65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai peranan Majelis Pengawas Daerah dan Dewan
Kehormatan Daerah dalam sistem pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten
Sleman berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini bersifat
yuridis empiris. Bersifat yuridis empiris, dikarenakan penelitian hukum ini
pada awalnya meneliti data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan
penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat. 61
Dilihat dari sudut sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat
deskriptif.
Suatu
penelitian
deskriptif
dimaksudkan
untuk
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejalagejala lainnya.62 Dipandang dari sudut bentuknya penelitian ini merupakan
penelitian preskriptif, karena dilakukan untuk mendapatkan saran-saran
mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
tertentu.63 Dengan demikian peneliti akan memberikan paparan lengkap serta
penjelasannya mengenai objek penelitian yang diteliti berdasarkan fakta
peristiwa hukum dalam eksistensi majelis pengawas daerah dan dewan
kehormatan daerah dalam pengawasan dan pembinaan terhadap notaris di
Kabupaten Sleman dengan data yang seteliti mungkin.
B. Sumber dan Jenis Data
Secara umum, dalam penelitian biasanya dibedakan antara data primer
(data yang diperoleh langsung dari lapangan) dan data sekunder (data yang
diperoleh dari bahan pustaka). Penelitian ini akan mengkaji dan menelusuri
data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data
primer di lapangan atau terhadap masyarakat.
61
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta,
2007, hlm. 52.
62
Ibid, hlm. 10.
63
Ibid.
65
1.
Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Penelitian hukum ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier antara lain :
a. Bahan hukum primer:
1) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
Juncto Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris;
2) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 02. Pr. 08. 10. Tahun 2004 Tentang Tata Cara
Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan
Organisasi, Tata Kerja, Dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis
Pengawas Notaris
3) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Majelis Kehormatan
Notaris;
4) Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia;
5) Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya
rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari
kalangan hukum dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan bahan
hukum sekunder yang terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti.
c. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
contohnya adalah kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan
lain-lain.
66
2.
Penelitian Lapangan
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan peneliti guna mendukung dan
menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
b. Obyek Penelitian Data Primer
Obyek penelitian data primer meliputi responden dan
narasumber, maka yang menjadi sumber data penelitian adalah:
1) Notaris yang menjabat sebagai ketua Pengurus Daerah
(Pengda) Kabupaten Sleman Ikatan Notaris Indonesia
2) Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pertimbangan tersebut didasarkan
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, penilaian
terhadap kinerja Dewan Kehormatan Daerah dan Majelis
Pengawas Daerah tidak dapat dilepaskan dari organisasi
yang membentuknya dan juga pemerintah yang diwakili oleh
instansi Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta;
3) Majelis Pengawas Daerah Kabupaten Sleman dan
4) Dewan Kehormatan Daerah Kabupaten Sleman.
Keseluruhan narasumber dan responden diatas disebut sebagai
sample. Teknik pengambilan sample ini dilakukan dengan teknik
non probability sampling. Pada dasarnya non probability sampling
merupakan teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan
yang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sample. Pemilihan sample didasarkan pada
kebijaksanaan peneliti sendiri
67
C. Teknik Pengumpulan Data
1.
Teknik pengumpulan data primer
Teknik pengumpulan data terhadap data primer dalam penelitian ini
adalah dengan wawancara
sedangkan alatnya
berupa
pedoman
pertanyaan.64 Model wawancara yang dilakukan adalah secara bebas
terpimpin. Pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa saja yang harus dikumpulkan dengan
menggunakan alat berupa daftar pertanyaan. Fungsi daftar pertanyaan
adalah untuk menghindari tertinggalnya pokok-pokok data penelitian
yang penting dan agar pencatatan lebih cepat.
2.
Teknik pengumpulan data sekunder
Teknik pengumpulan data terhadap data sekunder dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi65 sedangkan alat
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan
atau studi dokumen terhadap bahan pustaka. Pencarian data dilakukan
dengan cara mencari bahan-bahan hukum, baik dengan penelusuran
kepustakaan maupun melalui penelusuran internet.
D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif,
yaitu
dengan
mengumpulkan
data,
mengkualifikasikan
kemudian
menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan menarik
kesimpulan untuk menentukan hasil.
64
65
Ibid.
Ibid, hlm. 24.
68
Download