- Jurnal Kommas

advertisement
JURNAL
Konstruksi Realitas Infotainment
(Studi Komparasi Media Tentang Konstruksi Realitas Infotainment Dalam
Kasus Pelecehan Seksual Saipul Jamil di Program Acara Entertainment News
NET TV dan GO SPOT RCTI)
Disusun Oleh:
LILIANA ISNAINI
D0212060
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
KONSTRUKSI REALITAS INFOTAINMENT
(Studi Komparasi Media Tentang Konstruksi Realitas Infotainment Dalam
Kasus Pelecehan Seksual Saipul Jamil di Program Acara Entertainment News
NET TV dan Go Spot RCTI)
Liliana Isnaini
Mursito BM
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Infotainment is a program that fulfills the function of mass media is
entertainment and information. The news raised infotainment also about the life of a
celebrity. One case that attracted the attention of the public is a case of sexual abuse
committed Saipul Jamil emerging from March to July 2016.
The news of the mass media has its own reality. The mass media not only
preach facts or information that is true, but also build their own reality. In the
construction of reality, there are things that made it stand out those that made a run.
And as the program that also informed news, infotainment also can not escape the
reality construction.
Entertainment News NET TV and GO SPOT RCTI is an example of
infotainment programs on private television in Indonesia. Two infotainment alike
reported a case of sexual harassment Saipul Jamil. The preaching of the two
infotainment will be analyzed using analytical techniques framing. The research
method used is descriptive qualitative, which aims to determine how the construction
of reality in reporting cases of sexual abuse Saipul Jamil in the event program
Entertainment News NET TV and GO SPOT RCTI.
This study uses the framing analysis method Robert N. Entman by dividing
into 4 structural analysis is the Define Problems (Defining the problem), Diagnose
Causes (Estimating the problem or source of the problem), Make Moral Judgement
(Making moral decisions), Treatment Recommendation (Emphasizing settlement).
The result of this research is both Infotainment see Saipul Jamil Sexial
Assault case as law volation. GO SPOT also added as moral problme that create
create victim’s trauma. Both Infotainment constructing Saipul Jamil as the offneder
of the sexual assault case. Both Entertainment News and GO SPOT pictures Saipul
Jamil as an individual who is sincere and enjoying the process of his case.
Keyword: Reality Construction, Infotainment, Framing
1
3
Pendahuluan
Infotainment adalah salah satu program dari Televisi yang banyak
bermunculan di televisi-televisi swasta. Infotainment adalah info entertainment yang
bisa kita artikan sebagai informasi tentang dunia selebritis atau hal yang menyangkut
hiburan.Menurut Dermest, Infotainment merupakan konten atau program media yang
tetap didasarkan pada informasi dengan tetap mengandung hiburan dengan tujuan
meningkatkan popularitas di antara penonton dan konsumen. (Syahputra, 2013: 94).
Infotainment sering disebut soft jurnalism, jenis jurnalisme yang menawarkan beritaberita sensasional, lebih personal, dengan para penghibur sebagai perhatian
liputan(Mursito, 2012:161). Infotainment berisi informasi terkait dunia artis, musik,
pergelaran acara, dan lain-lain.
Dalam sehari,tayanganInfotainment bisa menghabiskan waktu hingga 60
menit rutin setiap hari dalam seminggu. Dimulai dari jam 05.30, program
Infotainment Go Spot dari RCTI hingga jam 21.00 yaitu Xtra Seleb dari Trans TV.
Total tayangan Infotainment setiap harinya mencapai 20 program dan akan bertambah
ketika akhir pekan. Durasi yang dihabiskan juga beragam, mulai dari 30 menit hingga
60 menit. Banyaknya jam tayang Infotainment ini tidak bisa lepas dari Infotainment
sebagai program acara yang mementingkan kepentingan perusahaan. Infotainment
adalah program acara yang dinilai dapat menaikkan rattingdan share dari stasiun
Televisi.
Maka
dari
itu,
Infotainment
berbeda
dengan
program
acara
berita.Infotainment, selain menyampaikan informasi, juga mengemas informasi
tersebut semenarik mungkin.Bahkan tak sedikit yang melebih-lebihkan dan berujung
pada fitnah.
Permasalahan pelecehan seksual pada kalangan selebriti ini menjadi topik
hangat
di
awal
tahun
2016.
Beberapa
nama
selebriti
menjadi
kejaran
infotainment,salah satunya adalah Saipul Jamil. Saipul Jamil adalah seorang penyanyi
dangdut yang banyak diidolakan kaum wanita.Saipul selalu menjadi sorotan
Infotainmentt. Mulai dari pernikahannya dengan sesama penyanyi dangdut,Dewi
Perssik,yang berakhiri cerai. Kemudian kisah rumah tangganya dengan Alm.
4
Virginia. Hingga pada tahun 2016, artis ini dilaporkan atas tuduhan pelecehan seksual
anak dibawah umur.Isu ini menjadi daya tarik Infotainment untuk terus
memberitakannya.Pemberitaan yang dimulai bulan Maret 2016 masih bisa kita temui
perkembangannya hingga bulan Mei 2016.
Pelecehan seksual adalah isu yang sensitif yang selalu menjadi perhatian
masyarakat.Apalagi, jika pelaku adalah seorang public figure yang dinilai sebagai
panutan dan idola masyarakat.Kasus Saipul Jamil ini memang menarik, karena
banyak hal yang diangkat oleh Infotainment.Banyak infotainment yang mengangkat
kasus ini sebagai headline.Informasi yang diangkatpun tidak hanya soal kasus hukum
saja tetapi juga sampai dengan kehidupan pribadi Saipul Jamil.Dalam pemberitaan
kasus ini, Infotainment tidak hanya sebagai media penyampai pesan tetapi juga
sebagai media yang mengiring isu tertentu ke masyarakat.
Program Infotainment memberitakan kasus ini dengan gayanya masingmasing. Ada yang menganggap kasus ini penting dan bisa menaikkan ratting dengan
memberitakannya terus menerus. Ada pula yang tidak memberitakan kasus ini secara
terus menerus karena tidak terlalu mementingkan ratting. Entertainment News NET
TV dan Go Spot RCTI merupakan program acara Infotainmentt yang tak luput untuk
memberitakan kasus Saipul Jamil ini. Kedua Infotainmentt ini adalah nominasi
program acara Infotainmentt Terbaik versi KPI Award tahun 2015.Entertainment
News adalah program acara dari NET TV yang tayang dua kali dalam sehari yaitu di
siang dan sore hari.Program acara ini memiliki tagline yaitu “No Gossip”. Go Spot
adalah program acara dari stasiun televisi RCTI dengan tagline “Kisah Seputar Orang
Ternama” yang tayang setiap pagi hari.Dua program acara ini mempunyai gaya yang
berbeda dalam pengemasannya. Dalam situs Youtube Entertainment News, program
acara ini hanya menayangkan kasus Saipul Jamil 5 Video saja.Sedangkan, Go Spot
RCTI memiliki 3 video tentang Saipul Jamil di akun Youtube. Dalam satu topik
masalah yang sama, dua Infotainment ini dapat memberitakannya dengan cara yang
berbeda.
5
Perbedaan pemberitaan ini dikarenakan konstruksi berita oleh media.Sebuah
berita merupakan realitas media yang telah dikonstruksikan oleh media. Sebaran
kosntruksi realitas dilakukan oleh media massa salah satunya adalah televisi. Dalam
televisi, konstruksi diterima oleh masyarakat secara langsung.Masyarakat tidak bisa
menolak konstruksi tersebut karena sifat televisi yang satu arah.Oleh karena itu
menarik jika kita melihat bagaimana suatu program acara yang menyampaikan suatu
informasi mengkonstruksikan sebuah realita.Penulis tertarik untuk meneliti tentang
konstruksi realitas yang dibingkai oleh Entertainment News NET TV dan GO SPOT
RCTI dengan kasus pelecehan seksual Saipul Jamil.Kasus ini, menurut penulis
mempunyai pengaruh ke masyarakat.Selain itu, dalam kasus ini muncul dua pihak
yaitu pihak korban dan Saipul Jamil.Infotainment bisa memberatkan satu pihak atau
bisa berimbang.Pembingkaian yang berbeda ini menjadi alasan kenapa penulis
mengambil penelitian tentang kasus pelecehan seksual Saipul Jamil.Karena
kecenderungan dan konstruksi realita yang dibuat media dapat mempengaruhi
masyarakat. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan analisis Framing untuk
membedah konstruksi realitas dalam pemberitaan kasus Saipul Jamil ini.
Menurut Eriyanto (Eriyanto, 2004:3). Analisis framing secara sederhana dapat
digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor,
kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Yang menjadi titik persoalan dalam
analisis framing adalah bagaimana suatu realita/peristiwa diberitakan oleh media atau
bagaimana media memberitakan peristiwa tersebut. Dalam analisis ini,benar atau
tidaknya media memberitakan suatu peristiwa bukan menjadi titik perhatian. Dalam
konsep Framing kita akan menemukan bagaimana media menseleksi informasi
dengan menonjolkan atau mengaburkan suatu informasi.
Dari uraian tersebut tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
konstruksi realitas Infotainment dengan membandingkan pemberitaan kasus
pelecehan seksual Saipul Jamil oleh Entertainmen News NET TV dan GO SPOT
RCTI. Konstruksi realitas dilihat dari bagaimana pembingkaian kasus Saipul Jamil
oleh dua infotainment tersebut menggunakan analisis Framing.
6
Rumusan Masalah
Bagaimana konstruksi realitas yang dibentuk program acara Entertainment News
NET TV dan GO SPOT RCTI dalam kasus pelecehan seksual Saipul Jamil?
Telaah Pustaka
Televisi sebagai Media Massa
Komunikasi sebagai aktivitas penyampaian pesan mempunyai banyak
bentuknya salah satunya adalah Komunikasi Massa. Dalam komunikasi massa,
penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dibantu oleh media. De Fleur &
Mc Quails mendefiniskan komunikasi massa sebagai suatu proses komunikasi yang
menggunakan media untuk menyalurkan pesan-pesan secara luas. Dan, menciptakan
makna-makna secara terus menerus. Dengan harapan, dapat mempengaruhi khalayak
yang besar dengan berbagai cara.
Dalam komunikasi massa, media sebagai organisasi memproduksi informasi
atau fakta menjadi berita yang disebarluaskan ke masyarakat. Menurut Stephen W.
Littlejohn (dalam Mursito,2013: 17)
Komunikasi Massa adalah suatu proses dengan mana organisasi-organisasi media
memproduksi dan mentransmisikan pesan-pesan kepada publik yang besar, dan
proses dimana pesan-pesan itu dicari, digunakan, dimengerti, dan dipengaruhi oleh
audiens. Little John juga menjabarkan fungsi Komunikasi Massa yakni; Pengawasan
lingkungan, Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan, dan
Transmisi warisan sosial dari suatu suatu generasi ke generasi berikutnya. Dan
ditambah fungsi hiburan(Mursito, 2006: 16).
Baudrillard mempunyai pendapatnya sendiri tentang televisi. Menurut dai,
dalam wacana televisi, penonton dengan demikian tak lebih dari sekumpulan
mayoritas yang bungkam. (dalam Medhy Aginta Hidayat,2012: 143). Baudrillard
melihat bahwa fungsi televisi sebagai salah satu media massaadalah membangun atau
7
mengkreasi modernitas atas kesadaran manusia modern melalui citra dan imaji.
Rutinitas televisi yang melakukan simulasi justru memunculkan realitas yang
mendeterminasi kesadaran sosial.Determinasi kesadaran sosial melalui berbagai
realitas yang hadir di televisi itulah yang disebut dengan hyper-reality (Baudrillard,
dalam Iswandi Syahputra, 2013:78).
Dengan desakan makna informasi dan tranparasi, masyarakat kita telah
melampui ambang batas, menuju keadaan ekstasi permanen: ekstasi sosial (massa),
ekstasi tubuh (kegemukan), ekstasi seks (kecabulan), ekstasi kekerasan, serta ekstasi
informasi (simulasi) (Baudrillard, dalam Medhy Aginta Hidayat,2012: 144). Realitas
Televisi atau realitas media adalah pengkonstrusian oleh kepentingan politik,
teknologi, komdifikasi, dan konteks lainnya sehingga pada tampilan realitas media
akan berbeda dengan realitas empirik (peristiwa yang terjadi sebenarnya).
Berita dan Konstruksi Realita
Jurnalistik adalah salah satu ilmu yang digunakan untuk melakukan
komunikasi melalui media massa dengan cara mengumpulkan, mengolah, dan
menjadikan fakta menjadi berita (Mursito, 2013:62). Berita merupakan hasil
konstruksi dari media massa. Ketika kita membaca berita berarti kita bukan membaca
peristiwa yang terjadi sebenarnya tetapi membaca sebuah realita yang dibangun oleh
media.
Yang utama adalah, fakta dalam suatu peristiwa diseleksi oleh apa yang
dikenal sebagai news value, yakni fakta-fakta yang diamsusikan wartawan bernilai
bagi publik (Mursito, 2012:111). Nilai berita (news value) penting dalam sebuah
berita. Mursito BM dalam bukunya Jurnalistik Komprehensif, merinci nilai berita
yang ada dalam suatu peristiwa yaitu Significance(penting), Magnitude (besaran),
Timeliness (waktu;aktualitas), Proximity (dekat), Prominence (tenar), Human Interest
(manusiawi).
8
Konstruksi Realita timbul karena pandangan konstruksionis dalam melihat
berita.Dalam pandangan konstruksionis, fakta adalah sebuah konstruksi atas realitas
dan media merupakan agen konstruksi.Karena itu, berita menurut pandangan
konstruksionis bukan cermina realitas tetapi sebuah konstruksi atas realitas.Menurut
pandangan konstruksionis, berita adalah subjekif dan tidak bisa lepas dari opini
wartawan.Dalam pandangan konstruksionis, nilai, etika, opini, dan ekberpihakan
wartawan merupakan bagian dari produksi berita.Sehingga dalam penelitian
konstruksionis, keberpihakan dan subjektifitas dari peneliti tidak bisa dipisahkan. Ini
membuat, hasil dari peneliti akan berbeda walaupun memiliki objek yang sama.
Pandangan ini berbeda dengan pandangan positivis yang melihat fakta dan berita
sebaliknya.Pandangan positivis melihat berita merupakan cerminan fakta yang riil,
bersifat objektif. Pada penelitian positivis, peneliti memiliki hasil yang sama dengan
peneliti yang lain karena subjektifitas dihilangkan.
Dalam teori Peter L. Berger dan Luckman tentang konstruksi sosial atas
realitas menjelaskan bahwa ada 3 proses yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan
internalisasi. Konstruksi sosial menurut Peter L. Berger dan Luckman adalah suatu
proses sosial dari individu ke individu lainnya di masyarakat. Teori Peter L. Berger
dan Luckman ini dikritik oleh Burhan Bungin dalam bukunya, Konstruksi Sosial
Media Massa, dimana Burhan melihat kurang dicantumkan media sebagai variabel
yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas. Menurut Burhan, konstruksi
sosial atas realitas ini berproses lama, karena itu ditambahkan kelebihan media massa
yang memperbaiki kelemahan konstruksi realitas ini. Burhan melengkapi konstruksi
sosial atas realitas dengan menambahkannya menjadi konstruksi sosial media massa.
Konstruksi sosial media massa memiliki beberapa proses yaitu tahap menyiapkan
materi, tahap sebaran konstruksi, tahap pembentukan konstruksi realitas, dan tahap
konfirmasi.
Yang paling berperan dalam konstruksi
media
adalah
komunikator
profesional, yakni “orang-orang media” itu sendiri atau institusi lain yang
9
membentuk pesan dalam suatu format yang dapat ditransmisikan melalui media
massa (Mursito, 2012:113). Orang-orang media itu adalah reporter,wartawan, editor,
produser, dan para spesialis di bidangnya yang bisa disebut gatekeeper. Gate keeper
inilah yang mengawasi produksi berita. Konstruksi Realitas media ini sejalan dengan
Teori isi berita oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996), dalam
Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content.Teori ini
menjelaskan pengaruh internal dan eksternal dalam pemberitaan media. Pamela dan
Reese membagi 5 level pengaruh isi media yaitu, pengaruh dari individu pekerja
media ( individual level), pengaruh dari rutinitas media (media routines level),
pengaruh dari organisasi media ( organizational level), pengaruh dari luar media
(outside media level), dan yang terakhir adalah pengaruh ideologi.
Infotainment
Infotainment
merupakan
kata
bentukan
baru
yang
menggabungkan
information dan entertainment.Infotainment menurut Dermest, merupakan konten
atau program media yang tetap didasarkan pada informasi dengan tetap mengandung
hiburan dengan tujuan meningkatkan popularitas di antara penonton dan konsumen
(Syahputra, 2013:94).Iswandi juga menambahkan bahwa Istilah Infotainment
merupakan simbol kepedulian sekaligus kritik bahwa jurnalisme beralih dari medium
yang menyampaikan informasi serius tentang isu yang mempengaruhi interest
(kepentingan) publik, menjadi suatu bentuk hiburan yang berisi fakta yang segar dan
bersifat menghibur. Menurut Dudi Iman Hartono, Infotainment terkenal dengan
tayangan yang menyebarkan gosip atau informasi yang tidak bisa dibuktikan
kebenarannya. Di Infotainment, yang banyak terjadi adalah, pertama,tayangan berita
yang dimilki memiliki kandungan news value tetapi sebenarnya tidak fit to
print;kedua, tayangan yang tidak memenuhi syarat, baik dilihat dari kriteria news
value maupun fit to print (Mursito BM,2012:169).
10
Munculnya infotainment seiring dengan berkembangnya yellow journalism di
Inggris dan Amerika.Yellow Journalism sendiri adalah jenis jurnalistik yang
menekankan pada sensasi. Anwar Fuadi dalam jurnalnya Legal Protection To The
Infotainment Of Press Development In Indonesia, menjelaskan tentang perkembangan
yellow journalism di Indonesia yaitu sebagai inovasi media untuk bertahan dari krisis.
Yellow Journalism menurut Anwar masih seperti negara lain dimana masih
mengutamakan sensasional yang mengacu pada kehidupan pribadi selebritis,
politikus, dan publik figur yang kaya maupun terkenal.
Perkembangan Infotainment di Indonesia sangat pesat.dalam jurnal Legal
Protection To The Infotainment Of Press Development In Indonesia,Anwar Fuady
menyimpulkan bahwa pada periodeJanuari-Agustus 2007, infotainment memiliki 210
episode per minggu atau 15 jam sehari. Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) mencatat bahwa pada tahun 2002 frekuensi infotainment hanya sebanyak 24
episode per minggu atau tiga episode per hari yang ditayangkan 10 stasiun televisi
swasta di negeri ini.Perkembangan infotainment ini tidak bisa lepas dari kepentingan
pemilik media untuk kepentingan pasar. Dengan kata lain, infotainment digunakans
sebagai media pengendali pasar.Di Infotainment, ada hubungan kuat antara media
dan selebritis.Dudi Imam merinci bahwa di program Infotainment terdapat nilai berita
yang dianggap layak, yaitu Ekslusifitas, Ketokohan, Proksimitas, Dramatisasi, Ironi,
Misteri,Trend, Unik, Pertama kali terjadi (Dudi Imam, 2012:4). Penampilan dari
narasumber atau hal ini adalah selebritis juga diperhatikan dan menjadi pertimbangan.
Selain itu, W. Lance Bennett (2005) di Jurnalnya, News as Reality TV: Election
Coverage and the Democratization of Truth, Critical Studies in Media
Communication, menambahkan bahwa isi infotainment berisi tentang banyak hal
yang populer, menimbulkan ketakutan pada kesehatan dan kejahatan, kehidupan
selebritis, kamera tersembusi, majalah berita yang membuat garis antara berita keras
dan infotainment semakin tidak jelas.
11
Selebritis
Selebritis berasal dari kata Bahasa Inggris, yaitu orang terkenal atau
masyur.Beberapa profesi bisa disebut Selebritis.Seperti, bintang film atau aktor yang
bermain di dalam sebuah film, pesinetron atau orang yang bermain sinetron, model
iklan, bahkan hingga pendakwah bisa disebut selebritis apabila mereka terkenal di
masyarakat.Selebritis mempunyai peranan penting di kehidupan masyarakat.Karena
setiap aktifitas dan kehidupannya selalu disorot publik, selebritis seakan menjadi
contoh bagi masyarakat.Apa yang mereka lakukan dianggap sebagai justifikasi,
pengesahan perilaku orang yang menyaksikan. Selebritis adalah reference group,
kelompok yang dijadikan rujukan.(Solihin, 2002:113).
Analisis Framing
Analisis Framing adalah analisis tentang bagaimana suatu media membingkai
suatu topik atau informasi.Karena pengaruh ideologi, setiap media dapat membingkai
beritanya dengan berbeda, sehingga bisa disebut media mengkonstruksikan realitas.
Eriyanto menjelaskan dalam bukunya Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan
Politik Media (2004:3) Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai
analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa
saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses
konstruksi.
Menurut Entman (dalam Alex Sobur, 2012:172), framing dalam berita
dilakukan dengan empat cara, yakni: pertama, pada identifikasi masalah (problem
identification), yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif
apa; kedua, pada identifikasi penyebab masalah (causal interpretation), yaitu siapa
yang dianggap penyebab masalah; ketiga, pada evaluasi moral (moral evaluation),
yaitu penilaian atas penyebab masalah; dan keempat, saran penanggulangan masalah
(treatment recommendastion), yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan
kadang kala memprediksikan hasilnya.
12
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu analisis teks dengan
metode framing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan purposivesampling.Purposive Samplingini dipandang bahwa sumber
data yang dipilih memmiliki data yang penting yang berkaitan dengan
permasalahan.Teknik pengambilan sampel ini bukan untuk mengeneralisasikan tetapi
untuk memperoleh kedalaman studi dalam dalam suatu konteks. Peneliti mengambil
data primer dari akun youtube Entertainment News NET TV dan GO SPOT
RCTI.GO SPOT RCTI mempunyai 33 video pemberitaan, sedangkan Entertainment
News mempunyai 7 Video pemberitaan.Kemudian penulis memilih sampel yang
relevan sehingga didapatkan 4 video untuk Entertainmnent News dan 6 dari GO
SPOT RCTI. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah video tayangan
Entertainment News NET TV dan video tayangan Go Spot RCTI yang memuat kasus
Saipul Jamil yaitu pada bulan Februari-Maret 2016.Dalam penelitian ini juga
ditambahkan data sekunder sebagai data tambahan yaitu wawancara dengan produser
Entertainment News, Ratih Hana Mariah. Namun, didapati kesulitan bahwa sumber
lain yaitu wawancara dari pihak GO SPOT RCTI tidak bisa dipenuhi, sehingga hanya
bisa melengkapi data wawancara dari Entertainment News NET.
Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan perangkat model
Entman. Perangkat ini menggunakan empat struktur analisis dari Entmant yaitu
Define Problems (Pendefinisian masalah), Diagnose Causes (Memperkirakan
masalah atau sumber masalah), Make Moral Judgement (Membuat keputusan
moral),Treatment Recommendation (Menekankan penyelesaian). Dalam penelitian
ini diambil satu sebagai validasi data yaitu membandingkan hasil wawancara dengan
hasil pengamatan yang berkaitan dan didukung dengan kajian teori dari studi pustaka.
Analisis dan Sajian Data
13
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah video yang diunggah
oleh akun resmi kedua program acara ini di Yotube. Dalam kasus pelecehan seksual
ini, Entertainment News memiliki 7 video pemberitaan yang diupload di akun resmi
Entertainment News di You Tube. Dalam penelitian ini, diambil 4 video yang
memberitakan tentang kasus pelecehan seksual, sedangkan dua lainnya merupakan
pemberitaan lanjutan tentang kasus suap yang dilakukan pihak Saipul Jamil.
Sedangkan Go Spot RCTI, mempunyai 30 video pemberitaan yang diunggah akun
resmi Go Spot di You Tube. Dalam penelitian ini mengambil 6 video yang mewakili
pemberitaan kasus pelecehan seksual ini. Tabel 1.1 Video Pemberitaan Kasus Saipul
Jamil
Hari Pertama Ramadhan Iringi Sidang Entertainment News NET TV
Lanjutan Saipul Jamil
Saipul Jamil Sidang Putusan Saipul Entertainment News NET TV
Resmi 3 Tahun
Proses Sidang Tuntutan Saipul Jamil Entertainment News NET TV
Berlanjut
Sidang Lanjutan Pledoi
Entertainment News NET TV
Saipul Jamil Bertambah Lagi”
GO SPOT RCTI
“Saipul Jamil Dipenjara 7 Tahun”
GO SPOT RCTI
, “Saipul Jamil Pasrah Akan Diadili.”
GO SPOT RCTI
,”Rekonstruksi Saipul Jamil.”
GO SPOT RCTI
“Saipul Jamil Resmi Dipenjara.”
GO SPOT RCTI
Saipul Jamil Divonis 3 Tahun
GO SPOT RCTI
Sumber: youtube.com/gospot, youtube.com/enewsnettv
Dilihat dari analisis 4 video Entertainment News dan 6 video GO SPOT.Dapat
diambil kesimpulan bahwa Entertainment News membingkai kasus pelecehan seksual
Saipul Jamil ini sebagai masalah hukum. GO SPOT dan Entertainemnt News sama-
14
sama berusaha untuk cover both side, yang terlihat dari bagaimana kedua
Infotainment ini memilih narasumber yang berimbang yaitu dari pihak Saipul dan
Korban atau Jaksa. Dilihat dari sumber berita yang berasal dari ranah hukum, seperti
dari Kuasa Hukum Saipul Jamil, Jaksa Penuntut Umum, Hakim, dan Kuasa Hukum
Korban. Isi berita yang diangkat Entertainment News juga berkaitan tentang proses
hukum Saipul Jamil yaitu tentang Sidang Lanjutan Pledoi, Sidang Tuntutan, dan
Sidang Vonis. Sama halnya, dengan GO SPOT, yang juga membingkai kasus ini
sebagai masalah hukum dengan narasumber yang berasal dari ranah hukum dan isi
berita yang menceritakan tentang proses hukum Saipul Jamil bermula dari berkas
Saipul Jamil yang sudah diterima Kejaksaan, hingga sidang vonis Saipul Jamil.
Namun, pada pemberitaan “Korban Saipul Bertambah Lagi”, GO SPOT mengiring
masyarakat untuk melihat kasus ini sebagai masalah moral yang merugikan korban
dan membuat trauma. Narasumber yang diangkat pada episode ini berasal dari
keluarga dekat, KPAI, Kepolisian, Kuasa Hukum Korban dan Saipul Jamil yang
masing-masing menceritakan bagaimana keadaan Korban pasca kasus ini. Munculnya
laporan korban baru ditambah pernyataan kepolisian yang meyakinkan ada korban
tambahan membuat posisi Saipul lebih berat.Pada episode “Korban Saipul Bertambah
Lagi” GO SPOT membingkai masalah ini sebagai masalah moral dan pihak
Infotainment pun menggunakan kata-kata yang memberatkan posisi Saipul seperti
pada pernyataan dari Narator diawal pemberitaan berikut, “Nama tenar dan materi
yang melimpah, membuat Saipul jamil dan kuasa hukumnya terus bermanufer” yang
membuat Saipul seakan-akan memanfaatkan status selebritisnya dalam kasus ini.
Kemudian GO SPOT membandingkan posisi Saipul dengan Korban, seperti berikut
“Realita ini menjadi terasa sangat ironis/ mengingat nasib korban dalam hal ini
d.s.justru kian terbayangi trauma.” pernyataan ini jadi memberatkan posisi Saipul
Jamil yang disini digambarkan sebagai aktor kasus ini.Informasi lainnya dalam
episode ini, pihak kepolisian yakin bahwa ada korban tambahan yang disampaikan
Kompol Ari Cahya Nugraha seperti berikut, “Saya tidak bisa sampaikan disini, yang
jelas korbannya lebih dari satu, silahkan tafsirkan sendiri, tapi kami sudah punya
15
bukti.”Setelah pernyataan tersebut tidak ada penjelasan dari pihak Korban dan korban
baru sehingga posisi Saipul menjadi lebih tersudutkan. GO SPOT juga menggunakan
kata-kata yang berlebihan pada pernyataan berikut, “... Suara hukum ipul pun kian
miring/ banyak pihak percaya, masih banyak korban lagi menyusul untuk mengadu”
dari penjelasan tersebut tidak ditambah pernyataan pihak lain yang mengatakan
percaya bahwa korban Saipul bertambah lagi, sumber yang menyebutkan Saipul
mempunyai lebih dari satu korban adalah dari kepolisian. Jadi pernyataan bahwa
banyak pihak percaya, kurang bisa dibuktikan dalam episode ini.
Dalam kasus ini, kedua Infotainment GO SPOT dan Entertainment News
sama-sama menggiring Saipul sebagai aktor dari kasus ini.Kedua Infotainment ini
melihat sumber masalah kasus ini adalah Saipul yang menjadi terdakwa kasus
pelecehan seksual. Kedua Infotainment ini, juga menyoroti bagaimana proses hukum
kasus ini terus berlanjut. Bahkan ketika Vonis dijatuhkan, kemungkinan untuk
banding atau proses hukum selanjutnya masih ada. Bingkai berita yang dibangun dua
Infotainment ini adalah sama-sama membingkai kasus Saipul Jamil menjadi kasus
yang menarik perhatian.Entertainemnt News membangun kasus ini untuk menjadi
awareness bagi masyarakat.Sedangkan, GO SPOT kasus ini dengan banyak
memberitakannya dibandingkan dari Entertainment News. Perbedaan
pemberitaan
ini tak lepas dari konstruksi masing-masing infotainment yang berbeda. Konstruksi
yang berbeda ini sesuai dengan teori Pamela dan Reese (1996), dalam Mediating The
Message: Theories of Influences on Mass Media Content.membagi 5 level pengaruh
isi media yaitu, pengaruh dari individu pekerja media ( individual level), pengaruh
dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media (
organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang
terakhir adalah pengaruh ideologi.
Kesimpulan
16
Setelah dilakukan analisis media dari program acara Entertainemnt News
NET TV dan Go Spot RCTI dengan menggunakan metode Framing dari Robert N.
Entman, dapat disimpulkan hasil analisis seperti berikut:
Define Problem, Dua infotainment ini sama-sama mendefisnikan kasus
Saipul Jamil sebagai masalah hukum. Masalah hukum ini disebabkan oleh Saipul
yang terjerat kasus Pelecehan seksual.Dilihat dari isi berita yang sama-sama
memberitakan tentang proses hukum seperti berisi tentang proses hukum sidang
Kasus Saipul Jamil, Sidang Vonis, Sidang lanjutan, dan lain-lain. GO SPOT dalam
episode Korban Saipul Bertambah lagi, melihat kasus ini sebagai masalah moral yang
membuat korban trauma.Narasumber yang diambil juga berasal dari ranah hukum
yaitu dari Kepolisian, Jaksa, dan Kuasa Hukum.
Diagnose Causes, dua media ini sama-sama memberitakan Saipul Jamil
sebagai aktor dari kasus pelecehan seksual dan DS sebagai korban yang dirugikan
disini.
Make Moral Judgement, Di setiap pemberitaan kedua Infotainemnt ini,
Saipul Jamil digambarkan sebagai pribadi yang menikmati proses hukum ini. Dalam
konteks ini, Entertainment News lebih melihat sosok Saipul Jamil sebagai pribadi
yang ikhlas.Sedangkan, di beberapa episode GO SPOT menggunakan kata-kata yang
memberatkan posisi Saipul dan, membandingkan posisi Saipul dengan Korban yang
membuat posisi Saipul menjadi lebih berat.
Treatment Recommendation, rekomendasi penyelesaian dari kedua
infotainment ini sama yaitu proses hukum dari Kasus Pelecehan Seksual Saipul Jamil
ini masih akan terus berlanjut, dan Saipul Jamil harus menjalani proses ini.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran yaitu
memperbanyak studi atau penelitian terhadap Infotainment atau tentang media
17
televisi.Penggunaan analisis framing untuk membedah konstruksi realitas yang ada
dalam media audio visual yaitu televisi juga kurang banyak ditemukan.
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan.(2008). Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media
Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter
L. Berger & Thomas Luckmann. Jakarta: Kencana
Eriyanto.(2002).Analisis Framing Konstruksi, ideologi, dan Politik Media.
Yogyakarta:LKis
Hartono,Dudi Iman.(2012).Infotainment Proses Produksi dan Praktik Jurnalistik.
Jakarta: Akademia
Hidayat, Aginta Medhy.(2012). Menggugat Modernisme. Yogyakarta: Jalasutra
Syahputra, Iswandi.(2013). Rezim Media,Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan
Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia
Mursito BM.(2006). Memahami Institusi Media (Sebuah Pengantar).
__________.(2012).Realitas Media. Solo:Smart Media
__________.(2013). Jurnalisme Komprehensif. Jakarta: Literate
Reese, Stephen dan Pamela J Shoemaker.(1996). Mediating The Message (New York
,Longman Publisher )
Sobur, Alex.(2006). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.Bandung: Rosda Karya
Solihin.(2002). Jangan Jadi Seleb. Jakarta Gema Insani Press.
W. Lance Bennett. (2005). News as Reality TV: Election Coverage and the
Democratization
of
Truth,
Critical
Studies
in
Media
Communication.Routledge Taylor & Francis Group
Download