perkembangan perdagangan indonesia dengan mesir

advertisement
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - R.R TIONGKOK
PERIODE : JANUARI - JUNI 2016
A. Perkembangan Perekonomian dan Perdagangan RR Tiongkok
1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok dengan Dunia pada periode Januari - Juni
2016 sebesar US$ 1,70 trilyun atau turun 7,98% dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2015, sebesar US$ 1,85 trilyun. Total perdagangan tersebut terdiri dari
ekspor RR Tiongkok ke Dunia sebesar US$ 997,62 miliar, turun 6,89% bila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang tercatat sebesar
US$ 1,07 trilyun. Sementara itu, nilai impor RR Tiongkok dari Dunia periode
Januari - Juni 2016 sebesar US$ 702,19 miliar atau turun 9,49% apabila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang tercatat sebesar
US$ 775,86 miliar.
2. Neraca perdagangan RR Tiongkok dengan Dunia periode Januari - Juni 2016
tercatat surplus sebesar US$ 295,43 miliar menurun 0,05% bila dibandingkan
dengan periode
yang sama tahun 2015,
yang tercatat surplus
sebesar
US$ 295,58 miliar.
3. Negara tujuan ekspor RR Tiongkok terbesar pada periode ini adalah Amerika
Serikat sebesar US$ 174,06 miliar, menurun 9,93% dibanding periode yang sama
tahun 2015, sebesar US$ 193,25 miliar. Kemudian, Hongkong sebesar US$ 133,94
miliar (-5,15%); ke Jepang sebesar US$ 61,70 miliar (-6,36%). Sementara itu,
negara asal impor RR Tiongkok terbesar pada periode ini, adalah Korea Selatan
dengan nilai US$ 74,43 miliar, turun 10,09% dibanding periode yang sama tahun
2015; Jepang sebesar US$ 66,38 miliar (-4,54%); Amerika Serikat sebesar
US$ 62,14 miliar (-13,13%), dan Taiwan dengan nilai impor US$ 62,00 miliar
(-9,83%).
4. Beberapa komoditi impor Non Migas RR Tiongkok terbesar dari Dunia pada
periode Januari - Juni 2016, antara lain :
 Electro Integr Circuit & Microassem (HS 8542) US$ 102,90 miliar, turun
0,70%;
 Iron Ores & Concentrates, Including Roast Pyrites (HS 2601) US$ 24,94 miliar
(-14,20%) ;
 Motor Cars & Vehicles For Transporting Persons (HS 8703) sebesar US$ 20,03
miliar (-10,23%);
 Electric Apparatus For Line Telephony Etc, Parts (HS 8517) sebesar US$ 20,26
miliar (-6,53%);
 Liquid Crystal Devices Nesoi; Lasers; Opt Appl; Pt (HS 9013) US$ 17,13 miliar
(-24,18%).
5. Beberapa komoditi ekspor Non Migas RR Tiongkok terbesar ke Dunia, pada
periode Januari - Juni 2016, antara lain :
 Electric Apparatus For Line Telephony or Line Telegr (HS 8517) sebesar
US$ 84,95 miliar, menurun 9,19% dibanding periode yang sama tahun 2015;
 Automatic Data Process Machines; Magn Reader Etc (HS 8471) US$ 56,17
miliar, turun 12,30%;
 Electronic Integrated Circuits & Microassembl, Pts (HS 8542) sebesar
US$ 31,37 miliar, meningkat 6,37% dibanding periode yang sama tahun 2015;
 Semiconductor Devices; Light-Emit Diodes Etc, Pts (HS 8541) sebesar
US$ 14,11 miliar, turun 4,32% dibanding periode yang sama tahun 2015;
 Lamps & Lighting Fittings & Parts Etc Nesoi (HS 9405) sebesar US$ 14,10
miliar, turun 10,25%.
B. Perkembangan Perdagangan Bilateral RR Tiongkok dengan Indonesia
1. Total nilai perdagangan RR Tiongkok dengan Indonesia periode Januari - Juni 2016
sebesar US$ 24,83 miliar, turun 8,41% dibanding periode yang sama tahun 2015,
sebesar US$ 27,11 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor RR
Tiongkok ke Indonesia sebesar US$ 15,48 miliar, turun 12,89% dibanding periode
yang sama tahun 2015, yang tercatat sebesar US$ 17,77 miliar. Sementara itu, nilai
impor RR Tiongkok dari Indonesia periode Januari - Juni 2016 sebesar US$ 9,34
miliar, naik 0,11% dibanding periode yang sama tahun 2015, yang tercatat
US$ 9,33 miliar. Neraca perdagangan Indonesia dengan RR Tiongkok periode
Januari - Juni 2016 tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 6,14 miliar,
meningkat 27,26% dibanding periode Januari - Juni 2015, yang tercatat defisit
sebesar US$ 8,44 miliar.
2. Beberapa komoditi ekspor terbesar Indonesia ke RR Tiongkok periode Januari Juni 2016 dibanding periode yang sama tahun 2015, antara lain:
 Oils Etc From High Temp Coal Tar; Sim Aromatic Etc (HS 2707), mencapai
US$ 885,88 juta, naik sebesar 5.616,96%;
 Lignite, Agglomerated, Or Not, (HS 2702) mencapai US$ 790,52 juta, turun
19,03%;
 Palm Oil & Its Fractions, Not Chemically Modif (HS 1511), mencapai
US$ 711,31 juta, turun sebesar 14,57%;
 Coal; Briquettes, Ovoids, etc, (HS 2701) mencapai US$ 692,10 juta, turun
19,29%;
 Chemical Woodpulp, Soda Or Sulfate, Not Dissoly Gr (HS 4703), sebesar
US$ 513,43 juta, turun 14,99%.
C. Informasi Lainnya
1. Kegiatan Pertemuan Trade Ministers Meeting (TMM) dan Grand Launching
Inamall.
Ministry of Commerce (Mofcom) RRT telah menyelenggarakan pertemuan Trade
Ministers Meeting (TMM) pada tanggal 9-10 Juli 2016, dan Trade and Investment
Working Group (TIWG) G20 tanggal 6 s/d 7 Juli 2016, di Hotel Shangrila Pudong,
Shanghai. Pertemuan TIWG G20 merupakan pertemuan ke-3 setelah pertemuan di
Beijing dan di Nanjing beberapa bulan sebelumnya. Selain TMM dan TIWG,
Menteri Perdagangan juga menghadiri Grand Launching Inamall di Hangzhou pada
tanggal 8 Juli 2016.
Indonesia melakukan rangkaian pertemuan bilateral disela-sela G20 TMM, dengan
Arab Saudi, Belanda, Inggris, Jepang, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. Pertemuan
bilateral banyak membahas mengenai isu terkini dibidang perdagangan, investasi,
dan ekonomi antara Indonesia dengan mitra dagang. Seperti pertemuan bilateral
dengan State Minister of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang, Minister
Junji Suzuki, yang membahas isu-isu yakni RCEP, ASEAN-Japan Economic
Partnership Agreement, membantu kajian TPP melalui ERIA, pemberlakuan UU
Minerba, dan pengenaan tarif produk otomotif. Sedangkan pada pertemuan dengan
Mendag Belanda, Minister Lilianne Ploumen, dilakukan pembahasan mengenai isu
kondisi British Exit, dukungan expertise dan investor Belanda dalam pengelolaan
sampah, kerja sama dalam rangka keberlanjutan dan keberterimaan produk minyak
sawit, dan rencana kunjungan PM Belanda ke Indonesia.
Sedangkan pertemuan dengan Menteri Perdagangan RRT, Minister Gao Hucheng,
Mendag RI mengangkat tiga isu untuk ditindaklanjuti yaitu internasionalisasi
renminbi, integrasi UKM pada e-commerce, dan kerja sama sektor perikanan.
Internasionalisasi RMB dapat dimulai rancangan penggunaannya sebagai alat bayar
untuk impor RRT. Kerja sama e-commerce diharapkan didorong pula melalui
kaitan dengan Alibaba yang baru saja meluncurkan Inamall. Kerja sama sektor
perikanan dirasakan urgensinya terutama untuk mengubah potensi persoalan
bilateral menjadi kerja sama yang saling menguntungkan. Mendag Tiongkok
terbuka bagi pengembangan kerja sama ini, termasuk membahas isu RMB pada
pertemuan G20 yang melibatkan Gubernur Bank Sentral.
Sumber : Laporan Atdag Beijing, RR Tiongkok, Juli 2016
Download