BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 Konsep

advertisement
 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – Teori Umum
2.1.1
Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Kata Sistem informasi terdiri dari dua kata yaitu sistem
dan
informasi.
Menurut
O’Brien
(2005,
h.29)
yang
diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary “Sistem adalah
sekelompok komponen yang saling berhubungan, melakukan
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses
trasformasi yang terartur. Sedangkan pengertian informasi
menurut O’Brien (2005, h.703) “Informasi adalah data yang
ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk
pemakai akhir”.
Berdasarkan pengertian sistem dam informasi yang telah
dikemukakan, menurut O’Brien (2005, h.5) yang diterjemahkan
oleh Fitriasari dan Kwary “Sistem informasi merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang – orang, hardware,
software, jaringan, komunikasi, dan sumber daya data yang
9 10 mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi”.
Thompson dan Cats-Barill (2003, p.202) menjelaskan
“An information system (IS) is an integrated, information
technology-based system designed to support the operation,
management,
and
decision-making
functions
of
an
organization”. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai sistem
informasi
adalah
sistem
terintegrasi,
berbasis
teknologi
informasi yang dirancang untuk mendukung fungsi operasional,
manajemen, dan pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.
Pendapat lain dari pengertian sistem informasi menurut
Whitten, Bentley, dan Dittma (2004, p.12) “Information system
is an arrangement of people, data, processes, and information
technology that interact to collect, process, strore, and provide
as output the information needed to support an organization”.
Definisi tersebut dapat dijelaskan sistem informasi adalah
sebuah susunan dari orang, data, pemrosesan, dan teknologi
informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyediakan output dari informasi yang
dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi.
Adapun menurut Hendarti (2011, h.1) “Sistem informasi
secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan dari
11 beberapa komponen yang saling beriteraksi untuk mencapai
hasil dari suatu tujuan”.
Sedangkan menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003,
p.15) “Information System (IS) collect, process, stores, analyzes
and disseminates information for a spesific purpose”. Definisi
tersebut dapat diartikan sistem informasi mengumpulkan,
memproses,
menyimpan,
menganalisis
dan
menyebarkan
informasi untuk tujuan yang spesifik.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi adalah sistem kerja yang terdiri dari orang,
hardware, software, jaringan kominikasi, sumber data yang
mengumpulkan,
menyimpan,
menyediakan,
menganalisis,
menyebarkan informasi, dan mendukung satu atau lebih sistem
kerja yang lain dalam suatu perusahaan.
2.1.1.2 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut William dan Sawyer (2010, p.4) “Information
technology is a general term that describes any technology that
helps to produce, manipulate, store, communicate, and/or
disseminate information”. Definisi tersebut dapat diartikan
teknologi informasi adalah istilah umum untuk mendeskripsikan
teknologi apapun yang membantu menghasilkan, memanipulasi,
menyimpan,
informasi.
mengkomunikasikan,
dan
atau
menyebar
12 O’Brien (2005, h.9) yang diterjemahkan oleh Fitriasari
dan Kwary juga berpendapat bahwa “Teknologi Informasi
meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan
banyak teknologi berbasis Internet”.
Menurut Hendarti (2011, h.2) “Teknologi informasi
secara sederhana adalah sebuah kombinasi teknologi komputer
dengan teknologi komunikasi yang memfasilitasi perolehan,
pemrosesan,
penyimpanan,
pengiriman,
dan
pembagian
informasi dan isi digital lainnya”.
Sedangkan menurut Whitten et al. (2004, p.12)
“Information technology a contemporary term that describes the
combination of computer technology (hardware and software)
with telecommunications technology (data, image, and voice
network)”. Definisi tersebut dapat diartikan teknologi informasi
adalah sebuah istilah yang menjelaskan kombinasi dari
teknologi komputer (hardware dan software) dengan teknologi
komunikasi (data, gambar, dan jaringan suara).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi (TI)
merupakan teknologi yang menggabungkan antara hardware,
software, dan sistem informasi
mengelola,
menghasilkan,
yang dapat membantu
menyimpan,
mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi.
memanipulasi,
13 2.1.1.3 Kompenen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi menurut O’Brien (2005,
h.35)
yang
diterjemahkan
oleh
Fitriasari
dan
Kwary
menunjukan kerangka konsep dasar untuk berbagai komponen
dan aktivitas sistem informasi. Kompenen SI diperlukan pada
sumber daya manusia, hardware, software, data, serta jaringan
untuk melakukan input, proses, output, penyimpanan, dan
aktivitas pengendalian yang mengubah sumber daya data
menjadi produk informasi.
Model sistem informasi memperlihatkan hubungan dan
memberikan kerangka kerja yang dapat diaplikasikan kesemua
jenis sistem informasi. Komponen-komponen dasar dari sistem
informasi terdiri dari :
2.1.1.3.1 Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan
semua sistem informasi. Sumber daya manusia ini
meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi.
a) Pemakai akhir (juga disebut sebagai pemakai
atau
client)
adalah
orang-orang
yang
menggunakan sistem informasi atau informasi
yang dihasilkan sistem tersebut. Sebagian besar
pemakai akhir dalam dunia bisnis adalah
pekerja
ahli,
yaitu
orang-orang
yang
14 menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim
serta
kelompok
kerja,
dan
membuat,
menggunakan, serta menyebarkan informasi.
b) Pakar sistem informasi adalah orang-orang
yang mengembangkan dan mengoperasikan
sistem informasi.
2.1.1.3.2 Sumber Daya Hardware
Hardware meliputi semua peralatan dan bahan
fisik yang digunakan untuk memproses informasi.
Secara khusus, sumber daya ini tidak hanya mesin,
seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi juga
semua media data, yaitu objek berwujud tempat data
dicatat, dari lembaran kertas hingga disk magnestis
atau optical. Contoh-contoh sumber daya hardware
dalam sistem informasi berbasis komputer adalah :
a) Sistem komputer, yang terdiri dari unit
pemrosesan pusat yang berisi pemrosesan
mikro, dan berbagai periferal yang saling
berhubungan.
komputer
Contohnya
adalah
sistem
atau
desktop.
Sistem
palmtop,
komputer berskala menengah, dan sistem
komputer mainframe besar.
15 b) Periferal komputer, yang berupa peralatan
seperti keyboard atau electronic mouse untuk
input data dan perintah, layar video, atau
printer untuk output informasi, dan disk
magnestis atau optikal untuk menyimpan
sumber daya data.
2.1.1.3.3 Sumber Daya Software
Software meliputi semua rangkaian perintah
pemrosesan informasi. Konsep umum sumber daya
sofware ini merupakan rangkaian perintah pemrosesan
informasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan user.
Contoh-contoh sumber daya software adalah :
a) Sistem,
program
digunakan
untuk
sistem
operasi,
yang
mengendalikan
serta
mendukung seluruh operasi sistem.
b) Software aplikasi program sistem operasi yang
digunakan oleh end user. Contohnya adalah
program
analisis
penjualan,
program
penggajian.
c) Prosedur atau aturan yang digunakan untuk
mengoperasikan perintah bagi user.
16 2.1.1.3.4 Sumber Daya Data
Konsep sumber daya data telah diperluas oleh
para manajer dan pakar sistem informasi. Mereka
menyadari bahwa data membentuk sumber daya
organisasi yang berharga. Data dapat berupa banyak
bentuk, termasuk data alfanumerik tradisional, yang
terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang
menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas
lainnya.
Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraf
yang digunakan dalam komunikasi menulis; data
gambar, seperti bentuk grafik dan angka; gambar video
grafis dan video; serta data audio, suara manusia dan
suara-suara lainnya, juga merupakan bentuk data yang
penting. Sumber daya informasi umumnya diatur,
disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi
pengelolaan sumber daya data ke dalam :
a) Database yang menyimpan data yang telah
diproses dan diatur.
b) Dasar
pengetahuan
yang
menyimpan
pengetahuan dalam berbagai bentuk, seperti
fakta, peraturan, dan contoh kasus mengenai
praktik bisnis yang berhasil baik.
17 2.1.1.3.5 Sumber Daya Jaringan
Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti
internet, intranet dan ekstranet telah menjadi hal
mendasar bagi operasi e-business dan e-commerce
yang berhasil untuk semua jenis organisasi dan dalam
sistem
informasi
komunikasi
berbasis
terdiri
dari
komputer.
komputer,
Jaringan
pemrosesan
komunikasi, dan peralatan lainnya yang dihubungkan
satu sama lain melalui media komunikasi serta
dikendalikan melalui software komunikasi.
Mengacu pada pendapat William et al. (2010,
p.316) mengenai alasan mengapa beberapa orang dan
organisasi menggunakan jaringan, yaitu :
a) Berbagi
perangkat
periferal
/
tambahan
(Sharing of Peripheral Devices)
Perangkat periferal seperti printer, laser,
disk drivers, dan scanner harganya mahal.
Maka
dari
itu,
penggunaannya
menghubungkan
untuk
jaringan
memaksimalkan
digunakan
peralatan
beberapa pengguna komputer.
periferal
untuk
dari
18 b) Berbagi program dan data (Sharing of Program
& Data)
Dalam perusahaan, user menggunakan
software dan membutuhkan akses terhadap
informasi
yang
sama.
Dengan
membeli
program komputer yang dapat digunakan oleh
banyak karyawan akan lebih menghemat
pengeluaran perusahaan. Akses yang sama
terhadap data informasi yang dibutuhkan
karyawan membuat mereka bekerja lebih cepat,
karena
data
yang
dibutuhkan
mudah
lebih
(Better
didapatkan.
c) Dapat
berkomunikasi
baik
Communications)
Salah satu bentuk jaringan yang digunakan
adalah electronic mail. Dengan email, setiap
orang lebih mudah berkomunikasi tentang
informasi – informasi penting.
d) Keamanan informasi (Security of Information)
Sebelum jaringan dikenal secara umum,
seorang karyawan biasanya hanya memiliki
sedikit informasi dalam komputer mereka.
Apabila karyawan tersebut sudah tidak ada,
atau ada kebakaran dan bencana lain, maka
19 perusahaan akan kehilangan informasi tersebut.
Dengan adanya jaringan, data serta informasi
akan di back-up atau dicopy kedalam alat
penyimpanan dalam jaringan.
e) Akses ke database (Access to Database)
Jaringan memungkinkan pengguna untuk
dapat mengakses lebih banyak database, baik
database khusus karyawan, maupun database
umum yang tersedia secara online di internet.
2.1.1.4 Peran Sistem Informasi
Menurut O’Brein (2005, h.10) yang diterjemahkan oleh
Fitriasari dan Kwary, terdapat 3 peran utama dari sistem
informasi aplikasi bisnis, yaitu:
a. Mendukung proses dan operasi bisnis
Sebagai
seorang
pelanggan,
anda
harus
berhubungan secara teratur dengan sistem informasi
yang mendukung proses dan operasi bisnis di banyak
toko ritel tempat anda berbelanja.
b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan
manajernya
Sistem informasi juga membantu para manajer
toko dan praktisi bisnis lainnya untuk membuat
keputusan yang lebih baik.
20 c. Mendukung
berbagai
strategi
untuk
keunggulan
kompetitif
Mendapatkan kelebihan strategi atas para pesaing
membutuhkan penggunaan yang inovatif atas teknologi
informasi.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2005, h.18) peran utama
sistem informasi dalam organisasi :
a. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia
dengan teknologi dalam proses produksi.
b. Meningkatkan efektifitas, yaitu menyediakan informasi
bagi para manajer di organisasi untuk mendukung proses
pengambilan keputusan dengan lebih efektif berdasarkan
informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga
mendapat hasil produksi yang akurat dan bebas dari
cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang
diinginkan.
c. Meningkatkat
penggunaan
komunikasi,
sistem
yaitu
teknologi
mengintegrasikan
informasi
dengan
menggunakan email dan chat.
d. Meningkatkan kolaborasi, yaitu dengan menggunakan
video conference dan teleconference.
e. Meningkatkan
kompetitif,
yaitu
sistem
teknologi
informasi digunakan untuk keunggulan kompetisi.
21 2.1.1.5 Fungsi Sistem Informasi
Fungsi sistem informasi menurut O’Brien (2005, h.26)
yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary:
a. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam
keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan,
manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen
sumber daya manusia
b. Kontributor
penting
dalam
efisiensi
operasional,
produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan
kepuasan pelanggan
c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan
untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang
efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.
d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan
produk dan jasa yang kompetitif, sehingga memberikan
organisasi kelebihan strategis dalam pasar global.
e. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta
menantang bagi jutawan pria dan wanita.
f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan
kemampuan
jaringan.
perusahaan
bisnis
yang
membentuk
22 2.1.2
Konsep Investasi Teknologi Informasi
2.1.2.1 Proses Investasi Teknologi Informasi
Mengacu pada pendapat Fitzpatrick (2005, PP .31 - PP
.32), proses investasi TI dapat dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap
seleksi, kontrol dan evaluasi.
Seleksi
Memilih
proyek TI
terbaik
Evaluasi
Kontrol
Mengevaluasi
penerapan sistem TI
dan memutuskan
apakah tetap mendanai
proyek atau tidak
Mengontrol proyek TI
untuk memastikan
proyek memberikan
keuntungan yang
diharapkan
Gambar 2.1 Tahapan Proses Investasi TI
a. Seleksi (Select)
Pada tahap seleksi, perusahaan akan menyeleksi
beberapa proposal proyek, kemudian memilih proyek
yang paling sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas kunci
pada tahap ini :
1. Menyaring proposal proyek TI.
2. Mengevaluasi risiko, manfaat dan biaya proyek.
23 3. Memprioritaskan
proyek
berdasarkan
hasil
analisis.
4. Mempertimbangkan keseimbangan portofolio TI,
memilih proyek akan didanai.
b. Kontrol (Control)
Pada tahap kontrol, perusahaan akan memastikan
implementasi investasi TI sejalan dengan proyek,
sehingga pendanaan proyek tetap dilanjutkan. Setiap ada
penambahan biaya investasi, proyek tetap berlangsung
selama sesuai dengan misinya, dan pada tingkat biaya
serta risiko yang telah diperkirakan. Aktivitas kunci
pada tahap ini :
1. Mengevaluasi kinerja proyek, termasuk risiko,
manfaat dan biaya proyek.
2. Mempertimbangkan proposal dan portofolio TI
baru,
memutuskan
untuk
melanjutkan,
mengubah, mengganti atau membatalkan proyek.
3. Mencari pola yang mungkin terjadi. Contohnya,
terjadi masalah yang sama di beberapa proyek.
c. Evaluasi (Evaluate)
Pada
tahap
evaluasi,
perusahaan
akan
membandingkan realisasi hasil dengan apa yang telah
direncanakan, sehingga dapat memutuskan apakah
proyek akan tetap dilanjutkan, modifikasi proyek,
24 menggantinya dengan proyek lain, ataukah proyek akan
diberhentikan. Aktivitas kunci pada tahap ini :
1. Mengevaluasi kinerja sistem, termasuk risiko,
manfaat, dan biaya.
2. Menimbang proposal dan portofolio TI baru,
memutuskan untuk melanjutkan, mengubah,
mengganti atau membatalkan setiap sistem.
3. Membuat keputusan apakan proyek membantu
ataukan merugikan kinerja perusahaan.
4. Mengidentifikasi dan mempelajari dokumen
2.1.2.2 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
Menurut Fitzpatrick (2005, p.28) “An IT investment
consists of the total life cycle cost of an entire project or project
chunk that involves IT, including the post-project operating cost
of the system that was implemented”. Definisi tersebut dapat
diartikan investasi teknologi informasi terdiri total biaya life
cycle dari seluruh atau sebagian proyek yang melibatkan TI ,
termasuk biaya operasional setelah proyek dari sistem yang
telah diimplementasikan.
Sedangkan menurut Schniederjans dan Hamaker (2004,
p.9) “The investment decisions of allocating all types (i.e.,
human, monetary, physical) of resources to an MIS”. Definisi
tersebut dapat dijelaskan investasi teknologi adalah suatu
25 keputusan investasi dalam mengalokasikan semua jenis sumber
daya (termasuk manusian dan uang) untuk manajemen sistem
informasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi TI merupakan
kegiatan dimana perusahaan mengambil keputusan untuk
mengalokasikan
sejumlah
biaya
yang
diperlukan
untuk
menjalankan proyek yang telah mereka implementasikan.
2.1.2.3 Tujuan Investasi Teknologi Informasi
Menurut Indrajit (2004, h.30 – h.32), tujuan investasi
teknologi informasi yaitu :
a. Kategori pertama adalah karena alasan kelangsungan
hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri, dalam arti kata
adalah bahwa perusahaan melihat bahwa keberadaan
teknologi informasi di dalam bisnis terkait sifatnya
adalah mutlak. Contohnya adalah perusahaan semacam
bank retail, hotel kelas atas (bintang lima), transportasi
penerbangan, dan lain sebagainya yang “tidak mungkin”
dapat bertahan lama dalam ketatnya persaingan bisnis
tanpa diperlengkapi oleh teknologi informasi
b. Kategori
kedua
adalah
perusahaan
yang
hendak
melakukan investrasi karena alasan ingin memperbaiki
efisiensi. Diharapkan dengan diimplementasikannya
teknologi informasi dalam sejumlah bidang atau
26 aktivitas tertentu, maka akan dilakukan proses reduksi
atau optimalisasi terhadap alokasi beragam sumber daya
perusahaan, seperti manusia, waktu, biaya, material, dan
asset dan lain sebagainya.
c. Kategori berikutnya adalah tujuan investasi untuk
memperbaiki
efektivitas
usaha,
dalam
arti
kata
melakukan apa yang diistilahkan sebagai do the right
thing. Contoh penerapan aplikasi teknologi informasi
terkait dengan hal ini adalah menerapkan sistem
pengambilan keputusan (Decision Support System),
membangun data warehouse untuk keperluan business
intelligence,
mengembangkan
situs
electronic
commerce, dan lain sebagainya.
d. Kategori keempat adalah keinginan perusahaan untuk
mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif
(competitive advantage leap) agar dapat meninggalkan
para
pesaing
bisnisnya
dengan
mengembangkan
teknologi yang perusahaan lain belum dimiliki.
e. Kategori yang terakhir adalah suatu bentuk investasi
yang dilatarbelakangi oleh peranan teknologi informasi
sebagai salah satu perangkat infrastrutur yang tidak
dapat dihindari keberadaannya bagi sebuah perusahaan
di era global ini.
27 2.1.2.4 Manfaat Investasi Teknologi Informasi
Manfaat investasi teknologi informasi menurut Indrajit
(2004, h.41) sebagai berikut :
a. Mereduksi
biaya
yang
harus
dikeluarkan
oleh
perusahaan (cost displacement)
b. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan (cost avoidance)
c. Memperbaiki kualitas keputusan yang diambil (decision
analysis)
d. Menghasilkan dampak positif yang akan diperoleh
perusahaan (impact analysis)
2.1.2.5 Karakteristik Investasi Teknologi Informasi
Karakteristik khusus dari investasi dalam bidang
teknologi informasi mengacu pada pendapat Remenyi, Money,
dan Smith (2001) sebagai berikut :
a. Teknologi informasi membawa risiko yang tinggi, biaya
yang
tinggi,
tetapi
memungkinkan
membawa
keuntungan yang besar
b. Pengeluaran dalam teknologi informasi merupakan hal
yang signifikan terhadap pengeluaran modal informasi
c. Laju dari perubahaan teknologi dan macam-macam
penggunaannya, mendatangkan kesulitan bagi manajer
28 untuk
mengenalnya
dengan
semua
aspek
dalam
pengambilan keputusan.
d. Dalam kebanyakan organisasi tidak ada kepercayaan
terhadap pencatatan dalam anggaran belanja, ukuran
biaya, dan keuntungan.
2.1.2.6 Risiko atau Kegagalan Investasi Teknologi Informasi
2.1.2.6.1 Pengertian Risiko
Menurut Colman (2006, p.660) risk is danger
or hazard, or a situation or factor involving danger or
hazard, or one likely to cause loss or injury. Definisi
tersebut dapat diartikan risiko adalah situasi atau
faktor yang melibatkan bahaya, atau mungkin dapat
menimbulkan kerugian ataupun kecelakaan.
Sedangkan menurut Black, Hashimzade, dan
Myles risk is a form of uncertainty, will the actual
outcome of an action is not know, probabilities can be
assigned to each of the possible outcomes. Definisi
tersebut
dapat
diartikan
risiko
adalah
bentuk
ketidakpastian akan hasil yang sebenarnya dari suatu
tindakan yang tidak diketahui, probabilitasnya dapat
ditetapkan untuk setiap hasil yang mungkin.
Jadi,
dapat
disimpulkan
risiko
adalah
ketidakpastian akan hasil dari suatu tindakan yang
29 mungkin dapat menyebabkan kerugian atau bahaya
lainnya.
2.1.2.6.2 Klasifikasi Risiko
Mengacu pada pendapat Schniederjans (2010,
p.12), umumnya ada 2 klasifikasi risiko TI, yaitu:
a) Physical Risks (Risiko Fisik)
Kerentanan hardware, software, dan data
dari
pencurian,
sabotase,
pembajakan,
kehilangan, serta keamanan.
b) Managerial Risks (Risiko Manajemen)
Kegagalan mencapai target manfaat yang
diinginkan,
pengurangan
biaya,
ketepatan
waktu penyelesaian proyek, resistensi end-user,
ketidakmampuan sistem untuk mendukung
pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu,
serta masalah ketidakcocokan pengembangan.
Sedangkan mengacu pada pendapat Ward &
Daniel (2006, p.201), ada empat tipe risiko yang
berkaitan dengan investasi TI dan SI, yaitu :
a) Technical Risk (Risiko Teknikal)
Berkaitan dengan teknologi dan supplier
yang dipilih, serta kemampuan perusahaan
30 dalam memberikan fungsi, keamanan dan
kinerja yang diperlukan.
Faktor yang mempengaruhi risiko teknikal :
1) Kemampuan teknis dari tim proyek
2) Pengetahuan internal, keterampilan dan
infrastruktur yang dibutuhkan
3) Penggunaan proses yang paling tepat dalam
menerapkan teknologi
b) Financial Risk (Risiko Keuangan)
Berkaitan dengan perkiraan biaya dan
keuntungan yang akan diperoleh. Risiko
tersebut dapat diperkirakan dengan melakukan
pemeriksaan sensitivitas pada kasus keuangan
dengan mengasumsikan biaya lebih tinggi
sedangkan
keuntungannya
berkurang
atau
tertunda.
Faktor
yang
mempengaruhi
risiko
keuangan :
1) Lama Proyek
2) Besarnya Investasi
3) Kesesuaian mekanisme pengendalian biaya
proyek
4) Perubahan lingkungan luar
31 c) Business Change and Organizational Risk
(Risiko Perubahan Bisnis dan Organisasi)
Berkaitan dengan kemampuan organisasi,
manajemen,
eksternal
pegawai
yang
serta
memungkinkan
stakeholder
perubahan
bisnis mencapai keuntungan.
Faktor
yang
mempengaruhi
risiko
perubahan bisnis dan organisasi :
1) Komitmen manajemen
2) Sejauh
mana
perubahan
organisasi
diperlukan untuk mencapai keuntungan
3) Perubahaan pengetahuan dan pengalaman
manajemen yang ada
2.1.2.6.3 Kegagalan Investasi Teknologi Informasi
Masalah investasi dan penggunaan di bidang TI
merupakan hal yang cukup memusingkan bagi
perusahaan. Di satu sisi perusahaan sadar bahwa harus
memiliki TI yang dapat menunjang bisnis, sementara
di lain pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya
yang
cukup
besar
untuk
merancang
dan
mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa
memiliki TI yang cukup canggih, sulit bagi perusahaan
untuk bersaing dengan perusahan lain.
32 Dalam pemanfaatan TI, tentu mengandung
risiko atau kegagalan yang mungkin saja terjadi di
dalam perusahaan. Menurut Indrajit (2004, h.5)
kegagalan-kegagalan tersebut antara lain :
a) Gagalnya
penerapan
teknologi
informasi
karena berbagai faktor penyebab internal
maupun eksternal. Dalam kerangka ini jelas
terlihat bahwa investasi telah keluar secara
percuma dan tidak dapat dikembalikan lagi.
b) Tingginya
biaya
pemeliharaan
dan
pengembangan teknologi informasi yang harus
ditanggung perusahaan. Sehingga walaupun
secara bisnis telah terjadi peningkatan output,
membengkaknya biaya overhead pemeliharaan
maupun pengembangan teknologi informasi
telah menyebabkan tingginya faktor input yang
dibutuhkan
-
sehingga
secara
langsung
berdampak pada perhitungan produktivitas.
2.1.2.7 Kategori Pengujian Kelayakan
2.1.2.7.1 Pengertian Studi Kelayakan
Menurut
O’Brien
(2005,
h.515)
yang
diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary “Studi
kelayakan adalah studi awal untuk merumuskan
33 informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir,
kebutuhan
sumber
daya,
biaya,
manfaat,
dan
kelayakan proyek yang diusulkan”.
Adapula
Whitten
et
al.
(2004,
p.402)
mengatakan “Feasibility analysis is the process by
which feasibility is measured”. Definisi Whitten dapat
diartikan analisis kelayakan adalah proses yang kita
lakukan untuk mengukur kelayakan.
Jadi dapat disimpulkan studi kelayakan adalah
proses yang dilakukan untuk menilai apakah suatu
investasi layak dilakukan oleh perusahaan dengan
melihat dari berbagai aspek, terutama aspek ekonomis.
2.1.2.7.2 Aspek - Aspek Kelayakan Investasi Teknologi
Informasi
Mengacu pada pendapat Whitten et al. (2004,
PP .404 - PP .407) tentang kelayakan investasi
Teknologi Informasi, ada empat macam aspek kategori
pengujian kelayakan, yaitu :
a) Kelayakan
operasional
(Operational
feasibility)
Adalah
ukuran
seberapa
baik
solusi
tersebut akan bekerja dalam perusahaan serta
pendapat orang tentang sistem atau proyek
34 tersebut. Ada 2 aspek kelayakan operasional
yang dapat dipertimbangkan, yaitu :
1) Apakah masalah itu cukup penting untuk
diselesaikan, atau akankah solusi tersebut
bermanfaat untuk menyelesaikan masalah?
2) Bagaimana pendapat pengguna akhir dan
manajemen mengenai masalah (solusi)
tersebut?
b) Kelayakan teknis (Technical feasibility)
Adalah ukuran kepraktisan solusi teknis
tertentu dan ketersediaan teknologi serta pakar
teknis. Aspek kelayakan teknis ditujukan pada
3 masalah pokok:
1) Apakah teknologi atau solusi yang diajukan
cukup praktis?
2) Apakah saat ini kita telah memiliki
teknologi yang memadai?
3) Apakah kita mempunyai pakar teknis yang
memadai?
c) Kelayakan jadwal (Schedule feasibility)
Adalah
ukuran
kelayakan
daftar
pelaksanaan proyek tersebut. Kelayakan jadwal
ditujukan pada masalah “Apakah batas waktu
proyek cukup masuk akal?” Jika melewati
35 batas waktu akan menjadi masalah, namun
mengembangkan sistem yang tidak memadai
dapat menjadi masalah karena akan membuat
kerugian bagi perusahaan.
d) Kelayakan ekonomi (Economic feasibility)
Adalah ukuran efektivitas biaya sebuah
proyek atau solusinya. Kelayakan ekonomis
didefinisikan sebagai Cost Benefit Analysis.
Bagaimana
keuntungan
dan
biaya
diperkirankan? Bagaimana keuntungan dan
biaya
dibandingkan
untuk
menentukan
kelayakan ekonomis?
Jadi berdasarkan teori dapat disimpulkan
bahwa investasi teknologi informasi menjembatani
celah
dalam
komunikasi
dan
memperlihatkan
bagaimana kita bekerjasama untuk membuat sebuah
keputusan investasi, dimana investasi yang dilakukan
didukung oleh total life cycle dari keseluruhan atau
potongan proyek yang mendukung organisasi untuk
mencapai tujuan bisnis.
36 2.2
Teori – Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Cost / Benefit Analysis
Remenyi et al. (2001, p.296) mendefinisikan Cost / Benefit
Analysis sebagai ”the process of comparing the various costs associated
with an investment with the benefits and profits that it returns”. Definisi
tersebut dapat diterjemahkan sebagai proses membandingkan bermacammacam biaya yang berkaitan dengan investasi dengan manfaat dan
keuntungan yang dikembalikan.
Menurut King et al., dalam Indrajit (2004, h.19) ”Metode CBA
adalah pendekatan yang mencoba untuk menentukan atau menghitung
nilai dari setiap elemen teknologi informasi yang memiliki kontribusi
terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh”
Sedangkan
menurut
Nassar
dan
Al-Mohaisen
(www.proquest.com, 2006) “Cost benefit analysis is a method of making
economic decisions by comparing the costs of a project with its benefits”.
Definisi tersebut dapat diartikan Cost benefit analysis adalah metode
pengambilan keputusan ekonomi dengan membandingan biaya suatu
proyek dengan manfaatnya.
Jadi dapat disimpulkan Cost / Benefit Analysis merupakan proses
menghitung dan membandingan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat
yang akan diperoleh.
37 2.2.2
Kekuatan dan Kelemahan Cost / Benefit Analysis
Menurut Indrajit (2004, h.20) kekuatan utama dari metode CBA
karena ”Berhasilnya manajemen dalam mengkuantifikasikan biaya dan
manfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible”.
Sedangkan kelemahannya Indrajit (2004, h.20) mengungkapkan
”Menurut kejadian yang sudah-sudah, sering terjadi perselisihan atau
perdebatan dalam menentukan teknik yang sesuai dalam mencari value
elemen yang nilainya tidak jelas tersebut.”
2.2.3
Tahapan Cost / Benefit Analysis
Mengacu pada pendapat Schniederjans et al. (2010, PP .144 – PP
.158), terdapat lima tahapan dalam melakukan analisis investasi
menggunakan cost benefit analysis, yaitu :
Menetapkan Masalah
Mengidentifikasi
Biaya dan Manfaaat
Menghitung Biaya
dan Manfaaat
Membandingkan
Alternatif
Melakukan
Sensitifitas
Gambar 2.2 Tahapan Cost Benefit Analysis
38 2.2.3.1 Menetapkan Masalah
Menetapkan masalah adalah hal terpenting dalam setiap
pengambilan keputusan. Hal tersebut memerlukan analisis yang
mendalam terhadap suatu situasi, seperti menyelidiki kebutuhan
dan keperluan dari suatu teknologi informasi. Cara terbaik
dalam menetapan suatu masalah dengan membuat rincian
tujuannya dan merencanakan cara untuk mencapai tujuan
tersebut.
2.2.3.2 Mengidentifikasi Serta Menghitung Biaya dan Manfaat
Setelah menetapkan masalah
dan mengidentifikasi
alternatif yang layak, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi
semua biaya dan manfaat yang relevan.
a. Biaya (Cost)
Biaya adalah setiap pengeluaran yang harus
dikeluarkan untuk pengadaan suatu investasi teknologi
investasi. Biaya investasi dibagi kedalam dua jenis,
yaitu:
1. Biaya Nyata (Tangible Cost)
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli
atau
menyewa
suatu
teknologi
informasi.
Contohnya, biaya pembelian hardware, software,
server, biaya instalasi, training karyawan, dan
lain-lain.
39 2. Biaya Tak Nyata (Intangible Cost)
Biaya yang dikeluarkan karena dampak
dari implementasi teknologi informasi yang baru.
Contohnya, biaya change management, biaya
penyusutan peralatan, mesin, biaya listrik kerena
penggunaan TI, dan lain-lain.
b. Manfaat (Benefit)
Manfaat adalah keuntungan dari suatu tindakan
investasi teknolog informasi. Sama hal nya seperti biaya,
manfaat juga terbagi kedalam dua jenis, yaitu :
1. Manfaat Berwujud (Tangible Benefit)
Manfaat
yang
secara
langsung
berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan,
baik berupa pengurangan atau penghematan
biaya (cost) maupun peningkatan pendapatan
(revenue).
Contohnya,
peningkatan
produktivitas, pengurangan biaya operasional,
pengurangan tingkat pengeluaran dan lain-lain.
2. Manfaat Tak Berwujud (Intangible Benefit)
Manfaat
positif
yang
diperoleh
perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan
teknologi informasi, namun tidak memiliki
korelasi secara langsung dengan keuntungan
perusahaan. Intangible benefit sulit diukur secara
40 finansial. Contohnya, peningkatan kepuasan
pelanggan,
semangat
kerja
karyawan,
pengurangan tingkat kesalahan, peningkatan
kualitas informasi dan lainnya.
2.2.3.3 Membandingkan Alternatif
Langkah selanjutnya adalah membandingkan alternatif
investasi dengan menggunakan beberapa metode cost / benefit
analysis seperti benefits/ cost ratio, net present value, internal
rete of return, dan payback period.
2.2.3.4 Melakukan Sensitifitas / Menguji Kelayakan
Analisis sensitivitas didefinisikan sebagai penentu
kehandalan suatu keputusan yang dihasilkan oleh cost/benefit
analysis. Hasil keputusan akan baik jika memperhitungkan
setiap biaya dan manfaat sebenarnya terkait dengan alternatif
investasi. Jika nilainya diketahui secara pasti, kemungkinan
terjadi kesalahan sangatlah kecil.
Namun, nilai biaya dan manfaat, khusunya yang
intangible, hanyalah sebuah perkiraan nilai dan kesalahan
sangat
mungkin
terjadi.
Sehingga
analisis
sensitivitas
merupakan salah satu cara untuk memperkirakan tingkat
kesalahan dalam perkiraan nilai.
41 2.2.4
Metode Cost/Benefit Analysis
2.2.4.1 Benefit / Cost Ratio
Menurut Schniederjans (2010, p.153) “The benefi / cost
ratio is the present value of benefits devided by the present
value of cost”. Definisi tersebut dapat diartikan benefi / cost
ratio adalah nilai sekarang (present value) dari manfaat dibagi
dengan nilai sekarang dari biaya dan dihitung sebagai berikut:
PV
PV
B
: Manfaat dalam jangka waktu t
C
: Biaya dalam jangka waktu t
t
: Jangka waktu
r
: Tingkat diskonto
1
1
B
C
r
r
Jika Rasio > 1 maka investasi layak dilakukan
Jika Rasio ≤ 1 maka investasi tidak layak dilakukan
2.2.4.2 Payback Period
Menurut Schniederjans (2010, p.155) “Payback period
is a common accounting and finance tool used select the
42 alternative that recovers its cost in the shortest amount of time”.
Definisi tersebut dapat diartikan Payback period adalah
penghitungan yang biasa digunakan untuk memilih alternative
yang dapat mengembalikan biaya dalam waktu tersingkat.
Masalah utama dalam payback period adalah tidak
mempertimbangkan nilai waktu uang (Time Value of Money).
Namun, payback period juga mempunyai keuntungan, yaitu
dapat dihitung dengan cepat dan tidak memerlukan pengetahuan
tentang perhitungan present value. Payback period dapat
dihitung dalam 2 cara, yaitu :
a. Bila arus kas masuk yang dihasilkan tiap tahun
jumlahnya sama, maka penghitungannya
1th Co
: Biaya investasi awal
C
: Arus kas setiap tahunnya
b. Bila arus kas masuk yang dihasilkan tiap tahun
jumlahnya tidak sama, maka penghitungannya dapat
dilakukan dengan mengurangi biaya investasi awal
dengan arus kas masuk tahun pertama, kedua dan
seterusnya sampai biaya investasi awal habis.
Payback Period
43 n : Tahun terakhir dimana arus kas masih belum
bisa menutupi biaya investasi awal
a : Biaya investasi awal
b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
Jika payback < waktu yang ditentukan, investasi diterima
Jika payback > waktu yang ditentukan, investasi ditolak
Kelemahan payback method :
1. Tidak memperhitungan time value of money
2. Tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah
investasi awal kembali.
Keunggulan payback method :
1. Untuk investasi yang risikonya sulit diperkirakan, jangka
waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi
dapat diketahui dengan metode ini.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi
yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama,
sehingga dapat dipilih investasi mana yang jangka waktu
pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini mudah digunakan dan dipahami.
44 2.2.4.3 Net Present Value (NPV)
Menurut Schniederjans (2010, p.123) “Net present value
is the present value of cash flow minus the initial investment
cost”. Definisi tersebut dapat diartikan net present value adalah
present value dari arus kas dikurangi biaya investasi awal. Suatu
teknik analisis yang membandingkan biaya dan manfaat annual
discounted dari solusi alternatif. Net Present Value dapat
dihitung sebagai berikut:
NPV
1
r
1
r
….
C
: Biaya
B
: Manfaat / keuntungan
r
: Tingkat diskonto
n
: Periode
1
r
Jika NPV > 0 maka investasi dilakukan
Jika NPV ≤ 0 maka investasi tidak dilakukan
2.2.4.4 Profitability Index (PI)
Menurut Schniederjans (2010, p.126) “Profitability
index is a ratio that can be used to rank projects when the size
of initial investment in mutually exclusive set”. Definisi tersebut
dapat diartikan PI adalah rasio yang dapat digunakan untuk
45 menentukan tingkatan proyek ketika investasi awal berada pada
mutually exclusive set. Profitability index dapat dihitung sebagai
berikut :
PI
NPV
Biaya Investasi
Jika PI > 1 maka investasi layak
Jika PI ≤ 1 maka investasi tidak layak
2.2.4.5 Return on Investment (ROI)
Menurut Schniederjans (2010, p.129) “Return on
Investment methodology is another technique traditionally used
in capital budgeting decisions where the rate of return of an
investment is compared to the opportunity cost of capital”.
Definisi tersebut dapat diartikan ROI adalah teknik lain yang
biasanya digunakan dalam keputusan penganggaran modal di
mana tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan
biaya peluang modal.
Return on Investment dapat dihitung
sebagai berikut :
ROI
Keuntungan
Biaya Investasi
100%
Jika ROI > 1 maka investasi diterima
Jika ROI ≤ 1 maka investasi ditolak
46 Biaya peluang modal (opportunity cost of capital) dapat
dianggap sebagai pengembalian yang diharapkan hilang dengan
berinvestasi teknologi, daripada investasi berisiko sama di pasar
modal.
2.2.5
Ukuran Pemusatan
2.2.5.1 Mean (Rata-rata)
Menurut Lungan (2006, h.61) suatu nilai yang tepat
berada pada pusat sebaran dinamakan mean atau nilai tengah
dan dihitung dengan rumus :
X
….
= ∑
X
Xi = Nilai pengamatan ke-i
X = Rata-rata
n = Banyaknya unsure data
2.2.5.2 Median
Menurut Lungan (2006, h.71) median adalah suatu nilai
yang tepat pada pertengahan data yang telah diurutkan menurut
tingkat nilai – nilainya. Dengan kata lain, median membagi data
yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama.
47 2.2.5.3 Modus
Menurut Lungan (2006, h.81) modus adalah nilai atau
kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam suatu deretan
(kelompok) data.
2.2.6
Varians dan Standar Deviasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2003, h.99), varians dan
standar deviasi
adalah sebuah ukuran penyebaran yang menunjukan
standar penyimpangan atau deviasi data terhadap nilai rata – ratanya.
Pengertian varians sendiri menurut Suharyadi dan Purwanto
(2003, h.100) adalah rata – rata hitung deviasi kuadrat setiap data
terhadap rata – rata hitungnya dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
S2 =
∑ X X
Dimana :
S 2 = Varians sampel
X = Nilai setiap data / pengamatan dalam sampel
X = Nilai rata – rata hitung dalam sampel
n
= Jumlah total data / pengamatan dalam sampel
Sedangkan standar deviasi menurut Suharyadi dan Purwanto
(2003, h.101) adalah akar kuadrat dari varians dan menunjukan standar
penyimpangan data terhadap nilai rata – ratanya. Rumus standar deviasi :
S = √s
48 2.2.7
Skala Likert (Likert Scale)
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), skala likert merupakan
metode yang mengukur sikap setuju atau ketidaksetujuannya terhadap
subjek, objek atau kejadian tertentu. Skala likert umumnya menggunakan
lima angka penilaian, yaitu : (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti
atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau
tidak setuju dapat juga dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai
dengan sangat setuju.
Download