i KAJIAN RASIO MINYAK AIR DAN KONSENTRASI RESTING SEL

advertisement
KAJIAN RASIO MINYAK AIR DAN KONSENTRASI RESTING SEL
ISOLAT BAKTERI SBJ8 PADA PENGUJIAN AKTIVITAS
BIODESULFURISASI DIBENZOTIOFENA DALAM MODEL MINYAK
TETRADEKANA
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
Oleh:
I GEDE KRISNA PUTRA PRATAMA
1111205044
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2016
i
I Gede Krisna Putra Pratama (1111205044). Kajian Rasio Minyak Air dan
Konsentrasi Resting Sel Isolat Bakteri SBJ8 pada Pengujian Aktivitas
Biodesulfurisasi Dibenzotiofena dalam Model Minyak Tetradekana.
Dibawah bimbingan Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP., Ph.D. dan Prof. Dr.
Ir. G.P. Ganda Putra, M.P.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan rasio minyak air
dan konsentrasi resting sel terbaik dan menentukan pola time course resting sel
isolat bakteri SBJ8 agar diketahui kemampuan biodesulfurisasi pada dua fase
media menggunakan media Mineral salt sulfur free-tetradecane (MSSF-TD).
Perbandingan rasio minyak air yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:1, 1:2,
dan 1:4 yang dikombinasikan dengan konsentrasi sel dengan OD660 10, 20, dan
30. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dibenzotiofena 200 mg · l–1 sebagai
sumber sulfur yang dilarutkan dalam tetradekana sebagai model minyak bumi
(fase minyak). Isolat diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC dan residu
dianalisis dengan gas cromathography mass selective (GC-MS). Pengujian
degradasi resting sel dilakukan dengan dua kali ulangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbandingan rasio minyak air 1:4 dan konsentrasi sel OD660
30 menunjukkan hasil degradasi tertinggi 84,84% dan time course resting sel
selama 24 jam menunjukkan tingkat degradasi dibenzotiofena hingga 81,84%.
Kata kunci : Biodesulfurisasi, Dibenzotiofena, Tetradekana, Resting Sel
.
ii
I Gede Krisna Putra Pratama (1111205044). Study of Oil Water Ratio and
Concentration of Resting Cells of Bacterial Isolates SBJ8 on Activity Testing
Biodesulfurization Dibenzothiophene in Oil Model Tetradecane. Supervised
by Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP., Ph.D. and Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda
Putra, M.P.
ABSTRACT
This study aims to determined the best ratio of oil / water and
concentration of resting cells and time course pattern resting cells of bacteria
isolate SBJ8 to be known the biodesulfurization capability in two-phase media
using media Mineral salt sulfur free-tetradecane (MSSF – TD). Oil/water ratio
used in this study are 1:1, 1:2, and 1:4 in combination with cell concentration by
OD660 10, 20, and 30. The research was conducted using 200 mg · l–1
dibenzothiophene as a source of sulfur dissolved in tetradecane as a model of
petroleum (oil phase). Isolates were incubated for 24 hour at 37°C and the residue
of dibenzothiophene analyzed by gas cromathography mass selective (GC – MS).
Testing the degradation of resting cells is accomplished by two replications. The
results showed that the ratio of oil water 1:4 and cell concentration OD660 30
shows the results of the highest degradation of 84.84% and the time course for 24
hours resting cells show degradation rate dibenzothiophene up to 81.84%.
Keywords : Biodesulfurization, Dibenzothiophene, Tetradecane, Resting Cell
iii
RINGKASAN
Energi merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan pada era modern seperti sekarang ini. Berbagai aktivitas manusia saat
ini sangat bergantung terhadap ketersediaan sumber daya energi. Hingga saat ini,
sumber energi yang digunakan sebagian besar diperoleh dari minyak bumi
(Hidayati, 2013).
Penggunaan energi minyak bumi yang digunakan pada sektor
perindustrian dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Senyawa SO
dan SO3 yang dihasilkan dari hasil pembakaran yang tidak sempurna adalah salah
satu faktor utama penyebab polusi udara dan penyebab utama hujan asam (Kabe
et al., 1992). Bahan bakar yang berasal dari fosil mengandung berbagai macam
senyawa heterosiklik,
yang terdapat dalam bentuk
dibenzotiofena dan
benzotiofena. Dibenzotiofena (DBT) merupakan senyawa sulfur organik yang
khas dalam bahan bakar fosil yang mendominasi bahan bakar fosil sebesar 70%
(Pikoli et al., 2013).
Untuk menghilangkan senyawa sulfur yang berasal dari bahan bakar fosil
dilakukan proses hidrodesulfurisasi. Proses hidrodesulfurisasi memiliki beberapa
kelemahan seperti biaya yang mahal, energi yang tinggi dan senyawa sulfur
aromatik sangat sulit dihilangkan dengan proses ini (Park et al., 2003). Metode
lain yang dapat digunakan untuk menghilangkan senyawa sulfur aromatik pada
bahan bakar fosil adalah metode biodesulfurisasi. Biodesulfurisasi adalah suatu
metode
untuk
menurunkan
senyawa
sulfur
dengan
memanfaatkan
mikroorganisme. Keuntungan utama biodesulfurisasi dibandingkan dengan
iv
hidrodesulfurisasi adalah proses ini tidak memerlukan raksi yang tinggi, biaya
relatif lebih murah, dan lebih hemat energi (Sohrabi et al., 2012).
Pada penelitian Issassam et al. (2015) sebelumnya telah melakukan isolasi
bakteri pendegradasi sulfur yang diambil dari tanah tercemar minyak bumi selama
bertahun-tahun di daerah Samboja, Kutai, Kalimantan Timur. Penelitian
sebelumnya telah menemukan bakteri isolat SBJ8 yang mampu mendegradasi 200
mg · l–1 dibenzotiofena dalam tetradekana pada suhu pertumbuhan 37oC, pH media
awal 7 dan sumber karbon glukosa dengan taraf degradasi tertinggi sebesar
80,83% dari berbagai isolat lain yang mampu mendegradasi dibenzotiofena. Dari
sekian banyak penelitian sebelumnya telah diketahui beberapa strain bakteri
mampu mendegradasi kandungan dibenzotiofena (DBT). Beberapa strain tersebut
adalah Gordona sp. (Rhee et al.,1998), Desulfovibrio sp. (Kim et al., 1991),
Pseudomonas sp. (Guobin et al., 2005), Bacillus sp. (Hosseini et al., 2006),
Sphingomonas sp. (Gunam et al., 2006), Rhodococcus sp. (Izumi et al., 1994) dan
masih banyak lagi strain bakteri lainnya.
Biodesulfurisasi dengan menggunakan growing sel merupakan tahapan
awal untuk mempelajari pertumbuhan dan aktivitas biodesulfurisasi isolat pada
dua fase media pertumbuhan yang memiliki sumber karbon dan berbagai macam
nutrien untuk pertumbuhan sel. Sedangkan resting sel merupakan tahap lanjutan
dari growing sel, pada tahap ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan sel
dalam memanfaatkan sumber sulfur pada minyak tanpa menggunakan nutrien
pada media. Berdasarkan penelitian Gunam et al. (2013) telah dilakukan
percobaan tentang resting sel untuk mengetahui pengaruh dari rasio fase
minyak/air terhadap aktivitas biodesulfurisasinya. Pada penelitian tersebut
v
diketahui bahwa rasio fase minyak air 1:4 dengan absorbansi OD660 sebesar 25
menggunakan strain bakteri Sphingomonas subartica T7b memiliki tingkat
degradasi terbaik. Penelitian tersebut menggunakan model minyak tetradekana
dengan substrat dibenzotiofena. Tujuan dilakukannya resting sel pada penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbandingan rasio minyak/air dan konsentrasi sel
terbaik terhadap kemampuan biodesulfurisasi dan pola time course resting sel
isolat bakteri SBJ8 pada pengujian aktivitas biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam
model minyak tetradekana.
Kultur stok isolat bakteri SBJ8 diremajakan kembali pada medium
tumbuh 5 ml MSSF-CA selama 96 jam pada suhu ruang menggunakan shaker
dengan kecepatan gojog 150 rpm. Lalu akan diinokulasikan lagi pada volume
yang lebih besar yaitu 150 ml MSSF-CA selama 96 jam dengan suhu ruangan
menggunakan shaker dengan kecepatan gojog 150 rpm. Setelah itu suspensi sel
disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 20 menit pada suhu 4ºC untuk
memisahkan sel dengan medium cair. Sel murni ditetapkan menjadi OD 30
(OD660nm ) sehingga dapat digunakan sebagai kultur kerja.
Biodesulfurisasi dengan resting sel dilakukan dengan menambahkan 1 ml
model minyak tetradekana yang mengandung 200 mg · l–1 DBT dan penambahan
suspensi sel isolat dengan rasio fase minyak/fase air 1:4, 1:2 dan 1:1 dengan
optical density pada panjang gelombang 660 nm (OD660) yang telah ditetapkan
menjadi OD 30 (OD660nm ). Untuk percobaan tentang pengaruh konsentrasi sel
terhadap aktivitas resting sel divariasikan konsentrasi selnya dimulai dari OD
(optical density) 30, 20, dan 10. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC dengan
menggunakan waterbath shaker dengan kecepatan 150 rpm yang dilakukan
vi
selama 24 jam. Setelah proses biodesulfurisasi selama 24 jam dilakukan
sentrifugasi dan fase minyak dapat dipisahkan dari fase air. Fase minyak dianalisis
dengan menggunakan GC detektor MS untuk mengetahui residu DBT dan
derivatnya. Fase air dianalisis tingkat keasamannya dengan pH meter (Gunam et
al., 2006).
Hasil penelitian menunjukan bahwa perbandingan rasio minyak/air 1:4
dengan kombinasi konsentrasi (OD660) 30 resting sel isolat bakteri SBJ8 memiliki
aktivitas biodesulfurisasi terbaik dengan kemampuan degradasi tertinggi sebesar
84,84% dan time course resting sel isolat bakteri SBJ8 mampu untuk
mendegradasi dibenzotiofena dalam jangka waktu 24 jam dengan tingkat
degradasi tertinggi sebesar 81,84%.
vii
KAJIAN RASIO MINYAK AIR DAN KONSENTRASI RESTING SEL
ISOLAT BAKTERI SBJ8 PADA PENGUJIAN AKTIVITAS
BIODESULFURISASI DIBENZOTIOFENA DALAM MODEL MINYAK
TETRADEKANA
Oleh:
I GEDE KRISNA PUTRA PRATAMA
1111205044
Skripsi ini telah mendapat persetujuan pembimbing
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP., Ph.D.
NIP. 19630424 198903 1 003
Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, M.P.
NIP. 19620930 198803 1 001
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
Dr. Ir. I Dewa Gede Mayun Permana, MS.
NIP. 19591107 198603 1 004
Tanggal lulus...................................
viii
RIWAYAT HIDUP
I Gede Krisna Putra Pratama dilahirkan di Desa Beraban, Kecamatan
Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali pada 11 Mei 1993. Penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara pasangan Ir. I Putu Eka Putra Wijaya dan Ni Nyoman
Suwiteri.
Penulis mulai menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Beraban tahun
1999 dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri
1 Kediri tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 5 Denpasar dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun
2011 Penulis diterima di perguruan tinggi melalui jalur PMDK dan tercatat
sebagai mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana.
Selama tercatat sebagai mahasiswa FTP, penulis aktif di keorganisasian
baik dalam lingkungan fakultas dan universitas. Penulis aktif dibeberapa kegiatan
kemahasiswaan seperti kepanitiaan dan lain sebagainya di lingkungan kampus
Universitas Udayana.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Kajian Rasio Minyak Air dan Konsentrasi Resting Sel Isolat
Bakteri SBJ8 pada Pengujian Aktivitas Biodesulfurisasi Dibenzotiofena
dalam Model Minyak Tetradekana”
dengan baik. Skripsi ini disusun
berdasarkan hasil penelitian dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih
gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Udayana.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis atas bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP., Ph.D., sebagai dosen
pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, M.P., sebagai
pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan
mengarahkan selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Dewa Gede Mayun Permana, MS., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Udayana.
3. Ibu Ir. Amna Hartiati, MP., selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri
Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana.
4. Segenap staf dosen dan pegawai Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Udayana.
x
5. Segenap teknisi Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Laboratorium
Bioindustiri Fakultas Teknologi Pertanian, dan Laboratorium Forensik
Polda Bali atas bimbingan, kemudahan dan petunjuk selama penelitian
hingga penyusuan skripsi ini selesai.
6. Penyandang dana dari Dikti yang diketuai oleh Bapak Ir. Ida Bagus
Wayan Gunam, MP., Ph.D., dalam penelitian Hibah Kompetensi (Hikom)
yang telah memberikan dana untuk kelancaran penelitian.
7. Ayah, ibu, adik, dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan
motivasi, dukungan dan doa kepada penulis selama masa kuliah, penelitian
dan penyusunan skripsi.
8. Seluruh teman-teman TIP Angkatan 2010, 2011, 2012 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Teman-teman di grup BDS; Bimby Issasam, Putu
Setiabudi, Hendra Prasetya, Muhammad Iqbal, Surya Adnyana, Wisma P.,
Mayun dan Yoga Seluruh teman-teman FTP Angkatan 2011 terima kasih
telah banyak membantu dan memberikan kesan tak terlupakan bagi penulis
selama masa perkuliahan, pratikum, penelitian dan hingga akhir skripsi ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
membalas semua budi baik ini dengan balasan yang lebih baik. Penulis
menyadari bahwa laporan skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir
kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bukit Jimbaran, Desember 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSYARATAN . ............................................................................
i
ABSTRAK . ............................................................................................................
ii
ABSTRACT . ..........................................................................................................
iii
RINGKASAN . .......................................................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN . ............................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP . ...............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR . ..........................................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................
4
1.3. Hipotesis ......................................................................................................
4
1.4. Tujuan Penelitian .........................................................................................
5
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Senyawa Sulfur dalam Minyak Bumi .......................................................
6
2.2. Dampak dari Emisi Sulfur .........................................................................
6
2.2.1. Dampak emisi sulfur pada lingkungan .....................................................
7
2.2.2. Dampak emisi sulfur pada kesehatan ........................................................
7
2.3. Dibenzotiofena ...........................................................................................
8
xii
2.4. Metode Pengurangan Senyawa Sulfur (dibenzotiofena) pada Minyak
Bumi ...............................................................................................................
9
2.4.1. Hidrodesulfurisasi ......................................................................................
9
2.4.2. Biodesulfurisasi.......................................................................................... 11
2.5. Isolat SBJ8 .................................................................................................... 13
2.6. Biodesulfurisasi dengan Resting Sel .............................................................. 14
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 15
3.2. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 15
3.2.1. Alat ........................................................................................................... 15
3.2.2. Bahan ....................................................................................................... 15
3.3. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 16
3.3.1. Pembuatan media pertumbuhan ............................................................... 17
3.3.2. Peremajaan dan perbanyakan kultur ........................................................ 17
3.3.3. Preparasi resting sel ................................................................................. 17
3.3.4. Biodesulfurisasi dengan resting sel ........................................................ 18
3.3.5. Penentuan time course resting sel ............................................................ 18
3.4. Variabel yang Diamati................................................................................ 19
3.4.1. Pengukuran derajat keasaman (pH) .......................................................... 20
3.4.2. Pengukuran kadar residu dibenzotiofena ................................................. 20
3.5. Analisis Data ............................................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Biodesulfurisasi dengan Resting Sel .......................................................... 22
4.2. Time Course Resting Sel Isolat Bakteri SBJ8 ............................................ 26
xiii
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 26
5.2. Saran ........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 30
LAMPIRAN ............................................................................................................ 34
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
1. Rata-rata pH setelah inkubasi resting sel selama 24 jam pada
konsentrasi DBT 200 mg · l–1 dalam tetradekana menggunakan isolat
bakteri SBJ8 pada konsentrasi dan rasio yang berbeda .............................. 22
2. Rata-rata residu DBT (mg · l–1) setelah inkubasi resting sel selama 24
jam pada DBT 200 mg · l–1 dalam tetradekana menggunakan isolat
bakteri SBJ8 pada konsentrasi dan rasio yang berbeda ............................... 23
3. Rata-rata tingkat degradasi (%) resting sel selama 24 jam pada DBT
konsentrasi 200 mg · l–1 dalam tetradekana menggunakan isolat bakteri
SBJ8 pada konsentrasi dan rasio yang berbeda ........................................... 23
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
1. Struktur kimia dibenzotiofena (Monticello, 2000) .........................................
9
2. Reaksi hidrodesulfurisasi benzotiofena (Marcelis, 2002) ............................... 11
3. Reaksi hidrodesulfurisasi dibenzotiofena (Marcelis, 2002) ............................ 11
4. Desulfurisasi DBT melalui jalur 4S (Rhee et al., 1998) ................................. 13
5. Diagram alir pengujian aktivitas dan time course resting sel ......................... 16
6. Grafik rata-rata pH, residu DBT, dan tingkat degradasi DBT resting sel pada
rasio minyak air 1:4, 1:2, dan 1:1 dengan konsentrasi sel OD660 30 ............... 25
7. Grafik rata-rata pH, residu DBT, dan tingkat degradasi DBT resting sel pada
rasio minyak air 1:4, 1:2, dan 1:1 dengan konsentrasi sel OD660 20 ............... 26
8. Grafik rata-rata pH, residu DBT, dan tingkat degradasi DBT resting sel pada
rasio minyak air 1:4, 1:2, dan 1:1 dengan konsentrasi sel OD660 10 ............... 26
9. Time course resting sel selama 24 jam pada konsentrasi DBT 200 mg·l–1
dalam tetradekana menggunakan isolat SBJ8 pada rasio minyak air 1:4 dan
konsentrasi sel (OD660 30) ............................................................................... 27
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Halaman
1. Tahap preparasi dan biodesulfurisasi dengan resting sel
isolat bakteri SBJ8 ........................................................................................ 34
2. Biodesulfurisasi resting sel isolat bakteri SBJ8 ............................................. 35
3. Time course resting isolat bakteri SBJ8......................................................... 36
4. Tabel luas area standar dibenzotiofena dan grafik persamaan linier ............. 37
5. Tabel data hasil pengamatan biodesulfurisasi dengan resting sel isolat
bakteri SBJ8 setelah inkubasi pada waterbath shaker selama 24 jam .......... 38
6. Tabel data hasil pengamatan time course resting sel isolat bakteri SBJ8
dengan kombinasi rasio minyak air 1:4 dengan konsentrasi sel (OD660 30)
yang dicek setiap 4 jam .................................................................................. 39
7. Contoh kromatogram hasil pengamatan standar DBT 200 mg · l–1 ............. 40
8. Kromatogram hasil pengamatan aktivitas biodesulfurisasi resting sel pada
rasio minyak air 1:4 dengan kombinasi konsentrasi sel (OD660 30) ............. 41
xvii
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Energi merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan pada era modern seperti sekarang ini. Dalam era modern, energi sudah
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Berbagai aktivitas manusia saat
ini sangat bergantung terhadap ketersediaan sumber daya energi. Beberapa contoh
penggunaan energi digunakan untuk keperluan di sektor transportasi dan
perindustrian. Kebutuhan sumber daya energi di sektor transportasi dan
perindustrian ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hingga saat ini,
sumber energi yang digunakan sebagian besar diperoleh dari minyak bumi
(Hidayati, 2013).
Penggunaan energi minyak bumi yang digunakan pada sektor transportasi
maupun perindustrian tentunya akan menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan. Hasil dari pembakaran minyak bumi dapat menjadi polutan pada
udara. Senyawa SO dan SO2 yang dihasilkan dari hasil pembakaran yang tidak
sempurna adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan polusi udara di
daerah perkotaan dan juga sebagai penyebab utama hujan asam yang dapat
mengakibatkan kerusakan lahan pertanian, bangunan dan lingkungan secara
keseluruhan (Kabe et al., 1992).
Bahan bakar yang berasal dari fosil mengandung berbagai macam
senyawa organosulfur heterosiklik, yang terdapat dalam bentuk dibenzotiofena
(DBT) dan benzotiofena (BT) (Gunam et al., 2006). Dibenzotiofena (DBT)
merupakan senyawa sulfur organik yang khas dalam bahan bakar fosil. Selain itu,
1
2
DBT mendominasi komponen sulfur dalam bahan bakar fosil yaitu sebesar
70% (Pikoli et al., 2013). Untuk menghilangkan senyawa sulfur yang berasal dari
bahan bakar fosil dilakukan proses hidrodesulfurisasi. Proses hidrodesulfurisasi
ini memerlukan biaya yang sangat mahal dan memerlukan energi yang tinggi.
Selain itu beberapa senyawa sulfur organik kompleks sangat sulit dihilangkan
dengan proses desulfurisasi ini (Park et al., 2003).
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk dapat menghilangkan
senyawa sulfur aromatik dalam bahan bakar fosil adalah biodesulfurisasi.
Biodesulfurisasi adalah
suatu metode untuk menurunkan kandungan sulfur
dengan memanfaatkan
mikroorganisme. Keuntungan utama biodesulfurisasi
dibandingkan dengan hidrodesulfurisasi adalah proses ini tidak memerlukan
kondisi reaksi yang tinggi seperti misalnya suhu dan tekanan yang tinggi. Proses
ini dapat terjadi pada kondisi tekanan dan suhu normal. Sebagai tambahan
perbandingan antara biodesulfurisasi dan hidrodesulfurisasi adalah biaya yang
lebih hemat dan energi yang diperlukan lebih efisien (Sohrabi et al., 2012).
Pada penelitian sebelumnya telah diketahui beberapa strain bakteri
mampu mendegradasi kandungan dibenzotiofena (DBT). Beberapa strain tersebut
adalah Gordona sp. (Rhee et al.,1998), Desulfovibrio sp. (Kim et al., 1991),
Pseudomonas sp. (Guobin et al., 2005), Bacillus sp. (Hosseini et al., 2006),
Sphingomonas sp. (Gunam et al., 2006), Rhodococcus sp. (Izumi et al., 1994) dan
masih banyak lagi strain bakteri lainnya.
Penelitian yang telah dilakukan dalam proses biodesulfurisasi banyak
menggunakan model minyak tetradekana dengan menggunakan suspensi growing
dan resting sel. Model minyak tetradekana yang mengandung dibenzotiofena telah
3
dapat didesulfurisasi dengan growing dan resting sel oleh Mycobaterium
sp. (Furuya et al., 2003). Biodesulfurisasi dengan menggunakan growing sel
merupakan tahapan awal untuk mempelajari pertumbuhan dan aktivitas degradasi
isolat pada dua fase media pertumbuhan yang memiliki sumber karbon dan
berbagai macam nutrien untuk pertumbuhan sel. Resting sel merupakan tahap
lanjutan dari growing sel, pada tahap ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan
sel dalam memanfaatkan sumber sulfur pada minyak tanpa menggunakan nutrien
pada media.
Resting sel perlu dilakukan untuk mempelajari perbandingan rasio minyak
air terhadap kemampuan desulfurisasi pada dua fase media organik dan
mengoptimalkan proses desulfurisasi DBT yang terkandung pada model minyak
dalam media sistem dua fase (Mohebali et al., 2006). Namun, perlakuan model
minyak dengan menggunakan resting sel mengalami beberapa keterbatasan seperti
rasio volumetrik yang rendah antara fase minyak dengan fase cair. Pemisahan
produk minyak dari emulsi minyak, air, dan biokatalis menjadi suatu masalah dan
free sel juga sangat sulit untuk dapat digunakan berulang kali (Tang et al., 2012).
Berdasarkan penelitian Gunam et al. (2013) telah diketahui bahwa perbandingan
rasio minyak air 1:4 pada tingkat absorbansi OD660 sebesar 25 dengan
menggunakan strain bakteri Sphingomonas subartica T7b memiliki tingkat
degradasi hampir mencapai 100%.
Pada penelitian ini isolat bakteri yang digunakan adalah isolat bakteri
SBJ8 yang telah diisolasi dari tanah tercemar minyak bumi di Samboja,
Kalimantan Timur. Berdasarkan penelitian Issassam et al. (2016) sebelumnya
telah diketahui bahwa isolat bakteri SBJ8 memiliki tingkat degradasi
4
dibenzotiofena 200 mg · l–1 yang dilarutkan dalam model minyak tetradekana,
isolat ini mampu menurunkan kandungan dibenzotiofena 200 mg · l–1 hingga
berkurang sampai 80,83% selama 96 jam pada suhu inkubasi 37oC dan pH 7
dengan kecepatan shaker 150 rpm (Issassam et al., 2016). Tujuan dilakukannya
resting sel pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan rasio
minyak/air pada dua fase media dalam memanfaatkan sumber sulfur pada minyak
tanpa menggunakan nutrien pada media dan konsentrasi sel terbaik terhadap
kemampuan biodesulfurisasi dan pola time course resting sel isolat bakteri SBJ8
pada pengujian aktivitas biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam model minyak
tetradekana.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Berapakah perbandingan rasio minyak/air dan konsentrasi resting sel isolat
bakteri SBJ8 terbaik terhadap aktivitas biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam
model minyak tetradekana ?
2. Bagaimanakah pola time course resting sel isolat bakteri SBJ8 pada pengujian
aktivitas biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam model minyak tetradekana ?
1.3. Hipotesis
1. Perbandingan rasio minyak/air dan konsentrasi pada resting sel isolat bakteri
SBJ8 terhadap aktivitas biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam model minyak
tetradekana tertentu memiliki tingkat degradasi tertinggi.
2. Time course degradasi resting sel isolat bakteri SBJ8 pada pengujian aktivitas
biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam model minyak tetradekana selama
inkubasi memiliki pola tertentu.
5
1.4.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan perbandingan rasio minyak/air dan konsentrasi pada
resting sel isolat bakteri SBJ8 terbaik dalam proses biodesulfurisasi
dibenzotiofena dalam model minyak tetradekana.
2. Untuk mengetahui pola
time course resting sel isolat bakteri SBJ8 pada
pengujian aktivitas biodesulfurisasi dibenzotiofena dalam model minyak
tetradekana.
1.5.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi secara ilmiah
kepada pembaca bahwa isolat bakteri SBJ8 yang telah diisolasi mampu
mendegradasi DBT menggunakan metode resting sel dengan tingkat kemampuan
degradasi yang optimal pada proses biodesulfurisasi.
Download