5285

advertisement
ARTIKEL
LAPORAN KASUS
PENGELOLAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA Tn.A DENGAN POST OP TUMOR PIPI
DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD SALATIGA
Oleh:
DARSO
0131695
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
PENGELOLAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA Tn.A DENGAN POST OP TUMOR PIPI
DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD SALATIGA
Darso1, Joyo Minardo2, Maksum3
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
123
ABSTRAK
Perawatan luka adalah manajemen pencegahan infeksi pada yang dilakukan untuk
mencegah berkembangnya mikroorganisme parasit yang menghambat proses pembentukan
jaringan baru pada luka. penulisan laporan ini bertujuan untuk melaporkan study kasus tentang
pengelolaan pencegahan resiko infeksi pada Tn. A dengan post op tumor pipi di Ruang
Flamboyan II RSUD kota Salatiga.
Metode yang digunakan adalah pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan
data, mengganalisa data, menyusun intervensi dan melakukan implementasi. Intervensi yang
diberikan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan pencegahan infeksi. Pengelolaan
pencegahan resiko infeksi dilakukan selama 2 hari pada Tn.A.
Hasil pengelolaan yang di peroleh tidak terjadi tanda tanda infeksi dan rembesan cairan
bewarna merah pada luka jahitan di pipi kiri tidak keluar lagi , nyeri di rasakan berkurang,
keadaan umum pasien membaik dan tanda tanda vital pasien dalam batas normal.
Saran bagi perawat agar menguasai mengenai konsep konsep keperawatan medical
bedah, khususnya dengan pengelolaan pencegahan resiko infeksi dengan penyakit tumor pipi.
Kata kunci
Kepustakaan
: Pencegahan Infeksi, Post Op Tumor Pipi
: 23 ( 2004 – 2015)
LATAR BELAKANG
Tumor merupakan penyakit yang
mengkhawatirkan karena menjadi penyebab
kematian no tujuh di indonesia dengan
persentase 5,7 % dari keseluruhan penduduk
indonesia yang meninggal (riset kesehatan
dasar 2007). Riset juga menyatakan bahwa
setiap 1000 orang terdapat 4 penderita
tumor. faktor ini terus meningkat pada
tahun tahun berikutnya dalam kurun waktu
10 tahun (2005 - 2015) WHO memperkirakan
jumlah kematian akibat tumor rata - rata 8,4
juta setiap tahun dan tahun 2015 mencapai
9 juta jiwa.
Tumor adalah istilah umum yang di
gunakan untuk menjelaskan adanya
pertumbuhan massa (solid/padat) atau
jaringan abnormal dalam tubuh yang
meliputi tumor jinak ( benigna tumor) dan
tumor ganas ( malignant tumor). Tumor
ganas lebih di kenal sebagai kanker. Masa ini
timbul sebagai akibat dari ketidak-
seimbangan pertumbuhan dan regenerasi
sel. Pertumbuhan sel yang tidak terkendali
disebabkan
kerusakan
DNA
yang
mengakibatkan mutasi (perubahan genetik
yang bersifat menurun) pada gen vital yang
bertugas mengontrol pembelahan sel.
Beberapa mutasi tersebut mungkin di
butuhkan untuk mengubah sel normal
menjadi kanker. Mutasi – mutasi tersebut di
sebabkan agen zat zat fisik yang dinamakan
sebagai karsinogen. Mutasi dapat terjadi
secara spontan (diperoleh) maupun di
wariskan.
Pada umumnya tumor mulai tumbuh
dari satu sel satu sel di suatu tempat
(unisentrik) tetapi kadang kadang tumor
beberapa sel atau organ (multilokuler) pada
waktu bersamaan (sinkron) atau berbeda
(metakron) selama pertumbuhan tumor
masih terbatas pada organ tempat asalnya
tumor disebut dalam fase lokal . akan tetapi
jika telah terjadi infiltrasi keorgan sekitarnya
1
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
tumor telah mencapai fase lokal invasif atau
lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini di sebut
penyebaran perkontainum karena masih
berhubungan langsung dengan tumor induk
nya. Apabila tumor tidak segera ditangani
maka akan menimbulkan nyeri (perut),
penurunan berat badan, anemia, konstipasi,
mual serta muntah. pada pasien yang
terkena
tumor
sehingga
tahapan
pencegahannya harus dilakukan dengan baik
dan benar. Maka dari itu apabila tumor tidak
segera ditangani dengan baik dan benar
akan dapat menimbulkan banyak komplikasi,
seperti kecacatan fisik bahkan bisa
menyebabkan kematian.
Hal ini menunjukan, berdasarkan data
dan latar belakang di atas dapat disimpulkan
bahwa angka kejadian penyakit tumor pipi
termasuk penyakit yang masih langka di
Indonesia karena kasusnya yang sangat
jarang.Tetapi
seiring
berkembangnya
teknologi dan meningkatnya radikal bebas
akan sangat berpengaruh terhadap angka
kejadian tumor. Fenomena ini perlu adanya
kewaspadaan pada masyarakat terhadap
perilaku hidup sehat yang nantinya akan
berpengaruh terhadap penyakit tumor
sehingga perlu adanya upaya untuk
menekan resikio terjadinya tumor. Melihat
masalah di atas maka dalam rangka untuk
menekan angka kesakitan dan kematian
penyakit
tumor,
penulis
melakukan
penelitian di RSUD
Salatiga, penulis
menemukan satu kasus dengan diagnosa
penyakit tumor pipi kiri. Dan ini akan
mengulas masalah pencegahan infeksi yang
akan di bahas dalam Dengan adanya ulasan
yang
lebih
mendalam
terhadap
penatalaksanaan yang adekuat akan
memberikan gambaran dalam upaya
mencegah
terjadinya
infeksi
yang
berkelanjutan dan meningkatkan derajat
kesehatan pasien yang maksimal.
Berdasarkan data diatas penulis
tertarik untuk membahas kasus ini dalam
bentuk karya tulis ilmiah (KTI) pengelolaan
pencegahan infeksi pada Tn.A dengan post
op tumor pipi kiri di RSUD kota Salatiga.
infeksi pada Tn.A dengan tumor pipi, yang
telah dilaksanakan selama 2 hari diruang
Flamboyan II RSUD Kota Salatiga. Pada bab
ini penulis akan membahas lebih dalam
mengenai kasus diatas dimulai dari
pengkajian sampai evaluasi dan akan
membandingkan hasil temuan dan masalah
keperawatan dengan teori.
Hasil
Untuk mengatasi masalah tersebut
implementasi yang dilakukan adalah
Mengobservasi keadaan umum pasien,
Mengkaji ulang karateristik/memonitor luka,
mengkaji ulang tanda dan gejala infeksi,
melakukan perawatan luka.
Pembahasan
Pengkajian
merupakan
suatu
pendekatan
yang
sistematis
untuk
mendapatkan informasi serta data yang
selengkap lengkapnya mengenai klien baik
secara subyektif maupun obyektif (Potter &
Perry:2006;120).
Pengkajian pada Tn. A dilakukan pada
tanggal 6 April 2016 diruang Flamboyan II
RSUD Kota Salatiga, data di peroleh dari
pasien dan keluarga yang mendampingi
pasien selama dirawat. Dari hasil pengkajian
kasus Tn. A didapatkan keluhan utama nyeri
di bagian pipi kiri bekas operasi.
Pada pengkajian pada tanggal 6 April
2016, pasien beralamat Ketoyan, Rt 3 Rw 5
Wonosegoro, Boyolali, pasien berumur 20
tahun dan diagnose medis pasien adalah
post op tumor pipi. Pada pengkajian
selanjutnya yang penting di kaji atau di
tanyakan adalah keluhan utama atau
keluhan yang dirasakan saat ini atau pada
saat dilakukan pengkajian.
Keluhan
utama saat di kaji pasien mengatakan
keluhan yang di rasakan adalah nyeri pada
bagian pipi kiri bekas operasi. Selanjutnya
dilakukan pengkajian riwayat kesehatan
yang meliputi riwayat kesehatan masa lalu,
didapatkan Pasien mengatakan terdapat
benjolan di pipi kiri sejak kelas 6 SD dan
sudah dilakukan pengobatan namun tidak
berhasil..Pada pengkajian pola fungsional di
dapatkan data pada pola personal hygine
pasien
menyatakan
bahwa
pasien
mengatakan tidak ada keluhan. Saat ini
Metode Pengelolaan Pengkajian
Pada bab ini penulis akan membahas
tentang pengelolan tentang pencegahan
2
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
pasien
selalu menanyakan ke petugas
tentang luka post opnya dan balutan luka
post nya tampak keluar cairan yang
merembes, dan saat di tanya pasien
mengatakan nyeri dan terasa panas di
bagian luka.
Pemeriksaan
selanjutnya
yang penulis lakukan adalah pemeriksaan
fisik pasien. Pemeriksaan fisik ini dilakukan
dengan cara berurutan dari kepala sampai
dengan kaki. Pemeriksaan ini dilakukan
secara sistematis berfungsi memberikan
pedoman umum dalam mengkaji setiap
daerah tubuh untuk meminimalkan adanya
bagian yang terlewat dalam bagian
pemeriksaan. Pemeriksaan fisik adalah
mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran
lainnya seperti pemeriksaan semua bagian
tubuh dengan menggunakan teknik inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pemeriksaan
adanya
abnormalitas
yang
mungkin
menunjukkan informasi tentang masalah
kesehatan masa lalu, saat ini atau yang akan
datang. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah
riwayat keperawatan dilakukan sehingga
data historis dapat diperkuat. Selain itu, data
baru dikumpulkan selama pemeriksaan
(Potter & Perry, 2006).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
data umum pasien tampak normal, tekanan
darah 130/80 mmHg, Nadi 82 x/menit,
Respiration Rate 20 x/menit dan suhu tubuh
36,60C. Dalam pengkajian luka post op di
dapatkan data terdapat kemerahan pada
luka, terdapat rembesan bewarna merah
pada balutan dan luka di rasakan terasa
panas. menurut penulis data dalam
pengkajian luka post op merupakan salah
satu tanda dan gejala terjadinya infeksi dan
hal ini di dukung oleh Haryono, (2013) yang
menyatakan bahwa manispestasi terjadinya
infeksi adalah dari tanda kemerahan dan
luka di rasakan terasa panas.
Intervensi menurut Potter & Perry
(2006), adalah respon perawat terhadap
kebutuhan keperawatan kesehatan dan
diagnosa
keperawatan
pasien.
Tipe
intervensi ini adalah suatu tindakan
autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang
dilakukan untuk keuntungan pasien dalam
cara yang di prediksi yang berhubungan
dengan diagnosa keperawatan dan tujuan
klien. Penulis akan membahas lebih dalam
mengenai intervensi yang digunakan untuk
mengatasi pencegahan resiko infeksi yang
berhubungan dengan luka pembedahan
paska operasi. Penulis ini mencoba untuk
membandingkan
kemungkinan
adanya
kesenjangan antara teori dengan fakta
lapangan atau kasus pada Tn. A
mengungkapkan tujuan dan intervensi
adalah
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
masalah
infeksi dapat teratasi dengan
kriteria hasil yaitu : pasien mengatakan luka
tidak keluar pus/nanah dan tidak terjadi
pembengakan dan kemerahan (Haryono,
2013). Dalam perawatan luka/pergantian
balutan, perawatan harus mengetahui jenis
balutan, dan jenis perlengkapan yang
dibutuhkan untuk perawatan luka.
Pengkajian ini dimaksud agar petugas
kesehatan dapat mengetahui karateristik
luka jahitan serta menurunkan terjadinya
infeksi
dan
mempercepat
proses
penyembuhan pada luka (Prabowo, 2014).
intervensi lain yaitu mengganti balutan luka
dengan tehnik steril, rasionalnya melindungi
pasien dari kontaminasi silang selama
penggantian balutan basah bertindak
sebagai sumbu retrogrgrade, menyerap
kontaminan eksternal , memberi antiseptik
pada area luka.dan terakhir melakukan
kolaborasi dalam pemberian obat analgetik
yang bertujuan untuk mengurangi terjafinya
resiko infeksi dengan agen obat.Setelah
menentukan intervensi keperawatan penulis
sudah melakukan implementasi sesuai
dengan
intervensi
keperawatan.
Implementasi keperawatan yang dilakukan
pada tanggal 6 april 2016 pada pukul 09.00
WIB yaitu : Mengobservasi keadaan umum
pasien yang bertujuan untuk mengetahui
keadaan secara umum pada pasien, karena
keadaan umum pasien menggambarkan
kondisi fisik pasien saat sebelum melakukan
tindakan sehingga bisa di lakukan tindakan
lebih
lanjut.
Mengkaji
ulang
karateristik/memonitor luka yang bertujuan
untuk mengetahui keadaan luka serta untuk
mengetahui tingkat kateristik luka yang ada
pada pasien. Melakukan perawatan luka
dilakukan guna untuk membersihkan bakteri
yang terdapat pada luka. Perawatan luka
dengan menggunakan prinsip steril yang
3
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
berpungsi untuk mencegah terjadinya infeksi
yang berkelanjutan dan menimalkan
mikroorganiosme yang masuk melaui luka,
respon pasien mengatakan nyaman setelah
balutan diganti.
Implementasi
selanjutnya adalah memberikan injeksi
cepotaxime 1 gr 12 jam melaui IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(2013). Riset Kesehatan Dasar. 24
April
2016.
http://depkes.go.id/downloads/riskes
das2013/hasil%20riskesdas%202013.p
df
Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2014).
Profil Kesehatan Kota Semarang 2014.
www.dinkes-kotasemarang.go.id.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
(2014). Profil Kesehatan Jawa Tengah.
Semarang:DinasKesehatanJawaTenga
h.http://Dinkesjatengprov.go.id/profil
semarang.
Prov.JawaTengah._2014.pdf
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan. Edisi 4.
Vol 2. Jakarta: EGC.
Setiadi.(2008).Konsep
dan
Proses
Keperawatan keluarga. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Prabowo.
(2012)
Rencana
Asuhan
Keperawatan:
Pedoman
Untuk
Perencanaan dan pendokumentasian
Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta :
EGC 1999.
KESIMPULAN
Pada bab ini penulis membuat
kesimpulan
tentang
pengelolaan
pencegahan infeksi dengan tumor pipi
penulis telah melakukan lima langkah proses
keperawatan mulai dari proses pengkajian
terhadap pasien, menentukan masalah
keperawatan, menyusun atau membuat
rencana keperawatan, melakukan tindakan
keperawatan, dan evaluasi penulis. Penulis
melakukan pengelolaan kasus selama , mulai
dari rabu 6 april sampai dengan hari kamis 7
april 2016. Saat memberikan asuhan
keperawatan penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan
yang diharapkan seperti yang sudah
direncanakan .prioritas masalah yang
ditentukan pasien yaitu resiko infeksi
berhubungan dengan luka eksisi jaringan.
Saran
Pembaca
Di harapkan pembaca untuk lebih
memperdalam terutama dibidang ilmu
keperawatan dan dapat menambah
pengalaman serta keterampilan dalam
melaksanakan pengelolaan nyeri terutama
pada pasien dengan post op tumor pipi
dalam
mengembangkan
diri
dan
melaksanakan fungsi perawat.
Diharapkan perawat atau tenaga
kesehatan lebih mendalami tentang kasus
fraktur
dan
penatalaksanaan
dalam
penurunan rasa nyeri pada pasien post op
tumor pipi.
DAFTAR PUSTAKA
Black and Hawks. (2009). Medical Surgical
Nursing Clinical Managemen For
Positif Outcome. Elsevier Soundest
Carpenito, L.J. & Moyet. (2007). Buku Saku
Diagnosis Keperawatan. Edisi: 10.
Jakarta. EGC
4
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
Download