Template Naskah JKIP - Jurnal Universitas Padjadjaran

advertisement
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
35
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MENUNJANG
KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
Ida Ruyadi1, Yunus Winoto2, Neneng Komariah3
1BPTP Papua Barat (Badan Litbang Pertanian), 2,3 Universitas Padjadjaran
[email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRACT - This study is to investigate the use of
information and communication media in supporting
agricultural
extension
activities.
Media
communication in this study is limited to brochures
and leaflets. Research conducted at the Institute for
Agricultural Technology in West Java. The
population in this study is the agricultural extension
workers with a total sample of 48 people. The method
used is descriptive method with data collection
through questionnaires, interviews, observations, and
literature. Based on the results showed that:
Frequency of use of communication media such as
brochures and leaflets by agricultural extension
workers are not too high, but most respondents using
brochures and leaflets as a medium supporting
agricultural extension activities; The intensity of the
use of brochures and leaflets by agricultural
extension is also not too high, but almost half of the
respondents use of brochures and leaflets in
supporting agricultural extension activities; The
reason the use of brochures and leaflets in general
respondents stated that because of the information
contained in brochures and leaflets in accordance
with the needs in supporting agricultural extension
activities; While the purpose of the use of brochures
and leaflets majority of respondents stated to increase
knowledge in supporting agricultural extension
activities.
Keywords: agricultural extension, agricultural
communication media, brochures, leaflets
ABSTRAK - Penelitian ini adalah untuk
mengetahui penggunaan media komunikasi dan
informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan
pertanian. Media komunikasi dalam penelitian ini
dibatasi pada media brosur dan leaflet. Penelitian
dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Barat. Populasi dalam penelitian
ini adalah para penyuluh pertanian dengan jumlah
sampel sebanyak 48 orang.
Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskrptif dengan
teknik pengumpulan data melalui angket,
wawancara, observasi serta studi pustaka.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa:
Frekuensi penggunaan media komunikasi yang
berupa brosur dan leaflet oleh petugas penyuluh
pertanian tidak terlalu tinggi, namun sebagian
besar responden menggunakan brosur dan leaflet
sebagai media penunjang kegiatan penyuluhan
pertanian; Intensitas penggunaan brosur dan
leaflet oleh penyuluh pertanian juga tidak terlalu
tinggi namun
hampir setengah dari responden
menggunakan brosur dan leaflet dalam menunjang
kegiatan
penyuluhan
pertanian;
Alasan
pemanfaatan brosur dan leaflet pada umumnya
responden menyatakan karena informasi yang
terkandung dalam brosur dan leaflet sesuai
dengan kebutuhan dalam menunjang kegiatan
penyuluhan
pertanian;
Sedangkan
tujuan
penggunaan brosur dan leaflet sebagian besar
responden
menyatakan
untuk
menambah
pengetahuan
dalam
menunjang
kegiatan
penyuluhan pertanian.
Kata Kunci: penyuluhan pertanian, media komunikasi
pertanian, brosur, leaflet
PENDAHULUAN
Era reformasi dan kebijakan otonomi
daerah telah mendorong reorientasi pembangunan
pertanian
dari
pendekatan
yang
berbasis
sumberdaya menjadi pendekatan yang berbasis
masyarakat
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
(community
based
development).
36
Ida Ruyadi, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Sulaiman, (2000) mengatakan bahwa salah satu
teknologi pertanian akan berdaya guna dan
ciri pembangunan pertanian berbasis masyarakat
berhasil guna apabila teknologi hasil
penelitian/
adalah
pengkajian tersebut dapat dirasakan
manfaatnya
berorientasi pada partisipasi masyarakat.
Sejalan dengan era reformasi dan kebijakan
oleh masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut
otonomi daerah, berdasarkan Surat Keputusan
Balai Pengkajian Teknologi
Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
Barat sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
798/Kpts/OT.210/12/94
daerah
Badan Litbang Pertanian yang berada di daerah
dibentuk lembaga Balai Pengkajian Teknologi
telah banyak menghasilkan luaran yang cukup
Pertanian (BPTP). Tujuan pembentukan BPTP
dibutuhkan oleh pengguna/stakeholder untuk
selain
bidang
peningkatan pembangunan pertanian di daerah,
penelitian dan pengkajian teknologi pertanian
namun luaran /hasil penelitian dan pengkajian
spesifik
yang berkualitas
untuk
di
beberapa
desentralisasi
lokasi,
juga
dalam
untuk
mendekatkan
Pertanian
tinggi tersebut
Jawa
tidak akan
pelayanan pengkajian dan diseminasi informasi
banyak manfaatnya jika tidak dikomunikasikan
kepada masyarakat serta menjaga kesinambungan
dan didiseminasikan. Diseminasi hasil penelitian
pengkajian dan penyuluhan pertanian spesifik
pertanian kepada petani-nelayan, pihak swasta dan
lokasi. (BPTP Jawa Barat, 2005).
pengguna lain perlu dilakukan melalui metoda
Dalam konteks pembangunan pertanian
dan media
yang tepat
kegiatan penelitian dan penyuluhan pertanian
karena
memegang peranan penting dan tidak dapat
penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian,
dipisahkan antara kegiatan yang satu dengan
tetapi lebih dari itu petani-nelayan diharapkan
lainnya, karena kedua kegiatan tersebut pada
dapat menerapkan hasil penelitian tersebut dalam
akhirnya akan bermuara pada tujuan yang sama
usaha
yaitu meningkatkan kesejahteraan petani.
kesejahteraannya
dan
Widjono,
penelitian
(1992)
mengatakan
Syam
kegiatan
kegiatan
dan terus menerus,
pertanian
iseminasi
bukan
sehingga
(Badan
sekedar
meningkatkan
Litbang
Pertanian,
2004).
dan penyuluhan pertanian memegang
Dalam upaya menyebarluaskan informasi
peranan penting dalam mendukung pembangunan
hasil
pertanian karena sebagian besar upaya untuk
pertanian,
meningkatkan
pendapatan
berbagai jenis media komunikasi dan informasi
petani tergantung kepada kedua kegiatan tersebut.
teknologi pertanian baik yang bersifat ilmiah
produktivitas
dan
Kegiatan penelitian/pengkajian pertanian
menghasilkan
informasi
teknologi
seperti
penelitian
BPTP
prosiding
dan
Jawa
pengkajian
Barat
maupun
teknologi
menerbitkan
ilmiah
popular
pertanian/
diantaranya adalah brosur dan leaflet. Sasaran
inovasi teknologi pertanian untuk disampaikan
utama pengguna media informasi brosur dan
kepada petani melalui penyuluhan pertanian.
leaflet adalah penyuluh pertanian, sehingga
Selain itu juga kegiatan penelitian/pengkajian
informasinya disajikan dan dikemas dengan
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
37
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
menggunakan bahasa ilmiah popular agar mudah
sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka
dipahami dan dapat digunakan sebagai materi
media cetak brosur dan leaflet agar dapat
penyuluhan.
dalam
dimanfaatkan oleh pengguna (penyuluh pertanian)
Suryantini, (2003) mengelompokan informasi
harus disusun berdasarkan kebutuhan informasi
hasil penelitian menjadi lima) (5) jenis yakni
pengguna
sebagai berikut:
kebutuhan informasi
Tjitropranoto,
(1989)
1) Informasi yang berupa bahan penentuan
dengan
cara
mengidentifikasi
khalayak
yang menjadi
sasaran/target group.
kebijakan,
Dalam pelaksanaan tugas di lapangan
2) Informasihasil penelitian yang memerlukan
pengujian lebih lanjut
penyuluh pertanian membutuhkan informasi hasil
penelitian
pertanian
yang
relevan
lapangan.
dengan
3) Informasi ilmiah untuk pengembangan iptek
permasalahan yang ada di
Hal
ini
4) Informasi teknologi sarana produksi, serta
sesuai dengan pendapat Syam dan Widjono
5) Informasi teknis untuk materi penyuluhan.
dalam Kushartanti, (2001) bahwa informasi/
teknologi pertanian hasil penelitian yang akan
Litbang Pertanian, (2001) dalam Mindarti
at al, (2005) menjelaskan bahwa pemanfaatan
media komunikasi dan informasi berbentuk
brosur
dan leaflet dalam kegiatan diseminasi
informasi
memiliki
kelebihan
karena
dapat
menjangkau sasaran yang lebih banyak dan
tersebar
jauh
jika
dibandingkan dengan
komunikasi tatap muka. Selain itu media cetak
bisa dibaca berulang kali, sehingga memudahkan
pengguna untuk memahami informasi yang
dikandungnya. Namun disisi lain media cetak
terkadang tidak efektif mencapai sasaran karena
bentuk
penyajiannya
tidak
sesuai
dengan
karakteristik pengguna yang dituju, misalnya
informasi untuk petani disajikan menggunakan
bahasa ilmiah. Dapat juga media cetak menjadi
tidak bermanfaat karena topik yang disajikan
dijadikan materi penyuluhan pertanian hendaknya
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
oleh petani. Stepanus, (1972) dalam Mulyani at al
(2006) menyatakan bahwa tingkat pemanfaatan
suatu
media
ditentukan
oleh
karakteristik
pembacanya, antara lain pendidikan, pekerjaan,
penghasilan,
partisipasi
dalam
organisasi,
kefanatikan, dan kekosmopolitan. Masih dalam
sumber yang sama Rhaza dan Moriaty (1970
menyatakan bahwa pemanfaatan suatu media
dipengaruhi
oleh
tingkat
pengalaman kerja. Sedangkan
pengetahuan
dan
Asopa, ( 1997)
dalam Sulaiman, (2000) mengatakan bahwa
rekomendasi teknologi yang tidak pas dengan
pengetahuan dan bahasa petani kemungkinan
besar tidak akan diadopsi oleh petani sebagai
pengguna akhir kegiatan diseminasi informasi,
tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan lain
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
38
Ida Ruyadi, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
oleh karena itu penugasan seorang peneliti untuk
2) Untuk mengetahui intensitas penggunaan
pembuatan materi penyuluhan pertanian tidaklah
media
tepat karena peneliti mempunyai bahasa yang
teknologi pertanian berbentuk brosur dan
berbeda dengan petani, dan masing-masing
leaflet
mempunyai
penyuluhan pertanian.
system
pengetahuan
(knowledge
system) yang berbeda. Setiap BPTP membutuhkan
komunikasi
dalam
3) Untuk
dan
informasi
menunjang
mengetahui
kegiatan
latarbelakang
staf dengan spesialisasi informasi (information
penggunaan media
specialist), yang salah satu tugasnya adalah
informasi teknologi pertanian berbentuk
melaksanakan
brosur
kegiatan
komunikasi
dan
diseminasi informasi hasil penelitian/ pengkajian
teknologi
pertanian.
Dari
seluruh
tahapan
dan
komunikasi
leaflet
dalam
4) Utuk mengetahui tujuan penggunaan media
komunikasi dan informasi
tersebut dapat disimpulkan
pertanian
komunikasi
dan diseminasi merupakan tahap
akhir yang akan menentukan efektivitas institusi
menunjang
kegiatan penyuluhan pertanian.
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengkajian
bahwa kegiatan
dan
berbentuk
teknologi
brosur dan leaflet
dalam menunjang kegiatan penyuluhan
pertanian.
BPTP, terutama dalam pandangan pengguna akhir
(petani), dan stakeholders (penyuluh pertanian).
TINJAUAN PUSTAKA
Sayangnya tahapan akhir yang akan menentukan
Sebagaimana yang telah dikemukakan
efektivitas institusi BPTP tersebut belum dapat
sebelumnya penelitian ini mengkaji tentang media
perhatian yang memadai dari penentu kebijakan.
komunikasi
Oleh karena demikian berdasarkan uraian
dan
informasi
dalam
kegiatan
penyuluhan. Berkaitan dengan komunikasi Carl I
tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah
Hovland
sebagaimana
sebagai berikut “Bagaimana penggunaan media
Uchjana
Effeny
komunikasi dan informasi teknologi Pertanian
komunikasi sebagai, “Proses dimana seseorang
berbentuk brosur dan leaflet dalam menunjang
(komunikator)
kegiatan penyuluhan pertanian”.
perangsang (basanya lambang-lambang dalam
Kemudian mengenai tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui frekuensi
(1981,
yang
12)
dikutif
Onong
mendefinisikan
menyampaikan
perangsang–
bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku
orang-orang
lain
(komunikate).
Sedangkan
penggunaan
mengenai pengertian media komunikasi secara
media komunikasi dan informasi teknologi
sederhana dapat diartikan sebagai media yang
pertanian berbentuk brosur dan leaflet
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
dalam menunjang kegiatan penyuluhan
komunikasi.
pertanian.
Kemudian mengenai landasan teori yang
digunakan dalam penelitian, penulis mengguna-
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
39
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
kan teori difusi inovasi dikembangkan oleh
penelitian ini dilakukan di Balai Pengkajian
Everett M. Rogers. Menurut Rogers (1983)
Teknologi Pertanian/BPTP Jawa Barat
mendefinisikan difusi sebagai proses dimana
beralamat
suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran
Lembang Bandung.
di Jalan
Kayu Ambon
yang
No. 80
tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara
para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu komunikasi jenis khusus yang yang
Penelitian ini mengkaji tentang peng-
berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai
gunaan media komunikasi dan informasi dalam
ide baru. Dalam konteks komunikasi difusi
kegiatan penyuluhan pertanian. Populasi dalam
inovasi merupakan bagian khusus yang dari
penelitian ini adalah para penyuluh pertanian yang
proses komunikasi yang ada disebabkan informasi
tersebar di tiga lokasi yakni yakni Lembang,
yang dipertukarkan adalah inovasi. Teori difusi
Purwakarta dan Kabupaten Sumedang yang
inovasi
berjumlah
adalah
sebuah
model
yang
48
orang.
Berdasarkan
hasil
menggambarkan aktivitas pertukaran informasi
pengolahan data dapat dikemukakan hasil sebagai
baru yang berlangsung dengan tujuan terjadinya
berikut: Untuk data penelitian ini terdiri dari data
proses adopsi inovasi dalam diri khalayak.
responden yakni data yang berkaitan dengan data
responden. Adapun berdasarkan hasil penelitian
terungkap bahwa dilihat dari jenis kelaminnya
METODE PENELITIAN
dalam
responden dalam penelitian sebagian besar adalah
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
laki-laki yakni sebanyak 34 orang (70.83%)
jenis penelitian survey. Adapun yang dimaksud
dengan usia responden sebagian besar 79.17%
dengan metode deskriptif adalah suatu metode
berusia lebih dari 35 tahun dengan masa kerja
yang berupaya memecahkan atau menjawab
pada umumnya lebih dari 10 tahun. Sedangkan
permasalahan
situasi
jika dilihat dari tingkat pendidikan responden
sekarang. Sedangkan menurut Yatim Rianto
sebagian besar atau sekitar 52.08% berpendidikan
(1996, 21)
menyatakan bahwa, “Penelitian
sarjana. Selain memiliki pendidikan formal,
deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
responden juga pada umumnya telah mengikuti
menjelaskan tentang gejala-gejala, fakta-fakta atau
berbagai pendidikan non formal seperti kegiatan
kejadian-kejadian
akurat
penyuluhan dan pelatihan. Mengenai jabatan
daerah
fungsional responden kaitannya dengan kegiatan
Metode
mengenai
yang
yang
dipergunakan
dihadapi
secara
sifat-sifat
dalam
sistematis,
populasi
atau
tertentu”. Sedangkan mengenai lokasi dalam
penyuluhan
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
pertanian
terdiri
dari
penyuluh
40
Ida Ruyadi, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
pertanian non kelas, penyuluh pertanian pratama,
Masih tentang media brosur dan leaflet
penyuluh pertanian muda serta penyuluh pertanian
berdasarkan
madya.
kesesuaian informasi yang terdapat dalam brosur
Kemudian mengenai hasil pengolahan data
pendapat
responden
mengenai
maupun leaflet sebagian responden menyatakan
penelitian diketahui bahwa media komuniiasi dan
informasinya
informasi
para
dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan. Untuk
responden yang ada di tiga lokasi yakni Lembang,
aspek kemutakhiran dan keakuratan informasinya,
Purwakarta dan Kabupaten Sumedang yaitu media
menurut sebagian besar responden menyatakan
brosur dan leaflet. Adapun mengenai frekeunsi
informasi yang terdapat dalam brosur dan leaflet
pemanfaatan media brosur dan leaflet ini yaitu
cukup mutakhir serta akurat.
yang
banyak
dimanfaatkan
sekitar 5 kali dalam tiga bulan terakhir. Sedagkan
berkaitan
intensitas
dengan
materi
yang
Untuk ketepatan waktu pendistribusian
pemanfaatannya
brosur dan leaflet berkaitan dengan pelaksanaan
dalam setiap kali menggunakan media brosur dan
kegiatan penyuluhan yang dilakukan responden
leaflet tersebut yaitu sekitar 1-2 jam.
sebagian besar responden menyatakan waktu
Ada
dengan
sesuai
beberapa
hal
yang
mendorong
pendistribusiannya sudah tepat sehingga dapat
responden memanfaatkan media komunikasi dan
menambah
informasi yang berupa brosur dan leaflet yakni
melakukan kegiatan penyuluhan . Selain itu juga
petugas penyuluh pertanian selalu dituntut untuk
dengan adanya ketepatan waktu pendistribusian
well informed terhadap berbagai perkembangan
brosur dan leaflet ini akan membantu para
ilmu
penyuluh dalam menyusun program dan materi
pengetahuan
dan
teknologi
maupun
pengayaan
komunikasi seperti brosur dan leaflet menurut
memecahkan masalah yang sering dihadapi
petugas penyuluh mampu menyajikan informasi-
dilapangan pada saat melakukan kegiatan.
kegiatan penyuluhan.
Selanjutnya
membantu
saat
penyuluhan
Dalam
dapat
pada
informasi lainnya. Oleh karena demikian media
informasi baru yang bisa disampaikan dalam
serta
responden
mempersiapkan
dalam
materi
dan
program penyuluhan selain menggunakan media
mengenai
tujuan
dari
komunikasi dan informasi yang berupa brosur dan
penggunaan media komunikasi dan informasi
leaflet didistribusikan secara
yang berupa brosur dan leaflet ini oleh responden
para
diantaranya untuk menambah pengetahuan dan
informasi lainnya seperti majalah dan jurnal
wawasan terutama yang berkaitan informasi
penelitian,
terbaru, karena dengan diperolehnya informasi
pertanian, buku teks, surat kabar serta media
baru
bisa
elektronik
maupun
berjalan menarik dan sesuai dengan tujuan dari
mengenai
jenis
kegiatan penyuyuhan pertanian.
dibutuhkan para penyuluh yaitu informasi tentang
kegiatan
penyuluhan
diharapkan
penyuluh
juga
laporan
rutin oleh BPTP,
memanfaatkan
hasil
media
informasi
penelitian
media
bidang
internet. Adapun
yang
biasanya
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
41
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
penentuan kebijakan, pengujian lebih lanjut,
dan Soehardjan (1999) leaflet adalah media cetak
pengembangan Iptek di bidang pertanian, sarana
yang berbentuk satu lembar kertas lepas dengan
produksi maupun informasi tentang teknologi
ukuran A4 (210 X 297 mm).
lainnya
yang
dapat
menunjang
kegiatan
penyuluhan.
Bosur maupun leaflet sebagai media
komunikasi memiliki peranan yang sangat penting
Sebagaimana yang telah dikemukakan
dalam menunjang keberhasilan suatu proses
pada halaman sebelumnya, penelitian ini mengkaji
komunikasi. Hal ini juga ditegaskan oleh Levis,
tentang penggunaan media komunikasi dalam
(1996: 9) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menunjang para penyuluh di bidang pertanian.
menentukan efektivitas keberhasilan komunikasi
Dalam konteks komunikasi yang disebut dengan
ditentukan
media adalah merupakan alat atau sarana yang
dalam komunikasi diantaranya adalah :
digunakan oleh komunikator dalam menyampai-
oleh unsur-unsur
yang berperan
1) Sumber (source) yaitu kemampuan komu-
kan pesan komunikasinya. Dalam penelitian ini
nikator/penyuluh
media komunikasi dan informasi yang diteliti
dalam
adalah
brosur dan leaflet. Adapun mengenai
terutama dalam menterjemahkan pesan ke
pengertian brosur jika merujuk pada pengetian
dalam bentuk media, sehingga penerima
The ALA Glossary of Library and Information
pesan memiliki sikap positif yang sama
Science. (1983) menyatakan bahwa brosur atau
terhadap isi pesan atau teknologi yang
buklet adalah terbitan tidak berkala yang terdiri
diberikan. Artinya ada keyakinan bahwa
dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak
suatu inovasi yang diberikan atau diterima
terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam
tersebut menguntungkan dan dapat diterima
sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu
secara sosial.
biasanya
memiliki
sampul
tapi
tidak
2)
menyusun
pertanian
atau sumber
tujuan
komunikasi,
Isi pesan harus utuh dan tidak ada
menggunakan jilid keras. Pengetian lainnya
pemenggalan yang dapat membingungkan
tentang brosur juga dikemukakan oleh UNESCO
para penerima atau penguna.
yang menyebutkan bahwa brosur adalah terbitan
3)
Saluran media dipilih berdasarkan pertim-
tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap
bangan ekonomis dan banyak dimanfaatkan
(dalam
pengguna.
satu
kali
terbitan),
memiliki paling
sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48
Apabila memperhatikan pernyataan Levis
halaman, di luar perhitungan sampul. Sedangkan
di atas, menunjukkan bahwa media atau saluran
mengenai pengertian leaflet menurut Soedijanto
memiliki
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
kontribusi
yang
penting
dalam
42
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Ida Ruyadi, dkk.
menunjang keberhasilan suatu proses komunikasi
maupun ilmiah popular diantaranya adalah brosur
termasuk dalam hal ini penyuluhan pertanian.
dan leaflet.
Oleh karena demikian seorang tenaga penyuluh
pertanian selain harus memiliki keterampilan
berkomunikasi juga memiliki pengetahuan yang
Tabel. 1. Bentuk dan Isi Pesan Media Brosur
luas tentang saluran/media komunikasi, sistem
dan Leaflet
sosial, dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat
yang menjadi sasaran.
Pengertian
No
komunikasi
secara
umum
secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
proses penyampaian pesan dari seseorang atau
sekelompok orang pada orang atau kelompok
lainnya dengan tujuan baik untuk memberitahu
atau untuk mempengaruhi orang lain. Sedangkan
dalam konteks komunikasi pertanian, Soekartawi,
(2005: 5) mengartikan komunikasi
pertanian
adalah suatu pernyataan antar manusia yang
berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian,
baik
secara
berkelompok,
perorangan
yang
maupun
secara
umum
dengan
sifatnya
menggunakan lambang-lambang tertentu seperti
sering
dijumpai
pada
metode
penyuluhan.
Sementara fungsi media komunikasi adalah
sebagai alat yang dipakai untuk melakukan
komunikasi, sedangkan pelaku komunikasi itu
sendiri terdiri dari komunikator dan komunikan
melalui pesan yang disampaikan.
Dalam
upaya
mengkomunikasikan
informasi hasil penelitian teknologi pertanian,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
menerbitkan berbagai jenis media komunikasi
dan informasi teknologi pertanian baik yang
bersifat ilmiah seperti jurnal ilmiah, prosiding
1
.
Jenis
Bentuk
Media
Brosur a. Tidak
terkait
dengan
terbitan
lain, dan
selesai
dalam
sekali
terbit.
b.Biasanya
memiliki
sam-pul,
tapi tidak
menggunakan jilid
keras.
c. Memiliki
paling
sedikit 5
halaman
tetapi
tidak
lebih dari
48
halaman, di
luar
perhitunga
n sampul
Isi
pesan/informas
ia.Memuat
informasi
atau
penjelasan
ten-tang
suatu produk,
layanan,
fasilitas
umum, profil
perusa-haan,
sekolah
b.Informasi
dalam brosur
ditulis
dengan
bahasa yang
ringkas,
mudah
dipahami
dalam waktu
singkat.
c.Berisi
informasi
yang
bertujuan
menggugah
sasaran agar
tergerak
hatinya
untuk
mengetahui
lebih lanjut.
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
2
.
Leaflet
43
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
a.Berbentuk a. Leaflet berisi
satu
informasi
lembar
teknologi
kertas
praktis atau
lepas
informasi lain
dengan
yang
dapat
ukuran A4
mendorong
(210
tumbuh-nya
X 297
minat sasaran
mm).
untuk
b.Lembar
mengetahui
kertas yang
lebih lanjut.
dilipat,
b. Leaflet
berisi
disusun
informasi
ringkas
dengan
dengan
berbagai
bahasa yang
cetakan dan
mudah
lay out
dipahami
yang
tujuan leaflet
menarik
terbatas pada
atau berupa
membangkitk
selembar
an motivasi
kertas di
sasaran
bawah
.
ukuran A4
yang
tercetak
satu sisi
atau
keduanya.
matang dengan memperhatikan sebagai berikut :
(1) Pesan harus direncanakan dan disampaikan
dengan gaya penulisan yang menarik; (2) Pesan
harus diusahakan dengan pendekatan-pendekatan
yang dapat memungkinkan bertemunya pengertian antara komunikator
berdasarkan
dengan
kesamaan
komunikan
pengalaman;
(3)
Diusahakan agar pesan dapat membangkitkan
kebutuhan komunikan (pengguna). Selanjutnya
Sudiana
memberikan
gambaran
tentang
penggunaan ilustrasi, warna dan persiapan grafis
sebagai berikut:
1)
Faktor Ilustrasi
Sesuatu yang indah, cantik, lucu, aneh,
dan luar biasa adalah hal-hal yang dapat memikat
perhatian khalayak, jadi fungsi ilustarsi disini
adalah untuk membina daya tarik. Ilustrasi sering
digunakan
untuk
memudahkan
orang
mempersepsi pesan yang disampaikan, selain itu
ilustrasi juga sering dianggap sebagai bahasa
universal yang dapat menembus rintangan yang
ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Adapun
Sumber: Data diolah dari berbagai sumber
fungsi ilustrasi dalam pembuatan brosur dan
leaflet
Berbicara
jauh
menarik
perhatian,
merangsang minat baca keseluruhan pesan, dan
komunikasi, Sudiana (1986) menyebutkan bahwa
mendramatisasi pesan. Soedijanto dan Soehardjan
untuk
yang
(1999) mengatakan pemberian ilustrasi sebagai
dikehendaki, sebaiknya pesan atau informasi yang
penyedap sangat dianjurkan dalam penyusunan
akan dikomunikasikan
media cetak seperti brosur dan leaflet, ilustrasi
tingkat
tentang
untuk
media
mencapai
lebih
adalah
sasaran
dalam bentuk media
brosur dan leaflet harus dipersiapkan secara
harus
dapat
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
memperjelas
isi
tulisan
dan
44
Ida Ruyadi, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
keterangan ilustarsi dibuat semenarik mungkin.
3)
Persiapan Grafis
Pemberian nomor, waktu terbit dan nama
penyusun
dicantumkan
pada
akhir
tulisan.
Pada tahap persiapan grafis ada tiga
hal
yang
harus
dilakukan
yaitu menyusun
Pemberian nomor diperlukan untuk kepentingan
naskah, penyuntingan ilustrasi, dan mengatur
pengelolaan yaitu untuk mempermudah pencarian
tata letak atau layout. Ketiga langkah tersebut
kembali
didasarkan
dan
berguna
bagi
penyusunan
perencanaan.
pada
desain
yang
dibuat
pada
tahap perencanaan.
Apabila dalam uraian di atas telah
dikemukakan
tentang
Setiap orang memiliki kesukaan yang
komunikasi
dalam
berbeda terhadap jenis warna, kecenderungan
penyuluhan
pertanian,
warna biasanya sangat berhubungan dengan usia,
dijelaskan pula tentang konsep penyuluh itu
jenis kelamin, dan latar belakang pendidikan.
sendiri. Adapun jika dilihat dari asal usul katanya
Namun dari hasil tes psikologi mengungkapkan
kata penyuluh berasal dari kata suluh yang artinya
kelompok
obor, atau benda yang dipakai untuk menerangi.
2)
Faktor Warna
usia
tertentu
memiliki
sarana
atau
menunjang
maka
media
kegiatan
ada
baiknya
kecenderungan warna yang serupa, misalnya
Masih tentang penyuluhan Nasution,
warna-warna cerah, menarik perhatian anak-
mengartikan penyuluhan adalah sebagai suatu
anak
soft (lembut) bagi
usaha pendidikan non formal dengan maksud
orang yang lebih dewasa dan bagi mereka yang
mengajak orang sadar dan mau melaksana-
berpendidikan lebih tinggi.
warna
kan
leaflet
hakekatnya
muda,
dalam
media
warna-warna
cetak
Pemilihan
brosur
dan
ide-ide
baru.
merupakan
(1996:11)
Penyuluhan
pada
suatu langkah dalam
sebaiknya menerapkan warna secara alamiah
usaha mengubah masyarakat menuju kearah
bagi
yang
tujuan
komunikasi,
seperti
untukn
lebih
baik seperti yang dicita-citakan.
identifikasi, menarik perhatian, menimbulkan
Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebar-
pengaruh
ketahanan
luaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau
minat, dan menciptakan susana yang menye-
tertarik dan berminat untuk melaksanakannya
nangkan. Senada dengan hal ini Effendy, (1993)
dalam kehidupan mereka seharai-hari.
psikologis,
membangun
menyatakan bahwa dalam pengaturan warna ialah
Selanjutnya Departemen Pertanian RI,
apabila pesan yang dikomunikasikan diberi
(2002) mendefinisikan
ilustrasi barang yang terkandung oleh pesan
adalah pemberdayaan petani dan keluarganya
bersangkutan , warna untuk ilustrasi barang yang
beserta
dipromosikan harus sama dengan warna barang
kegiatan pendidikan non formal di bidang
aslinya.
pertanian agar mereka mampu menolong dirinya
masyarakat
penyuluhan
pertanian
pelaku agribisnis melalui
sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
45
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
politik sehingga peningkatan pendapatan dan
ekonomi
kesejahteraan mereka dapat tercapai. Pendapat
kelembagaan
senada dikemukakan oleh Soekartawi, (2005: 5)
mediasi dan intermediasi,
penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di
menyangkut teknologi dan kepentingan petani
luar sekolah (informal) yang diberikan kepada
dan keluarganya beserta masyarakat agribisnis.
petani dan keluarganya dengan maksud agar
mereka
mampu,
sanggup
dan
yang tangguh; (5) Menjadikan
penyuluhan
sebagai
lembaga
terutama
yang
Dalam menjalankan tugas dan peran
berswadaya
tersebut di atas, tenaga penyuluh memerlukan
memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan
berbagai ketersediaan media komunikasi dan
keluarganya sendiri atau bila memungkinkan
informasi
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
wawasan serta keterampilan dalam memberikan
di sekelilingnya.
penyuluhan pada masyarakat petani. Salah satu
dalam
menambah
pengetahuan,
Kemudian bagi Departemen Pertanian itu
media komunikasi yang saat ini dibuat dan
sendiri kegiatan penyuluhan mempunyai peranan
didistribusikan oleh BPTP dan litbang pertanian
yang cukup penting karena melalui tenaga
diantaranya brosur dan leaflet. Adapun mengenai
penyuluh berbagai informasi baik yang berupa
keberadaan brosur dan leaflet tersebut sudah
pengetahuan maupun keterampilan yang berkaitan
banyak dimanfaatkan oleh tenaga penyuluh
dengan masalah pertanian disampaikan kepada
pertanian
masyarakat terutama pada masyarakat yang
meyiapkan materi penyuluhannya.
dalam
menyusun
program
dan
tinggal di daerah-daerah peloksok dan daerah
terpencil lainnya. Berkaitan dengan hal ini ada
beberapa tugas dan peran yang bisa dilakukan
tenaga
penyuluh
pertanian
yakni:
(1)
SIMPULAN
Hasil penelitian mengenai pemanfaatan
media
komunikasi
dan
informasi
teknologi
Memfasilitasi proses pembelajaran petani dan
pertanian berbentuk brosur dan leaflet dalam
keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis;
menunjang kegiatan penyuluhan pertanian dapat
(2) Memberikan rekomendasi dan mengihtiarkan
disimpulkan sebagai berikut: Mengenai frekuensi
akses petani dan keluarganya ke sumber-sumber
pemanfaatan
informasi dan sumberdaya yang akan membantu
informasi
mereka
brosur
dalam
memecahkan
masalah
yang
media
komunikasi
teknologi pertanian
dan
leaflet
oleh
dan
yang berupa
tenaga penyuluh
dihadapi; (3) Membantu menciptakan iklim usaha
pertanian tidak terlalu sering, namun demikian
yang
para penyuluh tetap menggunakan brosur dan
menguntungkan;
organisasi
(4)
Mengembangkan
petani menjadi organisasi
sosial
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
46
Ida Ruyadi, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
leaflet sebagai salah satu sumber informasi dalam
menunjang kegiatan penyuluhan pertanian.
Mengenai intensitas
Effendi,
Onong
Uchjana.
(1981).
Ilmu
Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:
pemanfaatan
media
Remaja Rosdakarya.
komunikasi dan informasi teknologi pertanian
Kushartanti, Ekaningtyas. (2001). Keefektifan
berbentuk brosur dan leaflet oleh penyuluh
Media Cetak pada Diseminasi dan Adopsi
pertanian juga tidak terlalu
namun
Teknologi Jagung Bisma di Kabupaten
sebagian besar tenaga penyuluh memanfaatkan
Semarang. Thesis Program Pasca Sarjana
brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan
Universitas
penyuluhan pertanian.
Universitas Gajah Mada.
tinggi,
Ada beberapa alasan tenaga penyuluh
pertanian menggunakan brosur dan leaflet dalam
menunjang
kegiatannya
kemutakhiran
materinya
antara
informasi,
relevan
dengan
Mada.
Jogyakarta:
Levis. L, R. (1996). Komunikasi Penyuluhan
Pedesaan. Bandung: Citra Aditya Bakti
lain
faktor
keakuratan,
serta
Efektifitas Media Cetak dalam Diseminasi
para
Teknologi di Jawa Barat dalam Metoda
kebutuhan
penyuluh pertanian.
Mindarti, S. Sukmaya dan Sinaga, A. (2005).
Diseminasi Teknologi. Bandung: BPTP
Kemudian mengenai tujuan penggunaan
media
Gajah
komunikasi
dan
informasi
teknologi
Jawa Barat. 49 hlm.
Mulyani, E.S, Suryantini, H, dan Setyorini, E.
pertanian yang berupa brosur dan leaflet yaitu
(2006).
untuk menambah pengetahuan dan keterampilan
terhadap Warta Litbang Pertanian dan
tenaga penyuluh pertanian dalam melakukan
Pemanfaatannya.
tugasnya.
Pertanian 15 (1): 11-17.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Litbang
Umum
Pertanian.
Pelaksanaan
Program
Informasi,
(2004).
Panduan
Pengkajian
Serta
Komunikasi
dan
Diseminasi di BPTP. Jakarta: Badan Litbang
Pertanian.
(2002). Kebijksanaan
Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
Effendi, Onong Uchjana. (1993). Dinamika
Komu-nikasi.
Rosdakarya.
Penyuluh
Jurnal
Pertanian
Perpustakaan
Nasution. (1996). Pembangunan,
Pengenalan
Teori dan Penerapannya.
Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Rianto, Yatim. (1996).
Metode Penelitian
Kependidikan, Surabaya: SIC.
Soedijanto dan Soehardjan, M. (1999). Petunjuk
Teknis Menyusun Tulisan Ilmiah Populer.
Departemen Pertanian.
Nasional
Persepsi
Bandung:
Remaja
Jakarta: Badan Litbang Pertanian
Rogers,
Everett
M.
(1983).
Diffusion
of
Innovation. Canada: The Free Press, A
Soekartawi, (2005). Prinsip Dasar Komunikasi
Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia
Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Sudiana, D. (1986). Komunikasi Periklanan
Cetak. Bandung: Remaja Karya
Informasi Hasil-hasil Penelitian Pertanian
di Sukamandi. Bogor: PUSTAKA
Sulaiman, Fawzi. (2000). Konsep dan Upaya
Peningkatan Komunikasi
dan Diseminasi
Hasil litkaji di BPTP Bahan Diskusi.
Jakarta: Badan Litbang Pertanian. 20 hlm.
Suryantini,
Heryati.
Informasi
(2003).
dan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kognitif
Penyuluh Pertanian Serta Hubungannya
dengan Penggunaan Sumber Informasi.
Jurnal Perpustakaan Pertanian 12 (2): 3341.
Syam, M. dan Widjono, A. (1992). keterkaitan
Penelitian
dan
Penyuluhan, Persepsi,
Institusi dan Tata Hubungan Kerja,
dalam Teknologi dan Embung, Prosiding
Perakitan Teknologi Program Keterkaitan
Penelitian Penyuluhan. Jakarta: Badan
Litbang Pertanian.
Tjitropranoto, P. (1992). Peningkatan Keterkaitan
Penelitian
dan
Penyuluhan
Pertanian
dalam
Teknologi
Konservasi
dan
Embung.
Prosiding Perakitan Teknologi Program
Keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan
Pertanian.
Jakarta:
Badan
Litbang
Pertanian.
Tjitropranoto.
(1993).
Komunikasi
Hasil
Penelitian dan Umpan Baliknya dalam
Prosiding Temu Teknis Komunikasi dan
ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP
47
48
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
.
Ida Ruyadi, dkk.
Download