bab ii profil sanitasi saat ini

advertisement
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1.
Gambaran Kondisi Umum Daerah
2.1.1.
Aspek Geografi
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Wilayah Administrasi Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari 8
(delapan) Kecamatan, yakni Kecamatan Poto Tano dengan Luas 15,888 ha
yang terdiri dari 8 desa, Kecamatan Seteluk dengan luas wilayah 23.621 ha
yang terdiri dari 10 desa, Kecamatan Brang Rea dengan Luas mencapai
21.207 ha yang terdiri dari 9 desa, Kemudian Kecamatan Brang Ene dengan
luas wilayah 14.090 ha yang terdiri dari 6 desa, Kecamatan Taliwang sebagai
Ibu Kota Kabupaten memiliki luas wilayah 37.593 ha yang terdiri dari 7
Kelurahan dan 8 desa, selanjutnya Kecamatan Jereweh memiliki luas 26.019
ha yang terdiri dari 4 desa, Kecamatan Maluk dengan luas wilayah 9.242 ha
yang terdiri dari 5 desa dan Kecamatan Sekongkang yang terletak di ujung
Selatan Kab. Sumbawa Barat memiliki luas wilayah 37.242 ha yang terdiri
dari 7 desa.
Wilayah daratan Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2015 seluas
184.902 ha, mencakup delapan Kecamatan dengan urutan dari yang terluas
hingga
tersempit
adalah
Kecamatan
Taliwang
20,33%,
Kecamatan
Sekongkang 20,14%, Kecamatan Jereweh 14,07%, Kecamatan Seteluk 12,77%,
Kecamatan Brang Rea 11,47%, Kecamatan Poto Tano 8,59%, Kecamatan
Brang Ene 7,62% dan Kecamatan Maluk sebesar 5,00% dari luas Kabupaten.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 1
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Tabel 2.1: Luas Wilayah dan Luas Daerah Terbangun dirinci Perkecamatan Tahun
2015
Luas Wilayah
No
Nama
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
/Desa
Administrasi
Terbangun
Ha
(%)
terhadap
total
administrasi
Ha
(%)
terhadap
luas
administrasi
1
Sekongkang
7
37.242,00
20,15
79.12
18.77
2
Jereweh
4
26.019,00
14,08
55.28
13.11
3
Maluk
5
9.242,00
5,00
19.64
4.66
4
Taliwang
15
37.593,00
20,34
79.87
18.95
5
Brang Ene
6
14.090,00
7,62
29.94
7.10
6
Brang Rea
9
21.109,00
11,42
45.06
10.69
7
Seteluk
10
23.621,00
12,78
50.18
11.90
8
Poto Tano
8
15.888,00
8,60
62.46
14.82
64
184.804,00
100,00
421,55
421.55
TOTAL
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2015 & Peta Citra RTRW KSB 2015
Selain luas administrasi yang dimiliki diatas, wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat juga berbatasan dengan beberapa daerah diantaranya
sebagai berikut :
1. Batas Utara berbatasan dengan Kecamatan Alas Barat dan Kecamatan
Alas Kabupaten Sumbawa.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batu Lanteh dan
Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Selat Alas.
Tabel 2.2 : Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sumbawa Barat
No
Nama
Kecamatan
1
Sekongkang
2
3
Jereweh
Maluk
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
Ibu Kota
Sekongkang
Bawah
Beru
Benete
Kelurahan
Desa
Dusun/
Lingkungan
-
7
21
-
4
5
15
17
BAB II - 2
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
4
5
6
Taliwang
Brang Ene
Brang Rea
7
Seteluk
8
Poto Tano
Jumlah
Kuang
Manemeng
Tepas
Seteluk
Tengah
Senayan
7
-
8
6
9
57
18
32
-
10
32
7
8
57
27
219
Sumber: Review MPSS KSB 2014
Peta 2.1: Cakupan Wilayah Kajian SSK Kabupaten Sumbawa Barat
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 3
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
2.1.1.2.Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu kabupaten baru
di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kabupaten ini di bentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 30 tahun 2003 tentang pembentukan
Kabupaten Sumbawa Barat (Kabupaten Sumbawa Barat).
Lokasi Sumbawa Barat berada di ujung barat pulau Sumbawa,
sekaligus sebagai pintu gerbang dari pulau Lombok menuju pulau
Sumbawa. Kabupaten Sumbawa Barat sebagai salah satu daerah dari
sembilan kabupaten/kota yang berada pada di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat terletak di ujung barat Pulau Sumbawa, tepatnya antara
08º29’ dan 9º07’ Lintang Selatan dan antara 116º42’ sampai dengan 117º05’
Bujur Timur.
2.1.1.3.Topografi
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Sumbawa Barat cukup
beragam, mulai dari datar, bergelombang curam sampai sangat curam
dengan ketinggian berkisar antara 0 hingga 1.730 meter diatas permukaan
laut (dpl). Sebagian besar wilayah Sumbawa Barat merupakan daerah
dengan topografi sangat curam seluas 93.102 Ha (50,36%) dengan
kemiringan lebih dari 40%. Kabupaten Sumbawa Barat memiliki lahan datar
seluas 21.822 Ha (11,80%) dengan kemiringan 0 – 2%, dan lahan
bergelombnag seluas 16.369 Ha (8,85%) dengan kemiringan 2% - 15%.
Berdasarkan luas penggunaan lahan, topografi lahan yang sangat curam
mempengaruhi struktur penggunaan lahan di Sumbawa Barat. Lebih dari
50% lahan di Sumbawa Barat memiliki topografi yang curam seluas 53.609
Ha (28.99%) dengan kemiringan 15% hingga diatas 40%. Hal inilah yang
menyebabkan persentase lahan sawah di Sumbawa Barat hanya mencapai
6,29%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.3 : Keadaan Tofografi Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2015
No.
Keadaan Tofografi
1.
2.
3.
4.
Kemiringan
Lahan (%)
0 – 2,00
2,01 – 15,00
15,01 – 40,00
> 40,00
-
Datar
Bergelombang
Curam
Sangat Curam
Total Kabupaten
Sumbawa Barat
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2015.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
Luas
(ha)
21.822
16.369
53.609
93.102
184.902
Luas
(%)
11,80
8,85
28,999
50,35
100,00
BAB II - 4
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Topografi yang semakin datar dan bergelombang sebagian besar
digunakan untuk lokasi permukiman dan lahan pertanian, sedang topografi
yang semakin curam hingga sangat curam sebagian besar merupakan
kawasan hutan yang berfungsi untuk melindungi kawasan sekitarnya yang
lebih rendah. Sebagian besar wilayah Sumbawa Barat masih berupa hutan
Negara yang tersebar di dataran tinggi berupa perbukitan yang mengelilingi
wilayah Sumbawa Barat.
2.1.1.4.Klimatologi
Kabupaten Sumbawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan
rata-rata tahun 2013 adalah antara 126,30 – 218,20 mm setiap bulannya,
dimana curah hujan tertinggi terjadi pda bulan Desember yang mencapai
802 mm. Rata – rata lama penyinaran matahari pada tahun 2013 mencapai
77,50% dengan kecepatan angin rata – rata 5,10 knots. Berikut ini adalah
rincian temperatur dan kelembaban di Kabupaten Sumbawa Barat pada
tahun 2011.
Tabel. 2.4 : Temperatur dan Kelembaban Menurut Bulan di Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun 2015
Temperatur
Bulan
Kelembaban
Maks
Min
Januari
31,8
22,8
89
Februari
32,9
22,9
87
Maret
33,8
22,3
85
April
34
22
82
Mei
35
21
82
Juni
33
22
84
Juli
33
18,7
76
Agustus
34
18,6
72
September
35,4
19,4
68
Oktober
37,1
21
70
November
36,4
22,2
78
Desember
31,5
24,1
85
Rata-rata
34
21,4
79,8
Sumber: Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat dalam BPS
Sumbawa Barat Dalam Angka, 2015
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 5
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
2.1.1.5.Penggunaan Lahan
Dilihat dari jenis lahan, Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari
tanah sawah/wetland dan tanah kering dengan luas total 184.902 Ha.
Adapun rincian pemanfaatan lahan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.5 : Rincian Sebaran Penggunaan Lahan di KSB Tahun 2010 - 2014
No.
Jenis Penggunaan
I.
1
2
3
4
Tanah/Lahan Sawah:
Sawah Irigasi
Sawah Tadah Hujan
Rawa Pasang Surut
Rawa Lebak
Sub Total
Tanah/Lahan Kering:
Tegal/Kebun
Ladang/Huma
Perkebunan
Ditanami
Pohon/Hutan Rakyat
Padang Rumput/
Pengembalaan
Sementara Tidak
Diusahakan
Lain-lain
(pekarangan, hutan,
Negara, jalan, sungai,
dll)
Jumlah/Total
II.
1
2
3
4
5
6
7
2010
2011
2012
2013
2014
9 405
5 669
1 655
0
0
9 705
7 750
1 955
0
0
1 1105
8 780
2 325
0
0
1 1149
8 279
2 805
0
65
1 1625
9 100
2 525
0
0
175 497
7 460
3 046
5 332
175 197
7 360
2 946
5 332
173 797
6 730
2 396
5 332
173 753
6 555
1 859
5 581
173 277
6 429
2 394
5 232
3 179
3 179
2 879
2 880
2 879
2 610
2 610
2 685
2 679
2 685
2 407
2 307
2 307
2 733
2 334
151 463
151 463
151 468
151 466
151 902
184 902
184 902
184 902
184 902
184 902
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2015.
Lahan sawah, baik sawah irigasi maupun sawah tadah hujan
umumnya dimanfaatakan untuk usaha tani padi dan palawija. Lahan kering
yang digunakan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas berupa:
tegal/kebun, ladang/huma,
perkebunan, ditanami pohon/hutan rakyat,
padang rumput/pengembalaan, belum dimanfaatkan secara intensif dan
lain – lain.
Sebagian lahan Kabupaten Sumbawa Barat digunakan sebagai
lokasi obyek Wisata Alam. Dalam lima tahun terakhir berkembang cukup
pesat seiring dengan beroperasinya berbagai perusahaan dan pelaksanaan
pembangunan. Jumlah lokasi obyek wisata alam yang potensial di KSB
tahun 2014 sebanyak 32 lokasi, terdiri atas 13 obyek wisata pantai dan 19
obyek wisata alam darat dan air (Dinas ESDM Budpar KSB, 2015).
Selain jenis lahan di atas, Kabupaten Sumbawa Barat memiliki
pulau-pulau kecil yang terdapat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 6
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekongkang, Taliwang, dan PotoTano yang masing-masing 2(dua), 6 (enam),
dan 8 (delapan). Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Gili Runtung dan Batu
Lawang di Kecamatan Sekongkang, Pulau Gili Puyung, Batu Rusung,
GiliKratu, Dua, Sarang, dan Sui di Kecamatan Taliwang, serta Pulau Belang,
Kambing, Paseran, Namuk, Kalong, Kenawa, Batu Besar, dan Mendaki di
Kecamatan PotoTano. Pulau-pulau tersebut berukuran kecil yang secara
ekologis terpisah dari main land nya. Tidak ada penduduk tetap yang
menempati pulau-pulau tersebut akan tetapi sebagian dari pulau tersebut
telah dimanfaatkan oleh sebagian kecil masyarakat Kabupaten Sumbawa
Barat untuk kegiatan budidaya, seperti budidaya mutiara, rumput laut,
penangkapan ikan, tempat pengambilan sarang burung walet, serta
pengambilan hasil hutan kayu dan non-kayu.
Lahan di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat juga ada yang
dimanfaatkan sebagai lokasi objek wisata alam. Dalam 4 (empat) tahun
terakhir ini objek wisata alam tersebut berkembang cukup pesat seiring
dengan beroperasinya perusahaan pertambangan emas, yakni PT. NNT, di
wilayah tersebut. Adapun objek wisata tersebut diantaranyaa dalah Pantai
Pasir Putih PotoTano, Pantai Poto Batu dan Balat di Taliwang, Pantai Jelenga
di Jereweh, Pantai Maluk di Maluk, Pantai Sekongkang, dan Danau/Lebo
Taliwang.
2.1.2. Aspek Demografi
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2014, jumlah
penduduk Kabupaten Sumbawa Barat telah mencapai 129.724 jiwa terdiri
dari 58.170 laki-laki dan 56.584 perempuan. Dengan melihat luas wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat sekitar 1.849,02 km2 maka rata-rata kepadatan
penduduk KSB adalah sebanyak 62 orang per-km2 dengan rincian
sebagaimana terlihat dalam tabel 2.15 sebagai berikut:
Tabel 2.6 : Jumlah Penduduk KSB Per-Kecamatan dan Jenis Kelamin
No
Kecamatan
Penduduk (jiwa)
Lakilaki
Perempuan
Jumlah
%
Sex
Rasio
Luas
(Km2)
Kepadatan
(Jiwa/Km2)
1.
Sekongkang
4,687
4,504
9,191
7.09
104
372.42
24.68
2.
Jereweh
4,712
4,750
9,462
7.29
99
260.19
36.37
3.
Maluk
6,950
6,375
13,325
10.27
109
92.42
144.18
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 7
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
4.
Taliwang
25,062
24,733
49,795
38.39
101
375.93
132.46
5.
Brang Ene
2,917
2,861
5,778
4.45
102
140.90
41.01
6.
Brang Rea
7,241
6,919
14,160
10.92
105
212.07
66.77
7.
Seteluk
8,820
8,665
17,485
13.48
102
236.21
74.02
8.
Poto Tano
5,338
5,190
10,528
8.12
103
158.88
66.26
Jumlah
65,727
63,997
129,724
100
1,849.0
2
Sumber: Sumbawa Barat Dalam Angka 2015
2.1.3. Proyeksi Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk merupakan elemen dasar dalam
proses proyeksi penduduk. Berdasarkan karakteristik perkembangan laju
pertumbuhan penduduk, akan dapat diperkirakan kecenderungan (trend)
pola perkembangan penduduk. Selanjutnya dapat disajikan skenario
pengembangan kependudukan Kabupaten Sumbawa Barat, yaitu skenario
proyeksi jumlah penduduk berdasarkan pertimbangan pola kecenderungan
perkembangan jumlah penduduk pada masa yang lalu (rata-rata laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa Barat per tahun selama lima
tahun terakhir sebesar 2,8 %.
Jika diasumsikan persentase pertumbuhan penduduk ini sama
dengan trend dalam pertumbuhan penduduk pada 5 tahun kedepan, maka
proyeksi penduduk Kabupaten Sumbawa Barat hingga Tahun 2020 dengan
menggunakan persamaan geometrik :
Pt = P0 (1+ r)t
= P0 x (exp(r x t))
r = (1/t) x ln (Pt/P0)
dimana :
Pt
:
jumlah penduduk pada tahun ke t
P0
:
jumlah penduduk pada tahun awal
r
:
rata-rata laju pertumbuhan
t
:
jumlah selisih tahun proyeksi
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 8
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Untuk lebih jelasnya laju pertumbuhan penduduk dan jumlah KK
yang diprroyeksikan hingga 5 tahun ke depan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 9
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Tabel 2.7 : Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan dan Perdesaan Kab. Sumbawa Barat 2015 – 2021
Jumlah Penduduk
Nama
No
Kecamatan
2015
Jiwa
1
2
3
4
5
6
7
8
2017
Jiwa
Wilayah Perkotaan
Wilayah Pedesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
2018
Jiwa
2019
Jiwa
2020
Jiwa
2021
Jiwa
2015
Jiwa
2017
Jiwa
2018
Jiwa
Sekongkang 1,579 1,615 1,634 1,652 1,671 1,690 7,612 7,786 7,875
Jereweh
2,519 2,678 2,762 2,848 2,936 3,028 6,943 7,382 7,612
Maluk
3,169 3,349 3,443 3,540 3,639 3,741 10,156 10,734 11,035
Taliwang
34,652 36,807 37,933 39,095 40,292 41,526 15,143 16,085 16,577
Brang Ene
1,313 1,399 1,444 1,491 1,539 1,589 4,465 4,758 4,912
Brang Rea
2,068 2,201 2,271 2,343 2,417 2,494 12,092 12,871 13,279
Seteluk
4,438 4,729 4,881 5,039 5,201 5,369 13,047 13,902 14,351
Poto Tano
1,436 1,531 1,581 1,633 1,686 1,741 9,092 9,696 10,012
2019
Jiwa
2020
Jiwa
2021
Jiwa
2015
Jiwa
2017
Jiwa
2018
Jiwa
2019
Jiwa
2020
Jiwa
2021
Jiwa
7,965
7,849
11,345
17,085
5,071
13,700
14,813
10,339
8,055
8,093
11,663
17,608
5,234
14,134
15,291
10,677
8,147
8,345
11,990
18,147
5,403
14,583
15,784
11,026
9,191
9,462
13,325
49,795
5,778
14,160
17,485
10,528
9,402
10,060
14,083
52,891
6,157
15,072
18,631
11,227
9,509
10,374
14,478
54,511
6,356
15,550
19,232
11,594
9,617
10,696
14,884
56,180
6,562
16,043
19,852
11,972
9,726
11,029
15,302
57,900
6,774
16,552
20,493
12,363
9,837
11,373
15,731
59,673
6,992
17,076
21,154
12,767
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2015 dan Hasil Analisa 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Proyeksi dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2021 (lima tahun mendatang) adalah Kecamatan Taliwang
dengan jumlah estimasi sebesar 59,673 orang dan paling sedikit pada tahun 2021 (lima tahun mendatang) adalah Kecamatan Brang Ene dengan jumlah estimasi
6,992 orang.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 10
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.8 : Jumlah KK Wilayah Perkotaan dan Perdesaan Kab. Sumbawa Barat 2015 – 2021
Jumlah Penduduk
Nama
Wilayah Perkotaan
Wilayah Pedesaan
Total
Tahun
Tahun
Tahun
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Sekongkang
Jereweh
Maluk
Taliwang
Brang Ene
Brang Rea
Seteluk
Poto Tano
2015
KK
2017
KK
2018
KK
2019
KK
2020
KK
2021
KK
2015
KK
2017
KK
2018
KK
2019
KK
2020
KK
2021
KK
2015
KK
2017
KK
2018
KK
2019
KK
2020
KK
2021
KK
395
630
792
8,663
328
517
1,110
359
404
670
837
9,202
350
550
1,182
383
408
690
861
9,483
361
568
1,220
395
413
418
423
1,903
712
734
757
1,736
885
910
935
2,539
9,774 10,073 10,381 3,786
373
385
397
1,116
586
604
623
3,023
1,260 1,300 1,342 3,262
408
422
435
2,273
1,947
1,846
2,683
4,021
1,190
3,218
3,476
2,424
1,969
1,903
2,759
4,144
1,228
3,320
3,588
2,503
1,991
1,962
2,836
4,271
1,268
3,425
3,703
2,585
2,014
2,023
2,916
4,402
1,309
3,534
3,823
2,669
2,037 2,298 2,350 2,377 2,404 2,432 2,459
2,086 2,366 2,515 2,593 2,674 2,757 2,843
2,997 3,331 3,521 3,620 3,721 3,825 3,933
4,537 12,449 13,223 13,628 14,045 14,475 14,918
1,351 1,445 1,539 1,589 1,640 1,693 1,748
3,646 3,540 3,768 3,887 4,011 4,138 4,269
3,946 4,371 4,658 4,808 4,963 5,123 5,288
2,756 2,632 2,807 2,898 2,993 3,091 3,192
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2015 dan Hasil Analisa 2016
Sedangkan untuk proyeksi jumlah Kepala Keluarga terbanyak pada tahun 2021 (lima tahun mendatang) adalah Kecamatan Taliwang sebanyak 14,918 Kepala
Keluarga dan jumlah Kepala Keluarga paling sedikit pada tahun 2021 (lima tahun mendatang) adalah Kecamatan Brang Ene sebanyak 1,748 Kepala Keluarga.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 11
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Tabel 2.9 : Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Luas Lahan
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan Proyeksi (jiwa/Ha)
Terbangun
Tahun
Tahun
Nama
No
Kecamatan
Ha
1
2
3
4
5
6
7
8
Sekongkang
Jereweh
Maluk
Taliwang
Brang Ene
Brang Rea
Seteluk
Poto Tano
84.91
55.28
19.64
79.87
29.94
45.06
50.18
62.46
2018
2019
2020
2017
2018
2019
2020
2021
1.13
3.07
2.77
3.02
3.18
3.12
2.11
3.21
1.13
3.07
2.77
3.02
3.18
3.12
2.11
3.21
1.13
3.07
2.77
3.02
3.18
3.12
2.11
3.21
110.73
181.99
717.23
662.22
205.69
334.52
348.37
179.73
111.99
187.66
737.35
682.50
212.33
345.13
355.81
185.60
113.26
193.50
758.04
703.39
219.19
356.07
363.42
191.66
114.55
199.52
779.31
724.93
226.27
367.36
371.18
197.92
115.86
205.73
801.17
747.13
233.58
379.01
379.11
204.39
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2015 dan Hasil Analisa 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan penduduk dengan asumsi prosentasi (%) tetap sampai tahun 2021 (lima tahun mendatang) adalah
Kecamatan Brang Ene tertinggi prosentasi nya yaitu 3.18% dan Kecamatan dengan terendah prosentasi pertumbuhan penduduk nya adalah Kecamatan
Sekongkang yaitu 1.13 %.Sedangkan untuk proyeksi kepadatan penduduk tertinggi (orang per kilometer persegi nya) sampai dengan tahun 2021 (lima tahun
mendatang) adalah Kecamatan Maluk yaitu 801.17 orang/Ha sedangkan untuk proyeksi kepadatan penduduk sampai tahun 2021 (lima tahun mendatang) adalah
Kecamatan Sekongkang menempati urutan tersedikit yaitu 115.86 orang/Ha.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 12
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 13
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
2.1.4. Penduduk Miskin
Tabel 2.10 : Jumlah Penduduk Miskin Dalam di Kabupaten Sumbawa Barat
No
Jumlah Penduduk
Miskin
Nama Kecamatan
KK
1
Sekongkang
762
2
Jereweh
824
3
Maluk
456
4
Taliwang
2,974
5
Brang Ene
277
6
Brang Rea
662
7
Seteluk
2,573
8
Poto Tano
1,967
Sumber: Data BPMPdes
Dari tabel di atas tentang jumlah penduduk miskin per Kecamatan
dapat diketahui jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu Kecamatan
Taliwang dengan jumlah penduduk miskin 2,974 Rumah Tangga (KK) dari
12,375 Rumah Tangga (KK) atau setara dengan 20,80%. Sedangkan jumlah
penduduk miskin paling sedikit terdapat di Kecamatan Brang Ene yaitu 277
Rumah Tangga (KK) dari 1,819 Rumah Tangga (KK) atau setara dengan
15.23%.
2.1.5. Aspek Pelayanan Umum
2.1.6. Kebijakan Penataan Ruang
2.1.6.1.Rencana Struktur Ruang
Setiap wilayah yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat memiliki
potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan dan kegiatan sosial ekonomi
yang beragam. Dalam rangka mengurangi kesenjangan perkembangan tiap
wilayah, maka diperlukan adanya intervensi yang dapat memberikan fungsi
dan peran yang jelas untuk setiap wilayah sesuai dengan potensi, hambatan
dan tantangannya dalam bentuk suatu rencana struktur yang mempunyai
hirarki keruangan.
Rencana
struktur
yang
dikembangkan
tersebut
akan
mengoptimalkan masing – masing wilayah sehingga tercipta pemenuhan
kebutuhan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya. Apabila
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 14
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
sistem pemenuhan kebutuhan terjadi dalam jangka panjang berarti sistem
perekonomian wilayah dapat berjalan sesuai dengan harapan dan
perkembangan
ekonomi
dapat
terwujud.
Rencana
struktur
ruang
mewujudkan hirarki pusat pelayanan wilayah meliputi sistem pusat – pusat
perkotaan dan perdesaan, pusat – pusat permukiman, hirarki sarana dan
prasarana, serta sistem jaringan jalan.
Pengembangan wilayah bagian Utara yang meliputi kecamatan
Seteluk dan kecamatan Poto Tano adalah disesuaikan dengan kondisi dan
potensi yang dimiliki wilayah tersebut. Kecamatan Poto Tano merupakan
pintu
gerbang
menuju
Kabupaten
Sumbawa
Barat.
Wilayah
ini
menunjukkan karakteristik yang sangat beragam. Mengingat lokasi
pelabuhan berada di daerah tersebut maka
berpotensi membangkitkan
berbagai kegiatan perekonomian antara lain industri, pergudangan, jasa dan
perdagangan. Wilayah Utara sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
daerah industri, pergudangan, perdagangan dan jasa.
Pengembangan wilayah bagian Tengah yang meliputi Kecamatan
Taliwang yang merupakan ibukota kabupaten, kecamatan Brang Ene, dan
kecamatan Brang Rea adalah mutlak dilakukan, mengingat wilayah ini
merupakan jantung Kabupaten Sumbawa Barat dengan fungsi utamanya
sebagai
pusat
pemerintahan
dan
pusat
perekonomian
(jasa
dan
perdagangan). Wilayah ini diharapkan dapat menjadi pemicu terhadap
perkembangan bagian wilayah lainnya, karena memiliki dukungan
infrastruktur yang memadai.
Sementara pengembangan wilayah bagian Selatan yang meliputi
kecamatan Maluk, Kecamatan Jereweh dan kecamatan Sekongkang,
disesuaikan dengan karakteristik wilayah yang berorientasi pada kegiatan
utamanya adalah pertambangan. Sebagian wilayah ini berkembang karena
adanya kegiatan pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara, terutama di
kawasan Maluk, dimana saat ini telah berkembang kegiatan perdagangan
dan jasa skala sub wilayah. Namun beberapa kawasan lain di bagian selatan
kondisinya saat ini boleh dikatakan masih terisolir karena belum didukung
dengan prasarana jalan yang memadai.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 15
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Sistem perkotaan di kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari :
1. Sistem perkotaan wilayah Provinsi yang ada di wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat, yaitu :
a. Kota Taliwang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)
Taliwang sebagai Ibukota Kabupaten Sumbawa Barat, dalam struktur
tata ruang provinsi ditetapkan sebagai PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah
Promosi).
Saat ini Kota Taliwang merupakan ibukota kabupaten Sumbawa Barat
dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan dan pusat jasa dan
perdagangan. Fungsi lain yang mendukung Kota Taliwang sebagai
PKWp adalah sebagai simpul transportasi, pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan, serta pusat pelayanan umum dan sosial skala regional
dan atau kabupaten.
b. Perkotaan Jereweh sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Jereweh dalam struktur tata ruang provinsi ditetapkan sebagai PKL
(Pusat Kegiatan Lokal), namun sesuai dengan kondisi yang ada saat ini
dan perkembangan kedepan orientasi kegiatan di wilayah ini lebih
mengarah ke Maluk yang relatif lebih lengkap fasilitasnya dan lebih
maju karena adanya pertambangan skala internasional PT. NNT di
wilayah ini.
c. Perkotaan Poto Tano sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Poto Tano dalam struktur tata ruang provinsi ditetapkan sebagai PKL
(Pusat Kegiatan Lokal) dengan didukung adanya pelabuhan Poto Tano,
yang saat ini berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan lintas
kabupaten/kota.
2. Sistem perkotaan wilayah Kabupaten, yaitu :
a. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) berada di :
1) Perkotaan Maluk
Maluk merupakan kecamatan yang terletak di bagian selatan
kabupaten
Sumbawa
Barat
yang
relatif
lebih
berkembang
dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan disekitarnya. Hal ini
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 16
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
disebabkan karena di kecamatan ini terdapat lokasi pertambangan
skala internasional PT. NNT dan didukung pula dengan adanya
pelabuhan khusus
Benete
yang
menghubungkan kabupaten
Sumbawa Barat dengan kabupaten Lombok Timur (pulau Lombok).
2) Perkotaan Seteluk
Seteluk merupakan kecamatan yang terletak di bagian utara
kabupaten
Sumbawa
Barat
yang
relatif
lebih
berkembang
dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan disekitarnya. Hal ini
disebabkan karena kecamatan ini memiliki lokasi yang strategis
yaitu berdekatan dengan Ibukota Kabupaten dan Pelabuhan Poto
Tano serta memiliki potensi lahan pertanian yang relatif subur.
b. Ibukota Kecamatan lainnya, yaitu Brang Ene, Brang Rea, dan
Sekongkang dijadikan sebagai PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa
di sekitarnya.
c. Desa-desa pusat pertumbuhan (DPP) dijadikan sebagai PPL (Pusat
Pelayanan Lingkungan), merupakan pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala antar desa. Desa-desa tersebut adalah
desa Senayan, Kokarlian, Seteluk Atas, Ai Suning, Kertasari, Labuhan
Lalar, Beru, Muhajirin, Jelenga, Benete, Ai Kangkung dan Talonang.
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sumbawa Barat dapat
dilihat pada peta dibawah ini.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 17
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Peta 2.2: Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sumbawa Barat
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 18
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2.1.6.2. Rencana Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumbawa Barat meliputi rencana
sebaran kawasan lindung dan kawasan budidaya, jenis kawasan, lokasi serta
luasan, arahan pengembangan, serta penanganan dan pengelolaan kawasan
yaitu upaya penanganan dan pengaturannya, hal ini lebih diperlukan bila
terdapat konfik peruntukkan.
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
 Jenis dan Kriteria Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melidungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber
alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan
pembangunan
berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan
kondisi fisik wilayah meliputi kelerengan, ketinggian, curah hujan, jenis
tanah, erodibilitas serta ketebalan top soil, di Kabupaten Sumbawa Barat
direncanakan :
Berdasarkan kajian penetapan kawasan lindung yang dilakukan,
maka penambahan kawasan resapan air sekaligus dapat dibudidayakan
perkebunan tanaman tahunan/tanaman keras dapat dilakukan secara
bertahap. Adapun wilayah yang memerlukan pengembangan hutan atau
perkebunan ini meliputi:
(1) Kecamatan Seteluk
(2) Kecamatan Jereweh
(3) Kecamatan Brang Rea
(4) Kecamatan Sekongkang
 Kawasan Hutan Lindung
Hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna pembangunan berkelanjutan.
Hutan lindung di Kabupaten Sumbawa Barat seluas ± 66.311,06 ha
(RTRW Provinsi ± 66.230,71 ha) yang berada di :
A. KPH Brang Rea :
(1) Puncak Ngengas RTK 60
seluas ± 3.411,00 ha
(2) Selalu Legini RTK 59
seluas ± 13.941,24 ha
(3) Olat Lemusung RTK 91
seluas ± 7.778,90 ha
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 19
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
(4) Pantai Alas RTK 74
2016
seluas ± 464,10 ha
B. KPH Mataiyang :
(5) Selalu Legini RTK 59
seluas ± 21.999,71 ha
C. KPH Sejorong :
(6) Selalu Legini RTK 59
seluas ± 17.115 ha
 Kawasan Yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahannya
1. Kawasan Bergambut
Di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat tidak ada Kawasan Bergambut.
2. Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air pada dasarnya memiliki fungsi sebagai kawasan
lindung terbatas atau sebagai kawasan lindung lainnya. Kawasan
resapan air ini dapat berupa perkebunan tanaman tahunan ataupun
hutan. Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai areal perkebunan
tanaman keras yang dimanfaatkan adalah hasil buah bukan kayunya,
sehingga masih tetap memiliki fungsi lindung. Kawasan ini diarahkan
pada wilayah yang memiliki kelerengan 25-40 %, dan diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai kawasan perlindungan bawahannya. Jenis
tanaman dapat dikembangkan adalah tanaman buah-buahan. Masingmasing wilayah diarahkan memiliki pengembangan sendiri sejauh
sesuai dengan karakter tanah dan potensi ekonomi masing–masing
wilayah. Kawasan resapan air dapat dikembangkan di seluruh
kecamatan sekaligus membantu supply dan meningkatkan volume air
tanah.
Berdasarkan perkembangan rencana pola penggunaan lahan kawasan
resapan air diprioritaskan pengembangannya tersebar pada kawasan
perbukitan di :
a. Kecamatan Seteluk
b. Kecamatan Jereweh
c. Kecamatan Brang Rea
d. Kecamatan Sekongkang
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 20
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
 Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat merupakan upaya dalam melindungi
dan melestarikan ruang terbuka hijau di sepanjang atau sekitar kawasan
sumber daya air yang dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Air
merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan, maka sumber air, sungai,
danau/embung dan lain-lain harus dilestarikan dengan memberikan batas
bagi kawasan budidaya terbangun atau lainnya yang memanfaatkan area
sekitar sumber daya air tersebut.
Kawasan ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, dan
secara umum harus dilakukan perlindungan kawasan. Dalam beberapa
kondisi atau untuk kepentingan tertentu maka sebagian kawasan lindung
ini dapat digunakan untuk kawasan budidaya, tetapi harus dilakukan
dalam batasan tertentu yang diatur. Beberapa perubahan fungsi lindung
pada kawasan lindung setempat ini antara lain adalah: pengembangan
pelabuhan, pengembangan tambak, permukiman, pariwisata, bangunan
untuk kepentingan hankam, industri dan pertambangan.
1. Sempadan Pantai
Penetapan sempadan pantai didasarkan pada PP No 29 tahun 1986
mengenai Kriteria Penetapan Kawasan Lindung adalah daerah
sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke
arah darat. Penetapan sempadan pantai ini ditekankan kepada
pertimbangan karakteristik pantai.
Untuk pantai dengan karakteristik pantai yang cukup landai
cenderung memiliki abrasi yang cukup tinggi. Untuk itu penentuan
besarnya sempadannya harus ditetapkan berdasarkan kerentanan
tersebut. Diperlukan upaya penanaman mangrove di wilayah pantai
untuk meminimalkan abrasi pantai dan mencegah intrusi air laut ke
daratan.
Rencana pembangunan kawasan di wilayah pantai harus diimbangi
dengan
perlindungan
kawasan
pesisir
khususnya
agar
tidak
terlampauinya daya dukung lingkungan.
Untuk pantai yang merupakan daerah rawan tsunami penetapan
sempadan pantai ditekankan pada penetapan zona bahaya tsunami
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 21
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
berdasarkan pengalaman sebelumnya. Daerah bahaya I ditetapkan
sejauh 3500 meter dari garis pasang tertinggi ke arah darat.
Permukiman tidak diijinkan berada pada zona ini. Zona bahaya 1 ini
dibagi manjadi beberapa zona yang berfungsi mengurangi kecepatan
dan ketinggian gelombang. Zona ini terdiri dari :
a. Zona Lindung Sempadan Pantai
b. Zona Budi daya Perikanan.
c. Zona Budi Daya.
Untuk pulau-pulau kecil sempadan pantai untuk kepulauan ditetapkan
130 x perbedaan pasang tertinggi dan surut terendah berdasarkan
pertimbangan
perlindungan
ekosistem
pesisir/coastal
ecosistem.
Ekosistem pesisir khusus di pulau-pulau kecil memiliki kekhasan,
peran
dan
fungsi
yang
penting
sehingga
diperlukan
upaya
perlindungan. Selain itu ekosistem pulau-pulau kecil memiliki peran
dan fungsi sebagai berikut:
a. Pengatur iklim global.
b. Siklus hidrologi dan biogeokimia.
c. Penyerap limbah.
d. Sumber plasma nutfah dan sistem penunjang kehidupan di daratan.
Selain fungsi ekologis, pulau-pulau kecil mempunyai manfaat ekonomi
bagi manusia, antara lain menyediakan jasa-jasa lingkungan (alam)
berupa pemanfaatan lingkungan alam yang indah dan nyaman dalam
bentuk kegiatan pariwisata laut, kegiatan budidaya (ikan, udang,
rumput laut) yang dapat bermanfaat bagi peningkatan pendapatan
atau mata pencaharian penduduk setempat, serta potensi sumberdaya
hayati yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dan bernilai
ekonomis, seperti berbagai jenis ikan, udang, kerang yang kesemuanya
dapat dimanfaatkan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.
2. Sempadan Sungai
Penentuan kawasan sempadan sungai bagi perlindungan DAS
ditentukan berdasarkan Permen PU No. 63 Tahun 1993 yaitu sekurangkurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar, dan 50 meter di kiri
kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Batas kawasan ini
ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kota khususunya
sungai yang melewati perkotaan yang didominasi permukiman padat.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 22
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sungai besar yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari Sungai
Rea dan Sungai Jereweh yang termasuk Sub – SWS Sumbawa, serta ada
sekitar 35 anak sungai, yaitu :
 Brang Aiboro
 Brang Senyur
 Brang Sepang Pelino
 Brang Panusak
 Brang kengkung  Brang Tenar
 Brang Baru
 Brang Labuan
 Brang Lampo
 Brang Jorok Ramu  Brang Tabiung
 Brang Kenutang
 Brang Pedek
 Brang Tebisu
 Brang Gising
 Brang Sawih
 Brang Batulantek  Brang Pasong
 Brang Batukariti
 Brang Tengoka
 Brang Nusu
 Brang Nangaeria  Brang Pamunga
 Brang Benete
 Brang Singa
 Brang Klongkang
 Brang Maluk
 Brang Talong
 Brang Baru
 Brang Selebak
 Brang Sekongkang  Brang Telonang
 Brang Pembatu
 Brang Sepang
Bantaran sungai harus bebas dari bangunan kecuali untuk bangunan
inspeksi. Pemanfaatan sempadan sungai, adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan zona pemanfaatan DAS dilakukan dengan membagi
tipologi DAS. Berdasarkan tipologinya, DAS terbagi menjadi daerah
hulu sungai, daerah sepanjang aliran sungai, daerah irigasi, daerah
perkotaan dan industri, serta daerah muara sungai dan pantai.
b. Arahan kegiatan daerah hulu sungai :
 Pengaturan erositas dan pemeliharaan hutan.
 Pengaturan tanah perkebunan.
 Pengaturan tanah pertanian.
c. Arahan kegiatan daerah sepanjang aliran sungai.
 Pengembangan irigasi.
 Pengembangan navigasi dan transportasi air.
 Pengembangan drainase.
 Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan sumber daya
air (pengendalian banjir, pengendalian sedimen, pengembangan
suplai air bersih perkotaan, pencegahan pencemaran, peningkatan
kualitas air baku).
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 23
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
d. Arahan kegiatan muara sungai/pantai:
 Pengembangan perikanan/tambak/perikanan darat
 Pengembangan pariwisata dengan tetap memperhatikan aspek
ekologis.
e. Pengembangan pelabuhan.
3. Sempadan Sungai Di Kawasan Permukiman
Sempadan sungai sering juga disebut dengan bantaran sungai. Tapi,
sebenarnya ada sedikit perbedaan, karena bantaran sungai adalah
daerah pinggir sungai yang tergenangi air saat banjir (flood plain) dan
bantaran sungai bisa juga disebut bantaran banjir. Sedang sempadan
sungai adalah daerah bantaran banjir ditambah lebar longsoran tebing
sungai (sliding) yang mungkin terjadi, lebar bantaran ekologis, dan
lebar keamanan yang diperlukan terkait dengan letak sungai dengan
areal permukiman.
Sempadan sungai (terutama di daerah bantaran banjir) merupakan
daerah ekologi dan sekaligus hidrolis sungai yang maha penting.
Sempadan sungai tidak dapat dipisahkan dengan badan sungainya
(alur sungai) karena secara hidrolis dan ekologis merupakan satu
kesatuan. Secara hidrolis sempadan sungai merupakan daerah
bantaran banjir yang berfungsi memberikan kemungkinan luapan air
banjir ke samping kanan kiri sungai sehingga kecepatan air ke hilir
dapat dikurangi, energi air dapat diredam di sepanjang sungai, serta
erosi tebing dan erosi dasar sungai dapat dikurangi secara simultan. Di
samping itu, sempadan sungai merupakan daerah tata air sungai yang
padanya terdapat mekanisme inflow ke sungai dan outflow ke air
tanah. Poses inflow outflow tersebut merupakan proses konservasi
hidrolis sungai dan air tanah pada umumnya. Secara ekologis
sempadan sungai merupakan habitat di mana komponen ekologi
sungai berkembang.
Dengan ekosistem sempadan sungai yang subur, maka sistem
konservasi air di sepanjang sungai dapat terjaga. Lebih jauh, komponen
vegetasi sungai secara hidrolis berfungsi sebagai retensi alamiah
sungai. Dengan demikian, air sungai dapat secara proposional
dihambat lajunya ke hilir. Dampaknya adalah dapat mengurangi banjir
dan erosi di sepanjang sungai.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 24
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Jika sistem ekologi dan hidrolis sempadan sungai ini terganggumisalnya dengan adanya bangunan di atasnya, proyek pentalutan
sungai, pelurusan, dan sudetan yang mengubah areal sempadan, serta
adanya penanggulan, maka fungsi ekologis dan hidrolis sempadan
sungai yang sangat vital tersebut akan rusak total. Kawasan
perlindungan setempat sempadan sungai di kawasan permukiman
berupa sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 10 meter.
Arahan kegiatan pengelolaan penggunaan lahan antara lain:

Penetapan perlindungan sungai besar dan anak sungai yang
melewati kawasan permukiman ditetapkan minimum 15 meter.

Pembatasan penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya, sebaiknya
dialihkan (sepanjang memungkinkan), pada pengembangan fungsi
tanaman lindung.
4. Kawasan Sekitar Waduk/Danau
Waduk/danau/embung terdapat di kabupaten Sumbawa Barat yaitu
danau/rawa Taliwang, Bendungan Bintang Bano, dan Kalimantong 2.
Mengingat berbagai kepentingan dalam pemanfaatan waduk/danau
maka perlu dipertegas batas lapangan kawasan perlindungan. Maka
bila ada aktifitas lain di luar fungsi tersebut harus berada di luar batas
sempadan kawasan waduk/danau.
5. Kawasan Sekitar Mata Air
Mata air adalah air tanah yang secara alami muncul karena adanya
hubungan antara akuifer dengan permukaan tanah. Hubungan tersebut
bisa berupa rekahan saluran pelarutan atau pemotongan topografi.
Mata air berdebit besar umumnya muncul karena adanya rekahan dan
sering terjadi pada batuan.
Penentuan kawasan perlindungan sekitar mata air ditetapkan dan
disesuaikan dengan lokasi, volume dan fungsi utama. Perlindungan di
sekitar mata air ini dimaksudkan melindungi secara langsung dari
gangguan khususnya aktifitas manusia yang berakibat menurunnya
kualitas mata air. Perlindungan setempat ini difokuskan kepada badan
air dari mata air, perlindungan daerah tangkapan mata air atau
recharge area ditekankan dalam perlindungan kawasan resapan air.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 25
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Untuk perlindungan setempat kawasan sekitar mata air ditetapkan
minimal radius 200 meter dari mata air. Kawasan dengan radius 15
meter dari mata air harus bebas dari bangunan kecuali bangunan
penyaluran air.
 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
1. Kawasan Suaka Alam
Kawasan suaka alam merupakan kawasan yang memiliki ekosistem
khas yang merupakan habitat alam yang memberikan perlindungan
bagi flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam, dan kawasan ini
terdiri dari cagar alam dan suaka marga satwa.
a. Kawasan Suaka Alam
Kawasan Suaka Alam di kabupaten Sumbawa Barat adalah Kawasan
Suaka Alam (KSA) Jereweh seluas ± 3.643,17 ha. (RTRW Provinsi ±
3.718,868 ha)
b. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya
Di kabupaten Sumbawa Barat tidak terdapat Kawasan Suaka Alam
Laut.
c. Kawasan Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut
Di kabupaten Sumbawa Barat tidak terdapat Kawasan Margasatwa
dan Suaka Margasatwa Laut.
d. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
Kawasan Cagar Alam di kabupaten Sumbawa Barat meliputi : cagar
Alam (CA) Pedauh seluas ± 524,00 ha. (RTRW Provinsi ± 543,5 ha)
dan kawasan Penangkaran Penyu Tatar Sepang di Kecamatan
Sekongkang.
e. Kawasan Pantai Hutan Mangrove
Kawasan
perlindungan
mangrove adalah kawasan tempat
tumbuhnya tanaman mangrove di wilayah pesisir/laut yang
berfungsi untuk melindungi habitat, ekosistem, dan aneka biota laut,
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 26
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
melindungi pantai dari sedimentasi, abrasi dan proses akresi
(pertambahan pantai) dan mencegah terjadinya pencemaran pantai.
Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) sempadan pantai berhutan
bakau minimal 130 kali rata rata perbedaan air pasang tertinggi dan
terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah kearah darat
yang merupakan habitat hutan bakau/mangrove. Adapun kawasan
perlindungan hutan bakau/ mangrove di kabupaten Sumbawa Barat
tersebar di sekitar Pantai Kertasari dan Pantai sekitar Poto Tano.
2. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelestarian alam terdiri dari: taman nasional, taman hutan
raya dan taman wisata alam. Pada dasarnya kawasan pelestarian alam
juga merupakan kawasan lindung yang harus tetap dilestarikan
sehingga dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata. Taman
Nasional merupakan kawasan pelestarian yang memiliki ekosistem asli
dikelola untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata,
rekreasi, pendidikan. Taman Nasional merupakan wilayah dengan
fungsi lindung disamping sebagai pengembangan obyek wisata.
Kawasan tersebut di Kabupaten Sumbawa Barat adalah tidak ada.
Taman Wisata Alam (TWA) di kabupaten Sumbawa Barat adalah
Taman Wisata Alam (TWA) Danau Rawa Taliwang seluas ± 874,91 ha.
(RTRW Provinsi ± 1.406 ha)
3. Kawasan Cagar Alam Budaya dan Ilmu Pengetahuan
4. Gh,hf
 Cvbcvfg
 nvnfhj
 yjghjf
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 27
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Peta 2.3: Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumbawa Barat
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 28
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK
2.2.1. Air Limbah Domestik
Progam kegiatan yang tersusun dalam SSK Kabupaten Sumbawa
Barat (periode sebelumnya) tahun 2011 – tahun 2016 mencakup sub sektor
air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan sebagian telah
dilaksanakan dengan baik. Namun demikian, ada kegiatan yang belum
sama sekali dilaksanakan maupun kegiatan yang baru dilaksanakan
sebagian. Selengkapnya kemajuan pelakasanaan SSK Kabupaten Sumbawa
Barat untuk sub sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase
perkotaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.11 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Air Limbah Domestik
SUB SEKTOR AIR LIMBAH
SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2011 – Tahun 2016
Tujuan
(1)
Meningkatkan
akses
layanan
sanitasi yang sehat
melalui
pengolahan
air
limbah (domestic
dan industry) yang
berwawasan
lingkungan pada
2016
Menciptakan
Sumber Daya
Manusian (SDM)
yang berkualitas,
kreatif dan
berdaya saing
tinggi dan
partisipatif dalam
pembangunan
sarana dan
prasarana
Sasaran
(2)
Tersedianya
perencanaan
pengelolaan sektor
sanitasi
skala
Kabupaten yang
terintegrasi
dan
berkelanjutan
SSK (Saat Ini) 2016
Data Dasar*)
Status saat ini
(3)
(4)
Belum
ada Telah ada dokumen
perencanaan
Rencana
Induk
mengenai
air Sistem Pengelolaan
limbah
di Air
Limbah
Kabupaten
(RISPAL)
Sumbawa Barat
Kabupaten
Sumbawa
Barat
tahun 2015
1. Prersentase
Meningkatnya
Prersentase
penggunaan
partisipasi
penggunaan
yang jamban
masyarakat dalam jamban
yang
memenuhi
syarat
pengelolaan sektor
memenuhi
syarat
kesehatan
sanitasi
yang
kesehatan mencapai
mencapai 75.06%
mandiri
dan
74.09% di tahun
di tahun 2010
berkelanjutan
2016 dari jumlah KK
2. Sebagian
besar
masyarakat masih
membuang
air
limbah (cuci dan
mandi) ke drainase
termasuk
di
kawasan
pusat
kota
kabupaten
dan
perumahan
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
Sebagian
kecil
masyarakat masih
membuang
air
limbahnya
ke
saluran atau sungai
BAB II - 29
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Terciptanya sarana
dan prasarana air
limbah yang sesuai
dengan kebutuhan
dan
tuntutan
kemajuan
pembangunan
Meningkatnya
cakupan layanan
sektor
sanitasi
melalui
peningkatan
sarana prasarana
sanitasi
yang
memadai
mewah lainnya
1. Kesadaran
masyarakat untuk
melakukan
penyedotan
tinja
(karena belum ada
alatnya)
dan
minimnya
usaha
sedot
septitank
menjadi salah satu
kendala
pengolahan
air
limbah.
Usaha
penyedotan
tinja
yang ada masih
membuang
ke
lahan
terbuka
tanpa pengolahan
terlebih dahulu.
2. Sebagian
besar
jamban
menggunakan
septic tank yang
telah sesuai standar
namun
masih
banyak yang tidak
dilakukan
penyedotan bahkan
pada saat hujan
deras
dilakukan
pengosongan dan
dibuang ke saluran
air
terbuka
bersama air hujan.
2016
Sarana berupa truk
tinja hanya dikelola
oleh
mandiri
dengan jumlah yang
relative kecil dan itu
hanya ada pada
wilayah Kelurahan
saja. Pembangunan
IPLT akan dibangun
tahun 2016
Sumber: SSK 2011 dan BPS 2012
2.2.2. Persampahan
Persampahan
Tabel 2.12 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Persampahan
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN
SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2011 – Tahun 2016
SSK (Saat Ini) 2016
Tujuan
Sasaran
Data Dasar*)
Status saat ini
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatkan
Tersedianya
Belum
ada Penyusunan Master
akses
layanan perencanaan
perencanaan
Plan Persampahan
sanitasi yang sehat pengelolaan sektor mengenai
Kabupaten
sanitasi
skala persampahan
di Sumbawa
Barat
Kabupaten yang Kabupaten
tahun 2016
terintegrasi
dan Sumbawa Barat
berkelanjutan
1. TPA Batuh Putih Telah dioperasikan
Terciptanya sarana Meningkatnya
Taliwang belum TPA Batu Putih
dan
prasarana cakupan layanan
berfungsi secara
persampahan
sektor
sanitasi
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 30
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
tuntutan kemajuan
pembangunan
melalui
peningkatan
sarana prasarana
sanitasi
yang
memadai
2.
3.
4.
5.
1. Meningkatnya
Menciptakan
Sumber
Daya partisipasi
Manusian (SDM) masyarakat dalam
yang berkualitas, pengelolaan sektor
sanitasi
yang
kreatif
dan
mandiri
dan
berdaya
saing
berkelanjutan
tinggi
dan
partisipatif dalam
pembangunan
sarana
dan
prasarana
persampahan
optimal sehingga
keberadaannya
hanya
sebagai
tempat
pembungan saja
tanpa
ada
pengolahan lebih
lanjut
Belum
adanya
penataan di
TPA Batuh Putih
sangat
membahayakan
kesehatan
masyarakat sekitar
Belum meratanya
sarana
dan
prasarana
pengelolaan
sampah
menyebabkan
pelayanan sampah
di
beberapa
kawasan
belum
optimal
Pengolahan
sampah
untuk
perumahan formal
belum optimal
Pemanfaatan TPS
tidak optimal
Terbatasnya jumlah
sarana
dan
prasarana
pengangkutan
sampah
masih
menjadi
kendala
dalam pengolahan
sampah.
Belum
adanya
iuran pengelolaan
sampah, sehingga
dampak
tidak
adanya
pengelolaan secara
baik oleh pihak
pemerintah
maupun
swasta
dan
masyarakat
masih
rendah
kesadarannya
2. Meningkatnya
peran serta
masyarakat dan
pemangku
kepentingan
Kabupaten dalam
peningkatan
efektivitas
pelaksanaan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Sumber: SSK 2011 dan BPS 2012
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 31
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
2.2.3. Drainase
Drainase Lingkungan
Tabel 2.13 : Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Sumbawa Barat untuk
Drainase Lingkungan
SUB SEKTOR DRAINASE LINGKUNGAN
SSK (Periode Sebelumnya) Tahun 2011 – Tahun 2016
Tujuan
(1)
Meningkatkan
akses
layanan
sanitasi
yang
sehat
Terciptanya
sarana
dan
prasarana
air
bersih,
air
limbah,
persampahan
dan
sistim
drainase
yang
sesuai
dengan
kebutuhan dan
tuntutan
kemajuan
pembangunan
Sasaran
Data Dasar*)
(2)
(3)
1.
Belum
adanya
juklak,
Tersedianya
juknis
dan
perencanaan
standardisasi
teknis
pengelolaan sektor
sanitasi
skala yang memadai terkait
Kabupaten
yang pembangunan drainase
yang komprehensif
terintegrasi
dan
berkelanjutan
Meningkatnya
cakupan
layanan
sektor
sanitasi
melalui peningkatan
sarana
prasarana
sanitasi
yang
memadai
SSK (Saat Ini)
- 2016
Status saat ini
(4)
2. Dimensi
rencana
saluran
drainase
masih
belum
optimal/ideal
1. Kondisi tanah yang
mudah tererosi dan
kemudian mengendap
dalam
saluran
sehingga mengurangi
kemampuan
saluran
untuk
mengalirkan
debit banjir
2. Kondisi topografi yang
terjal di bagian hulu
dan
relatif
landai
dibagian hilir
3. Global
warming
menyebabkan
kenaikan permukaan
air
laut.
Hal
ini
menyebabkan kenaikan
aliran
balik
pada
saluran
drainase.
Sungai/saluran tidak
dapat mengalir jika
banjir
datang
bersamaan dengan air
laut pasang
4. Saluran
pembuang
terganggu
akibat
penyempitan
penampang sehingga
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 32
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
kapasitas
alirnya
berkurang.
dan
kebiasaan
perilaku
masyarakat
yang
membuang sampah ke
saluran
Sumber: SSK 2011 dan BPS 2012
2.3. Profil Sanitasi Saat Ini
Pembangunan Kabupaten Sumbawa Barat selama 10 tahun yang
disertai dengan dinamikanya yang kompleks telah memberikan pondasi
pembangunan yang cukup bagi keberlanjutan pembangunan selanjutnya
dan memberikan jalan bagi tewujudnya Kabupaten Sumbawa Barat yang
luar biasa.
Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam
peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi
dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan lintas sektoral yang menjadi
bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai
bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman
perkotaan.
Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas
sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat
lebih difokuskan kepada upaya
peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai
subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di
Kabupaten
Sumbawa
Barat
difokuskan
kepada
penataan
drainase
lingkungan, pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi
terhadap air tanah oleh limbah dan bakteri hasil kegiatan manusia
khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau
pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan
kontinuitas penyediaan air minum bagi masyarakat pada umumnya. Profil
sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat saat ini akan dijelaskan tentang sistem
dan infrastruktur serta cakupan akses pelayanan air limbah domestic,
persampahan dan drainase perkotaan.
2.3.1. Air Limbah Domestik
Profil Limbah di Kabupaten Sumbawa Barat
Upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan pembuangan
limbah cair rumah tangga (grey water) di Kabupaten Sumbawa Barat belum
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 33
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
dilakukan secara optimal, masih banyak dijumpai pembuangan air limbah
secara sembarangan. Tidak sedikit pembuangan limbah cair rumah tangga
melalui saluran selokan atau langsung ke sungai tanpa melalui proses
pengolahan sebelumnya. Di Kabupaten Sumbawa Barat juga mengenal
Saluran Pengelolaan Air Limbah (SPAL) ini terbukti dari tabel dibawah ini,
yang menunjukan Rumah yang dipantau 62.70 % dan rumah dengan SPAL
62.93 %.
Air limbah umumnya dibuang melalui selokan atau got menuju
sungai dan bermuara ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu karena
minimnya kepemilikan sumur resapan. Sebagian besar masyarakat masih
membuang air limbah (cuci dan mandi) ke drainase dan masih
bercampurnya antara black water (limbah dari WC ) dengan grey water.
Kesadaran masyarakat rendah untuk melakukan penyedotan tinja
(karena belum ada alat penyedot tinja) dan minimnya usaha sedot septitank
menjadi salah satu kendala pengolahan air limbah. Usaha penyedotan tinja
yang ada masih membuang ke lahan terbuka tanpa pengolahan terlebih
dahulu.
Kondisi umum penanganan limbah cair rumah tangga di Sumbawa
Barat adalah mempergunakan sistem setempat (onsite system) berupa septic
tank, namun juga dijumpai penggunaan cubluk di beberapa tempat. Sampai
saat ini Sumbawa Baarat belum memiliki sistem pengolahan air limbah
terpusat berupa IPAL maupun IPLT dikarenakan kondisi daerah yang tidak
memungkinkan untuk dibangun sistem ini. Walaupun demikian, dibeberapa
lokasi sudah dibangun sistem komunal untuk melayani satu kawasan
pemukiman, kawasan pesantren maupun industri lainnya melalui melalui
program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas). Masih banyak industri
yang tidak memiliki IPAL.
Pengelolaan Air Limbah Keluarga dengan kepemilikan Saran
Sanitasi Dasar juga menunjukan bahwa sarana sanitasi dasar Tahun 2010
yaitu 62.93 % mengalami kenaikan dari 2(dua) tahun sebelumnya. (RPI2JM
2015-2019)
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 34
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.14 : Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Sumbawa Barat
Produk Input
(A)
User Interface
(B)
Pengumpulan dan
(C)
Penampungan/Pengolahan Pengangkutan/Pengaliran
Awal
(D)
(Semi) Pengolahan
AKhir Terpusat
(E)
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
Sungai
Sungai
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 35
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Produk Input
(A)
User Interface
2016
(B)
Pengumpulan dan
(C)
Penampungan/Pengolahan Pengangkutan/Pengaliran
Awal
(D)
(Semi) Pengolahan
AKhir Terpusat
(E)
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
Sungai
Tangki Septik
(individual / komunal)
Sungai
Truk tinja
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 36
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Produk Input
(A)
User Interface
(B)
Pengumpulan dan
(C)
Penampungan/Pengolahan Pengangkutan/Pengaliran
Awal
(D)
(Semi) Pengolahan
AKhir Terpusat
(E)
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
Sungai
Tangki Septik
(individual / komunal)
Drainase
lingkungan
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 37
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Produk Input
(A)
User Interface
2016
(B)
Pengumpulan dan
(C)
Penampungan/Pengolahan Pengangkutan/Pengaliran
Awal
(D)
(Semi) Pengolahan
AKhir Terpusat
(E)
Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir
Sungai
Drainase
lingkungan
Sungai
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 38
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.14 : Tabel Cakupan Layanna Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Sumbawa Barat
Akses Layak (KK)
Akses Dasar (KK)
On-Site
Jumlah
No
Nama Kecamatan
Off-Site
BABs
Penduduk
Tangki
Tangki
Tangki
(KK)
Septik
Septik
Septik
IPAL
IPAL
IPAL
Individual
Komunal (≤
Komunal
Komunal
Kawasan
Kota
(KK)
10 KK)
MCK***
(>10 KK)
Tangki Septik
Individual
(KK)*
Cubluk
Belum Aman**
1
Sekongkang
2,032.00
1,516
-
75
-
-
-
-
441
2
Jereweh
2,205.00
1,896
-
275
-
-
-
-
-
3
Maluk
3,170.00
2,973
-
196
-
-
-
-
-
4
Taliwang
11,653.00
8,707
-
1,048
-
255
-
-
1,500
5
Brang Ene
1,599.00
1,219
-
187
-
80
-
-
113
6
Brang Rea
3,697.00
2,380
-
455
-
-
-
-
729
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 39
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
7
Seteluk
4,821.00
3,854
-
759
-
25
-
-
140
8
Poto Tano
2,759.00
1,115
-
304
-
-
-
-
1,325
Sumber:Sumbawa Barat Dalam Angka 2015, Data Dikes 2015 dan Data DPU 2015
Keterangan:
*) Yang termasuk BABs : BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang dsb.
**) Belum aman : jamban yang tidak dilengkapi tangki septik yang sesuai kriteria atau tidak mempunyai tangki septik yang sama sekali. Cubluk dikategorikan tidak aman
bila dibnagun dengan kriteria kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak antara sumber air bersih yang bukan perpipaan < 10m.
***) MCK : termasuk jamban bersama layak dan MCK Komunal.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 40
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.15. Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Pengolahan Air Limbah Domestik
Kondisi
No
Jenis
Satuan
Jumlah/Kapasitas
Keterangan
Berfungsi
Tidak Berfungsi
SAPAL Setempat (Sistem On-Site)
Tangki Septik
Komunal (≤ 10 KK)
2 MCK
3 Truck Tinja
1
4 IPLT : Kapasitas
SPAL Terpusat (Sistem Off-Site)
Tangki Septik
1
Komunal (> 10 KK)
unit
tidak ada
-
-
unit
unit
861
tidak ada
√
-
-
m³/hari
tidak ada
-
-
unit
tidak ada
-
-
√
-
2 IPAL Komunal
unit
10
3 IPAL Kawasan
unit
tidak ada
-
-
4 IPAL Terpusat
unit
tidak ada
-
-
Sumber: Data Dikes 2015 dan Data DPU 2015
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 41
di bangun tahun
2016
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Peta 2.4 : Pemetaan Air Limbah
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 42
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Cakupan akses layanan air limbah domestik di Kabupaten
Sumbawa Barat tersebar dibeberapa kecamatan seperti yang tersaji pada
tabel 2.14 dan peta gambar 2.4 .Adapun kondisi sarana dan prasarana
pengelolaan limbah domestik dijelaskan pada tabel 2.15.
2.3.2. Persampahan
Profil Persampahan Kabupaten Sumbawa Barat
Salah satu permasalahan utama yang sering menjadi isu
lingkungan yang utama adalah masalah sampah. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah daerah untuk mengelola sampah agar tidak
mengganggu kegiatan masyarakat serta tidak merusak estetika. Pemda
Sumbawa Barat,dalam hal menerapkan 2 sistem pengelolaan, dengan sistem
individual langsung yaitu dengan menampung sampah di TPS (Tempat
Pembuangan Sementara) untuk kemudian diangkut ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) oleh dump truck, dan dengan sistem individual tak
langsung yaitu sampah dikumpulkan di kontainer (yang diletakkan di
tempat-tempat
tertentu,
misalnya
di
sekitar
pasar
atau
kompleks
pemukiman) oleh petugas pengangkut sampah yang setelah itu dibawa ke
TPA dengan menggunakan arm roll.
Pemda Sumbawa Barat telah mulai mencoba menerapkan metode
pemisahan sampah organik dan sampah anorganik di beberapa tempat di
Kabupaten Taliwang terutama di instansi pemerintah. Sampah yang telah
dipisahkan tidak diolah lagi dan tetap dibuang ke TPA (open dumping)
yang sama menggunakan dump truck. Namun demikian, belum ada tindak
lanjut dari metode ini.
TPA sampah di Sumbawa Barat terdapat di desa Batu Putih
Kecamatan Taliwang dan belum dilengkapi oleh IPAL (Instalasi Pengelolaan
Air
Limbah)
karena
masih
menggunakan
sistem
open
dumping
(penimbunan terbuka). Instalasi IPAL ini sebenarnya bermanfaat untuk
mengolah air lindi yang berasal dari tumpukan sampah sehingga tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya.
Pemerintah telah menyediakan 233 unit TPS yang tersebar di
seluruh kecamatan di Sumbawa Barat dan 13 kontainer yang tersebar di
titik-titik yang banyak menghasilkan sampah. Rata-rata volume timbunan
sampah yang terus meningkat tiap tahunnya merupakan akibat dari
pertambahan jumlah penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 43
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Walaupun secara kuantitatif belum terdata, namun dengan meningkatnya
jumlah penduduk maka dapat diprediksi bahwa jumlah timbunan sampah
juga akan meningkat.
Resiko penyebaran berbagai penyakit akan meningkat jika tidak
segera dilakukan upaya pengelolaan pada timbunan sampah. Timbunan
sampah juga dapat mengurangi estetika lingkungan dan terganggunya
kenyamanan penduduk akibat bau tak sedap yang ditimbulkannya. Dalam
beberapa kasus, pengelolaan sampah menimbulkan konflik sosial antar
warga
yang
berkaitan
dengan
penggunaan
lahan
untuk
tempat
penampungan sampah.
Penanganan limbah padat/sampah di Kabupaten Sumbawa barat
sudah menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu Kabupaten kabupaten
yaitu Taliwang. Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Taliwang
pada tahun 2008 sebanyak 84 m3/hari, perminggu 588 m3, perbulan 30.660
m3. Dari volume sampah sebanyak itu sumber dari pemukiman penduduk,
(sampah domestic), pasar pertokoan, tempat hiburan masyarakat, taman,
tempat parker serta sarana milik pemerintah lainnya. Sekitar 90% diangkut
ke TPA Batuh Putih yang berada di Desa Batuh Putih Kecamatan Taliwang.
Sedangkan sisanya yaitu di kelola sendiri oleh masyarakat dengan dipilah
untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang di
sungai.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 44
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.16 : Diagram Sistem Sanitasi Sub Sektor Persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat.
(F)
Produk Input
(A)
User Interface
(B)
(C)
Pengumpulan
Persampahan
Setempat
Sementara (TPS)
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 45
(D)
Pengangkutan
(E)
Daur
(Semi) Pengolahan
Ulang/Pembuangan
Akhir Terpusat
Akhir
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Tabel 2.17 : Tabel Timbulan Sampah per Kecamatan.
Timbulan Sampah
No
Nama Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Sampah Dikelola
Mandiri di Sumber
(%)
1
Sekongkang
2
Jereweh
3
Maluk
4
Taliwang
5
Brang Ene
6
Brang Rea
7
Seteluk
8
Poto Tano
16,759.00
10,528.00
(m³/hari)
(m³/hari)
(%)
(m³/hari)
(%)
(m³/hari)
-
0
0.00
-
-
-
-
0
0.00
-
-
-
-
0
0.00
27.7
19.52
-
-
100
14.45
-
-
77.4
4.28
-
-
81.7
13.04
-
-
100
26.32
-
-
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
(%)
Total
-
13,325.00
14,160.00
(%)
Sampah Tidak
Terproses
-
9,462.00
5,778.00
(m³/hari)
Sampah Terangkut ke
TPA
-
9,191.00
49,795.00
Sampah Terproses 3R
BAB II - 46
72.3
104.97
-
-
100
124.49
-
-
-
100
14.45
22.6
31.13
-
-
100
35.40
18.3
28.86
-
-
100
41.90
-
-
-
100
26.32
-
-
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.18 : Kondisi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
Kondisi
No
1
Jenis Prasarana /
Sarana
Satuan
Jumlah
Kapasitas
Ritasi/
Hari
Ket
Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Pengumpulan
Setempat
- Gerobak sampah
unit
-
-
-
-
-
-
-
- Motor sampah
unit
45
1 m3
2x
34
-
11
BLH
- Pick up sampah
unit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tempat
Penampungan
Sementara (TPS)
- Bak biasa
unit
- Kontainer
unit
-
-
-
-
- Transfer depo
unit
29
6 m3
1x
8
- SPA (Stasiun
Peralihan Antara)
unit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pengolahan Sampah
21
- TPS 3R
unit
- ITF
unit
3
8 m3
1x
2
1
- Bank sampah
unit
5
-
2x
3
2
- Incinerator
unit
-
-
-
-
-
-
TPA/TPA Regional
- Lahan urug saniter
- Lahan urug
terkendali
- Penimbunan
terbuka
- Luas total lahan
TPA
- Luas sel landfill
- Daya tampung TPA
1
Ha
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ha
m³/hari
Alat Berat
-
Buldozer
unit
-
-
-
-
-
-
-
Exavator/back
hoe
unit
5
-
-
-
-
-
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 47
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
-
Truk tanah
unit
IPL (Instalasi
Pengolahan
Lindi)
Hasil pemeriksaan lab
(BOD & COD)
2016
0,98
-
-
-
-
-
106
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
Efluen di inlet
mg/l
1
-
-
Efluen di outlet
mg/l
1
-
-
Sumber: BLH KSB 2015
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 48
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Peta 2.5 : Pemetaan Persampahan
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 49
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
2.3.3. Drainase
Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang
berfungsi untuk mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak
mengganggu masyarakat maupun pengguna jalan serta dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia.
Saat ini perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat
pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang
maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak
kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air
dan bantaran sungai dihuni oleh penduduk.
Kondisi ini akhirnya
meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan
sungai
dan
membawa
dampak
rendahnya
kemampuan
drainase
mengeringkan kawasan terbangun, untuk mengalirkan air ke laut.
Dalam penanganan drainase perlu memperhatikan berbagai faktor
yang dapat menimbulkan permasalahan, salah satunya berupa masalah
genangan air. Ada beberapa kawasan di Kabupaten Sumbawa Barat terjadi
masalah genangan air yang pada umumnya disebabkan antara lain karena
prioritas penanganan drainase kurang mendapat perhatian, kurangnya
kesadaran bahwa pemecahan masalah genangan harus melihat pada sistem
jaringan saluran secara keseluruhan yang mengakibatkan hambatan (backwater) dan beban saluran dari hulunya, tidak menyadari bahwa sistem
drainase kawasan harus terpadu dengan sistem badan air regionalnya
(system
flood
control),
kurang
menyadari
bahwa
pemeliharaan
(pembersihan dan perbaikan) saluran merupakan pekerjaan rutin yang
sangat penting untuk menurunkan resiko genangan, belum optimalnya
koordinasi antara pihak terkait agar sistem pengaliran air hujan dapat
berjalan dengan baik.
Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase
perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase
yang berwawasan lingkungan.
Berlainan dengan paradigma lama yang
prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima
secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar
lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan
buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur
resapan, penataan lansekap dan lain-lain. Lokasi genangan yang ada di
Kabupaten Sumbawa Barat tersebar di beberapa lokasi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 50
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.19 : Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan
Wilayah Genangan
No
Lokasi Genangan
Luas
Ketinggian
Ha
m
Lama
Infrastruktur
Frekuensi
Penyebab***
Jam/hari Kali/tahun
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 51
Jenis
Keterangan
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Tabel 2.20 : Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di KAbupaten Sumbawa Barat
No
1
Jenis Prasarana /
Sarana
Dimensi
Bentuk
Satuan
Penampang
Saluran *
- Saluran Primer A
m
- Saluran Sekunder A1
m
- Saluran Sekunder A2
- Saluran Tersier A1
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa
- Pintu Air
unit
- Kolam Retensi
unit
- Trash rack/ saringan
unit
sampah
- S. Primer B
m
- Saluran Sekunder B1
m
- Saluran Tersier B1
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 52
B**
Kondisi
H***
Berfungsi
Frekuensi
Tidak
Pemeliharaan
Berfungsi
(kali/tahun)
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa
unit
- Pintu Air
unit
- Kolam Retensi
unit
- Trash rack/saringan
unit
sampah
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 53
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Peta 2.5 : Peta Lokasi Genangan Kabupaten Sumbawa Barat
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 54
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2.4. Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi
2.4.1. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik
No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan sarana dan prasarana (user interfacepengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuanagn akhir)
serta Dokumen Perencanaan Teknis
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang
– undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 55
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Gambar 2.6 : Peta Area Beresiko Air Limbah
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 56
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.21 : Tabel Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik
Wilayah Prioritas
No
Area Berisiko
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Sumber:
2.4.2. Area Beresiko dan Permasalahan Persampahan
No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan sarana dan prasarana (user interfacepengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuanagn akhir)
serta Dokumen Perencanaan Teknis
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang
– undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 57
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Gambar 2.7 : Peta Area Beresiko Persampahan
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 58
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.22 : Tabel Area Beresiko Sanitasi Persampahan
Wilayah Prioritas
No
Area Berisiko
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Sumber:
2.4.3. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase Perkotaan
No
Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis : Pengembangan sarana dan prasarana (user interfacepengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuanagn akhir)
serta Dokumen Perencanaan Teknis
2. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, peraturan dan perundang
– undangan, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 59
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2016
Gambar 2.7 : Peta Area Beresiko Drainase Perkotaan
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 60
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Tabel 2.23 : Tabel Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan
Wilayah Prioritas
No
Area Berisiko
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Sumber:
Pokja PPSP Kab. Sumbawa Barat
BAB II - 61
Download