laporan awal - Pusdiklat Perdagangan

advertisement
LAPORAN AWAL
Pengembangan Sistem Informasi
Layanan Terpadu
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT)
Kementerian Perdagangan
12/1/2016
CV. Raina Mandiri
Aditya Pratama
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan ini berisikan rencana kegiatan yang dilakukan oleh konsultan
untuk dapat menyelesaikan kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan
Terpadu (SIPELAT) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Perdagangan Tahun
Anggaran 2016.
Laporan Pendahuluan ini juga berisikan metodologi yang akan digunakan oleh konsultan
yang dalam hal ini CV. Raina Mandiri selaku perusahaan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Selain menggunakan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen laporan pendahuluan ini,
sebagian besar isi dari laporan juga didasarkan pada pengalaman perusahaan dalam
melakukan pekerjaan sejenis.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (SIPELAT)
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan dan/atau kompetensi Sumber Daya Manusia
pendataan diklat di PUSDIKLAT Kementerian Perdagangan.
2. Menyediakan dukungan teknis demi berfungsinya dengan baik sistem pendataan
dan pengolahan data pendidikan di PUSDIKLAT yang mencakup perangkat keras,
perangkat lunak serta mekanisme kerja pendataan dan pengolahan data.
3. Menjamin keberlangsungan Pengembangan Pelayananan.
2
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan
Terpadu adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kemampuan dan atau kompetensi Sumber Daya Manusia
pendataan kediklatan.
2. Berfungsinya dengan baik sistem pendataan dan pengolahan data kediklatan.
3. Terciptanya Pangkalan Data Diklat yang didukung oleh jaringan data yang lebih
terjamin kesinambungannya.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Terpadu adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun agenda kediklatan pertahun dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Perdagangan
2. Menyusun materi kediklatan beserta pengajar diklat
3. Melakukan seleksi asrama diklat serta teknik implementasi sistem pendataan
dan pengolahan data asrama yang efektif.
4. Melakukan/mendukung pelaksanaan pengecekan akurasi, penginputan dan
kompilasi data-data kediklatan.
Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penerapan interoperabilitas sistem informasi instansi pemerintah
direncanakan selama 5 (lima) bulan terhitung kontrak ditandatangani. Jadwal
pelaksanaan pekerjaan secara lebih rinci akan dijelaskan terpisah.
3
4
BAB 2
Metodologi Kerja
Seluruh aplikasi berbasis web merupakan model 3-tier yang merupakan integerasi dari 3
(tiga) aplikasi sekaligus yaitu:
1. Database Server : Dapat menggunakan MYSQL, MSSQL, PosgresSQL, Oracle, DB2
bahkan menggunakan Mirosoft Acess.
2. Web Server : Menggunakan Apache WS, Tomcat WS, IBM Webspheres, dan
sebagainya.
3. User Application : Menggunakan Browser Internet Seperti Firefox,IE, Safari dan
sebagainya.
Bagan 1
Model 3-Tier Application
5
Kerangka Sistem Aplikasi
Kerangka Sistem yang akan konsultan pergunakan untuk pengembangan sistem ini
adalah kerangka sistem aplikasi berbasis Web dimana dengan model aplikasi 3-Tier
termasuk aplikasi web dapat memberikan kelebihan-kelebihan portabilitas dan efesiensi
pengembangan sistem daripada aplikasi yang berbasis sistem operasi misalkan aplikasi
berbasis Desktop pada sistem operasi Windows. Jika suatu saat manajemen akan
melakukan perubahan perangkat sistem operasi misalkan dari Windows kemudian
menggunakan Linux maka aplikasi yang dikembangan berbasis web masih dapat
digunakan.
Berikut ilustrasi langkah-langkahnya:
1. Sistem di Komputer Client Mengakses aplikasi via Web Browser
2. Permintaan Alamat server dan Permintaan data dikirim ke aplikasi server
3. Aplikasi server sebagai pool layanan permintaan data
4. Web server akan meneruskan permintaan ke aplikasi database
5. Database aplikasi akan melakukan query dan memberikan hasil permintaan data
ke web aplikasi
6
Tahapan Pengembangan Aplikasi
Ada beberapa metode pengembangan website. Yang umum digunakan antara lain
adalah:

Web Rapid Application Development (Web RAD)

Waterfall Model (Model Rekayasa Web Air Terjun)
Metode Web RAD:

Adalah proses pembuatan aplikasi dimana desainer tidak memerlukan banyak

Metode ini dapat mempercepat proses pembuatan aplikasi, tapi mengakibatkan

Metode ini tidak disarankan untuk pembuatan aplikasi berskala besar.
diskusi dengan pihak klien sehubungan dengan desain aplikasi yang ditampilkan.
banyak kekurangan yang terjadi.
Sedangkan metode Waterfall Model (Model Rekayasa Web Air Terjun):

Adalah proses pembuatan aplikasi secara terstruktur dan berurutan dimulai dari
penentuan masalah, analisa kebutuhan, perancangan implementasi, integrasi, uji
coba sistem, penempatan situs web dan pemeliharaan.

Metode ini cocok untuk pembuatan aplikasi berskala besar.

Penentuan Masalah; Pada tahap ini dilakukan diskusi antara pihak pengembang
dan klien mengenai apa tujuan pembuatan aplikasi bagi klien dan apa saja
keuntungan yang diperoleh klien dari pembuatan aplikasi tersebut.

Analisa Kebutuhan; pada tahap ini dilakukan analisa kebutuhan dan spesifikasi
lengkap tentang isi, jenis skrip yang digunakan, menentukan aplikasi atau
7
dinamis, penggunaan multimedia dan kebutuhankebutuhan lainnya. Pada tahap
ini harus menerangkan sejelas-jelasnya terhadap aplikasi yang akan dibangun.

Perancangan; pada tahap ini kelompok database desainer dan kelompok
programmer berkolaborasi dalam menentukan rancangan aplikasi sesuai dengan
spesifikasi yang diberikan.

Implementasi; pada tahap ini dilakukan proses implementasi terhadap seluruh
situs web sesuai dengan tugas masing-masing kelompok. Pada tahap ini
dilakukan proses uji coba masing-masing unit, sehingga dapat diketahui bagian
mana yang masih harus diperbaiki.

Integrasi; adalah tahapan yang dilakukan penggabungan dari semua komponen
penyusun aplikasi, sehingga menjadi aplikasi yang solid dan sesuai dengan
spesifikasi yang ada.

Uji coba sistem; pada tahap ini dilakukan proses uji coba terhadap sistem yang
dibangun termasuk di dalamnya sistem navigasi, fasilitas aplikasi seperti agenda
diklat, asrama, login pengguna dan fasilitas lainnya diuji
Setelah berdiskusi, metodologi yang digunakan Konsultan dalam pembuatan aplikasi
web ini adalah metodologi waterfall yang bertujuan untuk pencapaian penyelesaian
pekerjaan secara baik dan tepat waktu.
8
Tahap-tahapan yang diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
9
BAB 3
Organisasi dan Tenaga Ahli
Organisasi proyek disusun dengan mengombinasikan personil dari konsultan dengan
staf dan pimpinan baik dari Departemen Komunikasi dan Informatika maupun dari pihak
Instansi lain yang terkait dengan kegiatan ini, dalam hal ini adalah Departemen Dalam
Negeri, Departemen Kesehatan, BAPPENAS dan BPS. Dengan melibatkan pegawai
Departemen Komunikasi dan Informatika dan dari pihak instansi terkait lainnya dalam
tim proyek ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses pelaksanaan serta
meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.
Berikut adalah gambar struktur organisasi kerja dari tim Pembuatan Aplikasi
Interoperabilitas Sistem Informasi Inter Departemen.
Tim Pengarah
DEPKOMINFO, Waditra
Tim Pendamping
Ketua Tim
DEPKOMINFO, Instansi2 lain
Waditra
Tim Tenaga Ahli
Tim Pendukung,
Waditra
Waditra
Tenaga Ahli dan Pendukung
Sesuai dengan dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan penyusunan Pembuatan
Aplikasi Interoperabilitas Sistem Informasi Inter Departemen, Tenaga Ahli yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Project Manager
10

Sistem Analis

Programmer

Ahli Database
Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga ahli yang
diusulkan untuk Pekerjaan Pembuatan Aplikasi Interoperabilitas Sistem Informasi Inter
Departemen.
a.
Project manager, yang mampu memimpin proyek pengembangan sistem informasi
serta mengatur strategi dan koordinasi pekerjaan.
Kualifikasi :
•
•
•
•
•
•
•
Berpendidikan minimal S1.
Berpengalaman dibidangnya minimal 5 tahun.
Mampu membuat rencana strategis dalam menjalankan proyek pengembangan
sistem informasi.
Mampu mengatur dan mengkoordinasikan aktifitas kegiatan pengembangan
system informasi.
Mampu mengalokasikan sumberdaya yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem informasi.
Mampu mengawasi pengembangan sistem informasi.
Mampu membuat laporan hasil kegiatan kepada pengguna.
b. Sistem Analis, yang menguasai kemampuan menganalisis permasalahan dan
merancang sistem informasi, memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.
Kualifikasi :
11
•
•
Berpendidikan minimal S1.
Mampu membuat rencana dan menganalisa sistem serta merancang konsep
arsitektur interoperabilitas dan membuat aplikasi yang dapat mengkoneksikan
beberapa sistem informasi yang memiliki bisnis proses dan struktur database
•
•
berbeda.
Mampu merancang bisnis proses.
Mampu membuat dokumentasi sistem aplikasi.
c. Programmer, menguasai pemrograman berorientasi objek berbasis web open
source terutama Apache, Php5, Java-native, Javascript, XML, Ajax.
Kualifikasi :
•
•
•
Berpendidikan minimal D3 dan berpengalaman dibidangnya
Menguasai berbagai perangkat lunak terutama open source
Mampu membuat aplikasi berbasis web sesuai dengan rancangan dan mampu
menghubungkan beberapa aplikasi yang memiliki platform ataupun database
yang berbeda.
d. Ahli Database, memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi, menguasai
relational database.
Kualifikasi :
•
•
•
•
Berpendidikan minimal D3
Menguasai berbagai penggunaan database server (MySQL, PostgreSQL,
MSSQLServer, Oracle).
Mampu merancang dan membangun database
Mampu membuat dokumentasi rancangan database
12
Download