BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian mengenai peranan Majelis Pengawas Daerah dan Dewan Kehormatan Daerah dalam sistem pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten Sleman berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini bersifat yuridis empiris. Bersifat yuridis empiris, dikarenakan penelitian hukum ini pada awalnya meneliti data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat. 61 Dilihat dari sudut sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejalagejala lainnya.62 Dipandang dari sudut bentuknya penelitian ini merupakan penelitian preskriptif, karena dilakukan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu.63 Dengan demikian peneliti akan memberikan paparan lengkap serta penjelasannya mengenai objek penelitian yang diteliti berdasarkan fakta peristiwa hukum dalam eksistensi majelis pengawas daerah dan dewan kehormatan daerah dalam pengawasan dan pembinaan terhadap notaris di Kabupaten Sleman dengan data yang seteliti mungkin. B. Sumber dan Jenis Data Secara umum, dalam penelitian biasanya dibedakan antara data primer (data yang diperoleh langsung dari lapangan) dan data sekunder (data yang diperoleh dari bahan pustaka). Penelitian ini akan mengkaji dan menelusuri data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat. 61 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta, 2007, hlm. 52. 62 Ibid, hlm. 10. 63 Ibid. 65 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian hukum ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier antara lain : a. Bahan hukum primer: 1) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Juncto Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris; 2) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 02. Pr. 08. 10. Tahun 2004 Tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja, Dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris 3) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Majelis Kehormatan Notaris; 4) Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia; 5) Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan bahan hukum sekunder yang terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. c. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya adalah kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan lain-lain. 66 2. Penelitian Lapangan a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan peneliti guna mendukung dan menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). b. Obyek Penelitian Data Primer Obyek penelitian data primer meliputi responden dan narasumber, maka yang menjadi sumber data penelitian adalah: 1) Notaris yang menjabat sebagai ketua Pengurus Daerah (Pengda) Kabupaten Sleman Ikatan Notaris Indonesia 2) Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertimbangan tersebut didasarkan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, penilaian terhadap kinerja Dewan Kehormatan Daerah dan Majelis Pengawas Daerah tidak dapat dilepaskan dari organisasi yang membentuknya dan juga pemerintah yang diwakili oleh instansi Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta; 3) Majelis Pengawas Daerah Kabupaten Sleman dan 4) Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Sleman. Keseluruhan narasumber dan responden diatas disebut sebagai sample. Teknik pengambilan sample ini dilakukan dengan teknik non probability sampling. Pada dasarnya non probability sampling merupakan teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan yang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample. Pemilihan sample didasarkan pada kebijaksanaan peneliti sendiri 67 C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data primer Teknik pengumpulan data terhadap data primer dalam penelitian ini adalah dengan wawancara sedangkan alatnya berupa pedoman pertanyaan.64 Model wawancara yang dilakukan adalah secara bebas terpimpin. Pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa saja yang harus dikumpulkan dengan menggunakan alat berupa daftar pertanyaan. Fungsi daftar pertanyaan adalah untuk menghindari tertinggalnya pokok-pokok data penelitian yang penting dan agar pencatatan lebih cepat. 2. Teknik pengumpulan data sekunder Teknik pengumpulan data terhadap data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi65 sedangkan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan atau studi dokumen terhadap bahan pustaka. Pencarian data dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan hukum, baik dengan penelusuran kepustakaan maupun melalui penelusuran internet. D. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data, mengkualifikasikan kemudian menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan menarik kesimpulan untuk menentukan hasil. 64 65 Ibid. Ibid, hlm. 24. 68