Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa PENDIDIKAN DASAR: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Suryanti Ketua Umum Himpunan Dosen PGSDI PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya E-mail : [email protected] Abstrak Kualitas pendidikan memepengaruhi kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan pendidikan selalu menjadi perhatian serius di berbagai negara, tidak terkecuali negara Indonesia. Indonesia mempunyai pekerjaan rumah untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan merata. Kualitas pendidikan Indonesia masih rendah dengan adanya fakta menunjukkan bahwa nilai PISA siswa-siswi Indonesia masih rendah dibarengi dengan rendahnya nilai UKG di Indonesia. Pendidikan di Indonesia juga masih rendah dengan masih banyaknya siswa yang belum sekolah bahkan putus sekolah disertai dengan fasilitas sekolah yang belum memadai. Melihat fenomena tersebut terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi dalam sistem dan pelaksanaan pendidikan di Indonesia, diantaranya yaitu dengan meningkatkan kualiatas pembelajaran yang bermakna dan kontekstual yang memberikan pengalaman kepada siswa dengan pengetahuan yang menggunakan analisis, logika, dan argumentasi. Selain itu juga dengan mengembangkan keterampilan 4C (critical thinking, creative, communication, dan collaboration). Guru juga harus mampu berpikir jauh ke depan dan mengembangkan diri melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan baik secara mandiri maupun institusional. Dalam pemerataan pendidikan, Indonesia menyelenggarakan program pengiriman sarjana pendidikan ke daerah-daerah dan pelosok seperti halnya SM-3T, Jatim Mengajar, dan lain sebagainya. Kata Kunci: Pendidikan, Harapan, Kenyataan masyarakat di belahan dunia manapun sebagai PENDAHULUAN Indonesia tampaknya masih mempunyai usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan akan pekerjaan rumah yang cukup berat berkenaan pendidikan yang semakin terasa dari tahun ke dengan pendidikan. Penyelenggaraan pendidi- tahun. kan ini erat kaitannya dengan tujuan bangsa memposisikan proses pembelajaran sesuai Indonesia seperti yang tercantum dalam dengan harapan masyarakat menjadi sorotan pembukaan UUD 1945 yaitu untuk dapat tersendiri. Namun dalam realitas pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, kita masih dihadapkan dengan banyak kendala menurut undang-Undang Sistem Pendidikan dan permasalahan tanah air. Nasional No. 20 tahun 2003 menyebutkan Perhatian Ada beberapa tentang bagaimana indikasi yang bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia merata, berkualitas, dengan manajemen yang masih jauh dari yang dicita-citakan dan relevan dan efisien untuk dapat menghadapi diamanatkan oleh undang-undang. Apalagi jika tantangan lokal, nasional, dan global di masa dibandingkan dengan negara lain di dunia. yang akan datang. Pendidikan diyakini sebagai Berdasarkan proses Education for All Global Monitoring Report yang dilakukan oleh sebagian laporan tahunan UNESCO 1 ISBN 978-602-70471-2-9 2012, kualitas pendidikan Indonesia berada di negara ASEAN pun berada di peringkat atas dan peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh mengungguli Indonesia, seperti Vietnam dan dunia. Thailand. Selain Perkembangan itu berdasarkan Pendidikan Indeks (Education Kualiatas pendidikan erat kaitannya Develoment Index, EDI) tahun 2011 Indonesia dengan kualitas guru. Guru merupakan ujung berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara tombak dalam proses pembelajaran (Idris: (prestasi-iief.org: 2013). Adapun indikator 2014). Dimana peningkatan kualitas pendidikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dimulai dengan peningkatan kualitas gurunya diantaranya yaitu rendahnya nilai PISA siswa- terlebih dahulu. Guru yang berkualitas dan siswi Indonesia, kualitas guru yang masih profesional akan dapat menjadi fasilitator rendah dilihat dari nilai UKG, keterbatasan pendidikan yang hebat. Salah satu indikator akses pendidikan, fasilitas di banyak sekolah kuliatas guru dapat dilihat dari hasil nilai UKG. yang tidak memadai, serta banyaknya kasus Dari laman slideshare.net/vinaserevina1 (2015) putus sekolah atau bahkan tidak sekolah didapatkan data bahwa rata-rata hasil UKG dikarenakan berbagai faktor. nasional tahun 2012 – 2014 adalah 47,8. Salah satu indikator bahwa kualitas Sedangkan pada tahun 2015 pada laman pendidikan masih tertinggal dari negara lain kemdikbud.go.id/main (2016) disebutkan rata- adalah hasil nilai PISA siswa Indonesia yang rata nasional hasil UKG pada dua bidang masih rendah. Seperti yang dilansir oleh pedagogik dan profesional sebesar 53,02. Organisation for Economic Co-operation and Kompetensi yang dinilai dalam UKG ini Develompent (OECD) tentang hasil tes dan meliputi kompetensi kepribadian, profesional, survey PISA pada tahun 2015 yang baru dirilis pedagogik, dan sosial. Apabila hasil uji pada bulan Desember 2016 menyatakan bahwa kompetensi guru tertera seperti data tersebut rata-rata skor pencapaian siswa-siswi Indonesia maka dapat dimungkinkan pendidikan menjadi untuk bidang sains, membaca, dan matematika diragukan kualitasnya. Karena hasil UKG yang berturut-turut berada pada peringkat 62, 61, dan rendah menjadi salah satu indikator bahwa 63 dari 72 negara. Tercatat bahwa negara kualitas guru juga rendah yang berakibat pada tetangga, Singapura, menjuarai semua aspek rendahnya kualitas pendidikan. dan indikator menimbulkan penilaian. ini bagi tentu Amanat bangsa pada pendidikan negara selanjutnya yaitu penyelenggaraan pendidikan Indonesia tentang daya saing sumber daya yang merata. Pendidikan di Indonesia masih manusia ke depannya. Ditambah lagi, beberapa belum sepenuhnya merata. Data menunjukkan 2 kekhawatiran Hal Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa bahwa lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak itu, sejak tahun 2015 Indonesia telah memasuki dapat melanjutkan sekolah (kompas.com: era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang 2012). Selain itu, masih banyak sekolah yang sangat memungkinkan terjadinya persaingan belum memiliki fasilitas sekolah yang memadai bebas, sehingga SDM dari negara lain di Asia seperti halnya di daerah 3T (Terdepan, mempunyai akses yang sama besarnya dengan Tertinggal, dan Terluar). SDM dalam negeri sendiri. Dari uraian tersebut diatas, dapat Tingkat pendidikan angkatan kerja diketahui bahwa pendidikan di Indonesia masih (SDM) di Indonesia yang ada masih relatif jauh dari harapan. Rendahnya kualitas dan rendah. Indonesia dalam kancah persaingan belum meratanya pendidikan menjadi salah satu global menurut World Competitiveness Report penyebab dari rendahnya pendidikan di menempati urutan ke-45 dari seluruh negara Indonesia di mata dunia. Perlu adanya diskusi yang diteliti, jauh di bawah singapura yang dan pembahasan lebih lanjut mengenai sebab berada di urutan ke-8, Malaysia di urutan ke-34, dan solusi yang dapat dilakukan untuk dapat Cina di urutan ke-35, Filipina di urutan ke-38, mengatasi masalah pendidikan ini, terutama dan Thailand di urutan ke-40 (kompasina.com: pada pendidikan dasar. 2013). Kondisi yang demikian tentunya menjadi sebuah pekerjaan rumah yang cukup berat bagi PEMBAHASAN bangsa untuk dapat melahirkan SDM yang Pendidikan mempunyai peranan yang mumpuni dan ahli untuk dapat sangat penting dalam pembentukan dan mempertahankan dan meningkatkan harkat dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). martabat negara, sehingga tidak akan menjual Walaupun pada dasarnya pendidikan bukanlah diri dengan menjual Sumber Daya Alam (SDA) cara satu-satunya dalam pembentukan dan dengan SDM yang dibayar murah. pengembangan SDM, namun sejauh ini Negara Indonesia mempunyai harapan pendidikan formal (sekolah) masih dipandang yang besar terhadap pendidikan melalui sebagai sarana dan wahana utama yang Pembukaan Undang-undang 1945 dan UU sistematis untuk Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Amanat tersebut mengembangkan tentunya erat kaitannya dengan meningkatkan dan berjenjang menyelenggarakan dan kemampuan keterampilan dan individu. dan mengembangkan kemampuan SDM di Terlebih lagi dewasa ini telah memasuki era Indonesia. global dimana terjadi persaingan yang sangat pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata ketat di berbagai bidang, termasuk SDM. Selain berkualitas dan merata. Hal ini dapat dilihat dari Namun pada kenyataannya, 3 ISBN 978-602-70471-2-9 beberapa indikator, diantaranya yaitu seperti sedangkan tersebut dalam paparan sebelumnya bahwa nilai meningkat satu poin dari 396 menjadi 397. hasil PISA terbaru Indonesia masih sangat Peningkatan tersebut berhasil mengangkat rendah pada tiga ranah penilaian, nilai UKG Indonesia 6 posisi ke atas bila dibandingkan guru yang masih sangat rendah, minimnya posisi peringkat kedua pada tahun sebelumnya. fasilitas yang dimiliki sekolah untuk dapat Walaupun mengalami peningkatan, Indonesia menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, masih menempati peringkat rendah. Rata-rata serta belum meratanya pendidikan di Indonesia skor Indonesia berada di peringkat 62 untuk termasuk banyak siswa yang mengalami putus sains, 61 untuk membaca, dan 63 untuk sekolah. Berikut akan dibahas mengenai kondisi matematika dari 72 negara peserta PISA. Hal ini pendidikan di Indonesia saat ini. menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat a. untuk dapat meningkatkan ranking Indonesia Nilai PISA Siswa Indonesia Rendah Programme for International Students Assessment (PISA) merupakan sistem ujian pada kompetensi PISA sebagai membaca salah satu hanya wujud meningkatnya mutu pendidikan ke depannya. bagi siswa yang diinisiasi oleh Organisation for Peningkatan pengetahuan (membaca, Economic Cooperation and Development sains, dan matematika) siswa ini dapat (OECD) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dilakukan dengan berbagai cara. Terdapat tiga di seluruh dunia. PISA dilakukan setiap tiga aspek penting tahun sekali. Peserta PISA setiap tahun peningkatan literasi sains menurut hasil riset diselenggrakannnya meningkat. Pada tahun tahunan, yaitu 1) Aspek peranan sekolah. Nilai 2015 terdapat 72 negara yang tercatat mengikuti sains siswa dalam sekolah yang dikelola oleh ujian ini. Terdapat tiga kompetensi yang kepala sekolah yang menjalankan kewajibannya diujikan dalam tes ini, yaitu kompetensi atas membaca, matematika, dan sains. Terdapat mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai PISA Indonesia pada tiga dengan sekolah yang mengeluhkan kekurangan kompetensi tersebut. Menurut data dari Badan materi. 2) Aspek sekolah, siswa Indonesia yang Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bersekolah negeri mencatat nilai 16 poin lebih Kemdikbud bahwa peningkatan terbesar dari tinggi di bidang kompetensi sains dibandingkan tahun 2012 dan tahun 2015 terlihat pada ketiga siswa di sekolah swasta. 3) Aspek latar belakang kompetensi. Pada kompetensi sains dari 382 sosial ekonomi, 1 dari 4 rsponden sampel PISA poin menjadi 403 poin, pada kompetensi Indonesia matematika dari 375 poin menjadi 386 poin, 4 tata yang berpengaruh dalam kelola memiliki sekolah orang dengan tua baik, dengan Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa pendidikan hanya tamat SD atau tidak tamat ujian-ujian. Lebih dari itu, siswa harus SD. dipersiapkan sejak awal untuk dapat Mulis dalam Qoni’ah (2017) menyatakan menghadapi permasalahan yang kontekstual bahwa salah satu faktor rendahnya nilai siswa dan yang menggunakan analisis, argumentasi, Indonesia dalam PISA yaitu karena siswa dan logika. Salah satu hal yang bisa diperhatikan Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan soal-soal penalaran, kualitas pendidikan tersebut adalah dengan dalam membekali siswa dengan kemampuan yang menyelesaikannya. Dimana semua itu adalah dibutuhkan, seperti diantaranya yaitu creative, karakteristik dari soal-soal PISA. Jika kita critical bandingkan dengan soal UN di Indonesia, soal- collaboration. Kreatif (creative) merupakan soal tersebut masih dominan untuk mengukur bentuk aspek pengetahuan dalam ranah menghafal dan melakukan perbaruan atau menciptakan atau mengaplikasikan rumus. Begitupun soal-soal juga mengembangkan sesuatu yang bermakna atau pembelajaran di dalam kelas. Guru hanya dan bermanfaat (Mednick: 1962). Pembelajaran menyampaikan definisi dan menyelesaikan di kelas harus mengakomodir kemampuan permasalahan yang tidak jauh dari ranah tersebut yaitu yang bisa membuat perubahan menghafal baik definisi maupun angka. siswa dari yang hanya bisa mendeskripsikan Kualitas soal UN pada IPA dan Matematika menjadi bisa menciptakan, responsif, serta ditinjau dari keterampilan berpikir masih belum terbuka. kontekstual, argumentasi dan logika kreatifitas thinking, dari communication, dan kemampuan berpikir untuk optimal sebagaimana dengan kebutuhan siswa Berpikir Kritis (critical thinking) masuk yang disiapkan untuk menghadapi persaingan dalam high order thinking skill (HOTS) dimana akademik di tingkat global (Qoni’ah: 2017). Dia mengarah pada berpikir reflektif yang berfokus juga menyebutkan bahwa menurut hasi pada hal-hal tertentu untuk memutuskan apa penelitian, jumlah pertanyaan dalam soal-soal yang harus dilakukan atau diungkapkan (Ennis: ujian di beberapa negara masih sedikit yang 1991). Berpikir kritis akan dapat membiasakan menuntut kategori proses kognitif menganalisis, diri siswa dalam menyusun, mengungkapkan, mengevaluasi, dan mencipta ataupun berpikir menganalisa, kritis dan kreatif. Sangat berbeda dengan soal permasalahan kontekstual. Pembelajaran yang PISA yang menggunakan aspek-aspek tersebut. dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis Hal ini bisa diatasi dengan cara ini tentunya tidak hanya mengacu pada bacaan meningkatkan tingkat soal yang dipakai dalam siswa atau guru di kelas, namun pembelajaran serta menyelesaikan 5 ISBN 978-602-70471-2-9 kontekstual sangat disarankan bahkan anggota kelompok sehingga dapat menambah pemberian isu-isu global dapat dihadirkan untuk dan melengkapi ide gagasan antar anggota didiskusikan dalam kelompok. yang kemudian dapat diaplikasikan dalam bentuk permasalahan (soal). Harapannya dengan pembelajaran model demikian, siswa dapat memiliki kapasitas untuk Komunikasi (Communication) merupa- mengidentifikasi, memahami, dan terlibat kan pertukaran informasi antar individu yang dalam konten yang bermakna. Ketika siswa terlibat (dua atau lebih) yang melibatkan memiliki kemampuan tersebut memungkin vocalising, mendengarkan, siswa untuk berpikir secara logika dan kritis mengekspresikan, pemahaman, keterampilan dalam menafsirkan dan menganalisa situasi baik soal, membaca, menulis, dan menggunakan dalam soal-soal ujian maupun situasi sehari-hari isyarat, (pisaindonesia.wordpress. berbicara, ekspresi wajah, dan simbol com). Anak (International Communication Project: 2014). diberikan kebebasan untuk mengembangkan Jika dilakukan dan mengeksplorasi dirinya. Seperti yang pengembangan kemampuan berkomunikasi disampaikan oleh Holt (2012) bahwa anak yang maksimal, siswa akan lebih mampu dalam diberikan akses yang cukup terhadap dunia mengungkapkan dan berargumentasi dalam sekitarnya agar mereka tahu apa yang mereka penyelesaian masalah. Siswa juga akan lebih butuhkan menuju dunia yang mereka inginkan terampil dalam menggunakan segala macam secara menyeluruh. Hal ini dapat diwujudkan informasi yang disajikan dalam mengambil salah satunya dengan memberikan stimulus kesimpulan dan penyelesaian. secara terus menerus agar anak gemar dalam pembelajarannya Kolaborasi (Collaboration) merupakan adanya saling keterlibatan peserta dalam upaya membaca, mencari yang mereka sukai dan inginkan untuk diketahui. terkoordinasi untuk memecahkan masalah bersama-sama (Lai: 2011). Pembelajaran yang didalamnya Nilai Hasil UKG Guru Rendah mengembangkan Guru merupakan salah satu komponen kemampuan kolaborasi tentunya akan berusaha yang sangat penting dalam pendidikan. Dalam membuat peserta didik berkelompok dalam proses pendidikan guru berada di garda terdepan menyelesaikan permasalahan. Permasalahan yang berhadapan dengan peserta didik. Pada yang diberikan kepada siswa juga permasalahan dasarnya menjadi guru diperlukan keterampilan yang menimbulkan munculnya ide atau yang gagasan-gagasan baru dari masing-masing melahirkan manusia atau individu yang matang 6 berusaha b. memungkinkan guru untuk dapat Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa secara lahir dan batin melalui pendidikan yang berbeda, tidak mau keluar dari zona formal. Namun, saat ini faktanya rekruitmen nyaman, dan gagap teknologi. guru kebanyakan hanya mementingkan aspek formal dan tingkat pendidikan dengan mengesampingkan kompetensi keguruannya. Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui pendidikan kilat, bimbingan teknis, maupun workshop (lokakarya). Pada Salah satu instrumen penilaian nasional hakikatnya, bagi para calon pendidik pun untuk guru yaitu adanya Uji Kompetensi Guru memerlukan adanya proses penggemblengan (UKG). UKG dilaksanakan untuk melihat dalam kecakapan ilmu pendidikan yang kompetensi seorang guru dalam empat ranah mendalam melalui sekolah guru berasrama, tak yaitu cukup dengan bekal kesarjanaan di berbagai kompetensi akademik, pedagogik, kompetensi kompetensi institusional, dan disiplin ilmu. Selain itu, dalam upaya kompetensi profesi. Kompetensi pedagogik meningkatkan profesionalitas adalah integrasi pengajaran ke dalam proses pemerintah pembelajaran. Kompetensi profesional adalah sertifikasi kompetensi dasar bidang studi sesuai kualifikasi kesejahteraanya akademik guru (tribunnews.com: 2013). memberikan solusi terhadap persoalan dunia yaitu guru dengan untuk yang guru oleh mengadakan meningkatkan diharapkan dapat Rata-rata nasional hasil UKG tahun 2015 pendidikan untuk dapat meningkatkan kualitas pada kedua bidang kompetensi seperti yang pembelajaran dan mutu pendidikan di era global dirilis oleh Kemdikbud yaitu 53,02. Dijen GTK sekarang ini (kompasiana.com: 2012). Kemdikbud mengatakan bahwa rata-rata bidang Dalam diri guru harus ditumbuhkan pedagogik hanya 48,94 yang berarti berada di keyakinan bahwa guru adalah seorang produsen bawah standar kompetensi minimal (SKM) pengetahuan, sehingga dapat menggunakan tahun berjalan, yaitu 55. Artinya rata-rata guru kurikulum sebatas alat untuk guru dapat di bereksplorasi Indonesia mengajarnya. masih Dengan kurang lebih luas dan secara berkelanjutan dalam proses memperbarui diri diharapkan dapat dijadikan potret untuk melalui penelitian (Kinchelo: 2014). Guru harus memperbaiki diri, karena UKG dibuat sebagai melek salah satu instrumen untuk meningkatkan mengembangkan diri dan memikirkan yang kompetensi dan terjadi jauh ke depan, karena waktu berganti dan pendidikan yang lebih terarah sesuai dengan zaman berubah, sehingga konsep guru sebagai hasil UKG. Banyak faktor yang menentukan peneliti atau produsen pengetahuan harus hasil UKG rendah, diantaranya yaitu standar ditanamkan kepada guru. Kinchelo juga dengan data cara ini guru adanya baik pelatihan informasi dan literasi, terus 7 ISBN 978-602-70471-2-9 menyebutkan bahwa dalam budaya sekolah tidak berpendidikan melakukan urbanisasi baru, guru sebagai pembelajar, bukan pelaksana dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang atasan. Selain sebagai peneliti dan pekerja meningkatkan tingkat ekonominya, namun pengetahuan yang tercermin pada kebutuhan mereka hanya menjadi tenaga kasar. Dengan profesional dan wawasan. Adanya peningkatan kondisi yang demikian maka pemerataan kompetensi guru baik secara mandiri dan pendidikan harus direalisasikan. institusional akan membantu guru Peningkatan kualitas pendidikan tidak meningkatkan dan mengembangkan kompe- hanya dibutuhkan di kota-kota besar, tetapi juga tensi dan keterampilan dalam dirinya. di kota kecil dan tidak hanya di Jawa tetapi di seluruh Indonesia. Strategi yang dikembangkan Pendidikan di Indonesia Belum Merata oleh Kementerian Pendidikan Nasional dalam Seperti yang diamanatkan oleh UUD pemerataan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu 1945 bahwa pemerintah berkewajiban untuk 1) Persamaan kesempatan dalam memperoleh memenuhi hak setiap warga negara dalam hal pendidikan, 2) aksesibilitas yang berarti bahwa memperoleh untuk setiap orang mempunyai akses yang sama meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. terhadap pendidikan pada semua jenis dan jalur Menurut (2011) pendidikan, 3) keadilan (equity) bahwa setiap pemerintah telah memulai dengan pendidikan peserta didik diperlakukan sesuai dengan dasar wajib 6 tahun pada tahun 1984 dan pada kemampuan, bakat, dan minatnya (Marpaung tahun 1994 menjadi pendidikan dasar wajib 9 dan Mirani: 2011). Sedangkan komponen- tahun yang kemudian menjadi landasan baik komponen pemerataan dalam Widiani (2015) bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari zona yaitu equality of access, equality of survival, buta aksara. Namun sampai tahun 2013 masih equality of output, dan equality of outcome. c. layanan Marpaung pendidikan dan Mirani tercatat lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sedangkan Equality of access atau pemerataan kesempatan memasuki sekolah berkaitan berdasarkan data survei BPS (Badan Pusat dengan tingkat partisipasi pendidikan dengan Statistik) 2016 di Indonesia terdapat 73% kasus memberikan kesempatan dan kemudahan bagi anak putus sekolah yang disebabkan oleh faktor anak usia sekolah ekonomi pendidikan. Equality (Firmanda: 2017). Sedangkan untuk of memperoleh survival atau fenomena yang ada saat ini, arus urbanisasi juga pemerataan kesempatan untuk bertahan di semakin meningkat. Masyarakat daerah yang sekolah menitikberatkan pada kesempatan tidak mempunyai pendidikan atau bahkan yang individu untuk memperoleh keberhasilan dalam 8 Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa pendidikan, sehingga tidak ada siswa yang Pratini (2016) menyebutkan bahwa sesuai mengulang kelas dan putus sekolah. Equality of dengan data media informasi (detik news tahun output atau pemerataan kesempatan untuk 2009) bahwa jenjang pendidikan dasar terdapat memperoleh keberhasianl dalam belajar dengan 146.052 lembaga yang menampung sebanyak memberikan kemampuan dan keterampilan 25.918.898 siswa dengan yang memiliki ruang yang tinggi kepada lulusan tanpa membedakan kelas hanya sebanyak 865.258. dari seluruh suku, daerah, status ekonomi, dan sebagainya. kelas hanya 42,12% berada dalam kondisi baik. Output ini dapat diukur dengan prestasi belajar untuk dapat akademis. Equality of outcome atau pemerataan fasilitas yang memadai sangat diperlukan oleh kesempataan manfaat sekolah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pendidikan dalam kehidupan masyarakat yang Darmawan (2012) bahwa tersedianya sumber berarti suatu sistem pendidikan dan pelatihan belajar yang memadai akan dapat mengatasi dihubungkan dengan penghasilan lulusan hambatan ruang dan waktu yang terkait dengan individu, jumlah dan komposisi lulusan proses pembelajaran di kelas. dalam menikmati melaksanakan pembelajaran, disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga KESIMPULAN kerja dalam masyarakat. Pemerataan sistem pendidikan pada Pendidikan diyakini sebagai proses yang seluruh lapisan masyarakat tanpa terbatas ruang dilakukan oleh sebagian masyarakat di belahan harus digalakkan. Salah satu upaya yang dunia manapun sebagai usaha untuk dapat dilakukan oleh pemerintah selain dengan memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang menaikkan APBD untuk bidang pendidikan semakin terasa dari tahun ke tahun. Pendidikan diantaranya program- mempunyai peranan yang sangat penting dalam program pengiriman tenaga pendidik ke daerah pembentukan dan pengembangan Sumber Daya pelosok seperti Indonesia Mengajar, SM-3T Manusia (SDM). Terlebih lagi dewasa ini telah (Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar, memasuki era global dimana terjadi persaingan dan Tertinggal), Sekolah Indonesia Luar yang sangat ketat di berbagai bidang, termasuk Negeri, Jatim Mengajar, dan lain sebagainya. SDM. yaitu mengadakan Selain banyaknya siswa yang belum Ada beberapa indikasi yang sekolah atau yang putus sekolah, fasilitas di menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia banyak sekolah juga belum memadai. Banyak masih jauh dari yang dicita-citakan dan sekolah yang memiliki gedung yang rusak, diamanatkan oleh undang-undang. Adapun ketidak lengkapan buku, dan lain sebagainya. indikator rendahnya kualitas pendidikan di 9 ISBN 978-602-70471-2-9 Indonesia beserta upaya yang dapat dilakukan mendalam adalah sebagai berikut: berasrama a. Nilai PISA Siswa Indonesia Rendah, upaya sekolah guru 3. Mengadakan sertifikasi guru untuk yang dapat dilakukan yaitu: meningkatkan kesejahteraan 1. Memperbaiki kualitas dan manajemen 4. Menumbuhkan keyakinan bahwa guru sekolah adalah seorang produsen pengetahuan, 2. Mengenalkan karakteristik PISA pada 5. Guru harus melek informasi dan siswa dengan membiasakan siswa literasi, terus mengembangkan diri dan menyelesaikan soal-soal kontekstual, memikirkan yang terjadi jauh ke depan, logika penalaran, argumentasi dan 6. Membiasakan kreatifitas dalam menyelesaikannya. 3. Membekali siswa dengan kemampuan b. melalui guru melakukan penelitian c. Pendidikan di Indonesia Belum Merata, yang dibutuhkan, seperti diantaranya upaya yang dapat dilakukan yaitu: yaitu 1. Memberikan kesempatan pada semua creative, critical thinking, communication, dan collaboration. orang untuk memperoleh pendidikan Nilai Hasil UKG Guru Rendah, upaya yag layak, melalui program wajib peningkatan belajar 9 tahun. kompetensi guru dapat dilakukan melalui: 1. Melakukan 2. Mengirimkan pembinaan dan melakukan dengan penyebaran guru ke daerah dan pelosok dalam melalui program seperti Indonesia Pendidikan kilat, bimbingan teknis, Mengajar, SM-3T (Sarjana Mendidik maupun workshop (lokakarya). Daerah mengikutsertakan guru Terdepan, Terluar, dan 2. Adanya proses penggemblengan dalam Tertinggal), Sekolah Indonesia Luar kecakapan ilmu pendidikan yang Negeri, Jatim Mengajar, dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Darmawan, D. 2012. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas. 10 Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa Ennis, R. H. 1991. Critical thinking tests. In A. Costa (Ed.), Developing minds. Washington, DC: Association for Supervision and Curriculum Development. Pp. 368-369. Firmanda, R. 2017. Mewujudkan Akses Pendidikan yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan. Tersedia: http://metrobali.com [Diakses 1 April 2017]. Holt, J. 2012. Bagaimana Siswa Belajar (How Children Learn). Jakarta: Penerbit Erlangga Idris, Z. 2014. Uji Kompetensi Guru (UKG) Dan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Tersedia http://www.academia.edu [Diakses 1 April 2017]. Kinchelo, J.L. 2014. Guru Sebagai Peneliti: Pemberdayaan Mutu Guru dengan Metode Panduan Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: IRCiSoD Lai. E.R. 2011. Collaboration: A literature review (research report). Person Marpaung, Z.S., dan Mirani, D. 2011. Pemerataan Kesempatan memperoleh Pendidikan di Daerah. Laporan Penelitian Dosen Muda SATEKs UNSRI. Tersedia: http://www.dwimirani.unsri.ac.id [Diakses 1 April 2017]. Mednick, S.A. 1962. Psychological Review: The Associativ Basis of The Creative Process. Vol 69, No. 3, 220-232 Pratini, T. 2016. Terpuruknya Kualitas Pendidikan di Indonesia. Tersedia http://www.kompasiana.com [Diakses 1 April 2017]. Qoni’ah, L. 2017. Analisis Soal Ujian Nasional Matematika Tngkat SMP/MTs tahun 20132015 Berdasarkan Perspektif Higher Order Thinking. Tersedia: http://eprints.ums.ac.id [Diakses 31 Maret 2017]. Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945. Serevina, V. 2015. Hasil Tes UKG sebagai Cermin dari Kualitas pendidikan Guru di Indonesia. Tersedia http://www.slideshare.net/vinaserevina1 [Diakses 17 Maret 2017]. Trilestari, K. 2013. Peran Guru dalam Era Globalisasi. Tersedia: http://www.kompasiana.com [Diakses 31 Maret 2017]. Widiani, R.N. 2015. Dampak Kebijakan Jaminan Pendidikan Daerah Terhadap Pemerataan Pendidikan jenjang Menengah di Kota Yogyakarta. Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 3, No. 1 Januari- April 2015. ______. 2016. Hasil PISA 2015 Membaik. Tersedia: http://www.pisaindonesia.wordpress.com [Diakses 29 Maret 2017]. ______. 2012. Pendidikan Tak Merata, kualitas Masyarakat Tertinggal. Tersedia: http://www.kompas.com [Diakses 31 Maret 2017]. ______. 2016. Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami peningkatan. Tersedia http://www.kemdikbud.go.id [Diakses 25 Maret 2017]. ______. 2016. Simposium Bertema Guru Mulia Karena Karya Resmi Dibuka. Tersedia http://www.kemdikbud.go.id [Diakses 25 Maret 2017]. ______. 2016. 7 Propinsi Raih Nilai Terbaik Uji Kompetensi Guru 2015. Tersedia http://www.kemdikbud.go.id [Diakses 25 Maret 2017]. ______. 2014. International Communication Project: 2014 Tersedia: http://www.internationalcommunicationproject.com [Diakses 31 Maret 2017]. ______. 2013. Hasil Uji Kompetensi Guru UKG Hanya 4,25. Tersedia: http://www.tribunnews.com [Diakses 29 Maret 2017]. ______. 2013. Kilas Balik Dunia Pendidikan di Indonesia.Tersedia: http://www.prestasiiief.org [Diakses 24 Maret 2017]. 11 ISBN 978-602-70471-2-9 ______. 2012. Tantangan SDM Indonesia di Era Globalisasi. Tersedia: http://kompasiana.com [Diakses 29 Maret 2017]. 12