Document

advertisement
Selektivitas dan Mekanisme Aksi Isolat Aktif Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa L. (Lamk)).
sebagai Antikanker.
Widya Mudyantini, Rita Rakhmawati
Jurusan Biologi, FMIPA, UNS
ABSTRAK
Penyakit kanker masih merupakan salah satu penyebab kematian yang sering terjadi. Hingga saat
ini obat antikanker yang ideal yaitu poten dan aman terhadap sel normal belum ditemukan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan isolat mana yang mempunyai efek sitotoksik tertinggi pada sel kanker dan
terendah pada sel normal, karakteristik struktur kimia senyawa aktif dan pendekatan mekanisme
molekuler senyawa aktif sebagai antikanker.
Urgensi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui selektivitas, struktur
kimia dan mekanisme molekuler dari isolat aktif rumput mutiara sebagai antikanker yang pada akhirnya
dapat digunakan sebagai senyawa penuntun untuk pengembangan senyawa lebih lanjut sebagai obat
sintesis maupun obat kombinasi dengan penggunaan obat antikanker. Dalam jangka panjang diharapkan
diperoleh kandidat obat untuk agen antikanker yang selektif dan poten.
Penentuan selektivitas isolat aktif dilakukan dengan uji sitotoksik terhadap berbagai sel kanker
(Hela, SiHa, Raji, WiDR, MCF-7, T47D) dan sel Vero pada seri kadar yang sama dengan metode MTT.
Kontrol positif digunakan doksorubisin. Isolat aktif terpilih yang dipandang selektif berdasarkan uji
sitotoksisitas dikarakterisasi strukturnya menggunakan metode spektroskopi (UV, IR, NMR, dan GCMS). Penelusuran mekanisme kerja isolat aktif terpilih terhadap sel kanker dilakukan dengan uji doubling
time.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat 4 mempunyai IC50-24 jam terhadap sel T47D sebesar
75µg/ml. Nilai IC50-24 jam isolat 5 terhadap sel T47D sebesar 33,88µg/ml dan sel HeLa sebesar
88,10µg/ml. Berdasarkan hasil tersebut isolat 4 dan 5 potensial sebagai agen antikanker karena nilai IC5024 jam < 100 µg/ml. Berdasarkan pengujian selektivitasnya, isolat 4 dinyatakan paling toksik terhadap sel
T47D dibandingkan 5 sel kanker lainnya dan tidak toksik pada sel normal atau dapat dikatakan aman.
Disamping itu isolat 5 paling toksik terhadap sel T47D dan HeLa dibandingkan sel kanker lainnya dan
aman terhadap sel normal. Oleh sebab itu isolat 4 dan 5 diuji aktivitasnya dengan doubling time (25-72
jam). Hasilnya menunjukkan bahwa isolat 4 dan 5 mampu menghambat proliferasi sekitar 30% hingga
pengukuran 72 jam namun uji lanjutan seperti pengamatan apoptosis masih perlu dilakukan. Isolat 5
merupakan isolat terpilih untuk dilakukan karaktersitik strukturnya dan hasinya terdapat gugus OH, CH
stretching, ikatan rangkap terkonjugasi, C=C, C=O, C=C=O, dan tidak terdapat atom H yang bertetangga.
Kata kunci: isolat, uji sitotoksik, struktur kimia, doubling time
Download