BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radio merupakan salah satu jenis media massa di masyarakat. Pada awalnya radio bukanlah sebagai media yang digunakan oleh publik. Radio digunakan dalam bidang maritim, yaitu untuk mengirim pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal daratan yaitu pada tahun 1901. Pada tahun 1920-an, siaran radio mulai dapat dilakukan seiring dengan populernya pesawat radio di wilayah di Eropa dan Amerika Serikat. Di Indonesia, penggunaan radio dilakukan saat dalam masa peperangan1. Kini, radio digunakan sebagai salah satu media informasi, edukasi dan hiburan dalam masyarakat. Radio menjadi sarana informasi dan edukasi bagi masyarakat melalui berbagai berita yang disampaikan. Sebagai sarana hiburan, radio menyajikan program musik, drama, infotainment dan program hiburan lain. Radio memanjakan pendengarnya dengan memberikan variasi program. Siaran radio dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi, penggunaan radio dimudahkan dengan hadirnya aplikasi radio digital di dalam telepon seluler. Pendengar dapat mengakses siaran radio di mana pun dan kapan pun. Perkembangan radio tidak hanya didukung segi fisiknya tapi juga konten program di dalamnya. Variasi dalam program hiburan memberikan pilihan pada pendengar dan meningkatkan persaingan antara satu radio dengan radio lain. Setiap radio berupaya meraih pendengar sebanyak mungkin dengan menyajikan berbagai jenis program, salah satunya Radio Sasando FM. Sasando FM merupakan salah satu radio swasta di Yogyakarta. Menurut Undang – Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002, radio swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran. Kemunculan Sasando FM menambah ketatnya persaingan dengan radio lain dengan program-program yang ada. 1 Hasan Asy’ari Oramahi. 2012. Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122. 1 Sasando FM menjangkau pendengarnya dengan berbagai program yang ditawarkan. Salah satu program yang ditawarkan adalah program musik yang menjadi sarana hiburan menarik bagi pendengar. Di dalam program musik, peran musik mendominasi rangkaian acara. Individu mendengarkan program musik di radio sebagai sarana hiburan. Berbeda dengan radio swasta lain, Radio Sasando FM menyajikan berbagai program musik yang masing-masing memiliki target audiens. Radio Sasando menyajikan program yang sasaran pendengarnya dari anak-anak hingga orang tua. Dalam program musik, radio berusaha memenangkan audiens yang memiliki selera tertentu. Pihak stasiun radio menyajikan program musik yang ditujukan pada kelompok demografis yang berbeda dari kebanyakan program lain. Langkah ini dilakukan sebagai strategi agar dapat memposisikan diri di pasar dan memenuhi keinginan audiens yang berbeda. Pemenuhan keinginan audiens dengan menciptakan program musik yang ditujukan kepada mereka yang menyukai program musik tertentu. Salah satunya adalah program musik Orient Time dengan konten Korean music (K-pop), Mandarin music (Mandarin pop) dan Japan music (Jpop) yang disiarkan oleh Radio Sasando FM. Program Orient Time berdurasi 120 menit yang disiarkan setiap hari Senin hingga Sabtu pukul 13.00. Dengan masuknya musik Jepang sebagai konten program, pada tahun 2010 nama program musik berganti dari Hua Yu Yu Le Cei Mo menjadi Orient Time. Ditambah lagi dengan meningkatnya popularitas musik Korea, nama Orient Time lebih cocok dibandingkan nama Hua Yu Yu Le Cei Mo yang memberi kesan program musik Mandarin. Beberapa stasiun radio lain di Yogyakarta juga mengangkat program musik yang kontennya adalah musik Korea. Musik Korea juga ditambahkan dalam program musik yang sebelumnya berisi musik persada dan mancanegara. Program musik dengan konten K-pop (Korean pop), Mandarin pop dan J-pop (Japan pop) yang dikemas menjadi satu program masih terbatas. Pengelolaan yang baik menjadi kunci penting dalam keberhasilan sebuah program. Program yang dikelola dengan baik mampu menarik banyak pendengar dan juga mendatangkan pengiklan. Mulai dari proses perencanaan program, pelaksanaan program dan tahap evaluasi program. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dikelola dengan baik terutama dalam manajemen program musik. Pada umumnya proses produksi sebuah program di radio melibatkan beberapa pihak yaitu program 2 director, scripwriter, produser, music director dan penyiar. Hal yang berbeda dilakukan dalam produksi program Orient Time di mana penyiar program berperan sebagai program director, scripwriter, produser, dan music director. Program Orient Time memiliki keunikkan dibandingkan program musik lain di Sasando FM. Hanya program musik Orient Time yang memiliki pengarah musik khusus yaitu penyiar Orient Time sendiri. Penyiar Orient Time memiliki akses untuk mencari lagu-lagu Mandarin, Jepang dan juga Korea. Program musik lain mendapat kiriman lagu dari label dan dapat meringankan kinerja pengarah musik sedangkan program Orient Time harus mencari lagu sendiri. Penyiar Orient Time berperan menjadi produser dalam programnya. Mulai dari mempersiapkan apa saja yang berkaitan dengan program musik hingga membangun ciri dari programnya Sebagai program musik, Orient Time memiliki pendengar yang loyal dan membentuk komunitas. Komunitas yang bernama SOL (Sasando Orient Time Lovers) turut berperan dalam memberikan informasi dan menambah koleksi lagu yang dimiliki program Orient Time. Program Orient Time semakin berwarna dengan adanya acara “artist of the day” setiap hari Kamis yang membahas informasi seputar salah satu artis atau drama dari Korea, Jepang maupun Mandarin. Selain itu, di akhir bulan Orient Time menyajikan “Top Request” pada hari Jumat di akhir bulan. Kedua bentuk inovasi ini juga melibatkan peran penyiar yang mampu mendapatkan informasi (news) dan juga ketelitian dalam menyusun statistik. Keberadaan program ini tidak lepas dari usaha kreatif dari penyiar Orient Time untuk meraih lebih banyak pendengar melalui variasi pada program. Berbeda dengan program musik lain di Radio Sasando FM, Orient Time merupakan program musik yang memiliki waktu siar paling banyak. Adanya Artist of The Day dan Top Request, membuat Orient Time menjadi program musik yang variatif dibandingkan dengan program musik di Radio Sasando FM. Keberadaan sebuah program tidak lepas dari kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan manajemen. Manajemen sebuah program musik menjalankan proses manajemen pada umumnya yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan2. Begitu pula manajemen yang dilakukan oleh Orient Time berkaitan dengan manajemen program khususnya proses produksi. Jumlah penyiar yang dimiliki pada program Orient Time terdiri dari dua penyiar. Kedua Morissan, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal 130. 2 3 penyiar ini menjalankan tugas sebagai program director, penulis naskah, produser, dan music director. Proses produksi Orient Time menjadi pertanyaan mengenai bagaimana tahap-tahap manajemen yang dilakukan. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap manajemen produksi program yang dilakukan oleh Radio Sasando FM dalam menghadapi kompetisi di bidang program musik radio. Manajemen produksi program dari acara Orient Time memiliki keunikan yaitu penyiar berperan sebagai program director, produser, penulis naskah, dan music director sekaligus. Selain itu pergeseran segmen pendengar yang dialami turut mendukung bagaimana proses produksi yang dilakukan oleh Orient Time. Keunikan dari program Orient Time dibandingkan dengan program musik lain ialah : 1. Orient Time menjadi pelopor program musik di radio Yogyakarta yang memiliki konten musik Oriental yaitu Korean pop, Japan pop, dan Mandarin Pop di mana program musik yang mengemas ketiganya menjadi satu program masih terbatas, 2. Orient Time menyajikan informasi mengenai perkembangan musik K-pop, Jpop dan Mandarin pop yang dikemas dalam satu program yang disebut Artist of The Day. Orient Time juga menyajikan chart berdasarkan request dari pendengar yang disiarkan setiap sebulan sekali dengan nama Top Request. Ini berbeda dengan program musik lain sejenis di mana hanya memberikan informasi sebagai tambahan konten program, 3. sebagai salah satu radio rohani, Radio Sasando memanfaatkan peluang perkembangan musik K-pop, menyajikannya bersama J-pop dan Mandarin pop. Tujuan utama ialah memberi warna yang berbeda dalam setiap program musik yang dimiliki oleh Radio Sasando, 4. proses produksi program Orient Time memiliki sistem di mana penyiar berperan sebagai program director, penulis naskah, dan music director. Oleh karena manajemen produksi yang diterapkan oleh Orient Time, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana manajemen produksi program musik yang dilakukan dalam acara Orient Time. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran dari latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana manajemen produksi yang dijalankan dalam produksi program musik “Orient Time” di Radio Sasando FM? C. Tujuan penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami manajemen produksi yang dijalankan dalam produksi program musik Orient Time di Radio Sasando FM. Tujuan utama dapat dijabarkan secara mendalam sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi fungsi manajemen produksi program di radio, khususnya program musik melalui studi kasus program “Orient Time”. 2. Menganalisis peran seorang penyiar yang bertugas sebagai program director, penulis naskah, music director sekaligus dalam sebuah program musik di radio. D. Obyek Penelitian Objek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah segala bentuk kegiatan dan proses yang dijalankan dalam manajemen produksi program musik “Orient Time” di radio Sasando FM. E. Manfaat Penelitian Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat dari segi akademis dan praktis. Kedua manfaat dijabarkan sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami manajemen produksi program musik, khususnya di radio ditinjau dari kajian ilmu komunikasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti program radio khususnya program musik karena penelitian ini merupakan bentuk perpaduan antara teori dan kejadian nyata melalui metode studi kasus pada program musik Orient Time. Selain itu, penelitian ini dapat menambah 5 referensi berkaitan mengenai dunia radio yang sangat penting untuk diteliti terutama ditinjau dari ilmu komunikasi. 2. Manfaat Praktis Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pertimbangan dalam langkah praktis yang berkaitan dengan manajemen produksi program radio. Penelitian ini bermanfaat bagi segi sosial untuk menambah wawasan tentang manajemen produksi yang dilakukan oleh radio dalam menghadapi persaingan program-program lain. Bagi masyarakat sebagai pendengar radio dapat memanfaatkan peranan program sebagai media hiburan dan menumbuhkan rasa menyukai program musik. F. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berfokus pada media radio sebagai kajian yang utama. Kerangka pemikiran terbagi menjadi tiga bagian penting yaitu media radio, manajemen media dan komunikasi organisasi. Ketiganya dijabarkan sebagai berikut. 1. Media Radio Media radio menjadi fokus dalam penelitian ini dengan memandang bagaimana radio mengelola sumber-sumber untuk disampaikan kepada pendengar. Dalam media radio, penulis memberikan pemaparan mengenai karakteristik radio, komunikasi dalam media radio, teknologi dalam radio, dan program musik sebagai produk radio. Keempat hal tersebut dijabarkan sebagai berikut. a. Karakateristik Radio Radio merupakan salah satu media massa yang hadir di tengah masyarakat. Keberadaannya masih diminati oleh masyarakat dalam penyampaian informasi. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar) dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. Fungsi radio digunakan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya 6 memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya3. Segi fisik radio merupakan teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik)4. Radio memiliki sifat-sifat khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Dengan bahasa lisan, informasi melalui radio dapat dipahami dengan mudah. Radio yang bersifat auditori memudahkan penggunanya dalam melakukan aktivitas atau kegiatan lain. Keberadaan radio di Indonesia telah berlangsung sejak jaman penjajahan Belanda. Peran radio diharapkan agar seluruh aktivitasnya bermakna untuk lingkungan sosialnya. Adanya modernisasi5 merupakan pemicu untuk munculnya radio-radio lain yang berusaha untuk memberikan variasi bagi pendengar, salah satunya dengan hadirnya radio swasta di Indonesia. Radio swasta menggunakan ranah publik dalam penyiarannya dan terikat pada tata perundang-undangan yang belaku dalam dunia penyiaran. Radio swasta bersifat komersial yang tentunya dalam setiap programnya berusaha untuk mendatangkan keuntungan atau profit. Sifat dari radio swasta yang bersifat komersial membuat setiap program yang diciptakan memiliki tujuan untuk meraih keuntungan. Persaingan program antara radio yang satu dengan yang lainnya pun semakin ketat untuk mendapatkan pendengar dan pengiklan. Tidak hanya itu, keberadaan pihak yang berkepentingan dalam sebuah radio juga dapat memberikan pengaruh dalam pembuatan sebuah program. Radio sebagai media penyiaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberi dorongan perubahan diri (provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation)6. Hasan Asy’ari Oramahi. Op. Cit., hal 120. Masduki. 2001. Jurnalistik Radio : Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: LkiS. Hal 9. 5 Modernisasi merupakan fase yang dialami di Indonesia setelah era 1998 di mana modernisasi membuka ruang kebebasan bagi media massa. Di era sebelum itu kebebasan media massa di Indonesia dikekang oleh pemerintah, termasuk radio. Media massa digunakan sebagai alat pemerintah. 6 Ward Quall dalam Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS. Hal 26. 3 4 7 Pembuatan program disesuaikan dengan tujuan yang telah direncanakan. Idealnya, sebuah radio akan menempatkan posisi pendengar sebagai pihak yang paling penting dan diperjuangkan. Berkaitan dengan tujuan, radio mengarahkan haluannya pada pendengar yang memiliki posisi penting. b. Komunikasi dalam Media Radio Pada dasarnya, radio memiliki persamaan dengan media massa yang lain yaitu media cetak dan televisi. Persamaan ini pada proses komunikasi yang terjadi yaitu bersifat satu arah7. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif dalam menerima pesan namun umpan balik tertunda atau komunikan tidak secara langsung memberikan umpan balik kepada komunikator. Berbeda dengan komunikasi interpersonal, komunikan dapat menyampaikan umpan balik secara langsung kepada komunikator (komunikasi dua arah). Di dalam teori ilmu komunikasi, radio termasuk media massa elektronik periodik yang berarti dalam operasionalisasi siarannya penyiaran radio menggunakan unsur-unsur yang mengandung mekanis eletrik dan sejumlah mata acaranya disajikan melalui siaran yang terprogram dengan waktu dan durasi yang teratur serta tetap8. Radio sebagai media juga mengarah kepada jawaban dari teori Lasswell (1948) yaitu Who? Says What? In Which Channel? To Whom? With What Effect? Radio menjalankan proses komunikasi sebagai komunikator yang menyampaikan pesan melalui media kepada komunikan dengan efek apa. Setiap komponen dapat dijelaskan dalam tabel Formula Lasswell : Who Siapa Says What Berkata apa In Which Channel Melalui saluran apa To Whom Kepada siapa With What Effect Dengan efek apa Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Masssa : Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 10. 8 A. Ius Y. Triartanto. 2010. Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Hal. 46-47. 7 8 Komunikator Pesan Media Penerima Control Analisis Analisis Analisis Studies Pesan Media Khalayak Efek Analisis Efek Tabel 1. Formula Lasswell9 Komunikator menyampaikan pesan melalui siarannya. Dalam hal ini komunikator radio meliputi pemilik modal, marketing, penyiar, reporter, penulis naskah, produser, program director, music director serta operator10. Penelitian ini memiliki fokus pada penyiar sebagai ujung tombak siaran dan memiliki fungsi dalam profesinya. Formula Lasswell dapat digunakan peneliti terkait dengan media sebagai komunikator pemberi pesan. Sepuluh hal pokok menurut Temmy Lesanpura11 mengenai arti dan fungsi penyiar yaitu sebagai juru bicara stasiun radio, sebagai alat bersaing dengan stasiun radio lain, penyampai pesan komersial, menjadi stasiun identity, pelaku awareness dengan pendengar/penghimpun pendengar, menjadi unsur kekuatan mencapai leader station, anggota perusahaan yang mempunyai hak dan kewajiban, memiliki needs dan harapan dalam karir serta jabatan, sebagai teman bicara dan sebuah profesi khusus dalam dunia komunikasi. Berkaitan dengan itu, radio melalui program-programnya mencerminkan “need and wants” yang bernilai bagi masyarakat12. Keduanya memiliki hubungan yang saling membutuhkan dan tanpa mengorbankan satu dengan yang lainnya. Audiens mendapatkan apa yang diinginkan melalui adanya program radio, sementara radio mendapatkan pendengar yang dibutuhkan demi keberlangsungan program. Modul 1-9 Teori Komunikasi, S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D. dkk dalam Evinaro Ardianto, dkk. Op.Cit. Hal 29. 10 A. Ius Y. Triartanto. Op. Cit. Hal 46-47. 11 Temmy Lesanpura dalam Ibid. Hal. 50. 12 Harley Prayudha. 2004. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Banyumedia Publishing. Hal 9. 9 9 c. Teknologi dalam Radio Teknologi dalam radio berkaitan dengan perkembangan radio yaitu dengan munculnya radio digital membuat penggunaan AM dan FM secara analog menjadi ketinggalan jaman13. Radio digital menjadi mode baru di kala itu dengan kualitas suara yang disebut High Definition (HD). Radio digital yang muncul tahun 1990an menjadi dapat diakses di mana saja menggunakan telepon seluler. Pendengar tidak perlu menggunakan pesawat radio yang tidak mudah dibawa ke mana-mana. Dengan adanya aplikasi yang terdapat dalam telepon seluler, pendengar dapat mengakses siaran radio di manapun berada. Kemudian tahun 2000an radio Internet hadir dan memberikan kemudahan pada pendengar14. Radio internet dapat diakses oleh pendengar dengan menggunakan komputer yang terhubung jaringan internet. Fasilitas yang ditawarkan adalah pendengar dapat memilih radio mana yang ingin didengarkannya tanpa terbatas oleh jarak jangkauan pemancar radio. Perkembangan teknologi memberikan pengaruh pada perubahan struktur dan regulasi dalam industri radio. Teknologi baru meningkatkan kemampuan dalam penyampaian platforms audio15. Hadirnya teknologi audio seperti iPod mengancam keberadaan radio. Hal tersebut juga terjadi sebelumnya saat televisi hadir yang turut menurunkan pamor dari media radio. Radio dipadukan melalui adanya teknologi baru dengan harapan memudahkan penggunannya mengakses di mana pun dan kapan pun. d. Program Musik sebagai Produk Radio Radio sebagai media memiliki produk yang merupakan hasil dari proses produksi yang dijalankan. Produk radio bermacam-macam salah satunya adalah program musik. Program musik di radio merupakan media hiburan bagi audiens. Musik sendiri memiliki peran penting dalam Michael C. Keith. 2010. The Radio Station: Broadcast, Satellite & Internet 8th edition. Burlington: Focal Press. Hal 23. 14 Ibid. Hal 26. 15 Caroline Mitchell, Brian Lister and Tony O'Shea. 2009. Managing Radio. Sedgefield: Sound Concepts. Hal. 12. 13 10 penyiaran radio, terlepas dari program musik. Penggunaan musik dalam sebuah radio menjadi komponen penting pembentuk identitas sebuah radio (jingle radio). Audien dapat mengerti radio apa yang sedang didengarkan hanya dengan mengetahui jingle-nya. Program hiburan di radio tidak hanya program musik. Di antaranya terdapat drama radio, infotainment, humor, dan kuis. Drama radio merupakan komposisi yang diciptakan untuk menceritakan kisah melalui aksi dan dialog16. Salah satu bentuk infotainment yang dikemas lebih lengkap disebut majalah udara. Program ini memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita, iklan, dan bahkan drama17. Perbedaannya dengan program musik adalah sifat program yang berwarna dengan memadukan beberapa topik, beberapa sumber, beberapa format penyajian, dan beberapa jenis subprogram, namun penyiarannya ditujukan pada satu karakter khalayak18. Program humor menyajikan materi yang ringan dengan maksud dapat dipahami oleh para audiensnya. Program kuis disiarkan untuk menarik jumlah pendengar dengan melakukan permainan yang bertujuan mendapatkan hadiah. Program kuis bisa diselenggarakan interaktif langsung dengan pendengar pada saat pelaksanaan program siaran, atau pendengar dapat mengirimkan jawaban kuis melalui telepon, sms atau situs jejaring sosial19. McLeish20 menjabarkan tahap-tahap dalam program musik yaitu pertama adalah penentuan jenis program musik. Berdasarkan kontennya, program musik terbagi menjadi music formats, requests and dedications, guest programmes, and the DJ show. Tahap kedua memilih musik yang akan diputaR. Dalam hal ini, kriteria pemilihan musik meliputi keinginan penyiar untuk menawarkan program yang menarik. Pendengar harus mengetahui jenis musik apa yang dapat dipesan dalam program ini. Ketiga adalah menentukan rangkaian dalam program musik di mana penentuan rangkaian program musik berfungsi sebagai pentunjuk dalam membentuk Drs. Harley Prayudha, M. Si. 2006. Radio: Penyiar It’s not Just A Talk. Malang: Banyumedia Publishing. Hal 34. 17 Masduki. 2004. Op. Cit., Hal 84. 18 Masduki. 2001. Op. Cit., Hal 50-60. 19 Drs. Harley Prayudha, M. Si. Op. Cit., Hal 46. 20 Robert McLeish. 2005. Radio Production (5th Edition). Burlington: Focal Press. Hal 159-168. 16 11 program yang menarik. Bagaimana program diawali dengan musik yang cemerlang dan diakhiri dengan kesan yang kuat. Keempat adalah prefading to time yang menjadi upaya penyiar dalam memanfaatkan waktu yang ada sebelum programnya selesai. Penyiar mengakhiri program dengan memutar signature tune yang menjadi musik penanda program. Tahap kelima dalam proses program musik adalah adalah menyiapkan surat dan kartu. Dalam program request and dedications, program menyediakan ruang bagi pendengar untuk memesan lagu dan mempersembahkannya melalui surat dan kartu. Tahap kelima adalah teknik program yang harus dijalankan penyiar dalam membawakan program. Teknik-teknik dalam program ialah jangan pernah mengambil alih vokal untuk lagu yang sifatnya non-vocal; penyiar tidak boleh mengkritik lagu yang menjadi pilihan pendengar; jangan pernah memutar lagu yang dipesan pendengar selama kurang dari satu menit; jika pemesan lagu yang sama terdiri dari banyak orang, bacalah dengan perlahan dan berikan jeda antara pendengar yang satu dengan yang lain; mengembangkan kebiasaan berbicara secara berurutan kepada pendengar umum dan kepada pendengar yang secara individu memesan musik. 2. Manajemen Media Manajemen media menjadi salah satu penyusun dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Manajemen media berkaitan dengan proses manajemen produksi dalam menghasilkan produk media. Dalam menjelaskan manajemen media akan dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu : a. Karakteristik Manajemen Media Manajemen media adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses manajemennya dilakukan, baik terhadap media sebagai industri yang bersifat komersial maupun sosial, media sebagai institusi komersial maupun sebagai institusi sosial. Manajemen media membahas ilmu komunikasi karena media sendiri menjadi bagian dari studi komunikasi. Manajemen media harus memberikan pengetahuan tentang pengelolaan media, prinsip12 prinsip manajemen dengan seluruh proses manajemennya secara utuh yang meliputi berbagai fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, influencing, budgeting, controlling21. Manajemen media merupakan sub-bagian dalam ranah media yang membahas aspek meso atau menengah dari media. Ranah kajian media dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek makro, meso dan mikro. Aspek makro berkaitan dengan struktur politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam konteks kesejarahan yang spesifik; aspek meso menjelaskan proses-proses memproduksi dan mengkonsumsi teks media, termasuk manajemen media; aspek mikro berkaitan dengan pembahasan mengenai teks atau produk akhir media22. Manajemen media tidak hanya mempelajari ketrampilan dalam memproduksi media namun aspek menyeluruh dari media yang berkaitan dengan aspek produksi sekaligus konteks dari sebuah media beroperasi. Secara langsung, manajemen media berhubungan dengan sumber daya dan output dari organisasi media. Sumber daya meliputi dana, pekerja media, informasi, dan teknologi, sementara output merupakan pesan yang dihasilkan oleh media23. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketidakpastian dalam manajemen media. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti perubahan regulasi, depresi ekonomi dan sistem permodalan, perkembangan teknologi, meningkatnya tuntutan dan kesadaran publik, keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas, serta pengeseran minat konsumen media. Perubahan regulasi ditunjukkan dengan samar-samarnya prinsip-prinsip dasar penyiaran dalam UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Media di Indonesia yang cenderung dimiliki secara silang menjadi bentuk adanya depresi ekonomi dan permodalan. Perkembangan teknologi menjadi penyebab meningkatnya tuntutan dan kesadaran publik24. Amir Effendi Siregar. 2010. “Kajian dan Posisi Manajemen Media Serta Peta Media di Indonesia”. dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 5-6. 22 Iwan Awaludin Yusuf. 2010. “Menggagas Kajian Manajemen Media Menyoal Kontribusi Ilmu 21 Komunikasi”. dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 269. 23 Wisnu Martha Adiputra dalam Ibid. Hal 269 - 270. 24 Rahayu dalam Diyah Hayu Rahmitasari. Ibid. Hal vii 13 Teknologi komunikasi dalam manajemen media berkaitan dengan adanya internet yang menyebabkan terjadinya revolusi cara orang berkomunikasi. Proses perkembangan teknologi. penyampaian Dengan pesan adanya difasilitasi perkembangan dengan teknologi informasi dan komunikasi mengakibatkan terjadinya persaingan tidak hanya institusi namun hingga ke level individu25. Secara umum, teknologi baru yaitu internet telah merubah cara orang berkomunikasi, cara mendapatkan berita dan informasi, serta cara membaca berita di media cetak, melihat gambar di majalah, mendengar radio, dan menonton program televisi26. b. Karakteristik Manajemen Media Radio Dalam penelitian ini, manajemen media difokuskan kepada manajemen media radio. Radio sebagai media penyiaran menerapkan manajemen dalam upaya memproduksi produk yaitu program27. Berbeda dengan televisi, radio memiliki manajemen yang memiliki struktur dan sistemnya sendiri. Perbedaan manajemen yang diterapkan dalam kedua media penyiaran dijelaskan dalam bagan berikut : Ishadi S.K. 2010. “Manajemen Media Televisi di Tengah Perkembangan Teknologi dan Peran Ekonomi Politik Media di Indonesia. dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 137. 26 Ibid. Hal 129. 27 Sistem Pendekatan Manajemen oleh Koonts, O’Donnell, Weihrich dalam J. B. Wahyudi, 1994. DasarDasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 44. 25 14 Commissioning Scheduling Promotion Television News and Current Affairs Television & Radio Commissioning Scheduling Promotion Radio Strong Corporate Centre Television Production Finance Administration Human resources Commercial & marketing Press & PR Television Resouces Engineering Radio Production Radio Resources Bagan 1. Model Hub-and-Spoke dalam Organisasi Penyiaran28 Dalam media penyiaran dan televisi memiliki persamaan dan perbedaan. Seperti dalam bagan di atas, bahwa adanya aspek finansial, administrasi, sumber daya manusia (SDM), iklan dan pemasaran, pers dan juga humas yang merupakan pusat dari organisasi media. Namun radio memiliki sistem produksi yang melibatkan SDM yang berbeda dengan televisi. Peran penyiar yang berbeda dengan pembawa acara, penulis naskah radio berbeda dengan penulis naskah acara di televisi. Perbedaan manajemen bergantung dari segi tugas dan peran masing-masing pelaku di radio dan televisi. Manajemen media yang secara khusus adalah radio melibatkan strategi perusahaan dalam mengelola bisnis media yang mengkaji fungsi manajemen yaitu leadership, produksi content, marketing, manajemen John Prescott Thomas. 2009. Media Management Manual: A Handbook for Television and Radio Parishioners in Countries-in-Transition. New Delhi: UNESCO House. Hal. 34. 28 15 sumber daya manusia, manajemen teknologi, budaya organisasi, dan sebagainya29. Dalam mendirikan radio membutuhkan persiapan matang yang mencakup investasi hardware (multimedia-digital), software (acara- marketing), brainware (keunggulan SDM) dan manajemen operasional30. Pendiri sebuah stasiun radio perlu memahami keempat hal tersebut dan dapat mengembangkan organisasi penyiaran. Masing-masing elemen saling berkaitan dalam mewujudkan tugas utama radio. Selain empat elemen dalam lingkup internal radio, lingkungan ekternal radio turut berperan dalam perkembangan radio, salah satunya adalah keberadaan masyarakat. Filosofi manajemen radio menurut Ward Quall31 adalah: a. Stasiun radio harus mendedikasikan diri untuk lokalisme dan keterlibatannya dalam segenap kegiatan masyarakat lokal b. Stasiun radio harus mendukung dan mengembangkan partisipasi pendengarnya, menjadikan pendengar bagian dari operasi radio dalam beragam bentuk c. Kontrol kebijakan atas materi iklan sebagai pemasok dominan keuangan radio dari segi panjang durasi dan relevansinya terhadap pendengar. Setiap sumber daya dituntut untuk memiliki tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi dalam manajemen radio. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan konsep matematik, meliputi perhitungan ratio antara keluaran (output) dan masukan (input). Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan32. Lebih luas lagi, peran ekonomi media turut berperan dalam mengembangkan media. Ekonomi media berkaitan dengan analisis kondisi pasar, struktur industri media, level individu, perusahaan, industri dan society33. Organisasi media membutuhkan peran ekonomi media untuk Rahayu. 2010. “Ekonomi dan Manajemen Media: Perkembangan Kajian, Otokritik, dan Eksplorasi terhadap Isu Lokalitas” dalam Amir Effendi Siregar, dkk. Op. Cit., Hal 35. 30 Ibid, hal 29. 31 Ward Quall dalam Masduki. 2004. Op. Cit., Hal 28-29. 32 Handoko. Op.Cit., hal 7. 33 P.M. Napoli dalam Rahayu. Op.Cit., hal 34-35. 29 16 menjalankan aktivitasnya sebagai media swasta. Peran ekonomi media dan manajemen media sama-sama membangun organisasi media. c. Manajemen Produksi dan Teori yang digunakan Manajemen produksi secara umum berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor produksi. Pada hakikatnya manajemen merupakan proses di mana setiap individu dalam organisasi bekerja dan bersama individu lain untuk mencapai tujuan atau sasaran dari organisasi34. Dalam kasus ini berkaitan manajemen dikaitkan dengan proses produksi di radio dalam meningkatkan kualitas program. Manajemen produksi melakukan perancangan dan pengoperasian sistem produksi. Teori yang digunakan mengacu pada fungsinya yaitu sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. Teori manajemen yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendekatan sistem dalam The Modern School of Management (1985) yaitu organisasi menjalankan aktivitas meliputi input, proses produksi, output, mempelajari lingkungan eksternal dan mengevaluasi umpan balik dari lingkungan tersebut dalam rangka mengidentifikasi perubahan dan menilai tujuan35. Dalam proses input berkaitan dengan modal, pekerja, peralatan yang menjadi sumber daya dalam organisasi. Output organisasi dalam penelitian ini berkaitan dengan produk radio yaitu program musik. Manajemen menurut Albarran memiliki level yang terdiri dari management skill, management Management skill berkaitan function, dengan dan teknis, management kemampuan roles36. individu, konseptual, keuangan dan pemasaran. Fungsi manajemen merupakan proses-proses manajemen yang dilakukan. Dalam hal proses manajemen, penulis menggunakan fungsi manajemen dari Morrisan37 yang meliputi : 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (Directing/Influencing) Alan B. Albarran. 2002. Management of Electronic Media (Second Edition). Belmont: Wadsworth/Thomson Learning. Hal 77. 35 Ibid. Hal 87. 36 Ibid. Hal 17-18. 37 Morissan. Op. Cit. Hal 130. 34 17 4. Pengawasan (Controlling) Proses perencanaan (planning) berhubungan dengan penentuan tujuan dari media penyiaran serta menyiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pembuatan aturan untuk mengelola program termasuk untuk individu yang nantinya bekerja dalam program. Dalam menetapkan tujuan disesuaikan dengan pernyataan misi dari organisasi atau perusahaan38. Proses manajemen setelah perencanaan adalah pengorganisasian (organizing) yang berkaitan dengan proses penyusunan struktur organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya39. Selanjutnya, pengarahan dan memberikan pengaruh (directing and influencing) merupakan upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif40. Tahap terakhir yaitu pengawasan (controlling) merupakan proses evaluasi, penilaian, dan perbaikan program41. Management roles berkaitan dengan peran seorang manager dalam organisasi yaitu sebagai pemimpin, wakil, dan penghubung42. Dalam proses produksi sebuah program terdapat tiga tahap, yaitu pre production, production, dan post production43. Tahap pre-production merupakan tahap pengorganisasian yang berkaitan dengan hal-hal teknis, seperti menyiapkan naskah, menentukan jadwal produksi dan musik yang digunakan dalam program. Tahap production merupakan tahap pengarahan yaitu berjalannya proses pengarahan dan juga koordinasi masing-masing individu yang berkaitan dengan program. Pelaksanaan program sesuai jadwal dan penggabungan antara materi vokal penyiar dengan musik yang telah ditentukan (realisasi naskah). Selanjutnya tahap post-production yang merupakan tahap evaluasi program, apakah program berjalan dengan baik, setiap pekerja mengerti akan tugasnya atau terjadi penyimpangan. Proses produksi sebuah program melibatkan banyak pihak seperti program director, penulis naskah, produser, penyiar, dan music director. Ibid. Ibid. Hal 142. 40 Ibid, hal 154. 41 Ibid. Hal 159 42 Alan. B. Albarran. Op. Cit. Hal 23-24 43 Ciptono Setyobudi. 2006. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 56. 38 39 18 Setiap tugas dan perannya dalam proses produksi berdampak pada keberhasilan program tersebut. Seorang pengarah acara memiliki 13 kerangka dasar untuk optimalisasi kerjanya yaitu memantau, melakukan tindakan, menciptakan, melibatkan diri dengan bawahan, mendapatkan masukan, menyadari kompetisi, melibatkan diri dalam komunitas, menjadi positif, berbagi, meninjau tujuan, memberikan contoh, penuh kesadaran, dan melakukan sesuatu44. 3. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi menjadi salah satu kajian dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan institusi menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini, komunikasi organisasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu karakteristik organisasi, teknologi komunikasi organisasi dan teori yang digunakan dalam komunikasi organisasi. Ketiganya akan dijabarkan sebagai berikut : a. Karakteristik Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat 45. Komunikasi organisasi menjadi landasan kuat dalam bidang manajemen, pengembangan sumber daya manusia, komunikasi perusahaan, dan tugas-tugas lain yang berorientasikan manusia dalam organisasi. Pace dan Faules46 memisahkan definisi komunikasi menjadi dua bagian yaitu definisi fungsional dan definisi interpretif. Dalam definisi fungsional, komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Definisi interpretif memandang komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi sebagai perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang Prayudha. Op.Cit., Hal 80-81. R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan Edisi Terjemahan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung. Hal. 25 46 Ibid. Hal 31. 44 45 19 terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Komunikasi organisasi menjadi proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi47. Aliran komunikasi dalam komunikasi organisasi terdiri dari komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horisontal, komunikasi lintas saluran, dan komunikasi informal, pribadi dan selentingan48. Selentingan dalam komunikasi organisasi berkaitan dengan informasi rahasia yang tersebar melalui jalur komunikasi non-formal. b. Teknologi Komunikasi Organisasi Peran teknologi dalam komunikasi organisasi ini mempengaruhi sistem yang dijalankan dalam organisasi. Seperti menurut Pace dan Faules mengenai teknologi komunikasi yaitu sistem yang diterapkan, dikelola dan digunakan mampu mengubah, di semua tingkat organisasi, manusia dan proses komunikasi suatu organisasi49. Penggunaan teknologi yang diterapkan dalam organisasi secara umum dapat menghemat waktu atau menghilangkan kendala waktu. Pengguna teknologi dalam organisasi ialah sumber daya manusia (SDM) yang berada dalam lingkup internal. Sumber daya manusia merupakan anggota organisasi yang memiliki akses dalam menggunakan dan memaksimalkan teknologi dengan tujuan mempermudah kinerja dalam organisasi. Menurut Sproull dan Kiesler (1991) menyatakan bahwa pengaruh tingkat kedua muncul karena teknologi komunikasi baru “menuntun manusia untuk memperhatikan hal-hal yang berbeda, berhubungan dengan manusia lainnya, dan bergantung satu kepada yang lainnya secara berbeda50. Teknologi komunikasi dalam organisasi menurut Prof. Dr. M. Alwi51 Dahlan memiliki beberapa macam yaitu konvergensi teknologi, digitalisasi, Ibid. Hal 33 Ibid. Hal 184. 49 Ibid. Hal 229. 50 Ibid. Hal 231. 51 Redi Panuju. 2001. Komunikasi Organisasi: Dari Konseptual-Teoritis ke Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). Hal 33-34. 47 48 20 teknologi serat optik dan laser dan teknologi jaringan. Berkaitan dengan media, teknologi membentuk perubahan dalam pengertian media, divergensi media, kebutuhan akan keanekaragaman informasi, keterkaitan dan persaingan global serta timbulnya konglomerasi industri global yang meliputi industri manufaktur, industri content dan service providers. Teknologi dalam organisasi khususnya organisasi radio bergabung dengan sumber daya lain untuk menyampaikan pesan kepada pendengar. Teknologi dimanfaatkan oleh penyiar dengan tujuan memberikan kemudahan dari segi informasi maupun penambahan materi-materi siaran. SDM menjadi penentu dalam pengolahan teknologi yang ada dalam organisasi. c. Sumber Daya Organisasi Media Sebelum membahas sumber daya organisasi media, akan diperjelas mengenai organisasi media. Organisasi media memiliki struktur yang dinamis dengan susunan yang sementara52. Ini dipengaruhi oleh sifat mengejar keuntungan yang disebabkan oleh tekanan pasar, perkembangan teknologi, perubahan sosial dan ekonomi, variasi kekuasaan dan kebijakan yang sering menentukan lingkup kinerja dalam media. Tekanan pasar merupakan faktor yang sering berubah dan mempengaruhi organisasi media. Sruktur yang dinamis dalam organisasi media secara umum dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Sumber daya dalam organisasi media tidak hanya berada dalam lingkungan internal organisasi. Sumber daya media berupa relasi organisasi yang membentuk rangkaian produksi, distribusi, konsumsi dalam sebuah industri media53. Sumber daya melibatkan pelaku media, pemodal media (kapitalis media), dan negara sebagai penguasa dalam arti politis. Sumber Denis McQuail. 2000. Mass Communication Theory. London: Sage Publication Ltd. Hal: 204. A.G. Eka Wenats Wuryanta. 2010. “Regulasi, Globalisasi, dan Manajemen Media: Tarik Ulur Globalisasi Media, Kepentingan Publik, dan Manajemen Media di Indonesia” dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 70. 52 53 21 daya memberikan pengaruh pada organisasi media dan mempengaruhi isi media54. Seperti telah dijelaskan dalam manajemen media bahwa sumber daya meliputi dana, pekerja media, informasi yang telah dimiliki, juga teknologi55. Sumber daya tersebut berada dalam lingkup internal organisasi. Dalam penelitian ini, radio merupakan organisasi media yang diposisikan sebagai fokus dalam penelitian. G. Kerangka Konseptual Kerangka konsep disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijabarkan. Keterkaitan antara tiga bagian kerangka pemikiran membentuk konsepkonsep yang akan dibahas dalam kerangka ini. Kedua konsep terdiri dari contoh program radio yaitu program musik dan dikaitkan dengan manajemen produksi. 1. Sumber Daya dalam Program Musik Dalam hal ini, program musik tidak diposisikan sebagai organisasi yang memiliki sumber daya. Program musik merupakan produk radio yang dalam proses produksinya memanfaatkan segala sumber daya di dalamnya. Setiap elemen diolah dan dikelola untuk menjadi sebuah produk yaitu program musik. Produk yang disajikan kepada pendengar ialah musik. Komponen utama dalam program musik adalah musik yang ditentukan berdasarkan format yang akan disajikan oleh radio. Musik menjadi pesan atau informasi yang disampaikan kepada pendengar. Musik yang dimiliki oleh program musik dikelola oleh sumber daya manusia yaitu music director. Music director memastikan kesiapan lagu untuk digunakan oleh penyiar56. Tidak setiap radio memiliki music director, perannya digantikan oleh program director yang membantu penyiar dalam persiapan musik. Penyiar merupakan aktor dalam setiap program radio. Ia bertugas menyampaikan pesan melalui radio kepada audiens. Dalam Morissan. 2010. “Pertarungan Kekuatan Pada Media Massa dan Pengaruhnya terhadap Manajemen dan Isi Pesan Media dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 93. 55 Wisnu Martha Adiputra dalam Iwan Awaluddin Yusuf. Op. Cit. Hal 269-270. 56 Michael C. Keith. Op.Cit. Hal 106. 54 22 program musik, penyiar bertugas memutar musik yang disesuaikan dengan format program itu sendiri. Program musik membutuhkan sumber daya finansial yang digunakan untuk pengadaan musik dan peralatan pendukung program. Teknologi dalam musik seperti file MP3 memberikan kemudahan dalam hal penyimpanan. Musik dapat diklasifikasikan ke dalam komputer player untuk memberikan kemudahan pemilihan lagu. Penyiar tidak perlu mencari kaset dan CD (compact disk) yang harus diputar ke tape atau CD player. Teknologi memberikan kemudahan dalam efisiensi waktu dan tenaga bagi penyiar dalam membawakan program musik. Dalam penelitian ini, pembahasan sumber daya dalam program musik memberikan arahan tentang elemen-elemen apa saja yang terdapat dalam program musik. Khususnya program Orient Time, peneliti tidak hanya membahas musik. Penyiar dan sumber daya lain juga dibahas sebagai bagian yang turut berperan dalam program musik. 2. Manajemen Produksi dalam Program Musik Radio melakukan manajemen pada setiap programnya dalam usahanya meningkatkan jumlah pendengar dan iklan. Program musik salah satunya, membutuhkan manajemen yang terstruktur seperti yang dijelaskan dalam kerangka pemikiran. Dalam perencanaan program musik, penentuan segmen pendengar menjadi elemen penting yang mempengaruhi pemilihan musik atau kepada siapa program tersebut ditujukan57. Penentuan pendengar ini memberikan gambaran mengenai musik apa yang menjadi konten program. Khususnya dalam program permintaan dan persembahan (request and dedications), penyiar seringkali berpikir mengenai permintaan pendengar. Pemutaran lagu berkaitan pula pada pendengar keseluruhan yang tidak meminta lagu. Ini akan menjadi kesulitan pada penyiar mengenai Theo Stokkink. 1997. The Professional Radio Presenter: Penyiar Radio Profesional. Yogyakarta: Kanisius. Hal 123. 57 23 berapa kali lagu yang sama diputar demi memenuhi permintaan pendengar58. Pengaturan antara konten program musik menjadi langkah penting dalam mengkombinasikan musik dengan kata-kata penyiar. Ini disesuaikan dengan format program musik yang mengajak pendengar turut serta berperan dalam program. Penerapannya dengan menyusun lagu yang diawali dengan suasana riang dan diakhiri dengan kesan yang kuat59. Sebagai program musik, Orient Time menyajikan lagu K-pop, J-pop, dan Mandarin pop yang disusun secara teratur dalam run down program. Beberapa lagu juga menjadi backsound bagi penyiar saat membacakan pesan dan persembahan dari pendengar. Manajemen produksi program Orient Time dijalankan dengan harapan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Segala sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk memenuhi tujuan. Sebagai salah satu program hiburan di radio, program musik membutuhkan perencanaan yang matang. Hal ini dengan mempertimbangkan bagaimana program musik dikemas agar dapat menarik bagi audiens. H. Metode 1. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dalam pendekatan kualitatif, gejala bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga merupakan penelitian yang melibatkan keseluruhan situasi sosial yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis60. Ketiga aspek tersebut yang membedakan dengan penelitian kuatitatif yang terdapat batasan masalah dan variabel. Fenomena yang berkaitan dengan studi kasus merupakan fenomena kontemporer yang terjadi dalam kehidupan nyata (real-life). Fenomena yang terjadi di berbagai lapangan seperti manajemen dan organisasi dapat dianalisis Ibid. Hal 126. Ibid. Hal 127-128. 60 Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, hal 205. 58 59 24 menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus, dan dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum61. Studi kasus memiliki fokus yaitu adalah spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu potret kehidupan62. Oleh karena itu, studi kasus merupakan metode yang tepat untuk menganalisis manajemen produksi program musik Orient Time. Cakupan studi kasus yang luas namun mendalam terhadap suatu kasus menjadi prioritas utama peneliti. Kedalaman dari studi kasus dalam membatasi antara fenomena dan konteks dapat menjadi metode atau alat untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Dengan adanya proses pengumpulan data, peneliti menjabarkan kasus secara mendetail. Dalam studi kasus, aspek-aspek yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti turut dijadikan sebagai referensi. Sifat studi kasus dalam penelitian ini adalah deskriptif yakni penelitian ini tidak sebatas pengumpulan dan penyusunan data, tetapi merupakan penelitian yang secara detail menggambarkan tentang fenomena lengkap dengan latar belakang dan prosesnya. Penelitian ini mengarah pada pertanyaan “bagaimana” (bagaimana fenomena itu terjadi). Studi kasus deskriptif sesuai dengan penelitian ini yang menganalisis program musik “Orient Time” melalui prinsip manajemen produksi. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Radio Swara Sasando FM, yang beralamat di Jalan Adisucipto, Ambarukmo IV / R. 15 – Yogyakarta. 3. Metode Pengumpulan Data Peneliti melakukan tahap pengumpulan data pada bulan Desember 2012 hingga bulan Agustus 2013. Rentang yang panjang ini memudahkan peneliti dalam menggali informasi lebih banyak mengenai perubahan dan perkembangan program Orient Time. Peneliti mengklasifikasikan metode pengumpulan data sesuai jenis data yang diperoleh. Data primer diperoleh dari hasil wawanacara dan observasi. Data Muhammad Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Ghalia Indonesia. hal 66. John W. Creswell. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. London: SAGE Publications. Hal 37-38 61 62 25 sekunder merupakan penunjang data primer yang sifatnya memperkuat data yang telah diperoleh. Data sekunder didapatkan dari dokumentasi dan studi pustaka. a. Wawancara mendalam Metode wawancara dilakukan pada pihak produksi program musik di Radio Sasando FM dan penyiar Orient Time. Dalam wawancara, peneliti berpedoman pada interview guide untuk mempermudah alur pertanyaan selama wawancara berlangsung. Wawancara ditujukan kepada penyiar program yaitu Tata Chynthia dan juga pengelola Radio Sasando FM yaitu Ibu Th. M. Haryaningtyas, SH (Ibu Tyas). Wawancara dengan Tata Chynthia berkaitan mengenai segala kegiatan dan proses yang dilakukan dalam program Orient Time. Wawancara dengan Ibu Tyas berkaitan dengan anggaran dan pengawasan program Orient Time. b. Observasi Observasi dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung di radio Sasando FM. Pengamatan yang dilakukan ialah berkaitan dengan bagaimana manajemen produksi program yang dilaksanakan oleh Radio Sasando FM, khususnya dalam program Orient Time. Pengamatan yang dilakukan ialah melalui tahap pra produksi, produksi hingga pasca produksi program Orient Time. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam metode studi kasus. Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen penting yang menyangkut perusahaan secara umum, misalnya profil perusahaan, website perusahaan, media internal dan lainlain. Sasando FM memiliki situs yaitu www.sasandofm.com. Peneliti mengumpulkan data melalui situs tersebut. d. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian. Sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, surat kabar, dan artikel di situs internet. 26 4. Analisis Data Dalam analisis data , Robert K. Yin63 mengklasifikasikan analisis data studi kasus ke dalam 5 bentuk yakni pattern matching, explanation building, time series analysis, logic models dan cross-case synthesis. Pattern matching sesuai digunakan untuk membandingkan pola yang didasarkan atas empiris dengan pola yang diprediksikan. Jika kedua pola ini terdapat persamaan, maka hasilnya akan memperkuat validitas internalnya dalam studi kasus tersebut. Pattern matching tergolong relevan jika menggunakan studi kasus deskriptif selama pola yang telah diprediksi pada variabel tertentu telah ditentukan sebelumnya dalam pengumpulan data. Peneliti menganalisis secara deskriptif dengan melakukan perbandingan antara kerangka pemikiran (teori) dan hasil penelitian (kejadian di lapangan). Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana manajemen produksi program musik Orient Time di Radio Sasando FM. Peneliti mencoba untuk mengungkapkan bagaimana proses yang terjadi dalam kasus manajemen yang dilakukan dalam produksi program musik Orient Time. Robert K. Yin. 2003. Case Study Research: Design and Methods (Third Edition). California: Sage Publications. Hal. 109. 63 27