KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karuniaNYA kepada kita semua. Salam dan sholawat selalu kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad Saw semoga kita mendapat safa’at beliau di hari akhir nantinya. Bahan ajar imunologi ini sangat menarik bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang sistem pertahanan tubuh dan bagaimana cara tubuh kita mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh terhadap berbagai macam benda asing baik yang berasal dari luar tubuh maupun dari luar tubuh. Apabila sistem pertahanan tubuh kita sudah tidak mampu mengatasinya, maka akan timbul gejala seseorang tersebut mengalami sakit, karena penyakit dapat terjadi disebabkan sel-sel pertahanan tubuh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berapa faktor seperti genetik, lingkungan (obat, sinar-X, bahan toksik, polusi), umur, kehamilan, dan penyakit yang disebabkan virus, bakteri ataupun tumor. Penulisan bahan ajar ini dalam rangka memenuhi bahan ajar yang dibutuhkan mahasiswa dalam mendalami dasar-dasar perkembangan imunologi, selain itu bahan ajar imunologi dan imunologi yang berbahasa indonesia tidak terlalu banyak di indonesia, untuk itu penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat bermamfaat dan digunakan sebagai dasar belajar imunologi sebelum ke buku imunologi yang berbahasa asing. Penulis akan selalu berusaha meningkatkan mutu penulisan dengan menambah isi dari bahan ajar ini. Penulis menyadari bahwa penulisan bahan ajar ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan bahan ajar ini. Akhirnya penulis berharap bahan ajar ini dapat bermanfaat dan memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Abdul Rahman Astrakusuma, S. Farm., Apt. yang telah membantu mengkoreksi naskah buku ini. Dan terimakasih kepada anak-anakku Azlan Rafisqi Astrakusuma dan Aqila Rahmeida Astrakusuma, maafkan mama i sudah mengambil waktumu untuk menulis bahan ajar ini. Semoga Allah SWT memberikan karunia dan balasan yang tidak terhingga atas bantuan yang diberikan. Semarang, Oktober 2013 Maria Ulfah, S. Farm., M. Sc., Apt. ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii TINJAUAN UMUM MATA KULIAH ........................................................... iv DESKRIPSI MATA KULIAH ........................................................................ iv MAMFAAT MATA KULIAH ........................................................................ iv STANDART KOMPETENSI .......................................................................... iv KOMPETENSI DASAR .................................................................................. iv BAB I. SISTEM IMUN .................................................................................. 1 A. Sistem Imun ................................................................................ 1 1. Deskripsi Sistem Imun dan cakupan materi sistem imun ..... 1 2. Kompetensi Dasar ................................................................. 7 3. Indikator ................................................................................ 8 4. Tujuan Pembelajaran ............................................................ 8 B. PENYAJIAN .............................................................................. 8 1. Uraian dan Contoh ............................................................... 8 2. Latihan ................................................................................. 8 3. Rangkuman .......................................................................... 9 C. PENUTUP .................................................................................. 9 1. Evaluasi Dan Kunci Jawaban .............................................. 2. Tindak Lanjut (Kriteria kelulusan mata kuliah tersebut) D. DAFTAR PUSTAKA ................................................................. iii 9 11 TINJAUAN UMUM MATA KULIAH Imunologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal mengenai reaksi kekebalan atau proses pertahanan atau imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing /kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh pada makluk hidup, termasuk manusia. Pada 20 tahun terakhir ini sangat pesat perkembangannya terutama imunologi seluler dan molekuler. Banyak penemuan-penemuan berbagai molekul yang berperan dalam inflamasi dan respon imun seperti mediator, sitokin, dan lain-lain. Penemuan ini dapat menerangkan patogenesis serta menegakkan diagnosis berbagai penyakit. Selain itu juga telah dicapai dalam pengembangan berbagai vaksin dan obat-obat imunomodulator. DESKRIPSI MATA KULIAH Matakuliah imunologi membahas tentang sistem imun, komponen sel-sel imun, antibodi, antigen dan molekul pengenal antigen, komplemen, sitokin, mekanisme respon imun, mekanisme eliminasi agen infeksi dengan sistem imun; konjugat, isolasi dan pembuatan antibodi monoklonal dan aplikasinya; vaksin dan vaksinasi, terapi penyakit hipersensitivitas. MAMFAAT MATA KULIAH Bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang dasardasar imunologi dan perkembangan imunologi bagi para pembaca terutama mahasiswa. KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan mengerti komponen sistem imun, menjelaskan proses fatosifisiologi terjadinyanya sistem imun, mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi melalui sistem imun, dan pencegahan dan tanggap terhadap permasalahan yang terjadi yang disebabkan oleh respon imun secara benar. iv BAB I SISTEM IMUN A. SISTEM IMUN 1. Deskripsi sistem imun Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap berbagai benda asing yang berbahaya yang ditimbulkan dari berberbagai bahan dalam lingkungan hidup. Benda asing yang berbahaya dapat berupa eksogenus (Virus, Bakteri, Protozo, Parasit, jamur, debu) dan Endogenus (sel malignan dan tumor). Zat asing tersebut setiap saat dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit bahkan kerusakan jaringan. Peran dari sistem imun adalah sebagai pertahanan, Homeostasis dan pengawasan di dalam tubuh. Sistem imun terdiri dari 2 yaitu: Sistem imun alamiah atau nonspesifik (natural/innate) atau bawaan dan Sistem imun didapat atau spesifik (adaptive/acquired) atau perolehan. a. Sistem imun non spesifik Sistem imun non spesifik adalah sistem imun yang telah ada pada individu sejak kelahirannya dan sekali diaktifkan, mekanisme yang sama terjadi tanpa memandang tantangan yang ada atau paparan yang lalu. Mekanisme sistem imun non spesifik tidak menunjukkan spesifisitas dan tidak tergantung atas pengenalan spesifik bahan asing. Pertahanan tersebut mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh pertama dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena itu dapat memberikan respon langsung. Sistem imun ini disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap organisme tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap berfungsi sejak lahir. 1 Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap sistem imun non-spesifik adalah 1) Spesies. Beberapa spesies ada perbedaan kerentanan yang jelas terhadap mikroorganisme, misalnya tikus sangat resisten terhadap diphteria sedangkan manusia sangat rentan. 2) Keturunan dan usia. Peranan keturunan menentukan resistensi terhadap infeksi terlihat pada studi tuberkulosis pada pasangan kembar. Bila satu dari kembar homozigot menderita tuberkulosis, pasangan lainnya menunjukkan resiko lebih tinggi untuk menderita tuberkulosis daripada pasangan yang heterozigot. Infeksi lebih sering terjadi dan lebih berat pada anak usia balita dan hewan muda di banding dewasa. Hal ini disebabkan sistem imun yang belum matang pada usia muda. 3) Suhu. Beberapa mikroba tidak dapat menginfeksi manusia karena tidak dapat hidup pada suhu 37ᵒC . kelangsungan hidup banyak jenis mikroorganisme tergantung pada suhu. Kuman tuberkulosis tidak akan menginfeksi hewan berdarah dingin. Gonococcus dan treponema akan mati pada suhu diatas 40ᵒC. 4) Hormon. Pada diabetes mellitus, hipotiroidisme dan disfungsi adrenal ditemukan resistensi yang menurun terhadap infeksi dan sebabnya belum diketahui. Steroid yang merupakan antiinflamasi, menurunkan fagositosis, tetapi dapat menghambat efek toksik endotoksin yang dihasilkan oleh kuman. 5) Nutrisi. Nutrisi yang buruk dapat menurunkan resistensi terhadap infeksi. Pada hewan percobaan terbukti jelas disertai leukopeni dan fagositosis yang menurun. Sebaliknya keadaan nutrisi yang buruk dapat menyulitkan proliferasi virus sehingga seseorang dengan nutrisi buruk lebih tahan terhadap infeksi virus tertentu sibanding dengan nutrisinya lebih baik. Parasit malaria memerlukan asam amino benzoat untuk 2 perkembangannya. Kekurangan asam amino benzoat ini terjadi pada malnutrisi, sehingga parasit malaria sukar berkembang. 6) Flora bakteri normal. Flora bakteri normal dapat membentuk bahan antimikrobial seperti bacteriocine dan asam. Pada waktu yang sama flora normal yang ada juga berkompetisi dengan patogen potensial untuk mendapatkan nutrisi esensial. Dikulit manusia ditemukan 1012 dan di usus sekitar 1014 kuman komensal. Kegunaan komensal ini untuk menyingkirkan mikroorganisme lain atau patogen. Bila organisme patogen diusus mati karena antibiotik, mikroba patogen dengan mudah mengambil tempat organisme komersal tadi. Sistem imun non-spesifik, terbagi menjadi tiga, yaitu: pertahanan fisik, biokimia dan seluler. 1. Pertahanan fisik, ini meliputi: kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat menembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok, akan meningkatkan resiko infeksi. 2. Pertahanan biokimia, ini meliputi: lizosim (kulit), sebaseus, asam lambung, dan lain-lain. Beberapa mikroorganisme dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebaseus dan folikel rambut. pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi protein membran sel kuman sehingga dapat mencegah infeksi melalui kulit. Lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh terhadap berbagai kuman Gram positif, karena dapat menghancurkan peptidoglikan dinding bakteri. Air susu ibu juga mengandung mempunyai laktooksidase sifat dan antibakterial asam terhadap neuraminik E. Coli yang dan Staphylococcus. Saliva mengandung enzim seperti laktooksidase 3 yang merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma. Antibobodi dan komplemen dapat berperan sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba. Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroorganisme (tidak semuanya). pH yang rendah dalam vagina, spermin dalam semen dan jaringan lain dapat mencegah tumbuhnya bakteri Gram positif. Pembilasan oleh urin dapat mengeliminasi patogen. Laktoferin dan transferin dalam serum mengikat zat besi yang merupakan metabolit esensial untuk hidup beberapa jenis mikroba seperti pseudomonas. 3. Pertahanan humoral, ini meliputi antibodi dan komplemen, interferon. Serum normal dapat membunuh dan menghancurkan beberapa bakteri Gram-negatif. Hal tersebut disebabkan oleh kerjasama antara antibodi dan komplemen. Komplemen rusak oleh pemanasan pada 56OC selama 30 menit. Antibodi dan komplemen dapat menghancurkan membran laipsanlipopolisakarida (LPS) dinding sel. Diduga komplemen mempunyai sifat esterase yang berperan pada lisis tersebut. Begito lapisan LPS melemah, lizosim, mukopeptida dalam serum dapat masuk menembus membran bakteri dan menghancurkan lapisan mukopeptida. Membran Attack Complex (MAC) dari sistem komplemen dapat menimbulkan lubang-lubang kecil dalam sel membran bakteri sehingga bahan sitoplasma yang mengandung bahan-bahan vital keluar sel dan mengakibatkan mikroba mati. Komplemen terdiri dari sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi. Komplemen diproduksi oleh hepatosit dan monosit dengan spektrum aktivitas yang luas. Komplemen dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau produknya (jalur alternatif, dalam imunitas nonspesifik) atau oleh antibodi (jalur klasik dalam 4 imunitas spesifik). Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis dan juga menimbulkan dekstruksi/lisis bakteri dan parasit. Interferon (IFN) adalah sitokin berupa glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat antivirus, an dapat menginduksi sel-sel disekitar sel yang terinfeksi virus menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interferon juga dapat mengaktifkan Natural Killer Cell (sel NK). Sel yang terinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya yang akan dikenal dan dihancurkan oleh sel NK, sehingga penyebaran virus dapat dicegah. Produksi INF diinduksi oleh infeksi virus atau suntikan polinukleotida sintetik. C-reactive Protein (CRP). CRP merupakan protein fase akut, termasuk golongan protein yang kadarnya meningkat 100x atau lebih dalam darah pada infeksi akut. Ia dibantu oleh kalsium untuk mengikat berbagai molekul diantaranya fosforilkolin yang ditemukan pada permukaan bakteri/jamur, sehingga mengaktifkan komplemen (jalur klasik). CRP juga mengikat protein C dari pneumococcus. Oleh karena itu CRP berupa opsonin yang memudahkan fagositosis. Adanya CRP yang tetap tinggi menunjukkan infeksi yang persisten. Pertahanan Seluler. Ini meliputi: fagosit, makrofag, sel NK. Sel utama yang berperan dan pertahanan non spesifik adalah sel mononuklier (monosit dan makrofag) serta sel polimononuklier atau granulosit. Kedua sel tersebut berasal dari sel hematopoitik (Gambar 1). Granulosit hidup pendek, mengandung granul yang berisikan enzim hidrolitik dan beberapa berisi laktofeyang bersifat bakterisidal. Fagositosis yang efektif dapat mencegah 5 timbulnya infeksi. Dalam kerjanya, sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik. Makrofag, monosit ditemukan dalam sirkulasi dalam jumlah lebih kurang daripada neutrofil. Sel-sel tersebut bermigrasi ke jaringan dan disana berdifferensiasi menjadi makrofag yang seterusnya hidup dalam jaringan. Sel kupffer adalah makrofag dalam hati, histiosi dalam jaringan ikat, makrofag di alveoler di paru, sel glia di otak dan sel langerhans di kulit. makrofag dapat hidup lama, mempunyai granul dan melepas berbagai bahan, antara lain yang lisozim, komplemen, interferon dan sitokin. Sel NK dan Large Granular Limphocyte (LGL), merupakan limfosit dengan granul besar, mengandung banyak sitoplasma. Gambar 1. Asal Sistem Imun b. Sistem imun spesifik Sistem imun spesifik adalah Sistem imun didapat (adaptive/acquired) atau perolehan berperan sebagai lini kedua pertahanan tubuh. Mekanisme sistem imun imunitas perolehan akan terjadi atau dikembangkan oleh individu, hanya setelah adanya tantangan spesifik. Sistem imun spesifik mempunyai sifatsifat sebagai berikut: 6 1) Diversitas: Jumlah total spesifisitas limfosit terhadap antigen dalam satu individu. Diduga sistem imun mamalia dapat membedakan sedikitnya 10 pangkat 9 antigen yang berbeda 2) Spesifisitas : kemampuan memilih respon imun dengan kepekaan yang tinggi produk respon imun akan bereaksi seluruhnya dengan benda yang identik atau sama dengan benda terdahulu yang menimbulkan respon. 3) Heterogeneitas : berbagai jenis sel dan produk sel dipengaruhi untuk berinteraksi dengan macam-macam respon yang berbeda, menghasilkan produk-produk populasi yang heterogen pula, misal antibodi 4) Memori : sifat yang dapat mempercepat dan memperbesar Respon spesifik dengan cara proliferasi dan diferensiasi selsel yang telah disensitisasi bila terjadi pemaparan berikutnya terhadap imunogen 5) Spesialisasi: sistem imun memberikan respon imun yang berbeda dengan cara berbeda terhadap mikroba yang berlainan 6) Membatasi diri: semua respon imun mereda dlm wkt tertentu setelah rangsangan antigen. Hal ini dimungkinkan setelah antigen disingkirkan dan adanya regulasi umpan balik dalam sistem yang menyebabkan respon imun terhenti 7) Membedakan self dan non-self:sistem imun menunjukkan toleransi terhadap antigen tubuh sendiri. Karena sel-sel limfosit memiliki reseptor terhadap antigen jaringan tubuh sendiri (limfosit aoutoreaktif) telah disingkirkan pada saat perkembangan. Sifat-sifat tersebut diatas tidak dimiliki oleh sistem imun non spesifik. Sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun non-spesifik untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, tetapi umumnya terjalin kerjasama yang 7 baik antara antibodi-komplemen-fagosit dan antara sel Tmakrofag. Sistem imun spesifik terbagi menjadi dua yaitu: humoral dan seluler. Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing, sel akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum. Fungsi utama antibodi ini ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. Antibodi yang terdapat pada manusia terdiri dari IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE. Sedangkan yang berperan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. Sel T juga berasal dari sel asal multipoten. Pada orang dewasa sel T dibentuk di dalam sumsum tulang, tetapi berproliferasi dan berdifferensiasi di dalam kelenjar timus. Hanya 5-10% sel timus menjadi matang dan meninggalkan timus dan masuk kedalam sirkulasi. Sel T terdiri atas beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan. Fungsi utama sistem imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan. Tidak semua mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh dapat mebabkan penyakit infeksi, karena sistem kekebalan tubuh pada umumnya mampu mengeliminasi infeksi sebelum berkembang menjadi penyakit. Penyakit infeksi dapat terjadi jika jumlah mikroorganisme yang masuk dalam jumlah yang cukup tinggi dan bila imunitas tidak mampu melawan atau menurun. Disamping efek yang menguntungkan, sistem imun juga memiliki sifat yang merugikan antara lain dapat menyebabkan kerusakan sel atau jaringan tertentu akibat efek inflamasi, atau adanya respon imun terhadap sel tubuh sendiri yang disebut penyakit autoimun. Seluruh sel yang terlibat dalam sistem imunitas tubuh berasal dari sumsum tulang yang terdiri dari: Sel mieloid dan Sel 8 limfoid dan perkembangannya dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut: makrofag Neutrofil Sel mieloid Platelet eritrosit Sumsum tulang Sel TH1 CD4+ Sel TH2 Timus Pre sel T Sel limfoid Sel limfoid Sel NK CD8+ Pre sel B Gambar 2. Perkembangan jenis sel yang terlibat dalam sistem imun 2. KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi sistem imun mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan mampu menjelaskan dan membedakan sistem imun nonspesifik secara benar. 3. INDIKATOR Pada akhir pertemuan ke-2 mahasiswa dapat atau mampu a. Menyebutkan definisi tentang sistem imun b. Menyebutkan perbedaan sistem imun spesifik dan non spesifik c. Menyebutkan jenis-jenis sel yang termasuk dalam sistem imun spesifik dan sistem imun non-spesifik d. Menjelaskan asal mula sistem imun di dalam tubuh dan bagaimana perkembangannya. 4. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami sistem pertahanan tubuh secara benar. 9 Sel Tc B. PENYAJIAN Penyajian bahan ajar disampaikan menggunakan media pembelajaran seperti power point. Dan setelah diberikan mahasiswa diberi tugas merefleksikan mata kuliah tersebut dan juga diberikan uraian dan contoh, latihan dan merangkum kuliah yang sudah diberikan. Untuk uraian dan contoh, latihan dan rangkuman sebagai berikut: 1. URAIAN DAN CONTOH a. Apa yang dimaksud dengan sistem imun? b. Jelaskan perbedaan sistem imun non-spesifik dan sistem imun spesifik? c. Sebutkan komponen-komponen dari sistem imun spesifik dan sistem imun spesifik? d. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem imun nonspesifik adalah 2. LATIHAN Latihan mengerjakan soal pilihan sebagai berikut: a. Apabila sistem imun terpapar zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis respon imun yang mungkin terjadi adalah : i) Imun spesifik dan spesifisitas ii) Imun Humoral dan Imun Seluler iii) Imun Spesifik dan Imun Non-Spesifik iv) Imun Spesifik dan Imun Seluler b. Komponen dari respon imun spesifik adalah: i) Lizosim dan laktoferin ii) Sel B dan Sel T iii) Sel Nk dan sel Mast iv) Kulit dan silia c. Kemampuan memilih respon imun dengan kepekaan yang tinggi produk imun akan bereaksi seluruhnya dengan benda yang identik atau sama dengan benda terdahulu yang menimbulkan respon adalah definisi dari : i) Memori 10 ii) Diversitivitas iii) Heterogenisitas iv) Sensitivitas d. Tujuan dari system imun di dalam tubuh adalah i) Menjaga keseimbangan tubuh ii) Menjaga dan Memulihkan homeostatis iii) Menjaga kesehatan tubuh dari serangan hewan iv) Melindungi dari serangan dan memulihkan homeostatis e. Sifat-sifat tidak termasuk dalam sistem imun spesifik, adalah i) ii) iii) iv) Diversitas dan Spesifisitas Memori dan Spesialisasi Self Limition dan membedakan diri dari non self Pleitrofik dan Redundant 3. RANGKUMAN Buatlah rangkuman dari materi sistem imun secara singkat dan jelas? C. PENUTUP 1. EVALUASI DAN KUNCI JAWABAN Evaluasi dari bahan ajar ini adalah apabila mahasiswa dapat menjawab soal uraian dan contoh, soal latihan dan membuat rangkuman. Kunci jawaban diberikan supaya mahasiswa mengetahui jawaban yang telah mereka kerjakan, apakah sudah benar atau salah. Berikut adalah kunci jawaban dari: a) Uraian dan contoh 1. Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap berbagai benda asing yang berbahaya yang ditimbulkan dari berberbagai bahan dalam lingkungan hidup 2. Perbedaan sistem imun non-spesifik dan sistem imun spesifik perbedaan sistem imun non-spesifik dan sistem imun spesifik adalah sistem imun non-spesifik tidak memerlukan waktu, tidak bersifat antigen spesifik dan tidak mempunyai sifat yang terdapat pada sistem imun spesifik contohnya memori dalam mekanisme responnya. Sedangkan sistem imun spesifik memerlukan waktu untuk melawan serangan antigen, dan bersifat spesifik terhadap antigen tertentu dan dapat mengenali 11 antigen karena memiliki sifat-sifat seperti memori, diversitas, heterogenitas, spesifitas, spesialisasi dan membedakan dirinya sendiri (self) dan non self. 3. Komponen sel imun yang terlibat di dalam sistem imun spesifik adalah sel B dan sel T, sedangkan komponen yang terlibat dalam sistem imun non-spesifik adalah kulit, silia, batuk, bersin, asam sebaseus, asam lambung, komplemen, interferon, laktoferin dan lain-lain. 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem imun nonspesifik adalah spesies, keturunan dan usia, suhu, hormon, nutrisi dan flora normal. b) Latihan soal pilihan adalah a. iii b. ii c. iv d. iv e. iv c) Membuat rangkuman Kunci Jawaban rangkuman adalah sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis respon imun yang mungkin terjadi, yaitu: 1) respon imun adalah nonspesifik, dan 2) respon imun spesifik. Respon imun nonspesifik umumnya merupakan imunitas bawaan dalam arti bahwa respon terhadap benda asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat tersebut komponen-komponen utama sistem imun nonspesifik adalah a) Fisik terdiri dari kulit, selaput lendir, silia, batuk, bersin; b) Larut terdiri dari a) biokimia:lisozim (keringat), sekresi sebaseus, asam lambung, laktoferin, asam nauraminik, b) humoral: komplemen, interferon, CRP); c) Seluler terdiri dari fagosit (mononuklier, polinuklier dan makrofag), sel Nk, sel mast dan basofil. Respon imun spesifik. Respon imun spesifik merupakan respons didapat yang timbul terhadap antigen tertentu, terhadap mana tubuh pernah terpapar 12 sebelumnya. Komponen-komponen utama sistem imun adalah 1) Humoral terdiri dari sel B (IgD, IgM, IgG, IgE,IgA) dan 2) Seluler tediri dari sel T (Th1,Th2, Ts, Tdth, Tc). Perbedaan utama atau bisa dikatakan ciri utama antara kedua jenis respon imun ini adalah Respon imun spesifik memiliki diversitas, spesifisitas, memory, spesialisasi, membatasi diri (self limition) dan membedakan self dari non-self. Respon imun non-spesifik tidak memiliki sifat-sifat diatas. Akan tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling bekerjasama karena imunitas nonspesifik tidak hanya berfungsi memberikan respon dini terhadap mikroba tetapi juga memegang peran penting dalam menginduksi respons imun spesifik. 2. TINDAK LANJUT (KRETERIA KELULUSAN MATA KULIAH TERSEBUT) Tindak lanjut kelulusan materi kelulusan mahasiswa adalah apabila dapat menjawab soal uraian, latihan dan membuat rangkuman. Untuk menjelaskan isi materi yang diajarkan tidak harus sama betul kalimatnya. Yang penting inti dari materi kuliah tersebut sama. Dari itu dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yaitu sistem imun yang diberikan dapat dipahami oleh mahasiswa. D. PUSTAKA 1. Abbas A.K., Lichtman A.H., 2005, Cellular and Molecular Immunology, 5th Ed., WB Saunders Co., Philadelphia 2. Baratawidjaja K. G., 2002, Imunologi Dasar, Edisi V, Balai penerbit FKUI, Jakarta 3. Roitt I., 1997, Essential Immunology, 9th Ed., Blackwell Co., London. 13