hubungan antara religiusitas dengan perkembangan moral pada

advertisement
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana
(S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam
Diajukan oleh
RIZQI ISNAENI FAJRI
F. 100 080 058/G 00 080 286
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana
(S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam
Diajukan oleh
RIZQI ISNAENI FAJRI
F. 100 080 058/G 00 080 286
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
iii
iv
ABSTRKASI
Hubungan Antara Religiusitas dengan Perkembangan Moral
Pada Santriwati
Rizqi Isnaeni Fajri
Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Perkembangan moral sangatlah penting bagi setiap individu sebagai makhluk
sosial. Bertujuan mencari bekal agar memiliki moral yang baik maka dapat dilakukan
dengan cara anak dimasukkan ke sekolah pesantren agar memiliki religiusitas yang baik,
siswa putri yang berada di pesantren disebut santriwati. Idealnya para santriwati yang
berada didalam lingkungan pondok pesantren memiliki penerapan moral yang sesuai
dengan yang telah di ajarkan dalamnya dengan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan
apa yang telah diajarkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan
perkembangan moral pada santriwati. Hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah
pertama, ada hubungan positif antara religiusitas dengan perkembangan moral pada
santriwati. Kedua, ada sumbangan efektif antara religiusitas dengan perkembangan moral
pada santriwati.
Populasi dalam penelitian ini adalah santriwati pondok pesantren modern
Assalam. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini purposive sampling. Alat ukur
dalam penelitian ini menggunakan skala religiuistas dan skala perkembangan moral.
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah product moment untuk
mengukur hubungan antara religiusitas dengan perkembangan moral pada santriwati.
Hasil analisis data menunjukkan tidak ada koefisien korelasi (r) sebesar -0,12
dengan p = 0,855 (p < 0,01), yang artinya tidak terdapat hubungan positif antara
religiusitas dengan perkembangan moral. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku santriwati
yang telah memiliki pemahaman tentang religiusitas dalam menjalankan peraturan yang
telah ada apabila ditinjau dari tahap perkembangan moral adalah belum sesuai.
Hasil perbandingan skor empirik menunjukkan bahwa religiusitas tergolong
tinggi dengan rerata empirik (RE) = 98,86 dan rerata hipotetik sebesar 77,5 dan
perkembangan moral tergolong sedang dengan rerata empirik (RE) = 0,62 dan rerata
hipotetik sebesar 17,5.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah tidak ada hubungan positif dan tidak
signifikan antara religiusitas dengan perkembangan moral.
Kata kunci: religiusitas, perkembangan moral, santriwati
v
Indonesia
PENDAHULUAN
mayoritas
yang
memiliki
beragama
penduduk
Islam,
dapat
Setiap anak yang terlahir ke
mendukung
untuk
dalam dunia ini merupakan amanah bagi
pendidikan
agama
kedua orang tua, hatinya yang suci
Pendidikan agama merupakan hal yang
adalah
jika
penting serta tonggak dalam kehidupan
dibiasakan melakukan kebaikan maka ia
sosial di masyarakat. bertujuan mencari
akan tumbuh baik dan bahagia dunia
bekal agar memiliki moral yang baik
akhirat, namun jika dibiasakan berbuat
maka dapat dilakukan dengan cara anak
buruk dan dibiarkan seperti binatang, ia
dimasukkan
akan celaka dan binasa, dengan begitu
karena pada dasarnya tujuan pendidikan
anak yang terlahir kedunia ini dalam
pesantren
keadaan fitrah hal ini dikuatkan dengan
2008)
adanya firman Allah dalam QS. Ar-
moral,
Rum:30
semangat, menghargai nilai-nilai spritual
permata
yang
mahal
ke
yang
sekolah
menurut
yaitu
mendapatkan
melatih
pesantren,
Dhofier
meliputi
dan
baik.
(Nuqul
meninggikan
mempertinggi
dan kemanusiaan, mengajarkan tingkah
      ...
laku yang jujur dan bermoral, dan
mempersiapkan
 ......     
santri
untuk
hidup
sederhana dan bersih hati.
“... (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah....”
Glock dan Stark (1988) merujuk
dengan teori Ancok & Suroso (2004)
religiustas ini mempunyai lima aspek,
yaitu aspek kepercayaan, peribadatan,
Setiap orang tua ingin memiliki
penghayatan,
anak yang nantinya akan menjadi anak
pengalaman
dan
pengetahuan. Dalam sebuah pondok
yang sholeh dan sholihah, dan negara
1
2
pesantren aspek-aspek tersebut telah di
Setelah memiliki pemahaman
ajarkan kepada santriwati, sehingga para
agama yang baik idealnya para
santriwati sudah dapat mengaplikasikan
santriwati memiliki penerapan moral
aspek-aspek tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Karena agama mengajarkan
kepada
para
penganutnya
yang sesusai dengan yang telah di
ajarkan dalam pondok pesantren
untuk
dengan menunjukkan perilaku yang
melakukan hal–hal yang baik dan tidak
sesuai
dengan
apa
yang
telah
dengan
hasil
melanggar tata aturan yang berlaku pada
diajarkan.
masyarakat.
Karena
pembelajaran
yang dilakukan di
Mengingat usia para santriwati
pondok
yang
berada
di
pondok
pesantren
dapat
pesantren
meningkatkan
kognitif
para
merupakan usia remaja yang mana pada
masa ini merupakan transisi, perubahanperubahan yang mengesankan dalam
kognisi
sosial
menjadi
ciri
santriwati.
Ketika sudah memahami maka
di implementasikan kedalam perilaku
perkembangan remaja. Tekanan teman
sehari-hari, dalam peraturan yang
sebaya dan tuntutan konformitas pada
dibuat
pondok
pesantren
yang
masa remaja dapat bersifat positif dan
negatif. Usia remaja merupakan usia
yang sedang menuju proses kematangan
mengatur tata tertib keseharian para
santirinya
merupakan
dimana pada usia ini membutuhkan
pewejawantahan dari apa yang sudah
bantuan dari lingkungan untuk mencari
diberikan namun fenomena yang
perilaku yang diterima oleh masyarakat.
didapat, berdasarkan hasil interview
yang dilakukan oleh peneliti pada 3
Agustus
2012 kepada
santriwati
3
bagian keamanan pada salah satu
berada di pondok pesantren dalam
pondok
Surakarta,
hal berprilaku terdapat yang tidak
dengan jumlah santriwati sebanyak
sesuai dengan moral yang telah di
326 orang masih teradapat santriwati
ajarkan dalam agama Islam.
pesantren
di
yang melanggar peraturan yang telah
Dengan permasalahan yang
diterapkan pada pondok pesantren
telah dipaparkan diatas maka dapat
tersebut, pada kurung waktu selama
ditemukan pokok permasalahan yaitu
satu
tahun
terdapat
12
kasus
apakah
pelanggaran
ringan
ada
kaitannya
antara
dengan
religiusitas terhadap perkembangan
menggambarkan
bahwa
setiap
moral pada santriwati. Oleh karena
harinya
terdapat
santri
yang
itu
penulis
tertarik
untuk
melanggar dan 13 kasus pelanggaran
mengadakan penelitian dengan judul
berat yang dilakukan oleh 14 orang
hubungan antara religiusitas dengan
santriwati. Fenomena tersebut tidak
perkembangan moral pada santriwati.
mencerminkan pada ajaran Islam
yang telah diberikan dan
pada
Adapun tujuan dari penelitian
sudah
ini adalah Untuk mengetahui apakah
mengetahui bahwasanya tata aturan
ada hubungannya religiusitas dengan
tersebut diterapkan agar tidak keluar
perkembangan moral pada santriwati,
dari koridor agama serta melatih
dan untuk mengetahui sumbangan
kedisiplinan
dalam
efektif antara religiusitas dengan
melaksanakan ibadah. Kenyataanya
perkembangan moral pada santriwati.
dasarnya
para
santriwati
santriwati
dalam perilaku para santriwati yang
4
Tingkat perkembangan moral
sosial legalistik, yaitu menyesuiakan
menurut Kohlberg (Gunarsa, 1985)
diri untuk memelihara rasa hormat
yaitu
dari orang netral yang menilai dari
Pra-
konvensional,
konvensional, Pasca Konvensional.
sudut
Dan memiliki 6 aspek perkembangan
masyarakat, (6) Orientasi prinsip
moral
etika universal, yaitu menyesuaikan
menurut
kohlberg
(dalam
pandang
kesejahteraan
Budiningsih, 2004) (1) Orientasi
diri
hukuman
penghukuman atas diri sendiri.
dan
kepatuhan,
Anak
untuk
menghindari
cenderung patuh pada aturan untuk
Religiusitas dalam Islam pun
menghindari hukuman, (2) Orientasi
memiliki
Relativis
instrumental,
faktor
yang
sangat
yaitu
memperngaruhinya, Menurut Kant
menyesuikan diri (conform) untuk
(Tjahjadi, 1991) tujuan moralitas
mendapatkan ganjaran, kebaikannya
adalah
kebaikan
tertinggi,
di balas seterusnya, (3) Orientasi
dikarenakan
setiap
orang
yang
anak manis (good boy/girl), yaitu
memiliki budi tidak mungkin untuk
menyesuaikan
diri
untuk
ketidak
setujuan,
membuat hukum moral maka harus
menghindari
ada
yang
membuatnya
secara
ketidak senangan orang lain, (4)
universal untuk semua orang, dengan
Orientasi hukuman dan ketertiban,
begitu
yaitu
menyesuiakan
diri
Allah
sebagai
pemimpin
untuk
hukum moral dengan begitu agama
menghindarkan
penilaian
Oleh
harus
diajarkan
otoritas resmi dan rasa bersalah yang
pengikutnya.
diakibatkannya, (5) Orientasi kontrol
kepada
para
5
Glock
dan
Stark
1965,
mengungkapkan bahwasanya religius
adalah
sistem
simbol,
bebasnya
adalah
perkembangan
moral.
sistem
Data
pada
penelitian
melalui
dua
ini
keyakinan, sistem nilai dan sistem
diperoleh
perilaku yang terlembagakan, yang
semua itu berpusat pada persoalanpersoalan yang dihayati sebagai yang
cara.
Pengumpulan data untuk religiusitas dan
perkembangan moral. Pada penelitian
ini
menggunakan
teknik
sampel
paling maknawi. aspek. Glock dan
purposive
Stark (1966) mengatakan
bahwa
sampel dengan pertimbangan tertentu
religiusitas memiliki lima dimensi
(Sugiyono, 2010). Sampel yang diambil
atau aspek yang membentuknya (1)
oleh peneliti adalah santirwati pondok
aspek keyakinan, (2) aspek praktek
pesantren
agama, (3) aspek pengalaman, (4)
aspek pengetahuan agama, (5) aspek
adalah
teknik
Assalam
penentuan
yang
dibedakan
dengan lama tinggalnya di pondok
tersebut. Yaitu santriwati yang sudah
tinggal di atas dua tahun dan dibawah
konsekuensi.
dua tahun di pondok pesantren tersebut.
Serta
memiliki
kriteria
yang
lebih
spesifik:
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan
pendekatan
Variabel
religiusitas
kuantitatif.
Adapun
tergantungnya
adalah
sedangkan
variabel
a. Merupakan
yang
santriwati
masih
aktif
mengikuti kegiatan belajar
mengajar serta kegiatan
pondok pesantren.
6
Hasil
b. Telah tinggal di pondok
analisis
kategorisasi
pesantren selama 2 tahun
menunjukkan bahwasanya pada variabel
di
perkembangan moral diketahui rerata
pondok
pesantren
empirik
tersebut.
c. Usia antara 13-16 tahun
sebesar
hipotetik
18,62
sebesar
menunjukan
dan
17,5.
bahwa
rerata
Hal
ini
yang
berarti
pada
subjek
(setara dengan Madrasah
perkembangan
moral
Tsanawiyah dan Aliyah)
penelitian tergolong sedang, dan pada
Analisis data menggunakan
product momen dan cross tabulation
melalaui aplikasi SPSS for windows
variabel religiusitas memiliki rerata
empirik sebesar
98,86 dan rerata
hipotetik sebesar 77,5 yang berarti
religiusitas
pada subjek penelitian
versi 15.0.
tergolong tinggi, yang berarti saat
santriwati memiliki religusitas yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat
Berdasarkan hasil analisis data
tinggi
diketahui
perkembangan moral yang sedang.
bahwa
tidak
ada
hubungan positif dan tidak signifikan
maka
Analisis
akan
memiliki
menggunakan
antara religiusitas dengan perkembangan
tabulation
moral. Dengan hasil, koefisien korelasi
memiliki religiuistas yang tinggi maka
(r) sebesar -0,012 dengan p = 0,855 (p
memiliki tingkat perkembangan moral
< 0,01) dan untuk sumbangan efektif
yang sedang, hal ini dapat dilihat dari
hanya sebesar 2% yang berarti terdapat
subjek sebanya 114 santriwati 50 orang
98%
di antaranya memiliki perkembangan
faktor
lain
yang
dapat
mempengaruhi perkembangan moral.
terlihat
individu
cross
yang
moral yang sedang, hal tersebut dapat
meningkatkan
tingkat
perkembangan
7
moralnya walaupun secara keseluruhan
Hal
tidak mempengaruhi dengan
religiusitas tidak dapat dijadikan
hasil
analisis chi square 0.893 dan Approx.
Sig. (0,989) > α (0,05), maka Ho
diterima. Jadi tidak ada hubungan antara
religiusitas
dengan
ini
predictor
berarti
untuk
variabel
mengukur
perkembangan moral.
2. Sumbangan efektif religiusitas
perkembangan
sebesar
2%
terhadap
moral.
perkembangan
Dari
penelitian
disimpulkan,
perkembangan
moral,
ini
dapat
religisitas
dan
determinan (r2)= 0,02 hal ini
ada
berarti
moral
tidak
hubungannya dan tidak signifikan.
ditunjukkan
masih
faktor-faktor
oleh
koefisien
terdapat
82%
lain
yang
memberikan sumbangan efektif
KESIMPULAN
terhadap perkembangan moral di
Berdasarkan hasil analisis data
luar variabel religiusitas.
dan pembahasan yang telah diuraikan
3. Kategorisasi variabel religiusitas
sebelumnya,
maka
dapat
ditarik
diketahui rerata empirik sebesar
kesimpulan sebagai berikut:
98,86 dan rerata hipotetik sebesar
1. Tidak ada hubungan dan tidak
signifikan
dengan
yang
antara
religiusitas
perkembangan
ditunjukkan
oleh
moral
nilai
77,5 yang berarti religiusitas pada
subjek
penelitian
tergolong
tinggi.
4. Variabel perkembangan moral
koefisien korelasi sebesar -0,012
mempunyai
dengan p 0,855 dengan p < 0,01.
sebesar 18,62 dan rerata hipotetik
rerata
empirik
8
sebesar
berarti
bahwa perkembangan moral sangat
perkembangan moral pada subjek
diperlukan untuk berprilaku dalam
penelitian tergolong sedang.
kehidupan sosial, sehingga santriwati
17,5
yang
ini dapat menjadi anak-anak yang
SARAN
memiliki pribadi yang dari segi
1. Bagi dunia pendidikan
perkembangan moralnya baik, tidak
Disarankan
dalam
dunia
hanya untuk santriwati di pondok
pendidikan
untuk
meningkatkan
pesantren Assalam saja namun juga
religiusitas dan kognitif untuk para
bagi seluruh santriwati di seluruh
peserta
didiknya
agar
memiliki
Indonesia, agar Negara Indonesia
perkembangan moral yang baik.
memiliki
generasi
penerus
yang
2. Bagi pihak pondok pesantren
memiliki perkembangan moral yang
Diharapkan
agar
pondok
baik sehingga mehasilkan perilaku
pesantren mampu menciptakan suatu
yang baik.
kondisi yang dapat meningkatkan
4. Bagi peneliti selanjutnya
moralitas dan budi pekerti para santri
Ketiadaan teori yang sesuai dengan
yang dalam hal ini dikhususkan pada
variabel
penerapan disiplin untuk mentaati
religiusitas
dengan
perkembangan moral membuat peneliti
peraturan yang telah ada.
saat ini mengalami kesulitan, karena
3. Bagi Santriwati
hasil penelitian tidak dapat digunakan
Dalam penelitian subjek ini
dan saran untuk penelitian selanjutnya
yang dipakai adalah santriwati se-
bisa menggunakan meode kualitatif atau
tingkat SMA, maka disarankan bagi
literasi agar tidak bertentangan dengan
santriwati tersebut untuk memahami
syarat nilai yang telah ditetapkan.
9
Penelitian ini pun terkendala dengan
waktu yang terbatas saat pengambilan
data serta kurang sesuainya skala yang
digunakan
untuk
diberikan
kepada
Nuqul, 2008. Pesantren Sebagai Bengkel
Moral, Optimalisasi Sumber
Daya Pesantren Untuk
Menanggulangi Kenakalan
Remaja. Piskoislamika Jurnal
Psikologi Islam Vol. 5. No 2.
Juli 2008
santriwati yang memiliki standar moral
berdasarkan agama berbeda dengan
skala yang dirancang oleh Kohlbreg
dengan demikian maka bagi penelitian
selanjutnya agar tidak memakai skala
perkembangan moral Kohlberg jika
pembahasan
tentang
perkembangan
moral dan religiusitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D & Suroso, F.N. 2004.
Psikologi Islam. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Budiningsih,A. 2004. Pembelajaran
Moral. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Departemen Agama RI. 2005. AlQur’an
dan
Terjemahnya
Bandung: PT. Syamil Cipta
Media.
Glock, C. & Stark, R. 1966. Religion
and
Society
In
Tension.
Chicago:
University
of
California.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Cetakan 9. Bandung : CV
Alfabeta.
Tjahjadi, Simom P. L. 2001. Hukum
moral: ajaran Immanuel Kant
tentang etika dan imperatif
kategoris.
Cet.
Ke-10
Yogyakarta: Kansius
Download