Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan

advertisement
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan
Masyarakat Di Pulau Kalimantan
Prima Rosita Arini S
STIE YKPN YOGYAKARTA
email: [email protected]
Abastrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dari belanja
modal terhadap pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan ekonomi, dan
belanja ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat di Pulau Kalimantan. Sumber data yang digunakan
adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan (APBD) Pemerintah Daerah di Pulau Kalimantan
tahun 2006 hingga tahun 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis Partial Least
Square (PLS). Pengujian ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Pulau Kalimantan. Dari hasil
pengujian diperoleh hasil bahwa: 1) Belanja Modal memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi, 2) Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat, 3) Belanja Modal memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat.
Kata kunci: Belanja Modal, Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat
The Effect of Capital Expenditure on Economic Growth and Community Welfare On the Island
of Borneo
Abastract
This study aims to determine whether there is a positive influence of capital expenditure on
economic growth, economic growth on economic welfare, and economic spending on the welfare of
communities on the island of Borneo. Sources of data used are secondary data in the form of financial
statements (APBD) Local Government on the island of Borneo in 2006 until 2013. Analysis technique
used is by Partial Least Square (PLS) analysis. This test is conducted in all districts / cities in Kalimantan
Island. From the test results obtained the results that: 1) Capital Expenditure has a negative and
significant impact on Economic Growth, 2) Economic Growth has a negative and significant impact on
Welfare Society, 3) Capital Expenditure has a positive and significant impact on the Welfare Society.
Keywords: Capital Expenditure, Economic Growth, Community Welfare
33
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
dapat terpenuhi. Dalam penelitian ini peneliti
Pendahuluan
Penyusunan APBD dimulai dengan
memilih Pulau Kalimantan sebagai sampel
adanya kesepakatan antara eksekutif dan
penelitian dengan pertimbangan bahwa belum
legislatif tentang Kebijakan Umum APBD dan
terlalu banyak peneliti yang meneliti Pulau
Prioritas dan Plafon Anggaran kemudian
Kalimantan dan selain itu Pulau Kalimantan
diserahkan kepada legislatif untuk dipelajari
memiliki Provinsi yang tersebar di kuadran
dan dibahas bersama sebelum ditetapkan
satu, tiga, dan empat pada tipologi klassen.
sebagai Peraturan Daerah.
Peneliti
Lingkup anggaran menjadi relevan dan
ingin
pertumbuhan
melihat
ekonomi
apakah
dan
terjadi
peningkatan
penting di lingkungan pemerintah daerah. Hal
kesejahteraan masyarakat secara merata di
ini terkait dengan dampak anggaran terhadap
seluruh provinsi tersebut khususnya Provinsi
kinerja pemerintah, sehubungan dengan fungsi
Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan yang
pemerintah dalam memberikan pelayanan
berada di kuadran empat yang memiliki arti
kepada masyarakat. Selanjutnya, DPRD akan
bahwa daerah tersebut adalah daerah yang
mengawasi
melalui
tertinggal yang sangat perlu mendapatkan
anggaran. Bentuk pengawasan ini sesuai
perhatian khusus karena memiliki besaran
dengan agency theory dalam hal ini pemerintah
PDRB per kapita dan tingkat pertumbuhannya
daerah sebagai agen dan DPRD sebagai
lebih rendah dibandingkan dengan daerah-
prinsipal. Hal ini menyebabkan penelitian di
daerah lainnya.
kinerja
pemerintah
bidang anggaran pada pemerintah daerah
menjadi relevan dan penting (Darwanto, et al.,
2007).
Tujuan Penelitian
Penelitian
Pentingnya penyusunan anggaran akan
mengetahui
ini
bagaimana
untuk
pengaruh
Belanja
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
Modal
yang nantinya juga akan berdampak terhadap
pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
kesejahteraan
Kesejahteraan
adanya
masyarakat,
peningkatan
ekonomi
peningkatan
diharapkan
karena
dalam
pertumbuhan
disertai
kesejahteraan
dengan
dengan
terhadap
bertujuan
Pertumbuhan
Masyarakat
dan
Ekonomi,
melihat
bagaimana pengaruh yang terjadi pada Belanja
Modal terhadap Kesejahteraan Masyarakat.
masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan
Kajian Teori Dan Pengembangan Hipotesis
meningkatnya kesejahteraan masyarakat dapat
Kajian Teori
dilakukan apabila belanja modal dialokasikan
Akhir-akhir ini, penelitian pada sektor
secara tepat. Sehingga segala sesuatu hal yang
publik juga banyak yang berfokus terhadap
dibutuhkan pada provinsi yang bersangkutan
bagaimana kontribusi modal publik terhadap
34
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
pertumbuhan ekonomi. Pada penelitian ini
dan
modal publik suatu negara digambarkan dalam
pertimbangan dalam pengalokasiannya.
alokasi belanja modal. Lingkup anggaran
menunjukkan
adanya
berbagai
Belanja modal dapat dikatakan sebagai
menjadi relevan dan penting di lingkungan
salah
pemerintah daerah. Hal ini terkait dengan
pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dalam
dampak anggaran terhadap kinerja pemerintah,
penelitian
sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam
penelitian yang menunjukkan bahwa belanja
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
modal memiliki dampak yang positif terhadap
Selanjutnya, DPRD akan mengawasi kinerja
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu peneliti
pemerintah
Bentuk
ingin melihat juga apakah di Pulau Kalimantan
pengawasan ini sesuai dengan agency theory
Belanja modal juga memiliki dampak yang
dalam hal ini pemerintah daerah sebagai agen
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara
dan
ini
umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi
menyebabkan penelitian di bidang anggaran
merupakan indikator yang umum dipergunakan
pada pemerintah daerah menjadi relevan dan
untuk melihat keberhasilan pembangunan.
penting (Darwanto, et al., 2007).
Dalam
melalui
DPRD
anggaran.
sebagai
prinsipal.
Hal
satu
faktor
yang
sebelumnya
mempengaruhi
terdapat
pelaksanaan
banyak
pembangunan,
Belanja Modal adalah belanja yang
pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah
dilakukan pemerintah yang menghasilkan
sasaran utama bagi negara-negara berkembang
aktiva tetap tertentu (Nordiawan, 2006).
karena
Belanja
untuk
hubungan yang erat dengan peningkatan barang
mendapatkan aset tetap pemerintah daerah,
dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat,
yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan
sehingga semakin banyak barang dan jasa yang
harta tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara
diproduksi maka kesejahteraan masyarakat
untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni
akan
dengan
merupakan
modal
dimaksudkan
membangun
sendiri,
menukarkan
pertumbuhan
meningkat.
cara
ekonomi
memiliki
Kesejahteraan
untuk
sosial
mengaitkan
dengan aset tetap lainnya, atau juga dengan
kesejahteraan dengan pilihan sosial secara
membeli. Namun, untuk kasus di pemerintahan,
objektif
biasanya
menjumlahkan
cara
yang
dilakukan
adalah
yang
diperoleh
kepuasan
dengan
individu
cara
dalam
membangun sendiri atau membeli. Menurut
masyarakat (Badrudin, 2012). Maka dapat
Halim (2007), belanja modal merupakan
dikatakan bahwa apabila terjadi peningkatan
belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun
pertumbuhan ekonomi maka akan disertai
anggaran dan akan menambah aset atau
dengan
kekayaan daerah serta akan menambah belanja
masyarakat.
meningkatnya
kesejhateraan
yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan.
Belanja modal memiliki karakteristik spesifik
Pengembangan Hipotesis
35
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
Pengaruh
Belanja
Modal
Terhadap
ISSN : 2460-1233
pertumbuhan angkatan kerja. Ketiga, kemajuan
teknologi. Aset tetap yang dimiliki sebagai
Pertumbuhan Ekonomi
(goverment
akibat adanya belanja modal merupakan
expenditure) adalah bagian dari kebijakan
prasayarat utama dalam memberikan pelayanan
fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk
publik
mengatur jalannya perekonomian dengan cara
menambah aset tetap, pemerintah daerah
menentukan
dan
mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran
pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang
belanja modal dalam APBD. Alokasi belanja
tercermin
Anggaran
modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah
Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk
akan sarana dan prasarana, baik untuk
nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan
Daerah (APBD) untuk daerah atau regional.
maupun untuk fasilitas publik. Pertumbuhan
Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam
ekonomi yang terus menerus dapat dicapai oleh
rangka menstabilkan harga, tingkat output,
suatu daerah jika daerah tersebut selalu bisa
maupun kesempatan kerja dan memacu atau
memperbaiki
mendorong pertumbuhan ekonomi (Sukirno,
daerahnya. Belanja modal dimaksudkan untuk
2000).
mendapatkan aset tetap pemerintah daerah,
Pengeluaran
Pemerintah
besarnya
dalam
Menurut
penerimaan
dokumen
Halim
infrastruktur
daerah.
yang
Untuk
ada
di
yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan
pengeluaran pemerintah adalah belanja modal
harta tetap lainnya. Dengan peningkatan
yang
pengeluaran pemerintah, khususnya belanja
pengertian
salah
pemerintah
satu
memiliki
(2007)
oleh
pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
modal
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
peningkatan ekonomi masyarakat yang pada
periode akuntansi. Belanja modal termasuk:
gilirannya
belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
pendapatan perkapita. Selain itu meningkatnya
belanja modal gedung dan bangunan, belanja
belanja modal juga diharapkan menjadi faktor
modal jalan, irigasi, dan jaringan, belanja aset
pendorong timbulnya berbagai investasi baru di
tetap lainnya, dan belanja aset lainnya.
daerah dalam mengoptimalkan pemanfaatan
Todaro (2006) mengatakan ada tiga
faktor
atau
komponen
utama
dalam
pertumbuhan ekonomi. Pertama, akumulasi
diharapkan
dapat
dapat
memacu
mendorong
pertumbuhan
berbagai sumber daya sehingga akhirnya dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Barro
(1990)
menyatakan
bahwa
modal yang meliputi semua bentuk dan jenis
investasi publik berpengaruh secara positif dan
investasi baru yang ditanamkan pada tanah,
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
peralatan fisik dan sumber daya manusia.
Kemudian beberapa penelitian yang dilakukan
Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa
menemukan bukti bahwa investasi publik
tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
36
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ekonomi. Banyak penelitian yang dilakukan di
ISSN : 2460-1233
Selanjutnya ditambahkan oleh Mankiw
negara maju dan negara berkembang untuk
(2006)
melihat bagaimana hubungan statistik antara
mengukur
investasi
tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto
infrastruktur
agregat
dan
pertumbuhan PDRB.
indikator
yang
pertumbuhan
digunakan
untuk
ekonomi
adalah
(PDB). Dalam konteks ekonomi regional,
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
ukuran yang sering dipergunakan adalah
penelitian-penelitian sebelumnya maka dapat
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
dibentuk hipotesis sebagai berikut:
yaitu jumlah nilai tambah bruto (gross value
H1: Belanja modal berpengaruh positif
added) yang dihasilkan oleh seluruh sektor
terhadap pertumbuhan ekonomi.
perekonomian di wilayah itu.
Pertumbuhan ekonomi diukur dengan
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
menggunakan PDRB yang secara nyata mampu
Kesejahteraan Masyarakat
memberikan gambaran mengenai nilai tambah
Pertumbuhan
ekonomi
merupakan
bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada
gambaran keadaan suatu perekenomian dari
suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang
jauh, perkembangan besaran nilai PDRB
berkesinambungan
merupakan salah satu indikator yang dapat
dapat
kemakmuran
masyarakat.
indikator
penting
meningkatkan
daerah,
dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan
mengetahui
pembangunan suatu daerah, atau dengan kata
keberhasilan pembangunan di masa yang akan
lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat
datang. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan
tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.
meningkatnya jumlah barang dan jasa (output)
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth)
yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam
juga merupakan perubahan nilai kegiatan
penelitian
Pulau
ekonomi dari tahun untuk satu periode ke
Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi dari sudut
periode yang lain dengan mengambil rata-
tinjauan ekonomi dapat direfleksikan oleh
ratanya dalam waktu yang sama, maka untuk
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi
(PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB
harus dibandingkan dengan tingkat pendapatan
merupakan penjumlahan dari semua barang dan
nasional dari tahun ke tahun. Yang dimaksud
jasa akhir mencakup semua nilai tambah yang
dengan pertumbuhan ekonomi daerah adalah
dihasilkan oleh daerah dalam periode satu
pertambahan pendapatan masyarakat yang
tahun. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
terjadi di daerah tersebut, yaitu kenaikan
satu indikator yang dapat menggambarkan
seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi
perkembangan perekonomian dalam suatu
di daerah tersebut. Pertambahan pendapatan itu
ini
ini
Bagi
untuk
khususnya
adalah
daerah.
37
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan
disebut
dalam harga konstan.
disimpulkan
Apabila
pertambahan
pendapatan
ISSN : 2460-1233
indikator
pendapatan.
Dapat
semakin
tinggi
bahwa
pertumbuhan
ekonomi
maka
akan
masyarakatnya meningkat dapat diartikan
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.
bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga
Penelitian yang dilakukan Sasana (2009)
meningkat. Kesejahteraan masyarakat dapat
menunjukkan
diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia.
ekonomi
Peran pemerintah dalam meningkatkan IPM
mempunyai hubungan yang positif terhadap
juga dapat berpengaruh melalui realisasi
kesejahteraan masyarakat.
belanja negara dalam pelayanan publik (Mirza,
hasil
bahwa
berpengaruh
Produk
pertumbuhan
signifikan
Domestik
Regional
dan
Bruto
2012). Peran pemerintah dalam kebijakan dan
(PDRB) merupakan indikator yang dipakai
pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi pada
fiskal didasarkan pada pertibangan bahwa
tingkat daerah. Sedangkan Produk Domestik
daerahlah yang lebih mengetahui kebutuhan
Bruto merupakan indikator yang dipakai
dan standar pelayanan bagi masyarakat di
mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara
daerahnya, sehingga pemberian otonomi daerah
(Baibaba, 2008).
diharapkan
dapat
memacu
peningkatan
Menurut BPS, PDRB atas harga berlaku
kesejahteraan masyarakat di daerah melalui
adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan
Menurut Professor Kuznet salah satu
harga
yang
berlaku
pada
tahun
yang
karakteristik pertumbuhan ekonomi modern
bersangkutan.
adalah tingginya pertumbuhan output perkapita
Berdasarkan teori-teori yang ada maka dapat
(Todaro, 2006). Pertumbuhan output yang
dibentuk hipotesis sebagai berikut:
dimaksudkan
H2: Pertumbuhan ekonomi berpengaruh
adalah
PDRB
per
kapita,
tingginya pertumbuhan output menjadikan
positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
perubahan pola konsumsi dalam pemenuhan
kebutuhan. Artinya semakin meningkatnya
Pengaruh
pertumbuhan ekonomi maka akan semakin
Kesejahteraan Masyarakat
tinggi pertumbuhan output per kapita dan
Tingkat kesejahteraan masyarakat yang dapat
merubah pola konsumsi dalam hal ini tingkat
diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia
daya beli masyarakat juga akan semakin tinggi.
(IPM) dapat didefinisikan sebagai suatu indeks
Tingginya
gabungan yang meliputi tiga kebutuhan dasar
daya
beli
masyarakat
akan
Belanja
Modal
Terhadap
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
yang
harus
dipenuhi
karena daya beli masyarakat merupakan salah
pembangunan
manusia,
satu indikator komposit dalam IPM yang
kesehatan (dilihat dari indeks angka harapan
38
dalam
yaitu
upaya
indikator
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
hidup), indikator pendidikan (dapat dilihat dari
Zebua
ISSN : 2460-1233
(2014)
berpengaruh
bahwa
rata-rata penduduk bersekolah dan angka melek
Belanja
huruf), indikator ekonomi (dapat dilihat dari
signifikan terhadap IPM. Belanja modal
pengeluaran riil per kapita). Ketiga indikator
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tersebut dianggap sangat mendasar dilihat dari
IPM (Mirza, 2012). Peningkatan alokasi
kualitas fisik dan non fisik penduduk. Kualitas
belanja modal semestinya juga meningkatkan
fisik tercermin dari angka harapan hidup,
kualitas pembangunan manusia yang diukur
sedangkan kualitas non-fisik tercermin dari
melalui IPM.
lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan
Modal
menyatakan
positif
dan
IPM menjadi sangat penting karena
angka melek huruf, dan mempertimbangkan
ditekankan
kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil per
perubahan dalam proses pembangunan suatu
kapita. Selain juga dipengaruhi oleh faktor-
negara. Jika dapat diketahui pengaruh belanja
faktor lain seperti ketersediaan kesempatan
modal
kerja, yang pada gilirannya ditentukan oleh
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, serta
banyak faktor, terutama pertumbuhan ekonomi,
pengaruh
infrastruktur
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga
dan
kebijakan
pemerintah
(Christy, et al, 2009)
pada
manusia
pemerintah
sebagai
terhadap
investasi
agen
pertumbuhan
swasta
terhadap
kerja; maka perbaikan tingkat kesejahteraan
Penelitian yang dilakukan Sumiyati
akan dapat diakselerasi.
(2009) di Provinsi Jawa Barat mengenai
Ada beberapa komponen yang dapat
Pengaruh Belanja Modal terhadap Peningkatan
mempengaruhi
Indeks Pembangunan Manusia menyatakan
antaranya adalah belanja modal pemerintah dan
bahwa belanja modal memiliki pengaruh positif
investasi swasta. Belanja modal pemerintah
dan tidak signifikan pada peningkatan Indeks
secara umum dialokasikan untuk membangun
Pembangunan Manusia. Hasil pengujian Zebua
sarana
(2014) menunjukkan Belanja Modal dan
diharapkan akan dapat mempertinggi intensitas
Belanja Barang dan Jasa berpengaruh pada IPM
kegiatan ekonomi. Kenaikan aktivitas ekonomi
dengan arah yang positif dan signifikan.
kemudian
Penelitian-penelitian
sebelumnya
pertumbuhan ekonomi yang kemudian akan
mencerminkan bahwa struktur belanja APBD
memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Selain
dapat dikatakan belum dialokasikan secara
itu,
tepat dalam upaya peningkatan pembangunan
pelaksanaannya memerlukan tenaga kerja
kualitas manusia. Berdasarkan uraian di atas,
sehingga akan memperbesar penyerapan tenaga
peneliti
kerja,
merasa
perlu
untuk
mengetahui
dan
pertumbuhan
prasarana
diharapkan
belanja
yang
modal
berarti
yang
dapat
ekonomi,
di
selanjutnya
mendorong
pemerintah
pengangguran
dalam
akan
hubungan antara belanja modal dan IPM di
menurun, lebih banyak orang yang bekerja dan
suatu wilayah.
memperoleh penghasilan, yang pada akhirnya
39
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
akan menuju pada perbaikan kesejahteraan
partisipasi kasar, angka partisipasi murni, dan
masyarakat.
tamat sekolah (Badan Pusat Statistik, 2006).
Kebijakan
pemerintah
untuk
Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa
meningkatkan kualitas SDM didasarkan kepada
dalam era otonomi, pemerintah daerah harus
pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar
semakin mendekatkan diri pada berbagai
menyiapkan peserta didik agar mampu masuk
pelayanan dasar masyarakat. Oleh karena itu,
dalam pasaran kerja, namun lebih daripada itu,
alokasi belanja modal memegang peranan
pendidikan merupakan salah satu upaya
penting guna peningkatan pelayanan ini.
pembangunan watak bangsa (national character
Sejalan dengan peningkatan pelayanan ini
building)
(yang ditunjukkan dengan peningkatan belanja
seperti
kejujuran,
keadilan,
keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan.
modal)
Penggunaan
kualitas
komprehensif
indikator kesejahteraan
dan
akomodatif
yang
terhadap
diharapkan
dapat
pembangunan
meningkatkan
manusia
yang
diharapkan.
konsepsi pembangunan yang berkelanjutan
Berdasarkan temuan-temuan penelitian
sangat penting. Arah kebijakan peningkatan,
sebelumnya maka dapat dibentuk hipotesis
perluasan dan pemerataan pendidikan untuk
sebagai berikut:
belanja modal dilaksanakan melalui antara lain;
H3: Belanja Modal berpengaruh positif
penyediaan fasilitas layanan pendidikan berupa
terhadap Kesejahteraan Masyarakat
pembangunan unit sekolah baru, penambahan
ruang kelas dan penyediaan fasilitas Kemajuan
Berdasarkan latar belakang masalah,
pendidikan ini dilihat dari indikator: dapat
kajian
teori,
membaca dan menulis, penduduk usia sekolah,
pengembangan hipotesis, maka dibentuklah
penduduk masih sekolah, sekolah, angka
kerangka berpikir sebagai berikut:
H3
Belanja Modal
H1
terdahulu
Kesejahteraan
Masyarakat
H2
Pertumbuhan
Ekonomi
Gambar 1: Kerangka Pemikiran
40
penelitian
dan
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
Akuntansi Pemerintah (SAP) memiliki
Metode Penelitian
definisi pengeluaran yang dilakukan dalam
Sumber dan Data Penelitian
rangka pembentukan modal yang sifatnya
Data yang digunakan di dalam
menambah
aset
tetap/inventaris
yang
penelitian ini adalah data sekunder. Data
memberikan manfaat lebih dari satu periode
tersebut diperoleh dari Direktorat Jenderal
akuntansi, termasuk di dalamnya adalah
Anggaran Departemen Keuangan berupa
pengeluaran untuk biaya pemeliharaan
data Realisasi APBD dari tahun 2006
yang
sampai dengan tahun 2013. Data yang
menambah
diperoleh adalah data Belanja Modal, data
meningkatkan kapasitas dan kualitas aset;
sifatnya
mempertahankan
masa
manfaat,
atau
serta
PDRB, dan data Indeks Pembangunan
Manusia
Pulau
Kalimantan.
Karena
keterbatasan atas tersedianya data, maka
periode penelitian yang digunakan adalah
tahun 2006-2013. Data yang digunakan
adalah dengan menggunakan sampel data 4
provinsi di Pulau Kalimantan kecuali
Kalimantan Utara karena baru disahkan
Variabel endogen adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel eksogen.
Variabel endogen dalam penelitian ini
adalah: (a) Variabel endogen intervening
yang memiliki makna variabel yang ikut
berpengaruh
ketika
mempengaruhi
variabel
variabel
eksogen
endogen
tergantung. Variabel endogen intervening
pada tanggal 25 Oktober 2012.
dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan
Variabel dan Definisi Operasional
Ekonomi.
Menurut
Simon
Kuznets,
Klasifikasi variabel didasarkan atas
pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
kajian teoritis dan empiris sebagai acuan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara
kerangka berfikir yang terdiri dari dua
yang bersangkutan untuk menyediakan
variable
berbagai
yaitu
variabel
eksogen
dan
endogen.
barang
penduduknya.
ekonomi
Pertumbuhan
bagi
ekonomi
Variabel eksogen adalah variabel
digambarkan dengan nilai PDRB atas harga
yang mempengaruhi operasi dalam suatu
belaku suatu daerah. Menurut BPS, PDRB
model ekonomi dan variabel tersebut tidak
atas harga berlaku adalah jumlah nilai
dipengaruhi oleh setiap hubungan yang
produksi atau pendapatan atau pengeluaran
digambarkan oleh model tersebut. Variabel
yang dinilai sesuai dengan harga yang
Eksogen dalam penelitian ini adalah
berlaku pada tahun yang bersangkutan.
Belanja Modal yang menurut Standar
Variabel
endogen
tergantung
adalah
41
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
variabel yang dipengaruhi oleh variabel
Kesejahteraan masyarakat dalam peneitian
eksogen
endogen
ini digambarkan dengan nilai IPM suatu
intervening. Variabel endogen tergantung
daerah. Menurut BPS, IPM memiliki
dalam penelitian ini adalah kesejahteraan
definisi
masyarakat. Menurut Undang-undang No
penduduk
11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial
pembangunan
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
material, spiritual, dan sosial warga negara
sebagainya.
maupun
variabel
agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan
melaksanakan
diri,
sehingga
fungsi
IPM
menjelaskan
dapat
bagaimana
mengakses
dalam
hasil
memperoleh
ANALISIS DATA
dapat
sosialnya.
Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif
Belanja Modal*
Pertumbuhan Ekonomi
Kesejahteraan Masyarakat
(Rp)
%
%
Mean
340320,19
5,73
71,62
Minimum
36593,75
-8,36
62,13
Maximum
23624390,60
22,39
79,87
Keterangan: *) Dalam jutaan rupiah
Sumber: Output (data diolah, 2017)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
Rp36.593.746.359. Pertumbuhan ekonomi
pada tabel 1, terlihat bahwa Belanja Modal
yang terjadi di Pulau Kalimantan rata-rata
di Pulau Kalimantan memiliki rata-rata
terjadi sebesar 5,73%, dari angka tersebut
sebesar Rp340.320.193.754,
sedangkan
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan
nilai tertinggi Belanja Modal diwakili oleh
ekonomi di Pulau Kalimantan masih
Kabupaten
tahun
rendah. Pada tabel 1 terlihat bahwa terjadi
2013sebesar Rp23.624.390.602.615, untuk
ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi
nilai terendah pada Belanja Modal diwakili
karena
oleh Kabupaten Tapin tahu 2013 sebesar
pertumbuhan
42
Sukamara
pada
pada
tingkat
ekonomi
maksimum
mampu
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
menunjukkan nilai sebesar 22,39% yang
Analisis Induktif Dengan Partial Least
mewakili
Square (PLS)
meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Kutai Timur pada
tahun 2006, namun nilai minimum yang
diperoleh dari statistika deskriptif sangan
jauh dengan nilai maksimum yaitu sebesar
-8,36% yang justru menunjukkan pernah
terjadi pertumbuhan ekonomi terendah di
Kota Bontan pada tahun 2011. Angka
kesejahteraan
masyarakat
di
Pulau
Kalimantan memiliki rata-rata sebesar
71,62%, tingkat kesejahteraan masyarakat
tertinggi diwakili oleh Kota Balikpapan
pada tahun 2013 sebesar 79,87% dan
Analisis
induktif
dengan
menggunakan Partial Least Square (PLS)
meliputi penelitian goodness of fit model
(inner model), yang berfungsi untuk
mengetahui kecocokan suatu model yang
digunakan
dalam
menggunakan
penelitian
variabel
Dana
dengan
Alokasi
Umum, Pendapatan Asli Daerah, Belanja
Modal,
pertumbuhan
ekonomi,
dan
kesejahteraan masyarakat. Hasil pengujian
goodness of fit model dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut ini:
tingkat kesejahteraan masyarakat terendah
diwakili oleh Kota Sambas pada tahun 2006
sebesar 62,13%
Tabel 2. Nilai goodness of fit model
APC = 0,243, P<0,001
Good if P<0,05
ARS = 0,122, P<0,001
Good if P<0,05
AVIF=1,034
Good if ≤ 5
Sumber: Output (data diolah, 2017)
Berdasarkan hasil pengujian model,
faktor lain diluar variabel dalam penelitian.
nilai Average Path Coefficient (APC)
Nilai Average R-Squared (ARS) adalah
diperoleh hasil sebesar 0,243 dengan nilai
sebesar 0,122 dengan nilai P<0,001, hal ini
P<0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat
berarti APC memiliki nilai yang signifikan
disimpulan bahwa nilai ARS signifikan
karena nilai P<0,05.
karena nilai P<0,05, sedangkan nilai 0,243
yang dihasilkan signifikan, maka dapat
menunjukkan
pada
dibuktikan bahwa variabel endogen dan
penelitian hanya mampu mempengaruhi
eksogen memiliki hubungan sebab dan
variabel dependen sebesar 24,3% dan
akibat baik secara langsung maupun tidak
sisanya sebesar 75,7% dipengaruhi oleh
langsung. Pada model penelitian ini tidak
bahwa
variabel
Karena nilai APC
43
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
terjadi multikolinearitas,
hal tersebut
ISSN : 2460-1233
Pertumbuhan
ekonomi
eksklusif
terbukti dari adanya nilai Average Variance
dapat terjadi karena pembangunan yang
Inflation Factor (AVIF) sebesar 1,034 yang
dilakukan tidak berkualitas atau belum
nilainya ≤ 5.
merata atau bisa jadi disebabkan karena
Belanja modal berpengaruh negatif
meningkatnya
pengeluaran
pemerintah
dalam belanja modal namun tidak disertai
terhadap pertumbuhan ekonomi
dengan menurunnya angka kemiskinan atau
Pengujian
untuk
1
pengangguran di Pulau Kalimantan. Hal
dilakukan dengan menguji sampel seluruh
tersebut dapat ditunjukkan dengan 3 dari 4
kabupaten kota yang berada di pulau
provinsi yang berada di Kalimantan yaitu
Kalimantan.
provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan
Tabel
Hipotesis
3
menunjukkan
bagaimana hubungan antara Belanja Modal
Barat,
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Pulau
tipologi klassen berada di kuadran 3 dan 4
Kalimantan. Hasil dari tabel tersebut
yang menunjukkan bahwa daerah-daerah
menunjukkan bahwa ketika Hipotesis 1
tersebut tingkat pertumbuhannya masih
diuji
Pulau
lambat. Sedangkan Kalimantan Tengah
memiliki
berada pada kuadran 1 yang menunjukkan
pengaruh yang negatif dan signifikan
bahwa daerah tersebut berkembang dengan
terhadap
cepat
secara
Kalimantan,
keseluruhan
Belanja
pertumbuhan
di
Modal
ekonomi.
Hal
dan
Kalimantan Selatan pada
walaupun
belum
bisa
tersebut terlihat dari nilai koefisien jalur
mengalokasikan belanja modalnya dengan
yang menunjukkan angka yang negatif
efisien sehingga PDRB per kapita yang
yaitu sebesar -0,15 namun nilai p-value
dimiliki masih rendah. Namun pemerintah
yang diperoleh adalah sebesar <0,01 yang
memberi perhatian khusus sehingga daerah
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
yang berada di kuadran 1 masih memiliki
telah
p-value
peluang untuk berkembang lebih baik lagi.
tersebut menunjukkan bahwa pengaruh
Maka dari hasil yang diperoleh dan analisis
yang diberikan adalah signifikan. Pengaruh
hasil dapat disimpulkan bahwa hipotesis
negatif dan signifikan mungkin saja terjadi.
pertma yaitu Belanja Modal berpengaruh
Hal
positif terhadap pertumbuhan ekonomi
ditentukan,
tersebut
dan
angka
dikarenakan
di
Pulau
Kalimantan terjadi fenomena pertumbuhan
ekonomi yang eksklusif.
44
ditolak.
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
Pertumbuhan
negatif
ekonomi
terhadap
berpengaruh
kesejahteraan
Pengujian hipotesis yang kedua juga
dengan
menguji
seluruh
kabupaten kota yang berada di Pulau
Kalimantan.
Tabel
3
menunjukkan
bagaimana hubungan yang terjadi antara
Pertumbuhan
Ekonomi
Kesejahteraan
Masyarakat
terhadap
di
Pulau
Kalimantan. Dari hasil yang diperoleh,
apabila
pengujian hipotesis
dilakukan
secara keseluruhan maka dalam Tabel 3
terlihat
bahwa
memberikan
terhadap
pertumbuhan
pengaruh
ekonomi
yang
kesejahteraan
negatif
masyrakat.
Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan nilai
koefisien jalur sebesar -0,17. Namun
apabila dilihat dari tingkat signifikansi,
pengaruh yang diberikan pertumbuhan
ekonomi
masyarakat
pertumbuhan output perkapita (Todaro,
2006).
Pertumbuhan
output
yang
dimaksudkan adalah PDRB per kapita,
masyarakat
dilakukan
ISSN : 2460-1233
terhadap
pola
konsumsi
dalam
pemenuhan kebutuhan. Artinya semakin
meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka
akan semakin tinggi pertumbuhan output
per kapita dan merubah pola konsumsi
dalam hal ini tingkat daya beli masyarakat
juga akan semakin tinggi. Tingginya daya
beli masyarakat akan meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia karena daya beli
masyarakat merupakan salah satu indikator
komposit dalam IPM yang disebut indikator
pendapatan. Hasil pengujian hipotesis
kedua ini juga tidak mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sasana
(2009) yang menunjukkan hasil bahwa
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dari hasil di tabel 3 terlihat bahwa
pengaruh yang signifikan. Hal tersebut
meningkatnya pertumbuhan ekonomi justru
ditunjukkan dengan nilai p-value<0,01,
memberi dampak penurunan terhadap
nilai tersebut lebih kecil dibandingkan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa saja
dengan tingkat signifikansi yang ditentukan
terjadi
yaitu sebesar 5%. Pertumbuhan ekonomi.
kabupaten/kota yang berada di Pulau
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
Kalimantan ketika menata pembangunan
landasan teori yang dikemukakan oleh
target output ekonomi, mereka hanya
Professor Kuznet yang menyatakan bahwa
menggunakan asumsi bahwa pencapaian
salah
pertumbuhan ekonomi digambarkan dalam
ekonomi
dikatakan
perubahan
memiliki
satu
dapat
kesejahteraan
tingginya pertumbuhan output menjadikan
karakteristik
modern
pertumbuhan
adalah
tingginya
karena
semua
pemerintah
presentase tertentu. Jika target tersebut
45
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
dapat dicapai atau bahkan dilewati, maka
hipotesis kedua tentang adanya pengaruh
dapat dikatakan bahwa pemerintah lokal
positif dari pertumbuhan ekonomi terhadap
kabupaten/kota
kesejahteraan ekonomi tidak dapat diterima
berhasil
mengelola
kegiatan pemerintahan, di sisi lain, jika
target pertumbuhan ekonomi tidak dapat
dicapai, maka dapat dikatakan pemerintah
(ditolak).
Belanja
Modal
berpengaruh
positif
terhadap Kesejahteraan Masyarakat
setempat belum berhasil dalam mengelola
kegiatan
pemerintahan,
bahkan
Berdasarkan hasil analisis yang
dapat
digambarkan di tabel 3 dapat dijelaskan
dikatakan bahwa mereka telah gagal.
Pada dasarnya hasil pembangunan
bahwa variabel belanja modal berpengaruh
ekonomi tidak hanya menunjukkan arah
positif dan signifikan terhadap Indeks
pada
Pembangunan
pencapaian
ekonomi
angka
tertentu.
menyatakan
pertumbuhan
Badrudin
bahwa
(2011)
keberhasilan
Kalimantan.
Manusia
Hal
di
tersebut
Pulau
ditunjukkan
dengan adanya nilai koefisien sebesar 0,41
hanya
dan nilai p<0,01. Selain itu, hasil dari
didasarkan pada kecepatan pertumbuhan
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
ekonomi, tetapi lebih pada peningkatan
sebelumnya yang dilakukan oleh Mirza
kesejahteraan
sebabnya,
(2012) yang menyatakan bahwa belanja
di
modal berpengaruh positif dan signifikan
pembangunan
Pemerintah
ekonomi
sosial.
tidak
Itu
kabupaten/kota
Pulau
Kalimantan perlu membedakan makna
pada
antara
keterkaitan antara belanja modal dengan
pertumbuhan
ekonomi
dan
IPM.
Menurut
Mirza
pembangunan ekonomi. Kedua istilah ini
kesejahteraan
memiliki makna dan definisi yang berbeda
digambarkan dengan Indeks Pembangunan
sehingga dampak yang diberikan terhadap
Manusia sangat erat karena kebijakan yang
perekonomian
dilakukan
kabupaten/
kota
juga
masyarakat
(2012)
oleh
pemerintah
yang
untuk
berbeda. Dengan demikian, pertumbuhan
meningkatkan kualitas SDM didasarkan
ekonomi yang terjadi di kabupaten/Kota
kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak
Pulau Kalimantan tidak selalu menciptakan
sekedar menyiapkan peserta didik agar
kekayaan bagi masyarakat.
mampu masuk dalam pasaran kerja, namun
Penelitian ini tidak mendukung
lebih daripada itu, pendidikan merupakan
penelitian yang dilakukan Nasution (2007),
salah satu upaya pembangunan watak
Sasana (2009) dan Badrudin (2011).
bangsa
Sehingga dapat diambil keputusan bahwa
46
(national
character
building)
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan,
pendapatan masyarakat, dan pada akhirnya
kesederhanaan dan keteladanan.
akan meningkatkan Indeks Pembangunan
Tepatnya
pengalokasian
belanja
Manusia
(IPM).
Penelitian
ini
juga
modal seperti pembenahan infrastruktur
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
daerah serta fasilitas umum yang memadai
Sumiyati (2009) dan Zebua (2014).
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas
serta meningkatkan produktivitas daerah,
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis
Belanja Modal  Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi 
Kesejahteraan Masyarakat
Belanja Modal  Kesejahteraan
Masyarakat
Koefisien
-0,15
P-Value
<0,01
Prediksi Temuan Kesimpulan
+
Ditolak
-0,17
<0,01
+
-
Ditolak
0,41
<0,01
+
+
Diterima
Sumber: Output (data diolah, 2017)
yang menunjukkan bahwa daerah-daerah
Kesimpulan
Belanja modal berpengaruh negatif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi eksklusif dapat
terjadi
karena
pembangunan
yang
dilakukan tidak berkualitas atau belum
merata atau bisa jadi disebabkan karena
meningkatnya
pengeluaran
pemerintah
dalam belanja modal namun tidak disertai
tersebut tingkat pertumbuhannya masih
lambat. Sedangkan Kalimantan Tengah
berada pada kuadran 1 yang menunjukkan
bahwa daerah tersebut berkembang dengan
cepat
walaupun
belum
bisa
mengalokasikan belanja modalnya dengan
efisien sehingga PDRB per kapita yang
dimiliki masih rendah.
dengan menurunnya angka kemiskinan atau
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh
pengangguran di Pulau Kalimantan. Hal
negatif terhadap kesejahteraan masyarakat.
tersebut dapat ditunjukkan dengan 3 dari 4
Hasil
provinsi yang berada di Kalimantan yaitu
pendapat
provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan
menyatakan bahwa salah satu karakteristik
Barat,
Kalimantan Selatan pada
pertumbuhan ekonomi modern adalah
tipologi klassen berada di kuadran 3 dan 4
tingginya pertumbuhan output perkapita
dan
penelitian tidak sesuai dengan
Professor
Kuznet
yang
47
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
(Todaro, 2006). Hasil yang diperoleh dari
Kedua istilah ini memiliki makna dan
pengujian
kedua
definisi yang berbeda sehingga dampak
meningkatnya
yang diberikan terhadap perekonomian
pertumbuhan ekonomi justru memberi
kabupaten/ kota juga berbeda. Dengan
dampak menurunnya nilai kesejahteraan
demikian, pertumbuhan ekonomi yang
masyarakat. Hal ini bisa saja terjadi karena
terjadi
semua pemerintah kabupaten/kota yang
Kalimantan
berada di Pulau Kalimantan ketika menata
kekayaan bagi masyarakat.
hipotesis
menunjukkan
pembangunan
yang
bahwa
target
output
ekonomi,
mereka hanya menggunakan asumsi bahwa
pencapaian
pertumbuhan
ekonomi
digambarkan dalam presentase tertentu.
Jika target tersebut dapat dicapai atau
bahkan dilewati, maka dapat dikatakan
bahwa pemerintah lokal kabupaten/kota
berhasil mengelola kegiatan pemerintahan,
di sisi lain, jika target pertumbuhan
ekonomi tidak dapat dicapai, maka dapat
dikatakan pemerintah setempat belum
berhasil
dalam
mengelola
kegiatan
pemerintahan, bahkan dapat dikatakan
bahwa mereka telah gagal. Pada dasarnya
hasil pembangunan ekonomi tidak hanya
menunjukkan arah pada pencapaian angka
pertumbuhan ekonomi tertentu. Badrudin
(2011) menyatakan bahwa keberhasilan
pembangunan
ekonomi
tidak
hanya
didasarkan pada kecepatan pertumbuhan
ekonomi, tetapi lebih pada peningkatan
kesejahteraan
sosial.
Pemerintah
kabupaten/kota di Pulau Kalimantan perlu
membedakan makna antara pertumbuhan
ekonomi
48
dan
pembangunan
ekonomi.
di
kabupaten/Kota
tidak
selalu
Pulau
menciptakan
Belanja modal berpengaruh positif
dan
signifikan
Pembangunan
Kalimantan.
terhadap
Manusia
Hasil
Indeks
di
Pulau
penelitian
ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Sumiyati (2009), Mirza (2012), dan Zebua
(2014). Peningkatan alokasi belanja modal
semestinya juga meningkatkan kualitas
pembangunan manusia yang diukur melalui
IPM. IPM menjadi sangat penting karena
ditekankan pada manusia sebagai agen
perubahan dalam proses pembangunan
suatu negara. Jika dapat diketahui pengaruh
belanja
modal
pemerintah
terhadap
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja, serta pengaruh investasi
swasta terhadap pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja; maka perbaikan
tingkat
kesejahteraan
akan
dapat
diakselerasi. Ada beberapa komponen yang
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
ekonomi, di antaranya adalah belanja
modal pemerintah dan investasi swasta.
Belanja modal pemerintah secara umum
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
ISSN : 2460-1233
dialokasikan untuk membangun sarana dan
Endogenous Growth. The Journal
prasarana yang selanjutnya diharapkan
of Political Economy,98.
akan
dapat
mempertinggi
intensitas
Badrudin, Rudy .2011, ‘Effect of Fiscal
kegiatan ekonomi. Kenaikan aktivitas
Decentralization
ekonomi
dapat
Expenditure, Growth, and Welfare’,
mendorong pertumbuhan ekonomi yang
Economic Journal of Emergeng
kemudian akan memperbaiki kesejahteraan
Market, vol. 3, no. 3, pp. 211-223.
kemudian
diharapkan
masyarakat.
Capital
______________.
2012.
Ekonomika
Otonomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Saran
Penelitian ini hanya berfokus pada
pengaruh yang diberikan oleh belanja
modal.
on
Sehingga
kurang
bisa
Christy, Fhino Andrea dan Priyo Hari Adi.
2009. Hubungan Antara Dana
Alokasi Umum, Belanja Modal Dan
Kualitas Pembangunan Manusia
menggambarkan bagaimana pengalokasian
dana
pemerintah
guna
mendukung
pertumbuhan ekonomi yang inklusif di
Pulau Kalimantan. Penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menambah variabel lain
agar penelitian berikutnya semakin mampu
memberikan
gambaran
keadaan
yang
sesungguhnya di Pulau Kalimantan terkait
pengaruh pemasukkan pemerintah dan
belanja pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang
terjadi di daerah tersebut.
Baibaba, Yohanis. 2008. Pengaruh
Investasi Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja dan PDRB Propinsi
Papua.
Robert
Dewi, I G A Agung Astia dan Ni Luh
Supadmi. 2016. Pengaruh Alokasi
Belanja Rutin Dan Belanja Modal
Pada
Indeks
Pembangunan
Manusia.
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas Udayana. Vol.14.1.
Hal: 695-722
Halim, A. 2007. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi keuangan daerah, Edisi
Revisi, Jakarta, Salemba Empat.
REFERENSI
Barro,
Darwanto, & Yustikasari, Y. (2007).
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pendapatan Asli Daerah, dan Dana
Alokasi
Umum
Terhadap
Pengaloksian Anggaran Belanja
Modal.
J.
1990.
Halim, A., & Abdullah, S. 2006.
Hubungan dan Masalah Keagenan
di Pemerintah Daerah.
Government
Spending In a Simple Model of
49
JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta
Volume 2 No. 2., November 2016
Haryanto. 2007. Akuntansi Sektor Publik.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hendarmin. 2012. Pengaruh Belanja Modal
Pemerintah Daerah dan Investasi
Swasta terhadap Pertumbuhan
Ekonomi, Kesempatan Kerja dan
Kesejahteraan
Masyarakat
di
Kabupaten/Kota
Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Eksos
Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu
Ekonomi UNTAN. Volume 8.3
Hal: 144-155
ISSN : 2460-1233
Sumiyati, Euis Eti. 2009. Pengaruh Belanja
Modal
Terhadap Peningkatan
Indeks Pembangunan Manusia Di
Propinsi Jawa Barat. Jurnal. Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi
UNJANI.
Todaro, Michael P. and Stephen C. Smith.
2006. Economic Development. 9th
Edition. New York: Pearson
Addison Wesley.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
Mankiw.2006. Makroekonomi
Edisi
Keenam. Jakarta: Salemba Empat
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
Mirza, Denni Sulistio. 2012. Pengaruh
Kemiskinan,
Pertumbuhan
Ekonomi, dan Belanja Modal
Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia Di Jawa Tengah Tahun
2006-2009.
Economics
Development Analysis Journal, 1
(1), h:1-15.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial
Nasution, Ade P., 2007. Peran dan
Kompetensi
Kemampuan
Pemerintah terhadap Perkembangan
Ekonomi
dan
Kesejahteraan
Masyarakat di Kota Batam.
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor
Publik. Salemba Empat. Jakarta.
Sasana, Hadi. 2009. Peran Desentralisasi
Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi
di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah.
Jurnal
Ekonomi
Pembangunan Vol.10.
Sukirno, S. 2000. Pengantar Teori Makro
Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.
50
Wertianti, I G A Gede. 2013. Pengaruh
Pertumbuhan
Ekonomi
pada
Belanja Modal Dengan PAD dan
DAU Sebagai Variabel Moderasi.
E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 4.3, pp: 567-584.
Zebua, Willman Fogati. 2014. Pengaruh
Alokasi Belanja Modal, Belanja
Barang Dan Jasa, Belanja Hibah
Dan Belanja Bantuan Sosial
Terhadap Kualitas Pembangunan
Manusia (Studi Pada Kabupaten
Dan Kota Di Wilayah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2011-2013). Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.Universitas
Brawijaya.
[http://bps.go.id]. Diakses 23 Juli 2016
Download