Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pengembangan kemampuan siswa di bidang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam bidang teknologi dan
informasi. Tujuan belajar Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya untuk sekedar kognitif saja,
tetapi keterampilan dalam melakukan sainlah yang harus dikuasai siswa. Guru sain saat ini
dituntut untuk menciptakan siswa yang mampu melakukan proses sain. Penguasaan
keterampilan tersebut tidak akan tercapai hanya dengan memberikan konsep IPA saja
seperti yang selama ini dilakukan. Melatih suatu keterampilan tertentu pada siswa tidak
dapat menjadi kegiatan yang menarik jika tidak memiliki konteks.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara semakin pesat. Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang, mau tidak mau harus siap menghadapi persaingan yang luar biasa dalam
pembangunan diberbagai bidang. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia
yang utama dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan
generasi-generasi muda yang mampu berpikir kreatif, dapat mengembangkan ide dan
potensi yang ada pada dirinya.
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI (2006:500) dijelaskan bahwa
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan belajar
Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang dan membuat suatu karya melaluli penerapan konsep IPA dan kompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana.
Penanaman konsep memerlukan beberapa model belajar
ketika mengajarkan
materi IPA di dalam kelas. Perpaduan beberapa model memudahkan siswa menerima
konsep. Konsep yang diterima anak, merupakan bekal penguasaan ilmu yang lebih
komplek. Model-model belajar yang sering digunakan seperti ceramah, demonstrasi,
1
2
eksperimen, penemuan terbimbing, tugas, diskusi, dan lain-lain. Model-model tersebut
dapat diterapkan variatif agar belajar lebih menarik.
Namun pada kenyataannya sungguh jauh dari harapan. Pelaksanaan belajar masih
menggunakan model yang monoton, yang seharusnya mengacu pada KTSP diajarkan
dengan PAKEM (Belajar Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Dengan kondisi
tersebut maka penanaman konsep belajar IPA kurang maksimal.
Selain model, agar dapat menanamkan konsep dan sikap ilmiah pada siswa,
seorang guru juga berfungsi sebagai pengembang kurikulum. Kemampuan ini harus
dikuasai oleh guru sebab kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan
mengembangkan kurikulum, tujuan, belajar yang diharapkan guru dapat tewujud.
Hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu Tahun pelajaran 2012/2013
masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas 4 dengan jumlah siswa 27 yang
terdiri dari siswa perempuan sebanyak 14 orang dan siswa laki-laki sebanyak 13 orang
untuk mata pelajaran IPA
yaitu 54,37. Nilai tersebut jauh di bawah standar yang
ditetapkan oleh sekolah yakni rata-rata untuk nilai IPA 63,00.
Tabel 1
Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
NO
KETUNTASAN
FREKUENSI
%
1
Tuntas
9
33,33
2
Tidak tuntas
18
66,67
27
100,00
Jumlah
Nilai minimum
16
Nilai maksimum
76
Nilai rata-rata
54,37
Rendahnya kualitas belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu Tahun pelajaran
2012/2013 tersebut dimungkinkan karena siswa masih kurang diberikan pengalaman
langsung atau terlibat langsung dalam belajar, sehingga mengakibatkan siswa tidak dapat
3
mencapai tingkat pemahaman yang optimal serta guru belum menggunakan model yang
tepat sesuai tujuan belajar yang diharapkan. Kondisi semacam ini apabila dibiarkan terus
menerus dapat mengakibatkan hasil belajar siswa semakin merosot, citra SD berkurang
yang mengakibatkan kepercayaan orang tua serta masyarakat semakin pudar.
Dari permasalahan tersebut, maka peneliti menerapkan model belajar penemuan
terbimbing untuk meningkatkan kualitas belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu
Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.2
Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang ditemui seperti tersebut di atas terjadi antara lain
karena :
a) Siswa kekurangan pengalaman langsung atau contoh nyata dalam belajar sehingga
menganggap materi tersebut sulit untuk dipahami;
b) Model belajar yang kurang variasi karena guru hanya menggunakan metode ceramah,
sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar;
c) Peran serta siswa dalam proses belajar masih rendah karena hanya sebagai objek,
sehingga siswa merasa jenuh;
d) Supervisi dari Kepala Sekolah jarang menyentuh belajar di kelas sehingga guru tidak
kreatif untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa.
1.3
Cara Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tersebut maka peneliti menerapkan model
pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas 4 SDN 1
Tugu tahun pelajaran 2012/2013. Peneliti memilih model pembelajaran penemuan
terbimbing karena model penemuan pembelajaran terbimbing telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar. Sebagai bukti adalah penelitian yang telah dilakukan oleh
Katinem dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing di SDN Kedungrejo V Kecamatan
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada penelitian
yang dilakukan oleh Katinem menunjukkan terjadinya peningkatan yaitu skor rata-rata 54,5
(pra siklus), 68 (siklus I), dan 84,5 (siklus II). Sedangkan dari ketuntasan belajar terjadi
4
penurunan jumlah jumlah siswa yang tidak tuntas belajarnya yaitu pada pra siklus 15
siswa, siklus I menjadi 7 siswa, dan pada siklus II yang yang tidak tuntas belajar hanya 2
siswa.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar IPA tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap
daratan pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar IPA tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan
pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu tahun pelajaran 2012/2013?
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu tahun
pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing dan
mendeskripsikan
penerapan
model
pembelajaran
penemuan
terbimbing
untuk
meningkatkan hasil belajar IPA tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan pada siswa kelas 4 SDN 1 Tugu tahun pelajaran 2012/2013.
1.6
Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kajian ilmu dari
penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing di bidang pendidikan khususnya
pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Tugu,
Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
5
b. Manfaat Praktis
1) Bagi peneliti
Penelitian ini sangat penting bagi peneliti sebagai seorang calon pendidik yang
nantinya diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing
di bidang pendidikan khususnya pada hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN 1
Tugu.
2) Bagi Siswa
Dengan model pembelajaran penemuan terbimbing diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar, semangat, dan keaktifan siswa dalam proses belajar , memudahkan
siswa dalam memahami materi atau konsep IPA yang dipelajari, serta memberikan
kebermaknaan belajar pada mata pelajaran IPA.
3) Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
mengajar secara dinamis dan interaktif, dan untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran penemuan terbimbing terhadap peningkatan belajar siswa dalam
pelajaran IPA
4) Bagi Sekolah
Melalui penelitian ini dapat memberikan masukan pada pihak sekolah untuk
menggunakan metode yang bervariasi dalam melakukan belajar, yaitu model
pembelajaran penemuan terbimbing bukan hanya pada mata pelajaran IPA saja,
tetapi pada mata pelajaran lainnya.
5) Bagi Pembaca
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk
menambah pengetahuan tentang model mengajar IPA
yang menarik untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terutama penggunaan model belajar penemuan
terbimbing terhadap peningkatan belajar siswa dalam pelajaran.
Download