90%, diikuti oleh sektor jasa-jasa 21,90%, angkutan dan
komunikasi 14,32%, perdagangan, hotel dan restoran 11,65%,
pertanian 9,97%, industry 6,18%, pertambangan dan galian
4,25%, keuangan, persewaan, dan jasa-jasa 3,63%, bangunan
ab
dan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah
uk
konstruksi yaitu hanya 3,47%.
Selain itu dapat dilihat besarnya sumbangan (andil)
uj
masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan
m
am
ekonomi selama tahun 2011. Sektor pertanian yang mampu
memberikan
andil
terbesar
terhadap
sumber
pertumbuhan
://
ekonomi Kabupaten Mamuju, yaitu sebesar 48,28%. Sumber
ht
tp
pertumbuhan terbesar kedua adalah dari sektor jasa-jasa yaitu
22,60%.
Sedangkan sektor listrik, gas, dan air meskipun mengalami
pertumbuhan terbesar hanya mampu memberikan sumbangan
0,55%
terhadap
sumber
pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Mamuju. Hal ini dikarenakan kontribusi nilai tambah bruto sektor
pengangkutan
dan
komunikasi
terhadap
PDRB
Kabupaten
Mamuju relatif kecil.
9
PDRB per kapita merupakan PDRB dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011 angka PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku diperkirakan mencapai 11,3 juta
dengan laju peningkatan sebesar 14,35% dibandingkan dengan
PDRB per kapita tahun 2010 sebesar Rp. 9,88 juta. Sedangkan
PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011
.b
ps
.g
o.
id
sebesar Rp. 4,4 juta atau secara riil meningkat sebesar 865%
dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar Rp. 4,08 juta.
Tabel 2.2. PDRB Perkapita Kabupaten Mamuju Tahun 2009 –
2011 (jutaan rupiah)
2009
PDRB per kapita
adhb
9.075.589
PDRB per kapita
adhk
3.948.049
2010
9.875.826
4.082.413
11.293.247,58
4.435.448,31
uk
ab
Tahun
uj
2011
2.4.
m
am
Sumber: PDRB Kab. Mamuju 2011
Keadaan Pendidikan
://
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan
ht
tp
menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan
dalam
berperan
serta
dalam
pembangunan
kesehatan.
Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada
umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta
dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah
kesehatan dirinya dan keluarganya.
10
Dibandingkan dengan tahun 2009 secara umum telah terjadi
peningkatan di bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada
tingkat pendidikan SD, SMP dan Akademi/Perguruan Tinggi. Hal
ini wajar terjadi mengingat semakin digalakkannya program
sekolah gratis bagi jenjang SD dan SMP dan program-program
pendidikan lainnya. Berikut ini disajikan tabel persentase jumlah
.b
ps
.g
o.
id
penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan di Kabupaten Mamuju tahun 2011.
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Laki-Laki
Belum/Tidak Pernah
Sekolah
19,14
SD/MI
12,96
14,32
27,28
7,80
16,65
7,79
6,33
14,13
2,15
2,35
4,50
50,89
49,11
100,00
uj
uk
37,44
8,85
SMU/SMK
ht
tp
://
Perguruan Tinggi
Jumlah
18,31
m
am
SMP
Jumlah
Perempuan
ab
Tingkat Pendidikan
Sumber: Susenas 2011, diolah
Tabel
2.3.
menunjukkan
bahwa
penduduk
yang
tidak/belum pernah sekolah merupakan yang paling banyak yaitu
sekitar 37,44%. Namun, angka tersebut justru tampaknya tidak
berpengaruh terhadap kemampuan baca tulis penduduk yang
tercermin dari angka melek huruf. Persentase penduduk yang
dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya pada
11
tahun 2011 sebesar 90,31%, sedangkan yang buta huruf sebesar
9,69%. Bila dilihat dari jenis kelaminnya, maka penduduk laki-laki
lebih banyak yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk
perempuan, angka melek penduduk laki-laki sebesar 92,28% dan
perempuan sebesar 88,26%. Tingginya angka melek huruf ini
mengindikasikan bahwa 90,27% penduduk Kabupaten Mamuju
.b
ps
.g
o.
id
sudah melek aksara.
Data mengenai angka melek huruf dapat dilihat pada
ht
tp
://
m
am
uj
uk
ab
lampiran Tabel 4.
12
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat
.b
ps
.g
o.
id
beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator
tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian,
angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat
kesehatan masyarakat di Kabupaten Mamuju digambarkan melalui
angka mortalitas dan morbiditas beberapa penyakit.
ab
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh
uk
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari
sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
uj
sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi
m
am
faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan
faktor lainnya.
://
Angka Kematian
ht
tp
3.1.
Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan
status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat
permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik
secara tidak langsung. Angka tersebut dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan. Angka kematian yang disajikan
13
pada bab ini yaitu AKB, AKABA, AKI dan Angka Kematian
Kecelakaan Lalu Lintas.
3.1.1.
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian
bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu
.b
ps
.g
o.
id
tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian
bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan
sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status
ab
kesehatan di wilayah tersebut rendah.
hidup.
Dibandingkan
dengan
target
Millenium
uj
kelahiran
uk
AKB di Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebesar 11/1.000
m
am
Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000
kelahiran hidup maka AKB di Kabupaten Mamuju tahun 2011
sudah cukup baik karena lebih rendah dari target.
://
Angka Kematian Balita
ht
tp
3.1.2.
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah
kematian balita 0–5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun
waktu satu tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan
keberhasilan
balita,
tingkat
program
pelayanan
KIA/Posyandu
KIA/Posyandu,
dan
kondisi
tingkat
sanitasi
lingkungan.
14
AKABA Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebesar 18/1.000
kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan
dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015
yaitu 23/1.000 kelahiran hidup, AKABA Kabupaten Mamuju tahun
2011 sudah melampaui target.
Angka Kematian Ibu
.b
ps
.g
o.
id
3.1.3.
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang
dihadapi
ibu-ibu
selama
kehamilan
dan
melahirkan
yang
dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian
penggunaan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
ternasuk
uk
dan
ab
berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya
pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu
uj
menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas
m
am
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri
yang rendah pula.
://
Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai
ht
tp
akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama
pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi
oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat
mencapai
mendapatkan
fasilitas
pelayanan
di
kesehatan,
fasilitas
serta
kesehatan.
terlambat
Selain
itu
penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisii ibu
itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu
terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada
15
saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu
rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).
Angka kematian ibu Kabupaten Mamuju tahun 2011
berdasarkan hasil SP 2010 yaitu sebesar 56/100.000 kelahiran
hidup. Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada
.b
ps
.g
o.
id
waktu persalinan. Untuk menangani masalah ini, Pemerintah
Daerah diharapkan agar membuat program yang dapat membantu
masyarakat agar lebih memahami proses persalinan, yaitu dengan
membuat program kemitraan antara bidan dengan dukun.
Kemitraan yang dibangun tersebut diharapkan mampu merubah
masyarakat
3.1.4.
melakukan
persalinan
dengan
uk
bantuan tenaga medis.
agar
ab
kesadaran
Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas
uj
Angka Kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah
m
am
kematian sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000
penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Angka kecelakaan lalu
://
lintas per 100.000 penduduk di Kabupaten Mamuju tahun 2011
ht
tp
sebesar 92 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 75
orang, luka berat 40 orang, dan luka ringan sebanyak 20 orang.
Jumlah kasus kecelakaan tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada
bulan Agustus yakni sebanyak 13 kasus. Sedangkan jumlah
korban meninggal terbanyak terjadi pada bulan Juni tahun 2011.
16
3.2.
Angka Kesakitan
3.2.1.
Persentase
Penduduk
yang
Mempunyai
Keluhan
Kesehatan
Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi
fisik maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan, atau hal lain yang
.b
ps
.g
o.
id
menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Pada umumnya
keluhan kesehatan utama yang banyak dialami oleh penduduk
adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas,
sakit gigi. Orang yang menderita penyakit kronis dianggap
mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu
ab
bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.
uk
Proporsi penduduk di Kabupaten Mamuju yang mengalami
keluhan kesehatan terhadap total penduduk tahun 2011 yaitu
uj
sekitar 13,6 persen menderita keluhan batuk, keluhan pilek sekitar
m
am
14,12 persen dan panas sekitar 14,24 persen, kemudian keluhan
sakit kepala dan lainnya sekitar 12,46 persen dan 14,97 persen.
://
Jenis keluhan kesehatan lainnya antara lain penyakit akut
ht
tp
(kolesterol, gula dan lain-lain). Sementara jenis keluhan (panas,
batuk, dan pilek) sering dijumpai dan tergolong ringan, relatif
mudah diobati serta obatnya pun mudah didapatkan di pasaran,
tetapi meskipun tergolong ringan tetap mengganggu aktivitas
sehari-hari bila terkena keluhan kesehatan tersebut.
3.2.2. Lama Hari Sakit
Lama hari sakit dihitung menurut lama mengalami keluhan
kesehatan yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari.
17
Sedangkan yang dimaksud keluhan kesehatan adalah keadaan
seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan,
baik
karena
penyakit
akut,
penyakit
kronis,
kecelakaan,
kriminalitas atau hal lain.
Tabel 3.2.1. Persentase Penduduk Menurut Lamanya Sakit
Lama Hari Sakit
2011
(3)
uk
<= 3
4-7
8-14
15-21
22-30
Jumlah
ab
(1)
.b
ps
.g
o.
id
Selama Sebulan yang Lalu di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
53,30
37,14
5,80
2,23
1,54
100,00
uj
Sumber : Susenas 2011, diolah
dari
m
am
Hasil Susenas di Kabupaten Mamuju menunjukkan bahwa
penduduk
yang
mempunyai
keluhan
kesehatan
yang
terganggu kegiatan sehari-harinya pada tahun 2011 yang paling
ht
tp
://
banyak adalah mereka yang mengalami keluhan kurang dari atau
sama dengan tiga hari yaitu sekitar 53,30 persen, lalu yang
mengalami keluhan sekitar 4-7 hari terdapat sekitar 37,14 persen.
Kemudian lama hari antara 8-14 hari sekitar 5,80 persen
penduduk. Sedangkan yang mengalami keluhan lebih dari
setengah bulan hanya sekitar 3,77 persen pada tahun 2011.
Distribusi pemanfaatan pelayanan kesehatan disajikan
pada Tabel 3.2.2. Fasilitas kesehatan yang relatif banyak
18
dimanfaatkan
penduduk
Puskesmas/Pustu
yaitu
untuk
66,43
berobat
persen,
jalan
adalah
kemudian
praktek
dokter/poliklinik sebesar 8,71 persen. Sedangkan penduduk yang
berobat di RS Pemerintah/Swasta hanya memiliki persentase 3,39
persen pada tahun 2011.
.b
ps
.g
o.
id
Tabel 3.2.2. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut
Tempat Berobat di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Tempat Berobat
2011
(1)
(3)
RS Pemerintah/Swasta
3,39
8,71
ab
Praktek Dokter/Poliklinik
Lainnya
uj
Jumlah
uk
Puskesmas/Pustu
66,43
21,48
100,00
m
am
Sumber: Susenas 2011, diolah
3.2.3.
Prevalensi Tuberkulosis
://
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang
ht
tp
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB
menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDGs.
Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan
strategi
DOTS
(Directly
Observed
Treatment
Short-course)
sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti
19
sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling
efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci, yakni:
1. Komitmen politis;
2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya;
3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua
.b
ps
.g
o.
id
kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk
pengawasan langsung pengobatan;
4. Jaminan ketersediaan obat yang bermutu;
5. Sistem
pencatatan
dan
pelaporan
yang
mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien
ab
dan kinerja program secara keseluruhan.
uk
Jumlah kasus Tuberkulosis di Kabupaten Mamuju yaitu
sebesar 323 pada tahun 2011. Kejadian tuberkulosis tertinggi ada
uj
di Kecamatan Kalukku (sebanyak 51 kasus). Sedangkan di
m
am
Kecamatan Balabalakang pada tahun 2011 tidak ada kasus TB
yang terjadi.
://
Kasus Baru Infeksi Menular Seksual lainnya (IMS)
ht
tp
3.2.4.
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut
penyakit
kelamin
adalah
penyakit
yang
ditularkan
melalui
hubungan seksual. PMS meliputi Syphilis, Gonorhoe, Bubo,
Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi MenularSeksual (IMS)
yang diobati adalah kasus IMS yang ditemukan berdasarkan
sindrom dan etiologi serta diobati sesuai standar.
20
Jumlah kasus baru IMS lainnya di Kabupaten Mamuju
tahun 2011 ini sebanyak
601 kasus. Meskipun demikian
kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih banyak
yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus
3.2.5.
.b
ps
.g
o.
id
IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar.
Kasus Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang
dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya,
ab
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar
uk
yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
uj
Jumlah kasus diare di Kabupaten Mamuju tahun 2011
m
am
sebanyak 19.409 kasus. Angka ini bisa digolongkan dalam
Kejadian Luar Biasa (KLB). Salah satu upaya menurunkan angka
kejadian dan kematian akibat diare Pemerintah Kabupaten
://
Mamuju diharapkan memfokuskan strategi penanganan pada
ht
tp
penatalaksanaan diare pada tingkat rumah tangga, sarana
kesehatan dan KLB diare. Penatalaksanaan kasus diare yang
tepat pada ketiga hal tersebut diharapkan dapat menurunkan
fatalitas akibat penyakit.
Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan dalam
pencegahan melalui promosi pemberian ASI dan Makanan
Pendampingan ASI, penggunaan air bersih, penggunaan jamban,
cuci tangan dan pembuangan tinja pada tempat yang tepat.
21
3.2.6.
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam
Berdarah
Dengue
adalah
penyakit
yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk
Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak
berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
.b
ps
.g
o.
id
Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten
Mamuju pada tahun 2011 sebesar 91/100.000 penduduk. Angka
ini belum mencapai target nasional yaitu <20/100.000 penduduk.
Tingginya angka kesakitan DBD disebabkan karena adanya iklim
tidak stabil dan curah hujan cukup banyak pada musim penghujan
ab
yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes
Angka Kesakitan Malaria
uj
3.2.7.
uk
Aegipty yang cukup potensial.
m
am
Penyakit malaria masih menjadi permasalahan kesehatan
masyarakat di Kabupaten Mamuju. Angka kesakitan malaria
(Annual Parasite Incidence-API) merupakan indikator untuk
ht
tp
://
memantau perkembangan penyakit malaria. Jumlah kasus tahun
2011 sebanyak 1.950 kasus. Dua kelompok yang paling rentan
terhadap malaria adalah bayi dan ibu hamil.
Badan
Kesehatan
Dunia
(WHO)
merekomendasikan
Intervensi Pencegahan Malaria Musiman yang terdiri dari upaya
pemberian obat-obatan lengkap antimalaria secara berselangseling selama puncak musim malaria. Berbagai jenis obat juga
digunakan dalam menangani para pasien yang positif terserang
22
malaria. Metode lain pencegahan malaria seperti pembagian
kelambu,
penyemprotan
insektisida,
serta
diagnosa
dan
penanganan terpadu penyakit malaria harus terus dilanjutkan di
ht
tp
://
m
am
uj
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
daerah-daerah endemik malaria.
23
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1.
Pelayanan Kesehatan
4.1.1.
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
memiliki
kompetensi
.b
ps
.g
o.
id
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
kebidanan
adalah
ibu
bersalin
yang
mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan.
(dokter,
bidan,
Kabupaten
Mamuju
tahun
dan tenaga paramedis
2011
uk
kesehatan
ab
Persentase pertolongan persalinan terakhir oleh tenaga
sebesar
42,8%.
lain)
di
Hal
ini
uj
menunjukkan bahwa angka tersebut masih rendah karena masih
m
am
sekitar 57,8% persalinan di Kabupaten Mamuju belum ditolong
oleh tenaga kesehatan. Dengan sedikitnya persentase tersebut
menunjukkan belum adanya tingkat kepercayaan masyarakat
ht
tp
://
terhadap pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan. Tidak
adanya perencanaan persalinan yang baik dari ibu, suami maupun
dukungan
keluarga
terhadap
pelayanan
kesehatan
bisa
mengindikasikan bahwa mereka lebih percaya kepada dukun dan
atau keluarga, selain itu faktor biaya juga merupakan salah satu
kendala.
24
Gambar 4.1. Persentase Pertolongan Persalinan Terakhir oleh
Tenaga Kesehatan Tahun 2011
60.0
49.9
50.0
35.8
40.0
.b
ps
.g
o.
id
30.0
20.0
10.0
6.9
6.3
.8
.4
0.0
Dokter
Bidan
Tenaga
paramedis lain
Dukun
Pelayanan Imunisasi Bayi
uk
4.1.2.
Lainnya
ab
Sumber: Susenas 2011, diolah
Famili/keluarga
Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan,
uj
dan kematian bayi serta anak balita dilaksanakan program
m
am
imunisasi baik program rutin
maupun
program
tambahan/suplemen untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah
://
dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,
ht
tp
Polio, Hepatitis B, dan Campak. Bayi seharusnya mendapat
imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT-HB 3
kali, Polio 4 kali, HB Uniject 1 kali dan campak 1 kali. Sebagai
indikator kelengkapan status imunisasi dasar lengkap bagi bayi
dapat dilihat dari hasil cakupan imunisasi campak, karena
imunisasi campak merupakan imunisasi yang terakhir yang
diberikan pada bayi umur 9 (sembilan) bulan dengan harapan
25
imunisasi sebelumnya sudah diberikan dengan lengkap (BCG,
DPT-HB, Polio, dan HB).
Selain pemberian imunisasi rutin, program imunisasi juga
melaksanakan program imunisasi tambahan/suplemen yaitu Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT, BIAS Campak yang diberikan
.b
ps
.g
o.
id
pada semua usia kelas I SD/MI/SDLB/SLB, sedangkan BIAS TT
diberikan pada semua anak usia kelas II dan III SD/MI/SDLB/SLB,
Backlog Fighting (melengkapi status imunisasi).
Persentase bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap di Kabupaten Mamuju dari semua antigen belum
ab
mencapai target minimal nasional (85%). Persentase masing-
uk
masing jenis imunisasi tahun 2011 adalah sebagai berikut BCG
(82,7%), DPT (80,0%), Polio 3 (81,1%), Campak/Morbili (69%),
4.1.3.
m
am
uj
dan Hepatitis B (785%).
Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang
ht
tp
://
sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur
gizi
yang
dibutuhkan
perkembangan
bayi
oleh
guna
bayi
untuk
mencapai
pertumbuhan
pertumbuhan
dan
dan
perkembangan bayi yang optimal.
ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat
diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan
hadiah satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan
hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Oleh sebab itu
26
pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6
(enam)
bulan
dan
tetap
mempertahankan
pemberian
ASI
dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua)
tahun.
Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif
.b
ps
.g
o.
id
selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri
Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004. ASI eksklusif adalah Air
Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan
tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya
ab
mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah
uk
kerja pada kurun waktu tertentu.
Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun
uj
juga merupakan isu global. Pernyataan bahwa dengan pemberian
m
am
susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan
kuat, ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF (Fact About
merupakan kekeliruan
yang fatal, karena
://
Breast Feeding)
ht
tp
meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula,
namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi
ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk
menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes dll.
Berdasarkan
hasil
Survei
Sosial
Ekonomi
Nasional
(Susenas) tahun 2011 menunjukkan persentase pemberian ASI
eksklusif sudah tergolong tinggi yaitu mencapai sekitar 85,4% di
Kabupaten Mamuju.
27
4.1.4.
Pemberian Makanan Pendamping ASI
Anak
usia
pendamping
6-24
ASI
bulan
baik
sebaiknya
makanan
lokal
diberikan
makanan
maupun
pabrikan.
Persentase anak usia 6-24 bulan di Kabupaten Mamuju yang
mendapatkan makanan tambahan ASI (MP-ASI) sekitar 88,7%
4.1.5.
.b
ps
.g
o.
id
pada tahun 2011.
Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini
memakai
kontrasepsi
untuk
menjarangkan
kehamilan
atau
mengakhiri kesuburan. Persentase peserta KB aktif adalah
ab
perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan Pasangan
uk
Usia Subur (PUS) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Persentase peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan
uj
kontrasepsi di antara PUS.
m
am
Jumlah peserta KB aktif Kabupaten Mamuju tahun 2011
sebanyak 42.987 (71,51% dari PUS) Angka ini sudah mencapai
://
target nasional (70%). Persentase tertinggi di Kecamatan Kalukku
ht
tp
(83,04%) dan terendah di Kecamatan Balabalakang (51,9%).
Terdapat 10 Kecamatan yang telah melampaui target yaitu
Kecamatan Kalukku, Kecamatan Karossa, Kecamatan Kalumpang,
Kecamatan Simboro, Kecamatan Bonehau, Kecamatan Tapalang,
Kecamatan Mamuju, Kecamatan Tommo, Kecamatan Topoyo,
Kecamatan Tobadak, Kecamatan Papalang.
28
4.2.
Keadaan Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap derajat kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan
kesehatan.
Program
Lingkungan
Sehat
bertujuan
untuk
mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
menggerakkan
sistem
kesehatan
kewilayahan
untuk
.b
ps
.g
o.
id
pengembangan
pembangunan
lintas
sektor
berwawasan
kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
tersebut meliputi : (1). Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi
Dasar (2). Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
Sehat.
merupakan
Pencapaian
akumulasi
tujuan
berbagai
uk
Wilayah
ab
(3). Pengendalian Dampak Risiko Lingkungan (4). Pengembangan
penyehatan
pelaksanaan
lingkungan
kegiatan
dari
uj
berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat.
m
am
Pengelolaan
kesehatan
lingkungan
merupakan
penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat
serta
berperan
(Bappeda,
Bapermas,
Perindustrian,
ht
tp
ikut
://
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, berbagai lintas sektor
Lingkungan Hidup, Pertanian, Cipta Karya dan Dinas Kesehatan).
4.2.1.
Sarana Air Bersih
Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor
air minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan
prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas,
Kementerian
Kesehatan,
Kementerian
Dalam
Negeri
serta
29
Kementerian
Pekerjaan
Umum
cukup
signifikan
terhadap
penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi
khususnya di daerah.
Strategi pelaksanaan diantaranya, meliputi penerapan
pendekatan tanggap
kebutuhan,
peningkatan sumber
daya
penyehatan
lingkungan,
.b
ps
.g
o.
id
manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan
pengembangan
kelembagaan
dan
penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan
proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan
penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
ab
Pada dasarnya negara menjamin hak setiap orang untuk
uk
mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna
memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif (UU No. 7
uj
Tahun 2004, pasal 10). Namun pada kenyataannya persentase
m
am
penduduk miskin masih tinggi, sehingga kemampuan untuk
mendapat akses ke sarana penyediaan air minum yang memenuhi
://
syarat masih terbatas.
ht
tp
Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar
lebih
besar
untuk
memperoleh
air
daripada
masyarakat
berpenghasilan tinggi, hal ini menunjukkan ketidakadilan dalam
mendapatkan akses pada air minum. Walaupun terdapat program
–
program
air
minum
dan
sanitasi
untuk
masyarakat
berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum
menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan kebijakan
30
yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
Persentase rumah tangga yang telah memiliki akses air
bersih sekitar 56,9%. Rumah tangga yang telah memiliki akses air
bersih tersebut, terbanyak memanfaatkan sumur
terlindung
4.2.2.
.b
ps
.g
o.
id
(28,3%).
Sumber Air Minum
Persentase rumah tangga yang telah menggunakan
sumber air minum terlindung sebesar 61,9%. Rumah tangga yang
telah menggunakan sumber air minum terlindung tersebut,
Sarana Sanitasi Dasar
uk
4.2.3.
ab
terbanyak memanfaatkan sumur terlindung (23,9%).
uj
Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh
m
am
keluarga meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolaan air
limbah. Persentase rumah tangga yang telah memiliki jamban
://
sendiri sebesar 44,8%, yang memiliki jamban sehat sekitar 85,3%,
ht
tp
dan tempat pembuangan akhir tangki/SPAL sekitar 47,4%.
Dalam mendukung perubahan sanitasi total khususnya
buang air besar di sembarang tempat, disarankan kepada
pemerintah daerah untuk melakukan pemicuan Community Led
Total Sanitation (CLTS) di seluruh kecamatan wilayah Kabupaten
Mamuju untuk mendukung pencapaian wilayah stop buang air
besar di sembarang tempat dan penurunan penyakit berbasis
lingkungan, khususnya Diare. Melalui CLTS diharapkan terjadi
31
perubahan perilaku tidak buang air besar di sembarang tempat
tanpa ada stimulan, pembiayaan tidak ada subsidi dan jamban
ht
tp
://
m
am
uj
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
adalah private good.
32
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Sarana Kesehatan
Jumlah
Sarana
.b
ps
.g
o.
id
5.1.
Pelayanan
Kesehatan
menurut
Kepemilikan/Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari
Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Poskesdes,
Praktek Dokter, dan Gedung Farmasi. Jumlah sarana pelayanan
ab
kesehatan pada tahun 2011 sebanyak 322 unit.
Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari Rumah Sakit
uk
Umum sebanyak 1 unit, Rumah Sakit Swasta 1 unit, Puskesmas
uj
sebanyak 29 unit, Poskesdes sebanyak 171 unit, Praktek Dokter
m
am
sebanyak 118 unit, dan Gedung Farmasi sebanyak 2 unit.
Sarana Kesehatan dengan jumlah paling banyak adalah
Tenaga Kesehatan
ht
tp
5.2.
://
Posyandu sebanyak 392 unit. Praktek Bidan sebanyak 100 unit.
Tenaga kesehatan di Kabupaten Mamuju tahun 2011
sejumlah 409 tenaga yang terdiri dari dokter, bidan, perawat,
tenaga farmasi, ahli gizi, sanitasi, dan kesehatan masyarakat.
Kebutuhan tenaga kesehatan belum dapat terpenuhi, dikarenakan
beban terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya
kegiatan mobilisasi tenaga kesehatan yang sesuai dengan
33
penempatan tugas tenaga tersebut. Sehingga menyebabkan
sulitnya dalam menentukan kebutuhan tenaga kesehatan di tingkat
kecamatan.
Kekurangan lain disebabkan belum adanya formasi
pengganti bagi tenaga yang pensiun, baik di pemerintah provinsi,
.b
ps
.g
o.
id
kabupaten maupun kecamatan dan makin kompleksnya masalahmasalah yang ditangani oleh tenaga kesehatan.
Untuk mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut,
pemerintah membuka penerimaan CPNS baru baik secara
swakelola maupun tenaga pusat yang ditempatkan di daerah.
mencukupi
kekurangan
tenaga
tersebut
dilakukan
ab
Untuk
uk
pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap dan
diupayakan dapat mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai
uj
pegawai tidak tetap disamping sebagai Pegawai Harian Lepas
m
am
(PHL). Pengangkatan PTT tersebut dilakukan masa bakti selama 3
tahun baik dengan dana Pemerintah Pusat maupun dari Anggaran
Belanja
Daerah
(APBD)
masing-masing
://
Pendapatan
ht
tp
kabupaten/kota.
5.3.
Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2011 jumlah total anggaran kesehatan
Kabupaten Mamuju Rp. 62.013.751.650,- atau hanya sekitar 8,9%
dari total belanja menurut fungsi Pemerintah Kabupaten Mamuju
dengan kontribusi dari retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp.
2.475.000.000,-.
34
35
ht
tp
ab
uk
uj
m
am
://
.b
ps
.g
o.
id
Tabel 1.
Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Tapalang
Tapalang
Barat
Mamuju
Jumlah
Penduduk
18,759
66
3,713
Kepadatan
Penduduk
per RT
5
72
1,882
5
277
12,135
5
215
5,126
5
111
420
6
109
Kepadatan
Penduduk
Banyaknya
RT
.b
ps
.g
o.
id
Luas
Wilayah
2
(km )
283.31
Kecamatan
9,470
206.64
57,165
111.94
24,067
21.86
2,435
Kalukku
470.26
51,091
10,535
5
Papalang
197.60
22,195
112
4,883
5
Sampaga
119.40
14,509
3,566
4
Tommo
827.35
20,133
24
4,997
4
Simboro
uk
1,731.99
11,204
6
2,574
4
962.12
8,944
9
2,004
4
222.39
23,676
106
5,423
4
111.70
11,845
106
2,937
4
869.89
26,730
31
6,251
4
1,138.30
22,827
20
4,892
5
536.29
24,521
46
5,798
4
77,136
5
uj
122
m
am
Balabalakang
Kalumpang
ht
tp
Topoyo
://
Bonehau
Budong
Budong
Pangale
Karossa
Tobadak
ab
131.72
Jumlah
7,942.76
349,571
44
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju
36
Tabel 2.
Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Laki-Laki
Perempuan
Tapalang
9,486
9,273
18,759
102
Tapalang Barat
4,773
4,697
9,470
102
Mamuju
29,096
28,069
57,165
104
Simboro
12,261
11,806
24,067
104
Rasio Jenis Kelamin
1,168
2,435
108
26,110
24,981
51,091
105
Papalang
11,325
10,870
22,195
104
Sampaga
7,399
7,110
14,509
104
Tommo
10,676
9,457
5,852
Bonehau
4,727
12,190
m
am
Budong Budong
Pangale
20,133
113
5,352
11,204
109
4,217
8,944
112
11,486
23,676
106
uj
Kalumpang
ab
1,267
Kalukku
uk
Balabalakang
Jumlah
.b
ps
.g
o.
id
Kecamatan
6,025
5,820
11,845
104
13,886
12,844
26,730
108
11,813
11,014
22,827
107
13,010
11,511
24,521
113
Jumlah
179,896
169,675
349,571
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju
106
Karossa
://
Topoyo
ht
tp
Tobadak
37
Tabel 3.
Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
22,720
21,072
43,792
5-9
23,455
22,047
45,502
10-14
20,225
18,778
39,003
15-19
16,281
16,012
32,293
20-24
14,762
15,140
29,902
25-29
15,900
15,965
31,865
30-34
14,064
13,828
27,892
35-39
13,682
12,529
26,211
40-44
10,843
9,810
20,653
45-49
8,045
7,321
15,366
50-54
6,554
5,659
12,213
4,535
3,640
8,175
60-64
3,600
3,135
6,735
65-69
2,229
1,843
4,072
70+
3,001
2,896
5,897
Jumlah
179,896
169,675
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju
349,571
ht
tp
://
ab
uj
m
am
55-59
.b
ps
.g
o.
id
0-4
uk
Kelompok Umur
38
Tabel 4.
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan
Membaca/Menulis dan Jenis Kelamin di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Pedesaan
LakiPerem
Laki
puan
Perkotaan
LakiPerem
Laki
puan
Perkotaan+Perdesaan
LakiPerempuan
Laki
Huruf Latin
91.39
87.17
92.25
92.28
Huruf Arab
6.4
5.73
20.67
16.92
9.7
8.4
Huruf
Lainnya
0.52
0.43
1.59
0.36
0.76
0.41
Buta Huruf
15.56
18.6
8.72
14.25
14.02
17.56
91.75
88.26
.b
ps
.g
o.
id
Kemampuan
Baca/Tulis
ht
tp
://
m
am
uj
uk
ab
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju
39
ht
tp
ab
uk
uj
m
am
://
.b
ps
.g
o.
id
Download