eva ips 1

advertisement
Eva dwi ratnasari _ ips1
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Planet
Planet
Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri
berikut:
mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
mempunyai massa yang cukup untuk memiliki
gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan
rigid body sehingga benda angkasa tersebut
mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik
(bentuk hampir bulat);
tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi
termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
telah "membersihkan lingkungan" (clearing the
neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak
ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup
besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah
sekitar orbitnya
Berdiameter lebih dari 800 km
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata
Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus
2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional
(International Astronomical Union = IAU)
mengumumkan perubahan pada definisi "planet"
sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat
sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit
yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap
sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus,
Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini
berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres
Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan
demikian karena berbeda dengan bintang biasa,
Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana
(berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi
bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa
sekarang) dapat dipahami karena planet beredar
mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris,
planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah
tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern
menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.
Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan
sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi
hanya 8.Daftar isi [sembunyikan]
1
Eva dwi ratnasari _ ips1
1 Planet dalam tata surya
2 Sejarah
2.1 Sejarah nama-nama planet
2.2 Nama planet dalam bahasa lain
3 Formasi
[sunting]
Planet dalam tata surya
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai dengan defenisi yang baru, maka terdapat
delapan planet dalam sistem Tata Surya:
Merkurius
Venus
Bumi
Mars
Yupiter
Saturnus
Uranus
Neptunus
[sunting]
Sejarah
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu”
yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi
benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16,
planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet.
Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan
sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan
planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan
sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada
titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit
Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid
dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada
dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek
tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih
kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan
tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kirakira 70 tahun.
2
Eva dwi ratnasari _ ips1
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang
relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya
sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang
meminta agar Pluto didefinisi ulang dari sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek
sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas
sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006,
berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet yang baru. Jumlah planet dalam Tata
Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu
planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.
[sunting]
Sejarah nama-nama planet
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah
dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di
dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada
abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis
(berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus
planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal
ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek
yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet
ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk
Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.
Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua
nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani
mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama
yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi
masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang
merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari |Kronos (Saturnus).
Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama
Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.
[sunting]
Formasi
Secara pasti belum diketahui bagaimana planet terbentuk. Teori yang selama ini masih dipercaya adalah
planet terbentuk saat nebula runtuh ke piringan gas dan debu
3
Eva dwi ratnasari _ ips1
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
Tata Surya
Tata Surya[a] adalah kumpulan
benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang
terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk
delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian
luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak
di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus
(108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km),
Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa
yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh
dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya
diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet
kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masingmasing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain. Asal usul
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya
adalah:
Pierre-Simon Laplace, pendukung Hipotesis Nebula
Gerard Kuiper, pendukung Hipotesis Kondensasi
Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (16881772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804)
pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih
dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada
tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari
debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar
hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah
tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa
4
Eva dwi ratnasari _ ips1
terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling
Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan
membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir
melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.[3]
Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C.
Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis
planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat
adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada
masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut
menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan
bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali
dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya
dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara
sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di
orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda
berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang
besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari
waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisasisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet
dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir
bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain tersebut
oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.[3] Namun
astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak
mungkin terjadi.[3] Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas
hipotesis tersebut.[4]
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (19051973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa. Sejarah penemuan
Sejarah penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus,
Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu
karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak
bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada
lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda
langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642)
dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia
"lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa
5
Eva dwi ratnasari _ ips1
diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk
penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus
terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu
bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus
Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga
Saturnus.
Model heliosentris dalam manuskrip Copernicus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang
menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda
langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler.
Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan
inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.
Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian
ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah
Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya
sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya melampaui
Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar
100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objekobjek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar
(1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus,
Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki
satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan
UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari
Pluto, objek ini juga memiliki satelit.
6
Eva dwi ratnasari _ ips1
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Jerman
Sejarah Jerman
Sejarah Jerman sebagai suatu negara modern dianggap baru dimulai semenjak terbentuknya
Konfederasi Jerman pada tahun 1915 yang dimotori oleh Kerajaan Prusia. Namun demikian, kawasan ini
telah memainkan banyak peran penting, terutama dalam sejarah Eropa, sejak masa prasejarah (praRomawi). Wilayah yang sekarang menjadi wilayah Republik Federal Jerman telah dihuni oleh berbagai
kelompok masyarakat berbagai etnik, bahkan Homo neanderthalensis, sejenis primata hominid yang
sangat dekat kekerabatannya dengan manusia (Homo sapiens).Daftar isi
Periodisasi
Masa prasejarah Jerman dianggap sebagai masa sebelum kedatangan bangsa Romawi yang kemudian
menuliskan berbagai catatan mengenai wilayah itu.
Catatan sejarah mengenai wilayah yang sekarang disebut Jerman dimulai sejak adanya laporan-laporan
Romawi dan Yunani mengenai kaum biadab ("Barbar") yang mendiami bagian utara Pegunungan Alpen.
Masa ini dapat disebut sebagai era protosejarah.
Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, biasa dinamakan Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa. Pada
masa ini, panggung sejarah didominasi oleh suatu federasi longgar berbagai kaum feodal yang dikenal
sebagai Kekaisaran Suci Romawi, yang membentang selama hampir 10 abad, dari abad ke-9 sampai
tahun 1806. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah modern Jerman, Austria,
Slovenia, Ceko, Polandia Barat, Perancis timur, Swiss, dan Italia utara modern. Setelah pertengahan
abad ke-16, ketika kehilangan banyak teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini disebut sebagai
"Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman".
Perang Napoleon mengubah alur sejarah, dari orientasi feodalisme menjadi negara militeristik, dengan
terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866, Kekaisaran Jerman tahun 1871–1918, dan
Republik Weimar tahun 1919–1933. Setelah pemerintahan Jerman Nazi Adolf Hitler tahun 1933–1945
yang membawa kehancuran bangsa ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik Federal Jerman
(Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) sebagai simbol Perang Dingin, hingga
Jerman bersatu kembali pada tahun 1990.
[sunting]
Prasejarah Jerman
Rekonstruksi Homo heidelbergensis.
Bukti tertua peninggalan penghuni wilayah yang sekarang disebut Jerman pertama kali ditemukan di
daerah lembah Sungai Neckar di dekat Heidelberg, tepatnya di Gemeinde Mauer, Rhein-Neckar-Kreis,
Baden-Württemberg, yaitu rahang bawah dari makhluk sejenis manusia yang dikenal sebagai Homo
heidelbergensis (berusia sekitar 600.000 hingga 500.000 tahun). Selanjutnya ditemukan sisa-sisa dari
7
Eva dwi ratnasari _ ips1
Homo steinheimensis, yang terkenal adalah tombak dari Schöningen. Dari H. heidelbergensis muncul
keturunannya, yang disebut Homo neanderthalensis, yang sisa-sisanya berusia sekitar 130.000 tahun, di
kala Eropa mulai memasuki Zaman Es terakhir. Mereka bertahan selama 100.000 tahun, sebelum
akhirnya punah.
Di saat Zaman Es mulai berakhir, sekitar 30.000 tahun yang lalu, wilayah daratan Jerman boleh
dikatakan tidak berpenghuni karena tidak mampu mendukung kehidupan.
Tanda-tanda penghuni baru muncul setelahnya, dengan berbagai temuan yang diduga berasal dari
peninggalan manusia Cro-Magnon. Perkembangan peradaban dengan tingkat budaya Batu Baru
(Neolitikum) dibawa penghuni-penghuni selanjutnya. Mereka diketahui telah mengenal perladangan,
peternakan, dan mulai menetap. Selanjutnya ditemukan sisa-sisa perkembangan kemampuan
perundagian (ditemukan lembaran logam dengan sapuan emas dari masa Zaman Perunggu dan
gambaran langit di Sachsen-Anhalt. Peninggalan berusia 2000 tahun SM ini menunjukkan adanya
pengetahuan astronomi dasar.
[sunting]
Jerman pra-Romawi
Memasuki periode protosejarah Jerman — di kala berita-berita luar menyebut tentang adanya bangsa
lain (Jerman), tetapi belum ada sumber langsung dari yang bersangkutan —, sumber-sumber Yunani
Kuno dari sekitar abad ketiga Sebelum Masehi menyebut ada bangsa barbar (biadab) yang menghuni
wilayah barat Sungai Rhein sebagai "orang Kelt" dan yang menghuni sisi timur (atau tepatnya di utara
Laut Hitam) sebagai "orang Skythia". Poseidonios dari Yunani (sekitar tahun 80 SM) yang pertama kali
menyebut mengenai "orang Jerman" yang menghuni wilayah di antara hunian orang Kelt dan Skythia.
Ketiga penggolongan ini kemudian dipakai oleh Julius Caesar.
Dari hasil peninggalan arkeologi, orang Kelt diketahui telah menghuni sisi timur Rhein di bagian hulu
dan tengah Jerman (Baden-Wuerttemberg, Bayern, serta Hessen) pada masa pra-Romawi (sampai
paruh kedua abad I Sebelum Masehi, sebelum serangan Julius Caesar). Sisa-sisa peninggalan
pemukiman mereka ditemukan di daerah tepian Sungai Neckar, Rhein, Lahn, dan sebagainya. Temuan
itu berupa berbagai peralatan sehari-hari dan artefak-artefak pemujaan ditemukan, namun tidak
dijumpai sisa-sisa bangunan.
Orang Jermanik kebanyakan menghuni bagian utara, setelah mereka bermigrasi dari Skandinavia. Pada
masa selanjutnya, tidak jarang kemudian orang Jermanik dan Kelt hidup berdampingan, terbukti dari
adanya berbagai peninggalan dari kedua kebudayaan ini pada usia yang sama di suatu tempat.
[sunting]
Wilayah Jerman di bawah Kekaisaran Romawi
Masih dalam lingkup protosejarah, menjelang era modern (Masehi) Kekaisaran Romawi meluaskan
pengaruhnya ke wilayah barat daratan Eropa. Politik ekspansi Julius Caesar ini dimulai tahun 55 SM, dan
diteruskan oleh Octavianus Augustus setelah Julius dibunuh tahun 44 SM. Daerah tepi barat Sungai
Rhein ditaklukkan pada paruh akhir abad pertama Sebelum Masehi. Kaum penakluk ini lalu mendirikan
koloni-koloni seperti Colonia Augustus (Trier), Moguntiacum (Mainz), Civitas Nemetum (Speyer),
Argentoratum (atau Argentina, sekarang Strasbourg), Colonia Claudia Ara Agrippinensium (atau Colonia
Agrippina, sekarang Köln), Xanten, dan Novio Magus (Nijmegen). Ekspansi ke dataran timur Rhein
hingga Sungai Elba mulai dijalankan pada tahun 12 SM puak-puak Jermanik yang tersebar dan kurang
terorganisasi ini dengan relatif mudah ditaklukkan. Pada peralihan era, berdirilah Provinsi Germania.
Garnisun-garnisun Romawi didirikan pada masa ini, dan proses Romanisasi mulai dilakukan, seperti
mendirikan kota di Waldgirmes, dekat Wetzlar, sekarang. Orang Romawi menjalankan strategi devide et
8
Eva dwi ratnasari _ ips1
impera terhadap suku-suku Jermanik yang memang senang berperang satu sama lain lalu mengangkat
pemimpin suku yang tunduk sebagai pegawai kerajaan/militer.
[sunting]
Perlawanan Arminius dan pengaruh Romawi
Salah satu di antara banyak pemimpin Germanik itu adalah Arminius (Hermann der Cherusker, menurut
Martin Luther), dari suku Cheruski. Ia diangkat sebagai perwira pasukan Romawi dan bertugas di
beberapa medan pertempuran di wilayah Eropa timur. Ketika ia kembali pada tahun 8 Masehi, ia
membentuk pasukan koalisi Jermanik dan menyerang pasukan Romawi di bagian barat Provinsi
Germania. Koalisi ini paling tidak terdiri dari gabungan 11 suku, dari sekitar 40-an suku Germanik yang
menghuni provinsi itu. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 9 M, yang mengakibatkan gugurnya
jendral Romawi, Quinctilius Varus, dan kepalanya dipenggal.[1] Pertempuran-pertempuran berikutnya
terjadi hingga 16 Masehi, yang berakhir dengan mundurnya pasukan Romawi ke bagian barat Sungai
Rhein dan sejak saat itu tepi timur Rhein tetap dikuasai oleh puak-puak Germanik. Oleh para ahli
sejarah Romawi (misalnya Tacitus) maupun Jerman masa kini, Arminius sering dianggap sebagai "Sang
Pembebas Jerman", meskipun ada yang berteori bahwa motivasi perlawanan sebenarnya adalah
kekuasaan semata, dalam persaingan kekuasaan dengan pemimpin Jermanik lainnya.[2]
Sepeninggal Arminius (21 M), yang menurut Tacitus "dibunuh oleh saudaranya", suku-suku Germanik
kembali saling berperang hingga orang Romawi kembali dapat menguasai wilayah selatan dan barat dan
mendirikan Provinsi Germania Inferior ("Germania Hilir"), Germania Superior ("Germania Hulu"), dan
Raetia. Selain itu, orang Romawi membangun tembok panjang (dikenal sebagai "Limes") untuk
membatasi wilayahnya dan melindungi diri dari serangan-serangan kaum Jermanik. Sisa-sisa Limes ini
masih dapat ditemukan pada masa sekarang, memanjang dari tepi Sungai Rhein di Hessen sebelah
barat hingga di dekat Passau di Bayern. Sisa-sisa Limes sekarang menjadi Warisan Dunia UNESCO.
Pada masa inilah budaya Romawi diadopsi oleh puak-puak Germanik, baik yang tinggal di dalam
maupun di luar wilayah taklukan. Banyak kata-kata Romawi dipinjam ke dalam bahasa-bahasa Jerman.
Selain itu, orang-orang Jermanik mulai mampu mengorganisasi diri secara politik
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penyatuan_kembali_Jerman
Penyatuan kembali Jerman
Penyatuan kembali Jerman (Jerman Deutsche Wiedervereinigung) berlangsung pada tanggal 3 Oktober
1990, ketika mantan daerah Republik Demokratis Jerman ("Jerman Timur") digabungkan ke dalam
Republik Federal Jerman ("Jerman Barat").
Selepas pemilihan umum bebas pertama Jerman Timur pada tanggal 18 Maret 1990, rundingan di
antara Jerman Timur dan Jerman Barat selesai dalam satu kesatuan perjanjian, manakala rundingan di
antara Jerman Timur dan Jerman Barat serta empat kuasa pendudukan menghasilkan kononnya
"Perjanjian dua tambah empat" yang menegaskan kedaulatan penuh kepada negara kesatuan Jerman.
9
Eva dwi ratnasari _ ips1
Negara Jerman yang telah bersatu menjadi anggota Komunitas Eropa (kemudian Uni Eropa) dan NATO.
Istilah "Penyatuan kembali" digunakan berbeda dengan persatuan awal negara Jerman pada tahun
1871. Walaupun biasanya disebut dengan istilah "Penyatuan kembali", ia sebenarnya suatu
"penyatuan" bagi negeri Jerman kepada satu entitas yang lebih besar, yang tidak pernah ada sebelum
ini (lihat Sejarah Jerman). Para politisi Jerman sendiri menghindari pemakaian istilah seperti ini dan
lebih suka menyebutnya sebagai die Wende.
Pemisahan Jerman Barat dan Jerman Timur
Selepas habisnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman telah dibagi-bagi menjadi empat zona
pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara Sekutu sendiri dibagi menjadi
empat zona. Meskipun niat kuasa pendudukan adalah untuk mengawal Jerman bersama-sama dari
tahun 1947, kedatangan Perang Dingin menyebabkan Perancis, Britania Raya dan Amerika Serikat
menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal Jerman (dan Berlin Barat) pada 1949,
tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin
Timur) pada tahun yang sama. Selain itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari
1945, wilayah-wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia Timur,
diberikan kepada Polandia dan separuh daripada utara Prusia Timur (kini dikenal sebagai Kaliningrad
Oblast) diberikan kepada Uni Soviet.
Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-dua mengklain sebagai pengganti sah bagi penduduk Kerajaan
Jerman yang Lama (Deutsches Reich). Bagaimanapun jua, Jerman Timur mengubah pendapatnya
selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan bahwa
kedua-dua Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru.
Rencana pertama untuk menyatukan bagi-bagian wilayah Jerman diajukan oleh Josef Stalin pada 1952
di bawah syarat-syarat sebagaimana yang kemudian diambil untuk Austria (lihat Perjanjian Negeri
Austria). Ia memerlukan penciptaan satu Negara Jerman yang netral dengan sebuah perbatasan timur
yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse dan semua pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun
yang sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi
lebih dekat dengan Eropa Barat dan meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan
umum seluruh Jerman dan dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet. Satu lagi
rencana Stalin ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan mengikuti perbatasan sesuai
tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa
(Blok Timur).
Pendudukan Jerman pada 1945
Mulai 1949 dan seterusnya, Republik Federal Jerman dibangun menjadi suatu negara barat kapitalis
dengan sebuah "ekonomi pasar sosial" dan pemerintahan demokratis berparlemen. Pertumbuhan
ekonomi berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan satu "keajaiban ekonomi" 30-tahun
(Wirtschaftswunder). Manakala di Republik Demokratis Jerman menubuhkan suatu pemerintahan
otoriter dengan suatu gaya meniru ekonomi Uni Soviet. Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan
negara paling maju di Blok Timur, banyak dari warganya yang masih melihat ke Barat untuk kebebasan
politik dan kemakmuran ekonomi. Pelarian orang Jerman Timur ke negara non-komunis melalui Berlin
Barat menyebabkan Jerman Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana
Tembok Berlin adalah bagian darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.
Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada mulanya tidak mengakui Republik Demokratis
Jerman (Jerman Timur) atau Republik Rakyat Polandia, mengikut Doktrin Hallstein. Hubungan antara
Jerman Timur dan Jerman Barat senantiasa dingin sehingga Kanselir Barat Willy Brandt melancarkan
pemulihan hubungan baik yang kontroversial dengan Jerman Timur (Ostpolitik) pada tahun 1970-an.
[sunting]
10
Eva dwi ratnasari _ ips1
Berakairnya pemisahan (die Wende)
Pada pertengahan tahun 1980-an Penyatuan kembali Jerman oleh rakyat Jerman Barat dan Timur
secara luas dianggap sebagai suatu cita-cita atau harapan tinggi tak terhingga yang sulit dicapai. Namun
harapan untuk Penyatuan kembali Jerman tiba-tiba muncul kembali dengan reformasi politik yang
digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev di tahun 1985. Setelah ini angin perubahan
mulai berhembus di Blok Timur, dan memunculkan harapan baru di dalam Jerman Timur.
Pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hongaria menghilangkan peraturan ketat di
perbatasannya dengan Austria dan pada September lebih dari 13.000 warga Jerman Timur bisa
melarikan diri ke Barat melalui Hongaria. Ribuan warga Jerman Timur berusaha mencapai Jerman Barat
dengan mengadakan aksi pendudukan kantor-kantor perwakilan diplomatik Jerman Barat di ibu kotaibu kota negara-negara Eropa Timur, terutama di Praha, Cekoslowakia. Pemerintahan Republik
Demokratis Jerman (Jerman Timur) lalu mengumumkan akan memberikan fasilitas dengan
mengoperasikan kereta-kereta api ekstra yang membawa mereka ke Jerman Barat dan menyatakan
bahwa mereka mengusir "para pengkhianat antisosial yang tak bertanggung jawab dan kaum
kriminal"[1]. Sementara itu demonstrasi menentang rezim Jerman Timur berawal di tanah air sendiri,
terutama yang paling penting adalah demonstrasi-demonstrasi Senin di Leipzig.
Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk memperingati hari ulang
tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk menerima
perubahan. Berhadapan dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah dipaksa
untuk meletakkan jabatan pada 18 Oktober 1989 oleh anggota Politburonya sendiri dan digantikan oleh
Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang
akhirnya jatuh pada tanggal 7 November. Lalu Gunther Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan
Jerman Timur pada tanggal 9 November malam mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi
perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur kurang mengerti maksud
pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke pos-pos
perbatasan yang kemudian dibuka oleh para penjaga perbatasan. Setelah itu banyak warga Jerman baik
Barat dan Timur memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa
berita mengesankan pada abad ke-20.
Pada tanggal 18 Maret 1990 pemilihan umum bebas pertama dan satu-satunya dalam sejarah Jerman
Timur telah dilaksanakan. Pemerintahan yang dipilih diberi mandat utama untuk berunding dengan
Jerman Barat masalah persatuan dan membubarkan dirinya sendiri. Seorang ahli ideologi ternama
Jerman Timur dalam 1989, menyatakan "Polandia akan tetap menjadi Polandia meskipun komunisme
runtuh, tetapi tanpa komunisme negara Jerman Timur tidak mempunyai alasan untuk tetap berdiri."[2]
Di bawah Perdana Menteri Lothar de Maizière, Jerman Timur berunding dengan Jerman Barat, Britania
Raya, Perancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai syarat-syarat untuk Penyatuan kembali
Jerman. Karena keberatan Uni Soviet bahwa Jerman Timur ditarik menjadi anggota NATO, maka sebuah
perjanjian dibuat bahwa Jerman yang bersatu boleh tetap menjadi anggota NATO, namun tentara NATO
tidak boleh ditaruh di Jerman Timur. Selain itu Kanselir Helmut Kohl meyakinkan para pemimpin
Perancis dan Britania Raya bahwa mereka tidak perlu khawatir bahwa sebuah Jerman yang bersatu
akan mengancam mereka dengan berjanji bahwa sebuah Negara Jerman bersatu akan lebih berusaha
berintegrasi dengan Uni Eropa.
Paralel dengan perundingan multilateral, rundingan bilateral antara pemerintahan Timur dan Barat
berlangsung dan menuju pada penanda tangan perjanjian pada tanggal 18 Mei 1990 untuk Uni
Ekonomi, Sosial dan Moneter yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 1990. Pada tanggal 23 Agustus,
Volkskammer (Parlemen Jerman Timur) mengesahkan tanggal 3 Oktober 1990 sebagai tanggal
bergabungnya Jerman Timur dengan Jerman Barat.
11
Eva dwi ratnasari _ ips1
Einigungsvertrag ("Perjanjian Persatuan") telah ditanda tangani pada tanggal 31 Agustus 1990 oleh
wakil-wakil Jerman Barat dan Jerman Timur. Pada tanggal 12 September 1990 Perjanjian Penyelesaian
Akhir yang Berkenaan dengan Negara Jerman ("Perjanjian Dua tambah Empat") telah ditandatangani
dan secara resmi mendirikan ulang kedaulatan kedua-dua negara Jerman.
[sunting]
Penyatuan kembali
Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam negara
bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, SachsenAnhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman
Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz).
Maka dengan masuknya secara resmi lima negara bagian Jerman yang kembali didirikan ke Jerman
Barat sesuai Pasal 23, lalu wilayah di mana Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas
untuk memuat mereka. Alternatifnya ialah bahwa Jerman Timur bergabung secara keseluruhan dalam
rangka persatuan resmi antara dua negara Jerman, yang lalu antara lain harus membuat Konstitusi baru
bagi negara yang baru saja didirikan. Meski opsi yang dipilih lebih sederhana, hal ini telah menjadi
alasan adanya sentimen-sentimen tertentu di Timur bahwa mereka telah "diduduki" atau "dianeksasi"
oleh Republik Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).
Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negara-negara lain, Jerman Barat membuat
beberapa perubahan kepada "Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah sehingga Pasal 23 dari
konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu, jika lima "negara bagian yang telah
didirikan ulang" di Jerman Timur sudah bergabung, maka Undang-Undang Dasar bisa diubah lagi untuk
menyatakan bahwa tidak ada daerah Jerman lainnya yang ada di luar wilayah negara kesatuan yang
belum bergabung. Namun konstitusi ini bisa diubah lagi pada masa depan dan hal ini masih
memungkinkan diambilnya sebuah konstitusi lain pada masa depan oleh bangsa Jerman.
Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah perjanjian dengan
Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan
demikian, melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania, Danzig (GdaƄsk), dan Prusia Timur.
Bulan berikut, pemilihan umum bebas pertama bagi seluruh rakyat Jerman semenjak tahun 1932,
diadakan. Hasil pemilu ialah mayoritas yang bertambah besar bagi pemerintahan koalisi Helmut Kohl.
[sunting]
Efek persatuan ulang
Di seantero mantan wilayah Jerman Timur ditemukan banyak fasilitas-fasilitas militer yang telah
ditinggalkan. Barak Nedlitz dekat Potsdam, seperti dilihat pada bulan Agustus 2002, sedang
dikembangkan kembali.
Biaya persatuan ulang telah menimbul suatu beban yang berat kepada ekonomi Jerman dan telah
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi tersendat-sendat dalam tahun-tahun terakhir
ini. Biaya persatuan ulang diperkirakan berjumlah lebih dari € 15 trilyun (pernyataan Freie Universität
Berlin) . Jumlah ini lebih besar daripada hutang negara Jerman.
Sebab utama untuk biaya yang sangat besar ini adalah lemahnya ekonomi Jerman Timur, khususnya jika
diperbandingkan dengan Jerman Barat; lalu nilai tukar di antara mata uang Jerman Timur dan Jerman
Barat yang secara artifisial ditinggikan demi alasan politik, dengan hasil Jerman Barat harus melunasi
rekening ini.
Walaupun dilakukan investasi besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan Jerman Timur
hancur ketika harus bersaing dengan Jerman Barat. Malah sampai sekarang, pemerintah Jerman
12
Eva dwi ratnasari _ ips1
memberikan lebih dari € 10 milyar demi perkembangan negara-negara bagian yang terletak di mantan
Jerman Timur.
Selama tahun 1980-an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur, sedangkan ekonomi komunis
Jerman Timur merosot; sesudah itu, suplai barang-barang dan jasa ke Jerman Timur menegangkan
sumber penghasilan Barat.
Industri yang dulu tidak perlu bersaing karena didukung oleh pemerintah Jerman Timur harus
diswastanisasikan, seringkali hal ini menghasilkan kebangkrutan mereka.
Sebagai akibat daripada persatuan ulang, kebanyakan mantan daerah Jerman Timur telah kehilangan
industrinya, menyebabkan suatu pengangguran yang bisa sebesar kira-kira 25 % di beberapa bagian
daerah. Semenjak itu, ratusan ribu warga mantan Jerman Timur secara berkesinambung berhijrah ke
wilayah barat untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan wilayah timur kehilangan tenaga-tenaga
kerja profesional.
Menurut Bank Sentral Jerman (Bundesbank) sebab dari banyak masalah di ekonomi Jerman sejatinya
berakar pada persatuan ulang ini dan bukannya introduksi mata uang Euro pada tahun 2002 seperti
dinyatakan oleh banyak ekonom[3].
http://100tokohsejarah.wordpress.com/
Aristoteles
Nyaris tak terbantahkan, Aristoteles seorang filosof dan ilmuwan terbesar dalam
dunia masa lampau. Dia memelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya
hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih tak terperikan besarnya
terhadap ilmu pengetahuan.
Banyak ide-ide Aristoteles kini sudah ketinggalan jaman. Tetapi yang paling
penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional
yang senantiasa melandasi karyanya. Tercermin dalam tulisantulisan Aristoteles
sikapnya bahwa tiap segi kehidupan manusia atau masyarakat selalu terbuka
untuk obyek pemikiran dan analisa. Pendapat Aristoteles, alam semesta tidaklah
dikendalikan oleh serba kebetulan, oleh magi, oleh keinginan tak terjajaki
kehendak dewa yang terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukumhukum rasional. Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia untuk
mempertanyakan tiap aspek dunia alamiah secara sistematis dan kita mesti memanfaatkan baik
pengamatan empiris dan alasan-alasan yang logis sebelum mengambil keputusan. Rangkaian
sikap-sikap ini –yang bertolak belakang dengan tradisi, takhyul dan mistik– telah mempengaruhi
secara mendalam peradaban Eropa.
(lagi…)
Albert Einstein
Albert Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20.
Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori
“relativitas”-nya. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan satu
sama lain: teori khusus “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori
umum “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan
hukum gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan
tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya
tentang soal relativitas khusus ada disinggung sedikit. Pepatah bilang, “semuanya adalah
relatif.” Teori Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris
13
Eva dwi ratnasari _ ips1
menjemukan itu. Yang dimaksudkannya adalah suatu pendapat matematik yang pasti tentang
kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif terhadap waktu
dan ruang tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya
bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa diukur dengan
peralatan secara obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran
ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang absolut. Contoh berikut ini dapat
menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa tegasnya dia merombak pendapat kita tentang
ruang dan waktu.
(lagi…)
14
Download