Group Technology_

advertisement
GROUP TECHNOLOGY
١٤٣٠ ‫ﺃﺒﻰ ﻠﻘﻤﻦ ٭‬
Cell Manufacturing

Definisi sel
 Kelompok
mesin atau proses yang
ditempatkan berdekatan untuk memproduksi
sekelompok produk atau komponen

Tujuan sel
 Mengurangi
waktu setup dan waktu transfer
 Mengurangi inventory dan lead time
Group Technology (GT)
Metode untuk mengelompokkan entitas
yang mirip (komponen, proses, tools, dll)
untuk mengurangi kompleksitas sistem
manufaktur
 Membagi sistem manufaktur menjadi subsistem manufaktur dalam bentuk sel

Keuntungan GT
Penyederhanaan
 Identifikasi
 Mengurangi biaya desain, anggaran biaya,
dan peralatan yang digunakan
 Penanganan bahan
 Mengkontrol penyimpanan dan Inventory

Metode GT

Classification and Coding (CC)
 Visual
method
 Opitz
 Deere
Tech System
 OIR System

Analisis cluster
 Formulasi
matriks
 Formulasi graf
 Formulasi program matematis
Contoh CC (1): Metode Visual
Contoh CC (2): Sistem Monocode
Analisis Cluster

Mengelompokkan komponen menjadi part families (PF)
dan mesin menjadi machine cells (MC)
Metode Analisis Cluster

Formulasi matriks
 Single
linkage cluster analysis (SLCA)
 Algoritma bond energy
 Metode cost-based
 Algoritma identifikasi cluster
 Metode rank order clustering (ROC)
 dll
Incidence Matrix
Penyusunan incidence matrix [aij]
merupakan tahap awal formulasi matriks
 Terdiri atas mesin dan komponen 
mesin pada baris, komponen pada kolom
 Terdiri atas dua macam entri: 0 dan 1

1
artinya komponen j diproses pada mesin i
 0 artinya komponen j tidak diproses pada
mesin i
Contoh incidence matrix
Jenis sel dalam formulasi matriks

Mutually separable

Suatu pabrik belum dikatakan menerapkan GT secara
penuh sebelum seluruh sel bersifat mutually separable

Partially separable
Rank Order Clustering (ROC)
Termasuk sorting-based algorithm
 Cocok diterapkan untuk sistem flow
production
 Prosedur iteratif
 Mulai dengan menyusun incidence matrix
 Menggunakan perhitungan bilangan biner

Algoritma ROC (1)
1.
Untuk setiap baris i pada incidence
matrix aij, bubuhkan nilai biner dan hitung
nilai desimalnya
2.
Urutkan baris berdasarkan nilai desimal
dari nilai terbesar hingga terkecil.
Algoritma ROC (2)
3.
Untuk setiap kolom j, bubuhkan nilai biner dan
hitung nilai desimalnya
4.
Urutkan kolom berdasarkan nilai desimal dari
nilai terbesar hingga terkecil.
Apakah urutan baris dan/atau kolom berubah?


5.
Jika ya, kembali ke langkah 1
Jika tidak, lanjutkan ke langkah 5
Stop.
Contoh soal (1)

Incidence matrix

Perhitungan bilangan
biner
Contoh soal (2)

Iterasi 1

Iterasi 2 (optimal)
Bottleneck dan exception

Bottleneck: satu mesin memproses
banyak komponen
 Solusi:
dekomposisi mesin (satu mesin
memproses satu part)

Exception: satu proses menghambat
terpisahnya dua sel
 Solusi:
bilangan biner 1 diganti *
Contoh exception (1)
Incidence matrix

1
1
2
3
4
2
3
1
1
5
1
1
1
1
1
1
4
1
1

Solusi optimal
(cell belum terpisah)
1
3
5
2
1
1
1
4
1
1
1
3
1
2
4
1
1
1
1
Contoh exception (2)


Jalan keluar
2
4
1
3
1
3
5
1
1
1
1
*
1
2
Hasil akhir
4
2
4
1
MC-2
3
MC-1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
2
4
5
*
1
1
1
1
1
Tanda * menunjukkan operasi tersebut dikerjakan di luar sel.
Kemungkinan:



Centralized process (i.e. heat treatment, painting)
Alternative routing
Buy parts atau sub-kontrak
Contoh bottleneck (1)

Matriks yang sama
1
3
5
2
4

Jalan keluar: uraikan
mesin 1 dan 2
1
2
1
1
4
1
1
1
3

1
1
1
1
1
1
Bottleneck terjadi
pada mesin 1 dan 2
2a
2b
2c
4
1a
1b
1c
3
3
5
2
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Contoh bottleneck (1)

Solusi optimal
4
2a
2b
2c
1a
3
1b
1c
1
3
1
1
1
5
2

Hasil akhir
4
MC-1
1
MC-2
1
1
1
1
1
1
MC-3
4
2
1
2
3
1
1
3
1
1
1
1
5
2
4
1
1
1
1
1
1
Download