KETIDAKNYAMANAN PADA SISTEM PENCERNAAN IBU HAMIL

advertisement
KETIDAKNYAMANAN PADA SISTEM PENCERNAAN IBU HAMIL
BERDASARKAN TRIMESTER KEHAMILAN DI BPM Hj. SITI ISTRI
MURTININGSIH DESA BABAT KECAMATAN BABAT
KABUPATEN LAMONGAN
Faizatul Ummah
ABSTRAK
Selama masa hamil, seringkali wanita mengeluhkan adanya ketidaknyamanan yang
dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Salah satu
ketidaknyamanan yang banyak dikeluhkan wanita hamil adalah ketidaknyamanan pada
sistem pencernaan. Hasil survei awal di BPM Hj. Siti Istri Murtiningsih, Amd.Keb Desa
Babat Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan didapatkan lebih dari sebagian ibu hamil
mengalami keluhan atau ketidaknyamanan pada sistem pencernaannya. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui ketidaknyamanan yang terjadi pada sistem pencernaan ibu hamil
trimester 1, trimester 2, dan trimester 3.
Desain penelitian adalah studi deskriptif. Populasi dan sampel penelitian adalah
seluruh ibu hamil di BPM Hj. Siti Istri Murtiningsih, Amd.Keb di Desa Babat Kecamatan
Babat Kabupaten Lamongan pada bulan Juni 2014 sebanyak 49 orang (exhaustive
sampling). Varibel yang diteliti yaitu ketidaknyamanan pada sistem pencernaan ibu hamil
trimester 1, 2, dan 3 yang meliputi mual muntah, gusi berdarah, heartburn, flatulen,
konstipasi dan hemoroid. Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur dan
lembar observasi , selanjutnya ditabulasi dan disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi
dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh ibu hamil trimester satu (85.71% )
mengalami keluhan mual muntah, hampir sebagian (28,57%) mengalami heartburn dan
sebagian kecil (masing-masing 7.14%) mengalami keluhan gusi berdarah, kembung,
konstipasi dan hemoroid. Pada ibu hamil trimester dua, sebagian besar (64.71%)
mengalami keluhan mual muntah, hampir sebagian (47.06%) mengalami konstipasi, dan
sebagian kecil (17.65%) mengalami keluhan gusi berdarah. Sedangkan pada ibu hamil
trimester tiga, hampir sebagian (44,44%) mengalami keluhan flatulen atau kembung,
hampir sebagian lagi (33.33%) mengalami heartburn dan konstipasi, dan sebagian kecil
(5.56%) mengalami hemoroid.
Melihat hasil penelitian ini, bidan atau petugas kesehatan harus mendengarkan dan
membicarakan keluhan ibu pada setiap kunjungan antenatal, membantu ibu mengatasi
keluhan atau ketidaknyamanan yang muncul dan meningkatkan kewaspadaan terhadap
munculnya tanda bahaya, meningkatkan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang
cara mengatasi ketidaknyamanan yang muncul dan mendeteksi adanya tanda bahaya atau
komplikasi kehamilan.
Kata Kunci : Kehamilan, ketidaknyamanan, Sistem Pencernaan.
Pendahuluan
Kehamilan merupakan suatu proses
yang fisiologis dan berkelanjutan, yakni
satu kesatuan mata rantai mulai dari
konsepsi, nidasi, adaptasi ibu terhadap
kehamilan, pemeliharaan kehamilan,
perubahan hormon sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi (Manuaba,
2007 ).
Selama kehamilan, tubuh wanita
mengalami perubahan fisiologis , bukan
hanya pada sistem reproduksi dan
payudara melainkan juga organ yang
lainnya, meliputi
perubahan pada
sistem pencernaan, perubahan sistem
Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan Di
Bpm Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
respirasi, traktur urinarius, sistem darah
dan sirkulasi darah, serta perubahan
fisiologis lainnya (Bobak, dkk, 2005 ).
Perubahan pada saluran pencernaan
wanita
hamil
memungkinkan
pengangkutan nutrient untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin. Namun
disamping manfaat tersebut diatas,
adanya perubahan fisiologis dapat
menimbulkan
keluhan
atau
ketidaknyamanan pada ibu hamil baik
pada trimester satu, trimester dua,
maupun trimester tiga.
Penelitian
di
Indonesia
menunjukkan bahwa 65% wanita hamil
di Indonesia mengeluhkan tentang
perubahan pada sistem pencernaan,
yang umumnya dikeluhkan adalah mual
muntah, konstipasi, kembung, dan gusi
berdarah. (Suririnah, 2005 ).
Hasil survei awal yang dilakukan
peneliti pada Desember 2013 di BPM
Hj. Siti Istri Murtiningsih, Amd.Keb
Desa
Babat
Kecamatan
Babat
Kabupaten Lamongan, dari 10 ibu
hamil terdapat 7 orang (70%)
mengalami
keluhan
atau
ketidaknyamanan
pada
sistem
pencernaannya dan 3 orang (30%) tidak
mengalami keluhan pada sistem
pencernaan. Dari hasil survei awal dapat
diketahui bahwa banyak ibu hamil yang
mengalami keluhan pada sistem
pencernaan.
Selama
kehamilan
kebutuhan
nutrisi ibu seperti vitamin dan mineral
meningkat sehingga intake makanan
juga harus meningkat. Akan tetapi
beberapa wanita hamil mengalami
penurunan nafsu makan dan mengalami
mual dan muntah (emesis gravidarum).
Mual dan muntah selama kehamilan
biasanya terjadi antara 4 sampai 8
minggu kehamilan dan terus berlanjut
hingga 14 sampai 16 minggu
kehamilan, setelah itu gejala biasanya
akan membaik. Namun pada kasus
tertentu bisa berlanjut hingga trimester
kedua bahkan ketiga, keadaan itu akan
menjadi berbahaya jika ibu hamil tidak
melakukan penanganan yang berakibat
bertambah parah sehingga akan menjadi
hyperemesis gravidarum. Penyebab
keluhan ini yang pasti belum
diketahui,tetapi mungkin berhubungan
dengan peningkatan hormone Human
Chorionic
Gonadotropin
termasuk
estrogen dan progesteron, relaksasi otot
polos, perubahan dalam metabolisme
karbohidrat, faktor mekanis dan alergis
(Pusdiknakes, 2003)
Keluhan
gusi berdarah dapat
disebabkan karena peningkatan hormon
estrogen
yang
menyebabkan
peningkatan aliran darah ke mulut
sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat
menimbulkan
gingivitis.Defisiensi
vitamin C juga dapat mengakibatkan
gusi bengkak dan mudah berdarah.
Keadaan gusi dapat kembali normal
pada awal masa puerperium. Hal ini
mendorong ibu untuk memperhatikan
perawatan gigi dan mulut (Varney,
2006 ).
Tonus pada sfingter esofagus
bagian bawah melemah di bawah
pengaruh
progesteron,
yang
menyebabkan relaksasi otot polos.
Penekanan
akibat
uterus
yang
diperburuk oleh hilangnya tonus
sfingter mengakibatkann refluks dan
nyeri ulu hati. Kerja progesteron pada
otot-otot polos menyebabkan lambung
hipotonus yang disertai penurunan
motilitas dan waktu pengosongan yang
memanjang. Semua perubahan yang
terjadi akibat progesteron ini dialami
seluruh saluran usus halus. Efek-efek
progesteron menjadi lebih jelas seiring
kemajuan kehamilan dan peningkatan
progesteron. Efek progesteron pada
usus halus adalah memperpanjang lama
SURYA
2
Vol.03, No.XIX, September 2014
Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan Di
Bpm Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
absorpsi nutrien, mineral dan obatobatan. Absorpsi ini juga meningkat
akibat hipertrofi villi duedonum yang
dapat meningkatkan kapasitas absorpsi.
Efek progesteron pada usus besar
menyebabkan konstipasi karena waktu
transit yang melambat membuat air
semakin banyak diabsorpsi dan
menyebabkan peningkatan flatulen
karena usus mengalami pergeseran
akibat pembesaran uterus (Varney,
2006).
Perubahan pada lambung dan
esophagus wanita hamil yakni lambung
memproduksi asam hidroklorik lebih
tinggi terutama pada trimester pertama
kehamilan. Pada umumnya keasaman
lambung menurun dan produksi hormon
gastrin meningkat secara signifikan
mengakibatkan peningkatan volume
lambung dan penurunan PH lambung.
Produksi gastrik berupa mukus dapat
mengalami peningkatan. Peristaltik
esofagus
menurun,
menyebabkan
refluks atau relaksasi cardiac sphincter.
Gastrik reflux lebih banyak terjadi pada
kehamilan lanjut karena elevasi
lambung akibat pembesaran uterus.
Aliran darah ke panggul dan
tekanan vena meningkat, menyebabkan
terbentuknya hemoroid pada akhir
kehamilan.
Ketidaknyamanan
ini
pada
umumnya merupakan ketidaknyamanan
yang normal dan tidak mengancam
keselamatan jiwa ibu, namun dapat
sangat menjemukan dan menyulitkan
ibu hamil. Pada sebagian wanita hamil
perubahan
yang
terjadi
ini
menyebabkan kekhawatiran yang berat
bahkan menyebabkan kecemasan yang
akan berdampak pada kehamilan ibu
maupun janin.
Sebagai seorang Bidan atau tenaga
kesehatan, harus mendengarkan keluhan
ibu, membicarakan tentang berbagai
SURYA
macam keluhannya dan membantu
mencari cara untuk mengatasinya
sehingga
ibu
dapat
menikmati
kehamilannya. Disamping itu, penting
bagi bidan dan ibu hamil untuk dapat
membedakan antara ketidaknyamanan
normal dengan tanda bahaya atau
komplikasi kehamilan. Oleh karena itu,
bidan dan petugas kesehatan lainnya
untuk melakukan deteksi dini terhadap
munculnya keluhan ibu hamil pada
setiap kunjungan dan memberikan
pendidikan
kesehatan
yang
berhubungan
dengan
perubahan
fisiologis, ketidaknyamanan dan tanda
bahaya pada kehamilan.
Hasil penelitian
1. Data Umum
Penelitian dilakukan di BPM Hj.
Siti Istri Murtiningsih, Amd.Keb Desa
Babat Kecamatan Babat Kabupaten
Lamongan pada bulan Mei sampai Juni
2014.
1) Karakteristik Subyek Penelitian
Berdasarkan Usia Kehamilan
Tabel 1 Distribusi Responden Menurut
Usia Kehamilan di BPM Hj.
Siti Istri Murtiningsih Desa
Babat Kecamatan BabatLamongan Tahun 2014.
Usia Kehamilan
Jumlah
%
0 – 14 minggu
14
28,57 %
(trimester 1)
≥ 14 – 28 minggu
17
34,70 %
(trimester 2)
≥
28
minggu
18
36,73 %
(trimester 3)
Total
49
100 %
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa
jumlah responden pada tiap trimester
hampir sama, yaitu trimester 3 sebanyak
18 responden (36,73%), trimester 2
sebanyak 17 responden (34,70 %) dan
trimester 1 sebanyak 14 responden
(28,57 %).
3
Vol.03, No.XIX, September 2014
Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan Di
Bpm Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
2.
Data Khusus
Data ini menunjukkan keluhan
atau ketidaknyamanan pada sistem
pencernaan ibu hamil berdasarkan
trimester kehamilan di BPM Hj. Siti
Istri
Murtiningsih
Desa
Babat
Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan
Tahun 2014.
1) Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil Trimester 1
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan ibu hamil trimester I yaitu
usia kehamilan kurang dari 14 minggu
sebanyak 14 orang, dan keluhan atau
ketidaknyamanan yang terjadi pada
sistem pencernaan ibu hamil trimester I
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 Distribusi Frekwensi
Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil
Trimester 1 di BPM Hj. Siti
Istri Murtiningsih Desa Babat
Kecamatan Babat - Lamongan
Tahun 2014.
Ketidaknyamanan Jumlah
%
Mual Muntah
12
85,71
Gusi Berdarah
1
7,14
Heartburn
4
28,57
7,14
Flatulen
1
7,14
Konstipasi
1
Hemoroid
1
7,14
Tabel 2 diatas menunjukkan
bahwa keluhan atau ketidaknyamanan
sistem pencernaan yang paling banyak
dialami oleh ibu hamil trimester 1
adalah mual muntah sebanyak 12 ibu
hamil (85,71%) .
2) Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil Trimester 2
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan ibu hamil trimester 2 yakni
usia kehamilan 14 sampai 28 minggu
SURYA
sebanyak 17 orang , dan keluhan atau
ketidaknyamanan yang terjadi pada
sistem pencernaan ibu hamil trimester 2
isajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3 Distribusi Frekwensi
Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil
Trimester 2 di BPM Hj. Siti
Istri Murtiningsih Desa Babat
Kecamatan Babat - Lamongan
Tahun 2014.
Ketidaknyamanan Jumlah
%
Mual Muntah
11
64,71
Gusi Berdarah
17,65
3
Heartburn
0
0
Flatulen
6
35,30
Konstipasi
8
47,06
Hemoroid
0
0
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa
keluhan atau ketidaknyamanan pada
sistem pencernaan ibu hamil trimester
dua yang paling banyak adalah mual
muntah yaitu sebanyak 11 orang
(64,71%).
3) Ketidaknyamanan pada
Sistem
Pencernaan Ibu Hamil Trimester 3
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan ibu hamil trimester 3 yaitu
usia kehamilan 28 minggu atau lebih
sebanyak
18
orang,
dan
ketidaknyamanan yang terjadi pada
sistem pencernaan ibu hamil trimester 3
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 Distribusi Frekwensi
Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil
Trimester 3 di BPM Hj. Siti
Istri Murtiningsih Desa Babat
Kecamatan Babat - Lamongan
Tahun 2014.
4
Vol.03, No.XIX, September 2014
Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan Di
Bpm Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
Ketidaknyamanan Jumlah
Mual Muntah
3
Gusi Berdarah
3
Heartburn
6
Flatulen
8
Konstipasi
6
Hemoroid
1
%
16,67
16,67
33,33
44,44
33,33
5,56
Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa
keluhan atau ketidaknyamanan sistem
pencernaan yang paling banyak dialami
oleh ibu hamil trimester 3 adalah
flatulen atau kembung yaitu sebanyak 8
orang (44,44%).
M,2009). Hal ini yang menyebabkan
keluhan mual muntah sering membaik
ketika kehamilan sudah memasuki
trimester kedua. Respon pusat mual
muntah di otak terhadap hormon
kehamilan
dan
pemicu
lainnya
mempengaruhi apakah seorang ibu
mengalami mual muntah atau tidak
serta derajat keparahannya.
Kadar stress telah cukup diketahui
bahwa berbagai jenis stress dapat
memicu kekacauan pencernaan, jadi
tidak mengherankan bahwa gejala mual
muntah ini cenderung lebih parah ketika
stress menyerang. Hal ini relevan
dengan hasil penelitian Merdekawati
(2009) di Pekanbaru, bahwa terdapat
hubungan antara tingkat stress dengan
tingkat
hiperemesis
gravidarum
(p=0.018). Keletihan fisik juga dapat
meningkatkan resiko mual muntah dan
memperparah gejalanya. Istirahat dan
rileks sangat membantu mangatasi mual
muntah.
Pembahasan
1. Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil Trimester I
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 2 diketahui bahwa keluhan atau
ketidaknyamanan sistem pencernaan
yang paling banyak dialami oleh ibu
hamil trimester 1 adalah mual muntah,
yaitu 85,71%. Data ini menunjukkan
bahwa hampir seluruh wanita hamil
trimester satu mengalami keluhan mual
muntah.
Menurut
Surririnah
(2005),
hampir 50-90% dari wanita hamil
mengalami mual muntah pada trimester
satu atau tiga bulan pertama kehamilan.
Murkoff (2006) mengatakan bahwa
faktor yang menyebabkan ibu hamil
mengalami mual muntah adalah kadar
hormon, respon pusat mual dan muntah
di otak terhadap hormon kehamilan dan
pemicu lainnya, kadar stress, keletihan.
Peningkatan hormon HCG diduga
sebagai pemicu terjadinya mual muntah
pada kehamilan. HCG ini diproduksi
oleh
trofoblast
setelah
terjadi
implantasi, kadarnya terus naik dan
mengalami penurunan setelah usia
kehamilan antara 10 dan 12 minggu,
yakni ketika produksi progesteron mulai
digantikan oleh placenta (Fraser, Diana
Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil Trimester 2
Berdasarkan
tabel
3
diatas
menunjukkan bahwa keluhan atau
ketidaknyamanan sistem pencernaan
yang paling banyak dialami oleh ibu
hamil
trimester dua adalah mual
muntah, yaitu 64,71%.
Data ini
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
hamil trimester dua megalami mual
muntah. Insiden mual muntah pada
trimester dua sudah
menurun
dibandingkan trimester satu.
Menurut Bobak (2005), nausea
(mual) dan vomitus (muntah) pada
trimester kedua lebih jarang dan nafsu
makan meningkat. Seperti dijelaskan
diatas, bahwa kadar Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) pada trimester
kedua kehamilan mulai menurun
sehingga tidak heran bila keluhan mual
SURYA
5
2.
Vol.03, No.XIX, September 2014
Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan Di
Bpm Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
muntah biasanya akan mereda dengan
sendirinya seiring bertambahnya usia
kehamilan. Penyebab lain dari mual
muntah pada kehamilan adalah akibat
perubahan metabolisme karbohidrat
(Pusdiknakes, 2003), keluhan ini akan
hilang
saat
terjadi
kompensasi
metabolisme glikogen dalam tubuh
yang umumnya mulai terjadi pada
trimester kedua.
3.
Ketidaknyamanan pada Sistem
Pencernaan Ibu Hamil Trimester 3
Berdasarkan
tabel
4
diatas
menunjukkan bahwa keluhan atau
ketidaknyamanan
yang
terbanyak
dialami oleh ibu hamil trimester tiga
adalah flatulen atau kembung yakni
sebanyak 44,44%.
Menurut
Surririnah
(2009),
kejadian kembung pada wanita hamil
hampir 30% terjadi pada kehamilan
trimester tiga.. Hal ini berawal dari
motilitas gastrointestinal yang menurun
menyebabkab terjadinya perlambatan
waktu
pengosongan
lambung,
menimbulkan
efek
peningkatan
progesterone pada relaksasi otot polos
dan penekanan uterus pada usus besar
(Murkoff, 2006). Sebenarnya perut
kembung pada ibu hamil adalah sesuatu
yang sangat wajar dan tidak perlu
dikhawatirkan. Perut kembung saat
hamil
disebabkan
bertambahnya
hormon progesteron dalam tubuh ibu.
Hormon ini akan membuat relaksasi
pada jaringan otot halus diseluruh tubuh
termasuk pada saluran pencernaan
sehingga sistem pencernaan dalam
tubuh berjalan dengan lambat dan tidak
teratur. Dari lambatnya pencernaan ini
mengakibatkan terkumpulnya gas dalam
saluran pencernaan. Kompresi dari
uterus yang membesar terhadap usus
besar juga menyebabkan konstipasi dan
meningkatkan akumulasi gas. Oleh
SURYA
karena itu keluhan kembung seringkali
terjadi pada trimester kedua dan ketiga
kehamilan.
Dengan melihat uraian diatas,
keluhan kembung dapat dicegah atau
paling tidak meringankan keluhan
tersebut dengan menghindari makanan
yang
banyak
mengandung
gas,
mengunyah makanan secara sempurna,
melakukan latihan atau senam secara
teratur, dan mempertahankan pola
kebiasaan buang air besar yang normal
(Pusdiknakes, 2003).
Penutup
1. Kesimpulan
1) Ketidaknyamanan
sistem
pencernaan pada ibu hamil
trimester satu yang paling banyak
adalah mual muntah yaitu hampir
seluruhnya atau 85,71%.
2) Ketidaknyamanan
sistem
pencernaan pada ibu hamil
trimester dua yang paling banyak
adalah mual muntah yaitu sebagian
besar atau 64,71%.
3) Ketidaknyamanan
sistem
pencernaan pada ibu hamil
trimester tiga yang paling banyak
adalah flatulen atau kembung, yaitu
hampir sebagian atau 44,44%.
2. Saran
Dari kesimpulan diatas, peneliti
dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1) Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai pendukung teori perubahan
fisiologis dan ketidaknyamanan ibu
hamil.
2) Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan
Lainnya
Diharapkan bidan atau petugas
kesehatan
lainnya
yang
memberikan
pelayanan
atau
6
Vol.03, No.XIX, September 2014
Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan Di
Bpm Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa Babat Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
perawatan
kehamilan
selalu
mendengarkan dan membicarakan
setiap keluhan ibu hamil pada
setiap kunjungan, serta berupaya
mengatasinya sehingga ibu dapat
menikmati kehamilannya dengan
nyaman. Disamping itu petugas
kesehatan
harus
mampu
membedakan
ketidaknyamanan
dengan tanda bahaya kehamilan
dan mengajarkan kepada ibu hamil
agar mampu mendeteksi secara dini
adanya
penyimpangan
atau
komplikasi kehamilan.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai data awal
maupun sumber teori mengenai
ketidaknyamanan
sistem
pencernaan selama kehamilan dan
diharapkan peneliti selanjutnya
meneliti tentang upaya untuk
mengatasi ketidaknyamanan pada
sistem pencernaan ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz
Alimul.
(2007).
Riset
Keperawatan
Dan
Teknik
Penelitian Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika
Merdekawati, Prima (2009). Hubungan
Tingkat Stress dengan Tingkat
Hiperemesis Gravidarum pada
Primigravida di Pekanbaru.
http://lib.unri.ac.id/skripsi/index.
php?p=show-detail&id=19514
diakses tanggal 6 Juli 2014.
Murkoff, Heidi. (2006). Kehamilan :
Apa Yang Anda Hadapi Bulan
Per Bulan. Jakarta : Arcan
Mutrhi, Bisma (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.
Yogyakarta
:
Universitas Gadjah Mada Press.
Prawirohardjo, Sarwono (2002). Ilmu
Kebidanan, Jakarta : YBP-SP
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO (2003),
Asuhan Antenatal, Buku 2,
Pusdiknakes, Jakarta
Saminen.
(2008).
Seri
Asuhan
Kebidanan Kehamilan Normal,
Jakarta : EGC
Suririnah. (2005). Mual muntah Awal
Kehamilan Masa Kehamilan..
www.infoibu.com.Diakses
tanggal 26 Februari 2013
dkk (2005).
Maternitas,
Suririnah.
(2009).
Buku
Pintar
Kesehatan
Kehamilan
dan
Persalinan.
PT.
Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Hidayat,
Ratna
(2007).
Asuhan
Keperawatan Pada Kehamilan
Fisiologis dan Patologis, Jakarta
: Salemba Medika
Saifuddin,
Abdul
Bari
(2008).
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawiroharjo
Manuaba,
IBG
(2007).
Ilmu
Kandungan,
Penyakit
Kandungan
dan
Keluarga
Berencana untuk Pendidikan
Bidan, Jakarta : BCG
Varney, Helen, (2006). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Volume 1.
Jakarta : EGC
SURYA
7
Bobak,
Lowdermilk
Keperawatan
Jakarta : EGC
Vol.03, No.XIX, September 2014
Download