ht tp ab uk uj m am :// .b ps .g o. id .b ps .g o. id PROFIL KESEHATAN PENDUDUK ab KABUPATEN MAMUJU ht tp :// m am uj uk TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU PROFIL KESEHATAN PENDUDUK KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2012 : 76042.1203 Katalog BPS : Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : v+38 halaman Naskah : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik ab uk : ht tp :// Dicetak oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju uj m am Diterbitkan oleh .b ps .g o. id No Publikasi Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya ii Kata Pengantar Kesehatan merupakan komponen dan modal dasar pembangunan. Banyak aspek terkait kesehatan membutuhkan perhatian lebih dalam dalam proses pembangunan yang berkesinambungan. Profil Kesehatan penduduk merupakan salah satu acuan yang digunakan dalam setiap pengambilan kebijakan di bidang kesehatan. ab .b ps .g o. id Data dan analisis ringkas dalam Publikasi Profil Kesehatan Penduduk Kabupaten Mamuju 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan di Kabupaten Mamuju. Publikasi ini berisi berbagai data dan informasi terpilih mengenai indikator kesehatan di Kabupaten Mamuju yang di analisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan terkait kesehatan di Kabupaten Mamuju. m am uj uk Publikasi ini diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Diharapkan publikasi ini dapat menjadi bahan rujukan/ kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. ht tp :// Kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Mamuju, Desember 2012 iii DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Daftar Isi iv PENDAHULUAN 1 .b ps .g o. id I. 1.1. Latar Belakang 1.2. Sistematika Penulisan II. GAMBARAN UMUM 2.1. Keadaan Geografi 2 5 5 6 ab 2.2. Keadaan Penduduk 1 6 2.2.2. Rasio Jenis Kelamin 7 uk 2.2.1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk 7 uj 2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur 8 m am 2.3. Keadaan Ekonomi 10 III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN 13 2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto 8 ht tp :// 2.4. Keadaan Pendidikan 3.1. Angka Kematian 13 3.1.1. Angka Kematian Bayi 14 3.1.2. Angka Kematian Balita 14 3.1.3. Angka Kematian Ibu 15 3.1.4. Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas 16 3.2. Angka Kesakitan 17 iv 3.2.1. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan 17 Kesehatan 17 3.2.3. Prevalensi Tuberklosis 19 3.2.4. Kasus Baru Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS) 20 3.2.5. Kasus Diare 21 .b ps .g o. id 3.2.2. Lama Hari Sakit 3.2.6. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) 21 3.2.7. Angka Kesakitan Malaria 22 IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. Pelayanan Kesehatan 23 23 23 ab 4.1.1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 24 uk 4.1.2. Pelayanan Imunisasi Bayi 25 4.1.4. Pemberian Makanan Pengganti ASI 27 4.1.5. Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif 27 m am uj 4.1.3. Pemberian ASI Eksklusif 28 4.2.1. Sarana Air Bersih 28 :// 4.2. Keadaan Lingkungan 30 4.2.3. Sarana Sanitasi Dasar 30 ht tp 4.2.2. Sumber Air Minum V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 32 5.1. Sarana Kesehatan 32 5.2. Tenaga Kesehatan 32 5.3. Pembiayaan Kesehatan 33 LAMPIRAN 34 v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya .b ps .g o. id 1.1. mewujudkan Indonesia Sehat, pembangunan kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat. Segala upaya kesehatan selama ini dilakukan tidak ab hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari uk sektor non kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan uj kesehatan dan upaya mengatasi permasalahan kesehatan. m am Agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai dengan arah dan tujuan, diperlukan manajemen yang baik sebagai langkah dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di semua ht tp :// tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Untuk itu pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Untuk itu, peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat semakin 1 peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka. Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini .b ps .g o. id memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pengelola program harus bisa menyediakan dan memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan dikemas secara baik, sederhana, informatif, dan tepat waktu. Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem ab Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat uk sesederhana mungkin tetapi informatif, untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga Kabupaten m am Kesehatan uj sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Profil Mamuju adalah gambaran situasi kesehatan yang memuat berbagaidata tentang situasi dan hasil :// pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data ht tp derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator hasil pembangunan kesehatan. 1.2. Sistematika Penulisan Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut : 2 BAB I : PENDAHULUAN Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajiannya. BAB II : GAMBARAN UMUM Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Mamuju .b ps .g o. id meliputi letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan yang erat kaitannya dengan kesehatan. BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, ab angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. tentang uj Menguraikan uk BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN pelayanan kesehatan dasar, m am pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, ht tp :// perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Mamuju. BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. 3 LAMPIRAN Berisi resume atau angka pencapaian Kabupaten Mamuju dan beberapa tabel data yang sebagian diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar ht tp :// m am uj uk ab .b ps .g o. id Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 4 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Keadaan Geografi .b ps .g o. id Kabupaten Mamuju merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara di sebelah utara dan Kabupaten Luwu Utara di sebelah timur, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa, dan Kabupaten Tana Toraja di sebelah selatan serta Selat Makassar di ab sebelah barat. uk Kabupaten Mamuju terletak antara 1°38'110'' - 2°54'552'' uj lintang selatan dan 11°54'47'' - 13°5'35'' bujur timur dari Jakarta; m am (Jakarta = 160°48'28'' bujur timur Greenwich). Luas wilayah Kabupaten Mamuju adalah 794.276 ha, secara administratif terbagi menjadi 16 kecamatan, terdiri dari 143 desa, 10 kelurahan, ht tp :// dan 2 UPT. Wilayah terluas adalah Kecamatan Kalumpang dengan luas 1.731,99 km Kabupaten 2 Mamuju. atau sekitar 21,81% dari total wilayah Sedangkan Kecamatan Balabalakang merupakan wilayah yang paling kecil dengan luas 21,86 km² atau sekitar 0,28% dari luas total Kabupaten Mamuju. Secara topografi, wilayah Kabupaten Mamuju terdiri dari wilayah daratan yang dibagi menjadi 4 (empat) kriteria : 5 1. Ketinggian antara 0–100 m dari permukaan air laut, seluas 12,50%. 2. Ketinggian antara 100–500 m dari permukaan air laut seluas 68,75%. 3. Ketinggian antara 600–1.000 m dari permukaan air laut seluas 12,50%. 6,25%. .b ps .g o. id 4. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas 2.2. Keadaan Penduduk 2.2.1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk ab Berdasarkan proyeksi hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 sebesar uk 349571 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 44 jiwa untuk uj setiap km². Wilayah terpadat adalah Kecamatan Mamuju, dengan terlapang m am tingkat kepadatan penduduk sekitar 277 jiwa per km². Wilayah adalah Kecamatan Kalumpang, dengan tingkat kepadatan penduduk hanya sekitar 6 jiwa per km², dengan ht tp :// demikian persebaran penduduk di Kabupaten Mamuju belum merata. Jumlah rumah tangga sebanyak 77.136, maka rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah 5 jiwa untuk setiap rumah tangga. Penduduk terbanyak di Kecamatan Mamuju 57.165 jiwa (16,35%) dan paling sedikit di Kecamatan Balabalakang sebanyak 2.435 jiwa (0,70%). Data mengenai kependudukan dapat dilihat pada lampiran Tabel 1. 6 2.2.2. Rasio Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan proyeksi hasil SP 2010, jumlah penduduk laki-laki di .b ps .g o. id Kabupaten Mamuju sebanyak 179.896 jiwa (51,46%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 169.675 jiwa (48,54%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 106 per 100 penduduk perempuan, berarti setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 106 penduduk laki-laki. Data mengenai rasio jenis kelamin (sex Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur penduduk Kabupaten Mamuju menurut uj Komposisi uk 2.2.3. ab ratio) dapat dilihat pada lampiran Tabel 2. m am kelompok umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada kelompok umur 15–64 tahun. Gambaran komposisi penduduk ht tp :// secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. 7 Tabel 2.1. Penduduk Menurut Kelompok Usia Produktif Tahun 2011 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 0-14 66,400 61,897 128,297 15-64 108,266 103,039 211,305 65+ 5,230 4,739 9,969 349,571 .b ps .g o. id Jumlah 179,896 169,675 Sumber: Proyeksi Penduduk Hasil SP 2010, BPS Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penduduk tahun 2011 menunjukkan bahwa angka beban tanggungan adalah sekitar 60,45 yang berarti bahwa setiap 100 orang penduduk produktif (15-64 tahun) menanggung beban 60 hingga 61 orang ab penduduk non produktif (0-14 dan 65+ tahun). Keadaan Ekonomi 2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto uj uk 2.3. m am Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah ukuran kuantitatif dari kinerja perekonomian suatu wilayah selama satu :// periode waktu tertentu. PDRB merupakan total nilai tambah yang ht tp dihasilkan oleh seluruh unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah domestik. Perekonomian Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 11,51% dibanding tahun 2010. Berdasarkan hasil penghitungan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, PDRB Kabupaten Mamuju tahun 2011 atas dasar harga berlaku meningkat sebesar Rp. 1,04 triliun, yaitu dari Rp. 2,87 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 3,91 triliun pada 8 tahun 2011. Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp. 1,53 triliun, sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 1,24 triliun. Selama membentuk tahun PDRB 2011, semua mengalami sektor ekonomi pertumbuhan. yang Pertumbuhan .b ps .g o. id tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, dan air yang mencapai 33,90%, diikuti oleh sektor jasa-jasa 21,90%, angkutan dan komunikasi 14,32%, perdagangan, hotel dan restoran 11,65%, pertanian 9,97%, industry 6,18%, pertambangan dan galian 4,25%, keuangan, persewaan, dan jasa-jasa 3,63%, bangunan ab dan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah uk konstruksi yaitu hanya 3,47%. Selain itu dapat dilihat besarnya sumbangan (andil) uj masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan m am ekonomi selama tahun 2011. Sektor pertanian yang mampu memberikan andil terbesar terhadap sumber pertumbuhan :// ekonomi Kabupaten Mamuju, yaitu sebesar 48,28%. Sumber ht tp pertumbuhan terbesar kedua adalah dari sektor jasa-jasa yaitu 22,60%. Sedangkan sektor listrik, gas, dan air meskipun mengalami pertumbuhan terbesar hanya mampu memberikan sumbangan 0,55% terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamuju. Hal ini dikarenakan kontribusi nilai tambah bruto sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB Kabupaten Mamuju relatif kecil. 9 PDRB per kapita merupakan PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011 angka PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperkirakan mencapai 11,3 juta dengan laju peningkatan sebesar 14,35% dibandingkan dengan PDRB per kapita tahun 2010 sebesar Rp. 9,88 juta. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011 .b ps .g o. id sebesar Rp. 4,4 juta atau secara riil meningkat sebesar 865% dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar Rp. 4,08 juta. Tabel 2.2. PDRB Perkapita Kabupaten Mamuju Tahun 2009 – 2011 (jutaan rupiah) 2009 PDRB per kapita adhb 9.075.589 PDRB per kapita adhk 3.948.049 2010 9.875.826 4.082.413 11.293.247,58 4.435.448,31 uk ab Tahun uj 2011 2.4. m am Sumber: PDRB Kab. Mamuju 2011 Keadaan Pendidikan :// Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan ht tp menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya. 10 Dibandingkan dengan tahun 2009 secara umum telah terjadi peningkatan di bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada tingkat pendidikan SD, SMP dan Akademi/Perguruan Tinggi. Hal ini wajar terjadi mengingat semakin digalakkannya program sekolah gratis bagi jenjang SD dan SMP dan program-program pendidikan lainnya. Berikut ini disajikan tabel persentase jumlah .b ps .g o. id penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Mamuju tahun 2011. Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Laki-Laki Belum/Tidak Pernah Sekolah 19,14 SD/MI 12,96 14,32 27,28 7,80 16,65 7,79 6,33 14,13 2,15 2,35 4,50 50,89 49,11 100,00 uj uk 37,44 8,85 SMU/SMK ht tp :// Perguruan Tinggi Jumlah 18,31 m am SMP Jumlah Perempuan ab Tingkat Pendidikan Sumber: Susenas 2011, diolah Tabel 2.3. menunjukkan bahwa penduduk yang tidak/belum pernah sekolah merupakan yang paling banyak yaitu sekitar 37,44%. Namun, angka tersebut justru tampaknya tidak berpengaruh terhadap kemampuan baca tulis penduduk yang tercermin dari angka melek huruf. Persentase penduduk yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya pada 11 tahun 2011 sebesar 90,31%, sedangkan yang buta huruf sebesar 9,69%. Bila dilihat dari jenis kelaminnya, maka penduduk laki-laki lebih banyak yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk perempuan, angka melek penduduk laki-laki sebesar 92,28% dan perempuan sebesar 88,26%. Tingginya angka melek huruf ini mengindikasikan bahwa 90,27% penduduk Kabupaten Mamuju .b ps .g o. id sudah melek aksara. Data mengenai angka melek huruf dapat dilihat pada ht tp :// m am uj uk ab lampiran Tabel 4. 12 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat .b ps .g o. id beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Mamuju digambarkan melalui angka mortalitas dan morbiditas beberapa penyakit. ab Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh uk banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan uj sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi m am faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. :// Angka Kematian ht tp 3.1. Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Angka kematian yang disajikan 13 pada bab ini yaitu AKB, AKABA, AKI dan Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas. 3.1.1. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu .b ps .g o. id tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status ab kesehatan di wilayah tersebut rendah. hidup. Dibandingkan dengan target Millenium uj kelahiran uk AKB di Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebesar 11/1.000 m am Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Kabupaten Mamuju tahun 2011 sudah cukup baik karena lebih rendah dari target. :// Angka Kematian Balita ht tp 3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0–5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan keberhasilan balita, tingkat program pelayanan KIA/Posyandu KIA/Posyandu, dan kondisi tingkat sanitasi lingkungan. 14 AKABA Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebesar 18/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup, AKABA Kabupaten Mamuju tahun 2011 sudah melampaui target. Angka Kematian Ibu .b ps .g o. id 3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk uk dan ab berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu uj menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas m am pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. :// Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai ht tp akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai mendapatkan fasilitas pelayanan di kesehatan, fasilitas serta kesehatan. terlambat Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisii ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada 15 saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun). Angka kematian ibu Kabupaten Mamuju tahun 2011 berdasarkan hasil SP 2010 yaitu sebesar 56/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada .b ps .g o. id waktu persalinan. Untuk menangani masalah ini, Pemerintah Daerah diharapkan agar membuat program yang dapat membantu masyarakat agar lebih memahami proses persalinan, yaitu dengan membuat program kemitraan antara bidan dengan dukun. Kemitraan yang dibangun tersebut diharapkan mampu merubah masyarakat 3.1.4. melakukan persalinan dengan uk bantuan tenaga medis. agar ab kesadaran Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas uj Angka Kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah m am kematian sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Angka kecelakaan lalu :// lintas per 100.000 penduduk di Kabupaten Mamuju tahun 2011 ht tp sebesar 92 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 75 orang, luka berat 40 orang, dan luka ringan sebanyak 20 orang. Jumlah kasus kecelakaan tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada bulan Agustus yakni sebanyak 13 kasus. Sedangkan jumlah korban meninggal terbanyak terjadi pada bulan Juni tahun 2011. 16 3.2. Angka Kesakitan 3.2.1. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan, atau hal lain yang .b ps .g o. id menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Pada umumnya keluhan kesehatan utama yang banyak dialami oleh penduduk adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas, sakit gigi. Orang yang menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu ab bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya. uk Proporsi penduduk di Kabupaten Mamuju yang mengalami keluhan kesehatan terhadap total penduduk tahun 2011 yaitu uj sekitar 13,6 persen menderita keluhan batuk, keluhan pilek sekitar m am 14,12 persen dan panas sekitar 14,24 persen, kemudian keluhan sakit kepala dan lainnya sekitar 12,46 persen dan 14,97 persen. :// Jenis keluhan kesehatan lainnya antara lain penyakit akut ht tp (kolesterol, gula dan lain-lain). Sementara jenis keluhan (panas, batuk, dan pilek) sering dijumpai dan tergolong ringan, relatif mudah diobati serta obatnya pun mudah didapatkan di pasaran, tetapi meskipun tergolong ringan tetap mengganggu aktivitas sehari-hari bila terkena keluhan kesehatan tersebut. 3.2.2. Lama Hari Sakit Lama hari sakit dihitung menurut lama mengalami keluhan kesehatan yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. 17 Sedangkan yang dimaksud keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas atau hal lain. Tabel 3.2.1. Persentase Penduduk Menurut Lamanya Sakit Lama Hari Sakit 2011 (3) uk <= 3 4-7 8-14 15-21 22-30 Jumlah ab (1) .b ps .g o. id Selama Sebulan yang Lalu di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 53,30 37,14 5,80 2,23 1,54 100,00 uj Sumber : Susenas 2011, diolah dari m am Hasil Susenas di Kabupaten Mamuju menunjukkan bahwa penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan yang terganggu kegiatan sehari-harinya pada tahun 2011 yang paling ht tp :// banyak adalah mereka yang mengalami keluhan kurang dari atau sama dengan tiga hari yaitu sekitar 53,30 persen, lalu yang mengalami keluhan sekitar 4-7 hari terdapat sekitar 37,14 persen. Kemudian lama hari antara 8-14 hari sekitar 5,80 persen penduduk. Sedangkan yang mengalami keluhan lebih dari setengah bulan hanya sekitar 3,77 persen pada tahun 2011. Distribusi pemanfaatan pelayanan kesehatan disajikan pada Tabel 3.2.2. Fasilitas kesehatan yang relatif banyak 18 dimanfaatkan penduduk Puskesmas/Pustu yaitu untuk 66,43 berobat persen, jalan adalah kemudian praktek dokter/poliklinik sebesar 8,71 persen. Sedangkan penduduk yang berobat di RS Pemerintah/Swasta hanya memiliki persentase 3,39 persen pada tahun 2011. .b ps .g o. id Tabel 3.2.2. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Tempat Berobat 2011 (1) (3) RS Pemerintah/Swasta 3,39 8,71 ab Praktek Dokter/Poliklinik Lainnya uj Jumlah uk Puskesmas/Pustu 66,43 21,48 100,00 m am Sumber: Susenas 2011, diolah 3.2.3. Prevalensi Tuberkulosis :// Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang ht tp disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti 19 sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci, yakni: 1. Komitmen politis; 2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya; 3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua .b ps .g o. id kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; 4. Jaminan ketersediaan obat yang bermutu; 5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien ab dan kinerja program secara keseluruhan. uk Jumlah kasus Tuberkulosis di Kabupaten Mamuju yaitu sebesar 323 pada tahun 2011. Kejadian tuberkulosis tertinggi ada uj di Kecamatan Kalukku (sebanyak 51 kasus). Sedangkan di m am Kecamatan Balabalakang pada tahun 2011 tidak ada kasus TB yang terjadi. :// Kasus Baru Infeksi Menular Seksual lainnya (IMS) ht tp 3.2.4. Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS meliputi Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi MenularSeksual (IMS) yang diobati adalah kasus IMS yang ditemukan berdasarkan sindrom dan etiologi serta diobati sesuai standar. 20 Jumlah kasus baru IMS lainnya di Kabupaten Mamuju tahun 2011 ini sebanyak 601 kasus. Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus 3.2.5. .b ps .g o. id IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar. Kasus Diare Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, ab atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar uk yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. uj Jumlah kasus diare di Kabupaten Mamuju tahun 2011 m am sebanyak 19.409 kasus. Angka ini bisa digolongkan dalam Kejadian Luar Biasa (KLB). Salah satu upaya menurunkan angka kejadian dan kematian akibat diare Pemerintah Kabupaten :// Mamuju diharapkan memfokuskan strategi penanganan pada ht tp penatalaksanaan diare pada tingkat rumah tangga, sarana kesehatan dan KLB diare. Penatalaksanaan kasus diare yang tepat pada ketiga hal tersebut diharapkan dapat menurunkan fatalitas akibat penyakit. Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan dalam pencegahan melalui promosi pemberian ASI dan Makanan Pendampingan ASI, penggunaan air bersih, penggunaan jamban, cuci tangan dan pembuangan tinja pada tempat yang tepat. 21 3.2.6. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. .b ps .g o. id Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 sebesar 91/100.000 penduduk. Angka ini belum mencapai target nasional yaitu <20/100.000 penduduk. Tingginya angka kesakitan DBD disebabkan karena adanya iklim tidak stabil dan curah hujan cukup banyak pada musim penghujan ab yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Angka Kesakitan Malaria uj 3.2.7. uk Aegipty yang cukup potensial. m am Penyakit malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Kabupaten Mamuju. Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence-API) merupakan indikator untuk ht tp :// memantau perkembangan penyakit malaria. Jumlah kasus tahun 2011 sebanyak 1.950 kasus. Dua kelompok yang paling rentan terhadap malaria adalah bayi dan ibu hamil. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan Intervensi Pencegahan Malaria Musiman yang terdiri dari upaya pemberian obat-obatan lengkap antimalaria secara berselangseling selama puncak musim malaria. Berbagai jenis obat juga digunakan dalam menangani para pasien yang positif terserang 22 malaria. Metode lain pencegahan malaria seperti pembagian kelambu, penyemprotan insektisida, serta diagnosa dan penanganan terpadu penyakit malaria harus terus dilanjutkan di ht tp :// m am uj uk ab .b ps .g o. id daerah-daerah endemik malaria. 23 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. Pelayanan Kesehatan 4.1.1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan memiliki kompetensi .b ps .g o. id Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. (dokter, bidan, Kabupaten Mamuju tahun dan tenaga paramedis 2011 uk kesehatan ab Persentase pertolongan persalinan terakhir oleh tenaga sebesar 42,8%. lain) di Hal ini uj menunjukkan bahwa angka tersebut masih rendah karena masih m am sekitar 57,8% persalinan di Kabupaten Mamuju belum ditolong oleh tenaga kesehatan. Dengan sedikitnya persentase tersebut menunjukkan belum adanya tingkat kepercayaan masyarakat ht tp :// terhadap pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan. Tidak adanya perencanaan persalinan yang baik dari ibu, suami maupun dukungan keluarga terhadap pelayanan kesehatan bisa mengindikasikan bahwa mereka lebih percaya kepada dukun dan atau keluarga, selain itu faktor biaya juga merupakan salah satu kendala. 24 Gambar 4.1. Persentase Pertolongan Persalinan Terakhir oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2011 60.0 49.9 50.0 35.8 40.0 .b ps .g o. id 30.0 20.0 10.0 6.9 6.3 .8 .4 0.0 Dokter Bidan Tenaga paramedis lain Dukun Pelayanan Imunisasi Bayi uk 4.1.2. Lainnya ab Sumber: Susenas 2011, diolah Famili/keluarga Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, uj dan kematian bayi serta anak balita dilaksanakan program m am imunisasi baik program rutin maupun program tambahan/suplemen untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah :// dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, ht tp Polio, Hepatitis B, dan Campak. Bayi seharusnya mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali, HB Uniject 1 kali dan campak 1 kali. Sebagai indikator kelengkapan status imunisasi dasar lengkap bagi bayi dapat dilihat dari hasil cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan imunisasi yang terakhir yang diberikan pada bayi umur 9 (sembilan) bulan dengan harapan 25 imunisasi sebelumnya sudah diberikan dengan lengkap (BCG, DPT-HB, Polio, dan HB). Selain pemberian imunisasi rutin, program imunisasi juga melaksanakan program imunisasi tambahan/suplemen yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT, BIAS Campak yang diberikan .b ps .g o. id pada semua usia kelas I SD/MI/SDLB/SLB, sedangkan BIAS TT diberikan pada semua anak usia kelas II dan III SD/MI/SDLB/SLB, Backlog Fighting (melengkapi status imunisasi). Persentase bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Mamuju dari semua antigen belum ab mencapai target minimal nasional (85%). Persentase masing- uk masing jenis imunisasi tahun 2011 adalah sebagai berikut BCG (82,7%), DPT (80,0%), Polio 3 (81,1%), Campak/Morbili (69%), 4.1.3. m am uj dan Hepatitis B (785%). Pemberian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang ht tp :// sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan perkembangan bayi oleh guna bayi untuk mencapai pertumbuhan pertumbuhan dan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Oleh sebab itu 26 pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun. Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif .b ps .g o. id selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya ab mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah uk kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun uj juga merupakan isu global. Pernyataan bahwa dengan pemberian m am susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF (Fact About merupakan kekeliruan yang fatal, karena :// Breast Feeding) ht tp meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula, namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes dll. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2011 menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif sudah tergolong tinggi yaitu mencapai sekitar 85,4% di Kabupaten Mamuju. 27 4.1.4. Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak usia pendamping 6-24 ASI bulan baik sebaiknya makanan lokal diberikan makanan maupun pabrikan. Persentase anak usia 6-24 bulan di Kabupaten Mamuju yang mendapatkan makanan tambahan ASI (MP-ASI) sekitar 88,7% 4.1.5. .b ps .g o. id pada tahun 2011. Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Persentase peserta KB aktif adalah ab perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan Pasangan uk Usia Subur (PUS) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Persentase peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan uj kontrasepsi di antara PUS. m am Jumlah peserta KB aktif Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebanyak 42.987 (71,51% dari PUS) Angka ini sudah mencapai :// target nasional (70%). Persentase tertinggi di Kecamatan Kalukku ht tp (83,04%) dan terendah di Kecamatan Balabalakang (51,9%). Terdapat 10 Kecamatan yang telah melampaui target yaitu Kecamatan Kalukku, Kecamatan Karossa, Kecamatan Kalumpang, Kecamatan Simboro, Kecamatan Bonehau, Kecamatan Tapalang, Kecamatan Mamuju, Kecamatan Tommo, Kecamatan Topoyo, Kecamatan Tobadak, Kecamatan Papalang. 28 4.2. Keadaan Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui menggerakkan sistem kesehatan kewilayahan untuk .b ps .g o. id pengembangan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi : (1). Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar (2). Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan Sehat. merupakan Pencapaian akumulasi tujuan berbagai uk Wilayah ab (3). Pengendalian Dampak Risiko Lingkungan (4). Pengembangan penyehatan pelaksanaan lingkungan kegiatan dari uj berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat. m am Pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat serta berperan (Bappeda, Bapermas, Perindustrian, ht tp ikut :// berkaitan antara satu dengan yang lainnya, berbagai lintas sektor Lingkungan Hidup, Pertanian, Cipta Karya dan Dinas Kesehatan). 4.2.1. Sarana Air Bersih Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri serta 29 Kementerian Pekerjaan Umum cukup signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan diantaranya, meliputi penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya penyehatan lingkungan, .b ps .g o. id manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi. ab Pada dasarnya negara menjamin hak setiap orang untuk uk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif (UU No. 7 uj Tahun 2004, pasal 10). Namun pada kenyataannya persentase m am penduduk miskin masih tinggi, sehingga kemampuan untuk mendapat akses ke sarana penyediaan air minum yang memenuhi :// syarat masih terbatas. ht tp Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk memperoleh air daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal ini menunjukkan ketidakadilan dalam mendapatkan akses pada air minum. Walaupun terdapat program – program air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan kebijakan 30 yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Persentase rumah tangga yang telah memiliki akses air bersih sekitar 56,9%. Rumah tangga yang telah memiliki akses air bersih tersebut, terbanyak memanfaatkan sumur terlindung 4.2.2. .b ps .g o. id (28,3%). Sumber Air Minum Persentase rumah tangga yang telah menggunakan sumber air minum terlindung sebesar 61,9%. Rumah tangga yang telah menggunakan sumber air minum terlindung tersebut, Sarana Sanitasi Dasar uk 4.2.3. ab terbanyak memanfaatkan sumur terlindung (23,9%). uj Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh m am keluarga meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Persentase rumah tangga yang telah memiliki jamban :// sendiri sebesar 44,8%, yang memiliki jamban sehat sekitar 85,3%, ht tp dan tempat pembuangan akhir tangki/SPAL sekitar 47,4%. Dalam mendukung perubahan sanitasi total khususnya buang air besar di sembarang tempat, disarankan kepada pemerintah daerah untuk melakukan pemicuan Community Led Total Sanitation (CLTS) di seluruh kecamatan wilayah Kabupaten Mamuju untuk mendukung pencapaian wilayah stop buang air besar di sembarang tempat dan penurunan penyakit berbasis lingkungan, khususnya Diare. Melalui CLTS diharapkan terjadi 31 perubahan perilaku tidak buang air besar di sembarang tempat tanpa ada stimulan, pembiayaan tidak ada subsidi dan jamban ht tp :// m am uj uk ab .b ps .g o. id adalah private good. 32 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Sarana .b ps .g o. id 5.1. Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Poskesdes, Praktek Dokter, dan Gedung Farmasi. Jumlah sarana pelayanan ab kesehatan pada tahun 2011 sebanyak 322 unit. Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari Rumah Sakit uk Umum sebanyak 1 unit, Rumah Sakit Swasta 1 unit, Puskesmas uj sebanyak 29 unit, Poskesdes sebanyak 171 unit, Praktek Dokter m am sebanyak 118 unit, dan Gedung Farmasi sebanyak 2 unit. Sarana Kesehatan dengan jumlah paling banyak adalah Tenaga Kesehatan ht tp 5.2. :// Posyandu sebanyak 392 unit. Praktek Bidan sebanyak 100 unit. Tenaga kesehatan di Kabupaten Mamuju tahun 2011 sejumlah 409 tenaga yang terdiri dari dokter, bidan, perawat, tenaga farmasi, ahli gizi, sanitasi, dan kesehatan masyarakat. Kebutuhan tenaga kesehatan belum dapat terpenuhi, dikarenakan beban terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya kegiatan mobilisasi tenaga kesehatan yang sesuai dengan 33 penempatan tugas tenaga tersebut. Sehingga menyebabkan sulitnya dalam menentukan kebutuhan tenaga kesehatan di tingkat kecamatan. Kekurangan lain disebabkan belum adanya formasi pengganti bagi tenaga yang pensiun, baik di pemerintah provinsi, .b ps .g o. id kabupaten maupun kecamatan dan makin kompleksnya masalahmasalah yang ditangani oleh tenaga kesehatan. Untuk mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan tersebut, pemerintah membuka penerimaan CPNS baru baik secara swakelola maupun tenaga pusat yang ditempatkan di daerah. mencukupi kekurangan tenaga tersebut dilakukan ab Untuk uk pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap dan diupayakan dapat mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai uj pegawai tidak tetap disamping sebagai Pegawai Harian Lepas m am (PHL). Pengangkatan PTT tersebut dilakukan masa bakti selama 3 tahun baik dengan dana Pemerintah Pusat maupun dari Anggaran Belanja Daerah (APBD) masing-masing :// Pendapatan ht tp kabupaten/kota. 5.3. Pembiayaan Kesehatan Pada tahun 2011 jumlah total anggaran kesehatan Kabupaten Mamuju Rp. 62.013.751.650,- atau hanya sekitar 8,9% dari total belanja menurut fungsi Pemerintah Kabupaten Mamuju dengan kontribusi dari retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 2.475.000.000,-. 34 35 ht tp ab uk uj m am :// .b ps .g o. id Tabel 1. Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Tapalang Tapalang Barat Mamuju Jumlah Penduduk 18,759 66 3,713 Kepadatan Penduduk per RT 5 72 1,882 5 277 12,135 5 215 5,126 5 111 420 6 109 Kepadatan Penduduk Banyaknya RT .b ps .g o. id Luas Wilayah 2 (km ) 283.31 Kecamatan 9,470 206.64 57,165 111.94 24,067 21.86 2,435 Kalukku 470.26 51,091 10,535 5 Papalang 197.60 22,195 112 4,883 5 Sampaga 119.40 14,509 3,566 4 Tommo 827.35 20,133 24 4,997 4 Simboro uk 1,731.99 11,204 6 2,574 4 962.12 8,944 9 2,004 4 222.39 23,676 106 5,423 4 111.70 11,845 106 2,937 4 869.89 26,730 31 6,251 4 1,138.30 22,827 20 4,892 5 536.29 24,521 46 5,798 4 77,136 5 uj 122 m am Balabalakang Kalumpang ht tp Topoyo :// Bonehau Budong Budong Pangale Karossa Tobadak ab 131.72 Jumlah 7,942.76 349,571 44 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju 36 Tabel 2. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Laki-Laki Perempuan Tapalang 9,486 9,273 18,759 102 Tapalang Barat 4,773 4,697 9,470 102 Mamuju 29,096 28,069 57,165 104 Simboro 12,261 11,806 24,067 104 Rasio Jenis Kelamin 1,168 2,435 108 26,110 24,981 51,091 105 Papalang 11,325 10,870 22,195 104 Sampaga 7,399 7,110 14,509 104 Tommo 10,676 9,457 5,852 Bonehau 4,727 12,190 m am Budong Budong Pangale 20,133 113 5,352 11,204 109 4,217 8,944 112 11,486 23,676 106 uj Kalumpang ab 1,267 Kalukku uk Balabalakang Jumlah .b ps .g o. id Kecamatan 6,025 5,820 11,845 104 13,886 12,844 26,730 108 11,813 11,014 22,827 107 13,010 11,511 24,521 113 Jumlah 179,896 169,675 349,571 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju 106 Karossa :// Topoyo ht tp Tobadak 37 Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Laki-Laki Perempuan Jumlah 22,720 21,072 43,792 5-9 23,455 22,047 45,502 10-14 20,225 18,778 39,003 15-19 16,281 16,012 32,293 20-24 14,762 15,140 29,902 25-29 15,900 15,965 31,865 30-34 14,064 13,828 27,892 35-39 13,682 12,529 26,211 40-44 10,843 9,810 20,653 45-49 8,045 7,321 15,366 50-54 6,554 5,659 12,213 4,535 3,640 8,175 60-64 3,600 3,135 6,735 65-69 2,229 1,843 4,072 70+ 3,001 2,896 5,897 Jumlah 179,896 169,675 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju 349,571 ht tp :// ab uj m am 55-59 .b ps .g o. id 0-4 uk Kelompok Umur 38 Tabel 4. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan Membaca/Menulis dan Jenis Kelamin di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Pedesaan LakiPerem Laki puan Perkotaan LakiPerem Laki puan Perkotaan+Perdesaan LakiPerempuan Laki Huruf Latin 91.39 87.17 92.25 92.28 Huruf Arab 6.4 5.73 20.67 16.92 9.7 8.4 Huruf Lainnya 0.52 0.43 1.59 0.36 0.76 0.41 Buta Huruf 15.56 18.6 8.72 14.25 14.02 17.56 91.75 88.26 .b ps .g o. id Kemampuan Baca/Tulis ht tp :// m am uj uk ab Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju 39 ht tp ab uk uj m am :// .b ps .g o. id