analisis tingkat interaksi sosial remaja peserta

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS TINGKAT INTERAKSI SOSIAL REMAJA PESERTA
HOMESCHOOLING MENGGUNAKAN METODE KOMUNITAS
STUDI KASUS HOMESCHOOLING KAK SETO SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
DISUSUN OLEH
CITRA KUSUMAWARDHANI
071334025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS TINGKAT INTERAKSI SOSIAL REMAJA PESERTA
HOMESCHOOLING MENGGUNAKAN METODE KOMUNITAS
STUDI KASUS HOMESCHOOLING KAK SETO SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
DISUSUN OLEH
CITRA KUSUMAWARDHANI
071334025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus yang selalu menjadi kekuatan dalam hidupku,
Bapak, mama, bimo, dan dinda yang selalu menjadi penyemangat dan mendoakanku,
Eyang kakung dan eyang putri yang selalu mendoakanku dalam setiap langkahku,
Maz sapto yang telah mengajarkan beberapa hal tentang kehidupan yang tak pernah aku
tahu sebelumnya,
Dan untuk keluarga besar Journey to the west, mari kita bersama-sama mencari kitab suci
jilid ke dua..
Halaman Motto
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT INTERAKSI SOSIAL REMAJA PESERTA
HOMESCHOOLING MENGGUNAKAN METODE KOMUNITAS
Studi Kasus Homeschooling Kak Seto Semarang
Citra Kusumawardhani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat interaksi
sosial remaja peserta homeschooling usia enam belas sampai delapan belas tahun
menggunakan metode komunitas. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada siswa homeschooling di
Homeschooling Kak Seto Semarang. Penelitian ini tidak menggunakan sampel,
karena jumlah populasi sedikit yaitu berjumlah 27 orang. Teknik analisis data
penelitian adalah dengan menggunakan analisis data sebelum di lapangan dan
analisis data di lapangan model Miles And Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tingkat interaksi sosial
remaja homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
Seto Semarang cenderung tinggi. Ini berarti, subyek memiliki tingkat interaksi
sosial yang baik; (2) pada aspek komunikasi, subyek cenderung berada pada
kategori tinggi. Ini berarti, kemampuan subyek dalam berkomunikasi dengan
tutor/guru, teman di dalam maupun di luar homeschooling baik; (3) pada aspek
sikap, subyek cenderung berada pada kategori tinggi. Ini berarti, subyek memiliki
kemampuan bersikap baik; (4) pada aspek tingkah laku kelompok, subyek
cenderung berada pada kategori tinggi. Ini berarti, dalam kehidupan berkelompok
baik dan; (5) pada aspek norma sosial, subyek cenderung berada pada kategori
tinggi. Ini berarti, kemampuan menataati dan menghargai peraturan di dalam
kelompok baik.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF TEENEGER SOCIAL INTERACTION OF HOMESCHOOLING
PARTICIPANTS LEVEL BY APPLYING COMMUNITY METHOD
A Case Study Of Kak Seto Homeschooling Semarang
Citra Kusumawardhani
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This study aims to determine the high and low levels of social interaction of
teenager homeschooling participants whose ages are sixteen to eighteen by
applying the community method. The study was conducted in August 2011.
This is a descriptive study on homeschooling students in Homeschooling Kak
Seto Semarang. Samples are not needed in this study as the population is only 27.
Miles and Huberman model is applied in analysing the data, either before or during
the study.
The results of this study indicate that: (1) the level of teenager social
interaction using the method of homeschooling in Kak Seto community in
Semarang tends to be high. This means, the subject has a good level of social
interaction; (2) on the communication aspect, the subject tends to be in the high
category. This means, the ability of subjects to communicate with tutors/teachers,
friends inside and outside of homeschooling is good; (3) the aspect of attitude, the
subject tends to be at high category. This means, the subject has the ability to be
good; (4) on aspects of group behavior, the subjects tend to be in the high category.
This means, in the lives of groups are good and; (5) on aspects of social norms, the
subject tends to be in the high category. This means, the ability to obey and respect
the rules in group is good.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih dan
kekuatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Dharmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M. S.A. selaku dosen pembimbing skripsi, yang
telah memberikan masukan, saran, waktu, dan kesabarannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen yang dengan sabar telah mengajar dan mendidik selama perkuliahan.
6. Staff, tutor, dan siswa homeschooling Kak Seto Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
7. Kedua orangtuaku Ir. Cipta Santosa dan Artha Natali yang tiada lelah untuk
memberi dukungan terhadap apa yang aku kerjakan selama ini hingga terselesaikan
semua tugas skripsi ini.
8. Eyang kakung, eyang putri, tante bertha, om sono, om cindy dan tante tien yang
telah memberi dukungan, mendoakan dan selalu memompa semangatku lagi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Adik-adikku Bimo, Adinda, Abel, dan Nathan yang telah memberi dukungan secara
moril.
10. M. Sapto Nugraha yang menjadi penyemangatku dan dengan setia selalu
mendukungku untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga besar Journey to the west: Biksu Tong (Endah), Sun go kong (Nila), adik
Tsa (Heni), Dewi Kuan In (Windi), Ti pat kai (Lando), En-en (Tami), Putri Kipas
(Ria), Siluman Gagak (Ratri), dan Siluman Kura-kura (Luci) yang menjadi teman
seperjuangan, penyemangat, dan telah membantu banyak hal terutama dalam
mengerjakan skripsi ini. Mari kita melanjutkan perjalanan ke barat jilid 2.
12. Ovi yang telah memberikan tumpangan selama menginap di Semarang.
13. Teman-teman pengurus HIMAPENSI 2007 atas pengalaman organisasi yang aku
terima.
14. Teman-teman asisten fasilitator PPKM 2008 dan 2009 atas pengalaman yang telah
diberikan.
15. HMPC Semarang dan HMPC Salatiga atas pengkondisiannya selama mengurus
penelitian di Semarang dan Salatiga.
16. JMPC atas dukungan, sharing dan pengalaman yang diberikan.
17. Angkringane JAC, Gadhomiee, dan Kopi Joss Pak Wik.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...........................................................................................
Halaman Persetujuan Pembimbing .............................................................
Halaman Pengesahan .................................................................................
Halaman Persembahan ..............................................................................
Halaman Motto .........................................................................................
Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya
Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis ........................................................
Abstrak ......................................................................................................
Abstract ......................................................................................................
Kata pengantar ..........................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................
Daftar Tabel ..............................................................................................
Daftar Lampiran ........................................................................................
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ...............................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiv
xv
1
B. Batasan Masalah ............................................................................
3
C. Rumusan Masalah ..........................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ...........................................................................
4
E. Manfaat Penelitian .........................................................................
4
Bab II. Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Teoritik ...........................................................................
6
1.
Pengertian Interaksi Sosial .......................................................
6
2.
Pengertian Remaja ...................................................................
11
3.
Pengertian Homeschooling .......................................................
13
4.
Tokoh-Tokoh Homeschooling ..................................................
14
5.
Alasan Orang Tua Memilih Homeschooling .............................
15
6.
Kelemahan dan Kelebihan Homeschooling ...............................
16
7.
Metode Komunitas dalam
Homeschooling Kak Seto Semarang .........................................
18
B. Kerangka Berpikir .........................................................................
19
Bab III. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian ..............................................................................
24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
24
C. Subyek dan Obyek Penelitian .........................................................
24
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Populasi .........................................................................................
25
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
25
F. Jenis Data ......................................................................................
26
G. Instrumen Penelitian ......................................................................
27
H. Validitas dan Reliabilitas ...............................................................
28
I. Teknik Analisis Data ......................................................................
34
Bab IV. Gambaran Umum
A. Latar Belakang ...............................................................................
37
B. Visi dan Misi .................................................................................
38
C. Kurikulum .....................................................................................
39
D. Proses Pembelajaran ......................................................................
39
Bab V. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Pra Penelitian ..................................................................
40
B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................
41
C. Deskripsi Tingkat Interaksi Sosial ..................................................
45
D. Pembahasan ...................................................................................
48
Bab VI. Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan
A. Kesimpulan ....................................................................................
54
B. Keterbatasan ..................................................................................
55
C. Saran .............................................................................................
55
Daftar Pustaka ...........................................................................................
Lampiran ...................................................................................................
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................
57
60
83
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 ...................................................................................................
Tabel 3.2 ...................................................................................................
Tabel 3.3 ...................................................................................................
Tabel 3.4 ...................................................................................................
Tabel 5.1 ...................................................................................................
Tabel 5.2 ...................................................................................................
Tabel 5.3 ...................................................................................................
Tabel 5.4 ...................................................................................................
Tabel 5.5 ...................................................................................................
Tabel 5.6 ...................................................................................................
Tabel 5.7 ...................................................................................................
Tabel 5.8 ...................................................................................................
Tabel 5.9 ...................................................................................................
Tabel 5.10 .................................................................................................
xiv
27
29
31
33
42
42
43
43
44
45
45
46
47
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuesioner Penelitian ..................................................................
Lampiran Pedoman Pertanyaan Wawancara ..............................................
Lampiran Surat Ijin Penelitian
Lampiran 1. Uji Validitas Dan Reliabilitas ................................................
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ............................................................
Lampiran 3. Rumus Perhitungan Data Dan Pengkategorian Subyek ...........
Lampiran 4. Tabel Pengkategorisasian .......................................................
Lampiran 5. Tabel Deskripsi Pengkategorisasian Subyek ..........................
xv
60
63
64
69
73
74
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bahwa secara empiris barangkali salah satu faktor yang mempengaruhi
mengapa terjadi pergeseran dinamika pemikiran masyarakat terhadap pola
pendidikan di Indonesia dikarenakan para orang tua murid sudah begitu
menyadari bahwa sudah lama pendidikan kita dihantui oleh tingginya kekerasan
sosiologis yang selama ini terjadi dalam interaksi dunia pendidikan kita.
Kemunculan homeschooling pun tidak semulus yang dibayangkan. Dalam
perkembangannya sampai sekarang, homeschooling masih memunculkan pro
dan kontra di masyarakat. Masyarakat yang pro terhadap homeschooling
merupakan masyarakat yang tidak puas dan kecewa dengan pendidikan yang
diberikan oleh Negara. Pendidikan sudah dianggap tidak lagi mendidik dan
membuat anak menjadi senang dalam belajar tetapi pendidikan menjadikan
anak semakin terbeban dengan rangkaian tugas yang semakin berat serta tidak
disesuaikan dengan perkembangan anak. Sedangkan masyarakat yang kontra
menganggap bahwa homeschooling tidak membawa dampak yang baik kepada
anak-anaknya terutama dalam aspek interaksi sosialnya, karena anak belajar
sendiri di rumah dan akan membentuk anak menjadi pribadi yang individual.
Selain itu masyarakat yang kontra menganggap homeschooling hanya ditujukan
untuk anak-anak yang hyperactive serta mengalami down syndrome yang tidak
bisa melakukan pembelajaran dengan anak-anak normal lainnya.
Homeschooling juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Menurut Haniar
(2009) menyatakan bahwa kelebihan dari homeschooling, yaitu anak lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mandiri, bertanggung jawab dan kreatif; memiliki fleksibilitas waktu dan
tempat; belajar lebih menyenangkan dan tidak terpaksa. Sedangkan kelemahan
dari homeschooling, yaitu dapat terjebak dalam fleksibilitas waktu dan tempat;
sosialisasi seumur relative kurang; anak kurang mampu bersaing dan bekerja
kelompok.
Homeshooling di Indonesia baru berkembang dan masih banyak
kelemahan dari homeschooling, salah satunya adalah peserta homeschooling
dianggap kurang baik dalam kemampuan interaksi sosialnya. Peneliti memilih
remaja usia enam belas sampai delapan belas tahun karena pada rentang usia
tersebut anak sedang mencari jati dirinya dan mulai berinteraksi dengan dunia
di luar lingkungan keluarga. Berdasarkan kelemahan dan adanya perubahan
interaksi pada remaja usia enam belas sampai delapan belas tahun, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat
Interaksi Sosial Remaja Peserta Homeschooling Menggunakan Metode
Komunitas.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, pembahasan tentang interaksi sosial remaja usia
enam
belas
sampai
delapan
belas
tahun
yang
mengikuti
program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
homeschooling komunitas dan berfokus pada empat aspek dasar yaitu:
komunikasi, sikap, tingkah laku kelompok, dan norma sosial.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut :
Bagaimanakah tingkat interaksi sosial pada remaja peserta homeschooling usia
enam belas sampai delapan belas tahun karena pada rentang usia ini anak
sedang mencari jati diri dan memulai untuk melakukan interaksi dengan
lingkungan di luar lingkungan keluarga?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat interaksi sosial remaja peserta
homeschooling menggunakan metode komunitas usia enam belas sampai
delapan belas tahun.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi tempat penelitian, universitas,
penulis, dan masyarakat :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Homeschooling Kak Seto, yaitu sebagai bahan evaluasi bagi pengembangan
metode homeshooling.
2. Universitas Sanata Dharma, yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran
terkait dengan pengembangan pendidikan homeschooling.
3. Masyarakat, yaitu untuk mengubah pola pikir/paradigma masyarakat tentang
homeschooling dan menjadi salah satu referensi pendidikan bagi para orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi
pasangannya. Sedangkan menurut Sarwono (2009:185) dalam bukunya
psikologi umum, menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan manusia
dengan manusia lainnya, manusia dengan kelompoknya, serta kelompok satu
dengan kelompok lainnya.
Dalam interaksi sosial tidak hanya terpaku pada sesama individu saja,
tetapi juga bisa terjadi antara individu dengan kelompok dan sesama kelompok.
Menurut
Maryati
dan
Suryawati
dalam
http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
interaksi
sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi
positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif,
jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
b. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk
interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan
kondisinya.
c. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk
membicarakan suatu proyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Interaksi yang kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya merupakan suatu
proses yang cukup kompleks. Apabila dilihat dari teori insting yang
dikemukakan oleh Mc Dougall, manusia itu secara instingtive akan
berhubungan satu dengan yang lain (Walgito, 2003:58). Namun perilaku dalam
interaksi sosial tidak sesederhana itu, tetapi perilaku itu didasari oleh berbagai
faktor psikologis lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Floyd Allport dalam
Walgito (2003:58) bahwa perilaku dalam interaksi sosial ditentukan oleh
banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitarnya dengan perilakunya
yang spesifik. Menurut Ahmadi (1991:57) dalam bukunya Psikologi Sosial
menyatakan bahwa interaksi sosial memiliki beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Imitasi
Merupakan dorongan untuk meniru orang lain, misalnya dalam hal tingkah
laku, mode pakaian dan lain- lain.
b. Faktor Sugesti
Yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang
lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari orang lain.
c. Faktor identifikasi
Merupakan suatu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.
d. Faktor Simpati
Merupakan suatu perasaan tertarik kepada orang lain. Interaksi sosial yang
didasarkan atas rasa simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berdasarkan sugesti atau imitasi saja.
Dalam bagian ini akan dibahas juga aspek yang mendasari interaksi sosial
menurut Sarwono (2009:185), yaitu :
a. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat komunikasi ini dalam pelbagai
bentuk, misalnya percakapan antara dua orang, pidato dari ketua kepada
anggota rapat, berita yang dibacakan oleh penyiar televisi atau radio, buku
cerita, koran, surat, telepon, facsimile, internet, email, sms dan sebagainya.
Dalam tiap bentuk komunikasi di atas terdapat lima unsur dalam proses
komunikasi yaitu : 1. Adanya pengirim berita; 2. Adanya penerima berita; 3.
Adanya berita yang dikirimkan; 4. Adanya media atau alat pengirim berita; dan
5. Adanya sistem simbol yang digunakan untuk menyatakan berita.
b. Sikap
Sikap adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang, atau
perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. “Sesuatu” itu
bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. Bila yang timbul
terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap positif,
sedangkan bila perasaan tidak senang, maka disebut sikap negatif. Bila tidak
timbul perasaan apa-apa, berarti sikapnya netral. Sikap dinyatakan dalam tiga
domain ABC, yaitu affect, behaviour, cognition. Affect adalah perasaan yang
timbul (senang, tak senang), behaviour adalah perilaku yang mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
perasaan itu (mendekat, menghindar), dan cognition adalah penilaian terhadap
objek sikap (bagus, tidak bagus) (Sarwono, 2009).
c. Tingkah Laku Kelompok
Sebelum membicarakan tingkah laku kelompok, perlu dibicarakan mekanismemekanisme apa yang terjadi dalam kelompok sehingga kelompok itu bertingkah
laku. Mekanisme yang mendorong tingkah laku kelompok ini disebut dinamika
kelompok. Teori dinamika kelompok diajukan pertama kali oleh Kurt Lewin
(1890-1947) yang menyatakan tingkah laku kelompok adalah fungsi dari
kepribadian individu dan situasi sosial dengan rumusan :
B = f(P, E), dengan penjelasan B = Behaviour, f = fungsi, P = Personality
(kepribadian), E = Environment (lingkungan). Dengan demikian, kelompok
tidak mempunyai jiwa tersendiri. Perilaku kelompok tidak dapat dipisahkan
dari perilaku individu-individu anggotanya.
d. Norma Sosial
Norma sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok, yang
membatasi tingkah laku individu dalam kelompok itu. Yang membedakan
norma sosial dengan produk-produk budaya, serta konsep-konsep psikologi
lainnya adalah bahwa dalam norma sosial ada terkandung sanksi sosial (Horne,
2001) artinya barangsiapa yang melakukan sesuatu yang melanggar norma,
akan dikenai tindakan tertentu oleh masyarakatnya. Sanksi ini bisa berupa
bahan gunjingan, sampai dicela di depan publik (dalam masyarakat yang sudah
maju bisa melalui media massa) atau disingkirkan (diisolasi) dari pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa
(Gunarsa, 1979:13). Terdapat berbagai istilah remaja yang memiliki arti
berbeda. Untuk menghindari kesalahpahaman, maka akan dibahas istilah
tersebut, antara lain : puberteit, adolescentia, dan youth (Gunarsa ,1979:14)
Puberteit (pubertas) adalah masa antara dua belas sampai enam belas tahun.
Pubertas meliputi perubahan-perubahan fisik dan psikis. Perubahan pada masa
ini menjadi obyek penyorotan terutama perubahan dalam lingkungan dekat,
yaitu dalam hubungan dengan keluarga. Adolescentia adalah masa sesudah
pubertas, yaitu masa antara tujuh belas sampai dua puluh dua tahun. Pada masa
ini lebih diutamakan perubahan dalam hubungan dengan lingkungan hidup
yang lebih luas yaitu masyarakat. Hurlock (Gunarsa, 1979:18) mengartikan
remaja dari tanda-tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksuil dengan
timbulnya gejala-gejala biologis. Sedangkan Neidhart (Gunarsa, 1979:18),
berpendapat
bahwa
adolencentia
merupakan
masa
peralihan
dan
ketergantungan pada masa anak ke masa dewasa, dimana ia sudah harus dapat
berdiri sendiri. Pendapat lain dari E. H. Erikson mengemukakan adolencentia
merupakan masa dimana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas.
Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal
oleh orang lain. Menurut Anna Freud (Gunarsa, 1979:18) menyatakan
adolencentia merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan
dimana terjadi perubahan-perubahan dalam hal motivasi seksuil, organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
daripada ego, hubungan dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang
dikejarnya.
Remaja mengalami perubahan dalam dirinya baik secara jasmani,
kepribadian, intelek, dan peranan di dalam maupun di luar lingkungannya.
Gejala perubahan itu terjadi karena dilatarbelakangi oleh masa peralihan yang
dialami oleh remaja. Menurut Gunarsa (1979:12) dalam bukunya Psikologi
Remaja menyatakan bahwa perubahan yang terjadi dalam diri remaja dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu : a. Perubahan yang mudah diketahui, karena
proses perkembangannya jelas dan mudah diamati oleh orang lain; b.
Perubahan yang sulit dilihat oleh orang lain, maupun oleh ramaja yang
mengalaminya sendiri. Sedangkan proses perkembangan yang menghasilkan
perubahan tersebut tidak mudah diamati oleh orang lain, tetapi dapat dihayati
oleh remaja itu sendiri.
Proses perkembangan yang terjadi pada remaja adalah perkembangan
psikoseksualitas dan emosionalitas yang mempengaruhi tingkah laku remaja.
Dengan adanya perkembangan dalam diri remaja tersebut, maka akan
menimbulkan permasalahan dengan diri remaja tersebut dan lingkungannya.
Permasalahan yang dihadapi oleh remaja dikarenakan remaja sedang
mengalami pembentukan identitas diri.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengertian Homeschooling
Homeschooling merupakan salah satu jenis pendidikan non formal. Akar
homeschooling dapat dipahami dengan istilah yang umum, yaitu belajar
otodidak atau belajar mandiri. Homeschooling pada dasarnya merupakan
metode pembelajaran yang menekankan pada masalah sikap dan pendekatan
belajar yang lebih mandiri (http://www.sekolahrumah.com). Salah satu
pengertian umum homeschooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk
bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya
dengan
berbasis
rumah (http://www.sumardiono.com).
Menurut
Olivia
(Setyowati, 2010:1), homeschooling adalah sebuah tindakan proaktif untuk
turut campur di dalam pendidikan anak kita dan bertanggung jawab untuk
memberikan sebuah kecintaan terhadap belajar. Homeschooling (Sekolah
rumah), menurut Direktur Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan
Nasional
(Depdiknas)
Ella
Yulaelawati
(http://www.pnfi.kemdiknas.go.id/artikel/20090915092455/Homeschooling-Model-Pengembangan-Sistem-Pendidikan.html),
adalah
proses
layanan
pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau
keluarga dan proses belajar mengajar pun berlangsung dalam suasana yang
kondusif.
Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
homeschooling merupakan salah satu jenis pendidikan dimana orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengatur
sendiri
dan
bertanggung
jawab
terhadap
kurilulum
14
serta
melaksanakan sendiri proses pembelajarannya.
4. Tokoh-Tokoh Homeschooling
Di Amerika, banyak contoh praktisi homeschooling yang berhasil dan
terkenal di dalam kehidupannya, antara lain (http://www.sekolahrumah.com) :
a. Benyamin Franklin
Seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil, dan pelayan publik
(public servant). Franklin hanya dua tahun mengikuti sekolah karena orang
tuanya tak mampu membayar biaya pendidikan.
b. Pearl S. Buck
Peraih hadiah Nobel tahun 1938, dikenal sebagai penulis besar. Anak seorang
misionaris ini besar di China dan menjalani homeschooling melalui
korespondensi dan tutor. Setelah kembali ke Amerika, dia meneruskan
pendidikannya di College, kembali ke China sebagai guru dan menjadi penulis.
c. Thomas Alfa Edison
Edison hanya mengikuti sekolah selama 3 bulan karena dianggap terbelakang.
Dia dididik sendiri oleh ibunya dengan memperlakukan pendidikan sebagai
petualangan (adventure) dan bermain (playing games). Edison dikenal sebagai
penemu besar, antara lain lampu listrik, generator, transmitter telepon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Hanson
Ini adalah grup musik terkenal saat ini yang terdiri tiga remaja: Ike, Taylor, dan
Zach. Mereka melakukan homeschooling yang membuat mereka dapat
meluangkan waktu yang banyak untuk mengembangkan bakat mereka di
bidang musik.
Di Indonesia, contoh sosok yang dibesarkan dalam sistem pendidikan
homeschooling antara lain: KH Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Buya
Hamka (Makalah Dr. Seto Mulyadi, 18 Juni 2006). Untuk era modern, belum
ada lagi sosok homeschooling di Indonesia yang menjulang dan dikenal luas
secara nasional. Homeschooling sedang menemukan momentum barunya pada
saat ini dan sedang mencari bentuknya di tengah sistem pendidikan sekolah
yang reguler. Mulai banyak orang tua yang menempuh homeschooling bagi
anak-anaknya, salah satunya adalah Seto Mulyadi (Ketua Komnas Anak, tokoh
pendidikan anak) yang menjalankan program homeschooling bagi putriputrinya.
5. Alasan Orang Tua Memilih Homeschooling
Para orang tua memiliki alasan yang beragam ketika memilih
homeschooling untuk pendidikan anak-anaknya. Alasan tersebut berbeda-beda,
menurut hasil penelitian Haniar (www.sumardiono.com) yaitu:
a. Orang tua ingin meningkatkan kualitas pendidikan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Orang tua tidak puas dengan kualitas pendidikan di sekolah reguler.
c. Orang tua sering berpindah-pindah atau melakukan perjalanan.
d. Orang tua merasa keamanan dan pergaulan sekolah tidak kondusif bagi
perkembangan anak.
e. Orang tua menginginkan hubungan keluarga yang lebih dekat dengan anak.
f. Orang tua merasa sekolah yang baik semakin mahal dan tidak terjangkau.
g. Anak-anak memiliki kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi di sekolah
umum.
h. Orang tua memiliki keyakinan bahwa sistem yang ada tidak mendukung nilainilai keluarga yang dipegangnya.
i.
Orang tua merasa terpanggil untuk mendidik sendiri anak-anaknya.
Dari beberapa alasan tersebut sebagian besar alasan orang tua memilih
homeschooling yaitu karena mereka tidak puas dengan sistem pendidikan yang
ada di sekolah formal, dan biaya pendidikan yang semakin mahal menjadi
alasan orang tua juga untuk memilih homeschooling.
6. Kelemahan dan Kelebihan Homeschooling
Setiap model pendidikan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan, begitu
juga dengan homeschooling. Kelemahan dan kelebihan homeschooling sebagai
berikut :
a. Kelebihan homeschooling:
1) Anak lebih mandiri, tanggung jawab, kreatif dan percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Proses menuju kemandirian dan tanggung jawab anak tidak terjadi begitu saja,
orangtua memegang peranan penting dalam mengarahkan anak.
3) Fleksibilitas waktu dan tempat. Bagi anak berkebutuhan khusus (autis
misalnya) orangtua dapat menggabungkan program terapi dan proses
pendidikannya. Anak yang berprestasi dalam olahraga dan seni dapat terus
menjalankan latihan mereka.
4) Belajar lebih menyenangkan, tidak terpaksa. Sesuai dengan semboyan yang
dianut beberapa homeschooler, ”Belajar bisa di mana saja, kapan saja dan dari
siapa saja.”
b. Kelemahan homeschooling :
1) Dapat terjebak dalam fleksibilitas waktu. Dengan fleksibilitas waktu yang
tinggi dalam homeschooling sehingga menuntut disiplin dan komitmen yang
tinggi pula dari para homeschooler (baik orangtua maupun anak).
2) Sosialisasi seumur relatif kurang berkembang dibandingkan dengan anak
sekolah. Orangtua yang menyadari hal ini mengantisipasi dengan memasukkan
anak ke dalam kursus-kursus yang sesuai dengan level anak atau bergabung
dalam komunitas, sekolah minggu (gereja) dan lain-lain.
3) Anak kurang mampu bersaing dan bekerja kelompok (team work).
Kekurangan homeschooling sebenarnya disesuaikan dengan pribadi peserta
didik dan bagaimana cara orang tua mendidik peserta didik. Seperti yang
diceritakan oleh Olivia (Setyowati, 2010:9-10), saat ini di sekolah-sekolah
banyak terjadi kasus bullying dan ada beberapa pihak yang merasa bila orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tua yang overprotective akan memilih homeschooling untuk anaknya sehingga
anak tidak memiliki sikap untuk bertahan dalam menghadapi segala persoalan.
Padahal bila dilihat dengan terjadinya kasus bullying seperti itu bukannya
malah membuat peserta didik bertahan tapi akan mengancam emosi atau mental
anak sehingga anak akan terbentuk dengan memiliki rasa takut dan tertekan.
7. Metode Komunitas dalam Homeschooling Kak Seto Semarang
Homeschooling memiliki tiga jenis metode, yaitu metode tunggal, metode
majemuk, dan metode komunitas. Pada metode homeschooling tunggal, orang
tua terjun langsung dalam proses pembelajaran sebagai guru, jika ada guru yang
didatangkan secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat
anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari
lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan program homeschooling.
Pada metode homeschooling majemuk dilaksanakan oleh dua atau lebih
keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan
oleh orang tua masing-masing. Sedangkan pada homeschooling komunitas
merupakan gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menentukan
silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, seni dan bahasa),
sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga
memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi
pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan
komunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Model pembelajaran dalam metode komunitas memiliki sedikit
perbedaan dengan metode tunggal dan majemuk. Dalam komunitas proses
pembelajaran dengan mengumpulkan peserta di sebuah kelas untuk belajar
sambil bersosialisasi dengan teman-temannya, jadwal belajar peserta pun
ditentukan oleh tutorial. Sedangkan pada metode tunggal dan majemuk, model
pembelajaran yang digunakan adalah Distance Learning. Distance Learning
merupakan proses pembelajaran di mana peserta belajar di rumah dengan
modul dan orang tua yang berperan besar sebagai pendidiknya. Adapula
program Tutor Visit yaitu metode pembelajaran di mana peserta belajar di
rumah dan didampingi oleh tutor. Dalam tutor visit jadwal belajar disusun
sesuai kesepakatan antara peserta, orangtua dan tutor.
B. Kerangka Berpikir
Hubungan antar manusia, manusia dengan kelompoknya, maupun
antar kelompok disebut interaksi sosial (Sarwono, 2009:185). Menurut H.
Bonner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi
sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan
individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 1991:54). Aspek yang mendasari
interaksi sosial menurut Sarwono (2009) dalam bukunya Psikologi Umum yaitu
komunikasi, sikap, tingkah laku kelompok, dan norma-norma sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Gunarsa (1979:19) permulaan masa remaja ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik
yang
mendahului
kematangan seksuil dan
bersamaan dengan itu akan dimulai proses perkembangan psikis remaja,
dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan orang tua dan mengalami
perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan
diri dengan masyarakat. Santrock (2003:24) mengungkapkan bahwa pada masa
transisi sosial, remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan
manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari
konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif
terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam
peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran
proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell dalam
Santrock (2003:125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk
memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting
mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Jean Piaget dan
Harry Stack Sullivan dalam Santrock (2003:220) mengemukakan bahwa anakanak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan
setara
melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk
mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan
untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya
yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman memainkan
peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang
memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih
sayang (ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh
lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual.
Menurut Steinberg dalam Santrock (2002:42) mengemukakan bahwa
masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua
meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Peningkatan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis pubertas, perubahan
kognitif yang meliputi peningkatan idealisme dan penalaran logis, perubahan
sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan kebijaksanaan
pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak orang tua dan
remaja. Konflik yang terjadi antara remaja dan orang tua dikarenakan orang tua
berpikir bahwa remaja berubah dari seorang anak yang selalu menurut menjadi
seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menentang standar-standar
orang tua. Oleh karena itu maka banyak orang tua cenderung mengekang,
mengendalikan, dan memberi tekanan terhadap remaja. Berikut ada beberapa
strategi untuk mengurangi konflik antara orang tua dan remaja (Santrock, 2002:
24) yaitu : 1) menetapkan aturan-aturan dasar bagi pemecahan konflik. 2)
Mencoba mencapai suatu pemahaman timbal balik. 3) Mencoba melakukan
corah pendapat (brainstorming). 4) Mencoba bersepakat tentang satu atau lebih
pemecahan masalah. 5) Menulis kesepakatan. 6) Menetapkan waktu bagi suatu
tindak lanjut untuk melihat kemajuan yang telah dicapai. Jadi, poses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis yaitu pertumbuhan dan
perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan kognitif remaja pada
lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang terakhir adalah
masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman sebaya,
serta masyarakat sekitar.
Interaksi dengan teman sebaya akan membuka pandangan baru pada anak
dan memberi kebebasan kepada mereka untuk membuat keputusan. Selain itu
interaksi dengan teman sebaya akan membantu anak mempelajari nilai-nilai
yang ada di masyarakat. Sekolah adalah tempat berkumpulnya anak-anak yang
berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan bermacam-macam corak keadaan
keluarganya. Sebagaimana Desmita (Setiawati, 2010) menyebutkan bahwa
sekolah mempunyai pengaruh penting bagi perkembangan anak terutama dalam
perkembangan sosialnya. Interaksi dengan guru dan teman sebayanya di
sekolah,
memberikan
peluang
yang
besar
bagi
anak-anak
untuk
mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan sosial, memperoleh
pengetahuan tentang dunia serta mengembangkan konsep diri sepanjang masa
pertengahan dan akhir anak-anak. Dengan demikian, anak tidak hanya
memperoleh pengetahuan tentang dunia tetapi juga tentang perilaku-perilaku
yang diharapkan oleh masyarakat. Anak homeschooling lebih sering belajar di
lingkungan rumah, tentunya tidak akan memperoleh pengalaman sebanyak anak
sekolah reguler. Anak homeschooling tidak akan merasakan betapa beratnya
hidup bersebelahan di antara teman-temannya, bagaimana harus berjuang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
antara komunitas, tidak akan merasakan penolakan-penolakan dari teman
sebaya, yang mana semua itu akan memberikan pengalaman berharga untuk
belajar hidup di masyarakat.
Menurut Gloria (2009) dari hasil penelitian, menyatakan bahwa interaksi
sosial pada subjek homeschooling berkembang dengan baik, hal ini tampak
dari mudahnya subjek beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki cukup
banyak teman bermain serta mampu menyelesaikan masalah baik dengan
keluarga atau dengan teman-temannya. Sedangkan menurut Setiawati (2010)
menyatakan bahwa kematangan sosial siswa homeschooling kurang memadai,
namun pada aspek kognisi mereka di atas rata-rata. Sependapat dengan
Setiawati, Molina (2006) menyatakan interaksi sosial dengan teman sebaya
pada dua orang subyek homeschooling kurang optimal karena keduanya lebih
senang melakukan aktivitas sendiri seperti membaca buku di rumah. Lebih
lanjut lagi dapat disimpulkan bahwa kedua orang subyek tidak memiliki
kenalan teman sebaya yang baru untuk dijadikan teman dekat semenjak mereka
mengikuti homeschooling. Mereka cenderung hanya mempertahankan teman
sebaya yang telah mereka kenal semenjak di sekolah formal.
Berdasarkan pro dan kontra dari hasil penelitian tentang interaksi sosial
remaja homeschooling, maka peneliti ingin melakukan penelitian ulang tentang
interaksi sosial remaja homeschooling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi atau
gejala-gejala sosial.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di tempat bimbingan homeschooling yaitu
Homeschooling Kak Seto Semarang.
2. Waktu
Penelitian dilakukan pada 03 Agustus 2011 sampai dengan 10 Agustus
2011.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja yang mengikuti program
homeschooling.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah interaksi sosial.
D. Populasi
Populasi adalah seluruh kelompok yang akan diteliti dan memiliki paling
sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi dari penelitian ini adalah
remaja usia enam belas sampai delapan belas tahun yang mengikuti program
homeschooling komunitas yang berjumlah 27 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:142). Pada penelitian ini
menggunakan kuesioner tertutup dengan tujuh pilihan jawaban.
2. Wawancara
Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2009:231) menyatakan
wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Ada beberapa macam wawancara,
yaitu wawancara terstruktur, semi terstuktur, dan tidak terstruktur. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur karena
peneliti sudah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh yaitu tingkat
26
interaksi remaja peserta homeschooling
menggunakan metode komunitas.
F. Jenis Data
1. Data Kuantitatif
Interaksi sosial memiliki empat aspek yang mendasari terjadinya interaksi
(Sarwono, 2009:185) yaitu: komunikasi, sikap, tingkah laku kelompok,
dan norma sosial. Untuk menguji keempat aspek tersebut maka peneliti
menggunakan skala Likert dengan tujuh alternatif jawaban. Respon yang
tersedia meliputi “Sangat Tidak Setuju” sampai “Sangat Setuju”.
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan dengan menunggu subyek pada
saat mengisi skala interaksi sosial yang diberikan. Cara pemberian skor
pada aitem pernyataan dalam skala interaksi sosial ini dengan didasarkan
pada tujuh kategori jawaban yaitu :
a. Pernyataan Mendukung
Sangat Tidak Setuju (STS)=1 sampai Sangat Setuju (SS)=7.
b. Pernyataan Tidak Mendukung
Sangat Setuju (SS)=1 sampai Sangat Tidak Setuju (STS)=7.
Kriteria dalam penilaian ini adalah semakin tinggi skor yang diperoleh,
dapat dikatakan subyek memiliki interaksi sosial yang semakin tinggi.
2. Data Kualitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada bagian data kualitatif, data didapat dari ekplorasi langsung terhadap
subyek. Eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh tentang
tingkat interaksi sosial remaja peserta homeschooling, dalam hal ini
berkaitan dengan penelitian ini meski mungkin belum dapat terungkap
melalui skala. Data kualitatif ini diharapkan akan memberi lebih banyak
masukan tentang interaksi sosial remaja peserta homeschooling. Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data kualitatif ini adalah wawancara
secara langsung dengan beberapa subyek, subyek diminta menjawab
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian yang sifatnya terbuka. Data yang didapat dari metode
wawancara ini dikumpulkan dan dicatat secara langsung ketika
wawancara yang kemudian digunakan untuk membantu menjelaskan
tentang permasalahan yang terungkap pada akhir penelitian setelah hasil
analisis data kuantitatif diperoleh.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
wawancara, dan daftar pernyataan kuesioner. Kuesioner ini berdasarkan teori
dari Sarwono dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum (2009:185). Berikut
ini adalah kisi-kisi instrumen penelitian, yaitu :
Tabel 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Skala Interaksi Sosial
Aspek – Aspek
Komunikasi
Sikap
Tingkah
Kelompok
Norma Sosial
Indikator
1. Adanya
pengirim berita
2. Adanya
penerima berita
3. Adanya media
atau
alat
pengirim berita
4. Adanya sistem
simbol
yang
digunakan
untuk
menyampaikan
berita
1. Affect
2. Behaviour
3. Cognition
Laku 1. Perilaku dalam
kebersamaan
2. Situasi social
1. Sanksi sosial
2. Tekanan dari
kelompok
Jumlah
Item Positif
1,2,3
Item Negatif
4
Jumlah
18
5,6
7,8
9,10,11
12,13
14,15,16
17,18
19,20
23
27,28
31,32,33
21,22
24,25,26
29,30
34,35
36,37,38
41,42,43
46,47,48
39,40
44,45
49,50
10
29
21
50
12
10
H. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Prinsip dasar validitas adalah membandingkan hasil pengukuran gejala
dengan kriterium yang dianggap valid (Hadi, 2000). Pengujian validitas
instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product
Moment sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y
= Skor total dari seluruh item
X
= Skor total dari setiap item
n
= Jumlah responden
∑XY = Hasil kali X dan Y
Jika jumlah nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir
soal tersebut dikatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka
butir soal tersebut dikatakan tidak valid.
Dari pengujian validitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Interaksi Sosial
No. aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
r hitung
0.509
0.443
0.519
0.451
0.457
0.522
0.726
0.451
r tabel
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
0.567
0.589
0.617
0.726
0.523
0.721
0.678
0.512
0.523
0.811
0.589
0.721
0.811
0.590
0.357
0.590
0.483
0.611
0.601
0.448
0.492
0.603
0.523
0.664
0.436
0.515
0.454
0.539
0.417
0.442
0.458
0.367
0.539
0.489
0.443
0.413
0.379
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
47
48
49
50
0.664
0.523
0.617
0.542
0.539
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
31
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa aitem nomor 23 tidak valid karena r
hitung sebesar 0.357 kurang dari r tabel dengan jumlah responden (n) 30,
dan taraf signifikansi 5% sebesar 0.361. Oleh karena itu, maka item nomor
23 dibuang dan dilakukan pengolahan kembali. Setelah dilakukan
pengolahan kembali, maka hasil uji validitas sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kesimpulan Hasil Pengolahan Kembali Uji Validitas Interaksi Sosial
No. aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
r hitung
0.503
0.433
0.515
0.454
0.452
0.527
0.722
0.454
0.573
0.595
0.612
0.722
0.515
0.720
0.678
0.516
0.515
r tabel
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0.806
0.595
0.720
0.806
0.591
0.591
0.474
0.615
0.608
0.444
0.482
0.592
0.523
0.673
0.410
0.510
0.463
0.537
0.430
0.454
0.461
0.363
0.537
0.499
0.457
0.413
0.377
0.673
0.523
0.612
0.544
0.537
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
32
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Setelah melakukan pengolahan kembali, dari data di atas dapat dilihat
bahwa seluruh aitem valid karena hasil r hitung lebih besar dari r tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil pengukuran hanya dapat dipercaya bila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama selama
aspek yang diukur masih sama (Azwar, 2005). Reliabilitas suatu
instrumen adalah proporsi variansi skor perolehan yang merupakan
variansi skor murni. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pengujian satu kali yaitu metode alpha (Cronbach) untuk mengestimasi
reliabilitas instrumen. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:
Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pernyataan
= varians total
= jumlah varians butir
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.4
Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabiltas Interaksi Sosial
Cronbach's Alpha
Cronbach's
Alpha
Based
on
Standardized Items N of Items
.955
.957
49
Dari 49 item interaksi sosial diperoleh hasil koefisien Alpha Cronbach
0.955 lebih besar dari 0.6 sehingga disimpulkan bahwa item interaksi
sosial adalah reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan
(Sugiyono,
2009:245).
Nasution
(1988)
dalam
Sugiyono
(2009:245)
menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
deskriptif, yaitu:
1. Analisis Sebelum di Lapangan
Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D (2009:246) menyatakan analisis data penelitian
kualitatif dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder,
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penelitian tersebut masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman
Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Miles
dan Huberman dalam Sugiyono (2009:246), mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data di lapangan menurut Miles
dan Huberman, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
a. Reduction Data
Pada data reduction, data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti
dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data
yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan
mempermudah
peneliti
untuk
mengumpulkan
data
selanjutnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mereduksi data
dengan memfokuskan pada komunikasi, sikap, tingkah laku
kelompok, dan norma sosial subyek penelitian dengan teman
sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Data Display
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian ini adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
mendisplay data dengan uraian singkat karena peneliti ingin
melihat tinggi-rendahnya interaksi sosial remaja peserta
homeschooling.
c. Conclusion Drawing/Verification
Pengambilan kesimpulan dan verifikasi merupakan langkah
terakhir dalam analisis data menurut Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2009:252). Kesimpulan dalam penelitian ini
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang
Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan,
dan setiap anak sedapat mungkin memperoleh pendidikan yang layak bagi
mereka. Namun dalam pengalaman di lapangan bahwasanya anak mendapatkan
pengalaman yang kurang menyenangkan selama bersekolah. Sebut saja,
kasus bullying , bentakan, kekerasan dari guru bahkan pemasungan kreativitas
anak. Pengalaman-pengalaman yang kurang berkesan tersebut menimbulkan
fobia terhadap sekolah (school phobia ) bagi anak dan orang tua. Kemudian,
upaya penyeragaman kemampuan dan keterampilan semua anak untuk seluruh
bidang turut mematikan minat dan bakat anak yang tentunya berbeda-beda,
karena setiap anak adalah unik. Lebih jauh lagi kurikulum yang terlalu padat
dan tugas-tugas rumah yang menumpuk membuat kegiatan belajar menjadi
suatu beban bagi anak-anak. Melihat kondisi ini maka perlu dicarikan solusi
alternatif bagi anak-anak yang kurang cocok dengan sistem pendidikan formal,
salah satu bentuknya adalah dengan kegiatan homeschooling (sekolah rumah).
Berdasarkan inilah para pemerhati pendidikan di Jawa Tengah bekerjasama
dengan Dr. Seto Mulyadi (Kak Seto) membangun komunitas sekolah rumah di
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Semarang dengan nama Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang, yakni di
Jalan Klenteng Sari I/3, sebagai sebuah institusi pendidikan alternatif yang
senantiasa memperhatikan hak anak-anak atas pendidikan.
B. Visi dan Misi
HSKS Semarang dilaksanakan berdasarkan filosofi sederhana “belajar
dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja”.
Visi :
Menjadikan HSKS Semarang sebagai salah satu intitusi pendidikan anak
yang unggul dalam menyediakan program pendidikan bagi anak untuk dapat
terampil, memiliki life skill, dan karakter yang kokoh sebagai calon pemimpin
bangsa di masa depan.
Misi :
1.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, gaya belajar, kekuatan dan
keterbatasan yang dimilikinya.
2.
Membantu peserta didik menemukan minat dan bakatnya serta
mengembangkan bakat dan minat peserta didik secara optimal.
3.
Membentuk peserta didik menjadi manusia pembelajar seumur hidup yang
mempunyai kepedulian sosial yang tinggi dan karakter yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
39
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh hubungan dari pelajaran
yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
5.
Mengatasi keterbatasan, kelemahan peserta didik dengan melakukan
pendekatan personal.
C. Kurikulum
Kurikulum HSKS Semarang mengacu kepada peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Selain itu, kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang didukung oleh HSKS. Dalam kegiatan
tutorial kedua acuan tersebut disusun dan disampaikan dengan metode HSKS
sehingga dirasakan berbeda dengan sekolah formal, sehingga peserta dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan menyenangkan.
D. Proses Pembelajaran
Metode pembelajaran pada HSKS adalah menggunakan pendekatan yang
lebih tematik, aktif, kontruktif, dan kontekstual serta belajar mandiri melalui
penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan
masalah. Untuk itulah proses pembelajaran di HSKS dilakukan menyenangkan
dan tidak terpaku dengan akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Penelitian
Interaksi dengan teman sebaya akan membuka pandangan baru pada anak
dan memberi kebebasan kepada mereka untuk membuat keputusan. Selain itu,
interaksi dengan teman sebaya akan membantu anak mempelajari nilai-nilai
yang ada di masyarakat. Sekolah adalah tempat berkumpulnya anak-anak yang
berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan bermacam-macam corak keadaan
keluarganya. Sebagaimana Desmita dalam Setiawati (2010) menyebutkan
bahwa sekolah mempunyai pengaruh penting bagi perkembangan anak terutama
dalam perkembangan sosialnya. Interaksi dengan guru dan teman sebayanya di
sekolah,
memberikan
peluang
yang
besar
bagi
anak-anak
untuk
mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan sosial, memperoleh
pengetahuan tentang dunia serta mengembangkan konsep diri sepanjang masa
pertengahan dan akhir anak-anak. Dengan demikian, anak tidak hanya
memperoleh pengetahuan tentang dunia tetapi juga tentang perilaku-perilaku
yang diharapkan oleh masyarakat. Anak homeschooling lebih sering belajar di
lingkungan rumah, tentunya tidak akan memperoleh pengalaman sebanyak anak
sekolah regular, seperti merasakan betapa beratnya hidup bersebelahan di antara
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
teman-temannya, bagaimana harus berjuang di antara komunitas, tidak akan
merasakan penolakan-penolakan dari teman sebaya, yang mana semua itu akan
memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat.
Menurut Gloria (2009) dari hasil penelitian, menyatakan bahwa interaksi
sosial pada subjek homeschooling berkembang dengan baik, hal ini tampak dari
mudahnya subyek beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki cukup banyak
teman bermain serta mampu menyelesaikan masalah baik dengan keluarga atau
dengan teman-temannya. Sedangkan menurut Setiawati (2010) menyatakan
bahwa kematangan sosial siswa homeschooling kurang memadai, namun pada
aspek kognisi mereka di atas rata-rata. Sependapat dengan Setiawati, Molina
(2006) menyatakan interaksi sosial dengan teman sebaya pada dua orang
subyek homeschooling kurang optimal karena keduanya lebih senang
melakukan aktivitas sendiri seperti membaca buku di rumah. Lebih lanjut lagi
dapat disimpulkan bahwa kedua orang subyek tidak memiliki kenalan teman
sebaya yang baru untuk dijadikan teman dekat semenjak mereka mengikuti
homeschooling. Mereka cenderung hanya mempertahankan teman sebaya yang
telah mereka kenal semenjak di sekolah formal.
B. Deskripsi Data Penelitian
Homeschooling Kak Seto Semarang memiliki jumlah siswa sebanyak 27
orang, karena jumlah populasi yang sedikit maka peneliti memilih untuk tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menggunakan sampel. Kuesioner diberikan kepada 27 orang, dan jumlah
kuesioner yang kembali ke peneliti sebanyak 27 buah. Dengan demikian
response rate pengembalian kuesioner adalah sebesar 100%.
Subyek dalam penelitian ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda,
dapat dilihat dari jenis kelamin, usia, pernah/tidak mengikuti sekolah formal,
dan alasan memilih homeschooling.
1.
Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Jenis Kelamin Responden
Aspek
Jenis kelamin:
ï‚· Laki-laki
ï‚· Perempuan
Frekuensi
Prosentase
15
12
55.55%
44.44%
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin
laki-laki adalah 15 orang (55.55%) dan yang berjenis kelamin perempuan
adalah 12 orang (44.44%).
2.
Usia Responden
Tabel 5.2
Usia Responden
Usia
16 tahun
17 tahun
18 tahun
Frekuensi
20
1
6
Prosentase
74.07%
3.70%
22.22%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 5.2 menunjukkan jumlah responden yang berusia enam belas tahun
adalah 20 orang (74.07%), berusia tujuh belas tahun adalah 1 orang
(3.70%), dan berusia delapan belas tahun adalah 6 orang (22.22%).
3.
Pernah/Tidak Bersekolah di Sekolah Formal/Reguler
Tabel 5.3
Pernah/Tidak Bersekolah di Sekolah Formal
Frekuensi
Pernah
mengikuti 27
sekolah formal
Tidak pernah mengikuti 0
sekolah formal
Prosentase
100%
0%
Tabel 5.3 menunjukkan jumlah responden yang pernah mengikuti sekolah
formal adalah 27 orang (100%) dan tidak ada yang belum pernah mengikuti
sekolah formal.
4.
Alasan Memilih Homeschooling
Tabel 5.4
Alasan Memilih Homeschooling
Alasan
Frekuensi
Prosentase
Ketidakpuasan terhadap sistem 15
55.55%
pendidikan yang dilakukan di
sekolah formal
Memiliki kebutuhan lain diluar 10
37.03%
proses belajar yang tidak bisa
didapatkan di sekolah formal
Memiliki kegiatan lain diluar 2
7.40%
dari belajar, seperti pemain piano
internasional, berdagang
Tabel 5.4 menunjukkan alasan responden memilih homeschooling karena
adanya ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan yang dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sekolah formal adalah 15 orang (55.55%), memiliki kebutuhan lain di luar
belajar yang tidak bisa dipenuhi di sekolah formal adalah 10 orang
(37.03%), dan memiliki kegiatan lain seperti pianis internasional, berdagang
adalah 2 orang (7.40%).
Untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai data penelitian,
berikut ini diperoleh hasil perhitungan pada tabel 5.5:
Tabel 5.5
Hasil Perhitungan Data Secara Teoritis
Skor max
Skor min
Range (r)
Mean teoritis (µ)
Standar deviasi ( )
Data teoritis
343
49
294
196
49
Skor/rentang minimum-maksimum adalah 49 sampai dengan 343, sehingga luas
jarak sebarannya (range) adalah 294. Dengan demikian setiap satuan deviasi
standarnya bernilai
= 49, dan mean teoritisnya (µ) adalah 196.
Tabel 5.5 dapat digunakan sebagai penggolongan subyek ke dalam lima
(5) kategori diagnosis tingkat interaksi sosial, maka penggolongan keenam
satuan deviasi standar ke dalam 5 bagian, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Deskripsi Tingkat Interaksi Sosial
Tabel 5.6
Pengkategorian dan Prosentase Interaksi Sosial
Kategori
49-123
124-172
173-221
222-270
271-343
Frekuensi
0
1
6
14
6
Prosentase
0%
3.70%
22.22%
51.85%
22.22%
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan kriteria interaksi sosial remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak Seto
Semarang tidak ada yang dikategorikan sangat rendah (0%), dikategorikan
rendah sebanyak 1 orang (3.70%), dikategorikan sedang sebanyak 6 orang
(22.22%), dikategorikan tinggi sebanyak 14 orang (51.85%), dan dikategorikan
sangat tinggi sebanyak 6 orang (22.22%). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tingkat interaksi sosial remaja homeschooling menggunakan metode
komunitas di Homeschooling Kak Seto Semarang cenderung tinggi.
1.
Aspek Komunikasi
Tabel 5.7
Pengkategorian dan Prosentase Aspek Komunikasi
Kategori
Frekuensi Prosentase
Kriteria
18-45
0
0%
Sangat Rendah
46-63
1
3.70%
Rendah
64-81
8
29.62%
Sedang
82-99
17
62.96%
Tinggi
100-126
1
3.70%
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan kriteria aspek komunikasi remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Seto Semarang tidak ada yang dikategorikan sangat rendah (0%),
dikategorikan rendah sebanyak 1 orang (3.70%), dikategorikan sedang
sebanyak 8 orang (29.62%), dikategorikan tinggi sebanyak 17 orang
(62.96%), dan dikategorikan sangat tinggi sebanyak 1 orang (3.70%).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek komunikasi remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
Seto Semarang cenderung tinggi.
2.
Aspek Sikap
Tabel 5.8
Pengkategorian dan Prosentase Aspek Sikap
Kategori
11-28
29-39
40-50
51-61
62-77
Frekuensi
0
2
4
15
6
Berdasarkan tabel 5.8
Prosentase
0%
7.40%
14.81%
55.55%
22.22%
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
menunjukkan kriteria aspek
sikap
remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
Seto Semarang tidak ada yang dikategorikan sangat rendah (0%),
dikategorikan rendah sebanyak 2 orang (7.40%), dikategorikan sedang
sebanyak 4 orang (14.81%), dikategorikan tinggi sebanyak 15 orang
(55.55%), dan dikategorikan sangat tinggi sebanyak 6 orang (22.22%).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek sikap remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
Seto Semarang cenderung tinggi.
3.
Aspek Tingkah Laku Kelompok
Tabel 5.9
Pengkategorian dan Prosentase Aspek Tingkah Laku Kelompok
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Kriteria
10-25
1
3.70%
Sangat Rendah
26-35
0
0%
Rendah
36-45
7
25.92%
Sedang
46-55
11
40.74%
Tinggi
56-70
8
29.62%
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan kriteria aspek tingkah laku kelompok
remaja homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling
Kak Seto Semarang dikategorikan sangat rendah 1 orang (3.70%), tidak ada
yang dikategorikan rendah (0%), dikategorikan sedang sebanyak 7 orang
(25.92%), dikategorikan tinggi sebanyak 11 orang (40.74%), dan
dikategorikan sangat tinggi sebanyak 8 orang (29.62%). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tingkat tingkah laku kelompok remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
Seto Semarang cenderung tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
48
Aspek Norma Sosial
Tabel 5.10
Pengkategorian dan Prosentase Aspek Norma Sosial
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Kriteria
10-25
0
0%
Sangat Rendah
26-35
1
3.70%
Rendah
36-45
5
18.51%
Sedang
46-55
12
44.44%
Tinggi
56-70
9
33.33%
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan kriteria aspek norma sosial remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak
Seto Semarang tidak ada yang dikategorikan (0%), dikategorikan rendah
sebanyak 1 orang (3.70%), dikategorikan sedang sebanyak 5 orang
(18.51%), dikategorikan tinggi sebanyak 12 orang (44.44%), dan
dikategorikan sangat tinggi sebanyak 9 orang (33.33%). Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa aspek norma sosial remaja homeschooling
menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak Seto Semarang
cenderung tinggi.
D. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
interaksi sosial remaja homeschooling menggunakan metode komunitas di
Homeschooling Kak Seto Semarang cenderung tinggi. Ini berarti tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
interaksi sosial remaja homeschooling menggunakan metode komunitas baik.
Pada aspek komunikasi, kemampuan berkomunikasi dengan tutor/guru, teman
sebaya di dalam maupun di luar homeschooling baik. Pada aspek sikap,
kemampuan untuk menyatakan rasa senang dan tidak senang, perilaku yang
mengikuti rasa senang atau tidak senang, serta penilaian terhadap objek baik.
Pada aspek tingkah laku kelompok,
kemampuan berperilaku dalam
kebersamaan baik. Pada aspek norma sosial, kemampuan mematuhi dan
menghargai peraturan di dalam kelompok baik.
Pada aspek komunikasi, subyek cenderung berada pada kategori tinggi.
Hal ini terlihat dari subyek terbiasa menyampaikan materi kepada teman
sekelas dengan power point, sering bertukar informasi dengan teman sebaya di
sekitar rumah, sering bermain dengan teman sebaya, tidak hanya diam ketika
ada teman yang merasa kesulitan, selalu kritis terhadap informasi yang
diberikan, dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh
tutor/guru, selalu mengulang materi pelajaran yang diberikan oleh guru/tutor,
sering mengerjakan rumah yang diberikan oleh guru, sering menggunakan
yahoo messenger untuk berbincang materi dengan guru, terbiasa bertukar
informasi dengan teman lewat telepon, sering menggunakan facebook untuk
ngobrol dengan teman, berkomunikasi dengan teman lewat SMS, mengangkat
tangan ketika ingin bertanya kepada guru, selalu tersenyum ketika bertemu
dengan guru atau karyawan di lembaga homeschooling, selalu berjabat tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
ketika bertemu dengan teman-teman, sering memberikan apresiasi kepada
teman dengan bertepuk tangan, dan melambaikan tangan saat akan pulang
terlebih dahulu.
Pada aspek sikap, subyek cenderung berada pada kategori tinggi. Hal ini
terlihat dari sikap senang bermain bersama teman sekelompok, suka
mengerjakan tugas secara bersama-sama, senang bila mendapat teman baru,
suka dengan teman yang banyak bicara, sering bermain dengan teman sebaya di
sekitar rumah, tidak pernah berkumpul dengan teman yang malas, peduli
dengan kegiatan yang dilakukan dengan teman di sekitar rumah, menyukai sesi
sharing karena bisa membuat saling mengenal satu sama lain, mengikuti
organisasi dengan baik, bermain bersama teman sebaya di rumah dengan baik,
dan memiliki teman lewat facebook atau twitter dengan baik.
Pada aspek tingkah laku kelompok, subyek cenderung berada pada
kategori tinggi. Hal ini terlihat dari seringnya belajar bersama teman-teman,
sering bermain dengan teman di homeschooling, sering mengikuti kegiatan
sosial bersama teman-teman, tidak terbiasa menyendiri ketika ada kegiatan di
rumah, tidak menerima ajakan teman untuk membolos, meniru cara belajar
teman yang efektif, memiliki kewajiban menjaga nama baik kelompok, selalu
belajar dari pengalaman, kegiatan yang dilakukan mendukung tujuan
kelompok, dan tidak terbiasa menyelesaikan segalanya sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pada aspek norma sosial, subyek cenderung berada pada kategori tinggi.
Hal ini terlihat dari menghargai aturan dan norma kelompok, mengikuti aturan
yang terdapat dalam kelompok, selalu mentaati setiap keputusan yang dibuat
dalam kelompok, tidak pernah mendapat sanksi dari guru, tidak selalu merasa
pendapat paling benar, memiliki sikap toleran terhadap semua anggota
kelompok, belajar dengan rajin agar tidak ketinggalan materi, selalu menyapa
teman, guru, maupun karyawan di homeschooling, menerima dengan lapang
dada ketika pendapatnya tidak diterima, dan selalu memberikan ide kepada
teman.
Selain dari hasil kuesioner tersebut, ada hal lain yang mendukung
penelitian ini yaitu dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap tiga orang
subyek yang pernah dididik di sekolah formal menyatakan bahwa dalam
homeschooling mereka merasa lebih percaya diri dan ada rasa saling
memberikan motivasi dengan teman-teman di homeschooling.
Subyek pertama bercerita di dalam homeschooling lebih menyenangkan
dalam proses pembelajaran dan rasa kerja sama satu dengan yang lain lebih
tinggi. Ia pun semakin aktif di dalam kegiatan di luar homeschooling, seperti
kegiatan gereja. Di dalam homeschooling, ia merasa secara tidak langsung
diajarkan agar lebih percaya diri.
Subyek kedua bercerita bahwa ia dulu adalah seorang yang jarang
berinteraksi dengan sekelilingnya terutama saat di sekolah formal, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
jumlah siswa di sekolah formal yang banyak sehingga mereka sulit menerima
karakter masing-masing dan ia merasa tidak percaya diri saat berinteraksi
dengan teman sebaya, tetapi sejak ia berada di homeschooling, ia merasa jauh
lebih nyaman dan percaya diri. Selain itu, interaksi dengan teman sebaya, staff,
maupun tutor di homeschooling pun lebih sering.
Subyek ketiga adalah seorang pemain orchestra sehingga ia memilih
homeschooling sebagai tempat menuntut ilmu. Alasannya karena di sekolah
formal ia sering ketinggalan pelajaran, berbeda dengan homeschooling yang
waktu
pelajarannya
bisa
disesuaikan
dengan
kesibukannya.
Dalam
pergaulannya dengan sesama homeschooler maupun teman-teman di luar
homeschooling baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh subyek ketika ia
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, teman-teman dan tutor dalam
homeschooling membantunya sampai ia memahami materi yang kurang
dimengerti. Sedangkan di luar homeschooling, ia juga sering bertukar cerita
dengan teman-teman.
Dengan demikian, hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Gloria
(2009), yang menyatakan bahwa interaksi sosial pada subyek homeschooling
berkembang dengan baik. Hal ini tampak dari mudahnya subyek beradaptasi
dengan lingkungan dan memiliki cukup banyak teman bermain serta mampu
menyelesaikan masalah, baik dengan keluarga atau dengan teman-temannya.
Dengan demikian, penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dilakukan oleh Setiawati (2010) dan Molina (2006) yang menyatakan bahwa
kematangan sosial siswa homeschooling kurang memadai serta interaksi sosial
dengan teman sebaya pada dua orang subyek homeschooling kurang optimal.
Perbedaan ini kemungkinan karena adanya perbedaan waktu dan tempat
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari
penelitian
ini
tingkat
interaksi
sosial
remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas di Homeschooling Kak Seto
Semarang cenderung tinggi. Ini berarti tingkat interaksi sosial remaja
homeschooling menggunakan metode komunitas baik. Pada aspek komunikasi,
kemampuan berkomunikasi dengan tutor/guru, teman sebaya di dalam maupun
di luar homeschooling baik. Pada aspek sikap, kemampuan untuk menyatakan
rasa senang dan tidak senang, perilaku yang mengikuti rasa senang atau tidak
senang, serta penilaian terhadap objek baik.
Pada aspek tingkah laku
kelompok, kemampuan berperilaku dalam kebersamaan baik. Pada aspek norma
sosial, kemampuan mematuhi dan menghargai peraturan di dalam kelompok
baik.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kelemahan sehingga hasil penelitian jauh dari sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan yang dihadapi oleh penulis.
1. Keterbatasan kemampuan responden dalam memahami isi pernyataan serta
kejujuran untuk menjawab kuesioner yang diberikan, karena kemungkinan
kesalahan bisa saja terjadi sehingga analisis yang dihasilkan bisa kurang
akurat.
2. Ketika melakukan penelitian, HSKS sedang melakukan renovasi ruangan
sehingga saat wawancara menjadi kurang kondusif.
3. Penelitian ini dilaksanakan hanya pada homeschooling komunitas.
C. Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Lebih memperhatikan penyusunan alat ukur yang didasarkan pada
indikator alat ukur yang lebih spesifik. Penggunaan skala yang sudah
valid sangat membantu kualitas penelitian.
b. Penelitian bisa dikembangkan lagi, tidak hanya untuk metode komunitas
tetapi untuk metode tunggal dan majemuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Bagi Subyek Penelitian
Homeschooling Kak Seto Semarang perlu kiranya mempertahankan dan
meningkatkan proses pembelajaran yang bisa mendukung interaksi remaja
baik dengan sesama teman di dalam maupun di luar homeschooling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Molina, Yosi. (2006). Social Interaction With Peers Groups to Adolescent
Homeschooling : A Descriptive Study. Tersedia:
http://unimolly.multiply.com/journal/item/19/Interaksi_sosial_dengan
teman_sebaya_pada_remaja_yang_homeschooling (20 Februari 2011).
Sarwono, Sarlito. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiawati, Eka. (2010). Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya Pada
Anak Homeschooling dan Anak Sekolah Reguler. Tersedia:
http://etd.eprints.ums.ac.id/8099/1/F100050230.pdf (20 Februari
2011).
Setyowati, Holy. 2010. Homeschooling Creating The Best of Me. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
PT Refika Aditama.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
-----------. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S. 1992. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Trinanda, Andi. (2008). Pendidikan Homeschooling Sudah Adaptifkah
dengan Pendidikan di Indonesia. Tersedia:
http://trinanda.wordpress.com/2008/06/04/pendidikan-home
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
schooling-sudah-adaptifkah-dengan-pendidikan-di-indonesia/(20
Februari 2011).
Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.
http://www.sekolahrumah.com (10 Oktober 2010).
http://www.sumardiono.com (10 Oktober 2010).
http://www.pnfi.kemdiknas.go.id/artikel/20090915092455/Homeschooling-Model-Pengembangan-Sistem-Pendidikan.html (25 Oktober 2010).
http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja/ (07 April 2011)
http://st298237.sitekno.com/page/28197/program-pembelajaran.html
(05 Juli )2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KUESIONER DAN PEDOMAN
PERTANYAAN WAWANCARA
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
Identitas
Usia
:
Jenis kelamin :
Petunjuk Pengisian :
Lingkari jawaban yang sesuai dengan yang anda rasakan. Pilihan mulai angka 1 dimaknai
sangat tidak setuju sampai dengan 7 sangat setuju
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Pernyataan
Sangat
setuju
Saya terbiasa menyampaikan materi pelajaran dengan 1
2
presentasi
Saya sering bertukar informasi dengan teman sebaya di 1
2
sekitar rumah
Saya sering bermain dengan teman sebaya
1
2
Ketika ada teman kesulitan, saya hanya diam
1
2
Saya selalu kritis terhadap setiap informasi yang 1
2
diberikan
Saya dapat dengan mudah menerima materi pelajaran 1
2
yang diberikan oleh guru
Saya tidak pernah mengulang materi pelajaran yang 1
2
diberikan
Saya sering tidak mengerjakan tugas rumah yang 1
2
diberikan oleh guru
Saya sering menggunakan yahoo messenger untuk 1
2
berbincang materi dengan guru
Saya terbiasa bertukar informasi dengan teman lewat 1
2
telepon
Saya sering menggunakan facebook untuk ngobrol 1
2
dengan teman
Sms tidak membantu saya untuk berkomunikasi dengan 1
2
teman sekelas
Internet tidak membuat interaksi sosial meningkat
1
2
Saya mengangkat tangan ketika saya ingin bertanya 1
2
kepada guru
Saya selalu tersenyum ketika bertemu dengan guru atau 1
2
karyawan di lembaga homeschooling
Saya dan teman-teman selalu berjabat tangan ketika 1
2
bertemu
Menurut saya, memberikan apresiasi kepada teman 1
2
tidak
setuju-Sangat
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
3
3
4
4
4
5
5
5
6
6
6
7
7
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
3
4
5
6
7
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
dengan bertepuk tangan tidak penting
Saya tidak terbiasa melambaikan tangan saat akan
pulang terlebih dulu
Saya merasa senang bermain bersama teman
sekelompok
Saya suka mengerjakan tugas secara bersama-sama
Saya tidak senang bila mendapat teman baru
Saya tidak suka dengan teman yang banyak bicara
Saya tidak pernah bermain dengan teman sebaya di
sekitar rumah
Saya tidak pernah berkumpul dengan teman yang malas
Saya tidak peduli kegiatan yang dilakukan teman di
sekitar rumah
Menurut saya, sesi sharing baik dilakukan karena bisa
membuat saling mengenal satu sama lain
Menurut saya, ikut berorganisasi sangat baik
Menurut saya, sering bermain dengan teman sebaya di
sekitar rumah tidak baik
Menurut saya, memiliki teman lewat facebook atau
twitter tidak baik
Saya sering belajar bersama teman-teman
Saya sering bermain dengan teman di homeschooling
Saya sering mengikuti kegiatan sosial bersama temanteman
Saya terbiasa menyendiri ketika ada kegiatan di rumah
Saya sering menerima ajakan teman untuk membolos
pelajaran
Saya meniru cara belajar teman yang efektif
Saya memiliki kewajiban menjaga nama baik kelompok
Saya selalu belajar dari pengalaman
Kegiatan yang saya lakukan tidak mendukung tujuan
kelompok
Saya sudah terbiasa menyelesaikan segalanya sendiri
Saya menghargai aturan dan norma kelompok
Saya mengikuti aturan yang terdapat di dalam kelompok
Saya selalu mentaati setiap keputusan yang dibuat di
dalam kelompok
Saya terbiasa mendapatkan sanksi dari guru
Saya selalu merasa pendapat saya yang paling benar
Saya memiliki sikap toleran terhadap semua anggota
kelompok
Saya harus belajar dengan rajin agar tidak ketinggalan
materi
Setiap hari saya slalu menyapa teman, guru, maupun
karyawan di lembaga homeschooling
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
7
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
1
2
3
4
5
6
7
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
1
2
3
4
5
6
7
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
6
6
6
7
7
7
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
7
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
7
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
6
6
6
7
7
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
49
Ketika pendapat saya tidak diterima kelompok, saya 1
merasa tidak dihargai
Saya menerima saja ide yang diberikan teman, 1
meskipun saya tidak setuju
2
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
PEDOMAN PERTANYAAN WAWANCARA
1. Sudah berapa lama kamu mengikuti homeschooling?
2. Sebelum mengikuti homeschooling,
regular/formal?
apakah pernah
ikut
sekolah
3. Bila pernah, perbedaan apa yang kamu rasakan antara sekolah dengan
homeschooling dengan sekolah formal?
4. Setujukah kamu bila ada pernyataan bahwa anak yang mengikuti
homeschooling kurang dalam bersosialisasi? Alasannya apa?
5. Menurut kamu, bagaimana interaksi anak homeschooling dengan teman
sebaya baik dengan teman sesama homeschooling maupun di luar?
6. Menurut kamu, apakah proses komunikasi saat proses pembelajaran efektif
dan menyenangkan atau tidak?
7. Apakah yang kamu rasakan ketika bertemu dengan teman-teman, guru,
dan karyawan di homeschooling?
8. Perilaku teman sekelas apakah ada yang membuat kamu nyaman? Kalo
ada kenapa, kalo tidak kenapa?
9. Apakah di dalam kelompok mu terdapat norma sosial? Bagaimana norma
sosial tersebut dapat kamu lakukan di dalam setiap kegiatanmu?
10. Apakah teman-teman satu kelas saling memotivasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.955
N of Items
.957
50
Scale Statistics
Mean
285.20
Variance
Std. Deviation
381.200
N of Items
19.524
50
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item
Deleted
aitem1
279.23
367.702
.509
.
.955
aitem2
279.33
366.644
.443
.
.955
aitem3
278.43
372.392
.519
.
.955
aitem4
279.27
368.754
.451
.
.955
aitem5
279.73
371.995
.457
.
.955
aitem6
279.83
359.661
.522
.
.955
aitem7
279.20
364.579
.726
.
.954
aitem8
280.27
368.754
.451
.
.955
aitem9
280.03
366.723
.567
.
.954
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aitem10
280.17
362.420
.589
.
.954
aitem11
278.60
369.145
.617
.
.954
aitem12
280.20
364.579
.726
.
.954
aitem13
279.07
366.064
.523
.
.955
aitem14
280.20
360.303
.721
.
.954
aitem15
280.03
362.654
.678
.
.954
aitem16
280.00
367.724
.512
.
.955
aitem17
280.07
366.064
.523
.
.955
aitem18
280.33
355.471
.811
.
.953
aitem19
279.17
362.420
.589
.
.954
aitem20
279.20
360.303
.721
.
.954
aitem21
279.33
355.471
.811
.
.953
aitem22
279.87
365.844
.590
.
.954
aitem23
279.83
372.351
.357
.
.955
aitem24
278.87
365.844
.590
.
.954
aitem25
279.63
367.206
.483
.
.955
aitem26
279.70
360.493
.611
.
.954
aitem27
279.87
360.257
.601
.
.954
aitem28
279.87
365.292
.448
.
.955
aitem29
278.73
370.064
.492
.
.955
aitem30
279.83
366.626
.603
.
.954
aitem31
278.97
366.102
.523
.
.955
aitem32
279.00
363.931
.664
.
.954
aitem33
278.87
371.706
.436
.
.955
aitem34
279.77
370.944
.515
.
.955
aitem35
279.43
364.116
.454
.
.955
aitem36
279.07
370.409
.539
.
.955
aitem37
278.80
371.821
.417
.
.955
aitem38
278.97
370.171
.442
.
.955
aitem39
279.67
366.161
.458
.
.955
aitem40
280.00
369.862
.367
.
.955
aitem41
280.07
370.409
.539
.
.955
aitem42
279.70
366.976
.489
.
.955
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aitem43
279.90
367.886
.443
.
.955
aitem44
279.57
370.116
.413
.
.955
aitem45
279.70
370.010
.379
.
.955
aitem46
279.00
363.931
.664
.
.954
aitem47
278.97
366.102
.523
.
.955
aitem48
278.60
369.145
.617
.
.954
aitem49
278.80
367.890
.542
.
.954
aitem50
280.07
370.409
.539
.
.955
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.955
N of Items
.957
49
Scale Statistics
Mean
279.83
Variance
372.351
Std. Deviation
19.296
N of Items
49
Item-Total Statistics
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item
Deleted
aitem1
273.87
359.154
.503
.
.955
aitem2
273.97
358.240
.433
.
.955
aitem3
273.07
363.720
.515
.
.955
aitem4
273.90
359.955
.454
.
.955
aitem5
274.37
363.344
.452
.
.955
aitem6
274.47
350.878
.527
.
.955
aitem7
273.83
356.006
.722
.
.954
aitem8
274.90
359.955
.454
.
.955
aitem9
274.67
357.885
.573
.
.954
aitem10
274.80
353.614
.595
.
.954
aitem11
273.23
360.530
.612
.
.954
aitem12
274.83
356.006
.722
.
.954
aitem13
273.70
357.597
.515
.
.954
aitem14
274.83
351.730
.720
.
.953
aitem15
274.67
354.023
.678
.
.954
aitem16
274.63
358.930
.516
.
.954
aitem17
274.70
357.597
.515
.
.954
aitem18
274.97
347.068
.806
.
.953
aitem19
273.80
353.614
.595
.
.954
aitem20
273.83
351.730
.720
.
.953
aitem21
273.97
347.068
.806
.
.953
aitem22
274.50
357.155
.591
.
.954
aitem24
273.50
357.155
.591
.
.954
aitem25
274.27
358.754
.474
.
.955
aitem26
274.33
351.747
.615
.
.954
aitem27
274.50
351.431
.608
.
.954
aitem28
274.50
356.741
.444
.
.955
aitem29
273.37
361.551
.482
.
.955
aitem30
274.47
358.189
.592
.
.954
aitem31
273.60
357.421
.523
.
.954
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aitem32
273.63
355.068
.673
.
.954
aitem33
273.50
363.500
.410
.
.955
aitem34
274.40
362.317
.510
.
.955
aitem35
274.07
355.168
.463
.
.955
aitem36
273.70
361.734
.537
.
.954
aitem37
273.43
362.806
.430
.
.955
aitem38
273.60
361.145
.454
.
.955
aitem39
274.30
357.390
.461
.
.955
aitem40
274.63
361.275
.363
.
.955
aitem41
274.70
361.734
.537
.
.954
aitem42
274.33
358.023
.499
.
.955
aitem43
274.53
358.809
.457
.
.955
aitem44
274.20
361.407
.413
.
.955
aitem45
274.33
361.333
.377
.
.955
aitem46
273.63
355.068
.673
.
.954
aitem47
273.60
357.421
.523
.
.954
aitem48
273.23
360.530
.612
.
.954
aitem49
273.43
359.151
.544
.
.954
aitem50
274.70
361.734
.537
.
.954
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II
DATA INDUK PENELITIAN
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
no.res aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem9 aitem10 aitem11
1
3
5
6
6
4
5
5
2
1
5
7
2
4
5
7
7
6
7
2
6
3
5
2
3
6
5
7
5
7
6
4
4
4
6
6
4
2
7
7
1
6
4
2
4
6
6
6
5
1
3
1
7
7
4
3
7
1
7
1
6
3
4
7
7
5
6
6
6
1
1
7
7
6
1
2
7
1
7
1
7
7
2
2
8
3
4
5
7
3
5
5
3
4
4
3
9
3
2
6
4
4
5
4
5
1
3
6
10
4
4
6
6
4
4
5
5
1
4
6
11
1
2
2
7
7
4
7
7
4
4
7
12
4
5
4
6
5
6
4
5
2
5
2
13
5
7
5
7
1
6
6
7
1
2
5
14
3
3
6
6
3
4
6
7
1
2
6
15
1
1
2
7
3
5
3
3
4
5
7
16
4
1
3
7
5
2
7
2
5
2
6
17
6
3
7
7
7
7
7
7
7
7
7
18
3
7
7
7
3
4
6
7
3
5
4
19
4
1
7
7
7
6
1
6
1
7
1
20
3
3
4
7
4
4
1
4
1
7
7
21
3
5
6
7
5
4
5
5
3
6
2
22
1
1
5
7
6
3
3
7
1
1
1
23
4
4
4
6
5
4
4
5
1
6
4
24
3
2
3
6
6
4
2
1
1
2
5
25
1
1
7
7
2
4
7
7
1
7
7
26
1
4
7
7
4
3
5
7
1
7
4
27
6
3
7
7
5
6
4
5
1
3
4
aitem12 aitem13
7
6
7
4
4
7
5
2
7
7
7
7
6
1
7
6
6
5
6
7
3
7
4
5
5
7
7
6
6
1
5
6
7
7
7
7
7
1
7
6
3
6
7
7
6
5
7
6
7
5
6
6
5
7
69
aitem14 aitem15
1
6
5
4
6
6
6
6
4
7
3
7
7
7
4
5
6
6
2
3
7
7
6
4
5
6
6
5
7
7
5
6
7
7
5
5
7
7
6
6
6
7
5
6
4
4
3
5
7
7
3
4
7
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aitem16
2
3
5
7
2
3
6
7
2
2
4
4
4
4
3
7
7
4
7
4
4
1
3
3
1
4
4
70
aitem17 aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26 aitem27 aitem28 aitem29 aitem30
3
2
7
4
7
6
7
2
3
7
7
7
7
5
5
3
6
7
7
5
7
2
7
7
6
6
6
4
7
4
7
6
6
4
4
2
4
7
7
5
4
6
1
6
6
5
1
2
6
6
5
6
6
6
2
4
7
7
1
1
7
1
1
3
1
7
4
3
7
1
7
7
7
7
7
4
6
5
5
7
6
6
6
4
1
1
2
7
7
1
1
1
2
7
7
7
1
7
6
4
7
6
6
2
4
4
5
5
6
4
4
6
2
3
5
5
6
4
6
5
4
4
4
5
6
4
6
4
4
5
7
5
7
6
5
4
4
6
7
3
7
2
5
1
7
2
1
2
1
6
6
1
4
5
5
3
5
4
5
4
6
5
4
6
5
5
2
4
6
5
5
5
6
3
6
1
7
6
7
6
5
5
3
4
3
2
7
1
3
5
6
6
5
5
6
4
2
6
3
5
4
5
4
3
3
3
5
5
7
3
6
5
4
6
7
5
3
7
5
4
7
6
7
7
7
1
7
7
7
1
7
7
7
7
7
7
7
7
5
3
7
7
7
7
7
4
6
2
6
7
7
4
4
7
7
7
7
2
1
4
7
7
7
7
4
5
3
6
7
6
6
6
4
6
2
7
4
6
5
5
7
6
7
5
7
7
6
4
7
7
7
7
3
7
4
4
5
5
7
1
2
7
2
6
4
6
5
1
4
4
4
5
6
4
6
4
4
4
4
5
6
5
2
2
5
5
6
4
2
6
2
5
4
6
7
2
7
7
7
7
7
7
1
1
7
7
7
1
7
7
4
5
7
4
4
4
5
4
4
7
7
4
4
4
4
2
7
7
2
1
1
4
4
7
7
7
4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
aitm31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38 aitem39 aitem40 aitem41 aitem42 aitem43 aitem44
6
5
2
6
6
6
4
6
7
5
2
2
7
7
3
6
4
6
3
5
5
4
2
5
3
6
7
4
6
7
7
7
7
7
6
5
3
6
6
5
5
3
6
6
2
4
6
6
6
3
2
7
6
7
2
3
1
3
1
1
3
1
7
1
1
7
3
2
1
4
5
5
7
6
7
7
6
6
2
7
7
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
5
6
5
4
4
6
5
6
5
7
6
4
6
6
5
3
2
6
3
4
4
5
3
5
5
5
5
5
4
4
5
6
5
4
6
6
5
4
4
4
5
5
1
4
7
7
5
5
7
7
1
7
7
7
7
7
4
4
3
5
5
4
6
4
2
6
6
5
4
5
6
5
7
6
6
7
7
7
7
7
7
6
6
7
6
4
5
6
7
4
6
5
7
5
4
6
7
7
4
3
5
5
4
4
4
6
4
5
6
4
6
3
3
5
6
7
6
7
7
6
4
5
6
7
7
5
7
4
7
5
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
4
7
7
6
7
5
6
6
7
7
6
7
7
5
5
1
7
7
7
7
4
7
7
7
7
7
4
4
4
7
1
4
6
5
4
6
6
6
7
4
4
7
7
6
7
5
5
6
5
3
6
4
5
7
7
5
4
3
7
1
1
6
7
2
1
1
4
7
4
5
4
4
7
4
4
5
4
3
4
4
3
4
4
2
5
2
3
6
3
7
2
6
6
5
6
6
2
7
7
7
7
7
7
7
5
2
7
1
7
7
7
4
4
4
7
7
7
7
4
1
7
7
7
1
1
5
7
5
4
7
6
7
5
4
5
5
5
1
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aitem45 aitem46 aitem47 aitem48 aitem49 jumlah
3
5
7
3
2
236
7
7
5
7
2
246
6
7
7
2
4
267
7
6
5
6
2
231
5
1
7
1
1
171
7
6
6
3
5
274
7
7
7
1
7
249
4
6
5
4
6
244
5
4
4
5
5
214
4
5
4
5
5
232
7
7
7
4
4
238
5
6
3
5
5
221
7
7
6
3
6
272
4
7
4
6
4
239
6
7
6
4
1
210
6
5
7
6
3
260
7
7
7
3
7
317
6
7
5
7
5
282
7
7
6
1
1
257
4
7
5
4
2
237
4
6
7
7
3
271
4
5
4
5
7
199
4
6
4
4
6
217
5
6
2
5
5
201
7
7
7
7
1
272
7
7
4
4
4
234
3
7
4
1
7
233
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III
RUMUS PERHITUNGAN DATA SECARA TEORITIS DAN
PENGKATEGORIAN SUBYEK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Rumus Perhitungan tabel 5.5:
B. Rumus perhitungan pengkategorian subyek:
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV
TABEL PENGKATEGORISASIAN
BERDASARKAN INTERAKSI SOSIAL, ASPEK
KOMUNIKASI, ASPEK SIKAP, ASPEK
TINGKAH LAKU KELOMPOK, DAN ASPEK
NORMA SOSIAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Tabel Hasil Pengkategorian Interaksi Sosial
Kategori
Perhitungan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
B. Tabel Hasil Pengkategorian Aspek Komunikasi
Kategori
Perhitungan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
C. Tabel Hasil Pengkategorian Aspek Sikap
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Perhitungan
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Tabel Hasil Pengkategorian Aspek Tingkah Laku Kelompok
Kategori
Perhitungan
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
E.
Tabel Hasil Pengkategorian Aspek Norma Sosial
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Perhitungan
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V
TABEL DESKRIPSI PENGKATEGORISASIAN
SUBYEK BERDASARKAN INTERAKSI SOSIAL,
ASPEK KOMUNIKASI, ASPEK SIKAP, ASPEK
TINGKAH LAKU KELOMPOK, DAN ASPEK
NORMA SOSIAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.
76
Tabel Deskripsi Pengkategorian Subyek Berdasarkan Interaksi
Sosial
No.
responden
Jumlah
Keterangan
1
236
Tinggi
2
246
Tinggi
3
267
Tinggi
4
231
Tinggi
5
171
Sedang
6
274
Tinggi
7
249
Tinggi
8
244
Tinggi
9
214
Sedang
10
232
Tinggi
11
238
Tinggi
12
221
Tinggi
13
272
Tinggi
14
239
Tinggi
15
210
Sedang
16
260
Tinggi
17
317
Tinggi
18
282
Tinggi
19
257
Tinggi
20
237
Tinggi
21
271
Tinggi
22
199
Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.
23
217
Sedang
24
201
Sedang
25
272
Tinggi
26
234
Tinggi
27
233
Tinggi
Tabel Deskripsi Pengkategorian Subyek Aspek Komunikasi
No.
responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jumlah
76
85
99
84
83
94
72
85
73
79
89
79
90
82
73
84
115
Keterangan
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
C.
92
88
83
90
70
77
63
92
82
87
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tabel Deskripsi Pengkategorian Subyek Aspek Sikap
No.
responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
64
66
56
51
36
66
43
53
54
60
36
51
Keterangan
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
D.
57
49
47
61
71
67
60
59
67
50
52
52
59
54
51
79
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tabel Deskripsi Pengkategorian Subyek Aspek Tingkah Laku
Kelompok
No.
responden
1
2
3
4
5
Jumlah
53
42
61
45
20
Keterangan
Tinggi
Sedang
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
55
70
52
39
48
49
41
63
54
42
58
65
59
55
46
58
37
45
38
63
49
54
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E.
Tabel Deskripsi Pengkategorian Subyek Aspek Norma Sosial
No.
responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Jumlah
43
53
51
51
32
59
64
54
48
45
64
50
62
54
48
57
66
64
54
49
56
42
43
Keterangan
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sedang
Sedang
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
25
26
27
48
58
49
41
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Daftar Riwayat Hidup
PERSONAL DATA
Name
: Citra Kusumawardhani
Place and Date of birth
: Palembang, 16th 1990
Address
: Jl. Pringgodani Gg. Bambang Tetuko No. 9 RT
21/08,
Yogyakarta
Gender
: Female
Marital Status
: Single
Religion
: Christiani
Hobbies
: Sport, Singing, Travelling
Nationality
: Indonesian
EDUCATION
1995-2001
Elementary High School Budi Mulia Bogor.
2001-2004
Junior High School Negeri 9 Denpasar.
2004-2007
Senior High School PSKD 7 Depok.
2007-2011
Sanata Dharma University Yogyakarta.
INFORMAL EDUCATION
2007
Studium Generale “More Time More Money”
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
2008
Sarasehan Hari Bumi “Healing The World Is
Possible” Komunitas Cinta Bumi.
2008
Workshop Pengelolaan Sampah Mapasadha.
2008
Pelatihan Asisten Fasilitator Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2010
Pelatihan Asisten Fasilitator Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2010
Peserta Pelatihan English Club Pendidikan
Akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
ORGANIZATIONAL EXPERIENCES
2008
Wakil Ketua II Himpunan Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi dan Ekonomi.
2008
Sie. Acara Olimpiade Ekonomi-Akuntansi antar
Siswa SMA se-DIY dan Jawa Tengah.
2008
Sie. Humas dan Publikasi Studium Generale
HIMAPENSI.
2008
Sie. Humas dan Publikasi Seminar Ilmiah
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2009
Pendamping Kelompok Inisiasi Mahasiswa Baru
Keguruan.
2009-2010
Asisten Fasilitator Pelatihan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Download