Kesejahteraan Sosial - Be A Professional Social Worker

advertisement
Ruang Lingkup Kesejahteraan Sosial

KESEJAHTERAAN SOSIAL
“Is a system of laws, programs, benefits, and services which strengthen or assure provisions for
meeting social needs recognized as basic for welfare of the population and for the
functioning of the social order”. (Friedlander,1982)
Suatu sistem dari ketentuan-ketentuan,program-program,hal-hal bermanfaat dan pelayananpelayanan yang memperkuat atau penyedian jaminan untuk pemenuhan kebutuhan sosial
sebagai dasar kesejahteraan bagi penduduk dan bagi keberfungsian sosialnya.
“Is the organized system of social services and institutions,designed to aid individuals and
grous to attain satisfying standards of life and health, and personal and social relationships
which permit them to develop their full capacities and to promote their well-being in
harmony with the needs of their families and the community “.(Friedlander,1962)
Suatu sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga- lembaga,yang
bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelmpok agar mencapai standar
kehidupan dan kesehatan yang memuaskan; serta hubungan perorangan dan sosial yang
memungkinkan mereka mengembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan
kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga maupun masyarakat.
2
Makna Pengertian
suatu keadaan
- terpenuhi kebutuhan
- aman sentosa
- adil dan makmur
Kesejahteraan Sosial
- terhindar dari segala bahaya
- sehat walafiat
suatu kegiatan
- Usaha kesejahteraan sosial
- Pelayanan kesejahteraan sosial
- Program kesejahteraan sosial
- Jaminan kesjahteraan sosial
3
Suatu kegiatan (Usaha Kesejahteraan Sosial)
- Kegiatan yang terorganisir yang terdiri dari berbagai program, pelayanan
maupun kegiatan-kegiatan untuk membantu individu ataupun kelompok
dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
- Kegiatan : Mencegah (preventif)
Memperbaiki (rehabilitatif)
Menyembuhkan (curatif)
Mengembangkan (development)
dsb.
- Tujuan : system maintenance, system control, dan system change
4
Sistem terorganisir : Usaha Kesejahteraan Sosial/Institusi














Program Pemberdayaan Keluarga Miskin
Program Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi
Program Bantuan Tunai Langsung
Program Pemberdayaan Karang Taruna
Program Pemberyaan Komunitas Adat Terpencil
Program Bantuan Sosial bagi Korban Bencana Alam dan Sosial
Panti Sosial Karya Wanita
Panti Sosial Bina Netra
Panti Sosial Rehabilitasi eks Korban Narkotika
Panti Sosial Asuhan Anak
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat
Panti Sosial Rehabilitasi Gelandangan dan Pengemis
Program Jaminan Sosial
Prgram Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan
Dsb.
5
Kesejahteraan Sosial dan PeKerjaan Sosial
Sistem usaha
Kesejahteraan
sosial
Berbagai Aturan, Program dan
Pelayanan Kesejahteraan Sosial
Pekerjaan
P
Sosial
e
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Etika profesi
i
6
Pekerjaan Sosial
Pekerjaan sosial sebagai profesi yang bertugas menyelenggarakan serta membantu
manusia menggunakan program-program/pelayanan-pelayanan kesejahteraan
sosial
Pekerjaan Sosial adalah suatu bidang yang melibakan interaksi-interaksi diantara
orang dengan lingkungan sosialnya, yang mempergunakan kemampuan orang
untuk menyelesaikan tugas-tugas kehidupannya mengatasi penderitaan, dan
mewujudkan aspirasi-aspirasi serta nilai-nilai mereka. (Pincus dan Minahan,
1976)
Tujuan Pekerjaan Sosial
1. Mempertinggi kemampuan orang dalam memecahkan dan menanggulangi
masalahnya.
2. Menghubungkan orang dengan sistem sumber.
3. Meningkatkan pelaksanaan sistem kegiatan secara efektif dan manusiawi.
4. Memberikan masukan/sumbangan terhadap pembangunan dan kebijakan sosial.
7
KULIAH 5
8
Perkembangan Kesejahteaan Sosial dan Pekerjaan Sosial
sebagai Praktek Filantropi sampai menjadi Profesi
Awal kegiatan Amal di Inggris
 1215 : Magna Charta : dasar jaminan perlindungan terhadap warga negara
dan benih tumbuhnya demokrasi.
 Abad12 sampai 15 : Kegiatan gereja dengan melakukan pemberian
bantuan kepada fakir miskin, buta, cacat, pengangguran, anak
terlantar; mulai lahir Undang-undang tentang Kemiskinan (Poor Law).
 1348 : “Black Death” wabah pes, berkurangnya tenaga kerja
 1349 : “Statute of Laborers” yang isinya ----> pekerja-pekerja yang sehat harus
menerima tawaran pekerjaan dan tinggal besama, dan melarang tinggal
dirumah penampungan.
 1531: Pengaturan cara pemberian bantuan kepada fakir miskin, jompo,
pengemis.
 1536 : Pengaturan bantuan masyarakat dibawah pengawasan pemerintah
 1576 : Didirikan rumah-rumah miskin.
 1601: “The Elizabetha PoorLaw”:Undang-Undant tentang Kemiskinan---> negara
bertanggung jawab terhadap perawatan fakirmiskin. Negara memungut
pajak khusus untuk keperluan tersebut.
9
Golongan fakir Miskin :
Fakir miskin yang sehat jasmani “The able bodied poor”: pengemis yang tegap
dan harus bekrtja di rumah-rumah penjara.
Fakir miskin yang tidak berdaya “The impotent poor” : orang-orang yang karena
sakit, jompo, buta, bisu tuli, cacat, sakit ingatan, dan ibu-ibu yang mempunyai anak
kecil.
Anak-anak yang membutuhkan bantuan “Dependent children” : anak yatim piatu,
anak yang melarikan diri dari orang tuanya, anak-anak dari keluarga miskin tetapi
tidak mampu merawatnya.
Realisasi Undang-Undang : didirikan rumah-rumah miskin (alm house) :
Rumah-rumah orang yang sakit
Tempat pelatihan kerja
10
Sesudah Revolusi Industri
 1750 – 1840 : Revolusi Industri  masalah pemukiman/perumahan
eksploitasi tenaga buruh, jam kerja seharian, keluarga terlantar,
wanita dan anak menjadi buruh dengan harga murah, muncul
kejahatan, anak putus sekolah.
 1833  Undang-Undang Pabrik (The Security Acts of 1833) :
- Anak di bawah umur 9 tahun dilarang dipekerjakan sebagai buruh
pabrik atau di perusahaan pertambangan.
- Anak di atas umur 9 tahun yang bekerja dibatasi jam kerja,tidak
melebihi 9 jam setiap hari.
 1834  Poor Law Reform of 1834 :
- Pengemis dan pengangguran tidak boleh bergelandang lagi dan
ditampung dalam rumah kerja.
- Pengemis dan penganggur yang cacat/sakit berada di rumah
perawatan.
- Bantuan untuk jompo terlantar, para cacat, dan janda yang punya
anak kecil.
 1847  Pembaharuan Undang-Undang Pabrik : pekerja anak di bawah 18
tahun dan wanita maksimal 10 jam sehari.
11
Pembaharuan Sosial dan Organisasi Amal Masyarakat
 Pembaharuan sosial : di berbagai bidang pendidikan, ekonomi, keagamaan,
maupun politik memberikan pandangannya terhadap usaha-usaha
penanggulangan kemiskinan.
- Munculya berbagai organisasi buruh
- Kelompok keagamaan dan intelektual :Salvation Army (Bala keselamatan)
- Gerakan kemanusiaan yang menentang perbudakan.
 Organisasi amal masyarakat :” The Charity Organization Society” (C.O.S)
mengembangkan prinsip bimbingan perseorangan (social case work), membantu
seseorang dan keluarga dalam menghadapi masalah atau menerima bantuan serta
memenuhi kebutuhan mereka.
- Medical social work - Almoner
- Prinsip : - individualisasi (hak-hak manusia)
- non-judmental (tidak menilai/menghakimi)
- self determination (mnentukan sendiri)
- confedential (kerahasiaan)
Tradisi pembaharuan sosial terus hidup dan memberikan inspirasi didirikanya negara
12
kesejahteraan.
Konsep-Konsep Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial
Social welfare may be defined as organized activities for the promotion of
social well-being through helping people to meet needs in such areas as
family and child life, health, social adjusment,leasure time,standars of living,
and social relationships. Social welfare services are concerned with
individuals, groups, communities, and larger population units;these services
include care, treatment, and prevention. (Arthur Dunham, 1965)
Kesejahteraan sosial dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial
melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhankebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak,
kesehatan,penyesuaian sosial, waktu senggang,standar-standar kehidupan,
dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi
perhatian utama terhadap individu-individu,kelompok-kelompok, komunitaskomunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini
mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.
13
PBB
Kesejahteraan sosial sebagai suatu fungsi yang terorganisasi merupakan
sekumpulan kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk memberikan
kemampuan kepada perorangan, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok,
dan kesatuan-kesatuan masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah
sosial yang diakibatkan oleh kondisi-kondisi yang selalu mengalami
perubahan. (1968)
Pusic
Kesejahteraan sosial adalah sekumpulan tindakan-tindakan yang
dikembangkan oleh suatu masyarakat agar supaya masyarakat ini apat
mengatasi masalah-masalah sosialnya. (1965)
Richard Titmus
Pertama : Konsep pelayanan sosial yang berhubungan dengan pemecahan
masalah sosial dan patologi sosial; dengan upaya untuk membantu
penyesuaian dan rehabilitasi perorangan dan keluarga-keluarga terhadap
nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
Kedua : Konsep pelayanan sosial sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu di dalam masyarakat tanpa memperhatikan
pertimbangan nilai tentang perorangan maupun keluarga-keluarga, tanpa
memperhatikan apakah mereka mengalami masalah sosial atau tidak.
14
Romanyshyn
Semua bentuk intervensi sosial yang tujuan utama dan langsungnya adalah
meningkatkan kesejahteraan perorangan dan masyarakat secara
keseluruhan. Kesejahteraan sosial menyangkut berbagai penyediaan dan
proses-proses yang langsung berhubungan dengan penyembuhan dan
pencegahan masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan
perbaikan mutu kehidupan. (1971)
Elizabeth Wickenden
Undang-undang,program-program, keuntungan-keuntungan,dan pelayanan
pelayanan yang menjamin dan memperkuat berbagai jenis penyediaan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang diakui sebagai
kebutuhan dasar bagi kesejahteraan warga negara dan untuk berfungsinya
secara lebih baik ketertiban sosial. (1965)
Alfred J. Kahn
…terdiri dari program-program yang tersedia selain yang tercakup dalam
kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan kebutuhan dasar seperti
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dengan tujuan meningkatkan derajat
kehidupan komunal dan berfungsinya individual,agar dapat mudah menggunakan pelayanan-pelayanan ataupun lembaga-lembaga yang ada pada
umumnya,serta membantu mereka yang mengalami kesulitan dan pemenuhan kebutuhan mereka.
15
Harold Wilensky dan Charles N. Lebeaux
Konsep Residual : Lembaga-lembaga kesejahteraan sosial hanya akan
memainkan peranannya apabila struktur masyarakat yang normal dan
alamiah (lembaga keluarga dan lembaga ekonomi) mengalami disfungsi.
 berfungsi sebagai emergency dan cenderung untuk tidak dipergunakan
apabila lembaga pokok (alamiah) dapat bekerja dengan baik.Kesejahteraan
sosial adalah residu (sisa) yang mengandung stigma.
Konsep Institusional : Kehidupan masyarakat modern sangat kompleks,
sehingga tidak mungkin setiap individu memenuhi semua kebutuhannya
baik melalui keluarga maupun lingkungan kerjanya, dan hal itu dianggap
sebagai suatu kondisi yang normal; oleh karena itu kesejahteraan sosial
dianggap sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan yang sangat
diperlukan dalam kehidupan masyarakat modern.
 kesejahteraan sosial merupakan suatu hak penerima mendapatkan
bantuan atau pelayanan; tidak mengandung stigma (no stigma) dan sudah
sewajarnya.
16
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial. Pasal 2 (1)
“Kesejahteraan Sosial” ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial
materiil maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusialaan,
dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara
untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,
rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban
manusia sesuai dengan Pancasila.
Changing Concepts of Social Welfare
From the Residual to the Institutional Concept
Charity to Citizen Right
Special to Universal
Minimum to Optimum
Individual to Social Reform
Voluntary to Publick
From Welfare for the Poor to a Welfare society
17
Pada umumnya sistem kesejahteraan sosial diselenggarakan dan dibiayai
oleh: pemerintah maupun badan-badan swasta/masyarakat.
Sistem kesejahteraan sosial terdiri atas bentuk-bentuk intervensi sosial :
Analisis dan perencanaan kebijaksanaan kesejahteraan sosial.
Berhubungan dengan pengembangan perundang-undangan serta
peraturan-peraturan sosial baik yang mengatur usaha-usaha pemerintah
maupun swasta.
Program-program perbaikan penghasilan (income)
Berhubungan dengan penyediaan jaminan dan bantuan finansil; tunjangan
pengangguran,, asuransi sosial, pensiun, bantuan korban bencana,bantuan
kelauarga miskin dan sebagainya.
Program-program pelayanan sosial
Bentuk pelayanannya berupa: (1)terapi,pertolongan,rehabilitasi,(2) pelayan
sosialisasi dan pengembangan, (3) pelayanan penjangkauan/acces,rujukan.
Administrasi kesejahteraan sosial.
Terutama ditujukan untuk mencapai pelaksanaan pelayanan yang efisien
dan efektif sehingga dapat mewujudkan kebijakan-kebijakan sosial yang
bermutu tinggi, serta responsif terhadap masalah-masalah sosial.
Aksi sosial
Upaya untuk mempengaruhi perbaikan dan perubahan sosial; advocacy,
dan dukungan; seperti dalam berhubungan dengan perburuhan anak, upah
minimum,perawatan kesehatan mental,kesehatan lingkungan dan perumah,
pelayanan bagi anak nakal,undang-undang perkawinan dan perceraian,dsb.
18
KULIAH 6
19
Pekerjaan Sosial
Beberapa faktor  untuk mendefinisikan tentang Pekerjaan Sosial :




Di dalam setiap situasi pertolongan, pekerja sosial berkepentingan untuk
memberikan fasilitas agar terjadi perubahan yang direncanakan.
Pekerja sosial berusaha membantu orang atau institusi sosial (keluarga,
kelompok, organisasi dan komuniti) memperbaiki dan menangani
keberfungsian sosial.
Konsep-konsep teori sistem dipergunakan oleh pekerja sosial untuk
membantu orang agar dapat berinteraksi secara lebih efektif dengan
lingkungan sosialnya.
Di dalam membantu orang mecapai tujuan dan memperbaiki fungsi
sosialnya, maka pekerja sosial harus mampu memberikan bantuan guna
memperoleh sumber-sumber yang dibutuhkan.
20
Max Siporin
“Social work is defined as a social institutional method of helping people to
prevent and resolve their social problems, to restore and enhance their
social functioning”. (1975)
…sebagai suatu metode institusi sosial untuk membantu orang mencegah
dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkat
kan keberfungsian sosial mereka.
Alen Pincus dan Anne Minahan
“Social work is concerned with the interactions between people and their
social environment which affect the ability of people to accomplish their life
task, alleviate distress, and realize their aspirations and values”. (1973)
…berkepentingan dengan permasalahan interaksi antara orang dengan
lingkungan sosialnya, sehingga mereka mampu melasanakan tugas-tugas
kehidupan, mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai
mereka.
W. Friedlander dan Robert Z. Apte
“Social work is a professional service, based on scientific knowledge and
skill in human relations, which help individuals, groups, or communities
obtain social or personal satisfaction and independence”. (1980)
21
…merupakan suatu pelayanan profesional, yang prakteknya didasaran
kepada pengetahuan dan ketrampilan ilmiah tentang relasi manusia,
sehingga dapat membantu individu, kelompok, dan masyarakat mencapai
kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
Charles Zastrow
“Social work is the professional activity of helping individuals, groups, or
communities to enhance or restore their capacity for social functioning and
to create societal conditions favorable to their goals”. (1982)
… merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu,
kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki
kemampuan mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi
masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.
Rex A. Skidmore dan Milton G. Thackeray
“Social work seeks to enhance the social functioning of individuals, singly
and in groups, by activities focused upon their social relationship which
constitute the interaction between man his environment”.
…bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik
secara individual maupun kelompok, dimana kegiatannya difokuskan pada
relasi sosial mereka, khususnya interaksi manusia dengan lingkungannya.
22
Kesimpulan Pekerjaan Sosial
Pekejaan sosial merupakan kegiatan profesional.
Kegiatan tersebut berlandaskan kepada ilmu pengetahuan, ketrampilan,
dan nilai-nilai ilmiah.
Kegiatan ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Pekerjaan sosial adalah kegiatan pertolongan.
Orientasi pertolongan pekerjaan sosial dipusatkan kepada kepentingan
orang-orang yang ditolong (klien), untuk kepentingan pemecahan masalah
klien bukan kepentingan pekerja sosial.
Pekerja sosial selalu bekerja sama dengan klien, dan menuntut adanya
partisipasi aktif dari kliennya (perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian).
Klien yang dibantu pekerja sosial adalah baik individu maupun kolektivitas
(keluarga,klompok,organisasi dan masyarakat)yang tidak dapat berinteraksi
dengan lingkungannya, sehingga tidak mampu berfungsi sosial.
Menggunakan berbagai metode casework, social group work, community
development, community organization, serta metode bantu
Intervensi pekerjaan sosial diarahkan kepada klien dengan lingkungan
sosialnya.
23
Tujuan Pekerjaan Sosial
enhance the problem solving and coping capacities of people.
link people with systems that provide them with resources, services, and
opportunities.
Promote the effective and humane operation of the system.
Contribute to the evelopment and improvement of social policy.
(Pincus dan Minahan, 1973)
Pekerjaan sosial berusaha membantu orang agar mereka memahami
kondisi dan kenyataan yang dihadapi dengan cara meningkatkan
kemampuan, mengkaitkannya dengan sistem sumber dan mempengaruhi
kebijakan sosial
24
Kelompok Profesional Dalam Bidang Kesejahteraan
Sosial
Psikiatri
Pekerja Sosial
Psikolog
Dokter
Kesejahteraan
Sosial
Perawat
Guru
Pengacara
Perencana
Ahli Terapi
25
Komponen Profesi Pekerjaan Sosial

Asumsi-Asumsi Pekerjaan Sosia
1.
Pekerjaan sosial sama seperti yang lainnya mempunyai fungsi
memecahkan masalah (problem solving function)
Praktek pekerjaan sosial merupakan suatu seni yang dilandasi oleh
pengetahuan ilmiah, nilai, dan ketrampilan.
Pekerjaan sosial sebagai suatu profesi yang muncul dan terus
berkembang, karena mampu memenuhi kebutuhan orang dan
aspirasinya diakui masyarakat.
Pelaksanaan praktek pekerjaan sosial harus disesuaikan dengan
nilainilai masyarakat dimana praktek tersebut dilaksanakan.
Pengetahuan yang dipelukan untuk praktek pekerjaan sosial ditentukan
oleh tujuan, fungsi dan permasalahan yang dihadapi.
Internalisasi nilai dan pengetahuan profesional merupakan kebutuhan
vital bagi para pekerja sosial profesional.
Ketrampilan profesi pekerjaan sosial diekspresikan melalui kegiatankegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial profesional.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(Skidmore dan Thackeray,1982)
26
 Kerangka Profesi Pekerjaan Sosial
A. Kerangka Pengetahuan (Body of Knowledge)
Pekerja sosial di dalam memberikan pelayanan kepada klien harus
mempergunakan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah teruji
kevaliditasannya. Pengetahuan pada umumnya dihasilkan dari research
dan praktek yang sudah teruji ketepatan dan kebenarannya.
Pengetahuan Pekerjaan sosial dikelompokkan ke dalam 3 golongan :
a. Pengetahuan tentang klien, baik klien sebagai individu, kelompok,
maupun masyarakat.
b. Pengetahuan tentang lingkungan sosial, yaitu pengetahuan yang
berkaitan dengan masyarakat dan budaya (society and culture).
c. Pengetahuan tentang profesi pekerjaan sosial profesional, yang terdiri
dari pengetahuan tentang :
- diri sebagai seorang pekerja sosial (self)
- profesi
- intervensi
27
Kerangka Pengetahuan Pekerjaan sosial
Max Siporin
a. Teori kepribadian
b. Teori sosial, khususnya tentang kolektivitas, kebudayaan dan institusiinstitusi.
c. Teori sistem kesejahteraan sosial.
d. Teori praktek pekerjaan sosial.
Dean H. Hepworth dan Jo ann Larsen
a.
Human Behavior in the Social Environment (Tingkah Laku Manusia di dalam
Lingkungan sosial).
- pertumbuhan dan perkembangan manusia
- pemasalahan yang dilalami manusia
- sumber-sumber dan kebutuhan yang diperlukan dalam setiap tahap
perkembangan.
- interaksi antara individu dengan lingkungannya.
- kekuatan dan motivasi manusia.
- faktor-faktor ang perlu dikembangkan.
- peencanaan dan pelaksanaan program-program yang efektif.
28
B. Social Polcy (Kebijakan Sosial)
Pengetahuan tentang:
- perumusan kebijakan sosial yang berkaitan sistem pelayanan, baik
dari
pemerintah maupun swasta.
- misi dan etika profesi dalam hal kebijakan sosial.
- partisipasi pekerja sosial dalam memanfaatkan dan mengembangkan
kebikajan sosial guna meingkatkan fungsionalitas individu, kelompok dan
masyarakat.
- komitment pekerjaan sosial terhadap keadilan sosial.
- permasalahan kesjahteraan sosial.
- ketimpangan distribusi/akses/kesempatan,sumber,barang,pelayanan yang
diperoleh kelompok minoritas, atau kelompok yang kurang beruntung.
C. Social Work Methods
Pengetahuan tentang :
- cara-cara untuk meningkatkan keberfungsian sosial kliennya.
- proses pemecahan masalah.
- peranan-peranan yang dilaksanakan pekerja sosial dalam proses
pemecahan.
- interview, negosiasi, dan interaksi.
- pemahaman permasalahan manusia dan penggalian/pemanfaatan sistem
sumber.
29
d. Research (Penelitian)
Pengetahuan tentang pola-pola penelitian baik kwalitatif maupun kwantitatif.
Charles Zastrow
a. General Social work Knowledge:
1. Social Policy and Services
2. Human Behavior and the Social environment
3. Methods of Social work Practice
b. Knowledge about a Specific Practice Field
c. Knowledge about a Specific Agency
d. Knowledge about Each Client
30
KULIAH 7
31
B. Kerangka Nilai Pekerjaan Sosial (Body 0f Value)
Pekerka sosial di dalam melaksanakan tugas-tugasnya selalu dipengaruhi oleh nilainilai :
a. Nilai pribadi pekerja sosial (personal velues).
b. Nilai profesi pekerjaan sosial (profession values).
c. Nilai klien atau kelompok klien (the values of a client or client group).
d. Nilai masyarakat (the values of the larger cociety).
Elemen-elemen Nilai dalam Praktek Pekerjaan Sosial
a. Societal values (nilai masyarakat)
b. Code of Ethic, Rumusan/tuntutan tentang perilaku yang dianggap baik dan perlu
ditunjukkan oleh anggota profesi dalam tugas-tugasnya.
Tujuan dan fungsi kode etik:
1. melindungi reputasi profesi
2. meningkatkan kompetensi dan kesadaran tanggung jawab dalam praktek.
3. melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak kompeten.
c. Agency purpose
d. Theory
32
Prinsip-prinsip Pekerjaan Sosial
 Individualization
 Purposeful expression on feeling
 Controlled emotional involvement
 Acceptance
 Nonjudmental attitude
 Self determination
 Confidentiality
(Piccard, 1979)
Friedlander, 1977.
 The principle of acceptence
 The principle of communication
 The principle of individualization
 The principle of participation
 The principle of confidentiality
 The principle of case worker self awereness.
33
C. Kerangka Ketrampilan Pekerjaan Sosial (Body of Skills)
Ketrampilan merupakan komponen penting dalam kerangka referensi
Pekerjaaan sosial, sebab ketrampilan pada prinsipnya merupakan alat
untuk memadukan antara kerangka pengetahuan dan kerangka nilai.
Ketrampilan-ketrampilan dasar :
a. Ketrampilan memberikan pertolongan dasar.
b. Ketrampilan melakukan perjanjian/engangement.
c. Ketrampilan melakukan observasi.
d. Ketampilan berkomunikasi.
e. Ketrampilan empati.
Alat untuk meningkatkan ketrampilan pekerjaan sosial :
a. Pencatatan kasus
b. Supervisi
c. Konperensi penanganan kasus
d. Pembahasan ulang dan evaluasi
e. Konsultasi
34
Persinggungan dalam Bidang Pekerjaan Sosial
di Lembaga Pelayanan Sosial
Rohaniawan
Pendidik
Pekerjaan Sosial
Budayawan
Dokter
Psykolog
35
Persinggungan dalam Bidang Pekerjaan Sosial
di Masyarakat (Komunitas)
Antropolog
Ekonom
Sosiolog
Pekerjaan Sosial
Masyarakat
Lawyer
Engenering
36
Fungsi dan Tujuan Kesejahteraan Sosial
 Tujuan Kesejahteraan sosial
Pada dasarnya tujuan kesejahteraan sosial adalah :
Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik, menggali sumber-sumber
daya,meningkatkan dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan yang memungkinkan bagi setiap warga
negara untuk mengadakan usaha dan memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, baik
perorangan, keluarga, kelompok, maupun komunitas masyarakat, dengan menjunjung
tinggi hak azasi manusia serta nilai budaya sosial setempat. Terwujud dari :
1. Meningkat dan berkembangnya kualitas kehidupan yang layak dan bemartabat.
2. Meningkatnya prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial.
3. Semakin melembaganya usaha kesejahteraan sosial yang mampu menjangkau sasaran
program yang lebih luas.
4. Terpelihara dan berkembangnya sistem nilai sosial budaya, tercermin pada semangat
kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial, kesadaran dan tanggungjaab sosial dalam
masyarakat.
37
Schneiderman :
Tujuan utama dari sistm kesejahteraan sosial adalah :
system maintenance
System control
System change
System Maintenance: pemeliharaan dan menjaga kesinambungan atau kelangsungan
keberadaan serta tatanan nilai-nilai sosial budaya.
System Control : mengadakan kontrol secara efektif terhadap perilaku yang tidak
sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.
System Change : mengadakan perubahan ke arah berkembangnya suatu sistem yang
lebih baik dan efektif bagi anggota masyarakat.
Terwujudnya tujuan perlu disusun berbagai program dan kegiatan yang disebut
Usaha Kesejahteraan Sosial (semua upaya, program, dan kegiatan yang
ditujukan mewujudkan,membina,memelihara, memulihkan,dan mengembangkan
kesejahteraan sosial ).
38
Fungsi Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial mempunyai fungsi khusus untuk mengatasi masalah yang ada
kaitannya dengan penyesuaian-penyesuaian sosial dan relasi-relasi sosial.
Kesejahteraan sosial berfungsi sebagai reorganisasi dari adanya disorganisasi.
Kesejahteraan sosial berfungsi sebagai penunjang pembangunan bidang-bidang
lainya.
PBB
1. Perbaikan secara progresif daripada kondisi-kondisi kehidupan manusia.
2. Pengembangan sumber-sumber daya manusia.
3. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri.
4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan
pembangunan.
5. Penyediaan struktur institusional untuk berfungsinya pelayanan-pelayanan yang
terorganisasi lainnya.
Umumnya:
1. Fungsi Pencegahan (preventif)
2. Fungsi Penyembuhan dan pemulihan (curatif dan rehabilitatif)
3. Fungsi Pengembangan (developmental)
4. Fungsi Penunjang (suportif)
39

Karakteristik/Kriteria Kesejahteraan Sosial sebagai Institusi
(Wilensky dan Leboux)
• Ideological Base
• Formal Organization
• Absence of Profit Motive
• Concern with Human Needs
• Socially Sanctioned Purposes and Methodes; Accountablity
Ideological Base
Kesejahteraan sosial sebagai lembaga didasarkan orientasi nilai dan interes.
Terdapat nilai yang dijunjung tinggi sebagai dasar dalam menyelenggarakan
kegiatan, seperti per UU an, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai sosial, nilai-nilai
keagamaan.
contoh : Pancasila, UUD, UU RI, PP, gotong-royong, kesetia kawanan sosial, hak
azasi manusia, Surat-susrat Al Qur’an, dsb.
Formal Organization
Kegiatan kesejahteraan sosial merupakan suatu organisasi formal yang terdiri dari
sub sistem dimana masing-masing melaksanakan kegiatan secara terkoordinir dan
terintegratif dalam pencapaian tujuan. Organisasi formal ini baik diselenggarakan
oleh pemerintah, swasta, lembaga sosial, maupun organisasi sosial.
40
Absence of profit motive
Tidak ada motiv untuk mencari keuntungan sebagai tujuan yang menonjol,
melainkan untuk membantu, menolong melalui pelayanan-pelayanan sosial
maupun untuk memberdayakan atau mengembangkan potensi diri melalui
program-rogram kesejahteraan sosial.
Concern with Human Needs
Kegiatan dari organisasi formal ini berhubungan langsung dengan konsumsi
kebutuhan-kebutuhan manusia, baik secara fisik mental maupun sosial; yang
mempunyai efek terhadap kesejahteraan dan kesehatan individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat pada umumnya.
Socially Sanctioned Purposes and Methodes; Accountablity
Organisasi formal tersebut mendapatkan dukungan dari lingkungan atau
mayarakat; dimana dalam proses baik secara metodologi dan tujuannya dapat
dipertanggung jawabkan kepada yang memberikan dukungan (pemerintah,
swasta, Organisasi Sosial, Lembaga Sosial).
41
Sistem Sumber sebagai Sistem Pertolongan
Pekerjaan Sosial merupakan suatu profesi pertolongan, yang ditujukan untuk
membantu orang (individu maupun kolektif) meningkatkan dan
memperbaiki keberfungsian sosial (social functioning).
Keberfungsian Sosial berkaitan dengan interaksi antara orang dengan
lingkungan sosialnya. Dalam melaksanakan social functioning,orang
dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada di dalam dirinya
maupun yang ada di lingkungannya.
Keberfungsian sosial dipandang sebagai:

kemampuan untuk melaksanakan peranan sosial

Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

Kemampuan untuk memecahkan permasalahan sosial yang dialami
42
Fungsi utama Pekerjaan Sosial adalah :
1. Membantu orang meningkatkan dan menggunakan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan memecahkan masalah yang mereka
alami.
2. Mengkaitkan orang dengan sistem sumber
3. Memberikan fasilitas interaksi dengan sistem sumber
4. Memberikan fasilitas interaksi di dalam sistem sumber
5. Memeratakan atau menyalurkan sumber-sumber material
6. Mempengaruhi kebijakan sosial
7. Memberikan pelayanan sebagai pelaksana kontrol sosial
Sistem Sumber




Sumber internal dan eksternal
Sumber offisial/formal dan sumber non-offisial/non-formal
Sumber manusia dan non manusia
Sumber kemasyarakatan
43
Download