Sumber : Hasil Analisis, 2010

advertisement
Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
Persaingan global dan menipisnya cadangan sumberdaya alam dewasa ini semakin
mendorong negara-negara di dunia untuk mencari alternatif perekonomian yang tidak bergantung
pada alam, salah satu alternatif yang ditempuh adalah dengan mengalihkan pilihan pada ekonomi
kreatif, yaitu perekonomian yang berbasis pada kreativitas dan kemampuan intelektual. Menurut
(UNCTAD, 2008) ekonomi kreatif dipahami sebagai suatu konsep yang berkembang dan
menitikberatkan kreativitas sebagai aset utama guna membangkitkan pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi.
Keberadaan industri kreatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan
konsep ekonomi kreatif. Menurut UNCTAD (2008), industri kreatif adalah jantung dari ekonomi
kreatif. Hal ini karena industri kreatif banyak memberikan kontribusi secara nyata pada
perekonomian negara, yaitu peningkatan nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja dalam jumlah
besar, serta salah satu penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Studi Pemetaan Industri Kreatif oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia pada
tahun 2007 telah memetakan industri kreatif menjadi 14 jenis, yaitu periklanan; pasar seni dan
barang antik; desain; video, film, dan fotografi; musik; penerbitan dan percetakan; televisi dan
radio; arsitektur; kerajinan; fashion; permainan interaktif; seni pertunjukan; layanan komputer
dan piranti lunak; riset dan pengembangan.
Kota Semarang belum mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki, seperti adanya wilayah
pesisir (pantai dan laut), adanya dataran tinggi (bukit dan gunung), adanya bangunan-bangunan
bersejarah, ketersediaan infrastruktur, berada di posisi strategis di jalur persimpangan kota-kota
besar. Kota Semarang belum dapat mengembangkan industri kreatif seperti Kota Bali, Bandung,
dan Yogyakarta.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu kajian untuk mengetahui potensi
sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Kota Semarang dalam mengembangkan industri kreatif.
Diharapkan hasil kajian ini akan dapat digunakan sebagai rekomendasi strategis dalam
pengembangan industri kreatif di Kota Semarang dan pada saat yang sama menjadi bagian dari
upaya dalam pengembangan ekonomi lokal.
“Apa saja potensi yang dimiliki Kota Semarang dalam pengembangan industri kreatif?”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat di wilayah Kota Semarang dalam pengembangan industri kreatif. Adapun sasaran
yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian antara lain:
1. Identifikasi dan pemetaan potensi sosial, ekonomi, dan budaya Kota Semarang, mencakup
bentuk kegiatan dan peran stakeholders yang terlibat.
2. Analisis upaya penciptaan nilai tambah ekonomi dan kreativitas dalam menumbuhkan
pertalian usaha baru yang sudah dilakukan dengan value chain.
3. Analisis potensi dan prioritas pengembangan industri kreatif berdasarkan hasil value chain
dan pengalaman terbaik dari daerah lain.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
1
4.
Rekomendasi strategis atas peluang pengembangan industri kreatif sesuai potensi sosial,
ekonomi, dan budaya yang khas dari Kota Semarang.
Ruang lingkup kajian pada penelitian ini dibatasi pada upaya menangkap peluang
pengembangan industri kreatif berdasarkan potensi sosial, ekonomi, dan budaya eksisting.
Pemetaan potensi sosial, ekonomi, budaya dilakukan pada potensi yang menonjol dan mewakili
ikon Kota Semarang. Informasi diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber. Potensi dinilai
berdasarkan upaya penciptaan nilai tambah yang dilakukan stakeholder melalui berbagai bentuk
kegiatan usaha saat ini pada 14 jenis industri kreatif.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan positivistik, yaitu penggunaan teori dan
kajian literatur sebagai dasar pertimbangan penelitian, yang direpresentasikan dalam variabel
penelitian, dimana untuk selanjutnya akan dibandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan.
Paradigmanya adalah dengan cara berpikir deduktif, dalam arti menggunakan pemahaman
industri kreatif dan jenis-jenisnya serta pembelajaran dari studi kasus menurut literatur, untuk
kemudian dicari padanannya di lapangan.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu dengan cara menggali data
dan informasi lapangan secara luas, agar fenomena sesuai variabel penelitian dapat terungkap
secara mendalam, sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian.
Gambar 1.1
Kerangka Analisis
Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang pada saat ini sudah tidak lagi mampu
mencukupi kebutuhan hidup sesuai dengan standar kesejahteraan yang diinginkan. Dimulai dari
era ekonomi pertanian, ekonomi industri hingga era ekonomi teknologi dan informasi,
penggunaan sumberdaya alam semakin meningkat. Sementara, di sisi lain ketersediaan
sumberdaya alam semakin terbatas sebagai akibat dari tingginya intensitas eksploitasi untuk
memenuhi kebutuhan industri. Oleh karena itu, diperlukan suatu kreativitas lain yang secara
ekonomi menghasilkan nilai tambah, tetapi tidak terlalu bergantung pada sumberdaya alam yang
tidak dapat diperbaharui. Kreativitas tersebut diharapkan dapat menggali berbagai potensi lokal
yang ada secara optimal, sebagai modal untuk mengentaskan kemiskinan serta mendorong
peningkatan pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
2
Industri kreatif, menurut United Kingdom Departement Culture, Media and Sport (DCMS,
2001) adalah berbagai hal yang memerlukan kreativitas, ketrampilan, dan bakat yang dilakukan
untuk penciptaan kesempatan kerja dan kesejahteraan melalui eksploitasi properti intelektual.
Kegiatan yang tercakup, antara lain meliputi iklan, arsitektur, pasar seni dan barang antik,
kerajinan, desain, fashion, film dan video, musik, seni pertunjukan, percetakan, software, televisi
dan radio serta video dan game komputer.
Menurut UNCTAD (dalam UN, 2008), industri kreatif didefinisikan sebagai :
1. Siklus kreasi, produksi, dan distribusi barang jasa yang menggunakan modal kreativitas dan
intelektual sebagai input utama.
2. Serangkaian kegiatan berbasis pengetahuan yang ditekankan pada seni yang berpotensi
memberikan pendapatan dari perdagangan dan hak atas properti intelektual.
3. Terdiri atas produk intelektual atau jasa artistik, baik kasat mata dan tidak, dengan materi
kreatif, bernilai ekonomi, dan memiliki sasaran pasar yang jelas.
4. Persimpangan antara kesenian, jasa, dan sektor industri.
5. Perwujudan sektor baru yang dinamis pada perdagangan dunia.
Pengembangan industri kreatif tidak terlepas dari keluaran dan hasil dari manifestasi
kreativitas, yang akan dipengaruhi oleh empat jenis modal yaitu modal sosial, budaya, manusia
dan struktur atau institusinya.
Kreativitas atas produk barang dan jasa akan ditentukan oleh keberadaan industri kreatif,
dimana eringkali ada perbedaan pemahaman atas produk budaya dan produk kreatif. Konsep
produk budaya di sini diartikulasikan sebagai representasi budaya yang ada dan diterima dalam
masyarakat, dapat pula sebagai produk budaya yang memiliki nilai-nilai sesuai yang dianut oleh
masyarakatnya. Berdasarkan atas dua konsep tersebut, produk budaya adalah barang dan jasa
yang dihasilkan berdasarkan budaya yang sekarang ini diterima atau dianut oleh masyarakat.
Sementara, kreativitas atas barang dan jasa budaya akan didefinisikan sebagai produk yang dibuat
manusia (man-made), yang dihasilkan dari suatu tingkatan kreativitas atas produk budaya yang
ada. Dengan demikian, produk kreatif lebih luas dibandingkan produk budaya, karena ada upaya
mengolah apa yang sudah dihasilkan dalam produk budaya secara kreatif. Dengan kata lain, ada
upaya inovasi yang akan muncul.
Adapun pemerintah Indonesia menggolongkan jenis industri kreatif ke dalam 14 kategori,
antara lain:
Tabel 1.1
Jenis dan Kriteria Industri Kreatif
No
1
2
3
4
5
Jenis Industri Kreatif
UNCTAD
Dep. Perdagangan Indonesia
Situs Budaya :
o
Candi
o
Kraton
o
Klenteng
Ekspresi Budaya Tradisional
o
Festival
1.
Kerajinan (diproduksi tanpa
o
Upacara
mesin oleh perajin)
o
Tarian
o
Kuliner
Seni Visual :
o
Film
2.
Video, Film, Fotografi
o
Fotografi
Seni Pertunjukan:
3.
Musik
o
Musik
4.
Seni Pertunjukan
o
Teater
5.
Pasar barang Seni
o
Tari
Percetakan :
o
Buku
6.
Penerbitan dan Percetakan
o
Koran dan Majalah
Kriteria
Warisan 
seluruh benda peninggalan nenek moyang
berupa bangunan, arsitektur, dan benda-benda
lain berserta rangkaian tradisi yang diwariskan
secara turun temurun dan menjadi identitas
masyarakat.
Seni 
Bentuk penggambaran alam yang diekspresikan
dalam dokumentasi visual dan pertunjukan
sesuai budaya masyarakat yang berlaku, atau
dapat diterima oleh masyarakat
Media 
Mencakup alat penyampaian informasi dan
komunikasi serta inovasi teknologi dan
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
3
No
6
7
UNCTAD
Audio Visual:
o
Radio
o
Televisi
Media Baru:
o
Software,
o
video games
Jenis Industri Kreatif
Dep. Perdagangan Indonesia
8
Produk
Fashion
TV dan Radio
8.
9.
Permainan Interaktif
Layanan Komputer dan Piranti
Lunak
Desain (Grafis, interior,
produk, industri, pemasaran,
kemasan, konsultasi jasa
identitas perusahaan)
Fesyen (baju, alas kaki,
asesoris, dan distribusinya)
11.
Jasa/Layanan Kreatif:
o
Arsitektur
o
Periklanan
o
Penelitian &
Pengembangan
o
Rekreasi
9
pengetahuan.
Menjadi alat pembelajaran masyarakat.
7.
10.
Desain :
o
o
12.
13.
14.
Kriteria
Arsitektur
Periklanan
Penelitian & Pengembangan
Kreasi Fungsional 
Ekspresi seni, pengetahuan dan budaya
masyarakat yang diolah dalam produk fungsional
untuk kepentingan praktis.
Berdasarkan pemahaman landasan teori terkait dalam pengembangan industri kreatif,
maka didapat beberapa variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel I.2
Variabel Penelitian
No
1
2
3
4
Dimensi
Sosial
Budaya
Ekonomi
Pembangunan
Berkelanjutan
Kategori
Penciptaan Nilai Tambah
dengan mengakomodasi Gaya
Hidup dan inklusi sosial,
melalui Media
Penciptaan Nilai Tambah
dengan
mengolah
dan
memanfaatkan seni serta
warisan budaya
Penciptaan Nilai Tambah,
melalui kreasi fungsional
Penciptaan
inovasi
dan
kreativitas pada sumberdaya
terbarukan
Jenis Industri Kreatif
Variabel










Penerbitan dan Percetakan
TV dan Radio
Layanan komputer dan Piranti Lunak
Permainan Interaktif
Fashion,
Musik
Desain
Seni pertunjukan
Kerajinan
Pasar Seni dan barang Antik


Warisan dan produk budaya
sebagai ikon Kota Semarang




Desain
Periklanan
Arsitektur
Penelitian dan Pengembangan







Desain
Periklanan
Arsitektur
Penelitian dan Pengembangan
Penciptaan Lapangan Kerja
Peningkatan pendapatan
Penciptaan Usaha baru
pertalian usaha
Peningkatan ekspor
Penciptaan nilai tambah
sumberdaya terbarukan





Peran stakeholders (intelektual,
pebisnis dan pemerintah) yang
terlibat
Upaya peningkatan toleransi
sosial
Peningkatan inklusi sosial
Peningkatan kualitas hidup
Analisis yang dilakukan pada penelitian Analisis Potensi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Masyarakat di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif antara lain analisis
pemetaan potensi ekonomi, sosial, dan budaya Kota Semarang, analisis upaya penciptaan nilai
tambah, serta analisis prioritas potensi pengembangan industri kreatif.
Kota Semarang sebagai kota metropolitan sebenarnya memiliki berbagai macam potensi
yang dapat dikembangkan, baik yang ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya. Berdasarkan
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
4
dan
dari
hasil analisa pemetaan potensi industri kreatif Kota Semarang, adapun beberapa potensi industri
kreatif yang dapat dikembangkan ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya sebagai berikut.
Ditinjau dari aspek ekonomi, dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel I.3
Analisis Pemetaan Potensi Ekonomi Kota Semarang
dalam Pengembangan Industri Kreatif
Potensi Ekonomi
Pelabuhan : Tanjung Mas
Pasar Tradisional:
o
Pasar Johar
o
Pasar Yaik
o
Pasar Jatingaleh
o
Pasar Kobong
o
Pasar Gang Baru
o
Pasar Bulu
o
Pasar Peterongan
Pedagang Kaki Lima
o
Pasar Burung
Kartini
o
Kuliner, Simpang
Lima
Peluang Pengembangan
Industri Kreatif
Best Practices
Pengembangan Wisata Bahari
dan Museum Kelautan di
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pasar Barang Antik:
o
Jl. Sriwijaya, Jakarta
o
Triwindu, Solo
Pasar Batik dan Kerajinan:
o
Beringharjo, Jogja
Pasar Seni:
o
Ancol, Jakarta
o
Sukowati, Denpasar
Pasar Ikan dan Kuliner:
o
Toradomori, Jepang
o
o
Pasar Ngasem Jogja
Malioboro, Jogja
Indikator
Wisata Bahari dan Museum
Kelautan
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Pasar Barang Antik,
Pasar Seni,
Batik dan kerajinan,
Mebel dan Dekorasi
interior,
Pasar ikan dan Kuliner
Pasar Semawis Gang Baru
o Peningkatan
nilai
tambah pada mata
rantai distribusi dan
komersialisasi
produk
industri
kreatif
Fotografi
Pasar Burung
Kuliner Kaki Lima
Ditinjau dari aspek sosial, potensi yang dimiliki Kota Semarang mencakup keragaman etnis,
keterbukaan masyarakat, dan interaksi sosial. Adapun analisis pemetaan potensi sosial tersebut,
sebagai berikut.
Tabel I.4
Analisis Pemetaan Potensi Sosial Kota Semarang
dalam Pengembangan Industri Kreatif
Potensi Sosial
Keragaman Etnis:
o
Jawa
o
Tionghoa
o
Melayu
o
Arab
o
Koja
o
Lainnya
Keragaman Agama dan kepercayaan:
o
Islam
o
Nasrani
o
Budha
o
Kong Hu Chu
o
Hindu
Keterbukaan Masyarakat dan interaksi
sosial yang inklusif:
o Penerbitan : Suara Merdeka, Olga,
Wawasan
o Radio: Gadjah Mada, Imelda, Suara
Semarang, dll
o TV: Pro TV. Tvku, Borobudur
o Fashion: Batik Semarang, Anne
Avantie, Kaos Oblong, Gampang
Sembarangan, dll
o Fotografi : Komunitas Fotografer
Semarang.
Peluang
Pengembangan
Industri Kreatif
Best Practice
Indikator
Penggalian ciri-ciri atau
tipologi daerah yang
dipengaruhi oleh
keragaman etnis
Penggalian ciri-ciri atau
tipologi daerah yang
dipengaruhi oleh
keragaman agama
o Akulturasi budaya
dalam produk gaya
hidup masyarakat
o Komunitas gaya hidup
o
o
o
o
o
o
Film, Video,
Fotografi
Arsitektur
Penerbitan
Desain
Fashion
Permainan Interaktif
o
o
Peningkatan interaksi
dan toleransi sosial
Pengembangan
industri kreatif yang
inklusif
Sedangkan ditinjau dari aspek budaya, potensi budaya Kota Semarang yang menonjol dapat
diketahui dari beberapa peninggalan seperti warisan kuliner, bangunan-bangunan dengan
arsitektur yang khas, serta berbagai event tahunan yang diselenggarakan.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
5
Tabel I.5
Analisis Pemetaan Potensi Budaya di Kota Semarang
dalam Pengembangan Industri Kreatif
Potensi Budaya
Seni tari dan pertunjukan:
o
Ngesti Pandowo
Seni Musik
Seni Lukis dan Grafis
Sanggar Seni dan Kelompok
Budaya
o
Gambang Semarang
o
Dewan Kesenian
Taman Budaya Raden
Saleh
o
Gedung Sobokartti
Arsitektur dan Bangunan:
o
Kota Lama
o
Lawang Sewu
o
Klenteng Sam Po
Kong, Tay Kay Sie
o
Vihara
o
Masjid Kauman
o
Masjid Agung Jateng
o
Gereja Blenduk
o
Event Budaya:
o
Pasar Semawis,
menyambut Tahun
Baru Imlek
o
Pameran Batik
o
Kuliner Tradisional
o
Dugderan dan warak
ngendok
Best Practice
Peluang Pengembangan
Industri Kreatif
Film, Video, Fotografi
Arsitektur
Penerbitan
Desain
Fashion
Permainan Interaktif
Agen Ticketing
Jasa Konvensi dan Pameran
o
Pencitraan dan
peningkatan Jati Diri
Khas Daerah
o
Pelestarian budaya
o
Peningkatan
intensitas promosi
budaya
o
Peniptaan warisan
budaya sebagai ikon
Kota Semarang
o
Keanekaragaman
tema dan jenis
industri kreatif yang
terlibat
Multistakeholder
yang inklusif
Peningkatan
pencitraan
Peningkatan daya
saing
Produk budaya tidak bisa dan
bukan untuk diindustrikan, namun
reproduksi dari pencapaian
kebudayaan bisa diindustrkan
(dikomersialisasikan), film atas
seni pertunjukan bisa dijual dalam
bentuk VCD
o
o
o
o
o
o
o
o
Promosi budaya tradisional dan
modern
o
Pelatihan dan penularan
ketrampilan
o
Pengembangan Galeri
o
o
o
o
o
o
o
o
Arsitektur
Desain
Film, Video, Fotografi
Penerbitan
Desain
Fashion
Permainan Interaktif
Penciptaan event
o
o
o
o
o
o
Film, Video dan Fotografi
Seni Pertunjukan
Musik
Penerbitan
Fashion
Pasar Seni dan Barang
Antik
Desain
Promosi budaya tradisional dan
modern
o
o
o
o
Revitalisasi Kota Lama di
Jakarta Kota
Komunitas pencinta Kota
Tua
Pemandu Wisata bersepeda
Komunitas Jelajah Museum
Pengenalan tradisi Tionghoa pada
etnis lain
o
Wayang potehi
o
Liong dan Barongsai
o
Kuliner (Pia, Lumpia, Mie, Es
Tjong Lik, Wedang Tahu dll)
o
Wushu
Pengenalan tradisi Islam Melayu,
Arab, Jawa
o
Indikator
o
o
o
Perkembangan industri kreatif di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh para stakeholder
terkait yakni dukungan pemerintah, dukungan para cendekiawan, serta pelaku usaha.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui persepsi dari ketiga
pemangku kepentingan tersebut terkait dalam pengembangan industri kreatif di Kota Semarang.
Lihat Gambar 1.2.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana upaya penciptaan nilai tambah dari
produk-produk unggulan Kota Semarang berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan.
Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi mata rantai dari tiap-tiap produk unggulan. Hasil
dari analisis ini akan digunakan sebagai dasar penentuan potensi dan prioritas industri kreatif di
Kota Semarang.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa secara umum industri
kreatif di Kota Semarang tergolong lemah terkait dalam upaya penciptaan nilai tambah. Semakin
panjang mata rantai yang dilakukan dalam suatu industri, akan semakin berkembang industri
tersebut. Sebagian besar industri kreatif di Kota Semarang belum mampu menjadi ikon yang
mencerminkan Kota Semarang, sementara sebenarnya banyak potensi yang dapat dikembangkan.
Ditinjau dari segi pendistribusian produk, hanya sebagian kecil industri saja yang telah berhasil
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
6
menembus pasar internasional, namun industri-industri tersebut belum cukup berkontribusi
terhadap pendapatan Kota Semarang.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perkembangan industri kreatif di Kota Semarang
masih bersifat individual, sementara dalam pengembangannya, industri kreatif akan selalu
berkaitan dan berpengaruh terhadap perkembangan jenis industri lain.
Analisis Penilaian Potensi Industri Kreatif
Analisis ini dilakukan berdasarkan penilaian atas perkembangan industri kreatif eksisting
berdasarkan 6 variabel yaitu inovasi dan kreasi, sumber daya terbarukan, kontribusi ekonomi,
dampak sosial, citra bangsa serta iklim bisnis. Penilaian potensi industri kreatif di Kota Semarang
digunakan untuk menilai jenis industri kreatif mana yang memiliki perkembangan yang baik,
sedang, dan buruk di Kota Semarang.
Dengan adanya penilaian tersebut, maka diharapkan pemerintah kota akan mampu
menilai jenis industri kreatif apa saja yang layak untuk didukung secara optimal, sehingga pada
akhirnya Kota Semarang tidak akan kalah dengan kota-kota lain di Indonesia, seperti Kota
Bandung dan Yogyakarta dalam hal industri kreatif. Lihat Gambar 1.3.
Berdasarkan Gambar 1.3 di bawah ini, maka diketahui bahwa perkembangan industri
kreatif di Kota Semarang dapat diklasifikasikan menjadi baik, sedang, dan buruk. Industri kreatif
yang telah berkembang dengan baik, meliputi fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan,
musik, pasar barang seni, fotografi, desain grafis, dan audio visual. Sedangkan, industri kreatif
yang sedang dalam perkembangannya, meliputi audio, seni pertunjukan, serta arsitektur.
Selanjutnya, industri kreatif di Kota Semarang yang belum mengalami perkembangan adalah
layanan komputer dan piranti lunak, periklanan, serta penelitian dan pengembangan.
Gambar 1.3
Grafik Hasil Skoring Industri Kreatif
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
7
Kendala dan Harapan Cendekiawan :
 Kota Semarang belum memiliki image yang khas.
 Pemerintah dan pelaku usaha kurang responsif dalam mengembangkan potensipotensi Kota Semarang
 Sarana dan Prasarana yang kurang memadai seperti akses jalan, lahan parkir, dll.
 Kurangnya sosialisasi produk-produk unggulan Kota Semarang.
 Tidak ada wadah bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya.
 Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait (perguruan tinggi, sanggar, dan
pengelola terkait).
 Perlu diadakan pelatihan sebagai upaya peningkatan kualitas produk-produk Kota
Semarang.
cendekiawan
Kendala dan Harapan Pelaku Usaha :
Dukungan Pemerintah :
 Fasilitator informasi ke lembaga terkait.
 Fasilitasi
pelatihan
dan
pendampingan
bekerjasama dengan perguruan tinggi dan
pengusaha besar.
 Kerjasama dengan perbankan dalam pemberian
pinjaman modal untuk pelaku usaha.
 Label halal dari MUI.
 Kebijakan pada setiap hotel berbintang di Kota
Semarang yang diwajibkan memberikan seni
pertunjukan tradisional daerah.
 Subsidi pertunjukan wayang orang Ngesti
Pandowo di TBRS setiap malam Minggu.
 Perda No. 25 Tahun 2010 tentang
Kepariwisataan
Kota
Semarang
yang
berdasarkan RIPP.
 Bantuan teknis untuk kelompok seni dan budaya
2,5 juta per tahun.
 Bantuan alat, dan lain-lain.
pemerintah
pelaku usaha
Gambar 1.2
Kendala dan Harapan Para Pemangku
Kepentingan dalam Industri Kreatif
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
8
 Perlu fasilitas infrastruktur yang baik sebagai
penunjang kegiatan operasional, seperti
pembuatan IPAL bagi pengrajin batik
Semarangan agar limbah batik tidak
mencemari lingkungan, serta akses jalan.
 Birokrasi yang dipermudah, sehingga semua
hal yang bisa memacu pertumbuhan
kreativitas di Semarang mudah untuk
terwujud, misalnya perijinan, tata tertibnya,
dan lain-lain.
 Perlu pembatasan produk-produk dari luar
negeri yang masuk ke Kota Semarang.
 Perlu diadakan promosi bagi para pelaku
usaha untuk dapat mempromosikan produkproduk unggulan.
 Kurangnya dukungan dari pemerintah Kota
Semarang dan belum adanya dukungan
perguruan tinggi dalam pengembangan Pasar
Semawis.
Analisis Penilaian Potensi Sosial, Ekonomi dan Budaya Kota Semarang
dalam Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Industri Kreatif
Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh Kota Semarang yakni potensi ekonomi, sosial,
dan budaya, keberadaan potensi-potensi tersebut dapat mempengaruhi perkembangan industri
kreatif. Adapun potensi budaya yang dimiliki Kota Semarang antara lain berupa arsitektur,
kesenian, serta kuliner, sedangkan potensi sosial meliputi keanekaragaman etnis, berupa etnis
Jawa, Koja, Arab, Tionghoa, dan lain sebagainya, keanekaragaman agama dan kepercayaan, batik
Semarang, serta kebaya. Kemudian, potensi ekonomi di Kota Semarang, antara lain pasar
tradisional, pedagang kaki lima, dan Pelabuhan Tanjung Mas.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, potensi budaya Kota Semarang turut
mengembangkan industri kreatif seperti arsitektur, fotografi, penerbitan, TV dan Radio, seni
pertunjukkan, dan lain sebagainya. Lihat Tabel I.6.
Sama halnya dengan potensi sosial Kota Semarang dapat memberikan nilai tambah dalam
mengembangkan industri kreatif. Adapun industri kreatif yang dapat berkembang karena
pengembangan potensi sosial antara lain industri fotografi, TV dan Radio, penerbitan, dan lain
sebagainya. Lihat Tabel I.7. Selanjutnya potensi ekonomi yang dimiliki Kota Semarang dapat
mempengaruhi perkembangan industri kreatif jenis kerajinan, fashion, pasar barang seni maupun
antik, kuliner, dan lain sebagainya. Lihat Tabel I.8.
Untuk lebih jelasnya keterkaitan antara potensi sosial, ekonomi dan budaya Kota
Semarang dalam mempengaruhi perkembangan industri kreatif, dapat dilihat pada Gambar 1.4,
Gambar 1.5 dan Gambar 1.6.
Gambar 1.4
Diagram Keterkaitan Antara Potensi Budaya dan Jenis Industri
Kreatif di Kota Semarang
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
9
Tabel I.6
Potensi Budaya Terhadap Industri Kreatif Beserta Upaya Pengembangannya di Kota Semarang
No
1.
Potensi
Arsitektur
Eksisting
-
Lawang Sewu
-
Klenteng Tay
Kay Sie
-
Klenteng Sam
Poo Khong
Gereja Blenduk
2.
Vihara Budha
Watugong
Pasar Semawis
-
MAJT
-
-
Bangunan tua bersejarah dengan arsitektur
kolonial. Pemanfaatan bangunan belum optimal,
meski Pemerintah Kota Semarang saat ini
menjadikan Lawang sewu sebagai Pusat Industri
Kreatif Kota Semarang, dimana segala kegiatan
yang berkaitan dengan budaya, seni, dan
kerajinan, dapat menggunakan gedung ini
sebagai tempat untuk berkreasi.
Pada tahun 2007, Lawang Sewu pernah
digunakan untuk syuting film dengan judul yang
sama dengan nama bangunan bersejarah
tersebut “Lawang Sewu”.
Tempat peribadatan umat Kong Hu Chu yang
juga merupakan pusat kegiatan perayaan Imlek
dengan gaya arsitektur khas cina.
Merupakan klenteng untuk menghormati
Laksamana Cheng Ho yang pernah singgah ke
Semarang. Banyak para warga Cina
mengunjungi klenteng ini untuk sembahyang,
foto-foto, memberikan angpao di beberapa
patung-patung sebagai ungkapan syukur kepada
para dewa, serta merayakan hari Imlek.
Merupakan bangunan gereja kuno dengan gaya
arsitektur khas eropa, dimana didalamnya
masih terdapat barang-barang peninggalan
seperti orgel tua.
Merupakan bangunan pagoda dan vihara
tertinggi di Indonesia
Pusat kuliner yang berlokasi di kawasan
Pecinan Semarang, dengan menawarkan aneka
makanan lokal jawa, makanan khas Cina, dll.
Masjid Agung Jateng, menjadi salah satu tujuan
wisata religi
Prospek
-
-
-
-
Tindakan
Best practice terkait pengembangan
arsitektur antara lain:
o Revitalisasi Kota Lama di Jakarta Kota
o Komunitas pencinta Kota Tua
o Pemandu Wisata bersepeda
o Komunitas Jelajah Museum
Bangunan disebut dengan arsitektur apabila
di dalamnya terdapat aktivitas yang
berlangsung. Dengan kata lain arsitektur
tidak hanya sekedar bangunan secara fisik
melainkan juga dinilai dari aktivitas yang
ada.
Kota Semarang memiliki potensi yang
besar dalam mengembangkan arsitektur
yakni dari pemanfaatan bangunan-bangunan
bersejarah dengan berbagai gaya arsitektur
yang khas beserta atmosfernya.
Pemanfaatan produk Arsitektur beserta
atmosfernya antara lain untuk mendukung
industri TV dan Radio; fotografi; desain
grafis; penerbitan dan percetakan; peragaan
busana, wisata kuliner, wisata/event
budaya, dll.
-
Produk budaya tidak dapat dan bukan
untuk diindustrikan, namun reproduksi
dari pencapaian kebudayaan dapat
diindustrikan ataupun dikomersialisasikan,
seperti film atas seni pertunjukan dapat
dijual dalam bentuk VCD, ataupun menjual
-
-
-
-
-
Untuk pengembangan Kota Lama, maka dibutuhkan kerjasama dan sinergi
antar stakeholder, meliputi pemerintah, masyarakat, pemangku kepentingan,
pemangku kebijakan, dan pihak swasta yang memiliki bangunan di kawasan
tersebut. Hal ini dikarenakan selama ini pemerintah masih sulit
mengoptimalkan pemanfaatan bangunan di Kota Lama. Selain itu, diperlukan
pula penanganan terhadap rob yang selama ini masih melanda kawasan
bersejarah tersebut.
Bangunan-bangunan arsitektur yang ada di Kota Semarang tidak bisa hanya
diekspos keindahannya saja sebagai obyek, tetapi juga harus dimanfaatkan,
sehingga memiliki fungsi tertentu yang mendorong terjadinya produktivitas
ekonomi, misalnya fungsi perkantoran, fungsi perdagangan jasa, dan lain
sebagainya.
Event-event yang ada tetap dipertahankan keberadaannya, misalnya Semarang
Expo, pameran batik di Lawang Sewu, dengan tujuan untuk tetap
menghidupkan kawasan tersebut sekaligus menumbuhkan berbagai industri
kreatif secara simultan.
Adanya penyamaan visi dan misi para pemangku kepentingan dan pemangku
kebijakan, dimana hal tersebut diperlukan untuk mencegah agar para
pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata di Kota Semarang
tidak hanya berjalan dengan kepentingannya sendiri.
Pemerintah perlu memberikan dukungan infrastruktur publik, seperti
penyediaan lahan parkir di Pasar Semawis, agar kondisi lalu lintas tidak lagi
semrawut dan mengalami kemacetan.
Kesenian
Festival dan
Pawai Warak
Ngendok
-
Merupakan festival yang mengemas akulturasi
budaya islam, Jawa, dan Cina dalam bentuk
hewan hiasan yakni “warak ngendok” yang
kemudian diarak keliling kota.
Diselenggarakan sehari sebelum puasa di
Kompleks TBRS dan Masjid Agung.
-
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
10
-
Pemerintah perlu memberikan bantuan dana bagi keberlangsungan hidup para
pelaku seni kebudayaan di Kota Semarang sebagai stimulan.
Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan yang mewajibkan setiap hotel
berbintang di Kota Semarang untuk menampilkan seni tari Gambang
Semarang maupun seni pertunjukkan lainnya, dan dalam jangka waktu tertentu
pemerintah melakukan monitoring terhadap kebijakan tersebut.
No
Potensi
Eksisting
-
Seni Tari
Gambang
Semarang
-
-
Dugderan
-
-
-
Pasar Dugderan
-
Pasar Imlek
Semawis
-
Pawai Imlek
Festival Cheng
Ho
-
-
Seni tari Gambang Semarang merupakan
perpaduan antara tari dengan diiringi alat musik
dari bilah-bilah kayu dan gamelan jawa yang
biasa disebut “Gambang”.
Tarian ditampilkan pada saat pagelaran (TBRS),
pameran (PRPP) dan pada event-event tertentu
di instansi atau swasta (hotel, Bappeda,
Pemprov).
Merupakan upacara tradisional untuk
menyambut datangnya puasa melalui prosesi
budaya muslim, diawali dari Mesjid Besar
Kauman dan berakhir di Balai Kota.
Pembukaan ditandai dengan pukulan bedug dan
petasan yang dipimpin oleh walikota sebagai
simbol Kanjeng Bupati Semarang.
Masyarakat merasa Dugderan dalam beberapa
tahun ini terasa lebih hambar dikarenakan oleh
lokasi acara dugderan tersebut dipindahkan ke
area jalan tembus MAJT yang kurang memiliki
sarana dan prasarana yang mendukung.
Tarif retribusi parkir yang mahal ketika acara
dugderan berlangsung akan mengurangi
kenyamanan pengunjung.
Dilaksanakan di Polder Tawang, menjelang
puasa dengan menjual aneka mainan celengan
dan souvenir.
Permasalahan di Pasar Dugderan adalah masih
adanya ketidakteraturan dan kemacetan lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya kios
pedagang yang memakan sebagian badan jalan
maupun trotoar yang dikuasai oleh pedagang.
Dilaksanakan di Kawasan Pecinan komplek
Klenteng Tay Kay Sie Gang Lombok
Pasar ini dilaksanakan selama 3 hari menjelang
imlek, yang menjual aneka barang souvenir,
pakaian, dan jajanan khas Cina.
Dilaksanakan 1 hari menjelang imlek dimulai
dari Klenteng Tay Kay Sie hingga Klenteng Sam
Poo Kong.
Prosesi dilakukan dalam bentuk upacara tradisi
dan arak-arakan Barongsai dan beberapa tokoh
kepercayaan budaya Cina.
Merupakan upacara tradisi dan arak-arakan
pemindahan patung laksamana Cheng Ho dari
Prospek
tiket untuk pertunjukkan seni.
- Contoh best practice terkait dengan
pengembangan potensi kesenian budaya
adalah di Kota Bali dan Kota Yogyakarta
yang mampu mengemas budaya-budaya
keseniannya dengan baik yang kemudian
dapat mendorong sektor pariwisata.
Contohnya seperti di Bali yang menyusun
perda dimana difungsikan untuk mengatur
pengembangan pariwisara dengan konsep
pengembangan budaya.
- Pengembangan potensi kesenian budaya
dapat mempengaruhi perkembangan
industri kreatif seperti industri audio dan
audio visual; fotografi; penerbitan, agen
ticketing, kuliner, dll.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
11
Tindakan
-
-
Perlu adanya dukungan dari pemerintah terkait dalam penyediaan sarana dan
prasarana seperti akses jalan, dan ketersediaan lahan parkir.
Khusus pada pasar dugderan, perlu adanya pemilihan lokasi yang baik,
sehingga tidak mengganggu ketertiban lalu lintas.
Masih terdapat perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dan pelaku usaha
dalam hal kemampuan anggaran dana pada saat pelaksanaan event Pasar Imlek
Semawis. Oleh karena itu, diperlukan adanya koordinasi antarberbagai pihak
untuk menyamakan perbedaan persepsi tersebut.
Pemerintah sebaiknya memberikan dukungan dan bantuan yang adil dan layak
bagi semua pelaksanaan event yang terkait dengan perayaan agama, dan tidak
boleh hanya memberi bantuan sepihak bagi agama tertentu.
Pemerintah sebaiknya lebih percaya diri menggunakan nama dan latar
belakang yang sangat lokal, bukan festival cheng ho tetapi arak-arakan Sam
Poo, sebagai bagian dari identitas Kota Semarang.
Selama ini, event dugderan berlangsung sekali secara besar-besaran dan
kemudian menghilang tanpa mampu menimbulkan multiplier effects bagi Kota
Semarang. Nuansa perayaan yang mengakomodasi interaksi sosial sehingga
timbul saling pengertian antar anggota masyarakat justru kalah oleh
kepentingan ekonomi/komersial semata. Oleh karena itu, pemerintah
sebaiknya mendorong pertalian usaha antar industri kreatif sehingga ada
keberlanjutan usaha yang tidak tergantung waktu perayaan yang musiman.
No
Potensi
3.
Kuliner
Eksisting
Klenteng Tay Kay Sie menuju Klenteng Sam
Poo Kong yang dilaksanakan pada bulan
agustus.
-
Lumpia
-
Wingko Babat
-
Bandeng
Merupakan warisan kuliner dari etnis tiong
hoa. Kurang adanya inovasi dalam
mengembangkan lumpia, baik dari segi bahan
baku, rasa maupun kemasan.
Kurang inovasi kemasan, serta ada
ketidaknyamanan tempat untuk mengkonsumsi.
merupakan kuliner yang populer di Kota
Semarang. Makanan khas ini telah lebih dulu
mengembangkan inovasinya dengan
memberikan cipta rasa dan kemasan yang
berbeda. Kendala yang dihadapai adalah
kurangnya informasi bagi para wisatawan untuk
membeli produk wingko yang baik di
Semarang.
Merupakan salah satu potensi kuliner di Kota
Semarang, yang pendistribusiannya telah
menjangkau skala nasional. Berbagai macam
inovasi telah terlihat dalam mengembangkan
bandeng, yakni dari berbagai macam jenis
bandeng seperti bandeng tanpa duri, bandeng
duri lunak, bandeng otak-otak, dll. Selain itu
inovasi juga terlihat dari cara pengemasan
bandeng, yaitu dengan vacuum sehingga
bandeng dapat bertahan selama 3 bulan.
Prospek
Tindakan
-
-
Pengembangan potensi kuliner dapat dilakukan
dengan memanfaatkan pusat perkembangan
industri kreatif seperti fashion. Hal ini dapat
diketahui dari Best Practice dari Kota Bandung
yang menyandingkan perkembangan fashion
dengan kuliner.
Jadi pusat jajanan di Pandanaran dapat juga
sekaligus dirangkai dengan mengusung batik
Semarang misalnya, atau juga produk musik
maupun penerbitan dan percetakan lokal,
serta dikemas dengan seni pertunjukan,
peragaan busana, dl.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
-
-
-
12
Untuk mendukung pengembangan pariwisata yang inklusif di Kota Semarang,
maka pemerintah Kota Semarang dapat mengatur kebijakan tentang kejelasan
label halal dari produk kuliner, sehingga konsumen dapat memilah sesuai
kebutuhan, mengingat adanya keragaman etnis, budaya dan agama.
Inovasi dan kreasi makanan lokal perlu digalakkan, agar makanan lokal dapat
diterima oleh beragam lidah wisatawan domestik dan mancanegara. Usaha ini
di satu sisi dapat melestarikan makanan lokal, dan pada sisi lain memperkaya
variasi baru untuk menggaet wisatawan mancanegara, agar bisa mengingat
Kota Semarang.
Inovasi lain adalah bentuk dan desain kemasan, agar lebih menarik dan
dilengkapi dengan story telling terkait sejarah makanan, selain informasi merk,
bahan, label halal, ijin DEPKES, kadaluarsa dll.
Perlu variasi cara penyajian makanan, misalnya alternatif lesehan yang dipadu
dengan adat penyajian ala budaya Jawa, pemanfaatan atmosfer kawasan
arsitektur sekitar, kolaborasi dengan event peragaan busana, pameran, event
budaya , dll
Mekanisme penyampaian informasi sekaligus promosi mengenai tempattempat kuliner yang direkomendasikan, sesuai jaminan kualitas kebersihan,
rasa, dan pencitraan Kota Semarang, salah satunya yaitu dengan mengeluarkan
peta kuliner khas Semarang.
Pembuatan showroom bersama produk UMKM, industri kreatif dan pusat oleholeh di Kota Semarang.
Pemerintah perlu memberikan bantuan dan dukungan dengan pelatihan teknis
terkait kesehatan makanan, pengawetan dan pengemasan guna meningkatkan
nilai tambah produk.
Pemerintah membantu dalam hal pemasaran produk kuliner khas Kota
Semarang hingga dapat diperkenalkan ke luar daerah, baik dalam skala
regional maupun nasional.
No
1
2
3
4
Potensi
Keragaman Etnis
o Jawa
o Tionghoa
o Melayu
o Arab
o Koja
o Lainnya
Tabel I.7
Potensi Sosial Terhadap Industri Kreatif Beserta Upaya Pengembangannya di Kota Semarang
Eksisting
-
Keanekaragaman etnis penduduk dapat diketahui dari
beberapa pusat permukiman di Kota Semarang :
o Tionghoa menempati daerah Pecinan yakni sekitar
Beteng, Gg. Baru, Gg. Warung, Gg. Pinggir, Gg. Besen,
Gg. Tengah, Gg. Lombok, dan Gambiran.
o Arab menempati daerah Wot Prahu, serta Gg. Petek
dan Jl. Mujahir.
o Koja dulunya bermukim di sekitar Pekojan beralih ke
Petolongan bersama keturunan India, yang juga
menempati daerah Bustaman.
o Melayu bermukim di Kampung Melayu, yaitu di sekitar
daerah Jl. Layur, di dekat Kali Semarang.
Belum mampu menggali dan memanfaatkan
karakteristik sosial yang ada.
Keragaman Agama dan Kepercayaan
o Islam
- Keragaman agama dan kepercayaan tumbuh sebagai
o Nasrani
pengaruh dari adanya keanekaragaman etnis penduduk, yang
o Budha
kemudian juga mempengaruhi tradisi dan budaya yang dimiliki
o Kong Hu
Kota Semarang.
Chu
o Hindu
Batik Semarang
- Batik Semarangan saat ini sudah mulai bermunculan dengan
semakin banyaknya pengrajin batik. Batik merupakan potensi
besar yang dimiliki Kota Semarang, karena memiliki nilai
budaya yang sangat kuat. Batik Semarang dapat disebut juga
sebagai produk akulturasi budaya dari berbagai etnis seperti
Jawa, Arab, Tionghoa, dll.
- Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan batik adalah
saat ini batik semarang belum dapat menjangkau pasar
internasional.
- Teknik pewarnaan alami masih perlu ditingkatkan agar
kualitas batik tidak kalah dengan produk sejenis dari daerah
lain.
- Desain khas Semarangan perlu ditonjolkan lagi.
- Pemanfaatan sebagai pakaian jadi atau produk lain untuk tas,
sepatu atau asesoris lain dan pengembangan dalam produk
interior belum optimal.
Kebaya
-
-
Kebaya merupakan salah satu produk budaya nasional dan
mampu mencerminkan citra bangsa yang patut untuk
dilestarikan. Salah satu contoh kesuksesan yang telah diraih
-
-
-
-
Prospek
Pengembangan potensi keragaman etnis penduduk dan
agama di Kota Semarang dapat dilakukan melalui
penggalian ciri-ciri maupun tipologi daerah yang
dipengaruhi oleh keragaman baik agama maupun etnis
penduduk tersebut.
Pengembangan
potensi
sosial
tersebut
dapat
mempengaruhi perkembangan industri TV dan Radio;
fotografi; arsitektur; penerbitan; desain; kerajinan; fahion;
dll.
Best practice dari adanya keanekaragaman, salah satunya
adalah dari pembuatan film Kabayan dan Si Doel Anak
Sekolahan yang berhasil menonjolkan karakteristik
kehidupan sosial dari suku Betawi dan Sunda.
Best Practice pengembangan batik dapat ditinjau dari
keberhasilan batik Pekalongan maupun solo, dimana
masing-masing batik memiliki motif yang khas. Pemasaran
batik dari kedua kota tersebut telah mampu menembus
pasar nasional maupun internasional.
Pengembangan potensi batik semarangan dapat
mempengaruhi industri fashion, desain, kerajinan,
fotografi, penerbitan, dll.
Pengembangan diversifikasi produk seperti pakaian jadi,
sepatu, tas, souvenir, dan lain sebagainya.
-
-
-
-
-
Pengembangan potensi kebaya dapat mempengaruhi
perkembangan industri fashion, desain, fotografi,
penerbitan, audio visual, dll.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
13
-
Tindakan
Pemerintah perlu memberikan respon terhadap keragaman
etnis, budaya dan agama secara adil bagi semua kalangan di
Kota Semarang..
Perlu adanya perlakuan yang sama atas pelayanan dasar publik
yang diberikan kepada masyarakat dari berbagai etnis, agama,
dan kepercayaan yang ada di Kota Semarang, guna
mendorong upaya pengembangan industri kreatif yang bersifat
inklusif.
Mendorong upaya toleransi dan inklusi sosial seperti
pengembangan kuliner, dimana pemerintah perlu mengatur
transparansi label makanan HALAL atau tidak HALAL pada
produk makanan yang dijual agar masyarakat dapat memilih
sesuai kebutuhannya, terutama makanan khas untuk oleholeh.
Pemerintah mendukung pembuatan IPAL dalam proses
pembuatan kain batik, karena dikhawatirkan limbah pewarna
sintetis dari pencucian batik akan mencemari lingkungan.
Pemerintah mengadakan pameran-pameran yang berkaitan
dengan batik di Kota Semarang, misalnya di Mall Sri Ratu,
maupun di luar Pulau Jawa, seperti Balikpapan, Medan, Bali,
Lombok, dan lain sebagainya hingga mencapai skala nasional.
Adanya sosialisasi untuk menfasilitasi kebutuhan pelaku usaha
batik, pemberian bantuan alat-alat untuk membatik, pelatihan
kewirausahaan, kredit dengan bunga pinjaman yang lunak,
pengembangan sumberdaya manusia pelaku usaha batik
dengan pelatihan dasar mencanting, penguatan hak paten
produksi batik.
Pemberian tagline, dalam kemasan, dengan maksud agar batik
yang diproduksi mampu mencerminkan Kota Semarang,
Kebijakan penggunan batik Semarangan bagi PNS di PemKot
Semarang, seminggu sekali, sebagai salah satu pakaian kerja.
Pemerintah memberikan dukungan kepada penggunaan
kebaya dengan cara menggelar event-event penyelenggaraan
pameran fashion di Kota Semarang dengan memanfaatkan
No
Potensi
Eksisting
dengan mengembangkan kebaya adalah Ana Avantie, yang
berhasil memasarkan kebaya hingga kancah internasional dan
saat ini ia tengah mengembangkan desain baju dengan motif
batik lawasan. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya
kontribusi maupun dukungan pemerintah sehingga kebaya
tersebut belum berkontribusi bagi pendapatan Kota
Semarang dan belum dapat menjadi salah satu icon dari Kota
Semarang.
-
Prospek
Mengkombinasikan kebaya dengan batik Semarangan
Pemanfaatan jaringan pasar internasional untuk
mempromosikan produk industri kreatif lainnya, dengan
pemanfaatan potensi sosial, ekonomi dan budaya Kota
Semarang secara sinergis
Tindakan
kawasan dengan arsitektur khas (seperti Lawangsewu, kota
lama, MAJT, dll) sebagai setting tempat, dirangkai dengan
promosi kuliner, seni pertunjukan, musik, kerajinan
pendukung, fotografi, penerbitan dsb.
Tabel I.8
Potensi Ekonomi Terhadap Industri Kreatif Beserta Upaya Pengembangannya di Kota Semarang
N Potensi
Eksisting
o
1 Pasar Tradisional
Pasar Johar
- Pasar Johar merupakan pasar tradisional yang dibangun
oleh Thomas Karsten pada tahun 1933 dan telah menjadi
salah satu landmark dari Kota Semarang karena kekhasan
bentuk arsitektur jamur pada ventilasi pasar.
- Ada dua permasalahan utama yang dihadapi oleh Pasar
Johar, yaitu masalah rob yang semakin hari semakin
parah melanda serta kesemrawutan pedagang Pasar
Johar yang meluber hingga ke jalan serta kurangnya lahan
parkir bagi pembeli.
- Belum berkembang sebagai tempat tujuan wisata belanja
baik fashio atau kuliner tradisional
Pasar Bulu
- Pasar Bulu yang menjadi salah satu pasar kuno terletak di
Jalan Jenderal Sudirman, Kota Semarang. Pasar ini
menjual aneka kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya
beras, sayur mayur, dan lain sebagainya.
- Pasar Bulu hanya ramai di pagi dan sore hari.
Direncanakan menjadi pasar barang seni dan antik.
- Dekat dengan Lawang Sewu dan pusat oleh-oleh
Pandanaran yang bebas rob dan banjir.
Pasar
- Pasar Kobong merupakan pasar yang cukup khas, karena
Kobong
pasar ini khusus menjual ikan dan hasil tangkapan laut
lain. Pasar ini menarik tidak saja bagi pedagang lokal,
tetapi juga pedagang dari luar kota, seperti Kota
Yogyakarta hingga Kota Bandung untuk berbelanja di
pasar ini.
- Permasalahan yang terjadi di Pasar Kobong adalah kurang
optimalnya IPAL yang ada di pasar tersebut, sehingga
limbah yang dihasilkan pun belum dapat sepenuhnya
ditanggulangi.
- Tidak mampu menarik minat konsumen sebagai alternatif
Prospek
-
-
Mengembangkan pasar sebagai salah satu pilihan wisata
belanja, baik kuliner, fashion, barang seni dan antik lain
seperti best practice dari Beringharjo.
Best Practice: Pasar Beringharjo menjadi pasar tradisional
di Kota Yogyakarta, yang menawarkan batik, jajanan
pasar, jejamuan, asesoris pakaian tradisional nusantara,
hingga patung Budha seharga ratusan ribu. Koleksi batik
mulai kain hingga pakaian jadi, bahan katun hingga sutra,
dari harga puluhan ribu sampai jutaan tersedia di pasar ini.
Tempat yang tepat untuk berburu barang antik, misalnya
mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an dan sebagainya.
Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas,
bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah
daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik.
Kenyamanan pasar cujup baik, produk yang diminati
wisatawan ada di lantai bawah sebagai wajah pasar,
sementara produk sayur dan kebutuhan harian lainnya ada
di lantai atas.
-
Pasar ikan di Toradomori, Jepang didesain secara apik,
bersih, dan nyaman. Meskipun pasar ikan, tetapi tidak
berbau amis sama sekali, karena penataan drainase yang
efisien dan fasilitasi lemari pendingin yang memadai
beserta adanya suplai listrik yang cukup. Pasar ikan
dirancang dengan fasilitas display ikan segar dan produk
olahannya yang berpendingin. Seperti halnya yang sering
kita lihat di supermarket besar, produk ikan, makanan laut,
terasi rumput laut, sushi, serta sate tampak segar dan
mengundang minat konsumen.
-
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
14
-
-
-
-
Tindakan
Penyelesaian masalah mengenai banjir dan rob dengan membangun
sistem drainase dan manajemen penanggulangan rob yang
komprehensif di Kota Semarang, sehingga Pasar Johar tidak akan
tergenangi oleh luapan air laut.
Penyediaan lahan parkir yang memadai dan terintegrasi dengan
kebutuhan dalam kawasan makronya, sehingga kesemrawutan lalu
lintas di sekitar pasar dapat diminimalkan.
Penataan pasar tradisional menjadi pasar dengan kenyamanan
modern, seperti pengaturan lapak-lapak jualan, pemavingan jalan di
dalam pasar, dan lain sebagainya, agar tidak terkesan kumuh dan
masyarakat pun menjadi tertarik untuk datang.
Dukungan pemerintah untuk menjadikan Pasar Bulu sebagai pasar
seni yang menjual aneka barang antik maupun barang bekas dengan
kualitas yang masih baik, seperti di Pasar Beringharjo. Jadi,
masyarakat tidak akan merasa kesulitan untuk mendapatkan
berbagai barang unik di Kota Semarang dan tidak perlu pergi ke
kota lain untuk mendapatkan barang seni.
Mekanisme yang partisipatif dalam penataan dan pengelolaan pasar,
sehingga perlu kerjasama antar stakeholder.
Perlunya pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
serta sistem drainase yang baik untuk mengatasi limbah yang
dihasilkan oleh Pasar Kobong. Peranti penyaring limbah, berupa
kawat yang dipasang pada setiap kios saat ini ada di pasar itu, tidak
mampu membuat limbah yang dibuang menjadi bersih.
Perbaikan Pasar Kobong agar menjadi pasar ikan yang bersih,
terawat, dan rapi dengan membenahi berbagai infrastruktur yang
terdapat pada pasar tersebut. Kemudian, pasar tersebut difasilitasi
dengan mesin pendingin yang memadai untuk penyimpanan ikan
dan hasil tangkapan laut lainnya.
N
o
2
3
Potensi
Eksisting
kuliner.
Pedagang Kaki Lima
Pasar
- Pasar Burung Kartini tidak hanya menjadi tempat untuk
Burung
jual beli burung kicauan, tetapi juga sangkar/kandang,
Kartini
makanan burung serta tempat rekreasi untuk mereka
yang ingin mendengarkan kicauan suara burung. pasar
burung ini buka hingga sore hari.
- Akibat kurangnya kepedulian dan perhatian Pemerintah
Kota Semarang, kondisi pasar burung tersebut menjadi
sangat memprihatinkan, kumuh, dan kotor. Banyak atap
yang berlubang, sawangan, dan juga sudah banyak yang
lapuk. Hal ini menyebabkan para pedagang merasa jengah
dan masyarakat pun enggan untuk mengunjungi pasar
tersebut. Hal ini membuat. Pasalnya, pasar terlihat
kumuh dan kotor.
- Banyaknya pedagang yang berlokasi di sepanjang Jalan
Kartini dikarenakan oleh akses yang lebih mudah
dijangkau oleh para pembeli.
Kuliner
- Di kawasan Simpang Lima, banyak terdapat pedagang
Simpang
kaki lima yang menjajakan berbagai macam jenis
Lima
makanan. Ada PKL yang khusus berjualan pada siang hari,
banyak pula yang berjualan pada malam hari.
- Permasalahan yang terjadi adalah keberadaan pedagang
kaki lima (PKL) Simpang Lima yang semakin semrawut
karena penambahan pedagang diiringi sikap yang tidak
tertib. Selain itu, juga banyak pedagang yang membuang
sisa makanan ke saluran drainase, sehingga menimbulkan
kesan kumuh.
Pelabuhan
- Pada saat ini, Pelabuhan Tanjung Mas masih menjadi
Tanjung
tumpuan bagi distribusi barang dan jasa yang dihasilkan,
Mas
baik dari Kota Semarang maupaun daerah di sekitarnya.
- Namun, jika dilihat dari pelayanan infrastrukturnya masih
banyak sisi yang perlu ditingkatkan, antara lain dari
gangguan banjir dan rob.
Prospek
-
-
-
-
Tindakan
Pasar Burung, pusat kuliner kaki lima di Semarang memiliki
prospek baik dengan mengadopsi pembelajaran dari Best
Practice berikut.
Pasar Burung Ngasem Jogja, telah ada sejak tahun 1809
sebagai pasar burung. Pada saat ini, Pasar Ngasem telah
direlokasi, dengan pawai budaya khusus. Dulunya Pasar
Ngasem selalu penuh sesak pengunjung terutama jika hari
libur. Juga menjadi obyek fotografi. Sekarang bekas
lahannya akan dikembangkan pusat suvenir dan oleh-oleh
sebagai bagian dari penataan kawasan konservasi Taman
Sari.
Malioboro merupakan kawasan yang padat akan pedagang
kaki lima di Kota Yogyakarta. Banyak pedagang kaki lima
yang menggelar dagangannya, mulai dari produk kerajinan
lokal, seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan
kunci, lampu hias, blangkon, barang-barang perak hingga
pernak-pernik umum yang dapat ditemui di tempat lain.
Pengunjung yang datang ke Malioboro dapat berjalan kaki
sepanjang koridor bahu jalan. Selain bisa berbelanja dengan
tenang dalam kondisi cerah ataupun hujan, pengunjung
dapat pula menikmati pengalaman belanja saat menawar
harga.
-
Prospek ke depan adalah pengembangan wisata bahari
yang menerus dengan paket daya tarik kawasan kota lama
dan pengembangan story telling sejarah kawasan.
Belajar dari pengembangan pelabuhan Sunda Kelapa
Jakarta, yang memanfaatkan aktivitas pelabuhan sebagai
wisata alternatif Bahari dengan dikombinasikan daya tarik
museum kelautan serta wisata kawasan kota tua.
-
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
15
-
-
-
-
Pemerintah melakukan perbaikan dan pembangunan secara
menyeluruh terhadap Pasar Burung Kartini. Selain itu, juga
memindahkan pedagang yang berada di sepanjang Jalan Kartini
untuk masuk ke dalam pasar burung yang telah diperbaiki.
Penataan kawasan Simpang Lima secara bertahap, yaitu para
pedagang yang harus memperbaiki gerobak dan menata tempat
jualan hingga rapi dan bersih, penyediaan lahan parkir komunal
yang memadai untuk pengunjung, penyediaan tempat sampah yang
ada kantong plastiknya.
Pembatasan jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan
Simpang Lima, dimana hanya pedagang yang terdaftar dengan bukti
kepemilikan lapak dari Dinas Pasar Kota yang bisa berjualan. Akan
tetapi, hal ini juga membutuhkan keseriusan dan komitmen dari
pemerintah untuk terus memonitoring keberadaan pedagang
kuliner Simpang Lima.
Adanya keterlibatan berbagai stakeholder, seperti pemerintah,
masyarakat, pedagang dalam penataan PKL Simpang Lima.
Perlu inovasi pemanfaatan, misalnya konsep jelajah kota tua,
penyusunan informasi pemanfaatan bangunan, sejarah arsitektur
dan pemanfaatan fungsionalnya.
Perlu adanya peningkatan pelayanan dan kinerja pelabuhan dalam
menunjang pengembangan industri kreatif di Kota Semarang,
terutama akses distribusi dan pemasaran.
Peningkatan infrastruktur fisik dasar, seperti jaringan jalan, sistem
drainase, dan lain sebagainya.
Gambar 1.5
Diagram Keterkaitan Antara Potensi Sosial dan Jenis Industri Kreatif
di Kota Semarang
Gambar 1.6
Diagram Keterkaitan Antara Potensi Ekonomi dan Jenis Industri Kreatif di
Kota Semarang
Secara garis besar dapat diketahui bahwa industri kreatif di Kota Semarang masih belum
berjalan secara optimal dan diperlukan dukungan-dukungan dari stakeholder terkait. Di satu sisi
sebenarnya Kota Semarang memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan. Kendala
yang dihadapi secara umum oleh industri-industri yang berpotensi dikembangkan menjadi industri
kreatif Kota Semarang antara lain kurang adanya dukungan dari pemerintah baik dalam segi
birokrasi maupun perijinan, dukungan ketersediaan infrastruktur, lemahnya publikasi terhadap
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
16
produk-produk unggulan, dan lain sebagainya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan industriindustri kreatif di Kota Semarang tidak dapat berjalan dengan baik
Berdasarkan hal tersebut, adapun prospek dan tindakan yang sebaiknya dilakukan sebagai
upaya dalam peningkatan daya saing industri kreatif di Kota Semarang adalah sebagai berikut.
1
Jenis Industri
Kreatif
Fashion
2
Kerajinan
3
Penerbitan
Percetakan
4
Musik
5
Pasar Barang Seni
6
Fotografi
7
Desain Grafis
8
Audio Visual
9
Permainan
Interaktif
10
Audio
No
dan
Tabel I.9
Peningkatan Daya Saing Industri Kreatif di Kota Semarang
Prospek dan Tindakan
Daya saing produk kebaya cukup tinggi dengan inovasi yang dilakukan Ana Avantie. Pemerintah bisa mengambil
keuntungan dari jejaring pemasaran yang sudah mencapai tingkat internasional, antara lain untuk mempromosikan
produk industri kreatif lain. Pemerintah juga bisa bekerjasama guna mendorong pertalian usaha baru, misalnya kebaya
dengan batik Semarang. Pemerintah dan pelaku usaha bekerjasama melakukan upaya pengembangan produk fashion,
misalnya pakaian jadi dari batik Semarang sebagai upaya pencitraan daerah. Dengan perguruan tinggi, bisa didorong
upaya inovasi dan diversifikasi produk pendukung lain baik interior, sepatu, tas, kaos, asesoris lain. Dengan
dikembangkannya industri fashion dapat mempengaruhi perkembangan industri lain, seperti kerajinan, desain,
fotografi, dan lain-lain.
Penyerapan tenaga kerja dari kerajinan cukup prospektif. Pemerintah perlu terus mendorong kewirausahaan agar ide
kreatif pekerja punya manfaat ekonomi. Salah satunya dengan menumbuhkan pertalian usaha dari pemanfaatan output
dan atau limbah dari usaha lain dapat dikembangkan untuk mendukung penerapan konsep pembangunan
berkelanjutan dalam industri kreatif. Mengingat permasalahan yang dihadapi saat ini adalah industri kerajinan belum
dapat menjangkau pasar internasional, dan belum ada kontribusi secara langsung terhadap pendapatan daerah. Ke
depan perkembangan industri kerajinan dapat mempengaruhi perkembangan industri lain, seperti fashion, desain,
fotografi, pasar barang seni, dan lain-lain.
Terkait erat dalam mendokumentasikan berbagai respon masyarakat sehingga perlu menggali karakteristik kehidupan
sosial yang beragam dan bersifat inklusif di kota Semarang. Antara lain dengan mengangkat potensi budaya, sosial dan
ekonomi dalam tema kegiatan industri kreatif yang berkembang, misalnya fashion, kerajinan, musik, pasar barang seni,
dan lain sebagainya.
Industri musik di Kota Semarang cukup berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari makin banyaknya
grup-grup musik, lembaga pendidikan musik, yang muncul. Salah satu grup musik yang memiliki potensi besar adalah
Grup musik Congrock 17 yang telah berhasil merambah pangsa pasar nasional, dimana sudah cukup sering diundang
untuk bermain di istana kenegaraan. Keberadaan industri musik di Kota Semarang cukup mampu memberikan
pengaruh positif terhadap industri kreatif lain seperti penerbitan dan percetakan, audio, audio visual, seni
pertunjukan, dan lain sebagainya. Namun kendala yang dihadapi oleh industri ini adalah belum adanya musik yang
menunjukkan kekhasan Kota Semarang. Pemerintah dapat menyelenggarakan festival musik reguler untuk memacu
kreativitas musik, bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar di Semarang.
Pasar yang memiliki potensi budaya, sosial dan ekonomi yang kuat untuk dikembangkan di Kota Semarang adalah
pasar semawis. Banyak acara menarik yang diselenggarakan di Pasar Imlek Semawis seperti atraksi Barongsai, kuliner,
pasar barang seni, dan lain-lain. Namun, kendala yang masih dihadapi adalah penyelenggaraan acara di Pasar Imlek
Semawis adalah musiman setahun sekali. Sementara di Jumat, Sabtu, dan Minggu hanya menyajikan kuliner. Kendala
lain dalam pengembangan pasar semawis yaitu kurangnya dukungan dari pemerintah maupun perguruan tinggi, selain
itu kurangnya sarana dan prasana yang mendukung seperti ketersediaan lahan parkir yang kurang memadai. Selain
Pasar Semawis, pasar yang berpotensi adalah Pasar Bulu, dimana dalam perkembangannya pasar tersebut akan
dikembangkan menjadi pasar barang seni. Adapun, industri pasar barang seni dapat memicu perkembangan industri
lain, seperti fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, fotografi, dan lain-lain.
Industri fotografi juga mulai bermunculan di Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan mulai banyak komunitas-komunitas
pecinta fotografi yang bermunculan, salah satunya adalah Komunitas Fotografi Semarang (KFS). Agar mampu
memberikan pencitraan yang khas pada Kota Semarang, maka perkembangan industri fotografi perlu didorong dengan
memanfaatkan obyek dari industri fashion, kerajinan, musik, pasar barang seni, arsitektur, desain, event budaya,
keragaman karakteristik kehidupan sosial masyarakat, dll. Pemerintah dapat memfasilitasi dengan penyelenggaraan
lomba, pameran hasil fotografi terutama dari komunitas dan siswa sekolah.
Salah satu contoh industri yang termasuk dalam industri desain grafis ini adalah PAPPILON, yaitu suatu organisasi
pembuatan komik, yang telah berprestasi menjual hasil komiknya hingga kancah internasional, namun kendala yang
dihadapi oleh organisasi tersebut adalah belum memiliki komik yang berlatar belakang mengenai Kota Semarang,
serta belum ada dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan usahanya. Perlu adanya dukungan dari pemerintah
untuk mengembangkan usaha produksi komik tersebut, yang diharapkan kemudian dapat mempengaruhi
perkembangan industri lain seperti hanya percetakan dan penerbitan, desain, periklanan.
Industri audio visual yang berpotensi di Kota Masyarakat salah satunya adalah TVKU. Kendala yang dihadapi dalam
perkembangan industri tersebut adalah jangakauan skala penyiaran yang hanya mencakup skala regional saja.
Perkembangan industri audio visual mampu membawa pengaruh yang sangat besar dalam mempromosikan
perkembangan industri kreatif yang lain, seperti fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, musik, dan lain
sebagainya.
Perkembangan industri kreatif permainan interaktif dikategorikan sedang di Kota Semarang, dikarenakan masih
sedikit industri-industri yang bergerak dalam bidang tersebut. Salah satu contohnya adalah Balai Pengembangan
Multimedia (BPM) Semarang yang merupakan lembaga pengembangan permainan interaktif yang bersifat edukatif bagi
masyarakat luas. Namun kendala yang dihadapi oleh industri ini adalah belum mampu mencitrakan kekhasan Kota
Semarang. Ke depan, permainan interaktif dapat dikembangkan melalui komunitas, seperti halnya penggebar robotik
di sekolah formal dan juga pendidikan vokasi seperti SMK, guna memanfaatkan potensi budaya, sejarah yang
mencitrakan Kota Semarang.
Sama halnya dengan Industri kreatif jenis audio, perkembangannya tergolong dalam kategori sedang. Ide kreatif yang
muncul dari perusahaan radio-radio tercermin dalam program-program yang disiarkan. Pengembangan industri jenis
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
17
No
Jenis Industri
Kreatif
11
Seni Pertunjukan
12
Layanan Komputer
dan Piranti Lunak
13
Arsitektur
14
Periklanan
15
Penelitian dan
Pengembangan
Prospek dan Tindakan
audio dapat bermanfaat sebagai media penyebaran informasi terkait hal dalam pemasaran produk industri-industri
kreatif lain, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan industri lain seperti musik, periklanan, fashion, kerajinan,
dan sebagainya.
Industri jenis seni pertunjukan tergolong dalam kategori sedang. Tari Gambang Semarang dan Ngesti Pandowo
menjadi modal utama saat ini, sebagai salah satu ikon Kota Semarang. Pengembangan seni pertunjukan dapat
mendukung industri fotografi, audio, audio visual, kuliner, fashion, penerbitan dan percetakan, dan lain sebagainya.
Layanan komputer dan peranti lunak di Kota Semarang belum berkembang dan belum memberikan citra bagi Kota
Semarang sendiri.Agar mampu bersaing, maka perlu upaya pembelajaran masyarakat melalui berbagai mekanisme
transfer teknologi, antara lain dalam pendidikan vokasi seperti SMK. Mengingat Kab. Kendal sudah mampu berbicara
di tingkat nasional.
Pengembangan industri kreatif jenis arsitektur saat ini tergolong dalam kategori sedang, sementara di Kota Semarang,
potensi arsitektur sangatlah besar untuk dikembangkan yang tercermin dari banyaknya bangunan-bangunan
bersejarah yang memiliki gaya arsitektur yang khas. Kendala yang dihadapi dalam jenis industri kreatif ini adalah
bangunan-bangunan bersejarah tersebut pemanfaatannya kurang optimal. Sementara arsitektur mencakup peran
fungsional sebagai wadah aktivitas yang terjadi di dalamnya. Upaya revitalisasi yang dilakukan belum mampu
mendorong kegiatan pariwisata. Saat ini bangunan-bangunan bersejarah Kota Semarang lebih berfungsi untuk
mewadahi aktivitas fotografi, video, ataupun syuting film.
Ke depan pengembangan arsitektur dapat dilakukan dengan mengkombinasikan atmosfer kawasan dan potensi sosial
budaya seperti wisata kuliner, seni pertunjukan, fashion, musik, pameran seni, atau pun penerbitan dan percetakan
secara simultan.
Industri periklanan tidak berkembang di Kota Semarang. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, ditemukan
informasi bahwa industri periklanan pernah ada di Kota Semarang, tetapi saat ini perusahaan tersebut telah berpindah
ke kota lain. Terdapat beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi tidak berkembangnya industri periklanan di Kota
Semarang, antara lain daya saing yang rendah serta tidak adanya dukungan dari para stakeholder untuk
mengembangkan industri tersebut.
Ke depan, seharusnya bisa diciptakan satu pertalian usaha yang berkelanjutan mengingat saat ini penerbitan dan
percetakan serta desain grafis di Kota Semarang termasuk dalam industri kreatif yang berpotensi baik. Pemerintah
dapat mendorong periklanan antara lain dalam upaya mempromosikan perkembangan produk industri kreatif yang
dilakukan.
Saat ini hasil litbang justru lebih banyak mendukung kegiatan industri di luar Kota Semarang, misalnya knalpot di
Purbalingga dan Tegal serta jamu di Kab. Semarang. Oleh karenanya pemerintah dan pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah di Kota Semarang perlu lebih responsif dan terbuka untuk bekerjasama dengan litbang terutama dari
perguruan tinggi dari penerapan hasil litbang untuk inovasi produk, serta dari industri dan perusahaan besar untuk
menyerap dana CSR yang ditawarkan.
Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2010
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa secara garis besar
pengembangan suatu industri kreatif akan selalu terkait dan mempengaruhi perkembangan
industri kreatif yang lain. Perencanaan yang saling berkesinambungan diperlukan dalam
pengembangan industri kreatif, seperti konsep kluster. Adapun penjelasan yang lebih lanjut dapat
dilihat pada Gambar 1.7.
Kota Semarang memiliki kekayaan karakteristik kehidupan sosial yang berasal dari
perpaduan etnis, budaya dan agama dari masyarakat Jawa, Tionghoa, Arab dan Melayu, yang
menjadi daya tarik khas. .Potensi sosial berupa keragaman etnis, budaya dan agama masyarakat
Kota Semarang tersebut dapat dikemas dalam industri kreatif yang mengedepankan inklusi sosial,
yaitu mencakup keterbukaan, toleransi dan interaksi sosial.
Potensi budaya yang menonjol adalah kekayaan kuliner, event budaya, arsitektur, seni
tari, musik dan grafis. Industri kreatif yang dapat dikembangkan adalah jenis industri yang mampu
mengkombinasikan berbagai karakter budaya sehingga mengedepankan citra kota dan budaya
Semarangan yang unik.
Potensi Ekonomi yang menonjol adalah fungsi distribusi dan pemasaran dari pelabuhan
Tanjung Mas dan keberadaan berbagai pasar tradisional yang khas serta sentra pedagang kaki
lima, yang sesuai bagi pengembangan industri kreatif yang mengusung upaya pengembangan
ekonomi lokal kerakyatan.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
18
Sumber : Hasil Analisis, 2010
Gambar 1.7
Keterkaitan Antar Industri Kreatif di Kota
Semarang
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jenis industri
kreatif yang saat ini berpotensi baik untuk dikembangkan dan mampu mengusung potensi sosial,
ekonomi, dan budaya Kota Semarang mencakup 8 jenis, yaitu fashion; kerajinan; penerbitan dan
percetakan; musik; video, film, fotografi; desain grafis dan televisi. Adapun jenis industri kreatif
yang saat ini dikategorikan berpotensi sedang mencakup 4 jenis, yaitu permainan interaktif, radio,
seni pertunjukan dan arsitektur. Jenis industri kreatif yang saat ini belum berkembang dan masih
perlu dorongan lebih lanjut di masa depan, dikategorikan buruk, mencakup 3 jenis, yaitu layanan
komputer dan piranti lunak, periklanan serta penelitian dan pengembangan.
Industri kreatif akan memiliki daya saing tinggi jika mampu memadukan potensi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat Kota Semarang secara cerdas, sehingga tetap bersifat inklusif,
mewakili citra kota dan budaya Semarangan serta mengakomodasi pengembangan ekonomi lokal
kerakyatan.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka ada beberapa rekomendasi yang
dapat diberikan untuk pengembangan industri kreatif di Kota Semarang, antara lain:
1. Guna mendorong peningkatan inklusi sosial, pemerintah perlu memberikan respon
berupa perhatian, dukungan ataupun bantuan pada semua event yang diselenggarakan
secara adil tanpa melihat perbedaan etnis, budaya dan agama tertentu.
2. Untuk menjamin toleransi sosial, pemerintah perlu mengatur kejelasan label halal dari
produk kekayaan kuliner Semarang, agar masyarakat bisa memilah sesuai kebutuhan
masing-masing. Namun bukan berarti hanya produk makanan halal yang boleh dijual,
mengingat keragaman etnis, budaya dan agama yang ada.
3. Dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri kreatif, pemerintah
perlu melakukan penataan dan penyediaan fasilitas parkir yang bebas banjir dan rob,
terutama pada lokasi-lokasi tujuan penyelenggaraan event budaya, pasar tradisional dan
industri kreatif.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
19
4. Untuk memacu kemampuan ekspor, pemerintah dapat memanfaatkan jaringan
pemasaran produk industri kreatif saat ini (desain grafis dan fashion) melalui peningkatan
kerjasama dengan pelaku usaha, terutama untuk mempromosikan produk industri kreatif
lainnya atau menciptakan pertalian usaha baru yang tepat (compatible);
5. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pengembangan industri kreatif perlu
didorong dengan pertalian usaha dan penciptaan nilai tambah dari industri yang
memanfaatkan output ataupun limbah usaha lain;
6. Untuk menciptakan efisiensi kolektif, diperlukan kerjasama dan kemitraan antar pelaku
usaha dalam pengembangan industri kreatif berbasis cluster, sehingga dapat tercipta
hubungan yang saling terintegrasi antara industri satu dengan yang lain. Hal ini juga dapat
mengefisienkan bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah.
7. Guna meningkatkan citra Semarang yang kuat, pemerintah perlu mendorong intensitas
pemanfaatan produk industri kreatif khas Semarang, misalnya dengan menerapkan
kebijakan penggunaan produk kerajinan batik Semarangan sebagai pakaian kerja,
setidaknya sekali seminggu, bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
8. Pemerintah perlu mendukung penyelenggarakan event-event budaya secara reguler, yang
mengkolaborasikan kekayaan seni budaya, aktivitas ekonomi, dan sosial dengan berbagai
jenis industri kreatif terkait secara simultan. Misalnya Event Pasar Imlek Semawis yang
menyajikan sekaligus warisan budaya kuliner, kerajinan, seni pertunjukan, musik, fashion,
fotografi, pameran lukisan dan pasar barang antik, penerbitan dan percetakan. Contoh
lain adalah mengkombinasikan pusat kuliner dengan promosi kerajinan batik, produk
fashion seperti pakaian jadi, tas, sepatu, dan asesoris, desain grafis, dan sebagainya.
9. Pemerintah sebaiknya memberikan payung hukum, berupa kebijakan yang menyatakan
keberpihakan pada pengembangan ekonomi lokal melalui industri kreatif di Kota
Semarang, antara lain dapat dinyatakan dalam RPJM, Renstrada atau Renja SKPD terkait..
10. Mengingat pengembangan ekonomi lokal adalah upaya yang dilakukan secara partisipatif,
maka dalam memanfaatkan potensi sosial, ekonomi dan budaya dalam pengembangan
industri kreatif perlu kerjasama antar stakeholder. Masing-masing stakeholder diharapkan
memiliki visi dan misi yang sama di dalam pengembangkan industri kreatif di Kota
Semarang. Selain itu, juga diperlukan koordinasi antar stakeholder dan komitmen dari
setiap pejabat mulai dari tingkat walikota hingga aparatur pelaksana di lapangan.
EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif
20
Download