1 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKTUAL MODEL BASED

advertisement
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKTUAL MODEL BASED LEARNING
DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN PKn PERAN AKTIF INDONESIA
DI ASEAN BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER II SDN 2 DOROAMPEL SUMBERGEMPOL
TAHUN 2014/2015
SUDARWATI, S.Pd.*)
NIP. 19630306 198303 2 010
*)
Guru SDN 2 Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung
ABSTRAK
Dalam rangka memahami sesuatu dengan baik kita perlu mndengar, melihat,
mengajukan pertanyaan sesuatu tersebut dengan membahasnya dengan orang
lain. Bukan hanya itu, tapi perlu mengerjakannya yakni penggambaran sesuatu
dngan cara mreka sendiri, menunjukkan contohnya, mempraktekkan keterampilan
dan mengerjakan tugas mnuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka
dapatkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Untuk mengetahui
pembelajaran kontekstual model problem Based Learning dapat meningkatkan
prestasi PKn pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. (2) Untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual model problem Based Learning
dalam meningkatkan motivasi, minat, perhatian dan partisipasi belajar PKn pada
siswa Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten
Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015. Hipotesis penelitian ini adalah jika
metode pembelajaran kontekstual model problem Based Learning diterapkan
dalam proses pembelajaran maka hasil belajar PKn Kerja Sama Negara Asia
Tenggara siswa Kelas V SDN 2 Doroampel Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung
akan meningkat. Penelitian ini menggunakan tindakan sebaanyak 2 siklus. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan, pengamatan, refleksi
dan refisi. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN 2 Doroampel Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun 2014/2015. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang diperoleh dari
hasil observasi, wawancara, angket dan tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai
ketuntasan tes awal 63,83 %, tes siklus I 78,72 %, dan tes Siklus II 93,62 %.
Terjadinya peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I dan Siklus II karena penerapan
pendekatan kontekstual model based learning dalam pembelajaran. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan dengan model pembelajaran
based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn peran aktif Indonesia di
ASEAN bagi siswa Kelas VI SDN 2 Doroampel Sumbergempol Tulungagung.
Kata Kunci: Peningkatan, Pemahaman, Kontekstual Model Based Learning
A. PENDAHULUAN
perumusan tujuan instruksional khusus,
Latar Belakang Masalah
sebab dalam kegiatan belajar mengajar
Metode
mengajar
yang
guru
bukan semata persoalan menceritakan.
gunakan dalam setiap kali pertemuan
Belajar bukanlah konsekuensi otomatis
bukanlah asal pakai, tetapi setelah me-
dari perenungan informasi ke dalam
lalui seleksi yang berkesesuaian dengan
benak siswa. Belajar memerlukan ke1
terlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”
Penjelasan dan pemeragaan semata tidak
yakni menggambarkan sesuatu dengan
akan membuahkan hasil kerja yang
cara
langgeng. Yang bisa membuahkan hasil
contohnya,
belajar yang langgeng hanyalah kegiatan
keterampilan dan mengerjakan tugas
belajar aktif.
yang menuntut pengetahuan yang telah
Tiap peserta didik khususnya siswa
mereka
sendiri,
mencoba
menunjukkan
mempraktekkan
atau harus mereka dapatkan.
Kelas VI SDN 2 Doroampel mempunyai
Dengan
menyadari
gejala-gejala
tingkat kematangan yang berbeda. Ke-
atau kenyatan tersebut di atas, maka
matangan sangat mempengaruhi daya
dalam penelitian ini penulis mengambil
tangkap siswa dalam menerima pelajaran
judul
khususnya PKn. Dalam memilih metode
Kontekstual Model Based Learning dapat
pembelajaran,
mem-
Meningkatkan Pemahaman PKn Peran
perhatikan mental, kecerdasan, situasi
Aktif Indonesia di ASEAN bagi Siswa Kelas
dan kondisi siswa. Oleh karena itu guru
VI
memilih
pendekatan
Sumbergempol Tahun 2014/2015”.
dengan
menggunakan
guru
harus
pembelajaran
kenyataannya
Semester
II
SDN
Pembelajaran
2
Doroampel
pendekatan
metode diskusi dan tanya jawab. Namun
pada
“Penerapan
dalam
Rumusan Masalah
proses
Bertitik tolak dari latar belakang di
pembelajaran di kelas khususnya di Kelas
atas maka penulis merumuskan per-
VI SDN 2 Doroampel, banyak siswa yang
masalahannya sebagai berikut:
prestasi hasil belajarnya menurun karena
1. Apakah
penerapan
siswa merasa jenuh, kurang berminat
kontekstual
dalam kegiatan pembelajaran dan siswa
Learning dapat meningkatkan prestasi
merasa kurang diperhatikan oleh guru
dan motivasi belajar siswa terhadap
karena
materi pelajaran PKn pada siswa Kelas
guru
lebih
terfokus
pada
beberapa siswa yang aktif saja.
harus mengerjakan banyak tugas. Mereka
menggunakan
gagasan,
Based
mengkaji
pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimanakah
pengaruh
pem-
belajaran kontekstual model problem
menerapkan apa yang mereka pelajari.
Based Learning dalam meningkatkan
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
motivasi,
bersemangat dan penuh gairah.
partisipasi belajar PKn pada siswa
bisa
masalah
Sumbergempol Tulungagung tahun
dan
Untuk
memecahkan
otak,
problem
VI SD Negeri 2 Doroampel Kecamatan
Agar belajar menjadi aktif siswa
harus
model
pembelajaran
mempelajari
minat,
perhatian
dan
sesuatu
Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel
yang baik, kita perlu mendengar, melihat,
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten
mengajukan pertanyaan tentangnya dan
Tulungagung
membahasnya dengan orang lain. Bukan
2014/2015?
tahun
pelajaran
2
Tujuan Penelitian
model
Berdasarkan permasalahan seperti
pembelajaran
meningkatkan
yang
dapat
penguasaan
materi
tersebut di atas maka tujuan penelitian
kegiatan PKn kepada siswa. Dari pe-
ini adalah sebagai berikut
ngalaman tersebut diharapkan guru
1. Untuk
mengetahui
kontekstual
model
pembelajaran
mengembangkan
prestasi
Based
siswanya untuk menerapkan pada
Learning dapat meningkatkan prestasi
pokok bahasa lain. Selain itu juga
PKn pada siswa Kelas VI SD Negeri 2
dapat menularkan pengalaman yang
Doroampel
diperolehnya ini kepada guru yang
Kec.
Tulungagung
problem
dapat
Sumbergempol
tahun
pelajaran
2014/2015.
2. Untuk
lain.
2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian
mengetahui
pembelajaran
pengaruh
kontekstual
ini
model
dapat
dipergunakan
masukan dalam perumusan kebijakan
problem Based Learning dalam me-
dalam
upaya
ningkatkan motivasi, minat, perhatian
didikan
di
dan partisipasi belajar PKn pada siswa
Kewarganegaraan.
Kelas VI SD Negeri 2 Doroampel Kec.
sebagai
3. Bagi
siswa,
meningkatkan
bidang
pen-
Pendidikan
penggunaan
metode
Sumbergempol Tulungagung tahun
kontekstual model based learning ini
pelajaran 2014/2015.
dapat lebih menyenangkan,
men-
dorong,
siswa
Hipotesis Penelitian
dan
membiasakan
untuk belajar mandiri, tidak ber-
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
gantung kepada guru, dan siswa
jika metode pembelajaran kontekstual
dapat mengembangkan daya nalar
model
dan kreativitas dalam belajar.
problem
Based
Learning
diterapkan dalam proses pembelajaran
maka hasil belajar PKn Peran Aktif
B.
Indonesia di ASEAN bagi siswa Kelas V
Sekitar Motivasi
SDN 2 Doroampel Kec. Sumbergempol
1. Pengertian Motivasi
Kab. Tulungagung akan meningkat
KAJIAN PUSTAKA
Motivasi adalah salah satu faktor
penting
Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini
yang
dapat
mempengaruhi
proses belajar seseorang. Mc. Donald
diharapkan
dalam A.Tabrani Rusyan, mengatakan: “
dapat memberikan kontribusi pada pem-
Motivasion is an energy change whitin the
belajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
person caraterized by affective arousal
Kontribusi yang diberikan dalam hal ini
and
adalah sebagai berikut:
(Motivasi adalah perubahan energi dalam
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat
diri seseorang yang ditandai dengan
dipergunakan untuk mengembangkan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk
anticipatory
goal
reactions.”
3
mencapai tujuan).
tidak dapat ditawar lagi bagi setiap
Menurut Winkel (Hardianto:1987) “
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
individu untuk memberikan dorongan
dalam beraktifitas.
penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan
kegiatan
yang
yang penting maupun yang kurang
menimbulkan
kelangsungan
ke-
penting, yang berbahaya maupun yang
giatan belajar dan memberikan arah
tidak mengandung resiko, selalu ada
kegiatan belajar itu”. Motivasi adalah
motivasinya. Juga dalam soal belajar,
penggerak tingkah laku kearah suatu
motivasi itu sangat penting. Motivasi
tujuan dengan didasari adanya suatu
adalah syarat mutlak untuk belajar. Di
kebutuhan. Melihat beberapa pendapat
sekolah sering kali terdapat anak malas,
dari para pakar tersebut dapatlah ditarik
tidak menyenangkan, suka membolos,
kesimpulan
dan sebagainya. Dalam hal demikian
bahwa
belajar,
Jadi apa yang diperbuat manusia,
dari
pada
dasarnya
motivasi adalah dorongan dasar yang
berarti
menggerakkan seseorang dalam ber-
memberikan motivasi yang tepat untuk
tingkah laku untuk mewujudkan sesuatu
mendorong agar ia bekerja dengan
secara nyata dari apa yang telah menjadi
segenap tenaga dan pikirannya.
dorongan dalam kata batinnya yang
sangat
kuat
ataupun
guru
tidak
berhasil
Dalam hubungan ini perlu diingat,
lemah
bahwa nilai buruk pada mata pelajaran
sekalipun. Oleh karena itu perbuatan
tertentu belum tentu berarti anak itu
seseorang yang didasari atas motivasi
bodoh terhadap suatu pelajaran itu.
tertentu
Sering kali terjadi seseorang anak malas
mengandung
yang
bahwa
tema
sesuai
dengan dorongan yang timbul karena
terhadap
tingkah laku dan kegiatannya.
sangat giat dalam mata pelajaran yang
Sering dalam kegiatan belajar di
mata
pelajaran
itu,
tetapi
lain. Banyak bakat anak tidak ber-
kelas kita ditemukan suatu reaksi yang
kembang
karena
tidak
diperolehnya
berbeda terhadap berbagai tugas dan
motivasi yang tepat. Jika seseorang
materi pelajaran yang diberikan kepada
mendapat motivasi yang tepat, maka
siswa, ada yang tertarik dan menyenangi
lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga
topik pelajaran yang dikenalnya, ada juga
tercapai hasil-hasil yang semula tiada
yang menerima dengan perasaan pasrah
terduga.
dan terpaksa, tetapi juga ada yang ingin
2.
Motivasi Belajar
unggul dalam seluruh kegiatan yang
Kegiatan dapat terlaksana pertama-
bercorak intelektual maupun ketrampilan
tama harus ada dorongan untuk me-
yang menuntut daya abstrak atau daya
laksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain
analisis yang tinggi dan ini merupakan
untuk dapat melakukan sesuatu harus
variasi hasil motivasi secara utuh.Motivasi
ada motivasi. Begitu juga keadaan dalam
hendaknya merupakan kebutuhan yang
proses belajar atau pendidikan. Peserta
4
didik harus mempunyai motivasi untuk
rupakan beban dari siswa sendiri akan
mengikuti kegiatan belajar atau pen-
menimbulkan minat yang lebih besar
didikan yang sedang berlangsung. Hanya
untuk melaksanakan tugas-tugas yang
apabila mempunyai motivasi yang kuat,
dipaksakan dari luar. Jadi motivasi
peserta
menunjukkan
instrinksik itu timbul tanpa adanya
minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya
pengaruh dari diri siswa. Motivasi ini
dalam mengikuti kegiatan belajar atau
ada dalam diri anak sendiri yang
pendidikan yang dilaksanakan.
dapat
didik
akan
berguna
bagi
kegiatan
Ada dua motivasi yang harus dimiliki
belajarnya. Motivasi ini dapat timbul
peserta didik, yaitu motivasi internal dan
karena adanya suatu kebutuhan. Hal
motivasi
motivasi
ini dapat menjadi pendorong bagi
internal berarti bahwa peserta didik
anak untuk berbuat dan berusaha
menyadari bahwa kegiatan pendidikan
memenuhi kebutuhan itu. Misalnya
yang
anak
eksternal.
sedang
baginya
Adanya
diikutinya
karena
sejalan
bermanfaat
dengan
ke-
berkeinginan
membuat data
yang dapat menimbulkan keinginan
butuhannya.
yang kuat untuk membuat tabel data
3.
Bagian-bagian Motivasi
sehingga dapat menjadi pendorong
Ada dua bagian, yaitu dalam (inter
bagi anak untuk lebih giat belajar.
component) dan luar (outer component).
Selain itu juga ada pengaruh tentang
Yang dalam ialah perubahan di dalam
kemajuannya
diri seseorang, keadaan mereka tidak
hasil prestasinya, anak akan tahu
puas, ketegangan psikologis. Yang luar
apakah ada kemajuan atau sebaliknya
adalah apa yang diinginkan seseorang,
akan mengalami kemunduran, se-
tujuan yang menjadi arah kelakuannya.
hingga hal ini akan menjadi pen-
Jadi yang dalam adalah kebutuhan-
dorong bagi anak untuk lebih giat
kebutuhan
belajar, contoh: Seorang siswa men-
yang
hendak
dipuaskan,
dari
mengetahui
sedangkan yang luar adalah tujuan yang
dapat
hendak dicapai.
pelajarannya dengan nilai kurang baik,
4.
hal ini akan mendorong siswa untuk
Sifat Motivasi.
nilai
dengan
salah
satu
Ada 2 (dua) sifat motivasi, yaitu:
belajar lebih giat lagi agar dapat
a. Intrinksik.
memperoleh nilai yang lebih tinggi,
Yaitu suatu motivasi yang berasal dari
selain itu juga adanya aspirasi untuk
dalam diri siswa atau individu lebih
mencapai cita-cita. Anak yang mem-
efektif dibandingkan dengan motivasi
punyai cita-cita akan menjadi tujuan
yang dilaksanakan dari luar, karena
hidupnya, sehingga dengan demikian
kepuasan individu sesuai dengan porsi
akan menjadi pendorong yang kuat
atau ukuran yang terdapat dalam diri
untuk kegiatan belajarnya.
siswa itu sendiri. Tugas yang me-
5
b. Ekstrinksik.
menurut
Sesuatu yang sifatnya dapat mem-
Sardiman,
dalam
Hardianto
(1987) menyebutkan hukuman adalah
besarkan hati sangatlah efektif, misalnya
sebagai
adalah suatu pujian. Pujian lebih bagus
Tetapi
dari pada hukuman, karena hukuman
bijaksana akan menjadi alat motivasi.
merupakan
Oleh
aktifitas
yang
bersifat
reinforcement
bila
diberikan
karena
itu
memahami
perbuatan.
untuk menerapkannya.
yang
datang
negatif.
secara
guru
menghakimi atau meng-hentikan suatu
Pujian
yang
prinsip-rinsip
tepat
seharusnya
yang
tepat
sebenarnya sangat dibutuhkan untuk
memotivasi belajar siswa. Misalnya saja
Project-Based
untuk
Berbasis Proyek/Tugas)
memperoleh
nilai
yang
lebih
tinggi, karena dorongan orang lain maka
Learning
Pengajaran
(Pengajaran
Berbasis proyek/tugas
minat untuk mem-peroleh nilai yang
terstruktur membutuhkan suatu pen-
lebih tinggi ter-sebut sangat menentukan
dekatan pengajaran komprehensif di-
semangat dari diri siswa. Jadi motivasi ini
mana lingkungan belajar siswa didesain
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
agar siswa dapat melakukan penyelidikan
situasi belajar, seperti bentuk pujian,
terhadap msalah-masalah autentik ter-
pemberian tanda penghormatan dan
masuk pendalaman materi suatu topik
suatu hukuman pada siswa. Hal-hal yang
mata pelajaran dan melaksanakan tugas
mempengaruhi
motivasi
bernama lainnya. Pendekatan ini mem-
ganjaran.
perkenalkan siswa untuk secara mandiri
timbulnya
ekstrinsik
misalnya
Ganjaran
adalah
representative
adalah
alat
yang
pendidikan
me-nyenangkan,
dalam
mengkonstruksikannya
produk
nyata
(Buck
institute
Education,
motivasi yang dapat menjadi pendorong
tugas/proyek
bagi anak untuk belajar lebih baik. Pada
lengkap,
dasarnya
ganjaran
kemudian diberikan bantuan secukupnya
menjadi
4
macam,
penghormatan,
dibedakan
yaitu
hadiah
dan
Siswa
for
bersifat positif dan juga merupakan alat
dapat
2001)
dalam
yang
tetapi
diberikan
kompleks,
sulit,
realistis/autentik
dan
pujian,
agar mereka dapat menyelesaikan tugas
tanda
mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit
penghargaan. Pemberian penghormatan
komponen-komponen
merupakan
kompleks yang padu suatu diharapkan
suatu
hal
yang
sangat
agar
dan
meraih
mampuan untuk menyelesaikan tugas
kemajuan diri sendiri maupun diri orang
kompleks tersebut). Prinsip ini digunakan
lain.
untuk
Jadi
penghormatan
untuk
pemberian
merupakan
tanda
alat
menjadi
tugas
penting bagi perkembangan pendidikan
per-tumbuhan
terwujud
suatu
menunjang
kelas
suatu
pemberian
seperti
ke-
tugas
kompleks
di
proyek,
pendorong yang sangat baik untuk
simulasi,
penyelidikan
mencapai tujuan. Sedangkan hukuman
menulis untuk disajikan kepada forum
masyarakat,
6
mendengar
tugas-tugas
yang
sesungguhnya
autentik
lainnya.
dan
umumnya, keanekaragaman menambah
Istilah
daya tarik tugas pekerjaan kelas dan
situated learning (Prawat, 1992)
di-
pekerjaan rumah siswa kemungkinan
gunakan untuk menggambarkan pem-
besar tetap terlibat dan mengerjakan
belajaran yang terjadi di dalam ke-
pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih
hidupan nyata, tugas-tugas outentik/asli
bervariasi dan manarik dari pada tindak
yang sebenarnya.
menonton. Guru yang efektif mengubah
Tidak memandang apakah suatu
panjang dan cara tugas yang diberikan di
tugas harus dikerjakan sebagai pekerjaan
samping
hakikat
kelas atau sebagai pekerjaan rumah,
strategi-strategi kognitif yang terlibat.
empat prinsip berikut ini membantu
Membaca dalam hati, laporan proyek-
siswa dalam perjalanan mereka menjadi
proyek
pembelajaran mandiri yang efektif.
multimedia
1.
Membuat tugas bermakna, jelas dan
macam
menantang
pekerjaan mandiri. Pilihan kemungkinan
Salah satu tantangan yang paling
tidak terbatas dan tidak ada alasan bagi
sukar yang dihadapi guru pada saat
guru untuk membuat jenis tugas yang
mereka menggunakan pekerjaan kelas
sama dari hari ke hari.
atau pekerjaan rumah adalah menjaga
3.
khusus
tugas
dan
belajar
bahan-bahan
menawarkan
cara
untuk
dan
berbagai
menyelesaikan
Menaruh perhatian pada tingkat
siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja
kesulitan
sendiri, sangat mudah bagi siswa untuk
Menetapkan tingkat kesulitan yang
kehilangan
minat
melakukan
cocok atas tugas-tugas yang diberikan
tindakan yang tidak relevan khususnya
kepada siswa merupakan suatu bahan
apabila tugas-tugas itu rutin.
baku
Kebanyakan
dan
guru
setuju
bahwa
penting
untuk
keterlibatan
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah
penyesuaian
mandiri dapat dipertahankan ketertiban
Apabila siswa diharapkan untuk bekerja
siswa memiliki tujuan yang jelas. Siswa
secara
perlu mengetahui dengan tepat apa yang
harusnya memiliki tingkat kesulitan yang
harus mereka kerjakan, mengapa mereka
menjamin kemungkinan berhasil tinggi.
mengerjakan pekerjaan itu. Siswa-siswa
Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-
itu tetap berada dalam tugas selama
tugas seperti sebagai pekerjaan yang
pekerjaan
kelas
tidak menantang. Pada umumnya tugas
pekerjaan
rumah
dan
menyelesaika
apabila
mereka
tugas-tugas
mandiri,
tugas
tersebut.
tersebut
se-
yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan
menyikapi tugas-tugas tersebut secara
cukup
bermakna.
memandangnya sebagai sesuatu yang
2.
Menganekaragamkan tugas-tugas
menantang namun cukup mudah se-
Sama
hingga
dengan
kehidupan
pada
sehingga
kebanyakan
kebanyakan
siswa
siswa
akan
7
menemukan
pemecahannya
dan
karena berusaha mengungkapkan gejala
mengerjakannya tugas tersebut atas jerih
secara keseluruhan sesuai dengan kontek
payah sendiri.
melalui
4.
Monitoring Kemajuan siswa
alami. Dengan peneliti sebagai instrumen
Akhirnya merupakan hal penting
utama serta lebih menonjolkan proses
bagi guru untuk memonitoring tugas-
dan makna dari sudut pandang subyek
tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan
yang diteliti.
pengumpulan
data
berlatar
rumah. Monitoring hendaknya meliputi
Alasan menggunakan pendekatan
pengecekan untuk mengetahui apakah
kualitatif sebab penulis ingin meng-
siswa memahami tugas mereka dan
ungkapkan secara langsung dan lengkap
proses-proses
tentang masalah yang sedang diteliti.
Monitoring
ngecekan
kognitif
ini
juga
pekerjaan
yang
terlibat.
termasuk
siswa
dan
pe-
Dengan penjelasan melalui kata-kata
pe-
akan
mudah
dipahami
dari
pada
ngembalian tugas dengan umpan balik.
penjelasan dengan angka-angka yang
Pada saat beberapa siswa diberikan
terjadi pada penelitian kuantitatif.
pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja
Pengungkapan
permasalahan
dengan siswa lain dianjurkan agar guru
dengan kata-kata akan menjadikan pe-
menyediakan waktu 5 atau 10 menit
mahaman
untuk berkeliling diantara siswa yang
terhadap suatu masalah. Dalam masalah
bekerja
untuk
penggunaan metode mengulang ucapan
mereka
memahami
memastikan
tugas
apakah
tersebut
yang
kata-kata
sulit
lebih
dalam
menyeluruh
pembelajaran
sebelum menangani siswa-siswa lain.
misalnya akan dapat dijelaskan secara
Apabila siswa bekerja dalam kelompok-
rinci untuk beberapa hal misalnya :
kelompok, maka guru hendaknya berada
1. Peneliti bertindak sebagai instrumen
dalam
kelompok-kelompok
secara
bergantian
diantara
siswa
dan
yang
tersebut
berkeliling
bekerja
secara
mandiri. Meskipun mengoreksi tugas
utama,
peneliti
bertindak
sebagai
pengumpul data, penganalisis data
dan terlibat langsung dalam proses
penelitian.
menghabiskan waktu, hendaknya guru
2. Data yang diperoleh akan dipaparkan
mengoreksi pekerjaan yang dibua siswa
sesuai apa yang terjadi di lapangan.
dan
Penulis tidak perlu mengemas data
mengembalikan
kepada
mereka
dengan umpan balik.
secara rumit, data kasar yang dialami
lebih mudah untuk dianalisis secara
C.
METODOLOGI PENELITIAN
kualitatif.
Pendekatan Penelitian
3. Hasil penelitian bersifat diskriptif, data
Dalam penelitian tindakan kelas ini
pendekatan
yang
digunakan
ialah
pendekatan kualitatif. Dikatakan kualitatif
yang
dikumpulkan
bukan
berupa
angka-angka tetapi berupa kata-kata
yang
menguraikan
data
secara
8
lengkap.
belajar mengajar.
4. Lebih mementingkan proses dari pada
c.
hasil, dalam penelitian ini yang di-
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja ini yang dipergunakan
utamakan ialah bagaimana agar guru
siswa
dapat
ngumpulan data hasil eksperimen.
menyampaikan
pelajaran
dengan mudah dan siswa menerima
pelajaran
dengan
jelas
d.
sehingga
untuk
membantu
proses
pe-
Lembar Observasi Kegiatan Belajar
Mengajar
prestasi belajarnya meningkat. Jika hal
a) Lembar observasi aktivitas guru
ini telah dilaksanakan maka penelitian
untuk mengamati aktivitas guru
dapat dinyatakan berhasil.
dalam pembelajaran.
5. Batas permasalahan ditentukan dalam
b) Lembar observasi aktivitas siswa
fokus penelitian, permasalahan tidak
untuk mengamati aktivitas siswa
terlalu luas, dan dapat dibahas dalam
pem-belajaran.
waktu yang relatif singkat misalnya
c) Persentase
cukup dalam dua siklus penelitian
observasi
aktivitas
guru dan siswa adalah:
saja.
6. Analisis data bersifat induktif, yakni
dari kesimpulan yang bersifat khusus
digeneralisasikan
pada
kesimpulan
yang bersifat umum.
Instrumen Penelitian
Instrumen
yang
digunakan
dalam
e.
Angket ini digunakan untuk me-
penelitian ini terdiri dari:
a.
ngetahui apakah siswa-siswa tersebut
Silabus
Yaitu
seperangkat
pengaturan
belajaran
Angket
tentang
pengelolaan
rencana
dan
kegiatan
pem-
kelas,
serta
menyenangi model pembelajaran yang
ditawarkan penulis.
penilaian hasil belajar.
b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Yaitu merupakan perangkat pem-
belajaran
yang
digunakan
sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan
disusun untuk tiap putaran. Masingmasing RPP berisi kompetensi dasar,
indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran
khusus,
dan
kegiatan
f.
Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan
pembelajaran
yang
akan
dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan
9
pemahaman konsep Bahasa Indonesia.
2.
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Tes formatif ini diberikan setiap akhir
Dalam Pembelajaran
putaran.
Berdasarkan analisa data, diperoleh
aktivitas
Penyiapan Partisipan
siswa
pembelajaran
Untuk menyamakan persepsi perihal
dalam
dalam
model
setiap
proses
based
siklus
learning
mengalami
penelitian, RPP, soal-soal tes, pemberian
peningkatan. Hal ini berdampak positif
skor atau nilai dan tentang persiapan
terhadap prestasi belajar siswa yaitu
kategorisasi
bersama
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya
partisipan melakukan diskusi. Partisipan
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus
dalam penelitian ini yaitu :
yang terus mengalami peningkatan. Hasil
1) Guru kelas yang mengajar kelas yang
observasi aktivitas guru siklus I 70,83%
maka
peneliti
diteliti
dan siklus II 87,50%. Pada akhirnya
2) Guru sukarelawan sebagai pengamat
dan penilai dalam penelitian
aktivitas
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
siswa
dalam
proses
pem-
belajaran dengan model based learning
pembelajaran
yang paling dominan adalah bekerja
model based learning memiliki dampak
dengan menggunakan alat atau media,
positif
mendengarkan
dalam
penelitian
aktivitas
ini
menunjukkan
hasil
pembelajaran
Berdasarkan analisa data, diperoleh
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui
dalam
tergolong sangat baik.
3.
1.
guru
bahwa
meningkatkan
prestasi
atau
guru,
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
penjelasan
semakin mantapnya pemahaman siswa
siswa/antara siswa dengan guru. Hasil
terhadap materi yang disampaikan guru
observasi aktivitas siswa tes akhir adalah
(ketuntasan belajar meningkat dari tes
96,25% jadi dapat dikatakan bahwa
awal, siklus I dan siklus II ) yaitu masing-
aktivitas
masing 59,46%, 75,68%, dan 91,89%.
sangat baik.
Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa
4.
secara klasikal telah tercapai, terlihat
I 1,28, dan siklus II 1,80, hal ini
seperti grafik di bawah ini.
menunjukkan dari tes awal hingga tes
siswa
dan
memperhatikan
dapat
diskusi
antar
dikategorikan
Data hasil angket respon siswa siklus
akhir mengalami peningkatan respon
siswa.
Pada
akhirnya
respon
siswa
terhadap kegiatan pembelajaran adalah
sangat positif.
10
PENUTUP
Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Data hasil kegiatan pembelajaran
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
yang telah dilakukan selama awal, siklus I,
proses belajar mengajar PKn lebih efektif
siklus II dan seluruh pembahasan serta
dan lebih memberikan hasil yang optimal
analisis
bagi siswa, maka disampaikan saran
yang
telah
dilakukan
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran
dengan
sebagai berikut :
menerapkan
1.
Diharapkan
untuk
melaksanakan
pendekatan pembelajaran kontekstual
pembelajaran dengan menerapkan
model
guru
pendekatan strategi pembelajaran
memiliki dapat meningkatkan prestasi
kontekstual model based learning,
belajar siswa yang ditandai dengan
untuk
peningkatan ketuntasan belajar siswa
pembelajaran
dalam setiap siklus, yaitu tes awal
ningkatkan
59,46%, Siklus I 75,68% , Siklus II
kegiatan PKn kepada siswa. Dari
91,89%. Data tersebut menunjukkan
pengalaman
bahwa
guru
based learning oleh
secara
klasikal
siswa
di-
nyatakan tuntas dalam pembelajaran.
mengembangkan
yang
model
dapat
penguasaan
tersebut
dapat
memateri
diharapkan
mengembangkan
prestasi siswanya untuk menerapkan
2. Data hasil observasi aktivitas guru
pada pokok bahasa lain. Selain itu
dalam pembelajaran yaitu siklus I
juga dapat menularkan pengalaman
70,83%, dan siklus II 87,50%. Pada
yang diperolehnya ini kepada guru
siklus II aktivitas guru dalam pem-
yang lain.
belajaran tergolong sangat baik.
2.
3. Hasil observasi aktivitas siswa mulai
awal
hingga
siklus
II
Dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa, guru hendaknya lebih
mengalami
sering
melatih
siswa
dengan
peningkatan yaitu 72,50%, 96,25%. Hal
kegiatan penemuan, walau dalam
ini pada akhirnya guru tergolong
taraf yang sederhana, dimana siswa
sangat
menerapkan
nantinya dapat menemukan pen-
pendekatan pembelajaran kontekstual
getahuan baru, memperoleh konsep
model based learning
dan ketrampilan, sehingga siswa
baik
dalam
B. Nilai rata-rata siswa secara klasikal
berhasil atau mampu memecahkan
dari tes awal 64,32, tes siklus I 74,46,
dan
tes
siklus
menunjukkan
hasil
dari
II
80,54.
adanya
nilai
Hal
ini
peningkatan
rata-rata
masalah-masalah yang dihadapi.
3.
Diharapkan
siswa
ningkatkan
prestasi
dapat
me-
belajar
dan
kelas.
melatih sikap sosial untuk saling
Sedangkan hasil nilai rata-rata tes
peduli terhadap keberhasilan siswa
awal, siklus I, dan siklus II adalah
lain dalam mencapai tujuan belajar.
73,11.
Penggunaan
metode
kontekstual
11
model based learning ini dapat lebih
menyenangkan,
mendorong,
dan
membiasakan siswa untuk belajar
mandiri, tidak bergantung kepada
guru,
dan
ngembangkan
siswa
dapat
me-
nalar
dan
daya
kreativitas dalam belajar.
F.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta. Rineksa
Margono, 1997. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta
Nur, Moh, 2001. Pemotivasian Siswa
Untuk Belajar. Surabaya University
press. Universitas Negeri Surabaya.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching
And Learning/CTL) dan penerapan
Dalam KBK: Universitas Negeri
Malang (UM Press).
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta
Bina Aksara PAU-PPAL, Universitas
Terbuka.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan
Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAL, Universitas Terbuka.
Sudikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian
Tindakan Kelas. Surabaya : Insan
Cendikia.
Surakhmad, winarto, 1990. Metode
Pengajaran Nasional. Bandung :
Jemmars.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi
Guru
Profesional.
Bandung.
Remaja Rosdakarya.
12
Download