faktor faktor yang berhubungan dengan kecemasan persalinan kala

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INISIASI MENYUSU DINI
1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan
anugerah dari tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit,
hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara (Roesli, 2008, hal. 3).
Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang
sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan
gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi tetapi
bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan
dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu.
Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda
dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan
Universitas Sumatera Utara
hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu (Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati, 2010, hal. 106).
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi
untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimia
yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan
mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan
obat-obatan atau tindakan, seperti operasi caesar, vakum, forsep, bahkan perasaan
sakit di daerah kulit yang digunting saat di episiotomi dapat pula mengganggu
kemampuan alamiah ini (Roesli, 2008, hal 4).
2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan bayi
a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
1). Mengoptimalkan fungsi hormonal ibu dan bayi.
2). Kontak kulit ke kulit dan inisiasi menyusu dini akan:
a). Menstabilkan pernafasan.
b). Mengendalikan temperatur tubuh bayi.
c). Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.
d). Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.
e).Meningkatkan kenaikan berat badan bayi (kembali ke berat lahirnya dengan
lebih cepat).
f). Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
g). Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.
Universitas Sumatera Utara
h). Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
i). Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat
sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
j). Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa
jam pertama hidupnya (Depkes RI, 2008, hal 131).
b. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
2). Oksitosin:
a). Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko perdarahan pasca
persalinan.
b). Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi asi.
c). Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi.
d). Ibu menjadi lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta
lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
3). Prolaktin:
a). Meningkatkan produksi ASI.
b). Membantu ibu mengatasi stres, terhadap berbagai rasa kurang nyaman.
c). Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.
d). Menunda ovulasi (Depkes RI, 2008, hal 132).
Universitas Sumatera Utara
c. Keuntungan menyusu dini untuk bayi
1). Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum
segera, keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2). Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi.
3). Meningkatkan kecerdasan.
4). Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan nafas.
5). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
6). Mencegah kehilangan panas (Depkes RI, 2008, hal 132).
d. Keuntungan menyusu dini untuk ibu
1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.
2). Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
3). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.
e. Memulai menyusu dini akan
1). Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah.
2). Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif dan meningkatkan
lamanya bayi disusui.
3). Merangsang produksi asi.
4). Memperkuat reflek menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi
paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2008,
hal 132).
Universitas Sumatera Utara
3. Langkah-Langkah Inisiasi Menyusu Dini
a. Begitu bayi lahir, bayi diletakkan di atas perut ibu.
b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya.
c. Tali pusat dipotong lalu diikat. Verniks (zat lemak putih) yang melekat di
tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit
bayi.
d. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika
perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
e. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
f. Ayah didukung agar membantu Ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusu. Biarkan dalam posisi ini selama satu jam dan sampai
bayi menemukan puting susu ibu dan berhasil menyusu untuk pertama
(Roesli, 2008, hal 9).
4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Caesar
Inisiasi menyusu dini secara standar tidak dapat dilakukan pada persalinan
dengan operasi caesar, tetapi bila operasi caesar dilakukan dengan menggunakan
anestesi spinal atau epidural , ibu dapat segera merespon pada bayi. Bayi dapat
segera diposisikan untuk dilakukan kontak kulit dan usaha menyusu pertama di
kamar operasi. Jika menggunakan anestesi umum, kontak dapat terjadi di ruang
Universitas Sumatera Utara
pemulihan pada saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk
akibat pengaruh anestesi. Ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan
kontak kulit sementara menunggu ibu sadar. Berikut ini tatalaksanannya :
a. Diperlukan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang suportif.
b. Usahakan suhu ruangan hangat (20-25°C). Sediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi dan badan ibu. Bila perlu siapkan topi bayi.
c. Pada anestesi spinal / epidural, ibu akan sadar dan dapat merespon sedini
mungkin.
d. Pada anestesi umum kontak dapat dilakukan pada saat ibu mulai sadar
walaupun masih mengantuk.
e. Ayah dapat melakukan kontak kulit dengan bayi sambil menunggu ibu
responsif.
f. Anjurkan untuk segera kontak kulit dengan bayi sesegera mungkin. Kontak
kulit dapat dilakukan setelah bayi stabil dan ibu responsif.
g. Bila kontak kulit ditunda, bungkus bayi sedemikian rupa sehingga mudah
dibuka pada saat ibu sudah sadar.
h. Bantu bayi mulai menyusu pertama bila bayi dan ibu menunjukan kesiapan.
i. Bantu ibu menemukan posisi yang nyaman walaupun ibu terlentang dan bayi
tengkurap.
Universitas Sumatera Utara
j. Membantu ibu waktu bayi di rawat gabung selama 24 jam bersama ibu.
k. Waktu perawatan ibu yang lama dapat dipergunakan untuk membantu
memantapkan menyusui (Roesli, 2008, hal. 22)
5. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat
a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.
c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak
dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama
(10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting
susu ibu ke mulut bayi.
f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery
room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan
vitamin K, dan kadang diberi tetes mata (Roesli, 2008, hal 9).
6. Tahapan Perilaku Sebelum Bayi Berhasil Menyusui
Berikut ini lima tahap perilaku bayi tersebut:
a.
Dalam 30 menit pertama: stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga.
Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari
keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding
Universitas Sumatera Utara
(hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam
suasana aman.
b.
Antara 30-40 menit : bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau
minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan
cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan
yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi
untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.
c.
Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya,
bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
d.
Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai
sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu,
menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri,
serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan
tangannya yang mungil.
e.
Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan
melekat dengan baik (Roesli, 2008, hal 17).
7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
a. Bayi kedinginan – tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu.
Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam 2 menit jika bayi diletakkan
di dada ibu.
Universitas Sumatera Utara
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya –
tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
membantu menenangkan ibu.
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia – tidak masalah
Saat bayi di dada ibu penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi
dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan suami atau keluarga terdekat
untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusu dini.
e. Ibu harus dijahit – tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit
adalah bagian bawah tubuh ibu.
f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
(gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir – tidak benar
Menurut
American
College
of
Obstetrics
and
Gynecology
dan
AcademyBreastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat di
tunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
membahayakan bayi.
Universitas Sumatera Utara
g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur –
tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan
bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi
kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
h. Bayi kurang siaga – tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah
itu bayi tidur dalam waktu yang lama.
i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga
diperlukan cairan lain (cairan pre-raktal) – tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan
dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi – tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai
imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum
melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.Warna kuning
kolostrum adalah tanda-tanda kandungan protein dalam ASI, bukan berarti
kotor atau basi. Selain protein, kolostrum/ASI pertama juga kaya dengan zat
kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi baru lahir
(Roesli, 2008, hal. 28).
Universitas Sumatera Utara
B.Bidan
1. Pengertian bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan
persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk
menjalankan praktek (Sofyan, 2006).
2. Pengertian bidan praktek swasta
Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan
(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin
secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (IBI, 2008,
hal. 3).
3. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan
kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk
kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Atik, 2008,
hal 6).
4. Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab
bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan
dan atau masalah kebidanan seperti kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan
kesehatan masyarakat (Suryani, 2008, hal. 5).
Universitas Sumatera Utara
C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini.
Keberhasilan insiasi menyusu dini yang mendukung peningkatan pelaksanaan
insiasi menyusu dini di pengaruhi oleh:
1.Peranan Sosial Budaya
Kemajuan teknologi perkembangan industri dan pengaruh kebudayaan
barat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat, memberi susu formula
di anggap modern karena memberikan ibu kedudukan yang sama dengan ibu-ibu
golongan atas. Ketakutan mengendornya payudara membuat ibu-ibu enggan
menyusui bayinya.
2. Peranan Tatalaksana Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
Peranan tata laksana rumah sakit atau rumah bersalin sangat penting
mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan
kesehatan yang lebih baik. Tata laksana rumah sakit yang tidak menunjang
keberhasilan menyusui harus di hindari, seperti:
a. Bayi yang dipuaskan beberapa hari, padahal refleks hisap bayi lebih kuat pada
jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini akan mempercepat
timbulnya hormon prolaktin untuk mempercepat produksi asi.
b. Memisahkan bayi dengan ibunya karena tidak adanya sarana inisiasi menyusu
dini menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayinya.
c. Penggunaan obat – obatan selama proses persalinan seperti obat penenang yang
dapat menghambat permulaan laktasi sehingga rasa sakit akibat episiotomi atau
robekan jalan lahir dapat mengganggu pemberian asi (Soetjiningsih, 1997).
Universitas Sumatera Utara
D. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, hal 121).
1. Tingkat pengetahuan domain di dalam kognitif, yaitu :
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif di klasifikasikan menjadi 6
tingkatan, yakni :
a. Tahu (know)
Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
real (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu struktur
orgnisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintetis (syntetis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek pengukuran pengetahuan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :
a. Umur
Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden.
Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena
semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin
meningkat, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kualitas. Lewat
pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan.
c. Sumber informasi
Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi
keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari
pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan.
Sumber informasi dapat diperoleh dari:
1. Media cetak, seperti booklet, leaflet, poster, rubrik, dan lain-lain.
2. Media elektronik, seperti televisi,video, slaide, radio, dan lain-lain.
3. Nonmedia, seperti di dapat dari keluarga, teman, tenaga kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur
dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007, hal
142).
Universitas Sumatera Utara
Download