Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
Banyak pengguna motor di Indonesia, khususnya di kota Bandung
mendorong para pebisnis mendirikan beberapa usaha yang menawarkan jasa
service
motor.
Hal
ini
menyebabkan
banyaknya
para
pebisnis
menginvestasikan modalnya dengan cara mendirikan toko-toko yang
menawarkan jasa service motor. Faktor analisis investasi mempunyai peranan
penting dalam mengambil keputusan untuk rencana investasi. Dalam skripsi ini
aspek keuangan menjadi perhatian dalam kegiatan analisis investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
“Investasi (capital expenditure) adalah pengeluaran-pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa pengeluaran tersebut akan
memberikan manfaat atau hasil (benefit) jangka waktu yang lebih dari setahun
“.(Syamsuddin, 2009:410)
9
“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdana
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.” (Eduardus Tandelilin 2007;3)
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk
menghasilkan sejumlah uang. Dalam dunia bisnis, investasi merupakan modal
dan keuntungan dari modal yang telah ditanamkan dalam suatu periode
tertentu. Jika investor menanamkan uangnya maka ia akan mengharapkan
memperoleh uang pengembalian yang lebih banyak dimasa mendatang. Dalam
hal ini keputusan perluasan mengandung derajat ketidakpastian yang kadangkadang sangat tinggi, akan tetapi perusahaan sekurang-kurangnya mempunyai
kesempatan untuk mengevaluasi pengalaman penjualannya dari toko yang
pernah dimilikinya. Untuk mengurangi risiko ketidakpastian tersebut
perusahaan harus menggunakan suatu metode analisis yang baik sehingga
kerugian yang akan terjadi dapat diminimalisasikan.
2.1.2
Jenis-jenis dan usulan Investasi
Investasi menurut Suad Husnan dikelompokkan menjadi 3 bagian
yaitu:
10
1.
Modal Kerja
Modal yang digunakan untuk berusaha, yang umumnya terdiri dari
asset-aset yang tergabung dalam kelompok aktiva lancar.
2.
Aktiva Tetap
Aset yang diperoleh tidak untuk dijual kembali, digunakan untuk
operasi/kegiatan perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 1 periode
akuntansi (biasanya relative mahal) dengan harapan memperoleh hasil
pengembalian yang memuaskan dari investasi tersebut.
3.
Surat Berharga
Investasi yang dilakukan pada pembelian surat-surat berharga,
misalnya pembelian saham, obligasi, deposito dan lain-lain. (Suad
husnan, 166-168 : 2005)
Menurut Riskin usulan investasi secara garis besar dikelompokkan
dalam empat golongan yaitu:
1.
Penggantian (Replacement)
Investasi penggantian asset karena sudah using atau karena
adanya teknologi baru
2.
Perluasaan (Expantion)
11
Investasi ekspansi berupa penambahan kapaitas produksi karena
adanya kesempatan usaha yang lebih baik.
3.
Pertumbuhan (Growth)
Investasi penambahan produk baru atau diversifikasi produk
4.
Lain-lain
Investasi lain yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori
tersebut meliputi investasi peralatan, pengendalian polusi dan
investasi peningkatan keselamatan kerja (Riskin, 2010)
2.1.3
Pengertian Dan Peranan Capital Budgeting
2.1.3.1 Pengertian Capital Budgeting
“Capital
Budgeting
pengevaluasian,penyeleksian
dan
merupakan
penentuan
proses
alternative
pengumpulan,
investasi
yang
diharapkan akan memberikan hasil bagi suatu perusahaan dalam jangka waktu
lebih dari satu tahun”. (Syamsudin, 2009:412-413)
“Capital Budgeting is the process of evaluating and selecting longterm investment that are consistent with thw firm’s goal of maximizing owner
wealth.”(Gitman ,2006 ;307)
12
“Capital Budgeting is the process of planning expenditure on assets
whose Cash Flows are expected beyond one years.”(Brigham and Houston,
2006:506)
2.1.4.2 Peranan Capital Budgeting
Dalam pengembalian keputusan Investasi, banyak mengandung resiko
dan ketidakpastian. Kesalahan dalam perencanaan dapat mengakibatkan
timbulnya kerugian dimasa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan
peramalan akan dapat mengakibatkan adanya “over” atau “under investment”
dalam aktiva tetap.
Apabila Investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi dari pada
yang diperlukan akan memberikan beban tetap yang besar bagi perusahaan.
Sebaliknya kalau jumlah Investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan dapat
mengakibatkan kekurangan peralatan, ini akan mengakibatkan perusahaan
bekerja dengan harga pokok yang tinggi sehingga mengurangi daya persaingan
atau kemungkinan lain adalah kehilangan sebagian dari pasar produknya.
Oleh karenanya keputusan investasi harus lah direncanakan dan
dilakukan secara hati-hati dan teliti, karena pengeluaran dana untuk keperluan
13
investasi modak biasanya meliputi jumlah yang besar. Jumlah dana yang besar
itu mungkin tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang singkat atau
mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Dana yang sudah ditanamkan akan
terikat dalam jangka waktu yang panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus
menunggu selama waktu yang panjang atau lama sampai keseluruhan dana
yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan, ini akan berpengaruh
bagi penyedia dana untuk keperluan lain.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan di bidang ini tidak dapat
diperbaiki tanpa adanya kerugian-kerugian yang harus ditanggung perusahaan.
Untuk mengantisipasi dan mengurangi faktor resiko dan unsur
ketidakpastian diperlukan Capital Budgeting. Oleh sebab itu Capital Budgeting
menjadi keputusan yang mungkin paling penting dalam manejemen keuangan
karena kelangsungan semua departemen yang ada pada perusahaan, baik aspek
pemasaran, aspek produksi dan sebagainya bahkan keputusan layak atau
tidaknya suatu investasi sekalupun sangat dipengaruhi oleh keputusan Capital
Budgeting.
14
2.1.4.3 Langkah-langkah Proses Capital Budgeting
Lima langkah dalam proses Capital Budgeting menurut Gitman
(2006;377) yaitu :
1.
Proposal generation. Proposal are made at all levels within a
business organizations and are reviewed by finance personnel.
2.
Review and analysis. Format review and analysis is performed to
assess the appropriateness of proposals and evaluate their economic
viability.
3.
Decision making. Firms typically delegate capital expenditure
decision making on the basis of dollar limits.
4.
Implementations. Following approval, expenditures are made and
projects implemented.
5.
Follow-up. Results are monitored, actual costs and benefit are
compared with those that were expected.
2.1.5
Proyeksi Laporan Rugi Laba dengan Pendekatan Praktis
(Shortcut Appruach)
15
Ada beberapa cara dalam pendekatan praktis ini tetapi yang paling
banyak dan sering adalah yang didasarkan atas adanya suatu keyakinan atau
pemikiran bahwa hubungan dari data financial historis yang terlihat dalam
laporan-laporan keuangan perusahaan tidak akan berubah dalam periode yang
akan datang atau dengan perkataan lain, hubungan-hubungan dari data financial
tersebut akan tetap berada dalam proporsi yang sama.
Menurut Syamsuddin :
“Input utama yang dibutuhkan dalam pembuat proyeksi laporan
keuangan perusahaan yang menggunakan pendekatan praktis adalah laporanlaporan keuangan periode sekarang atau periode baru berlalu rencana
pendapatan yang akan dilakukan oleh perusahaan”. (Syamsuddin, 2009:167)
“Bahwa volume penjualan perusahaan adalah predictor yang baik
untuk investasi yang dibutuhkan dalam aktiva. Prakiraan penjualan, oleh karena
itu, merupakan langkah pertama dalam memperkirakan kebutuhan-kebutuhan
keuangan”. (Weston dan Copeland,2010:316)
“Persentase yang digunakan dapat diambil dari laporan keuangan
terbaru: yaitu persentase penjualan saat ini, dari nilai rata-rata yang dihitung
16
untuk beberapa tahun dari penilaian analisis, atau kombinasi dari berbagai
sumber-sumber ini”.(Keown, Scott, Martin William, 2005:131)
2.1.5.1 Langkah-langkah Membuat Proyeksi Laporan Rugi- Laba dengan
Pendekatan Praktis (Shortcut Approach)
Berikut adalah tahapan untuk membuat proyeksi laporan rugi-laba
menurut Syamsuddin:
1.
Langkah awal adalah membuat perencanaan pendapatan atau
penjualan yang akan diinvestasikan untuk tahun-tahun yang akan
datang.
2.
Biaya-biaya dikelompokan kedalam komponen-komponen yang tetap
dan variabel.
3.
Melakukan estimasi biaya-biaya yang terdapat pada laporan rugi laba
periode sekarang atau periode yang baru berlalu dengan menggunakan
“Metode Presentase Penjualan”. Dengan cara ini dimaksudkan bahwa
biaya-biaya dan beban adalah merupakan suatu persantase tetap dari
volume pendapatan atau penjualan.
17
4.
Menentukan estimasi biaya-biaya yang akan diproyeksikan dengan
mengalihkan prosentase tetap dengan rencana pendapatan atau
penjualan yang akan diinvestasikan. (Syamsudin. 2009:165)
2.1.6 Pengertian Biaya Tetap dan Variabel
Adapun pengertian biaya tetap dan variabel menurut Welsch, Hilton
dan Gordon adalah:
-
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah dengan adanya
perubahan keluaran atau aktivitas produktif. Biaya ini bertambah
terutama dengan adanya lintasan waktu, biaya tersebut tetap konstan
dalam jumlah untuk periode jangka pendek dalam suatu batas
aktivitas yang relawan.
-
Biaya variabel merupakan biaya yang akan mengalami perubahan
langsung secara proporsional dengan perubahan keluaran atau
aktifitas pada suatu pusat tanggung jawab. Biaya variabel berubah
berdasarkan aktivitas karena mereka timbul sebagai akibat langsung
dari keluaran, aktivitas produktif, atau pekerjaan yang dilakukan.
18
Biaya ini tidak aka nada jika tidak terdapat aktivitas. Biaya nol
apabila aktifitas nol. Biaya variabel meningkat atau menurun secara
langsung dan sebanding dengan perubahan dalam keluaran. (welsch,
Hilton dan Gordon,2007:345-348)
2.1.7 Cash Flow
Dalam Capital Budgeting, Cash Flow digunakan sebagai dasar untuk
melakukan penilaian terhadap usulan investasi dan bukan menggunakan konsep
laba yang biasa digunakan dalam perhitungan akuntansi. Oleh karena itu,
estimasi aliran kas (Cash Flow) dimasa dating yang mencakup arus kas masuk
dan arus keluar adalah tugas yang sangat penting bagi seorang investor. Jika
estimasi aliran kas akurat, maka keputusan data yang diambil berdasarkan data
aliran kas tersebut juga akan akurat pula. Sebaliknya, jika aliran kas yang
diestimasikan tidak akurat, maka keputusan yang diambil tidak akurat pula.
Menurut Weston & Copeland, pendekatan untuk menghitung aliran
kas adalah dimulai dari pendapatan pada baris teratas dari ikhtisar rugi laba dan
kemudian bergerak ke bawah, dimana persamaan aljabarnya adalah :
Arus kas= (1-T) EBIT+Depresiasi
19
Kemudian cara lain menurut Weston & Copeland adalah dapat dimulai
dari baris terbawah ikhtisar rugi laba yaitu perubahan laba bersih (NI) dan
bergerak ke atas, persamaan aljabarnya adalah sebagai nerikut:
Arus kas= NI+Depresiasi+(1-T) Biaya Bunga
Arus kas tersebut tidak dipengaruhi oleh keputusan pembiayaan
perusahaan, misalnya jumlah hutang yang digunakan, keputusan Investasi dan
keputusan pembelanjaan (Financing) perlu dipisahkan dalam penggunaan
definisi
cash
flow
untuk
tujuan
capital
Budgeting.
(Weston
&
Copeland,2010:401)
Sedangkan menurut Suad Husnan dan Suswarsono penentuan aliran
kas untuk investasi yang 100% dananya dibiayai oleh modal sendiri, dapat
ditentukan sebagai berikut:
Aliran Kas Masuk= Laba setelah pajak+Depresiasi
Dan apabila proyek investasi itu dibiayai oleh modal pinjaman, baik
itu sebagian maupun seluruhnya maka penentuan aliran kasnya adalah sebagai
berikut:
20
Aliran Kas Masuk= Laba Setelah Pajak+ Depresiasi+(1-T) Biaya Bunga
Hal ini dilakukan untuk menghindari perhitungan ganda (double
counting), karena mengurangi terhadap, pendapatan dan selanjutnya biaya
bunga tersebut digunakan sebagai tingkat diskonto untuk mempresentvaluekan aliran kas. (Suad Husnan dan Swarsono, 2008:186).
Nilai waktu dari uang dalam Capital Budgeting perlu diperhatikan
karena nilai uang yang diterima sekarang dengan uang yang akan diterima
dimasa mendatang berbeda. Dengan jumlah uang yang sama pada masa
sekarang lebih besar nilainya dengan nilai dimasa yang akan datang.
2.1.8
Metode Penilaian Investasi
Ada beberapa metode untuk melakukan kegiatan Capital Budgeting
dan biasanya dilakukan dalam rangka penilaian suatu investasi, seperti yang
dikemukakan oleh Horne dan Wachowicz, yaitu :
1.
Payback Period Method
2.
Net Pesent Value Method
3.
Internal Rate Of Return Method
21
4.
Prifitability Index Method
(Horne and Wachowicz, 2012 : 325)
1.
Paback Period
Payback Period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya
waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat
diperoleh kembali seluruhnya. Apabila Procedds setiap tahunnya sama
jumlahnya, maka Payback Period dari suatu investasi dapat dihitung
dengan membagi jumlah investasi dengan Proceeds tahunan.
Setelah Payback Period dihitung, maka tahap berikutnya adalah
membandingkan Payback Period dari investasi yang diusulkan dengan
maximum Payback Period yang dapat diteima. Apabila Payback Period dari
suatu investasi yang diusulkan lebih pendek daripada periode Payback
maximum, maka usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya, bila
Payback Periodnya lebih panjang daripada Payback Period Maximum,
maka usul investasi tersebut seharusnya ditolak.
22
Konsep
ini
didasarkan
pertimbangan
tentang
pentingnya
dipertahankannya likuiditas perusahaan. Juga konsep ini sejau mungkin
mengurangi unsure ketidakpastian yang ada pada suatu investasi. Hal ini
disebabkan karena semakin pendek usia suatu investasi, semakin kecil pula
resiko ketdakpastian yang mungkin ditimbulkannya.
Apabila kita harus memilih salah satu dari beberapa usul investasi atas
dasar metode ini, maka kita akan memilih usul investasi yang mempunyai
Payback Period yang paling pendek.
Bila aliran masuk kas per tahun selalu sama, maka dipergunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Payback Period = Jumlah waktu pengembalian yang dibutuhkan
Initial Investment = Investasi awal yang digunakan
23
Annual NetCFs
= Arus Kas Bersih per tahun
(Sumber : Indriyo Gitosudarmo & Basri 2008;141 )
Contoh Payback Period dengan Proceeds investasi tiap tahun sama :
Investasi penggantian mesin lama dengan mesin baru, maka Payback
Periodnya adalah :
Payback Period
= Rp. 20.000.000 x 1 Tahun
Rp. 7.000.000
= 2,87 Tahun
= 2 Tahun 10 Bulan 8 hari
Contoh Payback Period dengan Proceeds investasi tiap tahun tidak
sama besarnya :
Ada usul investasi dalam proyek yang membutuhkan investasi sebesar
Rp. 120.000 yang diperkirakan mempunyai Proceeds selama usianya
seperti tampak dibawah ini :
24
Pola Proceeds (keuntungan netto sesudah pajak plus depresiasi).
Tahun Proceeds
Cash Flow
1
Rp
60.000
2
Rp
50.000
3
Rp
40.000
4
Rp
30.000
5
Rp
20.000
6
Rp
10.000
Payback Period dari investasi yang diusulkann itu dapat dihitung dengan cara
sebaai berikut :
Jumlah Investasi
Rp. 120.000
Proceeds tahun ke1
Rp. 60.000 (-)
Rp. 60.000
Proceeds tahun ke-2
Rp. 50.000 (-)
Investasi belum tertutup sesudah tahun ke-2 Rp.
10.000
25
Proceeds tahun ke-3 sebesar Rp. 40.000 padahal dana yang
dibutuhkan menutup kekurangan investasi sebesar Rp. 10.000, ini
berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana sebesar
Rp. 10.000 dalam tahun ke-3 adalah ¼ tahun, yaitu :
10.000 x 1 Tahun =
1/4 tahun
40000
Dengan demikian maka Payback Period dari suatu investasi yang
diusulkan itu adalah 2 1/4 tahun atau 1 tahun 3 bulan. Metode Payback
Period ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan dikarenakan
metodenya sederhana dan mudah perhitungannya. Metode ini juga tepat
untuk menyaring secara kasar peluang investasi-investasi yang seringkali
terlalu banyak dihadapi.
2.
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan teknik Capital Budgeting yang dihitung dengan
mengurangkan investasi awal pada nilai sekarang aliran kas bersih yang
didiskontokan pada tingkat yang sama dengan biaya modal perusahaan. Hal
ini sesuai seperti yang dikemukakan oleh Lawrence J.Gitman (2006;423) :
26
“NPV is a sophisticated Capital Budgeting technique; found by
subtracting a project’s initial investment from the present value of its cash
inflows discounted at a rate equal to the firm’s cost of capital.”
Persamaan :
Keterangan :
NPV =Net Present value
= Present Value of Cash Flow pada periode t
= Initial Investment
(Sumber : Gitman 2006;423)
27
Dengan menggunakan NPV, baik aliran kas masuk maupun aliran kas
keluar diukur dengan nilai sekarang. Nilai sekarang suatu proyek dapat
dihitung dengan mengurangi nilai sekarang aliran kas keluar dengan nilai
sekarang aliran kas masuk.
Kriteria keputusan dalam menggunakan NPV untuk menerima atau
menolak suatu investasi :
Jika NPV > 0, maka investasi diterima
Jika NPV < 0, maka investasi ditolak
Kelebihan menggunakan Net Present Value (NPV) :
1.
Memperhitungkan nilai waktu dari uang.
2.
Menggunakan semua aliran kas selama umur investasi.
Kekurangannya :
1.
Membutuhkan perhitungan yang cermat dan tepat dalam
menentukan biaya modal.
28
2.
Mengasumsikan bahwa semua aliran kas bersih yang masuk
langsung diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian
yang sama.
3.
Internal Rate Of Return (IRR)
“Internal Rate of Return is the discount rate that equates the NPV of
an investment opportunity with $0 (because the present value of cash
inflows equals the initial investment).”
Dikemukakan oleh Lawrence J.Gitman (2006;425)
Persamaan :
Keterangan :
IRR = Internal Rate of Return
CFt = Present Value of Cash Flow pada periode t
CFo = Initial Investment
29
(Sumber : Gitman 2006;426)
Kriteria keputusan dalam menggunakan IRR untuk menerima atau menolak
suatu investasi :
Jika IRR > Cost of Capital, maka investasi diterima
Jika IRR < Cost of Capital, maka investasi ditolak
Kelebihan dari metode IRR :
1.
Perusahaan tidak perlu menetapkan tingkat pengembalian
minimum yang ingin dicapai.
2.
Tingkat pengembalian yang sebenarnya dapat diketahui oleh
perusahaan.
Kekurangannya :
1.
Sulit
untuk memasukkan
faktor resiko dan analisis
sensitivitas.
2.
Tidak dapat digunakan pada proyek atau investasi yang
berbeda ukuran.
30
4.
Profitabilitas Index
Profitability index atau sering disebut Benefit Cost Ratio adalah rasio
antara nilai sekarang bersih dengan investasi awal. Profitability index ini
digunakan untuk membuat pilihan atas investasi yang akan dilaksanakan
dengan cara melakukan perangkaian atas investasi yang akan dilakukan
oleh perusahaan.
Persamaan :
Keterangan :
PI = Profitability Index
PV = Present Value
IO = Initial Outlay
Perhitungan menggunakan metode PI ini mudah dan tidak serumit
metode PI ini mudah dan tidak serumit metode NPV dan IRR. Tetapi jika
31
jumlah metode yang dinilai banyak, metode ini menjadi rumit sehingga
membutuhkan alat bantu program komputer. Metode ini juga terkadang
menolak investasi yang memiliki NPV lebih besar dan menerima investasi
yang memiliki investasi lebih kecil. Hal ini dapat terjadi ketika
membandingkann investasi yang memiliki NPV besar dan PI kecil dengan
investasi yang memiliki NPV kecil tetapi mempunyai nilai PI besar. Hal
ini dapat membingungkan dalam pengambilan keputusan.
Kriteria dalam menggunakan Profitability Index untuk menerima dan
menolak suatu investasi :
Jika PI > 1, maka investasi diterima
Jika PI < 1, maka investasi ditolak
2.1.9
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah:
“Sensitivity analysis is approach examines how sensitive a particular
NPV calculation is to changes in underlying assumptions”. (Ross,Westrfield,
jaffe, 2010:195)
32
Analisis sensitivitas ini tidak lain adalah suatu analisis simulasi
dimana nilai variabel-varibel penyebab diubah-ubah untuk mengetahui
bagaimana dampaknya terhadap hasil yang diharapkan, dalam hubungan ini
adalah arus kas.
Dengan analisis sensitivitas diharapkan dapat menilai kembali estimasi
arus kas suatu proyek yang telah disusun, untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat kepekaan arus kas dipengaruhi oleh berbagai perubahan dari masingmasing variabel penyebab. Apabila suatu variabel tertentu berubah, sedangkan
variabel-variabel lainnya dianggap tetap dan tidak berubah, seberapa jauh arus
kas akan berubah karena perubahan variabel tertentu tersebut.
Dengan menggunakan analisis sensitivitas maka ada tiga kemungkinan
hasil yang didapat yaitu:
1.
Kondisi pesimis (pessimistic), kondisi dimana biaya variabel per
unit naik, total biaya tetap naik, dan penjualan atau pendapatan
menurun.
2.
Kondisi yang diharapkan (expected), kondisi dimana variabelvariabel biaya dan penadapatan tidak mengalami perubahan.
33
3.
Kondisi optimis (optimistic), kondisi dimana biaya variabel per
unit turun, total biaya tetap naik, dan penjualan atau pendapatan
naik.
Analisi sensitivitas dapat digunakan setelah ditentukan penilaian
investasi dengan menggunakan analisis anggaran modal (Capital Budgeting).
Analisis sensitivitas ini mengambarkan keadaan:

Yang diharapkan
Yang diharpkan adalah kondisi dimana variabel-variabel biaya
dan pendapatan tidak mengalami perubahan.

Perubahan
Kondisi optimis (optimistic) :
o Total biaya tetap turun
o Unit yang terjual atau pendapatan naik
o Biaya Variabel per unit
Kondisi Pesimis (pessimistic) :
o Total biaya tetap naik
o Unit yang terjual atau pendapatan turun
34
o Biaya variable per unit
Jadi analisis sensitivitas digunakan untuk mengukur pengaruh
perubahan kondisi-kondisi yang mungkin terjadi terhadap sensitivitas NPV dan
IRR yang telah ditentukan nilainya dengan menggunakan alat analisis anggaran
modal (Capital Budgeting). Dengan demikian kita akan melihat pengaruh
perubahan-perubahan biaya investasi, biaya operasi, nilai jual produk, dan
biaya modal (tingkat diskonto) terhadap hasil analisis anggaran modal (Capital
Budgeting) dalam rencana investasi yang akan dilakukan perusahaan.
2.2
Kerangka Pemikiran
Analisis rencana investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan baik
itu perusahaan besar maupun kecil seringkali menghadapi kebutuhan dana dan
masalah perencanan strategi untuk mengantisipasi resiko kerugian akibat
keputusan rencana investasi yang akan datang ditetapkan. Hal ini berkaitan
dengan resiko ketidakpastian pada masa yang akan datang. Oleh karena itu,
perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu,
perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang ditentukan oleh
kemampuan dalam mengantisipasi dan mengelola hasil dan resiko dari rencana
35
investasi yang dilakukan. Menurut Syamsuddin bahwa investasi (Capital
expenditure) adalah:
“Merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
dengan harapan bahwa pengeluaran tersebut akan memberikan manfaat atau
hasil
(benefit)
untuk
jangka
waktu
yang
lebih
dari
setahun”.(Syamsuddin,2009:410)
Dalam hal pengembangan usaha perusahaan, keputusan dalam investasi
merupakan tindakan penting ini dikarenakan menyangkut waktu yang cukup
lama. Investasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu investasi jangka pendek
yang berupa investasi lancer dan investasi jangka panjang yang berupa
investasi aktiva tetap. Investasi modal ini juga akan melibatkan modal kerja
dalam investasi jangka pendek.
karena
merupakan
mempertimbangkan
suatu tolak
suatu
Tingkat diskonto perlu dipertimbangkan
ukur
investasi.
yang
Suku
dapat digunakan
bunga
atau
tingkat
dalam
hasil
pengembalian dari aktiva merupakan bagian dari manjemen keuangan karena
menunjukan biaya kesempatan dari investasi.
36
Menganalisis investasi berarti menganalisis arus kas (Cash Flows),maka
banyak variabel yang terkait di dalamnya. Tak dapat dipungkiri bahwa
perkiraan aliran kas (Cash Flows) merupakan hal yang sulit, karena setiap
usulan pengeluaran modal selalu mengandung aliran kas (Cash Flows). Inilah
yang menyebabkan keputusan pengembalian suatu rencana investasi terkait erat
dengan aliran kas (Cash Flows).
Hasil perhitungan aliran kas (Cash Flows) yang akan dilakukan baik
positif maupun negative akan berhubungan dengan penggangaran modal
(Capital Budgeting). Ini berarti bahwa penentuan tingkat leuntungan adalah
dengan membandingkan nilai investasi yang ditanam, dengan estimasi
pendapatan yang diterima. Oleh sebab itu rencana investasi jangka panjang
akan selalu terkait dengan persoalan penganngaran modal (Capital Budgeting).
Menurut Van Horne and Warchowicz, Pengangaran modal (Capital Budgeting)
adalah sebagai berikut:
“Capital Budgeting is the process of identifying, analyzing, and
selecting investment projects whose returns (Cash Flows) are expected to
extend neyond one years”. (Van Horne and Warchowicz, 2007:307)
37
Kemudian
untuk
mengukur,
menguantitatifkan
dan
menginterprestasikan resiko yang terkandung dalam investasi dapat digunakan
analisis sensitivitas. Penggunaan pendekatan analisis sensitivitas untuk
mengukur resiko ke dalam anggaran modal (Capital Budgeting) perlu
dilakukan. Menurut Ross, Wasterfield, Jaffe, Analisis sensivitas adalah:
“Sensitivity analysis is approach examines how sensitive a particular
NPV calculation is to changes in underlying assumtions”. (Ross, Wasterfield,
Jaffe, 2007:195)
Setiap rencana investasi pasti mengandung unsur ketidakpastian yang
dapat disebut sebagai resiko rencana investasi. Resiko investasi dapat diartikan
sebagai kemungkinan tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan,
atau kemungkinan pengembalian yang diterima menyimpang dari yang
diharapkan. Semakin besar tingkat penyimpangan yang terjadi akan semakin
besar pula tingkat resikonya. Dengan menggunakan analisis sensitivitas maka
aka nada tiga kemungkinan hasil yang didaptkan yaitu:
1.
Kondisi Pesimis (pessimistic), kondisi dimana hasil yang diperoleh
adalah hasil yang terburuk.
38
2.
Kondisi yang diharapkan (expected), kondisi dimana hasil yang
diperoleh adalah yang mungkin untuk tercapai.
3.
Kondisi optimis (optimistic), kondisi dimana hasil yang diperoleh
adalah hasil yang terbaik.
Dengan pendekatan analisis sensitivitas ini, diharapkan hasil yang
diperoleh dapat dijadikan sumber informasi yang memadai untuk melakukan
pengembalian keputusan rencana investasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Dengan demikian maka dapatlah diketahui apakah layak atau tidak
layaknya suatu rencana investasi tersebut.
39
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Capital Budgeting
Perhitungan Arus Kas
(Cash Flow)
(X1)
Kelayan Investasi
Layak atau Tidak?
Analisis Sensitivitas

Payback Period

NPV

IRR

Profitability
Index
(Y)
(X2)
Sumber menurut Kasmir (2008:40)
40
Download