JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Pulau Kalimantan Prima Rosita Arini S STIE YKPN YOGYAKARTA email: [email protected] Abastrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dari belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan ekonomi, dan belanja ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat di Pulau Kalimantan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan (APBD) Pemerintah Daerah di Pulau Kalimantan tahun 2006 hingga tahun 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis Partial Least Square (PLS). Pengujian ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Pulau Kalimantan. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa: 1) Belanja Modal memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, 2) Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat, 3) Belanja Modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Kata kunci: Belanja Modal, Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat The Effect of Capital Expenditure on Economic Growth and Community Welfare On the Island of Borneo Abastract This study aims to determine whether there is a positive influence of capital expenditure on economic growth, economic growth on economic welfare, and economic spending on the welfare of communities on the island of Borneo. Sources of data used are secondary data in the form of financial statements (APBD) Local Government on the island of Borneo in 2006 until 2013. Analysis technique used is by Partial Least Square (PLS) analysis. This test is conducted in all districts / cities in Kalimantan Island. From the test results obtained the results that: 1) Capital Expenditure has a negative and significant impact on Economic Growth, 2) Economic Growth has a negative and significant impact on Welfare Society, 3) Capital Expenditure has a positive and significant impact on the Welfare Society. Keywords: Capital Expenditure, Economic Growth, Community Welfare 33 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 dapat terpenuhi. Dalam penelitian ini peneliti Pendahuluan Penyusunan APBD dimulai dengan memilih Pulau Kalimantan sebagai sampel adanya kesepakatan antara eksekutif dan penelitian dengan pertimbangan bahwa belum legislatif tentang Kebijakan Umum APBD dan terlalu banyak peneliti yang meneliti Pulau Prioritas dan Plafon Anggaran kemudian Kalimantan dan selain itu Pulau Kalimantan diserahkan kepada legislatif untuk dipelajari memiliki Provinsi yang tersebar di kuadran dan dibahas bersama sebelum ditetapkan satu, tiga, dan empat pada tipologi klassen. sebagai Peraturan Daerah. Peneliti Lingkup anggaran menjadi relevan dan ingin pertumbuhan melihat ekonomi apakah dan terjadi peningkatan penting di lingkungan pemerintah daerah. Hal kesejahteraan masyarakat secara merata di ini terkait dengan dampak anggaran terhadap seluruh provinsi tersebut khususnya Provinsi kinerja pemerintah, sehubungan dengan fungsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan yang pemerintah dalam memberikan pelayanan berada di kuadran empat yang memiliki arti kepada masyarakat. Selanjutnya, DPRD akan bahwa daerah tersebut adalah daerah yang mengawasi melalui tertinggal yang sangat perlu mendapatkan anggaran. Bentuk pengawasan ini sesuai perhatian khusus karena memiliki besaran dengan agency theory dalam hal ini pemerintah PDRB per kapita dan tingkat pertumbuhannya daerah sebagai agen dan DPRD sebagai lebih rendah dibandingkan dengan daerah- prinsipal. Hal ini menyebabkan penelitian di daerah lainnya. kinerja pemerintah bidang anggaran pada pemerintah daerah menjadi relevan dan penting (Darwanto, et al., 2007). Tujuan Penelitian Penelitian Pentingnya penyusunan anggaran akan mengetahui ini bagaimana untuk pengaruh Belanja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Modal yang nantinya juga akan berdampak terhadap pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap kesejahteraan Kesejahteraan adanya masyarakat, peningkatan ekonomi peningkatan diharapkan karena dalam pertumbuhan disertai kesejahteraan dengan dengan terhadap bertujuan Pertumbuhan Masyarakat dan Ekonomi, melihat bagaimana pengaruh yang terjadi pada Belanja Modal terhadap Kesejahteraan Masyarakat. masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan Kajian Teori Dan Pengembangan Hipotesis meningkatnya kesejahteraan masyarakat dapat Kajian Teori dilakukan apabila belanja modal dialokasikan Akhir-akhir ini, penelitian pada sektor secara tepat. Sehingga segala sesuatu hal yang publik juga banyak yang berfokus terhadap dibutuhkan pada provinsi yang bersangkutan bagaimana kontribusi modal publik terhadap 34 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 pertumbuhan ekonomi. Pada penelitian ini dan modal publik suatu negara digambarkan dalam pertimbangan dalam pengalokasiannya. alokasi belanja modal. Lingkup anggaran menunjukkan adanya berbagai Belanja modal dapat dikatakan sebagai menjadi relevan dan penting di lingkungan salah pemerintah daerah. Hal ini terkait dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dalam dampak anggaran terhadap kinerja pemerintah, penelitian sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam penelitian yang menunjukkan bahwa belanja memberikan pelayanan kepada masyarakat. modal memiliki dampak yang positif terhadap Selanjutnya, DPRD akan mengawasi kinerja pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu peneliti pemerintah Bentuk ingin melihat juga apakah di Pulau Kalimantan pengawasan ini sesuai dengan agency theory Belanja modal juga memiliki dampak yang dalam hal ini pemerintah daerah sebagai agen positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara dan ini umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi menyebabkan penelitian di bidang anggaran merupakan indikator yang umum dipergunakan pada pemerintah daerah menjadi relevan dan untuk melihat keberhasilan pembangunan. penting (Darwanto, et al., 2007). Dalam melalui DPRD anggaran. sebagai prinsipal. Hal satu faktor yang sebelumnya mempengaruhi terdapat pelaksanaan banyak pembangunan, Belanja Modal adalah belanja yang pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah dilakukan pemerintah yang menghasilkan sasaran utama bagi negara-negara berkembang aktiva tetap tertentu (Nordiawan, 2006). karena Belanja untuk hubungan yang erat dengan peningkatan barang mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat, yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan sehingga semakin banyak barang dan jasa yang harta tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara diproduksi maka kesejahteraan masyarakat untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni akan dengan merupakan modal dimaksudkan membangun sendiri, menukarkan pertumbuhan meningkat. cara ekonomi memiliki Kesejahteraan untuk sosial mengaitkan dengan aset tetap lainnya, atau juga dengan kesejahteraan dengan pilihan sosial secara membeli. Namun, untuk kasus di pemerintahan, objektif biasanya menjumlahkan cara yang dilakukan adalah yang diperoleh kepuasan dengan individu cara dalam membangun sendiri atau membeli. Menurut masyarakat (Badrudin, 2012). Maka dapat Halim (2007), belanja modal merupakan dikatakan bahwa apabila terjadi peningkatan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun pertumbuhan ekonomi maka akan disertai anggaran dan akan menambah aset atau dengan kekayaan daerah serta akan menambah belanja masyarakat. meningkatnya kesejhateraan yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan. Belanja modal memiliki karakteristik spesifik Pengembangan Hipotesis 35 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 Pengaruh Belanja Modal Terhadap ISSN : 2460-1233 pertumbuhan angkatan kerja. Ketiga, kemajuan teknologi. Aset tetap yang dimiliki sebagai Pertumbuhan Ekonomi (goverment akibat adanya belanja modal merupakan expenditure) adalah bagian dari kebijakan prasayarat utama dalam memberikan pelayanan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk publik mengatur jalannya perekonomian dengan cara menambah aset tetap, pemerintah daerah menentukan dan mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang belanja modal dalam APBD. Alokasi belanja tercermin Anggaran modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk akan sarana dan prasarana, baik untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. maupun untuk fasilitas publik. Pertumbuhan Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam ekonomi yang terus menerus dapat dicapai oleh rangka menstabilkan harga, tingkat output, suatu daerah jika daerah tersebut selalu bisa maupun kesempatan kerja dan memacu atau memperbaiki mendorong pertumbuhan ekonomi (Sukirno, daerahnya. Belanja modal dimaksudkan untuk 2000). mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, Pengeluaran Pemerintah besarnya dalam Menurut penerimaan dokumen Halim infrastruktur daerah. yang Untuk ada di yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan pengeluaran pemerintah adalah belanja modal harta tetap lainnya. Dengan peningkatan yang pengeluaran pemerintah, khususnya belanja pengertian salah pemerintah satu memiliki (2007) oleh pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset modal lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu peningkatan ekonomi masyarakat yang pada periode akuntansi. Belanja modal termasuk: gilirannya belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, pendapatan perkapita. Selain itu meningkatnya belanja modal gedung dan bangunan, belanja belanja modal juga diharapkan menjadi faktor modal jalan, irigasi, dan jaringan, belanja aset pendorong timbulnya berbagai investasi baru di tetap lainnya, dan belanja aset lainnya. daerah dalam mengoptimalkan pemanfaatan Todaro (2006) mengatakan ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi. Pertama, akumulasi diharapkan dapat dapat memacu mendorong pertumbuhan berbagai sumber daya sehingga akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Barro (1990) menyatakan bahwa modal yang meliputi semua bentuk dan jenis investasi publik berpengaruh secara positif dan investasi baru yang ditanamkan pada tanah, signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. peralatan fisik dan sumber daya manusia. Kemudian beberapa penelitian yang dilakukan Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa menemukan bukti bahwa investasi publik tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa berpengaruh positif terhadap pertumbuhan 36 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ekonomi. Banyak penelitian yang dilakukan di ISSN : 2460-1233 Selanjutnya ditambahkan oleh Mankiw negara maju dan negara berkembang untuk (2006) melihat bagaimana hubungan statistik antara mengukur investasi tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto infrastruktur agregat dan pertumbuhan PDRB. indikator yang pertumbuhan digunakan untuk ekonomi adalah (PDB). Dalam konteks ekonomi regional, Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ukuran yang sering dipergunakan adalah penelitian-penelitian sebelumnya maka dapat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dibentuk hipotesis sebagai berikut: yaitu jumlah nilai tambah bruto (gross value H1: Belanja modal berpengaruh positif added) yang dihasilkan oleh seluruh sektor terhadap pertumbuhan ekonomi. perekonomian di wilayah itu. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap menggunakan PDRB yang secara nyata mampu Kesejahteraan Masyarakat memberikan gambaran mengenai nilai tambah Pertumbuhan ekonomi merupakan bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada gambaran keadaan suatu perekenomian dari suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang jauh, perkembangan besaran nilai PDRB berkesinambungan merupakan salah satu indikator yang dapat dapat kemakmuran masyarakat. indikator penting meningkatkan daerah, dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan mengetahui pembangunan suatu daerah, atau dengan kata keberhasilan pembangunan di masa yang akan lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat datang. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. meningkatnya jumlah barang dan jasa (output) Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam juga merupakan perubahan nilai kegiatan penelitian Pulau ekonomi dari tahun untuk satu periode ke Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi dari sudut periode yang lain dengan mengambil rata- tinjauan ekonomi dapat direfleksikan oleh ratanya dalam waktu yang sama, maka untuk pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB harus dibandingkan dengan tingkat pendapatan merupakan penjumlahan dari semua barang dan nasional dari tahun ke tahun. Yang dimaksud jasa akhir mencakup semua nilai tambah yang dengan pertumbuhan ekonomi daerah adalah dihasilkan oleh daerah dalam periode satu pertambahan pendapatan masyarakat yang tahun. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah terjadi di daerah tersebut, yaitu kenaikan satu indikator yang dapat menggambarkan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi perkembangan perekonomian dalam suatu di daerah tersebut. Pertambahan pendapatan itu ini ini Bagi untuk khususnya adalah daerah. 37 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan disebut dalam harga konstan. disimpulkan Apabila pertambahan pendapatan ISSN : 2460-1233 indikator pendapatan. Dapat semakin tinggi bahwa pertumbuhan ekonomi maka akan masyarakatnya meningkat dapat diartikan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga Penelitian yang dilakukan Sasana (2009) meningkat. Kesejahteraan masyarakat dapat menunjukkan diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia. ekonomi Peran pemerintah dalam meningkatkan IPM mempunyai hubungan yang positif terhadap juga dapat berpengaruh melalui realisasi kesejahteraan masyarakat. belanja negara dalam pelayanan publik (Mirza, hasil bahwa berpengaruh Produk pertumbuhan signifikan Domestik Regional dan Bruto 2012). Peran pemerintah dalam kebijakan dan (PDRB) merupakan indikator yang dipakai pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi untuk mengukur pertumbuhan ekonomi pada fiskal didasarkan pada pertibangan bahwa tingkat daerah. Sedangkan Produk Domestik daerahlah yang lebih mengetahui kebutuhan Bruto merupakan indikator yang dipakai dan standar pelayanan bagi masyarakat di mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara daerahnya, sehingga pemberian otonomi daerah (Baibaba, 2008). diharapkan dapat memacu peningkatan Menurut BPS, PDRB atas harga berlaku kesejahteraan masyarakat di daerah melalui adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan peningkatan pertumbuhan ekonomi. atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan Menurut Professor Kuznet salah satu harga yang berlaku pada tahun yang karakteristik pertumbuhan ekonomi modern bersangkutan. adalah tingginya pertumbuhan output perkapita Berdasarkan teori-teori yang ada maka dapat (Todaro, 2006). Pertumbuhan output yang dibentuk hipotesis sebagai berikut: dimaksudkan H2: Pertumbuhan ekonomi berpengaruh adalah PDRB per kapita, tingginya pertumbuhan output menjadikan positif terhadap kesejahteraan masyarakat. perubahan pola konsumsi dalam pemenuhan kebutuhan. Artinya semakin meningkatnya Pengaruh pertumbuhan ekonomi maka akan semakin Kesejahteraan Masyarakat tinggi pertumbuhan output per kapita dan Tingkat kesejahteraan masyarakat yang dapat merubah pola konsumsi dalam hal ini tingkat diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia daya beli masyarakat juga akan semakin tinggi. (IPM) dapat didefinisikan sebagai suatu indeks Tingginya gabungan yang meliputi tiga kebutuhan dasar daya beli masyarakat akan Belanja Modal Terhadap meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia yang harus dipenuhi karena daya beli masyarakat merupakan salah pembangunan manusia, satu indikator komposit dalam IPM yang kesehatan (dilihat dari indeks angka harapan 38 dalam yaitu upaya indikator JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 hidup), indikator pendidikan (dapat dilihat dari Zebua ISSN : 2460-1233 (2014) berpengaruh bahwa rata-rata penduduk bersekolah dan angka melek Belanja huruf), indikator ekonomi (dapat dilihat dari signifikan terhadap IPM. Belanja modal pengeluaran riil per kapita). Ketiga indikator berpengaruh positif dan signifikan terhadap tersebut dianggap sangat mendasar dilihat dari IPM (Mirza, 2012). Peningkatan alokasi kualitas fisik dan non fisik penduduk. Kualitas belanja modal semestinya juga meningkatkan fisik tercermin dari angka harapan hidup, kualitas pembangunan manusia yang diukur sedangkan kualitas non-fisik tercermin dari melalui IPM. lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan Modal menyatakan positif dan IPM menjadi sangat penting karena angka melek huruf, dan mempertimbangkan ditekankan kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil per perubahan dalam proses pembangunan suatu kapita. Selain juga dipengaruhi oleh faktor- negara. Jika dapat diketahui pengaruh belanja faktor lain seperti ketersediaan kesempatan modal kerja, yang pada gilirannya ditentukan oleh ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, serta banyak faktor, terutama pertumbuhan ekonomi, pengaruh infrastruktur pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga dan kebijakan pemerintah (Christy, et al, 2009) pada manusia pemerintah sebagai terhadap investasi agen pertumbuhan swasta terhadap kerja; maka perbaikan tingkat kesejahteraan Penelitian yang dilakukan Sumiyati akan dapat diakselerasi. (2009) di Provinsi Jawa Barat mengenai Ada beberapa komponen yang dapat Pengaruh Belanja Modal terhadap Peningkatan mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia menyatakan antaranya adalah belanja modal pemerintah dan bahwa belanja modal memiliki pengaruh positif investasi swasta. Belanja modal pemerintah dan tidak signifikan pada peningkatan Indeks secara umum dialokasikan untuk membangun Pembangunan Manusia. Hasil pengujian Zebua sarana (2014) menunjukkan Belanja Modal dan diharapkan akan dapat mempertinggi intensitas Belanja Barang dan Jasa berpengaruh pada IPM kegiatan ekonomi. Kenaikan aktivitas ekonomi dengan arah yang positif dan signifikan. kemudian Penelitian-penelitian sebelumnya pertumbuhan ekonomi yang kemudian akan mencerminkan bahwa struktur belanja APBD memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Selain dapat dikatakan belum dialokasikan secara itu, tepat dalam upaya peningkatan pembangunan pelaksanaannya memerlukan tenaga kerja kualitas manusia. Berdasarkan uraian di atas, sehingga akan memperbesar penyerapan tenaga peneliti kerja, merasa perlu untuk mengetahui dan pertumbuhan prasarana diharapkan belanja yang modal berarti yang dapat ekonomi, di selanjutnya mendorong pemerintah pengangguran dalam akan hubungan antara belanja modal dan IPM di menurun, lebih banyak orang yang bekerja dan suatu wilayah. memperoleh penghasilan, yang pada akhirnya 39 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 akan menuju pada perbaikan kesejahteraan partisipasi kasar, angka partisipasi murni, dan masyarakat. tamat sekolah (Badan Pusat Statistik, 2006). Kebijakan pemerintah untuk Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa meningkatkan kualitas SDM didasarkan kepada dalam era otonomi, pemerintah daerah harus pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar semakin mendekatkan diri pada berbagai menyiapkan peserta didik agar mampu masuk pelayanan dasar masyarakat. Oleh karena itu, dalam pasaran kerja, namun lebih daripada itu, alokasi belanja modal memegang peranan pendidikan merupakan salah satu upaya penting guna peningkatan pelayanan ini. pembangunan watak bangsa (national character Sejalan dengan peningkatan pelayanan ini building) (yang ditunjukkan dengan peningkatan belanja seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan. modal) Penggunaan kualitas komprehensif indikator kesejahteraan dan akomodatif yang terhadap diharapkan dapat pembangunan meningkatkan manusia yang diharapkan. konsepsi pembangunan yang berkelanjutan Berdasarkan temuan-temuan penelitian sangat penting. Arah kebijakan peningkatan, sebelumnya maka dapat dibentuk hipotesis perluasan dan pemerataan pendidikan untuk sebagai berikut: belanja modal dilaksanakan melalui antara lain; H3: Belanja Modal berpengaruh positif penyediaan fasilitas layanan pendidikan berupa terhadap Kesejahteraan Masyarakat pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas dan penyediaan fasilitas Kemajuan Berdasarkan latar belakang masalah, pendidikan ini dilihat dari indikator: dapat kajian teori, membaca dan menulis, penduduk usia sekolah, pengembangan hipotesis, maka dibentuklah penduduk masih sekolah, sekolah, angka kerangka berpikir sebagai berikut: H3 Belanja Modal H1 terdahulu Kesejahteraan Masyarakat H2 Pertumbuhan Ekonomi Gambar 1: Kerangka Pemikiran 40 penelitian dan JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 Akuntansi Pemerintah (SAP) memiliki Metode Penelitian definisi pengeluaran yang dilakukan dalam Sumber dan Data Penelitian rangka pembentukan modal yang sifatnya Data yang digunakan di dalam menambah aset tetap/inventaris yang penelitian ini adalah data sekunder. Data memberikan manfaat lebih dari satu periode tersebut diperoleh dari Direktorat Jenderal akuntansi, termasuk di dalamnya adalah Anggaran Departemen Keuangan berupa pengeluaran untuk biaya pemeliharaan data Realisasi APBD dari tahun 2006 yang sampai dengan tahun 2013. Data yang menambah diperoleh adalah data Belanja Modal, data meningkatkan kapasitas dan kualitas aset; sifatnya mempertahankan masa manfaat, atau serta PDRB, dan data Indeks Pembangunan Manusia Pulau Kalimantan. Karena keterbatasan atas tersedianya data, maka periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2006-2013. Data yang digunakan adalah dengan menggunakan sampel data 4 provinsi di Pulau Kalimantan kecuali Kalimantan Utara karena baru disahkan Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah: (a) Variabel endogen intervening yang memiliki makna variabel yang ikut berpengaruh ketika mempengaruhi variabel variabel eksogen endogen tergantung. Variabel endogen intervening pada tanggal 25 Oktober 2012. dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Variabel dan Definisi Operasional Ekonomi. Menurut Simon Kuznets, Klasifikasi variabel didasarkan atas pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kajian teoritis dan empiris sebagai acuan kapasitas dalam jangka panjang dari negara kerangka berfikir yang terdiri dari dua yang bersangkutan untuk menyediakan variable berbagai yaitu variabel eksogen dan endogen. barang penduduknya. ekonomi Pertumbuhan bagi ekonomi Variabel eksogen adalah variabel digambarkan dengan nilai PDRB atas harga yang mempengaruhi operasi dalam suatu belaku suatu daerah. Menurut BPS, PDRB model ekonomi dan variabel tersebut tidak atas harga berlaku adalah jumlah nilai dipengaruhi oleh setiap hubungan yang produksi atau pendapatan atau pengeluaran digambarkan oleh model tersebut. Variabel yang dinilai sesuai dengan harga yang Eksogen dalam penelitian ini adalah berlaku pada tahun yang bersangkutan. Belanja Modal yang menurut Standar Variabel endogen tergantung adalah 41 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 variabel yang dipengaruhi oleh variabel Kesejahteraan masyarakat dalam peneitian eksogen endogen ini digambarkan dengan nilai IPM suatu intervening. Variabel endogen tergantung daerah. Menurut BPS, IPM memiliki dalam penelitian ini adalah kesejahteraan definisi masyarakat. Menurut Undang-undang No penduduk 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial pembangunan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan material, spiritual, dan sosial warga negara sebagainya. maupun variabel agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan melaksanakan diri, sehingga fungsi IPM menjelaskan dapat bagaimana mengakses dalam hasil memperoleh ANALISIS DATA dapat sosialnya. Statistik Deskriptif Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Belanja Modal* Pertumbuhan Ekonomi Kesejahteraan Masyarakat (Rp) % % Mean 340320,19 5,73 71,62 Minimum 36593,75 -8,36 62,13 Maximum 23624390,60 22,39 79,87 Keterangan: *) Dalam jutaan rupiah Sumber: Output (data diolah, 2017) Berdasarkan hasil analisis deskriptif Rp36.593.746.359. Pertumbuhan ekonomi pada tabel 1, terlihat bahwa Belanja Modal yang terjadi di Pulau Kalimantan rata-rata di Pulau Kalimantan memiliki rata-rata terjadi sebesar 5,73%, dari angka tersebut sebesar Rp340.320.193.754, sedangkan menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan nilai tertinggi Belanja Modal diwakili oleh ekonomi di Pulau Kalimantan masih Kabupaten tahun rendah. Pada tabel 1 terlihat bahwa terjadi 2013sebesar Rp23.624.390.602.615, untuk ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi nilai terendah pada Belanja Modal diwakili karena oleh Kabupaten Tapin tahu 2013 sebesar pertumbuhan 42 Sukamara pada pada tingkat ekonomi maksimum mampu JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 menunjukkan nilai sebesar 22,39% yang Analisis Induktif Dengan Partial Least mewakili Square (PLS) meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2006, namun nilai minimum yang diperoleh dari statistika deskriptif sangan jauh dengan nilai maksimum yaitu sebesar -8,36% yang justru menunjukkan pernah terjadi pertumbuhan ekonomi terendah di Kota Bontan pada tahun 2011. Angka kesejahteraan masyarakat di Pulau Kalimantan memiliki rata-rata sebesar 71,62%, tingkat kesejahteraan masyarakat tertinggi diwakili oleh Kota Balikpapan pada tahun 2013 sebesar 79,87% dan Analisis induktif dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) meliputi penelitian goodness of fit model (inner model), yang berfungsi untuk mengetahui kecocokan suatu model yang digunakan dalam menggunakan penelitian variabel Dana dengan Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Hasil pengujian goodness of fit model dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: tingkat kesejahteraan masyarakat terendah diwakili oleh Kota Sambas pada tahun 2006 sebesar 62,13% Tabel 2. Nilai goodness of fit model APC = 0,243, P<0,001 Good if P<0,05 ARS = 0,122, P<0,001 Good if P<0,05 AVIF=1,034 Good if ≤ 5 Sumber: Output (data diolah, 2017) Berdasarkan hasil pengujian model, faktor lain diluar variabel dalam penelitian. nilai Average Path Coefficient (APC) Nilai Average R-Squared (ARS) adalah diperoleh hasil sebesar 0,243 dengan nilai sebesar 0,122 dengan nilai P<0,001, hal ini P<0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat berarti APC memiliki nilai yang signifikan disimpulan bahwa nilai ARS signifikan karena nilai P<0,05. karena nilai P<0,05, sedangkan nilai 0,243 yang dihasilkan signifikan, maka dapat menunjukkan pada dibuktikan bahwa variabel endogen dan penelitian hanya mampu mempengaruhi eksogen memiliki hubungan sebab dan variabel dependen sebesar 24,3% dan akibat baik secara langsung maupun tidak sisanya sebesar 75,7% dipengaruhi oleh langsung. Pada model penelitian ini tidak bahwa variabel Karena nilai APC 43 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 terjadi multikolinearitas, hal tersebut ISSN : 2460-1233 Pertumbuhan ekonomi eksklusif terbukti dari adanya nilai Average Variance dapat terjadi karena pembangunan yang Inflation Factor (AVIF) sebesar 1,034 yang dilakukan tidak berkualitas atau belum nilainya ≤ 5. merata atau bisa jadi disebabkan karena Belanja modal berpengaruh negatif meningkatnya pengeluaran pemerintah dalam belanja modal namun tidak disertai terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menurunnya angka kemiskinan atau Pengujian untuk 1 pengangguran di Pulau Kalimantan. Hal dilakukan dengan menguji sampel seluruh tersebut dapat ditunjukkan dengan 3 dari 4 kabupaten kota yang berada di pulau provinsi yang berada di Kalimantan yaitu Kalimantan. provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tabel Hipotesis 3 menunjukkan bagaimana hubungan antara Belanja Modal Barat, terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Pulau tipologi klassen berada di kuadran 3 dan 4 Kalimantan. Hasil dari tabel tersebut yang menunjukkan bahwa daerah-daerah menunjukkan bahwa ketika Hipotesis 1 tersebut tingkat pertumbuhannya masih diuji Pulau lambat. Sedangkan Kalimantan Tengah memiliki berada pada kuadran 1 yang menunjukkan pengaruh yang negatif dan signifikan bahwa daerah tersebut berkembang dengan terhadap cepat secara Kalimantan, keseluruhan Belanja pertumbuhan di Modal ekonomi. Hal dan Kalimantan Selatan pada walaupun belum bisa tersebut terlihat dari nilai koefisien jalur mengalokasikan belanja modalnya dengan yang menunjukkan angka yang negatif efisien sehingga PDRB per kapita yang yaitu sebesar -0,15 namun nilai p-value dimiliki masih rendah. Namun pemerintah yang diperoleh adalah sebesar <0,01 yang memberi perhatian khusus sehingga daerah lebih kecil dari tingkat signifikansi yang yang berada di kuadran 1 masih memiliki telah p-value peluang untuk berkembang lebih baik lagi. tersebut menunjukkan bahwa pengaruh Maka dari hasil yang diperoleh dan analisis yang diberikan adalah signifikan. Pengaruh hasil dapat disimpulkan bahwa hipotesis negatif dan signifikan mungkin saja terjadi. pertma yaitu Belanja Modal berpengaruh Hal positif terhadap pertumbuhan ekonomi ditentukan, tersebut dan angka dikarenakan di Pulau Kalimantan terjadi fenomena pertumbuhan ekonomi yang eksklusif. 44 ditolak. JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 Pertumbuhan negatif ekonomi terhadap berpengaruh kesejahteraan Pengujian hipotesis yang kedua juga dengan menguji seluruh kabupaten kota yang berada di Pulau Kalimantan. Tabel 3 menunjukkan bagaimana hubungan yang terjadi antara Pertumbuhan Ekonomi Kesejahteraan Masyarakat terhadap di Pulau Kalimantan. Dari hasil yang diperoleh, apabila pengujian hipotesis dilakukan secara keseluruhan maka dalam Tabel 3 terlihat bahwa memberikan terhadap pertumbuhan pengaruh ekonomi yang kesejahteraan negatif masyrakat. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur sebesar -0,17. Namun apabila dilihat dari tingkat signifikansi, pengaruh yang diberikan pertumbuhan ekonomi masyarakat pertumbuhan output perkapita (Todaro, 2006). Pertumbuhan output yang dimaksudkan adalah PDRB per kapita, masyarakat dilakukan ISSN : 2460-1233 terhadap pola konsumsi dalam pemenuhan kebutuhan. Artinya semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka akan semakin tinggi pertumbuhan output per kapita dan merubah pola konsumsi dalam hal ini tingkat daya beli masyarakat juga akan semakin tinggi. Tingginya daya beli masyarakat akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia karena daya beli masyarakat merupakan salah satu indikator komposit dalam IPM yang disebut indikator pendapatan. Hasil pengujian hipotesis kedua ini juga tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasana (2009) yang menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Dari hasil di tabel 3 terlihat bahwa pengaruh yang signifikan. Hal tersebut meningkatnya pertumbuhan ekonomi justru ditunjukkan dengan nilai p-value<0,01, memberi dampak penurunan terhadap nilai tersebut lebih kecil dibandingkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa saja dengan tingkat signifikansi yang ditentukan terjadi yaitu sebesar 5%. Pertumbuhan ekonomi. kabupaten/kota yang berada di Pulau Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Kalimantan ketika menata pembangunan landasan teori yang dikemukakan oleh target output ekonomi, mereka hanya Professor Kuznet yang menyatakan bahwa menggunakan asumsi bahwa pencapaian salah pertumbuhan ekonomi digambarkan dalam ekonomi dikatakan perubahan memiliki satu dapat kesejahteraan tingginya pertumbuhan output menjadikan karakteristik modern pertumbuhan adalah tingginya karena semua pemerintah presentase tertentu. Jika target tersebut 45 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 dapat dicapai atau bahkan dilewati, maka hipotesis kedua tentang adanya pengaruh dapat dikatakan bahwa pemerintah lokal positif dari pertumbuhan ekonomi terhadap kabupaten/kota kesejahteraan ekonomi tidak dapat diterima berhasil mengelola kegiatan pemerintahan, di sisi lain, jika target pertumbuhan ekonomi tidak dapat dicapai, maka dapat dikatakan pemerintah (ditolak). Belanja Modal berpengaruh positif terhadap Kesejahteraan Masyarakat setempat belum berhasil dalam mengelola kegiatan pemerintahan, bahkan Berdasarkan hasil analisis yang dapat digambarkan di tabel 3 dapat dijelaskan dikatakan bahwa mereka telah gagal. Pada dasarnya hasil pembangunan bahwa variabel belanja modal berpengaruh ekonomi tidak hanya menunjukkan arah positif dan signifikan terhadap Indeks pada Pembangunan pencapaian ekonomi angka tertentu. menyatakan pertumbuhan Badrudin bahwa (2011) keberhasilan Kalimantan. Manusia Hal di tersebut Pulau ditunjukkan dengan adanya nilai koefisien sebesar 0,41 hanya dan nilai p<0,01. Selain itu, hasil dari didasarkan pada kecepatan pertumbuhan penelitian ini juga sesuai dengan penelitian ekonomi, tetapi lebih pada peningkatan sebelumnya yang dilakukan oleh Mirza kesejahteraan sebabnya, (2012) yang menyatakan bahwa belanja di modal berpengaruh positif dan signifikan pembangunan Pemerintah ekonomi sosial. tidak Itu kabupaten/kota Pulau Kalimantan perlu membedakan makna pada antara keterkaitan antara belanja modal dengan pertumbuhan ekonomi dan IPM. Menurut Mirza pembangunan ekonomi. Kedua istilah ini kesejahteraan memiliki makna dan definisi yang berbeda digambarkan dengan Indeks Pembangunan sehingga dampak yang diberikan terhadap Manusia sangat erat karena kebijakan yang perekonomian dilakukan kabupaten/ kota juga masyarakat (2012) oleh pemerintah yang untuk berbeda. Dengan demikian, pertumbuhan meningkatkan kualitas SDM didasarkan ekonomi yang terjadi di kabupaten/Kota kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak Pulau Kalimantan tidak selalu menciptakan sekedar menyiapkan peserta didik agar kekayaan bagi masyarakat. mampu masuk dalam pasaran kerja, namun Penelitian ini tidak mendukung lebih daripada itu, pendidikan merupakan penelitian yang dilakukan Nasution (2007), salah satu upaya pembangunan watak Sasana (2009) dan Badrudin (2011). bangsa Sehingga dapat diambil keputusan bahwa 46 (national character building) JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, pendapatan masyarakat, dan pada akhirnya kesederhanaan dan keteladanan. akan meningkatkan Indeks Pembangunan Tepatnya pengalokasian belanja Manusia (IPM). Penelitian ini juga modal seperti pembenahan infrastruktur mendukung penelitian yang dilakukan oleh daerah serta fasilitas umum yang memadai Sumiyati (2009) dan Zebua (2014). akan meningkatkan kualitas dan kuantitas serta meningkatkan produktivitas daerah, Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Belanja Modal Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Kesejahteraan Masyarakat Belanja Modal Kesejahteraan Masyarakat Koefisien -0,15 P-Value <0,01 Prediksi Temuan Kesimpulan + Ditolak -0,17 <0,01 + - Ditolak 0,41 <0,01 + + Diterima Sumber: Output (data diolah, 2017) yang menunjukkan bahwa daerah-daerah Kesimpulan Belanja modal berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi eksklusif dapat terjadi karena pembangunan yang dilakukan tidak berkualitas atau belum merata atau bisa jadi disebabkan karena meningkatnya pengeluaran pemerintah dalam belanja modal namun tidak disertai tersebut tingkat pertumbuhannya masih lambat. Sedangkan Kalimantan Tengah berada pada kuadran 1 yang menunjukkan bahwa daerah tersebut berkembang dengan cepat walaupun belum bisa mengalokasikan belanja modalnya dengan efisien sehingga PDRB per kapita yang dimiliki masih rendah. dengan menurunnya angka kemiskinan atau Pertumbuhan ekonomi berpengaruh pengangguran di Pulau Kalimantan. Hal negatif terhadap kesejahteraan masyarakat. tersebut dapat ditunjukkan dengan 3 dari 4 Hasil provinsi yang berada di Kalimantan yaitu pendapat provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan menyatakan bahwa salah satu karakteristik Barat, Kalimantan Selatan pada pertumbuhan ekonomi modern adalah tipologi klassen berada di kuadran 3 dan 4 tingginya pertumbuhan output perkapita dan penelitian tidak sesuai dengan Professor Kuznet yang 47 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 (Todaro, 2006). Hasil yang diperoleh dari Kedua istilah ini memiliki makna dan pengujian kedua definisi yang berbeda sehingga dampak meningkatnya yang diberikan terhadap perekonomian pertumbuhan ekonomi justru memberi kabupaten/ kota juga berbeda. Dengan dampak menurunnya nilai kesejahteraan demikian, pertumbuhan ekonomi yang masyarakat. Hal ini bisa saja terjadi karena terjadi semua pemerintah kabupaten/kota yang Kalimantan berada di Pulau Kalimantan ketika menata kekayaan bagi masyarakat. hipotesis menunjukkan pembangunan yang bahwa target output ekonomi, mereka hanya menggunakan asumsi bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi digambarkan dalam presentase tertentu. Jika target tersebut dapat dicapai atau bahkan dilewati, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah lokal kabupaten/kota berhasil mengelola kegiatan pemerintahan, di sisi lain, jika target pertumbuhan ekonomi tidak dapat dicapai, maka dapat dikatakan pemerintah setempat belum berhasil dalam mengelola kegiatan pemerintahan, bahkan dapat dikatakan bahwa mereka telah gagal. Pada dasarnya hasil pembangunan ekonomi tidak hanya menunjukkan arah pada pencapaian angka pertumbuhan ekonomi tertentu. Badrudin (2011) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya didasarkan pada kecepatan pertumbuhan ekonomi, tetapi lebih pada peningkatan kesejahteraan sosial. Pemerintah kabupaten/kota di Pulau Kalimantan perlu membedakan makna antara pertumbuhan ekonomi 48 dan pembangunan ekonomi. di kabupaten/Kota tidak selalu Pulau menciptakan Belanja modal berpengaruh positif dan signifikan Pembangunan Kalimantan. terhadap Manusia Hasil Indeks di Pulau penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sumiyati (2009), Mirza (2012), dan Zebua (2014). Peningkatan alokasi belanja modal semestinya juga meningkatkan kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui IPM. IPM menjadi sangat penting karena ditekankan pada manusia sebagai agen perubahan dalam proses pembangunan suatu negara. Jika dapat diketahui pengaruh belanja modal pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, serta pengaruh investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja; maka perbaikan tingkat kesejahteraan akan dapat diakselerasi. Ada beberapa komponen yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya adalah belanja modal pemerintah dan investasi swasta. Belanja modal pemerintah secara umum JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 ISSN : 2460-1233 dialokasikan untuk membangun sarana dan Endogenous Growth. The Journal prasarana yang selanjutnya diharapkan of Political Economy,98. akan dapat mempertinggi intensitas Badrudin, Rudy .2011, ‘Effect of Fiscal kegiatan ekonomi. Kenaikan aktivitas Decentralization ekonomi dapat Expenditure, Growth, and Welfare’, mendorong pertumbuhan ekonomi yang Economic Journal of Emergeng kemudian akan memperbaiki kesejahteraan Market, vol. 3, no. 3, pp. 211-223. kemudian diharapkan masyarakat. Capital ______________. 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Saran Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh yang diberikan oleh belanja modal. on Sehingga kurang bisa Christy, Fhino Andrea dan Priyo Hari Adi. 2009. Hubungan Antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal Dan Kualitas Pembangunan Manusia menggambarkan bagaimana pengalokasian dana pemerintah guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Pulau Kalimantan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain agar penelitian berikutnya semakin mampu memberikan gambaran keadaan yang sesungguhnya di Pulau Kalimantan terkait pengaruh pemasukkan pemerintah dan belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang terjadi di daerah tersebut. Baibaba, Yohanis. 2008. Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan PDRB Propinsi Papua. Robert Dewi, I G A Agung Astia dan Ni Luh Supadmi. 2016. Pengaruh Alokasi Belanja Rutin Dan Belanja Modal Pada Indeks Pembangunan Manusia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.14.1. Hal: 695-722 Halim, A. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat. REFERENSI Barro, Darwanto, & Yustikasari, Y. (2007). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengaloksian Anggaran Belanja Modal. J. 1990. Halim, A., & Abdullah, S. 2006. Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah. Government Spending In a Simple Model of 49 JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Volume 2 No. 2., November 2016 Haryanto. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hendarmin. 2012. Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Eksos Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi UNTAN. Volume 8.3 Hal: 144-155 ISSN : 2460-1233 Sumiyati, Euis Eti. 2009. Pengaruh Belanja Modal Terhadap Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Di Propinsi Jawa Barat. Jurnal. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNJANI. Todaro, Michael P. and Stephen C. Smith. 2006. Economic Development. 9th Edition. New York: Pearson Addison Wesley. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Mankiw.2006. Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Mirza, Denni Sulistio. 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah Tahun 2006-2009. Economics Development Analysis Journal, 1 (1), h:1-15. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Nasution, Ade P., 2007. Peran dan Kompetensi Kemampuan Pemerintah terhadap Perkembangan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kota Batam. Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta. Sasana, Hadi. 2009. Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.10. Sukirno, S. 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press. 50 Wertianti, I G A Gede. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi pada Belanja Modal Dengan PAD dan DAU Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.3, pp: 567-584. Zebua, Willman Fogati. 2014. Pengaruh Alokasi Belanja Modal, Belanja Barang Dan Jasa, Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan Sosial Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2013). Fakultas Ekonomi dan Bisnis.Universitas Brawijaya. [http://bps.go.id]. Diakses 23 Juli 2016