Oil price decline

advertisement
Economic Commentary
QNB Economics
[email protected]
12 Juni 2016
Dampak stimulus China mendorong aktivitas namun juga
meningkatkan risiko?
Selama paruh kedua 2015, otoritas China merespon
perlambatan pertumbuhan dan aktivitas melalui
sejumlah langkah stimulus ekonomi. Berbagai
indikator menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi
China telah menunjukkan peningkatan sejak saat itu,
terutama di sektor industri. Namun, peningkatan
tersebut tidak hadir tanpa risiko, terutama terhadap
kenaikan tingkat utang dan harga properti. Selain itu,
stimulus tersebut tidak membantu penyeimbangan
ekonomi dari investasi dan menuju ke arah konsumsi
sejalan dengan strategi jangka panjang pemerintah
China.
Kegiatan bisnis di China mereda pada paruh pertama
di tahun 2015. Sebagai contoh, produksi industri
melambat dari 6,8% YoY pada bulan Juni 2015
menjadi 5,6% pada bulan Oktober 2015.
Menanggapi hal tersebut, otoritas China telah
mengambil sejumlah langkah moneter dan fiskal
untuk mendorong ekonomi. Dalam hal kebijakan
moneter, rasio cadangan wajib minimum untuk bank
telah pangkas sebanyak dua kali sejak Juni 2015 dari
18,5% menjadi 17,0%, membebaskan lebih banyak
dana perbankan untuk dipinjamkan. Suku bunga
pinjaman dan deposito dalam sistem perbankan juga
telah turun sekitar 0,7% sejak Juni 2015.
Dalam hal kebijakan fiskal, pemerintah China telah
menetapkan target ekspansi untuk tahun 2016. Pada
bulan Mei, investasi publik telah meningkat sebesar
23,7% sejak tahun sebelumnya. Baru-baru ini
pemerintah China telah mengeluarkan investasi
sebesar 4,7 triliun yuan (USD742 miliar) untuk
proyek infrastruktur transportasi dalam jangka waktu
tiga tahun ke depan.
Langkah-langkah stimulus pemerintah China telah
meningkatkan kegiatan ekonomi. Meskipun
pertumbuhan PDB terus mengalami sedikit
pelambatan selama kuartal pertama tahun 2016,
indikator kegiatan lain telah meningkat dalam
beberapa bulan terakhir. Pertama, Indeks Manajer
Pembelian (Purchasing Manager Index/PMI) telah
meningkat ke level di atas 50, yang menunjukkan
tanda adanya ekspansi, dari level 48 pada bulan
September tahun lalu. Kedua, produksi sektor
industri meningkat pada bulan Maret (6,8%) dan
April (6,0%). Terakhir, Perdana Menteri Li Keqiang,
pernah menyebut tiga indikator yang digunakan
sebagai tolok ukur aktivitas: konsumsi listrik, kargo
kereta api dan pinjaman bank. Ketiga tolok ukur ini
telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa
bulan terakhir.
Indeks Li Keqiang*
Sumber: China Electricity Council, China National Bureau of Statistics,
Peoples Bank of China and QNB Economics estimates
*Indeks konsumsi listrik, kargo kereta api dan pinjaman bank yang
dibuat dengan bobot yang sama
Sebagian besar data dari aktivitas yang mengalami
kenaikan berkaitan dengan sektor industri dan
manufaktur. Namun, indikator-indikator yang terkait
dengan konsumsi terus melemah. Pemulihan PMI
hampir semuanya berasal dari sektor manufaktur
(47,2 pada September 2015 dan meningkat hingga
49,7 pada Maret) sementara sektor jasa tetap stagnan.
Pertumbuhan dari penjualan ritel terus menurun
sejak bulan November. Indikator-indikator ini
menunjukkan bahwa meskipun stimulus pemerintah
telah mendorong aktivitas dalam jangka pendek, hal
ini dapat mengorbankan rencana jangka panjang
untuk
menyeimbangkan
ekonomi
menuju
peningkatkan konsumsi. Meskipun meningkatnya
industri manufaktur, kenyataan bahwa sektor jasa
mempunyai bagian yang lebih besar dalam PDB
dibandingkan industri lain, menunjukkan bahwa
PDB mungkin tidak akan mendapatkan keuntungan
secara signifikan dari peningkatan kegiatan
manufaktur baru-baru ini.
Hal 1 of 2
Economic Commentary
Risiko lain adalah bahwa pelonggaran kebijakan
moneter
pemerintah
dapat
menyebabkan
overheating di sektor real estate dengan mendorong
pinjaman untuk membeli properti. Langkah-langkah
tersebut mungkin telah membantu membalikkan
penurunan harga real estate – dimana rata-rata harga
rumah di 100 kota turun sebesar 4,5% YoY pada
bulan April 2015, namun kemudian kembali naik
sebesar 10,3% dalam kurun waktu setahun
menjelang Mei 2016. Sementara kenaikan harga
rumah dapat membantu mendorong aktivitas dalam
jangka pendek, hal tersebut juga dapat menyebabkan
peningkatan risiko ketidakstabilan keuangan.
Peningkatan atas tingkat utang juga merupakan
risiko yang lain. Ukuran terbesar untuk utang bagi
ekonomi China naik sebesar 210% terhadap PDB
pada kuartal pertama tahun 2016 dari 204% pada
QNB Economics
[email protected]
12 Juni 2016
kuartal keempat di 2015. Ini merupakan peningkatan
utang yang tinggi dan merupakan jumlah yang tinggi
untuk pasar negara berkembang. Masalah utang ini
diperburuk oleh pelonggaran kebijakan moneter dan
investasi pemerintah yang lebih tinggi, yang
sebagian dibiayai dengan pinjaman.
Sebagai kesimpulan, China telah memberikan
stimulus yang besar untuk perekonomian mereka
selama satu tahun terakhir, yang mana telah
membantu
mengatasi
perlambatan
dan
meningkatkan aktivitas di beberapa sektor. Namun,
stimulus tersebut juga memicu risiko ekonomi dan
tidak sejalan dengan rencana jangka panjang
pembangunan ekonomi China.
QNB Economics Team:
Ziad Daoud
Acting Head of Economics
+974-4453-4642
Rory Fyfe*
Senior Economist
+974-4453-4643
Ali Jaffery
Economist
+974-4453-4423
Hamda Al-Thani
Economist
+974-4453-4642
Rim Mesraoua
Research Analyst
+974-4453-4642
* Corresponding author
Disclaimer dan Pemberitahuan Hak Cipta: QNB Group tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul dari
penggunaan laporan ini. Pendapat yang diungkapkan, kecuali telah ditentukan sebelumnya, adalah pendapat analis atau penulis saja. Setiap keputusan
investasi harus tergantung pada keadaan individual investor dan berdasarkan pada saran investasi khusus. Laporan ini didistribusikan secara gratis dan tidak
dapat direproduksi secara keseluruhan atau sebagian tanpa izin dari QNB Group.
Hal 2 of 2
Download