BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Islam berusaha

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam berusaha untuk menempatkan manusia kepada kedudukannya
sebagai ‘abdun dan khalifah Allah fi al-Ardh yang berimplikasi kepada
pendidikan bahwa manusia sebagai ‘abdun harus taat dan patuh kepada Allah
SWT sebagai Pendidik dan Penguasa seluruh alam, serta menjadi pemimpin
bagi seluruh ummat khususnya ummat Islam dan menjaga kelestarian alam
ini. Hal tersebut oleh Nabi Ibrahim coba wujudkan dengan memberikan
pendidikan Islam kepada anak keturunannya, sehingga seperti yang telah kita
ketahui keturunan Nabi Ibrahim merupakan keturunan yang soleh dan menjadi
Nabi dan Rasul, menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT dan menjadi
pemimpin ummat Islam. Pendidikan Islam dalam keluarga Nabi Ibrahim yang
tertera dalam Tafsir al-Munîr karya Wahbah az-ZuḼaili dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Menjadi hamba yang sabar atas ujian dan cobaan dari Allah SWT
sebagaimana yang telah Nabi Ibrahim alami sehingga, setelah kita
mampu untuk melewati ujian dan cobaan dari Allah SWT sehingga
mampu mengemban amanah sebagai pemimpin bagi umat
manusia. selain itu, dari Qur an surat al-Baqarah ayat 124
mengisyaratkan bahwa manusia menginginkan keturunan yang
lebih baik, khususnya dalam aspek agama daripada pendahulunya,
yakni orang tua. Sehingga orang tua dituntut untuk mempersiapkan
80
generasi penerusnya agar menjadi hamba yang lebih baik dan lebih
bertakwa kepada Allah SWT yang puncaknya akan mengemban
amanah sebagai pemimpin bagi umat manusia.
2. Agar senantiasa berdoa untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan
anggota keluarga yang lain agar dapat meneruskan dan
menjalankan agama Islam setiap waktu.
3. Memberikan wasiat dan nasehat kepada anak agar selalu berpegang
teguh pada ajaran Islam yang telah dipilihkan oleh Allah SWT dan
tidak memilih selain ajaran Islam karena akan berakibat terpecahbelahnya umat Islam khususnya di dalam keluarga itu sendiri.
4. Selalu menjaga diri sendiri dan anggota keluarga agar terhindar
dari kesyirikan kepada Allah SWT.
5. Menjadikan rezeki yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas peribadatan kita kepada Allah SWT sehingga rezeki
yang diperoleh menjadi rezeki yang berkah.
6. Menjadi hamba yang solih dengan menjaga hubungan baik antara
manusia dengan cara memiliki etika dan norma yang baik sehingga
dicintai oleh masyarakat sehingga terciptanya keseimbangan
hubungan dengan Allah SWT dengan menjalankan syariat ibadah
dan hubungan masyarakat dengan bermuamalah yang baik menurut
syariat.
81
7. Setiap anggota keluarga harus menjadi hamba yang bersyukur atas
nikmat Allah SWT sehingga nikmat tersebut dapat kita pergunakan
untuk beribadah kepada Allah SWT.
8. Menjadi rumah tangga yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan
yang menciptakan generasi penerus ajaran Islam.
9. Mewujudkan lingkungan yang dapat menunjang peningkatan
ibadah kepada Allah SWT.
10. Lebih mengutamakan pendidikan Islam daripada pendidikan yang
lain.
11. Mewujudkan lingkungan keluarga yang agamis dengan cara
melaksanakan salat dengan sempurna dan senantiasa menjaga salat
setiap waktu.
12. Berdialog antar anggota keluarga, khususnya kepada anak tentang
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sebagai seorang
Muslim dengan dialog yang baik sehingga sang anak dapat
melakukan kewajibannya tanpa terbebani dari perintah orang tua
serta menimbulkan kesadaran dalam diri sendiri atas kewajiban
yang harus dilakukannya.
Sebagai pendidik bagi anak dalam keluarga yakni orang tua harus
memberikan materi pendidikan Islam yang mampu menjadikan anak keturunanya
generasi yang memegang teguh pada ajaran Islam. Selain itu, orang tua juga
diharuskan untuk memberikan nasehat, wasiat beserta panjatan doa agar tujuan
dalam pendidikannya tercapai. Metode yang paling efektif digunakan untuk
82
menyampaikan materi pendidikan Islam adalah dengan metode dialog,
sebagaimana keberhasilan Nabi Ibrahim dalam membangun komunikasi dengan
Nabi Ismail mengenai perintah dari Allah SWT. Selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi terhadap pencapaian tujuan pendidikan Islam yakni dengan barometer
salat.
Banyaknya kejahatan yang dialami oleh anak, baik dia menjadi pelaku
maupun korban, diakibatkan oleh minimnya kesadaran dan kelalaian orang tua
dalam memberikan pendidikan Islam. Padahal keluarga merupakan lembaga
yang pertama dan utama dalam memberikan pendidikan Islam. Anak juga
menghabiskan kurang lebih 18 jam dalam lingkungan keluarga. Sehingga
keluarga mempunyai peran yang sangat kuat dalam mendidik anak agar
menjadi manusia yang menempati sesuai dengan kedudukannya yakni sebagai
‘abdun dan khalifah Allah fi al-Ardh. Role model pendidikan Islam dalam
keluarga Nabi Ibrahim dapat menjadi rujukan serta diteladani bagi keluarga
masa kini dalam memberikan pendidikan Islam kepada anak.
B. Saran-saran
Dalam penelitian pendidikan keluarga Islam dalam keluarga Nabi
Ibrahim prespektif Tafsir al-Munîr hanya mengkaji mengenai pendidikan
keluarga Islam dalam keluarga Nabi Ibrahim yang terdapat dalam Tafsir alMunîr serta relevansi dengan keluarga masa kini. Dalam penelitian tersebut
masih terasa kurang mengenai pembahasan tentang upaya-upaya yang harus
dilakukan guna menyadarkan keluarga dalam memahami perannya untuk
memberikan pendidikan Islam pada anak. Sehingga perlu dilakukan penelitian
83
lanjutan mengenai upaya-upaya yang efektif guna mengembalikan peran
keluarga dalam memberikan pendidikan Islam.
Penelitian ini juga tidak ada gunanya jika tidak ditindak lanjuti oleh
pihak-pihak yang terkait. Maka dari itu, diharapkan kepada lembaga
pendidikan baik formal maupun informal, lembaga resmi pemerintah serta
pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini untuk membuat langkah-langkah
produktif dalam menyelesaikan masalah pendidikan Islam pada anak.
Sehingga pendidikan Islam pada anak dapat terlaksana dengan tujuan
utamanya yakni menempatkan manusia pada kedudukannya sebagai ‘abdun
dan khalifah Allah fi al-Ardh.
Download