meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

advertisement
E. Suryawati, T. Solfitri, Y. Roza, (Eds)
Prosiding Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke-23
10 — 11 Mel 2010
I S B N . 9 7 8 - 9 7 9 - 1 2 2 2 - 9 6 - 9 ( j i l i d . 5 )
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN
016 PEKANBARU KOTA PADA MATA PELAJARAN SAINS MELALUI
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING
Betty Holiwarni
Program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau
ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan terhadap siswa dan diskusi dengan guruguru kelas di SDN 016 Pekanbaru Kota pada bulan Fe'bruari 2007, diperoleh informasi
bahwa masalah utama pada mata pelajaran sains di kelas IV adalah aktivitas dan hasil
belajar siswa yang sangat rendah, oleh karena itu kami mencoba menyelesaikan masalah ini
dengan penelitian tindakan kelas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode
penemuan terbimbing telah banyak menyelesaikan masalah seperti permasalahan di SDN
016 Pekanbaru Kota, oleh karena itu metoda penemuan terbimbing diterapkan di sekolah ini
untuk memecahkan masalah yang ada. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai dari
bulan Juli sampai dengan Desember 2007. Disain penelitian ini mengikuti model Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode penemuan
terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 016
Pekanbaru Kota pada mata pelajaran sains
Kata kunci: penemuan terbimbing, keterampilan proses
1. PENDAHULUAN
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
nasional, diantaranya dengan penyempurnaan kurikulum yang mengarahkan kepada
pembelajaran yang lebih bermakna. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri
apa yang dipelajarinya, bukan hanya mendengar penjelasan guru. Metode penemuan
terbimbing (guided inquiry) merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai harapan
tersebut serta karakteristik siswa SD yang sangat memerlukan bimbingan guru. Siswa
diharapkan mampu membangun pengetahuan melalui aktivitas yang dikembangkan dalam
pembelajaran dimana siswa terlibat langsung dalam pengalaman sehari-hari yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari.
Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing sesuai dengan filosofi
konstruktivisme, dimana pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa secara aktif melalui
perkembangan proses mentalnya (Depdiknas, 2002). Konstruktivisme mendasari bahwa
pengetahuan dibangun oleh siswa, melalui pemecahan masalah dan menemukan sesuatu yang
berguna.
Metode penemuan memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: siswa lebih dilibatkan
aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan, memperoleh informasi, mengorganisasi informasi,
memecahkan masalah, dan mencari kebenaran atau pengetahuan, daripada mengkonsumsi
pengetahuan. Penemuan juga diyakini dapat membantu siswa untuk belajar memecahkan
masalah secara rasional dan sistematis. Menurut Nurhadi dkk (2004), pembelajaran dengan
metode penemuan dapat memberikan keuntungan dalam memacu keinginan siswa untuk
mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan
jawabannya.
477
E. Suryavati, T. Solfitri, Y. RozA (Eds)
ProsidingSeminardan RapatTahunanBKS-PTN Wilayah Barat ke-23
l0- ll Mei2010
ISBN. 978-979-1222-96-9(rilid.S)
Dalam kenyataannya pembelajaran. Sains SD belum atau setidaknya kurang
mengarahpada tuntutan kurikulum. Hasil observasidan wawancaradenganbeberapaorang
guru kelasIV SDN 016 PekanbaruKota padabulanFebruari2007,diketahuibahwaterdapat
yangdihadapipadapembelajaran
Sainsdi kelastersebut,diantaranya
beberapapermasalahan
adalahkecendrunganpengajaranSainsyang hanyaberorientasipadakonsepdan kegiatan
pembelajaranyang berpusatpadaguru, sangatjarangdilakukanpraktikumataudemonstrasi
karena keterbatasansaranadan prasaranayang dimiliki sekolah,aktivitas belajar siswa
sendiri,cendrung
rendah,yang ditandaioleh siswakurangaktif dalammencaripengetahuan
pasifdanhanyamenunggupemberianmateriolehguru.
yang ditemukandi kelasIV SekolahDasarNegeri 016 Pekanbaru
Masalah-masalah
akantetapi secaraumumdapatdiidentifrkasimenjadi beberapa
kompleks,
cukup
Kota di atas
masalah,yaitu aktivitas siswa dalarn mencari pengetahuansendiri sangatrendahdan proses
pembelajaranyang masih berpusat pada guru, sehinggapada penelitian ini dicoba untuk
menyelesaikanmasalah rendahnya aktivitas siswa dalam mencari pengetahuansendiri
penemuanterbimbingmelaluipenelitiantindakankelas.
denganpenerapanpembelajaran
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakanrancanganpenelitiantindakan kelas (c/assroombassed
action research)dengan2 siklus. Subyekpenelitianadalahsiswa kelas IV SekolahDasar
sainsuntuk materipokok
Negeri016 PekanbaruKota yang mengikutikegiatanpembelajaran
Benda dan Sifatnya pada semestersatu tahun pelajaran2008/2009,denganjumlah siswa 20
orang.
SiklusI
a. Perencanaqn
Pada.tahapini dilakukan
ini berdasarkanpadaobservasipendahuluan.
Perencanaan
sebagaiberikut.
kegiatan-kegiatan
1. Dosen bersamaguru menyusunperangkatpembelajaranyang akan digunakanpada
(RPP),lembarkegiatansiswa
pembelajaran
siklus I, terdiri'dari rencanapelaksanaan
(LKS) dan lembarpenilaiansertalembarobservasi.
2. MernpersiapkanalaV bahanyang dibutuhkansiswa untuk melakukanpembelajaran
sesuaidenganRPPyangsudahdisusun.
3. Membagi kelompok karena siswa bekerja dalam kelompok dengan tatanan
pembelajarankooperatif. Satu kelompok terdiri dari 4 orang dan jumlah kelompok
dalam kelastersebutadalah5.
b. Pelalrsanaan Tindakon
Pelaksanaantindakansiklus I dilakukan 3 kali pertemuan,mqginglmasingterdiri dari
2 x 35 menit. ProsespembelajaranmengacupadaRPPyang telah disusunoleh tim peneliti
(dosendan guru) denganmemperhatikansintaksmetodepenemuanterbimbing.
c. Obsemasi
Pada saat guru melaksanakankegiatan pembelajaranpada setiap pertemuan,tim
peneliti png lain (dosendan guru) bertindaksebagaiobseryer'melakukanobservasitethadap
kegiatan pembelajaranyang dilakukan. Observasimeliputi keterlaksanaansetiap tahapen
yang sudahdirencqnakandalamRPP.
d. Reflehi
Hasil observasidibahasbersamaolehtim peneliti (dosendan guru). Padaakhir siklus
bagaimanadampakpenerapanpembelqiaranya$g telah direncanakan.
I diirroleh
Hasil pembatrasanyang diperoleh merupakanrefleksi sebagaipertimbanganmerumuskan
perencanaan
tindakanpadasiklus II.
2.
478
E. Suryawati,T. Solfitri, Y. Roza (Eds)
ProsidingSeminardan RapatTahunanBKS-PTN Wilayah Baratke-23
l0- ll Mei2 0l0
;
SiktusII
a. Perencanaan
Kegiatanyang dilakukanadalahsebagaiSerikut:
1. Dosen dan guru mempelajarihasil refleksi tindakanpada siklus I, yang menjadi
masukandalammelakukantindakanyanglebih efektif padasiklusII.
2. Pada siklus II ini, hal-hal yang perlu dipersiapkanpada dasarnyasama dengan
perencanaan
padasiklusI.
b. Pelalrsanaan Tindakan
Tindakanyang dilakukanpadatahap ini sesuaidenganperencanaan
padasiklus II
yang sudahdiperbaiki beidasarkanhasil refleksipadasiklus I. Padasiklus II pertemuan
juga
dilakukansebanyak3 (tiga) kali.
c. Observasi
Tahap ini dilaksanakanbersamaan
denganpelaksanaan
tindakan.Hal yang menjadi
fokus pengamatan
samadonganhal-halyangdiamatipadasiklusI.
d. Refleksi
Samaseperti pada siklus I, hasil observasidan evaluasidibahasbersamaoleh tim
peneliti (dosen dan guru). Pada akhir siklus II diperoleh gambaranbagaimanadampak
penerapanpembelajaranyang telah direncanakan
Data dan SumberData
Datayang dikumpulkandalampenelitianini adalah:skor tesdan skor aktivitassiswa
selama pembelajaran.Sutnber data adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 016
PekanbaruKota yang berjumlah20 orang.
Analisis Data
5. Penilaianhasil belajarsiswadiperolehdari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan
skor maksimaldikalikandengan100.
6. Penilaian,aktivitassiswa untuk setiap aspekyang diamati, didasarkanpadajurnlah
siswa yang melakukan setiap aspek aktivitas dibagi denganjumtah siswa yang
mengikutipembelajaran.
3. HASIL PENELITIAN
Refleksi SiklusI
Secaraumumrefleksi SiklusI adalahsebagaiberikut.
l. Pada pertemuanpertamadan kedua guru sangatkewalahanuntuk membimbingsiswa
dalam melakukanpercobaankarenasiswaselalubertanyakepadaguru untuk meyakinkan
merpkabahwhmereka,sudahbenardalammernbacaLKS. '
2. Aktivitas siswa dalarnkerja kelompokperlu ditingkatkanpadasiklus berikutnya
Berikut adalah$eberapahal y.angdirencanakanuntuk perbaikandi siklus II.
.
1, Membagikan LKS kepada siswa Fehari.,sebelumkegiatan pembelajaranagar siswa
membaoadirut'nah, ',
| ,.
2. Memberi kesadarankepadamerekabahwakerja kelompok itu sangatpenting.
479
ii
l,
E. Suryawati,T. Solfitri, Y. Roza,(Eds)
ProsidingSeminardanRapatTahunanBKS-PTNWilayahBaratke-23
l 0 - t l M e i 2 01 0
rsBN. 978-979-Dn-g 6I (iilid.s)
RefleksiSiklusu
penemuan
secara
terbimbingsudahdapatdilaksanakan
kegiatanpembelajaran
l. Pelaksanaan
lebihbaikdari siklusI.
terutamasiswayang lebih
2. Aktivitas siswadalamkerja kelompokmengalamipeningkatan
pintarsudahmaumembagiilmunyaketemansekelompok.
yang diajukansiswasudahsesuaidenganharapan,yaitu
dantanggapan
3. Pertanyaan
mengenaimateripelajaran
TemuanPenelitian
Hasil belajardanaktivitassiswauntuk setiapaspekyangdiamatimengalamipeningkatan
dari siklus I ke siklus I[ sepertiditunjukkanpadaTabel l, untuk aktivitas siswa dan hasil
padaTabel2.
Penemuan
TerbimbingSiklusI danII
Tabel 1. Aktivitas Siswa padaPembelajaran
Siklus
I
Siklus II
%
yang
diamati
No
Aktivitas Siswa
foto/"Peningkatan
1
2
Mengajukanpertanyaan
Menjawab pertanyaan/
Mengemukakanpendapat
J
Memperhatikanpenjelasanguru
4
Bekerjasamamelakukan
penyelidikan
Berdiskusidenganteman
5
MembuatkesimPulan
6
Rata-rata
Keterangan:
f : frekunsi
Siswayang mencapaiKKM
F
o/o
26
25
65
62:5
35
38
87,5
95
22,5
32,5
24
36
60
90
35
87,5
38
9s
27,5
5
25
26
62,5
65
30
35
75
87,5
12,5
22,5
20.4
SiswaYang tidak mencapaiKKM
F
o/o
Pembahasan
Aktivitas siswa mengalamipeningkatandari siklus I ke [I untuk semuaaspekyang
diamati, dengantata-ratapeningkatan20,4 yo sepertiyang ditunjukkanpadaTabel l. Hal ini
berarti, telah terjadi peningkatan aktivitas siswa melalui pembelajarandengan metode
penemuanterbimbing. Aspek aktivitas siswa yang paling rendah peningkatannyaadalah
bekerjasanw melahiran penyelidikan yaitu sebesarSYo.Denganpeningkatan5% ini bukan
berarti siswa tidak,suka melakukan penyelidikan"tetapi sebaliknyasiswa sangat antusias
sewaktumelakukanpenyelidikan mulai dari pertemuanpertama.Kegiatan pembelajaranini
tidak saja dilakulen di dalam kolas tetapi'juga di lapangandi depan sekolah,:terutama
sewaktu melakukan percobaan tentang sifat zat cair. Persenksesiswa yang melakukan
penyelidikansudahmencapai9V/o padasiklus I dannaik menjadi95Yopadasiklus II.
Aktivitas siswa yang tinggi peningkatannya adalah menjawab pertanyaanl
mdngemukakanpendapa! yaitu sebesar32,soh. Padapertemuanpertamasiswa masih malu
dan takut untuk men$awabpertanyaan/mengemukakanpendapat.Tetapi hal ini tidak
i:
E. Suryawati,T. Solfitri, Y. Roza Gds)
ProsidingSeminardan RapatTahunanBKS-PTNWilayahBaratke-23
l0-llMe i 20 10
I S BN.97 8-9 79 -t22 2- 96- 9( iilid. 5) ,
I
5
'
a
;
i
berlangsunglama, karena guru memberikanarahan kepada siswa dengan pertanyaanpertanyaanyang sangatmembantusiswa unfuk mengemukakanide dan pendapatmereka
tentangmateripelajaranyangsedangmerekapelajari.
Hasil analisistes hasil belajarsiswa menunjkkanbahwa hasil belajar siswa secara
individu dan klasikal meningkat.Berdasarkan
hasil ini dapatdisimpulkanbahwakegiatan
penemuanterbimbingefektif untukmeningkatkan
hasil belajarsiswa.
Temuan ini sesuaidenganhasil penelitianterdahulu(Syamsudin,2001) bahwa
kegiatan pembelajaranyang melibatkansiswa secaraaktif dalam kegiatan pembelajaran
disukaisiswa dan padagilirannyadapatmeningkatkan
hasil belajar dan aktivitassiswa.
Menurut kajian teori (Carin, 1993;Howe & Jones1993),kegiatanpembelajaranpenemuan
terbimbing disarankanuntuk <iigunakandalam pembelajaran Sains di SD, karenasesuai
dengan tingkat perkembangankognitif siswa SD, memberikanpengalamanlangsung,
meningkatkanpartisipasisiswadalamkegiatanpembelajaran,
dan siswadapatsalingbekerja
sama dan saling membantu menyelesaikantugas-tugasbelajar. Hasil-hasil penelitian
(Ibrahim, 2001; dan Sutini, 2001) menunjukkanbahwa kegiatan pembelajaranyang
menekankanpadapengalamanlangsungdapatmeningkatkanprestasibelajar,kemampuan
bernalar,dan sikapsiswaterhadapSains.
4.
KESIMPULAII DAN SARAN
Penerapan metode penemuan terbimbing pada mata pelajaran sains dapat
meningkatkanaktivitasdanhasilbelajarsiswakelastV SekolahDasarNegeri 016 Pekanbaru
Kota. Dari penelitian ini dapat diberikan saran bahwa pembelajaranhendaknyaselalu
memberikankesempatan
kepadasisvrauntuklebih terlibatsecaraaktif dalammengkonstruksi
pengetahuansehinggamemunculkanide-ide maupun pertanyaan-pertanyaan,
baik secara
tertulis maupun lisan, karenahal ini akan memicu proses kreativitas dan meningkatkan
kemampuanberfikir.
UCAPAN TERIMA KASIII
Peneliti mengucapkanterima kasih kepadaDirektorat Penelitiandan Pengabdian
kepadaMasyarakatDirektoratJendralPendidikanTinggi DepartemenPendidikanNasional
atas dana yang telah diberikan dalam penelitian PengembanganInovasi Pembelajaran
Sekolah dan Lembaga Penelitian Universitas Riau yang banyak membantu sehingga
penelitianini dapatdilaksanakan
denganbaik.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.Q002) PendekatanKontekstuaL Jakarta:Depdiknas.
Carin,A.A. (1993).TeachingMidern Science.New York: Macmillan PublishingCompany.
Howe, A.C., & Jones, L. (1993). Engaging children in Science.New York: Macmillan
PublishingCompany.
Ibrahim, M.l(2001) " Meningkatkanhtalitas IPA Melalui SistemPelatihan Insemicepada
Sciencii',,Qualttl'Irnprovemmt Project, Suatu Model htingkatot Peran Lembaga
Pendidikan".MakalahyangdisampaikanpadaSeminarNasionalBiologi, tanggall0
Februari2001 di UniversitasNegeri Surabaya.
Nurhadi,Yasin, 8., dan Senduk,A.G., (2004).PembelajaranKontekstualdan Penerapannya
dalamKBK Malang:UM Press.
Sutini. QAA)"P'engembanganPerangkatPembelajaranBerorientasiModel Pembelajaran
Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Kualitas Pernbelajaran IPA SD".
481
i{
:
]:
:1
!
prosidingsemin*a*nuput*'ilfl
Tilli"i[T,X;Iiffi ,[3g?
l0_llN,Ici20l0
,
Surabaya.
Syamsudin.(2001)."Pengembangan'Perangkat
PembelajaranBerorientasipada pendekatan
Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IpA SD',.
Makalah yang disampaikan pada ujian komprehensifPPs Universitas Negeri
Surabava.
482
Download