1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan demineralisasi
progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar (Angela, 2005).
Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan
mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan, proses tumbuh
kembang bahkan masa depan mereka. Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah
gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi (Zatnika, 2013).
Karies gigi terbentuk karena adanya interaksi yang kompleks antara produksi
asam oleh bakteri, karbohidrat terfermentasi, dan faktor host yaitu gigi dan saliva
(Selwitz dkk., 2007). Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain.
Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat (misalnya sukrosa) dan
menghasilkan asam, sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3
menit sampai pH 4,5-5,0. Jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus menerus
maka akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi. Kondisi asam
seperti ini sangat disukai oleh Streptococcus mutans dan Lactobacillus spp. yang
merupakan mikroorganisme penyebab utama dalam proses terjadinya karies
(Diyatri dkk., 2005).
Lactobacillus merupakan bakteri normal yang ada di rongga mulut, saluran
pencernaan, dan vagina. Strain bakteri yang paling banyak terisolasi di dalam
rongga mulut adalah Lactobacillus casei (L. casei), Lactobacillus paracasei (L.
paracasei), Lactobacillus plantarum (L. plantarum), Lactobacillus rhamnosus (L.
1
2
rhamnosus), Lactobacillus fermentum (L. fermentum), Lactobacillus acidophilus
(L. acidophilus), dan Lactobacillus salivarius (L. salivarius) (Hasslof, 2013).
Jumlah Lactobacillus di dalam saliva berhubungan dengan karies gigi, semakin
tinggi indeks DMF, semakin tinggi pula jumlah Lactobacillus yang terhitung
(Badet dan Thebaud, 2008).
Rongga mulut merupakan habitat yang ideal untuk Lactobacillus karena
menyediakan suasana asam dengan banyak sumber makanan manis (terutama
mengandung glukosa/sukrosa). Bakteri Lactobacillus menghasilkan asam laktat
dari fermentasi karbohidrat (Badet dan Thebaud, 2008). Asam laktat hasil
fermentasi karbohidrat dapat menyebabkan demineralisasi enamel dan terjadinya
karies gigi. Lesi karies terbentuk karena terlarutnya ion kalsium dan fosfat yang
ada pada enamel (Marsh dan Martin, 2000).
Upaya pencegahan karies yang dilakukan oleh masyarakat salah satunya
adalah dengan menggunakan obat kumur. Obat kumur yang terbaik saat ini adalah
obat kumur yang mengandung khlorheksidin sebagai bahan yang dapat
mengurangi terjadinya pembentukan plak. Namun penggunaan khlorheksidin
dapat menimbulkan efek samping berupa stain, perubahan rasa (kecap logam),
iritasi mukosa dan rasa obat yang pahit (Sibagariang, 2008).
Tanaman dari alam telah banyak dipilih untuk membantu meningkatkan
kesehatan manusia. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan
bahan aktif dari tanaman sebagai bahan perawatan terapeutik (Seenivasan dkk.,
2006). Air rebusan daun sirih (Piper betle L) yang digunakan sebagai obat kumur
dapat mencegah gigi berlubang, bau nafas, dan sariawan (Moeljanto, 2003).
3
Bagian-bagian dari tanaman sirih seperti akar, biji, dan daun berpotensi untuk
pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan untuk pengobatan adalah
bagian daunnya (Suliantari dkk., 2008). Terdapat berbagai macam daun sirih
diantaranya sirih hijau, sirih kuning, sirih kaki merpati dan sirih merah
(Moeljanto, 2003).
Sirih merah merupakan suatu tanaman hias yang mempunyai banyak
kegunaan medis. Sirih merah digunakan secara tradisional sebagai antiseptik,
antidiabetik, anti kanker, dan untuk menyembuhkan berbagai infeksi penyakit
(Adnan dkk., 2011). Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak sirih merah
dengan
konsentrasi
Staphylococcus
25%
dapat
menghambat
aureus (S. aureus) dan
perkembangan
bakteri
dengan konsentrasi 6,25% mampu
menghambat bakteri Escherichia coli (E. coli). Zat aktif yang diduga bersifat
antibakteri yaitu alkaloid, tanin dan minyak atsiri (Juliantina dkk., 2009).
Selain sirih merah, sirih kuning juga berpotensi memiliki efek antibakteri.
Penelitian mengenai efek antibakteri daun sirih kuning pernah dilakukan oleh
Harapini dkk. (1996) yang menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih kuning pada
dosis 20% dapat menghambat bakteri E. coli dan S. aureus menyamai diameter
hambat antibiotik. Sedangkan untuk bakteri Klabseilla, Salmonella, dan
Posteurella pada dosis 5% sudah menunjukkan daya hambat yang hampir sama
dengan antibiotik yang digunakan. Aktivitas minyak atsiri daun sirih kuning
terhadap kelima jenis bakteri yang digunakan terlihat paling efektif menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella. Sedangkan terhadap keempat jenis bakteri
lainnya menunjukkan aktivitas yang tidak berbeda nyata. Ekstrak daun sirih
4
kuning menunjukkan kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibandingkan
dengan daun sirih hijau.
B. Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan daya hambat air rebusan daun sirih merah dan
daun sirih kuning terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus spp.?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian daya antibakteri daun sirih merah pernah dilakukan oleh Juliantina
dkk. (2009) yang menunjukkan bahwa daun sirih merah terbukti memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Penelitian aktivitas antibakteri daun sirih kuning pernah dilakukan oleh Harapini
dkk. (1996) yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S.
aureus, Klabseilla, Salmonella, dan Posteurella. Berdasarkan pencarian sumber
sebelumnya, penelitian tentang perbedaan daya hambat air rebusan daun sirih
merah dan daun sirih kuning terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus spp.
belum pernah dilakukan.
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan daya hambat air rebusan daun sirih merah dan daun
sirih kuning terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus spp.
5
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Menambah informasi tentang pemanfaatan daun sirih yang bisa dijadikan
pengobatan alternatif untuk mencegah karies gigi.
2.
Mampu memberikan informasi tentang perbedaan pengaruh antara air
rebusan daun sirih merah dengan daun sirih kuning terhadap bakteri
Lactobacillus spp. yang diharapkan bisa dikembangkan dalam produk herbal
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Download